BAB V KESIMPULAN. dan memiliki wilayah kekuasaannya sendiri-sendiri. Para pangeran yang tinggal di
|
|
- Ratna Lesmana
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KESIMPULAN Dalem Kepangeranan dibangun tidak hanya sebagai sebuah rumah bagi para pangeran, tetapi juga mengandung unsur politik, sosial dan filosofi. Sebelum masa pemerintahan Sunan Paku Buwana IV, para pangeran tinggal di luar keraton dan memiliki wilayah kekuasaannya sendiri-sendiri. Para pangeran yang tinggal di luar keraton berpotensi melakukan kudeta terhadap penguasa jika mereka memiliki pengikut dan kekuatan yang cukup. Untuk mencegah kudeta, pada masa Sunan Paku Buwana IV para pangeran diberi rumah di wilayah keraton atau kuthanagara. Selain politik, Dalem Kepangeranan merupakan perlambang dari gaya hidup dan stratifikasi sosial dari kaum bangsawan sebagai golongan yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan raja. Para bangsawan Jawa menunjukkan kebesarannya melalui gelar nama sesuai tingkat kebangsawanannya, cara berbusana, tata cara bersosialisasi, penggunan bahasa untuk berkomunikasi, dan tempat tinggalnya. Sebagai kediaman dari bangsawan, Dalem Kepangeranan dibangun dengan aturan-aturan tertentu yang membedakannya dengan rumah rakyat biasa untuk menunjukkan status kebangsawanan. Dalem Kepangeranan dibangun dengan meniru tata bangunan keraton dengan bentuk yang lebih kecil. Dalam segi kepemilikan, Dalem Kepangeranan diatur oleh tata cara tradisional. Sesuai namanya, pemilik Dalem Kepangeranan adalah pangeran dan tidak semua orang berhak memiliki dan mendiaminya. Raja memiliki kendali besar atas kepemilikan Dalem Kepangeranan di dalam Baluwarti, karena berdiri di 114
2 115 atas tanah raja. Raja yang berkuasa berhak memberikan atau mengambil Dalem Kepangeranan untuk diberikan kepada pada para pangeran atau bangsawan. Dalem Kepangeranan berdiri di luar Baluwarti berdiri di atas tanah milik pangeran sendiri, sehingga hak milik dimiliki pangeran sepenuhnya. Dalam perjalanan waktu, Dalem Kepangeranan mengalami perubahan kepemilikan. Kepemilikan Dalem Kepangeranan didapat dengan cara diwariskan, hasil pemberian raja, atau pertukaran dalem antar pangeran yang disertai ganti rugi. Contoh perubahan kepemilikan Dalem Kepangeranan dengan cara diwariskan kepada keturunannya adalah Dalem Purwadiningratan. Dalem Purwadiningratan berdiri pada tahun Pada mulanya dalem tersebut berfungsi sebagai kantor pemerintahan keraton sementara. Dalem tersebut diserahkan kepada G.K.R. Pembayun, putri Sunan Paku Buwana IV dan menjadi kediamannya serta keturunannya. Pemilik terakhir Dalem Purwadiningratan adalah K.R.M.T.H. Purwadiningrat VI, buyut G.K.R. Pembayun, yang mendiami hingga tahun Kepemilikan Dalem Kepangeranan yang didapat dari hasil pemberian raja antara lain Dalem Suryahamijayan dan Dalem Sasana Mulya. Dalem Suryahamijayan berdiri pada tahun 1810, dibangun sebagai kediaman K.G.P.A. Purbaya, putra Sunan Paku Buwana IV. K.G.P.A. Purbaya mendiami dalem tersebut hingga tahun 1830, ketika beliau diangkat menjadi Sunan Paku Buwana VII. Sejak saat itu dalem dibiarkan kosong hingga kemudian diberikan kepada G.P.H. Suryahamijaya, putra Sunan Paku Buwana X, dan menjadi kediaman G.P.H. Suryahamijaya hingga tahun Dalem Sasana Mulya atau Dalem
3 116 Ngabean dibangun pada tahun 1811 sebagai kediaman oleh K.G.P.Ad. Hangabehi, putra Sunan Paku Buwana IV hingga tahun Dalem Ngabean kemudian diberikan kepada K.G.P.H. Hangabehi, putra Sunan Paku Buwana X yang mendiami Dalem Ngabean hingga tahun 1939, kemudian diubah menjadi tempat acara keluarga keraton dan oleh Sunan Paku Buwana XII diberi nama Dalem Sasana Mulya. Perubahan kepemilikan Dalem Kepangeranan yang didapat dari pertukaran dalem antar pangeran adalah Dalem Jayakusuman, salah satu Dalem Kepangeranan yang dibangun di luar tembok Baluwarti. Dibangun pada tahun 1849, awalnya dihuni oleh G.P.H. Surya Brata, putra Sunan Paku Buwana X, kemudian dalem diberikan kepada G.P.H. Jayaningrat, menantu Sunan Paku Buwana IX, dan G.P.H. Surya Brata mendapatkan Dalem Suryabratan. Dalem kemudian diberikan kepada K.G.P.H. Mr. Jayakusuma, putra Sunan Paku Buwana X. K.G.P.H. Mr. Jayakusuman mendiami Dalem Jayakusuman hingga dijual pada tahun Perubahan kepemilikan Dalem Kepangeranan yang silih berganti menyebabkan perubahan bentuk bangunan. Dalem Kepangeranan yang awalnya dibangun dengan bahan bangunan mayoritas kayu, mulai menggunakan bahan bangunan dari semen. Pada awal abad ke-20, bangunan Dalem Purwadiningratan, Dalem Suryahamijayan, dan Dalem Sasana Mulya diperluas dengan mendirikan bangunan berarsitektur Eropa, seperti paviliun dan lojen, yang berfungsi sebagai kamar bagi tamu dan kantor. Halaman belakang yang awalnya digunakan untuk menanam tanaman sayuran dan buah-buahan, diubah menjadi taman model Eropa,
4 117 dengan patung dan air mancur, seperti yang terjadi Dalem Purwadiningratan dan Dalem Jayakusuman. Setelah pangeran pemilik sah Dalem Kepangeranan meninggal, bangunan Dalem Kepangeranan diwariskan atau diambil alih oleh keraton. Beberapa ahli waris tidak sanggup mempertahankan Dalem Kepangeranan karena masalah ekonomi, pembagian warisan, atau perawatan bangunan akhirnya memilih menjual Dalem Kepangeranan. Setelah Dalem Kepangeranan diserahkan kepada ahli waris atau dijual kepada pihak lain, terjadi perubahan bentuk bangunan yang disesuaikan dengan kebutuhan pemilik. Perubahan bentuk bangunan meliputi bentuk atap, ruang, lantai, dan bangunan baru untuk memenuhi kebutuhan pemilik, yang dibangun secara asal-asalan tanpa memperhatikan nilai historis arsitektur Dalem Kepangeranan, seperti yang terjadi pada Dalem Jayakusuman. Perubahan kepemilikan Dalem Kepangeranan yang dijual kepada pihak luar terkadang menimbulkan konflik antara pemilik baru yang sudah punya sertifikat dengan pihak keraton yang merasa sebagai pemilik sah tanah dan bangunan, seperti yang terjadi pada Dalem Suryahamijayan. Akibat konflik saling klaim, beberapa Dalem Kepangeranan menjadi tidak terurus dan mangkrak, karena kepemilikan yang tidak jelas atau kepemilikan ganda. Perubahan juga terjadi pada fungsi bangunan Dalem Kepangeranan. Bagian Dalem Kepangeranan yang berubah antara lain adalah pendapa, lojen, dan paviliun. Pendapa Dalem Kepangeranan digunakan untuk perkantoran dan sekolah, seperti yang terjadi di Dalem Purwadiningratan dan Dalem Suryahamijayan, bahkan menjadi penjara seperti yang terjadi di Dalem Sasana
5 118 Mulya. Fungsi lojen dan paviliun yang awalnya sebagai kantor dan ruang tamu, berubah menjadi tempat tinggal. Kebutuhan pemilik akan tempat tinggal, akhirnya mengubah fungsi dan bentuk bangunan Dalem Kepangeranan, seperti yang terjadi Dalem Purwadiningratan yang dihuni 20 keluarga trah Purwadiningrat. Dalem Kepangeranan di Surakarta telah mengalami banyak perubahan, baik dalam hal kepemilikan atau fungsi dan nilai bangunan. Perubahan kepemilikan disebabkan karena kehendak dari penguasa atau karena Dalem Kepangeranan dijual atau dikontrakan. Perubahan fungsi Dalem Kepangeranan disebabkan karena faktor kebutuhan akan tempat tinggal dan ekonomi, sehingga sebagian Dalem Kepangarenan mengalami perubahan bentuk bangunan, seperti perubahan komponen bangunan dan bahan bangunan. Ketika bentuk dan fungsi bangunan Dalem Kepangeranan berubah, maka nilai yang terkandung pada bangunan mengalami pergeseran, dari rumah bangsawan keturunan raja menjadi rumah biasa.
6 DAFTAR PUSTAKA Arsip Kalenggahipun Para Sentana Tuwin Abdi Dalem Jamanipun Ingkang Sinuhun Paku Buwana VII ( ). Reksa Pustaka Mangkunegaran, No. B 277 Keppres No.23 Tahun 1988 Tentang Status Pengelolaan Keraton Kasunanan Surakarta Padmasoesastra Sejarah Dalem Pangiwa lan Panengen. Semarang: Van Dorp Rijksblad no. 9 Tahun 1938 Rijksblad no. 10 Tahun 1938 Sajid, R.M Babad Sala. Reksa Pustaka Mangkunegaran. Buku Darsiti Soeratman Kehidupan Dunia Keraton Surakarta Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia Dwi Ratna Nurhajarini. et.al Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta. Jakarta: Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan Florida, Nancy K Javanese Literature in Surakarta Manuscripts Volume 1. Itacha, New York: Southeast Asia Program Cornell University Heins, Marleen. Ed Karaton Surakarta. Singapura: Marshall Cavendish Editions. Krisnina Maharani Tandjung Rumah Solo. Singapura: Times Editions. Larson, George D Masa Menjelang Revolusi: Kraton dan Kehidupan Politik di Surakarta Yogyakarta: Gadjah Mada University Press 119
7 120 Pakempalan Pengarang Serat ing Mangkunegaran Babad K.G.P.A.A. Mangkunagara I. Surakarta: Yayasan Mangadeg Puspaningrat, K.P.H. S Putra Putri Dalem Karaton Surakarta. Sukoharjo: CV. Cendrawasih Sartono Kartodirdjo Perkembangan Peradaban Priyayi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sidharta dan Eko Budihardjo Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Surakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Titis Srimuda Pitana Dekonstruksi Makna Simbolik Arsitektur Keraton Surakarta. Purwokerto: STAIN Press. Wibowo, H.J. et.al Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jurnal Joko Budiwiyanto. Perpaduan Jawa-Eropa Keartistikan Dalem Wuryaningratan. Acintya Jurnal Penelitian Seni Budaya, Vol I, No 1. Juni Sulistyono, IF Bambang. Interpretasi Budaya Simbol Ndalem Kepangeranan Keraton Kasunanan Surakarta. Etnografi Jurnal Penelitian Budaya Etnik, Vol XII, No Sutjipto, F.A. Struktur Birokrasi Mataram. Bacaan Sejarah Seri Sejarah Indonesia, No. 1. Mei 1978.
8 121 Purnomo et.al. Interior Dalem Sasana Mulyo dan Purwodiningratan Surakarta Dikaji dalam Konteks Konservasi. Pendhapa, Vol 1, No Majalah Luthfi Widagdo Eddyono Pangeran Soerjahamidjaja Penggagas Nama Indonesia menjadi Nusantara. Konstitusi, No. 91. September 2014 Tesis Sulistyono, I.F. Bambang Makna Simbolis Rumah Pangeran Keraton Kasunanan Surakarta Dalam Komplek Baluwarti. Semarang: Program Pasca Sarjana Magister Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro. Makalah Seminar Draft Penyusunan DED Lingkungan Ndalem Joyokusuman Tahun Anggaran Semarang: PT. Patra Padma Situs Internet (diakses pada 21 Juni 2016, pukul 22:38) (diakses pada 27 Agustus 2016, pukul 14.56) (diakses pada 7 Juni 2016, pukul 12.01) (diakses 20 September 2016 pukul 11:29) (diakses pada 11 Juni 2016 pukul 13.20) (diakses pada 12 Juni 2016 pukul 13.35)
9 122 (diakses pada 7 Juni 2016 pukul 08.52) tahun-penjara (diakses pada 14 Juli 2016, pukul 20.32) (diakses pada 14 Juli 2016, pukul 21.06)
10 DAFTAR NARASUMBER 1. Nama :K.R.Ay. Natakusuma Usia :80 tahun Status :Cucu tertua K.R.M.T.H. Purwadiningrat VI Alamat :Dalem Purwadiningratan, Baluwarti, Pasar Kliwon, Surakarta 2. Nama :K.P.H. Brotoadiningrat Usia :75 tahun Status :Cucu Sunan Paku Buwana X, Pengageng Kusuma Wandawa Keraton Surakarta Hadiningrat Alamat :Perum Wonorejo, Jl Dahlia V No. 3, Mojosongo, Surakarta 3. Nama :G.P.H. Dipakusuma Usia :55 tahun Status :Anak Sunan Paku Buwana XII Alamat :Dalem Sasana Mulya, Baluwarti, Pasar Kliwon, Surakarta 4. Nama :Suratman Usia :60 tahun Status :Magersari di Dalem Suryahamijayan Alamat :Dalem Suryahamijayan, Baluwarti, Pasar Kliwon, Surakarta 123
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah menggambarkan kepribadian, gaya hidup, simbolisme, dan status sosial dari pemiliknya. Karakteristik rumah dapat dilihat dari arsitektur, fungsi, ruangan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat yang mendiami daerah tertentu mempunyai suku dan adat istiadat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan keanekaragaman kebudayaan yang akan menjadi modal dasar sebagai landasan pengembangan
Lebih terperinciBAB II LATAR BELAKANG BERDIRINYA DALEM KEPANGERANAN DI SURAKARTA. Oleh karena itu, keluarganya atau golongan bangsawan dianggap sebagai
BAB II LATAR BELAKANG BERDIRINYA DALEM KEPANGERANAN DI SURAKARTA Keraton Kasunanan Surakarta merupakan kerajaan tradisional Jawa penerus Dinasti Mataram Islam yang berdiri tahun 1745. Dalam budaya Jawa,
Lebih terperinciSEJARAH DALEM KEPANGERANAN DI SURAKARTA PADA TAHUN 1805 HINGGA 2007
SEJARAH DALEM KEPANGERANAN DI SURAKARTA PADA TAHUN 1805 HINGGA 2007 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Lebih terperinciSTUDI PERKEMBANGAN DAN PELESTARIAN KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 33, No. 1, Desember 2005: 112-124 STUDI PERKEMBANGAN DAN PELESTARIAN KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA Nurul Sri Hardiyanti Alumnus Program Studi Perencanaan Wilayah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Deskripsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi Untuk mendapatkan gambaran tentang pengertian judul DP3A Revitalisasi Kompleks Kavallerie Sebagai Hotel Heritage di Pura Mangkunegaran Surakarta yang mempunyai arti sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Historiografi komunitas seniman-priyayi Kemlayan adalah. kekuasaan Jawa, baik Keraton Kasunanan maupun pemerintah Republik
BAB VI KESIMPULAN Historiografi komunitas seniman-priyayi Kemlayan adalah historiografi komunitas yang terhempas dalam panggung sejarah kekuasaan Jawa, baik Keraton Kasunanan maupun pemerintah Republik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi
16 III. METODE PENELITIAN A. Metode yang Digunakan 1. Metode Deskriptif Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tentu memerlukan tanah, bahkan bukan hanya dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah sangat erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia. Setiap orang tentu memerlukan tanah, bahkan bukan hanya dalam kehidupannya, untuk mati pun manusia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara,
8 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Tradisi Tradisi (bahasa latin traditio diteruskan ) atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Keraton Kasunanan Surakarta, yang beralamat Jl. Mangkubumen Sasono Mulyo Solo Kota / Pasar Kliwon.
Lebih terperinciBAB IV KERATON SURAKARTA PASCA KONFLIK. Tedjowulan yaitu antara lain terlihat berkurangnya jumlah abdi dalem yang
BAB IV KERATON SURAKARTA PASCA KONFLIK A. Dampak Konflik Terhadap Keraton Surakarta Adapun dampak konflik antara KGPH Hangabehi dengan KGPH Tedjowulan yaitu antara lain terlihat berkurangnya jumlah abdi
Lebih terperinciBAB II ISI SERAT ABDI DALEM KERATON
7 BAB II ISI SERAT ABDI DALEM KERATON 2.1 Deskripsi Serat Abdi Dalem Keraton Serat Abdi Dalem Keraton terdapat di Ruang Naskah Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,. Dengan kode naskah UK.14,
Lebih terperinciPERANSERTA STAKEHOLDER DALAM REVITALISASI KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: YANTHI LYDIA INDRAWATI L2D
PERANSERTA STAKEHOLDER DALAM REVITALISASI KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA TUGAS AKHIR Oleh: YANTHI LYDIA INDRAWATI L2D 003 381 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi Astana Mangadeg terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astana Mangadeg merupakan makam keturunan Kerajaan Mangkunegaran. Posisi Astana Mangadeg terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa Girilayu Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keraton berasal dari kata rat mendapat awalan ka atau ke dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keraton berasal dari kata rat mendapat awalan ka atau ke dan akhiran an mempunyai arti tempat tinggal ratu 1, pusat pemerintahan ratu, atau ibu kota kerajaan. Sedangkan
Lebih terperinciSimposium Nasional RAPI XV 2016 FT UMS
NILAI-NILAI TRADISI DAN BUDAYA KERATON SEBAGAI ELEMEN PEMBENTUK STRUKTUR RUANG PERMUKIMAN BALUWARTI SURAKARTA YANG DIBANGUN PADA MASA PAKU BUWANA III (1749-1788M) Tri Hartanto1,3, Tony Atyanto Dharoko1
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. A. Arsip, Laporan dan Terbitan Resmi Pemerintah Kotamadya Yogyakarta Dalam Angka Kantor Statistik Kotamadya Yogyakarta, 1981.
117 DAFTAR PUSTAKA A. Arsip, Laporan dan Terbitan Resmi Pemerintah Kotamadya Yogyakarta Dalam Angka 1980. Kantor Statistik Kotamadya Yogyakarta, 1981. Kotamadya Yogyakarta Dalam Angka 1981. Kantor Statistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah keberadaan kota Surakarta tidak bisa terlepas adanya keraton Surakarta yang secara proses tidak dapat terlepas pula dari kerajaan pendahulunya yakni
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI
BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI VII. 1. Kesimpulan Penelitian proses terjadinya transformasi arsitektural dari kampung kota menjadi kampung wisata ini bertujuan untuk membangun teori atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II pada tahun 1744 sebagai
Lebih terperinciOPTIMISME MASA DEPAN ABDI DALEM KERATON KASUNANAN SURAKARTA
OPTIMISME MASA DEPAN ABDI DALEM KERATON KASUNANAN SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: HERJUNO WIKANDARU F. 100 060 021 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Budaya Lanskap budaya merupakan hasil interaksi antara manusia dan alam dari waktu ke waktu (Plachter dan
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Budaya Lanskap budaya merupakan hasil interaksi antara manusia dan alam dari waktu ke waktu (Plachter dan Rossler, 1995). Lanskap budaya pada beberapa negara di dunia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sragen Convention Centre. : Kabupaten yang berada di bagian Timur Provinsi Jawa Tengah. (id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_sragen)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sragen Convention Centre Untuk menjabarkan mengenai pengertian judul di atas maka kalimat judul dapat diuraikan berdasarkan pengertian dari kamus besar bahasa indonesia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Mangkubumi, yang terdiri dari Pangeran Mangkubumi, Pangeran Wijil, Pangeran
BAB V KESIMPULAN Pakualaman terbentuk dari adanya perjanjian Giyanti antara pihak Mataram yang diwakili oleh Sunan Pakubuwana III dengan kelompok Pangeran Mangkubumi, yang terdiri dari Pangeran Mangkubumi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai kota batik dengan julukan keindahan Asia yang tiada akhir pernah menjadi destinasi dunia yang harus dikunjungi menurut New York
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para anggota persekutuan hukum berhak untuk mengambil hasil tumbuhtumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada garis besarnya pada masyarakat hukum adat terdapat 2 (dua) jenis hak atas tanah yaitu hak perseorangan dan hak persekutuan hukum atas tanah. Para anggota
Lebih terperinciBatik Larangan Penguasa Mataram
Batik Larangan Penguasa Mataram Solichul HA. Bakri dari berbagai sumber Latarangan Pangangggo-Rijksblad van Djokjakarta Undang-Undang Karaton Yogyakarta Tahun 1927... Abdi Ningsun kang kasebut ing nduwur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangannya Keraton Kasunanan lebih dikenal daripada Keraton
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Kota Solo adalah kota yang memiliki dua kerajaan, yaitu Keraton Kasunanan dan Keraton Mangkunegaran. Keraton
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat berbagai macam hak-hak atas tanah di atas Tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keraton Yogyakarta menginginkan seluruh tanah Sultan Ground dapat
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keraton Yogyakarta menginginkan seluruh tanah Sultan Ground dapat berstatus hak milik, yang diatur dalam sebuah undang-undang sehingga akan lebih memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Robert Sharer dan Wendy Ashmore mengartikan arkeologi sebagai ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Robert Sharer dan Wendy Ashmore mengartikan arkeologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat dan budaya masa lampau melalui tinggalan materialnya. Arkeologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filologi merupakan suatu pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan (Baroroh-Baried,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam pemerintahan. Seperti yang terdapat pada kerajaan-kerajaan di Indonesia yang hingga saat ini
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA ABDI DALEM. (Studi Kasus di Astana Mangadeg Matesih Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI
IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA ABDI DALEM (Studi Kasus di Astana Mangadeg Matesih Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-I Progam Studi
Lebih terperinciBab II Gambaran Umum Kota Surakarta
Bab II Gambaran Umum Kota Surakarta Luas wilayah Kota Surakarta 44,04 km 2 dan terletak di Propinsi Jawa Tengah (central java) yang terdiri ata satu) kelurahan, 606 (enam ratus enam) Rukun Warga (RW) serta
Lebih terperinciGambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari kratonpedia.com
BATIK oleh : Herry Lisbijanto Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis nilai..., Yesy Wahyuning Tyas, FIB UI, 2009
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia-manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat (Koentjaraningrat, 1990: 180). Selama
Lebih terperinciKajian Akademik Daerah Istimewa Surakarta
Kajian Akademik Daerah Istimewa Surakarta Latar Belakang Masalah Berdasarkan pasal 18 UUD 1945 yang disusun oleh BPUPKI dan disahkan PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 dinyatakan Pembagian daerah Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh beberapa peneliti dalam berbagai aspek. Darsiti Soeratman, seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa kajian mengenai sejarah Solo pada abad XX pernah dilakukan oleh beberapa peneliti dalam berbagai aspek. Darsiti Soeratman, seorang akademisi Universitas Gadjah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 ( balai pustaka Kamus Bahasa Indonesia 1988 ) 2 Ibid 3 Ibid
BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Pengertian judul : MUSEUM MUSIK TRADISONAL JAWA TENGAH DI BENTENG VASTENBURG SURAKARTA adalah sebagai berikut : Museum : Gedung yang digunakan sebagai tempat untuk
Lebih terperinciBlangkon gaya Yogyakarta ditinjau dari bentuk motif dan makna simbolisnya
Blangkon gaya Yogyakarta ditinjau dari bentuk motif dan makna simbolisnya Oleh Sarimo NIM: K3201008 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan peradaban bangsa Indonesia telah berlangsung dalam kurun
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Simpulan. 1. Sêrat Srutjar merupakan naskah jamak. Ditemukan tiga buah naskah yang
373 BAB IV PENUTUP Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, maka akhir penelitian ini dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Simpulan 1. Sêrat Srutjar merupakan naskah jamak. Ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan
Lebih terperinciPOLA STRUKTUR KOTA SURAKARTA DALAM LINGKUP PENGARUH PEMBANGUNAN MASJID AGUNG PADA MASA KERAJAAN MATARAM ISLAM
POLA STRUKTUR KOTA SURAKARTA DALAM LINGKUP PENGARUH PEMBANGUNAN MASJID AGUNG PADA MASA KERAJAAN MATARAM ISLAM Junianto Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang Jl.Puncak Jaya 28, Malang
Lebih terperinciTugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V
Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V Buyung Hady Saputra 0551010032 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN SURABAYA 2011 Rumah Adat Joglo 1. Rumah Joglo Merupakan rumah
Lebih terperinciBAB III PENGEMBANGAN POTENSI KAMPUNG KEMLAYAN. A. Potensi Kampung Kemlayan
BAB III PENGEMBANGAN POTENSI KAMPUNG KEMLAYAN A. Potensi Kampung Kemlayan Kampung Kemlayan merupakan kampung kuno yang masih terdapat bangunan kuno dengan arsitektur Jawa Belanda, selain itu di Kampung
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN. Politik kebudayaan Jawa Surakarta pascaproklamasi. kemerdekaan Indonesia dapat dipahami dalam dua hal, yaitu
495 BAB VI SIMPULAN Politik kebudayaan Jawa Surakarta pascaproklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dipahami dalam dua hal, yaitu revivalisme kebudayaan Jawa Surakarta dan upaya untuk menjadikan Surakarta
Lebih terperinciSTUDI PARTISIPASI PEDAGANG DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI DALAM REVITALISASI KAWASAN ALUN-ALUN SURAKARTA TUGAS AKHIR
STUDI PARTISIPASI PEDAGANG DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI DALAM REVITALISASI KAWASAN ALUN-ALUN SURAKARTA TUGAS AKHIR Oleh : ADIB SURYAWAN ADHIATMA L2D 000 394 JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH
Lebih terperincimodernisasai kebudayaan Barat di Magelang awal abad XX, kemudian
BAB V KESIMPULAN Pada bagian kesimpulan ini ada beberapa catatan penting yang harus dipertegas kembali, yakni kehidupan sosial, ekonomi, dan kebudayaan yaitu modernisasai kebudayaan Barat di Magelang awal
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. PROFIL SOLOPOS 1. Sejarah SOLOPOS PT. Aksara SOLOPOS adalah sebuah perusahaan penerbitan yang berkantor di Griya SOLOPOS Jl. Adisucipto 190 Solo yang menerbitkan Surat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN AREA STUDI
BAB II TINJAUAN AREA STUDI Dalam bagian ini akan diuraikan gambaran tentang kota Yogyakarta dan kampung kota sebagai lokasi obyek penelitian. Dengan tujuan untuk memberikan karakteristik latar belakang
Lebih terperinciKawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN
Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C0199012 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana manusia dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari Hasil Penelitian yang telah diuraikan dimuka, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Keraton Kasunanan Surakarta mulai dibangun pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan pola tingkah laku yang dipelajari dan disampaikan dari satu generasi ke genarasi berikutnya karena kebudayaan merupakan proses belajar dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Hukum Waris di Lingkungan Keraton
C. Alat dan Cara Pengumpulan Data... 86 D. Jalannya Penelitian... 86 E. Analisis Data... 88 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 89 A. Pelaksanaan Hukum Waris di Lingkungan Keraton Yogyakarta pada
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Hasil Pertemuan Kekeluargaan Alawiyyin, 11 September Surakarta : YPID, 1980
DAFTAR PUSTAKA Arsip dan Dokumen Hasil Pertemuan Kekeluargaan Alawiyyin, 11 September 1980. Surakarta : YPID, 1980 Hasil Kesepakatan Deklarasi YPID Surakarta, 26 Maret 2005. Surakarta : YPID, 2006 pelajaran
Lebih terperinciBAB III PROSES BERLANGSUNGNYA KONFLIK. tahta sebab beliau adalah putera mahkota. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
BAB III PROSES BERLANGSUNGNYA KONFLIK A. Hangabehi Putera tertua Paku Buwana XII yaitu KGPH Hangabehi merupakan salah satu pangeran yang disebut-sebut memiliki peluang besar untuk menjadi pewaris tahta
Lebih terperinci14 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No
14 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-9292 TIPOLOGI RUANG RUMAH ABDI DALEM DI KAMPUNG KEMLAYAN SURAKARTA Oleh : Teddy Hartawan Dosen pada Fakultas Teknik Universitas Nusa Tenggara Barat Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta, Indonesia, dikenal sebagai bangunan bersejarah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia, dikenal sebagai bangunan bersejarah yang merupakan istana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerugian harta benda dan dampak psikologis (IDEP, 2007)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam maupun
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. tersebut menuntut seluruh rakyat dari berbagai komponen untuk mempertahankan
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil peristiwa diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Indonesia yang muncul sebagai negara baru dengan diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, harus memenuhi
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP. c) Fasilitas pendukung di hotel (event-event pendukung/pengisi kegiatan kesenian di hotel)
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Menitikberatkan HERITAGE sebagai acuan dasar konsep perancangan agar menjadi pertimbangan dalam perencanaan dan wujud produknya, meliputi antara lain: a) Aspek arsitektural
Lebih terperinciSILABUS. I. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas mengenai perkembangan kebudayaan di nusantara pada periode Hindu-Budha.
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI FRM/FISE/46-01 12 Januari 2009 SILABUS Fakultas : Ilmu Sosial Ekonomi Jurusan/Program Studi : Pendidikan Sejarah/Ilmu Sejarah Mata Kuliah
Lebih terperinciV. PENUTUP SIMPULAN, FORMULASI, DAN REKOMENDASI
79 V. PENUTUP SIMPULAN, FORMULASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Etika kepemimpinan Jawa, merupakan ajaran-ajaran yang berupa nilainilai dan norma-norma yang bersumber dari kebudayaan Jawa tentang kepemimpinan,
Lebih terperinciKONFLIK RAJA KEMBAR KERATON SURAKARTA HADININGRAT ( ) SKRIPSI
KONFLIK RAJA KEMBAR KERATON SURAKARTA HADININGRAT (2004-2012) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciTitah Ingkang Sinuwon Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIII
(2006 2011 dan telah dilanjutkan perkhidmatan sehingga 2016) dilantik oleh DYMM Raja Surakarta Hadiningrat bagi tempoh 5 tahun yang akan tamat pada Jun 2016. Perlantikan Setiausaha Sulit Raja Surakarta
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI FRM/FISE/46-01 12 JANUARI 2009 SILABUS Fakultas : Ilmu Sosial dan Ekonomi Jurusan / Program Studi : Pendidikan Sejarah/ Pendidikan Sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki
Lebih terperinciSeiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebaya merupakan busana tradisional wanita masyarakat Indonesia dan sudah dikenal di mata Internasional, sehingga kebaya menjadi bagian utama bagi kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebudayaan dan gaya hidup Indis. Pada awal abad XX dalam kehidupan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjajahan Belanda pada kurun abad XVIII hingga abad XX tak hanya melahirkan kekerasan, tapi juga memicu proses pembentukan kebudayaan khas, yakni kebudayaan dan gaya
Lebih terperinci: Dhian Lestari H. S.Sn., M.Sn. & Putri Sekar H, S.Sn., M.A Hari Pertemuan/ Jam : Senin Tempat Pertemuan : G.3.2 D
Kontrak Perkuliahan Mata Kuliah : Interior Nusantara Kode MK/SKS : MKK 08109/ 4 Semester : I Program Studi : S1 Desain Interior Jurusan : Seni Rupa Pengampu : Dhian Lestari H. & Putri Sekar H, S.Sn., M.A
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciREKONSILIASI KERATON DALAM KONSTRUKSI MEDIA
REKONSILIASI KERATON DALAM KONSTRUKSI MEDIA (Studi Analisis Framing Pada Kasus Rekonsiliasi Keraton Kasunanan Surakarta Dalam Surat Kabar Solopos Edisi Bulan Mei Juni 2012) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciCiri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal
Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciPETA WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN MATARAM KUNO
95 96 Lampiran 1, Peta Wilayah Kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno PETA WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN MATARAM KUNO Sumber: I Wayan Badrika, Sejarah untuk Kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2006, hlm. 16. 97 Lampiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. utama sebagai tempat bernaung. Pada tahap selanjutnya, bangunan berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awalnya, manusia mendirikan bangunan untuk memenuhi fungsi utama sebagai tempat bernaung. Pada tahap selanjutnya, bangunan berfungsi melindungi manusia
Lebih terperinciBAB III IDENTIFIKASI DATA. A. House of Danar Hadi. House of Danar Hadi adalah sebuah kompleks wisata heritage terpadu
BAB III IDENTIFIKASI DATA A. House of Danar Hadi 1. Profil House of Danar Hadi adalah sebuah kompleks wisata heritage terpadu tentang batik yang terletak di kota Solo tepatnya di jalan utama Selamet Riyadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian judul : PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BATIK DI KAMPUNG KONSERVASI KAUMAN SURAKARTA adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Pengertian judul : PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BATIK DI KAMPUNG KONSERVASI KAUMAN SURAKARTA adalah sebagai berikut : Pengembangan Fasilitas Wisata Batik Kampung
Lebih terperinciGambar 1.2 Beberapa Spot di Kawasan Keraton Surakarta Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dinamis dari suatu kota dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dari berbagai bidang, diantaranya bidang ekonomi, politik, sosial, maupun budaya. Proses
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ahmad, Baharuddin, 2008, Hukum Perkawinan di Indonesia, Studi Historis Metodologi, Syari ah Press, Jambi.
DAFTAR PUSTAKA Buku: Ahmad, Baharuddin, 2008, Hukum Perkawinan di Indonesia, Studi Historis Metodologi, Syari ah Press, Jambi. Ali, Mohammad Chidir, Mashudi dan Achmad Samsudin, 1995, Pengertian- Pengertian
Lebih terperinciIAI Surakarta TRANSFORMASI IDENTITAS SUNGAI DULU, KINI, DAN NANTI SAYEMBARA DESAIN ARSITEKTUR
IAI Surakarta TRANSFORMASI IDENTITAS SUNGAI DULU, KINI, DAN NANTI SAYEMBARA DESAIN ARSITEKTUR A. LATAR BELAKANG Kota-kota pada jaman dahulu umumnya berkembang di kawasan-kawasan yang subur atau di daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR. Oleh : PRIMA AMALIA L2D
STUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR Oleh : PRIMA AMALIA L2D 001 450 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tata cara perolehan hak pinjam pakai atas sultan grond tahapannya. a. Mengajukan surat permohonan kepada Panitikismo
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tata cara perolehan hak pinjam pakai atas sultan grond tahapannya sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah Surakarta dan lebih tepatnya di lingkup Keraton Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada rentan
Lebih terperinciMELESTARIKAN WARISAN BUDAYA MELALUI PAGELARAN MANGKUNEGARAN PERFORMING ART 201
MELESTARIKAN WARISAN BUDAYA MELALUI PAGELARAN MANGKUNEGARAN PERFORMING ART 201 Saat ini, perkembangan teknologi dan informasi sudah sedemikian cepat, hal tersebut membawa dampak positif dan juga negatif.
Lebih terperinci2015 MANFAAT HASIL PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN SOLO PUTRI SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA SALON RIAS PENGANTIN
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi masyarakat Indonesia perkawinan dipandang sebagai peristiwa yang sakral, karena diharapkan hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Hal tersebut memotivasi calon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia terdiri dari berbagai daerah dan suku bangsa yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke, dan hampir di setiap daerah-daerah terdapat warisan hasil
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Sistem Pembinaan di Rumah Tahanan Klas 1 Surakarta pada tahun
BAB V KESIMPULAN Sistem Pembinaan di Rumah Tahanan Klas 1 Surakarta pada tahun 1978 1986 ini mengalami banyak sekali perubahan sistem. Pada awalnya Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini hanya bertugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di tengah masyarakat dan merupakan sistem yang tidak terpisahkan. Kesenian yang hidup dan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suku, agama, dan adat istiadat yang tak pernah luput dari Anugerah sang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman budaya, suku, agama, dan adat istiadat yang tak pernah luput dari Anugerah sang pencipta. Tak heran negara
Lebih terperinciESTETIKA BARANG KAGUNAN INTERIOR DALEM AGENG DI RUMAH KAPANGÉRANAN KERATON SURAKARTA DISERTASI
ESTETIKA BARANG KAGUNAN INTERIOR DALEM AGENG DI RUMAH KAPANGÉRANAN KERATON SURAKARTA DISERTASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Doktor Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi tempat
Lebih terperinciFUNGSI TARI BEDHAYA KETAWANG DI KERATON SURAKARTA DALAM KONTEKS JAMAN SEKARANG
FUNGSI TARI BEDHAYA KETAWANG DI KERATON SURAKARTA DALAM KONTEKS JAMAN SEKARANG Disusun Oleh : Bunga Perdana Putrianna Febrina 0301605010 JURUSAN ANTROPOLOGI FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
Lebih terperinciGEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciDaftar Pustaka Buku 1. Abdullah, Irwan 2010, Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 2. Ali, Fachri 1986, Refleksi Paham Kekuasaan Jawa dalam Indonesia Modern, PT Gramedia, Jakarta.
Lebih terperinci