BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN. PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN. PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan"

Transkripsi

1 BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet. Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambilalihan perusahaanperusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selajutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero). Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegitan usaha perusahaan BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero), PT Perkebunan V 6

2 7 (Persero) disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C HT TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat di dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No Tahun B. Struktur Organisasi Perusahaan Adapun struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III Medan menggunakan sistem organisasi garis dan staff. Berikut ini dapat dilihat susunan atau stuktur organisasi dari PT Perkebunan Nusantara III.

3 KOMITE AUDIT R.U.P.S DEWAN KOMISARIS 8 DIREKTUR UTAMA DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR KEUANGAN DIREKTUR SDM DIREKTUR PERENCANAAN & PENGEMBANGAN SPI TANAMAN KEUANGAN UMUM PERENCANAAN & PENGKAJIAN SEKERTARIATAN PERUSAHAAN TEKNIK AKUNTANSI SDM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGADAAN KBL PTB & ANAK PERUSAHAAN PENJUALAN KEPATUHAN & MANAJEMEN DM. LABUHAN BATU I DM. LABUHAB BATU II DM. LABUHAN BATU III DM. ASAHAN DM. SIMALU- NGUN DM. DELI SERDANG I DM. DELI SERDANG II DM. TAPANULI SELATAN MR MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER Gambar 2.1 : Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Medan Sumber : PTPerkebunan Nusantara III MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER UNIT DIKLAT & AGROWISATA SEI KARANG 8 8

4 9 Tugas dan wewenang masing-masing fungsi dalam struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Medan secara umum adalah sebagai berikut: 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komisaris, Direktur serta setingkat lebih bawah. Tugas dan wewenang Rapat Umum Pemegang Saham adalah : a. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal atau asset perusahaan dalam mencapai tujuan c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya oleh pemegang saham. 2. Dewan Komisaris Dewan Komisaris terdiri dari 1 (satu) komisaris dan 3 (tiga) komisaris anggota yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan Direktur Utama. Tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah : a. Memberikan nasihat kepada pimpinan b. Membantu pimpinan di dalam menginvestasikan dana perusahaan c. Mengawasi jalannya perusahaan 3. Direktur Utama Mengarahkan dan memberdayakan seluruh sumber daya perusahaan secara optimal unutk mewujudkan visi dan misi perusahaan.

5 10 4. Kepala Bagian Sekretaris Prusahaan Melaksanakan fungsi manajemen dengan memberdayakan sumber daya yang berhubungan dengan aspek legal dan kebutuhan, aspek manajemen hubungan dengan industri sehingga terwujudnya korporat image yang positif dari stake holders. 5. Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI) Melaksanakan pemberdayaan sumber daya dalam melaksanakan pengawasan, analisa, dan evaluasi, dan evaluasi untuk mencapai kinerja yang optimal sehingga terwujudnya (Good Cooperate Governance). 6. Direktur Produksi Mengelola dan memberdayakan sumber daya produksi, sarana dan prasarana sehingga tercapainya kinerja bidang produksi secara optimal. 7. Direktur Keuangan Mengelola dan memberdayakan sumber daya keuangan secara tepat guna sehingga tercapainya cash flow, dan biaya operasional perusahaan yang efektif dan efisien. 8. Direktur Sumber Daya Manusia Mengelola dan memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana pendukung lainnya sehingga tercapainya kinerja dibidang SDM atau Umum secara optimal. 9. Distrik Manajer (DM) Distrik manajer (DM) melaksanakan pemantauan, analisa, evaluasi, memberi keputusan, dan terobosan-terobosan serta memberdayakan sumber

6 11 daya perusahaan yang ada di distriknya untuk mencapai kinerja yang optimal. 10. Manajer Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk memberdayakan seluruh unit kerja secara optimal unuk mewujudkan operational excellence.

7 12 Tabel 2.1 PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Per 31 Desember KEWAJIBAN DAN EKUITAS Per Per Per KEWAJIBAN LANCAR Hutang : Usaha 191,879,757, ,665,093, ,544,213,584 Lain-lain 40,885,284,898 32,388,126,129 58,946,578,042 Uang muka penjualan 143,030,072,032 28,887,817,517 53,469,946,950 Kredit modal kerja 150,000,000, Jangka panjang jatuh tempo 53,220,212,139 26,220,212, ,000,000,000 Biaya masih harus dibayar 25,433,496,227 15,812,985,607 23,659,105,912 Tantiem dan jasa produksi 130,762,620, ,596,753, ,355,653,000 Pajak (PPh Badan/PPN) 46,534,757,452 94,308,821, ,140,809,241 Bunga 8,829,699,387 14,272,866,439 9,742,350,038 Jumlah Kewajiban Lancar 790,675,900, ,152,676,331 1,176,858,656,767 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang lain-lain yang mempunyai hubungan istimewa 10,879,425,406 7,005,348,913 6,753,789,985 Kewajiban pajak tangguhan 74,042,702,185 74,042,702,185 68,253,872,090 Kewajiban manfaat karyawan dietimasi 217,782,252, ,782,252, ,984,046,411 Hutang bank 310,000,000, ,000,000, ,000,000,000 Hutang pemerintah RI (TCPP) 23,187,540,323 23,187,540,323 23,187,540,323 Hutang Medium Term Notes (MTN) 400,000,000, ,000,000, ,000,000,000 Hutang obligasi Rp ,- setelah dikurangi akum.amort, by emisi sebesar Rp ,- dan bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dlm satu tahun sebesar RP (2007 : Nihil) 271,689,902, ,050,989, ,207,869,202 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 902,895,374,101 1,305,068,832,705 1,322,387,118,011 Jumlah Kewajiban 1,693,571,275,028 2,048,221,509,036 2,499,245,774,778 EKUITAS Modal dasar 1,200,000,000,000 1,200,000,000,000 1,200,000,000,000 Modal belum ditempatkan -885,000,000, ,000,000, ,000,000,000 Modal yang ditempatkan dan disetor 315,000,000, ,000,000, ,000,000,000 Cadangan umum 676,983,064, ,331,992,212 1,321,492,962,222 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 263,408, ,408, ,408,971 Selisih nilai transaksi antar entitas sepengendali -23,158,388,652-23,158,388,652-23,158,388,652 Selisih penilaian kembali aktiva tetap 28,899,959, Saldo laba blm ditentukan penggunaanya 293,853,308, ,847,769, ,291,561,527 Jumlah Ekuitas 1,291,841,353,439 1,902,284,782,215 2,525,889,544,068 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2,985,412,628,467 3,950,506,291,251 5,025,135,318,846 Sumber : Laporan Keuangan PTPN III Tahun

8 13 C. Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara III Medan Tabel 2.2 PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan NERACA Per 31 Desember AKTIVA Per Per Per AKTIVA LANCAR Kas dan Setara Kas : Kas 1,517,092,937 1,179,595, ,452,885 Bank 93,156,433, ,963,394, ,825,764,031 Deposito berjangka kurang dari 3 bulan 0 200,000,000, ,000,000,000 Jumlah kas dan setara dengan kas 94,673,526, ,142,990, ,581,216,916 Investasi jangka pendek 171,025, ,437, ,609,825 Piutang : Niaga - Netto 59,645,150, ,610,575, ,368,384,965 Lain-lain 26,450,763,358 24,048,779,125 17,215,733,164 Pegawai 11,686,473,627 10,467,950,007 4,801,300,495 Uang muka leveransir/ kontraktor 1,440,603,760 3,910,517,560 32,711,868 Pajak dibayar dimuka 62,006,744,797 6,052,832,821 11,444,500,852 Jumlah piutang 161,229,735, ,090,655, ,862,631,344 Persediaan : Hasil produksi 82,483,700,536 84,729,821, ,033,607,656 Beban buku dan perlengkapan 26,726,469,487 33,331,193, ,942,452, ,210,170, ,061,015, ,976,059,717 Biaya dibayar dimuka 28,058,006, ,074,862 8,453,025,577 Jumlah Aset Lancar 393,342,464, ,436,173,775 1,210,099,543,379 AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang lain-lain yangmempunyai hubungan istimewa 79,304,727,091 19,302,846,589 18,891,976,222 Penyertaan 189,471,266, ,113,100, ,211,843,360 Aktiva Tetap : Nilai perolehan 3,034,149,387,585 3,608,141,504,423 4,396,860,478,037 Akumulasi penyusutan -778,852,306, ,823,065, ,959,997,123 Nilai buku 2,255,297,081,102 2,760,318,438,514 3,464,900,480,914 Aktiva dalam penyelesaian non tanaman 22,829,282,725 13,573,199,934 7,670,591,040 Jumlah Aktiva Dalam Penyelesaian 22,829,282,725 13,573,199,934 7,670,591,040 Aktiva Lain-lain : Biaya ditangguhkan 683,486,480 3,126,599,961 1,936,856,818 Aktiva non produktif netto 5,806,165,595 13,701,045, ,399 HGU/ HGB/ ISO - netto 19,451,203, ,140,950,719 97,267,286,358 Pembibitan 13,142,225,908 9,365,853,951 28,153,315,882 Uang muka jaminan 268,698,533 1,850,320, ,793,627 Uang muka investasi 1,411,756, Deposito CHD Bank Hamburg 3,819,700, Persediaan barang incourant 584,569, ,762, ,439,847 Jumlah Aktiva Lain-lain 45,167,806, ,762,532, ,360,883,931 Jumlah Aset Tidak Lancar 2,592,070,163,961 3,116,070,117,476 3,815,035,775,467 JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 2,985,412,628,467 3,950,506,291,251 5,025,135,318,846 Sumber : Laporan Keuangan PTPN III Tahun

9 14 Tabel 2.3 LAPORAN LABA/RUGI Per 31 Desember 2010 URAIAN Per PENJUALAN BERSIH 2,656,668,116,265 BEBAN POKOK PENJUALAN 1,770,110,618,554 LABA KOTOR 886,557,497,711 BEBAN USAHA Beban pemasaran dan penjualan (82,188,542,495) Beban umum dan adminstrasi (343,057,508,421) Jumlah Beban Usaha (425,246,050,916) LABA USAHA 461,311,446,795 PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan lain-lain Penghasilan bunga 3,823,497,705 Laba selisih kurs Pendapatan lain-lain 71,065,608,633 Beban lain-lain (74,513,268,890) Beban bunga (27,964,072,879) Rugi selish kurs (9,394,332,264) Beban program kepedulian sosial (1,529,050,037) Piutang tak tertagih _ Jumlah Penghasilan (Beban) Lain-lain (38,511,618,432) LABA SEBELUM BAGIAN LABA (RUGI) PERUSAHAAN ASOSIASI 422,799,828,363 BAGIAN LABA (RUGI) PERUSAHAAN ASOSIASI 1,118,853,587 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 423,918,681,950 BEBAN PAJAK PENGHASILAN PRIODE BERJALAN -Beban pajak kini (120,370,275,800) -Beban pajak tangguhan (9,695,083,760) (130,065,359,560) LABA BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS 293,853,322,390 HAK MINORITAS (13,579) LABA BERSIH 293,853,308,631 LABA BERSIH PER SAHAM 932,868 Sumber : Laporan Laba Rugi PTPN III Tahun 2010

10 15 Tabel 2.4 LAPORAN LABA/RUGI Per 31 Desember 2011 URAIAN Tahun 2011 Realisasi Anggaran PENDAPATAN Penjualan ekspor 1,029,046,386,564 1,678,385,669,000 Freight - - 1,029,046,386,564 1,678,385,669,000 Pajak ekspor 29,348,204,326 0 Jumlah penjualan ekspor netto 999,698,182,238 1,678,385,669,000 Penjualan lokal 2,922,903,246,767 1,552,317,359,000 Jumlah Pendapatan 3,922,601,429,005 3,230,703,028,000 BEBAN POKOK PENJUALAN Persediaan awal 82,483,700,536 49,462,245,000 Beban produksi 2,130,175,422,925 1,872,685,420,000 2,212,659,123,461 1,922,147,665,000 Persediaan akhir 84,729,821,248 54,228,822,000 Beban Pokok Penjualan 2,127,929,302,213 1,867,918,843,000 LABA KOTOR 1,794,672,126,792 1,362,784,185,000 BEBAN USAHA Penjualan 77,885,885,695 96,262,416,000 Administrasi 618,127,147, ,698,526,000 Penyusutan Kandir 9,066,786,399 5,813,102,000 Jumlah Beban Usaha 705,079,819, ,774,044,000 LABA USAHA 1,089,592,307, ,010,141,000 PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan lain-lain 115,937,884,916 97,013,043,000 Bunga (53,296,729,014) (43,418,355,000) Beban lain-lain (133,624,434,158) (114,882,369,000) 70,983,278,256 61,287,681,000 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN (MANFAAT) PAJAK 1,018,609,028, ,722,460,000 Pajak kini 289,785,271, ,916,738,000 Pajak tangguhan (26,074,488,315) 0 Beban Pajak Bersih 315,859,759, ,916,738,000 LABA BERSIH 702,749,269, ,805,722,000 Sumber : Laporan Laba Rugi PTPN III Tahun 2011

11 16 Tabel 2.5 LAPORAN LABA RUGI Per 31 Desember 2012 URAIAN Tahun 2012 Realisasi Anggaran PENDAPATAN Penjualan ekspor 1,155,260,579,444 1,740,714,719,000 Freight - - 1,155,260,579,444 1,740,714,719,000 Pajak ekspor 56,922,102,478 99,966,324,000 Jumlah penjualan ekspor netto 1,098,338,476,966 1,640,748,395,000 Penjualan lokal 3,555,088,127,609 3,025,145,749,000 Jumlah Pendapatan 4,653,426,604,575 4,665,894,144,000 BEBAN POKOK PENJUALAN Persediaan awal 84,729,821,248 53,774,101,000 Beban produksi 2,525,658,005,686 2,787,528,519,000 2,610,387,826,934 2,841,302,620,000 Persediaan akhir 119,033,607,656 62,714,757,000 Beban Pokok Penjualan 2,491,354,219,278 2,778,587,863,000 LABA KOTOR 2,162,072,385,297 1,887,306,281,000 BEBAN USAHA Penjualan 94,952,928, ,951,061,000 Administrasi 850,475,654, ,482,322,000 Penyusutan Kandir 8,749,145,952 8,728,906,000 Jumlah Beban Usaha 954,177,729, ,162,289,000 LABA USAHA 1,207,894,656,172 1,189,143,992,000 PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan lain-lain 200,228,039,822 82,532,525,000 Bunga (44,749,782,903) (117,800,000,000) Beban lain-lain (137,766,193,633) (79,403,776,000) 17,712,063, ,671,251,000 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN (MANFAAT) PAJAK 1,225,606,719,458 1,074,472,741,000 -Pajak kini 386,677,228, ,341,822,000 -Pajak tangguhan (5,788,830,095) - Beban Pajak Bersih 380,888,398, ,341,822,000 LABA BERSIH 844,718,320, ,130,919,000 Sumber : Laporan Laba Rugi PTPN III Tahun 2012

12 17 D. Rasio Keuangan Perusahaan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok dan kreditur, pemilik perusahaan atau pemegang saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Menurut Ridwan S. Sundjaja (2002:680) Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut. 2. Jenis -Jenis Rasio Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada kepentingan dan penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya. a. Rasio - Rasio Likuiditas Menurut Drs. M. Faisal Abdullah, MM. (2005:44) Likuiditas suatu perusahaan merupakan kemampuan keuangan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendek (maksimal satu tahun) dengan sejumlah aktiva lancar yang dimiliki. Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

13 18 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio Aktiva Lancar = Total Aktiva Lancar Total Hutang Lancar x 100 % 2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) Rasio cepat, adalah sama dengan rasio lancer kecuali tanpa memperhitungkan persediaan yang dianggap sebagai aktiva lancar yang kurang likuid. Rasio Cepat = Total Aktiva Lancar Persediaan Total Hutang Lancar x 100 % b. Rasio Rasio Aktivitas Menurut Ridwan S. Sundjaja (2002:111), Analisa aktivitas, digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan menjadi penjualan atau kas, dengan melihat pada perkiraan lancar saja, pengukuran likuiditas pada umumnya tidak memadai. Dalam analisa aktivitas menggunakan rasio: 1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio) Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan. Rasio Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Persediaan

14 19 2. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio) Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Perputaran Total Aktiva = Penjualan Total Aktiva X 1 Kali c. Rasio Leverage Menurut Drs. Murthada Sinuraya, M.M. (1999:20), Rasio Leverage adalah mengukur sampai seberapa jauh pembelanjaan dengan utang akan menaikkan laba pemegang saham. 1. Total Debt to Capitaal Asset Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki. Debt Ratio = Total Hutang Total Aktiva x 100 % 2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio) Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui financial levarage perusahaan. Total Debt to Equity Ratio = Utang Jangka Pendek Modal Sendiri x 100 % d. Rasio Kemampuan Menghasilkan Laba (Profitability Ratio) Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304), Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,

15 20 dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. 1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Margin Laba Kotor = Laba Kotor Penjualan x 100 % 2. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin) Margin laba operasi adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Margin Laba Operasi = Laba Operasi Penjualan x 100 % 3. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak. Margin Laba Bersih = Laba Bersih Penjualan x 100 %

16 21 3. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, maka dapat dianalisis beberapa rasio keuangan tersebut untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahaan. a. Rasio Likuiditas 1. Rasio Aktiva Lancar Rasio Aktiva Lancar = Total Aktiva Lancar Total Hutag Lancar Tahun 2010 = Tahun 2011 = Tahun 2012 = Kesimpulan = 49,74 % = 112,28 % =102,82 % a. artinya setiap Rupiah hutang lancar dijamin dengan Rp0,4974,- aktiva lancar (untuk tahun 2010). b. artinya setiap Rupiah hutang lancar dijamin dengan Rp1,1228,- aktiva lancar (untuk tahun 2011). c. artinya setiap Rupiah hutang lancar dijamin dengan Rp1,0282,-aktiva lancar (untuk tahun 2012).

17 22 2. Rasio Cepat Rasio Cepat = Total Aktiva Lancar Persediaan Total Hutang Lancar Tahun 2010 = = 35,94 % Tahun 2011 = = 96,40 % Tahun 2012 = = 79,80 % Kesimpulan a. artinya setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin oleh Rp0,3594, aktiva cepat (untuk tahun 2010). b. artinya setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin oleh Rp0,9640, aktiva cepat (untuk tahun 2011). c. artinya setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin oleh Rp0,7980, aktiva cepat (untuk tahun 2012). b. Rasio Aktivitas 1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio) Rasio Perputaran Persediaan = Tahun 2010 = Harga Pokok Penjualan X 1Kali Persediaan X 1 Kali

18 23 Tahun 2011 = = 16,21 Kali = 18,02 Kali X 1 Kali Tahun 2012 = X 1 Kali = 9,19 Kali Kesimpulan a) artinya angka 16,21 kali menunjukkan dalam satu tahun perusahaan mampu memutar dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak 16,21 kali. b) artinya angka 18,02 kali menunjukkan dalam satu tahun perusahaan mampu memutar dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak 18,02 kali. c) artinya angka 9,19 kali menunjukkan dalam satu tahun perusahaan mampu memutar dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak 9,19 kali. 2. Rasio Perputaran Total Aktiva Rasio Perputaran Total Aktiva = Panjualan Total Aktiva X 1 Kali Tahun 2010 = Tahun 2011 = = 0.89 Kali

19 24 Tahun 2012 = Kesimpulan = 0,99 Kali = 0,93 Kali a. artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva selama setahun berputar rata-rata 0,89 kali b. artinya dana yang tertanam dalam kesluruhan aktiva selama setahun berputar rata-rata 0,99 kali. c. artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva selama c. Rasio Leverage setahun berputar rata-rata 0,93 kali. 1. Total Debt to Capital Asset Total Debt to Capital Asset = Total Hutang Total Aktiva X 100% Tahun 2010 = = 56,73% X 100% Tahun 2011 = X 100% = 51,85% Tahun 2012 = X 100% = 49,73% Kesimpulan

20 25 a. artinya setiap Rupiah total aktiva dijamin Rp0,5673 total hutang (untuk tahun 2010). b. artinya setiap Rupiah total aktiva dijamin Rp0,5185 total hutang (untuk tahun 2011). c. artinya setiap Rupiah total aktiva dijamin Rp0,4973 total hutang (untuk tahun 2012). 2. Total Debt to Equity Ratio Total Debt to Equity Ratio = Utang Jangka Pendek Modal Sendiri X 100% Tahun 2010 = X 100% Tahun 2011 = = 69,89% = 68,61% X 100% Tahun 2012 = X 100% = 52,35% Kesimpulan a. artinya setiap Rupiah total hutang dijamin Rp0,6989,- modal sendiri (untuk tahun 2010). b. artinya setiap Rupiah total hutang dijamin Rp0,6861,- modal sendiri (untuk tahun 2011). c. artinya setiap Rupiah total hutang dijamin Rp0,5235,- modal sendiri (untuk tahun 2012).

21 26 d. Rasio Profitabilitas 1. Margin Laba Kotor ( Gross Profit Margin) Margin Laba Kotor = Laba Kotor Penjualan Tahun 2010 = = 33,37% Tahun 2011 = = 45,75% Tahun 2012 = = 46,46% Kesimpulan a. artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba brutto sebesar Rp0,3337 (untuk tahun 2010). b. artinya setiap Rupiah- penjualan menghasilkan laba brutto sebesar Rp0,4575 (untuk tahun 2011). c. artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba brutto sebesar Rp0,4646 (untuk tahun 2012). 2. Margin Laba Operasi (Oprating Profit Margin) Margin Laba Operasi = Laba Operasi Penjualan Tahun 2010 =

22 27 = 15,96% Tahun 2011 = = 25,97% Tahun 2012 = = 26,34% Kesimpulan a. artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba operasi sebesar Rp0,1596 (untuk tahun 2010). b. artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba operasi sebesar Rp0,2597 (untuk tahun 2011). c. artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba operasi sebesar Rp0,2634 (untuk tahun 2012). 3. Margin Laba Bersih Margin Laba Bersih = Laba Bersih Penjualan Tahun 2010 = = 11,06% Tahun 2011 = = 17,92% Tahun 2012 =

23 28 =18,15% Kesimpulan a. artinya setiap Rupiah pendapatan jasa menghasilkan keuntungan sebesar Rp0,1106 (untuk tahun 2010). b. artinya setiap Rupiah pendapatan jasa menghasilkaan keuntungan sebesar Rp0,1792 (untuk tahun 2011). c. artinya setiap Rupiah pendapatan jasa menghasilkan keuntungan sebesar Rp0,1815 (untuk tahun 2012).

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT.Perkebunan Nusantara III ( Persero ) PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero ) Medan berasal dari perusahaan perkebunan milik bangsa asing yang dinasionalisasikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara III Medan Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah PT. Perkebunan Nusantara III Medan. PT Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab sebelumnya di jelaskan bahwa laporan keuangan merupkan sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu badan

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. 2013 MARKET RATIO PER 31,09 31,56 DY 2% 3% PBV 1,58 6,52 2014

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

30 September 31 Desember Catatan

30 September 31 Desember Catatan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 30 September 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e, 4, 30, 33 59998597270 63710521871 Investasi 2c, 5, 30, 33 2068611000

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN 1. Pentingnya Analisis Laporan Keuangan Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan (financial) suatu perusahaan kita perlu mengadakan interpretasi atau analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. L1 Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. Periode Analisis Horisontal Analisis Vertikal 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS A. Inventory Turnover Periode Tahun Harga Pokok Penjualan 3.722.189 1.437.527 4.289.118 1.451.990 Persediaan Rata-rata 208.299 123.812 199.601 111.474 Inventory

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Pembentukan perusahaan ini mempunyai lintasan sejarah yang diawali dengan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Pembentukan perusahaan ini mempunyai lintasan sejarah yang diawali dengan BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Dilla Marta Yulia NPM : 22213462 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Bani Zamzami,

Lebih terperinci

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan L1 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas dan setara kas Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp 2.293.762 (2005), Rp 5.920.887 (2006), Rp 3.627.125 (2007) Piutang lainlain Persediaan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan 2007 PT Asahimas Flat Glass Tbk Rusli Pranadi Manager Corporate Finance Samuel Rumbajan Direktur Keuangan NERACA (Tidak diaudit) 30 September 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk LAMPIRAN 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tabel 1.1 Neraca Konsolidasi PT. Holcim Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan (Disajikan dalam Jutaan Rupiah) AKTIVA ASET LANCAR Kas dan Setara

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

Kata kunci : Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Likuiditas

Kata kunci : Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Likuiditas iv ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PT PAN BROTHERS Tbk. PERIODE 2004 2006 Abstrak PT Pan Brothers Tbk merupakan salah satu jenis perusahaan yang bergerak di bidang industri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2014 Accepted June, 2014 Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan dituntut membuat rencana yang matang pada semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan dituntut membuat rencana yang matang pada semua aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis tidak hanya terbatas dalam persaingan sesama perusahaan domestik, melainkan telah menjadi persaingan perusahaan internasional, sehingga setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2000 : 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK Nama : Bella Kandi NPM : 21213695 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Erna Kustyarini SE., MMSI Pendahuluan

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan banyak dikemukakan beberapa ahli dan salah satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO PENGERTIAN Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia yang terdiri dari : Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial

Lebih terperinci

METADATA INFORMASI DASAR

METADATA INFORMASI DASAR METADATA INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Indikator Sektor Korporasi 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN APLIKASINYA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN APLIKASINYA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN ISSN 0000-0000 ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN APLIKASINYA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN Bambang Suryono *) ABSTRAK Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi siapa

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA. 1. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara III Medan

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA. 1. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara III Medan BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA 1. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara III Medan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci