URAIAN MATERI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "URAIAN MATERI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL"

Transkripsi

1 URAIAN MATERI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kerjasama adalah kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam hal perniagaan atau semacamnya. Kerjasama merupakan suatu interaksi yang sangat penting dilakukan antar sesama umat manusia disebabkan manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan dari manusia lain. Kerjasama sangat penting dilakukan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga ataupun dalam lingkungan masyarakat. Melalui kerjasama diharapkan manusia bisa saling menghargai kepentingan masing-masing dan dapat membedakan antara kepentingan individu dengan kepentingan kelompok. Page 2

2 PRA WACANA Pengusaha Arab Saudi Datangi Indonesia Bahas Investasi Yanuar Riezqi Yovanda, Rabu, 11 April :33 WIB JAKARTA - Wakil Ketua Komite Tetap Timur Tengah Kadin Indonesia, Muhammad Bawazir mengatakan, pengusaha yang tergabung ke dalam Kadin Arab Saudi datang ke Indonesia untuk membahas investasi. Bawazir menyampaikan, ini merupakan kunjungan pertama setelah Raja Salman datang untuk mempererat hubungan antar sesama pengusaha dua negara. "Ini yang diharapkan Raja Salman bahwa perdagangan kedua negara enggak hanya ditopang negara, tapi swasta," ujarnya di Jakarta, Rabu (11/4/2018). Menurutnya, kunjungan Raja Salman membuka era baru perekonomian di Indonesia yang meliputi beberapa sektor, khususnya pariwisata. "Investasi naik dari USD3 miliar ke USD9 miliar ditopang investasi di sektor pariwisata. Perdagangan Indonesia ke Arab Saudi surplus di luar migas kendati ekspor yang lain turun, hampir 60% ekspor Indonesia ke Timur Tengah ya ke Arab Saudi," katanya. Dia menambahkan, sudah lebih dari 10 penandatanganan kesepakatan dilakukan antar pengusaha meliputi hampir di semua sektor kecuali teknologi. "Yang dilakukan di forum properti beberapa bulan lalu, berhasil membukukan kesepakatan USD2 miliar di sektor properti. Ada follow up setelah acara itu," pungkasnya. Sumber: Page 3

3 A. PENGERTIAN KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Kerjasama ekonomi ini di perlukan oleh negara agar dapat menjalin hubungan yang erat antar beberapa negara. Umumnya yang dilakukan oleh beberapa negara yang sama-sama saling menguntungkan pada bidang ekonomi negara negara tersebut. Kerjasama ekonomi internasional adalah kerjasama yang menunjukkan hubungan antar negara yang satu dengan negara yang lain dalam bidang ekonomi dengan dasar kepentingan tertentu untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan struktur kegiatan ekonomi nasional. Di dalam sebuah kerjasama ekonomi yang terjalin antar negara untuk mendapatkan keuntungan dari negara tersebut. Contoh dari kerjasama ini dapat di lihat pada kerjasama antara negara maju dengan negara berkembang. Negara maju mendapat semua bahan baku produksinya dari negara berkembang sedangkan negara berkembang mendapat peralatan, teknologi, serta modal dari negara maju. Berpikir Kritis Menurut saudara, pentingkah suatu negara melakukan kerjasama ekonomi internasional? Mengapa? B. MANFAAT KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan kerjasama ekonomi internasional. Untuk dapat menjalin kerjasama ekonomi internasional maka di perlukan hubungan yang kuat. Tujuan dari menjalin kerjasama ekonomi internasional adalah untuk dapat menciptakan kesejahteraan pada negara tersebut. Manfaat kerjasama internasional adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan perekonomian antar negara Dengan adanya kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara di dunia, memungkinkan terjadinya aliran investasi usaha dari negara yang satu ke negara lain, sehingga dapat mendorong perekonomian negara yang bersangkutan. Sebagai contoh dapat dilihat dari perusahaan asing yang Page 4

4 menanamkan modalnya atau melakukan investasi di negara Indonesia sehingga menyebabkan meningkatnya modal yang dimiliki Indonesia dan berujung kepada peningkatan perekonomian di Indonesia. 2) Meningkatkan Taraf Hidup Kerjasama ekonomi internasional dapat mendorong munculnya berbagai usaha atau industri, yang mampu menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran sehingga dapat memberikan pendapatan atau penghasilan bagi masyarakat dan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain itu kebutuhan akan barang atau jasa juga dapat terpenuhi degan adanya kerjasama ekonomi. Contohnya, Sektor industri pengolahan tembakau yang telah membentuk rangkaian lapisan pekerja, mulai dari perkebunan dan pengolahan tembakau sampai industri rokok. Sebagian besar pekerja terserap dalam industri kecil yang masih menggunakan tangan atau sigaret kretek tangan (SKT). Lapisan ini masih ditpang dengan pekerja dagang untuk memasarkan tembakau dan rokok baik untuk pasar domestik (domestic demand) maupun pasar ekspor. 3) Saling Mengisi Kekurangan dan Kebutuhan Dibidang Ekonomi Dengan adanya kerjasama ekonomi Internasional maka kekurangan dan kebutuhan dalam negeri dapat dipenuhi dan diatasi dengan mengimpor barang/jasa atau meminta bantuan permodalan dari negara lain. Contohnya Indonesia mengimpor mesin tekstil dari Jepang, sedangkan Jepang mengimpor bahan baku dari Indonesia. Gambar 4 : PT. Djarum merupakan salah satu industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia Sumber : Gambar 5 : Indonesia mengimpor sapi dari Australia untuk memenuhi kebutuhan daging sapi. Page 5

5 4) Mempererat Persahabatan Antar Negara Kerjasama ekonomi antar negara dapat menjalin dan mempererat persahabatan/kemitraan internasional negara yang bersangkutan, terutama dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean yang sudah mulai berlaku antar sesama Negara Asia Tenggara yang bergabung di Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Sebagai contoh kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh Indonesia dengan negara-negara di ASEAN dapat mempererat hubungan persahabatan antara Indonesia dengan negara-negara ASEAN. 5) Memperluas Pasar Hasil Produksi Melalui kerjasama ekonomi internasional, maka negara-negara yang terlibat dalam kerjasama tersebut dapat memperluas pasar hasil produksinya ke negara lain. Jadi dengan demikian, suatu negara tidak hanya bisa memasarkan hasil produksinya di dalam negeri melainkan juga sampai ke negara lain. Sehingga menumbuhkan perekonomian dapat negara Sumber : Gambar 6 : Organisasi ASEAN dapat menjadi wadah untuk mempererat persahabatan antar negara ASEAN Sumber : Gambar 7 : Target, PT. INKA kuasai pasar Asia Selatan dan Afrika tersebut melalui ekspansi pasar ke negara-negara mitra lainnya. 6) Meningkatkan Devisa Negara Dengan perluasan pasar hasil produksinya, maka akan mendorong terjadinya kegiatan ekspor ke negara lain sehingga dengan demikian negara pengekspor Page 6

6 akan memperoleh devisa lebih banyak. Adapun kerjasama ekonomi internasional meliputi bidang perdagangan ekspor-impor barang, penyelenggaraan dan penerimaan jasa (ekspor impor jasa), pinjam-meminjam modal serta penerimaan dan pembayaran devisa. C. DAMPAK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Kerjasama ekonomi internasional juga memiliki dampak terhadap negara yang melakukan dan secara umum dampak tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak positif dan dampak negatif. 1. Dampak Positif Kerjasama Ekonomi Internasional Dibawah ini merupakan dampak positif kerjasama ekonomi internasional, yaitu sebagai berikut : a. Semakin lancarnya perdagangan internasional maupun regional Dengan adanya kerjasama ekonomi internasional akan dapat menghasilkan kesepakatan kesepakatan yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan hambatan hambatan yang ada dalam perdagangan internasional, seperti prosedur ekspor impor lebih dipermudah, pengurangan bea impor dan kebijakan kuota impor lebih diperlunak. Sehingga dengan demikian adanya kerjasama ekonomi internasional dapat memperlancar perdagangan internasional. b. Adanya kestabilan harga, permintaan dan penawaran Kerjasama ekonomi internasional akan mengakibatkan terjadinya ekspor dan impor. Bagi negara yang kekurangan suatu produk, untuk memenuhi permintaan dalam negara dapat dilakukan dengan mengimpor dari luar negeri, karena kalau tidak, harga produk tersebut akan naik. Sedangkan bagi negara yang kelebihan dalam penawaran suatu produk dapat mengekspor ke luar negeri, bila tidak dapat menurunkan harga produk tersebut. Misalnya jumlah suatu produk yang dibutuhkan di dalam negeri kurang (sebagai contoh gula) maka akibatnya harga gula akan naik, maka untuk menstabilkan harga gula tersebut dapat dilakukan dengan mengimpor gula dari negara lain. Demikian juga apabila kelebihan gula, Page 7

7 harga akan cenderung murah maka untuk menstabilkannya dapat dilakukan dengan mengespor gula ke negara lain. c. Mengatasi berbagai permasalahan ekonomi bersama Salah satu tujuan kerjasama ekonomi internasional adalah untuk mengatasi permasalahan ekonomi internasional antar negara. Setiap negara tentu mempunyai masalah perekonomian, baik menyangkut dalam negeri maupun luar negeri. Misalnya terjadinya kecenderungan harga minyak dunia yang semakin melambung sehingga menyulitkan negara-negara pengimpor minyak maka untuk menekan harga minyak dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan negara-negara pengekspor minyak agar menambah pasokan minyak dunia, sehingga harga minyak dunia bisa turun. d. Memperkuat posisi perdagangan suatu negara dengan ditandainya meningkatnya ekspor Melalui kerjasama ekonomi internasional dapat membuka dan memperluas pasar luar negeri sehingga dapat meningkatkan ekspor. Selain itu dapat memperkuat posisi perdagangan suatu negara di luar negeri, karena dengan kerjasama ekonomi, negara yang bersangkutan bisa mengekspor barang kebutuhan ke negara lain. Misalnya Indonesia menjadi pengekspor minyak bumi ke negara Cina, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Amerika Serikat. Ini terjadi karena adanya kerjasama ekonomi yang dilakukan antara Indonesia dengan negara tersebut. e. Mengatasi persaingan internasional yang tidak sehat Dalam pasar internasional akan terjadi persaingan yang sangat kuat, dimana masing-masing negara akan berusaha memenangkan dalam persaingan tersebut. Walaupun terkadang cara yang ditempuh dengan melakukan persaingan yang tidak sehat. Sebagai contoh adanya politik dumping (menjual produknya di luar negeri lebih murah daripada menjual produknya di dalam negeri) yang dilakukan oleh suatu negara dapat mematikan produk negara lain di pasar internasional. Maka dengan adanya kerjasama ekonomi internasional yang dibentuk, dapat dihasilkan suatu kesepakatan untuk melarang adanya persaingan yang tidak sehat seperti politik dumping. f. Meningkatnya daya saing Page 8

