LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA. 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA. 2017"

Transkripsi

1 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A

2 Laporan Triwulan I TA Kata Pengantar KATA PENGANTAR Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan sebagai tahap pengendalian rencana pembangunan. Berdasarkan peraturan dimaksud terdapat beberapa tata cara pengendalian yang diatur antara lain: pengendalian, dilakukan dengan maksud untuk dapat menjamin bahwa pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Hasil pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan selanjutnya ditindaklanjuti yang merupakan kegiatan atau langkah-langkah operasional yang ditempuh berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dan pengawasan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan acuan dan rencana kegiatan yang telah ditetapkan, seperti antara lain: melakukan koreksi atas penyimpangan kegiatan, akselarasi keterlambatan pelaksanaan ataupun klarifikasi atas ketidakjelasan pelaksanaan rencana. Hasil ditindaklanjuti dibuat dalam bentuk pelaporan yang merupakan salah satu kegiatan penting di dalam proses pembangunan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambil keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi serta menentukan kebijakan yang relevan. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri sebagai Unit Eselon I di Kementerian Perindustrian wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Triwulan I Tahun Anggaran 2016 sesuai dengan ketentuan Perpres Nomor 29 Tahun 2016 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan baik ditinjau dari realisasi keuangan maupun pencapaian realisasi fisik. Laporan ini merupakan pertanggungjawaban satuan kerja di lingkungan BPPI yang terdiri dari 1 (satu) Sekretariat, 4 (empat) Pusat, 11 (sebelas) Balai Besar, dan 11 (sebelas) Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Balai Sertifikasi Industri yang kegiatannya direncanakan dalam kurun waktu antara 10 bulan sampai 12 bulan. Berdasarkan hasil evaluasi realisasi keuangan sampai dengan per 31 Maret 2017 (Triwulan I) Tahun Anggaran 2017 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp ,- telah berhasil mencapai Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) i

3 Laporan Triwulan I TA Kata Pengantar realisasi keuangan 14,43% dari sasaran 17,45% dan realisasi fisik sebesar 22,77% dari sasaran 22,39%. Diharapkan realisasi ini dapat lebih ditingkatkan pada triwulan berikutnya. Jakarta, Januari 2017 Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) ii

4 Laporan Triwulan I TA Daftar Isi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN Tugas Pokok dan Fungsi Latar Belakang Program/Kegiatan Struktur Organisasi... 5 BAB II RENCANA PROGRAM/KEGIATAN Kegiatan Tahun Anggaran Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan... 9 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN Hasil yang telah dicapai dan Analisis Capaian Kinerja... Error! Bookmark not defined Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Langkah Tindak Lanjut BAB IV PENUTUP LAMPIRAN 1. FORM B LAPORAN TRIWULAN I TA FORM A LAPORAN TRIWULAN I TA 2017 SATKER DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BPPI Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) iii

5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Perpres Peraturan Presiden (Perpres) No. 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian, BPPI mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian. Dalam melaksanakan tugas, BPPI menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; 2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; 3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; 4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; dan 5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, BPPI didukung 5 (lima) unit kerja setingkat Eselon II di pusat dan 23 (dua puluh tiga) Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di beberapa daerah. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 1

6 1.2. Latar Belakang Kegiatan/Program Sebagai salah satu eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian, BPPI berkewajiban mendukung kebijakan pembangunan industri nasional sebagaimana yang telah ditetapkan, utamanya kebijakan terkait Peningkatan Daya Saing Industri Nasional. Untuk mendukung kebijakan tersebut, BPPI telah menetapkan sasaan strategis dan indikator kinerja sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun Hasil pelaksanaan sasaran strategis dan indikator kinerja yang dicapai adalah sebagai berikut : a. Meningkatnya Investasi Sektor Industri Hingga bulan Desember 2016, total nilai investasi industri yang telah mendapatkan Tax Allowance sebesar Rp. 56,8 Trilyun. Nilai investasi tersebut dihitung dari investasi 25 perusahaan yang telah memanfaatkan fasilitas fiskal Tax Allowance hingga bulan Desember Sedangkan total investasi bidang industri pada tahun 2016 sebesar 324 Trilyun. Dengan demikian investasi industri yang mendapatkan Tax Allowance sebesar 17,5% dari total investasi bidang industri. Realisasi ini lebih tinggi dari target yang diharapkan yaitu sebesar 5,85%. b. Meningkatnya Penerapan Standar Indikator Kinerja dari Sasaran Strategis II adalah Rasio Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib pada tahun 2016 yaitu sebanyak 103 SNI Wajib. Berdasarkan data BPS, nilai impor periode Jan-Okt 2015 sebesar US$ sedangkan pada periode Jan-Okt 2016 sebesar US$. Nilai impor dihitung dari impor komoditi 103 SNI wajib (tidak termasuk biskuit, kompor 2 dan 3 tungku) dengan 227 nomor HS. Dengan demikian terjadi penurunan nilai impor sebesar 13,07%. Realisasi untuk indikator ini sebesar 13,07%, telah melebihi sasaran yaitu sebesar 5%. c. Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI 1) Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Siap Diterapkan, pada TA mencapai 54 (lima puluh empat) penelitian dari target 74 (tujuh puluh empat) penelitian. Tidak terjadi pertumbuhan jumlah litbang yang siap diterapkan pada TA disebabkan karena adanya penambahan kriteria untuk meningkatkan kualitas hasil litbang dan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 2

7 juga adanya pemotongan anggaran kegiatan Litbang. 2) Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan oleh sektor industri pada tahun TA dapat dicapai sebanyak 36 (tiga puluh enam) penelitian dari target 54 (lima puluh empat) hasil litbang yang diterapkan pada industri. Masih terbatasnya hasil litbang yang dimanfaatkan oleh masyarakat industri karena hasil litbang umumnya masih dalam bentuk prototype atau uji coba, sehingga menyebabkan kontribusi litbang terhadap pembangunan ekonomi tidak optimal; 3) Pelaksanaan kerja sama Research and Develpoment di Instansi dan Industri Telah terbentuk kerja sama R & D di instansi dan industri pada TA sebanyak 61 (enam puluh satu) kerja sama. Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 63 kerjasama. Penurunan pertumbuhan kerja R & D dengan instansi/industri, antara lain disebabkan oleh : kurang terbangunnya jejaring kerja sama litbang dengan pihak terkait, terbatasnya jumlah hasil litbang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat industri; hasil litbang belum tersosialisakan dengan baik pada masyarakat/industri. 4) Fasilitasi penerapan, pengembangan, dan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Teknologi hasil litbang memerlukan perlindungan hukum yang memadai untuk mendapatkan kepastian perlindungan atas hak kekayaan intelektual pada saat diterapkan di industri. Fasilitas perlindungan HKI yang dilakukan masih terbatas untuk fasilitasi paten Balai Besar dan Baristand Industri di lingkungan BPPI. Jumlah pendaftaran Perlindungan HKI pada TA sebanyak 13 (tiga belas) pendaftaran paten. Jumlah ini telah melebihi target yaitu terfasilitasinya 9 (sembilan) paten. Meningkatnya jumlah produk KI (dalam hal ini paten) yang terfasilitasi disebabkan oleh meningkatnya kesadaran pendaftaran atas pentingnya produk KI oleh peneliti di lingkungan Kementerian Perindustrian. d. Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip Prinsip Industri Hijau Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi merupakan salah satu Indikator untuk mendukung tujuan tersebut. Pertumbuhan dilihat dari jumlah industri yang telah menerapkan konservasi energi pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2014 sebagai baseline data. Pada tahun 2014 terdapat 110 perusahaan industri yang mengikuti program implementasi konservasi energi bekerjasama dengan Energy Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 3

8 Conservation Center Japan (ECCJ). Tahun 2016 target pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi industri yang menerapkan konservasi energi sebesar 40% dibanding tahun 2014, artinya pada tahun 2016 diharapkan sebanyak 154 industri diharapkan telah melakukan konservasi industri. Dari target tersebut, yang tercapai sebanyak 154 perusahaan industri yang telah menerapkan konservasi industri atau realisasi sebesar 100%. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, capaian ini sedikit lebih rendah walaupun masih memenuhi target yang telah ditetapkan. Hal ini lebih disebabkan karena adanya efisiensi/pemotongan anggaran di tahun 2016 sehingga beberapa kegiatan bimbingan dan audit energi ke beberapa perusahaan yang menjadi target tidak dapat terlaksana. Indikator kinerja lainnya adalah Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau ini dihitung dari jumlah kebijakan dan/atau infrastruktur industri yang disusun untuk menunjang penerapan industri hijau. Pada tahun 2016 telah dihasilkan 12 (dua puluh dua) kebijakan dan infrastruktur dengan rincian sebagai berikut : a. Kebijakan implementasi konservasi energi dan diversifikasi energi sektor industri, sebanyak 4 kebijakan b. Kebijakan pengelolaan sumber daya air di sektor industri, sebanyak 1 kebijakan c. Standar industri hijau, sebanyak 7 standar Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun telah ditetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil Dan Makmur. Di dalamnya disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat dengan mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak, untuk itu pembangunan industri diarahkan dalam mewujudkan industri yang berdaya saing dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan. Berdasarkan arah kebijakan pembangunan RPJPN tersebut di atas, maka pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun ditetapkan visi pembangunan industri nasional yaitu Memantapkan Daya Saing Basis Industri Manufaktur yang Berkelanjutan serta Terbangunnya Pilar Industri Andalan Masa Depan yang dituangkan dalam visi Kementerian Perindustrian tahun Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh Pada Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 4

9 Dalam rangka mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Industri Nasional Jangka Panjang (2025) yang diamanatkan kepada Kementerian Perindustrian, BPPI sebagai salah satu unit eselon I mempunyai visi: Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang mampu menjadi katalis peningkatan produktiitas dan daya saing sektor industri di tingkat nasional maupun global 1.3. Struktur Organisasi Berdasarkan Permenperin No. 107 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, untuk mendukung tugas dalam menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian, BPPI didukung oleh Sekretariat Badan dan 4 (empat) satuan kerja pusat dengan tugas masing-masing sebagai berikut : 1) Sekretariat Badan, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengkajian, dan pengembangan teknologi industri, jasa industri, serta promosi dan perlindungan kekayaan intelektual di bidang industri; 3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang industri hijau, lingkungan hidup, manajemen energi dan air; 4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan penelitian, pengkajian, pengembangan, fasilitasi, pemantauan dan pelaporan di bidang kebijakan iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang; 5) Pusat Standardisasi Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penelitian, pengkajian, pengembangan standardisasi industri. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 5

10 Selain unit kerja pusat, BPPI juga didukung oleh 23 (dua puluh tiga) Unit Pelayanan Teknis (UPT) di berbagai daerah yang terdiri dari 11 unit (sebelas) Balai Besar, 11 (sebelas) Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) dan Balai Sertifikasi Industri yang tersebar di 15 provinsi di Indonesia. Satker tersebut mempunyai peranan yang penting sebagai pelaksana tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang di lingkungan Kementerian Perindustrian. Dalam mendukung tugas dan fungsi BPPI, unit kerja pusat dan UPT daerah saling berkolaborasi. Unit kerja pusat berperan sebagai perumus kebijakan dan regulasi secara makro, sedangkan UPT daerah berperan sebagai unit yang melaksanakan kebijakan secara teknis operasional dan memberikan layanan teknis kepada dunia industri. Kegiatan yang dilaksanakan oleh 11 (sebelas) Balai Besar dan 11 (sebelas) Baristand Industri tersebut adalah kegiatan litbang yang bersifat mikro yang pada umumnya merupakan kegiatan litbang terapan, riset, standardisasi dan sertifikasi di bidang industri. Masing-masing Balai Besar dan Baristand Industri memiliki kompetensi inti seperti terlihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 1.1 Kompetensi Inti Balai Besar Industri Balai Besar Kompetensi Inti 1. Tekstil (BBT), Bandung Desain Struktur dan Permukaan Tekstil 2. Bahan dan Barang Teknik (B4T), Bandung Quality Assurance untuk teknologi pengelasan bawah air, instrumentasi virtual & material teknik/maju berbasis polimer 3. Logam dan Mesin (BBLM), Bandung Desain Proses dan Produk engineering (fokus: peralatan energi dan tooling) 4. Keramik (BBK), Bandung Material Engineering for Electric & Structural Ceramic 5. Pulp dan Kertas (BBPK), Bandung Bioengineering untuk pulp dan kertas 6. Industri Agro (BBIA), Bogor Komponen aktif bahan alami komoditas agro 7. Kimia dan Kemasan (BBKK), Jakarta Fine Chemical & Degradable Packaging Design 8. Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI), Semarang Teknologi terapan untuk pengendalian buangan industri 9. Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP), Yogyakarta 10. Kerajinan dan Batik (BBKB), Yogyakarta 11. Industri Hasil Perkebunan (BBIHP), Makassar Desain bahan dan konstruksi sepatu Desain dan bahan baku baru untuk produk-produk kerajinan dan batik Proses produksi dan teknologi terapan untuk pengolahan kakao Tabel 1.2 Fokus Balai Riset dan Standardisasi Industri Baristand Industri Fokus 1. Aceh Rempah dan Minyak Atsiri 2. Medan Mesin dan Peralatan Pabrik Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 6

11 Baristand Industri Fokus 3. Padang Makanan Tradisional 4. Palembang Karet Komponen Teknis 5. Lampung Tepung Industri Agro 6. Surabaya Mesin Listrik & Peralatan Listrik 7. Banjarbaru Teknologi pengolahan kayu, rotan, dan bambu 8. Samarinda Hasil Perikanan dan Perkebunan 9. Pontianak Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi basah 10. Manado Teknologi Pengolahan Palma 11. Ambon Teknologi Pengolahan Hasil Laut Beberapa Balai Besar dan Baristand industri ada yang telah memiliki status Badan Layanan Umum (BLU). Dengan berstatus BLU, Balai tersebut dapat secara cepat memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat dan dapat mengelola aset dan keuangan secara optimal. Adapun Balai yang telah memiliki status BLU adalah: 1. Balai Besar Industri Agro 2. Balai Besar Bahan dan Barang Teknik 3. Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri 4. Baristand Industri Lampung Gambar berikut menjelaskan struktur organisasi BPPI secara lengkap: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI SEKRETARIAT BADAN PUSAT STANDARDISASI INDUSTRI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN IKLIM USAHA INDUSTRI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INDUSTRI DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL 11 (sebelas) Balai Besar 11 (sebelas) Baristand Industri Balai Setifikasi Industri Gambar 1. Struktur Organisasi BPPI Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 7

12 BAB II RENCANA PROGRAM TAHUN Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Tahun Anggaran 2017 Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan untuk mendukung Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri terdiri atas: 1. Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri; 2. Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri; 3. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri; 4. Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup; 5. Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual; 6. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi; 7. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Program ini bertujuan untuk mewujudkan iklim usaha yang kondusif dalam rangka mendukung daya saing industri nasional yang akan dicapai melalui fungsi masing-masing Pusat dan didukung dengan inovasi teknologi dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Unit Pelayanan Teknis (UPT). Melalui perumusan dan analisa kebijakan dan iklim di sektor industri, standardisasi, pelaksanaan kebijakan dan iklim di bidang penelitian dan pengembangan industri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta untuk meningkatkan kemampuan industri dalam menciptakan, mengembangkan, menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam uji komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan, rancangan produk baru, proses produksi, energi terbarukan, lingkungan hidup, dan tenaga kerja serta sarana dan prasarana industri sebagai faktor pendukung berhasilnya pembangunan industri. Dengan indikator pencapaian tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan dari iklim di sektor industri serta analisa, standar, prosedur di bidang industri serta terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang, dan kebijakan pendukungnya yang mampu diaplikasikan hingga skala pabrik. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 8

13 Dalam rangka melaksanakan tugas Program, Kegiatan pada TA maka anggaran program dari masing-masing kegiatan mempunyai pagu anggaran seperti pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Pagu Anggaran Program BPPI 2017 Program/Kegiatan Pagu Anggaran (Rp 000,-) Program: Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Kegiatan 1: Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri Kegiatan 2: Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Kegiatan 3: Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kegiatan 4: Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Kegiatan 5: Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual Kegiatan 6: Penelitian dan Pengembangan Teknologi a. Peningkatan Dan Pengembangan Teknologi b. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri c. Sertifikasi Industri Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri tahun anggaran 2017 memiliki Pagu sebesar Rp ,-. Tabel 2.2. Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU (Rp.000,-) Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Penelitian Dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri Rekomendasi Kebijakan Teknis Dalam Meningkatkan Iklim Usaha Industri Diseminasi Kebijakan Industri 635 Penelitian Dan Pengembangan Harmonisasi Kebijakan Industri Fasilitasi Peningkatan Iklim Usaha Industri Pembinaan Dan Fasilitasi Iklim Usaha Industri Layanan Internal (overhead) 45 Layanan Perkantoran Output Cadangan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Standar Industri Yang Disusun Pengawasan Standardisasi Industri Regulasi Standardisasi Industri Kerjasama Standardisasi Industri Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 9

14 OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU (Rp.000,-) Kajian Terkait Standardisasi Industri Pembinaan Standardisasi Industri Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan Penelitian Dan Pengembangan Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup Kebijakan Penurunan Emisi Grk Infrastruktur Industri Hijau Kerjasama Dan Sosialisasi Penerapan Industri Hijau Layanan Perkantoran Output Cadangan 212 Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi Dan Kebijakan Industri Perencanaan Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Dan Kekayaan Intelektual Fasilitasi Pemanfaatan Dan Penerapan Teknologi Industri Penelitian, Pengembangan, Dan Aplikasi Teknologi Industri Hasill Litbang Yang Disulkan Dipatenkan Perumusan Dan Penerapan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri Dan Hki Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Kimia Dan Kemasan Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan 35.9 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Tekstil Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Tekstil Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Industri Tekstil Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet Dan Plastik Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Kulit, Karet Dan Plastik Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Industri Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan 97.5 Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 10

15 OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU (Rp.000,-) Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro Jasa Teknis Industri Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Pulp Dan Kertas Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Pulp Dan Kertas Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Hasil Perkebunan Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Logam Dan Mesin Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Keramik Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Industri Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Administrasi Keuangan Dan Pelaporan Layanan Perkantoran Output Cadangan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik Industri Jasa Teknik Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Layanan Internal (overhead) Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 11

16 OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU (Rp.000,-) Layanan Perkantoran Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Industri Jasa Teknis Industri Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan Sertifikasi Industri Jasa Teknis Industri Pengelolaan Dan Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi Industri Skema Sertifikasi Promosi Dan Desiminasi Layanan Jasa Teknis Peningkatan Kemampuan Sdm Dokumen Perencanaan/penganggaran/pelaporan/monitoring Dan Evaluasi Layanan Internal (overhead) Layanan Perkantoran Output Cadangan 172 T O T A L Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Program/Kegiatan Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Dalam rangka pelaksanaan kebijakan dan strategi industrialisasi, BPPI mempunyai Sasaran strategis dan Indikator Kenerja Utama yang dituangkan dalam kebijakan jangka menengah yaitu Rencana Strategis. Selanjutnya Sasaran Strategis dan IKU tersebut dijabarkan melalui program dan kegiatan yang telah direncanakan, dan ditetapkan sasaran yang akan dicapai beserta indikator pencapaiannya. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah monitoring dan evaluasi keberhasilan implementasi dari Renstra BPPI. Dengan pelaksanaan monitoring dan evaluasi, maka akan dengan mudah teridentifikasi permasalahannya sehingga dapat segera ditemukan solusinya. Adapun sasaran yang akan dicapai BPPI dalam kurun waktu adalah sebagai berikut : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 12

17 Tabel 2.3 Sasaran dan Indikator Kinerja Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Satuan Target No. Sasaran Program /Indikator Meningkatnya investasi sektor industri - Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas 2 Meningkatnya penerapan standar - Rasio penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib terhadap tahun sebelumnya 3 Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan Penerapan HKI - Pertumbuhan pengembangan teknologi industri Persen 5,2 5,85 6,49 7,13 7,75 Persen Persen Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri - Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri - Jumlah Balai yang difasilitasi untuk mendukung Science Park 4 Meningkatnya industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau - Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi - Pertumbuhan kebijakan dan infrastruktur industri hijau 5 Meningkatnya kemampuan Balai dan hasil litbang dalam rangka meningkatkan daya saing industri - Jumlah paket peralatan laboratorium dan sarana pendukung di Balai 6 Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri Persen Persen Balai Persen Persen Paket Peningkatan kepuasan pelanggan Indeks 3,5 3,5 3,6 3,7 3,8 - Pertumbuhan infrastruktur pelayanan teknis 7 Meningkatnya fasilitasi kelembagaan teknologi, industri hijau, sarana dan prasarana dan SDM litbang - Peningkatan kompetensi SDM BPKIMI - Tersedianya dukungan manajemen yang memadai Persen Orang Persen Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri TA 2017 memiliki sasaran program dan indikator kinerja sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja berikut. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 13

18 Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Tahun 2017 No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Perspektif Pemangku Kepentingan 1. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri 2. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri 3. Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal Meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib 5,6 Persen 60 persen 5 Persen 4. Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri Produk industri yang dikuasai teknologinya 5 Persen 5. Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau 60 Persen 0.5% Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) 16% Perspektif Proses Bisnis Internal 1. Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5 Industri 2. Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3 80% Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 14

19 BAB III PELAKSANAAN PROGRAM 3.1 Hasil Yang Telah Dicapai Dan Analisis Capaian Kinerja Hasil Yang Telah Dicapai Berdasarkan Indikator Kinerja Dalam Perjanjian Kinerja (Perkin) Secara keseluruhan, capaian fisik perjakin sampai Desember 2016 sudah dapat memenuhi sasaran. Capaian dari masing-masing indikator kinerja dari Perjanjian Kinerja BPPI selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1. Capaian Perjanjian Kinerja BPPI Tahun 2017 No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Perspektif Pemangku Kepentingan 1. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal 5,6 Persen 2. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri 3. Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri 4. Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri 5. Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau Meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib Produk industri yang dikuasai teknologinya Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau 60 persen 5 Persen 5 Persen 60 Persen 0.5% Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) 16% Perspektif Proses Bisnis Internal 1. Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri 2. Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi Tingkat Kepuasan Pelanggan Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3 Skala Indeks 3,5 80% Berikut perkembangan capaian dari masing-masing indikator kinerja dari Perjanjian Kinerja BPPI Tahun 2017 : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 15

20 1. Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri Sasaran Program/ Kegiatan Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri Indikator Kinerja Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal Triwulan I Target % Fisik Kegiatan Target Realisasi Rencana Realisasi Antara Antara 5,6 persen Evaluasi data Evaluasi data tahun tahun sebelumnya; sebelumnya; Rapat Rapat Koordinasi; Koordinasi; Pengumpulan Pengumpulan data data Cara perhitungan dari indikator ini adalah Angka diambil dari total industri yang mengajukan permohonan fasilitas fiskal (TH & TA) pada tahun 2017 dibagi dengan total investasi sektor industri tahun ) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan I TA perkembangan target fisik dari indikator ini 10,00 % dengan realisasi antara 10,00%. Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah evaluasi data tahun sebelumnya, rapat koordinasi, dan pengumpulan data. Realisasi dari kegiatan pada Triwulan I TA yaitu evaluasi data investasi TA. 2016, rapat-rapat koordinasi dengan direktorat/kementerian terkait, serta mengumpulkan data investasi dan fasilitasi fiskal. 2) Analisis capaian kinerja Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. Pada indikator ini data investasi sektor industri pada tahun 2017 yang menggunakan fasilitas fiskal (tax holiday dan tax allowance), diperkirakan pada tahun 2017 sekitar Rp. 19 Triliun. 3) Kendala Perlu koordinasi yang lebih intensif dengan industri yang akan diajukan untuk mendapatkan fasilitasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 16

21 2. Sasaran Program/Kegiatan II: Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri Sasaran Kegiatan Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri Indikator Kinerja Meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor Target 60 persen Triwulan I % Fisik Kegiatan Target Antara Realisasi Antara Rencana Realisasi 5 5 Evaluasi data Evaluasi data tahun tahun sebelumnya; sebelumnya; Rapat Rapat Koordinasi; Koordinasi; Pengumpulan Pengumpulan data data Cara perhitungan dari indikator ini adalah Angka diambil dari total industri yang memanfaatkan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) pada tahun 2017 dibagi dengan industri yang memanfaatkan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) pada tahun ) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan I TA perkembangan target fisik dari indikator ini 5,00 % dengan realisasi antara 5,00%. Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah evaluasi data tahun sebelumnya, rapat koordinasi, dan pengumpulan data. Realisasi dari kegiatan pada Triwulan I TA yaitu evaluasi data industri yang memanfaatkan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) pada tahun 2016, rapat-rapat koordinasi dengan direktorat/kementerian terkait, serta mengumpulkan data fasilitasi fiskal. 2) Analisis capaian kinerja Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. Pada indikator data industri tahun 2017 yang menggunakan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) diperkirakan pada tahun 2017 sebanyak 8 perusahaan industri. 3) Kendala Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini di triwulan II. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 17

22 3. Sasaran Program/Kegiatan III : Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri Sasaran Kegiatan Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri Cara perhitungan dari indikator ini adalah persentase penurunan nilai impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun ) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan I TA perkembangan target fisik dari indikator ini 10,00 % dengan realisasi antara 10,00%. Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah Finalisasi data TA. 2016, pengumpulan data, dan koordinasi. Realisasi dari kegiatan pada Triwulan I TA yaitu Finalisasi dat a TA. 2016, pengumpulan data, rapat-rapat koordinasi dengan direktorat/kementerian terkait. 2) Analisis capaian kinerja Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. 3) Kendala Indikator Kinerja Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib Triwulan I Target % Fisik Kegiatan Target Realisasi Rencana Realisasi Antara Antara 5 Persen Finalisasi dat a Finalisasi dat a TA TA Pengumpulan Pengumpulan data data Koordinasi Koordinasi Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini di triwulan II. 4. Sasaran Program/Kegiatan IV: Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri Sasaran Kegiatan Meningkatny a Penguasaan Teknologi Industri Indikator Kinerja Produk industri yang dikuasai teknologinya Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai Triwulan I % Fisik Kegiatan Target Target Antara Realis asi Antara Rencana 5 Persen 10 5 Koordinasi, Pemetaan kemampuan Balai, Diagnosis IKM, menyeleksi litbangyasa Persen Review TRL hasil litbang tahun 2016; Persiapan seminar kemajuan litbangyasa tahun 2017; Knowledge sharing pengukuran TRL dan konsep MRL Realisasi Koordinasi, Pemetaan kemampuan Balai, Diagnosis IKM Review TRL hasil litbang tahun 2016; Persiapan seminar kemajuan litbangyasa tahun 2017 Sasaran Strategis IV terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja berikut: Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 18

23 a. Produk industri yang dikuasai teknologinya Cara perhitungan dari indikator ini adalah semua litbangyasa yang dilaksanakan pada TA harus mencapai level nilai TRL 6. 1) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan I TA perkembangan target fisik dari indikator ini 10,00 % dengan realisasi antara 5,00%. Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah Koordinasi, pemetaan kemampuan Balai, Diagnosis IKM, menyeleksi litbangyasa Realisasi dari kegiatan pada TA yaitu Koordinasi dengan pemangku K/L lain (BPPT, Ristekdikti) yang terkait dan pihak industri terkait; pemetaan kemampuan Balai Litbang Terkait (BBKK,BBIA,B. Ambon, B4T, BBLM,BBKKP,B.Palembang); identifikasi teknologi melalui Patent Mapping untuk teknologi sediaan farmasi dan kosmetik, logam tanah jarang, rethread ban pesawat; diagnosis IKM calon penerima Program DAPATI yang difokuskan ke industri farmasi/sediaan farmasi. 2) Analisis capaian kinerja Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya tidak mencapai target. Pada indikator ini produk yang akan dikuasai teknologinya adalah produk industri pada produk industri : bahan baku farmasi, karet & produk karet, dan permanen Magnet. 3) Kendala - Belum lengkapnya Infrastruktur litbang untuk litbang sediaan farmasi, LTJ, dan rethread ban; - Kemampuan scale-up peneliti yang belum merata. Rencana kajian dan pemetaan kemampuan sedang dilaksanakan, hasil kajian dan pemetaan akan rampung pada Triwulan IV. b. Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai Cara perhitungan target Level litbang yang dilaksanakan pada tahun 2017 harus mencapai nilai TRL 6. 1) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan I TA perkembangan target fisik dari indikator ini 10,00 % dengan realisasi antara 10,00%. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 19

24 Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah review TRL hasil litbang tahun 2016; persiapan seminar kemajuan litbangyasa tahun 2017; knowledge sharing pengukuran TRL dan konsep MRL; 2) Analisis capaian kinerja Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. Indikator ini merupakan hasil litbang yang dilaksanakan pada Tahun 2017 harus mencapai nilai TRL 6. 3) Kendala Pengetahuan peneliti terkait TRL belum merata. Rencana review TRL litbangyasa 2017 akan dilaksanakan pada triwulan IV pada Semianr Hasil Litbangyasa yang rencana akan dilaksanakn pada bulan Nopember Sasaran Program/Kegiatan V : Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau Sasaran Kegiatan Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau Indikator Kinerja Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) Triwulan I Target % Fisik Kegiatan Target Realisasi Rencana Realisasi Antara Antara 0.5% 5 5 Mempersiapk Mempersiapkan an bahan bahan-bahan kegiatan pelaksanaan sertifikasi Kegiatan Sertifikasi Industri Hijau 16% 5 2 Evaluasi RASIH Telah dilakukan evaluasi terhadap RASIH yang telah mencapai konsensus pada tahun 2016 Sasaran Strategis V terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja berikut: a. Industri Manufaktur Yang Memenuhi Standar Industri Hijau Cara perhitungan target persen Industri Manufaktur (Keramik, Baja, Semen, Karet, Kaca, Pulp & Paper, Pupuk, Gula Kristal Putih, Penyamakan & pengawetan kulit, Tekstil) yang memperoleh Sertifikat Industri Hijau dibandingkan dengan jumlah total industri besar. 1) Hasil yang telah dicapai Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 20

25 Pada Triwulan I TA perkembangan target fisik dari indikator ini 5,00 % dengan realisasi antara 5,00%. Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah mempersiapkan bahan kegiatan sertifikasi. Realisasi dari kegiatan tersebut yaitu mempersiapkan bahan-bahan pelaksanaan Kegiatan Sertifikasi Industri Hijau berupa SK Payung kegiatan, SK penunjukan lembaga, SK Auditor Industri Hijau, koordinasi dengan Balai Besar Kemasan tentang uraian pelaksanaan sertifikasi Industri hijau. 2) Analisis capaian kinerja Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. Indikator ini merupakan Industri Manufaktur (Keramik, Baja, Semen, Karet, Kaca, Pulp & Paper, Pupuk, Gula Kristal Putih, Penyamakan & pengawetan kulit, Tekstil) yang memenuhi standar industri hijau. Pada Triwulan I kegiatan baru diawali penyusunan administrasi kegiatan Sertifikasi Industri Hijau 3) Kendala Adanya revisi tentang PNBP, sehingga biaya personil dalam rangka sertifikasi stage 1 & 2 harus direvisi. Rencana pada Triwulan selanjutnya adalah diharapkan Permen Tata Cara Sertifikasi Industri Hijau & Lembaga Sertifikasi Industri Hijau telah selesai disusun. b. Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) Cara perhitungan target persen Standar Industri Hijau (SIH) yang telah ditetapkan pada tahun 2017 dibandingkan dengan total SIH yang telah ditetapkan hingga tahun ) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan I TA perkembangan target fisik dari indikator ini 5,00 % dengan realisasi antara 2,00%. Telah dilakukan evaluasi terhadap Rancangan Standar Industri Hijau(RASIH) yang telah mencapai konsensus pada tahun 2016 dan menjadi bahan pertimbangan untuk pengembangan SIH di tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 21

26 Selain itu, juga dikumpulkan bahan benchmark dan best practice dari target industri yang akan disusun SIH-nya tahun ini yaitu: otomotif, elektro 2) Analisis capaian kinerja Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya tidak mencapai target. Indikator ini merupakan Perumusan Standar Industri Hijau (SIH) untuk industri makanan dan minuman, industri otomotif dan industri batik.pada Triwulan I kegiatan baru diawali penyusunan administrasi kegiatan Sertifikasi Industri Hijau 3) Kendala Adanya revisi tentang PNBP, sehingga biaya personil dalam rangka sertifikasi stage 1 & 2 harus direvisi. Rencana pada Triwulan selanjutnya adalah diharapkan Permen Tata Cara Sertifikasi Industri Hijau & Lembaga Sertifikasi Industri Hijau telah selesai disusun. 6. Sasaran Program/Kegiatan VI : Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri Sasaran Kegiatan Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri Indikator Kinerja Tingkat Kepuasan Pelanggan Target Skala Indeks 3,5 Triwulan I % Fisik Kegiatan Target Antara Realisasi Antara Rencana Realisasi Menyusun Menyusun kuesioner; kuesioner; menyebarkan menyebarkan kuesioner kuesioner Dengan indikator Tingkat Kepuasan Pelanggan, cara perhitungan target adalah ratarata indeks kepuasan pelanggan pada Balai Besar, Baristand Industri dan Balai Sertifikasi Industri. 1) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan I TA perkembangan realisasi fisiknya sebesar 15 %. Realisasi tidak mencapai target meliputi kegiatan penyusunan kuesioner, penetapan jumlah responden dan penyebaran kuesioner. 2) Analisis capaian kinerja Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya tidak mencapai target. Indikator ini merupakan indeks kepuasan pelanggan pada Balai Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 22

27 Besar, Baristand Industri dan Balai Sertifikasi Industri. Indikator ini tidak mencapai perkembangan target fisiknya karena terdapat kuesioner yang belum dikembalikan konsumen. 3) Kendala Diharapkan pada Triwulan selanjutnya semakin banyak lagi kuesioner yang diedarkan dan yang kembali juga semakin banyak untuk kemudian dilakukan perhitungan, dengan minimal indeks kepuasan pelanggan yang dicapai pada triwulan II tetap atau meningkat. 7. Sasaran Program/Kegiatan VII : Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokrasi Sasaran Kegiatan Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi Indikator Kinerja Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3 Triwulan I Target % Fisik Kegiatan Target Realisasi Rencana Realisasi Antara Antara 80% Koordinasi Koordinasi dengan dengan Satgas Satgas SPIP; SPIP; Persiapan Persiapan menyusun menyusun LKK LKK Dengan indikator Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3, cara perhitungan target merupakan rata-rata satker yang telah mencapai level maturitas 3 dibandingkan dengan total seluruh satker. 1) Hasil yang telah dicapai Pada Triwulan I TA perkembangan realisasi fisiknya sebesar 15 % telah mencapai target. Realisasi mencapai target meliputi kegiatan koordinasi dengan Satgas SPIP dan Persiapan menyusun LKK. 2) Analisis capaian kinerja Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. Indikator ini merupakan Tingkat Maturitas menunjukkan tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP yang berstruktur dan berkelanjutan, untuk Triwulan I perhitungan maturitas belum dilakukan. 3) Kendala Terdapat perubahan matriks LKK yang harus disosialisasikan pada Satker di lingkungan BPPI sehingga penyusunan LKK lebih memakan waktu dibanding tahun sebelumnnya. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 23

28 3.1.2 Hasil Yang Telah Dicapai dan Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Indikator pada Kinerja Output Kegiatan Capaian berdasarkan output kegiatan menggunakan data realisasi pada aplikasi internal Kementerian Perindustrian untuk laporan PP 39, namun terdapat perbedaan antara realisasi pada aplikasi internal PP 39 dengan realisasi pada aplikasi internal e- monev APBN. Hal ini disebabkan oleh penanggungjawab (admin) keuangan yang belum menginput dokumen SP2D. Sebagaimana diketahui bahwa realisasi pada aplikasi PP 39 berdasarkan SP2D yang telah diterbitkan dan diinput sedangkan realisasi pada aplikasi e-monev APBN berdasarkan semua pengeluaran yang telah diproses. 1. Kegiatan I : Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri Pagu (Rp 000) Triwulan I Keuangan S (%) R ( %) S (%) Fisik R ( %) ,57 9,51 14,05 9,21 Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri terdiri dari output: 1) Rekomendasi kebijakan teknis dalam meningkatkan iklim usaha industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan Triwulan I sebesar 15,15% dan realisasi fisik sebesar 5,06%. 2) Diseminasi kebijakan industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 2,58%, dan realisasi fisik sebesar 3,28%. 3) Penelitian dan pengembangan harmonisasi kebijakan industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 4,36%, dan realisasi fisik sebesar 0%. 4) Fasilitasi peningkatan iklim usaha industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 8%, dan realisasi fisik sebesar 11,46%. 5) Pembinaan dan Fasilitasi Iklim usaha industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 6,85%, dan realisasi fisik sebesar 26,63%. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 24

29 6) Layanan Internal (Overhead) Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 28%. 7) Layanan Perkantoran Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 9,75%, dan realisasi fisik sebesar 37%. 8) Output Cadangan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 0%. Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri: a) Hasil yang dicapai Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri pada Triwulan I untuk realisasi keuangan mencapai sasaran. Namun untuk realisasi fisik tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah FGD perpajakan; FGD rekomendasi kebijakan tarif, pengumpulan data peraturan (Menperin dan Menkeu) untuk FGD konsultasi public; Penyusunan skema makro sistem help desk hambatan regulasi industri; Perancangan diagram konteks dan diagram flow (arus aktivitas) dalam Sistem Help Desk Hambatan Regulasi Industri; Penyusunan pola permasalahan hambatan pertumbuhan industri di sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika, sektor industri kimia, tekstil dan aneka serta sektor industri agro. b) Analisis capaian kinerja Realisasi fisik tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output yang capaian fisiknya jauh di bawah sasaran yang ditetapkan seperti output rekomendasi kebijakan teknis dalam meningkatkan iklim usaha industri dan output layanan internal (overhead). c) Kendala Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan I karena beberapa pertanggungjawaban masih dalam proses penyelesaian administrasi. Diharapkan pada Triwulan selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal dan penyelesaian pertanggugjawaban tidak tertunda. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 25

30 2. Kegiatan II : Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Pagu (Rp 000) Triwulan I Keuangan S (%) R ( %) S (%) Fisik R ( %) ,22 7,93 23,18 18,81 Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri terdiri dari output: 1) Standar Industri yang disusun Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan Triwulan I sebesar 7,02% dan realisasi fisik sebesar 20,02%. 2) Pengawasan Standardisasi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 8,83%, dan realisasi fisik sebesar 10%. 3) Regulasi Standardisasi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 8,12%, dan realisasi fisik sebesar 22,58%. 4) Kerjasama Standardisasi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 14,42%, dan realisasi fisik sebesar 19,02%. 5) Kajian terkait Standardisasi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 6,66%, dan realisasi fisik sebesar 35,26%. 6) Pembinaan Standardisasi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 10%. 7) Layanan Internal (Overhead) Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 9,11%, dan realisasi fisik sebesar 21,21%. 8) Layanan Perkantoran Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 14,42%, dan realisasi fisik sebesar 10,05%. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 26

31 9) Output Cadangan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 0%. Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri: a) Hasil yang dicapai Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri pada Triwulan I untuk realisasi keuangan maupun fisik tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah Persiapan konsinyering perencanaan perumusan SNI; Koordinasi dengan Komite Teknis/Subkomite Teknis 1; Rapat Teknis/Rapat Konsensus; Penyusunan aspek-aspek pelaksanaan dan pemetaan pengawasan LPK tahun 2017 dilaksanakan berdasarkan rekapitulasi hasil pengawasan LPK tahun 2016 dan pengembangan-pengembangan yang perlu dilakukan berdasarkan kebutuhan; Persiapan Wasmatlitrik disusun berdasarkan pelaksanaan Wasmatlitrik 2016 dan dapat berdasarkan pengembangan dari pelaksanaan wasmatlitrik tahun 2016; Identifikasi rencana pemberlakuan SNI secara wajib dari Direktorat Pembina Industri; Survey pengumpulan data terkait lingkup akreditasi dan kemampuan pengujian pada LSPro dan Laboratorium Uji; Rapat FGD Verifikasi LPK Produk Katub, BJ. TKD, Kawat baja Pratekan, PC Wire dan PC Bar; Rapat Panel Penggunaan Form Baru Verifikasi Lab Uji; Pembahasan mekanisme verifikasi dan FGD panel LPK; Verifikasi Kemampuan (Produk Gula Rafinasi) Lab PT. Ankea Coffee, SGS, Sucofindo Cibitung, Sucofindo Surabaya, BPMB, Intertek, Qualis, BBIA, Evaluasi LPK Gularafinasi (PT. Ankea Coffee, SGS, Sucofindo Cibitung, Sucofindo Surabaya, BPMB, Intertek, Qualis, BBIA); Menyiapkan bahan masukan pada sidang IA-CEPA, TC 8 dan RBPWG pada sidang Asean serta bahan masukan lainnya terkait kerjasama standardisasi; Identifikasi/penelaahan SNI yang akan dikaji telah ditentukan yaitu SNI Kaca insulasi untuk bangunan dan gedung dan produsen dalam negeri juga telah teridentifikasi. b) Analisis capaian kinerja Realisasi fisik maupun keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output yang capaian fisiknya jauh di bawah sasaran yang Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 27

32 ditetapkan seperti output Pengawasan Standardisasi Industri, output pembinaan standardisasi industri dan output layanan perkantoran. Selain itu hampir seluruh output pada kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri realisasi keuangannya tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan untuk triwulan I TA c) Kendala Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan I disebabkan adanya sebagian akun yang direvisi dari belanja jasa lainnya menjadi belanja jasa profesi dan adanya revisi pemotongan anggaran. Revisi internal dan pemotongan anggaran ini dilakukan terhadap hampir seluruh output pada kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan yang telah dijadwalkan. Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera mereviu perencanaan pelaksanaan kegiatan agar lebih jelas dan terukur, serta melakukan penjadwalan ulang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk Triwulan II. 3. Kegiatan IIII : Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Pagu (Rp 000) Triwulan I Keuangan S (%) R ( %) S (%) Fisik R ( %) ,48 9,04 12,36 3,56 Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup terdiri dari output: 1) Kebijakan Penurunan Emisi GRK Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan Triwulan I sebesar 10,72% dan realisasi fisik sebesar 5,40%. 2) Infrastruktur Industri Hijau Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 4,72%, dan realisasi fisik sebesar 3,39%. 3) Kerjasama dan sosialisasi penerapan industri hijau Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 28

33 Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 20,19%, dan realisasi fisik sebesar 0%. 4) Layanan Perkantoran Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 19,73%, dan realisasi fisik sebesar 0%. 5) Output Cadangan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 0%. Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri: a) Hasil yang dicapai Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup pada Triwulan I untuk realisasi keuangan maupun fisik tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah survey ke industri dalam rangka penerapan sistem implementasi konservasi energi dan diversifikasi energi sektor industri; Melaksanakan rapat teknis dengan Pusdatin untuk menyampaikan kebutuhankebutuhan teknis yang diperlukan dalam mengintegrasikan sistem SIM ke dalam SIINas; Persiapan konsinyering penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAS) dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca di sektor industri; Pengumpulan data dan informasi penyusunan pedoman konservasi air di sektor industri; Persiapan konsinyering penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam rangka penerapan Konvensi Minamata di sektor industri; Mempersiapkan bahan-bahan pelaksanaan Kegiatan Sertifikasi Industri Hijau (SK Payung kegiatan, SK. penunjukan lembaga, SK. auditor industri hijau, koordinasi dengan Balai Besar Kimia Kemasan tentang uraian pelaksanaan Sertifikasi Industri Hijau); Evaluasi terhadap RASIH yang telah mencapai konsensus pada tahun 2016 dan menjadi bahan pertimbangan untuk pengembangan SIH di tahun 2017; Pengumpulan bahan benchmark dan best practice dari target industri yang akan disusun SIH-nya tahun ini yaitu: otomotif & elektro; Koordinasi dan konsultasi lintas sektor dalam rangka pelaksanaan forum koordinasi pengembangan industri hijau. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 29

34 b) Analisis capaian kinerja Realisasi fisik maupun keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output yang capaian fisiknya jauh di bawah sasaran yang ditetapkan seperti output Kebijakan Penurunan Emisi GRK dan output Infrastruktur Industri Hijau. Selain itu terdapat output kerjasama dan sosialisasi penerapan industri hijau serta layanan perkantoran yang belum diisi capaian fisiknya menyebabkan capaian fisik bernilai nol. Seluruh output pada Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup realisasi keuangannya tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan untuk triwulan I TA Hal ini berdampak pada rendahnya capaian realisasi keuangan pada triwulan I TA c) Kendala Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan I diantaranya adalah pada output Kebijakan Penurunan Emisi GRK terdapat kendala belum ditetapkannya narasumber atau tenaga ahli. Kemudian, pada output Infrastruktur Industri Hijau terdapat kendala revisi tentang PNBP sehingga biaya personil dalam rangka sertifikasi tahap 1 & 2 direvisi, selain itu kegiatan terhambat Permenperin tentang Tata Cara Sertifikasi Industri Hijau & Lembaga Sertifikasi Industri Hijau yang belum disahkan. Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera menetapkan narasumber atau tenaga ahli untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pada output tersebut. Selain itu, koorgiat juga harus melakukan follow up revisi PNBP dan koordinasi dengan pihak terkait mengenai pengesahan Permenperin tentang Tata Cara Sertifikasi Industri Hijau & Lembaga Sertifikasi Industri Hijau. 4. Kegiatan IV : Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Pagu (Rp 000) Triwulan I Keuangan S (%) R ( %) S (%) Fisik R ( %) ,72 15,86 24,55 27,51 Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 30

35 Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri terdiri dari output: 1) Perencanaan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 1,80%, dan realisasi fisik sebesar 9,23%. 2) Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 15,55%, dan realisasi fisik sebesar 22,92%. 3) Layanan Internal (Overhead) Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 5%. 4) Layanan Perkantoran Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 16,56%, dan realisasi fisik sebesar 29,49%. 5) Output Cadangan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 0%. Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri: a) Hasil yang dicapai Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri pada Triwulan I untuk realisasi fisik telah mencapai target yang ditetapkan sedangkan realisasi keuangan tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah koordinasi penyusunan Sasaran Strategis dan IKU BPPI Eselon I; Koordinasi dan penyusunan Program Prioritas TA 2018; Koordinasi dan penyusunan Relokasi Anggaran TA 2017; Koordinasi dan penyusunan Baseline BPPI TA 2018; Rapat Pembasan Rapat Kerja Kementerian TA 2017 dengan topik pembahasan draft susunan acara, tema acara, tempat acara dan peserta; Penyusunan kelengkapan dokumen penilaian SAKIP (Sekretariat BPPI dan tingkat eselon I BPPI); Pengumpulan data realisasi penerimaan dan penggunaan PNBP dengan melihat data OMSPAN, e-monitoring PNBP dan e- Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 31

36 PNBP; Koordinasi Pengawasan Dan Pengendalian BMN Triwulan I; Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Anggaran dan Perbendaharaan, dilaksanakan di Hotel Bentani Jl. Siliwangi Cirebon Jawa Barat Pada TAnggal 29 s.d 31 Maret 2017; Koordinasi dan Pembinaan dan Pemantauan Kepatuhan Satuan Kerja di Lingkungan BPPI Terhadap Perkembangan Peraturan Keuangan dan Perbendaharaan terhadap 24 Satker dilingkungan BPPI; Pelaksanaan Workshop Rekonsiliasi dan Konsolidasi Laporan Keuangan BPPI Semester II TA 2016 di Swiss Belhotel Yogyakarta pada tanggal Januari 2017; pelaksanaan rapat koordinasi kerjasama dengan UL Taiwan, Hiroshima University, delegasi Tainan, Taiwan; rapat koordinasi pengembangan JRI secara on line; Melakukan Perencanaan dalam rangka Koordinasi Pengembangan Pedoman Budaya Kerja 5K dan K3 di lingkungan BPPI; Pelaksanaan assessment psikologi staff bekerjasama dengan PT Pancaratna pada tanggal 31 Januari 2017 diikuti oleh 53 orang staff/pelaksana dengan latar belakang pendidikan minimal S1 dalam rangka pemetaan kompetensi pegawai; Pelaksanaan layanan perkantoran dan operasional pimpinan. b) Analisis capaian kinerja Realisasi keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output yang capaian keuangannya di bawah sasaran yang ditetapkan seperti output Perencanaan, output Layanan Dukungan Manajemen Eselon I, dan output Layanan Perkantoran. c) Kendala Kendala realisasi keuangan tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan I diantaranya adalah terdapat beberapa kegiatan yang belum diselesaikan pertanggungjawaban keuangannya menyebabkan rendahnya capaian realisasi keuangan pada output Perencanaan, output Layanan Dukungan Manajemen Eselon I, dan output Layanan Perkantoran. Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera berkoordinasi dengan BPP dan bagian keuangan untuk segera memproses pertanggungjawaban sehingga realisasi keuangan dapat mencapai target. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 32

37 5. Kegiatan V : Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual Pagu (Rp 000) Triwulan I Keuangan S (%) R ( %) S (%) Fisik R ( %) ,65 10,22 35,21 27,17 Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual terdiri dari output: 1) Fasilitasi Pemanfaatan dan Penerapan Teknologi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 3,60%, dan realisasi fisik sebesar 25,52%. 2) Penelitian, Pengembangan, dan Aplikasi Teknologi Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 28,75%, dan realisasi fisik sebesar 26,43%. 3) Hasill Litbang yang Disulkan Dipatenkan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 6,44%, dan realisasi fisik sebesar 39,36%. 4) Perumusan dan Penerapan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HKI Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 6,25%, dan realisasi fisik sebesar 20,50%. 5) Layanan Internal (Overhead) Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 7,86%, dan realisasi fisik sebesar 22,04%. 6) Layanan Perkantoran Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 23,87%, dan realisasi fisik sebesar 30%. 7) Output Cadangan Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 0%. Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual: Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 33

38 a) Hasil yang dicapai Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual pada Triwulan I untuk realisasi keuangan maupun fisik tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah Survey ke IKM calon penerima bantuan program DAPATI; Penyampaian kesediaan dan materi yang akan ditampilkan untuk expo Agrinex 2017; Penetapan tema intermediasi hasil litbang; Telah dilaksanakan koordinasi untuk perancangan spesifikasi alat uji karet dengan Balai Riset Standardisasi Palembang; Telah dilakukan forum seleksi litbangyasa Tahun 2018; Melakukan diskusi internal dengan Klinik Kekayaan Intelektual IKM mengenai proses pemasaran produk IKM binaan Ditjen IKM; Pelaksanaan Focus Group Discussion I & II untuk membahas lebih lanjut proposal yang diajukan oleh Balai terkait komoditi farmasi; Melakukan analisis hasil paten mapping atas komoditi bidang farmasi terutama 10 bahan baku obat yang paling sering diimpor; Persiapan bimbingan teknis Intellectual Property Valuation; Menghadiri perundingan putaran kedua IEU-CEPA dan WGTI Indonesia-Uni Eropa kedelapan tanggal Januari 2017; Menghadiri undangan pertemuan teknis persiapan perundingan ke-6 IA-CEPA terkait Koordinasi Kerjasama Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual; Rapat pembahasan kajian identifikasi awal jasa industri di Indonesia; FGD pada 13 Maret 2017 dengan mengundang unit dan kementerian terkait (BHO Kemenperin, Kemensesneg, Kemenkumham dan Kemenkeu). b) Analisis capaian kinerja Realisasi fisik maupun keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output yang capaian fisik dan keuangannya jauh di bawah sasaran yang ditetapkan seperti output Fasilitasi Pemanfaatan dan Penerapan Teknologi Industri, output Penelitian Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Industri, output Hasil Litbang yang Disulkan Dipatenkan, dan output Perumusan dan Penerapan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HKI. Bahkan seluruh output pada Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual realisasi keuangan dan fisiknya tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan untuk triwulan I TA Hal ini berdampak pada rendahnya capaian realisasi keuangan pada triwulan I TA Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 34

39 c) Kendala Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan I diantaranya adalah pada output Fasilitasi Pemanfaatan dan Penerapan Teknologi Industri terdapat kendala minimnya data IKM yang menghasilkan produk atau proses produksinya berupa senyawa aktif dari bahan baku hayati dan revisi anggaran. Pada output Penelitian, Pengembangan, dan Aplikasi Teknologi Industri terdapat kendala balai-balai belum seluruhnya menyerahkan proposal akhir yang telah diperbaiki dan SK penelitian tahun Pada output Perumusan dan Penerapan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HKI terdapat kendala yaitu diperlukan waktu untuk mempelajari dan mengkoordinasikan informasi yang didapat agar substansinya dapat diadaptasi dalam Rancangan Perpres; Diperlukan waktu untuk menyamakan pemahaman kembali setelah beberapa lama vakum; Penjadwalan rapat internal harus menyesuaikan dengan jadwal masing-masing anggota tim; dan belum optimalnya implementasi program prioritas litbang industri yang telah digagas tahun-tahun sebelumnya. Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera melakukan tindak lanjut yang diperlukan dan apabila terdapat hambatan segera menghubungi pihak yang diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah. 6. Kegiatan VI : Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Kegiatan Pagu (Rp 000) Triwulan I Keuangan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri ,43 15,93 22,85 22,66 S (%) R ( %) S (%) Fisik R ( %) a. Penelitian dan Pengembangan Teknologi ,06 16,79 23,32 22,79 b. Riset dan Standardisasi Bidang Industri ,91 11,22 20,28 21,95 Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri terdiri dari output: A. Penelitian dan Pengembangan Teknologi 1) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kimia dan Kemasan Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realisasi keuangan sebesar 20,16% dan realisasi fisik sebesar 20,27%. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 35

40 2) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tekstil Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realisasi keuangan sebesar 18,30% dan realisasi fisik sebesar 27,58%. 3) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit Karet dan Plastik Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 16.70% dan realisasi fisik sebesar 20,58%. 4) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Agro Pagu Anggaran sebesar Rp ,- Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 13,99% dan realisasi fisik sebesar 18,01%. 5) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pulp dan Kertas Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 18,99% dan realisasi fisik sebesar 23,88%. 6) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realisasi keuangan sebesar 21,33% dan realisasi fisik sebesar 23,66%. 7) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Logam dan Mesin Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 16,61% dan realisasi fisik sebesar 24,75%. 8) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Keramik Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 14,11% dan realisasi fisik sebesar 21,83%. 9) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bahan dan Barang Teknik Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 8,84% dan realisasi fisik sebesar 22,20%. 10) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realisasi keuangan sebesar 18,63% dan realisasi fisik sebesar 25,97%. 11) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realisasi keuangan sebesar 18,18% dan realisasi fisik sebesar 21,98%. B. Riset dan Standardisasi Bidang Industri Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 36

41 Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan I sebesar 11,23% dan realisasi fisik sebesar 21,95%. Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri: a) Hasil yang dicapai Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri pada Triwulan I untuk realisasi keuangan tidak mencapai sasaran, namun untuk capaian fisik bisa dikatakan mencapai sasaran karena deviasi yang tidak terlalu jauh dengan sasaran yang telah ditetapkan. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah pelaksanaan litbang, layanan publik, kegiatan pengembangan kelembagaan, layanan internal dan layanan perkantoran. b) Analisis capaian kinerja Realisasi keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan, hal ini secara umum terjadi karena terdapat kelemahan dalam proses pertanggungjawaban dan kurangnya koordinasi antara koodinator kegiatan dengan bagian keuangan. c) Kendala Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran keuangan pada Triwulan I diantaranya adalah pelaksanaan kegiatan dan belanja perjalanan belum sesuai dengan Rencana Penarikan Anggaran, kegiatan dalam rangka set up dokumen baru terlaksana pada Triwulan II, belanja bahan litbang menunggu konfirmasi ketersediaan bahan dan pengiriman dari pihak penyedia, pertanggungjawaban pemeliharaan dan pengadaan barang masih dalam proses, beberapa sumber dana kegiatan adalah PNBP sehingga sangat berpengaruh pada penerimaan pendapatan dan pelaksanaan anggaran. Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera melakukan tindak lanjut yang diperlukan seperti mereview dan merevisi Rencana Penarikan Anggaran, koordinasi dengan pihak pengguna dan follow up permintaan bahan ke pihak penyedia, mempercepat pertanggungjawaban keuangan untuk pekerjaan pemeliharaan dan pengadaan barang, dan meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 37

42 3.2 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Perjanjian Kinerja (Perjakin) Untuk Triwulan I pada umumnya belum mengalami kendala yang berarti Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Output Kegiatan Beberapa kendala dalam pelaksanaan output kegiatan diantaranya : a) Terdapat revisi anggaran, oleh karena itu beberapa kegiatan menjadi tertunda b) Terdapat beberapa kegiatan yang belum diselesaikan pertanggungjawaban keuangannya menyebabkan rendahnya capaian realisasi keuangan ; c) Belum optimalnya implementasi program prioritas litbang industri yang telah digagas tahun-tahun sebelumnya; d) Belanja bahan litbang menunggu konfirmasi ketersediaan bahan dan pengiriman dari pihak penyedia; e) Sumber dana kegiatan ini yang berasal dari PNBP masih banyak yang tertunda f) karena berdasarkan penerimaan pendapatan, diharapkan kegiatan tersebut dapat berjalan pada TW II. 3.3 Langkah Tindak Lanjut Langkah dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Perjanjian Kinerja (Perjakin) Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan yang menyangkut Sasaran Strategis agar dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan Langkah dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Output Kegiatan a. Penanggungjawab kegiatan dan penanggungjawab keuangan agar lebih tertib dalam mengupdate capaian kegiatan. b. Meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait apabila dilakukan proses revisi kegiatan, anggaran dan mata anggaran. c. Pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan perencanaan yang telah disusun pada awal tahun anggaran. d. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait lainnya sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan tepat waktu. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 38

43 BAB IV PENUTUP Secara umum realisasi fisik Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan yang telah dilaksanakan BPPI sampai Triwulan I Tahun Anggaran 2017 telah memenuhi target, namun realisasi keuangan masih belum memenuhi sasaran yang diharapkan. Adapun realisasi keuangan dan fisik pada Triwulan I Tahun Anggaran 2017 sebagai berikut: 1. Capaian Kinerja berdasarkan Realisasi Indikator Kinerja Dalam Perjanjian Kinerja a) Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri - Indikator Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal, target perkembangan fisik Triwulan I adalah 10,00%, dan telah terealisasi sebesar 10,00%. b) Sasaran Program/Kegiatan II : Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri - Indikator Meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor, target perkembangan fisik Triwulan I adalah 5,00 %, dan telah terealisasi sebesar 5,00%. c) Sasaran Program/Kegiatan III : Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar - Indikator Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib, target perkembangan fisik Triwulan I adalah 10,00%, dan telah terealisasi sebesar 10,00%. d) Sasaran Program/Kegiatan IV : Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri - Produk industri yang dikuasai teknologinya, target perkembangan fisik Triwulan I adalah 10,00%, dan telah terealisasi sebesar 5,00%; - Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai, target perkembangan fisik Triwulan I adalah 10,00%, dan telah terealisasi sebesar 10,00%;; e) Sasaran Program/Kegiatan V : Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 39

44 - Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau, target perkembangan fisik Triwulan I adalah 5,00%, dan telah terealisasi sebesar 5,00%; - Penetapan Standar Industri Hijau (SIH), target perkembangan fisik Triwulan I adalah 5,00%, dan telah terealisasi sebesar 2,00%; f) Sasaran Program/Kegiatan VI : Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri - Tingkat Kepuasan Pelanggan, target perkembangan fisik Triwulan I adalah 15,00%, dan telah terealisasi sebesar 10,00%; g) Sasaran Program/Kegiatan VII : Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokrasi - Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3, target perkembangan fisik Triwulan I adalah 15,00%, dan telah terealisasi sebesar 10,00%; 2. Capaian Kinerja berdasarkan Output Kegiatan a) Kegiatan Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri dari Pagu Rp ,- realisasi keuangan sebesar 9,51% dan realisasi fisik 9,21%; b) Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Pagu Rp ,- realisasi keuangan sebesar 7,93% dan realisasi fisik 18,81%; c) Kegiatan Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup dari Pagu Rp ,- realisasi keuangan sebesar 9,04% dan realisasi fisik 3,56%; d) Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri dari Pagu Rp ,- realisasi keuangan sebesar 10,22% dan realisasi fisik 27,17%; e) Kegiatan Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual realisasi keuangan dari Pagu Rp ,- realisasi keuangan sebesar 6,15% dan realisasi fisik 22,15%.; f) Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pagu Rp ,- realisasi keuangannya 15,93% dan realisasi fisik 22,66%. g) Riset Dan Standardisasi Bidang Industri dari Pagu Rp ,- realisasi keuangannya 11,22% dan realisasi fisik 21,95%. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 40

45 Berdasarkan hasil evaluasi realisasi keuangan sampai dengan per 31 Maret 2017 (Triwulan I) Tahun Anggaran 2016 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp ,- telah berhasil mencapai realisasi keuangan 14,43% dari sasaran 18,38% dan realisasi fisik sebesar 18,70% dari sasaran 22,77%. Diharapkan realisasi ini dapat lebih ditingkatkan pada triwulan berikutnya. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 41

46

47 FORM B BPPI Triwulan I TA. 2017

48 FORM B BPPI Triwulan I TA. 2017

49 FORM B BPPI Triwulan I TA. 2017

50 FORM B BPPI Triwulan I TA. 2017

51 FORM B BPPI Triwulan I TA. 2017

52 FORM B BPPI Triwulan I TA. 2017

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA. 2017

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA. 2017 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA. 2017 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 7 Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 6 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 6 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2015 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana pembangunan. BAB I I Rencana Program K E M E N T E R I A N P E R I N

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2015 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana pembangunan. BAB I I Rencana Program K E M E N T E R I A N P E R I N D

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA.2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 6 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Dalam UU. No. 25

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN IV TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN IV TA.2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN IV TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 7 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 TAHUN ANGGARAN 6 () () (..) PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN KEBIJAKAN INDUSTRI SATUAN KERJA (43) Badan Penelitian dan Pengembangan Industri PROPINSI () DKI JAKARTA () KOTA JAKARTA PUSAT PERHITUNGAN TAHUN 6

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Dalam UU. No. 25

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017 KEMEN/LEMB : UNIT ORG : SATUAN KERJA : PROPINSI : LOKASI : RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 7 (9) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (7) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 2016 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha BPPI Kementerian Peran KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017 KEMEN/LEMB UNIT ORG SATUAN KERJA PROPINSI RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 7 (9) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (7) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI (5398)

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 SATUAN KERJA PROPINSI RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 6 () () (4) BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG () SUMATERA SELATAN () KOTA PALEMBANG BAGIAN-A Halaman A ANGGARAN

Lebih terperinci

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 215 BERDASARKAN JENIS NO SUMBER ANGGARAN RINCIAN ANGGARAN TA 215 (dalam ribuan rupiah) BARANG MODAL JUMLAH 1 RUPIAH MURNI 629459711 1.468.836.8 42882193 2.527.117.694

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016 KODE PROGRAM RUPIAH MURNI 19.1.2 19.2.7 19.3.6 19.4.8 19.5.9 19.6.3 19.7.12 19.8.1 19.9.11 Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian Program Peningkatan Sarana

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN 2015-2019 Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara Jakarta, 16 Februari 2016 I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2 I. TUJUAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012 NO KODE UNIT KERJA/PROGRAM PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 212 BARANG MODAL (Dalam ribuan rupiah) 1 SEKRETARIAT JENDERAL 12,47,993 53,265,361 283,213,727

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315, 8314312,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN KATA PENGANTAR RENKIN (RENCANA KINERJA)

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No. 39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2012 Laporan Konsolidasi Program Dirinci

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015 KEMEN/LEMB UNIT ORG KERJA PROPINSI LOKASI RENCANA KINERJA KERJA TAHUN ANGGARAN 5 (9) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (7) BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI (89) BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG

Lebih terperinci

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development Jakarta, 19 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Yth. : 1. Menteri Perdagangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala BKPM;

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 02 Mei 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 02 Mei 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Kementerian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 BIRO PERENCANAAN 2017 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 250,0 275,0 320,0 360,0 1 Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik 2 Pengembangan SDM Industri Tersebarnya informasi,

Lebih terperinci

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 15 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 29 April 2016

Revisi ke 02 Tanggal : 29 April 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015 TAHUN ANGGARAN 5 (9) () (9..) SATUAN KERJA () BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN BANDUNG PROPINSI () JAWA BARAT (5) KOTA BANDUNG PERHITUNGAN TAHUN 5 /KEGIATAN/OUUT/ SUB OUUT / KOMPONEN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KATA PENGANTAR Sebagai salah satu unit Eselon

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM / KEGIATAN PERINDUSTRIAN 1 Meningkatnya perkembangan

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 30 Maret 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 30 Maret 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

!!!#$%! & ' ((( ( ( ) !"!"!#$%"! & ' ((( ( ( ) *(+(, ( -./ *0$" I. Pendahuluan A. Ciri Umum ILMTA B. Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA C. Gambaran Umum Perkembangan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Tahun 2005 s/d 2009

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI JPT BALAI BESAR DAN BARISTAND DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

MONITORING DAN EVALUASI JPT BALAI BESAR DAN BARISTAND DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN MONITORING DAN EVALUASI JPT BALAI BESAR DAN BARISTAND DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Tuntutan Masyarakat (Globalisasi, Demokratisasi, Perdagangan Bebas) KEPUASAN PELANGGAN Kinerja & Profesionalisme

Lebih terperinci

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Agenda pembangunan bidang ekonomi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 adalah meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Surabaya, 8 Oktober 2015 DAFTAR ISI Hal I Kinerja Makro Sektor Industri 3 II Visi, Misi,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO

RENCANA STRATEGIS TAHUN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2015 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO NOMOR : 20.1/IA/PER/3/2015

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

II Tahun Anggaran 2013

II Tahun Anggaran 2013 Tahun Anggaran 2013 II Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Fungsi dan Subfungsi Kendala Yang Dihadapi dan Tindak Lanjut Tahun Anggaran 2013

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA NASIONAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016

PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA NASIONAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA NASIONAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016 PUSPIPTEK, SERPONG 2 FEBRUARI 2016 1 % Pertumbuhan

Lebih terperinci

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2011

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2011 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015 Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 Jakarta, 5-7 Februari 2014 Rapat Kerja dengan tema Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan Pembangunan Industri Untuk Menjadi Negara

Lebih terperinci

RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010

RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010 RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010 Gol Alokasi JUMLAH FORMASI 328 I. UNIT FASILITATIF 30 SEKRETARIAT JENDERAL 30 1 Biro Perencanaan 3 Penyusun Program

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI 2014 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Badan Pengkajian

Lebih terperinci

Tahun Anggaran 2013 III

Tahun Anggaran 2013 III Tahun Anggaran 2013 III Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI

Lebih terperinci

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN A. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Baristand Industri Bandar Lampung maka perlu disusun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BARISTAND INDUSTRI MANADO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO Jln. Diponegoro No. 21 23

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 Ringkasan Eksekutif RINGKASAN EKSEKUTIF i Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 Jakarta, 5 Februari 2015 Rapat Kerja Menteri Perindustrian Tahun 2015 dengan tema Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing Menuju

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31.1/MIND/PER/3/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perindustrian ini disusun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Laporan Kinerja Sekretariat BPPI T.A 2016

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 5 Nopember 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 5 Nopember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 BIRO PERENCANAAN 2016 Ringkasan Eksekutif Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN III BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315, 8314312,

Lebih terperinci

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi disampaikan pada Forum Sinkronisasi Perencanaan Strategis 2015-2019 Dalam Rangka Pencapaian Sasaran Kebijakan Energi Nasional Yogyakarta, 13 Agustus 2015

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 Laporan Kinerja Baristand Industri Manado 1. LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BARISTAND INDUSTRI MANADO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dalam acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian tahun

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia BUTIR-BUTIR BICARA MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT, PEMERINTAH DAERAH, DAN BANK INDONESIA MEMPERCEPAT DAYA SAING INDUSTRI UNTUK

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 15 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan

Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci