LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA. 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA. 2017"

Transkripsi

1 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A

2 Laporan Triwulan III TA Kata Pengantar KATA PENGANTAR Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Triwulan III Tahun Anggaran 2017 sesuai dengan ketentuan Perpres Nomor 29 Tahun 2016 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan baik ditinjau dari realisasi keuangan maupun pencapaian realisasi fisik. Hasil Pengendalian dan Evaluasi merupakan kegiatan atau langkah-langkah operasional yang ditempuh berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dan pengawasan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan acuan dan rencana kegiatan yang telah ditetapkan, seperti antara lain: melakukan koreksi atas penyimpangan kegiatan, akselarasi keterlambatan pelaksanaan ataupun klarifikasi atas ketidakjelasan pelaksanaan rencana. Hasil ditindaklanjuti dibuat dalam bentuk pelaporan yang merupakan salah satu kegiatan penting di dalam proses pembangunan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambil keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi serta menentukan kebijakan yang relevan. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri sebagai Unit Eselon I di Kementerian Perindustrian wajib menyusun dan menyampaikan. Laporan ini merupakan pertanggungjawaban satuan kerja di lingkungan BPPI, berdasarkan hasil evaluasi realisasi keuangan sampai dengan per 30 September 2017 (Triwulan III) Tahun Anggaran 2017 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp ,- telah berhasil mencapai realisasi keuangan 60,72% dari sasaran 66,96% dan realisasi fisik sebesar 71,96% dari sasaran 73,81%. Diharapkan realisasi ini dapat mencapai sasaran yang ditetapkan pada akhir Tahun berikutnya. Jakarta, September 2017 Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) i

3 Laporan Triwulan III TA Daftar Isi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN Tugas Pokok dan Fungsi Latar Belakang Program/Kegiatan Struktur Organisasi... 5 BAB II RENCANA PROGRAM/KEGIATAN Kegiatan Tahun Anggaran Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan... 9 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN Hasil yang telah dicapai dan Analisis Capaian Kinerja Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Langkah Tindak Lanjut BAB IV PENUTUP LAMPIRAN 1. FORM B LAPORAN TRIWULAN III TA FORM A LAPORAN TRIWULAN III TA 2017 SATKER DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BPPI Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) ii

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Perpres Peraturan Presiden (Perpres) No. 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian, BPPI mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian. Dalam melaksanakan tugas, BPPI menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; 2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; 3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; 4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; dan 5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, BPPI didukung 5 (lima) unit kerja setingkat Eselon II di Jakarta dan 23 (dua puluh tiga) Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 1

5 1.2. Latar Belakang Kegiatan/Program Sebagai salah satu eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian, BPPI berkewajiban mendukung kebijakan pembangunan industri nasional sebagaimana yang telah ditetapkan, utamanya kebijakan terkait Peningkatan Daya Saing Industri Nasional. Untuk mendukung kebijakan tersebut, BPPI telah menetapkan sasaan strategis dan indikator kinerja sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun Hasil pelaksanaan sasaran strategis dan indikator kinerja yang dicapai adalah sebagai berikut : a. Meningkatnya Investasi Sektor Industri Hingga bulan Desember 2016, total nilai investasi industri yang telah mendapatkan Tax Allowance sebesar Rp. 56,8 Trilyun. Nilai investasi tersebut dihitung dari investasi 25 perusahaan yang telah memanfaatkan fasilitas fiskal Tax Allowance hingga bulan Desember Sedangkan total investasi bidang industri pada tahun 2016 sebesar 324 Trilyun. Dengan demikian investasi industri yang mendapatkan Tax Allowance sebesar 17,5% dari total investasi bidang industri. Realisasi ini lebih tinggi dari target yang diharapkan yaitu sebesar 5,85%. b. Meningkatnya Penerapan Standar Indikator Kinerja dari Sasaran Strategis II adalah Rasio Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib pada tahun 2016 yaitu sebanyak 103 SNI Wajib. Berdasarkan data BPS, nilai impor periode Jan-Okt 2015 sebesar US$ sedangkan pada periode Jan-Okt 2016 sebesar US$. Nilai impor dihitung dari impor komoditi 103 SNI wajib (tidak termasuk biskuit, kompor 2 dan 3 tungku) dengan 227 nomor HS. Dengan demikian terjadi penurunan nilai impor sebesar 13,07%. Realisasi untuk indikator ini sebesar 13,07%, telah melebihi sasaran yaitu sebesar 5%. c. Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI 1) Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Siap Diterapkan, pada TA mencapai 54 (lima puluh empat) penelitian dari target 74 (tujuh puluh empat) penelitian. Tidak terjadi pertumbuhan jumlah litbang yang siap diterapkan pada TA disebabkan karena adanya penambahan kriteria untuk meningkatkan kualitas hasil litbang dan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 2

6 juga adanya pemotongan anggaran kegiatan Litbang. 2) Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan oleh sektor industri pada tahun TA dapat dicapai sebanyak 36 (tiga puluh enam) penelitian dari target 54 (lima puluh empat) hasil litbang yang diterapkan pada industri. Masih terbatasnya hasil litbang yang dimanfaatkan oleh masyarakat industri karena hasil litbang umumnya masih dalam bentuk prototype atau uji coba, sehingga menyebabkan kontribusi litbang terhadap pembangunan ekonomi tidak optimal; 3) Pelaksanaan kerja sama Research and Develpoment di Instansi dan Industri Telah terbentuk kerja sama R & D di instansi dan industri pada TA sebanyak 61 (enam puluh satu) kerja sama. Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 63 kerjasama. Penurunan pertumbuhan kerja R & D dengan instansi/industri, antara lain disebabkan oleh : kurang terbangunnya jejaring kerja sama litbang dengan pihak terkait, terbatasnya jumlah hasil litbang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat industri; hasil litbang belum tersosialisakan dengan baik pada masyarakat/industri. 4) Fasilitasi penerapan, pengembangan, dan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Teknologi hasil litbang memerlukan perlindungan hukum yang memadai untuk mendapatkan kepastian perlindungan atas hak kekayaan intelektual pada saat diterapkan di industri. Fasilitas perlindungan HKI yang dilakukan masih terbatas untuk fasilitasi paten Balai Besar dan Baristand Industri di lingkungan BPPI. Jumlah pendaftaran Perlindungan HKI pada TA sebanyak 13 (tiga belas) pendaftaran paten. Jumlah ini telah melebihi target yaitu terfasilitasinya 9 (sembilan) paten. Meningkatnya jumlah produk KI (dalam hal ini paten) yang terfasilitasi disebabkan oleh meningkatnya kesadaran pendaftaran atas pentingnya produk KI oleh peneliti di lingkungan Kementerian Perindustrian. d. Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip Prinsip Industri Hijau Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi merupakan salah satu Indikator untuk mendukung tujuan tersebut. Pertumbuhan dilihat dari jumlah industri yang telah menerapkan konservasi energi pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2014 sebagai baseline data. Pada tahun 2014 terdapat 110 perusahaan industri yang mengikuti program implementasi konservasi energi bekerjasama dengan Energy Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 3

7 Conservation Center Japan (ECCJ). Tahun 2016 target pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi industri yang menerapkan konservasi energi sebesar 40% dibanding tahun 2014, artinya pada tahun 2016 diharapkan sebanyak 154 industri diharapkan telah melakukan konservasi industri. Dari target tersebut, yang tercapai sebanyak 154 perusahaan industri yang telah menerapkan konservasi industri atau realisasi sebesar 100%. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, capaian ini sedikit lebih rendah walaupun masih memenuhi target yang telah ditetapkan. Hal ini lebih disebabkan karena adanya efisiensi/pemotongan anggaran di tahun 2016 sehingga beberapa kegiatan bimbingan dan audit energi ke beberapa perusahaan yang menjadi target tidak dapat terlaksana. Indikator kinerja lainnya adalah Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau ini dihitung dari jumlah kebijakan dan/atau infrastruktur industri yang disusun untuk menunjang penerapan industri hijau. Pada tahun 2016 telah dihasilkan 12 (dua puluh dua) kebijakan dan infrastruktur dengan rincian sebagai berikut : a. Kebijakan implementasi konservasi energi dan diversifikasi energi sektor industri, sebanyak 4 kebijakan b. Kebijakan pengelolaan sumber daya air di sektor industri, sebanyak 1 kebijakan c. Standar industri hijau, sebanyak 7 standar Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun telah ditetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil Dan Makmur. Di dalamnya disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat dengan mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak, untuk itu pembangunan industri diarahkan dalam mewujudkan industri yang berdaya saing dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan. Berdasarkan arah kebijakan pembangunan RPJPN tersebut di atas, maka pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun ditetapkan visi pembangunan industri nasional yaitu Memantapkan Daya Saing Basis Industri Manufaktur yang Berkelanjutan serta Terbangunnya Pilar Industri Andalan Masa Depan yang dituangkan dalam visi Kementerian Perindustrian tahun Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh Pada Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 4

8 Dalam rangka mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Industri Nasional Jangka Panjang (2025) yang diamanatkan kepada Kementerian Perindustrian, BPPI sebagai salah satu unit eselon I mempunyai visi: Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang mampu menjadi katalis peningkatan produktiitas dan daya saing sektor industri di tingkat nasional maupun global 1.3. Struktur Organisasi Berdasarkan Permenperin No. 107 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, untuk mendukung tugas dalam menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian, BPPI didukung oleh Sekretariat Badan dan 4 (empat) unit pusat dengan tugas masing-masing sebagai berikut : 1) Sekretariat Badan, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengkajian, dan pengembangan teknologi industri, jasa industri, serta promosi dan perlindungan kekayaan intelektual di bidang industri; 3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang industri hijau, lingkungan hidup, manajemen energi dan air; 4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan penelitian, pengkajian, pengembangan, fasilitasi, pemantauan dan pelaporan di bidang kebijakan iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang; 5) Pusat Standardisasi Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penelitian, pengkajian, pengembangan standardisasi industri. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 5

9 Selain unit kerja pusat, BPPI juga didukung oleh 23 (dua puluh tiga) Unit Pelayanan Teknis (UPT) di berbagai daerah yang terdiri dari 11 unit (sebelas) Balai Besar, 11 (sebelas) Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) dan Balai Sertifikasi Industri yang tersebar di 15 provinsi di Indonesia. Satker tersebut mempunyai peranan yang penting sebagai pelaksana tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang di lingkungan Kementerian Perindustrian. Dalam mendukung tugas dan fungsi BPPI, unit kerja pusat dan UPT daerah saling berkolaborasi. Unit kerja pusat berperan sebagai perumus kebijakan dan regulasi secara makro, sedangkan UPT daerah berperan sebagai unit yang melaksanakan kebijakan secara teknis operasional dan memberikan layanan teknis kepada dunia industri. Kegiatan yang dilaksanakan oleh 11 (sebelas) Balai Besar dan 11 (sebelas) Baristand Industri tersebut adalah kegiatan litbang yang bersifat mikro yang pada umumnya merupakan kegiatan litbang terapan, standardisasi dan sertifikasi di bidang industri. Masing-masing Balai Besar dan Baristand Industri memiliki kompetensi inti seperti terlihat pada Tabel di bawah ini: Tabel 1.1 Kompetensi Inti Balai Besar Industri Balai Besar Kompetensi Inti 1. Tekstil (BBT), Bandung Desain Struktur dan Permukaan Tekstil 2. Bahan dan Barang Teknik (B4T), Bandung Quality Assurance untuk teknologi pengelasan bawah air, instrumentasi virtual & material teknik/maju berbasis polimer 3. Logam dan Mesin (BBLM), Bandung Desain Proses dan Produk engineering (fokus: peralatan energi dan tooling) 4. Keramik (BBK), Bandung Material Engineering for Electric & Structural Ceramic 5. Pulp dan Kertas (BBPK), Bandung Bioengineering untuk pulp dan kertas 6. Industri Agro (BBIA), Bogor Komponen aktif bahan alami komoditas agro 7. Kimia dan Kemasan (BBKK), Jakarta Fine Chemical & Degradable Packaging Design 8. Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI), Semarang Teknologi terapan untuk pengendalian buangan industri 9. Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP), Yogyakarta 10. Kerajinan dan Batik (BBKB), Yogyakarta 11. Industri Hasil Perkebunan (BBIHP), Makassar Desain bahan dan konstruksi sepatu Desain dan bahan baku baru untuk produk-produk kerajinan dan batik Proses produksi dan teknologi terapan untuk pengolahan kakao Tabel 1.2 Fokus Balai Riset dan Standardisasi Industri Baristand Industri Fokus 1. Aceh Rempah dan Minyak Atsiri 2. Medan Mesin dan Peralatan Pabrik Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 6

10 Baristand Industri Fokus 3. Padang Makanan Tradisional 4. Palembang Karet Komponen Teknis 5. Lampung Tepung Industri Agro 6. Surabaya Mesin Listrik & Peralatan Listrik 7. Banjarbaru Teknologi pengolahan kayu, rotan, dan bambu 8. Samarinda Hasil Perikanan dan Perkebunan 9. Pontianak Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi basah 10. Manado Teknologi Pengolahan Palma 11. Ambon Teknologi Pengolahan Hasil Laut Beberapa Balai Besar dan Baristand industri ada yang telah memiliki status Badan Layanan Umum (BLU). Dengan berstatus BLU, Balai tersebut diharapkan dapat lebih profesional dalam memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat dan dapat mengelola aset dan keuangan secara optimal. Adapun Balai yang telah memiliki status BLU adalah: 1. Balai Besar Industri Agro di Bogor 2. Balai Besar Bahan dan Barang Teknik di Bandung 3. Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri di Semarang 4. Baristand Industri Lampung Gambar berikut menjelaskan struktur organisasi BPPI secara lengkap: 11 (sebelas) Balai Besar 11 (sebelas) Baristand Industri Balai Setifikasi Industri Gambar 1. Struktur Organisasi BPPI Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 7

11 BAB II RENCANA PROGRAM TAHUN Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Tahun Anggaran 2017 Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan untuk mendukung Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri terdiri atas: 1. Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri; 2. Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri; 3. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri; 4. Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup; 5. Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual; 6. Penelitian dan Pengembangan Teknologi; 7. Riset dan Standardisasi Bidang Industri Program ini bertujuan untuk mewujudkan iklim usaha yang kondusif dalam rangka mendukung daya saing industri nasional yang akan dicapai melalui fungsi masing-masing Pusat dan didukung dengan inovasi teknologi dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Unit Pelayanan Teknis (UPT). Melalui perumusan dan analisa kebijakan dan iklim di sektor industri, standardisasi, pelaksanaan kebijakan dan iklim di bidang penelitian dan pengembangan industri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta untuk meningkatkan kemampuan industri dalam menciptakan, mengembangkan, menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam uji komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan, rancangan produk baru, proses produksi, energi terbarukan, lingkungan hidup, dan tenaga kerja serta sarana dan prasarana industri sebagai faktor pendukung berhasilnya pembangunan industri. Dengan indikator pencapaian tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan dari iklim di sektor industri serta analisa, standar, prosedur di bidang industri serta terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang, dan kebijakan pendukungnya yang mampu diaplikasikan hingga skala pabrik. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 8

12 Dalam rangka melaksanakan tugas Program, Kegiatan pada TA maka anggaran program dari masing-masing kegiatan mempunyai pagu anggaran seperti pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Pagu Anggaran Program BPPI 2017 Program/Kegiatan Pagu Anggaran (Rp 000,-) Program: Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Kegiatan 1: Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri Kegiatan 2: Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Kegiatan 3: Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kegiatan 4: Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Kegiatan 5: Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual Kegiatan 6: Penelitian dan Pengembangan Teknologi a. Peningkatan dan Pengembangan Teknologi b. Riset dan Standardisasi Bidang Industri c. Sertifikasi Industri Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri pada Tahun Anggaran 2017 memiliki Pagu sebesar Rp ,-. Tabel 2.2. Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU (Rp.000,-) Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri Rekomendasi Kebijakan Teknis Dalam Meningkatkan Iklim Usaha Industri Diseminasi Kebijakan Industri 635 Penelitian dan Pengembangan Harmonisasi Kebijakan Industri Fasilitasi Peningkatan Iklim Usaha Industri Pembinaan dan Fasilitasi Iklim Usaha Industri Layanan Internal (overhead) 45 Layanan Perkantoran Output Cadangan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Standar Industri yang Disusun Pengawasan Standardisasi Industri Regulasi Standardisasi Industri Kerjasama Standardisasi Industri Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 9

13 OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU (Rp.000,-) Kajian Terkait Standardisasi Industri Pembinaan Standardisasi Industri Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kebijakan Penurunan Emisi GRK Infrastruktur Industri Hijau Kerjasama dan Sosialisasi Penerapan Industri Hijau Layanan Perkantoran Output Cadangan 212 Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Perencanaan Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual Fasilitasi Pemanfaatan dan Penerapan Teknologi Industri Penelitian, Pengembangan, dan Aplikasi Teknologi Industri Hasill Litbang yang Disulkan Dipatenkan Perumusan dan Penerapan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri Dan Hki Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kimia dan Kemasan Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Kimia dan Kemasan Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan 35.9 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tekstil Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Tekstil Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri Tekstil Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet Dan Plastik Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Kulit, Karet Dan Plastik Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan 97.5 Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 10

14 OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU (Rp.000,-) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Agro Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Agro Jasa Teknis Industri Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Pulp dan Kertas Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Pulp Dan Kertas Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Hasil Perkebunan Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Logam Dan Mesin Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Keramik Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Industri Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Administrasi Keuangan Dan Pelaporan Layanan Perkantoran Output Cadangan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik Industri Jasa Teknik Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 11

15 OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU (Rp.000,-) Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Industri Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan Sertifikasi Industri Jasa Teknis Industri Pengelolaan Dan Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi Industri Skema Sertifikasi Promosi dan Desiminasi Layanan Jasa Teknis Peningkatan Kemampuan Sdm Dokumen Perencanaan/penganggaran/pelaporan/monitoring dan Evaluasi Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan 172 T O T A L Dalam tahun anggaran berjalan, sesuai instruksi Presiden bahwa Kementerian Perindustrian khususnya BPPI mendapatkan penghematan anggaran dan realokasi anggaran sehingga pagu BPPI semula berjumlah Rp ,- naik menjadi Rp ,-.Berikut rincian pagu anggaran BPPI Tahun 2017 setelah revisi. Tabel 2.3 Pagu Anggaran Revisi Program BPPI 2017 Program/Kegiatan Pagu Anggaran (Rp 000,-) Program: Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Kegiatan 1: Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri Kegiatan 2: Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Kegiatan 3: Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kegiatan 4: Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Kegiatan 5: Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual Kegiatan 6: Penelitian dan Pengembangan Teknologi a. Peningkatan dan Pengembangan Teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 12

16 Program/Kegiatan Pagu Anggaran (Rp 000,-) b. Riset dan Standardisasi Bidang Industri c. Sertifikasi Industri Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Program/Kegiatan Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Dalam rangka pelaksanaan kebijakan dan strategi industrialisasi, BPPI mempunyai Sasaran Strategis dan Indikator Kenerja Utama yang dituangkan dalam kebijakan jangka menengah yaitu Rencana Strategis. Selanjutnya Sasaran Strategis dan IKU tersebut dijabarkan melalui program dan kegiatan yang telah direncanakan dan ditetapkan sasaran yang akan dicapai beserta indikator pencapaiannya. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah monitoring dan evaluasi keberhasilan implementasi dari Renstra BPPI. Dengan pelaksanaan monitoring dan evaluasi, maka permasalahan akan dengan mudah teridentifikasi sehingga dapat segera ditemukan solusinya. Adapun sasaran yang akan dicapai BPPI dalam kurun waktu adalah sebagai berikut : Tabel 2.4 Sasaran dan Indikator Kinerja Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri No. Sasaran Program /Indikator Satuan Target Meningkatnya investasi sektor industri - Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas 2 Meningkatnya penerapan standar - Rasio penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib terhadap tahun sebelumnya 3 Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan Penerapan HKI - Pertumbuhan pengembangan teknologi industri - Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri - Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri - Jumlah Balai yang difasilitasi untuk mendukung Science Park 4 Meningkatnya industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau - Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi - Pertumbuhan kebijakan dan infrastruktur industri hijau Persen 5,2 5,85 6,49 7,13 7,75 Persen Persen Persen Persen Balai Persen Persen Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 13

17 5 Meningkatnya kemampuan Balai dan hasil litbang dalam rangka meningkatkan daya saing industri - Jumlah paket peralatan laboratorium dan sarana pendukung di Balai 6 Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri Paket Peningkatan kepuasan pelanggan Indeks 3,5 3,5 3,6 3,7 3,8 - Pertumbuhan infrastruktur pelayanan teknis 7 Meningkatnya fasilitasi kelembagaan teknologi, industri hijau, sarana dan prasarana dan SDM litbang - Peningkatan kompetensi SDM BPKIMI - Tersedianya dukungan manajemen yang memadai Persen Orang Persen Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri TA memiliki sasaran program dan indikator kinerja sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja berikut. Tabel 2.5. Perjanjian Kinerja Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Tahun 2017 No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Perspektif Pemangku Kepentingan 1. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri 2. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri 3. Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiscal Meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib 5,6 Persen 60 persen 5 Persen 4. Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri Produk industri yang dikuasai teknologinya 5 Persen 5. Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau 60 Persen 0.5% Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) 16% Perspektif Proses Bisnis Internal 1. Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5 Industri 2. Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3 80% Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 14

18 BAB III PELAKSANAAN PROGRAM 3.1 Hasil Yang Telah Dicapai Dan Analisis Capaian Kinerja Hasil Yang Telah Dicapai dan Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Indikator Kinerja Dalam Perjanjian Kinerja (Perkin) Secara keseluruhan, capaian fisik Perkin sampai dengan September 2017 rata-rata sudah dapat memenuhi target fisik antara. Target fisik masing-masing indikator kinerja dari Perjanjian Kinerja BPPI selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1.Rencana Aksi Perjanjian Kinerja BPPI Triwulan III Tahun 2017 Rencana Aksi Progress Triwulan III No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Target Rencana Kegiatan Fisik(%) Perspektif Pemangku Kepentingan 1 Meningkatnya Peran Fasilitas Fiskal Dalam Investasi Sektor Industri 1 Kontribusi Investasi yang Memanfatkan Fasilitas Fiskal 5,6 Persen 75 Fasilitasi industri untuk mendapatkan insentif fiskal dan non fiskal; pembahasan rancangan kebijakan. 2 Meningkatnya Peran Fasilitas Fiskal Dalam Peningkatan Ekspor Produk Industri 1 Jumlah Industri Berorientasi Ekspor 60 Persen 75 Memonitor dan menghitung nilai pembiayaan ekspor yang telah diberikan kepada industri. 3 Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri 1 Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib 5 Persen 75 Memonitor dan menghitung nilai impor dari produk-produk diberlakukan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib; koordinasi dengan BPS dan Pusdatin Kemenperin. 4 Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri 1 Produk Industri yang Dikuasai Teknologinya 5 Persen 70 Melakukan kajian kondisi teknologi industri prioritas yang telah ditetapkan 4 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau 2 Tingkat Kesiapan Teknologi 60 Persen 70 Pelaksanaan kegiatan (TRL) yang dikuasai Litbang 1 Industri Manufaktur yang Memenuhi Standar Industri Hijau 0,5 Persen 80 Pelaksanaan audit Standar Industri Hijau ke industri yang telah ditetapkan; penerbitan sertifikat industri hijau. 2 Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) 16 Persen 70 Rapat teknis dan rapat konsensus untuk pembahasan Standar Industri Hijau Perspektif Proses Bisnis Internal 1 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis 1 kepada Industri Tingkat Kepuasan Pelanggan 3,5 Skala Indeks 75 Penyebaran kuesioner dan rekapitulasi data hasil kuesioner 2 Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokrasi 1 Tingkat Maturitas Satker di Lingkungan BPPI Mencapai Level 3 80 Persen 80 Pelaksanaan SPIP di BPPI dan satker di lingkungan BPPI, melakukan bimbingan dan monitoring pelaksanaan SPIP Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 15

19 Berikut perkembangan capaian dari masing-masing indikator kinerja dari Perjanjian Kinerja BPPI Tahun 2017: 1. Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri Sasaran Program/ Kegiatan Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri Indikator Kinerja Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal Cara perhitungan dari indikator ini adalah dengan cara menghitung total industri yang mengajukan permohonan fasilitas fiskal (TH & TA) pada tahun 2017 dibagi dengan total investasi sektor industri tahun ) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan III TA perkembangan target fisik dari indikator ini 75,00 % dengan realisasi antara 70,00%. Adapun rencana kegiatan Triwulan III adalah fasilitasi industri untuk mendapatkan insentif fiskal dan nonfiskal dan pembahasan rancangan kebijakan. Realisasi dari kegiatan pada Triwulan III TA yaitu fasilitasi industri untuk insentif fiskal/nonfiskal, penyusunan rekomendasi kebijakan perpajakan dan tarif sektor industri, pelaksanaan FGD dan rapat-rapat untuk pengajuan permohonan fasilitas fiskal ataupun nonfiskal. Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka capaian kinerja masih berada sedikit di bawah target. Seharusnya realisasi antara telah mencapai 75%, namun pada kenyataannya hanya mencapai 70%. Beberapa kendala terkait tidak tercapainya target antara pada indikator ini akan dijelaskan lebih lanjut pada uraian kendala. Pada akhir tahun akan dihitung data investasi sektor industri pada tahun 2017 yang menggunakan fasilitas fiskal (tax holiday dan tax allowance), diperkirakan pada tahun 2017 sekitar Rp. 19 Triliun. Triwulan III Target % Fisik Kegiatan Target Realisasi Rencana Realisasi Antara Antara 5,6 persen Fasilitasi Fasilitasi industri untuk industri untuk mendapatkan insentif insentif fiskal fiscal/nonfiskal, dan non penyusunan fiskal; rekomendasi pembahasan kebijakan rancangan perpajakan dan kebijakan. tarif sektor industri Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 16

20 2) Kendala Belum optimalnya pemanfaatan fasilitas tax holiday oleh perusahaan industri. 3) Rekomendasi Perlu koordinasi yang lebih intensif dengan perusahaan industri yang akan diajukan untuk mendapatkan fasilitasi. 2. Sasaran Program/Kegiatan II: Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri Sasaran Kegiatan Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri Indikator Kinerja Meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor Target 60 persen Triwulan III % Fisik Kegiatan Target Antara Realisasi Antara Rencana Realisasi Memonitor dan Penyusunan menghitung usulan program nilai pembiayaan pembiayaan ekspor untuk ekspor yang sektor industri telah diberikan tertentu, kepada industri. memonitor dan menghitung nilai pembiayaan ekspor yang telah diberikan kepada industri Cara perhitungan dari indikator ini adalah dengan menghitung total industri yang memanfaatkan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) pada tahun 2017 dibagi dengan industri yang memanfaatkan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) pada tahun ) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan III TA target fisik dari indikator ini 75,00 % dengan realisasi antara 78,00%. Adapun rencana kegiatan Triwulan III adalah memonitor dan menghitung nilai pembiayaan ekspor yang telah diberikan kepada industri. Realisasi dari kegiatan pada Triwulan III TA yaitu penyusunan usulan program pembiayaan ekspor untuk sektor industri tertentu, memonitor dan menghitung nilai pembiayaan ekspor yang telah diberikan kepada industri. Dari data di atas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. Target pada indikator meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor diperkirakan akan terealisasi sebanyak 8 perusahaan industri. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 17

21 2) Kendala Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini di Triwulan III. 3) Rekomendasi Pada Triwulan IV akan dilaksanakan sosialisasi program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) kepada sektor industri dengan lebih optimal. 3. Sasaran Program/Kegiatan III : Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri Sasaran Kegiatan Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri Indikator Kinerja Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib Target Triwulan III % Fisik Kegiatan Target Antara Realisasi Antara Rencana Realisasi 5 Persen Memonitor dan menghitung nilai impor dari produkproduk diberlakukan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib; koordinasi dengan BPS dan Pusdatin Kemenperin. Menyelenggara kan rapat-rapat teknis dan rapat consensus untuk RSNI, memonitor dan menghitung nilai impor dari produk-produk diberlakukan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib; koordinasi dengan BPS dan Pusdatin Kemenperin. Cara perhitungan dari indikator ini adalah dengan menghitung persentase penurunan nilai impor produk industri yang diberlakukan SNI-nya secara wajib pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun ) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan III TA target fisik dari indikator ini 75,00 % dengan realisasi antara 75,00%. Adapun rencana kegiatan Triwulan III adalah memonitor dan menghitung nilai impor dari produk-produk diberlakukan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib dan melakukan koordinasi dengan BPS dan Pusdatin Kemenperin. Realisasi dari kegiatan pada Triwulan II TA yaitu menyelenggara kan rapatrapat teknis dan rapat konsensus untuk RSNI, memonitor dan menghitung nilai impor dari produk-produk diberlakukan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib serta koordinasi dengan BPS dan Pusdatin Kemenperin. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 18

22 Dari data di atas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. Data capaian target sementara jika dibandingkan antara impor Bulan Januari-Juni 2016 dengan Januari-Juni 2017 maka terdapat penurunan impor produk-produk yang diberlakukan SNI wajib sebesar 5,52%. 2) Kendala Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini di Triwulan III. 3) Rekomendasi Hal-hal yang akan dilaksanakan pada triwulan IV adalah menyelesaikan RSNI 3 komoditi yang diberlakukan SNI-nya untuk selanjutnya dikirimkan ke Badan Standardisasi Nasional. 4. Sasaran Program/Kegiatan IV: Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri Sasaran Kegiatan Meningkat nya Penguasaan Teknologi Industri Indikator Kinerja Produk industri yang dikuasai teknologinya Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai Triwulan III % Fisik Kegiatan Target Target Antara Realis asi Antara Rencana 5 Persen Melakukan kajian kondisi teknologi industri prioritas yang telah ditetapkan 60 Persen Realisasi Melakukan kajian kondisi teknologi industri prioritas yang telah ditetapkan Pelaksanaan kegiatan Litbang Pelaksanaan kegiatan Litbang Sasaran Strategis IV terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja berikut: a. Produk industri yang dikuasai teknologinya Cara perhitungan dari indikator ini adalah melihat penurunan impor/kenaikan ekspor dari komoditi tanah jarang, bahan baku karet dan bahan baku farmasi. 1) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan III TA target fisik dari indikator ini adalah 70,00 % dengan realisasi antara 61,00%. Adapun rencana kegiatan Triwulan III adalah melakukan kajian kondisi teknologi industri prioritas yang telah ditetapkan. Realisasi dari kegiatan pada Triwulan III TA yaitu melakukan pendalaman, pencarian informasi, analisis data dan penguasaan teknologi industri prioritas yang telah ditetapkan. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 19

23 Dari data di atas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya tidak mencapai target. Realisasi fisik antara hanya mencapai 61% berada di bawah target fisik antara sebesar 70%. Beberapa kendala penyebab tidak tercapainya target akan dibahas pada uraian kendala. 2) Kendala Kendala yang terdapat pada indikator ini adalah belum lengkapnya infrastruktur litbang untuk sediaan farmasi, logam tanah jarang, dan rethread ban, serta kemampuan scale-up peneliti yang belum merata. Rencana kajian dan pemetaan kemampuan sedang dilaksanakan, hasil kajian dan pemetaan akan rampung pada Triwulan IV. Masalah lain adalah masih terbatasnya lembaga litbang yang melakukan penelitian topik logam tanah jarang. 3) Rekomendasi Rekomendasi perbaikan untuk indikator ini adalah dengan melakukan akselerasi agar target penguasaan teknologi dari produk industri prioritas ini dapat tercapai. Hal-hal yang dapat dilaksanakan adalah dengan melakukan koordinasi dengan Kemenristek Dikti dan LIPI. b. Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai Cara perhitungan indikator ini adalah dengan menetapkan target level litbang yang dilaksanakan pada tahun 2017 harus mencapai nilai TRL 6. 1) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan III TA target fisik dari indikator ini adalah 70,00 % dengan realisasi antara 70,00%. Adapun rencana kegiatan Triwulan III adalah pelaksanaan kegiatan litbang seperti pembuatan prototipe, melakukan uji coba dan analisis data. Dari data di atas, dapat dilihat bahwa realisasi telah mencapai target. Pada akhir tahun akan dilakukan penilaian terhadap seluruh litbang yang dilaksanakan dari segi kesiapterapannya. Seluruh litbang pada Tahun 2017 sebanyak 60% harus mencapai nilai TRL 6. 2) Kendala Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini di Triwulan III. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 20

24 3) Rekomendasi Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Triwulan IV adalah finalisasi kegiatan litbang, workshop, diseminasi dan perhitungan TRL dari masing-masing litbang. 5. Sasaran Program/Kegiatan V : Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau Sasaran Kegiatan Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau Indikator Kinerja Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) Target Triwulan III % Fisik Kegiatan Target Antara Realisasi Antara Rencana Realisasi 0.5% Pelaksanaan audit Standar Industri Hijau ke industri yang telah ditetapkan; penerbitan sertifikat industri hijau 16% Rapat teknis dan rapat konsensus untuk pembahasan Standar Industri Hijau Pelaksanaan audit Standar Industri Hijau ke industri yang telah ditetapkan; penerbitan sertifikat industri hijau Rapat teknis dan rapat konsensus untuk pembahasan Standar Industri Hijau Sasaran Strategis V terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja berikut: a. Industri Manufaktur Yang Memenuhi Standar Industri Hijau Cara perhitungan indikator adalah dengan menghitung persentase industri manufaktur (Keramik, Baja, Semen, Karet, Kaca, Pulp & Paper, Pupuk, Gula Kristal Putih, Penyamakan & pengawetan kulit, Tekstil) yang memperoleh Sertifikat Industri Hijau dibandingkan dengan jumlah total industri besar. 1) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan III TA target fisik dari indikator ini adalah 80,00 % dengan realisasi antara sebesar 69,00%. Adapun rencana kegiatan Triwulan III adalah pelaksanaan audit Standar Industri Hijau ke industri yang telah ditetapkan serta penerbitan Sertifikat Industri Hijau. Realisasi dari kegiatan tersebut yaitu melakukan verifikasi lapangan, presentasi perusahaan industri terkait Penghargaan Indsutri Hijau serta Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 21

25 perbaikan penyusunan draft Permen Tata Cara Sertifikasi Industri Hijau dan Permen LSIH atas masukan Biro hukum. Selain itu dilaksanakan pula pembuatan SK Pemilihan perusahaan industri peserta bantuan sertifikasi, LSIH yang mensertifikasi serta auditor yang akan mengaudit, rapat dengan auditor industri hijau tentang jadwal pelaksanaan audit, rapat dengan industri tentang keikutsertaannya dalam kegiatan bantuan Sertifikasi Industri Hijau. Berdasarkan data di atas, dilihat dari perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya belum mencapai target. Beberapa kendala penyebab tidak tercapainya target akan dibahas pada uraian kendala. 2) Kendala Kendala pada indikator ini adalah terhambatnya tahapan pelaksanaan bantuan Sertifikasi Industri Hijau dan FDG Tim Teknis Penghargaan Industri Hijau yang baru mencapai progres 25%. 3) Rekomendasi Segera melakukan akselerasi dan melakukan perencanaan tahap pelaksanaan bantuan Sertifikasi Industri Hijau dan segera melaksanakan FDG Tim Teknis Penghargaan Industri Hijau. b. Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) Cara perhitungan indikator adalah dengan menghitung persentase Standar Industri Hijau (SIH) yang telah ditetapkan pada tahun 2017 dibandingkan dengan total SIH yang telah ditetapkan hingga tahun ) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan III TA target fisik dari indikator ini 70,00 % dengan realisasi antara 72,00%. Realisasi yang telah dilakukan adalah pelaksanaan konsensus SIH Industri Batik pada tanggal Agustus 2017, kegiatan ini bertujuan mencapai konsensus RSIH menjadi RASIH untuk kemudian dapat ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perindustrian; Pelaksanaan konsensus SIH Industri Kertas Budaya, Tableware, dan Minyak Goreng, kegiatan ini bertujuan mencapai konsensus RSIH menjadi SIH yang siap ditetapkan dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 22

26 Peraturan Menteri Perindustrian; Pelaksanaan konsensus SIH Industri Kertas Bergelombang pada tanggal 6 September 2017 dan Saniter pada tanggal 5-6 September 2017, kegiatan ini bertujuan mencapai konsensus RSIH menjadi SIH yang siap ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perindustrian; Menyiapkan draft yang memuat pasal-pasal terkait penetapan SIH dan lampiran SIH untuk selanjutnya diproses lebih lanjut menjadi Peraturan Menteri Perindustrian melalui Biro Hukum dan Organisasi. Dari data di atas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. 2) Kendala Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini di Triwulan III. 3) Rekomendasi Rencana pada Triwulan selanjutnya adalah finalisasi Standar Industri Hijau dan penetapan dengan Peraturan Menteri Perindustrian. 6. Sasaran Program/Kegiatan VI : Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri Sasaran Kegiatan Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri Indikator Kinerja Tingkat Kepuasan Pelanggan Target Skala Indeks 3,5 Triwulan III % Fisik Kegiatan Target Antara Realisasi Antara Rencana Realisasi 75 Penyebaran 57 Penyebaran kuesioner kuesioner dan dan rekapitulasi rekapitulasi data hasil data hasil kuesioner kuesioner Untuk indikator tingkat kepuasan pelanggan, cara perhitungan target adalah ratarata indeks kepuasan pelanggan pada Balai Besar, Baristand Industri dan Balai Sertifikasi Industri. 1) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan III TA perkembangan realisasi fisiknya sebesar 57%. Realisasi belum mencapai target, sedangkan kegiatan yang telah dilaksanakan adalah kegiatan penyusunan kuesioner, penetapan jumlah responden dan penyebaran kuesioner. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 23

27 Dari data di atas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya tidak mencapai target. Beberapa kendala penyebab tidak tercapainya target akan dibahas pada uraian kendala. 2) Kendala Indikator ini tidak mencapai target fisiknya karena terdapat kuesioner yang belum dikembalikan konsumen. Diharapkan pada Triwulan selanjutnya semakin banyak lagi kuesioner yang diedarkan dan yang kembali juga semakin banyak untuk kemudian dilakukan perhitungan, dengan minimal indeks kepuasan pelanggan yang dicapai pada Triwulan III tetap atau meningkat. 3) Rekomendasi Melaksanakan koordinasi pengumpulan data kuesioner dari industri. 7. Sasaran Program/Kegiatan VII : Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokrasi Sasaran Kegiatan Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi Indikator Kinerja Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3 Triwulan III Target % Fisik Kegiatan Target Realisasi Rencana Realisasi Antara Antara 80% Pelaksanaan Pelaksanaan SPIP di BPPI SPIP di BPPI dan satker di dan satker di lingkungan lingkungan BPPI, BPPI, melakukan melakukan bimbingan bimbingan dan dan monitoring monitoring pelaksanaan pelaksanaan SPIP SPIP Pada indikator Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3, cara perhitungan indikator adalah rata-rata satker yang telah mencapai level maturitas 3 dibandingkan dengan total seluruh satker di lingkungan BPPI. 1) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan III TA realisasi fisiknya adalah sebesar 80%. Realisasi ini telah mencapai target antara yang ditetapkan untuk Triwulan III. Realisasi mencapai target meliputi kegiatan pelaksanaan SPIP di BPPI dan satker di lingkungan BPPI, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 24

28 melakukan bimbingan dan monitoring pelaksanaan SPIP serta pendampingan penilaian maturitas SPIP di Balai Besar dan Baristand Industri. Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. Indikator Tingkat Maturitas ini menunjukkan tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP yang berstruktur dan berkelanjutan, untuk Triwulan III perhitungan maturitas sudah dilakukan terhadap beberapa Balai Besar dan Baristand Industri. 2) Kendala Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini di Triwulan III. 3) Rekomendasi Rencana pada Triwulan selanjutnya adalah menyelesaikan penilaian tingkat maturitas SPIP di seluruh Satker BPPI Hasil Yang Telah Dicapai dan Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Indikator pada Kinerja Output Kegiatan Capaian berdasarkan output kegiatan menggunakan data realisasi pada aplikasi internal Kementerian Perindustrian untuk laporan PP 39, namun terdapat perbedaan antara realisasi pada aplikasi internal PP 39 dengan realisasi pada aplikasi internal e- monev APBN. Hal ini disebabkan oleh penanggungjawab (admin) keuangan yang belum menginput dokumen SP2D. Sebagaimana diketahui bahwa realisasi pada aplikasi PP 39 berdasarkan SP2D yang telah diterbitkan dan diinput sedangkan realisasi pada aplikasi e-monev APBN berdasarkan semua pengeluaran yang telah diproses. 1. Kegiatan I : Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri Output I Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri Pagu (Rp 000) Triwulan III s/d Triwulan III Keuangan Fisik Keuangan Fisik S (%) R ( %) S (%) R ( %) S (%) R ( %) S (%) R ( %) ,67 28,70 27,30 25,09 77,99 59,35 70,06 65,02 Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri terdiri dari output: 1) Rekomendasi kebijakan teknis dalam meningkatkan iklim usaha industri Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 25

29 Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 62,47 % dan realisasi fisik sebesar 62,01 %. 2) Diseminasi kebijakan industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 54,53 %, dan realisasi fisik sebesar 76,14 %. 3) Penelitian dan pengembangan harmonisasi kebijakan industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 52,72 %, dan realisasi fisik sebesar 62,25 %. 4) Fasilitasi peningkatan iklim usaha industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 69,26 %, dan realisasi fisik sebesar 71,72 %. 5) Pembinaan dan Fasilitasi Iklim usaha industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 74,28 %, dan realisasi fisik sebesar 80,10 %. 6) Layanan Internal (Overhead) Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 64,00%. 7) Layanan Perkantoran Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 35,14%, dan realisasi fisik sebesar 55%. 8) Output Cadangan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 60,82 %, dan realisasi fisik sebesar 73,00 %. Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri: a) Hasil yang Dicapai dan Analisis Capaian Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri pada Triwulan III untuk realisasi keuangan dan fisik belum mencapai sasaran. Analisis Capaian Kinerja Realisasi keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output yang capaiannya jauh di bawah sasaran yang ditetapkan seperti output Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 26

30 Diseminasi kebijakan industri, Fasilitasi peningkatan iklim usaha industri, Layanan Perkantoran dan Layanan Internal (overhead) yang realisasinya masih 0%. b) Kendala Sepeti diuraikan sebelumnya tdak dapat mencapai sasaran pada Triwulan III karena beberapa pertanggungjawaban masih dalam proses penyelesaian administrasi, dan beberapa kegiatan tidak dapat dilaksanakan tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan. c) Rekomendasi Diharapkan pada Triwulan selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal dan penyelesaian pertanggugjawaban tidak tertunda. 2. Kegiatan II : Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Output II Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Pagu (Rp 000) Triwulan III s/d Triwulan III Keuangan Fisik Keuangan Fisik R S R S R S ( %) (%) ( %) (%) ( %) (%) S (%) R ( %) ,18 22,88 21,55 25,69 64,66 59,90 66,21 72,51 Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri terdiri dari output: 1) Standar Industri yang disusun Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 57,35 % dan realisasi fisik sebesar 62,58 %. 2) Pengawasan Standardisasi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 80,89%, dan realisasi fisik sebesar 85,40%. 3) Regulasi Standardisasi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 83,76 %, dan realisasi fisik sebesar 92,29%. 4) Kerjasama Standardisasi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 72,67 %, dan realisasi fisik sebesar 89,59 %. 5) Kajian terkait Standardisasi Industri Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 27

31 Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 46,51 %, dan realisasi fisik sebesar 72,50 %. 6) Pembinaan Standardisasi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 1,14 %, dan realisasi fisik sebesar 29,50 %. 7) Layanan Internal (Overhead) Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 76,83 %, dan realisasi fisik sebesar 81,60 %. 8) Layanan Perkantoran Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 66,49 %, dan realisasi fisik sebesar 91,22 %. 9) Output Cadangan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 0%. Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri: a) Hasil yang Dicapai dan Analisis Capaian Kinerja Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri pada Triwulan III untuk realisasi keuangan tidak mencapai sasaran. Sedangkan realisasi fisik relatif sama dengan sasarannya. Analisis capaian kinerja Realisasi keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output yang capaian keuangannya jauh di bawah sasaran yang ditetapkan seperti output Pengawasan Standardisasi Industri, output Kajian terkait Standardisasi Industri, output pembinaan standardisasi industri, output layanan internal dan output layanan perkantoran. b) Kendala Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan III disebabkan adanya perubahan jadwal pelaksanaan kegiatan sehingga realisasi tidak tercapai sesuai target pada output: Pengawasan Standardisasi Industri dan Pembinaan Standardisasi Industri. Beberapa output masih terkendala dengan belum turunnya SP2D, padahal kegaiatannya sudah terlaksana, seperti output : Regulasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 28

32 Standardisasi Industri, Layanan Internal (overhead), dan layanan perkantoran. Terdapat kegiatan yang terhambat pada output Kajian terkait Standardisasi Industri karena Lab. Pengujian belum tersedia (Kajian Analisa Dampak Regulasi), Lamanya antrian Pengujian di Lab. Pengujian ( Kajian Pengembangan Standar). Pada Triwulan lalu ada rekomendasi untuk koordinator kegiatan agar segera mereviu perencanaan pelaksanaan kegiatan dan melakukan penjadwalan ulang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk Triwulan III. Rekomendasi tersebut telah dilaksanakan dengan makin berkurangnya kegiatan yang tertunda atau berubah jadwal, hanya ada Manajemen FGD Gelar Perkara Awal yang tertunda dan baru akan dilaksanakan pertengahan bulan Oktober c) Rekomendasi Diharapkan pada triwulan selanjutnya proses pertanggungjawaban dapat lebih cepat, sehingga ketika akhir Triwulan SP2D-nya sudah dapat di-input. 3. Kegiatan III : Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Output III Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Pagu (Rp 000) S (%) Triwulan III s/d Triwulan III Keuangan Fisik Keuangan Fisik R ( %) S (%) R ( %) S (%) R ( %) S (%) R ( %) ,61 34,36 30,23 37,68 76,08 63,82 72,91 70,39 Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup terdiri dari output: 1) Kebijakan Penurunan Emisi GRK Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 24,72% dan realisasi fisik sebesar 31,30%. 2) Infrastruktur Industri Hijau Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 19,40%, dan realisasi fisik sebesar 32,71%. 3) Kerjasama dan sosialisasi penerapan industri hijau Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 37,93%, dan realisasi fisik sebesar 48,23%. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 29

33 4) Layanan Perkantoran Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 41,78%, dan realisasi fisik sebesar 5,60%. 5) Output Cadangan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 0%. Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri: a) Hasil yang dicapai dan Analisis Capaian Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup pada Triwulan II untuk realisasi keuangan maupun fisik tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah. Analisis capaian kinerja Realisasi fisik tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output yang capaian fisiknya di bawah sasaran yang ditetapkan seperti output Kebijakan Penurunan Emisi GRK, dan output Infrastruktur Industri Hijau. Sedangkan output yang realisasi keuangannya tidak mencapai target adalah pada Kebijakan Penurunan Emisi GRK dan Infrastruktur Industri Hijau. b) Kendala Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan III diantaranya adalah pada output Kebijakan Penurunan Emisi GRK terdapat kendala tidak semua calon validator hadir dari tiap direktorat yang diundang. Kemudian, pada output Infrastruktur Industri Hijau terdapat kendala sulitnya meng-endorse penyampaian data energi dan konsumsi air dari perusahaan biskuit dan minyak goreng, saat ini dilaporkan bahwa dari 5 Perusahaan Industri Biskuit yang dihubungi hanya 2 yang menyampaikan datanya, sementara dari 6 Perusahaan Minyak Goreng tidak satupun yang merespon. Pada output Kerjasama dan Sosialisasi Penerapan Industri Hijau terdapat kendala data dukung tentang agenda pelaskanaan even internasional belum ada konfirmasi. Rekomendasi triwulan lalu adalah koordinator kegiatan segera melakukan koordinasi dan komunikasi intensif, mempercepat proses penetapan Permen SIH dan LSIH serta tata cara setifikasi Industri Hijau setelah PP 47/2011 tentang PNBP Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 30

34 dan memperbarui dengan berkoordinasi lintas unit di lingkungan Kemenperin, mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang perlu didahului pelaksanaannya, melakukan sosialisasi konsep dan pengembangan industri hijau ke seluruh daerah, serta melakukan perencanaan yang lebih matang untuk anggaran operasional perkantoran. Yang tampaknya belum dilaksanakan dengan optimal adalah proses penetapan Permen SIH dan LSIH serta tata cara setifikasi Industri Hijau setelah PP 47/2011 tentang PNBP dan hasil berkoordinasi lintas unit di lingkungan Kemenperin belum terlalu tampak hasilnya. c) Rekomendasi Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan memperhitungkan antara jadwal yang tersisa, jumlah SDM, dan output kegiatan yang harus ada. Mengingat jelang akhir tahun kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana akan ditumpuk di akhir tahun. 4. Kegiatan IV : Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Output IV Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Pagu (Rp 000) Triwulan III s/d Triwulan III Keuangan Fisik Keuangan Fisik S (%) R ( %) S (%) R ( %) S (%) R ( %) S (%) R ( %) ,54 22,31 24,70 23,85 68,70 60,10 74,48 74,12 Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri terdiri dari output: 1) Perencanaan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 62,80 %, dan realisasi fisik sebesar 70,14 %. 2) Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 63,31 %, dan realisasi fisik sebesar 78,72 %. 3) Layanan Internal (Overhead) Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 31

35 Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 5%. 4) Layanan Perkantoran Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 60,27 %, dan realisasi fisik sebesar 74,38 %. 5) Output Cadangan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 0%. Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri: a) Hasil yang Dicapai dan Analisis Capaian Kinerja Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri pada Triwulan III untuk realisasi fisik sedikit tidak mencapai sasaran yang ditetapkan sedangkan realisasi keuangan tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah Penilaian SPIP, melaksanakan kegiatan pengelolaan Barang Milik Negara Satker; pelaksanaan layanan kepegawaian dan pelaksanaan layanan perkantoran dan operasional pimpinan. Analisis capaian kinerja Realisasi keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output yang capaian keuangannya di bawah sasaran yang ditetapkan seperti output Perencanaan, output Layanan Dukungan Manajemen Eselon I, dan output Layanan Perkantoran. b) Kendala Kendala realisasi keuangan tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan III diantaranya adalah terdapat beberapa kegiatan yang belum diselesaikan pertanggungjawaban keuangannya menyebabkan rendahnya capaian realisasi keuangan pada output Perencanaan, output Layanan Dukungan Manajemen Eselon I, dan output Layanan Perkantoran. Rekomendasi pada Triwulan sebelumnya adalah koordinator kegiatan segera berkoordinasi dengan BPP dan bagian keuangan untuk segera memproses pertanggungjawaban sehingga realisasi keuangan dapat mencapai target. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 32

36 Namun, sepertinya rekomendasi tersebut belum dilaksankana dengan maksimal karena masih banyaknya SP2D yang belum diproses. c) Rekomendasi Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera berkoordinasi dengan BPP dan bagian keuangan untuk segera memproses pertanggungjawaban sehingga realisasi keuangan dapat mencapai sasaran sebelum Tiwulan IV berakhir. 5. Kegiatan V : Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual Output IV Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual Pagu (Rp 000) Triwulan III s/d Triwulan III Keuangan Fisik Keuangan Fisik S (%) R ( %) S (%) R ( %) S (%) R ( %) S (%) R ( %) ,30 21,00 21,38 18,65 72,31 58,34 78,64 69,45 Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual terdiri dari output: 1) Fasilitasi Pemanfaatan dan Penerapan Teknologi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 47,79 %, dan realisasi fisik sebesar 69,75 %. 2) Penelitian, Pengembangan, dan Aplikasi Teknologi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III 69,16 %, dan realisasi fisik sebesar 76,48 %. 3) Hasill Litbang yang Disulkan Dipatenkan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 67,03 %, dan realisasi fisik sebesar 80,04 %. 4) Perumusan dan Penerapan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HKI Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III 49,26 %, dan realisasi fisik sebesar 59,47 %. 5) Layanan Internal (Overhead) Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III 67,57 %, dan realisasi fisik sebesar 69,83 %. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 33

37 6) Layanan Perkantoran Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 69,23 %, dan realisasi fisik sebesar 75,00 %. 7) Output Cadangan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 0%. Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual: a) Hasil yang Dicapai dan Analisis Capaian Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual pada Triwulan III untuk realisasi keuangan maupun fisik tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah... Analisis capaian kinerja Realisasi fisik maupun keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output yang capaian fisik dan/atau keuangannya jauh di bawah sasaran yang ditetapkan seperti output Fasilitasi Pemanfaatan dan Penerapan Teknologi Industri, output Penelitian Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Industri, output Hasil Litbang yang Disulkan Dipatenkan, dan output Perumusan dan Penerapan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HKI. Pagu kegiatan ini mengalami penambahan karena adanya dana realokasi dari ditjen PPI yang diberikan pada BPPI dalam hal ini Puslitbang TIKI, namun dana 12 Milyar rupiah tersebut masih diblokir, sehingga hal tersebut mempengaruhi persentase realsiasi keuangan secara keseluruhan. b) Kendala Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan III diantaranya adalah: (a) Pada output Perumusan dan Penerapan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HKI terdapat kendala antara lain penyesuaian jadwal dengan kegiatan yang lain, Sistem Informasi yang dibangun masih tahap ujicoba, Masih terbatasnya lembaga litbang yang melakukan penelitian topik logam tanah jarang; (b) Pada output Layanan Internal (Overhead) Perlu beberapa perbaikan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 34

38 sesuai dengan Catatan Hasil Reviu (CHR) Tim APIP, dan pendalam masalah mengenai jenis pelaksanaan kegiatan swakelola tipe 2. Rekomendasi Triwulan II sebelumnya adalah koordinator kegiatan segera melakukan tindak lanjut yang diperlukan untuk mempercepat realisasi c) Kendala Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera melakukan tindak lanjut yang diperlukan dan apabila terdapat hambatan segera menghubungi pihak yang diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah. 6. Kegiatan VI : Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Pagu (Rp 000) s.d. Triwulan II Keuangan S (%) R ( %) S (%) Fisik R ( %) a. Penelitian dan Pengembangan Teknologi ,46 67,35 69,45 67,34 b. Riset dan Standardisasi Bidang Industri ,81 59,64 72,90 69,48 C. Sertifikasi Industri ,48 41,58 68,21 68,38 Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri terdiri dari kegiatan-kegiatan : A. Penelitian dan Pengembangan Teknologi 1) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kimia dan Kemasan Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan III adalah realisasi keuangan sebesar 79,27 % dan realisasi fisik sebesar 71,88 %. 2) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tekstil Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan III adalah realisasi keuangan sebesar 56,29 % dan realisasi fisik sebesar 73,37 %. 3) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kulit Karet dan Plastik Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan III adalah realiasasi keuangan sebesar 62,94 % dan realisasi fisik sebesar 73,37%. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 35

39 4) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Agro Pagu Anggaran sebesar Rp ,- Capaian sampai dengan Triwulan III adalah realiasasi keuangan sebesar 53,46 % dan realisasi fisik sebesar 68,23%. 5) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pulp dan Kertas Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan III adalah realiasasi keuangan sebesar 94,58% dan realisasi fisik sebesar 77,40%. 6) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan III adalah realisasi keuangan sebesar 78,29 % dan realisasi fisik sebesar 82,54%. 7) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Logam dan Mesin Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan III adalah realiasasi keuangan sebesar 62,54% dan realisasi fisik sebesar 75,12%. 8) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Keramik Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan III adalah realiasasi keuangan sebesar 56,18 % dan realisasi fisik sebesar 75,06%. 9) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bahan dan Barang Teknik Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan III adalah realiasasi keuangan sebesar 59,66% dan realisasi fisik sebesar 75,16%. 10) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan III adalah realisasi keuangan sebesar 68,53 % dan realisasi fisik sebesar 77,47%. 11) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kerajinan dan Batik Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan III adalah realisasi keuangan sebesar 69,11 % dan realisasi fisik sebesar 68,66%. B. Riset dan Standardisasi Bidang Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 59,64 % dan realisasi fisik sebesar 69,48 %. C. Sertifikasi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan III sebesar 59,64 % dan realisasi fisik sebesar 69,48 %. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 36

40 Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri: a) Hasil yang Dicapai dan Analisis Capaian Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri pada Triwulan III untuk realisasi fisik dan keuangan tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah pelaksanaan litbang, layanan publik, kegiatan pengembangan kelembagaan, layanan internal dan layanan perkantoran. Realisasi keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan, hal ini secara umum terjadi karena terdapat kelemahan dalam proses pertanggungjawaban dan kurangnya koordinasi antara koodinator kegiatan dengan bagian keuangan. b) Kendala Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran keuangan pada Triwulan III diantaranya adalah : - Beberapa penyelenggaraan Konsultansi dan Kerja Sama baru disetujui di akhir bulan September; - Beberapa penyelenggaraan Diklat masih proses realisasi keuangan; - Penyelenggaraan Kalibrasi tertunda karena adanya beberapa peralatan ukur kalibarasi yang diperbaiki; - Ada beberapa tahapan kegiatan yang tertunda penyelesaiannya akibat dari adanya kendala pengadaan bahan pada triwulan sebelumnya; - Adanya perjalanan dinas dan pengujian yang telah dilaksanakan tetapi belum dipertanggungjawabkan realisasi keuangannya; - Pengadaan bahan baku untuk layanan pengujian dan kalibrasi belum terealisasi; - sebagian besar pengadaan bersumber dari dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang penggunaannya harus berdasarkan skala prioritas, sehingga sangat berpengaruh pada penerimaan pendapatan dan pelaksanaan anggaran. Rekomendasi pada Triwulan lalu koordinator kegiatan harus segera melakukan tindak lanjut yang diperlukan seperti merevisi dan mereviu Rencana Penarikan Anggaran, mempercepat pertanggungjawaban keuangan untuk pekerjaan pemeliharaan dan pengadaan barang. Namun, bila melihat realisasi pada Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 37

41 Triwulan III, sepertinya hasil rekomendasi belum bisa dilaksanakan karena beberapa kendala masih tetap. c) Rekomendasi Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera melakukan tindak lanjut yang diperlukan agar realisasi keuangan dan fisik dapat mencapai sasaran. 3.2 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Perjanjian Kinerja (Perjakin) a) Belum optimalnya pemanfaatan fasilitas tax holiday oleh perusahaan industri.; b) Kendala Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri yang terdapat pada indikator ini adalah belum lengkapnya infrastruktur litbang untuk sediaan farmasi, logam tanah jarang, dan rethread ban, serta kemampuan scale-up peneliti yang belum merata. Rencana kajian dan pemetaan kemampuan sedang dilaksanakan, hasil kajian dan pemetaan akan rampung pada Triwulan IV. Masalah lain adalah masih terbatasnya lembaga litbang yang melakukan penelitian topik logam tanah jarang c) Kendala pada indikator Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau adalah terhambatnya tahapan pelaksanaan bantuan Sertifikasi Industri Hijau dan FDG Tim Teknis Penghargaan Industri Hijau yang baru mencapai progres 25% Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Output Kegiatan Beberapa kendala dalam pelaksanaan output kegiatan diantaranya : d) Terdapat beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan tepat waktu sehingga target realisasi fisik maupun keuangan tidak dapat mencapai target yang ditetapkan.; e) Terdapat beberapa kegiatan yang belum diselesaikan pertanggungjawaban keuangannya menyebabkan rendahnya capaian realisasi keuangan; f) Belanja bahan litbang menunggu konfirmasi ketersediaan bahan dan pengiriman dari pihak penyedia; g) Sumber dana kegiatan ini yang berasal dari PNBP masih banyak yang tertunda karena berdasarkan penerimaan pendapatan, diharapkan kegiatan tersebut dapat berjalan pada Triwulan III; Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 38

42 h) Terdapat Pagu yag masih diblokir sehingga mempenagruhi realisasi. 3.3 Langkah Tindak Lanjut Langkah dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Perjanjian Kinerja (Perjakin) Mengoptimalkan pelaksanaan dan mencari alternatif realisasi kegiatan yang menyangkut Sasaran Strategis agar dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan Langkah dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Output Kegiatan a. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait lainnya sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan tepat waktu; b. Penanggungjawab kegiatan dan penanggungjawab keuangan agar lebih tertib dalam mengupdate capaian kegiatan; c. Pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan perencanaan yang telah disusun pada awal tahun anggaran; d. Meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait apabila dilakukan proses revisi kegiatan, anggaran dan mata anggaran. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 39

43 BAB IV PENUTUP Secara umum realisasi fisik Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan yang telah dilaksanakan BPPI sampai Triwulan III Tahun Anggaran 2017 telah memenuhi target, namun realisasi keuangan masih belum memenuhi sasaran yang diharapkan. Adapun realisasi keuangan dan fisik pada Triwulan III Tahun Anggaran 2017 sebagai berikut: 1. Capaian Kinerja berdasarkan Realisasi Indikator Kinerja Dalam Perjanjian Kinerja a) Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri - Indikator Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal, target perkembangan fisik Triwulan III adalah 75,00%, dan telah terealisasi sebesar 70,00%. b) Sasaran Program/Kegiatan II : Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri - Indikator Meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor, target perkembangan fisik Triwulan III adalah 75,00 %, dan telah terealisasi sebesar 78,00%. c) Sasaran Program/Kegiatan III : Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar - Indikator Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib, target perkembangan fisik Triwulan III adalah 75,00%, dan telah terealisasi sebesar 75,00%. d) Sasaran Program/Kegiatan IV : Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri - Produk industri yang dikuasai teknologinya, target perkembangan fisik Triwulan III adalah 70,00%, dan telah terealisasi sebesar 61%; - Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai, target perkembangan fisik Triwulan III adalah 70,00%, dan telah terealisasi sebesar 70,00%;; e) Sasaran Program/Kegiatan V : Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 40

44 - Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau, target perkembangan fisik Triwulan III adalah 80,00% dan telah terealisasi sebesar 69,00%; - Penetapan Standar Industri Hijau (SIH), target perkembangan fisik Triwulan II adalah 70,00%, dan telah terealisasi sebesar 72,00%; f) Sasaran Program/Kegiatan VI : Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri - Tingkat Kepuasan Pelanggan, target perkembangan fisik Triwulan III adalah 75,00%, dan telah terealisasi sebesar 57,00%; g) Sasaran Program/Kegiatan VII : Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokrasi - Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3, target perkembangan fisik Triwulan III adalah 80,00%, dan telah terealisasi sebesar 80,00%; 2. Capaian Kinerja berdasarkan Output Kegiatan a) Kegiatan Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri dari Pagu Rp ,- realisasi keuangan sebesar 57,69% dan realisasi fisik 63,01%; b) Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Pagu Rp ,- realisasi keuangan sebesar 58,11 % dan realisasi fisik 71,52 %; c) Kegiatan Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup dari Pagu Rp ,- realisasi keuangan sebesar 58,05 % dan realisasi fisik 65,59 %; d) Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri dari Pagu Rp ,- realisasi keuangan sebesar 53,26 % dan realisasi fisik 73,64 %; e) Kegiatan Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual realisasi keuangan dari Pagu Rp ,- realisasi keuangan sebesar 20,80 % dan realisasi fisik 30,00 %.; f) Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pagu Rp ,- realisasi keuangannya 67,35% dan realisasi fisik 67,34%. g) Riset Dan Standardisasi Bidang Industri dari Pagu Rp ,- realisasi keuangannya 59,64 % dan realisasi fisik 69,48 %. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 41

45 h) Sertifikasi Industri, dari Pagu ,- realisasi keuangannya 41,58% dan realisasi fisik 68,38%. Berdasarkan hasil evaluasi realisasi keuangan sampai dengan per 30 September 2017 (Triwulan III) Tahun Anggaran 2016 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp ,- telah berhasil mencapai realisasi keuangan 60,72 % dari sasaran 66,96 % dan realisasi fisik sebesar 71,96% dari sasaran 73,81%. Diharapkan realisasi ini dapat lebih ditingkatkan dan mencapai sasaran pada triwulan IV. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 42

46 LAMPIRAN

47 FORM B BPPI Triwulan III TA. 2017

48 FORM B BPPI Triwulan III TA. 2017

49 FORM B BPPI Triwulan III TA. 2017

50 FORM B BPPI Triwulan III TA. 2017

51 FORM B BPPI Triwulan III TA. 2017

52 FORM B BPPI Triwulan III TA. 2017

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA. 2017

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA. 2017 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA. 2017 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 7 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 6 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 6 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2015 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana pembangunan. BAB I I Rencana Program K E M E N T E R I A N P E R I N

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2015 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana pembangunan. BAB I I Rencana Program K E M E N T E R I A N P E R I N D

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA.2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 6 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN IV TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN IV TA.2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN IV TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 7 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Dalam UU. No. 25

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 TAHUN ANGGARAN 6 () () (..) PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN KEBIJAKAN INDUSTRI SATUAN KERJA (43) Badan Penelitian dan Pengembangan Industri PROPINSI () DKI JAKARTA () KOTA JAKARTA PUSAT PERHITUNGAN TAHUN 6

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Dalam UU. No. 25

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 SATUAN KERJA PROPINSI RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 6 () () (4) BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG () SUMATERA SELATAN () KOTA PALEMBANG BAGIAN-A Halaman A ANGGARAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017 KEMEN/LEMB : UNIT ORG : SATUAN KERJA : PROPINSI : LOKASI : RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 7 (9) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (7) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017 KEMEN/LEMB UNIT ORG SATUAN KERJA PROPINSI RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 7 (9) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (7) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI (5398)

Lebih terperinci

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 2016 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha BPPI Kementerian Peran KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015 KEMEN/LEMB UNIT ORG KERJA PROPINSI LOKASI RENCANA KINERJA KERJA TAHUN ANGGARAN 5 (9) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (7) BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI (89) BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315, 8314312,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012 NO KODE UNIT KERJA/PROGRAM PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 212 BARANG MODAL (Dalam ribuan rupiah) 1 SEKRETARIAT JENDERAL 12,47,993 53,265,361 283,213,727

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 215 BERDASARKAN JENIS NO SUMBER ANGGARAN RINCIAN ANGGARAN TA 215 (dalam ribuan rupiah) BARANG MODAL JUMLAH 1 RUPIAH MURNI 629459711 1.468.836.8 42882193 2.527.117.694

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN 2015-2019 Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara Jakarta, 16 Februari 2016 I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2 I. TUJUAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016 KODE PROGRAM RUPIAH MURNI 19.1.2 19.2.7 19.3.6 19.4.8 19.5.9 19.6.3 19.7.12 19.8.1 19.9.11 Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian Program Peningkatan Sarana

Lebih terperinci

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

!!!#$%! & ' ((( ( ( ) !"!"!#$%"! & ' ((( ( ( ) *(+(, ( -./ *0$" I. Pendahuluan A. Ciri Umum ILMTA B. Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA C. Gambaran Umum Perkembangan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Tahun 2005 s/d 2009

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 02 Mei 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 02 Mei 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KATA PENGANTAR Sebagai salah satu unit Eselon

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN KATA PENGANTAR RENKIN (RENCANA KINERJA)

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Yth. : 1. Menteri Perdagangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala BKPM;

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015 TAHUN ANGGARAN 5 (9) () (9..) SATUAN KERJA () BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN BANDUNG PROPINSI () JAWA BARAT (5) KOTA BANDUNG PERHITUNGAN TAHUN 5 /KEGIATAN/OUUT/ SUB OUUT / KOMPONEN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 29 April 2016

Revisi ke 02 Tanggal : 29 April 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 250,0 275,0 320,0 360,0 1 Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik 2 Pengembangan SDM Industri Tersebarnya informasi,

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No. 39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2012 Laporan Konsolidasi Program Dirinci

Lebih terperinci

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development Jakarta, 19 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI 2014 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Badan Pengkajian

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO

RENCANA STRATEGIS TAHUN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2015 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO NOMOR : 20.1/IA/PER/3/2015

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 30 Maret 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 30 Maret 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 15 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 Ringkasan Eksekutif RINGKASAN EKSEKUTIF i Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Kementerian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 BIRO PERENCANAAN 2017 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006

Lebih terperinci

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Agenda pembangunan bidang ekonomi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 adalah meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI JPT BALAI BESAR DAN BARISTAND DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

MONITORING DAN EVALUASI JPT BALAI BESAR DAN BARISTAND DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN MONITORING DAN EVALUASI JPT BALAI BESAR DAN BARISTAND DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Tuntutan Masyarakat (Globalisasi, Demokratisasi, Perdagangan Bebas) KEPUASAN PELANGGAN Kinerja & Profesionalisme

Lebih terperinci

Kegiatan Prioritas Tahun 2010

Kegiatan Prioritas Tahun 2010 Kementerian Perindustrian pada Tahun Anggaran 2010 mendapat alokasi pagu definitif sebesar Rp.1.665.116.721.000. Kegiatan Prioritas Tahun 2010 Pembangunan sektor industri tahun 2010 akan difokuskan pada

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA NASIONAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016

PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA NASIONAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA NASIONAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016 PUSPIPTEK, SERPONG 2 FEBRUARI 2016 1 % Pertumbuhan

Lebih terperinci

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2011

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2011 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 BIRO PERENCANAAN 2016 Ringkasan Eksekutif Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 Jakarta, 5 Februari 2015 Rapat Kerja Menteri Perindustrian Tahun 2015 dengan tema Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing Menuju

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Surabaya, 8 Oktober 2015 DAFTAR ISI Hal I Kinerja Makro Sektor Industri 3 II Visi, Misi,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015 Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perindustrian ini disusun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Laporan Kinerja Sekretariat BPPI T.A 2016

Lebih terperinci

II Tahun Anggaran 2013

II Tahun Anggaran 2013 Tahun Anggaran 2013 II Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Fungsi dan Subfungsi Kendala Yang Dihadapi dan Tindak Lanjut Tahun Anggaran 2013

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 207 Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Kementerian Perindustrian 208

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 Jakarta, 5-7 Februari 2014 Rapat Kerja dengan tema Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan Pembangunan Industri Untuk Menjadi Negara

Lebih terperinci

BIDANG KIMIA DAN PERTAMBANGAN

BIDANG KIMIA DAN PERTAMBANGAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 BIDANG KIMIA DAN PERTAMBANGAN PUSAT PERUMUSAN STANDAR Badan Standardisasi Nasional 2018 RINGKASAN EKSEKUTIF Merujuk Renstra PPS tahun 2015-2019,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BARISTAND INDUSTRI MANADO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO Jln. Diponegoro No. 21 23

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN 2015-2019 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI 2014 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH Jakarta, 2 Maret 2012 Rapat Kerja dengan tema Akselerasi Industrialisasi Dalam Rangka Mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi yang dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I, seluruh Pejabat Eselon II, Pejabat

Lebih terperinci

Tahun Anggaran 2013 III

Tahun Anggaran 2013 III Tahun Anggaran 2013 III Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dalam acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 Laporan Kinerja Baristand Industri Manado 1. LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BARISTAND INDUSTRI MANADO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2017 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Telp.:

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31.1/MIND/PER/3/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA KELOMPOK I KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TOPIK : PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO DAN KIMIA MELALUI PENDEKATAN KLASTER KELOMPOK INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN, KIMIA HULU DAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA TAHUN 2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 52-53 Lantai 9 Jakarta 12950

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN

PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO BOGOR, 7 9 FEBRUARI 2013 PENDAHULUAN Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010

RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010 RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010 Gol Alokasi JUMLAH FORMASI 328 I. UNIT FASILITATIF 30 SEKRETARIAT JENDERAL 30 1 Biro Perencanaan 3 Penyusun Program

Lebih terperinci