TUGAS AKHIR PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT.SARANA AGRO NUSANTARA MEDAN. Oleh : SANTA TIOMINAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT.SARANA AGRO NUSANTARA MEDAN. Oleh : SANTA TIOMINAR"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT.SARANA AGRO NUSANTARA MEDAN Oleh : SANTA TIOMINAR PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN 2016

2 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK NAMA : SANTA TIOMINAR NIM : PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI JUDUL TUGAS AKHIR : PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT. SARANA AGRO NUSANTARA Tanggal 2016 Dosen Pembimbing Tugas Akhir ( Rasdianto, S.E, Ak, M.Si.) NIP Tanggal 2016 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi ( Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP Tanggal 2016 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Prof. Dr. Ramli, SE, MS NIP

3 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR NAMA : SANTA TIOMINAR NIM : PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI JUDUL TUGAS AKHIR : PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT SARANAAGRO NUSANTARA MEDAN Medan, 2016 (SANTA TIOMINAR) NIM

4 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Adapun judul tugas akhir yang penulis kemukakan dalam tugas akhir ini adalah Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan Pada PT. Sarana Agro Nusantara disusun guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Amd pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dimana hal itu merupakan kewajiban setiap mahasiswa/i yang ingin menyelesaikan perkuliahannya. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE,MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara beserta seluruh Dosen dan Staf pengajar yang telah mencurahkan perhatian dan membekali ilmu serta berbagi pengalaman kepada penulis selama masa perkuliahan. 2. Bapak Drs.Rustam, M.Si, Ak,CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi dan Bapak Drs.Chairul Nazwar, M.Si,Ak,CA selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Rasdianto, S.E, Ak, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya, memberikan saran, masukkan, dan dukungan kepada penulis. i

5 4. PT Sarana Agro Nusantara yang telah banyak membantu, memberikan arahan serta informasi-informasi dalam memenuhi penyusunan tugas akhir ini. 5. Teristimewa kepada orang tua tercinta dan keluarga besar yang selalu memberi motivasi, semangat, dan doa dalam penyusunan Tugas Akhir dan penyelesaian studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara. 6. Sahabat-sahabat penulis terima kasih atas perhatian, dukungan, kerja sama serta doa kalian semua. Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan datang. Harapan penulis, semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pembaca sehingga dapat membantu penulisan tugas akhir lainnya. Medan, Juni 2016 Penulis Santa Tiominar NIM ii

6 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v vi vii BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 2 C. Tujuan dan Manfaat Penelitan... 3 D. Rencana Penulisan Jadwal Survey/Observasi Rencana isi... 5 BAB II : PT SARANA AGRO NUSANTARA MEDAN... 6 A. Sejarah Ringkas... 6 B. Struktur Organisasi dan Personalia C. Job Discription D. Jaringan Usaha E. Kinerja Usaha Terkini F. Rencana Usaha iii

7 BAB III : PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT. SARANA AGRO NUSANTARA A. Pengertian Persediaan B. Prosedur Pencatatan Persediaan Perusahaan C. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dijual Perusahaan D. Metode Penilaian Persediaan Perusahaan E. Penyajian Persediaan Perusahaan Dalam Laporan Keuangan BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

8 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 1.1 Jadwal Survey/ Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir Struktur Organisasi PT Sarana Agro Nusantara Struktur Organisasi PT Sarana Agro Nusantara Neraca Konsolidasi PT Sarana Agro Nusantara v

9 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1 Logo PT Sarana Agro Nusantara... 9 vi

10 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman 1. Surat izin riset vii

11 BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Setiap perusahaan, baik perusahaan jasa, maupun perusahaan industri Perkebunan selalu mengadakan persediaan. Demikian juga dengan PT. SARANA AGRO NUSANTARA yang bergerak di bidang jasa pengurusan transportasi yang memiliki fasilitas dan layanan antara lain: Tangki timbun untuk minyak kelapa sawit dan fraksinya serta gula tetes, Jasa Pergudangan untuk komoditi karet, teh, cokelat, kopi dan tembakau serta pelayanan jasa ekspedisi pengurusan dokumen ekspor impor untuk semua jenis komoditi. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannyasuatu saat tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang/jasa. Pelaporan persediaan yang teliti dan relevan sangat penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi yang berguna atas laporan keuangan. Berkembangnya suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya. Laporan keuangan menyediakan informasi yang sangat banyak dibutuhkan oleh pihak ketiga atau para investor mengenai perubahan-perubahan kekayaan bersih perusahaan serta dapat membantu para pemakainya untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiaban, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Pada proses normal persediaan akan mengalami suatu perubahan baik dari segi harga, kuantitas, jenis dan kualitas. Perubahan persediaan dapat diketahui

12 2 dengan cara pencatatan dan penilaian persediaan artinya, agar dapat menentukan metode harga pokok persediaan yang sesuai, sehingga perusahaan tidak akan mengalami kerugian. Kesalahan dalam pencatatan berakibat fatal bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sistem persediaan yang baik dan sesuai dengan prinsip akuntansi bertema umum dapat meningkatkan profitabilitas begitu juga sebaliknya dapat mengikis laba dan menjadikan bisnis kurang efektif sehingga diharapkan jelas pengguanaan atau pembelian persediaan tersebutdalam periode akuntansi. Oleh karena itu, diperlukan manajemen yang baik pula pada persediaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian karena mempengaruhi laporan laba-rugi dan neraca pada perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk membahas permasalahan mengenai sisstem akuntansi persediaan pada PT. SARANA AGRO NUSANTARA. Untuk itu penulis mengambil judul : PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT. SARANA AGRO NUSANTARA B. Perumusan Masalah Mengingat pentingnya penerapan system akuntansi tersebut dalam suatu perusahaan, maka penulis ingin mendalami pembahasan ini dengan melakukan peneltian pada PT. SARANA AGRO NUSANTARA. Adapun permasalahan yang akan dibahas oleh penulis adalah Bagaimanakah sistem akuntansi persediaan yang diterapkan pada PT. SARANA AGRO NUSANTARA?

13 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah sistem akuntansi persediaan yang diterapkan pada PT. SARANA AGRO NUSANTARA? 2. Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: 1. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan mengenai penerapan akuntansi persediaan, 2. Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian bidang yang sama, 3. Memperoleh gambaran yang jelas dan memahami lebih jauh mengenai sistem pencatatan, metose penelitian dan penyajian persediaan, 4. Untuk mengetahui salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan pada jurusan akuntansi D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Survei/Observasi Penelitian ini dilakukan di Jl. Ujung Baru, Belawan, Sumatera Utara. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada table 1.1.

14 4 Tabel 1.1 Jadwal survey / observasi dan Penyusunan Tugas Akhir No Kegiatan April 2016 Mei 2016 Juni Pengesahan Tugas Akhir III IV I II III IV I II 2 Pengajuan judul 3 Permohonan Izin Riset 4 Penunjukkan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data 6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas a Akhir 2. Rencana Isi Laporan penelitian berisi empat bab yang terdiri dari: Bab I Pendahuluan, Bab II PT. Sarana Agro Nusantara, Bab III Topik Penelitian dan Bab IV Kesimpulan dan Saran. Secara garis besar luas pokok pembahasannya adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan yang mencakup jadwal survei dan rencana isi.

15 5 BAB II : PROFIL PT. SARANA AGRO NUSANTARA Bab ini meliputi sejarah ringkas Perusahaan, struktur organisasi dan personalia, job description, jaringan usaha/kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana usaha pada PT. SARANA AGRO NUSANTARA. BAB III : PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT. SARANA AGRO NUSANTARA Pada bab ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai pengertian, fungsi, tujuan dan manfaat penerapan sistem akuntansi persediaan dan juga mengenai prosedur yang diterapkan oleh perusahaan. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran-saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi PT. Sarana Agro Nusantara.

16 6 BAB II PT SARANA AGRO NUSANTARA MEDAN A. Sejarah Ringkas PT Sarana Agro Nusantara didirikan pada tanggal 20 September 1927 oleh Pemerintahan Belanda yang merupakan Bulking Station dari produksi minyak sawit perkebunan yang berada di Sumatera Utara dan Aceh dengan nama NV. Deli Tank Bedriff. Kemudian pada tanggal 30 Mei 1962 nama perseroan diganti menjadi The Deli Tank Installation. Pada tanggal 9 Juli 1986 nama perusahaan berubah nama menjadi PT Tangki Sawit Terminal Jasatama (PT TSTJ). Kemudian pada tahun 1944 PT TSTJ melakukan merger dengan PT Ekspedisi Muatan Kapal Laut Khusus Jasa Caraka Tani Persada dan berubah nama lagi menjadi PT Deli Tama Indonesia. Kemudian berdasarkan Surat Menteri Pendayagunaan BUMN Deputi Bidang Usaha Pertambangan dan Argo Industri No: S-47/M.DU4-BUMN/1999 tanggal 16 Maret 1999 tentang pengalihan saham milik PTPN pada anak perusahaan maka pemilik saham PT Deli Tama Indonesia adalah PT Perkebunan Nusantara III. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: C-18 HT.01.04/th.2001, maka pada tanggal 02 Januari 2001 terjadi penggabungan antara PT. Delitama Indonesia Belawan dengan PT Sarana Sawitindo Utama Dumai dan perseroan kembali nama menjadi PT Sarana Agro Nusantara (PT SAN).

17 7 PT Sarana Agro Nusantara adalah anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero) dan PT Perkebunan V (Persero) yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Sartutiyasmi No. 9 tertanggal 10 Nopember 1999 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman No.C-114.HT Tahun 2000 tanggal 4 Januari 2000 dan Berdasarkan Akta Notaris Syafnil Gani, SH, M.Hum No.7 tertanggal 23 Januari Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, diantaranya berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Luar Biasa No.6 tertanggal 13 September 2005 dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundangundangan dengan keputusannya Nomor C HT TH.2005 tanggal 14 Januari Perubahan terakhir anggaran dasar perusahaan dengan Akta Notaris Syafnil Gani,SH,M.Hum Nomor 2 tanggal 6 Desember 2008 tentang penyesuaian Anggaran Dasar perseroan dengan ketentuan UU No.40 Tahun 2007 dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia dengan keputusan Nomor AHU AH Tahun Modal dasar perusahaan ditetapkan sebesar Rp ,00 terbagi atas lembar saham dengan nilai nominal Rp ,00 per saham. Dari modal dasar sebanyak saham atau senilai Rp ,00 telah ditempatkan sejumlah sagam atau senilai Rp ,00 dengan komposisi sebagai berikut : PT Perkebunan Nusantara III : Rp = Saham = 39,92%

18 8 PT Perkebunan Nusantara IV : Rp = Saham = 50,08% PT Perkebunan Nusantara V : Rp = Saham = 10,00% 1. Visi dan Misi PTSarana Agro Nusantara 1.1 Visi Membentuk Perusahaan bertaraf International dalam bidang jasa dan menjadi market leader di indonesia dengan pelayanan bersekala global. 1.2 Misi Memberikan Pelayanan jasa penimbunan terbaik untuk mencapai kepuasan pelanggan melalui konsistensi dalam pengendalian kualitas produk milik pelanggan, sistem manajemen terpadu, teknologi yang tepat dan memenuhi standar international Sumber Daya manusia sebagai aset perusahaan di hargai dan diberikan pemahaman secara konsisten dan berkesinambungan. Perusahaan berupaya untuk selalu memenuhi kepentingan berbagai pihak (Stake Holder).

19 9 2. Makna Logo PT Sarana Agro Nusantara Sumber : PT Sarana Agro Nusantara Adapun makna dari logo PT Sarana Agro Nusantara Medan adalah : a. Segitiga Melambangkan bahwa perusahaan ini dinamis dan luwes yaitu perusahaanini bisa kearah mana saja dalam melaksanakan usahanya. b. Lingkaran Melambangkam sebuah gambar tangki yaitu perusahaan yang bergerak pada usaha titip timbun. c. Warna Hijau Melambangkan hasil perkebunan yang hijau. 3. Strategi Perusahaan Usaha untuk mencapai misi perusahaan tersebut, perlu disusun strategi perusahaan yang sesuai dengan visi perusahaan. Strategi yang disusun oelh PT Sarana Agro Nusantara, diuraikan menjadi empat sasaran pokok yaitu ; a) Orientasi kepada kepuasan pelanggan b) Manajemen biaya c) Retensi pasar dan optimisasi pasar yang ada saat ini d) Variasi tarif jasa

20 10 Dalam menjalankan usahanya PT Sarana Agro Nusantara didukung dengan fasilitas seperti tangki penyimpanan minyak dan gudang penyimpanan.fasilitas-fasilitas ini terletak disekitar wilayah pelabuhan yaitu Belawan dan Dumai sebagai pemindahan komoditi yang dihasilkan dari perkebunan pelanggan je gudang serta dari gudang ke kapal dan sebaliknya dapat dilakukan dengan cepat dan lebih efisien. B. Struktur Organisasi dan Personalia Struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran secara sistematis tentang hubungan-hubungan dan kerjasama organisasi-organisasi yang terdapat dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan. Secara sederhana struktur organisasi menyatakan alat dan cara mengatur Sumber Daya Manusia (SDM) bagi kegiatan-kegiatankearah pencapaian tujuan. Oleh karena itu, struktur organisasi perlu dirancang sedemikin rupa, sehingga SDM yang tersedia dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya sekaligus sebagai sarana pengendalian melalui bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Struktur organisasi yang dipergunakan perusahaan haruslah disesuiakina dengan ukuran perusahaan tersebut. Struktur organisasi juga didasarkan kepada hasil pemikiran dan pertimbangan atas sifat usaha perusahaan, bentuk organisasi yang sedang berjalan serta mengolah informasidari sifat inti perusahaan. Dalam menjalankan kegiatannya PT Sarana Agro Nusantara Medan menerapkan suatu struktur organisasi yang berbentuk garis dan staf. Struktur organisasi pada perusahaan ini sudah mengalami perubahan beberapa kali baik struktur maupun nama dan jabatannya. Struktur organisasi yang sesuai dengan

21 11 Surat Keputusan Direksi PT Sarana Argo Nusantara Medan Nomor: SAN/KPTS/R/10/2002. PT Sarana Agro Nusantara Medan dipimpin oleh pemegang saham, yang dibantu dewan komisaris, dan direktur utama/ direktur operasional. Dalam rangka menjalankan operasi perusahaan direktur utama dibantu oleh kepala unit Belawan dan kepala unit Dumai, kepala bagian operasi, kepala bagian keuangan/akuntansi, dan kepala bagian sekretariat serta dibantu oleh staf pengendalian internal. Dalam menjalankan dan mengendalikan kegiatan perusahaan direktur utama dibantu oleh staf pengendalian intern. Bagan struktur organisasi PT Sarana Agro Nusantara secara lengkap tersaji pada bagian tabel 2.1 dan tabel 2.2.

22 12 Tabel 2.1

23 13 Tabel 2.2

24 15 A. Job Description Adapun uraian tugas dari PT Sarana Agro Nusantara Medan adalah : 1. Pemegang Saham Tugas dan wewenang pemegang saham adalah : Mengadakan pengawasan dalam melaksanakan ketentuanketentuan yang termuat dalam anggaran dasar pada akte pendirian PT Sarana Argo Nusantara. Menentukan kebijakan perusahaan secara garis besar demi tercapainya tujuan utama perusahaan pada saatdiadakannya sidang tahunan. Mempertimbangkan dan mengesahkan laporan keuangan yang disampaikan dalam laporan tahunan. 2. Dewan Komisaris Tugas dan wewenang dewan komisaris adalah : Melakukan pengawasan atas kebijakan direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi. Komisaris berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokan keadaan keuangan serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh direksi. Memberhentikan untuk sementara seseorang atau lebih anggota direksi apabila anggota direksi bertentangan dengan peraturan yang berlaku

25 16 3. Direktur Utama Tugas dan wewenang direktur utama adalah : Memimpin dan mengurus perseroan sesuai dengan tujuan perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan efesiensi dan efektifitas perseroan. Melaksanakan kebijaksanaan perusahaan, serta ketentuanketentuan yang telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham PTPN. Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebiksanaan perusahaan dibagian Keuangan atau Umum,Operasi, Teknik, dan Teknologi. Mengangkat dan memberhentikan karyawan Golongan 1A s/d IVD, setelah berkordinasi dengan Direktur Operasional. 4. Direktur Tugas dan wewenang direktur adalah : Membantu direktur utama dalam menyelesakan tugas-tugas rutin. Mengawasi rencana maupun realisasi biaya eksploitasi, investasi yang telah ditetapkan. Membuat/mencari terobosan-terobosan baru kepada produsen dan konsumen. 5. Kepala Bagian Operasi Tugas dan wewenang kepala bagian operasi adalah :

26 17 Membantu direksi didalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan kerja di bagian operasi/teknik (penerimaan, penimbunan pengapalan minyak sawit). Merencanakan dan mengkordinasikan pekerjaan dibagian operasi/teknik untuk mencapai produktivitas dan efisiensi seoptimal mungkin. Membuat rencana kerja dan anggaran dibagian operasi/teknik setiap tahunnya (untuk rencana pasokan penerimaan/pengapalan,pekerjaan pemeliharaan sipil,pekerjaan pemeliharaan teknik dan investasi). 6. Wakil Kepala Bagian Operasional Tugas dan wewenang wakil kepala bagian operasional Mengarahkan dan mengawasi pencatatan persediaan didalam tangki ke kartu-kartu persediaan per produsen dan per unit operasi. Mengarahkan dan mengawasi pengkonsolidasian laporan-laporan periodik persediaan di tangki timbun. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Bagian Operasional. 7. Kepala Bagian Keuangan Tugas dan wewenang kepala bagian keuangan adalah : Membantu direksi dalam perencanaan, pengoraniasian, pelaksanaan, dan pengawasan kerja dibagian keuangan yang meliputi pembukuan, pembiayaan, dan pengadaan barang.

27 18 Mengawasi pembiayaan dibagaiannya dan mempertanggungjawabkannya kepada direksi. Meneliti, mengawasi, dan mengevaluasi laporan-laporan keuangan untuk mendapatkan gambaran tentang keuangan perusahaan. Membuat rencana kerja dan anggaran dibagian keuangan dan merangkum semua rencana kerja dan anggaran-anggaran bagian didalambuku rencana kerja dan anggaran perusahaan. 8. Wakil Kepala Bagian Keuangan Tugas dan wewenang Wakil Kepala Bagian Keuangan Melaksanakan analisa dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sesuai dengan sistem prosedur keuangan. Meneliti, menganalisa da mengevaluasi laporan-laporan keuangan untuk mendapatkan gambaran likuiditas dan keuangan perusahaan serta mengusahakan langkah-langkah perbaikan yang efisien dan efektif dari penggabungan data. Memeriksa, mengawasi dan menyetujui pengeluaran biayabiaya sesuai batas wewenang. Memeriksa rancangan anggaran dari keseluruhan perusahaan yang dibuat oleh semua unit organisasi dan perusahaan maupun yang sudah dikonsolidasi untuk diajukan kepada kepala bagian keuangan. 9. Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI) Tugas dan wewenang Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI)

28 19 adalah : Menyiapkan tata cara pemeriksaan satuan pengawas intern agar efisiensi dan efektivitas dapat tercapai dalam rangka pengamanan harta kekayaan dan pengelolaan perusahaan. Melaksanakan pemeriksaan intern baik fisik,financial maupun manajemen terhadap seluruh unit kerja perusahaan berdasarkan norma pemeriksaan, pedoman pemeriksaan BUMNatas pelaksanaan RKAP, kebijakan dan peraturan yang berlaku di perusahaan. Menganalisis/mengevalusai laporan keuangan (laporan posisi keuangan, laba/rugi dan pendukungnya) perusahaan sebelum diaudit oleh akuntan publik dan hasilnya disampaikan kepada direksi. Memelihara dan mengawasi invetaris serta surat-surat dan dokumen-dokumen bagian Satuan Pengawasan Intern. 10. Kapala Bagian Sekretariat Tugas dan wewenang Kepala Bagian sekretariat adalah sebagai berikut : Memimpin,mengatur serta mengawasi semua kegiatan bidang kepegawaian. Menyusun, merumuskan petunjuk, prosedur, program, dan pengarahan lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan

29 20 kebijaksanaan yang berhubungan dengan kepegawaian sebaaimana yang telah ditetapkan. Mengurus dan menyelenggarakan rapat-rapat direksi serta menerbitkan notulen rapat, baik untuk kepenitngan operasional maupun dokumnetasi. Mengembangkan dan melaksanakan program pendidikan dan latihan karyawan untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan serta mengawasi penyerahan dan penempatan karyawan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja perusahaan dan memelihara catatan tentang mereka. 11. Kepala Unit Tugas dan wewenang Kepala Unit adalah : Mengkoordinir dan mengatur tugas pekerjaan serta mengarahkan semua pekerjaaan yang berada di unit. Menyusun Rencana Kerja Anggaran Audit. Melaksanakan hubungan koordinasi ke kebun PTPN maupun Swasta, KPB dan pelayaran dalam rangka menerima, menimbun, mengapalkan (dry and liquid). 12. Wakil Kepala Unit Tugas dan wewenang Wakil Kepala Unit adalah : Mengkoordinir dan mengatur tugas pekerjaan serta mengarahkan semua pekerjaan yang berada di unit.

30 21 Melaksanakan, menerima tugas-tugas dengan segala kebijakan dari kepala unit. Menjaga displin kerja dan secara bekala menilai prestasi kerja bawahannya. 13. Staff Urusan KTU Tugas dan wewenang Staff urusan KTU adalah : Mengkoordinir laporan harian posisi kas dan Bank. Mengkoordinir penyusunan rencana pembayaran pada pihak III Mengkoordinir pelaksanaan pembayaran terhadap transaksitransaksi yang timbul. 14. Staff Urusan Teknik Teknik dan wewenang Staff Urusan Teknik adalah : Membuat satu kajian lapangan untuk mendapatkan data sebagai dasar perencanaan perbaikan dan perawatan peralatan. Menjaga displin kerja secara berkala menilai prestasi kerja bawahannya. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Unit. 15. Staff Urusan Teknologi Tugas dan wewenang Staff Urusan Teknologi adalah : Membuat suatu kajian lapangan untuk mendapatkan data sebagai dasar perencanaan perbaikan dan perawatan peralatan.

31 22 Menyusun rencana kerja anggaran tahunan urusan teknologi untu disampaikan kepada Kepala Unit. Bertanggungjawab atas pengelolaan laboratorium dalam rangka pengawasan mutu yang diterima sampai dengan tahap pengapalan. 16. Staff Urusan Ekspedisi/Pergudangan Tugas dan wewenang Staff Urusan Ekspedisi/Pergudangan adalah : Mengawasi pemindahan barang didalam pelabuhan dengan baik dan penuh tanggungjawab untuk menghindari kerusakan serta tetap menjaga mutu. Memeriksa dan mencocokkan kelengkapan dokumen-dokumen penerimaan dan pengapalan. Memeriksa dan meneliti laporan-laporan mengenai kegiatan ekspor/impor dan muatan barang serta mengambi langkah-langkah perbaikan. B. Jaringan Usaha PT Sarana Agro Nusantara (PT. SAN) adalah merupakan perusahaan usaha jasa pengurusan transportasi (UJTP)/Freight Forwarding yang memiliki fasilitas dan layanan antara lain: Tangki timbun untuk minyak kelapa sawit dan fraksinya serta gula tetes, Jasa Pergudangan untuk komoditi karet, teh, Cokelat, Kopi dan tembakau serta pelayanan jasa ekspedisi pengurusan dokumen ekspor impor untuk semua jenis Komoditi.

32 23 A. Kantor Pusat Kantor Pusat PT Sarana Agro Nusantara terletak di jalan Iman Bonjol No. 24 A-B Medan, Sumatera Utara, PT. Sarana Agro Nusantara (SAN) memiliki 2 (dua) kantor Unit/cabang di Jl. Ujung Baru, Belawan, Sumatera Utara dan Jl. Datuk Laksamana, Dumai Riau. 1. Kantor Unit Belawan Kantor Unit berada di Jl. Ujung Baru, Belawan, Sumut. Lokasi instalasi Belawan terletak di areal tanah seluas m 2.Memiliki sarana seperti: a. Tangki timbun untuk Minyak Kelapa Sawit dan turunannya sebanyak 68(enam puluh delapan) unit dengan total kapasitas Ton. Tangki timbun untuk Molasses sebanyak 2 (dua) unit dengan total kapasitas 5000 Ton. b. Sarana gudang (warehousing) untuk momoditas kering perkebunan sebanyak 3 (tiga) unit dengan total kapasitas Ton. c. kantor, timbangan, Bengkel, katel uap, Ruang instalasi, Pompa, pembangkit tenaga listrik, Saluran pemipaan dan lain-lain. 2. Kantor Unit Dumai Kantor unit Jl. Datuk Laksamana, Dumai Riau. Lokasi instalasi Dumai terletak di areal tanah m 2.Memiliki sarana seperti:

33 24 a. Tangki timbun untuk Minyak Kelapa Sawit dan turunannya 15 (lima belas) unit dengan total kapasitas Ton. b. Kantor, Gudang, timbangan, Bengkel, katel uap, Ruang instalasi, Pompa, pembangkit tenaga listrik,saluran pemipaan dan lain- lain. B. Perusahaan Freight Forwarder& PPJK Selain itu perusahaan kami juga bertidak sebagai freight forwardingagency sekaligus perusahaan pengurusan jasa kepabeanan-ppjk (expor-impor) baik produk dan komoditas perkebunan maupun produk dankomoditas lainnya. C. Perusahaan Depo Peti Kemas Perusahaan PT. Sarana Agro Nusantara juga sebagai perusahaan Depo Peti Kemas diatas lahan m 2 di Gabion Belawan. D. Lokasi Instalasi LokasiinstalasiBelawanTerletak di areal seluas ,7 m2 daninstalasidumaiteletak di areal tanahseluas ,2 m2 keduanyamemilikisaranakantor, Tangkitimbun, Gudang, timbangan, Bengkel, kateluap, Ruanginstalasi, Pompa, pembangkittenagalistrik, Saluranpemipaandan lain lain. C. Kinerja Usaha Terkini Secara umum pencapaian kinerja perusahaan Tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut :

34 25 1. Perhitungan Laba/ Rugi Tahun 2015 Perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp juta atau dibawah RKAP sebesar Rp juta dan dibawah Real tahun 2014 sebesar Rp juta. 2. Neraca Total asset Tahun 2015 sebesar Rp juta dibanding dengan RKAP 2015 sebesarrp juta berada dibawah RKAP sebesar Rp juta (2,19%) dan dibanding dengan Realisasi Tahun 2014 Rp juta berada diatas sebesar Rp juta (20,07%), hal ini terutama disebabkan bertambahnya aktiva tetap karena pertambahan investasi. 3. Pemasaran Secara keseluruhan kuantum penjualan perkomoditi Tahun 2015 berada dibawah RKAP tahun 2013 kecuali Gula dan Tetes dan bila dibanding Real Tahun 2014 secara umum berada diatas kecuali Karet dan Tetes.Nilai Penjualan untuk Ekspor dan Lokal Tahun 2013 adalah sebesar Rp juta, berada dibawah RKAP sebesar Rp juta (16,01%), dan berada diatas Real tahun 2012 sebesar Rp juta (4,13%). D. Rencana Usaha PT Sarana Agro Nusantara (SAN) memiliki beberapa rencana usaha/kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan nilai tambah yang

35 26 berkesinambungan dalam setiap kegiatan bisnis perusahaan, sebagai berikut: 1. Memperbesar ukuran logistik dengan meningkatkan kapasitas tangki timbun dan dry cargo. 2. Revitalisasi peralatan untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi pelayanan sesuai dengan kemampuan perusahaan. 3. Melakukan pengembangan bisnis baru yaitu Depo Container. 4. Peningkatan pelayanan untuk memenuh pasokan maka perbaikan infrastruktur jalan, tempat penerimaan CPO dan CPKO, jembatan timbang, tangki timbun, mesin dan peralatan serta saraa pendukung lainnya menjadi prioritas. 5. Good Manufacturing Practice dalam pengoperasian mesin dan peralataninstaasi untuk tercapainya efisiensi. 6. Penerapan sistem manajemen mutu yang terintegrasi mulai dari ISO 9000 (mutu produk), ISO (mutu lingkungan), ISO (mutu keselamatan), RSPO (Roundtable on Sustaiable Palm Oil) serta ISPO(Indonesian Sustainable Palm Oil) untuk memenuhi mutu produk serta 7. Tuntunan Global.

36 27 BAB III PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT. SARANA AGRO NUSANTARA A. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan tentunya mempunyai persediaan, karena persediaan merupakan unsur aktiva yang paling aktif dan penting dalam proses operasi perusahaan yang secara kontinyu diperoleh atau diproduksi untuk kemudian dijual tanpa adanya persediaan maka para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan langganan yang memerlukan dan meminta barang atau jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan tersebut, hal ini dapat mengakibatkan perusahaan berpeluang untuk kehilangan keuntungan yang seharusnya ia dapatkan. Untuk lebih dapat memahami mengenai pentingnya persediaan dan penggolongannya berdasarkan sifat usaha perusahaan, perlu kiranya diberikan penjelasan terlebih dahulu atas definisi dan pengertian persediaan sebagai berikut: Adapun definsi persediaan menurut Niswonger, Warren, Reeve dan Fess (2000:359) adalah: Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan dan bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang dismpan untuk tujuan itu.

37 28 Menurut Mulyadi (2001) dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses persediaann bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang, persdiaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang daganngan yang merupakan barang yang dibeli untuk dijual kembali. Dari definisi-definisi persediaan yag dikemukakan diatas terlihat bahwa pengertian persdiaan pada prinsipnya mempunyai arti yang sama, perbedaan hanya pada masalah tata bahasa saja yaitu suatu aktivitas yang meliputi barangbarang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual kembali baik secara langsung maupun melaluiproses poduksi dalam siklus operasi normalperusahaan dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang lain yang masih dalam proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunannya dalam suatu proses produksi. Menurut, Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi, dokumen-dokumen yang digunakan dalam system akuntansi persediaan adalah sebagai berikut: a. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah laporan produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk selesai digunkan oleh bagian gdang untuk mencatat tambahan kuantitas produk jadi dalam kartu gudang. Bukti memorial digunakan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persdiaan produk jadi dalam kartu persediaan dan

38 29 digunakan sebagai dokumen sumber dalam mencatat transaksi selesainya produk jadi dalam jurnal umum. b. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat order pengiriman diterima oleh bagian gudang dan bagian order penjualan. Setelah bagian gudang mengisi surat order pengiriman tersebut dengan kuantitas produk jadi yang diserahkan kepada bagian pengiriman atas dasar surat order pengiriman tersebut bagian gudang mencatat kuantitas yang diserahkan kepda bagian pengiriman dalam kartu gudang. Harga pokok jadi yg dijual, dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan atas dasar tembusan faktur yang diterima oleh bagian tersebut dari bagian penagihan. c.dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur permnitaan dan pengeluaran barang gudang adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang d.dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan hasil perhitungan fisik (inventory tag) yang digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan, daftar hasil perhitungan fisik (inventory summary) yang digunakan untuk meringkas data yang telah direkam dalam hasil kartu perhitungan fsik persediaan, dan bukti memorial, digunakan untuk membuktikan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan fisik ke dalam jurnal umum.

39 30 1. Fungsi Persediaan Persediaan timbul disebabkan oleh tidak sinkronnya permintaan dengan penyediaan dan waktu yang digunakan untuk memproses bahan baku. Untuk menjaga keseimbangan permintaan dengan penyediaan bahan baku dan waktu proses yang diperlukan persediaan. Pada umumnya fungsi persediaan adalah untuk mempermudah jalannya operasi perusahaan yang harus dilakuakan terus-menerus untuk kelangsungan usaha pada perusahaan dagang. Sedangkan pada perusahaan manufaktur, persediaan dimaksudkan untuk memperlancar jalannya operasi pabrik yang harus dilakukan pabrik secara berturut-turut untuk memproduksi barang dalam proses sehingga menjadi barang jadi serta selanjutnya mendistribusikan produk tersebut kepada konsumen. Oleh karena itu terdapat empat faktor yang dijadikan sebagai fungsi persediaan yaitu: 1. Faktor waktu 2. Faktor Ketidakpastian Waktu Dating 3. Faktor Ketidakpastian Pengguanaan dalam Pabrik 4. Faktor Ekonomis 2. Jenis-Jenis Persediaan

40 31 Dilihat dari jenis dan posisi barang: a. Bahan baku Bahan baku adalah barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi dan biasanya secara fisik akan digabungkan di dalam produk yang tengah dibuat. Bahan baku ini dapat berupa bahan yang diperoleh langsung dari sumber alam ataupun bahan yang telah mengalami proses produksi dari perusahaan tempatnya dibeli, tetapi bagi perusahaan yang membeli ini termasuk persediaan bahan baku. Misalnya, kertas merupakan barang jadi dari pabrik kertas akan tetapi merupakan bahan baku dari perusahaan percetakan b. Bahan Pembantu Bahan pembantunya adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak langsung tergabung dalam produk. Misalnya, minyak pelumas, bahan bakar bagi peralatan pabrik, bahan pembersih dan sebagainya. c. Barang dalam proses Barang dalam proses adalah bahan-bahan baku yangb telah diproses dan masih memerlukan pemrosesan (pengerjaan) lebih lanjut sebelum menjadi barang jadi. Persediaan ini terdiri dari tiga unsure biaya yaitu, bahan langsung, tenaga kerja dan biaya tak langsung. d. Barang jadi

41 32 Barang jadi adalah barang-barang yang telah selesai diproduksi dan siap untuk dijual di pasar. Dengan selesainya suatu barang, biaya-biaya yang diakumulasikan dalam proses produksi dipindahkan dari perkiraan barang dalam proses ke perkiraan persediaan barang jadi. Persediaan baru akan dicatat sebagai hak milik atau bukan hak milik apabila barang telah secara sah sudah berpindah hak kepemilikannya, karena itu perlu dipertimbangkan hal-hal berikut dalam pengakuan persediaan: a) Barang dalam perjalanan Apabila penjualan dilakukan dengan carafob shipping point, maka penjualan akan mengurangi persediaan pada saat barang dikirim dan pembeli menambah persediaan pada saat pengiriman barang. Apabila penjualan dilaukan dengan carafob destination point, barang baru dicatat apabila barang sudah diterima pembeli. Jadi penjual baru mengurangi barangnya dan pembeli menambahkan barangnya sesudah barang diterima. b) Barang- barang yang dipisahkan Sering dalam perusahaan menerima pesanan-pesanan khusus.apabila pesanan tersebut sudah pasti dan kemungkinan batalnya kecil, maka persediaan tersebut harus sudah diakui sebagai penjualan, dengan demikian barang harus dikeluarkan dari persediaan. c) Penjualan cicilan Dalam penjualan cicilan kecuali sudah dijamin kemungkinannya batal adalah kecil, persediaan tetap diakui sebagai milik penjual sampai

42 33 pembayaran lunas.pengakuan pengurangan persediaan bagi penjual dan penambahan bagi pembeli hanya sebesar yang telah dibayar. d) Barang konsinyasi Barang konsinyasi tetap menjadi hak milik pihak yang menitipkan sehingga bagi perusahaan yang menerima titipan barang tersebut tidak akan memasukkannya kedalam persediaan. Sedangkan bagi pihak yang menitipkan akan tetap mengakui sebagai persediaan. 3. Biaya-Biaya yang Berhubungan dengan Persediaan Manajemen perusahaan selalu berusaha agar jumlah persediaan yang ada dapat menjamin kelancaran proses produksi dengan biaya yang minimal. Dengan kata lain, total costyang berhubungan dengan persediaan dapat minimal. Perhitungan total cost dari persediaan secara keseluruhan dipengaruhi oleh faktorfaktor pembentuk biaya dari persediaan yaitu: A. Biaya Pemesanan (Ordering Cost) Dengan biaya pemesanan ini dimaksudkan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan barang-barang atas bahan-bahan dari penjualan, sejak dari pemesanan dibuat dan dikirim.jadi, biaya ini berhubungan dengan pesanan, tetapi sifatnya agak konstan, dimana besarnya biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada besarnya atau banyaknya barang yang dipesan.yang termasuk dalam biaya pemesanan ini adalah semua biaya yang dkeluarkan dalam rangka mengadakan pemesanan bahan tersebut, diantaranya biaya administrasi pembelian, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan biaya pemeriksaan.

43 34 b. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (Inventory carrying costs). Yang dmaksud dengan inventory carrying cost adalah biaya-biaya yangdiperlukan berkenaan dengan adanya persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat adanya sejumlah persediaan. Jadi, biaya ini berhubungan dengan persediaan. Yang termasuk dalam biaya ini adalah semua biaya yang timbul karena barang disimpan yaitu biaya pergudangan yang terdiri dari biaya sewa gedung, upah dan gaji tenaga pengawas dan pelaksana pergudangan, dan lainnya. c. Biaya kekurangan persediaan (Out of stock costs) Yang dimaksud dengan biaya ini adalah biaya-biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil daripada jumlah yang diperlukan, seperti kerugian atau biaya-biaya tambahan yang diperlukan karena seorang pelanggan meminta atau memesan suatu barang sedangkan barang atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia. Disamping juga dapat merupakan biaya-biaya yang timbul akibat pengiriman kembali pesanan tersebut. 4. Sistem Pencatatan Persediaan Dalam melakukan pencatatan persediaan ada dua metode: a. Sistem Periodik atau Fisik (Phisycal Method)

44 35 Di dalam metode ini, perhitungan persediaan dilakukan dengan mengadakanperhitungan fisik atau stock opname pada akhir periode operasi perusahaan. Untuk mengetahui besarnya nilai persediaan yang terjual atau yang dipakai, digunakan metode selisih persediaan. Pembelian barang dagang dicatat dalam perkiraan pembelian dan harga pokok penjualan dihitung dengan cara sebagai berikut: Persediaan barang, awal periode Rp xxx Pembelian (netto) Rp xxx + Persediaan yang tersedia dijual Rp xxx Persediaan barang, akhir periode Rp xxx - Harga pokok penjualan Rp xxx b. Sistem perpetual atau Kontinyu (Perpetual Method) Menurut metode atau system ini setiap pembelian dan penjualan persediaandibukukan ke perkiraan sejumlah harga pokoknya.dengan demikian, maka perkiraan persediaan menunjukkan jumlah persediaan yang ada serta perubahannya.jadi untuk mengetahui saldo perkiraan dapat dilakukan dengan melihat catatan persediaan tanpa melakukan perhitungan fisik. Dalam metode ini terdapat tiga elemen catatan yang satu sama lain saling mendukung/kait mengkait, yaitu:

45 36 Administrasi persediaan yang mencatat mutasi persediaan baik kuantitas maupun harga. Kartu gudang yaitu mencatat mutasi bahan secara fisik. Stock opname pada akhir periode sebagai cara mengadakan pengawasan secara langsung pada persediaan pada saat tertentu. 5. Metode Penilaian Persediaan Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk menilai persediaan, yaitu: a. Metode FIFO (First In-First Out) Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang dalam persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi terlebih dahulu sehingga yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian. b. Metode LIFO (Last In-First Out) Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang dibeli atau diproduksi terakhir dijual atau digunakan terlebih dahulu, sehingga yang termasuk dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi terlebih dahulu. c. Rata-rata Tertimbang (Weighted Avarage Cost) Metode ini didsarkan pada asumsi bahwa barang yang dijual harus dibebani dengan biaya rata-rata itu dipengaruhi atau ditimbang menurut jumlah unit yang diperoleh pada masing-masing harga. Persediaan dinyatakan dengan biaya ratarata tertimbang per unit yang sama.

46 37 Menurut C. Rollin Niswonger, Philip E. Carl S. Warren dalam situasi tertentu persediaan bisa dinilai selain daripada harga pokok. Dari situasi semacam itu muncul manakala: 1. Harga pokok persediaan pengganti lebih rendah daripada harga pokok yang dicatat, dan 2. Persediaan tidak dapat dijual pada harga jual normal karena ketidaksempurnaan, using, perubahan gaya, atau sebab-sebab lain. 6. Penyajian Persediaan dalam Laporan Keuangan Pada akhir tahun buku, perusahaan akan menyusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, laporan arus kas, laporan posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan. Dalam laporan keuangan, persediaan barang aging disajikan di neraca maupun perhitungan laba rugi. Persediaan barang dagang yang tercantum di neraca mencerminkan niali barang dagang yang ada pada tanggal neraca, yang biasanya juga merupakan akhir dari suatu periode akuntansi. Di perhitungan laba rugi, persediaan barang dagang muncul dalam harga pokok penjualan. Dalam neraca, lazimnya dilaporkan sebagai bagiaj aktiva lancar. Sebab biasanya prsediaan tersebut akan bertukar menjadi uang kas atau harta lainnya di dalam siklus kegiatan sehari-hari. Demikian pula dengan harga pokok penjualan pada daftar laba rugi. Harga pokok penjualan dihitung berdasarkan persediaan barang dan dikurang dngan persediaan barang akhir periode akuntansi.

47 38 Persediaan barang dagang yang ada pada akhir tahun berjalan akan muncul baik di neraca maupun perhitungan laba-rugi. Sebaliknya persediaan barang dagang yang ada pada awal tahun berjalan akan mucul di neraca da perhitungan laba-rugi tahun sebelumnnya. Ada saling hubungan antara persediaan barang dagang di neraca dan perhitungan laba-rugi. Bahkan ada saling hubungan antara persediaan tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang. Dari adanya saling hubungan ini, terlihat betapa pentingnya pos ini dalam menentukan laba-rugi dari posisi keuangan perusahaan, tidak saja terhadap tahun berjalan tetapi juga terhadap tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang. Kesalahan dalam menentukan nilai persediaan barang dagang akan mempengaruhi tidak saja perhitungan laba-rugi dan neraca tahun berjalan tetapi juga laba-rugi dan neraca tahun sebelumnya dan tahun yang akan dating. Pengaruh terlalu rendahnya persediaan pada akhir tahun berjalan adalah terlalu rendahnya laba bersih, total aktiva, total laba ditahan dan modal tahun tersebut. Dalam tahun berikutnya, laba bersih menjadi terlalu tinggi. Total laba ditahan dan modal menjadi normal karena terlalu rendahnya laba bersih tahun berikutnya. Sebaliknya, pengaruh dari terlalu rendahnya persediaan yang ada pada awal laba bersih tahun berikutnya. Sebaliknya, pengaruh dari terlalu rendahnya persediaan yang ada pada awal tahun berjalan adalah terlalu tingginya laba bersih pada tahun tersebut serta terlalu rendahnya laba bersih, total aktiva, total laba

48 39 ditahan dan total modal tahun sebelumnya. Apabila persediaan barang dagang dinyatakan terlalu tinggi, maka pengaruhnya adalah sebaliknya. Selain itu dalam laporan keuangan juga perlu disajikan secra sistematis catatan atas laporan keuangan. Setiap pos dalam neraca, laporan laba-rugi harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, catatan atas laporan keuangan mengungkapkan: 1. Informasi tentang daftar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. 2. Informasi yang disajikan dalam penyusunan Standar Akuntansi tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. 3. Info tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. B. Prosedur Pencatatan Persediaan Perusahaan PT. SARANA AGRO NUSANTARA memakai sistem fisik/periodik (physical inventory system) untuk mencatat setiap transaksi yang berkenaan dengan persediaan, yaitu menentukan jumlah kuantitas persediaan barang dan dilakukan pada akhir periode akuntansi. Jika ada penjualan barang tidak dibuat jurnal untuk harga pokokdari barang yang dijual di bagian akuntansi.pada akhir

49 40 tahun, persediaanyang ada di gudangpenyimpanan dihitungjumlah kuantitasnyadan ditentukan nilai/harga belinya. Untuk menentukan persediaan yang dipakai/dijual,persediaan yang pernahada (persediaan awal ditambah pembelian selama satu periode) dikurangi dengan persediaan askhirperiode. Kemudian dibuat dua ayat jurnal penyesuaian.jurnal yang pertama mendebet akun Ikhtisar Laba Rugi dan mengkredit akun Persediaan sejumlah persediaan awal.jurnal yang kedua didasarkan atas hasil inventarisasi fisik barang pada akhir tahun.jurnalnya, mendebet akun Persediaan Barang Dagangan dan mengkredit akun Ikhtisar Laba Rugi.Ayat jurnal ini dibuat sekaligus dalam satu periode. berikut: Pencatatan transaksi mengenai persediaan dilakukan sebagai 1. Pembelian barang dagangan Pembelian xxx Hutang xxx 2. Retur Pembelian Hutang xxx Retur pembelian xxx 3. Penjualan Barang Dagangan Piutang/kas xxx Penjualan xxx 4. Perhitungan Fisik pada Akhir Tahun Saldo Persediaan Ikhtisar L/R xxx

50 41 Persediaan B.D Awal xxx Persediaan B.D akhir xxx Ikhtisar L/R xxx C. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dijual Perusahaan Ketika suatu barang telah selesai diproduksi langkah selanjutnya adalah menentukan harga pokok dari barang tersebut. Penentuan harga pokok barang yang akan dijual dilakukan dengan menghitung biaya yang sudah dikeluarkan dari awal barang tersebut diperoleh hingga akhirnya barang tersebut siap untuk dijual. Di dalam mencatat harga pokok persediaan yang dijual, Bagian Akuntansi yang didalamnya terdapat SubBagian Adiministrasi Stock membuat rekapitulasi yang telah dibuat maka dilakukan penjumlahan total harga pokok persediaan yang dijual tersebut dan mencatat didalam Bukti Memorial. Rekapitulasi dan Bukti Memorial ini dikirim ke subbagian Jurnal untuk dibuatkan jurnalnya. D. Metode Penilaian Persediaan Perusahaan Penilaian persediaan berarti menentukan nilai persediaan yang dicantumkan di neraca.tujuan penilaian persediaan adalah untuk menentukan besarnya pendapatan yang diperoleh pada periode itu.dengan membandingkan penerimaan dan hasil penjulan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut atau harga pokok persediaan.

51 42 Persediaan akhir bisa dihitung harga pokoknya dengan menggunakan beberapa cara penentuan harga pokok persediaan akhir, tetapi ini tidak selalu Nampak dalam neraca. Jumlahg yang dicantumkan dalam neraca tergantung pada metode penilaian yang digunakan. Metode penilaian yang digunakan PT. SARANA AGRO NUSANTARA adalah metode FIFO (First In First Out), menurut metode ini biaya persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehinggabiaya dalam persediaanakhir ialah biaya yang dibeli kemudian. Mengenai penilaian persediaan PT. SARANA AGRO NUSANTARA mengggunakan dasar beli sebagai penilaian persediaan.nilai persediaan yang ada pada perusahaan merupakan keseluruhan nilai faktur dari persediaan atau harga belinya. Pada tiap akhir tahun atau bulan, dilakukan perhitungan fisik di gudang (stockopname) untuk mencari kebebnaran antara catatan (kartu gudang) pada bagian akuntansi dengan fisik persediaan yang ada digudang.perhitungan ini dilakukan oleh petugas dan disaksikan oleh staf atau pegawai bagian akuntansi. E. Penyajian Persediaan Perusahaan dalam Laporan Keuangan Persediaan pada PT. SARANA AGRO NUSANTARA di laporan keuangan yakni didalam neraca. Penyajian persediaan dalam neraca dikelompokkan pada aktiva lancer yang diurutkan menurut likuiditasnya: kas, bank dan piutang yang ditempatkan diatas persediaan didalam neraca.

52 43 Mengenai pengungkapan dalam laporan keuangan tentang pencatatan dan penilaian persediaan tidak dimiliki oleh PT. SARANA AGRO NUSANTARA.Catatan atas laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan hanya merupakan penguraian terperinci mengenai neraca dan laba-rugi saja tanpa mengungkapkan secara lengkap mengenai pencatatan dan penilaian persediaan. Secara baku sebenarnya itu sangat diperlukan perusahaan, tapi yangdapat penulis ungkapkan disini adalah bahwa PT. SARANA AGRO NUSANTARA telah memiliki SOP (Standar Operating Procedure) yang jelasdan baku. Di dalam SOP ini semua sistem dan prosedur diatur juga menjelaskan metode apa yang akan dipakai pencatatan dan penilaian persediaan, termasuk juga pencatatan persediaan dalam laporan keuangan secara terperinci. Ditinjau dari neraca PT. SARANA AGRO NUSANTARA penyajiannya telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK no. 14), yaitudengan mengurutkan persediaan menurut likuiditasnya pada kelompok aktiva lancar.

53 44 Tabel 3.1 PT SARANA AGRO NUSANTARA NECARA KONSOLIDASI PER 31 JANUARI 2016 DAN PER 29 FEBRUARI 2016 POS POS ASSET LANCAR Asset Lancar Kas Bank Deposito berjangka TAGIHAN-TAGIHAN Piutang Dagang (Setelah dikurangi Piutang Ragu-ragu) Pinjaman Pegawai Pinjaman Lain-lain Uang Muka PER 31 JANUARI JUMLAH PER 29 FEBRUARI Piutang Lain-lain Tagihan Pajak Penghasilan PPN Masukan/Keluaran PERSEDIAAN-PERSEDIAAN Bahan Baku dan Perlengkapan Jumlah Asset Lancar Asset Pajak Tangguhan

BAB II PT SARANA AGRO NUSANTARA MEDAN. Pemerintahan Belanda yang merupakan Bulking Station dari produksi minyak

BAB II PT SARANA AGRO NUSANTARA MEDAN. Pemerintahan Belanda yang merupakan Bulking Station dari produksi minyak BAB II PT SARANA AGRO NUSANTARA MEDAN A. Sejarah Ringkas PT Sarana Agro Nusantara didirikan pada tanggal 20 September 1927 oleh Pemerintahan Belanda yang merupakan Bulking Station dari produksi minyak

Lebih terperinci

BAB II PT. SARANA AGRO NUSANTARA (SAN) PT. Sarana Agro Nusantara (PT. SAN) adalah merupakan penggabungan

BAB II PT. SARANA AGRO NUSANTARA (SAN) PT. Sarana Agro Nusantara (PT. SAN) adalah merupakan penggabungan BAB II PT. SARANA AGRO NUSANTARA (SAN) A. Sejarah RingkasPT. Sarana Agro Nusantara (SAN) PT. Sarana Agro Nusantara (PT. SAN) adalah merupakan penggabungan antara PT. Sawitindo (Unit Dumai) dengan PT. Delitama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (KPBN) CABANG MEDAN

BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (KPBN) CABANG MEDAN BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (KPBN) CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Kantor Pemasaran Bersama Nusantara (KPB-PTPN) PT. Perkebunan Nusantara I s/d XIV dibentuk berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 PT. Perkebunan Nusantara IV 4.1.1 Riwayat Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang penggabungan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi secara optimal dalam kaitannya dengan persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN A. SEJARAH SINGKAT PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Perturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akte Notaris Imas Fatimah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. KPBN CABANG MEDAN. s/d XIV dibentuk berdasarkan hasil kesepakatan bersama Direksi PN/PTP

BAB II PROFIL PT. KPBN CABANG MEDAN. s/d XIV dibentuk berdasarkan hasil kesepakatan bersama Direksi PN/PTP BAB II PROFIL PT. KPBN CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Kantor Pemasaran Bersama (KPB-PTPN) PT. Perkebunan Nusantara I s/d XIV dibentuk berdasarkan hasil kesepakatan bersama Direksi PN/PTP Perkebunan I

Lebih terperinci

perusahaan. Di samping itu juga kualitas produk yang tinggi serta

perusahaan. Di samping itu juga kualitas produk yang tinggi serta BAB 111 METODOLOGIPENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Permulaan berdirinya PT. Sarana Langgeng Lestari yang berkedudukan di Bekasi pada tahun 1991 atau tepatnya tanggal

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Persediaan Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (PT.KPBN) CABANG MEDAN

BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (PT.KPBN) CABANG MEDAN BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (PT.KPBN) CABANG MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ATAU INSTANSI. didirikan oleh Bapak Muhammad Ramli Abdul Syukur dan Bapak Suwandi Alain

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ATAU INSTANSI. didirikan oleh Bapak Muhammad Ramli Abdul Syukur dan Bapak Suwandi Alain BAB II PROFIL PERUSAHAAN ATAU INSTANSI A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Freight Express Medan (PT. FEM) merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang. PT FEM merupakan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Ringkas Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan Syari ah. Bank ini didirikan karena masih banyak terdapat umat islam yang belum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pengertian usaha mikro, kecil, dan menengah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut: 2.1.1 Usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini telah didefinisikan atau diuraikan oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : Menurut

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PDAM TIRTANADI CABANG MEDAN KOTA

AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PDAM TIRTANADI CABANG MEDAN KOTA AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PDAM TIRTANADI CABANG MEDAN KOTA TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Diajukan Oleh : REGINA SARI NIM 1205081072 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan setiap akhir periode, dan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan PT Adiliman Makmur merupakan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt &

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PTPN IV BAH BIRUNG ULU PEMATANG SIANTAR. A. Sejarah Ringkas PTPN IV Bah Birung Ulu Pematang Siantar

BAB II PROFIL PTPN IV BAH BIRUNG ULU PEMATANG SIANTAR. A. Sejarah Ringkas PTPN IV Bah Birung Ulu Pematang Siantar BAB II PROFIL PTPN IV BAH BIRUNG ULU PEMATANG SIANTAR A. Sejarah Ringkas PTPN IV Bah Birung Ulu Pematang Siantar Unit usaha Bah Birung Ulu merupakan salah satu dari 36 unit usaha di PT.Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BERBAK KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) yang dimulai sejak pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Menurut Elder (2013) akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran peristiwa-peristiwa ekonomi dengan cara yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG MEDAN Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai dengan akte No. 18 April 1988 yang dibuat dihadapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1984 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1984 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1984 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN B. Sejarah Ringkas Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mengharapkan mendapat keuntungan untuk mencapai hal tersebut manajemen harus dapat mengelola faktor-faktor produksi dimana dalam

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. bagian Akuntansi Persediaan Bahan Baku. Dimana persediaan yang ada di PT

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. bagian Akuntansi Persediaan Bahan Baku. Dimana persediaan yang ada di PT BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada saat kuliah kerja praktek di PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Bandung, penulis di tempatkan di bagian Akuntansi dan Komputer

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang diterapkan secara memadai sangat membantu manajemen dalam menghadapi masalah yang muncul. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi tentang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan Akta Pendirian Nomor 12 yang dibuat oleh notaris Monica, SH. PT Prima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa

Lebih terperinci

BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN

BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Mitra Jaya Bahari Belawan berdiri pada tahun 1997 bergerak dalam bidang jasa pengangkutan cargo dan container dengan pimpinan Bapak

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1984 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1984 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1984 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak dalam

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak dalam BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PTAstra Agro Lestari, Tbk PT. Astra Argo Lestari,Tbk merupakan salah satu anggota Astra Business Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT. Putra Salfan merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT. Putra Salfan merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah singkat PT. Putra Salfan. PT. Putra Salfan merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang kontraktor yang yang didirikan tanggal 15 Desember 1994. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi; Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang

BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) PT Bio Farma (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan BUMN yang bergerak di bidang memproduksi vaksin dan antisera. Untuk

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN. PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan

BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN. PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN. PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City,

BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN. PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan di 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Putra Salfan PT.Puta Salfan didirikan pada tanggal 09 September 2011 dengan akta pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LISTRIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LISTRIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LISTRIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 15 Tahun

Lebih terperinci

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) 1 PT SIANTAR TOP Tbk NERACA PER TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) Catatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Keiso, Weygandt dan Warfield (2007:402) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan dalam perusahaan mempunyai kedudukan yang sangat penting baik dalam jumlah maupun dalam peranannya. Jumlah (nilai) persediaan pada umumnya relatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pendirian KPB PTPN adalah merupakan hasil dari sejarah panjang upaya peningkatan efektifitas dan efisien pemasaran komoditas BUMN perkebunan yang

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI KAS PADA PT SARANA AGRO NUSANTARA MEDAN

SISTEM AKUNTANSI KAS PADA PT SARANA AGRO NUSANTARA MEDAN SISTEM AKUNTANSI KAS PADA PT SARANA AGRO NUSANTARA MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Diajukan Oleh : ASI MARUDUT SIJABAT NIM 1205082121 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan - 6 - BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan prosedur prosedur yang erat hubunganya satu sama lain yang dikembangkan menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRASARANA PERIKANAN SAMUDERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRASARANA PERIKANAN SAMUDERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRASARANA PERIKANAN SAMUDERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan telah selesainya pembangunan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (KPBN) CABANG MEDAN. Indonesia terutama di Pulau Sumatera dan Jawa. Tetapi pengelolaannya

BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (KPBN) CABANG MEDAN. Indonesia terutama di Pulau Sumatera dan Jawa. Tetapi pengelolaannya BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (KPBN) CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Pada era sebelum perang dunia II banyak perusahaan perkebunan di Indonesia terutama di Pulau Sumatera dan Jawa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi

Lebih terperinci

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 Halaman 8 PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan PT. Intanwijaya Internasional Tbk. (Perusahaan) didirikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Handri Mulya, (2010:214) Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup besar nilainya. Keberadaannya dalam sebuah perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya perkembangan dunia secarag lobalisasi, maka dunia

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya perkembangan dunia secarag lobalisasi, maka dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maraknya perkembangan dunia secarag lobalisasi, maka dunia industri pun berkembang pula. Baik itu industri yang besar maupun yang kecil, didalam perusahaan

Lebih terperinci

1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya dunia usaha, semakin banyak perusahaan baru yang

1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya dunia usaha, semakin banyak perusahaan baru yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya dunia usaha, semakin banyak perusahaan baru yang bermunculan untuk bersaing di dunia bisnis dan menguasai pasar. Masing-masing perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BIAYA SEBAGAI PROGRAM WASAN BIAYA PADA

BIAYA SEBAGAI PROGRAM WASAN BIAYA PADA AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA SEBAGAI ALAT PENGAW WASAN BIAYA PADA PT SARANA AGRO NUSANTARA MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikann Pendidikan Program Diploma 3 Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bagian penting di dalam komunitas perekonomian global. Hal

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bagian penting di dalam komunitas perekonomian global. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian yang begitu pesat menampilkan Indonesia menjadi salah satu bagian penting di dalam komunitas perekonomian global. Hal ini tidak terlepas

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 1985 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN NEGARA PENERBITAN DAN PERCETAKAN BALAI PUSTAKA MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENERBITAN DAN PERCETAKAN BALAI PUSTAKA PRESIDEN,

Lebih terperinci

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN I. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN & ANALYSIS KEUANGAN I. PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. Perubahan akta terakhir dengan akta No. 13 yang dibuat diihadapan notaris

BAB III OBYEK PENELITIAN. Perubahan akta terakhir dengan akta No. 13 yang dibuat diihadapan notaris BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT PARINDO PERMAI didirikan dengan akta notaris No. 52, tertanggal 24 Desember 1980 dengan akta yang dibuat dihadapan Notaris Hobropoerwanto, SH.,

Lebih terperinci

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA. 1. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara III Medan

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA. 1. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara III Medan BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA 1. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara III Medan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pelabuhan sebagai tumpuan tatanan kegiatan ekonomi dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) UUM Medan

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) UUM Medan Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) UUM Medan GENERAL MANAGER BAGIAN OPERASIONAL BAGIAN PENJUALAN & ENJ. PENGADAAN PPP ENJINIRING AKUNTANSI BENGKEL & DALTAS PENJ. & ADPEM ADMIKUM

Lebih terperinci

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB 4 Persediaan (inventory) BAB 4 Persediaan (inventory) Akuntansi Dasar 2 Modul Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persediaan 2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

BAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI

BAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI BAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI A. Sejarah Singkat CV. Morawa Timber Industri merupakan perusahaan penanaman Modal dalam negeri yang bergerak di bidang industri kayu untuk mengolah kayu bulat menjadi

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1990 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) KERETA API MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan PSAK No.14 (2012), paragraf 06, Persediaan adalah Aset yang dimiliki dan tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT TARGET MAKMUR SENTOSA merupakan sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

SISTEM PEMBELIAN PADA PT. METRO MEDAN

SISTEM PEMBELIAN PADA PT. METRO MEDAN SISTEM PEMBELIAN PADA PT. METRO MEDAN TUGAS AKHIR Disusun Oleh : SAMAITA BR PANDIA 062102093 D-III AKUNTANSI Program Diploma III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 LEMBAR PERSETUJUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk 8 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Para ahli mendefenisikan pengertian sistem akuntansi tidak jauh berbeda yaitu mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang

Lebih terperinci

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Muhammad Rizal Satria, SE., M.Ak., Ak. Program Studi Akuntansi, Politeknik Pos Indonesia rizalstr@gmail.com ABSTRACT Inventories are covering all goods owned by the

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2014

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2014 SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci