PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE)"

Transkripsi

1 PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE) SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan Oleh Siti Amanah NIM PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 213

2 PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE) SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan Oleh Siti Amanah NIM PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 213

3 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama mahasiswa : Siti Amanah NIM : Program Studi : Peternakan dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar benar hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini di kutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hokum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo, Agustus 213 Yang membuat pernyataan, Siti Amanah

4 PRAKATA Puji Syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi ini. Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo 2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada penulis mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini. 3. Ketua Program Studi Peternakan yang telah memberikan perhatian dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Hanung Dhidhik A., S.Pt.,M.Si. selaku pembimbing I dan Roisu Eny M.,S.Pt.,M.P. yang telah banyak membimbing, mengarahkan, memotivasi dengan penuh kesabaran dan tidak mengenal lelah serta mengoreksi skripsi dengan penuh ketelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.. Berbagai pihak yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Program Studi Peternakan. iv

5 Sebuah karya manusia di dunia ini tidak ada yang sempurna, kecuali penciptaannya. Penulis sadar akan hal tersebut, maka dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran maupun kritik yang nantinya dapat menambah karya ini lebih mendekati sempurna. Karya ini merupakan hasil penelitian tentang kualitas susu kambing Peranakan Ettawa (PE) akibat perbedaan lama simpan. Penulis hanya dapat berdoa semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas budi baik yang telah diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan para pembaca umumnya. Purworejo, Agustus 213 Penulis Siti Amanah NIP v

6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... PRAKATA... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vi vii viii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A.... Latar Belakang... 1 B.... Identifikasi Masalah... 2 C.... Pembatasan Masalah... 2 D.... Perumusan Masalah... 3 E.... Tujuan Penelitian... 3 F.... Manfaat Penelitian... 3 G.... Kerangka Pemikiran... 4 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka... B.Rumusan Hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN A.... Tempat dan Waktu Penelitian B.... Desain Penelitian... 12

7 C.... Populasi dan sampel Penelitian D.... Variabel Penelitian E.... Pengumpula n Data F.... Analisa Data... BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Kadar Protein B. Kadar lemak C. Kadar Asam Laktat BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN A.... Kesimpulan B... Saran Daftar Pustaka Lampiran... 26

8

9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Syarat Kualitas Susu Segar... 9 Tabel 2. Perbandingan Komposisi Susu sapi dan Susu kambing per gram... Tabel 3. Kadar protein kambing Peranakan Ettawa Tabel 4. Kadar lemak kambing Peranakan Ettawa Tabel. Kadar asam laktat susu kambing Peranakan Ettawa... 2

10 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Analisis Kadar Protein Lampiran 2. Analisis Kadar Lemak Lampiran 3. Analisis Kadar Asam Laktat... 3

11 INFLUENCE OF STORED IN FREEZER CONDITION TO PROTEIN LEVEL, EXTRACT ETHER LEVEL AND LACTIC ACID LEVEL OF GOAT CROSS BREED MILK Siti Amanah NIM ABSTRAK Influence of stored in freezer condition to protein level, extract ether level and lactic acid level of goat cross breed milk. Thesis. Animal Husbandry. Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Purworejo Research aims to determine the level of protein, extract ether, lactid acid of ettawa cross breed. The research materials is goat milk Peranakan Ettawa ( PE ) situated in Semarang regency. The milk samples used ettawa cross breed milk at UPTD animal bredding Mulyorejo, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang. Samples were taken with random methode from the breeder storage as much as 4 liters. Research variables used are milk storage temperature and storage time. Tests were conducted for determined quality of goat milk which include fat content, protein content and lactic acid. The results showed that fat content ranged from 6.18% %. Results of analysis of variance showed no significant differences ( P >. ). Protein levels of the results showed no significant differences ( P >. ) between treatments. The results showed that lactic acid levels goat milk storage time in the freezer significant of lactic acid. Results of analysis of variance showed not significant difference ( P <, ). Based on Tukey test lactic acid levels were significantly different treatment T with T2 treatment ( P <, ). T3 treatment also significantly different from the treatment T1. The average total of all treatments at.2496 %, with the smallest average of.239 % and the largest average.273 %. Conclusions from the study were crossbred goat milk ettawa ( PE ) stored in frezeer ( -2 C ) with a longer shelf different, in accordance with the ISO and still safe to consumtion. Keywords : milk quality, save time, freezing temperatures, goat milk

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prospek pengembangan produk susu kambing di Indonesia cukup potensial, hal ini ditunjukkan dengan permintaan pasar yang tinggi. Permintaan tersebut belum dapat terpenuhi akibat produksi yang masih terbatas. Harga jual produk susu kambing juga cukup tinggi, hal ini dikarenakan susu kambing di nilai sebagai produk yang istimewa dengan berbagai manfaat dan khasiat-khasiatnya. Susu kambing ternyata juga sangat digemari konsumen dari luar negeri, sehingga hal ini akan berpeluang dijadikan sebagai komoditas ekspor (Setiawan dan Tarsius, 2). Susu kambing adalah susu yang diperoleh dengan jalan pemerahan seekor kambing perah atau lebih yang dilakukan secara teratur, terus menerus dan hasilnya berupa susu segar murni tanpa dicampur, dikurangi atau ditambah sesuatu. Susu kambing merupakan produk minuman fungsional sehingga orang yang mengkonsumsinya tidak sekedar minum susu biasa, tetapi karena khasiat yang terkandung di dalamnya. Kandungan nilai gizi yang tinggi menyebabkan susu kambing menjadi media yang sangat disukai oleh mikroba untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Hal tersebut mengakibatkan susu menjadi tidak layak dikonsumsi dan harus segera dimanfaatkan dalam waktu singkat (Saleh, 24). Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada 1

13 susu agar menjadi lebih tahan lama dengan tetap mempertahankan kualitasnya. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah dengan menyimpannya ke dalam bentuk beku (frozen) menggunakan freezer. Menurut Sumoprastowo (2), susu akan bertahan lebih lama jika disimpan di dalam freezer, namun demikian menurut Hudaya (22), proses pembekuan pada susu dapat menyebabkan pecahnya emulsi lemak, serta perubahan fisik dan kimianya. Kualitas susu dapat ditentukan berdasar kualitas secara fisik dan secara kimiawi. Kualitas fisik susu meliputi bau, warna, rasa, kekentalan dan berat jenis susu. Penentuan kualitas susu berguna untuk menentukan layak atau tidaknya untuk dikonsumsi. Kualitas fisik susu dapat di nilai dengan menggunakan panca indera khususnya untuk rasa, warna dan bau. Berat jenis susu dihitung menggunakan alat pengukur berat jenis laktodensimeter. Kimia susu dilihat berdasarkan kandungan protein, kadar lemak dan kadar asam laktat. Penentuan kadar protein, kadar lemak dan kadar asam laktat dengan menggunakan alat dan metode tersendiri yang dilakukan dilaboratorium. B. Identifikasi Masalah Susu kambing memiliki nilai gizi tinggi merupakan salah satu produk peternakan yang mudah rusak baik secara fisika, kimia dan biologi, sehingga perlu penanganan yang tepat agar bertahan lama. Disamping nilai gizinya yang tinggi, susu kambing juga memiliki nilai ekonomis cukup tinggi serta berguna untuk menyembuhkan beberapa penyakit. 2

14 C. Batasan Masalah Penelitian terhadap susu kambing peranakan etawa yang berasal dari susu kambing peranakan etawa di UPTD Perbibitan Ternak Unggul Mulyorejo, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang. Pengujian kualitas kimia susu, meliputi kadar lemak, protein dan kadar asam laktat dilakukan Balai Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner Provisi Jawa Tengah. Hal ini untuk mengetahui apakah susu yang disimpan pada suhu -2 C susu akan rusak atau masih aman dikonsumsi. D. Rumusan Masalah Apakah susu kambing yang disimpan pada suhu -2 C pada lama penyimpanan berbeda akan berpengaruh terhadap kadar protein, kadar lemak dan kadar asam laktat. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein, kadar lemak dan kadar asam laktat susu kambing yang disimpan dalam freezer (bersuhu - 2 C) dengan waktu penyimpanan yang berbeda. F. Manfaat Penelitian 1. Penulis dapat mengetahui karakter susu kambing secara fisik dan kimia 2. Mengetahui kualitas susu terhadap lama dan suhu penyimpanan yang berbeda. 3. Memberi informasi kepada masyarakat tentang kualitas susu kambing pada suhu dan penyimpanan tertentu 3

15 G. Kerangka Pemikiran Alur kerangka pikir penelitian ini melihat bahwa proses distribusi susu kambing terkendala dengan sifat susu yang mudah rusak, dan tidak tahan lama, maka penyimpanan susu kambing dalam frezeer bertujuan untuk memperpanjang masa simpan susu, tanpa mengurangi kualitasnya. Penelitian ini untuk mencari masa simpan susu kambing dalam frezeer yang ideal, menggunakan parameterparameter kualitas susu kambing sehingga susu kambing masih layak dikonsumsi dengan kualitas tetap terjaga. 4

16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Susu Kambing dan Komposisi Susu Kambing Kambing perah memiliki karakteristik yang unik dalam memproduksi susu, kalau seekor sapi memiliki 4 (empat) ambing. Seekor kambing hanya memiliki 2 (dua) ambing saja. Umumnya 7 (tujuh) ekor kambing dapat menghasilkan susu yang sama banyaknya dengan produksi seekor sapi (Sarwono, 27). Susu Kambing adalah susu yang di peroleh dari hasil pemerahan seekor kambing perah atau lebih, dilakukan secara teratur dan hasilnya berupa susu segar murni tanpa campuran, tidak dikurangi dan ditambah suatupun (Sarwono, 27). Definisi susu adalah hasil pemerahan sapi atau hewan menyusui lainnya, yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan makanan, yang aman dan sehat serta tidak dikurangi komponen-komponennya atau ditambah bahan-bahan lain (Sudono, 1999). Susu kambing adalah cairan putih yang dihasilkan oleh binatang ruminansia dari jenis kambing (caprinae). Susu kambing merupakan salah satu susu yang memiliki khasiat dan manfaat bagi kesehatan manusia karena kandungan zat-zat yang ada di dalamnya (Damayanti dan Bernadinus, 22). Thai Agricultural Standard (28) menyatakan bahwa susu kambing segar adalah susu segar yang diperoleh dari induk kambing (Capra spp.) tidak

17 kurang dari 3 hari setelah kelahiran. Susu harus tidak dikurangi dan tidak ditambahkan komponen lain, tidak boleh mengalami suatu perlakuan kecuali pendinginan. Susu harus tidak mengandung kolostrum. Klasifikasi susu kambing berdasarkan mutu digolongkan berdasarkan total mikroba, jumlah sel somatik ambing, kandungan lemak dan bahan kering, dengan ketentuan parameter tersebut digunakan sebagai kriteria untuk pemasaran susu kambing segar. Susu kambing merupakan bahan makanan yang bermutu tinggi, zatzat yang terkandung di dalamnya terdapat dalam perbandingan yang serasi dan sempurna sehingga susu kambing mudah dicerna dan sangat baik bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan (Waluyo, 2). 2. Stándar Kualitas Susu Kualitas atau mutu susu merupakan bagian penting dalam produksi dan perdagangan susu. Derajat mutu susu hanya dapat dipertahankan selama waktu tertentu, yang selanjutnya akan mengalami penurunan dan berakhir dengan kerusakan susu. Kualitas susu merupakan hubungan sifat-sifat susu yang mencerminkan tingkat penerimaan susu tersebut oleh konsumen. Sifat-sifat tersebut meliputi sifat fisik, kimiawi, dan mikrobiologi. Sifat fisik susu menunjukkan keadaan fisik susu yang dapat diuji dengan peralatan tertentu atau panca indera. Sifat fisik susu yang dapat diuji dengan alat antara lain berat jenis dan kekentalan, sedangkan sifat yang dapat diuji dengan pancaindera yaitu bau, rasa, warna, dan konsistensi. Sifat kimiawi susu menunjukkan komposisi zat gizi serta kandungan zat kimia tertentu termasuk 6

18 adanya cemaran. Sifat mikrobiologis susu menunjukkan jumlah mikroba yang ada di dalam susu serta beberapa parameter lain yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroba (Fitriansyah, 29). Persyaratan kualitas susu segar berdasarkan SNI : 211 disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Syarat Kualitas Susu Segar No Karakteristik Satuan Syarat a Berat Jenis (pada suhu 27, C) g/ml 1,27 minimum b Kadar lemak minimum % 3, c Kadar bahan kering tanpa lemak % 7,8 minimum d Kadar protein minimum % 2,8 e Warna, bau, rasa dan kekentalan - tidak ada perubahan f Derajat asam SH 6, 7, g ph - 6,3 6,8 h Uji alkohol (7 %) - negatif i Cemaran mikroba maksimum : 1. Total kuman CFU/ml 1x 6 2. Staphylococus aureus CFU/ml 1x 2 3. Enterobacteriae CFU/ml 1x 3 j Jumlah sel somatis maksimum Sel/ml 4x Sumber : Badan Standarisasi Nasional (211) 3. Pembekuan Nilai gizi yang tinggi dalam susu menyebabkan susu dijadikan sebagai medium yang sangat disukai oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya sehingga dalam waktu yang cepat susu menjadi tidak layak dikonsumsi (Saleh, 24). Pembekuan dan penyimpanan beku dapat mengawetkan bahan pangan lebih lama hingga mencapai beberapa bulan (Muchtadi, 1983). Teknologi pembekuan makanan adalah salah satu teknologi mengawetkan makanan dengan cara menurunkan temperaturnya hingga di bawah titik beku air. Proses 7

19 pembekuan makanan melibatkan pemindahan panas dari produk makanan, hal ini akan menyebabkan membekunya kadar air di dalam makanan dan menyebabkan berkurangnya aktivitas air di dalamnya. Temperatur dan menghilangnya ketersediaan air menjadi penghambat utama pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas enzim di dalam produk makanan, menyebabkan makanan menjadi lebih awet dan tidak mudah membusuk. Keunggulan dari teknik pembekuan makanan adalah semua hal tersebut dapat dicapai dengan mempertahankan kualitas makanan seperti nilai nutrisi, sifat organoleptik, dan sebagainya (Wahyuni, 2). Penyimpanan makanan pada suhu rendah dapat memperpanjang masa simpan makanan tersebut, karena pertumbuhan mikroba dapat diperlambat atau dicegah. Prinsip dasar penyimpanan pada suhu rendah adalah menghambat pertumbuhan mikroba dan menghambat reaksi-reaksi enzimatis, kimiawi dan biokimiawi. Bakteri yang dapat tumbuh pada penyimpanan dengan suhu rendah adalah bakteri psikrofilik, yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh pada suhu di antara C dan C. Penyimpanan makanan beku pada suhu sekitar 18 C dan di bawahnya akan mencegah kerusakan mikrobiologis, dengan persyaratan tidak terjadi perubahan suhu yang besar (Buckle et al., 1989). Pembekuan berarti pemindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat, dan merupakan salah satu proses pengawetan yang umum dilakukan untuk penanganan bahan pangan (Tambunan, 1999). Kristalisasi air akibat pembekuan akan mengurangi kadar air bahan dalam fase 8

20 cair di dalam bahan pangan tersebut sehingga menghambat pertumbuhan mikroba atau aktivitas sekunder enzim sehingga mencegah kerusakan bahan pangan. Pembekuan dapat mempertahankan rasa dan nilai gizi bahan pangan yang lebih baik daripada metoda lain, karena dapat menghambat aktivitas mikroba, mencegah terjadinya reaksi-reaksi kimia dan aktivitas enzim yang dapat merusak kandungan gizi bahan pangan (Frazier, 1977). Saleh (24) menjelaskan bahwa adanya nilai gizi yang tinggi dalam susu menyebabkan susu dijadikan sebagai medium yang sangat disukai oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya sehingga dalam waktu yang cepat susu menjadi tidak layak dikonsumsi. Pertumbuhan berbagai mikroba juga dapat merubah mutu susu yang ditandai dengan perubahan rasa, aroma, warna dan penampakan yang menyebabkan susu menjadi rusak, maka, dibutuhkan suatu proses pengawetan (Widaningrum, 2). Kudo (212) menyatakan bahwa susu sangat sensitif pada temperatur. Asmoel (29) memperkuat bahwa pengaruh pendinginan yang semakin lama maka suhunya akan semakin rendah. Sejalan dengan itu semakin lama susu disimpan dalam refrigerator maka kekentalannya semakin tinggi sehingga berat jenisnya semakin besar. Heryansyah (211) menyatakan bahwa jika berat jenis susu tinggi maka kekentalan susu tersebut juga tinggi. Susu segar menjadi tidak berualitas jika disimpan pada suhu yang relatif tinggi (2-3 o C) susu yang disimpan pada suhu 4 o C mampu bertahan hingga jam, pada suhu o C tahan 89 jam, pada suhu o C tahan 3 jam. 9

21 Suhu 2 mampu bertahan 29 jam dan pada suhu 3 o C hanya mampu bertahan 11 jam. Jumlah mikroorganisme akan berubah setelah 24 jam (Hudaya, 22). 4. Sifat Kimia Susu Kambing Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, juga berfungsi sebagai enerji dalam tubuh. Selain itu protein juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur C,H,O, dan N, dimana tidak dimiliki oleh karbohidrat dan lemak (Eckles, et al., 1984). kadar protein susu kambing dan sapi terlihat pada tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Komposisi Susu sapi dan Susu kambing per gram Komposisi Kimia Susu sapi Susu Kambing Protein (gr) 3,3 3,6 *) Lemak (gr) 3,3 4,2 Karbohidrat (gr) 4,7 4, Kalori (kal) Fosfor (gr) *) Magnesium (gr) *) Besi (gr),, Natrium (gr) 49 *) Kalium (gr) 2 24 *) Vitamin A (IU) Leueine (gr),322,314 Sumber : USDA (1976) *) Kandungannya lebih tinggi Lemak susu terdiri atas trigleseria kira-kira % dimana 3 molekul asam diesterifikasi terhadap gliserol, sedangkan digleserida, % dan,4 % monosakarida (Hadiwiyoto,1983). Bahan utama pembentuk lemak susu yang diserap oleh kelenjar susu untuk sintesis susu adalah glukosa asetat,

22 bethahidroksi butirat dan trigleserida. Cita rasa susu dan produk olahan susu terutama ditentukan oleh kadar lemak susu (Soeparno,1996). B. Rumusan Hipotesis H : lama penyimpanan susu kambing dalam freezer (-2 C) berpengaruh terhadap kadar protein, kadar lemak dan kadar asam laktat. H1 : lama penyimpanan susu kambing dalam freezer (-2 C) tidak berpengaruh terhadap kadar protein, kadar lemak dan kadar asam laktat. 11

23 BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari- Agustus 213 di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (Lab. Kesmavet) Boyolali, Balai Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Bapel - Kesmavet), Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. B. Desain Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) perlakuan dan 4 (empat) kali ulangan. T = Penyimpanan susu kambing selama (nol) hari T1 = Penyimpanan susu kambing selama (lima) hari T2 = Penyimpanan susu kambing selama (sepuluh) hari T3 = Penyimpanan susu kambing selama (lima belas) hari C. Populasi dan Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah berasal dari susu kambing peranakan ettawa di UPTD Perbibitan Ternak Unggul Mulyorejo, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang yang diambil secara acak dari peternak rakyat. Sampel susu kambing yang digunakan sebanyak 4 liter. 12

24 D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suhu penyimpanan dan lama penyimpanan pada susu kambing Peranakan Ettawa dari UPTD Perbibitan Ternak Unggul Mulyorejo, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang dan variabel lama penyimpanan. Pengujian dilakukan terhadap kualitas susu kambing kadar lemak, kadar protein dan kadar asam laktat. E. Pengumpulan Data Pengumpulan data dengan pengujian di laboratorium dimana setiap variable terdiri dari 4 ulangan atau 4 sampel. Penelitian dilakukan selama hari. Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap kegiatan. Tahap pertama adalah persiapan materi, alat, dan bahan, dan tahap kedua yaitu proses penyimpanan susu, berikutnya tahap ketiga adalah uji kualitas susu kambing. Materi yang digunakan dalam penelitian ini berupa 4 (empat) liter susu kambing segar diperoleh dari UPTD Perbibitan Ternak Unggul Mulyorejo, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang. Sampel susu di bawa ke laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (Lab. Kesmavet) Boyolali, Balai Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Bapel - Kesmavet), Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan cooler bag. Alat yang akan digunakan dalam penelitian meliputi : (a) satu unit freezer; (b) seperangkat alat dan bahan pengujian kualitas susu yang meliputi kadar protein, lemak dan asam laktat alur penelitian ditampilkan di ilustrasi 1. 13

25 Persiapan Alat dan Bahan 4 liter Susu Kambing dibagi menjadi 4 Bagian Bagian I sebagai kontrol suhu C Bagian II disimpan dalam freezer (-2 C) selama hari Bagian III disimpan dalam freezer (-2 C) selama hari Bagian IVdisimpan dalam freezer (-2 C) selama hari Dilakukan Uji Kualitas Susu Kambing : 1.Kadar protein, 2.Kadar lemak, 3.Kadar asam laktat Ilustrasi 1. Alur Penelitian 14

26 Analisa kadar protein dan kadar lemak menggunakan alat lactoscan. Pengujian menggunakan Lactoscan dapat mengetahui lemak, protein, laktosa, SNF, densitas, suhu susu, kandungan air dan titik beku. Kadar protein dan kadar lemak susu merupakan perhitungan kandungan protein dan lemak pada susu. Analisis kadar asam laktat merupakan penghitungan asam laktat yang terbentuk dalam susu. Penghitungan kadar asam total adalah dengan mengambil sampel sebanyak ml ke dalam tabung erlenmeyer dan ditambah 2 tetes larutan phenolphtalein 1%, kemudian dititrasi menggunakan NaOH,1N sampai titik akhir titrasi berwarna merah muda (Sudarmaji et al., 1997). K K Kadar asam dihitung dengan menggunakan rumus; V1 x N x B Kadar Asam Laktat = x % V2 x Keterangan : V1 : Volume larutan NaOH (ml) V2 : Volume susu yang dititrasi (ml) B : Berat molekul asam laktat (9) N : Normalitas NaOH (,1N) F. Analisis Data Sesuai dengan rancangan yang digunakan dan perlakuan yang diuji maka model matematisnya adalah : Yij = μ + αi + εij Keterangan : Yij : Hasil pengamatan perlakuan ke-i pada ulangan ke-j. μ : Nilai tengah dari seluruh perlakuan αi : Pengaruh perlakuan ke-i : Galat percobaan akibat perlakuan ke-i, dan ulangan ke-j. εij

27 Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan program SPSS, untuk mengetahui pengaruh penyimpanan susu kambing terhadap beberapa parameter kualitas susu kambing. Data perlakuan apabila terdapat pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur yaitu Duncan untuk mengetahui letak perbedaannya (Anwar, 26). 16

28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kadar Protein Hasil analisis ragam menunjukkan menunjukkan tidak terdapat perbedaan (P>.) diantara perlakuan lama penyimpanan pada frezeer (-2 o C) susu kambing peranakan ettawa terhadap kadar protein. Data analisis ragam dan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) kadar protein terlihat pada tabel 4. Tabel 3. Kadar protein susu kambing Peranakan Ettawa Ulangan Perlakuan Jumlah Rata-rata T 2,89 2,83 2,6 2,9,91 2,73 a T1 2,6 2,66 2,6 2,68,46 2,61 a T2 2,68 2,7 2,66 2,9,63 2,66 a T3 2,7 2,74 2,73 2,73,9 2,74 a Keterangan: Nilai rata-rata menunjukkan tidak berbeda nyata (P>,) Hasil perhitungan menunjukkan rata-rata kadar protein susu kambing sebesar 2,69 %. Analisis ragam terlihat pada lampiran 2 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata (P>,) antar perlakuan pada susu yang disimpan dalam frezeer (-2 C) terhadap kadar protein susu yang dihasilkan. Hasil penelitian tidak berbeda nyata karena pada suhu dingin protein susu tidak rusak pada suhu rendah. Protein akan mengalami kerusakan karena pemanasan dan zat kimia. Kadar protein susu jika dibandingkan dengan SNI tergolong rendah. Rendahnya kadar protein dalam susu yaitu dibawah 3 % 17

29 dapat disebabkan karena pakan yang dikonsumsi kambing memiliki kandungan protein pakan yang kurang atau rendah. Kadar protein mengalami penurunan meski tidak berbeda nyata, seiring dengan lama waktu penyimpanan. Hasil ini sesuai dengan Schroeder (212), yang menyatakan bahwa persentase protein susu umumnya turun,2 untuk setiap penurunan 1 persen protein kasar dalam ransum. Kandungan nutrisi pakan dalam penelitian kali ini tidak dilakukan kajian secara mendalam karena tidak ada perlakuan pakan secara khusus. Heinrichs et al., (1997) mengemukakan bahwa kekurangan protein kasar dalam ransum dapat menekan protein dalam susu, yang dapat menghasilkan pengurangan sebesar,% sampai,2%, sementara pembatasan yang lebih parah dari diet protein kasar akan memiliki dampak yang lebih besar. B. Kadar Lemak Hasil analisis ragam menunjukkan tidak terdapat perbedaan (P>.) diantara perlakuan lama penyimpanan pada frezeer (-2 o C) susu kambing peranakan ettawa terhadap kadar lemak. Data analisis ragam dan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) kadar lemak terlihat pada tabel. Rata-rata total semua perlakuan sebesar 6,34%, dengan rata-rata terkecil sebesar 6,18% dan rata-rata terbesar 6,47%. Hasil penelitian kadar lemak menunjukkan bahwa lama penyimpanan susu kambing dalam freezer tidak berpengaruh terhadap kadar lemak. 18

30 Tabel 4. Kadar lemak kambing peranakan ettawa Ulangan Perlakuan Jumlah Rata-rata (%) T 6,7 6,3 6,26 6,2 2,6 6,39 a T1 6,4 6, 6,3 6,8 2,2 6,31 a T2 6,48 6,2 6,4 6,36 2,9 6,47 a T3 6,2 6,16 6,28 6, 24,74 6,18 a Keterangan: Nilai rata-rata menunjukkan tidak berbeda nyata (P>,) Maheswari (24) menyatakan bahwa kadar lemak susu segar yaitu 3,8%, di mana kadar lemak susu dipengaruhi oleh pakan karena sebagian besar dari komponen susu disintesis dalam ambing dari substrat sederhana yang berasal dari pakan. Muchtadi dan Sugiyono (1992) mengatakan bahwa kadar lemak susu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1) Makanan yaitu kadar lemak yang rendah dalam makanan dapat menurunkan kadar lemak susu yang dihasilkan, 2) Pengaruh iklim yaitu musim dingin kadar lemak susu lebih tinggi, 3) Waktu laktasi dan prosedur pemerahan yaitu setelah hari kelima pemerahan maka kadar lemak akan naik, 4) Umur kambing yaitu makin tua kambing maka akan rendah kadar lemak susu yang dihasilkan, ) Waktu pemerahan yaitu kadar lemak akan berbeda jika, pemerahan pada pagi hari dan kemudian sore harinya. Hal ini disebabkan lemak susu yang disimpan dalam kondisi beku akan stabil dan bertahan sampai beberapa bulan. 19

31 C. Kadar Asam Laktat Hasil analisis ragam menunjukkan menunjukkan terdapat perbedaan nyata (P<.) diantara perlakuan lama penyimpanan pada frezeer (-2 o C) susu kambing peranakan ettawa terhadap kadar asam laktat. Data analisis ragam dan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) kadar asam laktat terlihat pada tabel 4. Tabel. kadar asam laktat susu kambing peranakan ettawa Ulangan Perlakuan Jumlah Rata-rata,239,224,234,22,923 T ,239 a,241,241,24,241,964,24 T b,26,27,23,27,2,263 T b,267,271,268,274,81,273 T b Keterangan: Nilai rata-rata menunjukkan berbeda nyata (P<,) Rata-rata total semua perlakuan sebesar,2496%, dengan rata-rata terkecil sebesar,239% dan rata-rata terbesar,273%. Hasil penelitian kadar asam laktat menunjukkan bahwa lama penyimpanan susu kambing dalam freezer berpengaruh terhadap kadar asam laktat. Hasil analisa ragam antar susu yang disimpan di frezeer (-2 C) menunjukkan ada perbedaan yang nyata (P<,). Berdasarkan Uji Beda Nyata Jujur (Uji Tukey) dan uji Dunken kadar asam laktat perlakuan T1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan T (P>,). Perlakuan T sangat berbeda nyata dengan perlakuan T2 (P<,). Perlakuan T3 sangat berbeda nyata dengan perlakuan T1, dan berbeda nyata 2

32 dengan perlakuan T2. Hal ini menunjukkan bahwa lama penyimpanan mempengaruhi kadar asam laktat, dimana semakin lama susu kambing disimpan dalam frezeer maka semakin bertambah kadar asam laktat dalam susu. Asam laktat merupakan hasil metabolisme pertumbuhan bakteri, semakin banyak jumlah bakteri yang tumbuh kadar asam laktatnya juga akan semakin bertambah. Hasil ini sesuai dengan pendapat Suhendar (1993) dalam Erlina dan Zuraida (28), bahwa semakin lama waktu penyimpanan maka semakin tinggi keasaman susu. Hal tersebut disebabkan karena adanya bakteri pembusuk asam laktat seperti Streptococcus thermophilus, Lactobacillus laktis dan Lactobacillus thermophillus. Asam laktat terbentuk karena adanya bakteri tersebut dari bentuk laktosa diubah menjadi asam laktat dan menyebabkan meningkatnya kadar asam laktat susu. Persyaratan mutu susu segar berdasarkan SNI , menggunakan satuan derajat SH ( o SH), sedangkan perhitungan yang dilakukan saat penetapan sampel susu segar menggunakan satuan persen (%). Menurut Masykuri (23) menyebutkan bahwa derajat asam dari susu biasanya berkisar,14% s/d,18% sebagai asam laktat, hasil penelitian dibandingkan dengan nilai tersebut maka hasilnya diketahui bahwa kadar asam laktat pada perlakuan T sampai dengan T3 masih memenuhi kisaran kadar asam laktat susu masih baik. 21

33 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan variasi lama penyimpanan susu kambing dalam frezeer (- 2 o C) tidak berpengaruh nyata (P>.) terhadap kadar protein, kadar lemak, tetapi berpengaruh nyata (P<.) terhadap kadar asam laktat susu. B. Saran Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui aktivitas bakteri pada suhu beku dan upaya menghambat aktivitas bakteri agar produksi asam laktat berkurang atau terhenti. Hasil penelitian ini sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan sejauh mana lama penyimpanan berpengaruh terhadap kualitas susu serta besarnya pengaruh nutrisi pakan terhadap kadar lemak dan protein susu. 22

34 DAFTAR PUSTAKA Buckle, K., A.R. Edwards, G.H. Fleet dan Wooton Ilmu Pangan. Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Damayanti dan Bernadinus. 22. Khasiat dan Manfaat Susu Kambing: Susu Terbaik dari Ternak Ruminansia. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Eckles,et.al Milk and Milk Product. Mc Graw Hill Publishing Co,Ltd. Bombay. Erlina, S dan A. Zuraida. 28. Derajat Keasaman dan Angka Reduktase Susu Sapi Pasteurisasi dengan Lama Penyimpanan yang Berbeda. Vol. 23 No. 3. Hal: Fardiaz, S Analisis Mikrobiologi Pangan. Depdikbud, Dirjen Dikti, PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Frazier, W.C. dan P.C. Westhoff Food Microbiology. Mc. Graw Hill Book Co. Inc. New York. Fitriansyah, B. 29. Uji dan Kualitas Susu. ( Akses tanggal 9 Januari 212. Hadiwiyoto, S Tehnik Uji Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty. Yogyakarta. Heryansyah Pemeriksaan Susu. pemeriksaan-susu.html. Diakses 2 Mei 212. Heinrichs, J., C. Jones, dan K. Bailey. 2. Milk Components: Understanding the Causes and Importance of Milk Fat and Protein Variation in Your Dairy Herd. Dairy and Animal Science. Pensylvania. Hudaya, S. 22. Penyimpanan Makanan pada Suhu Rendah dan Pengaruhnya pada Bahan Makanan. ( Akses tanggal 24 Januari 212. Kudo, M Batas Penyimpanan Susu. /megumikudo. blogspot.com /212/4/batas-penyimpanan-susu.html. Diakses 9 Mei

35 Maheswari, R.R.A. 24. Penanganan dan Pengolahan Hasil Ternak Perah. Departemen Ilmu Produksi Ternak. Bagian Ilmu Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Muchtadi, T.R. dan Sugiyono Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Saleh, E. 24. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. USU Digital Library. Program Studi Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Sarwono, B. 27. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. Schroeder, J.W Dairy Cow Nutrition Affects Milk Composition. NDSU Extension Service. North Dakota. Setiawan, T., dan A. Tarsius. 2. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa. Penebar Swadaya. Jakarta. Standar Nasional Indonesia Standar Mutu Susu Segar. Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner. Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian. Jakarta. Soeparno Prinsip Kimia dan Teknologi Susu. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie Prinsip dan Prosedur Statistik, Suatu Pendekatan Biometrik. Terjemahan Bambang S. Judul Asli : Principle and Procedures of Statistics, A Biometrical Approach. Gramedia. Jakarta. Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi Prosedur untuk Analisa Bahan Pangan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta. Sudono, A Ilmu Produksi Ternak Perah. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sumoprastowo. 2. Memilih dan Menyimpan Sayur Mayur, Buah Buahan dan Bahan Makanan. Bumi Aksara. Jakarta. Susanto D. dan N. S. Budiana. 2. Susu Kambing. Penebar Swadaya. Jakarta. Tambunan, T Perkembangan Industri Skala Kecil di Indonesia. Mutiara Sumber Widya. Jakarta. 24

36 Thai Agricultural Standard. 28. Raw Goat Milk. National Bureau of Agricultural Commodity and Food Standards. Ministry of Agriculture and Cooperatives. Thailand. Waluyo, S. 2. Prospek Bisnis Ternak Kambing Peranakan Etawa. ( Akses tanggal 9 Januari

37 Lampiran 1. Analisis Kadar Protein a. Hasil Analisis Deskriptif Case Processing Summary Kadar Protein * Lama Penyimpanan Cases Included Excluded Total N Percent N Percent N Percent 16.%.% 16.% Report Kadar Protein Lama Penyimpanan Total Std. Error Mean N Std. Deviation Median Variance of Mean b. Hasil Analisis Ragam Dependent Variable: Kadar Protein Source Correc ted Model Intercept LP Error Total Correc ted Total Te sts of Betw een-subje cts Effe cts Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig..47 a a. R Squared =.338 (Adjusted R Squared =.173) c. Hasil Analisis Uji LSD, Tukey dan Duncan Post Hoc Tests Lama Penyimpanan 26

38 Multiple Comparisons Dependent Variable: Kadar Protein Tukey HSD LSD (I) Lama Penyimpanan (J) Lama Penyimpanan Based on observed means. *. The mean difference is significant at the. level. Homogeneous Subsets Mean Difference 9% Confidence Interval (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound * * Kadar Protein Lama Penyimpanan Tukey HSD a,b Sig. Duncan a,b Sig. Subset N Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) =.8. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.. b. Alpha =.. Lampiran 2. Analisis Kadar Lemak a. Hasil Analisis Deskriptif 27

39 Case Processing Summary Kadar Lemak * Lama Penyimpanan Cases Included Excluded Total N Percent N Percent N Percent 16.%.% 16.% Report Kadar Lemak Lama Penyimpanan Total Std. Error Mean N Std. Deviation Median of Mean Variance b. Hasil Analisis Ragam Dependent Variable: Kadar Lemak Source Correc ted Model Intercept LP Error Total Correc ted Total Te sts of Betw een-subje cts Effe cts Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig..182 a a. R Squared =.349 (Adjusted R Squared =.186) c. Hasil Analisis Uji LSD, Tukey dan Duncan Post Hoc Tests Lama Penyimpanan 28

40 Multiple Comparisons Dependent Variable: Kadar Lemak Tukey HSD LSD (I) Lama Penyimpanan (J) Lama Penyimpanan Based on observed means. *. The mean difference is significant at the. level. Homogeneous Subsets Mean Difference 9% Confidence Interval (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound * * Lama Penyimpanan Tukey HSD a,b Sig. Duncan a,b Sig. Kadar Lemak Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) =.28. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.. b. Alpha =.. Subset N Lampiran 3. Analisis Kadar Asam Laktat a. Hasil Analisis Deskriptif 29

41 Case Processing Summary Kadar Asam Laktat * Lama Penyimpanan Cases Included Excluded Total N Percent N Percent N Percent 16.%.% 16.% Report Kadar Asam Laktat Lama Penyimpanan Total Std. Error Mean N Std. Deviation Median of Mean Variance ******** ******** ******** ******** ********. b. Hasil Analisis Ragam Dependent Variable: Kadar As am Lak tat Source Correc ted Model Intercept LP Error Total Correc ted Total Te sts of Betw een-subje cts Effe cts Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. 3.83E-7 a E E E E E E E E-7 a. R Squared =.947 (Adjusted R Squared =.934) c. Hasil Analisis Uji LSD, Tukey dan Duncan Post Hoc Tests Lama Penyimpanan 3

42 Multiple Comparisons Dependent Variable: Kadar Asam Laktat Tukey HSD LSD (I) Lama Penyimpanan (J) Lama Penyimpanan Based on observed means. *. The mean difference is significant at the. level. Homogeneous Subsets Mean Difference 9% Confidence Interval (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound -.* ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** * ******** Lama Penyimpanan Tukey HSD a,b Sig. Duncan a,b Sig. Kadar Asam Laktat Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 1.671E-9. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.. b. Alpha =.. Subset N

43 PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE) Siti Amanah INTI SARI Pengaruh Lama Penyimpanan Dalam Suhu Beku Terhadap Kadar Protein, Kadar Lemak, dan Kadar Asam Laktat Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE). Skripsi. Peternakan. Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo.213.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas susu kambing Peranakan Ettawa (PE) yang disimpan dalam freezer (bersuhu -2 C) dengan lama waktu penyimpanan yang berbeda. Materi penelitian ini adalah susu kambing Peranakan Ettawa (PE) yang berada di Kabupaten Semarang. Sampel yang digunakan berupa susu yang berasal dari susu kambing Peranakan Ettawa di UPTD Perbibitan Ternak Unggul Mulyorejo, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang. Sampel diambil secara acak dari peternak rakyat sebanyak 4 liter. Variabel penelitian yang digunakan berupa suhu dan lama penyimpanan susu. Pengujian yang dilakukan berupa kualitas susu kambing yang meliputi kadar lemak, kadar protein dan asam laktat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar lemak susu kambing berkisar antara 6,18% - 6,47%. Hasil analisis ragam antar susu yang disimpan di frezeer (- 2 C) menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>,). Kadar Protein hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata (P>,) antar perlakuan pada susu yang disimpan dalam frezeer (-2 C) terhadap kadar protein susu yang dihasilkan. Hasil penelitian kadar asam laktat menunjukkan bahwa lama penyimpanan susu kambing dalam freezer berpengaruh terhadap kadar asam laktat. Hasil analisa ragam antar susu yang disimpan di frezeer (-2 C) menunjukkan ada perbedaan yang nyata (P<,). Berdasarkan Uji Beda Nyata Jujur (Uji Tukey) kadar asam laktat perlakuan T sangat berbeda nyata dengan perlakuan T2 (P<,). juga dengan perlakuan T3 berbeda nyata dengan perlakuan T1. Rata-rata total semua perlakuan sebesar,2496%, dengan ratarata terkecil sebesar,239% dan rata-rata terbesar,273%. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah susu kambing peranakan ettawa (PE) yang disimpan di frezeer (-2 C) dengan lama simpan yang berbeda, masih sesuai dengan SNI dan aman untuk dikonsumsi. kesimpulannya bahwa variasi lama penyimpanan susu kambing dalam frezeer (-2 C) tidak berpengaruh terhadap kadar protein, kadar lemak, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap kadar asam laktat susu. Sebagai saran perlu

44 adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui aktivitas bakteri pada suhu beku dan upaya menghambat aktivitas bakteri agar produksi asam laktat berkurang atau terhenti. Kata kunci : kualitas susu, lama simpan, suhu beku, susu kambing

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE)

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE) PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE) Siti Amanah, Hanung Dhidhik Arifin, dan Roisu Eni Mudawaroch Program

Lebih terperinci

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH 74 LAMPIRAN 1 ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH Variasi Bahan Inokulum Ulangan Jumlah Rataan Baku (G) (F) 1 Perlakuan Perlakuan F1 4,4 4,5 8,900 4,450 G1 F 4,5 4,5 9,000 4,500

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 PENGARUH LAMA PENYIMPANAN PADA SUHU (- 20 0 C) TERHADAP JUMLAH TOTAL BAKTERI (TPC) SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH Sulasih, Priyono, dan Roisu Eni Mudawaroch Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4 TUTORIAL SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) oleh : Hendry http://teorionline.wordpress.com/ Rancangan acak kelompok (RAK) sering disebut dengan randomized complete block design (RCBD). Pada rancangan ini

Lebih terperinci

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase MURNI SARI, IDA BAGUS NGURAH SWACITA, KADEK KARANG AGUSTINA Laboratorium Kesmavet, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data Peneliti di sebuah pabrik pembuatan genteng bermaksud mencari bahan dan suhu pemanasan optimal dalam produksi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM 79 80 Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Peminjaman Alat di Laboratorium Biologi FK UKM 81 Lampiran 3 Perhitungan Statistik

Lebih terperinci

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Histologi Preparat Jaringan Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus) pada luasan sel 25 µm dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 10 x 10. Perlakuan Lama Waktu 2 Kontrol

Lebih terperinci

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR Oleh: Iis Soriah Ace dan Wahyuningsih Dosen Jurusan Penyuluhan Peternakan, STPP Bogor ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g)

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g) 62 Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g) Kehilangan berat = berat sampel mula-mula berat sampel setelah dikeringkan Kadar air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia dengan kelezatan dan komposisinya yang ideal karena susu mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Semua

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) 95 LAMPIRAN B SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR 96 LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KLT Hasil Perhitungan Harga Rf pada pemeriksaan

Lebih terperinci

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C 70 Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 40 0 C Penggilingan

Lebih terperinci

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI 1 UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FITA FINARSIH A 420 100 067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur uji

Lampiran 1. Prosedur uji LAMPIRAN 32 Lampiran 1. Prosedur uji 1) Kandungan nitrogen dengan Metode Kjedahl (APHA ed. 21 th 4500-Norg C, 2005) Sebanyak 0,25 gram sampel dimasukkan ke dalam labu kjedahl dan ditambahkan H 2 SO 4 pekat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala diperoleh dari Bogor karena dari penelitian yang dilakukan oleh jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan menggunakan destilasi uap diketahui bahwa biji pala

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari. A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst)

Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari. A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst) Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst) Konsentrasi (%) Lama perendaman (jam) Ulangan Total

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83

Lebih terperinci

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data A. Entri Data LATIHAN SPSS I Variabel Name Label Type Nama Nama Mahasiswa String NIM Nomor Induk Mahasiswa String JK Numeris 1. 2. TglLahir Tanggal Lahir Date da Daerah Asal Numeris 1. Perkotaan 2. Pinggiran

Lebih terperinci

Ketahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol

Ketahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol Ketahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol Andriawino Berdionis Sanam, Ida Bagus Ngurah Swacita, Kadek Karang Agustina Lab. Kesmavet-Fakultas

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai (SNI :2009)

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai (SNI :2009) 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai (SNI 01-3144:2009) 49 50 Lampiran 2. Kurva Standar Asam Sianida KODE KCN ABSORBANSI I ABSORBANSI II ABSORBANSI III ABSORBANSI RATA- RATA 1,2 µm 0,027 0,0269

Lebih terperinci

Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan. Dioven pada suhu 40 0 C

Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan. Dioven pada suhu 40 0 C 90 Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 0 0 C Penggilingan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan

Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan 67 Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan Perlakuan Bobot Badan Awal Simpangan (x-x) Kuadrat simpangan (x-x)

Lebih terperinci

VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK)

VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) Syarat : Ada satu peuabah bebas yang disebut perlakukan Ada satu peubah sampingan/pengganggu yang disebut kelompok Model Matematis : Yij = µ + Ki + Pj + єij i = 1,

Lebih terperinci

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35 Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi 2.1 Uji Kadar Air Sampel yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 35 3 gram dalam cawan porselin yang telah diketahui berat konstannya. Lalu sampel dikeringkan dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1a. Rekapitulasi data uji rating hedonik

Lampiran 1a. Rekapitulasi data uji rating hedonik LAMPIRAN 45 Lampiran 1a. Rekapitulasi data uji rating hedonik Panelis Sampel* Skor Warna Aroma Rasa Tekstur Keseluruhan 1 1 7 4 6 5 6 1 2 6 4 4 4 7 1 3 6 4 4 6 5 2 1 6 5 4 6 6 2 2 6 6 4 3 5 2 3 7 6 6 6

Lebih terperinci

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades.

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades. 47 Lampiran : Perhitungan dosis : Dosis 5% Dosis 3% Dosis % Dosis % Dosis 0,5% = 5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = 3 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = gr

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

TINJAUAN PUSTAKA. Susu TINJAUAN PUSTAKA Susu segar Susu adalah susu murni yang belum mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi

Lebih terperinci

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Lampiran Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean LAMPIRAN Lampiran 1. Interpretasi hasil SPSS Case Processing Summary Cases Kelompok Perlakuan Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent VolumeUdem KontrolNegatif 13 100.0% 0.0% 13 100.0% Pembanding

Lebih terperinci

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing 78 Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi Limbah udang (kulit) 1000 gram Dibersihkan dari benda asing Direndam dengan Filtrat Abu Air Sekam (FAAS) selama 48 jam Dikukus selama

Lebih terperinci

t-test: Two-Sample Assuming Unequal Variances

t-test: Two-Sample Assuming Unequal Variances LAMPIRAN Lampiran 1. Komposisi multivitamin dan mineral Caviplex Komponen Jumlah Komponen Jumlah Vitamin A 4000 IU Acid Folic 1 mg Vitamin D 400 IU Fe Fumarat 135 mg Vitamin B1 3 mg Acid Glutamic 50 mg

Lebih terperinci

Daftar Komposisi Buah dan Sayur (per 100 gram)

Daftar Komposisi Buah dan Sayur (per 100 gram) 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Komposisi Buah dan Sayur Daftar Komposisi Buah dan Sayur (per 100 gram) Nutrisi Melon Mangga Wortel Labu Kuning Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS)

Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS) Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS) Penelitian ini menggunakan dosis dengan dasar penelitian Vivin K (2008) yang menggunakan ekstrak daun sirih dengan dosis 0,01% sampai 0,1%. Diketahui : 240

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Membuat Media Tanam M0 Gambar 3. Umur 1 Minggu Tanpa Mulsa Gambar 2. Lahan Penelitian Setelah 1 Bulan M1 Gambar 5. Umur 1 Minggu Dengan Mulsa M0 Gambar 6. Bunga

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Alur Prosedur Interesterifikasi Kimia. 150 ml sampel. Hasil reaksi

Lampiran 1. Bagan Alur Prosedur Interesterifikasi Kimia. 150 ml sampel. Hasil reaksi Lampiran 1. Bagan Alur Prosedur Interesterifikasi Kimia 150 ml sampel Ditambah 15 ml NaOCH 3 0,1N Diaduk dengan kecepatan 4000 rpm pada suhu 60-70 o C selama variasi waktu (30,60,90,120 menit) Hasil reaksi

Lebih terperinci

8. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Uji Pendahuluan

8. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Uji Pendahuluan 8. LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Pendahuluan Bahan Subtitusi Pengeringan Subtitusi nanas Parameter Bonggol Daging nanas buah nanas Sangrai Oven 75% 50% 25% Overall 2,647 2,653 2,513 2,787 2,880 2,760

Lebih terperinci

Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS

Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS Rujukan: Disajikan oleh: Harrizul Rivai 1. David S. Jones, Statistika Farmasi, Penerjemah Harrizul Rivai, Penerbit EGC, Jakarta, 2008 2. Purbayu Budi Santosa dan Ashari,

Lebih terperinci

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Lampiran 1 Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Cara perhitungan dosis buah Bawang Putih Dosis buah bawang putih untuk manusia = 0,5g / kg BB Faktor konversi untuk manusia ke mencit 20g =

Lebih terperinci

Kualitas Susu Kambing Selama Penyimpanan pada Suhu Ruang Berdasarkan Berat Jenis, Uji Didih, dan Kekentalan

Kualitas Susu Kambing Selama Penyimpanan pada Suhu Ruang Berdasarkan Berat Jenis, Uji Didih, dan Kekentalan Kualitas Susu Kambing Selama Penyimpanan pada Suhu Ruang Berdasarkan Berat Jenis, Uji Didih, dan Kekentalan (THE QUALITY OF PERANAKAN ETAWAH GOAT DURING STORAGETEMPERATURE SEEN FROMMASS TEST, BOILING TEST

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun berat badan untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006). 2 buah

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01. LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1. Hasil Perhitungan ph Replikasi ph 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01 2. Hasil Perhitungan Kadar Sari Larut Air Replikasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir LAMPIRA Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir Lampiran 2. Gambar rearing area yang berisi tungau predator Phytoseius sp. dengan Tetranychus urticae (2, 4, dan 6) 17

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI 85 LAMPIRAN B SERTIFIKAT ANALISIS ETANOL 96% 86 LAMPIRAN C HASIL PEMERIKSAAN STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK SIMPLISIA DAUN MONDOKAKI A. Perhitungan randemen

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu Masa laktasi adalah masa sapi sedang menghasilkan susu, yakni selama 10 bulan antara saat beranak hingga masa kering kandang. Biasanya peternak akan mengoptimalkan reproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol) LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis pembanding (Andriol) Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima LAMPIRAN 75 Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima 76 Lanjutan Lampiran 1 77 Lanjutan Lampiran 1 78 Lanjutan Lampiran 1 79 80 Lanjutan Lampiran 1 Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus Oktober Tahun 2011 81

Lebih terperinci

Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter

Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Nilai Intensitas Warna Rumus : Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter Tepung tempe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR Effect of Using Additive to Microbiology Activities of Mozzarella Cheese Storage

Lebih terperinci

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. Lampiran 1 : Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. 1. Dosis aloksan : Dosis aloksan pada tikus 120 mg/kgbb Pada tikus 200 g : = ( 200 g/1000 g ) x 120 mg/kgbb = 24

Lebih terperinci

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG (Study on Molasses as Additive at Organoleptic and Nutrition Quality of Banana Shell Silage) S. Sumarsih,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Kadar infus yang digunakan pada percobaan yaitu 10%, 20%, 30% Tikus 200 g 2 ml x 10% = 10 g/100 ml = 0,1 g/ml x 2 = 0,2 mg/ml Konversi tikus ke mencit = 0,14 Dosis 1 mencit

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu Susu adalah sekresi yang dihasilkan oleh mammae atau ambing hewan mamalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak lahir (Lukman

Lebih terperinci

Uji Didih, Alkohol dan Derajat Asam Susu Sapi Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar

Uji Didih, Alkohol dan Derajat Asam Susu Sapi Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar Uji Didih, Alkohol dan Derajat Asam Susu Sapi Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar DESKI CITRA DWITANIA DAN IDA BAGUS NGURAH SWACITA Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS LAMPIRAN 1 61 LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS 1. Larutan Glibenklamid Dosis manusia untuk Glibenklamid sebesar 5 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,0026 (Sunthornsaj N,et al,

Lebih terperinci

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Lampiran 1: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Hari ke-8 Induksi aloksan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah yang sehat dan bersih yang digunakan untuk bahan utama makanan yang sangat komplit. Susu merupakan

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mail : statistikaista@yahoo.com Blog : Contoh Kasus One Way Anova dan Two Way Anova Menggunakan SPSS Lisensi Dokumen: Copyright 2010 ssista.wordpress.com Seluruh dokumen di ssista.wordpress.com dapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan Hewan Coba Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster berumur delapan minggu dengan berat badan 20 25 g, diperoleh

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Peternakan Indonesia Vol. 1(1): 20-25, April 2017

Jurnal Penelitian Peternakan Indonesia Vol. 1(1): 20-25, April 2017 SIFAT FISIK KUALITAS SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA LAKTASI I IV DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN Physical Quality of Crossbreed Etawa Goat Milk Lactation I IV in Sungai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Susu Kuda Sumbawa Kuda Sumbawa dikenal sebagai ternak penghasil susu yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan susu kuda. Susu kuda

Lebih terperinci

Lampiran 2. Perhitungan Kadar Serat dan Zat Besi Pada Cookies

Lampiran 2. Perhitungan Kadar Serat dan Zat Besi Pada Cookies Lampiran 2. Perhitungan Kadar Serat dan Zat Besi Pada Cookies Kadungan serat pada cookies cookies dengan substitusi tepung beras merah 60% sebanyak 1,49 g/100 g atau 0,0149g/g Angka kecukupan gizi serat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) merupakan sapi hasil persilangan antara bangsa-bangsa sapi asli Indonesia (Jawa dan Madura)

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. SNI Cookies Tabel 13. Standar Mutu Cookies (SNI )

LAMPIRAN. Lampiran 1. SNI Cookies Tabel 13. Standar Mutu Cookies (SNI ) LAMPIRAN Lampiran 1. SNI Cookies Tabel 13. Standar Mutu Cookies (SNI 01-2973-1992) Kriteria uji Klasifikasi Kalori (kalori / 100 gram) Minimum 400 Air (%) Maksimum 5 Protein (%) Minimum 9 Lemak (%) Minimum

Lebih terperinci

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2 Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu giring Rimpang Temu Giring Simplisia Rimpang Temu Giring Lampiran 2 (sambungan) 1 2 3 4 5 6 Mikroskopik serbuk

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke)

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) 49 LAMPIRAN 1 PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) Pembuatan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

Lebih terperinci

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Ethical Clearanc Lampiran 1. Ethical Clearanc 4 Lampiran. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Tanaman anting-anting Lampiran 4. Bagian tanaman anting-anting yang digunakan 44 Lampiran. Simplisia tanaman anting-anting

Lebih terperinci

Lampiran 1 dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan

Lampiran 1 dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan 55 Lampiran 1 Proses Isolasi Kitin dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan kulit udang setelah dikeringkan Penghalusan kulit udang Pengayakann dengan ukuran

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif 56 Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif Mukosa normal (perbesaran objektif 4x) Dinding normal(perbesaran objektif 10x) Sel Goblet (+)(perbesaran objektif 40x) 57 Lampiran 2 Jaringan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja LAMPIRAN 1 Prosedur Kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan dewasa berusia 6-8 minggu dengan berat badan 25-30 gram sebanyak 25 ekor. Hewan coba diperoleh dari Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan gizi dan bertambahnya tingkat pendapatan mayarakat, menyebabkan permintaan bahan pangan yang

Lebih terperinci

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR TUGAS AKHIR PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR (MANUFACTURE OF COW S MILK YOGHURT WITH THE HELP OF MICROORGANISMS IN PLAIN YOGHURT

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN Tikus Jantan Galur Wistar Tikus diberi makan pelet standar Pakan Tinggi Kolesterol Mortir + stamfer 38 39 Buah Belimbing Wuluh Juicer Tikus dipanaskan Pengambilan

Lebih terperinci

Uji hedonik (uji kesukaan)

Uji hedonik (uji kesukaan) ILMU TEKNOLOGI PANGAN Uji hedonik (uji kesukaan) Disusun Oleh : WAHIDATUL LAENI SA ADAH P07131011 047 MEJA :III SEMESTER IV KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

Lebih terperinci

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing pada Penyimpanan Suhu Kamar

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing pada Penyimpanan Suhu Kamar Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing pada Penyimpanan Suhu Kamar EMI HAMIDAH, I MADE SUKADA, IDA BAGUS NGURAH SWACITA Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga. Lampiran : Uji ANAVA jumlah tubuh buah dalam satu rumpun jamur tiram. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga. Lampiran : Uji ANAVA jumlah tubuh buah dalam satu rumpun jamur tiram. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ADL Perpustakaan Universitas Airlangga Lampiran : Uji AAVA jumlah tubuh buah dalam satu rumpun jamur tiram. Par Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 27 ormal Parameters a,b

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Normalitas dan Anova Penelitian Puding Gelatin Susu Kedelai

Lampiran 1. Hasil Uji Normalitas dan Anova Penelitian Puding Gelatin Susu Kedelai Lampiran 1. Hasil Uji ormalitas dan Anova Penelitian Puding Gelatin Susu Kedelai Explore Tests of ormality Kolmogorov-Smirnov a Statistic df HARDESS,092 60,200* WKT_GEL,175 60,000 AIR,103 60,184 PROTEI,093

Lebih terperinci

Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP)

Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP) Lampiran 1 Perhitungan dosis dan Proses Ektraksi Daun pepaya Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP) Dosis daun papaya sebagai antidiare untuk manusia dengan berat badan 70 kg adalah 1 lembar

Lebih terperinci

BAB 08 ANALISIS VARIAN 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN

BAB 08 ANALISIS VARIAN 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN BAB 08 ANALISIS VARIAN Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu statistik parametrik yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan yaitu Analisis Varian. Oleh karena itu pada bagian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C.

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C. 79 Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 40 0 C Penggilingan

Lebih terperinci

TOTAL BAKTERI DAN KANDUNGAN NUTRISI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA YANG MENDAPAT PERLAKUAN OZON DENGAN LAMA WAKTU YANG BERBEDA SKRIPSI.

TOTAL BAKTERI DAN KANDUNGAN NUTRISI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA YANG MENDAPAT PERLAKUAN OZON DENGAN LAMA WAKTU YANG BERBEDA SKRIPSI. TOTAL BAKTERI DAN KANDUNGAN NUTRISI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA YANG MENDAPAT PERLAKUAN OZON DENGAN LAMA WAKTU YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh DESY GALUH KUSUMANINGRUM PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri)

Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri) Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri) Statistical Product and Service Solution (SPSS) merupakan salah satu perangkat lunak/software statistik yang dapat digunakan sebagai alat pengambil

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar 17 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar Analisis sifat fisik dan kimiawi susu kambing segar sebagai bahan baku untuk pembuatan yogurt pada penelitian ini

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 60 Lampiran 2 Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam, Fluoxetin 1. Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam Dosis coklat hitam untuk manusia adalah 85 gram

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK 1. Hasil Perhitungan Kadar sari larut air Replikasi Berat ekstrak (g) Berat cawan kosong (g) Berat cawan + ekstrak setelah pemanasan % kadar sari larut air

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Penambahan daun Som Jawa pada ransum menurunkan kandungan serat kasar dan bahan kering ransum, namun meningkatkan protein kasar ransum. Peningkatan protein disebabkan

Lebih terperinci

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas a. Pemeliharaan hewan coba Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 20-30 g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kandang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel 35 Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Kalsium dan Besi Gambar. Gambar Kristal Kalsium Sulfat (Perbesaran 10x10) Gambar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskriptif Statistik Kandungan Amilosa Tepung Singkong

Lampiran 1. Deskriptif Statistik Kandungan Amilosa Tepung Singkong 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Deskriptif Statistik Kandungan Amilosa Tepung Singkong Dependent Variable: AMILOSA1 PKRNGAN STD SD DH BLANCH Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N 24,9205,94957 6 27,1036,70099

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis 1. Penghitungan Dosis Bawang Merah Dosis bawang merah untuk manusia 70kg = 60 gr Bawang merah segar sebesar 4.730g dibuat menjadi 51,5501g ekstrak etanol bawang merah. x 60

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan

Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan 1 kelompok 2 3 4 5 Kadar Glukosa Darah Mencit (mg%) Persentase Penurunan Penurunan Sebelum Setelah Kadar Glukosa Darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan telah dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Susu dapat

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan telah dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Susu dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan bahan pangan alami yang mempunyai nutrisi sangat lengkap dan telah dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Susu dapat dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 2011 sebanyak ekor yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 2011 sebanyak ekor yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produksi Susu di Jawa Tengah, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menjadi pusat pengembangan sapi perah di Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Lampiran 1 Perhitungan Dosis Perhitungan Dosis Kunyit Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Berat serbuk rimpang kunyit

Lebih terperinci