BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
|
|
- Sugiarto Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendulum merupak an sistem fisis yan didalamnya terk andun ejala fisik a yan sanat menarik untuk dik aji. Fenomena erak osilasi dapat ditemuk an di banyak bidan fisik a, dintaranya erak elektron di dalam atom, perilaku arus dan teanan di dalam rank aian listrik dan orbit planet. Dari beberapa contoh erak osilasi tersebut, erak pendulum merupak an contoh palin sederhana. Pendulum merupak an sistem mek anik yan tersusun atas sebuah massa yan terik at oleh sebuah tali yan dapat berayun bebas sebaai respon terhadap aya rafitasi. Dalam k asus sederhana, erak an pendulum menabaik an kehadiran aya esek an dan diasumsik an bahwa sudut simpanan sanat kecil. Gerak an yan dihasilk an dari pendulum denan kondisi semacam ini berupa erak harmonik sederhana. Fitur utama dari erak ini dimiliki pula oleh banyak sistem yan bersolasi. Ak an tetapi, perlakuan level dasar biasanya tidak mempertimbank an perilaku pendulum sebenarnya (real pendulum). Sedank an pendulum yan sebenarnya, dia memiliki esek an denan medium saat berayun, penendalian sistem melalui drivin force dan dimunkink an untuk berayun denan sudut simpanan berapapun. Fitur inilah yan kemudian menantark an kepada perilaku chaotic. Denan mempertimbank an pentinnya penk ajian terhadap perilaku chaotic pendulum tersebut, mak a penelitian ini ak an diarahk an pada penk ajian terhadap erak pendulum yan meliputi efek esek an dan kendali (drivin) pada erak an. Sebaai ambaran adanya 1
2 perbedaan yan sinifik an antara keadaan ideal dan keadaan riil pada erak pendulum, mak a peneliti jua ak an menyajik an erak pendulum denan tanpa penaruh dari luar. Melalui penelitian ini fenomena fisis yan terjadi pada sistem pendulum ak an dapat dijelask an denan amblan. Sebaai ambaran sink at, ditinjau sebuah pendulum yan diik at oleh sebuah tali yan telah diik at pada sebuah lanit-lanit. Lihat ambar 1. θ Gambar 1. Pendulum terikat di ujun kayu tak bermassa Jik a pendulum diayun denan sudut simpanan kecil kira-kira < 1 radian, mak a erak an yan dihasilk an mendek ati erak harmonik sederhana. Secara matematis, erak pendulum dapat dinyatak an oleh unk apan F θ m sin ( θ ) denan m adalah massa pendulum, adalah percepatan oleh adanya rafitasi dan θ adalah simpanan pendulum (Fowles, 1986). Hukum Newton kedua menyatak an bahwa aya merupak an (1)
3 perk alian antara massa benda denan percepatan partikel yan bererak sepanjan lintasan berbentuk circular. Jik a dinyatak an secara matematis aya tersebut berbentuk F θ d s m Perpindahan pendulum sepanjan lintasan adalah s lθ (), dimana l adalah panjan tali. Apabila sudut simpanan θ dianap kecil, mak a ( θ ) θ sehina diperoleh unk apan baru berwujud sin (3) d θ θ l (4) Persamaan ini mudah diselesaik an secara analitik berbentuk ( Ω φ ) θ θ 0 sin t + (5) denan Ω / l, θ dan φ konstanta yan haranya berantun pada simpanan dan kecepatan awal pendulum. Kita dapat lihat bahwa erak pendulum ini benar-benar sederhana. Gerak osilasi yan terjadi berupa sinusoidal terhadap waktu dan terus menerus sepanjan masa tanpa ada pelemahan. Hal ini tentunya menyalahi keadaan riil yan ada, dimana ada esek an antara pendulum denan medium hina osilasi ak an berhenti pada suatu saat tertentu. Disampin itu, denan asumsi keadaan ideal osilasi memiliki kecepatan anuler ω yan merupak an funsi panjan tali, tetapi tak ayut tak ayut terhadap massa pendulum. Artinya, erak osilasi ini menabaik an besar kecilnya massa pendulum. Tentu saja, hal ini menjadi tanda tanya besar kepada peneliti. Dari uraian di atas peneliti merencanak an riset menenai keadaan chaos yan terjadi pada erak pendulum denan mempertimbank an esek an yan terjadi baik yan tidak dikendalik an (undriven) maupun yan dikendalik an (driven). Apabila dalam keadaan 3
4 ideal sudut simpanan harus diambil sanat kecil kira-kira < 1 radian, mak a denan pendek atan riil sudut berapapun dapat diambil. Oleh sebab itu, penelitian ini sanat pentin untuk dilakuk an una menetahui perilaku erak pendulum yan sebenarnya. B. PERUMUSAN MASALAH Bersark an pada uraian pendahuluan di atas, mak a dapat dirumusk an beberapa permasalan, antara lain 1. Sampai saat ini, penk ajian teoritis terhadap erak pendulum masih pada tataran ideal sehina belum menyentuh pada keadaan riil erak pendulum tersebut.. Baaimana memecahk an permasalahan erak pendulum nonlinier teredam dan dikendalik an (fenomena chaos) melalui pendek atan komputasi numerik. C. TUJUAN PENELITIAN Berdasark an pada rumusan permasalahan di atas serta tinjauan pustak a yan dilakuk an oleh peneliti, mak a tujuan dari penelitian ini adalah Menyelesaik an permasalahan erak pendulum nonlinier teredam dan dikendalik an (fenomena chaos) yan mana secara analitik tidak dapat diselesaik an, sehina kehadiran komputasi numerik menjadi sanat pentin. 4
5 BAB TINJAUAN PUSTAKA 1. Pendulum Linier Teredam Di baian pendahuluan di atas, kita sudah sedikit menyinun tentan erak pendulum linier tak teredam. Pendek atan telah kita ambil untuk simpanan yan kecil, sehina unk apan sin ( θ ) θ. Dari unk apan persamaan diferensial yan ada diperoleh penyelesaian berbentuk rafik sinusoidal. Grafik sinusoidal yan diperoleh tidak pernah menalami peredaman atau denan k ata lain pendulum ak an berayun sepanjan masa. Hal ini tentunya menyalahi kenyataan yan ada. Lihat ambar. Penaruh kedua untuk menentuk an erak pendulum linier adalah efek redaman. Salah satu cara yan dapat diunak an untuk menambark an efek esek an ini adalah denan memandan sebuah tork a yan berbandin lurus denan kecepatan anuler pendulum. τ cω (6) f denan c adalah konstanta positip. Denan demikian total tork a yan bekerja pada pendulum adalah d θ τ τ f + τ I (7) Denan memberik an hara kepada simpanan awal θ 0, kecepatan anuler awal ω 0 dan c tertentu, mak a ak an dapat diperoleh rafik simpanan versus t dan kecepatan anuler versus t. Lihat ambar 3. 5
6 Gambar. Plot rafik untuk erak pendulum denan θ < < 1 radian Gambar 3. Plot rafik untuk erak pendulum denan < < 1 dan mempertimbankan aya esekan θ radian. Gerak Pendulum Terpaksa Teredam Apabila kita memandan sebuah jam dindin di rumah kita, dimana terdapat sebuah bandul yan menantun di baian bawah jam dan bererak terus menerus tanpa henti. Sementara itu, waktu yan dibutuhk an untuk berayun dari detik satu ke detik berikutnya adalah sama. Sebenarnya, sistem yan ada di dalam jam tersebut merupak an 6
7 contoh dari erak pendulum terpaksa teredam. Prinsip yan diterapk an dalam sistem ini berupa penenaan tork a yan bersifat periodik. Hal yan dapat dilakuk an adalah denan memberik an muatan kepada bandul tersebut dan menenak an medan listrik yan berosilasi. Ditinjau sebuah bandul yan membawa muatan listrik dikenai medan listrik horizontal denan amplitudo berosilasi denan frekuensi υ E. Akibatnya, ak an terjadi fluktuasi aya pada bandul. Jik a nilai aya maksimum ini adalah F E, mak a tork a yan dikerahk an pada bandul setiap saat adalah ( π υ ) l cos( θ ) τ F cos t E E E (8) Denan demikian, tork a total yan diakibatk an oleh erak pendulum terpaksa teredam adalah d θ τ τ f + τ + τ E I (9) Sebaai ambaran erak pendulum ini dapat dilihat pada ambar 4. Gambar 4. Plot rafik untuk erak pendulum terpaksa teredam denan θ < < 1 radian 7
8 3. Gerak Pendulum Non-Linier 3.1 Gerak Non-Linier Tak Dikendalikan Gerak pendulum yan sudah dibicarak an di atas masih denan asumsi bahwa ( θ ) θ sin yan memberik an hasil yan secara kualitatif benar. Tetapi, sek aran baaimana jik a sudut simpanan pada pendulum sembaran atau tidak dibatasi denan asumsi di atas. Oleh k arena sudut simpanan sembaran, mak a erak pendulum tidak linier lai. Denan k ata lain, erak yan ak an dihasilk an menjadi tidak harmonik lai. Beberapa k asus dalam daerah ini munkin masih dapat diperlakuk an secara analitik, tetapi sebaian besar tidak dapat diselesaik an secara matematis. Oleh sebab itu, kehadiran komputasi numerik sanat diperluk an untuk memahami perilaku sistem yan sebenarnya. 3. Gerak Non-Linier Dikendalikan Setelah erak non linier tak dikendalik an, masalah yan muncul kemudian adalah baaimana jik a erak pendulum non linier tersebut dikendalik an melalui penaruh luar. Denan kehadiran penaruh luar yan diberik an kepada sistem ak an membuat sistem menjadi unpredictable. Hal ini ak an menjadi lebih menarik untuk dibahas dan diselesaik an. 8
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Ditinjau kembali persamaan erak linier pendulum seperti terlihat pada persamaan (7) dimana τ τ + τ τ cω dan τ mlθ atau f f d θ I d θ I mlθ dθ c Persamaan (10) menunak an pendek atan bahwa sin ( θ ) θ (10), sehina masih mudah untuk diselesaik an secara analitik. Pendek atan ini betul untuk simpanan θ yan kecil. Jik a tidak dilakuk an pendek atan untuk sin ( θ ), mak a persamaan (10) menjadi d θ dθ I + c + ml sin( θ ) 0 (11) Denan mensubstitusik an I ml pada persamaan (11), mak a unk apan ini selanjutnya menjadi d θ dθ + q + sin( θ ) 0 l (1) denan q merupak an unk apan baru untuk konstanta c (Oldfield, 006). Untuk erak pendulum nonlinier dikendalik an teredam, persamaan (1) masih diberik an penaruh luar yan mendrive erak an. Dimisalk an aya yan mendrive erak pendulum adalah mak a persamaan (1) menjadi ( ω t ) F F sin (13) D D 9
10 d θ dθ + q + m sin D Dt ( θ ) F sin( Ω ) 0 (14) Metode Rune Kutta Orde 4 (RK4) Metode RK4 merupak an metode yan sanat handal untuk menyelesaian persamaan diferensial (Koonin, 1990). Jik a kita lihat pada persamaan (14), persamaan ini termasuk persamaan diferensial orde. oleh sebab itu perlu dibuat menjadi persamaan diferensial orde satu. Denan demikian dimisalk an Sehina persamaan (13) menjadi dθ ω (15) dω + cω + m sin D Dt ( θ ) F sin( Ω ) 0 Denan memberik an syarat awal pada persamaan (15) θ 0 (16) dan persamaan (16) ω 0, mak a ak an diperoleh kecepatan anuler dan simpanan pada setiap saat. Dibawah ini bentuk metode RK4 yan ak an diterapk an dalam penelitian ini k l l l l 1 k k 3 k θ ω n+ 1 n+ 1 f ( t, θ, ω ) ( t, θ, ω ) f ( t + 1/ h, θ + 1/ k1, ω + 1/ l1 ) ( t + 1/ h, θ + 1/ k1, ω + 1/ l1 ) f ( t + 1/ h, θ + 1/ k, ω + 1/ l ) ( t + 1/ h, θ + 1/ k, ω + 1/ l ) f ( t + h, θ + k3, ω + l3 ) ( t + h, θ + k, ω + l ) 1 θ n + h 6 1 ω n + h 6 ( k + k + k + k ) 1 ( l + l + l + l ) (17) 10
11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pendek atan numerik terhadap ejala chaos yan terjadi pada pendulum nonlinier denan penaruh redaman dan aya penendali diperoleh beberapa rafik. Pada penelitian ini diambil beberapa asumsi untuk parameter l (panjan tali), (percepatan rafitasi), ω D (kecepatan anuler aya penendali), F D (aya aya penendali), q (konstanta redaman). Secara lenk ap rafik hasil komputasi numerik adalah sebaai berikut Gambar 5. Perilaku θ terhadap waktu (t) dan kecepatan anuler ω vs t untuk pendulum nonlinier teredam dan dikendalikan denan F D 0, q 0.5,l 10, 9.8, D /3, 0. semua dalam SI. Syarat awal diberikan untuk 0 0.1, 0 0 Gambar 5 ditunju k an rafik perilaku simpanan θ pada setiap 11
12 saat (t) untuk aya penendali F D 0. Denan kondisi ini artinya bahwa aya penendali tidak berpenaruh sama sek ali terhadap erak pendulum. Oleh sebab itu, erak pendulum ak an teredam denan frekeunsi osilasi dek at denan frekuensi alamiah osilasi tak teredam. Kecepatan anuler ω untuk kondisi ini tidak jauh berbeda denan kondisi padaθ, yakni bahwa ω semakin menhilan seirin denan bertambahnya waktu. Gambar 6. Grafik θ vs (t) dan ω vs t untuk pendulum nonlinier teredam dan dikendalikan denan F D 0.5, q 0.5, l 10, 9.8, Ω D /3, 0. semua dalam SI. Syarat awal diberikan untuk θ(0) 0.1, ω(0) 0. Untuk pemilihan aya penendali kecil, rafiknya ditunju k an pada ambar 6. Besarnya aya penendali untuk penelitian ini adalah 0.5. Seperti terlihat pada ambar, denan penenaan aya penendali yan kecil, mak a terdapat dua daerah oslilasi. Osilasi pertama, penaruh redaman masih sanat terasa sehina osilasi menarah ke keadaan transien. Dalam keadaan ini frekuensi osilasi mendek ati frekuensi alamiah Ω (Giordano, 1997). Selanjutnya, penaruh redaman ini semakin dapat diantisipasi oleh aya penendali sehina pendulum semakin settle untuk berosilasi harmonik denan frekuensi penendali Ω. D 1
13 Gambar 7. Grafik θ vs (t) dan ω vs t untuk pendulum nonlinier teredam dan dikendalikan denan F D, q 0.5, l 10, 9.8, Ω D /3, 0. semua dalam SI. Syarat awal diberikan untuk θ(0) 0.1, ω(0) 0. Perubahan yan sanat radik al terjadi saat aya penendali yan dikenak an cukup besar. Dalam penelitian ini aya penendali yan dikenak an adalah F D. Seperti terlihat pada ambar bahwa erak pendulum tidak lai sederhana. Gerak an pendulum tidak pernah settle pada erak harmonik hina akhir waktu yan diberik an. Gerak an pendulum benar-benar tidak teratur, sehina perilaku ini dik atak an sebaai perilaku chaos pada pendulum nonlinier. Gambar 7 baian kiri atas merupak an penambaran kembali perilaku θ terhadap t dalam ranah π θ + π pada ambar 7 rafik k anan atas. Grafik tersebut ditampilk an setelah diberik an syarat, yaitu apabila hara θ kuran dari π mak a θ θ + π dan apabila θ melebihi π mak a rafik. θ θ π. Oleh sebab itu, terlihat adanya lompatan-lompatan 13
14 Gambar 7. Grafik θ vs (t) dan ω vs t untuk pendulum nonlinier teredam dan dikendalikan denan F D, q 0.5, l, 9.8, Ω D /3, 0. semua dalam SI. Syarat awal diberikan untuk θ(0) 0.1, ω(0) 0. Grafik pada ambar 8 diperoleh denan meneset panjan tali l dan parameter lainnya seperti pada ambar 7. Dalam kondisi ini terdapat dua daerah seperti pada ambar 6. Dua daerah tersebut adalah daerah chaos dan daerah harmonik. Pada awal erak an ayunan, ruparupanya pendulum menalami kepanik an sehina ejala chaos terjadi. Ak an tetapi, secara beransur-ansur erak pendulum semakin settle ke erak an yan harmonik. 14
15 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan dapat dimpulkan beberapa hal tentan ejala chaos pada pendulum nonlinier antara lain: 1. Gejala chaos pada pendulum nonlier dapat terjadi disebabkan oleh dua hal panjan kayu penayun dan besarnya drivin force yan bekerja pada pendulum.. Gejala chaos terjadi denan menatur beberapa parameter antara lain panjan kayu 10 meter, besar drivin force Newton, koefisien esekan q1, percepatan rafitasi 9.8 m/ s simpanan awal mulai 0 0.1radian, kecepatan sudut awal dan frekuensi drvin force fd.60 B. SARAN Untuk memperoleh ambaran yan jelas dari ejala chaos pada pendulum nonllinier, maka perlu adanya upaya eksperimen. Penelitian yan bersifat simulasi hanya menambarkan ejala yan kira-kira terjadi. Sedankan kebenaran eksperimen adalah kebenaran ilmiah yan tidak terbantahkan. Namun, setidaknya melalui penelitian simulasi ini dapat memandu bai para peneliti lain untuk menuji kebenarannya. 15
16 DAFTAR PUSTAKA Fowles, Analytical Mechanics 4 th edition, New York: CBS Collee Publishin. Giordano, Nicholas J., Computational Physics, New Jersey : Prentice Hall Koonin & Meredith, Computational Physics, Canada : Addison- Wesley Publishin Company Inc. Oldfield, Michael, 006. Oscillations and Chaos, www. Phisics.or, diakses 10 Februari
17 LISTING PROGRAM UNTUK MENDAPATKAN GEJALA CHAOS PADA PENDULUM NONLINIER clc; clear; close all; %minput('masukkan massa pendulum :'); %Linput('Masukkan panjan tali :'); %woinput('masukkan kecepatan awal simpanan ;'); %theta0input('masukkan sudut simpanan awal :'); %Ninput('Masukkan jumlah lankah :'); %hinput('masukkan ukuran lankah :'); for i1:10 FDinput('Masukkan aya drive :'); l10.;wo0;theta01.0;n00;h0.; 9.8; q0.5; fd.5; f1inline('w','t','w','theta'); finline('-/l*sin(theta)-q*w+fd*sin(fd*t)','t','w','theta','','l','q','fd','fd'); thetatheta0; wwo; theta10; fidfopen('pendulum1.txt','w'); for i1:n ti*h; k1h*f1(t,w,theta); l1h*f(t,w,theta,,l,q,fd,fd); kh*f1(t+0.5*h,w+0.5*l1,theta+0.5*k1); lh*f(t+0.5*h,w+0.5*l1,theta+0.5*k1,,l,q,fd,fd); 17
18 k3h*f1(t+0.5*h,w+0.5*l,theta+0.5*k); l3h*f(t+0.5*h,w+0.5*l,theta+0.5*k,,l,q,fd,fd); k4h*f1(t+h,w+l3,theta+k3); l4h*f(t+h,w+l3,theta+k3,,l,q,fd,fd); ww+(l1+*l+*l3+l4)/6; thetatheta+(k1+*k+*k3+k4)/6; theta1theta; if (theta1 > pi) theta1theta1-*pi; end; if (theta1 <-pi) theta1theta1+*pi; end; %sudut1theta/pi*180; %suduttheta1/pi*180; fprintf('%i %f %f %f %f\n',i,t,w,theta,theta1); fprintf(fid,'%i %f %f %f %f\n',i,t,w,theta,theta1); end fclose(fid); load pendulum1.txt; tpendulum1(:,); wpendulum1(:,3); thetapendulum1(:,4); theta1pendulum1(:,5); ffd*sin(fd*t); subplot(,,1), plot(t,theta,'r-',t,f,'b-','linewih',); xlabel('waktu (s)');ylabel('\theta (radian)'); title('\theta vs waktu'); subplot(,,), plot(t,w,'b-','linewih',) xlabel('waktu (s)');ylabel('\omea (radian/s)'); 18
19 title('\omea vs waktu'); end 19
ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta
ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER Oleh: Supardi Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta Penelitian tentang gejala chaos pada pendulum nonlinier telah dilakukan.
Lebih terperinciSOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau
SOLUSI. a) Gambar diaram aya diberikan pada ambar di sampin. b) Anap teanan tali yan membentuk sudut θ adalah terhadap horizontal adalah T. Anap teanan tali yan mendatar adalah T. Gaya yan bekerja pada
Lebih terperinciJadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan
Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: 1. Sebuah pesawat denan massa M terban pada ketinian tertentu denan laju v. Kerapatan udara di ketinian itu adalah ρ. Diketahui bahwa aya ankat udara pada pesawat
Lebih terperinci1 Posisi, kecepatan, dan percepatan
1 Posisi, kecepatan, dan percepatan Posisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai gejala alam menampilkan perilaku yang rumit, tidak dapat diramalkan dan tampak acak (random). Keacakan ini merupakan suatu yang mendasar, dan tidak akan hilang
Lebih terperinci2 H g. mv ' A, x. R= 2 5 m R2 ' A. = 1 2 m 2. v' A, x 2
SOLUSI. A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= H B. Jarak d yan dibutuhkan adalah d=v 0 t A =v H 0 i. Karena bola tidak slip sama sekali dan tumbukan lentin sempurna maka eneri mekanik sistem
Lebih terperinciSMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) FISIKA GERAK HARMONIK
JENJANG KELAS MAA PELAJARAN OPIK BAHASAN SMA XI (SEBELAS) FISIKA GERAK HARMONIK Benda yan melakukan erak lurus berubah beraturan, mempunyai percepatan yan tetap, Ini berarti pada benda senantiasa bekerja
Lebih terperinciUM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20.
UM UGM 016 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM016FIS999 Version: 017-0 Halaman 1 Petunjuk berikut diperunakan untuk menerjakan soal nomor 01 sampai denan nomor 0. = 9,8 m/s (kecuali diberitahukan lain) µ o =
Lebih terperincipengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM.
BAB III HASIL DAN DISKUSI Bab ini berisi hasil dan diskusi. Pekerjaan penelitian dimulai denan melakukan penukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan denan penyesuaian (fittin hasil tersebut
Lebih terperinciDengan substitusi persamaan (1.2) ke dalam persamaan (1.3) maka kedudukan x partikel sebagai fungsi waktu dapat diperoleh melalui integral pers (1.
GERAK PADA BIDANG DATAR 1. Gerak denan Percepatan Tetap C Gb. 1 Grafik kecepatan-waktu untuk erak lurus denan percepatan tetap Pada ambar 1, kemirinan tali busur antara titik A dan B sama denan kemirinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persamaan diferensial merupakan persamaan yang didalamnya terdapat beberapa derivatif. Persamaan diferensial menyatakan hubungan antara derivatif dari satu variabel
Lebih terperincimenganalisis suatu gerak periodik tertentu
Gerak Harmonik Sederhana GETARAN Gerak harmonik sederhana Gerak periodik adalah gerak berulang/berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak
Lebih terperinciModul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.
PROSIDING SKF 016 Modu Praktikum Fisika Matematika: Menukur Koefisien Gesekan pada Osiasi Teredam Bandu Matematika. Rizqa Sitorus 1,a), Triati Dewi Kencana Wunu,b dan Liik Hendrajaya 3,c) 1 Maister Penajaran
Lebih terperinciJawaban OSK v ~ F (m/l) v = F a m b l c (nilai 2) [L][T] -1 = [M] a [L] a [T] -2a [M] b [L] c. Dari dimensi M: 0 = a + b a = -b
Jawaban OSK 01 Fisika B 1- (nilai 6) Jawaban menunakan konsep dimensi v ~ F (m/l) v = F a m b l c (nilai ) [L][T] -1 = [M] a [L] a [T] -a [M] b [L] c Dari dimensi M: 0 = a + b a = -b Dari dimensi L: 1
Lebih terperinciOsilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas
OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.
Lebih terperinciGerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif
Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan erak dalam bidan datar Contoh erak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melinkar Gerak relatif Posisi, Kecepatan, Percepatan r i = vektor posisi partikel di A
Lebih terperinci! 2 H g. &= 1 2 m 2 SOLUSI OSN A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= Jarak d yang dibutuhkan adalah d =v 0 g
SOLUSI OSN 009. A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A=! H B.! Jarak d yan dibutuhkan adalah d =v 0 t A =v H 0 i. Karena bola tidak slip sama sekali dan tumbukan lentin sempurna maka eneri mekanik
Lebih terperinciMATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP
MODUL PERTEMUAN KE 4 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Gerak Peluru (Proyektil); Gerak Melinkar Beraturan, Gerak Melinkar Berubah Beraturan, Besaran Anular dan Besaran Tanensial. POKOK BAHASAN: GERAK
Lebih terperinciGERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana
GERAK HARMONIK Pembahasan Persamaan Gerak untuk Osilator Harmonik Sederhana Ilustrasi Pegas posisi setimbang, F = 0 Pegas teregang, F = - k.x Pegas tertekan, F = k.x Persamaan tsb mengandung turunan terhadap
Lebih terperinciSASARAN PEMBELAJARAN
OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan
Lebih terperinciKarakteristik Gerak Harmonik Sederhana
Pertemuan GEARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (5B0809), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 06 Beberapa parameter yang menentukan karaktersitik getaran: Amplitudo
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA
KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA Pertemuan 2 GETARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (15B08019), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 2016 Beberapa parameter
Lebih terperinci1 Posisi, kecepatan, dan percepatan
1 osisi, kecepatan, dan percepatan osisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada
Lebih terperincip da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987)
6.3 Gaya Hambat Udara Ketika udara melewati suatu titik tankap baik itu udara denan kecepatan konstan ( steady ) maupun denan kecepatan yan berubah berdasarkan waktu (unsteady ), kecenderunan alat tersebut
Lebih terperinciCatatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi
Catatan Kuliah FI111 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi Agus Suroso update: 4 November 17 Osilasi atau getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik kesetimbangan. Gerak bolak-balik tersebut
Lebih terperinciMata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan
Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI HARMONIK PENDAHULUAN Gerak dapat dikelompokan menjadi: Gerak di sekitar suatu tempat contoh: ayunan bandul, getaran senar dll. Gerak yang berpindah tempat contoh:
Lebih terperinciGETARAN DAN GELOMBANG
1/19 Kuliah Fisika Dasar Teknik Sipil 2007 GETARAN DAN GELOMBANG Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id GETARAN Getaran adalah salah satu bentuk
Lebih terperinciFisika EBTANAS Tahun 2005
Fisika EBTANAS Tahun 005 EBTANAS-05-01 Dibawah ini adalah besaran-besaran dalam fisika. 1. panjan. massa 3. kuat arus 4. aya Yan termasuk ke dalam besaran pokok adalah... A. 1 dan 3 B. 1, dan 3 C. dan
Lebih terperinciKarena massa katrol diabaikan maka 2T 1. -nya arah ke bawah. a 1. = a + a 0. a 2. = m m ) m 4 mm
m 0 139 Pada sistem dibawah ini hitun percepatan benda m 1 nap benda m bererak ke bawah Jawab: T 1 T 1 m 1 T m 0 a 0 T T 1 m 1 m 1 m T 1 m a m Karena massa katrol diabaikan maka T 1 T m k a k 0 atau T
Lebih terperinciTUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI
I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan momen inersia batang. 2. Mempelajari sifat sifat osilasi pada batang. 3. Mempelajari sistem osilasi. 4. Menentukan periode osilasi dengan panjang tali dan jarak antara
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013
Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat
Lebih terperincih maks = tinggi maksimum X maks = Jauh maksimum
GEK PELUU eori Sinkat : Y y 0 y o sin α o maks α x o cos α maks Gerak parabola terdiri dari dua komponen erak yaitu :. Gerak orisontal berupa GL. Gerak vertikal berupa GL.Gerak orisontal (seara sumbu-x)
Lebih terperincia. Tentukan bentuk akhir dari tiga persamaan di atas yang menampilkan secara eksplisit
Contact Person : 0896-5985-681 OSK Fisika 018 Number 1 BESARAN PLANCK Pada tahun 1899 Max Planck memperkenalkan suatu sistem satuan iniversal sehina besaran-besaran fisika dapat dinyatakan dalam tia satuan
Lebih terperinciSekolah Olimpiade Fisika davitsipayung.com
SOLUSI SELEKSI OSN TINGKAT PROVINSI 06 Bidan Fisika Waktu : Jam Sekolah Olimpiade Fisika davitsipaun.com DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT SEKOLAH
Lebih terperinciGetaran osilasi teredam pada pendulum dengan magnet dan batang aluminium
Getaran osilasi teredam pada pendulum dengan magnet dan batang aluminium Djoko Untoro Suwarno1,a) 1 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TP 2009/2010
UJIAN NASIONAL TP 2009/2010 1. Seoran anak berjalan lurus 10 meter ke barat, kemudian belok ke selatan sejauh 12 meter, dan belok lai ke timur sejauh 15 meter. Perpindahan yan dilakukan anak tersebut dari
Lebih terperinciPenghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta
Bab II Teori Dasar Gambar. 7 Grafik Rasio Kecepatan nin di atas Laut denan di Daratan. 5. Koreksi Koefisien Seret Setelah data kecepatan anin melalui koreksi-koreksi di atas, maka data tersebut dikonversi
Lebih terperinciHAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA
GELOMBAG : Gerak Harmonik Sederhana M. Ishaq Pendahuluan Gerak harmonik adalah sebuah kajian yang penting terutama jika anda bergelut dalam bidang teknik, elektronika, geofisika dan lain-lain. Banyak gejala
Lebih terperinciHusna Arifah,M.Sc :Ayunan (osilasi) dipakai.resonansi
Pembentukan Model Ayunan (Osilasi) Dipakai: Resonansi Di dalam Pasal.6 kita telah membahas osilasi bebas dari suatu benda pada suatu pegas seperti terlihat di dalam Gambar 48. Gerak ini diatur oleh persamaan
Lebih terperinciReferensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons
SILABUS : 1.Getaran a. Getaran pada sistem pegas b. Getaran teredam c. Energi dalam gerak harmonik sederhana 2.Gelombang a. Gelombang sinusoidal b. Kecepatan phase dan kecepatan grup c. Superposisi gelombang
Lebih terperinciTURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton
6 TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengkajian dengan pendekatan numerik terhadap karakteristik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengkajian dengan pekatan numerik terhadap karakteristik zarah yang berada di bawah pengaruh potensial Lennard Jones telah diperoleh beberapa hasil. Karakteristik zarah yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruan Linkup Ruan linkup keiatan dalam penulisan tuas akhir ini adalah PT. Tembaa Mulia Semanan Tbk. (Divisi Aluminium) yan berlokasi di Jalan Daan Moot KM. 16, Semanan,
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG TIANG PANCANG TERHADAP AMPLITUDO GETARAN PADA PERENCANAAN PONDASI ALTERNATIF TURBIN GAS
JURNAL TEKNIK POMITS (204) STUDI PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG TIANG PANCANG TERHADAP AMPLITUDO GETARAN PADA PERENCANAAN PONDASI ALTERNATIF TURBIN GAS Hasby Siddiq Muhammad A.md., Ir. Suwarno M.En., Ir.
Lebih terperinciTeori & Soal GGB Getaran - Set 08
Xpedia Fisika Teori & Soal GGB Getaran - Set 08 Doc Name : XPFIS0108 Version : 2013-02 halaman 1 01. Menurut Hukum Hooke untuk getaran suatu benda bermassa pada pegas ideal, panjang peregangan yang dijadikan
Lebih terperinciK 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2
1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah
Lebih terperinciHukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut :
PENDAHULUAN Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut : F = G Dimana : F = Gaya tarikan menarik antara massa m 1 dan m 2, arahnya menurut garispenghubung
Lebih terperinciXpedia Fisika. Mekanika 02
Xpedia Fisika Mekanika 02 Doc. Nae: XPFIS0102 Version: 2012-07 halaan 1 01. Gaya yan dibutuhkan untuk enerakan bola hoki berassa 0,1 k konstan pada kecepatan 5 /s di atas perukaan licin adalah... (A) Nol
Lebih terperinci1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan
. (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semarang, 28 Mei Penyusun
KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang MahaEsa. Berkat rahmat dan karunia-nya, kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, penyusun menyadari masih
Lebih terperinciBAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS
BAB I TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme
Lebih terperinciPenggunaan Metode Numerik Untuk Mencari Nilai Percepatan Gravitasi
Penggunaan Metode Numerik Untuk Mencari Nilai Percepatan Gravitasi Khaidzir Muhammad Shahih (13512068) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciMETHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016
TK/SD/SMP/SMA Methodist- Medan Jalan M Tharin No. 96 Medan Kota - 01 T: (+661)46 81 METODIST- EDUCATION EXPO 016 Loba Sains Plus Antar Pelajar Tinkat SMA se-suatera Utara NASKA SOAL FISIKA - Petunjuk Soal
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II
ISBN : 978-60-975-0-5 PROSEDING SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II Konstribusi Sains Untuk Pengembangan Pendidikan, Biodiversitas dan Metigasi Bencana Pada Daerah Kepulauan SCIENTIFIC COMMITTEE: Prof. H.J.
Lebih terperinciOSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK
OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK 1 Last Time Induktansi Diri 2 Induktansi Diri Menghitung: 1. Asumsikan arus I mengalir 2. Hitung B akibat adanya I tersebut 3. Hitung fluks akibat adanya B tersebut
Lebih terperinciJAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK
JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK Kasus-kasus fisika yang diangkat pada mata kuliah Fisika Komputasi akan dijawab secara numerik. Validasi jawaban
Lebih terperinciDiferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
TKS 4007 Matematika III Diferensial Vektor (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor A dan B pada bidang dinyatakan
Lebih terperinciPembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com 1. Besaran dan analisis dimensi
. Besaran dan analisis dimensi. Pendahuluan mekanika Newton Mekanika Newton adalah studi konsep erak benda dan aya. Mekanika merupakan salah satu ilmu tertua dan sanat menarik untuk dipelajari. Mekanika
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) MATA KULIAH KODE MATA KULIAH/SKS DESKRIPSI SINGKAT : MEKANIKA : PAF 4201/ 4 SKS : Matakuliah ini dapat memberikan penjelasan dan pemahaman analisis & deskriptif
Lebih terperinciGERAK HARMONIK SEDERHANA
GERAK HARMONIK SEDERHANA Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN PENDULUM TAK LINIER. Oleh: Sumarna Agus Purwanto
LAPORAN PENELITIAN PENDULUM TAK LINIER Oleh: Sumarna Agus Purwanto JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 003 PENDULUM TAK LINIER (Oleh :
Lebih terperinciGETARAN DAN GELOMBANG
GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran
Lebih terperinciPenyelesaian Numerik Model Ayunan Terpaksa Menggunakan Metode Exponential Time Differencing (ETD) dan Karakteristik Dinamika
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 56 Penyelesaian Numerik Model Ayunan Terpaksa Menggunakan Metode Exponential Time Differencing (ETD) dan Karakteristik Dinamika Halim Hamadi 1, Fahrudin Nugroho
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. i dari yang terkecil ke yang terbesar. Tebaran titik-titik yang membentuk garis lurus menunjukkan kesesuaian pola
TINJAUAN PUSTAKA Analisis Diskriminan Analisis diskriminan (Discriminant Analysis) adalah salah satu metode analisis multivariat yan bertujuan untuk memisahkan beberapa kelompok data yan sudah terkelompokkan
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari
Lebih terperinciB C D E... 2h g. =v 2h g T AB. B, y. = 2 v' =2e v 2h T BC
1. Gerak benda di antara tubukan erupakan erak parabola. Sebut posisi ula-ula benda adalah titik A, posisi terjadinya tubukan pertaa kali adalah titik B, posisi terjadi tubukan kedua kalinya adalah titik
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran Umum Setelah membaca modul mahasiswa memahami penggunaan atau penerapan persamaan momentum untuk aliran saluran terbuka.
Tujuan Pembelajaran Umum Setelah membaca modul mahasiswa memahami penunaan atau penerapan persamaan momentum untuk aliran saluran terbuka. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah membaca modul dan menelesaikan
Lebih terperinciUji Kompetensi Semester 1
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t
Lebih terperinciBidang Fisika yg mempelajari tentang gerak tanpa mengindahkan penyebab munculnya gerak dinamakan Kinematika.
idan isika y epelajari tentan erak tanpa enindahkan penyebab unculnya erak dinaakan Kineatika. idan isika y epelajari tentan erak beserta penyebab unculnya erak dinaakan Dinaika. Huku Newton tentan Gerak
Lebih terperinciMomen Inersia. distribusinya. momen inersia. (karena. pengaruh. pengaruh torsi)
Gerak Rotasi Momen Inersia Terdapat perbedaan yang penting antara masa inersia dan momen inersia Massa inersia adalah ukuran kemalasan suatu benda untuk mengubah keadaan gerak translasi nya (karena pengaruh
Lebih terperinciPETUNJUK KHUSUS PETUNJUK
Olympiad of Physics 1 PETUNJUK UMUM 1. Sebelum menerjakan soal, teliti terlebih dahulu jumlah soal yan terdapat pada naskah soal. Naskah soal ini terdiri dari 40 soal denan TIPE I sebanyak 10 soal dimulai
Lebih terperincidy dx B. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persamaan diferensial berperang penting di alam, sebab kebanyakan fenomena alam dirumuskan dalam bentuk diferensial. Persamaan diferensial sering digunakan sebagai model
Lebih terperinciPROJEK 2 PENCARIAN ENERGI TERIKAT SISTEM DI BAWAH PENGARUH POTENSIAL SUMUR BERHINGGA
PROJEK PENCARIAN ENERGI TERIKAT SISTEM DI BAWAH PENGARUH POTENSIAL SUMUR BERHINGGA A. PENDAHULUAN Ada beberapa metode numerik yang dapat diimplementasikan untuk mengkaji keadaan energi terikat (bonding
Lebih terperinciKOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB
KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB Tatik Juwariyah Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional
Lebih terperinciSimulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa
Simulasi Komputer untuk Analisis Larakteristik Model Sistem Pegas-Peredam Kejut-Massa (Oegik Soegihardjo) Simulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa Oegik Soegihardjo
Lebih terperinciKonsep Gaya Hukum Newton I Massa Gaya grafitasi dan Berat Hukum Newton III Analisa Model dengan HK Newton II Gaya gesek
8//0 Konsep Gaa Huku Newton I Massa Gaa rafitasi dan Berat Huku Newton III Analisa Model denan HK Newton II Gaa esek Konsep Gaa Pada kuliah sebeluna, kita telah ebahas erak suatu objek dala hal posisi,
Lebih terperinciFISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana
MODUL PERKULIAHAN OSILASI Bagian- Fakultas Program Studi atap Muka Kode MK Disusun Oleh eknik eknik Elektro 3 MK4008, S. M Abstract Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik
Lebih terperinciFUNGSI DAN GRAFIK KED
FUNGSI DAN GRAFIK 1.1 Pendahuluan Deinisi unsi adalah suatu aturan padanan yan menhubunkan tiap objek x dalam satu himpunan, yan disebut daerah asal, denan sebuah nilai unik x dari himpunan kedua. Himpunan
Lebih terperinciFI-2283 PEMROGRAMAN DAN SIMULASI FISIKA
FI-2283 PEMROGRAMAN DAN SIMULASI FISIKA MODUL RBL Peraturan RBL 1. RBL dilakukan dalam kelompok. Setiap kelompok boleh memiliki anggota max. 2 orang yang berada pada shift praktikum yang sama. 2. Setiap
Lebih terperinciII LANDASAN TEORI. Besaran merupakan frekuensi sudut, merupakan amplitudo, merupakan konstanta fase, dan, merupakan konstanta sembarang.
2 II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dibahas teori-teori yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Teori-teori tersebut meliputi osilasi harmonik sederhana yang disarikan dari [Halliday,1987],
Lebih terperinciKAJIAN TEORITIK DAN EXPERIMENTAL FRICTION FACTOR PADA PIPA GALVANISH DENGAN ALIRAN FLUIDA AIR PANAS
POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. September 04 KAJIAN TEORITIK DAN EXPERIMENTAL FRICTION FACTOR PADA PIPA GALVANISH DENGAN ALIRAN FLUIDA AIR PANAS Sutrisno Teknik Mesin, Universitas Nahdlatul Ulama E-mail :
Lebih terperinciNEWTON S CRADLE (AYUNAN NEWTON)
Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com Olimpiade Sain Nasional 20007 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 5 NEWTON S CRADLE (AYUNAN NEWTON) Ayunan Newton adalah salah satu permainan Fisika
Lebih terperinciSatuan Pendidikan. : XI (sebelas) Program Keahlian
Satuan Pendidikan Kelas Semester Program Keahlian Mata Pelajaran : SMA : XI (sebelas) : 1 (satu) : IPA : Fisika 1. Bacalah do a sebelum mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) ini. 2. Pelajari materi secara
Lebih terperinciHUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK.
DINAMIKA GERAK HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. GERAK DAN GAYA. Gaya : ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan sebagainya
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari
Lebih terperinciGambar II.1. Skema Sistem Produksi
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Sistem Produksi Sistem produksi minyak merupakan jarinan pipa yan berunsi untuk menalirkan luida (minyak) dari reservoir ke separator. Reservoir terletak di bawah permukaan
Lebih terperinciKINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom
KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran
Lebih terperinciGERAK PELURU PENGERTIAN PERSAMAAN GERAK PELURU. Kecepatan awal pada sumbu x. v 0x = v 0 cos α. Kecepatan awal pada sumbu y.
GERAK PELURU PENGERTIAN Gerak parabola adalah erak abunan dari GLB pada sumbu horizontal (x) dan GJB pada sumbu vertikal (y) secara terpisah serta tidak salin mempenaruhi. PERSAMAAN GERAK PELURU Kecepatan
Lebih terperinciBAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK
BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yan sanat pentin bai setiap masyarakat.diantara berbaai jasa layanan kesehatan, rumah sakit memean peranan pentin karena menyediakan
Lebih terperinciGetaran sistem pegas berbeban dengan massa yang berubah terhadap waktu
Getaran sistem pegas berbeban dengan massa yang berubah terhadap waktu Kunlestiowati H *. Nani Yuningsih **, Sardjito *** * Staf Pengajar Polban, kunpolban@yahoo.co.id ** Staf Pengajar Polban, naniyuningsih@gmail.com
Lebih terperinciC.1 OSILASI GANDENG PEGAS
Mata Kuliah GELOMBANG-OPTIK OPTIK TOPIK I SUB TOPIK OSILASI GANDENG C. SISTEM OSILASI DUA DERAJAT KEBEBASAN:OSILASI GANDENG Satu derajat kebebasan: Misalkan: pegas yang memiliki satu simpangan Dua derajat
Lebih terperinciMateri Pendalaman 01:
Materi Pendalaman 01: GETARAN & GERAK HARMONIK SEDERHANA 1 L T (1.) f g Contoh lain getaran harmonik sederhana adalah gerakan pegas. Getaran harmonik sederhana adalah gerak bolak balik yang selalu melewati
Lebih terperinciGaya merupakan besaran yang menentukan sistem gerak benda berdasarkan Hukum Newton. Beberapa fenomena sistem gerak benda jika dianalisis menggunakan
Gaya merupakan besaran yang menentukan sistem gerak benda berdasarkan Hukum Newton. Beberapa fenomena sistem gerak benda jika dianalisis menggunakan konsep gaya menjadi lebih rumit, alternatifnya menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
II TINJUN USTK ompa adalah suatu alat yan diunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain denan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut diunakan
Lebih terperinciGERAK HARMONIK SEDERHANA. Program Studi Teknik Pertambangan
GERAK HARMONIK SEDERHANA Program Studi Teknik Pertambangan GERAK HARMONIK SEDERHANA Dalam mempelajari masalah gerak pada gelombang atau gerak harmonik, kita mengenal yang namanya PERIODE, FREKUENSI DAN
Lebih terperinciGERAK HARMONIK Gerak Harmonik terdiri atas : 1. Gerak Harmonik Sederhana (GHS) 2. Gerak Harmonik Teredam
GERAK OSILASI adalah variasi periodik - umumnya terhadap waktu - dari suatu hasil pengukuran, contohnya pada ayunan bandul. Istilah vibrasi sering digunakan sebagai sinonim osilasi, walaupun sebenarnya
Lebih terperinciGETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB
GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB Getaran (Osilasi) : Gerakan berulang pada lintasan yang sama Ayunan Gerak Kipas Gelombang dihasilkan oleh getaran Gelombang bunyi Gelombang air
Lebih terperinciBAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN
1.1. Pendahuluan BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti Alam. Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya
Lebih terperinci