MODUL 4 Materi Kuliah New_S1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL 4 Materi Kuliah New_S1"

Transkripsi

1 MODUL Materi Kuliah New_S KULIAH, TEOREMA : Jika dari vertex ke vertex dari graph G dengan n vertex terdapat suatu lintasan, maka ada lintasan yang panjangnya tidak lebih dari n. Bukti : Misalnya p = (, i,, ) adalah lintasan dari vertex ke yang panjangnya k, maka akan terdapat ( k + ) vertex yang dilalui lintasan tersebut. Misalkan k > n, ini berarti bahwa akan ada vertex j yang muncul lebih dari satu kali pada lintasan tersebut, jadi lintasannya adalah (,, i,, j,, ). Dengan menghapus sisi-sisi pada lintasan dari j kembali ke j, maka panjang lintasan dari ke akan berkurang menjadi k. Bila k > n, maka proses di atas dapat diulang sekian kali sampai panjang lintasan yang tinggal adalah tidak lebih dari n. Teorema : Jika suatu graph mempunyai tepat dua vertex berdegree ganjil maka pasti ada lintasan yang menghubungi kedua vertex tersebut. Bukti : Misalnya semua vertex dari graph G berdegree genap, kecuali vertex dan berdegree ganjil. Berdasarkan teorema sebelumnya yang mengatakan bahwa banyaknya vertex berdegree ganjil di dalam suatu graph adalah genap, maka dan termasuk dalam suatu komponen dari G, (sebab bila termasuk dalam komponen G dan termasuk komponen G, akan mengakibatkan bahwa graph G mempunyai satu vertex berdegree ganjil), sedangkan setiap komponen adalah terhubung, maka ada lintasan dari ke. Teorema : Suatu graph G = (, E ) adalah tidak terhubung jika dan hanya jika dapat dipecah menjadi dua himpunan tidak kosong dan yang saling asing sehingga e menghubungi vertex di dan vertex di. Bukti :

2 Misalnya ada dan saling asing sehingga = U dan tidak e di E sehingga e menghubungi vertex di dan vertex di. Ambil sembarang vertex A di dan vertex B di, maka antara A dan B tidak akan ada lintasan. Jadi G tidak terhubung. Sebaliknya, jika G tidak terhubung. Ambil vertex A di G. Misalnya adalah himpunan semua vertex di G yang dapat dihubungkan sebuah lintasan dengan vertex A tadi. Ambil =, maka tidak kosong dan tidak ada e di E sehingga e menghubungi vertex di G. Penyatuan (Fusion) Sepasang vertex A dan B dalam suatu graph dikatakan disatukan jika dua vertex tersebut tersebut diganti dengan satu vertex baru sehingga setiap sisi yang bertitik ujung A atau B kedua-duanya akan bertitik ujung vertex baru. Contoh : E e A e B e e E e (AB) e e F e e5 e e5 e C e (a) D C e (b) D Contoh Contoh (b) adalah graph yang diperoleh dari graph contoh (a) dengan menyatukan vertex A dan vertex B. Algoritma menentukan keterhubungan suatu graph. Step utama adalah penyatuan dua vertex yang dihubungkan oleh suatu sisi. Mula-mula ambil suatu vertex, lalu satukan semua vertex-vertex yang adjacent dengan vertex tadi.lalu ambil vertex hasil penyatuan tadi dan satukan lagi dengan dengan vertexvertex lain yang dapat disatukan.dalam hal ini, graph yang bersangkutan hanya mempunyai satu komponen atau graph ini terhubung. Jika masih ada vertex yang tinggal,

3 lakukan lagi proses seperti di atas, proses kedua kali ini menentukan komponen kedua dari graph tersebut dan seterusnya. Dengan demikian dapat ditentukan komponenkomponen dari suatu graph. Pada adjacent matrix penyatuan vertex d ke vertex I berarti melakukan operasi OR terhadap baris j dan beris i, dan terhadap kolom j dan kolom i, dengan ketentuan bahwa : + = + = + = dan + = lalu baris j dan kolom j dihapus atau diabaikan. Algoritma di atas dapat dinyatakan dengan flow chart berikut : Intialize : Subgraph g G Komponen ke c Ambil vertex vi di g Satukan semua vertex yang adjacent dengan vi ke vi banyaknya vertex yang tidak adjacent dengan v tetap? N Y Hapus vi dan semua vertex adjacent dengan vi, sisanya sebut g G c + Y apakah ada vertex di g? N cetak setiap komponen Stop

4 Contoh : Tentukan komponen-komponen dari suatu graph G dengan n = vertex jika diketahui adjacent matrixnya sebagai berikut : 5 A = 5 5

5 A = 5 Ambil vertex vertex, periksa baris, a = a =, berarti vertex dan adjacent dengan vertex, maka kerjakan operasi OR terhadap baris,, dan, dpl. Satukan vertex-vertex, dengan vertex dan namakan vertex baru vertex. Sebelum disatukan, banyak vertex yang tidak adjcent dengan vertex ada vertex. Setelah disatukan adjacent matrixnya menjadi matrix A. Dari matrix A, periksa baris lagi, a5 =, banyaknya vertex yang tidak adjacent dengan vertex ada vertex, jadi tidak sama dengan sebelum disatukan. Maka kerjakan pernyataan vertex lagi, yaitu lakukan operasi OR terhadap baris 5 dan, kolom 5 dan kolom, akan didapat matrix A. Dari matrix A, periksa baris lagi, banyaknya vertex yang tidak adjacent dengan vertex ada vertex, jadi tetap sama dengan sebelum pertanyaan vertex,ini berarti sudah tidak ada lagi vertex yang dapat disatukan. Dengan demikian terbentuklah komponen : G = (, E ) dengan = {,,,, 5 } Pada matrix A, periksa baris berikutnya, yaitu baris, ternyata tidak ada elemen yang sama dengan, berarti semua vertex tidak adjacent dengan vertex, didapat komponen kedua : G = (, E ). Dengan = { }. Kemudian lanjutkan ke baris berikutnya lagi, yaitu baris, e, =, dan banyaknya vertex yang tidak adjacent dengan vertex ada buah, lalu kerjakan operasi OR terhadap baris dan, dan kolom dan kolom, akan diperoleh matrix A.

6 5 A = 5 A =

7 A = Dari matrix A, periksa baris, a = a =, banyaknya vertex ada buah, tidak sama dengan sebelum pernyataan vertex, jadi dilakukan lagi operasi OR terhadap baris, dan, akan diperoleh matrix A5. A5 = Dari matrix A5, selidiki baris, = a,, a,, a, =, banyaknya vertex yang tidak adjacent dengan vertex ada, berkurang dari sebelum pernyataan vertex, jadi lakukan operasi OR terhadap baris, dan kolom,, dan, diperoleh oleh matrix A. A = Pada matrix A banyaknya vertex yang tidak adjacent dengan vertex ada buah, tetap banyaknya. Jadi proses pernyatuan vertex telah selesai dan terbentuk komponen ke : G = (, E ) dengan = {,,,, }. Algoritma menentukan suatu lintasan dari vertex vp ke vertex ke vertex vq dari suatu graph berarah G = (, E ) berdasarkan adjacent matrixnya.

8 Step : tentukan subset T dan subset P dari. Dimana T mengandung vertex-vertex yang dapat dicapai dari vp dengan suatu lintasan dan P mengandung initial vertex dari edgeedge yang mempunyai terminal certex di T. Pada awal, ambil T = { p } dan P = { }. Step : Cek elemen-elemen pada setiap baris ke dari adjacent matrixnya, bila di j tidak nol ( j =,,,, n), maka vertex vj dimasukkan ke T dan vi dimasukkan ke P. Pengecekan ini dimulai dengan baris ke dan diulangi terus sampai beris ke n, jika vertex vq termasuk di T, berarti ada lintasan dari vp ke vq, banyaknya vq di T mencerminkan banyaknya lintasan dari vp ke vq atau vq tidak termasuk T, dalam hal ini berarti tidak ada lintasan dari vp ke vq. Step : jika vq termasuk di T, teruskan ke step, jika tidak, stop. Step : Mulai dari vq di T cari vi di P yang korespondensi dengan vq, kemudian cari vi di T dan vj di P yang korenspondeni dengan vi, proses ini diteruskan sampai ketemu vp di P. Dengan demikian akan didapat lintasan dari vp ke vq. Step ini diulang sekian kali, tergantung dari banyaknya vq di T. Contoh : Graph G = (, E ) dengan = { v, v, v, v, v5, v, v }. 5 Dan adjacent matrix dari G adalah : 5

9 A = 5 Contoh. Misalnya ingin dicari litasan dari v5 ke v di graph G pada contoh. Step : T = { 5 }, P = { }. Step : Cek baris ke, elemen a = maka v dimasukkan ke T, dan v dimasukkan ke P, jadi T = { v5, v }, P = {, v } belum ada di t, ulangi step untuk baris ke. Step : Cek baris ke elemen a = maka v dimasukkan ke T dan v dimasukkan ke P, jadi T = { v5, v, v }, P = {, v, v }. belum termasuk di T, jika diinginkan hanya satu lintasan, lanjutkan ke step.jika diinginkan semua lintasan yang ada, ulangi step untuk baris ke,, dan. Step : Cek baris ke, semua elemen nol, maka ulangi step untuk baris ke 5. Step : Cek baris ke 5 elemen a5 = maka vertex v dimasukkan ke T dan v5 dimasukkan ke P, jadi T = { v5, v, v, v, v, v, v }, P = {, v, v, v, v, v, v5 }. Step : Cek baris ke elemen a5 = maka vertex v5 dimasukkan ke T dan v dimasukkan ke P, jadi T = { v5, v, v, v, v, v, v, v5 }, dan P = {, v, v, v, v, v, v5, v }. Step : Cek baris ke elemen a = maka vertex v dimasukkan ke T dan v dimasukkan ke P, jadi T = { v5, v, v, v, v, v, v, v5, v }, dan

