Dessy Ayu Arisman Fatmala*, Dr. Ir. Arief RM Akbar, M.Si dan Alia Rahmi, S.TP, M. EngSc

Transkripsi

1 JTAM INOVASI AGROINDUSTRI April 208 Vol. No. (23-29) Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Ikan Asin Sepat Rawa Menggunakan Batch Dryer (Financial Feasibility Analysis of Salted Sepat Rawa Processing Business Using a Batch Dryer Equipment) Dessy Ayu Arisman Fatmala*, Dr. Ir. Arief RM Akbar, M.Si dan Alia Rahmi, S.TP, M. EngSc Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian - Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani Km.36, Banjarbaru, KalSel 7074 *Dessy Ayu Arisman Fatmala : ayudessy9@gmail.com Abstrak Sampai saat ini, Ikan asin sepat rawa dalam proses pembuatannya masih dilakukan dengan pengeringan konvensional. Pengeringan dengan metode ini sangat bergantung dengan cuaca dan kehigienisan produk tidak terjaga karena dikeringkan pada ruang terbuka yang rentan terhadap kontaminasi. Pengeringan dengan menggunakan batch dryer memiliki kelebihan yaitu suhu, kelembaban, kecepatan udara, sanitasi, dan kehigienisan dapat diatur namun memerlukan biaya yang lebih besar. Penelitian ini akan mengkaji analisis kelayakan finansial usaha pengolahan ikan asin sepat rawa yang menggunakan alat batch dryer. Analisis kelayakan finansial dilaksanakan untuk mengetahui layak atau tidak berjalannya industri pengolahan ikan asin sepat yang menggunakan alat ini. Kriteria kelayakan yang digunakan adalah NPV, IRR, B/C ratio dan BEP dengan terlebih dahulu menetapkan asumsi dan mengetahui komponen biaya tetap, biaya variabel, dan biaya investasi. Hasil yang didapat adalah NPV sebesar Rp ,-, IRR 279,78%, dan Net B/C 2,8. Nilai BEP menunjukkan bahwa titik impas pada tahun pertama dengan waktu produksi selama 7 bulan 8 hari.. Usaha ini secara finansial layak dijalankan dilihat dari hasil perhitungan NPV diatas nol, nilai IRR diatas suku bunga yang berlaku dan Nilai B/C ratio diatas dan nilai BEP pada tahun ke- sampai tahun ke-5 menunjukkan bahwa usaha ini mengalami titik impas. Kata Kunci: Ikan asin sepat rawa, Batch dryer, Analisis kelayakan finansial Abstract Until now, salted sepat rawa is still prepared with conventional drying. Drying by this method is highly dependent on weather, and hygiene products is not maintained due to the open spaces of dryring area that is vulnerable to contamination. Drying using a batch dryer has an advantage where temperature, humidity, air velocity, sanitation, and hygiene can be controlled but it requires a higher cost. This research examined the financial feasibility analysis of salted sepat rawa processing business using a batch dryer equipment. Financial feasibility analysis has carried out to determine whether or not the business of salted sepat rawa processing industry is feasible. The feasibility criteria used are NPV, IRR, B / C ratio and BEP by first establishing assumptions and components of fixed costs, variable costs, and investment costs. The results showed the NPV of Rp ,-, IRR of 279,78%, and Net B/C of 2,8. The BEP value indicates that the break-even point in the first year with production time is 7 months 8 days.. This business is financially feasible to run from NPV calculations above zero, IRR value above discount rate and B/C ratio above and BEP value in the st to the 5th year indicates that the business has fair annual break even point.

2 JTAM INOVASI AGROINDUSTRI Vol. No. 24 Keywords : Salted sepat rawa, Batch dryer, Financial Feasibility Analysis PENDAHULUAN Ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus) hidup di perairan wilayah Kalimantan Selatan. Ikan tersebut dikenal sebagai lauk khas masyarakat Banjar. Masyarakat mengkonsumsi dalam bentuk segar dan kering. Pengeringan ikan tersebut masih dengan cara konvensional yaitu dengan menggunakan sinar matahari (Murjani, 20). Metode pengeringan konvensional sangat tergantung pada cuaca dan suhu pengeringan tidak dapat diatur. Selain itu bahan baku yang berupa ikan sepat rawa ini harus segera diolah menjadi ikan asin dalam jangka waktu 24 jam untuk menghasilkan ikan asin sepat yang berkualitas tinggi. Apabila ikan sepat rawa yang dikeringkan mengalami kendala dalam proses pengeringan lebih dari 24 jam maka kualitasnya akan menurun sehingga harga jualnya pun akan menurun. Selain itu, ikan sepat rawa yang selama ini dikeringkan secara tradisional juga memiliki kendala dalam kehigienisan produk, karena biasanya dikeringkan pada ruang terbuka yang rentan terhadap kontaminasi. Ada beberapa metode pengeringan bahan. Metode tersebut antara lain dengan cara konvensional, menggunakan oven, dan menggunakan batch dryer. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengeringan dengan menggunakan batch dryer memiliki kelebihan yaitu suhu, kelembaban, kecepatan udara, sanitasi, dan kehigienisan dapat diatur akan tetapi memerlukan biaya yang lebih besar. Hal ini memungkinkan para petani tetap dapat melakukan produksi ikan asin meskipun pada musim penghujan karena alat ini tidak tergantung dengan keberadaan sinar matahari. Pada prinsipnya metode yang digunakan pada alat ini sama halnya dengan pengering yang sudah ada yaitu mengkondisikan suhu tertentu untuk dapat menguapkan kandungan air pada bahan, dalam hal ini ikan sepat rawa. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan finansial usaha pengolahan ikan asin sepat rawa dengan menggunakan batch dryer. BAHAN DAN METODE Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat pengering batch dryer tipe rak, pisau stainless steel, baskom, timbangan, termometer, sealer, alat tulis, dan program Ms. Excel.

3 JTAM INOVASI AGROINDUSTRI Vol. No. 25 Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan sepat rawa, garam dapur, kayu bakar, dan air bersih. Metode Gambar. Diagram Alir Penelitian Analisi Data Metode yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial pada penelitian ini adalah NPV, IRR, Net B/C Ratio, dan BEP.. Net Present Value (NPV) NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai diskon faktor. NPV merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran per tahun, yang besarnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Ibrahim, 2009): n NPV = i = NB i ( + i) -n Keterangan : NB = Net benefit= Benefit Cost Cost = Biaya tetap (BT) + Biaya tidak tetap (BTT) Benefit = Harga jual per unit produk (P) x Jumlah produk yang terjual (Y) i = diskon faktor (suku bunga bank) n = tahun (waktu) Kriteria: NPV > 0 (nol) = Usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan. NPV < 0 (nol) = Usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan. NPV = 0 (nol) = Usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present value. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan. 2. IRR (Internal Rate of Return)

4 JTAM INOVASI AGROINDUSTRI Vol. No. 26 IRR dari suatu investasi adalah suatu nilai tingkat bunga yang menunjukan bahwa nilai sekarang netto (NPV) sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek. IRR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Keterangan : i i 2 NPV IRR = i + ( NPV NPV ) = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV positif = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV = NPV Positif NPV 2 = NPV Negatif Jika nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku (IRR>i ), maka suatu perencanaan proyek dinyatakan layak untuk dilanjutkan, dan sebaliknya jika IRR<i, maka proyek ditolak. 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C adalah perbandingan antara net benfit yang telah di discount positif (+) dengan net benefit yang telah di discount negatif (-). Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang diperoleh dari biaya (cost) yang dikeluarkan. Net B / C n i= = n i= 2 N B ( + ) i ( i i ) N B ( ) i 2 Keterangan : NB i = NB x ( + i) -n = Net benefit yang telahdi discount Net B/C > (satu) = Proyek (usaha) layak dikerjakan Net B/C < (satu) = Proyek tidak layak dikerjakan Net B/C = (satu) = Cash in flows = Cash out flows (BEP) 4. Break Event Point (BEP) Break Even Point (BEP) merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha dimana jumlah manfaat (pendapatan) sama besarnya dengan pengeluaran (biaya) dengan kata lain pada keadaan ini perusahaan tidak mendapat laba maupun rugi. Untuk menentukan besarnya volume produksi atau jumlah produk yang dijual pada titik impas, persamaan dapat ditulis sebagai berikut (Ibrahim, 2009): FC BEP = P - VC Keterangan: FC = Biaya tetap P = Harga jual per unit produk VC = Biaya variabel per unit HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis finansial terhadap industri ikan asin sepat menggunakan beberapa batasan sebagai berikut:. Periode dilakukan selama 5 tahun. 2. Kapasitas produksi maksimum per hari adalah 3 kg/hari bahan baku

5 JTAM INOVASI AGROINDUSTRI Vol. No. 27 setara dengan,35 kg/hari produk jadi, sehingga kapasitas produksi per tahun adalah 900 kg bahan baku/tahun dan setara dengan 405 kg produk jadi/tahun. 3. Jumlah hari kerja per bulan adalah 25 hari dan 2 bulan dalam setahun. 4. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus dengan nilai sisa modal (scrap value) sebesar 0%. 5. Biaya produksi mengalami kenaikan 0% setiap tahunnya. 6. Bunga bank untuk investasi yang berlaku adalah 9%. 7. Biaya yang digunakan untuk modal usaha diperoleh dari biaya sendiri tanpa meminjam di Bank. 8. Proyek dimulai pada tahun ke-0 dan produksi pertama berlangsung pada tahun ke-. 9. Produksi pada tahun pertama sampai kelima ditetapkan berproduksi dengan kapasitas maksimal yaitu 00%. Biaya Investasi Biaya investasi merupakan jumlah dari dana modal tetap (meliputi dana pembiayaan dan pengadaan kegiatan pra investasi, harga tetap, dan biaya lain yang bersangkutan dengan usaha pembangunan proyek) dan dana modal kerja bersih. Dana modal tetap merupakan dana yang dibutuhkan untuk pendirian dan penyediaan peralatan dan mesin yang dibutuhkan pada suatu proyek (Ibrahim, 2009). Komponen-komponen biaya investasi beserta harganya dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Komponen Biaya Investasi Jenis Jumlah Harga Jumlah (unit) Alat batch dryer Timbangan Termometer Baskom Pisau Sealer Total Biaya Modal Kerja Total biaya tetap usaha pengolahan ikan asin pertahun adalah sebesar Rp Komponen biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komponen Biaya Tetap Komponen yang termasuk Jenis Jumlah Harga Jumlah Sewa tempat usaha (/tahun) PBB (/tahun) Biaya pemeliharaan (/bulan) Beban tetap PDAM(/bulan) Biaya penyusutan alat (/tahun) Baskom (/tahun) Pisau (/tahun) Total

6 JTAM INOVASI AGROINDUSTRI Vol. No. 28 dalam biaya tidak tetap meliputi bahan baku, bahan bakar, biaya utilitas, dan biaya upah pekerja. Komponen biaya tidak tetap dapat dilihat pada Tabel 3. Jenis Jumlah /Bulan Satuan Harga Jumlah Gaji 75 Kg karyawan produksi sepat basah Ikan sepat 75 Kg rawa sepat basah 0 Garam 5 Kg Kemasan 33,75 Lembar PDAM Listrik 63 Kwh Kayu 625 Kg bakar Total Tabel 3. Komponen Biaya Tidak Tetap Pendapatan Pendapatan (benefit) yang diperoleh setiap tahunnya mengalami peningkatan dapat dilihat pada Tabel 4. Anslisis Finansial Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial dari usaha ikan asin sepat ini dapat dilihat pada Tabel 5 dan untuk perhitungan BEP dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 4. Benefit Umur Proyek Tingkat Penjualan (%) Harga Jual Produk Terjual (kg) Benefit

7 JTAM INOVASI AGROINDUSTRI Vol. No. 29 Tabel 5. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ikan Asin Sepat No Kriteria Metode Hasil Keterangan Net Present Value (NPV) Rp Layak 2 Internal Rate of Return (IRR) 279,78 % Layak 3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 2,8 Layak Tabel 6. BEP pada tahun ke- sampai dengan ke-5 Titik Impas Volume (kg) Nilai ke- ke-2 ke-3 ke-4 ke KESIMPULAN Pada penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :. Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha ikan asin sepat dengan menggunakan alat batch dryer ini layak untuk dijalankan. 2. Kriteria layak dilihat dari nilai NPV lebih besar dari nol (>0) yaitu sebesar Rp ,-, nilai IRR lebih besar dari SOCC (>9%) yaitu sebesar 279,78%, dan nilai B/C ratio lebih besar dari satu (>) yaitu sebesar 2,8. 3. Hasil perhitungan BEP menunjukkan bahwa untuk usaha pengolahan ikan asin sepat dengan menggunakan batch dryer ini telah mencapai titik impas pada tahun pertama dengan waktu produksi selama 7 bulan 8 hari. DAFTAR PUSTAKA Ibrahim, H. M. Y Studi Kelayakan Bisnis (Edisi Revisi). PT. Rineka Cipta. Jakarta. Murjani, A. 20. Budidaya Beberapa Varietas Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Dengan Pemberian Pakan Komersial. Fakultas Perikanan. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.