(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN
|
|
- Widyawati Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Singkat Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang dan Peraturan Bupati Sumedang No. 27 tahun 2015 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang. B. Aspek Strategis Yang Berpengaruh Dalam pelaksanaan kegiatan tugas pokok dan fungsi sangat dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang meliputi : 1. Susunan organisasi BPMPT memungkinkan untuk melaksanakan pelayanan Bidang Penanaman Modal secara strategis mulai dari Perencanaan, Promosi dan Kerjasama, Pelayanan Perizinan, Pengembangan dan Pengendalian. 2. Dalam efektivitas pelaksanaan Tupoksi pada setiap fungsi belum ditetapkan uraian tugas setiap pegawai terutama pada jabatan - jabatan pelaksanaan yang terkait langsung dengan pelayanan perizinan termasuk belum adanya kesesuaian penerapan penilaian pelayanan perizinan 3. Belum dilakukannya pengembangan kompetensi aparatur yang sesuai dengan tingkat kebutuhan. 4. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik sarana komunikasi dan transportasi maupun sarana pendukung lainnya yang memungkinkan dapat bekerja maksimal 5. Adanya regulasi yang mengatur tentang pokok-pokok kemudahan investasi dan menyediakan sistem insentif bagi investor yang menanamkan modalnya pada sektor-sektor tertentu Secara lebih jauh dan rinci dari pelaksanaan tersebut, akan diuraikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 1
2 C. Tugas Pokok dan Fungsi. Tugas pokok dan fungsi uraian tugas jabatan struktural pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu dapat dilihat pada Peraturan Bupati Sumedang Nomor 27 Tahun 2015 Tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dengan struktur organisasi sebagai berikut : KEPALA BADAN SEKRETARIS BPMPT SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN UMUM, ASET DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL BIDANG PROMOSI DAN KERJASAMA PENANAMAN MODAL BIDANG PELAYANAN PERIZINAN SUB BIDANG PERENCANAAN SUB BIDANG PENGEMBANGAN SUB BIDANG PROMOSI SUB BIDANG KERJASAMA SUB BIDANG PERIZINAN PU DAN PERINDAG SUB BIDANG ANEKA IZIN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 2
3 BAB II RENCANA DAN PERJANJIAN KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN SUMEDANG A. Rencana Strategis 1. Visi dan Misi Mengacu pada salah satu Misi Pemerintah Kabupaten Sumedang, yaitu : Pada Tahun 2018 SUMEDANG SENYUM MANIS (Sejahtera, Nyunda, Maju, Mandiri dan Agamis). Maka Visi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Sumedang adalah Terwujudnya Pemandu Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan yang Prima Tahun Untuk mewujudkan Visi, maka ditetapkan Misi sebagai berikut : 1. Melaksanakan pelayanan perizinan usaha yang prima dan terintegrasi dengan regulasi, promosi dan kerjasama; 2. Melaksanakan pelayanan yang lebih adil bagi segenap usaha. 2. Tujuan Tujuannya dari misi sebagaimana tersebut diatas adalah : 1. Mewujudkan iklim investasi untuk meletakan dasar investai yang berkelanjutan; 2. Terselenggaranya hubungan antara lembaga dan kerjasama yang mengutamakan kepentingan daerah dalam rangka meningkatkan investasi yang didukung kegiatan promosi yang proaktif; 3. Terselenggaranya pelayanan perizinan usaha sesuai dan berorientasi pada kepuasan dan keadilan masyarakat dunia usaha dan seluruh kekuatan ekonomi kerakyatan, terutama pengusaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi. 4. Terselenggaranya pengendalian pelaksanaan penanaman modal dalam rangka pemantauan, pembinaan dan pengawasan; Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 3
4 5. Terselenggaranya pengelolaan sistem dan penyebarluasan informasi serta meningkatnya kemampuan sumber daya manusia penanaman modal yang profesional. 3. Kebijakan 1) Kebijakan kerjasama penanaman modal, yaitu merupakan fasilitas Pemerintah Daerah dalam rangka kerjasama kemitraan antara pelaku usaha dan antar pelaku usaha dengan pemerintah daerah; 2) Kebijakan promosi penanaman modal, yaitu merupakan kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan citra Pemerintah Daerah sebagai daerah tujuan investasi yang kondusif dan mendorong calon unvestor untuk berinvestasi di Suedang; 3) Kebijakan pengelolaan data dan system informasi penanaman modal, yaitu merupakan integrasi dari penerapan Spipise, Sie LKPM dan Simpatik dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dalam suatu system manajemen mutu yang akuntabel dan bersertifikat; 4) Kebijakan penyebarluasan, pendidikan dan pelatihan penanaman modal, merupakan kegiatan bimbingan teknis atau sosialisasi kebijakan penanaman modal dan pelayanan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha. 4. Program Kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut : a. Belanja Wajib Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 2. Penyediaan Pelayanan Administrasi Perkantoran 3. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan 4. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 5. Penyediaan Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi 6. Penyediaan Jasa Tenaga Operasional Pengamanan 7. Penyediaan Jasa Kebersihan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 4
5 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1. Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Gedung Kantor 2. Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Kantor 3. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Rumah Tangga 4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan dan Peralatan Kantor 6. Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 1. Penyusunan Laporan Kinerja SKPD 2. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Program Peningkatan Perencanaan dan Penganggaran SKPD 1. Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran SKPD b. Belanja Urusan Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama 1. Pembuatan Dokumen Daya Tarik Daerah dan Pameran Peluang Investasi Unggulan Daerah 2. Fasilitasi Kerjasama Investasi 3. Sosialisasi Kebijkan dan Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan Program Peningkatan Iklim Investasi dan realisasi Investasi 1. Penyusunan Kajian Potensi Peluang Investasi di Kabupaten Sumedang 2. Pemantauan, Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan Penanaman Modal dan Perizinan 3. Penyusunan Perumusan Kebijakan Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan Program Penyiapan Potensi Sumberdaya Sarana dan Prasarana Daerah 1. Penyelenggaraan Sistem Informasi Penanaman Modal di Kabupaten Sumedang. 2. Penyusunan Data Base Potensi Investasi Daerah Program Peningkatan Pelayanan Perizinan 1. Peningkatan Pelayanan Perizinan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 5
6 B. Rencana kinerja Dokumen Rencana Kinerja memuat informasi tentang Sasaran Strategis dalam hal ini yaitu misi-misi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu yang telah ditetapkan untuk mewujudkan Visi; indikator kinerja sasaran, serta Target yang ditetapkan; indikator kinerja dan target yang ditetapkan merupakan program/kegiatan yang ditetapkan untuk mewujudkan misi. Secara sederhana Rencana Kinerja Tahunan (RKT) SKPD dapat dilihat pada tabel berikut : Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Meningkatkan lingkungan usaha yang lebih baik Lingkungan Internal : - Peningkatan Pelayanan Administrasi perkantoran - Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur - Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan - Peningkatan Perencanaan dan Penganggaran SKPD Lingkungan Eksternal : - Pembinaan, pengendalian investasi 41 PMA/PMDN () Meningkatkan daya saing ekonomi daerah Meningkatkan pemasaran aktif - Penataan regulasi investasi dan perizinan - Penyediaan kemudahan dalam perizinan - Pameran - Fasilitasi Kerjasama Investasi 1 Perbup/Kepbup () () 2 kali () 1 kali () Meningkatkan pelayanan kepada investor C. Perjanjian Kinerja penyelesaian berkas permohonan perizinan izin () Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator- Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 6
7 indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatkan lingkungan usaha yang lebih baik Lingkungan Internal : - Peningkatan Pelayanan Administrasi perkantoran - Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur - Peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan - Peningkatan Perencanaan dan Penganggaran SKPD Lingkungan Eksternal : - Pembinaan, pengendalian investasi 41 PMA/ PMDN Realisasi Fisik % 99,18% 99,24% 0%* Meningkatkan daya saing ekonomi daerah Meningkatkan pemasaran aktif Persentase rata - rata 99,68% 1 PerBup/ 1Kepbup Kepbup - Penataan regulasi investasi dan perizinan - Penyediaan kemudahan dalam perizinan 1 perbup 1 SK Keputusan Badan** Persentase rata rata - Pameran - Fasilitasi Kerjasama Investasi 2 kali 1 kali 3 Kali 1 kali 150% Meningkatkan pelayanan kepada investor Persentase rata rata 125% penyelesaian berkas permohonan perizinan izin izin 226,33% Persentase rata - rata 226,33% Akumulasi Persentase rata rata : 4 137,75 % * Data Sementara dalam proses penyusunan **Ket. Bersifat sementara sebelum disusun Perbup,karena masih proses penyusunan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 7
8 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN SUMEDANG Sebagai bentuk Pertanggungjawaban terhadap Pelaksanaan Program Pembangunan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu, Anggaran Publik APBD Kabupaten Sumedang dan Anggaran Aparatur APBD Kabupaten Sumedang, Maka disusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (LKIP) yang melaporkan hasil pelaksanaan program dan kegiatan selama Tahun Anggaran A. Kerangka Pengukuran Kinerja Kerangka Pengukuran Kinerja dilakukan dengan membandingkan antara hasil/realisasi yang dicapai dengan target/rencana yang tertuang dalam penetapan indikator kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Tahun Apabila semakin tinggi realisasi maka akan berindikasi semakin tinggi kinerja, atau semakin rendah realisasi maka akan menunjukan semakin rendah pula kinerja, hal ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Capaian Kinerja = Realisasi Target X 100 Pada prinsipnya besarnya biaya akan mengikuti besarnya kegiatan/fungsi oleh karena itu, untuk menghitung bobot kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi anggaran dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Tingkat capaian kinerja tiap kegiatan dilakukan melalui penghitungan dari sub-sub kegiatan (tolak ukur) secara tertimbang perhitungan capaian target kinerja tertimbang sesuai dengan bobot dari masing-masing sub-sub kegiatan terhadap total biaya. Tingkat capaian kinerja kegiatan merupakan penjumlahan dari semua capaian kinerja sub-sub bobot kegiatan. Bobot kinerja tertimbang mencerminkan seberapa besar sumbangan kinerja tiap-tiap sub kegiatan terhadap tingkat capaian kinerja kegiatan. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 8
9 Nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut : X > 85 : Sangat Berhasil 70 < X < 85 : Berhasil 55 < X < 70 : Cukup Berhasil X < 55 : Tidak Berhasil B. Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Kinerja Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang selama Tahun 2016 dapat dilihat dalam tabel Rencana Strategis, tabel Rencana Kinerja Tahunan, tabel Pengukuran Kinerja Kegiatan dan tabel Pengukuran Pencapaian Sasaran sebagai berikut : Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 9
10 B.1 Rencana Strategis (RS) berikut : Rencana Strategis Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Sumedang Tahun dilihat pada tabel Misi Melaksanakan Pelayanan yang lebih adil bagi segenap usaha Melaksanakan Pelayanan yang lebih adil bagi segenap usaha Tujuan Mewujudkan Iklim Investasi untuk meletakan dasar invetasi yang berkelanjutan Terselenggaranya hubungan antara lembaga dan kerjasama yang mengutamakan kepentingan daerah dalam rangka meningkatkan investasi yang didukung kegiatan promosi yang proaktif Sasaran Cara mencapai tujuan sasaran Uraian Indikator Kebijakan Program 1. Tersedianya informasi peluang usaha Kebijakan sector/bidang usaha unggulan, PenanamanModal mencakup lokasi, ketersediaan lahan,kesesuaian dengan tata ruang, bentuk dukungan Pemerintah Kabupaten Sumedang, potensi pasar dan perkiraan investasi 2. Tersedianya regulasi penanaman modal yang dapat memenuhi rasa keadilan dunia usaha. Meningkatya kepastian hukum investasi Meningkatnya akses pemasaran 1. Terselenggaranya fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan berupa : a. Antar pengusaha mikro, kecil, menengah dan koperasi tingkat kabupaten dengan pengusaha tingkat kabupaten, propinsi/nasional. b. Antara pengusaha mikro, kecil, menengah dan koperasi serta besar tingkat kabupaten dengan pemerintah daerah atas asset daerah atau asset poptensial milik masyarakat. c. Kegiatan penanaman modal melalui skema KPS dan Non KPS serta BUMD. 1. Kebijakan Kerjasama Penanaman Modal Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi Peningkatan Promosi dan Kerjasama Ket. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 10
11 2. Terselenggaranya promosi peluang penanaman modal, mencakup antara lain penyelenggaraan pameran, investment forum, seminar investasi dan penyebarluasan brosur. 2. Kebijakan Promosi Penanaman Modal Peningkatan Promosi dan Kerjasama Melaksanakan pelayanan perizinan usaha yang prima dan terintegrasi dengan regulasi, promosi dan kerjasama Melaksanakan Pelayanan yang lebih adil bagi segenap usaha Terselenggaranya pelayanan perizinan usaha sesuai dan berorientasi pada kepuasan dan keadilan masyarakat dunia usaha dan seluruh kekuatan ekonomi kerakyatan, terutama pengusaha mikro, kecil dan menengah serta Koperasi Terselenggaranya pengendalian pelaksanaan penanaman modal dalam rangka pemantauan, pembinaan dan pengawasan Meningkatnya kualitas pelayanan Meningkatnya kualitas pelayanan Terselenggaranya pelayanan perizinan bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), berupa : a. Persentase penyelenggaraaan pelayanan izin prinsip dan izin usaha penanaman modal dalam negeri sesuai kewenangan. b. Persentase penyelenggaraan pelayanan perizinan pemanfaatan ruang (prinsip, lokasi, IPPT, IMB), perizinan sesuai pelimpahan kewenanhan dari Bupati. c. Perizinan gratis bagi usaha mikro d. Fasilitasi insentif dan kemudahan bagi usaha kecil, menengah, besar dan koperasi Terselenggaranya pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha Kebijakan Pelayanan Penanaman Modal Kebijakan Pengendalian Pelaksanaan Perizinan Penanaman Modal Peningkatan Pelayanan Perizinan Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 11
12 Melaksanakan pelayanan perizinan usaha yang prima dan terintegrasi dengan regulasi, promosi dan kerjasama Terselenggaranya system dan penyebarluasan informasi serta meningkatnya kemampuan sumber daya manusia penanaman modal yang profesional Meningkatnya kualitas pelayanan 1. Terbangunnya dokumen basis data potensi daerah, dokumen daya tarik daerah, dokumen strategi pemikat investor dan dokumen prosedur investasi. 2. Persentase terimplementasikannya Sistem Pelayanan Perizinan Terpadu (Simyandu), Siatem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE), Sistem Laporan Kegiatan Penanaman Modal (Sis LKPM), dan Sistem Kearsipan Digital melalui konsep penerapan Standar Sistem Manajemen Mutu(SMM) yang akuntabel dan bersertifikat 3. Terselenggaranya sosialisasi kebijakan dan pelayanan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha dan peningkatan pendidikan serta pelatihan aparatur 1. Kebijakan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Penanaman Modal 2. Kebijakan Penyebarluasan, Pendidikan dan Pelatihan Penanaman Modal Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana Daerah Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 12
13 Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) Hasil pengukuran Pencapaian Sasaran dapat dilihat sebagaimana terlampir pada Lampiran 4 C. Hambatan/Kendala dan Permasalahan yang dihadapi Hambatan dan permasalahan yang muncul tesebut diatas dalam menunjang Visi dan Misi Kabupaten Sumedang disebabkan oleh keterbatasan yang dimiliki, antara lain : 1. Pelaksanaan Pelayanan Perizinan salah satu fungsinya dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang yang dalam pelaksanaannya memerlukan koordinasi dengan SKPD teknis lainnya. Namun demikian dilapangan koordinasi dengan tim dari SKPD teknis maupun dengan pihak kecamatan belum berjalan harmonis sesuai dengan aturan. 2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada terbatas, belum meratanya pemahaman dan wawasan di bidang Penanaman Modal. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan wawasan dan pengetahuan terhadap aparatur, kaitan dengan kebijakan di Bidang Penanaman Modal. 3. Perlu adanya sosialisasi baik secara kewenangan maupun tugas pokok tentang keberadaan Institusi Penanaman Modal kepada perusahaan PMA / PMDN. 4. Tidak adanya data base Potensi Daerah yang memadai sehingga potensi investasi tidak dapat tergambarkan yang dapat dijadikan dasar dalam pembentukan regulasi yang dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif. 5. Dikarenakan Anggaran yang diberikan untuk pengembangan investasi di Kabupaten Sumedang terbatas, pelaksanaan pengembagan investasi baik perencanaan dan pengembangan, promosi dan kerjasama investasi maupun pelayanan perizinan belum dapat dilaksanakan secara optimal. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 13
14 D. Strategi Pemecahan Masalah Dari hambatan dan permasalahan yang dihadapi dan keterbatasan yang dimiliki, maka strategi pemecahan masalah yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Perlu adanya pelaksanaan pengembangan pelayanan investasi yang bersifat menyeluruh dan lintas sektoral (Grand Design) yang didukung dengan keberadaan data base Potensi Daerah yang memadai dan dijamin dengan regulasi regulasi yang mengarah pada pengembangan investasi. 2. Koordinasi Forum Investasi dengan melibatkan Institusi Penanaman Modal. Sehingga kegiatan investasi PMA/PMDN benar benar dipahami oleh semua pihak sebagai kegiatan ekonomi yang mempunyai dampak multiplier effect. 3. Promosi dan publikasi terus ditingkatkan dengan banyak memberikan informasi ke berbagai pihak termasuk dunia internasional agar tidak ada lagi anggapan bahwa Sumedang sebagai daerah yang kurang nyaman, menarik untuk investasi. 4. Terorganisasinya penanganan permasalahan penanaman modal di Sumedang, sehingga Tim Task Force dapat berperan aktif dan dapat merumuskan tindak lanjut permasalahan yang dihadapi para investor. 5. Investasi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan bersifat lintas sektoral serta sangat kompleks perlu mendapat perhatian bersama (eksekutif, legislatif dan unsur lainnya) dalam rangka membenahi pelayanan penanaman modal yang efisien dan efektif guna terwujudnya Sumedang sebagai kawasan yang menarik bagi investor. 6. Dengan keterbatasan anggaran pemerintah, maka sektor swasta diupayakan untuk ditingkatkan partisipasinya sehingga perekonomian Indonesia dapat bergerak secara positif dan dapat mencipatakan lapangan kerja. E. Aspek Keuangan Akuntabilitas keuangan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dapat dilihat dari Anggaran Belanja terdiri dari Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran Gambaran Akuntabilitas Keuangan dapat dilihat sebagai berikut : Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 14
15 E.1 Pendapatan Daerah Realisasi pendapatan yang dikelola oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu adalah dari retribusi daerah, dapat dilihat pada tabel berikut: NO URAIAN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) % KET. 1. Izin Mendirikan , ,00 101,24 Bangunan 2. Izin Gangguan , ,00 90,11 3. Izin Trayek , ,00 154,94 Jumlah , ,00 101,14 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase rata rata Realisasi Pendapatan mencapai 101,14%, apabila mengacu pada skala pengukuran kinerja nilai persentase Realisasi Pendapatan berada pada kategori Sangat Berhasil. E.2 Belanja Tidak Langsung Jumlah Belanja Tidak Langsung Tahun 2016 terdiri dari : NO URAIAN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) % KET. 1. Gaji dan Tunjangan , ,00 99,62 2. Tambahan Penghasilan PNS , ,00 99,56 3. Belanja Retribusi , ,00 35,21 Jumlah , ,00 94,20 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase rata rata Realisasi Belanja Tidak Langsung mencapai 94,20% apabila mengacu pada skala pengukuran kinerja nilai persentase Realisasi Belanja tidak Langsung berada pada kategori Sangat Berhasil. E.3. Belanja Langsung Jumlah Belanja Langsung Tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 97,97%. Berdasarkan pencapaian sasaran program kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang Tahun 2016 adalah sebagai berikut : Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 15
16 NO PROGRAM TARGET (Rp) REALISASI (Rp) % KET. 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 4. Peningkatan Perencanaan dan Penganggaran SKPD 8. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi 9. Peningkatan Iklim Investasi dan realisasi Investasi realisasi 10. Program Penyiapan Potensi Sumber daya Sarana dan Prasarana Daerah 11. Peningkatan Pelayanan Perizinan , ,00 98, , , , , , , , , , , , , , , Rata-rata pencapaian belanja urusan wajib pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang selama Tahun 2016 adalah: Penyerapan belanja wajib SKPD masih dibawah target sebesar 100 %, dengan rincian sebagai berikut : Jumlah Biaya Rp ,- Yang diserap Rp ,- Prosentase 99,33 % Dari data diatas dapat dilihat bahwa persentase rata rata Realisasi Belanja Wajib SKPD mencapai 99,33% apabila mengacu pada skala pengukuran kinerja nilai persentase Realisasi Belanja Wajib SKPD berada pada kategori Sangat Berhasil. Penyerapan belanja kegiatan urusan wajib/pilihan SKPD masih dibawah target sebesar. Dengan rincian sebagai berikut : Jumlah Biaya Rp ,- Yang diserap Rp ,- Prosentase 96,69 % Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 16
17 Dari data diatas dapat dilihat bahwa persentase rata rata Realisasi Belanja Kegiatan Urusan Wajib/Pilihan SKPD mencapai 96,69% apabila mengacu pada skala pengukuran kinerja nilai persentase Realisasi Belanja Kegiatan Urusan Wajib/Pilihan SKPD berada pada kategori Sangat Berhasil. Rata-rata Capaian Program Kegiatan : Jumlah Biaya Rp ,- Yang diserap Rp ,- Prosentase 97,97% Dari data diatas dapat dilihat bahwa persentase rata rata Capaian Program Kegiatan SKPD mencapai 97,97%, apabila mengacu pada skala pengukuran kinerja nilai persentase Rata rata Capaian Program Kegiatan SKPD berada pada kategori Sangat Berhasil. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 17
18 BAB IV PENUTUP A. Tinjauan Umum Berdasarkan hasil pelaksanaan pengembangan investasi dan perizinan Terpadu dalam Tahun 2016 masih dilaksanakan berbagai program/kegiatan yang merupakan lanjutan dari kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam tahun 2015 : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Perencanaan dan Penganggaran SKPD Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Program Peningkatan Iklim Investasi dan realisasi Investasi Program Penyiapan Potensi Sumberdaya Sarana dan Prasarana Daerah Program Peningkatan Pelayanan Perizinan B. Saran Tindak Lanjut Dari kondisi dan potensi yang dimiliki Kabupaten Sumedang serta permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu, maka saran tindak lanjut dalam pengembangan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan, antara lain : Perlu peningkatan peran Pemerintah Daerah (sebagai Fasilitator) dalam mendukung pengembangan iklim investasi dan pelayanan perizinan terutama dalam hal peningkatan daya saing daerah dan peningkatan kualitas pelayanan kepada investor; Perlu terus dilaksanakan pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam pengembangan investasi dan pelayanan perizinan; Perlu peningkatan koordinasi dilapangan antara lintas sektoral dalam pembangunan ekonomi kerakyatan. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 18
19 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 19
URAIAN sebelum perubahan
URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : 1.16. - PENANAMAN MODAL : 1.16.01. - BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KODE REKENING 1.16.1.16.01.00.00.4. 1.16.1.16.01.00.00.8. 1.16.1.16.01.00.00.4.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita Bangsa Bernegara.
Lebih terperinci3.4 Penentuan Isu-isu Strategis
Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS
Lebih terperinciBAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BADAN PELAYANAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL RENCANA STRATEGIS (RENSTRA 214-218) BAB 1 : PENDAHULUAN BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 1.1.
Lebih terperinciBAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai
Lebih terperinciBADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI Visi merupakan cara pandang jauh ke depan dari suatu lembaga/institusi yang harus dibawa
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Program Utama Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai visi misi Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal maka ditentukan oleh ketersedian anggaran
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN KABUPATEN SUMEDANG
Lebih terperinciRENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018
RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018 Organisasi/SUB SKPD : 2.12.01.01 - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu KODE Urusan/Bidang Urusan Pemerintah Daerah dan Program/Kegiatan
Lebih terperinciLaporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun 2014 1 PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 dilaksanakan
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa penanaman modal merupakan
Lebih terperinciRINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 1 TAHUN 201 31 December 201 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI INSTANSI
BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Sejarah Singkat Diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun 2008
Lebih terperinciBUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA
SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa penanaman modal
Lebih terperinciBUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI
1 BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa penanaman
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU
SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintah Daerah berjalan secara efisien dan efektif
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka
Lebih terperinciDATA DAN INFORMASI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) KABUPATEN SUBANG TAHUN 2016
DATA DAN INFORMASI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) KABUPATEN SUBANG TAHUN 2016 A. INFORMASI TENTANG PROFIL PEJABAT STRUKTURAL DI BPMP KAB. SUBANG Terlampir B. INFORMASI TERKAIT TRANSPARANSI
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa penanaman modal merupakan
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Lampiran : I 1. Nama Organisasi : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman berdasarkan peraturan
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN SELAYAR
BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBadan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai
Lebih terperinciTarget Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan. Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan. Indikator Kinerja Program (outcomes) dan Kegiatan (output)
Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Kantor Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten Provinsi Sulawesi Selatan Tujuan Sasaran Indikator
Lebih terperinciRENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017
RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA RENJA 2017 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU 1 DAFTAR ISI BAB I
Lebih terperinciBAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Program kegiatan di lingkup BPMPT Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2016 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa penanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja OPD (Renja OPD) adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode satu tahun, yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan
Lebih terperinciURUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL
4.1.16 URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL 4.1.16.1 KONDISI UMUM Proses pembangunan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan perekonomian ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLOGO PROFIL. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP)
LOGO PROFIL Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Karawang 2017 Dasar Hukum Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; Perda Kab. Karawang No. 02 Tahun
Lebih terperinciLKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
16. URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL Salah satu sumber dana utama guna memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar dalam melaksanakan pembangunan diperoleh melalui kegiatan penanaman modal atau investasi. Mengingat
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BOMBANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BOMBANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang Mengingat : a. bahwa penanaman modal merupakan
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN NOMOR : 050/47/437.74/2016
LAMPIRAN I SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN NOMOR : 050/47/437.74/2016 1. Jabatan : Sekretaris 2. Tugas : Mengkoordinasikan penyusunan rencana program dan kegiatan, melaksanakan pelayanan administrasi umum
Lebih terperinciBADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU Pejabat : Drs. Indra Taruna Alamat Kantor : Jln. Soekarno-Hatta No.14 Kediri No. Telepon : (0354) 681227, 681741, 686099 No. Fax : (0354)
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 17 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENANAMAN MODAL DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG NO DPA SKPD 1.16 01 02 05 5 2 URUSAN PEMERINTAHAN 1.16. 1.16 Urusan Wajib Penanaman Modal ORGANISASI
Lebih terperinciNO SASARAN PROGRAM INDIKATOR PROGRAM FORMULASI INDIKATOR
Indikator Kinerja Individu Sekretaris Kecamatan Turi Jabatan : Sekretaris Kecamatan Tugas : Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi serta memberikan dukungan pelayanan
Lebih terperinciLKIP BPMPT 2016 B A B II PERENCANAAN KINERJA
B A B II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis BPMPT Provinsi Jawa Barat 2.1.1 Visi dan Misi Rencana Strategis (Renstra) BPMPT merupakan kerangka pelaksanaan kegiatan BPMPT Provinsi Jawa Barat untuk
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 6 SERI E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 6 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BADAN Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu TAHUN 2014
LAPORAN KINERJA BADAN Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu TAHUN 2014 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Garut Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas
Lebih terperinciRencana Kerja Perubahan Tahun 2016
Lampiran Tahun 2016 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bontang BAB I P E N D A H U L U A N I.1. LATAR BELAKANG Dengan ditetapkannya UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 01 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, Menimbang
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan
Lebih terperinciFORMAT RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA PASURUAN TAHUN 2016
1 Prosentase pertumbuhan 3% 1 Program peningkatan promosi dan kerjasama 1 Penyusunan profil potensi dan peluang 201 37,500,000 1 Meningkatnya pertumbuhan realisasi penanaman modal/ FORMAT RENCANA KINERJA
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Dalam upaya pencapaian Visi Misi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau, serta
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan
Lebih terperinciRENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2016
RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2016 BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan.
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017
KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : 2.12. - PENANAMAN MODAL : 2.12.01. -
Lebih terperinciRANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH
RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT
KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
Lebih terperincienyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016
Kata Pengantar enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 206 ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 204 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Penanaman
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
RINGKASAN RENJA SKPD KOTA TANGERANG LATAR BELAKANG, MAKSUD DAN TUJUAN Latar Belakang Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Lebih terperinciIV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal
9. URUSAN PENANAMAN MODAL Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang menggambarkan suatu dampak nyata dari kebijakan pembangunan yang
Lebih terperinciTUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM
TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan
Lebih terperinciDINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU. Jl. Presiden KH Abdurrahman Wahid 151 Jombang (0321) Faks.
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Jl. Presiden KH Abdurrahman Wahid 151 Jombang (0321) 873333 Faks. (0321) 851733 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2009 BKPM. Indikator. Kinerja Utama PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR : 1/P/2009 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN
Lebih terperincipengendalian penanaman modal; dengan tugas pokok fungsinya.
PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN NGANJUK I. TUGAS
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program Dan Kegiatan Peran strategis Kecamatan di Kota Bandung menuntut adanya peningkatan pelayanan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,
1 Menimbang : PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, a. bahwa dalam rangka memacu pertumbuhan
Lebih terperinciPENETAPAN KINERJA TAHUN 2017
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 203 NAMA FORMULIR DPA SKPD DPA SKPD DPA SKPD 2. Ringkasan Dokumen Pelaksanaan
Lebih terperinciPERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BOGOR
PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BOGOR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan
Lebih terperinciURAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL DAERAH URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi perkembangan
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG
WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA
Lebih terperinciBUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN PELALAWAN (REVISI) TAHUN
BAB VI INDIKATOR KINERJA BPMP2T YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Indikator Kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari unsur masukan, proses, keluaran,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN
Lebih terperinciDINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI
KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal
Lebih terperinciPERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN ANGGARAN 2018
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN ANGGARAN 2018 PEMERINTAH KOTA SALATIGA SEKRETARIAT DAERAH Jalan Letjend. Sukowati Nomor 51 Salatiga Kode Pos 50724 Telp. (0298) 326767
Lebih terperinciRenstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN SKPD : DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOGIRI TAHUN : 08 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target () () (3) (4). Meningkatnya iklim investasi
Lebih terperinciPEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Kebijakan Penanaman Modal PEMERINTAH
- 442 - P. PEMBAGIAN URUSAN AN PENANAMAN MODAL SUB 1. Kebijakan 1. Kebijakan 1. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengembangan penanaman modal Indonesia dalam bentuk rencana umum penanaman modal nasional
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 204 NAMA FORMULIR DPA SKPD DPA SKPD DPA SKPD 2. Ringkasan Dokumen Pelaksanaan
Lebih terperinciLKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN
B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TEBO PENETAPAN KINERJA DINAS PERKOTAAN PERTAMANAN DAN KEBERSIHAN
PEMERINTAH KABUPATEN TEBO PENETAPAN KINERJA DINAS PERKOTAAN PERTAMANAN DAN KEBERSIHAN Dalam rangka mewujudkan manajamen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, bersama
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2010 BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciRENCANA KERJA (RENJA)
RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Lebih terperinciBAB II PROGRAM KERJA
BAB II PROGRAM KERJA A. VISI DAN MISI Rencana Strategis Perubahan Lima Tahunan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, (Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16
Lebih terperinciWALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU (BPMPPTSP) KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci