Table of Contents. 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Table of Contents. 1"

Transkripsi

1

2 Table of Contents PENDAHULUAN...1 BEYOND NOW...10 LOOK AT THE SERVICE LEADERS...10 SEEING IS BELIEVING...16 FEELING IS EXPERIENCING...20 UNIFORM STANDARDS...28 IS IT BAD, GOOD, OR GREAT?...28 SELF CORRECTIONS...33 INSPIRING LEADERSHIP...37 THE LEADER...37 THE CHAMPIONS...42 LEARNING ORGANISATION...48 THE LEADER IN ME...48 GIVE THEM THE WHYS

3 TRAINING AND EDUCATION...55 DEPENDABLE SYSTEM...59 EXCELLENCE IS A MOVEMENT...59 CLEAR MANUALS...61 CELEBRATE WHAT S RIGHT...65 PENUTUP

4 PENDAHULUAN Semua pebisnis pasti setuju dengan pernyataan bahwa service excellence merupakan faktor penting dalam pertumbuhan usaha. Di sisi lain, adakah satu riset yang menyatakan bahwa itu memang merupakan hal yang penting? Bain and company pernah bekerjasama dengan Earl Sasser dari Harvard Business School untuk meneliti besarnya biaya serta keuntungan yang bisa didapat dengan meningkatkan loyalitas pelanggan. Dari penelitian itu ditemukan fakta bahwa 5% saja peningkatan pada loyalitas customer bisa berujung pada peningkatan keuntungan perusahaan antara 25% sampai 95%. 3

5 Perusahaan riset dan statistik lainnya, Gartner Group, mengungkapkan bahwa 80% potensi pendapatan sebuah perusahaan hanya akan bergantung pada 20% dari pelanggan yang ada saat ini. Dua hasil riset tersebut mestinya sudah cukup meyakinkan untuk mulai secara lebih serius mempertimbangkan integrasi service excellence ke dalam strategi bisnis kita. Masih perlu tambahan pendapat? Baik. kami berikan sedikit lagi. Saat ini semua pelaku usaha sudah mengetahui bahwa kedudukan customer sudah sedemikian kuatnya karena mereka bisa mendapatkan informasi tentang sebuah produk yang mereka inginkan dari internet. Di balik semua 4

6 efek positif dari ketersediaan (banyak) informasi itu, ada juga hal kontra produktif yang mengganggu. Hal itu adalah kelebihan informasi yang mengarah pada kesulitan customer untuk memilih. Ketika banyaknya informasi membuat seorang customer bingung untuk memilih, maka secara naluri dia akan mencari perusahaan yang bisa dipercaya. Hal itu bisa ia lakukan dengan memilih perusahaan yang ia sudah kenal atau dengan mencari rujukan dari orang-orang yang ia kenal dan ia percayai. Ya. Kepercayaan menjadi kunci penting dalam situasi pengambilan keputusan seperti di atas. Kepercayaan itu terbentuk melalui kontak antara sebuah usaha dan customer yang dilayani. Pada kontak-kontak itulah hadirnya service 5

7 excellence menjadi sangat vital bagi tumbuhnya kepercayaan customer. Sudah banyak perusahaan yang tahu tentang pentingnya service excellence, atau yang biasa dikenali sebagai pelayanan prima dalam Bahasa Indonesia. Ini bisa dilihat dari banyaknya janji-janji pelayanan nomor wahid yang ditawarkan oleh banyak perusahaan, kecil sampai raksasa. Pelayanan prima adalah komitmen kami. Kepuasan Anda adalah tanggung jawab kami. Service from the heart. Nomor satu dalam pelayanan prima. Janji-janji serupa itu banyak sekali kita jumpai di dunia bisnis. 6

8 Apa yang melintas dalam bayangan kita ketika membaca janji seperti itu? Apa yang kemudian kita dapatkan? Sudah sepadankah janji dan implementasi? Tidak banyak perusahaan yang mampu menampilkan kinerja service excellence Service excellence mempunyai dampak yang sangat emosional bagi customer, baik ketika itu terjadi maupun ketika itu tidak muncul dalam sebuah proses usaha. Ini bisa menjadi awal bom waktu bagi sebuah bisnis yang di awal sudah berjanji memberikan pelayanan yang prima kepada customer. Tanpa adanya sebuah janji, sesungguhnya kita sebagai customer sudah mempunyai ekspektasi alias harapan tentang pengalaman yang 7

9 ingin kita dapatkan sebagai seorang customer. Pada saat kita mendapatkan janji dari perusahaan, dimana kita adalah customernya, maka kita secara otomatis akan menaikkan standar ekspektasi kita. Ya. Harapan kita menjadi lebih tinggi lagi dan menjadi semakin menuntut untuk dipenuhi. Harapan serta tuntutan kita sebagai customer akan segera berhadapan dengan realitas rata-rata di lapangan. Sebagai customer, seberapa sering Anda dilayani dengan tingkat pelayanan di atas rata-rata? Tidak terlalu sering atau bahkan jarang. Itulah yang terjadi di dunia pelayanan. Jumlah perusahaan yang bisa memberi janji pelayanan prima sangat banyak dan yang benarbenar MAMPU mewujudkan janji mereka tak sebanding dengan itu. Itulah sebabnya banyak perusahaan yang 8

10 sampai saat ini masih bersusah payah mengatasi serangan-serangan dari kompetitor mereka, baik kompetitor baru maupun lama. Itulah sebabnya blue ocean strategy yang diterapkan oleh sebuah usaha tiba-tiba tidak lagi menjadi blue melainkan tetap red seperti yang lain. Dimana mata rantai yang hilang yang menyambung janji dengan implementasi service excellence? Mata rantai yang hilang (yang menyambung janji dengan implementasi) itu adalah budaya pelayanan alias service culture. Dalam sebuah perusahaan apapun sangat mungkin ada satu atau dua orang karyawan yang mampu melayani customer dengan luar biasa, di atas rata-rata. Namun, bisakah apa yang 9

11 dilakukan oleh satu atau dua orang tersebut berlangsung secara konsisten? Mampukah orang lain melihat serta terinspirasi dengan apa yang dilakukan oleh satu dua karyawan tadi? Tanpa adanya budaya pelayanan yang terbangun dengan baik, jawaban dari dua pertanyaan tadi adalah, Sangat kecil kemungkinannya. Budaya pelayanan itu apa? Mari kita lihat pengertian tentang budaya pelayanan alias service culture dengan memahami arti budaya itu sendiri. Budaya sering didefinisikan sebagai pola-pola perilaku, sikap, cara pandang, dan nilai-nilai yang ditunjukkan oleh satu kelompok manusia, termasuk organisasi atau perusahaan. Dari definisi tersebut kita bisa merangkai bahwa budaya 10

12 pelayanan adalah pola-pola perilaku, sikap, cara pandang, dan nilai-nilai dalam hal melayani orang lain yang ditunjukkan oleh suatu organisasi. Bila hanya satu atau dua orang saja yang mampu memberikan pelayanan di atas rata-rata maka perusahaan BELUM memiliki budaya perusahaan yang bagus, terlepas dari janji-janji mereka. Budaya pelayanan itu bisa kita analogikan sebagai sistem kekebalan tubuh. Ia ada dengan sendirinya karena merupakan bagian dari sistem tubuh kita. Di sisi lain, bila sistem kekebalan tubuh itu tidak kita jaga dengan caracara yang benar (pengelolaan pikiran, fisik, pola makan, dan lain-lain) maka ia tidak akan melindungi kita secara optimal. Seperti itulah budaya pelayanan. Untuk mendapatkan manfaat optimal dari sebuah budaya 11

13 pelayanan maka kita harus melakukan upaya-upaya tertentu. Kita harus membangunnya. Buku, atau lebih tepatnya ebook, di tangan Anda ini ditulis untuk memberikan sedikit ide serta inspirasi tentang bagaimana budaya pelayanan itu bisa dibangun. BUILD adalah lima pilar membangun budaya pelayanan itu. BUILD adalah Beyond now, Uniform standards, Inspiring leaders, Learning organization, dan Dependable system. Semoga sedikit itu bisa berarti bagi konsistensi pelayanan di perusahaan Anda. 12

14 BEYOND NOW Visi adalah seni dalam melihat apa yang tidak mampu dilihat oleh orang lain. Jonathan Swift LOOK AT THE SERVICE LEADERS United States Army Automobile Association (USAA) adalah sebuah perusahaan pelayanan keuangan yang unik yang terus menerus mampu menerobos ranking puncak dalam hal service excellence di antara perusahaan-perusahaan besar lain di Amerika. Majalah Fortune bahkan 13

15 memasukkannya ke dalam daftar Perusahaan Amerika Yang Paling Didambakan. Perusahaan ini unik karena fokus pada penyediaan layanan keuangan bagi personel militer, utamanya Angkatan Darat. Di dirikan pada tahun 1922, USAA berkomitmen untuk memudahkan kehidupan para prajurit yang sudah mendarma baktikan tenaganya untuk bangsa mereka. Patriotisme dan nasionalisme sangat deras mengalir di urat nadi bisnis USAA. Hal tersebut sangat tercermin pada sentuhan serta pendekatan personal yang dilakukan para karyawan USAA bagi nasabahnasabahnya. Klaim-klaim itu mengetuk hati kami. Ketika berbicara mengenai hal itu pertama kali dengan nasabah kami, 14

16 satu hal yang paling kami lakukan adalah melompat keluar dari telepon dan memeluk mereka sambil mengatakan bahwa semua akan baikbaik saja. Kami akan pastikan bahwa kami selalu mendengar dan mendampingi mereka ketika mereka memerlukan kami. Itu yang selalu kami lakukan bagi nasabah kami. Demikian kata Brooke Narum, salah seorang karyawan USAA, tentang klaim-klaim yang berhubungan dengan kecelakaan atau fatalitas yang dialami oleh nasabah-nasabah mereka. Karyawan-karyawan seperti Brooke Narum adalah tulang punggung dari pertumbuhan USAA sebagai suatu bentuk usaha. Mereka tidak ada begitu saja namun hasil kerja keras sebuah sistem yang dilandasi oleh sebuah visi yang sangat jelas di awal. 15

17 Amazon.com, Inc. adalah raksasa lain yang selalu berkejaran dengan USAA dalam hal service excellence. Secara konsisten mereka berdua, USAA dan Amazon, menguasai penghargaanpenghargaan pelayanan pelanggan yang diselenggarakan di negeri mereka. Mari kita lihat sejarah dan kiprah Amazon.com, Inc. secara singkat. Jeffrey Preston Jorgenson adalah lulusan summa cum laude dari universitas Princeton. Di masa awal kelulusannya, seperti sarjana computer dari Princeton pada umumnya, ia menikmati gaji yang tinggi dari perusahaan-perusahaan yang sempat ia singgahi. Yang tidak umum adalah bahwa kemudian ia, kemudian, memilih untuk berbelok (baca: malakukan yang berbeda dari lulusan Princeton pada umumnya) dan mendirikan sebuah usaha sendiri. Ia 16

18 mendirikan sebuah toko buku online dengan nama Cadabra. Ide yang tak lazim, sangat tak lazim pada waktu itu. Banyak orang yang skeptis dengan Cadabra. Jangankan menjadi perusahaan bernilai 90 milyar Dollar seperti saat ini, mereka tidak berpikir bahwa Cadabra bisa meraih keuntungan dalam waktu 5 tahun. Jeffrey Preston tidak ambil pusing dengan semua itu. Dia fokus untuk meraih satu hal memastikan setiap customer BAHAGIA. Jeffrey Preston Jorgenson kini dikenal sebagai Jeff Bezos dan Cadabra adalah Amazon.com, Inc. Perusahaan itu saat ini bernilai 90 milyar Dollar dan Jeff Bezos sendiri menjadi salah satu manusia terkaya di muka bumi. Itu semua tak lepas dari kuatnya KOMITMEN pelayanan Amazon.com. 17

19 Selain posisi USAA dan Amazon.com yang selalu teratas dalam ranking service excellence di Amerika, apalagi yang menyamakan mereka? Ada satu hal. Sebelum mendirikan perusahaan mereka, baik Jeff Bezos maupun para pendiri USAA sudah menetapkan dengan jelas seperti apa perusahaan mereka itu nanti dan bagaimana bentuk pelayanan yang akan mereka tunjukkan bagi customer mereka. Kebanyakan perusahaan mengawali bisnisnya dengan fokus yang kuat pada produk dan cara menjualnya. Sedikit sekali perusahaan yang sedari awal memperhatikan bagaimana mereka memastikan adanya service excellence pada usaha mereka. Amazon.com dan USAA sudah menentukan sejarah besar mereka sejak awal. 18

20 SEEING IS BELIEVING Sekitar 13 tahun yang lalu, ada sebuah berita besar di sebuah hotel brand tempat kami bekerja. Ya. Waktu itu kami masih berstatus sebagai seorang pegawai. Berita besar itu adalah bahwa hotel kami akan melakukan rebranding besar-besaran sekaligus menumbuhkan sebuah budaya pelayanan yang baru. Sebagian besar dari kami bertanyatanya waktu itu, Apa lagi ini? Service excellence adalah jantung bagi hospitality industry. Sejak awal berdirinya hotel bintang lima itu, sudah bertumpuk-tumpuk modul pendidikan service excellence yang harus dilalui oleh setiap karyawan. Sama seperti 19

21 hotel-hotel lain, terutama yang merupakan international chain hotels. SAMA DENGAN hotel lain itulah ternyata masalahnya. Korporasi global kami waktu itu mengelola sekitar 9 hotel brand yang terdiri dari 1160 an properti yang tersebar hampir di seluruh kolong jagad. Ada korporasi-korporasi perhotelan lain yang sama besar dengan kami. Saat itu pertarungan di dunia perhotelan, terutama bintang lima, sedang sengit terjadi di seluruh dunia. Hotel menjadi komoditi karena hampir semua hotel serupa dalam hal layanan. Berawal dari situasi itulah korporasi kami melakukan revolusi besarbesaran. Sembilan brand itu tidak boleh sama dengan hotel-hotel lain. Bahkan, sembilan brand tersebut harus unik satu 20

22 sama lain. Masing-masing harus memiliki personality sendiri. Singkat cerita upaya rebranding tersebut berhasil. Kunci keberhasilannya adalah adanya sebuah brand vision yang dibuat secara gamblang. Visi itu demikian jelas dihadapkan pada kami sehingga kami, para karyawan, bisa melihat dengan terang seperti apa hotel kami setelah ini, pelayanannya, fasilitasnya, tampilan fisik ruangnya, dan lain sebagainya. Kami juga melihat dengan sejelas-jelasnya bagaimana kami nanti berinteraksi satu sama lain, baik dengan sesama rekan kerja maupun dengan tamu. Sebuah visi telah membuat kami melihat masa depan hotel kami. Sebuah visi telah menyatukan kami. Sebuah visi 21

23 mampu meyakinkan kami semua tentang apa yang perlu kami lakukan. Ya. Semua berawal dari sebuah visi masa depan yang JELAS dan TERANG. Toko buku online yang membuat pelanggan BAHAGIA adalah visi awal dari Jeffrey Preston alias Jeff Bezos. Visi itu demikian sederhana. Visi itu juga demikian jelas. Kejelasan itulah yang telah membuat karyawan-karyawan awal Amazon.com (waktu itu masih bernama Cadabra) rela bekerja sampai larut malam demi menyampaikan suatu bentuk kebahagiaan pada customer mereka. Mereka mampu membayangkan perasaan bahagia yang dialami oleh customer bila mereka mampu mendapatkan apa yang mereka pesan, tepat seperti yang dijanjikan. Gambaran itu yang menguatkan 22

24 motivasi mereka dalam setiap kesempatan. FEELING IS EXPERIENCING Menciptakan visi yang terang dan meyakinkan merupakan hal yang sangat mendasar dalam membangun sebuah budaya pelayanan. Hal itu lebih penting dari strategi, tanpa bermaksud mengatakan bahwa strategi itu tidak penting. Strategi bekerja pada tingkat how to dan visi bekerja pada tingkat what atau where. Ketika what atau where sudah jelas maka caranya akan terbuka satu demi satu. 23

25 Sebesar dan segila apapun sebuah visi, yang paling penting ia harus MEYAKINKAN. Ini artinya bahwa sebuah visi harus mendorong timbulnya respon positif dari mereka yang terkait dengan visi tersebut. Sebuah visi juga harus mempunyai efek MELIBATKAN. Artinya, ia bisa membuat mereka yang dituju merasa menjadi bagian penting dari visi itu. Mereka tergerak secara sukarela dan melakukan semua yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi itu. Manusia adalah mahluk emosional, selain mahluk sosial tentu saja. Keputusan-keputusan yang kita ambil dalam hidup ini didorong oleh perasaanperasaan tertentu. Dengan adanya sebuah visi yang meyakinkan dan melibatkan mereka dalam 24

26 pencapaiannya, maka akan timbul motivasi untuk mewujudkannya. Deliver Wow Through Service. Embrace And Drive Change Create Fun And A Little Weirdness Be Adventurous, Creative, And Open- Minded Hal-hal di atas adalah empat dari sepuluh core values zappos.com, sebuah toko online yang juga sangat terkenal dengan service excellence-nya. Tony Hsieh, CEO Zappo.com, sangat terinspirasi oleh buku Good To Great yang ditulis oleh Jim Collins. Buku itu mengemukakan sebuah hasil penelitian tentang resep untuk menjadi sebuah 25

27 perusahaan hebat. Dua dari beberapa kunci penting dari sebuah upaya membentuk perusahaan hebat adalah adanya budaya yang kuat dan core values yang tepat. Dalam perjalanan mewujudkan sebuah visi, kita perlu rujukan sikap, perilaku, dan pengambilan keputusan. Rujukan itu bisa dihadirkan melalui adanya core values, seperti contoh dari Zappos.com di atas. Semua karyawan Zappos memahami bahwa core values menuntut mereka untuk kreatif dan berani mencoba halhal baru dalam melayani customer sehingga mereka mampu memberikan pelayanan yang WOW. Secara konsisten mereka merujuk pada core values ketika mereka bekerja dan terus menerus menggali implementasi-implementasi 26

28 yang memungkinkan dari core values itu. Demikian juga apa yang kami alami ketika masih berstatus sebagai pegawai, ketika perusahaan mengalami rebranding. Selain adanya brand vision yang terang benderang, kami juga tahu apa yang sebaiknya kami lakukan dan apa yang harus kami hindari dengan merujuk pada core values yang ada. Bahkan, kami mempunyai manual khusus tentang implementasi core values tersebut. Sebagian besar dari pembaca ebook ini mungkin bekerja pada sebuah perusahaan yang SUDAH memiliki visi dan core values. Pertanyaan yang timbul adalah, Kami sudah memiliki visi dan core values, namun masih banyak customer yang mengeluhkan 27

29 pelayanan yang diberikan oleh para karyawan. Bagaimana dengan hal itu? Sebagai seorang service excellence trainer, seluruh klien kami sudah memiliki visi dan core values ketika mereka meminta bantuan meningkatkan kualitas pelayanan mereka. Justru dari situlah kami memulai. Maksudnya, hal yang kami pelajari pertama kali adalah visi dan core values yang mereka miliki. Selanjutnya, materi program yang kami buat dikembangkan berdasarkan visi dan core values tersebut. Hal itu selalu efektif. Apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman di atas? Menjalankan dan memiliki visi serta core values itu adalah dua hal yang berbeda. Memiliki dua hal tersebut tidak menggaransi kita menjalankannya. 28

30 Banyak sekali karyawan perusahaan yang sulit memahami apa visi dan core values dari perusahaan mereka, bahkan setelah mereka bekerja lebih dari lima tahun. Hal itu tentunya akan menjadi suatu hal yang kontra produktif dengan kualitas pelayanan perusahaan. Hal itu juga yang akan menghambat pertumbuhan perusahaan secara umum. Visi dan core values adalah arah serta cara pertumbuhan suatu bisnis. Bila para karyawan suatu perusahaan tidak memahami visi serta core values dari tempat mereka bekerja, pertumbuhan seperti apa yang bisa diharapkan? Bila perusahaan kita sudah memiliki visi dan core values namun belum terimplementasikan, segera temukan cara untuk melakukannya. Desain program-program yang bisa membuat 29

31 visi perusahaan tersampaikan dan diterima dengan meyakinkan. Kembangkan contoh-contoh kasus yang bisa menggambarkan implementasi core values pada pekerjaan sehari-hari. Singkat kata, temukan cara untuk membuat semua karyawan melihat SECARA TERANG BENDERANG bagaimana visi dan core values itu mampu mentransformasi nasib perusahaan dan, tentunya, nasib mereka. 30

32 UNIFORM STANDARDS Kualitas pengharapan menentukan kualitas tindakan kita. A. Godin IS IT BAD, GOOD, OR GREAT? Bertanggung jawab penuh untuk memenuhi serta melampaui target individu maupun tim. Komitmen yang kuat untuk mencapai semua target individu maupun tim. 31

33 Mencoba mencapai semua target individu maupun tim. Kalimat-kalimat di atas adalah sedikit contoh perbandingan situasi-situasi yang dikembangkan untuk tujuan pendidikan dan pembelajaran. Pada masa rebranding kami merekam banyak sekali situasi untuk diperbandingkan. Tujuan dari pembandingan itu adalah agar karyawan mempunyai patokan yang relative sama tentang tindakan mana yang buruk, baik, dan luar biasa. Dengan demikian mereka mempunyai semacam alat kalibrasi untuk mengukur tindakan-tindakan mereka sehari-hari. Ketika mereka diharapkan untuk melakukan hal-hal yang luar biasa, mereka tahu seperti apa luar biasa itu. kami jadi ingat satu kisah terkait sebuah taman rekreasi (amusement park) 32

34 bernama six flags di Texas, Amerika. Taman rekreasi yang memulai bisnisnya sejak tahun 1959 itu saat ini menikmati kejayaan sebagai salah satu taman rekreasi bertema di Amerika yang paling banyak dikunjungi pelancong. Itu tak lepas dari tangan dingin Robert Pittman, pencipta MTV dan Quantum Media. Pada tahun 1991 Robert Pittman menjadi CEO Six Flags yang sedang sekarat. Tak tanggung-tanggung, untuk menyelamatkan Six Flags, Pittman memilih raksasa industry rekreasi Amerika, Disney World, sebagai kompetitor. Ia memvisikan Six Flags sebagai sebuah taman rekreasi yang lebih besar dari Disney dan lebih dekat. Visi tersebut ia sosialisasikan dan kampanyekan. Bagian dari kampanye itu adalah moto layani pengunjung dengan lebih baik. 33

35 Di satu hari yang Cerah, Harry, sebut saja begitu, mengamati seorang anak kecil membeli es krim di salah satu booth makanan di Six Flags. Harry adalah pegawai kebersihan di sana. Rupa-rupanya, anak kecil tadi tidak menyukai rasa es krim yang ia beli. Ia membuangnya begitu saja di jalan. Harry terkejut melihat hal itu. Ia segera berlari ke arah anak kecil tadi dan berhenti di hadapannya. Harry menunjuk kea rah es krim yang di buang anak kecil tadi sambil menunjukkan wajah kesal. Kemudian, ia injak es krim tadi. Si anak kecil ketakutan dan menangis. Kedua orang tuanya, tentu saja, tidak terima dengan hal itu. Kejadian itu akhirnya sampai ke telinga Robert Pittman. Setelah urusan dengan orang 34

36 tua anak kecil tadi beres, Robert Pittman menemui Harry sang petugas kebersihan. Harry, apa yang tadi terjadi? Tanya sang CEO pada petugas kebersihan itu. Dia membuang sampah sembarangan dan mengotori jalan. Jawab Harry. Bukankah kita sudah bersepakat bahwa kita selalu melayani pengunjung dengan baik? Pittman terus menggali informasi. Jawaban Harry sangat mengejutkan sang CEO, Itu tadi kami melayani dengan baik. Kalau tidak, kami pasti akan teriaki dan jewer telinga anak nakal itu. Saat itu Robert Pittman sadar bahwa ada yang kurang dari gerakan melayani 35

37 pengunjung dengan baik yang ia miliki. Para karyawan Six Flags saat itu belum mengetahui bentuk pelayanan yang baik itu seperti apa. Bagaimana di tempat kita? Sudahkah karyawan kita tahu SECARA DETIL DAN PASTI seperti apa pelayanan yang baik atau bahkan luar biasa itu? SELF CORRECTIONS Berapa sering kita mengisi lembar kuesioner yang untuk mengukur seberapa puas kita dengan sebuah produk pelayanan? Kita masih ingat bahwa dalam kuesioner tadi, biasanya, ada angka-angka yang bisa kita pilih untuk memberi nilai. Sering juga, nilai itu diukur secara kuantitif sehingga kita 36

38 diminta untuk menyatakan apakah kita sangat tidak puas, tidak puas, puas, atau sangat puas. Semua itu dilakukan sebagai upaya sebuah perusahaan untuk mengukur dan, kemudian, meningkatkan pelayanan mereka. Kalau ternyata, kemudian, kuesioner tersebut hanya sekedar dikumpulkan tanpa dianalisa dan ditindak lanjuti, itu persoalan lain. Yang pasti, upaya untuk meminta masukan itu bagus untuk perbaikan kualitas. Apalagi apabila masing-masing karyawan bisa saling memberi dan menerima masukan. Caranya bagaimana agar masingmasing karyawan bisa saling memberi dan menerima masukan? Frasa on-brand dan off-brand sangat populer di antara para karyawan di tempat kami bekerja dulu. On-brand 37

39 dipakai untuk menunjukkan bahwa suatu perilaku atau keadaan sudah sesuai dengan standar brand dan offbrand digunakan untuk dengan mudah menerangkan bahwa suatu perilaku atau keadaan itu tidak sesuai dengan janji brand kami waktu itu. Dua frasa itu benar-benar sangat praktis digunakan untuk saling mengingatkan dan saling memberi masukan. Ritz Carlton, salah satu hotel brand yang juga terkenal dengan standar pelayanannya yang mendunia, menggunakan sebutan ladies bagi para karyawan wanita mereka dan gentlemen untuk karyawan pria. Itu juga salah satu praktek memberikan tolok ukur secara sederhana (tapi cerdas) tentang apa yang selayaknya dilakukan oleh mereka sebagai karyawan dan apa yang semestinya dihindari. Mereka, para 38

40 karyawan Ritz Carlton, dianggap sebagai para professional yang terhormat melalui penyebutan ladies dan gentlemen tadi. Ada nilai serta kriteria yang harus senantiasa mereka penuhi agar selalu pantas disebut dengan ladies dan gentlemen tadi. Apple Inc., melakukan hal yang sama dengan Ritz Carlton. Mereka menyebut karyawan mereka Genius agar mereka tahu seperti apa selayaknya mereka berpikir dan bersikap dalam melayani customer di Apple Store. Dengan memiliki satu atau beberapa istilah yang sederhana, mudah diingat, dan enak diucapkan untuk merujuk pada standar kinerja yang diinginkan perusahaan, maka karyawan akan sangat mudah memberi serta menerima masukan. Itu bisa mereka lakukan 39

41 secara mandiri setiap hari sehingga kualitas pelayanan senantiasa terjaga dengan baik. Tentu saja istilah-istilah tersebut tidak datang sendiri. Selalu ada sistem pendidikan yang mendukung keberadaan darinya, sehingga walaupun sederhana tetapi sangat kaya dalam hal fungsi dan efektif sebagai alat bantu kinerja. 40

42 INSPIRING LEADERSHIP Jika Anda berpendapat bahwa Anda sedang memimpin, tetapi tidak ada yang mengikuti, berarti Anda hanya sedang berjalan-jalan saja. Unknown THE LEADER Dalam pembentukan sebuah budaya di suatu organisasi, leader alias pemimpin puncak memegang peranan vital. Edgar H. Schein, dalam buku bertajuk Organizational Culture and Leadership, 41

43 menjelaskan bahwa keyakinan, nilainilai pribadi, dan asumsi-asumsi yang dimiliki oleh seorang pemimpin senantiasa diserap dan mempengaruhi keseluruhan organisasi. Schein mengemukakan bahwa ada dua kelompok cara yang yang bisa digunakan oleh seorang pemimpin, sengaja atau tidak sengaja, dalam mempengaruhi budaya di organisasi tersbut, yaitu cara primer dan cara sekunder. Yang termasuk cara primer antara lain adalah: Hal-hal apa yang paling diperhatikan, diukur, dan dikontrol oleh seorang pemimpin dalam kesehariannya Bagaimana seorang pemimpin bereaksi dalam situasi-situasi genting dalam organisasi 42

44 Bagaimana pemimpin memobilisasi sumber daya Keteladanan, proses coaching, dan pengajaran lain Bagaimana pemimpin member penghargaan dan status pada seseorang Bagaimana pemimpin memilih orang-orangnya serta cara dia berkomunikasi Dalam cara sekunder ada: Desain dan struktur organisasi Kegiatan dan ritual dalam organisasi Tata ruang dan tata bangunan Dan lain sebagainya Hal-hal di atas bisa dengan mudah dipahami dengan mengingat-ingat kembali pada saat seorang pemimpin baru memulai episode 43

45 kepemimpinannya. Selalu ada saja halhal yang kita anggap remeh yang ia ubah, semisal penataan ruang, warna tembok dan lain sebagainya. Itu semua membuat para karyawan mereka-reka seperti apa kondisi yang diinginkan oleh pemimpin itu dan mereka berusaha mencocokkan diri ke dalam kondisi itu. Para karyawan juga mengamati bagaimana seorang leader menegur suatu kesalahan, mengambil suatu keputusan, atau mempromosikan seseorang. Hal-hal itu juga berusaha disimpulkan oleh para karyawan dan mempengaruhi asumsi mereka tentang hal-hal yang dianggap penting atau tidak penting bagi pemimpin. Dari sini kita peroleh garis merah antara keberadaan pemimpin dan budaya organisasi, lebih spesifik lagi budaya pelayanan dalam sebuah organisasi. 44

46 Sebuah visi dibuat untuk menjadi kompas bagi organisasi. Nilai-nilai luhur (values) dipilih untuk menjadi kendaraan bagi organisasi dalam perjalanan mewujudkan visi itu. Di sisi lain, semua itu sangat tergantung pada apa yang dikerjakan oleh seorang pimpinan puncak. Bila pimpinan puncak meyakini dan teguh mengejar perwujudan visi tersebut dan menjadikan nilai-nilai luhur organisasi sebagai nilai-nilai personalnya juga, maka sebuah budaya organisasi yang KUAT akan terbangun. Hal sebaliknya juga berlaku. Ketika seorang pemimpin menunjukkan visi dan nilai-nilai personal yang berbeda atau bahkan bertentang denga visi serta nilai-nilai perusahaan, bisa dipastikan organisasi akan mengalami transformasi budaya ke arah yang salah dan situasinya tidak akan menyenangkan. 45

47 Sedikit berbagi informasi, di perusahaan-perusahaan dengan kualitas pengalaman tingkat dunia, para pimpinan puncak perusahaan adalah sosok-sosok yang paling diteladani dalam hal implementasi visi dan nilai organisasi. Mereka adalah orang-orang yang paling terdidik dalam hal visi dan values perusahaan. Dengan demikian mereka bisa senantiasa menjadi pemandu bagi semua elemen perusahaan bagaimana mewujudkan visi serta nilai-nilai organisasi. Semakin tinggi posisi dan otoritas seorang pemimpin, semakin besar pula tanggung jawabnya di dalam keteladanan serta kesusuaian menjalankan visi serta nilai-nilai organisasi. 46

48 THE CHAMPIONS Kuatnya sebuah budaya pelayanan juga bergantung pada seberapa dalam dan akurat budaya norma-norma dan nilainilai budaya itu terdistribusi. Bila distribusi norma dan nilai tersebut sepenuhnya bergantung kepada para pimipinan puncak organisasi, maka akan lambat sekali terbentuknya sekaligus resiko ketidak sesuaian atau defiasi implementasi budaya akan besar sekali. Selain hal di atas, bagi sebuah organisasi yang sedang mengawali pembentukan (kembali) budaya pelayanannya, mereka akan mengalami benturan-benturan yang cukup banyak di level bawah. Nilai-nilai serta normanorma baru tadi akan dihadang oleh kisah-kisah lama yang sering 47

49 terbungkus dalam kalimat, Kan biasanya begini? Ini maunya manajemen apa sih? Perlu dipahami bahwa tumbuhnya sebuah budaya pelayanan yang lebih bagus hanya terjadi bila semua orang MAU, terpaksa atau sukarela, dan MAMPU melakukan proses UNLEARN alias menghapus pembelajaranpembelajaran yang lama. Ini tentu saja tidak mudah karena apa yang sudah mereka biasa lakukan pasti telah tersimpan cukup rapat di dalam sel-sel otak mereka. Setiap upaya untuk menggantikan memori tersebut dengan suatu pembelajaran baru, akan terasa tidak nyaman. Ketidak nyamanan itu bisa memicu penolakan-penolakan, dalam hal ini penolakan untuk berubah. 48

50 Pada situasi-situasi seperti di atas, para pemimpin puncak perlu dibantu oleh pemimpin-pemimpin perubahan di tingkat-tingkat yang lebih rendah sampai bisa menjangkau unit terkecil dari sebuah organisasi. Para pemimpin perubahan di tingkat-tingkat yang lebih kecil itu sering disebut sebagai champions, juara dalam perubahan yang akan memfasilitasi perubahan orang lain. Para service culture champions biasanya dipilih dari sosok-sosok berprestasi yang mempunyai akuntabilitas sekaligus kepemimpinan yang baik. Prestasi, akuntabilitas, dan kepemimpinan menjadi penting karena mereka akan menjadi sosok teladan sekaligus rujukan bagi para karyawan di sekitar mereka. Tiga hal tersebut sangat terkait erat dengan TRUST alias 49

51 KEPERCAYAAN orang lain terhadap mereka. Layaknya seorang juara, Para service culture champions ini juga dipersiapkan dengan baik untuk mampu melakukan tugasnya, yaitu memfasilitasi perubahan tadi. Sekedar berbagi pengalaman, di organisasi tempat kami bekerja dulu, para champions ditempa dengan program-program panjang dan melelahkan (tapi menyenangkan) agar mampu menjalankan tugas-tugas mereka dengan efektif. Dalam prosesnya, ada saja kandidat champions yang gugur alias tidak lolos sertifikasi. Itu menggambarkan betapa tinggi standar kualitas yang harus dicapai oleh seorang Champion, mengingat fungsi dan tanggung jawab yang bakal mereka emban. 50

52 Para Champions bertugas serta bertanggung jawab untuk mendidik, memberi contoh, dan mensosialisasikan implementasi budaya pelayanan di suatu perusahaan. Mereka biasanya bekerja di bawah koordinasi departemen pembelajaran dan pengembangan SDM (Learning and Development Department). Itu semua mereka lakukan di dalam lingkup departemen dan unit kerja mereka. Semisal seorang Champion dari departemen teknik akan lebih fokus pada pendidikan, keteladanan, dan sosialisasi budaya pelayanan di departemen teknik. Demikian juga seorang Champion yang berasal dari departemen financial. Namun, tidak menutup kemungkinan, pada program-program tertentu mereka membantu dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi. 51

53 Keberadaan para Champions ini merupakan sistem penjamin bahwa cetak biru budaya pelayanan yang telah ditentukan akan terjaga akurasinya ketika diimplementasikan ke seluruh bagian perusahaan. Mereka adalah para navigator yang membantu para pimpinan puncak dalam upaya menjadikan budaya pelayanan sebagai salah satu kendaraan untuk mengembangkan perusahaan. Mereka adalah para pemimpin barisan dalam perjalanan menuju sebuah budaya pelayanan yang lebih berdaya. 52

54 LEARNING ORGANISATION Boleh saja menetapkan sasaran tinggi jika kita punya kemampuan untuk mencapainya, namun tidak ada gunanya membidik sasaran jika senjata kita tidak ada pelurunya. William Ross THE LEADER IN ME Semua sudah memahami bahwa dunia saat ini (seakan) berputar semakin cepat. Beragam perubahan kita alami 53

55 dari detik ke detik. Perubahan adalah satu-satunya kepastian yang ada. Ini juga terjadi pada customer kita. Dari waktu ke waktu mereka mempunyai tuntutan yang bisa berubah sangat cepat. Sama dengan kita, mereka juga terpengaruh dan, bahkan, tertekan oleh melajunya waktu. Detik pertama kita layani, mungkin, mereka sedang dalam kondisi emosional yang baik. Beberapa detik kemudian, bisa saja mereka tibatiba menunjukkan kondisi emosional yang tidak menyenangkan. Saat ini mereka suka dengan model pendekatan tertentu. Selang beberapa saat kemudian, sangat mungkin mereka brpikir bahwa model pendekatan itu tidak lagi memebuat mereka senang. Dengan kondisi seperti di atas, model pengambilan keputusan yang tersentral di atas tidak akan menguntungkan bagi 54

56 situasi operasional. Mendengar jawaban kami perlu menanyakan hal ini kepada manajer kami terlebih dahulu bisa membuat seorang customer menganggap kita tidak serius melayani mereka. Customer sekarang lebih mandiri dan mereka juga mengharapkan untuk bisa dilayani oleh karyawankaryawan yang secara professional sigap mengambil keputusan secara mandiri. Ini merupakan sebuah tantangan yang harus dijawab oleh sebuah budaya pelayanan modern. Siapa karyawan yang mampu secara professional sigap mengambil keputusan secara mandiri itu? Mereka adalah karyawan yang memiliki kompetensi kepemimpinan yang prima. Mereka adalah karyawan yang mampu memotivasi diri mereka sendiri dan mempunyai leader in me. 55

57 Karyawan-karyawan yang seperti itu tidak cukup banyak pasokannya. Secara normal kita cukup kesulitan menemukannya. Kemungkinan terbaik yang kita miliki adalah bahwa kita bisa menemukan bahan mentahnya saja dalam proses perekrutan yang kita lakukan. Selanjutnya, kita yang harus melakukan proses pembentukan karyawan dengan leader in me yang kuat. GIVE THEM THE WHYS Membuat karyawan kita mencintai (proses) belajar dan berkembang memang merupakan pekerjaan yang cukup menantang. Di sisi lain, saat ini kepentingan sebuah organisasi untuk 56

58 memiliki orang-orang yang mempunyai motivasi kuat untuk belajar dan mengembangkan diri semakin urgen. Di lihat dari sisi organisasi, sangat banyak benefit yang bisa diperoleh apabila para karyawan mereka cinta belajar. Benefit tersebut antara lain: Peningkatan produktifitas dan kualitas kerja Peningkatan inovasi Peningkatan kemampuan kompetitif Peningkatan loyalitas kerja Peningkatan motivasi kerja Masih ada banyak lagi benefit yang bisa dirasakan oleh organisasi. Mengingat hal tersebut, membuat karyawan kita mencintai proses-proses belajar dan berkembang menjadi suatu keharusan. Bagaimana cara melakukannya? 57

59 Caranya adalah dengan menciptakan kondisi yang tepat agar keinginan untuk belajar dan berkembang bisa tumbuh. Perusahaan-perusahaan besar yang terkenal dengan budaya pelayanannya, memasukkan jam belajar masingmasing karyawan sebagai salah satu indikator prestasi kerja karyawan. Selanjutnya, hasil dari proses belajar ini juga digunakan dalam menentukan keuntungan finansial, promosi, dan beberapa hal lain yang bisa menumbuhkan keinginan setiap karyawan untuk belajar. Selain hal-hal yang melekat pada sistem penghargaan kerja seperti di atas, ada juga beberapa hal yang bisa dilakukan oleh sebuah organisasi yang ingin mendorong keinginan kerja karyawannya. Mengadakan programprogram kompetisi pengetahuan, baik 58

60 pengetahuan secara umum, informasi terkait perusahaan, maupun pengetahuan yang berhubungan dengan bidang kerja yang mereka tekuni, adalah salah satu contoh hal yang bisa dilakukan. Menyediakan ruang informasi atau ruang perpustakaan yang nyaman dan efektif untuk proses pembelajaran juga merupakan upaya mengkondisikan karyawan agar lebih mencintai proses belajar dan pengembangan diri. Kampanye belajar dan berkembang adalah sebuah perjalanan panjang di semua organisasi. Keharusan mengikuti program pendidikan dan pelatihan sering kali terkalahkan oleh kegiatankegiatan lain yang dianggap lebih mendesak, lebih urgen. Ini sebenarnya sama saja dengan apa yang terjadi dalam semua sisi kehidupan manusia, 59

61 segala sesuatu yang (sebenarnya) penting, atau bahkan sangat penting, namun tidak mendesak, selalu dikalahkan oleh hal-hal yang sifatnya mendesak, walaupun kadang tidak sangat penting. Kampanye belajar dan berkembang ini juga sebaiknya bukan hanya dilepaskan kepada departemen pengembangan SDM saja, tetapi selayaknya merupakan tanggung jawab semua lapisan kepemimpinan. Sebuah rancangan perbaikan budaya pelayanan, tanpa didukung kebiasaan belajar yang lebih baik, hasilnya tidak akan optimal. 60

62 TRAINING AND EDUCATION Pada ebook ini kita kami lebih banyak menggunakan istilah pendidikan dan pembelajaran daripada menggunakan kata pelatihan atau training. Hal ini bukan berarti salah satunya lebih penting dari yang lain. Baik pendidikan maupun pelatihan memiliki fungsi yang berbeda. Pelatihan lebih fokus kepada pembentukan skill. Ketika kita membicarakan sequence of service di ruang lobby sebuah gedung perkantoran, mulai dari tamu memasuki ruang sampai berhadapan dengan resepsionis, kita menggunakan proses pelatihan atau training untuk mengajarkan hal itu. Ketika kita membicarakan hal-hal seperti pengambilan keputusan, pemecahan masalah, perbaikan kualitas diri untuk 61

63 pelayanan yang lebih baik, kreatifitas dalam pelayanan, termasuk menumbuhkan budaya pelayanan, kita menggunakan proses pendidikan. Proses pendidikan lebih fokus pada pembentukan pola analisa dan pola penalaran dalam konteks-konteks tertentu. Proses pendidikan tidak terbatas oleh ruang kelas. Ini bisa terjadi dimana saja dan dalam bentuk apa saja, sepanjang hal itu mengarah pada tujuan perbaikan pola analisa dan penalaran tadi. Di tempat kami dulu bekerja, ada program transformasi ilmu oleh karyawan dan untuk karyawan dan itu kami beri nama 15-minute talk. Dalam periode 15 menit itu seorang karyawan, bergantian setiap harinya, menyampaikan materi tertentu yang ia persiapkan dari rumah dan harus terkait dengan visi maupun values dari 62

64 perusahaan. Penyampaian dilakukan dalam waktu 5 menit dan 10 menit sisanya digunakan untuk menjawab pertanyaan rekan-rekannya terkait apa yang telah ia sampaikan. Hal itu dimaksudkan untuk membentuk kebiasaan berpikir dan analisa yang terstruktur sekaligus membiasakan diri berpikir dalam kerangka visi serta values dari perusahaan. Ada banyak hal lain yang bisa kita lakukan untuk mendidik karyawan kita, sesering mungkin, agar terbentuk polapola yang memberdayakan dan mendukung perwujudan budaya pelayanan yang telah didesain oleh perusahaan. Yang perlu kita ingat adalah bahwa proses itu harus dilakukan terus menerus sampai sebuah pola budaya yang kita inginkan terbentuk 63

65 dengan kuat dan menjadi pondasi bagi pertumbuhan bisnis kita. 64

66 DEPENDABLE SYSTEM Kualitas bukanlah suatu tindakan, melainkan sebuah kebiasaan. Aristotle EXCELLENCE IS A MOVEMENT Mari sejenak kita bicara sedikit tentang dunia perbankan dan mohon jawab dua pertanyaan ini: 1. Bank apa yang paling dulu mempunyai mesin ATM untuk melayani nasabahnya? 65

67 2. Bank apa juga yang pertama kali mengadopsi sistem internet banking untuk lebih memudahkan nasabah mereka? Sudah mendapatkan jawabannya? Mau tahu jawaban kami? Jawaban kami untuk dua pertanyaan di atas adalah, Bank manapun yang duluan dan yang pertama itu TIDAK PENTING. Nah lho?! Sebentar. Tahan kejengkelan Anda terhadap (jawaban) kami. Saat ini sudah tidak penting lagi bank mana yang paling dulu mempunyai ATM dan mana yang pertama kali mengadopsi internet banking. Bila DULU dua hal itu kelihatan HEBAT, KINI sudah menjadi hal yang BIASA. Bila kita 66

68 membicarakan excellence itulah kenyataan yang harus kita terima: Jalan menuju excellence atau keprimaan itu selalu perlu diperbaiki. Ya. Keprimaan tidak berhenti pada satu pencapaian. Sebuah pencapaian yang saat ini menjadi hal istimewa, akan segera diikuti oleh perusahaan lain yang akan mengakibatkan pencapaian tadi tak lagi istimewa. Hal baru yang luar biasa akan segera dilakukan juga oleh kompetitor kita dan itu akan segera menjadi hal yang lumrah. Excellence adalah memastikan bahwa kita selalu berada di depan kompetitor kita. Excellence adalah sebuah gerakan, bukan pencapaian. 67

69 CLEAR MANUALS Untuk mampu selalu bergerak dengan keselarasan yang terjaga, setiap karyawan memerlukan jaminan bahwa apa yang mereka lakukan benar dan didukung oleh perusahaan. Ingat bahwa dunia bisnis yang semakin cepat sangat menuntut mereka untuk lebih mandiri dan mempunyai cukup otoritas untuk memutuskan beberapa hal. Otoritas itulah yang perlu jaminan dan dukungan. Jaminan bisa diperoleh oleh mereka yang menjalankan tugas apabila ada dokumen-dokumen tertulis yang bisa mereka jadikan rujukan pasti pada saat berada di lapangan (baca: menjalankan tugas-tugas mereka). Standards and procedures (S&P), standard operationg 68

70 procedures (SOP), peraturan perusahaan, panduan budaya perusahaan, dan lain sebagainya adalah contoh-contoh dokumen yang biasa ada di perusahaan. Pada intinya, para karyawan perlu tahu apa yang benar untuk dilakukan pada tiap-tiap situasi yang mereka hadapi. Ketika kita bekerja senantiasa ada kemungkinan kita dihadapkan pada situasi-situasi khusus yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Hal seperti itu jarang sekali mendapat perhatian. Pada banyak kasus, ketika seorang karyawan menghadapi situasi pelik yang belum pernah terjadi sebelumnya, ia akan pontang-panting mencari bantuan dan tidak banyak yang berani membantu karena takut salah. Pada akhirnya situasi tersebut berakhir, entah karena memang sudah terpecahkan maupun 69

71 karena tak kunjung terpecahkan. Nah.. setelah situasi tersebut berakhir jarang sebuah organisasi mempunyai sistem yang membiasakan mereka untuk mencatat situasi tadi, menemukan solusi yang paling tepat, merekam solusi tersebut, dan mendistribusikannya kepada semua karyawan sehingga, di kemudian hari, bila ada situasi yang sama atau serupa semua karyawan MEMAHAMI apa yang harus ia lakukan. Keberadaan dokumen-dokumen tersebut juga sangat membantu perbaikan. Tanpa adanya dokumen-dokumen tadi, bisa jadi kita kesulitan untuk mempelajari bagaimana sebuah sistem bekerja dan pada bagian mana yang bisa diperbaiki atau ditingkatkan. Dokumen-dokumen tadi ibarat pecahanpecahan puzzle yang menunjukkan 70

72 apakah budaya pelayanan yang diinginkan oleh organisasi kita sudah terbentuk atau belum. Ia juga menunjukkan apakah ada pecahan puzzle yang sudah usang sehingga menyebabkan keseluruhan gambar menjadi tidak akurat. Itu kemudian kita ganti dengan yang baru atau kita perbaiki. CELEBRATE WHAT S RIGHT Carrot and stick adalah istilah yang sangat populer di dunia pengembangan SDM. Ini adalah pendekatan reward dan punishment bagi para karyawan. Bila seorang karyawan bekerja dengan baik, maka ia akan mendapatkan suatu 71

73 bentuk penghargaan. Jika ia melakukan kesalahan, ia akan mendapat hukuman. Begitulah penjelasan sederhana dari pendekatan carrot and stick ini. Ada banyak sekali organisasi yang memberlakukan carrot and stick ini. Sebagai suatu pendekatan, cara ini diharap bisa meningkatkan kinerja karyawan secara optimal. Yang terjadi adalah bahwa ternyata pendekatan tersebut terbukti ampuh untuk membuat karyawan tidak melakukan kesalahan, minimal menghindar dari (mengakui) kesalahan. Dalam hal mendongkrak kinerja, carrot and stick masih perlu banyak penyesuaian dan pengembangan. Cara yang lebih efektif adalah berfokus kepada menghargai serta menstimulir sikap serta tindakan positif. Berbeda 72

74 dengan carrot and stick, menghargai serta menstimulir sikap serta tindakan positif ini jauh lebih proaktif dan terstruktur. Perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang terintegrasi ke dalam suatu sistem, mulai perekrutan, pendidikan, performance appraisal, dan lain-lainnya, yang berfokus pada dua hal di atas, menghargai dan menstimulir sikap serta tindakan positif dari setiap individu karyawan. Apakah hal di atas berarti tidak ada punishment bagi karyawan yang melanggar atau tidak berkinerja baik? Pusnishment, tentu saja, masih ada. Di sisi lain, ia tidak menjadi fokus. Sistem yang ada lebih AKTIF MEMUDAHKAN masing-masing individu untuk memberikan tingkat kinerja yang ideal dan sikap-sikap yang positif, bukan 73

75 menakut-takuti karyawan agar tidak melakukan hal-hal yang buruk. Apa hubungan antara karyawan berkinerja tinggi dan pembentukan budaya pelayanan yang baik? Karyawan yang sangat terlibat dengan kegiatan perusahaan, alias mempunyai rasa ikut memiliki, adalah karyawan yang berkinerja tinggi. Melalui karyawan jugalah nilai-nilai budaya kita lebih banyak dilihat oleh para klien dan customer kita. Semakin selaras sikap dan tindakan karyawan kita dengan budaya pelayanan yang kita bangun, semakin kuat pula pengaruhnya kepada klien serta customer tadi. Tony Hsieh, CEO dari Zappos.com, Inc., sebuah toko fashion online dengan revenue jutaan Dollar yang terkenal dengan budaya pelayanannya, bercerita 74

76 tentang salah satu kisah luar biasa yang terjadi di Zappos. Suatu saat ia sedang mengikuti konferensi bisnis yang diadakan oleh Skechers di Santa Monica, California yang bermil-mil jauhnya dari markas Zappos. Malam itu ia kembali ke hotel cukup larut malam. Ia bersama beberapa temannya dari perusahaan lain, termasuk dari Skechers. Beberapa dari mereka merasa lapar ketika sampai di hotel dan ingin memesan pizza dari room service hotel tersebut. Ternyata pizza hanya tersedia sampai jam 11 malam saja. Kecewa karena tidak mendapat apa yang mereka inginkan, tiba-tiba seorang teman Tony Hsieh mendapat ide konyol, Bagaimana kalau kita menelpon anak buah Tony di Zappos dan meminta bantuannya untuk mencarikan kita pizza? 75

77 Teman Tony Hsieh yang merupakan perwakilan Skechers langsung mengambil pesawat telpon, menyalakan pengeras suara, dan menekan nomor customer service Zappos. Setelah tersambung mereka menjelaskan bahwa saat itu mereka sedang berada di sebuah hotel di Santa Monica dan ingin menikmati pizza sementara pihak hotel telah menutup pesanan untuk jam itu. Mereka bertanya apakah Zappos bisa membantu terkait hal itu. Di awal si customer service memang terdengar agak bingung, namun ia segera menguasai diri. Setelah meminta sang penelpon menunggu, ia kembali dan memberikan nama serta nomor telpon restoran-restoran yang menyediakan pizza pada jam tersebut yang ada di area sekitar hotel. Teman Tony Hsieh sangat terkesima dengan 76

78 respon dari customer service tersebut. Sejak saat itu ia memutuskan untuk menjadi pelanggan loyal Zappos.com, Inc. Karyawan Zappos itu telah menunjukkan secara jelas budaya pelayanan apa yang dimiliki oleh perusahaannya. Ia juga berhasil meyakinkan seseorang yang awalnya hanya iseng untuk menjadi seorang pelanggan setia. Karyawan itu bukan tiba-tiba ada di Zappos. Apa yang ia lakukan adalah hasil dari sebuah proses panjang, proses yang berfokus pada penghargaan dan stimulan bagi tindakan-tindakan yang mencerminkan budaya organisasi secara akurat. 77

79 PENUTUP Pernahkah kita melihat sistem kekebalan tubuh atau imunitas kita? Bentuk imunitas tubuh itu seperti apa? Warnanya apa? Budaya pelayanan yang sedari awal kita bicarakan itu sangat mirip dengan sistem kekebalan tubuh kita. Orang kebanyakan sangat jarang memperhatikan, membicarakan, atau secara sengaja mengelola sistem imunitas tubuh ini. Terlepas dari semua itu, ada saat dimana mereka tiba-tiba sadar betapa pentingnya imunitas tersebut. Kapan itu? Tepat sekali. Saat mereka sakit. Adakah orang-orang yang secara sengaja mengelola sistem imunitas 78

80 mereka? Tentu saja ada. Para atlit yang sarat prestasi dan mereka yang sangat sadar arti penting kesehatan. Mereka adalah orang-orang yang menyengaja untuk mengelola dengan baik imunitas tubuh mereka. Perusahaan-perusahaan yang unggul dalam hal pelayanan adalah perusahaan yang sangat sadar arti penting budaya pelayanan ini. Mereka melakukan langkah-langkah signifikan untuk memperbaiki budaya pelayanan mereka sehingga suatu kebiasan yang produktif dan berdaya bisa terbentuk. Perusahaan-perusahaan seperti ini sudah lepas dari ketergantungan mereka pada beberapa gelintir individu yang bisa memperlakukan customer mereka dengan baik. Mereka memiliki cetak biru budaya pelayanan yang didukung oleh kepemimpinan serta 79

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Product Quality Product Quality adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh karena itu, kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Individu memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena individu merupakan roda penggerak agar kegiatan sebuah organisasi dapat berjalan dengan lancar. Oleh

Lebih terperinci

Ini Trik Cepat Agar Kamu Bisa Cepat kaya Dari Toko Online

Ini Trik Cepat Agar Kamu Bisa Cepat kaya Dari Toko Online Ini Trik Cepat Agar Kamu Bisa Cepat kaya Dari Toko Online Jika Anda menjalankan sebuah toko online, kadang-kadang perubahan kecil yang Anda lakukan bisa meningkatkan konversi secara keseluruhan. Ada banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mewarnai era globalisasi memungkinkan perusahaan atau organisasi beroperasi diberbagai belahan dunia

Lebih terperinci

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik 45 LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING Pemilik Bagian admin Bagian desain Bagian produksi Keterangan: Pemilik membawahi karyawan bagian administrasi, desain dan bagian produksi. Dan pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan dalam kegiatan perusahaan. Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna. Beberapa definisi yang kerap kali dijumpai antara lain : kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan, pemenuhan

Lebih terperinci

Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online

Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online http://www.membacacepat.com Modul 2 Bagian 2 Membaca Aktif dan Kritis Terima kasih Anda telah bergabung kembali bersama saya, Muhammad Noer dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pulau Umang Resort & Spa berada pada kategori kuat, artinya bahwa budaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pulau Umang Resort & Spa berada pada kategori kuat, artinya bahwa budaya 122 122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di Pulau Umang Resort & Spa maka

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Budaya Kerja Humas yang Efektif Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S. M.Ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Professional Image Modul - 10 Syerli

Lebih terperinci

10 Kunci Sukses ala Bill Gates Sebuah pedoman dari orang terkaya sedunia

10 Kunci Sukses ala Bill Gates Sebuah pedoman dari orang terkaya sedunia 10 Kunci Sukses ala Bill Gates Sebuah pedoman dari orang terkaya sedunia Bill Gates adalah contoh nyata bagaimana satu orang dengan visi dan tekad ditambah kerja keras yang luar biasa bisa mengubah dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang bergerak pada industri yang sejenis semakin meningkat. Hal ini salah satunya disebabkan oleh konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini berdiri pada tahun 1973 sebagai sebuah home industry yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini berdiri pada tahun 1973 sebagai sebuah home industry yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Multi Garmenjaya sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri produk jadi tekstil (garmen), merupakan salah satu dari beberapa perusahaan garmen

Lebih terperinci

Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365

Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365 Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365 Faktor keberhasilan penting yang mempengaruhi penerapan Office 365 serta cara agar berhasil menggunakannya dalam rollout Office 365 akan

Lebih terperinci

1 UNIVERSITAS ESA UNGGUL

1 UNIVERSITAS ESA UNGGUL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Bank sangatlah cepat, dari waktu ke waktu kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Selain disebabkan faktor eksternal dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi berbagai tantangan dan dinamika pelistrikan saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi berbagai tantangan dan dinamika pelistrikan saat ini, BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi berbagai tantangan dan dinamika pelistrikan saat ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dituntut untuk memberikan kinerja pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dasar dari setiap aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dasar dari setiap aspek kehidupan BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Kemajuan suatu negara didasarkan atas seberapa jauh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh negara tersebut. Hal ini sangat beralasan dikarenakan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen.

cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen. 174 cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; jumlah pengunjung yang berkunjung; nilai penjualan dalam satu periode waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen. Ancaman (threats)

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden penelitian,

Lebih terperinci

Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak

Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat Oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Abstrak Dalam proses belajar mengajar, terdapat berbagai dinamika yang dialami, baik oleh widyaiswara maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value,

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value, satisfaction, perceived service quality, perceived product quality, dan perceived price fairness.

Lebih terperinci

Workbook. Menggali Rahasia Sukses. copyright, Menjadi Pengusaha.com

Workbook. Menggali Rahasia Sukses. copyright,  Menjadi Pengusaha.com Workbook Menggali Rahasia Sukses copyright, www.sukses Menjadi Pengusaha.com 1 Reprint and Redistribution Rights Workbook ini beserta seluruh isinya adalah Kekayaan Intelektual milik www.suksesmenjadipengusaha.com.

Lebih terperinci

LEARNING & DEVELOPMENT PAKET PELATIHAN 2017 MOTIVASI, KERJA SAMA TIM DAN PELAYANAN PRIMA 2017 D E D I C A T E T O

LEARNING & DEVELOPMENT PAKET PELATIHAN 2017 MOTIVASI, KERJA SAMA TIM DAN PELAYANAN PRIMA 2017 D E D I C A T E T O LEARNING & DEVELOPMENT MEMBANGUN TIM KERJA YANG BERKARAKTER DAN BERKUALITAS MENCIPTAKAN PELAYANAN PRIMA YANG KONSISTEN PAKET PELATIHAN 2017 MOTIVASI, KERJA SAMA TIM DAN PELAYANAN PRIMA 2017 D E D I C A

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Lampiran 1 Alat Ukur Iklim Kerja KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menempuh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Universitas Kristen Maranatha Bandung, saya membutuhkan beberapa informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

Rute Menuju Best Practice. Catatan dari kegagalan implementasi ERP

Rute Menuju Best Practice. Catatan dari kegagalan implementasi ERP Rute Menuju Best Practice Catatan dari kegagalan implementasi ERP Setiap organisasi ingin menjadi yang terdepan. Untuk mencapai hal itu mereka harus meraih apa yang disebut best practice. Berbagai kasus

Lebih terperinci

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Fasilitasi menjelaskan proses membawa satu kelompok melalui cara pembelajaran, atau berubah dengan cara yang mendorong semua anggota kelompok tersebut, untuk berpartisipasi.

Lebih terperinci

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR. Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR. Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR A. ASUMSI MODEL Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu konsep. Sebagai pendekatan, model dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek seperti demokrafi, geografis, jenis bisnis, lingkungan bisnis, serta dampak globalisasi, mengharuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MAHASISWA DAN PELAJAR

PELUANG BISNIS MAHASISWA DAN PELAJAR PELUANG BISNIS MAHASISWA DAN PELAJAR O L E H ARIF NOVIAN HADI 10.12.5022 S1-SI-2I Masuki Dunia Bisnis Selagi Anda Masih Muda Kalau mahasiswa dan pelajar ditanya apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah

Lebih terperinci

Fun 1 : Service Failure Is Not An Option

Fun 1 : Service Failure Is Not An Option DAFTAR ISI Ucapan Terima Kasih..3 Kata Pengantar.6 Fun 1 : Service Failure is not an Option 11 Fun 2 : Type of Customer..31 Fun 3 : Funtastic Service, The Principles..51 Fun 4 : How To Be Funtastic Service

Lebih terperinci

BAB IV PERUSAHAAN SEBAGAI OBYEK MODEL KOMPETENSI

BAB IV PERUSAHAAN SEBAGAI OBYEK MODEL KOMPETENSI BAB IV PERUSAHAAN SEBAGAI OBYEK MODEL KOMPETENSI 4.1 Gambaran Umum kondisi PT Bank Internasional Indonesia Tbk Didirikan sebagai bank komersial dengan nama PT Bank Internasional Indonesia pada tahun 1959,

Lebih terperinci

HUKUM Integritas. Oleh: Agung Budilaksono Widyaiswara Pusdiklat Bea dancukai

HUKUM Integritas. Oleh: Agung Budilaksono Widyaiswara Pusdiklat Bea dancukai HUKUM Integritas Diinspirasi dari tulisan berjudul: The Integrity Advantage: How Taking the High Road Creates a Competitive Advantage in Business Karangan Dana Telford and Adrian Gostick Oleh: Agung Budilaksono

Lebih terperinci

MENULIS ITU BERCERITA!

MENULIS ITU BERCERITA! SERI JURNALISME DESA MENULIS ITU BERCERITA! Menulis itu (terasa) sulit. Demikian komentar banyak orang ketika mereka harus menulis. Benar kah demikian? Atau barangkali itu hanya pikiran kita saja? Sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipublikasikan melalui majalah The Banker (www.thebanker.com), The

BAB I PENDAHULUAN. yang dipublikasikan melalui majalah The Banker (www.thebanker.com), The BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Top 500 Banking Brands 2014 oleh Brand Finance yang dipublikasikan melalui majalah The Banker (www.thebanker.com), The Banker melakukan pemeringkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kemajuan perekonomian mempengaruhi kehidupan masyarakat. Peningkatan status sosial dan ekonomi masyarakat berakibat pada perubahan perilaku dan gaya hidup

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PEMBIAYAAN DANA TALANGAN UMROH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT NASABAH BANK JATIM SYARIAH SURABAYA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PEMBIAYAAN DANA TALANGAN UMROH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT NASABAH BANK JATIM SYARIAH SURABAYA BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PEMBIAYAAN DANA TALANGAN UMROH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT NASABAH BANK JATIM SYARIAH SURABAYA A. Analisis Strategi Pengembangan Produk Pembiayaan Dana Talangan

Lebih terperinci

Tes Karakteristik Pribadi

Tes Karakteristik Pribadi 1 2 Tes Karakteristik Pribadi TIPS MENGERJAKAN TES KARAKTERISTIK PRIBADI Soal Tes Kompetensi Pribadi (TKP) pada dasarnya adalah tes yang menilai sikap dan respon seseorang terhadap kasus yang diajukan

Lebih terperinci

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah. BAB V KESIMPULAN, ILPIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan pada Bab IV penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Kepemimpinan kepala sekolah harus didukung oleh nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat jumlah penduduk yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara berpenduduk

Lebih terperinci

Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh. Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA

Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh. Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA 2 0 0 4 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Tahukah Anda?... 1 Strategi Belajar CERDAS... 2 1 Huruf C untuk

Lebih terperinci

Strategi dan Cara Pengembangan Usaha

Strategi dan Cara Pengembangan Usaha Modul ke: 09 Widi Strategi dan Cara Pengembangan Usaha Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id 1. Strategi dan Cara Mengembangkan usaha Kita

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

Cara Membangun Daftar Nama Yang Akan Memasukkan Uang Terus Menerus Ke Rekening Bank Anda, Sekali Anda Tahu Bagaimana Caranya!

Cara Membangun Daftar Nama Yang Akan Memasukkan Uang Terus Menerus Ke Rekening Bank Anda, Sekali Anda Tahu Bagaimana Caranya! 1 Cara Membangun Daftar Nama Yang Akan Memasukkan Uang Terus Menerus Ke Rekening Bank Anda, Sekali Anda Tahu Bagaimana Caranya! Kusuma Putra http://buatnewsletter.com/ 2 Pesan Dari Penulis Hi, saya Kusuma

Lebih terperinci

Simple SEO. Page 1

Simple SEO.   Page 1 Simple SEO www.toprankmarkting.com www.toprankmarkting.com Page 1 Ebook Ini Boleh Anda Berikan Ke Teman- Teman Anda Yang Membutuhkan, Dengan Syarat Jangan Di Ubah Apapun Yang Ada Di Dalam Ebook Ini. Jika

Lebih terperinci

MOTIVASI DARI SEORANG KARYAWAN PT. LPPPI

MOTIVASI DARI SEORANG KARYAWAN PT. LPPPI MOTIVASI DARI SEORANG KARYAWAN PT. LPPPI Seperti halnya mentari yang selalu memberikan harapan ketika pagi tiba dengan menghapuskan kegelapan yang menguasai malam hari, seperti itulah ketika beliau menginjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi, budaya persaingan, budaya cepat dan akurat. Setiap organisasi

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi, budaya persaingan, budaya cepat dan akurat. Setiap organisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi telah memunculkan budaya baru yaitu budaya kompetisi, budaya persaingan, budaya cepat dan akurat. Setiap organisasi berusaha utuk mengaksesnya

Lebih terperinci

MENGELOLA PERUBAHAN DENGAN MODEL A.I.D.K.A.A.R.

MENGELOLA PERUBAHAN DENGAN MODEL A.I.D.K.A.A.R. MENGELOLA PERUBAHAN DENGAN MODEL A.I.D.K.A.A.R. Ada dua aspek utama dalam Mengelola Perubahan yaitu aspek teknis dan aspek manusianya. Setiap perubahan pada sistem dan proses dalam organisasi memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perubahan zaman yang begitu cepat, setiap instansi / perusahaan otomatis harus siap menghadapinya, karena kalau tidak siap perusahaan akan sulit untuk dapat bersaing,

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan 158 Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Sumber Daya Manusia Filosofi BCA membina pemimpin masa depan tercermin dalam berbagai program pelatihan dan pengembangan

Lebih terperinci

SOENARJO-ALI MASCHAN MUSA (SALAM): Sebuah Desa yang Teratur

SOENARJO-ALI MASCHAN MUSA (SALAM): Sebuah Desa yang Teratur SOENARJO-ALI MASCHAN MUSA (SALAM): Sebuah Desa yang Teratur Sebuah desa yang teratur dibayangkan sebagai suatu tempat yang sejuk, harmonis, dengan tata aturan (modern-rasional) yang jelas sehingga anggota-anggota

Lebih terperinci

BUILDING A CULTURE THAT EMBRACES THE CUSTOMER S POINT OF VIEW

BUILDING A CULTURE THAT EMBRACES THE CUSTOMER S POINT OF VIEW WHITEPAPER JANUARY 2017 BUILDING A CULTURE THAT EMBRACES THE CUSTOMER S POINT OF VIEW Membangun Budaya Kepemimpinan yang lebih mengutamakan sudut pandang pelanggan sebagai dasar pengambilan keputusan di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada perkembangan ekonomi. Persaingan antar bank saat ini semakin marak ditandai

BAB I PENDAHULUAN. pada perkembangan ekonomi. Persaingan antar bank saat ini semakin marak ditandai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peran penting sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian bangsa. Memburuknya kinerja perbankan akan berdampak negative pada perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk bersosialisasi, bekerjasama dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya. Untuk itu keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki struktur yang membantu karyawannya agar dapat bekerja untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki struktur yang membantu karyawannya agar dapat bekerja untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu pengaturan yang tersusun terhadap sejumlah orang untuk mencapai tujuan tertentu. Seseorang yang bekerja sendirian bukanlah

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi 16 II. LANDASAN TEORI A. Definisi Iklim Organisasi Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetap aman, berkembang dan dapat cepat digunakan untuk kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tetap aman, berkembang dan dapat cepat digunakan untuk kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditengah semakin tingginya kebutuhan manusia terhadap kebutuhan sekunder, primer maupun tersier, tentunya kebutuhan akan tempat untuk mengelola keuangan juga sangatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia perbankan yang dewasa ini bergerak semakin cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan kompleks, mendorong adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya dikarenakan ruang lingkup dan luas perusahaan yang telah meluas

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya dikarenakan ruang lingkup dan luas perusahaan yang telah meluas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang masih mempunyai ukuran relatif kecil dimana operasi atau kegiatan perusahan dapat dikerjakan beberapa orang, pemilik atau pemimpin dapat mengawasi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah analis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada perkembangan perekonomian dan juga sumber daya manusia. Proses perekonomian yang terjadi

Lebih terperinci

CUSTOMER RETENTION MARKETING 3 SKS Dosen: A. Judhie Setiawan, MSi

CUSTOMER RETENTION MARKETING 3 SKS Dosen: A. Judhie Setiawan, MSi MODUL 4 CUSTOMER RETENTION MARKETING 3 SKS Dosen: A. Judhie Setiawan, MSi PELANGGAN INTERNAL DAN MENDENGARKAN PELANGGAN Tujuan instruksional: Setelah selesai pembahasan materi ini, diharapkan mahasiswa

Lebih terperinci

STAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS

STAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS MORAL INTELLIGENCE Nilai, filosofi, dan kumpulan kecerdasan moral memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap bisnis. Hal tersebut merupakan dasar dari visi, tujuan, dan budaya organisasi. Tantangan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN OPERASIONAL MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEPULUH HUKUM KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

IMPLEMENTASI SEPULUH HUKUM KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI IMPLEMENTASI SEPULUH HUKUM KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI Oleh Drs. Samsul Hidayat, M.Ed (Widyaiswara Madya BKD & Diklat Provinsi NTB) ABSTRAK Banyak pemimpin besar meraih keberhasilan dalam pekerjaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

3 VIRUS POSITIF UNTUK MEMPERBAIKI BISNIS

3 VIRUS POSITIF UNTUK MEMPERBAIKI BISNIS Quote of The Day 12 Desember 2017 3 VIRUS POSITIF UNTUK MEMPERBAIKI BISNIS Kabar serangan siber yang melanda 125.000 sistem komputer di seluruh dunia pada Jumat (12/05) lalu mendadak viral. Akibat serangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era globalisasi ini kompetisi antar bank menjadi sangat ketat. Perkembangan bisnis yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi,

Lebih terperinci

Anda dapat mengirimkan video.

Anda dapat mengirimkan video. Bahkan dengan ratusan juta orang mengunjungi jaringan sosial setiap hari, dan media sosial menjadi sebuah kata kunci bisnis, email tetap merupakan cara no. 1 untuk kita berkomunikasi secara online sekarang

Lebih terperinci

Ph/WA: * * COACHING

Ph/WA: * * COACHING Ph/WA: 0858 8228 0303 * coachtogreat@gmail.com * dsuryar@gmail.com COACHING Coaching adalah sebuah industri yang bertumbuh sangat pesat, sebuah profesi baru. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang

Lebih terperinci

Bab 3 Membuat Landing Page yang Mendapatkan Konversi Tinggi dengan Teknik Copywriting

Bab 3 Membuat Landing Page yang Mendapatkan Konversi Tinggi dengan Teknik Copywriting Bab 3 Membuat Landing Page yang Mendapatkan Konversi Tinggi dengan Teknik Copywriting 13 Januari 2016 oleh Darmawan Follow Like Bagus-tidaknya sebuah landing page akan berdampak langsung terhadap tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari berbagai elemen sumber daya yang terdiri dari bahan baku, peralatan, metode (cara kerja),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia dalam perusahaan memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting bagi tercapainya tujuan perusahaan. Sumber daya manusia dalam hal ini mencakup

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia maupun untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, berbagai upaya dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha Soto Pak Sipit pertama kali didirikan tahun 2001 oleh Pak Sipit sendiri. Tempat usahanya terletak di jalan Kartini Raya. Hingga saat ini usahanya masih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kualitas. Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kualitas. Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai Variabel Mediasi Pada Bank Mandiri

Lebih terperinci

Ketentuan Garansi dan Pengembalian Produk Cacat atau tidak sesuai pesanan.

Ketentuan Garansi dan Pengembalian Produk Cacat atau tidak sesuai pesanan. Ketentuan Garansi dan Pengembalian Produk Cacat atau tidak sesuai pesanan. Demi kebaikan bersama dan untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari, sebelum Anda memesan produk atau jasa dari website

Lebih terperinci

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian yang terdiri dari 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian yang terdiri dari permasalahan serta variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan

I. PENDAHULUAN. terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan tentang pelaku ekonomi nasional terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari keberhasilan mengelola keuangan berdasarkan kekuatan modal atau uang semata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dan perubahan budaya sosial, meningkatnya persaingan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas pelayanan dan produk keuangan perbankan yang semakin hari semakin kompleks maka pihak perbankan

Lebih terperinci

Hasil Wawancara. Pertanyaan ditujukan kepada konsumen Waroeng Spesial Sambal

Hasil Wawancara. Pertanyaan ditujukan kepada konsumen Waroeng Spesial Sambal Hasil Wawancara Pertanyaan ditujukan kepada konsumen Waroeng Spesial Sambal Pertanyaan berdasarkan empathy : 1. Apa perasaan anda saat pertama kali melihat poster garansi kekecewaan ini? 2. Apakah menurut

Lebih terperinci

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : ) EMPAT DISIPLIN MENJADI ORGANISASI YANG SEHAT

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : ) EMPAT DISIPLIN MENJADI ORGANISASI YANG SEHAT EMPAT DISIPLIN MENJADI ORGANISASI YANG SEHAT Sri Wiranti Setiyanti Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang Abstraksi Terdapat dua kualitas yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan yang sukses,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan era globalisasi dimana pertumbuhan perusahaan semakin cepat dan semakin maju dalam persaingan bisnis, sehingga perusahaan harus bersikap lebih

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, hanya perusahaan yang mampu melakukan efisiensi, peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR Oleh Ishak, S.S, M.Hum PROGRAM STUDI ILMU PEPRUSTAKAAN FAKULTAS SASTRA USU MEDAN, 2008 Ishak : Pemanfaatan Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa yang sangat pesat, khususnya facility service

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa yang sangat pesat, khususnya facility service BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri jasa yang sangat pesat, khususnya facility service (penyedia jasa) merupakan dampak pertumbuhan ekonomi. Perubahan jaman dari waktu

Lebih terperinci

ORGANISASI BERKINERJA TINGGI

ORGANISASI BERKINERJA TINGGI MATERI PELENGKAP MODUL (MPM) MATA DIKLAT ORGANISASI BERKINERJA TINGGI TRANSFORMASI BUDAYA KERJA APARATUR DALAM MEMBANGUN ORGANISASI PUBLIK BERKINERJA TINGGI Oleh: Dr. Ir. Sutarwi, MSc. Widyaiswara Ahli

Lebih terperinci

Jika Memang Bisnis Internet Itu Mudah, Mengapa Masih Banyak yang Gagal?

Jika Memang Bisnis Internet Itu Mudah, Mengapa Masih Banyak yang Gagal? Jika Memang Bisnis Internet Itu Mudah, Mengapa Masih Banyak yang Gagal? Terdapat dua rahasia yang wajib anda tahu agar bisnis internet anda menuju puncak kesuksesan. Temukan jawabannya di ebook ini. Oleh:

Lebih terperinci

MEMULAI BISNIS DARI HOBI

MEMULAI BISNIS DARI HOBI MEMULAI BISNIS DARI HOBI Penyusun Merti Dina Nisa ( 11.11. 5308 ) Kelas : 11 - S1TI - 10 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA Jalan Ring Road Utara, Condong Catur, Depok,

Lebih terperinci