8 Kerjasama ekonomi internasional dapat memberi peluang dan tantangan bagi pelaku-pelaku ekonomi yaitu peluang dalam memasarkan produknya di luar negeri dan tantangan bagi produk dalam negeri yang bersaing dengan produk luar negeri. Maka setiap negara akan selalu berusaha meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan daya saing melalui berbagai upaya seperti penggunaan teknologi, agar dapat bersaing dengan produk luar negeri, baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. g. Meningkatkan perekonomian dalam negeri Dengan kerjasama ekonomi internasional dapat menciptakan dan memperluas pasar di luar negeri sehingga ekspor meningkat. Dengan peningkatan ekspor dapat menghidupkan perekonomian dalan negeri karena produk-produk dalam negeri dapat terjual di luar negeri, sehingga usaha atau perusahaan dalam negeri dapat berkembang dan berjalan dengan baik. h. Meningkatkan pendapatan negara, terutama devisa Dengan adanya kerjasama ekonomi internasional dapat mendorong terjadinya permintaan produk oleh negara lain sehingga ekspor barang ke luar negeri bisa meningkat. Sehingga dapat menambah pendapatan negara dari sektor ekspor yang berupa devisa (alat pembayaran luar negeri). 2. Dampak Negatif Kerjasama Ekonomi Internasional Selain dampak positif, kerjasama ekonomi internasional juga menimbulkan dampak negatif yaitu sebagai berikut : Produk dalam negeri akan kalah bersaing dengan produk luar negeri baik dari harga maupun mutunya Adanya kerjasama ekonomi internasional bisa berdampak terjadinya arus barang masuk dari luar negeri ke dalam negeri. Hal ini menyebabkan pasar dalam negeri dibanjiri oleh produk luar negeri sehingga terjadi persaingan antar produk dalam negeri dengan produk impor. Produk dalam negeri yang proses produksinya masih sederhana dapat tergeser dan kalah saing, baik harga maupun kualitasnya dengan produk luar negeri yang sudah menggunakan teknologi modern dalam proses produksinya. Page 9

9 a. Produsen dalam negeri yang tidak mampu bersaing akhirnya akan menutup usahanya Produsen yang tidak mampu bersaing dengan produk luar negeri akan mengalami penurunan usaha yang pada akhirnya mengakibatkan usahanya menjadi bangkrut. Hal ini berdampak kepada terjadinya PHK (pemutusan hubungan kerja) sehingga pengangguran akan meningkat. b. Dapat menimbulkan ketergantungan dengan luar negeri Dampak lain dari kerjasama ekonomi internasional adalah terjadinya ketergantungan suatu negara kepada negara lain. Hal ini terjadi karena adanya kesepakatan/ perjanjian yang dihasilkan dari kerjasama ekonomi antarnegara, sehingga memaksa negara yang terlibat kerjasama tersebut untuk mematuhinya. Selain itu ketergantungan dapat terjadi pada saat negara berkembang seperti Indonesia menjalin kerjasama dengan negara maju untuk mengimpor produk-produk yang berteknologi seperti mesin-mesin industri dan pesawat terbang/ pesawat tempur. Dalam pengadaan suku cadangnya Indonesia sangat tergantung dengan negara-negara maju. c. Terjadinya keterikatan yang menyebabkan berkurangnya kebebasan dalam mengatur sendiri kegiatan ekonomi/perdagangan Sebagai contoh Indonesia pernah melakukan kerjasama dengan IMF untuk mendapatkan bantuan pencairan dana guna mengatasi krisis ekonomi. Dalam kerjasama tersebut Indonesia harus melaksanakan nota kesepahaman (Letter of Intent) yang dibuat IMF sehingga berbagai kebijakan ekonomi Indonesia harus mendapatkan persetujuan dari IMF. Hal ini menunjukkan bahwa IMF ikut campur tangan dalam kebijakan ekonomi Indonesia. Sehingga menyebabkan berkurangnya kedaulatan dan kebebasan dalam menentukan dan mengatur sendiri kebijakan dan kegiatan ekonomi Indonesia. d. Timbulnya proteksi-proteksi untuk melindungi dan mementingkan negara anggotanya sendiri (diskriminasi) Kerjasama ekonomi antarnegara dibentuk untuk meningkatkan perekonomian negara anggotanya dengan melindungi kepentingan negara anggota dari persaingan negara-negara lain di luar anggota. Sebagai contoh NAFTA, AFTA dan MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa). Masing-masing Page 10

10 organisasi kerja sama ini membuat suatu kesepakatan atau perjanjian untuk melindungi kepentingan negara anggotanya dengan membebaskan atau menurunkan bea masuk terhadap produk-produk dari negara anggotanya. Sedangkan produk dari negara di luar anggotanya dikenakan bea masuk yang tinggi. Jadi adanya perlakuan yang berbeda antara produk dari negara anggota dengan produk dari negara luar anggota (diskriminasi). e. Timbulnya eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan Kerjasama ekonomi antarnegara akan mendorong suatu negara berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mengekspor produknya ke negara lain. Akibatnya dapat terjadi eksploitas sumber daya alam yang berlebihan hanya untuk mengejar ekspor guna memenuhi kebutuhan negara lain, tanpa memperhatikan kelestariannya. Misalnya mengekspor kayu hutan yang berlebihan tanpa memperhatikan lingkungan sehingga akan mengakibatkan kerusakan hutan dan bencana alam. f. Pasar dalam negeri dikuasai oleh produk asing Apabila produk dalam negeri kalah bersaing dengan produk impor, akibatnya selain banyak pengusaha-pengusaha dalam negeri yang bangkrut juga pasar dalam negeri akan dikuasi oleh produk-produk negara lain. Sehingga yang diuntungkan di sini adalah pengusaha dari negara lain. 3. BENTUK-BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Berdasarkan bentuknya, kerjasama ekonomi internasional terbagi dalam 4 (empat) macam yaitu : 1. Kerjasama Ekonomi Bilateral Page 11

11 Kerjasama ekonomi bilateral adalah bentuk kerja sama ekonomi yang terjadi antara dua negara, misalnya antara negara Indonesia dengan Jepang. Bentuk kerja sama ekonomi internasional secara bilateral lebih sering dilakukan seperti pertukaran kedutaan besar dan kunjungan antarnegara. Contoh kerjasama ekonomi bilateral adalah kerjasama antara Indonesia dengan Brunei Darussalam yang terjadi dalam bidang perdagangan ekspor-impor yaitu Indonesia mengekspor sayur-sayuran, buahbuahan, pakaian jadi, dan Gambar 12 : Presiden RI Ir. Joko Widodo menjalin kerjasama bilateral Sumber : dengan negara Malaysia dalam hal investasi kendaraan ke Brunei Darussalam. Selain itu, Indonesia juga mengirimkan tenaga pengajar dan tenaga ahli lainnya ke Brunei Darussalam. Sedangkan, Brunei Darussalam mengekspor minyak buminya ke Indonesia. 2. Kerjasama Ekonomi Regional Kerjasama ekonomi regional adalah kerja sama ekonomi di antara beberapa negara yang berada di kawasan tertentu. Contoh: kerja sama ekonomi antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), antara negara-negara di kawasan Eropa (MEE), antara negara-negara di kawasan Asia Pasifik (APEC), dan sebagainya. 3. Kerjasama Ekonomi Multilateral Kerjasama ekonomi multilateral adalah kerja sama ekonomi yang melibatkan banyak negara dan tidak terikat oleh wilayah atau kawasan negara tertentu. Kerja sama ini bisa dalam satu kawasan seperti ASEAN, MEE tetapi dapat pula kerja sama antarnegara yang berbeda kawasan seperti OPEC, WTO, dan IMF. 4. Kerjasama Ekonomi Antarregional Kerjasama ekonomi antarregional adalah bentuk kerja sama yang dilakukan antara dua atau lebih lembaga-lembaga ekonomi regional. Contoh kerja sama ekonomi antarregional adalah ASEAN dan Uni Eropa. Page 12

12 4. LEMBAGA-LEMBAGA KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL 1. Lembaga Kerjasama Ekonomi Regional Beberapa macam kerjasama ekonomi regional yang dilakukan negara negara di dunia adalah sebagai berikut : a. ASEAN (Association of South East Asia Nations) ASEAN atau persatuan negara-negara Asia Tenggara merupakan suatu kerja sama negara-negara untuk kestabilan politik, ekonomi, dan sosial budaya. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 dengan ditandatanganinya Deklarasi Bangkok. ASEAN diprakarsai lima negara yaitu Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura kemudian disusul dengan masuknya negara Brunei, Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar. Sumber : dimerican.wordpress.com Gambar 13 : Logo Lembaga ASEAN Adapun tujuan dibentuknya ASEAN adalah: 1) Mempercepat proses pertumbuhan ekonomi, sosial, dan kebudayaan Asia Tenggara umumnya dan anggota pada khususnya, 2) Mewujudkan terciptanya perdamaian dan kestabilan di kawasan Asia Tenggara, 3) Menciptakan kerja sama yang aktif dalam bidang sosial, ekonomi dan kebudayaan. b. AFTA (ASEAN Free Trade Area) AFTA atau kawasan perdagangan bebas ASEAN beranggotakan negaranegara ASEAN, yang dibentuk dengan tujuan: Page 13

13 1) Meningkatkan daya saing ekonomi kawasan ASEAN. 2) Menjadikan ASEAN sebagai salah satu basis produksi dunia. 3) Menarik investasi dan meningkatkan perda-gangan antaranggota ASEAN. 4) Menciptakan pasar regional bagi penduduk ASEAN. Awalnya kawasan perdagangan bebas ASEAN akan dicapai dalam waktu 15 tahun ( ) kemudian dipercepat menjadi tahun 2003 dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun c. APEC (Asia Pasific Economic Cooperation) Apec merupakan kerjasama ekonomi Asia Pasifik yang beranggotakan 18 anggota negara dan mempunyai tujuan pokok melakukan liberalisasi perdagangan dan investasi serta meningkatkan pemamfaatan sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan Sumber : dimerican.wordpress.com Gambar 14 : Logo APEC ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Untuk mencapai tujuan tersebut disusunlah agenda liberalisasi secara bertahap yaitu sebagai berikut : 1. Tahap pertama tahun 2010, liberalisasi perdagangan dan investasi diantara negara industri maju di kawasan Asia Pasifik 2. Tahap kedua tahun 2020, liberalisasi perdagangan dan investasi diantara negara di kawasan negara Asia Pasifik. Negara-negara yang tergabung dalam anggota APEC adalah : Australia, Amerika Serikat, Brunei, Chile, China, Filipina, Hongkong, Indonesia, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Singapura, Taiwan, Thailand. d. EEC (European Economic Community) EEC atau Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) beranggotakan 12 negara yaitu Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Jerman, Italia, Inggris, Irlandia, Denmark, Norwegia, Yunani, Spanyol. Tujuan EEC adalah untuk menyusun politik Page 14

14 perdagangan bersama dan mendirikan daerah perdagangan bebas antara negara negara Eropa Barat. e. NAFTA (North America Free Trade Area) NAFTA merupakan blok perdagangan dikawasan Amerika Utara (USA, Kanada dan Meksiko). NAFTA akan melakukan perdagangan bebas dikawasan Amerika Utara pada tahun 2010, dimana arus lalu lintas barang dagangan antaranggota bebas masuk tanpa hambatan/non tariff di kawasan NAFTA. f. Colombo Plan Colombo Plan merupakan rencana kerjasama untuk mengembangkan ekonomi di Asia Selatan dan di Asia Tenggara. Colombo Plan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di Asia Selatan dan di Asia Tenggara melalui penyusunan dan pelaksanaan rencana kerjasama internasional. Adapun bentuk-bentuk bantuan Colombo Plan adalah : 1. Pinjaman dan sumbangan untun proyek nasional 2. Bahan makanan, pupuk dan barang konsumsi 3. Alat perlengkapan (mesin, alat transportasi dan alat laboratorium) 4. Jasa tenaga ahli 5. Pendidikan dan latihan keterampilan. 2. Lembaga Kerjasama Ekonomi Internasional Disamping kerjasama regional, adapula kerjasama ekonomi internasional yang anggotanya meliputi hampir seluruh negara didunia. Organisasi kerja sama internasional meliputi dua kelompok, yaitu organisasi yang berada dibawah PBB dan organisasi yang berada di luar PBB. Adapun badan-badan kerjasama ekonomi internasional tersebut adalah sebagai berikut : A. Organisasi Kerjasama Internasional Dibawah Naungan PBB 1. IBRD (International Bank Recontruction and Development) Page 15

15 IBRD atau World Bank/ Bank Dunia didirikan pada tanggal 27 Desember 1945 dan berkedudukan di Washington Amerika Serikat. Indonesia masuk menjadi anggota IBRD pada tahun 1945.Tujuan dibentuknya IBRD adalah : a. Memberikan bantuan kredit jangka panjang dan jangka pendek kepada negara-negara sedang berkembang. b. Memberikan bantuan teknik secara cuma-cuma c. Membantu negara-negara dalam meningkatkan perdagangan internasional. Sumber : newsnextbd.com Gambar 15 : Logo IBRD (WORLD BANK) 2. IMF (International Monetary Fund) Sumber : en.wikipedia.org Gambar 16 : Logo IMF IMF atau Dana Moneter Internasional didirikan pada tanggal 27 September 1945, dengan markas besarnya di Washington, Amerika Serikat. Tujuan IMF adalah untuk memajukan kerjasama internasional di bidang ekonomi, keuangan dan perdagangan sehingga mampu memperluas kesempatan kerja dan mencapai kemakmuran. Usaha-usaha IMF untuk mencapai tujuannya yaitu dengan cara : a. Membantu negara-negara memperbaiki neraca pembayaran yang tidak seimbang dengan menyediakan dana b. Memberi bantuan untuk memperluas perdagangan internasional c. Memberi bantuan dalam sistem pembayaran antarnegara anggota d. Memberi nasihat yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja sama keuangan internasional Page 16

16 Sumber : graduateinstitute.ch Gambar 18 : Logo UNCTAD 3. UNIDO (United Nations Industrial Development Organization) UNIDO atau organisasi pembangunan industri PBB didirikan pada tanggal 24 Juli 1967 dan berkedudukan di Wina, Austria. Tujuan UNINDO adalah untuk meningkatkan pembangunan dibidang industri bagi negara-negara sedang berkembang, antara lain dengan memberikan bantuan teknis, program-program latihan, penelitian dan penyediaan informasi serta mendanai proyek-proyek di negara berkembang untuk kesejahteraan jangka panjang. Sumber : Gambar 17 : Logo IBRD UNIDO 4. IDA (International Development Association) IDA atau organisasi pembangunan internasional berkedudukan di Washington, Amerika Serikat dan mempunyai tujuan memberikan kredit/pinjaman untuk keperluan pembangunan, khususnya kepada negara-negara sedang berkembang dengan syarat yang lunak dan bunga yang relatif murah. 5. IFC(International Finance Coorporation) IFC atau kerja sama keuangan internasional didirikan pada tanggal 24 Juli 1956 di Washington, Amerika Serikat. IFC merupakan bagian dari bank dunia. Tujuan IFC adalah memberikan pinjaman kepada pengusaha-pengusaha swasta dan membantu mengalihkan investasi luar negeri ke negara-negara sedang berkembang. 6. UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) Page 17

17 UNCTAD atau konferensi perdagangan dan pembangunan PBB, merupakan forum khusus untuk membahas masalah perdagangan internasional. Tujuan UNCTAD adalah mengusahakan kemajuan, kerja sama dan memperlancar perdagangan internasional dan pembangunan antara negara industri maju dengan negara sedang berkembang. UNCTAD didirikan tahun 1964 di Jenewa, Swiss. 7. ILO (International Labour Organization) ILO merupakan organisasi perburuhan internasional PBB yang didirikan tanggal 11 April 1949, berkedudukan di Jenewa, Swiss. Tujuan ILO adalah untuk memperjuangkan nasib dan hak-hak kaum buruh. Indonesia menjadi anggota ILO pada tanggal 11 Juni Sumber : Gambar 19 : Logo ILO 8. WTO (World Trade Organization) WTO adalah suatu kerja sama internasional yang diadakan dengan tujuan menghilangkan dan mengurangi rintanganrintangan perdangan internasional, khususnya tarif bea cukai yang tinggi, yang Sumber : Gambar 20 : Logo WTO sangat menghambat dan mempersulit ekspor impor antarnegara. Prinsip-prinsip pokok yang menjadi dasar WTO adalah sebagai berikut: a) Prinsip pasar dunia yang terbuka (liberalism perdagangan) b) Prinsip free trade yaitu prinsip perdagangan bebas dan adil dengan menghilangkan atau mengurangi hambatan perdagangan internasional c) Prinsip reprositas (timbal balik) saling menguntungkan d) Prinsip nondiskriminasi yaitu prinsip perlakuan yang sama e) Antiproteksionisme, antidumping dan antisubsidi Page 18

18 Sebelumnya WTO merupakan perubahan nama dari GATT (General Agreement on Trade and Tariff). GATT berubah nama menjadi WTO pada tanggal 15 April 1994 pada pertemuan di Maroko yang dihadiri 115 negara. Nama WTO (World Trade Organization) mulai berlaku tanggal 1 Januari WTO bermarkas di Jenewa, Swiss dan berada di bawah pengawasan majelis umum PBB. 9. UNDP (United Nations Development Programs) UNDP pembanguan adalah yang organisasi bertujuan program memperlancar pembanguan diseluruh dunia. Contoh, untuk Sumber : Gambar 21 : Logo UNDP meningkatkan sarana dan prasarana di Indonesia, negara kita mendapat bantuan dari UNDP. B. Organisasi Kerjasama Ekonomi Internasional Di Luar PBB 1. OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) OPEC atau organisasi negara negara pengekspor minyak didirikan pada tanggal 14 September 1960 di Baghdad. Saat itu anggotanya hanya lima negara. Sejak tahun 1965 markasnya bertempat di Wina, Austria. Sumber: Gambar 22 : Kerjasama Negera-Negara OPEC Tujuan OPEC adalah : a) Menghindarkan persaingan diantara negara-negara pengekspor minyak bumi b) Menaikkan pendapatan negara-negara anggota dari sector minyak bumi c) Mengusahakan pemenuhan kebutuhan dunia akan minyak bumi d) Menstabilkan harga minyak. Jumlah anggota OPEC saat ini sebanyak 12 negara, yaitu : Page 19

19 1) Irak 2) Iran 3) Kuwait 4) Saudi Arabia 5) Qatar 6) Uni Emirat Arab 7) Gabon 8) Aljazair 9) Libya 10) Nigeria 11) Ekuador 12) Venezuela 2. CGI (Consulative Group on Indonesia) CGI dibentuk bank dunia atas permintaan Indonesia sebagai pengganti IGGI. CGI merupakan organisasi negara-negara dan lembaga-lembaga keuangan internasional untuk membantu Indonesia. Keanggotaan CGI terdiri atas Jepang, Amerika Serikat, Australia, Belgia, Italia, Jerman, Inggris, Kanada dan Perancis. 3. OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) OECD atau organsisasi kerjasama dan pembangunan ekonomi didirikan pada tanggal 4 Desembar 1960 di Paris, Prancis. Organisasi ini semula bertujuan untuk membantu memajukan produksi, kesempatan kerja dan pendapatan nasional negara-negara anggota (eropa, USA dan Jepang) akan tetapi kemudian berkembang menjadi suatu organisasi penelitian ilmiah dan perundingan mengenai masalah-masalah ekonomi, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan bantuan internasional. Page 20

20 RANGKUMAN Kerjasama ekonomi internasional adalah kerjasama yang menunjukkan hubungan internasional dalam bidang ekonomi dengan dasar kepentingan tertentu untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan struktur kegiatan ekonomi nasional. Manfaat kerjasama ekonomi internasional ialah: 1. Meningkatkan perekonomian antar negara 2. Meningkatkan taraf hidup 3. Mengisi kekurangan dan kebutuhan 4. Mempererat persahabatan internasional 5. Memperluas hasil pasar produksi 6. Meningkatkan devisa negara Dampak positif kerjasama ekonomi internasional 1. Semakin lancarnya perdagangan internasional maupun regional 2. Adanya kestabilan harga, permintaan dan penawaran 3. Mengatasi berbagai permasalahan ekonomi bersama 4. Memperkuat posisi perdagangan suatu negara dengan ditandai meningkatnya ekspor 5. Mengatasi persaingan antarnegara yang tidak sehat 6. Meningkatnya daya saing 7. Meningkatkan perekonomian dalam negeri 8. Meningkatkan pendapatan negara Dampak negatif kerjasama ekonomi internasional 1. Produk dalam negeri akan kalah bersaing dengan produk luar negeri baik dari segi harga dan mutunya 2. Produsen dalam negeri yang tidak mampu bersaing akhirnya akan menutup usahanya 3. Dapat menimbulkan ketergantungan terhadap luar negeri 4. Terjadinya keterikatan yang menyebabkan berkurangnya kebebasan dalam mengatur sendiri kegiatan ekonomi/perdagangan Page 21

21 5. Timbulnya proteksi-proteksi yang melindungi dan mementingkan negara anggotanya sendiri (diskriminasi) 6. Timbulnya eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan 7. Pasar dalam negeri dikuasai oleh produk asing Bentuk-bentuk kerjasama ekonomi internasional : 1. Kerjasama bilateral 2. Kerjasama regional 3. Kerjasama multilateral 4. Kerjasama antarregional Badan kerjasama ekonomi regional di antaranya: 1. ASEAN 2. AFTA 3. APEC 4. EEC 5. NAFTA 6. Colombo Plan Badan kerjasama ekonomi internasional di luar PBB antar lain: 1. OPEC 2. CGI 3. OECD Badan kerjasama ekonomi internasional di bawah PBB antara lain : 1. IBRD 2. IMF 3. UNDP 4. UNINDO 5. IDA 6. IFC 7. UNCTAD 8. ILO 8. WTO Page 22

BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL.

BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL BADAN-BADAN KERJASAMA EKONOMI KERJA SAMA EKONOMI BILATERAL: antara 2 negara KERJA SAMA EKONOMI REGIONAL: antara negara-negara dalam 1 wilayah/kawasan KERJA SAMA EKONOMI

Lebih terperinci

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3 KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Bab 3 1. Pengertian Kerjasama Ekonomi Internasional Hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu, dengan

Lebih terperinci

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling

Lebih terperinci

BAB 16 KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Kata Kunci

BAB 16 KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Kata Kunci BAB 16 KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL Tujuan Pembelajaran Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang kerja sama ekonomi internasional. Setelah mempelajari materi pada bab ini diharapkan kalian mampu

Lebih terperinci

perdagangan, industri, pertania

perdagangan, industri, pertania 6. Organisasi Perdagangan Internasional Untuk mempelajari materi mengenai organisasi perdagangan internasional bisa dilihat pada link video berikut: https://bit.ly/2i9gt35. a. ASEAN (Association of South

Lebih terperinci

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 02 Sesi KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil Kalimantan Barat, Oesman Sapta Odang menilai Indonesia

Lebih terperinci

Kerja sama ekonomi internasional

Kerja sama ekonomi internasional Meet -12 1 hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatankesepakatan tertentu, dengan memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan. Tujuan umum kerja

Lebih terperinci

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL Proses tukar menukar atau jual beli barang atau jasa antar satu negara dengan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan bersama dengan tujuan

Lebih terperinci

Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A.

Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A. Pertemuan 5 Dinamika Organisasi Internasional Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A. STTKD Yogyakarta Jl.Parangtritis Km.4,5 Yogyakarta, http://www.sttkd.ac.id info@sttkd.ac.id, sttkdyogyakarta@yahoo.com

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Ekonomi Internasional

Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Ekonomi Internasional Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu: 1. mendeskripsikan konsep dan kebijakan perdagangan internasional; 2. menganalisis kerja sama ekonomi internasional; 3. mengevaluasi dampak kebijakan perdagangan

Lebih terperinci

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Laju pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) Saudi Arabia selama kuartal kedua tahun 2015

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

4. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia

4. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia 1. ASEAN ( Association of South East Asian Nation Nation) ASEAN adalah organisasi yang bertujuan mengukuhkan kerjasama regional negara-negara di Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Negara-negara di seluruh dunia saat ini menyadari bahwa integrasi ekonomi memiliki peran penting dalam perdagangan. Integrasi dilakukan oleh setiap negara

Lebih terperinci

PEMASARAN INTERNASIONAL

PEMASARAN INTERNASIONAL PENGANTAR PEMASARAN PEMASARAN INTERNASIONAL Suwandi PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG PEMASARAN INTERNASIONAL 1. Globalisasi perdagangan dunia 2. Faktor-faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN NOMOR P.2/II-KEU/2010 TENTANG PEDOMAN HARGA SATUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

ii Ekonomi Internasional

ii Ekonomi Internasional Pendahuluan ii Ekonomi Internasional Daftar Isi iii EKONOMI INTERNASIONAL Oleh : Lia Amalia Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2007 Hak Cipta 2007 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B. ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B. Outline Sejarah dan Latar Belakang Pembentukan AFTA Tujuan Strategis AFTA Anggota & Administrasi AFTA Peranan & Manfaat ASEAN-AFTA The

Lebih terperinci

BADAN-BADAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BADAN-BADAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BADAN-BADAN KERJA SAMA INTERNASIONAL Disusun oleh : Anisah (14101074) Nong Tatu Parida(14101055) Devi Aprilyani (14101102) Nurindah Lestari (14101077) Fani Munawaroh (14101079) Rosita Dewi (14101020) Grace

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan dapat dengan bebas bergerak ke setiap Negara di penjuru dunia. yang secara langsung berpengaruh

Lebih terperinci

Universitas Bina Darma

Universitas Bina Darma Mata Kuliah Kelas Hari/Tanggal Dosen Universitas Bina Darma Petunjuk mengerjakan soal: Tulislah Nama, NIM dan Kelas. ( Berdoa dahulu sebelum mengerjakan soal ) Kerjakan di KERTAS A. PILIHAN GANDA 1. Perdagangan

Lebih terperinci

Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN)

Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) A. Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) 1. Lahirnya ASEAN (Association of South East Asian Nations) Kerja sama antarbangsa dalam satu kawasan perlu dijalin. Hal itu sangat membantu kelancaran

Lebih terperinci

BISNIS INTERNASIONAL. By Nina Triolita, SE, MM. Pertemuan ke 14 Pengantar Bisnis

BISNIS INTERNASIONAL. By Nina Triolita, SE, MM. Pertemuan ke 14 Pengantar Bisnis BISNIS INTERNASIONAL By Nina Triolita, SE, MM. Pertemuan ke 14 Pengantar Bisnis BISNIS INTERNATIONAL Kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Kegiatan : Perdagangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat perhatian lebih dari seluruh dunia sebagai sumber perekonomian dan devisa negara. Industri pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN

TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN 2010-2015 No 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Destination Country 1 Malaysia 1.807 1.320 1.178 804 1.334

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Maret 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap

Lebih terperinci

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5 Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5 1 PENGERTIAN GLOBALISASI Globalisasi: Perekonomian dunia yang menjadi sistem tunggal yang saling bergantung satu dengan yang lainnya Beberapa kekuatan yang digabungkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1 Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1 Pengertian Globalisasi Globalisasi: Perekonomian dunia yang menjadi sistem tunggal yang saling bergantung satu dengan yang lainnya Beberapa kekuatan yang digabungkan menyulut

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 123/PMK.04/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 123/PMK.04/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 123/PMK.04/2011 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT BELAS ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 89/KMK.04/2002 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-03.GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.133, 2015 HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Desember 2014, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi tidak hanya berelasi dengan bidang ekonomi, tetapi juga di lingkungan politik, sosial, dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia

Lebih terperinci

PAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

PAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com PAJAK INTERNASIONAL Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Latar Belakang Perkembangan transaksi perdagangan barang dan jasa lintas negara Pemberlakukan hukum pajak di masing-masing negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara yang terletak di kawasan ini memiliki sebuah perhimpunan yang disebut dengan ASEAN (Assosiation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja sama merupakan upaya yang dilakukan oleh perseorangan, kelompok maupun negara untuk mencapai kepentingan bersama. Lewat bekerjasama, tentu saja seseorang, kelompok

Lebih terperinci

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Modul ke: ORGANIZATION THEORY AND DESIGN LINGKUNGAN ORGANISASI & DESAIN Fakultas Pascasarjana Dr. Mochammad Mukti Ali, ST., MM. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Mata Kuliah OTD Daftar

Lebih terperinci

Meningkatnya Impor Barang Modal Dukung Industri dan Adanya Peningkatan Ekspor ke Pasar Nontradisional

Meningkatnya Impor Barang Modal Dukung Industri dan Adanya Peningkatan Ekspor ke Pasar Nontradisional SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Meningkatnya Impor Modal Dukung Industri dan Adanya Peningkatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah

PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah tumbuh dengan pesat dan memainkan peranan penting dan strategis dalam perekonomian global. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Keadaan sumber daya alam yang melimpah inilah yang menjadi keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia terutama negara berkembang, tak terkecuali negara-negara ASEAN. Dalam mengupayakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang

Lebih terperinci

Susu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan

Susu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan Susu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan Oleh : Feryanto W. K. Sub sektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian serta bagi perekonomian nasional pada

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia. BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PMK.010/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 157 /PMK.010/2015 TENTANG PELAKSANMN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai terbentuk ditandai dengan berbagai peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013 KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam. perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam. perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan internasional, kebutuhan suatu

Lebih terperinci

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang teori perdagangan

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016 Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest

Lebih terperinci

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan Judul Nama : Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan NIM : 1306105127 Abstrak Integrasi ekonomi merupakan hal penting yang perlu

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA TUGAS MAKALAH KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA Oleh : IRFAN NUR DIANSYAH (121116014) PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NIAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2011 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh ditemukan sekitar tahun 2700 SM di Cina. Seiring berjalannya waktu, teh saat ini telah ditanam di berbagai negara, dengan variasi rasa dan aroma yang beragam. Menurut

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN NEGARA MAJU DAN

PENGEMBANGAN NEGARA MAJU DAN PENGEMBANGAN NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG www.bimbinganalumniui.com 1. Indikator penggolongan negara-negara dikategorikan sebagai negara maju atau berkembang berbeda-beda karena... (1) Dasar kualifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI/CONTENTS DAFTAR GRAFIK/LIST OF FIGURE DAFTAR TABEL/LIST OF TABLE I. Tabel-1 Table-1 KEDATANGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA MENURUT

Lebih terperinci

Uraian Diskusi Keadilan Ekonomi IGJ Edisi April/I/2018

Uraian Diskusi Keadilan Ekonomi IGJ Edisi April/I/2018 Uraian Diskusi Keadilan Ekonomi IGJ Edisi April/I/2018 Genderang perang dagang yang ditabuh oleh Amerika Serikat (AS) meresahkan banyak pihak. Hal ini akibat kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang membatasi

Lebih terperinci

EKONOMI INTERNASIONAL

EKONOMI INTERNASIONAL URAIAN MATERI ampir H EKONOMI INTERNASIONAL tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak melakukan hubungan perdagangan internasional. Hubungan ekonomi internasional dapat berupa perdagangan, investasi,

Lebih terperinci

BENTUK KERJA SAMA ASEAN

BENTUK KERJA SAMA ASEAN BENTUK KERJA SAMA ASEAN Hubungan kerja sama negara-negara anggota ASEAN dilakukan di berbagai bidang, antara lain dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan lainlain. Hubungan kerja sama ini

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA Triwulan I Tahun 2018 Jakarta, 30 April 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - RI DAFTAR ISI I. TRIWULAN I 2018: Dibanding Tahun 2017 II. TRIWULAN I 2018: Sektor,

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG DI PASAR GLOBAL. Pokok Bahasan

ANALISIS PELUANG DI PASAR GLOBAL. Pokok Bahasan ANALISIS PELUANG DI PASAR GLOBAL Pokok Bahasan Pasar dan Pembeli Global, dengan Bahasan : Kerjasana Ekonomi dan Pengaturan Perdagangan, Kejasama Ekonomi Regional, Karakteristik Pasar Regional, Pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jasa telah menjadi bagian yang cukup dominan pengaruhnya di dalam kehidupan kita sehari-hari. Jasa transportasi, jasa pendidikan, jasa reparasi,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu

Lebih terperinci

Sessi. Dosen Pembina:

Sessi. Dosen Pembina: Sessi Lingkungan Perdagangan Internasional yang Dinamis Dosen Pembina: Mumuh Mulyana Mubarak, SE. http://moebarak.wordpress.com Dengan Ekonomi Global Tercipta Pasar Dunia yang Kompetitif Terbentuk Pasar-pasar

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Lembaga Keuangan Internasional

STIE DEWANTARA Lembaga Keuangan Internasional Lembaga Keuangan Internasional Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 9 Asian Development Bank Didirikan pada tahun 1966 yang didasari oleh adanya kebutuhan bantuan keuangan bagi negara-negara Asia untuk kepentingan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.217, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya 177 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya tentang Kebijakan Pemerintah Orde Baru dalam Privatisasi BUMN Ditinjau dari Peranan IMF Antara Tahun 1967-1998.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017 Invest in remarkable indonesia indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in Invest

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

SEKULERISASI EKONOMI PASAR BEBAS

SEKULERISASI EKONOMI PASAR BEBAS SEKULERISASI EKONOMI PASAR BEBAS Salah satu agenda serangan peradaban Kapitalisme AS dan Barat untuk menjadikan ideologi Kapitalisme sebagai agama seluruh manusia termasuk kaum muslimin, adalah slogan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL. Tujuan Kebijakan Perdagangan Internasional

BAB IV KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL. Tujuan Kebijakan Perdagangan Internasional BAB IV KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL Kebijakan perdagangan internasional diartikan sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dijalankan suatu negara, baik secara langsung maupun tidak langsung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci