BAB VII MOTIVASI BERPERANSERTA PESERTA POSDAYA PADA POSDAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII MOTIVASI BERPERANSERTA PESERTA POSDAYA PADA POSDAYA"

Transkripsi

1 BAB VII MOTIVASI BERPERANSERTA PESERTA POSDAYA PADA POSDAYA 7.1 Gambaran Peserta Posdaya Dalam Posdaya berperanserta responden terdiri dari motivasi merencanakan, motivasi melaksanakan, dan motivasi mengevaluasi pada suatu program dalam Posdaya. timbul karena adanya dorongan dari dalam diri individu maupun dari luar individu. Dorongan tersebut berasal dari individu untuk memenuhi kebutuhan, harapan, dan keinginan. Tabel 26, menunjukkan gambaran motivasi berperanserta responden dalam Posdaya beserta program Posdaya. Tabel 26. Gambaran Umum Peserta Posdaya dalam Program Posdaya Berperanserta Merencanakan Melaksanakan Mengevaluasi Berperanserta 11 26, , Berdasarkan Tabel 26, diketahui bahwa motivasi berperanserta responden tergolong tinggi yaitu berjumlah 73,8 persen. Selain itu juga, yang tergolong tinggi adalah motivasi mengevaluasi. Hal ini dikarenakan responden ingin mengikuti pelatihan Posdaya untuk memenuhi kebutuhannya mulai dari menambah ilmu, mendapatkan teman, mendapatkan pendapatan lebih, dan memiliki keterampilan serta responden merasakan ada keuntungan yang didapatkan dalam pelatihan-pelatihan yang diberikan salah satunya adalah memiliki teman baru. Pada motivasi melaksanakan terdapat jumlah dan persentase yang seimbang yaitu sebesar 50 persen karena tidak semua responden memiliki dorongan untuk mengikuti kegiatan pelatihan dari Posdaya karena waktu yang tidak sesuai dengan keinginan responden sehingga responden memiliki motivasi

2 109 yang rendah dalam pelaksanaan dan terdapat beberapa hambatan sehingga responden memiliki motivasi melaksanakan yang rendah. merencanakan memiliki jumlah yang besar pada kategori motivasi yang rendah, yaitu sebesar persen. Hal ini dikarenakan responden yang tidak terlibat dalam kepengurusan Posdaya, jarang atau tidak pernah diikutsertakan dalam perencanaan program Posdaya yang akan dilaksanakan di desa dan menunjukkan bahwa Posdaya dalam implementasinya masih belum sepenuhnya bottom-up planning. 7.2 Peserta PosdayaMenurut Faktor Internal dan Eksternal Dalam subbab ini akan dibahas motivasi berperanserta responden menurut faktor internal dan eksternal responden. Dimana faktor internal terdiri dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan, status dalam Posdaya, pengetahuan, dan pengalaman responden sedangkan faktor eksternal responden ialah lingkungan sosial yang terdiri dari lingkungan tetangga, keluarga, dan pengurus Posdaya Peserta Posdaya Menurut Faktor Internal Peserta Posdaya Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Tabel, mengenai motivasi berperanserta terhadap jenis kelamin, responden perempuan memiliki motivasi yang tinggi yaitu sebesar 47,6 persen, sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki adalah sekitar 26,2 persen. Hal ini disebabkan sasaran dari pelatihan-pelatihan Posdaya adalah sebagian besar kaum perempuan dan dalam penelitian ini persentase responden perempuan lebih banyak dibandingkan responden laki-laki. Tabel 27. Uraian Responden yang Memiliki No. Uraian Jumlah Responden 1. Ingin mengikuti pelatihan tetapi tidak ada yang menjaga anak dan 5 mengerjakan pekerjaan rumah 2. Ingin mengikuti pelatihan jika waktu pelatihan sesuai dan tidak ada 15 kegiatan lain 3. Ingin mengikuti pelatihan jika tetangga dekat juga mengikuti pelatihan tersebut 2

3 110 Setiap tahapan dalam motivasi berperanserta, masing-masing memiliki persentase yang beragam. Dalam motivasi merencanakan, persentase yang lebih besar pada responden perempuan tergolong pada motivasi yang rendah, begitu juga dengan responden laki-laki. Perempuan memang lebih jarang diikutsertakan dalam perencanaan suatu program karena perempuan lebih dipercayakan untuk berada di rumah dan melakukan aktivitas di rumah. melaksanakan sebagian besar adalah responden laki-laki termasuk kategori tinggi dibandingkan dengan responden perempuan yang terdapat pada kategori rendah. Hal ini disebabkan karena laki-laki lebih memiliki semangat yang tinggi dan tidak sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kegiatan anak-anak dirumahnya sehingga laki-laki lebih memiliki motivasi yang tinggi, berbeda dengan perempuan. Perempuan memiliki kewajiban untuk mengurus anak sehingga untuk berpergian, teurtama untuk mengikuti pelatihan, anak merupakan salah satu hambatan responden tidak mengikuti pelatihan. Hal ini sesuai dengan uraian responden pada Tabel 27. Tabel. Peserta Posdaya Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Merencanakan ,5 9, ,2 23,8 Mengevaluasi , , , , , , ,8 9 21, , , , , Persentase terbesar pada responden laki-laki, dalam motivasi mengevaluasi, termasuk kategori tinggi, yaitu sebesar 26,2 persen. Hal ini juga terjadi pada responden perempuan yang memiliki motivasi yang tinggi untuk

4 111 mengevaluasi. Baik responden laki-laki maupun responden perempuan, memiliki motivasi yang tinggi dalam mengevaluasi program Posdaya karena mereka merasakan suatu kebutuhan dalam melaksanakan suatu program Peserta Posdaya Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang telah dicapai oleh responden sangat beragam. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 29, yang menunjukkan jumlah dan persentase motivasi berperanserta responden dalam tingkat pendidikan. Jika dilihat dari Tabel 29, motivasi melaksanakan untuk tingkat pendidikan, motivasi yang tinggi hanya diperoleh pada responden yang memiliki tingkat pendidikan hingga sarajana. Hal ini sesuai dengan yang didapatkan di lapangan karena masyarakat lebih percaya kepada orang yang pendidikannya lebih tinggi dengan asumsi mereka lebih memiliki pengetahuan yang lebih dan dapat memberikan ide-ide yang kreatif untuk membangun desa. Tabel 29. Peserta Posdaya Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Sarjana Berperanserta Merencanakan ,8, ,9 2,4 12 5,6 11, ,4 4, ,1 6, ,5 3 7, Melaksanakan ,4 16, ,15 7, ,4 19, , ,1 6, ,5 3 7, Mengevaluasi 6 10,3 23, ,4 11,9 6 11,3 26, , ,1 6, ,5 3 7, Berperanserta 6,3 2 4,8 3 7, , ,8 4 9,5 3 7, , ,1 6, ,5 3 7, Responden yang memiliki motivasi tinggi untuk melaksanakan ialah responden yang telah menamatkan pendidikan hingga SMA dan Sarjana

5 112 sedangkan untuk responden yang meraih pendidikan hingga SMP dapat dikatakan memiliki motivasi yang rendah dan motivasi yang tinggi dengan jumlah seimbang. Berbeda dengan responden yang menamatkan pendidikannya hingga SD, dimana motivasi melaksanakan responden rendah. Hal ini dikarenakan mereka merasa tidak percaya diri untuk mengikuti pelatihan. Responden yang memiliki motivasi tinggi dalam melaksanakan tidak pernah lupa dengan masyarakat yang lain. Mereka selalu mengajak dan memotivasi orang-orang untuk maju bersama. Hal ini sesuai dengan uraian responden pada Tabel 30. Tabel 30. Uraian Responden yang Memiliki No. Uraian Jumlah Responden 1. Ingin mengikuti kegiatan untuk kemajuan dan kesejahteraan 15 masyarakat 2. Ingin mengikuti pelatihan karena keterampilan yang diperoleh dapat menambah penghasilan keluarga 4 Pada motivasi mengevaluasi, baik responden yang telah meraih pendidikannya hingga SD, SMP, SMA, maupun Sarjana, sama-sama memiliki motivasi yang tinggi dalam mengevaluasi suatu program. Mereka mengevaluasi program tersebut berdasarkan dengan kebutuhan yang dirasakan. Setiap responden berdasarkan tingkat pendidikannya memiliki kebutuhan yang berbeda-beda tetapi mereka mempunyai harapan yang sama, yaitu terpenuhinya kebutuhan dan demi majunya desa mereka. Jika dilihat secara keseluruhan, motivasi berperanserta responden mulai dari responden yang mencapai pendidikannya SD hingga Sarjana, memiliki motivasi berperanserta yang tinggi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel Peserta Posdaya Menurut Status Pekerjaan berperanserta dapat dapat dilihat dari status pekerjaannya. Penggolongan dalam status pekerjaan adalah tidak bekerja dan bekerja. Pada Tabel 31, ditunjukkan jumlah dan persentase motivasi berperanserta responden menurut status pekerjaan. Pada motivasi merencanakan, baik responden yang bekerja ataupun tidak bekerja memiliki motivasi yang rendah. Hal ini dapat terlihat dari persentase yang diperoleh, yaitu sebesar 42,9 persen untuk responden

6 113 yang tidak bekerja dan 23,8 persen untuk responden yang bekerja. Untuk responden yang bekerja, motivasi merencanakan mereka rendah karena mereka menggunakan waktu untuk bekerja sedangkan untuk responden yang tidak bekerja biasanya kaum perempuan. Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa perempuan lebih sedikit peluangnya untuk diikutsertakan dalam perencanaan program. Tahapan motivasi berperanserta yang kedua adalah motivasi melaksanakan, dimana persentase untuk responden yang tidak bekerja lebih besar pada kategori yang rendah, yaitu sebesar 35,7 persen. Hal ini dikarenakan responden yang tidak bekerja hampir, yaitu responden perempuan sehingga mereka memiliki tanggungjawab dan kewajiban yang lain sehingga tidak dapat mengikuti pelatihan-pelatihan. Berbeda dengan motivasi melaksanakan pada responden yang bekerja, dimana persentase terbesar yang diperoleh termasuk kepada kategori tinggi, yaitu sebesar 21,4 persen. Responden yang bekerja mengetahui akan pentingnya suatu keterampilan agar mendapatkan penghasilan tambahan. Tabel 31. Peserta Posdaya Menurut Status Pekerjaan Status Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja Merencanakan ,9 21, ,8 11,9 Mengevaluasi 27 64, , ,7 6, ,6 9 21, , , ,8 3 7, ,5 12, , , , , ,2 12, , , , Responden yang tidak bekerja ataupun responden yang bekerja, dalam motivasi mengevaluasi, persentase terbesar termasuk kepada kategori motivasi yang tinggi, dengan masing-masing sebesar 40,5 persen dan,6 persen. Dalam motivasi mengevaluasi hampir seluruh responden memiliki motivasi yang tinggi

7 1 karena dalam motivasi mengevaluasi, responden yang bekerja dan tidak bekerja, merasakan adanya kebutuhan dalam mengikuti pelatihan-pelatihan pada program Posdaya. Hal utama yang menjadi kebutuhan responden adalah dapat meningkatkan pendapatan. Jika dilihat dari motivasi berperanserta secara umum, baik responden yang tidak bekerja dan respoden yang bekerja, sama-sama memiliki jumlah persentase yang besar dalam kategori motivasi tinggi, yaitu sebesar 45,2 persen dan,6 persen Peserta Posdaya Menurut Pendapatan Tabel 32, menunjukkan jumlah dan persentase motivasi berperanserta responden berdasarkan pendapatan. merencanakan, baik responden yang memiliki pendapatan rendah maupun tinggi, termasuk kepada kategori motivasi yang tinggi dengan masing-masing persentase sebesar 38,1 persen dan,6 persen. Hal ini disebabkan hanya beberapa orang saja yang diikutsertakan dalam perencanaan program, yaitu khususnya hanya orang-orang yang terlibat dalam kepengurusan Posdaya. melaksanakan memperoleh jumlah dan persentase yang seimbang antara responden yang memiliki pedapatan rendah dan pendapatan tinggi, yaitu 50 persen. Dalam motivasi melaksanakan tidak ada hubungan sama sekali dengan pendapatan karena baik responden yang pendapatannya rendah maupun pendapatan yang tinggi, mereka ingin merasakan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Posdaya. Selain itu, responden yang memiliki motivasi melaksanakan rendah karena mereka memiliki beberapa hambatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan seperti responden yang memiliki pendapatan tinggi biasanya lebih sering berada di luar desa dan terkadang menganggap tidak terlalu penting pelatihan-pelatihan yang ada karena kebutuhan sehari-hari sudah terpenuhi. mengevaluasi responden yang memiliki pendapatan rendah tergolong tinggi, yaitu sebesar 40,4 persen dan responden yang berpendapatan tinggi, memiliki motivasi yang tinggi dalam mengevaluasi dengan persentase sebesar,6 persen. Hal ini disebabkan baik responden yang berpendapatan

8 115 rendah maupun yang berpendapatan tinggi memiliki kebutuhan dan harapan untuk hidupnya yang lebih baik sedangkan untuk motivasi yang rendah, responden merasakan kebutuhannya sudah tercukupi. Secara umum, jika dilihat pada Tabel, motivasi berperanserta responden tergolong tinggi dan persentase untuk responden yang memiliki pendapatan rendah memang lebih besar dibandingkan dengan responden yang berpendapatan tinggi. Tabel 32. Peserta Posdaya Menurut Pendapatan Pendapatan Berepran Serta Merencanakan , ,6, , , , , , , , , Mengevaluasi 7 16,7 6, ,4 12, , , ,9 6, , ,2 12, , , , Peserta Posdaya Menurut Status dalam Posdaya berperanserta dilihat juga dari status responden dalam Posdaya yaitu responden yang tidak terlibat dalam kepengurusan dan responden yang terlibat dalam kepengurusan. Berdasarkan Tabel 33, diketahui bahwa pada motivasi merencanakan, responden yang tidak terlibat dalam kepengurusan dan responden yang terlibat dalam kepengurusan memiliki motivasi yang rendah dalam merencanakan. Hal ini disebabkan responden yang tidak terlibat dalam kepengurusan tidak semuanya memiliki motivasi tinggi terhadap merencanakan karena mereka tidak pernah diikusertakan dalam pertemuan-pertemuan sedangkan responden yang terlibat dalam kepengurusan, jarang diikutsertakan juga dalam perencanaan karena yang diikutsertakan hanya beberapa orang saja yang dianggap penting dalam kepengurusan.

9 116 Berbeda dengan motivasi melaksanakan, responden yang tidak terlibat dalam kepengurusan memiliki motivasi yang rendah, yaitu sebesar 31 persen karena responden yang memiliki motivasi rendah, mereka memiliki hambatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut. Tabel 33. Peserta Posdaya Menurut Status dalam Posdaya Status dalam Posdaya Tidak Terlibat Terlibat dalam dalam Kepengurusan Kepengurusan Merencanakan Mengevaluasi 16 38,1 12,6 9 21,4 5 11, , , ,5 9 21, , , ,7 6, , , , , ,3 5 11, , ,2 12, , , , Berbeda dengan motivasi melaksanakan pada responden yang terlibat dalam kepengurusan, persentase yang diperoleh responden yang memiliki motivasi tinggi dalam melaksanakan adalah sebesar 21,5 persen. Responden yang memiliki motivasi tinggi karena mereka memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan program dan mereka merasakan pentingnya partisipasi dalam suatu program untuk kemajuan bersama. mengevaluasi yang dimiliki oleh responden yang tidak terlibat dalam kepengurusan Posdaya dan responden yang terlibat dalam kepengurusan Posdaya, tergolong motivasi mengevaluasi yang tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki kebutuhan yang dirasakan dan harapan yang ingin dicapai. Jika dilihat secara umum, motivasi berperanserta antara responden yang tidak terlibat dalam kepengurusan dan responden yang terlibat dalam kepengurusan memiliki motivasi berperanserta yang tinggi.

10 Peserta Posdaya Menurut Pengetahuan Tabel 34, menunjukkan jumlah dan persentase responden motivasi berperanserta menurut pengetahuan yang dimiliki oleh responden, dimana pengetahuan yang dimiliki oleh responden tentang Posdaya tergolong tinggi. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan program diadakan sosialisasi terlebih dahulu. Tabel 34. Peserta Posdaya Responden Menurut Pengetahuan Pengetahuan Merencanakan ,8 11,9 Mengevaluasi , , , , Pada motivasi merencanakan responden yang memiliki pengetahuan tinggi tergolong responden yang memiliki motivasi rendah dengan diperoleh persentase sebesar 23,8 persen karena tidak semua responden diikutsertakan dalam perencanaan. Pada motivasi melaksanakan persentase yang diperoleh seimbang, yaitu sebesar 50 persen sehingga dapat dikatakan responden yang memiliki pengetahuan tinggi tidak mempengaruhi motivasi responden dalam melaksanakan karena responden merasakan bermasalah dengan waktu yang ditentukan dan masalah lainnya. Berbeda dengan motivasi mengevaluasi, dimana responden tergolong memiliki motivasi yang tinggi karena responden memiliki kebutuhan yang ingin dipenuhi dan harapan yang dicapai. Secara keseluruhan, dapat terlihat motivasi berperanserta responden tinggi terhadap program Posdaya.

11 Peserta Posdaya Menurut Pengalaman Tabel 35, menunjukkan jumlah dan persentase motivasi berperanserta responden menurut pengalaman yang didapatkan oleh responden. Secara umum, terdapat dua responden yang tergolong tidak pernah. Sebenarnya mereka mengikuti pelatihan-pelatihan dari Posdaya tetapi mereka tidak mau mengikutinya lagi jika pelatihan tersebut diadakan kembali. Saat diskusi atau diadakannya suatu pertemuan, mereka tidak diikutsertakan sehingga pengalaman yang mereka dapatkan minim atau termasuk tidak pernah. Hal ini dikarenakan responden memang tidak pernah mau terikat dengan suatu organisasi. Tabel 35. Peserta Posdaya Menurut Pengalaman Pengalaman Tidak Pernah Pernah Merencanakan 1 1 2,4 2, ,3 31 Mengevaluasi 2 4, , , , , , , , ,4 12, , , , , , ,2 1 2, , ,8 2 4, , merencanakan pada responden yang memiliki pengalaman termasuk pada motivasi merencanakan yang rendah yaitu dengan persentase sebesar 64,3 persen. Biasanya dalam perencanaan program yang diikutsertakan adalah orang-orang yang telah memiliki pengalaman lebih banyak sehingga responden yang memiliki motivasi rendah lebih besar persentasenya. Untuk motivasi melaksanakan pada responden yang memiliki pengalaman, diperoleh persentase yang seimbang antara motivasi melaksanakan rendah dan tinggi. Hal ini dikarenakan orang yang biasanya memiliki pengalaman banyak, dapat dikatakan orang yang sibuk sehingga motivasi melaksanakannya rendah, sesuai dengan ungkapan responden yang berada pada Tabel 27.

12 119 Responden yang memberikan argumen seperti di atas tidak hanya pada responden yang memiliki pengalaman lebih tetapi responden yang memiliki pengalaman minim pun ikut berpendapat seperti itu sehingga dalam motivasi melaksanakan terdapat responden yang memiliki motivasi yang rendah dalam melaksanakan. Pada motivasi mengevaluasi, responden yang memiliki pengalaman termasuk kepada responden yang memiliki motivasi tinggi. Hal ini karena berkaitan dengan kebutuhan yang mereka rasakan, yaitu semakin banyak pengalaman yang didapatkan maka pengetahuan yang didapatkan semakin bertambah. Selain itu, dapat menambah teman dan memiliki keterampilan. Secara keseluruhan dapat dikatakan motivasi berperanserta responden yang memiliki pengalaman tergolong tinggi sedangkan motivasi berperanserta pada responden yang tidak memiliki pengalaman, memiliki jumlah yang seimbang Peserta Posdaya Menurut Faktor Eksternal Peserta Posdaya Menurut Lingkungan Tetangga Berdasarkan Tabel 36, ditunjukkan responden yang memiliki hubungan yang tidak dekat dengan tetangga sebesar 2,4 persen dimana jika dilihat secara umum kedua responden tersebut memiliki motivasi berperanserta yang tinggi tetapi saat dalam tahapan motivasi beperan serta, motivasi merencanakan dan motivasi mengevaluasi responden memiliki jumlah yang seimbang dan hanya motivasi melaksanakan saja kedua responden tersebut memiliki motivasi yang tinggi. Hal ini disebabkan responden merasakan penting akan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Posdaya Hubungan responden yang dekat dengan tetangga, memiliki motivasi merencanakan yang rendah karena responden dalam penelitian ini sebagian besar responden perempuan dan dalam suatu rapat atau pertemuan dalam perencanaan jarang diikutsertakan. Selain itu, beberapa responden yang mengikuti perencanaan, jarang untuk mengemukakan pendapatnya sehingga motivasi dalam merencanakan rendah. melaksanakan pada hubungan tetangga yang dekat tidak terlalu jauh jumlah persentase yang diperoleh dan persentase terbesar terdapat pada

13 120 responden yang memiliki motivasi melaksanakan yang rendah. Penelitian ini menemukan bahwa lingkungan tetangga dapat mempengaruhi motivasi melaksanakan, terutama pada responden yang memiliki hubungan dekat dengan tetangga sehingga tetangga responden yang memiliki motivasi rendah dalam melaksanakan, sesuai dengan uraian responden pada Tabel 27. Tabel 36. Peserta Posdaya Menurut Lingkungan Tetangga Lingkungan Tetangga Tidak Dekat Dekat Merencanakan 1 1 2,4 2, ,3 31 Mengevaluasi 2 4, , , , , , ,4 12, , , , , ,2 2 4, ,8 2 4, , Responden yang tidak memiliki hubungan dekat dengan tetangga memiliki motivasi melaksanakan yang tinggi karena responden tidak terpengaruh dengan tetangga untuk hadir dalam pelatihan atau tidak dan mereka memiliki tujuan yang lain dalam mengikuti pelatihan. Berbeda dengan motivasi mengevaluasi pada responden yang tidak memiliki hubungan dekat dengan tetangga. Jumlah persentase yang diperoleh antara motivasi rendah dan tinggi seimbang karena responden merasakan sesuai dengan kebutuhan dan responden lainnya tidak merasakan sesuai dengan kebutuhannya. mengevaluasi pada responden yang memiliki hubungan dekat dengan tetangganya tergolong pada motivasi mengevaluasi tinggi. Hal ini dikarenakan responden memiliki kebutuhan yang sama dan harapan yang ingin dicapai pun sama, yaitu untuk kehidupan yang lebih sejahtera. Secara keseluruhan motivasi berperanserta pada responden yang memiliki hubungan dekat dengan tetangga tergolong tinggi. Begitu juga motivasi berperanserta pada responden

14 121 yang tidak memiliki hubungan dekat dengan tetangga tergolong pada motivasi yang tinggi Peserta Posdaya Menurut Lingkungan Keluarga Tabel 37 menunjukkan jumlah dan persentase motivasi berperanserta responden menurut hubungan keluarga. merencanakan responden yang memiliki hubungan tidak dekat dengan keluarga dan responden yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga, sama-sama memiliki motivasi yang rendah dalam merencanakan. Hal ini disebabkan karena responden perempuan dalam penelitian ini lebih besar persentasenya dibandingkan dengan responden laki-laki dan dapat dikatakan bahwa perempuan memang lebih jarang diikutsertakan dalam rapat-rapat untuk perencanaan. Tabel 37. Peserta Posdaya Menurut Lingkungan Keluarga Lingkungan Keluarga Tidak Dekat Dekat Merencanakan 6 2,2 4, ,4,6 Mengevaluasi , , , , ,5 9 21, , , ,9 6, ,2 3 7, , Berbeda dengan motivasi melaksanakan, responden yang memiliki hubungan tidak dekat dengan keluarga termasuk dalam motivasi yang rendah sedangkan motivasi melaksanakan pada responden yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga, memiliki motivasi yang tinggi terhadap melaksanakan, terutama jika salah satu anggota keluarga memiliki jabatan pada salah satu pengurus Posdaya. Selain itu, responden memiliki motivasi yang tinggi dalam

15 122 melaksanakan karena responden merasakan kebutuhan yang dibutuhkan dalam keluarganya, seperti pendapatan tambahan. Hal ini sesuai dengan uraian responden pada Tabel 30. Responden yang tidak memiliki hubungan dekat dengan keluarga, mereka cenderung memiliki motivasi melaksanakan yang rendah. Hal ini disebabkan responden jauh dengan keluarganya sehingga responden lebih sering keluar untuk mengunjungi keluarganya. Pada motivasi mengevaluasi untuk responden yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga memiliki motivasi mengevaluasi yang kuat. Suatu keluarga mengerti akan kebutuhan yang dirasakan dalam kehidupan keluarganya, maka dari itu responden mengikuti kegiatan pelatihan dengan harapan kebutuhan yang dirasakannya akan terpenuhi. Kebutuhan responden tidak jauh dengan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Responden yang memiliki hubungan tidak dekat dengan keluarga dapat dikatakan seimbang antara motivasi yang rendah dan tinggi dalam motivasi mengevaluasi. Hal ini dikarenakan sebagian responden merasakan kebutuhan untuk keluarganya sudah terpenuhi dan harapannya pun sudah tercapai sedangkan yang memiliki motivasi tinggi, merasakan kebutuhan pada dirinya belum terpenuhi. Jika dilihat secara keseluruhan, motivasi berperanserta pada responden yang tidak memiliki hubungan dekat dengan keluarga tergolong motivasi yang rendah karena tidak ada pengaruh dari keluarga terhadap motivasi berperanserta. Untuk responden yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga memiliki motivasi berperanserta yang tinggi. Hal ini dikarenakan responden memiliki rasa keterikatan yang kuat dari keluarganya sehingga responden mengerti akan kebutuhan yang dirasakan oleh keluarga, sesuai dengan uraian responden pada Tabel Peserta Posdaya Menurut Lingkungan Pengurus Posdaya Berdasarkan Tabel 38, diketahui bahwa responden yang mempunyai hubungan tidak dekat dengan pengurus Posdaya memiliki motivasi merencanakan yang seimbang antara motivasi rendah dengan motivasi tinggi. Responden yang memiliki motivasi tinggi, ingin ikut serta dalam merumuskan masalah dan

16 123 merencanakan program untuk kemajuan desa walaupun responden tidak memiliki hubungan dekat dengan pengurus Posdaya. Berbeda dengan responden yang memiliki hubungan dekat dengan pengurus Posdaya, memiliki motivasi yang rendah dalam merencanakan karena responden memiliki kepercayaan kepada pengurus Posdaya untuk merencanakan program di desa. Responden yang memiliki motivasi tinggi dalam perencanaan karena mereka memiliki jabatan dalam Posdaya sehingga motivasi mereka tinggi dalam merencanakan. Tabel 38. Peserta Posdaya Menurut Lingkungan Pengurus Posdaya Lingkungan Pengurus Posdaya Tidak Dekat Dekat Merencanakan ,9 11, ,8 21,4 Mengevaluasi 10 23, , , , , , , , , , , , , , ,1 8 19, ,2 7 16, , , , , melaksanakan pada responden yang memiliki hubungan tidak dekat dengan Posdaya dan responden yang memiliki hubungan dekat dengan pengurus Posdaya, dapat dikatakan seimbang pada motivasi melaksanakan antara motivasi yang rendah dan motivasi yang tinggi. Kedekatan responden dengan pengurus Posdaya tidak mempengaruhi motivasi melaksanakan. Hal ini terlihat dari motivasi responden dalam melaksanakan ada yang tinggi dan ada yang rendah. Responden yang memiliki motivasi rendah, baik responden yang tidak dekat dengan pengurus Posdaya dan responden yang dekat dengan pengurus Posdaya memiliki hambatan untuk mengikuti pelatihan yang ada. Responden yang memiliki motivasi tinggi dalam melaksanakan, ingin ikut serta dalam pelaksanaan karena ingin maju baik untuk diri sendiri maupun masyarakat desa.

17 124 mengevaluasi selalu tinggi baik dekat dengan pengurus Posdaya maupun yang tidak dekat dengan pengurus Posdaya. Dapat dikatakan tidak terdapat hubungan antara motivasi mengevaluasi dengan kedekatan responden terhadap pengurus Posdaya karena setiap responden merasakan kebutuhan yang berbeda-beda. Secara keseluruhan motivasi berperanserta untuk responden yang tidak memiliki hubungan dekat dengan pengurus Posdaya dan responden yang memiliki hubungan dekat dengan pengurus Posdaya, termasuk kepada kategori motivasi yang tinggi.

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN 5.1 Faktor Internal Responden Penelitian Faktor internal dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status

Lebih terperinci

BAB VIII HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PESERTA POSDAYA DENGAN MOTIVASI BERPERANSERTA PADA POSDAYA MANDIRI TERPADU

BAB VIII HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PESERTA POSDAYA DENGAN MOTIVASI BERPERANSERTA PADA POSDAYA MANDIRI TERPADU BAB VIII HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PESERTA POSDAYA DENGAN MOTIVASI BERPERANSERTA PADA POSDAYA MANDIRI TERPADU 8.1 Hubungan Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Berperanserta Pada subbab ini akan dibahas

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN. Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan

BAB III HASIL PENELITIAN. Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan BAB III HASIL PENELITIAN Dalam Bab III ini menyajikan gambaran data penelitian yang diperoleh dari hasil jawaban reponden, proses pengolahan data, dan analisis hasil pengolahan data. Hasil pengolahan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari beragam suku, budaya, dan bahasa. Indonesia memiliki banyak bahasa Ibu yang disebut juga sebagai bahasa daerah

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 49 BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN Profil relawan PNPM-MP Kelurahan Situ Gede dalam penelitian ini akan dilihat dari dua faktor yaitu faktor internal dan

Lebih terperinci

Tabel 5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan usia

Tabel 5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan usia BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1 Jenis Kelamin Hasil penelitian menunjukkan responden pelanggan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 59 persen dan perempuan sebanyak 41 persen. Menurut TG (26 Tahun)

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV 5.1 Profil Khalayak Langsung Acara Musik Derings Khalayak langsung acara musik Derings adalah khalayak yang berada dilokasi penayangan acara

Lebih terperinci

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 54 BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 6.1 Karakteristik Responden Penelitian ini memiliki responden sebanyak 30 orang, jumlah ini didapatkan dari banyaknya aparatur Desa Bantarjati, dari mulai anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Prestasi sangat penting dimiliki oleh seseorang dan menjadi harapan dari

I. PENDAHULUAN. Prestasi sangat penting dimiliki oleh seseorang dan menjadi harapan dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prestasi sangat penting dimiliki oleh seseorang dan menjadi harapan dari berbagai pihak. Menurut Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 895) prestasi

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PAKET C DI PKBM NEGERI 17

BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PAKET C DI PKBM NEGERI 17 54 BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PAKET C DI PKBM NEGERI 17 5.1 Faktor Individu Sesuai dengan pemaparan pada metodologi, yang menjadi responden pada penelitian ini adalah warga belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian SD Negeri Kalisalak terletak di Desa Kalisalak, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Dengan batas sebelah timur Kelurahan Kauman,

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) 5.1 Karakteristik Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga

Lebih terperinci

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, 64 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa Talang Bojong serta Tokoh Masyarakat Desa Talang

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperoleh data-data yang berkaitan

BAB III PENYAJIAN DATA. mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperoleh data-data yang berkaitan BAB III PENYAJIAN DATA Dalam bab ini, penulis akan menyajikan segala data yang diperoleh dari lokasi penelitian melalui penyebaran angket, wawancara, dan dokumentasi. Angket adalah merupakan daftar pertanyaan

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI Hubungan antara karakteristik peserta produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi dan dalam

Lebih terperinci

BAB V PROSES SOSIALISASI NILAI KERJA PERTANIAN. 5.1 Proses Sosialisasi Nilai Kerja Pertanian dalam Keluarga Mahasiswa Batak Toba di IPB

BAB V PROSES SOSIALISASI NILAI KERJA PERTANIAN. 5.1 Proses Sosialisasi Nilai Kerja Pertanian dalam Keluarga Mahasiswa Batak Toba di IPB BAB V PROSES SOSIALISASI NILAI KERJA PERTANIAN 5. Proses Sosialisasi Nilai Kerja Pertanian dalam Keluarga Mahasiswa Batak Toba di IPB Proses sosialisasi nilai kerja pertanian dilihat dari pernah tidaknya

Lebih terperinci

BAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. (%) Muda: tahun 50 Usia. Tingkat Pendidikan Sedang: SMA/SMK-D1 50 Tinggi: D3-S2 41

BAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. (%) Muda: tahun 50 Usia. Tingkat Pendidikan Sedang: SMA/SMK-D1 50 Tinggi: D3-S2 41 BAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR Konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi perilaku dalam proses keputusan pembelian. Karakteristik pengunjung merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA Terpadu

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi pada anak prasekolah di RA Sudirman

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. yang sudah terkumpul pada bab kesimpulan.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. yang sudah terkumpul pada bab kesimpulan. 117 VI. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah mengetahui fakta yang ada di lapangan, penulis memberikan kesimpulan mengenai hasil penelitiannya di lapangan berdasarkan data-data yang sudah terkumpul pada bab kesimpulan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai modal dasar bagi manusia untuk menjalani kehidupan dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat penting, tanpa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keluarga serta perhatian orang tua yang akan dibutuhkan anak ketika di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari keluarga serta perhatian orang tua yang akan dibutuhkan anak ketika di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak pertama kali mendapatkan pendidikan di dalam lingkungan keluarga. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Pengunjung yang berwisata di TRKWC memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Latar belakang atau karakteristik

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR 6.1 Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, lokasi dan tempat tinggal, status

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengkaji hubungan modal sosial dan unsur tumbuh kembang partisipasi terhadap partisipasi KSM dalam PKH, maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat dari pada mereka yang tidak berminat sebelumnya. Secara. keinginan yang besar terhadap sesuatu.

BAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat dari pada mereka yang tidak berminat sebelumnya. Secara. keinginan yang besar terhadap sesuatu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan pilihan orang. Minat adalah salah satu faktor psikologis yang sangat kuat dan penting untuk suatu kemajuan

Lebih terperinci

KUESIONER PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU UNTUK MENSOSIALISASIKAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)

KUESIONER PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU UNTUK MENSOSIALISASIKAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KUESIONER PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU UNTUK MENSOSIALISASIKAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Petunjuk pengisian: 1. Bacalah setiap pertanyaan tanpa ada yang dilewatkan 2. Pilihlah jawaban yang

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN 55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung

Lebih terperinci

Lampiran Hubungan anda dengan atasan diluar pekerjaan tergolong erat. Keterangan: 1:Sangat tidak setuju 3:Biasa saja

Lampiran Hubungan anda dengan atasan diluar pekerjaan tergolong erat. Keterangan: 1:Sangat tidak setuju 3:Biasa saja Lampiran 1. KUISIONER PENELITIAN Nomor Kuisioner : Hari/Tanggal Wawancara : HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN Panduan pengisian Pertanyaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa, BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa, guru bukan hanya sekadar mengajar melainkan mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alat Ukur Self Regulation NO PERNYATAAN

Lampiran 1. Alat Ukur Self Regulation NO PERNYATAAN Lampiran 1. Alat Ukur Self Regulation NO PERNYATAAN SELALU SERING JARANG Menetapkan sendiri target yang ingin saya capai adalah 1. hal yang penting untuk mengarahkan kegiatan penjualan sehingga target

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya 17 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya yang beralamatkan di jalan Pendidikan No 32 Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung semester

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang Lampiran-1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bertandatangan Anggita Fahrina Nasution dengan NIM. 091101024 adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi seorang yang terdidik. Menurut Sagala (2009:1) Pendidikan berarti menghasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi seorang yang terdidik. Menurut Sagala (2009:1) Pendidikan berarti menghasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing, membentuk dan membina anak agar menjadi manusia yang berkualitas. Pendidikan secara umum

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Kota pekalongan. 3. Sebelah barat : Kelurahan Simbang Kulon

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Kota pekalongan. 3. Sebelah barat : Kelurahan Simbang Kulon BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Desa Simbang Wetan luas wilayahnya 69, 115 Ha, dengan batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah utara : Kelurahan Jenggot Kecamatan Pekalongan

Lebih terperinci

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume ditinjau dari aktivitas siswa (studi kasus pembelajaran biologi pada konsep transportasi tumbuhan pada siswa kelas VIII SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN 5.1 Faktor Internal Menurut Pangestu (1995) dalam Aprianto (2008), faktor internal yaitu mencakup karakteristik individu

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lampung diperoleh hasil penelitian yang telah diolah menggunakan sofware

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lampung diperoleh hasil penelitian yang telah diolah menggunakan sofware 41 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 24 Bandar Lampung diperoleh hasil penelitian yang telah diolah menggunakan sofware

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli Tri Haryanti SDN Inpres 5 Birobuli, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI IDENTITAS GENDER DAN AGEN SOSIALISASI YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI PERSEPSI IDENTITAS GENDER DAN AGEN SOSIALISASI YANG MEMPENGARUHINYA 82 BAB VI PERSEPSI IDENTITAS GENDER DAN AGEN SOSIALISASI YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Identitas Gender Mahasiswa Sub-bab ini bertujuan menjawab salah satu tujuan penelitian, yaitu untuk mengidentifikasi identitas

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 88 KUESIONER PENELITIAN PENERAPAN SISTEM PENILAIAN KINERJA ; DAMPAKNYA TERHADAP KEPUASAN DAN STRES KERJA KARYAWAN PT.AEROFOOD INDONESIA UNIT AEROFOOD ACS DENPASAR (GARUDA INDONESIA GROUP) IDENTITAS RESPONDEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini, peran website sebagai media promosi (X) diturunkan menjadi dua sub

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini, peran website sebagai media promosi (X) diturunkan menjadi dua sub BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini peneliti menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peran Website bapusipda.jabarprov.go.id Sebagai Media Promosi Badan Perpustakaan Dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII-D SMP Negeri 40 Bandung mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII-D SMP Negeri 40 Bandung mengenai 150 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan, analisis, refleksi dan perencanaan terhadap setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran Pendidikan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan mengarahkan para pegawai

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN. UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN. Agus Makmur Dosen Pendidikan Matematika UGN Padangsidimpuan panjaitan_makmur@yahoo.co.id

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN VI KARAKTERISTIK RESPONDEN Jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini berjumlah 88 orang. Karakteristik responden diperlukan dalam penelitian ini karena karakteristik yang berbeda-beda dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan budaya organisasi pada PT.

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, pada bab ini akan dikemukakan pokok-pokok penting sebagai kesimpulan tentang Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada provinsi Jawa Tengah. Menurut laporan hasil ujian nasional SMP tahun

BAB I PENDAHULUAN. pada provinsi Jawa Tengah. Menurut laporan hasil ujian nasional SMP tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika jika dilihat dari pencapaian yang telah diperoleh menunjukkan hasil yang belum optimal. Hal tersebut juga terjadi pada provinsi Jawa

Lebih terperinci

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember PENGGUNAAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MENGIDENTIFIKASI CIRI KHUSUS YANG DIMILIKI HEWAN PADA SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 02 TANGGUL Sumono 38 Abstrak. Penelitian ini diterapkan

Lebih terperinci

PENDAMPING PENYUSUN ASESMEN FISIKA BERBASIS OSN BAGI GURU SMP NEGERI DI KOTA TABANAN

PENDAMPING PENYUSUN ASESMEN FISIKA BERBASIS OSN BAGI GURU SMP NEGERI DI KOTA TABANAN PENDAMPING PENYUSUN ASESMEN FISIKA BERBASIS OSN BAGI GURU SMP NEGERI DI KOTA TABANAN A.A.Istri Agung Rai Sudiatmika Universitas Pendidikan Ganesha r_sudiatmika@yahoo.co.id Abstrak: Tujuan utama kegiatan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyajian hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai data hasil

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyajian hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai data hasil 74 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penyajian Hasil Penelitian Penyajian hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai data hasil penelitian dari angket yang telah disebarkan ke responden yaitu anggota

Lebih terperinci

Bandung, Agustus Peneliti. Universitas Kristen Maranatha

Bandung, Agustus Peneliti. Universitas Kristen Maranatha Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk tugas akhir mencapai gelar sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi, peneliti akan mengadakan penelitian sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi. Sehubungan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS (Think Pair Share) PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 07 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Kawit Supriana 14 Abstrak. Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Miftahul Ulum Curah Keris Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Gambaran Umum Perusahaan CV Suburi Putra Mandiri adalah perusahaan yang bergerak dalam perdagangan dan pemasangan baja ringan. Perusahaan tersebut berdiri tahun 2. Perusahaan

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Implementasi kebijakan program keluarga berencana dalam penggunaan alat

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Implementasi kebijakan program keluarga berencana dalam penggunaan alat 100 VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Implementasi kebijakan program keluarga berencana dalam penggunaan alat kontrasepsi Pasca Persalinan di kota Bandar Lampung. Secara umum pelaksanaan program

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA SMP DI MANADO

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA SMP DI MANADO GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA SMP DI MANADO LATAR BELAKANG Masa remaja peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Perubahan mengenai kesehatan reproduksi. Data demografi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E untuk meningkatkan respon positif siswa terhadap materi prisma dan limas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehigga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Selain itu pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng Kecamatan Cakung Kotamadya Jakarta Timur Propinsi DKI Jakarta yang berusia 15 tahun

Lebih terperinci

Oleh: ABDUL AZIS NASRUDIN ARSYAD A

Oleh: ABDUL AZIS NASRUDIN ARSYAD A PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA KELAS VII SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pembelajaran memegang peranan yang sangat penting untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang aktif dan interaktif,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimanakah jumlah koleksi antara buku pelajaran (buku wajib) dengan buku penunjang? 2. Bagaimanakah jumlah koleksi antara buku fiksi dengan non fiksi? 3. Bagaimanakah perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional berdasarkan UU sistem pendidikan nasional tahun 2003 dinayatakan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak terjadinya krisis keuangan global tahun 1998 menyebabkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. dampak terjadinya krisis keuangan global tahun 1998 menyebabkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia dan ancaman PHK sebagai dampak terjadinya krisis keuangan global tahun 1998 menyebabkan setiap orang harus memikirkan dan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. Petunjuk Pengisian Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat menurut Bapak/Ibu. 2.

DAFTAR PERTANYAAN. Petunjuk Pengisian Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat menurut Bapak/Ibu. 2. Lampiran. Kuisioner Penelitian DAFTAR PERTANYAAN Petunjuk Pengisian Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat menurut Bapak/Ibu. I. Identitas Responden. Tempat Tinggal Bapak/Ibu

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2014 No. 11/02/31/Th.XVII, 5 Februari 2015 INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2014 SEBESAR 69,21 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Provinsi DKI Jakarta tahun 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa adalah efektivitas pembelajaran melalui kurikulum. Pengembangan

Lebih terperinci

Keterangan: *) coret yang tidak perlu.

Keterangan: *) coret yang tidak perlu. KUESIONER (Guru) No. Responden : Responden yang terhormat, Dalam rangka penulisan skripsi, saya mahasiswa Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya sedang melakukan penelitian dengan judul

Lebih terperinci

HASIL. Karakteristik Remaja

HASIL. Karakteristik Remaja HASIL Karakteristik Remaja Jenis Kelamin dan Usia. Menurut Monks, Knoers dan Haditono (1992) kelompok usia remaja di bagi ke dalam empat kategori, yakni usia pra remaja (10-12 tahun), remaja awal (12-15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Penelitian Silvia, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Penelitian Silvia, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Penelitian Berdasarkanhasil wawancara dan observasipadaprapenelitian dengan Guru PKn di SMP Negeri 4 Bandung, diperoleh masih rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 08 Salatiga. Subyek yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga. Kualitas hubungan orang tua akan memberikan dampak besar terhadap tumbuh kembang anak. Hubungan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 PENERAPAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENCEMARAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Risma Agustina dan Endang Susantini Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya Email:

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Problem Based Learning

Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Problem Based Learning 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK Eta Karina, Sarson W. Dj. Pomalato, Abdul Wahab Abdullah

Lebih terperinci

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 45 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 6.1. Faktor Individu Responden Penelitian Faktor individu dalam penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI ACTION LEARNING

PENERAPAN STRATEGI ACTION LEARNING PENERAPAN STRATEGI ACTION LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI ILMIAH PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN 2010/2011 Skripsi Oleh: HELIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk meningkatkan keaktifan belajar Aqidah Akhlak peserta

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PENDORONG TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN

PENGARUH FAKTOR PENDORONG TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN 53 VI. PENGARUH FAKTOR PENDORONG TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN 6.1. Pengaruh Tingkat Kemauan Terhadap Perempuan dalam Program PNPM mandiri perkotaan Tingkat

Lebih terperinci

Pekerjaan Suami : Bekerja / Tidak Bekerja Pendidikan Anak : SD / SMP Pembantu Rumah Tangga : Punya / Tidak Punya (Lingkari pilihan Anda)

Pekerjaan Suami : Bekerja / Tidak Bekerja Pendidikan Anak : SD / SMP Pembantu Rumah Tangga : Punya / Tidak Punya (Lingkari pilihan Anda) Pekerjaan Suami : Bekerja / Tidak Bekerja Pendidikan Anak : SD / SMP Pembantu Rumah Tangga : Punya / Tidak Punya (Lingkari pilihan Anda) Dengan hormat, Disela-sela kesibukan Anda, perkenankanlah saya mohon

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG STRATEGI PEMASARAN YANG DIGUNAKAN OLEH KBIH NAHDLATUL ULAMA DAN KBIH MUHAMMADIYAH KABUPATEN TAHUN

BAB IV ANALISIS TENTANG STRATEGI PEMASARAN YANG DIGUNAKAN OLEH KBIH NAHDLATUL ULAMA DAN KBIH MUHAMMADIYAH KABUPATEN TAHUN 69 BAB IV ANALISIS TENTANG STRATEGI PEMASARAN YANG DIGUNAKAN OLEH KBIH NAHDLATUL ULAMA DAN KBIH MUHAMMADIYAH KABUPATEN TAHUN 2013 1. Strategi Pemasaran yang digunakan oleh KBIH Nahdlatul Ulama dan KBIH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Dalam pembahasan hasil penelitian terdiri dari 2 pembahasan, yaitu pembahasan hasil tes dan pembahasan hasil wawancara. 1. Hasil tes berdasarkan tipe kesalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak dituntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dari semakin kerasnya kehidupan

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MENENGAH

TINGKAT PARTISIPASI STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MENENGAH 45 TINGKAT PARTISIPASI STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MENENGAH Bentuk Partisipasi Stakeholder Pada tahap awal kegiatan, bentuk partisipasi yang paling banyak dipilih oleh para stakeholder yaitu

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan kajian-kajian teoritis dan hasil penelitian serta pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan kajian-kajian teoritis dan hasil penelitian serta pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Hasil Penelitian Berdasarkan kajian-kajian teoritis dan hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian secara umum dapat disimpulkan bahwa tes pemahaman

Lebih terperinci