10 P = {, v, v, v, v, v, v5, v, v }. Step : Karena di T ada vertex v, maka lintasan dari v5 ke v ada, lanjutkan ke step. Step : Untuk v di T, vertex di P yang sesuai adalah v, untuk v di T, vertex di P yang sesuai adalah v, untuk v di T, vertex di P yang sesuai adalah v, untuk v di T, vertex di P yang sesuai adalah v, untuk v di T, vertex di P yang sesuai adalah v5. Jadi solusi yang kedua adalah ; v5 v v v v v. Di T terdapat dua v, maka lanjutkan step sekali lagi : Step : Untuk v di T, vertex di P yang sesuai adalah v, untuk v di T, vertex di P yang sesuai adalah v, untuk v di T, vertex di P yang sesuai adalah v, untuk v di T, vertex di P yang sesuai adalah v5. Jadi solusi yang kedua adalah ; v5 v v v v. Lintasan terpendek : Misalnya graph G = (, W ) adalah suatu graph berbobot. Timbul masalah mencari lintasan terdekat antara dua vertex tertentu. Algoritma untuk mencari lintasan terdekat dapat manggunakan matrix jarak yang didefinisikan sebagai berikut : Suatu graph berbobot G yang terdiri dari n vertex dapat dinyatakan oleh matrix jarak D = (dij) dimana Dij = bobot dari sisi yang dihubungkan vertex vi dan vj, jadi dij >=. dij = dij = (), jika tidak sisi yang menghubungkan vertex vi dan vj. Contoh : Matrix D untuk graph berbobot.

11 5 Adalah : 5 D = 5 Contoh Algoritma : Jarak terdekat dari vertex ke vertex vt. Algoritma ini memberi setiap vertex dua macam label, yang satu label sementara yang satu lagi label tetap.pada awal vertex s diberi label tetap dan label sementara untuk n vertex lainnya. Lalu lakukan iterasi yang memberikan label tetap kepada vertex lainnya berdasarkan aturan sebagai berikut :. Misalnya vi adalah vertex terakhir yang baru diberi label tetap. Setiap vertex vj yang belum diberi label tetap mendapat label sementara baru sebesar. Min [ label lama vj, di j + label lama di vj ].. Pada setiap iterasi cari label sementara terkecil, maka label ini akan menjadi label tetap untuk vertex yang bersangkutan. Bila ada dua label terkecil yang sama, ini akan berarti ada dua lintasan terdekat.

12 Step dan diulang sampai vertex vt mendapat label tetap. Label tetap dari vertex vt inilah yang menunjukkan jarak terdekat dari vs ke vt. Algoritma di atas dapat pula digambarkan dalam bagan arus berikut :

13 Read D, n, s, t Label Label (s) ect s ect (s) j m ECT (J) =? NO z dij + LABEL (i) YES NO j j + NO j = n? Z < LABEL (J)? YES YES j j + i p LABEL (j) z NO P = L? YES LABEL (J) > m? YES NO CETAK LABEL ( t ) m p LABEL (J) j STOP Misalnya ingin dicari jarak dari vertex v ke vertex v dari graph berbobot pada contoh. Mulai dari vertex v diberi label, vertex lainnya diberi label, maka dengan mengikuti bagan arus di atas akan dperoleh urutan pemberian label sebgai berikut : 5

14 ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 5,,,,,,,,,,,,,, 5,,,,,,,,,,,,,, 5,,,,,,,,,,,,,, 5,,,,,,,,,,,,,, 5,,,,,,,,,,,,,, 5,,,,,,,,,,,,,, 5,,,,,, Arti tiga bilangan untuk setiap vertex di atas adalah Bilangan pertama adalah label baru untuk vertex ybs. Label ini adalah label tetap bila bilangan ketiga adalah, dan label ini adalah label sementara bila bilangan kedua adalah.bilangan ketiga menunjukkan vertex ybs. baru diberi label tetap bila bilangan ketiga adalah. Dari atas tidak hanya diperoleh jarak terdekat dan lintasan terdekat dari v ke v, juga dapat pula disimpulkan bahwa jarak terdekat dari v ke v adalah, dengan lintasan ( v, v, v ) dari v ke v adalah, dengan lintasan ( v, v ) dari v ke v5 adalah 5, dengan lintasan ( v, v, v5 ) dari v ke v adalah, dengan lintasan ( v, v, v ) dari v ke v adalah, dengan lintasan ( v, v, v, v ) Materi Kuliah New_S KULIAH (sambungan) LINTASAN EULER dalam suatu graph tak terarah adalah lintasan yang melalui setiap sisi tetap satu kali dalam graph tersebut. Sirkuit Euler dalam suatu graph tak terarah adalah sirkuit yang melalui tetap satu kali dalam graph tersebut. Contoh : Persoalan jembatan konigsberg

15 . Contoh a Contoh b Contoh a, menggambarkan dua pulau C dan D ( yang terbentuk oleh sungai A dan B oleh jembatan ). Timbul persoalan apakah seseorang dapat melintasi ketujuh jembatan tersebut masingmasing tepat satu kali jika berangkat dari salah satu daratan A, B, C atau D dan kembali ke daratan semula. Contoh b adalah graph G yang menyatakan hal yang digambarkan pada contoh a. ertex-vertexnya menyatakan daratan A, B, C dan D, sisinya menyatakan jembatanjembatan yang menghubungkannya. Dengan menyatakan jembatan konigsberg dengan graph G maka persoalan di atas dapat diterjemahkan menajadi : apakah ada sebuah lintasan Euler di graph G? Untuk menjawab persoalan di atas dibutuhkan teorema di bawah ini : TEOREMA : Graph tak terarah G mempunyai lintasan Euler graph tersebut terhubung dan tidak memiliki vertex dengan derajat ganjil. Bukti : Misalnya G mempunyai lintasan Euler, berarti setiap vertex dari G selalu ada lintasan yang menghubungkannya, ini berarti bahwa G terhubung. Pada lintasan Euler, bila lintasan melalui suatu vertex maka selalu ada sisi yang dilalui dan belum pernah dilalui sebelumnya dengan perkecualian pada vertex awal dan vertex akhir, ini berarti bahwa setiap vertex berderajat genap kecuali vertex ( vertex awal dan vertex akhir lintasan Euler tersebut ) berjarak ganjil. Bila vertex awal lintasan = vertexakhir lintasan, ini berarti bahwa tidak ada vertex berderajat ganjl.

16 Graph G terhubung, berarti setiap vertex selalu ada lintasan. Buat sebuah lintasan P mulai dari vertex sembarang bila G tak memiliki vertex berderajat ganjil atau mulai dari vertex berderajat ganjil bila ada, sedemikian rupa sehingga tidak ada sisi yang ditelusuri lebih dari kali.selama lintasan P masuk ke vertex derajat genap, lintasan P pasti dapat keluar ke sisi yang belum pernah ditelusuri. Dalam hal G tak memiliki vertex berderajat ganjil, lintasan tersebut akan kembali ke vertex awal, lintasan tersebut akan menjadi sirkuit Euler. Ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama lintasan P melalui semua sis graph G, berarti P adalah lintasan Euler. Kedua, masih ada sisi yang belum ditelusuri oleh lintasan P. Jika belum semua sisi belum ditelusuri hilangkan sisi yang sudah dilalui lintasan P, akan diperoleh graph bagian G yang terbentuk dari sisa sisi-sisi. Semua vertex di G berderajat genap dan graph bagian G pasti menyinggung lintasan P dibeberapa vertex karena graph G terhubung. Buat lagi lintasan P seperti tadi di sub graph G mulai dari salah satu vertex singgung P, di sini vertex awal lintasan P akan sama dengan vertex akhir lintasan P yaitu vertex, karena semua vertex berderajat genap. Gabungkan dengan lintasan P dan lintasan P melalui vertex v. bila masih ada sisi yang tertinggal, maka hasil gabungan lintasanlintasan yang diperoleh adalah lintasan Euler. Contoh : E E j k j k c b F A D C e C F b e D a d B B Contoh a Contoh b Pada contoh a dapat dibuat lintasan P = ( a, d, m, g, j, h ). Belum semua sisi ditelusuri oleh P, maka terjadi subgraph G pada contoh b. Subgraph G di vertex B, P dan D. Setiap vertex di G berderajat genap. Buat lintasan P dimulai dari salah satu B,

17 D, F, misalnya dimulai dari B, P = (i, e, k, f, b, j, c). Dengan demikian semua sisi di G telah masuk P atau P.Lintasan Eulernya adalah P hasil gabungan P dan P. P dan P digabung melalui vertex singgung yang dipakai untuk melalui P yaitu B, jadi P = (a, e, k, f, b, d, m, m, g, i, h ). AKIBAT : Graph tidak terarah mempunyai genap graph tersebut terhubung dan semua vertex berderajat Contoh : A B C B j i C e h g c k D e a h f g b c E m k D a f F b E m F Contoh 5a Contoh 5b Graph G pada contoh 5a setiap vertexnya berderajat genap, maka G mempunyai sirkuit Euler, yang dapat dibentuk sebagai berikut : Ambil lintasan tertutup ( sirkuit ) S = ( j, d, h, g, f ) dimulai dari vertex sembarang A, tidak semua sisi dari G masuk sirkuit S. Subgraph G bersinggungan dengan sirkuit S di vertex B, C, D, dan E. Bentuk lagi sirkuit S mulai dari misalnya B, S = ( e, a, b, c, m, k ). Sekarang semua sisi telah tertelusuri tepat satu kali, sirkuit Eulernya adalah S = ( j, e, a, b, c, m, k, d, i, h, g, f ) Pada contoh a mempunyai lintasan Euler tapi tidak mempunyai sirkuit Euler, sedangkan pada contoh 5a mempunyai lintasan Euler juga sirkuit Euler.

18 Kembali kepada persoalan jembatan Konigeberg, graph G pada contoh b mempunyai vertex berderajat dan berderajat 5, jadi menurut teorema di atas, graph G tidak mungkin mempunyai lintasan Euler atau sirkuit Euler. Perluasan pada Graph berarah : TEOREMA : a. Graph berarah G mempunyai sirkuit Euler. G terhubung. din ( v ) = dout ( v ) untuk setiap vertex dari G. b.graph berarah G mempunyai lintasan Euler. G terhubung. din ( v ) = dout ( v ) untuk setiap vertex di G kecuali mungkin dua vertex yaitu vertex awal v dan vertex akhir v. Dalam hal ini berlaku : din ( v ) = dout ( v ) + din ( v ) = dout ( v ) +

Matematik tika Di Disk i r t it 2

Matematik tika Di Disk i r t it 2 Matematika tik Diskrit it 2 Teori Graph Teori Graph 1 Kelahiran Teori Graph Masalah Jembatan Konigsberg g : Mulai dan berakhir pada tempat yang sama, bagaimana caranya untuk melalui setiap jembatan tepat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.. Definisi Graf Secara matematis, graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E) ditulis dengan notasi G = (V, E), yang dalam hal ini: V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul

Lebih terperinci

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi GRPH 1 Konsep Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi 2 Contoh Graph agan alir pengambilan mata kuliah 3 Contoh Graph Peta 4 5 Dasar-dasar Graph Suatu graph

Lebih terperinci

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan yang melalui masing-masing sisi di dalam graf tepat satu kali. Sirkuit Euler

Lebih terperinci

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga TEORI GRAPH Graph Graph Graph digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar berikut ini sebuah graph yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang

Lebih terperinci

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER TEORI GRAF ILHAM SAIFUDIN Selasa, 13 Desember 2016 Universitas Muhammadiyah Jember Pendahuluan 1 OUTLINE 2 Definisi Graf

Lebih terperinci

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Graph Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Pengantar Teori graph merupakan pokok bahasan yang memiliki banyak penerapan. Graph digunakan untuk merepresentasikan obyek-obyek diskrit dan hubungan antar

Lebih terperinci

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002)

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002) dari elemen graf yang disebut verteks (node, point), sedangkan, atau biasa disebut (), adalah himpunan pasangan tak terurut yang menghubungkan dua elemen subset dari yang disebut sisi (edge, line). Setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Terminologi graf Tereminologi termasuk istilah yang berkaitan dengan graf. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa definisi yang sering dipakai terminologi. 2.1.1 Graf Definisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog: 1.

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog:    1. MODUL I PENDAHULUAN 1. Sejarah Graph Teori Graph dilaterbelakangi oleh sebuah permasalahan yang disebut dengan masalah Jembatan Koningsberg. Jembatan Koningsberg berjumlah tujuh buah yang dibangun di atas

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Dasar-Dasar Teori Graf Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Teori Graf Teori Graf mulai dikenal saat matematikawan kebangsaan Swiss bernama Leonhard Euler, yang berhasil mengungkapkan Misteri

Lebih terperinci

Kode MK/ Matematika Diskrit

Kode MK/ Matematika Diskrit Kode MK/ Matematika Diskrit TEORI GRAF 1 8/29/2014 Cakupan Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/2014 1 TEORI GRAF Tujuan Mahasiswa memahami konsep

Lebih terperinci

LOGIKA DAN ALGORITMA

LOGIKA DAN ALGORITMA LOGIKA DAN ALGORITMA DASAR DASAR TEORI GRAF Kelahiran Teori Graf Sejarah Graf : masalah jembatan Königsberg (tahun 736) C A D B Gbr. Masalah Jembatan Königsberg Graf yang merepresentasikan jembatan Königsberg

Lebih terperinci

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Graf dan Analisa Algoritma Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Who Am I? Stya Putra Pratama, CHFI, EDRP Pendidikan - Universitas Gunadarma S1-2007 Teknik Informatika S2-2012

Lebih terperinci

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY Latar belakang Masalah Pada setiap awal semester bagian pendidikan fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas

Lebih terperinci

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika 16/12/2015 2 Sub Topik A. Graf dan Model Graf B. Terminologi Dasar Graf dan Jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf (Graph) Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) yang dinotasikan dalam bentuk G = {V(G), E(G)}, dimana V(G) adalah himpunan vertex (simpul) yang tidak kosong

Lebih terperinci

I. LANDASAN TEORI. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu

I. LANDASAN TEORI. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu I. LANDASAN TEORI Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu matematika yang mempresentasikan suatu objek berupa vertex (titik) dan edge (garis), edge merupakan

Lebih terperinci

Pohon. Modul 4 PENDAHULUAN. alam modul-modul sebelumnya Anda telah mempelajari graph terhubung tanpa sikel, misalnya model graph untuk molekul C 4

Pohon. Modul 4 PENDAHULUAN. alam modul-modul sebelumnya Anda telah mempelajari graph terhubung tanpa sikel, misalnya model graph untuk molekul C 4 Modul 4 Pohon Dr. Nanang Priatna, M.Pd. D PENDAHULUAN alam modul-modul sebelumnya Anda telah mempelajari graph terhubung tanpa sikel, misalnya model graph untuk molekul C 4 H 10, hierarki administrasi

Lebih terperinci

Pertemuan 12. Teori Graf

Pertemuan 12. Teori Graf Pertemuan 2 Teori Graf Derajat Definisi Misalkan adalah titik dalam suatu Graf G. Derajat titik (simbol d()) adalah jumlah garis yang berhubungan dengan titik dan garis suatu loop dihitung dua kali. Derajat

Lebih terperinci

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V). GRAF GRAF Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan pasangan tak urut dari simpul. Anggotanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Teori Graph 2.1.1 Graph Tak Berarah dan Digraph Suatu Graph Tak Berarah (Undirected Graph) merupakan kumpulan dari titik yang disebut verteks dan segmen garis yang

Lebih terperinci

LATIHAN ALGORITMA-INTEGER

LATIHAN ALGORITMA-INTEGER LATIHAN ALGORITMA-INTEGER Nyatakan PBB(295,70) = 5 sebagai kombinasi lanjar 295 dan 70 Tentukan inversi dari 27(mod 7) Tentukan solusi kekongruenan lanjar dari 27.x kongruen 1(mod 7) dengan cara 1 ( cara

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG GRAPH. Oleh: Baso Intang Sappaile

SEKILAS TENTANG GRAPH. Oleh: Baso Intang Sappaile Algoritma (Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika), Vol.2 No.2 Desember 27 hal. 9-3 ISSN: 97-7882 SEKILAS TENTAN RAPH Oleh: Baso Intang Sappaile Abstrak. Suatu raph terdiri dari suatu himpunan tak

Lebih terperinci

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. menjadikan pemikiran ilmiah dalam suatu bidang ilmu, dapat dilakukan

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. menjadikan pemikiran ilmiah dalam suatu bidang ilmu, dapat dilakukan BAB I BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awalnya Matematika merupakan alat berpikir yang sederhana dari kelompok orang biasa untuk menghitung dan mengukur barang-barang miliknya, kemudian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Suatu graf G adalah suatu himpunan berhingga tak kosong dari objek-objek yang disebut verteks (titik/simpul) dengan suatu himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga.

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga. GRAF PENDAHULUAN Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar di bawah ini sebuah graf yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang menghubungkan

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Nur Fajriah Rachmah - 0609 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan

Lebih terperinci

Gambar 6. Graf lengkap K n

Gambar 6. Graf lengkap K n . Jenis-jenis Graf Tertentu Ada beberapa graf khusus yang sering dijumpai. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut. a. Graf Lengkap (Graf Komplit) Graf lengkap ialah graf sederhana yang setiap titiknya

Lebih terperinci

Graph. Matematika Informatika 4. Onggo

Graph. Matematika Informatika 4. Onggo Matematika Informatika 4 Onggo Wiryawan @OnggoWr Definisi adalah struktur diskrit yang mengandung vertex dan edge yang menghubungkan vertex-vertex tersebut. vertex edge 2 Jenis-jenis Definisi 1: Suatu

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 6 II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada sub bab ini akan diberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Lahirnya teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler seorang matematikawan berkebangsaan Swiss pada Tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Sebelum memulai pembahasan lebih lanjut, pertama-tama haruslah dijelaskan apa yang dimaksud dengan traveling salesman problem atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai persoalan

Lebih terperinci

Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH

Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH GRAPH Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan

Lebih terperinci

GRAF EULER DAN GRAF HAMILTON

GRAF EULER DAN GRAF HAMILTON GRAF EULER DAN GRAF HAMILTON ANDI DANIAH PAHRANY (H11113303) A. Eulerian Graf Graf yang memuat sirkut euler Lintasan euler Lintasan pada graf G dikatakan lintasan euler, ketika melalui setiap sisi di graf

Lebih terperinci

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat seorang matematikawan bangsa Swiss, bernama Leonhard Euler, berhasil mengungkapkan Misteri Jembatan Konigsberg pada tahun 1736. Di Kota Konigsberg (sekarang bernama Kalilingrad,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Lahirnya teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler seorang matematikawan berkembangsaan Swiss pada tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi yang akan dihasilkan pada penelitian ini. 2.1 Beberapa Definisi dan Istilah 1. Graf (

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF 1 Sejarah Singkat dan Beberapa Pengertian Dasar Teori Graf Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui makalah tulisan Leonard Euler seorang ahli matematika dari Swiss. Euler

Lebih terperinci

INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE 2

INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE 2 INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE Operasi-Operasi Pada Graph Union Misal G dan H adalah dua graph yang saling asing. Union G H adalah graph dengan V(G H)=V(G) V(H) dan E(G H)=E(G) E(H). Join Join dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Menurut catatan sejarah, masalah jembatan KÖnigsberg adalah masalah yang pertama kali menggunakan graf (tahun 1736). Di kota KÖnigsberg (sebelah timur Negara bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki banyak. terapan di berbagai bidang sampai saat ini.

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki banyak. terapan di berbagai bidang sampai saat ini. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki banyak terapan di berbagai bidang sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013. Graf Berarah

SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013. Graf Berarah SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Graf Berarah Graf Berarah Suatu graf berarah (Direct Graf/Digraf) D terdiri atas 2 himpunan : 1. Himpunan V, anggotanya disebut Simpul. 2. Himpunan A, merupakan

Lebih terperinci

9. Algoritma Path. Oleh : Ade Nurhopipah

9. Algoritma Path. Oleh : Ade Nurhopipah 9. Algoritma Path Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Algoritma Fleury 2. Algoritma Shortest Path 3. Studi Kasus Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications. Springer: UK.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.. Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS)

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS) MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS) Rabu, 18.50 20.20 Ruang Hard Disk PERTEMUAN XI, XII RELASI Dosen Lie Jasa 1 Matematika Diskrit Graf (lanjutan) 2 Lintasan dan Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan

Lebih terperinci

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS PELABELAN DAN PEMBENTUKAN GRAF MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika oleh Meliana Deta Anggraeni 4111409019

Lebih terperinci

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf TEORI SR GRF 1 Obyektif : 1. Mengerti apa yang dimaksud dengan Graf 2. Memahami operasi yang dilakukan pada Graf 3. Mengerti derajat dan keterhubungan Graf Teori Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Teori Graf Teori graf merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun memiliki banyak terapan sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan

Lebih terperinci

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? B D A E F C G Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? Contoh-contoh aplikasi graf Peta (jaringan jalan dan hubungan antar kota) Jaringan komputer Jaringan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan 4 II. LANDASAN TEORI Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan Konisberg yang kemudian menghasilkan konsep graf Eulerian merupakan awal dari lahirnya teori graf. Euler mengilustrasikan

Lebih terperinci

- Tree Adalah graph tak berarah yang terhubung dan tidak memuat cycle. Suatu Tree paling sedikit mengandung satu vertex. Contoh :

- Tree Adalah graph tak berarah yang terhubung dan tidak memuat cycle. Suatu Tree paling sedikit mengandung satu vertex. Contoh : Kuliah 5, 6 MODUL 3 - Tree Adalah graph tak berarah yang terhubung dan tidak memuat cycle. Suatu Tree paling sedikit mengandung satu vertex. Contoh : Tree dgn vertex (a) Tree dgn vertex (b) Tree dgn 3

Lebih terperinci

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2 PENGERTIAN GRAPH 1. DEFINISI GRAPH Graph G adalah pasangan terurut dua himpunan (V(G), E(G)), V(G) himpunan berhingga dan tak kosong dari obyek-obyek yang disebut himpunan titik (vertex) dan E(G) himpunan

Lebih terperinci

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )} GRAF Graf G(V,E) didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V adalah himpunan berhingga dan tidak kosong dari simpul-simpul (verteks atau node). Dan E adalah himpunan berhingga dari busur (vertices

Lebih terperinci

Graf. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

Graf. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Graf Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar di bawah ini sebuah graf yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang menghubungkan sejumlah

Lebih terperinci

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP Graf Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP Pendahuluan Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar di bawah ini sebuah graf yang menyatakan

Lebih terperinci

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi graf sebagai landasan teori dari penelitian ini... Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan diberikan

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity Aurelia 13512099 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 GRAF PRIMITIF. Gambar 2.1. Contoh Graf

BAB 2 GRAF PRIMITIF. Gambar 2.1. Contoh Graf BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi graf, istilah-istilah dalam graf, matriks ketetanggaan, graf terhubung, primitivitas graf, dan scrambling index. 2.1 Definisi Graf

Lebih terperinci

Dasar Teori Graf. Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma Kuliah Matrikulasi Magister Teknik Elektro, 11 April 2016

Dasar Teori Graf. Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma Kuliah Matrikulasi Magister Teknik Elektro, 11 April 2016 Dasar Teori Graf Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma 2016 Kuliah Matrikulasi Magister Teknik Elektro, 11 April 2016 Review konsep Definisi Graf Jenis-jenis graf: sederhana, berarah, multi, pseudo. Derajat

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf TORI SR GR 1 Obyektif : 1. Mengerti apa yang dimaksud dengan Graf 2. Memahami operasi yang dilakukan pada Graf 3. Mengerti derajat dan keterhubungan Graf Teori Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 2.1. Konsep Dasar Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan terurut

Lebih terperinci

Course Note Graph Hamilton

Course Note Graph Hamilton Course Note Graph Hamilton Pada catatan sebelumnya telah dijelaskan tentang definisi graph Hamilton. Suatu graph terhubung adalah graph Hamilton jika graph tersebut memuat sikel yang mencakup semua titik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan. Swiss, Leonhard Euler ( ). Saat itu graf digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan. Swiss, Leonhard Euler ( ). Saat itu graf digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan Swiss, Leonhard Euler (1707-1783). Saat itu graf digunakan untuk menyelesaikan masalah jembatan Konigsberg.

Lebih terperinci

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup Graf dan Pengambilan Rencana Hidup M. Albadr Lutan Nasution - 13508011 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung e-mail: albadr.ln@students.itb.ac.id

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori penelitian ini. 2. Konsep Dasar Graf Teori dasar mengenai graf

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA UNIVERSITAS GUNADARMA SK No. 92 / Dikti / Kep /1996 Fakultas Ilmu Komputer, Teknologi Industri, Ekonomi,Teknik Sipil & Perencanaan, Psikologi, Sastra Program Diploma (D3) Manajemen Informatika, Teknik

Lebih terperinci

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN Eric Cahya Lesmana - 13508097 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf didefinisikan sebagai pasangan terurut himpunan dimana: 1. adalah sebuah himpunan tidak kosong yang berhingga yang anggotaanggotanya

Lebih terperinci

7. PENGANTAR TEORI GRAF

7. PENGANTAR TEORI GRAF Definisi : Secara umum merupakan kumpulan titik dan garis. Sebuah garf G terdiri dari: 1. Sebuah himpunan V=V(G) yang memiliki elemen2 yg dinamakan verteks/titik/node. 2. Sebuah kumpulan E=E(G) merupakan

Lebih terperinci

Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V). GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan pasangan tak urut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Graf Teori graf merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun memiliki banyak terapan sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada bagian ini

Lebih terperinci

Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Penyimpanan Senyawa Kimia Berbahaya

Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Penyimpanan Senyawa Kimia Berbahaya 1 Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Penyimpanan Senyawa Kimia Berbahaya Ario Yudo Husodo 13507017 Jurusan Teknik Informatika STEI-ITB, Bandung, email: if17017@students.if.itb.ac.id Abstrak Teori Graf merupakan

Lebih terperinci

Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku

Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku Mahdan Ahmad Fauzi Al-Hasan - 13510104 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Misalkan dipunyai graf G, H, dan K berikut.

Misalkan dipunyai graf G, H, dan K berikut. . Pewarnaan Graf a. Pewarnaan Titik (Vertex Colouring) Misalkan G graf tanpa loop. Suatu pewarnaan-k (k-colouring) untuk graf G adalah suatu penggunaan sebagian atau semua k warna untuk mewarnai semua

Lebih terperinci

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian ini dan akan mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graph merupakan cabang ilmu yang memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu matematika dan aplikasi. Teori graph saat ini mendapat banyak perhatian karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Beberapa konsep dasar

Lebih terperinci

Algoritma Branch & Bound

Algoritma Branch & Bound Algoritma Branch & Bound Bahan Kuliah IF2211 Strategi Algoritma Program Studi Informatika STEI ITB 2018 Overview Pembentukan pohon ruang status (state space tree) dinamis untuk mencari solusi persoalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II LNSN TEORI Landasan teori dalam penyusunan tugas akhir ini menggunakan beberapa teori pendukung yang akan digunakan untuk menentukan lintasan terpendek pada jarak esa di Kecamatan Rengat arat. 2.1 Graf

Lebih terperinci

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5 Graf Materi ke-5 Pendahuluan Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar di bawah ini sebuah graf yang menyatakan peta jaringan jalan raya

Lebih terperinci

Representasi Graph Isomorfisme. sub-bab 8.3

Representasi Graph Isomorfisme. sub-bab 8.3 Representasi Graph Isomorfisme sub-bab 8.3 Representasi graph:. Adjacency list. Adjacency matrix 3. Incidence matrix Contoh: undirected graph Adjacency list : tiap vertex v :, 3, di-link dengan 3:,, 5

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI. Penggunaan Teori Graf banyak memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.

I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI. Penggunaan Teori Graf banyak memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat. Aplikasi Pohon Merentang (Spanning Tree) Dalam Pengoptimalan Jaringan Listrik Aidil Syaputra (13510105) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. G r a f Oleh: Panca Mudjirahardjo Pendahuluan Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. 1 Pendahuluan Jaringan jalan raya di propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

Keterhubungan. Modul 3

Keterhubungan. Modul 3 Modul 3 Keterhubungan Drs. Emut, M.Si P PENDAHULUAN ada Modul 2, Anda telah mempelajari berbagai konsep yang terkait pada graph seperti representasi graph, simpul-simpul berdekatan, derajat simpul, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori graf adalah bagian dari matematika diskrit yang banyak digunakan sebagai alat bantu untuk menggambarkan atau menyatakan suatu persoalan agar lebih mudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS xvi BAB 2 LANDASAN TEORITIS Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis akan memberikan beberapa pengertian yang berhubungan dengan judul penelitian yang penulis ajukan, karena tanpa pengertian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Logika Fuzzy Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh, seorang peneliti dari Universitas California, pada tahun 1960-an. Logika fuzzy dikembangkan dari

Lebih terperinci

PEMAKAIAN GRAF UNTUK PENDETEKSIAN DAN PENCEGAHAN DEADLOCK PADA SISTEM OPERASI

PEMAKAIAN GRAF UNTUK PENDETEKSIAN DAN PENCEGAHAN DEADLOCK PADA SISTEM OPERASI PEMAKAIAN GRAF UNTUK PENDETEKSIAN DAN PENCEGAHAN DEADLOCK PADA SISTEM OPERASI Mira Muliati NIM : 13505110 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

47 Matematika Diskrit BAB IV TEORI GRAF

47 Matematika Diskrit BAB IV TEORI GRAF 47 BAB IV TEOI GAF Teori graf merupakan pokok bahasan yang banyak penerapannya pada masa kini. emakaian teori graf telah banyak dirasakan dalam berbagai ilmu, antara lain : optimisasi jaringan, ekonomi,

Lebih terperinci

APLIKASI GRAF DALAM PEMBUATAN JALUR ANGKUTAN KOTA

APLIKASI GRAF DALAM PEMBUATAN JALUR ANGKUTAN KOTA APLIKASI GRAF DALAM PEMBUATAN JALUR ANGKUTAN KOTA Kenny Enrich NIM : 13506111 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if16111@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus mengalami kemajuan. Salah satunya adalah cabang ilmu matematika yang sampai saat ini mengalami perkembangan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS Pertemuan ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK 1 Pendahuluan Penjelasan mengenai ruang lingkup mata kuliah, sasaran, tujuan dan kompetensi lulusan 2 1. Dasar-dasar 1.1. Kelahiran Teori Graph

Lebih terperinci

Aplikasi Graf dalam Merancang Game Pong

Aplikasi Graf dalam Merancang Game Pong Aplikasi Graf dalam Merancang Game Pong Willy Fitra Hendria/13511086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah

BAB II LANDASAN TEORI. Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah berkembang sangat pesat dan digunakan untuk menyelesaikan persoalanpersoalan pada berbagai bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

Termilogi Pada Pohon Berakar 10 Pohon Berakar Terurut

Termilogi Pada Pohon Berakar 10 Pohon Berakar Terurut KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata?ala, karena berkat rahmat-nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Catatan Seorang Kuli Panggul. Makalah ini diajukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada pendefenisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan

Lebih terperinci