BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil"

Transkripsi

1 50 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil belajar mengajar menggunakan permainan menemukan gambar sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan kosakata nomina bahasa. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 19 September sampai dengan tanggal 17 Oktober. Treatment yang dilakukan sebanyak tiga kali treatment. A. Kegiatan Pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pasundan 2 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Sampel terdiri atas dua kelas, yaitu siswa kelas XI IPA 3 dan XI IPA 4. Kelas XI IPA 3 terdiri dari 20 siswa merupakan kelas eksperimen. Sedangkan XI IPA 4 terdiri dari 20 siswa merupakan kelas kontrol. Dalam proses belajar mengajar pada penelitian ini, penulis melakukan tiga kali pertemuan di kelas kontrol dan tiga kali pertemuan dengan tiga kali perlakuan (treatment) di kelas eksperimen. 1. Kelas Eksperimen a. Pertemuan Pertama Pertemuan pertama berlangsung pada tanggal 19 Sepember Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada awal pembelajaran yaitu:

2 51 a) Pendahuluan 1) Salam 2) Presensi 3) Menginformasikan target pembelajaran 4) Memotivasi dan mengkondisikan pelajaran b) Inti Kegiatan inti berlangsung selama setelah pendahuluan. Adapun kegiatan yang berlangsung dalam kegiatan inti yaitu: 1) Pengenalan Materi Adapun kosakata- kosakata yang diberikan adalah: ほん ノート じしょ きょうかしょ ものさし えんぴつ けしゴム かばん うでどけい けいたいでんわ さいふ パソコン ぼうし まんが めがね でんたく ふでばこ ボルペン くし ペン かざり 2) Pengenalan Cara Bermain a. Guru menjelaskan tujuan dan cara bermain menemukan gambar ini kepada murid. b. Kelas di bagi atas beberapa kelompok. c. Guru membagikan 1 kotak untuk setiap kelompok.

3 52 d. Setelah itu guru memperlihatkan gambar benda satu-persatu kepada semua murid sebanyak 2 kali. Kemudian semua gambar dimasukkan ke dalam kotak masing-masing kelompok. e. Guru menyebutkan salah satu kosakata, kelompok yang menemukan terlebih dahulu kartu bergambar yang sesuai dengan kosakata yang disebut oleh guru harus mengangkat tangan dan menunjukkannya kepada guru serta kepada kelompok lainnya. f. Kelompok lainnya ditanya oleh guru apakah jawaban yang diberikan pemengang gambar benar atau tidak? g. Bila jawaban benar, kelompok tersebut diberi nilai 100. Tetapi, bila jawaban salah kelompok tersebut diberikan hukuman yang menghibur. h. Apabila seluruh kosakata telah selesai disebutkan, maka kotak terbuka dan kartu bergambar dikumpulkan kembali. 3) Menerapkan permainan menemukan gambar dalam pembelajaran kosakata. c) Penutup Kegiatan penutup berlangsung setelah kegiatan inti berlangsung. Adapun kegiatan-kegiatan yang berlangsung adalah: 1) Memastikan pemahaman siswa tentang materi

4 53 2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran 3) Memberikan kesempatan siswa bertanya 4) Memotivasi siswa 5) Menutup pelajaran Pada pertemuan pertama ini siswa merasa kebingungan dengan diterapkannya teknik permainan menemukan gambar dalam pembelajaran bahasa, karena dalam pembelajaran sebelumnya siswa tidak pernah berperan aktif dalam pembelajaran mereka cenderung pasif. Setelah diterangkan cara bermain dan tujuan pembelajaran siswa menjadi mengerti bagaimana tata cara permainan ini dimulai. Pada saat menit-menit pertama keadaan kelas sedikit agak bising dikarenakan pembelajaran ini dilakukan secara berkelompok, tetapi setelah diperingatkan oleh penulis bahwa permainan ini bukan sekedar permainan yang menyenangkan tetapi punya tujuan yang khusus yakni agar para siswa bisa lebih mudah mengahafal kosakata nomina bahasa. (RPP terlampir) b. Pertemuan Kedua Pertemuan kedua berlangsung pada tanggal 26 Sepember Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada awal pembelajaran yaitu: a) Pendahuluan 1) Salam 2) Presensi

5 54 3) Menginformasikan target pembelajaran 4) Memotivasi dan mengkondisikan pelajaran b) Inti Kegiatan inti berlangsung selama setelah pendahuluan. Adapun kegiatan yang berlangsung dalam kegiatan inti yaitu: 1) Pengenalan Materi Adapun kosakata- kosakata yang diberikan adalah: ごみばこ しゃしん かびん ざっし ほうき かがみ くつ くつした しんぶん せんぷうき カレンダー ほんだな とけい こくばんけし ちず こくばん つくえ いす はさみ かさ ジャケット エアコン カーテン ドア まど 2) Penerapan teknik permainan menemukan gambar dalam pembelajaran bahasa. c) Penutup Kegiatan penutup berlangsung setelah kegiatan inti berlangsung. Adapun kegiatan-kegiatan yang berlangsung adalah: 1) Memastikan pemahaman siswa tentang materi 2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran

6 55 3) Memberikan kesempatan siswa bertanya 4) Memotivasi siswa 5) Menutup pelajaran Pada pertemuan kedua ini penulis tidak lagi menjelaskan bagaimana tata cara permainan menemukan gambar ini, karena setelah kegiatan pendahuluan usai murid langsung membentuk kelompoknya masing-masing, setelah kelas dirasa kondusif penulis langsung membagikan kotak terbuka kesetiap kelompoknya, lalu penulis memperlihatkan dulu satu-persatu materi yang ada pada gambar yang akan dipelajari hari ini. Pembelajaran hari ini berlajan sesuai bagaimana yang ditulis penulis dalam RPP, dimulai kegiatan pendahuluan, inti dan berakhir dengan adanya tes evalusi untuk mengukur apakah ada peningkatan setelah dilakukan treatment pada hari ini. (RPP terlampir) c. Pertemuan Ketiga Pertemuan kedua berlangsung pada tanggal 3 Oktober Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada awal pembelajaran yaitu: a) Pendahuluan 1) Salam 2) Presensi 3) Menginformasikan target pembelajaran 4) Memotivasi dan mengkondisikan pelajaran

7 56 b) Inti Kegiatan inti berlangsung selama setelah pendahuluan. Adapun kegiatan yang berlangsung dalam kegiatan inti yaitu: 1) Pengenalan Materi Adapun kosakata- kosakata yang diberikan adalah: こちょしつ しょくいんしつ ほけんしつ としょしつ j むしつ トイレ きょうしつ こうてい LL- きょうしつ がっこう せいとしどうしつ たいいくかん しょくどう 2) Penerapan teknik permainan menemukan gambar dalam pembelajaran bahasa. c) Penutup Kegiatan penutup berlangsung setelah kegiatan inti berlangsung. Adapun kegiatan-kegiatan yang berlangsung adalah: 1) Memastikan pemahaman siswa tentang materi 2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran 3) Memberikan kesempatan siswa bertanya 4) Memotivasi siswa 5) Menutup pelajaran

8 57 Pada pertemuan ketiga ini yaitu treatment terakhir siswa terlihat lebih aktif dalam pembelajaran. Selain lebih aktif siswa lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran kosakata nomina bahasa. Pada pertemuan ketiga ini siswa-siswi terlihat lebih saling mendukung terhadap teman sekelompoknya agar kelompok mereka selalu menjawab pertanyaan dari penulis. Karena diawal pertemuan penulis menyebutkan bahwa hari ini akan mengakumulasikan sekor yang mereka dapat dari tiap pertemuannya, siswa merasa lebih bersemangat lagi karena setiap kelompoknya ingin menjadi kelompok yang paling besar nilai skornya. Diakhir pertemuan penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih karena siswa sangat membantu penulis. 2. Laporan pemberian post-test dan angket kelas eksperimen Pelaksanaan pemberian post-test diberikan hari Rabu, 17 Oktober 2012 jam Namun diluar perkiraan, siswa menyelesaikan soal posttest dalam waktu 30 menit. Karena soal-soal ini dibuat menarik yaitu ada gambar didalam soal yang membuat para siswa lebih cepat untuk mengerjakan soal tesebut. Selain post-test, penulis juga memberikan angket sebagai salah satu syarat untuk melengkapi data. Angket ini diberikan kepada siswa kelas eksperimen setelah siswa menyelesaikan soal post-test. Angket ini berupa angket terbuka dengan jumlah enam pertayaan.

9 58 3. Kelas Kontrol Di kelas kontrol, peneliti melakukan proses belajar mengajar sebanyak tiga kali pertemuan dan satu kali pertemuan diisi oleh post-test. Proses belajar mengajar di kelas kontrol dilaksanakan setiap hari Rabu pukul WIB. Pada pertemuan pertama penulis mengisi presensi siswa, menginformasikan target dan materi yang diajarkan hari ini. Pembelajaran yang dilakukan di kelas kontrol berbeda dengan kelas eksperimen. Di kelas kontrol ini menggunakan metode konvensional sesuai dengan metode mengajar guru di sekolah tersebut. Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan pada kelas kontrol pun tidak berbeda dengan kelas eksperimen. Pada pertemuan pertama ini tidak begitu mendapat kesulitan saat proses belajar berlangsung karena siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat untuk mengikuti proses belajar bersama penulis dalam meningkatkan hafalan siswa tentang kosakata nomina. Seperti halnya pertemuan pertama, penulis tidak mengalami kesulitan yang begitu berat. Pada pertemuan kedua materi yang disampaikan pun stidak berbeda dengan materi yang disampaikan pada kelas eksperimen. Pada pertemuan kedua ini siswa sedikit terlihat bosan dengan cara peneliti menyampaikan materi hanya dengan metode ceramah terlihat dari cara mereka merespon setiap pertayaan dari penulis. Pada pertemuan ketiga ini, sama halnya dengan pertemuan sebelumnya, penulis masih menggunakan metode ceramah yang diterapkan dalam

10 59 pembelajaran kosakata nomina bahasa dikelas kontrol ini. Pada pertemuan ketiga ini, penulis merasa perlu mengulang kembali atau mengingatkan kembali kosakata apa saja yang telah diberikan pada pertemuan pertama dan kedua. Ternyata, masih banyak pembelajar yang tidak menhafalnya, untuk lebih memperlancar, penulis bersama-sama menyebutkan kembali tiap kosakata. Materi yang diberikan pada pertemuan ketiga ini tidak berbeda dengan materi yang diajarkan dikelas eksperimen. Setelah penelitian pada pertemuan ketiga atau pertemuan terakhir ini selesai, penulis mengucapkai terimakasih kepada pembelajar karena telah membantu banyak pada kegiatan penelitian ini. Evaluasi dilakukan setiap diakhir pertemuan dengan tes lisan dan tulisan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa setelah proses pembelajaran. Seperti halnya kelas eksperimen kelas kontrolpun diberikan soal post-test sebagai salah satu kelengkapan data yang akan dianalisis oleh penulis. Tetapi pada kelas kontrol tidak diberikan angket dikarenakan kelas kontrol adalah kelas pembanding yang akan membandingkan penguasaan hafalan dengan siswa kelas eksperimen. B. Analisis Data Hasil Post-test Hasil post-test kosakata nomina bahasa pada kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan (treatment) permainan menemukan gambar di kelas eksperimen dan kelas kontrol (tidak mendapatkan treatment) dapat dilihat pada tabel berikut:

11 60 Tabel 4.1 Perolehan Hasil Analisi Data Post-test Kelas Eksperimen Kelas Kontrol N Rata rata 87,9 76,35 Standar deviasi 9,87 12,15 Standar eror 2,26 2,79 SEM x.y 3,58 3,58 t hitung 3,22 3,22 Sebagai penafsiran data yang telah diperoleh, penulis menggunakan standar penilaian UPI, yaitu: Tabel 4.2 Penafsiran Standar Penilaian UPI Angka Keterangan Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali Gagal Tabel di atas menunjukkan bahwa mean nilai post-test kelas eksperimen adalah sebesar 87, 9 berdasarkan penafsiran standar penilaian UPI berada pada yang berarti baik sekali, dan perolehan mean nilai post-test kelas kontrol sebesar 76,35 berada pada yang berarti baik. Pada akhirnya, untuk menolak atau menerima hipotesa tentang efektif atau tidaknya (ada perbedaan dari kedua sampel secara signifikan) dapat diperoleh dengan melihat hasil t hitung. besarnya t sama dengan selisih dari kedua mean sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol dibagi dengan Standard Error dari

12 61 kedua Mean sampel. Mean hasil post-test kelas eksperimen sebesar 87,9 (M 1 =87,9) dan kelas kontrol sebesar 76,35 (M 2 = 76,35), sedangkan standrard error perbedaan kedua mean sampel telah diketahui sebesar 0,398 atau SEM xy = 3,58. Selanjutnya untuk menguji hipotesis dilakukan langkah-langkah sebagao berikut: 1. Mencari nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut: t hitung = Mx My = 87,9 76,35 = 3, 22 SEMxy 3,58 2. Interpretasi data t hitung dengan prosedur sebagai berikut: Merumuskan hipotesis kerja : Hk : Terdapat perbedaan penguasaan hafalan kosakata bahasa kelas yang menggunakan permainan menemukan gambar dan kelas yang tidak menggunakan permainan menemukan gambar. Merumuskan hipotesis nol : Ho : Tidak terdapat perbedaan penguasaan hafalan kosakata bahasa pada kelas yang menggunakan teknik permainan menemukan gambar dan kelas yang tidak menggunakan teknik permainan menemukan gambar. Menguji kebenaran kedua hipotesa tersebut dengan membandingkan besarnya t hitung dengan t tabel caranya sebagai berikut:

13 62 Terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan (degrees of freedom) dengan menggunakan rumus : db = (N1+N2) 1. Dengan menggunakan rumus db ini maka diperoleh hasi nilai t tabel dengan taraf signifikan 5% dan 1%. Apabila nilai t hitung lebih kecil atau sama dengan dari t tabel (t hitung < t tabel ), maka Ho ditolak dan Hk diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. maa dari hasil penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut: db = (N1+N2) -1 = (20+20) -1 = 39 Dari hasil signifikansi diatas doperoleh db adalah 39. Maka nilai t tabel untuk db 39 adalah : pada taraf signifikan 1% adalah 2, 72 sedangkan pada taraf signifikan 5% adalah 2,03. Dengan demikian karena nilai t hitung lebih besar dibandingkan nilai t tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka Hk diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel X (kelas eksperiman) dan variabel Y (kelas kontrol). Dengan demikian teknik permainan menemukan gambar bisa meningkatkan penguasaan hafalan kosakata nomina bahasa dibandigkan dengan metode konvensional. B. Tanggapan Siswa Terhadap Teknik Permainan Menemukan Gambar Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya menggunakan instrumen tes, tetapi juga instrumen non-tes berupa angket. Agket

14 63 ini digunakan untuk mengetahui kesan dan pendapat siswa mengenai teknik permainan menemukan gambar untuk meningkatkan kosakata nomina bahasa. Angket terbuka ini dibagikan kepada siswa di kelas eksperimen sejumlah 20 orang. Berikut ini dicantumkan tabel klasifikasi interpretasi perhitungan persentase untuk setiap kategori. Tabel 4.3 Presentase dan Interpretasi Interval Presentase Keterangan 0,00 % Tidak ada 01,00 05,00 % Hampir tidak ada 06,00 25,00 % Sebagian kecil 26,00 49,00 % Hampir setengahnya 50,00 % Setengahnya 51,00 75,00 % Lebih dari setengahnya 76,00 95,00 % Sebagian besar 96,00 99,00 % Hampir seluruhnya 100 % Seluruhnya Angket yang diberikan kepada kelas ekperimen terdiri dari 6 pertayaan terbuka, diantaranya : Tabel 4.4 Pertayaan nomor 1 : Apakah pembelajaran dengan menggunakan teknik permainan menemukan gambar ini lebih memudahkan anda untuk menghafal kosakata nomina? Berikan alasannya!

15 64 Jawaban % Lebih memudahkan menghafal kosakata nomina bahasa beserta artinya Lebih gampang menyerap materi 70 % 30 % Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa keseluruhan siswa menjawab positif dan menyukai pembelajaran kosakata nomina bahasa dengan menggunakan teknik permainan gambar. Kemudahan ini karena mereka merasa proses pembelajaran lebih menyenangkan dikarenakan pembelajaran yang berkelompok sehingga murid lebih belajar bekerja sama dengan teman yang lainnya. Selain itu dengan menggunakan teknik permainan menemukan gambar ini mereka merasa lebih cepat menyerap materi dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa dan dengan adanya gambar tampilan dari materi yang diajarkan pun lebih menarik. Mereka merasa dapat lebih cepat menghafal kosakata nomina dikarenakan cara pembelajaran yang sederhana, praktis, dan mudah untuk dimainkan. Kosakata nomina bahasa yang mereka anggap sulit untuk bisa dimengerti, sekarang jadi mudah untuk bisa dimengerti karena diterapkannya teknik permainan menemukan gambar ini.

16 65 Tabel 4.5 Pertayaan nomor 2 : Apakah anda menyukai teknik permainan menemukan gambar dalam menghafal kosakata bahasa? berikan alasannya! Jawaban % Lebih mudah menghafal kosakata nomina yang banyak dalam waktu yang singkat Proses belajar jadi lebih meyenangkan dan tidak membosankan Kosakata nomina jadi mudah untuk dimengerti 75 % 20 % 5 % Berdasarkan dari tabel 4.5 diketahui bahwa keseluruhan siswa (100%) menjawab dengan diterapkannya teknik permainan menemukan gambar ini lebih memudahkan mereka untuk menghafal kosakata nomina bahasa. karena sebelum diterapkannya teknik permainan manemukan gambar ini mereka kesulitan untuk menghafal kosakata nomina. Selain dapat menghafal kosakata dalam pengucapan bahasa mereka juga dapat menyebutkan artinya dalam bahasa Indonesia. Mereka merasa terbantu dengan diterapkannya teknik permainan menemukan gambar ini. Teknik permainan menemukan gambar ini

17 66 fungsinya bukan hanya sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar tetapi juga agar pesan pengajar dapat tersampaikan dengan mudah melalui teknik permainan menemukan gambar ini. Tabel 4.6 Pertayaan nomor 3 Apakah pembelajaran kosakata nomina dengan menggunakan permainan menemukan gambar ini dapat meningkatkan motivasi anda dalam pembelajaran bahasa? Berikan alasan anda! Jawaban % Lebih semangat untuk belajar bahasa terutama koskata nomina yang jumlahnya banyak. Jadi lebih aktif disetiap proses belajar berlangsung. Tidak menambah motivasi untuk belajar bahasa. 50 % 40 % 10 % Berdasarkan dari tabel 4.6 diketahui bahwa hampir keseluruhan siswa menjawab bahwa pembelajaran kosakata bahasa dengan menggunakan teknik permainan menemukan gambar dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa mereka. Mereka merasa lebih bersemangat lagi dikarenakan adanya

18 67 tampilan gambar yang menarik dan berwarni-warni yang membuat pandangan visual mereka lebih fokus kepada materi yang diajarkan. Mereka lebih menyukai pembelajaran dengan menggunakan teknik permainan menemukan gambar dibandingkan dengan metode ceramah, karena didalam teknik permainan ini seluruh siswa dituntut berperan aktif untuk mempermainkan permainan ini agar mencapai tujuan yang ditentukan oleh penulis. Siswa-siswi yang tadinya cenderung acuh atau pasif dalam pembelajaran bahasa sekarang merasa terbantu dengan adanya teknik permainan seperti ini, karena dalam teknik permainan ini mereka dituntut untuk bekerja secara berkelompok yang menjadikan diri masing-masing siswa dari mereka merasa lebih percaya diri dibandingkan harus dengan bekerja atau menghafal sendirian. Tetapi ada 10% siswa yang menjawab mereka tidak termotivasi dengan adanya teknik permainan ini dalam pembelajaran bahasa, alasannya karena mereka menganggap tetap sulit belajar bahasa apalagi tentang kosakata bahasa yang begitu banyak tidak membantu mereka dengan adanya teknik pembelajaran seperti ini. Mereka juga merasa dengan bekerja secara kelompok pun tidak membantu mereka lebih termotivasi untuk belajar bahasa.

19 68 Tabel 4.7 Pertayaan nomor 4 Apakah kelebihan dan kekurangan dari teknik permainan menemukan gambar ini! Jawaban % Games yang meyenangkan dan dilakukan dengan bersama-sama. Salah satu alternatif pembelajaran bahasa 60 % 20% Lebih sering waktu untuk pengulangan kosakata agar terus 20 % diingat. Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas diketahui bahwa 60% siswa menjawab kelebihan teknik permainan menemukan gambar ini meyenangkan karena dilakukan dengan bersama-sama. Karena dilakukan dengan bersama-samalah yang membuat teknik permainan ini berbeda dengan metode yang selalu diajarkan oleh guru mata pelajaran bahasa yang ada disekolah tersebut. Biasanya murid hanya mendengarkan tanpa melakukan sesuatu aktivitas yang meyenangkan didalam kelas dan guru yang lebih sering aktif. Tetapi, pada permainan ini bukan hanya guru saja yang aktif dalam pembelajaran namun semua murid yang berada dikelas harus terlibat langsung dalam pembelajaran menggunakan teknik menemukan gambar. Selain itu, karena permainan ini mudah untuk dilakukan,

20 69 praktis dan menarik karena didalamnya terdapat kartu bergambar yang membuat lebih cepat untuk menghafal. Selain itu, kelebihan yang kedua dari permainan ini menurut para siswa adalah salah satu alternatif pembelajaran kosakata dalam bahasa. Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya penelitian ini dilaksanakan setelah semua proses belajar mengajar siswa selesai, itu artinya penulis melalukan penelitian pada siang hari yang dimana kemungkinan besar para siswa merasa mengantuk dan bosan yang mengakibatkan tidak konsentrasinya mereka dalam menghafal kosakata yang diajarkan hari itu. Tetapi pada kenyataannya setelah dilakukannya pembelajaran dengan menggunakan teknik permainan menemukan gambar ini siswa yang tadinya mengantuk dan merasa bosen menjadi lebih semangat dan antusias untuk mengikuti pembelajaran. Tetapi tidak semua teknik memiliki kelebihan adapun kekurangan yang diutarakan oleh para siswa yakni pengulangan yang kurang ketika proses pembelajaran ini berlangsung.

21 70 Tabel 4.8 Pertayaan nomor 5 Apa kesan anda setelah mengikuti pembelajaran kosakata nomina dengan menggunakan teknik permainan menemukan gambar? Jawaban % Proses belajar jadi lebih menarik dan meyenangkan. Lebih semangat lagi mengikuti kelas bahasa. Bisa menghafal lebih banyak kosakata nomina bahasa. 50 % 25 % 25 % berdasarkan dari tabel 4.8 diketahui bahwa seluruhnya jawaban siswa memberikan kesan positif terhadap teknik permainan menemukan gambar. Siswa menyukai pembelajaran koskaata dengan menggunakan teknik permainan menemukan gambar, karena pembelajaran menjadi menarik dengan adanya gambar-gambar dan menyenangkan karena tidak merasa tertekan selama proses pembelajaran berlangsung. Selain pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik pembelajaran menggunakan teknik permainan menemukan gambar ini membuat siswa menjadi lebih bersemangat lagi untuk mengikuti kelas bahasa. Karena pada sebelumnya siswa merasa acuh untuk belajar bahasa. Dan yang paling utama adalah siswa bisa menghafal kosakata bahasa lebih

22 71 banyak dibandingkan dengan sebelumnya. Karena pembelajaran ini menarik dan meyenangkan membuat para siswa lebih cepat menghafal setiap kosakata yang diberikan penulis disetiap treatmentnya. Tabel 4.9 Pertayaan nomor 6 Apa saran anda setelah mengikuti pembelajaran kosakata nomina dengan menggunakan teknik permainan menemukan gambar? Jawaban % Bisa dipraktekan dalam pembelajaran bahasa lainnya tidak hanya untuk kosakata nomina saja. 50 % Untuk memilih teman kelompok, baiknya dipilih oleh guru agar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 50 % Berdasarkan pada tabel 4.9 diketahui ini adalah pertanyaan terkahir yang ada di dalam angket. Penulis ingin mengetahui apa saran siswa terhadap teknik permainan menemukan gambar yang telah diterapkan dalam pembelajaran kosakata bahasa. Saran yang pertama adalah, siswa berharap bukan hanya

23 72 dalam pembelajaran kosakata nomina saja diterapkannya teknik permainan menemukan ini, tetapi siswa berharap dalam pembelajaran yang lain dapat diterapkan teknik permainan seperti ini agar lebih cepat untuk menghafal materi yang telah diberikan oleh guru. Yang kedua adalah, siswa merasa kelompok yang mereka pilih sendiri ternyata tidak selalu berjalan lancar disetiap pertemuannya. Siswa berharap dalam pembelajaran yang lainnya pemilihan teman kelompok bisa dipilih sendiri oleh guru agar sesuai kemampuan masing-masing siswa. C. Pembahasan Dari hasil analisis data diketahui bahwa teknik permainan menemukan gambar sangat cocok digunakan dalam pembelajaran kosakata nomina bahasa. hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata kelas yang menerapkan teknik permainan menemukan gambar (kelas eksperimen). Selain itu, tanggapan dari siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini sangat positif pada proses pembelajaran kosakata nomina bahasa di dalam kelas. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan sebagai berikut: Dari analisa data yang diperoleh setelah dilakukannya treatment pada kelas eksperimen hasil post-test nilai rata-rata kelasnya sebesar 87,9. Sedangkan siswa kelas kontrol yang tidak diberikan treatment hasil post-test nilai rata-rata kelasnya sebesar 76,35. Sedangkan nilai t hitung adalah 3,22. Dilihat dari hasil nilai rata-rata kelas eksperimen memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan permainan menemukan gambar, siswa mengalami hasil yang lebih

24 73 baik dalam pembelajaran kosakata nomina. Dilihat dari Nilai t tabel untuk db 39 adalah : 2,03 (5%) dan 2,72 (1%), jadi karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel (pada taraf signifikan 5%), maka HK diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Dengan demikian, permainan menemukan gambar yang diterapkan di kelas eksperimen bisa meningkatkan hafalan kosakata nomina bahasa lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional (metode ceramah) di kelas kontrol. Selain itu, berdasarkan dari hasil angket yang diperoleh dari jawaban responden diketahui bahwa siswa SMA Pasundan 2 Bandung yang diwakili oleh 20 orang pada kelas eksperimen menyatakan bahwa sebagian besar siswa memiliki kesan baik terhadap permainan menemukan gambar. Selain itu, siswa juga dituntut untuk lebih aktif dan bekerja sama dalam kelompok yang dibuat selama proses pembelajaran berlangsung. Seluruh responden pada kelas eksperimen mengemukakan pendapat dan kesan positif terhadap permainan menemukan gambar. Baik tampilan kartu yang dibantu dengan gambar yang menarik, maupun permainan yang sederhana dan menyenangkan membuat responden lebih mudah dan cepat mempelajari kosakata nomina bahasa jepang. selain itu, kosakata nomina yang memakai gambar juga memudahkan responden dalam mengingat arti kata benda bahasa. Pembelajaran kosakata nomina dengan menggunakan teknik permainan menemukan gambar juga dapat meningkatkan motivasi mereka untuk lebih giat belajar bahasa.

25 74 Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya teknik permainan menemukan gambar dapat meningkatkan minat siswa dalam mempelajari kosakata nomina bahasa, selain itu siswa juga menjadi lebih aktif dalam setiap proses pembelajaran, khususnya dalam proses pembelajaran hafalan kosakata nomina bahasa menjadi mudah dan menarik. Menurut Harry Firman dalam (1987) menyatakan bahwa, metode pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat dan motivasi apabila setelahpembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih serta siswa belajar dengan keadaan yang menyenangkan. Dari penjelasan teori hasil data angket yang telah diolah, dapat disimpulkan bahwa teknik permainan menemukan gambar merupakan teknik yang tepat untuk pembelajaran kosakata nomina bahasa. Penelitian ini telah mencapai tahap akhir dengan diperolehnya hasil pengolahan yang berasal dari post-test yang diberikan dan angket setelah dilakukannya treatment. Jika melihat sebagian besar hasil post-test dan evaluasi setiap treatment, penulis dapat menyimpulkan bahwa siswa dapat mengingat sebagian besar kosakata nomina yang diberikan di setiap pertemuan. Selama melakukan penelitian, penulis memberikan tiga kali perlakuan (treatment) pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, dengan tiga kali evaluasi yang berupa tes kecil di setiap akhir pertemuan. dari respon tersebut, penulis dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh teknik permainan menemukan gambar yang telah diuji-cobakan ini. Berikut ini diuraian beberapa kelebihan dalam permainan menemukan gambar, diantaranya:

26 75 a. Memudahkan menghafal kosakata nomina dalam jumlah banyak dalam waktu singkat. b. Kegiatan berkelompok memudahkan dalam tahap menghafal kosakata nomina. c. Dapat meningkatkan rasa percaya diri ketika ditanya oleh guru arti dari sebuah kosakata nomina. d. Dalam proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak ada rasa tertekan. e. Gambar yang tertuang pada kartu memudahkan dalam mengingat arti kata nomina bahasa. Demikian uraian pembahasan yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pada BAB ini pertama penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil penerapan media story pictures dalam pembelajaran membaca

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen) LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment.

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment. BAB III PROSES PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment. Menurut Arikunto yang dimaksud penelitian pre eksperimen atau kuasi eksperimen adalah

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen murni atau true experiment. Menurut Dedi Sutedi (2009:53) metode adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian (Sutedi,

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pembelajaran kosakata bahasa Jepang dengan huruf Hiragana

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif asosiatif dengan bentuk hubungan kausal.

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimental merupakan penelitian murni karena di dalamnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret

Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret Bab 3 Analisis Data Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011. Peserta responden merupakan mahasiswa-mahasiswi Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian 30 BAB III METODOLOGI PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian merupakan

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3 Ima nanji desuka? 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3 3.3 Menentukan informasi berkenaan dengan memberi dan meminta informasi terkait tanggal,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dari analisa data yang diperoleh dari kuisoner yang diberikan kepada responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam mengungkapkan penolakan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang memungkinkan semua orang dari satu kelompok sosial tertentu atau orang lain yang sudah mempelajari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil 49 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil proses belajar mengajar huruf katakana menggunakan teknik pembelajaran metode Tutorial.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu cara teratur yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu cara teratur yang digunakan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah suatu cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki (Kamus Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk berbahasa, karena bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB JEP-02-05) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 3.5menganalisisungkapanyangmenyatakankemampuan (dekirukoto)

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN Komik-komik Kobo-Chan yang menjadi sumber data terdiri dari 7 seri komik. Dari ketujuh seri komik tersebut, 20 data akan dianalisis tujuan penggunaan kata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen quasi dengan desain onegroup pretest dan posttest, yaitu jenis eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah penelitian. (Sudaryanto dalam Sutedi, 2009:53)

BAB III METODE PENELITIAN. masalah penelitian. (Sudaryanto dalam Sutedi, 2009:53) 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode adalah cara yang harus dilaksanakan. Dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh jawaban atas hipotesis yang telah disusun sebelumnya. Hipotesis yang penulis susun yaitu untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sutedi (2011, hlm. 53) menyatakan bahwa dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada dasarnya segala bentuk penelitian memerlukan metode yang tepat untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada dasarnya segala bentuk penelitian memerlukan metode yang tepat untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Pada dasarnya segala bentuk penelitian memerlukan metode yang tepat untuk pelaksanaannya. Dengan adanya metode, seseorang akan sangat terbantu untuk

Lebih terperinci

3. Bahasa Jepang

3. Bahasa Jepang 3. Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pengertian metode berasal dari methodos (Yunani) yang berarti cara atau jalan yang ditempuh, sedangkan menurut KBBI metode adalah cara kerja yang bersistem

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari suatu bahasa ada 4 keterampilan berbahasa, dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari suatu bahasa ada 4 keterampilan berbahasa, dalam bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari suatu bahasa ada 4 keterampilan berbahasa, dalam bahasa Jepang disebut 4 ginō yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Sasaran pembelajaran

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Pre Test dan Post Test Pada bab ini, penulis akan menganalisis data data penelitian kelas yang telah penulis kumpulkan selama kurang lebih sebulan, guna mengetahui hasil

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan metode analisis kesalahan. Metode deskriptif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

L. Dewi Indah, S.Pd P. Agama Kristen Katolik Mey Supartini, S.Pd. Drs. Agus S. Martono, S.Pd Biologi / P. Lingkungan Hidup Dra. Hj.

L. Dewi Indah, S.Pd P. Agama Kristen Katolik Mey Supartini, S.Pd. Drs. Agus S. Martono, S.Pd Biologi / P. Lingkungan Hidup Dra. Hj. DAFTAR PENGAJAR SMAN 15 BANDUNG NAMA GURU PENGAJAR MATA PELAJARAN Drs. Suherman Pendidikan Agama Islam Dra. Nining Cunengsih Pendidikan Agama Islam Didi Nuradi, S.Pd Pendidikan Agama Islam Hana Juhana,

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Semua kegiatan yang kita lakukan di dunia ini memerlukan metode yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Semua kegiatan yang kita lakukan di dunia ini memerlukan metode yang 3.1 Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Semua kegiatan yang kita lakukan di dunia ini memerlukan metode yang tepat. Dengan adanya metode, seseorang akan terbantu untuk mencapai tujuan dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. a. kesalahan mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman?

Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman? Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman? だい あんぜん さ ぎょう なん ひつ 第 1 安 全 作 業 は 何 のために 必 要 よう か? Perlunya melakukan pekerjaan dengan aman 1) Kalau sampai cedera karena kecelakaan kerja, bahkan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG Asteria Permata Martawijaya Pendahuluan Tindak tutur tidak langsung adalah

Lebih terperinci

Berapa Harganya? いくらですか

Berapa Harganya? いくらですか Berapa Harganya? いくらですか i Copyright Ahmad Hasnan Artikel ini boleh dicopy,diubah, dikutip, di cetak dalam media kertas atau yang lain, dipublikasikan kembali dalam berbagai bentuk dengan tetap mencantumkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke Indonesia pun bertambah dengan berbagai macam tujuan, seperti bisnis, rekreasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 25, halaman: 70) い~じゃないの あさりがみてるんだから. Terjemahan: Ibu: Masa bertengkar gara-gara televisi?

(Asari-chan buku no: 25, halaman: 70) い~じゃないの あさりがみてるんだから. Terjemahan: Ibu: Masa bertengkar gara-gara televisi? 10. Buku ke-25, pada bagian judul cerita : 愛のタゴ作ツール halaman 70. Dalam situasi percakapan di bawah ini digambarkan, mengenai Mama yang sedang menegur Tatami dan Asari karena bertengkar mempermasalahkan

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan BAB 3 ANALISIS DATA Berdasarkan pada teori-teori yang ada pada bab dua, pada bab tiga ini, saya akan mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan dalam komik yang menjadi

Lebih terperinci

No 02 Vol 03 Th 2015 Hal Hikari

No 02 Vol 03 Th 2015 Hal Hikari PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PAILKEM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU ARISAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF HIRAGANA ( あーん ) PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14 SURABAYA Betty Nisma Anugraheni Pendidikan

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ANOMATOPE TENTANG GITAIGO BAHASA JEPANG

BAB II GAMBARAN UMUM ANOMATOPE TENTANG GITAIGO BAHASA JEPANG BAB II GAMBARAN UMUM ANOMATOPE TENTANG GITAIGO BAHASA JEPANG 6 2.1 Pembagian Anomatope dalam Bahasa Jepang Kata Anomatope berasal dari bahasa Yunani yang berarti membuat nama. Anomatope berarti nama yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian memiliki peranan yang penting dalam sebuah penelitian karena dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat akan sangat membantu dalam

Lebih terperinci

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Cicik Hariati Rusni Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang mengakibatkan perekonomian Jepang hancur. Adanya perubahan terjadi setelah pasca perang dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut penelitian dari Setiadi (2012: 9) menyatakan bahwa budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk budi dan daya yang membedakan makna antara budaya dan kebudayaan.

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia tak lepas dari interaksi dan komunikasi. Terutama pada pembelajar bahasa asing yang diharapkan dapat berkomunikasi secara baik

Lebih terperinci

Konversi Romaji ke Hiragana dengan Algoritma Pencocokan String

Konversi Romaji ke Hiragana dengan Algoritma Pencocokan String Konversi Romaji ke Hiragana dengan Algoritma Pencocokan String Venny Larasati Ayudiani 13513025 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan

Lebih terperinci

KOUTOU RENSHUU DALAM PEMBELAJARAN KAIWA (BERBICARA)

KOUTOU RENSHUU DALAM PEMBELAJARAN KAIWA (BERBICARA) KOUTOU RENSHUU DALAM PEMBELAJARAN KAIWA (BERBICARA) Melia Dewi Judiasri Departemen Pendidikan Bahasa Jepang, Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Perancangan dan Pembuatan Video Tutorial Pembelajaran Huruf

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Perancangan dan Pembuatan Video Tutorial Pembelajaran Huruf 31 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Perancangan dan Pembuatan Video Tutorial Pembelajaran Huruf Hiragana Dalam pembuatan sebuah film diperlukan mekanisme kerja secara tim, bukan perorangan. Dalam pembuatan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Adapun yang dimaksud dengan metode quasi experiment adalah Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA JEPANG

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA JEPANG MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA JEPANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2017 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci