LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2016"

Transkripsi

1 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A

2 Laporan Triwulan I TA Kata Pengantar KATA PENGANTAR Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan sebagai tahap pengendalian rencana pembangunan. Berdasarkan peraturan dimaksud terdapat beberapa tata cara pengendalian yang diatur antara lain: pengendalian, dilakukan dengan maksud untuk dapat menjamin bahwa pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Hasil pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan selanjutnya ditindaklanjuti yang merupakan kegiatan atau langkah-langkah operasional yang ditempuh berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dan pengawasan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan acuan dan rencana kegiatan yang telah ditetapkan, seperti antara lain: melakukan koreksi atas penyimpangan kegiatan, akselarasi keterlambatan pelaksanaan ataupun klarifikasi atas ketidakjelasan pelaksanaan rencana. Hasil ditindaklanjuti dibuat dalam bentuk pelaporan yang merupakan salah satu kegiatan penting di dalam proses pembangunan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambil keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi serta menentukan kebijakan yang relevan. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri sebagai Unit Eselon I di Kementerian Perindustrian wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Triwulan I Tahun Anggaran 2016 sesuai dengan ketentuan Perpres Nomor 29 Tahun 2016 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan baik ditinjau dari realisasi keuangan maupun pencapaian realisasi fisik. Laporan ini merupakan pertanggungjawaban satuan kerja di lingkungan BPPI yang terdiri dari 1 (satu) Sekretariat, 4 (empat) Pusat, 11 (sebelas) Balai Besar, dan 11 (sebelas) Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Balai Sertifikasi Industri yang kegiatannya direncanakan dalam kurun waktu antara 10 bulan sampai 12 bulan. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) i

3 Laporan Triwulan I TA Kata Pengantar Berdasarkan hasil evaluasi realisasi keuangan sampai dengan per 31 Maret 2016 (Triwulan I) Tahun Anggaran 2016 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp ,- telah berhasil mencapai realisasi keuangan 13,58% dari sasaran 18,38% dan realisasi fisik sebesar 18,70% dari sasaran 21,27%. Diharapkan realisasi ini dapat lebih ditingkatkan pada triwulan berikutnya. Jakarta, 10 Januari 2016 Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Haris Munandar N. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) ii

4 Laporan Triwulan I TA Daftar Isi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN Tugas Pokok dan Fungsi Latar Belakang Program/Kegiatan Struktur Organisasi... 8 BAB II RENCANA PROGRAM/KEGIATAN Kegiatan Tahun Anggaran Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN Hasil yang telah dicapai dan Analisis Capaian Kinerja Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Langkah Tindak Lanjut BAB I PENUTUP LAMPIRAN 1. FORM B LAPORAN TRIWULAN I TA FORM A LAPORAN TRIWULAN I TA 2016 SATKER DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BPPI 3. FORM ALKI Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) iii

5 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) mengalami perubahahan nomenklatur menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) sesuai Perpres No. 29 Tahun 2016 tentang Kementerian Perindustrian. Berdasarkan Perpres tersebut BPPI mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian. Dalam melaksanakan tugas, BPPI menyelenggarakan fungsi yaitu: 1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diersifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; 2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diersifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; 3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diersifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; 4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; dan 5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Untuk mendukung Tugas Pokok dan Fungsi tersebut, BPPI memiliki 5 (lima) unit setingkat eselon II di pusat, 11 (sebelas) Balai Besar dan 11 (sebelas) Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri), dan BSI yang tersebar di 15 provinsi di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 4

6 1.2 Latar Belakang Kegiatan/Program Hasil capaian kinerja BPPI pada periode tahun 2016 dalam upaya mendukung pengembangan industri nasional, melalui kebijakan-kebijakan pengembangan industri antara lain sebagai berikut : a. Mengembangkan Kemampuan Inovasi dan Penguasaan Teknologi Industri 1) Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Siap Diterapkan, pada TA mencapai 62 (enam puluh dua) penelitian dari target 30 (tiga puluh) penelitian. 2) Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan oleh sektor industri pada tahun TA dapat dicapai 45 (empat puluh lima) penelitian dari target 10 (sepuluh) penelitian. Masih terbatasnya hasil litbang yang dimanfaatkan oleh masyarakat industri karena hasil litbang umumnya masih dalam bentuk prototype atau uji coba, sehingga menyebabkan kontribusi litbang terhadap pembangunan ekonomi tidak optimal; b. Pelaksanaan kerja sama Research and Develpoment di Instansi dan Industri Telah terbentuk kerja sama R & D di instansi dan industri pada TA sebanyak 63 (enam puluh tiga) kerja sama. Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan pertumbuhan kerja R & D dengan instansi/industri, antara lain disebabkan oleh : kurang terbangunnya jejaring kerja sama litbang dengan pihak terkait, terbatasnya jumlah hasil litbang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat industri; hasil litbang belum tersosialisakan dengan baik pada masyarakat/industri. c. Memfasilitasi penerapan, pengembangan, dan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Teknologi hasil litbang memerlukan perlindungan hukum yang memadai untuk mendapatkan kepastian perlindungan atas hak kekayaan intelektual pada saat diterapkan di industri. Fasilitas perlindungan HKI yang dilakukan masih terbatas untuk fasilitasi paten Balai Besar dan Baristand Industri di lingkungan BPPI. Dalam fasilitasi HKI, terdapat beberapa kendala antara lain belum cukupnya pemahaman tentang paten drafting dan mekanisme pengurusan paten di lingkungan para peneliti dan perekayasa. Jumlah pendaftaran Perlindungan HKI pada TA sebanyak 7 (tujuh) pendaftaran paten. Terfasilitasinya proses penerapan, pengembangan, dan penggunaan kekayaan intelektual dilihat dari indikator persentase pengaduan pelanggaran HKI yang Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 5

7 tertangani berdasarkan pengumpulan data dari Biro Hukum dan Kerjasama maupun Direktorat Teknis yang berkaitan langsung dengan industri binaannya. Pada TA sebanyak 70% pengaduan pelanggaran HKI dapat tertangani. Pengaduan banyak terdapat pada Industri besar dimana produk mereka diduplikasi dan diproduksi oleh industri- industri kecil tanpa ijin. Kendala yang dialami untuk dapat merealisasikan indikator ini adalah karena kewenangan penyelesaian pelanggaran berada pada instansi lain, seperti: Ditjen HKI, Pengadilan, dan Polri sedangkan Kemenperin dalam hal ini hanya bertindak sebagai fasilitasi/advokasi. Koordinasi penyelesaian permasalahan dengan pihak terkait mengalami banyak hambatan mengingat banyak kasus yang terjadi di seluruh sektor yang harus diselesaikan. Oleh sebab itu perlu ditingkatkan koordinasi dengan instansi terkait. d. Memfasilitasi penerapan Standardisasi Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung penerapan standardisasi adalah : 1) Peningkatan Standardisasi Industri; 2) Penerapan standardisasi dan peningkatan mutu produk industri. Pada TA telah dihasilkan 124 (seratus dua puluh empat) RSNI. Kendala yang dihadapi dalam proses perumusan RSNI antara lain adalah proses perumusan SNI dilakukan oleh Panitia Teknis yang ada di Direktorat Teknis, rapat teknis/rapat konsensus tidak dapat dilaksanakan pada awal tahun berjalan hingga menumpuk di akhir tahun dan mengakibatkan kesulitan dalam hal mengalokasikan sumber daya manusia dan waktu untuk penyelenggaraan rapat teknis/rapat konsensus yang efektif; proses perumusan sering kali terhambat oleh ketidaksiapan konseptor sehingga proses rapat teknis berlangsung lebih dari tiga kali. Untuk terus meningkatkan jumlah RSNI hasil konsensus, pada Tahun 2016 akan dilakukan koordinasi yang lebih baik dengan Direktorat dan instansi terkait lainnya. Perlu adanya usulan kepada Badan Standardisasi Nasional yang mengatur tentang proses perumusan SNI untuk membuat terobosan melakukan konsensus dengan metode lain. e. Memfasilitasi kebijakan dan iklim usaha dalam mendukung pengembangan industri Pengembangan kebijakan harus terus dilakukan dan diarahkan sesuai dengan perubahan kondisi lingkungan strategis, sehingga mampu menciptakan iklim usaha industri yang kondusif dalam rangka meningkatkan daya saing industri. Saat Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 6

8 ini telah dilakukan koordinasi dengan para Pembina sektor industri untuk mengakomodir masalah apa yang dihadapi oleh sektor agar kebijakan yang dirumuskan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan kebutuhan, bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya dalam merumuskan suatu kebijakan,melakukan sosialisasi kepada asosiasi dan pelaku industri terkait dengan kebijakan yang ada, sehingga tujuan dari kebijakan tersebut sesuai dengan sasaran. f. Meningkatkan pengembangan Industri Hijau Pengembangan industri hijau adalah bagian dari upaya pemerintah mendorong sektor industri ikut bertanggungjawab dalam upaya pengembangan industri yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Demikian juga, pengembangan industri hijau diharapkan akan menjawab tantangan perdagangan global dengan peningkatan daya saing melalui optimalisasi penggunaan bahan baku, energi dan air dalam setiap kegiatan produksinya dan sekaligus berperan dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Sampai TA telah disusun beberapa dokumen dan kebijakan untuk mendukung pengembangan industri hijau. Salah satu dokumen tersebut adalah Rencana Induk Pengembangan Industri Hijau (RIPIH). Penyusunan RIPIH bertujuan untuk mendorong industri nasional menghasilkan produk hijau untuk memenuhi pasar produk hijau di tingkat global. RIPIH berperan sebagai acuan kebijakan dan pelaksanaan pengembangan industri hijau bagi pemerintah, perusahaan industri maupun masyarakat serta menjadi ruang bersinergi dalam berbagai program dan inisiatif yang relevan dengan pengembangan industri hijau di Indonesia. Standar Industri Hijau merupakan salah satu komponen utama RIPIH dalam rencana aksi pengembangan infrastruktur industri hijau di bidang standardisasi. Standar industri hijau, difokuskan pada efisiensi sumber daya (bahan baku, energi, air dan lain-lain), yang disusun untuk setiap komoditi industri. Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun telah ditetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil Dan Makmur. Di dalamnya disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat dengan mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak, untuk itu Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 7

9 pembangunan industri diarahkan dalam mewujudkan industri yang berdaya saing dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan. Berdasarkan arah kebijakan pembangunan RPJPN tersebut di atas, maka pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun ditetapkan visi pembangunan industri nasional yaitu Memantapkan Daya Saing Basis Industri Manufaktur yang Berkelanjutan serta Terbangunnya Pilar Industri Andalan Masa Depan yang dituangkan dalam visi Kementerian Perindustrian tahun Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh Pada Tahun Dalam rangka mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Industri Nasional Jangka Panjang (2025) yang diamanatkan kepada Kementerian Perindustrian, BPPI sebagai salah satu unit eselon I mempunyai visi: Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang mampu menjadi katalis peningkatan produktiitas dan daya saing sektor industri di tingkat nasional maupun global g. Struktur Organisasi Berdasarkan Permenperin No. 107 Tahun 2016 tentang Organisasi dan tata Kerja Kementerian Perindustrian, untuk mendukung tugas dalam menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian, BPPI didukung oleh Sekretariat dan 4 (empat) satuan kerja pusat-pusat yaitu : 1) Sekretariat, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengkajian, dan pengembangan teknologi industri, jasa industri, serta promosi dan perlindungan kekayaan intelektual di bidang industri; 3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang industri hijau, lingkungan hidup, manajemen energi dan air; 4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 8

10 penelitian, pengkajian, pengembangan, fasilitasi, pemantauan dan pelaporan di bidang kebijakan iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang; 5) Pusat Standardisasi Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penelitian, pengkajian, pengembangan standardisasi industri. Di samping pusat-pusat tersebut, 11 unit Balai Besar, 11 Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) dan Balai Sertifikasi Industri mempunyai peranan yang penting sebagai unit pelayanan teknis dan perwakilan Kementerian Perindustrian di daerah. Beberapa Balai Besar dan Baristand ada yang telah memiliki status Badan Layanan Umum (BLU). Dengan berstatus BLU, Balai-Balai tersebut dapat secara cepat memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat dan mengelola aset dan keuangannya secara optimal. Masing-masing unit tersebut memiliki kompetensi masing-masing seperti tercantum pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Kompetensi Inti Balai Besar Balai Besar Kompetensi Inti 1. Tekstil (BBT), Bandung Desain Struktur dan Permukaan Tekstil 2. Bahan dan Barang Teknik (B4T), Quality Assurance untuk teknologi Bandung pengelasan bawah air, instrumentasi virtual & material teknik/maju berbasis polimer 3. Logam dan Mesin (BBLM), Desain Proses dan Produk engineering Bandung (fokus: peralatan energi dan tooling) 4. Keramik (BBK), Bandung Material Engineering for Electric & Structural Ceramic 5. Pulp dan Kertas (BBPK), Bioengineering untuk pulp dan kertas Bandung 6. Industri Agro (BBIA), Bogor Komponen aktif bahan alami komoditas agro 7. Kimia dan Kemasan (BBKK), Fine Chemical & Degradable Packaging Jakarta Design 8. Teknologi Pencegahan Teknologi terapan untuk pengendalian Pencemaran Industri (BBTPPI), buangan industri Semarang 9. Kulit, Karet dan Plastik Desain bahan dan konstruksi sepatu (BBKKP), Yogyakarta 10. Kerajinan dan Batik (BBKB), Desain dan bahan baku baru untuk Yogyakarta 11. Industri Hasil Perkebunan (BBIHP), Makassar produk-produk kerajinan dan batik Proses produksi dan teknologi terapan untuk pengolahan kakao Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 9

11 Fokus Baristand Industri yang berada di bawah pembinaan BPPI dapat dilihat pada Tabel 1. 2 Tabel 1.2 Fokus Balai Riset dan Standardisasi Industri Baristand Fokus 1. Aceh Rempah dan minyak atsiri 2. Medan Mesin dan peralatan pabrik 3. Padang Makanan tradisional 4. Palembang Karet komponen teknis 5. Lampung Tepung industri agro 6. Surabaya Mesin listrik & peralatan listrik 7. Banjarbaru Teknologi pengolahan kayu, rotan, dan bambu 8. Samarinda Hasil perikanan dan perkebunan 9. Pontianak Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi basah 10. Manado Teknologi pengolahan palma 11. Ambon Teknologi pengolahan hasil laut Gambar 1. Struktur Organisasi BPPI Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 10

12 BAB II RENCANA PROGRAM 2016 A. Program Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri Tahun Anggaran 2016 Secara nomenklatur telah terjadi perubahan dari Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), namun dalam program dan penganggaran masih dengan nama Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri. Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan untuk mendukung program tersebut terdiri atas: 1. Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri; 2. Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri; 3. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri; 4. Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup; 5. Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual; 6. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi; 7. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Program ini bertujuan untuk mewujudkan iklim usaha yang kondusif dalam rangka mendukung daya saing industri nasional yang akan dicapai melalui fungsi masing-masing Pusat didukung oleh inovasi teknologi dan fungsi pelayanan. Melalui perumusan dan analisa kebijakan dan iklim di sektor industri, standardisasi, pelaksanaan kebijakan dan iklim di bidang penelitian dan pengembangan industri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta untuk meningkatkan kemampuan industri dalam menciptakan, mengembangkan, menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam uji komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan, rancangan produk baru, proses produksi, energi terbarukan, lingkungan hidup, dan tenaga kerja serta sarana dan prasarana industri sebagai faktor pendukung berhasilnya pembangunan industri. Dengan indikator pencapaian tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan dari iklim di sektor industri serta analisa, standar, prosedur di bidang industri serta Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 11

13 terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang, dan kebijakan pendukungnya yang mampu diaplikasikan hingga skala pabrik. Dalam rangka melaksanakan tugas Program, Kegiatan pada TA maka anggaran program dari masing-masing kegiatan mempunyai pagu anggaran seperti pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Pagu Anggaran Program BPPI 2016 Program/Kegiatan Pagu Anggaran (Rp 000,-) Program: Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Kegiatan 1: Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri Kegiatan 2: Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Kegiatan 3: Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kegiatan 4: Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan Mutu Industri Kegiatan 5: Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual Kegiatan 6: Penelitian dan Pengembangan Teknologi a. Peningkatan Dan Pengembangan Teknologi b. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri tahun 2016 memiliki Pagu sebesar Rp ,-. Tabel 2.2. Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri KEGIATAN PAGU (Rp. 000) Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri Rekomendasi Kebijakan Teknis Dalam Meningkatkan Iklim Usaha Industri Diseminasi Kebijakan Industri Dokumen Penelitian Dan Pengembangan Harmonisasi Kebijakan Industri Fasilitasi Peningkatan Iklim Usaha Industri Pembinaan Dan Fasilitasi Iklim Usaha Industri Layanan Perkantoran Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Penyusunan Rsni, St, Ptc Regulasi Teknis Standardisasi Industri Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 12

14 Skema Sertifikasi Produk Pengawasan Standardisasi Industri Sdm Dibidang Standardisasi Industri Kerjasama Standardisasi Industri Penegakan Hukum Standardisasi Industri Kajian Terkait Standardisasi Industri Dukungan Teknis Manajemen Kinerja Pusat Standardisasi Layanan Perkantoran Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup Layanan Manajemen Kinerja Dan Tata Usaha Penghargaan Industri Hijau Kebijakan Penurunan Emisi Grk Infrastruktur Industri Hijau Capacity Building Industri Hijau Kerjasama Dan Sosialisasi Penerapan Industri Hijau Layanan Perkantoran Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan Mutu Industri Dokumen Perencanaan Dan Pelaporan Bppi Laporan Kegiatan/koordinasi/pembinaan Dan Tindak Lanjut/monev Sdm Yang Dibiina Dan Dikembangkan Kompetensinya Publikasi Layanan Perkantoran Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual Laporan Kegiatan/kajian/monev Kebijakan Pusat Pengkajian Teknologi, Haki Fasilitasi Pemanfaatan Dan Penerapanteknologi Industri Penelitian, Pengembangan, Dan Aplikasi Teknologi Industri Hasil Litbang Yang Diusulkan Dipatenkan Perumusan Dan Penerapan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri Dan Hki Layanan Perkantoran Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Kimia Dan Kemasan Fasilitas Layanan Litbang Dan Jasa Teknis Industri Layanan Dukungan Manajemen Layanan Perkantoran Kendaraan Bermotor Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Tekstil Hasil Kajian/penelitian Penguasaan Teknologi Industri Tekstil Layanan Jasa Teknis Industri Tekstil Layanan Dukungan Manajemen Balai Besar Tekstil Layanan Perkantoran Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 13

15 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet Dan Plastik Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Kulit, Karet Dan Plastik Fasilitasi Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Peralatan Dan Mesin Layanan Dukungan Manajemen Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro Jasa Layanan Teknis Kepada Industri Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas Hasil Penelitian Dan Pengembangan Industri Pulp Dan Kertas Layanan Litbang Dan Jasa Teknis Industri Pulp Dan Kertas Peralatan Dan Mesin Layanan Dukungan Manajemen Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Hasil Kajian/ Penelitian Penguasaan Teknologi Industri Hasil Perkebunan Layanan Jasa Teknis Layanan Dukungan Manajemen Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Logam Dan Mesin Peningkatan Kualitas Layanan Publik Kepada Pelaku Usaha Industri Dan Masyarakat Sistem Informasi Yang Handal Tata Laksana Yang Efektif Dan Efisien Layanan Internal Organisasi Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Keramik Fasilitasi Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Pelaksanaan Pembinaan Pelayanan Dan Pengawasan Teknis Industri Layanan Kepegawaian Dan Kelembagaan Layanan Administrasi Keuangan Dan Pelaporan Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Bahan Dan Barang Teknik Layanan Jasa Teknis Layanan Dukungan Manajemen Layanan Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Hasil Kajian Penelitaian Penguasaan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Layanan Jasa Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 14

16 Pengembangan Kelembagaan Balai Besar/ Baristand Industri Dokumen Perencanaan/ Penganggaran/ Pelaporan/ Monitoring Dan Evaluasi Layanan Perkantoran Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 118 Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik Hasil Kajian/penelitian Penguasaan Teknologi Industri Kerajinan Dan Batik Layanan Jasa Teknis Industri Kerajinan Dan Batik Layanan Dukungan Manajemen Balai Besar Kerajinan Dan Batik Layanan Perkantoran Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Banjarbaru Peningkatan Layanan Jasa Teknis Kepada Industri Penguatan Infrastruktur Litbang Dan Jpt Penguatan Kelembagaan Dokumen Perencanaan/penganggaran/pelaporan/monitoring Dan Evaluasi Orang Peserta Peningkatan Kemampuan Sdm Riset Dan Standarisasi Penelitian, Kajian Dan Rekayasa Layanan Jasa Teknis Pengembangan Kelembagaan Balai Besar/baristand Industri Layanan Perkantoran Kendaraan Bermotor 410 Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran Gedung/bangunan Sertifikasi Industri Layanan Jasa Teknis Kepada Industri Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi Peningkatan Kemampuan Sdm Dokumen Perencanaan/penganggaran/pelaporan/monitoring Dan Evaluasi Layanan Perkantoran Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran Gedung/bangunan B. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Program/Kegiatan Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Dalam rangka pelaksanaan kebijakan dan strategi industrialisasi, BPPI mempunyai Sasaran strategis dan Indikator Kenerja Utama yang dituangkan dalam kebijakan jangka menengah yaitu Rencana Strategis. Selanjutnya Sasaran Strategis dan IKU tersebut dijabarkan melalui program dan kegiatan yang telah direncanakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 15

17 telah ditetapkan sasaran yang akan dicapai beserta indikator pencapaiannya. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah monitoring dan evaluasi keberhasilan implementasi dari Renstra BPPI. Jika pencapaiannya masih dirasakan minim, maka akan dengan mudah teridentifikasi permasalahannya sehingga dapat segera ditemukan solusinya. Sasaran yang akan dicapai BPPI dalam kurun waktu adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Sasaran dan Indikator Kinerja Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Satuan Target No. Sasaran Program /Indikator Meningkatnya investasi sektor industri - Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas 2 Meningkatnya penerapan standar - Rasio penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib terhadap tahun sebelumnya 3 Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan Penerapan HKI - Pertumbuhan pengembangan teknologi industri Persen 5,2 5,85 6,49 7,13 7,75 Persen Persen Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri - Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri - Jumlah Balai yang difasilitasi untuk mendukung Science Park 4 Meningkatnya industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau - Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi - Pertumbuhan kebijakan dan infrastruktur industri hijau 5 Meningkatnya kemampuan Balai dan hasil litbang dalam rangka meningkatkan daya saing industri - Jumlah paket peralatan laboratorium dan sarana pendukung di Balai 6 Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri Persen Persen Balai Persen Persen Paket Peningkatan kepuasan pelanggan Indeks 3,5 3,5 3,6 3,7 3,8 - Pertumbuhan infrastruktur pelayanan teknis Persen Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 16

18 7 Meningkatnya fasilitasi kelembagaan teknologi, industri hijau, sarana dan prasarana dan SDM litbang - Peningkatan kompetensi SDM BPKIMI - Tersedianya dukungan manajemen yang memadai Orang Persen Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri TA 2016 memiliki sasaran program dan indikator kinerja sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja berikut. Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Tahun 2016 No. Sasaran Program/Kegiatan 1. Meningkatnya Investasi Sektor Industri Indikator Kinerja Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas Target 5,85 Persen 2 Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri 3 Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri 5 Persen 20 Persen 20 Persen 4 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip- Prinsip Industri Hijau 5 Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri 6 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau Jumlah Paket peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai 20 Persen 40 Persen 10 Kebijakan dan Infrastruktur 18 Paket Peralatan Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5 7 Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPPI Peningkatan Kompetensi SDM BPPI 275 Orang Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 17

19 BAB III PELAKSANAAN PROGRAM A. Hasil yang telah dicapai I. Hasil Yang Telah Dicapai Berdasarkan Indikator Kinerja Dalam Perjanjian Kinerja (Perjakin) Secara keseluruhan, capaian fisik perjakin sampai Desember 2016 sudah dapat memenuhi sasaran. Capaian dari masing-masing indikator kinerja dari Perjanjian Kinerja BPPI selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1. Capaian Perjanjian Kinerja BPPI Tahun 2016 No. Sasaran Program/Kegiatan 1. Meningkatnya Investasi Sektor Industri Indikator Kinerja Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas Progress Fisik Sampai Target Maret 2016 Sasaran Realisasi (%) (%) 5,85 Persen 20 Persen 22 Persen 2 Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri 3 Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri 5 Persen 15 Persen 16 Persen 20 Persen 20 Persen 20 Persen 20 Persen 20 Persen 20 Persen 4 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau 5 Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri 6 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri 7 Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPPI Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau Jumlah Paket peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai 20 Persen 25 persen 25 persen 40 Persen 5 persen 5,25 persen 10 Kebijakan dan 10 Persen 10 Persen Infrastruktur 18 Paket Peralatan 5 persen 5 persen Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5 15 persen 15 persen Peningkatan Kompetensi SDM BPPI 275 Orang 15 persen 18 persen Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 18

20 Berikut perkembangan capaian dari masing-masing indikator kinerja dari Perjanjian Kinerja BPPI Tahun 2016 : 1. Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya Investasi Sektor Industri Sasaran Program/ Kegiatan Meningkatnya Investasi Sektor Industri Indikator Kinerja Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas Target Progress Fisik (%) 5,2 % 22 % Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas dihitung dari peningkatan jumlah investasi industri yang mengajukan permohonan fasilitas fiskal (tax holiday & tax allowance). Angka perhitungan diambil dari total nilai investasi industri yang mengajukan permohonan fasilitas fiskal (TH&TA) pada tahun 2016 dibagi dengan total investasi tahun 2016 (berdasarkan data BKPM), dan dijadikan Persen. Sampai bulan Maret 2016 realisasi fisik dari indikator ini adalah sebesar 22%. Progress fisik tersebut dicapai melalui pelaksanaan kegiatan antara lain adalah: Menyiapkan usulan kenaikan tarif bea masuk MFN produk konsumsi dan produk non konsumsi Menyusun rancangan Permenperin tentang pemenuhan kriteria dan syarat implementasi PP pengganti PP 52/2011 Menyusun rekomendasi sektor BMDTP Menyusun rekomendasi untuk usulan Tax Allowance 2. Sasaran Program/Kegiatan II : Meningkatnya Penerapan Standar Sasaran Program/ Kegiatan Meningkatnya Penerapan Standar Indikator Kinerja Rasio Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib terhadap tahun sebelumnya Target Progress Fisik (%) 5 % 16% Indikator Kinerja dari Sasaran Strategis II adalah Rasio Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib terhadap tahun sebelumnya. Perhitungan indikator ini adalah dengan membandingkan nilai impor tahun 2016 untuk komoditi produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC telah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 19

21 diberlakukan secara wajib dengan nilai import pada tahun sebelumnya pada periode yang sama tahun Realisasi indikator ini sebesar 5% telah memenuhi sasaran yaitu sebesar 16%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah: - Penyusunan Program Nasional Regulasi Teknis (PNRT) Penyusunan Program Nasional Perumusan Standar (PNPS) Penyusunan Peraturan Menteri tentang Penunjukan LPK dalam rangka pemberlakuan SNI wajib. 3. Sasaran Program/Kegiatan III : Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI Sasaran Program/ Kegiatan Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan penerapan HKI Indikator Kinerja Target Realisasi Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri 20% 20 Persen Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri 20% 20 Persen Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri 20% 25Persen Sasaran Strategis III terdiri dari 3 (tiga) Indikator Kinerja berikut: a. Pertumbuhan pengembangan teknologi industri Pengembangan teknologi industri dilihat dari pelaksanaan litbang dan aplikasi hasil litbang berdasarkan program prioritas dan intermediasi hasil litbang. Pertumbuhan dihitung dari peningkatan jumlah litbang yang dilaksanakan pada tahun 2016 dibandingkan tahun Sampai bulan Maret 2016 realisasi fisik dari indikator ini adalah sebesar 20,00%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah: i. Sosialisasi kegiatan litbang 2016; ii. Pengumpulan matriks dan proposal litbang 2016; iii. Pengumpulan kertas kerja penelitian b. Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri Penerapan inovasi teknologi industri dilihat dari teknologi hasil litbang yang diterapkan di industri khususnya pada IKM, yaitu hasil litbang yang didanai DAPATI. Pertumbuhan dihitung dengan membandingkan jumlah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 20

22 litbang yang diimplementasikan pada tahun 2016 dibandingkan tahun Sampai bulan Maret 2016 realisasi fisik dari indikator ini adalah sebesar 20,00%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah: Sosialisasi kegiatan DAPATI; Pengumpulan proposal DAPATI; Persiapan seleksi Proposal DAPATI. c. Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri Pertumbuhan penerapan HKI di sektor industri dilihat dari jumlah fasilitasi pendaftaran paten hasil litbang teknologi Balai Besar/Baristand tahun 2016 dibandingkan dengan tahun Sampai bulan Maret 2016 realisasi fisik dari indikator ini adalah sebesar 25,00%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah: Bimbingan penerapan HKI hasil litbang Sosialisasi Fasilitasi software paten 4. Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau Sasaran Program/ Kegiatan Meningkatnya industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau Indikator Kinerja Target Realisasi Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau 40 % 5,25% 10 Kebijakan dan Infrastruktur 10 % Sasaran Strategis I terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja berikut: a. Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi Indikator ini merupakan peningkatan jumlah industri yang telah menerapkan konservasi energi dibandingkan baseline data tahun Sampai bulan Maret 2016 realisasi fisik dari indikator ini adalah sebesar 5,25%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 21

23 rapat-rapat koordinasi, pembuatan kuisioner serta survei ke Baristand dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan di beberapa daerah. b. Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau Indikator ini dihitung dari jumlah kebijakan dan/atau infrastruktur industri yang disusun untuk menunjang penerapan industri hijau. Sampai bulan Maret 2016 realisasi fisik dari indikator ini adalah sebesar 10%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah koordinasi dengan perusahaan, narasumber serta dinas instansi terkait, dan rekruitmen panitia teknis perumusan standar industri hijau. 5. Sasaran Program/Kegiatan V : Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam rangka Meningkatkan Daya Saing Industri Sasaran Program/ Kegiatan Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam rangka Meningkatkan Daya Saing Industri Indikator Kinerja Target Realisasi Jumlah Paket Peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai 18 Paket Peralatan 5 Persen Indikator Kinerja dari Sasaran Strategis V adalah Jumlah Paket Peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai. Adapun target yang ditetapkan adalah sebanyak 10 Paket Peralatan untuk 10 Balai Besar dan Baristand Industri (BBKKP, B4T, BBPK, BBTPPI, BBK, Baristand Aceh, Baristand Lampung, Baristand Surabaya, Baristand Padang dan Baristand Ambon). Pada Triwulan I TA 2016 realisasi fisiknya sebesar 5%. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2016 sedang diupayakan pengumpulan data/ chek list spesifikasi alat. Proses pengadaan peralatan uji laboratorium direncanakan akan diadakan bulan mei 6. Sasaran Program/Kegiatan VI : Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri Sasaran Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Target Progres Fisik Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5 15 persen Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 22

24 Indikator kinerja dari sasaran strategis ini adalah tingkat kepuasan pelanggan yang diukur berdasarkan survey kepuasan pelanggan yang dilakukan Balai Besar/Baristand/Balai Sertifikasi Industri. Adapun target yang ditetapkan adalah skala indeks 3,5. Pada Triwulan I TA realisasi fisiknya sebesar 15 %. Realisasi mencapai sasaran meliputi kegiatan penyusunan kuesioner, penetapan jumlah responden dan penyebaran kuesioner. Diharapkan pada Triwulan selanjutnya semakin banyak lagi kuesioner yang diedarkan dan yang kembali juga semakin banyak untuk kemudian dilakukan perhitungan, dengan minimal indeks kepuasan pelanggan yang dicapai pada triwulan I tetap atau meningkat. 7. Sasaran Program/Kegiatan VII : Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPKIMI Sasaran Program/ Kegiatan Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPPI Indikator Kinerja Target Realisasi Peningkatan Kompetensi SDM BPPI 275 orang 18 orang Indikator Kinerja dari Sasaran Strategis VII adalah Peningkatan Kompetensi SDM BPKIMI. Indikator ini dihitung dari jumlah SDM BPKIMI yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S3, mengikuti pelatihan dan naik pangkat. Pada Triwulan I TA 2016 realisasi fisiknya sebesar 18%. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2016 telah dilakukan penyusunan diklat yang akan dilakukan selama tahun 2016, pendataan peserta yang akan mengikuti diklat dan memproses usulan naik pangkat yang disampaikan karyawan di lingkungan BPKIMI. II. Hasil Yang Telah Dicapai Berdasarkan Output Kegiatan Capaian berdasarkan output kegiatan menggunakan data realisasi pada aplikasi PP 39, namun terdapat perbedaan antara realisasi pada aplikasi PP 39 dengan realisasi pada e-monev APBN. Hal ini disebabkan karena masih banyak dokumen SP2D yang belum diinput oleh penanggungjawab keuangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 23

25 Sebagaimana diketahui realisasi pada aplikasi PP 39 berdasarkan SP2D yang telah diterbitkan dan diinput sedangkan realisasi pada aplikasi e-monev APBN berdasarkan semua pengeluaran yang telah diproses. 1. Kegiatan I : Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri Kegiatan 1 Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri Realisasi Triwulan I Pagu Keuangan Keuangan (Rp 000) Fisik (%) (Rp 000) (%) ,36 19,61 Kegiatan Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri terdiri dari output: 1) Rekomendasi Kebijakan Perpajakan Dan Tarif Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan Triwulan I sebesar 0,67% dan realisasi fisik sebesar 20,50%. 2) Rekomendasi Kebijakan Non Fiskal Dan Moneter Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 0,94%, dan realisasi fisik sebesar 13,69%. 3) Rekomendasi Kebijakan Yang Harmonis Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 20%. 4) Dokumen Perencanaan/pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 2,14%, dan realisasi fisik sebesar 25,90%. 5) Layanan Perkantoran Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sebesar 3,76%, dan realisasi fisik sebesar 34,75%. Capaian sampai dengan Triwulan I untuk Kegiatan Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri adalah: realisasi keuangan sebesar 1,36% dan realisasi fisik sebesar 19,61%. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 24

26 2. Kegiatan II : Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri K Kegiatan II Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Realisasi Triwulan I Pagu (Rp 000) Keuangan Keuangan (%) Fisik (%) (Rp 000) ,45 7,78 Capaian sampai dengan Triwulan I untuk Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Badan Pengkajian Kebijakan Iklim Dan Mutu Industri adalah : realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau sebesar 3,45% dan realisasi fisik sebesar 7,78%. 3. Kegiatan IIII : Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kegiatan I Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Realisasi Triwulan I Pagu (Rp 000) Keuangan Keuangan (Rp 000) Fisik (%) (%) ,03 12 Capaian sampai dengan Triwulan I untuk Kegiatan Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup adalah : realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau sebesar 4,03% dan realisasi fisik sebesar 12%. 4. Kegiatan I : Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan, Iklim, Dan Mutu Industri Kegiatan I Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri Realisasi Triwulan I Pagu Keuangan Keuangan (Rp 000) Fisik (%) (Rp 000) (%) ,47 22,15 Capaian sampai dengan Triwulan I untuk Penyusunan dan Evaluasi Program Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri Badan Pengkajian Kebijakan Iklim Dan Mutu Industri adalah : realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau sebesar 12,47% dan realisasi fisik sebesar 22,15%. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 25

27 5. Kegiatan V : Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual Kegiatan V Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual Realisasi Triwulan I Pagu Keuangan (Rp 000) Keuangan (%) Fisik (%) (Rp 000) ,15 14,17 Capaian sampai dengan Triwulan I untuk Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual adalah : realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau sebesar 6,15% dan realisasi fisik sebesar 14,17%. 6. Kegiatan VI : Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Dan Peningkatan JPT Kegiatan VI Pagu (Rp 000) Realisasi Triwulan I Keuangan (%) Fisik (%) Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Peningkatan JPT a. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi b. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri ,13% 19,89% % 20.69% % 19,08% Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Peningkatan JPT Badan Pengkajian Kebijakan Iklim Dan Mutu Industri terdiri dari output: A. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi 1) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 21,85% dan realisasi fisik sebesar 19,56%. 2) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tekstil Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 21,55% dan realisasi fisik sebesar 26,06%. 3) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit Karet Dan Plastik Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 16.75% dan realisasi fisik sebesar 18,59%. 4) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 26

28 Pagu Anggaran sebesar Rp ,- Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 14,61% dan realisasi fisik sebesar 21,43%. 5) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 19,28% dan realisasi fisik sebesar 20,18%. 6) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realisasi keuangan sebesar 18,96% dan realisasi fisik sebesar 20,34%. 7) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 16,74% dan realisasi fisik sebesar 23,77%. 8) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 9,20% dan realisasi fisik sebesar 22,09%. 9) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 9,35% dan realisasi fisik sebesar 17,56%. 10) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realisasi keuangan sebesar 15,59% dan realisasi fisik sebesar 22,09%. 11) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Capaian sampai dengan Triwulan I adalah realisasi keuangan sebesar 15.59% dan realisasi fisik sebesar 22,09%. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 27

29 B. Riset dan Standardisasi Bidang Industri Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan sampai Triwulan I sebesar 13,88% dan realisasi fisik sebesar 19,48%. B. Hambatan dan Kendala Pelaksanaan I. Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Perjanjian Kinerja (Perjakin) Hambatan dan kendala utama dalam pencapain Perjakin pada Triwulan I TA adalah adanya rencana penghematan, revisi anggaran dan revisi AKUN sehingga mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan kegiatan. II. Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Output Kegiatan Beberapa kendala dalam pelaksanaan output kegiatan diantaranya : a) Adanya revisi POK b) Adanya rencana penghematan anggaran c) Terhambatnya proses pertanggungjawaban yang disebabkan belum turunnya pengesahan revisi anggaran d) Belum ada persetujuan revisi anggaran terkait dengan self blocking dan pengurangan biaya perjalanan dinas serta paket meeting fullboard e) pertanggung jawaban keuangan masih dalam proses administrasi dan terdapat beberapa kegiatan yang belum mendapatkan pelanggan. C. Langkah Tindak Lanjut I. Langkah dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Perjanjian Kinerja (Perjakin) Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan yang menyangkut Sasaran Strategis agar dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. II. Langkah dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Output Kegiatan a. Perlu dipertimbangkan mekanisme pelaksanaan kegiatan, mengingat keterbatasan SDM yang ada. Apabila tidak memungkinkan untuk dilaksanakan secara swakelola, sebaiknya dipertimbangkan untuk dilaksanakan oleh pihak ketiga dengan monitoring yang baik. b. Penanggungjawab kegiatan dan penanggungjawab keuangan agar lebih tertib dalam mengupdate capaian kegiatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 28

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2015 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana pembangunan. BAB I I Rencana Program K E M E N T E R I A N P E R I N

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 6 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2015 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana pembangunan. BAB I I Rencana Program K E M E N T E R I A N P E R I N D

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA.2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 6 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN IV TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN IV TA.2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN IV TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 7 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA. 2017

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA. 2017 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA. 2017 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 7 Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA. 2017

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA. 2017 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA. 2017 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 7 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 TAHUN ANGGARAN 6 () () (..) PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN KEBIJAKAN INDUSTRI SATUAN KERJA (43) Badan Penelitian dan Pengembangan Industri PROPINSI () DKI JAKARTA () KOTA JAKARTA PUSAT PERHITUNGAN TAHUN 6

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Dalam UU. No. 25

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Dalam UU. No. 25

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 SATUAN KERJA PROPINSI RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 6 () () (4) BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG () SUMATERA SELATAN () KOTA PALEMBANG BAGIAN-A Halaman A ANGGARAN

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015 KEMEN/LEMB UNIT ORG KERJA PROPINSI LOKASI RENCANA KINERJA KERJA TAHUN ANGGARAN 5 (9) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (7) BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI (89) BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017 KEMEN/LEMB : UNIT ORG : SATUAN KERJA : PROPINSI : LOKASI : RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 7 (9) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (7) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315, 8314312,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 02 Mei 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 02 Mei 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017 KEMEN/LEMB UNIT ORG SATUAN KERJA PROPINSI RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 7 (9) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (7) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI (5398)

Lebih terperinci

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 215 BERDASARKAN JENIS NO SUMBER ANGGARAN RINCIAN ANGGARAN TA 215 (dalam ribuan rupiah) BARANG MODAL JUMLAH 1 RUPIAH MURNI 629459711 1.468.836.8 42882193 2.527.117.694

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016 KODE PROGRAM RUPIAH MURNI 19.1.2 19.2.7 19.3.6 19.4.8 19.5.9 19.6.3 19.7.12 19.8.1 19.9.11 Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian Program Peningkatan Sarana

Lebih terperinci

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012 NO KODE UNIT KERJA/PROGRAM PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 212 BARANG MODAL (Dalam ribuan rupiah) 1 SEKRETARIAT JENDERAL 12,47,993 53,265,361 283,213,727

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 5 Nopember 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 5 Nopember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke : 02 Tanggal : 3 September 2014

Revisi ke : 02 Tanggal : 3 September 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015 TAHUN ANGGARAN 5 (9) () (9..) SATUAN KERJA () BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN BANDUNG PROPINSI () JAWA BARAT (5) KOTA BANDUNG PERHITUNGAN TAHUN 5 /KEGIATAN/OUUT/ SUB OUUT / KOMPONEN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 29 April 2016

Revisi ke 02 Tanggal : 29 April 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Revisi ke 05 Tanggal : 19 Oktober 2013

Revisi ke 05 Tanggal : 19 Oktober 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No. 39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2012 Laporan Konsolidasi Program Dirinci

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Kementerian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 BIRO PERENCANAAN 2017 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

Revisi ke : 06 Tanggal : 30 Desember 2014

Revisi ke : 06 Tanggal : 30 Desember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Revisi ke : 05 Tanggal : 18 Desember 2014

Revisi ke : 05 Tanggal : 18 Desember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 2016 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha BPPI Kementerian Peran KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Revisi ke 04 Tanggal : 24 November 2015

Revisi ke 04 Tanggal : 24 November 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN KATA PENGANTAR RENKIN (RENCANA KINERJA)

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 04 Mei 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 04 Mei 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Laporan Kinerja Sekretariat BPPI T.A 2016

Lebih terperinci

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT

Lebih terperinci

Revisi ke 06 Tanggal : 23 Desember 2015

Revisi ke 06 Tanggal : 23 Desember 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN 2015-2019 Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara Jakarta, 16 Februari 2016 I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2 I. TUJUAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 30 Maret 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 30 Maret 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 07 April 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 07 April 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Yth. : 1. Menteri Perdagangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala BKPM;

Lebih terperinci

RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010

RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010 RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010 Gol Alokasi JUMLAH FORMASI 328 I. UNIT FASILITATIF 30 SEKRETARIAT JENDERAL 30 1 Biro Perencanaan 3 Penyusun Program

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

Tahun Anggaran 2013 III

Tahun Anggaran 2013 III Tahun Anggaran 2013 III Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

II Tahun Anggaran 2013

II Tahun Anggaran 2013 Tahun Anggaran 2013 II Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Fungsi dan Subfungsi Kendala Yang Dihadapi dan Tindak Lanjut Tahun Anggaran 2013

Lebih terperinci

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2011

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2011 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 Laporan Kinerja Baristand Industri Manado 1. LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BARISTAND INDUSTRI MANADO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI 2014 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Badan Pengkajian

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN 2015-2019 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI 2014 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 250,0 275,0 320,0 360,0 1 Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik 2 Pengembangan SDM Industri Tersebarnya informasi,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KATA PENGANTAR Sebagai salah satu unit Eselon

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN III BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315, 8314312,

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH Jakarta, 2 Maret 2012 Rapat Kerja dengan tema Akselerasi Industrialisasi Dalam Rangka Mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi yang dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I, seluruh Pejabat Eselon II, Pejabat

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA NASIONAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016

PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA NASIONAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA NASIONAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016 PUSPIPTEK, SERPONG 2 FEBRUARI 2016 1 % Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Agenda pembangunan bidang ekonomi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 adalah meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN A. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Baristand Industri Bandar Lampung maka perlu disusun

Lebih terperinci

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. BAB XX DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 400 Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 15 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA Jl. Jagir Wonokromo No. 360 Surabaya Telp. (031) 8410054, +628113400610

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BARISTAND INDUSTRI MANADO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO Jln. Diponegoro No. 21 23

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI JPT BALAI BESAR DAN BARISTAND DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

MONITORING DAN EVALUASI JPT BALAI BESAR DAN BARISTAND DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN MONITORING DAN EVALUASI JPT BALAI BESAR DAN BARISTAND DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Tuntutan Masyarakat (Globalisasi, Demokratisasi, Perdagangan Bebas) KEPUASAN PELANGGAN Kinerja & Profesionalisme

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

!!!#$%! & ' ((( ( ( ) !"!"!#$%"! & ' ((( ( ( ) *(+(, ( -./ *0$" I. Pendahuluan A. Ciri Umum ILMTA B. Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA C. Gambaran Umum Perkembangan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Tahun 2005 s/d 2009

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN 2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN BALAI DIKLAT INDUSTRI MAKASSAR Laporan PP. 39 Balai Diklat Industri Makassar Triwulan I Tahun 2016 1 KATA PENGANTAR Dengan telah diberlakukannya

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan

Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci