Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan legitimate agar penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Provinsi Bali (BPMP Provinsi Bali) tahun 2015 dilaksanakan berdasarkan : 1. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP); dan 2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Provinsi Bali tahun 2015 diharapkan dapat : LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 1

2 1. Mendorong Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Provinsi Bali Tahun 2015 didalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada Peraturan Perundang-undangan, Kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. 2. Menjadi masukan dan umpan balik baik bagi instansi lain maupun pihak lain yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja. 3. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Provinsi Bali didalam melaksanakan program/kegiatan untuk kesejahteraan masyarakat. B. Struktur Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 4 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut : LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 2

3 C. Tugas Pokok dan Fungsi Dalam pelaksanaan tugas, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali mempunyai Tugas Pokok Badan yang mengacu pada Peraturan Gubernur Bali Nomor 82 tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali yaitu sebagai Pendukung Tugas Kepala Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang Penanaman Modal dan Perizinan. Untuk melaksanakan Tugas Pokok Badan dimaksud, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali menyelenggarakan Fungsi Badan sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan teknis bidang Penanaman Modal dan Perizinan. 2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang Penanaman Modal dan Perizinan. 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang Penanaman Modal dan Perizinan. 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsi. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi, baik yang bersifat internal sebagai faktor pendukung, kekuatan dan kelemahan yang dalam garis besarnya berkenaan dengan struktur organisasi, sarana pendukung dan Sumber Daya Manusia maupun yang bersifat eksternal sebagai peluang dan ancaman yang dikaitkan dengan perkembangan lingkungan strategis, nasional dan global. D. Isu isu Strategis Beberapa hal yang menjadi isu-isu yang sangat strategis yang dapat dipakai sebagai acuan/landasan dalam pelaksanaan tugas-tugas Badan Penanaman Modal dan PerizinanProvinsi Bali adalah : 1. Belum meratanya sebaran investasi antar wilayah dan antar sektor. 2. Belum optimalnya kegiatan promosi investasi secara terpadu antar Kabupaten/Kota. LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 3

4 3. Belum memadainya informasi potensi investasi di masing-masing Kabupaten/Kota. Disamping isu-isu strategis yang ada, faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi keberhasilan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 1. Lingkungan Internal Faktor-faktor Lingkungan Internal terdiri dari faktor-faktor strategis dari dalam organisasi itu sendiri : a. Kekuatan (Strength) Faktor-faktor Strategis Internal yang dapat menjadi sumber kekuatan antara lain : 1) Adanya dukungan dan komitmen pimpinan untuk meningkatkan penanaman modal. 2) Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang memadai. 3) Adanya Peraturan Perundang undangan yang mendukung kegiatan Penanaman Modal dan Perizinan. 4) Adanya Struktur Organisasi yang jelas. b. Kelemahan ( Weakneses) Disamping Kekuatan sebagaimana tersebut diatas, Badan Penanaman Modal Provinsi Bali juga memiliki kelemahankelemahan internal yaitu : 1) Terbatasnya jumlah dan kompetensi pegawai. 2) Belum memadainya pemahaman Visi dan Misi oleh pegawai. 3) Budaya Kerja yang masih output oriented, belum kepada out come oriented. 4) Terbatasnya dukungan dana dari APBD dan APBN. LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 4

5 2. Lingkungan Eksternal a. Peluang (Opportunities) 1) Infrastruktur wilayah yang cukup memadai, sebagai salah satu destinasi wisata, Bali memiliki Infrastruktur wilayah yang cukup memadai, dibidang prasarana transportasi darat, laut dan udara. 2) Terkenalnya nama Bali (sebagai Brand Name), sebagai daerah tujuan wisata Bali telah berfungsi sebagai jendela dunia bagi Indonesia, kondisi ini menjadikan Bali sebagai tempat transaksi jual beli hasil produksi. 3) Perilaku masyarakat Bali yang kooperatif, yang tidak diskriminatif terhadap orang lain dengan tidak melihat perbedaan suku, agama dan asal negara. 4) Pelaksanaan Otonomi Daerah, memberikan kewenangan kepada daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan publik termasuk dunia usaha secara porfesional. 5) Globalisasi Perdagangan Bebas, merupakan peluang yang sangat besar bagi rakyat Bali untuk bisa mengisi pasar sekaligus sebagai peluang untuk meningkatkan lapangan kerja. 6) Mobilitas Teknologi Informasi, merupakan sarana yang ampuh untuk membuka cakrawala yang seluas-luasnya. b. Ancaman/Tantangan (Threats). 1) Penerapan Otonomi Daerah, ternyata tidak selalu memberikan keuntungan bagi daerah. Peraturan yang dibuat secara parsial oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, ternyata menimbulkan adanya ketidak pastian hukum berinvestasi. 2) Insentif Investasi yang tidak Kompetitif, untuk meningkatkan investasi, Bali sampai saat ini belum memberikan Insentif kepada para Investor. LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 5

6 3) Pembangunan wilayah yang tidak seimbang, Ketidak seimbangan Pembangunan, antar Kabupaten/Kota di Bali berpotensi menimbulkan berbagai masalah sosial dan kerusakan lingkungan Bali. 4) Terbatasnya Lahan, Total Area Bali yang relatif Kecil (5.632 KM2) dengan jumlah penduduk 3,4 juta jiwa serta sebagian besar Kawasan adalah Kawasan Marjinal Kesuburannya dan Kawasan yang di lindungi. 5) Tingkat Persaingan antar Provinsi, pelimpahan Kewenangan yang lebih luas dari Pemerintah Pusat, memberikan harapan bagi Pemerintah Daerah untuk menggali secara lebih besar sumber sumber pendapatan. Hal ini tidak menutup Kemungkinan akan terjadinya persaingan antar daerah. Dari identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal tersebut diatas maka strategi yang dilakukan dalam jangka menengah adalah strategi diversifikasi konsentris, artinya meskipun menghadapi berbagai ancaman, Provinsi Bali masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi Diversifikasi Konsentris, adalah strategi dengan meningkatkan kekuatan yang dimiliki dalam rangka mengatasi ancaman yang muncul. Strategi ini dapat dimiliki oleh daerah yang memiliki kondisi Competitive Position sangat kuat seperti Bali, dengan gambaran asumsi sebagai berikut : 1. Dengan dukungan dan komitmen pimpinan untuk meningkatkan investasi daerah yang didukung oleh kemampuan sumber daya manusia yang handal, tersedianya sarana dan prasarana kerja yang memadai serta dukungan mobilitas teknologi informasi dengan landasan hukum yang kuat maka Visi dan Misi Organisasi akan dapat dicapai. 2. Dengan pelaksanaan otonomi daerah serta ditunjang pelayanan birokrasi yang baik dengan semangat kerja dan tingkat profesionalisme tinggi, infrastruktur wilayah yang memadai ditunjang oleh prilaku LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 6

7 masyarakat Bali yang tidak diskriminatif terhadap pendatang, akan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas Penanaman Modal di Provinsi Bali. 3. Dengan Otonomi Daerah, insentif investasi yang bersaing serta didukung oleh profesionalisme staf yang memadai, pembangunan infrastruktur wilayah yang dilakukan secara seimbang yang disertai dukungan komitmen pimpinan, akan dapat meningkatkan minat dan peluang penanaman modal secara merata antar wilayah dan sektor. 4. Dengan pelayanan birokrasi yang baik, serta didukung kemampuan pegawai yang handal, mobilitas teknologi informasi serta regulasi perizinan yang konsisten di tambah oleh adanya pemahaman staf terhadap Visi dan Misi lembaga akan dapat dicapai adanya peningkatan pelayanan terhadap publik. LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 7

8 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS 1. Visi dan Misi Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali dijiwai oleh semangat dan komitmen reformasi birokrasi pada bidang pelayanan publik dalam mewujudkan pembaharuan dan perbaikan. Visi dan misi merupakan panduan yang memberikan pandangan dan arah ke depan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran yang ditetapkan. Visi dan misi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali mengacu visi Povinsi Bali Tahun serta potensi, kondisi objektif daerah, peluang investasi serta permasalahan yang berkembang. Berdasarkan hal tersebut Visi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali adalah Terwujudnya Peningkatan Penanaman Modal Yang Berkelanjutan Dan Pelayanan Perizinan Yang Berkualitas Menuju Bali Yang Maju, Aman, Damai Dan Sejahtera Berlandaskan Tri Hita Karana. Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha mewujudkan visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi tersebut akan ditempuh melalui 3 (tiga) misi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali sebagai berikut : 1) Mendorong minat dan peluang penanaman modal secara merata antar wilayah dan antar sektor; 2) Membangun iklim penanaman modal yang berdaya saing; 3) Mewujudkan pelayanan publik cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 8

9 2. Tujuan dan Sasaran Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi BPMP Provinsi Bali serta didasarkan pada visi, misi dan isu isu strategis yang ada, maka ditetapkan tujuan yang hendak dicapai dalam kurun waktu lima tahun sebagai berikut : 1) Terwujudnya daya tarik dan daya saing investasi di Provinsi Bali; 2) Terwujudnya kepatuhan para investor terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3) Terwujudnya pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. Prestasi kerja merupakan indikator kinerja pelaksanaan Program/ Kegiatan pemerintah sebagai fokus utama pelayanan yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali. Untuk menjabarkan berbagai hal yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka sasaran strategis yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali adalah : 1) Meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMA maupun PMDN. 2) Meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektifitas, efesiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi. 3) Meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4) Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 9

10 3. Strategi dan Arah Kebijakan Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, meliputi penetapan strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang seperti tertuang berikut ini : a. Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Misi Pertama : Mendorong minat dan peluang penanaman modal secara merata antar wilayah dan antar sektor 1) Strategi Strategi untuk mencapai sasaran misi pertama adalah Sinergitas lintas sektor dalam rangka menciptakan iklim investasi yang kondusif dan pemerataan investasi pada wilayah-wilayah yang masih mengalami kelambatan pertumbuhan ekonomi. 2) Kebijakan Kebijakan dari strategi untuk mencapai sasaran misi pertama adalah mendorong peningkatan nilai investasi di Provinsi Bali. 3) Program Program dari masing-masing urusan yang melaksanakan kebijakan dan strategi guna mencapai sasaran dan tujuan dari misi pertama sebagai berikut : a) Program Pengkajian dan Perencanaan penanaman modal. b) Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi. c) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi. b. Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Misi Kedua : Membangun iklim penanaman modal yang berdaya saing 1) Strategi LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 10

11 Strategi untuk mencapai sasaran misi kedua adalah Peningkatan daya saing dan daya tarik investasi. 2) Kebijakan Kebijakan dari strategi untuk mencapai sasaran misi kedua adalah memacu pertumbuhan investor untuk berinvestasi. 3) Program Program dari masing-masing urusan yang melaksanakan kebijakan dan strategi guna mencapai sasaran dan tujuan dari misi kedua sebagai berikut : a) Program Mengendalikan Pelaksanaan Penanaman Modal. c. Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Misi Ketiga : Mewujudkan pelayanan publik cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. 1) Strategi Strategi untuk mencapai sasaran misi ketiga adalah Peningkatan sistem pelayanan perizinan dan non perizinan. 2) Kebijakan Kebijakan dari strategi untuk mencapai sasaran misi kedua adalah mendorong persentase jumlah perizinan/non perizinan yang diselesaikan tepat waktu. 3) Program Program dari masing-masing urusan yang melaksanakan kebijakan dan strategi guna mencapai sasaran dan tujuan dari misi ketiga sebagai berikut : a) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. b) Program Peningkatan Kualitas dan Penyebar- luasan Informasi. c) Program Publikasi melalui Media Cetak/Elektronik. d) Program Mengkoordinasikan dan Mendorong peran Swasta dalam Pembangunan. LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 11

12 B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Berdasarkan sasaran kinerja tujuan/sasaran strategis organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali seperti yang telah diuraikan diatas, maka untuk mengukur keberhasilan (Outcome) dalam mencapai dari masing-masing sasaran strategis, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dari masingmasing sasaran tersebut yang dapat dilihat pada tabel berikut : KINERJA UTAMA ATAU TUJUAN/ SASARAN STRATEGIS/ HASIL (OUTCOME) INDIKATOR KINERJA UTAMA PENJELASAN (ALASAN) /FORMULA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA KETERANGAN/ KEGIATAN Meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMA maupun PMDN. Persentase peningkatan nilai investasi. (realisasi investasi tahun berkenaan dikurangi realisasi investasi tahun sebelumnya) dibagi investasi tahun sebelumnya) x 100% Kepala BPMP BKPM RI, Perangkat Daerah Provinsi Bidang Penanaman Modal (PDPPM) Provinsi Bali, Perangkat Daerah Kabupaten/Kota Bidang Penanaman Modal (PDKPM) Kabupaten/Kota se- Bali. 1. Pengkajian dan perencanaan penanaman modal. 2. Penyusunan sistem informasi penanaman modal di daerah. 2 Meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektifitas, efesiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi. Persentase peningkatan investor yang mengajukan permohonan penanaman modal di Provinsi Bali. (jumlah investor yang mengajukan permohonan tahun berkenaan dikurangi jumlah investor yang mengajukan permohonan tahun sebelumnya) dibagi jumlah investor yang mengajukan permohonan tahun sebelumnya) x 100% Kepala BPMP BKPM RI, Perangkat Daerah Provinsi Bidang Penanaman Modal (PDPPM) Provinsi Bali, Perangkat Daerah Kabupaten/Kota Bidang Penanaman Modal (PDKPM) Kabupaten/Kota se- Bali. 1. Forum kerjasama di bidang penanaman modal. 2. Promosi penanaman modal di dalam negeri 3. Pelaksanaan promosi ke luar negeri. 3 Meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundangundangan yang berlaku. Persentase penurunan kasus pelanggaran oleh investor. (jumlah kasus pelanggaraan dibagi jumlah investor) x 100% Kepala BPMP BKPM RI, PDPPM Prov.Bali dan PDKPM Kabupaten/Kota se- Bali. 1. Pembinaan, konsultasi/ koordinasi pelaporan. dan 2. Monitoring dan koordinasi penanaman modal. 4 Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). (total nilai persepsi per unsur dibagi total unsur terisi) dikali nilai perimbang (0,071 x 25) Kepala BPMP PDPPM Provinsi Bali. 1. Pemantauan, sinkronisasi dan implementasi pelayanan perizinan dan non perizinan. 2. Koordinasi dan konsultasi pelayanan perizinan dan non perizinan. LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 12

13 C. PERENCANAAN KINERJA DALAM 5 TAHUN Rencana Kinerja (Renja) Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali dalam rangka mencapai sasaran kinerja dalam 5 (lima) Tahun anggaran dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018, dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut : N O SASARAN KINERJA TUJUAN/SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PER TAHUN Meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMA maupun PMDN. 2 Meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektifitas, efesiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi. 3 Meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. 1.1 Persentase peningkatan nilai investasi. 2.1 Persentase peningkatan investor yang mengajukan permohonan penanaman modal di Provinsi Bali. 3.1 Persentase penurunan kasus pelanggaran oleh investor. 4.1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).. % 10,96 15,58 19,30 24,10 30,06 % 13,43 16, ,29 26,58 % skor D. PERJANJIAN KINERJA TAHUNAN (TAHUN 2015). Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali menyusun Dokumen Penetapan kinerja tentang target kinerja yang ingin dicapai sesuai dengan sasaran strategi yang mengacu pada Rencana Strategis (Renstra), sebagaimana tabel berikut : LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 13

14 N O SASARAN KINERJA TUJUAN/SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET Meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMA maupun PMDN. 2 Meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektifitas, efesiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi. 3 Meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundangundangan yang berlaku. 4. Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. 1.1 Persentase peningkatan nilai investasi. 2.1 Persentase peningkatan investor yang mengajukan permohonan penanaman modal di Provinsi Bali. 3.1 Persentase penurunan kasus pelanggaran oleh investor. 4.1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).. % 15,58 % 16,70 % 18 Skor 85 Program Kegiatan Anggaran 1. Pengkajian dan perencanaan penanaman modal. 2. Peningkatan iklim Investasi dan realisasi investasi. 3. Peningkatan promosi dan kerjasama investasi 4. Mengendalikan pelaksanaan penanaman modal. 5. Mengkoordinasikan dan mendorong peran swasta 1. Pengkajian dan perencanaan penanaman modal. 1. Penyusunan sistem informasi penanaman modal di daerah. 1. Forum kerjasama di bidang penanaman modal. 2. Promosi penanaman modal di dalam negeri. 3. Pelaksanaan promosi ke luar negeri. 1. Pembinaan, konsultasi/ koordinasi dan pelaporan 2. Monitoring dan koordinasi penanaman modal 1. Pemantauan, sinkronisasi dan implementasi Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp.0 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 14

15 dalam pembangunan. pelayanan perizinan dan non perizinan. 2. Koordinasi dan konsultasi pelayanan perizinan dan non perizinan. Rp ,00 Melihat tabel diatas dapat dijelaskan bahwa : 1. Tercapainya sasaran meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMA maupun PMDN, dapat diukur dengan indikator kinerja persentase peningkatan nilai investasi. Cara pencapaian sasaran ini dengan menetapkan program : 1. Pengkajian dan perencanaan penanaman modal dengan kegiatan dan anggaran sebagai berikut : Pengkajian dan perencanaan penanaman modal, jumlah anggaran Rp , Peningkatan iklim Investasi dan realisasi investasi dengan kegiatan dan anggaran sebagai berikut : Penyusunan sistem informasi penanaman modal di daerah, jumlah anggaran Rp ,00; 2. Tercapainya sasaran meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektifitas, efesiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi, dapat diukur dengan indikator kinerja persentase peningkatan investor yang mengajukan permohonan penanaman modal di Provinsi Bali. Cara pencapaian sasaran ini dengan menetapkan program : Peningkatan promosi dan kerjasama investasi dengan kegiatan dan anggaran sebagai berikut : 1) Forum kerjasama di bidang penanaman modal, jumlah anggaran Rp ,00. 2) Promosi penanaman modal di dalam negeri, jumlah anggaran Rp ,00 ; 3) Pelaksanaan promosi ke luar negeri, jumlah anggaran Rp.0,00. LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 15

16 3. Tercapainya sasaran meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat diukur dengan indikator kinerja persentase penurunan kasus pelanggaran oleh investor. Cara pencapaian sasaran ini dengan menetapkan program mengendalikan pelaksanaan penanaman modal dengan kegiatan dan anggaran sebagai berikut : a. Pembinaan, konsultasi/ koordinasi dan pelaporan, jumlah anggaran Rp ,00 ; b. Monitoring dan koordinasi penanaman modal, jumlah anggaran Rp , Tercapainya sasaran meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel, dapat diukur dengan indikator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Cara pencapaian sasaran ini dengan menetapkan program mengkoordinasikan dan mendorong peran swasta dalam pembangunan dengan kegiatan dan anggaran sebagai berikut : a. Pemantauan, sinkronisasi dan implementasi pelayanan perizinan dan non perizinan, jumlah anggaran Rp ,00; b. Koordinasi dan konsultasi pelayanan perizinan dan non perizinan, jumlah anggaran Rp ,00. LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 16

17 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian Kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan kedalam kebijakan, program dan kegiatan, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali berkewajiban untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali tahun Pertanggung jawaban dimaksud pada prinsipnya terdiri dari beberapa indikator kinerja dan mekanisme kegiatan pengukuran atau penilaian atas pelaporan kinerja secara menyeluruh untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta Visi dan Misi organisasi. A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tidak saja berisi tingkat keberhasilan atau kegagalan yang tercermin dari perolehan masing-masing indikator kinerja, tetapi juga menyajikan data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan bagi pembuat keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan dan kegagalan tersebut secara lebih luas dan mendalam. Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali Tahun 2015 dilakukan dengan beberapa cara yaitu : 1. Membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali Tahun 2015 dengan realisasinya. Adapun capaian kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali Tahun 2015 untuk setiap indikator kinerja yang telah ditetapkan dapat diuraikan berdasarkan sasaran pada masing-masing tujuan adalah sebagai berikut : LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 17

18 Tabel 3.1 Perbandingan Antara Target Dan Realisasi Kinerja Tahun 2015 NO TUJUAN SASARAN KINERJA TUJUAN/SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI Terwujudnya daya tarik dan daya saing investasi di Provinsi Bali 1.1 Meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMA maupun PMDN. Persentase peningkatan nilai investasi. % 15,58 189, Meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektifitas, efesiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi. Persentase peningkatan investor yang mengajukan permohonan penanaman modal di Provinsi Bali. % 16,70 86,70 2 Terwujudnya kepatuhan para investor terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku 2.1 Meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundangundangan yang berlaku. Persentase penurunan kasus pelanggaran oleh investor. % Terwujudnya pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel 3.1 Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Skor 85 84,32 Dalam mewujudkan tujuan pertama yaitu terwujudnya daya tarik dan daya saing investasi di Provinsi Bali ditetapkanlah sasaran strategis sebagai berikut : a. Meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMA maupun PMDN dengan indikator kinerja utama (IKU) persentase peningkatan nilai investasi. Tahun 2015, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali menargetkan peningkatan nilai investasi sebesar 15,58%. Pencapaian target ini dapat dilihat dari jumlah nilai investasi Tahun 2015 sebesar Rp yang naik 189,94% dari nilai investasi Tahun 2014 sebesar Rp sehingga capaian kinerja untuk indikator ini sebesar 189,94% LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 18

19 b. Meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektifitas, efesiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi dengan indikator kinerja utama (IKU) persentase peningkatan investor yang mengajukan permohonan penanaman modal di Provinsi Bali. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali menargetkan peningkatan investor di Tahun 2015 sebesar 16,70%. Realisasi di Tahun 2015 jumlah investor yang mengajukan permohonan sebanyak naik 86,70% dari jumlah investor Tahun 2014 sebanyak sehingga pencapaian kinerja untuk indikator ini sebesar 86,70% Tujuan kedua adalah Terwujudnya kepatuhan para investor terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan sasaran strategis meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku dan indikator kinerja utama (IKU) persentase penurunan kasus pelanggaran oleh investor. Pada Tahun 2015 ditetapkan target penurunan kasus sebesar 18% dengan realisasi jumlah kasus pelanggaran sebanyak 77 kasus sehingga pencapaian kinerja untuk indikator ini sebesar 16%. Dalam mewujudkan tujuan ketiga Terwujudnya pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel ditetapkan sasaran strategis meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel dengan indikator kinerja utama (IKU) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali menargetkan skor Indeks Kepuasan Masyarakat sebesar 85 dan untuk Tahun 2015 memperoleh skor sebesar 84,32, hal tersebut dapat dilihat dari hasil audit Tim ISSO Tahun 2015 LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 19

20 2. Membandingkan realisasi kinerja Tahun 2015 dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan indikator kinerja sasaran sebagai tolok ukurnya, tergambar bahwa secara umum capaian kinerja dari indikator kinerja utama tahun 2015 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013, 2014 dan tahun 2015 yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 Perbandingan Antara Target Dan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Tahun sebelumnya NO TUJUAN SASARAN KINERJA TUJUAN/ SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SAT CAPAIAN TAHUN 2013 TARG ET REALI SASI CAPAIAN TAHUN 2014 TARG ET REALI SASI CAPAIAN TAHUN 2015 TARG ET REALI SASI Terwujudnya daya tarik dan daya saing investasi di Provinsi Bali 1.1 Meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMA maupun PMDN. Persentase peningkatan nilai investasi. % 7,32 (5) 10,96 32,80 15,58 189, Meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektifitas, efesiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi. Persentase peningkatan investor yang mengajukan permohonan penanaman modal di Provinsi Bali. % 9,82 3,98 13,43 44,16 16,70 86,70 2 Terwujudnya kepatuhan para investor terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku 2.1 Meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundangundangan yang berlaku. Persentase penurunan kasus pelanggaran oleh investor. % , Terwujudnya pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel 3.1 Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Skor 75 78, , ,32 LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 20

21 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Perencanaan Strategis (Renstra). Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan indicator kinerja sasaran sebagai tolok ukurnya, tergambar bahwa secara umum capaian kinerja dari indicator kinerja utama tahun 2015 telah sesuai dengan target kinerja yang di tergetkan dalam Renstra, sebagaimana tergambar dalam tabel berikut : Tabel 3.3 Perbandingan Antara Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan target jangka menengah NO TUJUAN SASARAN KINERJA TUJUAN/ SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SAT CAPAIAN TAHUN 2015 TARG ET REALI SASI TARGET RENSTRA TAHUN 2015 TARG ET REALI SASI Terwujudnya daya tarik dan daya saing investasi di Provinsi Bali 1.1 Meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMA maupun PMDN. Persentase peningkatan nilai investasi. % 15,58 189,94 15,58 217, Meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektifitas, efesiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi. Persentase peningkatan investor yang mengajukan permohonan penanaman modal di Provinsi Bali. % 16,70 86,70 16,70 134,84 2 Terwujudnya kepatuhan para investor terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku 2.1 Meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku. Persentase penurunan kasus pelanggaran oleh investor. % ,35 3 Terwujudnya pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel 3.1 Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Skor 85 84, ,32 LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 21

22 Secara umum dalam pencapaian sasaran tahun 2015 telah dapat dicapai 100%. Namun demikian bukan berarti tidak ada kendala ataupun hambatan yang dihadapi dalam pencapaian sasaran tersebut. Berikut disajikan analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan. Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran, diantaranya adalah : 1. Belum terwujudnya pemerataan investasi antar wilayah dan antar sektor; 2. Belum memadainya kegiatan promosi investasi secara terpadu antar Kabupaten/Kota; 3. Perlunya peningkatan pelayanan perizinan dan non perizinan secara berlanjut seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat; 4. Koordinasi dengan tim teknis dari instansi terkait yang membidangi masalah perizinan dan non perizinan belum maksimal; 5. Tim teknis dari instansi terkait belum berkantor secara tetap di Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Provinsi Bali khususnya di pelayanan perizinan dan non perizinan (PTSP) Upaya-upaya yang ditempuh untuk meningkatkan pencapaian kinerja untuk tahun-tahun kedepan adalah : 1. Mendorong pelaksanaan penanaman modal secara lebih merata antar sektor dan wilayah di Provinsi Bali; 2. Persebaran Penanaman Modal melalui pengembangan aksesibilitas investasi yang memadai pada wilayah-wilayah yang mengalami kelambatan pertumbuhan ekonomi, menciptakan keterkaitan investasi antar sektor dan antar wilayah; 3. Peningkatan iklim penanaman modal melalui peningkatan kelembagaan dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal; 4. Optimalisasi koordinasi dengan tim teknis perizinan dan non perizinan dengan instansi terkait; LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 22

23 5. Mengupayakan tim teknis instansi terkait berkantor di PTSP Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Provinsi Bali Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Dalam melaksanakan tugas pembinaan dan pengawasan dengan pemanfaatan sumber daya yang ada, selalu mengedepankan prinsip : 1. Transparan; membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara 2. Responsif; dapat mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan perubahan yang terjadi di daerah. 3. Efisien; yaitu pencapaian keluaran tertentu dengan masukan terendah atau masukan terendah dengan keluaran maksimal. 4. Efektif; merupakan kemampuan mencapai target dengan sumber daya yang dimiliki, dengan cara atau proses yang paling optimal. 5. Akuntabel; yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir dari perencanaan pembangunan daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 6. Partisipatif; merupakan hak masyarakat untuk terlibat melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. 7. Terukur; adalah penetapan target kinerja yang akan dicapai dan caracara untuk mencapainya. Analisis program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja. Analisis Kinerja didasarkan atas hasil pengukuran kinerja atas pelaksanaan program/kegiatan dalam suatu sasaran strategis yang diharapkan. Sasaran kinerja strategis tidak dapat dicapai jika tidak didukung dengan program dan kegiatan yang benar-benar mendukung pencapaian sasaran tersebut, LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 23

24 dan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis yang ingin diwujudkan, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali menetapkan program dan kegiatan sebagaimana berikut : a. Sasaran strategis 1 : Meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMA maupun PMDN. Sasaran tersebut diukur pencapaiannya dengan indikator outcome persentase peningkatan nilai investasi, dengan tingkat capaian sebagai berikut : No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Persentase 1. Persentase peningkatan nilai investasi 15,58% 189,94% 1.219,14% Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian indikator kinerja Persentase peningkatan nilai investasi tahun 2015 adalah 189,94%. Hal ini terlihat dari target yang diharapkan 15,58% telah dapat dicapai dengan tingkat capaian 1.219,14%. Pencapaian tersebut dihitung berdasarkan nilai investasi tahun 2015 dengan perhitungan ((realisasi investasi tahun berkenaan dikurangi realisasi investasi tahun sebelumnya) dibagi investasi tahun sebelumnya) x 100%; non komulatif. Untuk mewujudkan pencapaian Sasaran Meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMA maupun PMDN, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali menetapkan : 1. program pengkajian dan perencanaan penanaman modal dengan kegiatannya : a) Pengkajian dan perencanaan penanaman modal, jumlah anggaran Rp ,- (dua ratus tujuh puluh juta rupiah). Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMDN maupun PMA. Dana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah bersumber dari APBD Provinsi Bali Tahun 2015 melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sesuai Keputusan LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 24

25 Gubernur 918/13/DPA/2015 tanggal 2 Januari 2015 dengan jumlah anggaran sebesar Rp ,-. Secara keseluruhan pengelolaan anggaran dapat disampaikan sebagai berikut : - Anggaran : Rp ,- - Realisasi Fisik : 100 % - Realisasi Keuangan : Rp ,- (96,57%) - Sisa Anggaran : Rp ,- (3,43 %) 2. Program Peningkatan iklim Investasi dan realisasi investasi dengan kegiatannya : b) Penyusunan sistem informasi penanaman modal di daerah, jumlah anggaran Rp ,- (seratus dua puluh delapan juta empat ratus sepuluh ribu rupiah). Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMDN maupun PMA. Dana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah bersumber dari APBD Provinsi Bali Tahun 2015 melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sesuai Keputusan Gubernur Nomor 918/13/DPA/2015 tanggal 2 Januari 2015 dengan jumlah anggaran sebesar Rp ,-. Secara keseluruhan pengelolaan anggaran dapat disampaikan sebagai berikut : - Anggaran : Rp ,- - Realisasi Fisik : 100 % - Realisasi Keuangan : Rp ,- (95,17%) - Sisa Anggaran : Rp ,- (4,83 %) LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 25

26 b. Sasaran strategis 2 : Meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektifitas, efesiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi. Sasaran tersebut diukur pencapaiannya dengan indikator outcome persentase peningkatan investor yang mengajukan permohonan penanaman modal di Provinsi Bali, dengan tingkat capaian sebagai berikut : No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Prosentase 1. Persentase peningkatan investor yang mengajukan permohonan penanaman modal di Provinsi Bali. 16,70% 86,70% 519,16% Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian indikator kinerja Persentase peningkatan peningkatan investor tahun 2015 adalah 86,70%. Hal ini terlihat dari target yang diharapkan 16,70% telah dapat dicapai dengan tingkat capaian 519,16%. Pencapaian tersebut dihitung berdasarkan jumlah investor yang mengajkan permohonan pada tahun 2015 dengan perhitungan ((jumlah investor yang mengajkan permohonan tahun berkenaan dikurangi jumlah investor yang mengajkan permohonan tahun sebelumnya) dibagi jumlah investor yang mengajkan permohonan tahun sebelumnya) x 100%; non komulatif. Untuk mewujudkan pencapaian Sasaran Meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektifitas, efesiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali menetapkan : Program Peningkatan promosi dan kerjasama investasi dengan kegiatannya : 1) Forum kerjasama di bidang penanaman modal, jumlah anggaran Rp ,- (seratus juta rupiah). LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 26

27 Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektifitas, efisiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi Dana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah bersumber dari APBD Provinsi Bali Tahun 2015 melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sesuai Keputusan Gubernur Nomor 918/13/DPA/2015 tanggal 2 Januari 2015 dengan jumlah anggaran sebesar Rp ,-. Secara keseluruhan pengelolaan anggaran dapat disampaikan sebagai berikut : - Anggaran : Rp ,- - Realisasi Fisik : 100 % - Realisasi Keuangan : Rp ,- (91,73%) - Sisa Anggaran : Rp ,- (8,27 %) 2) Promosi penanaman modal di dalam negeri, jumlah anggaran Rp ,- (dua ratus juta rupiah). Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektifitas, efisiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi. Dana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah bersumber dari APBD Provinsi Bali Tahun 2015 melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sesuai Keputusan Gubernur Nomor 918/13/DPA/2015 tanggal 2 Januari 2015 dengan jumlah anggaran sebesar Rp ,-. Secara keseluruhan pengelolaan anggaran dapat disampaikan sebagai berikut : - Anggaran : Rp ,- - Realisasi Fisik : 100 % LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 27

28 - Realisasi Keuangan : Rp ,- (80,15%) - Sisa Anggaran : Rp ,- (19,85 %) 3) Pelaksanaan promosi ke luar negeri, jumlah anggaran 0. c. Sasaran strategis 3 : Meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sasaran tersebut diukur pencapaiannya dengan indikator outcome persentase penurunan kasus pelanggaran oleh investor, dengan tingkat capaian sebagai berikut : No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Persentase 1. Persentase penurunan kasus pelanggaran oleh investor 18% 16% 112,5% Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian indikator kinerja Persentase penurunan kasus pelanggaran oleh investor tahun 2015 adalah 112,5%. Hal ini terlihat dari target yang diharapkan 18% telah dapat dicapai dengan tingkat capaian 16%. Pencapaian tersebut dihitung berdasarkan persentase target penurunan kasus pelanggaran oleh investor tahun 2015 dibagi dengan persentasi realisasi penurunan kasus pelanggaran oleh investor tahun 2015 x 100%. Untuk mewujudkan pencapaian Sasaran Meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali menetapkan program mengendalikan pelaksanaan penanaman modal dengan kegiatannya : 1) Pembinaan, konsultasi/ koordinasi dan pelaporan, jumlah anggaran Rp ,- (empat puluh empat juta tujuh ratus tujuh puluh ribu rupiah). Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 28

29 Dana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah bersumber dari APBD Provinsi Bali Tahun 2015 melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sesuai Keputusan Gubernur Nomor 918/13/DPA/2015 tanggal 2 Januari 2015 dengan jumlah anggaran sebesar Rp ,-. Secara keseluruhan pengelolaan anggaran dapat disampaikan sebagai berikut : - Anggaran : Rp ,- - Realisasi Fisik : 100 % - Realisasi Keuangan : Rp ,- (84,32%) - Sisa Anggaran : Rp ,- (15,68 %) 2) Monitoring dan koordinasi penanaman modal, jumlah anggaran Rp ,- (empat puluh tujuh juta tujuh ratus tujuh puluh lima ribu rupiah). Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah bersumber dari APBD Provinsi Bali Tahun 2015 melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sesuai Keputusan Gubernur Nomor 918/13/DPA/2015 tanggal 2 Januari 2015 dengan jumlah anggaran sebesar Rp ,-. Secara keseluruhan pengelolaan anggaran dapat disampaikan sebagai berikut : - Anggaran : Rp ,- - Realisasi Fisik : 100 % - Realisasi Keuangan : Rp ,- (78,29%) - Sisa Anggaran : Rp ,- (21,71%) d. Sasaran strategis 4 : meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 29

30 Sasaran tersebut diukur pencapaiannya dengan indikator outcome Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), dengan tingkat capaian sebagai berikut : No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Persentase 1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 85 84,32 99,20% Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian indikator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) tahun 2015 adalah 84,32 Hal ini terlihat dari target yang diharapkan 85 telah dapat dicapai dengan tingkat capaian 99,20%, Pencapaian tersebut dihitung berdasarkan skor Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan perhitungan (total nilai persepsi per unsur dibagi total unsur terisi) dikali nilai perimbang (0,071 x 25). Untuk mewujudkan pencapaian Sasaran meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali menetapkan program mengkoordinasikan dan mendorong peran swasta dalam pembangunan dengan kegiatannya : 1) Pemantauan, sinkronisasi dan implementasi pelayanan perizinan dan non perizinan, jumlah anggaran Rp ,- (seratus tujuh puluh delapan ribu empat ratus sembilan puluh satu ribu sembilan ratus lima puluh rupiah). Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efisien, transparan dan akuntabel Dana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah bersumber dari APBD Provinsi Bali Tahun 2015 melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sesuai Keputusan Gubernur Nomor 918/13/DPA/2015 tanggal 2 Januari 2015 dengan jumlah anggaran sebesar Rp ,-. LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 30

31 Secara keseluruhan pengelolaan anggaran dapat disampaikan sebagai berikut : - Anggaran : Rp ,- - Realisasi Fisik : 100 % - Realisasi Keuangan : Rp ,- (99,65%) - Sisa Anggaran : Rp ,- (0,35 %) 2) Koordinasi dan konsultasi pelayanan perizinan dan non perizinan, jumlah anggaran Rp ,- (tujuh puluh tujuh juta tiga ratus empat puluh satu ribu dua rupiah). Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efisien, transparan dan akuntabel Dana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah bersumber dari APBD Provinsi Bali Tahun 2015 melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sesuai Keputusan Gubernur Nomor 918/13/DPA/2015 tanggal 2 Januari 2015 dengan jumlah anggaran sebesar Rp ,-. Secara keseluruhan pengelolaan anggaran dapat disampaikan sebagai berikut : - Anggaran : Rp ,- - Realisasi Fisik : 100 % - Realisasi Keuangan : Rp ,- (72,19%) - Sisa Anggaran : Rp ,- (27,81%) LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 31

32 B. RENCANA DAN REALISASI ANGGARAN TAHUN 2015 Rencana anggaran yang dijabarkan dalam program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tahun 2015 dan realisasinya terlihat sebagaimana tabel berikut : NO. PROGRAM/KEGIATAN RENCANA REALISASI Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.1. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Penyediaan alat tulis kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan Penyediaan makanan dan minuman Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Upacara keagamaan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pengadaan perlengkapan gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pengembangan dan Peningkatan Kualitas SDM. 4. Program Peningkatan Kualitas dan Penyebar luasan Informasi Sosialisasi dan publikasi konsultasi pelayanan perizinan dan non perizinan. 5. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Promosi Penanaman Modal Pelaksanaan Promosi Luar Negeri. 6. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Penyusunan sistem informasi penanaman modal di daerah Forum kerjasama di bidang penanaman modal LKIP 2015 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali 32

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puja Pangastuti Angayubagia Kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) 1 RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) Renja Bagian Pertanahan Tahun 2015 (Review) Page 1 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Rencana Kerja Bagian Pertanahan Sekretariat

Lebih terperinci

RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018

RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018 RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018 Organisasi/SUB SKPD : 2.12.01.01 - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu KODE Urusan/Bidang Urusan Pemerintah Daerah dan Program/Kegiatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita Bangsa Bernegara.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun 2014 1 PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 dilaksanakan

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI TAHUN 2013 2018 PEMERINTAH PROVINSI BALI DENPASAR 2014 K A T A P E N G A N T A R Dengan mengucapkan puji syukur angayu bagia kehadapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintah Daerah berjalan secara efisien dan efektif

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

User [Pick the date]

User [Pick the date] RENCANA KERJA KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 User [Pick the date] KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG Jl babakan sari no.177 Bandung telepon (022) 7271101 2015 Rencana Kerja Kecamatan Kiaracondong

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG MANGUPURA, 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.... 1 1.1 Latar Belakang........ 1 1.2

Lebih terperinci

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan clean government) telah mendorong pengembangan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Kerja (RENJA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja RSUD dr Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Program Utama Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai visi misi Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal maka ditentukan oleh ketersedian anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BALI LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 Laporan Kinerja Dinas Koperasi UMKM Provinsi Bali Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji Syukur kami

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa penanaman modal merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN, terdapat 7 (Tujuh) azas umum penyelenggaraan negara,

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II BAB. II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam system akuntabilitas

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas semua limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 dapat diselesaikan,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 Dishubkombudpar 55 BAB II PERENCANAANKINERJA A. RENCANA STRATEGIS SKPD Penetapan Visi,

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SKPD : DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOGIRI TAHUN : 08 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target () () (3) (4). Meningkatnya iklim investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka reformasi birokrasi yang sedang dilaksanakan di Indonesia, penetapan rencana kerja tahunan ini akan sangat mewarnai berbagai kebijakan yang akan diterapkan,

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B II PERENCANAAN KINERJA

LKIP BPMPT 2016 B A B II PERENCANAAN KINERJA B A B II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis BPMPT Provinsi Jawa Barat 2.1.1 Visi dan Misi Rencana Strategis (Renstra) BPMPT merupakan kerangka pelaksanaan kegiatan BPMPT Provinsi Jawa Barat untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa penanaman modal merupakan

Lebih terperinci

Renstra Inspektorat Provinsi Bali merupakan penjabaran dari RPJMD

Renstra Inspektorat Provinsi Bali merupakan penjabaran dari RPJMD B A B I I P E R E N C A N A A N K I N E R J A A. KAITAN RENSTRA DENGAN RPJMD. Renstra Inspektorat Provinsi Bali merupakan penjabaran dari RPJMD Provinsi Bali Tahun 2014-2018 sebagai dokumen perencanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS KINERJA

AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA Dalam pengukuran kinerja telah kami buat pengukuran kinerja kegiatan dan pengukuran pencapaian sasaran. 1. Pengukuran Kinerja Kegiatan Untuk melihat

Lebih terperinci

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan clean government) telah mendorong pengembangan

Lebih terperinci

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Memaparkan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan, serta pembahasan tentang RENSTRA, tujuan dan Sasaran Visi dan Misi, Penetapan Kinerja,

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan meningkatnya urusan-urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Bali di Jakarta baik yang meliputi urusan administratif, teknis maupun koordinatif, peran dan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang No: 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Singkat Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Barru Tahun 2013 telah selesai

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN PERTANAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA BAGIAN PERTANAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG BAB I PENDAHULUAN 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN PERTANAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR : 188.45/ /KEP/421.014/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA BAGIAN PERTANAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program Dan Kegiatan Peran strategis Kecamatan di Kota Bandung menuntut adanya peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU 13 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun Lalu dan Capaian Rencana Strategis (RENSTRA) Perangkat Daerah. Rencana Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan merupakan suatu siklus dalam proses menentukan kebijakan melalui urutan pilihan yang tepat dalam jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Alamat : Jalan Raya Ratahan Belang, Komp. SKPD Blok B, Kel. Pasan RATAHAN KODE POS 95695 KEPUTUSAN KEPALA DINAS

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Latar Belakang Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Untuk

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA JAKARTA, MARET 2011 DAFTAR ISI Hal BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum

Lebih terperinci

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF i IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Kediri Tahun 2012 ini disusun dengan menyajikan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

STRATEGI JANGKA MENENGAH DPMPTSP KABUPATEN BUOL RENSTRA BAB IV TAHUN

STRATEGI JANGKA MENENGAH DPMPTSP KABUPATEN BUOL RENSTRA BAB IV TAHUN STRATEGI JANGKA MENENGAH DPMPTSP KABUPATEN BUOL RENSTRA BAB IV TAHUN 2017-2022 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.1 VISI dan MISI Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ... i DAFTAR ISI. ... ii. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ... i DAFTAR ISI. ... ii. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan... DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 4 C. Maksud dan Tujuan... 5 D. Sistematika Penulisan. 6 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci