b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan."

Transkripsi

1 BAB XX DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 400 Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. c. Bidang Industri Agro Kimia dan Kerajinan, membawahkan: 1. Seksi Industri Makanan Minuman, Agro, Hasil Kehutanan, dan Perkebunan; 2. Seksi Industri Kimia Hulu dan Hilir; 3. Seksi Industri Kerajinan. d. Bidang Industri Logam, Mesin, Tekstil, Transportasi, dan Telematika, membawahkan: 1. Seksi Industri Mesin dan Logam; 2. Seksi Industri Tekstil dan Aneka; 3. Seksi Industri Transportasi dan Telematika. e. Bidang Perdagangan Dalam Negeri, membawahkan: 1. Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran; 2. Seksi Sarana dan Promosi Dagang Bina Pasar dan Distribusi; 3. Seksi Perlindungan Konsumen, Pengawasan Barang Beredar dan Jasa. f. Bidang Perdagangan Luar Negeri, membawahkan: 1. Seksi Promosi Kerjasama Perdagangan Internasional;

2 2. Seksi Pengembangan Ekspor Nasional; 3. Seksi Pedagang Berjangka Komiditi dan Pembiayaan Sistem Resi Gudang. g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 401 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 400 huruf a, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dengan tugas pembantuan di bidang perindustrian dan perdagangan. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumusan kebijakan teknis di bidang perindustrian dan perdagangan sesuai rencana strategis dinas; c. perumusan penandatanganan rekomendasi teknis pelayanan perizinan dan non perizinan di bidang perindustrian dan perdagangan; d. pelaksanaan dan koordinasi kegiatan dinas; e. pembinaan dan penyelenggaraan serta koordinasi bidang industri agro kimia dan kerajinan; f. pembinaan dan penyelenggaraan pengembangan industri logam, mesin, tekstil, transportasi, dan telematika; g. pembinaan dan pengembangan serta koordinasi bidang fasilitasi perdagangan dalam negeri; h. pembinaan dan pengembangan serta koordinasi bidang fasilitasi perdagangan luar negeri; i. pembinaan dan penyelenggaraan administrasi ketatausahaan; j. pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas lingkup Dinas Perindustrian dan Perdagangan; k. pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya. (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Dinas mempunyai rincian tugas sebagai berikut:

3 a. merumuskan rencana operasional Dinas Perindustrian dan Perdagangan; d. merumuskan, mengorganisasikan, menyelenggarakan, mengendalikan, serta mengevaluasi penyusunan program dan kegiatan, sesuai dengan bidang tugasnya agar target kerja tercapai sesuai e. menandatangani rekomendasi teknis pelayanan perizinan dan non perizinan di bidang perindustrian dan perdagangan; f. merumuskan kebijakan teknis di bidang industri agro kimia dan kerajinan, industri logam, mesin, tekstil, transportasi, dan telematika, perdagangan dalam negeri, dan perdagangan luar negeri, sesuai dengan program yang telah ditetapkan agar target kerja tercapai sesuai g. merumuskan dan mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan di bidang industri agro kimia dan kerajinan, industri logam, mesin, tekstil, transportasi dan telematika, perdagangan dalam negeri, dan perdagangan luar negeri, dengan cara mengadakan rapat/pertemuan dan bimbingan secara berkala agar target kerja tercapai sesuai rencana ; h. merumuskan dan mengoordinasikan kegiatan dinas dengan unit kerja terkait, berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan agar pelaksanaan tugas berjalan efektif dan efisien; i. merumuskan penyelenggaraan kegiatan melalui pengawasan, evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dinas dengan cara melaksanakan monitoring, dan mengadakan rapat/pertemuan secara berkala agar target kerja tercapai sesuai j. merumuskan, mengoordinasikan, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dalam pelaksanaan tugas, berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan agar pelaksanaan tugas berjalan efektif dan efisien; k. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas, sesuai tugas dan l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik

4 Bagian Ketiga Sekretaris Pasal 402 (1) Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan perumusan rencana program dan kegiatan, mengoordinasikan, monitoring, urusan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, serta perencanaan evaluasi dan pelaporan. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan Norma, Stándar dan Prosedur dan Kriteria (NSPK) perencanaan, data dan informasi, penatausahaan keuangan, administrasi umum dan kepegawaian; b. pelaksanaan evaluasi, supervisi, pelaporan kebijakan standarisasi program administrasi umum dan kepegawaian, serta keuangan; c. pengelolaan dan penyusunan program evaluasi, dan pelaporan; d. pelaksanaan pelayanan informasi publik. (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretaris mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. merencanakan kegiatan operasional di lingkungan kesekretariatan dinas; d. merencanakan bahan rumusan kebijakan, pedoman, standardisasi, pelayanan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, serta evaluasi dan pelaporan; e. merencanakan bahan pembinaan dan pengembangan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, serta evaluasi dan pelaporan; f. merencanakan bahan rumusan kebijakan teknis penyelenggaraan kearsipan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang, kehumasan, kepustakaan dan efisiensi tata laksana Dinas; g. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas, sesuai tugas dan h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik (4) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1), membawahkan: a. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

5 b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Pasal 403 (1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyiapan administrasi surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, rumahtangga, kepustakaan, kehumasan, administrasi kepegawaian, dan pengelolaan inventaris barang dan asset Dinas. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; d. melaksanakan administrasi ketatausahaan dinas; e. melaksanakan urusan rumah tangga dinas; f. melaksanakan kegiatan kearsipan dan pengelolaan kepustakaan; g. melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan barang dinas; h. melaksanakan pengelolaan inventaris barang dan aset dinas; i. melaksanakan pembinaan dan manajemen kepegawaian lingkup dinas; j. melaksanakan fungsi kehumasan; k. melaporkan dan mengevaluasi hasil kegiatan, sesuai tugas dan l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan Pasal 404 (1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran, pembukuan, verifikasi, dan perbendaharaan Dinas

6 (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Sub Bagian Keuangan; d. menyiapkan rencana anggaran kas kegiatan di lingkungan dinas; e. menyiapkan data, perhitungan anggaran, dan belanja dinas; f. mengoreksi konsep pembayaran dan pengeluaran anggaran belanja dinas dari sumber APBD maupun APBN; g. melaksanakan pengelolaan akuntansi keuangan dinas; h. menyusun laporan keuangan dinas; i. melaporkan dan mengevaluasi hasil kegiatan, sesuai tugas dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik Paragraf 3 Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi Dan Pelaporan Pasal 405 (1) Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan mempunyai fungsi membantu Sekretaris dalam menyiapkan perumusan program dan kegiatan, evaluasi dan pelaporan. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Sub Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan; d. mengoordinasikan penyusunan konsep Rencana Strategis (Renstra) Dinas; e. mengoordinasikan penyusunan rencana kerja (Renja) dinas;

7 f. mengoordinasikan penyusunan laporan kinerja Dinas, bahan rencana pembangunan jangka menengah daerah, Laporan Pertanggungjawaban Pemerintahan Daerah (LPPD) dan Laporan Keuangan dan Pertanggungjawaban Daerah (LKPD) Dinas; g. mengoordinasikan penyusunan rencana anggaran belanja Dinas yang bersumber dari APBD maupun APBN; h. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan program dan kegiatan dinas; i. melaksanakan fasilitasi program dan kegiatan dari Pemerintah pusat untuk provinsi dan kabupaten/kota; j. melaksanakan pengelolaan data dan informasi dinas; k. melaporkan dan mengevaluasi hasil kegiatan, sesuai tugas dan l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik Paragraf 4 Kepala Bidang Industri Agro Kimia dan Kerajinan Pasal 406 (1) Kepala Bidang Industri Agro Kimia dan Kerajinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 401 ayat (4) huruf b, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan, koordinasi, evaluasi dan perumusan kebijakan teknis operasional di bidang industri agro kimia dan kerajinan. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Industri Agro Kimia dan Kerajinan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. perumusan kebijakan teknis operasional bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil kehutanan dan perkebunan, industri kimia hulu dan hilir, industri kerajinan; b. penyusunan pedoman pengaturan standarisasi industri makanan dan minuman, agro, hasil kehutanan dan perkebunan, industri kimia hulu dan hilir, industri kerajinan; c. pembinaan, pengembangan, pelaksanaan pengumpulan, dan pengelolaan industri makanan dan minuman, agro, hasil kehutanan dan perkebunan, industri kimia hulu dan hilir, industri kerajinan; d. pengkoordinasikan dan sinkronisasi kegiatan bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil kehutanan, dan perkebunan, industri kimia hulu dan hilir, industri kerajinan;

8 e. pelaksanaan program dan kegiatan bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil kehutanan dan perkebunan, industri kimia hulu dan hilir, industri kerajinan; f. pelaksanaan evaluasi, supervisi, dan pelaporan kebijakan standarisasi program dan kegiatan bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil kehutanan dan perkebunan, industri kimia hulu dan hilir, industri kerajinan; g. pelaksanaan pelaporan sesuai tugas dan fungsinya. (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang Industri Agro Kimia dan Kerajinan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. merencanakan kegiatan operasional Bidang Industri Agro Kimia dan Kerajinan; bawahan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku; d. merencanakan bahan perumusan kebijakan teknis operasional di bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil kehutanan dan perkebunan, industri kimia hulu dan hilir, industri kerajinan sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku, agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas; e. merencanakan bahan pembinaan dan pengembangan di bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil kehutanan dan perkebunan, industri kimia hulu dan hilir, industri kerajinan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi agar target kerja berjalan sesuai f. merencanakan bahan pengendalian teknis program di bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil kehutanan dan perkebunan, industri kimia hulu dan hilir, industri kerajinan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi agar target kerja berjalan sesuai g. merencanakan bahan perumusan kebijakan pembinaan dan pengendalian teknis program di bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil kehutanan dan perkebunan, industri kimia hulu dan hilir, industri kerajinan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi agar target kerja berjalan sesuai

9 h. merencanakan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi agar target kerja berjalan sesuai i. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas, sesuai tugas dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik Paragraf 1 Kepala Seksi Industri Makanan Minuman, Agro, Hasil Kehutanan dan Perkebunan Pasal 407 (1) Kepala Seksi Industri Makanan Minuman, Agro, Hasil Kehutanan dan Perkebunan, mempunyai tugas mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Industri Agro Kimia dan Kerajinan dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional kegiatan di bidang industri makanan minuman, agro, hasil kehutanan dan perkebunan. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Industri Makanan Minuman, Agro, Hasil Kehutanan dan Perkebunan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Seksi Industri Makanan Minuman, Agro, Hasil Kehutanan dan Perkebunan; d. melaksanakan fasilitas usaha dalam rangka pengembangan IKM di provinsi bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil hutan dan perkebunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi seksi agar terlaksana sesuai e. melaksanakan kegiatan perlindungan kepastian berusaha terhadap usaha industri lintas kabupaten/kota bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil hutan dan perkebunan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi seksi agar terlaksana sesuai f. menyusun bahan RPJP pembangunan industri, RPJM satker dan renja pemerintah daerah bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil hutan dan perkebunan sebagai bahan usulan rencana

10 pembangunan provinsi Banten agar dapat terakomodir dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Banten; g. melaksanakan kegiatan promosi dan publikasi produk bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil hutan dan perkebunan, sesuai rencana kerja yang telah ditetapkan agar kegiatan terlaksana sesuai dengan h. melaksanakan kegiatan, penerapan dan sosialisasi litbang bidang industri dan fasilitasi pemanfaatan hasil litbang termasuk lintas kabupaten/kota bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil hutan dan perkebunan agar kegiatan sesuai dengan i. melaksanakan kegiatan fasilitasi, pengawasan, dan penerapan standar dan kerjasama bidang standarisasi bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil hutan, dan perkebunan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi seksi, agar terlaksana sesuai j. melaksanakan kegiatan penerapan standar kompetensi SDM industri dan aparatur pembina dan pelaksana diklat SDM di provinsi lintas kabupaten/kota bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil hutan dan perkebunan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi seksi agar terlaksana sesuai k. melaksanakan kegiatan pemberian bantuan teknis, monitoring, dan evaluasi dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan kepada kabupaten/kota bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil hutan dan perkebunan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi seksi agar terlaksana sesuai l. melaksanakan kegiatan fasilitasi kemitraan antara IKM dan sektor ekonomi lainnya, lintas kabupaten/kota dan kerjasama luar negeri, lintas sektoral dan regional bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil hutan dan perkebunan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi seksi agar terlaksana sesuai m. melaksanakan kegiatan pembinaan asosiasi industri dan membantu UPT bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil hutan dan perkebunan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi seksi agar terlaksana sesuai n. melaksanakan kegiatan menyusun tata ruang industri provinsi dalam rangka pengembangan pusat-pusat industri serta koordinasi penyediaan sarana bidang industri makanan dan minuman, agro,

11 hasil hutan dan perkebunan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi seksi agar terlaksana sesuai o. menyusun bahan dan pengumpulan data, analisa dan diseminasi data bidang industri dan pelaporan kepada pemerintah pusat bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil hutan dan perkebunan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan pimpinan agar terlaksanan, sesuai dengan p. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah provinsi bidang industri makanan dan minuman, agro, hasil hutan dan perkebunan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan pimpinan, agar sesuai dengan target kinerja; q. melaksanakan kegiatan koordinasi dengan unit/ satuan kerja terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsi seksi, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan pimpinan, agar terlaksana sesuai dengan r. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas, sesuai tugas dan s. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik Paragraf 2 Kepala Seksi Industri Kimia Hulu dan Hilir Pasal 408 (1) Kepala Seksi Industri Kimia Hulu dan Hilir sebagaimana, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Industri Agro Kimia dan Kerajinan dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional kegiatan industri kimia hulu dan hilir. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Industri Kimia Hulu dan Hilir mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Seksi Industri Kimia Hulu dan Hilir;

12 d. melaksanakan kegiatan fasilitasi usaha dalam rangka pengembangan IKM di provinsi bidang industri kimia hulu dan hilir, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan sehingga kegiatan terlaksana sesuai e. melaksanakan kegiatan pemberian perlindungan kepastian berusaha terhadap usaha industri lintas kabupaten/kota bidang industri kimia hulu dan hilir, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait sehingga kegiatan terlaksana sesuai f. menyusun bahan RPJ pembangunan industri, RPJM satker dan renja pemerintah daerah bidang industri kimia hulu dan hilir, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait untuk usulan Pembangunan; g. melaksanakan kegiatan promosi dan publikasi produk bidang industri kimia hulu dan hilir, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait agar sesuai dengan h. melaksanakan kegiatan penerapan dan sosialisasi litbang bidang industri dan fasilitasi pemanfaatan hasil litbang termasuk lintas kabupaten/kota bidang industri kimia hulu dan hilir, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait, agar sesuai denga target kinerja; i. melaksanakan kegiatan pengawasan, dan penerapan standar dan kerjasama bidang standarisasi bidang industri kimia hulu dan hilirsesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementerian terkait, agar sesuai denga target kinerja; j. melaksanakan kegiatan penerapan standar kompetensi SDM industri, serta aparatur pembina dan pelaksana diklat SDM di provinsi lintas kabupaten/kota bidang industri kimia hulu dan hilirsesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait agar sesuai denga target kinerja; k. melaksanakan kegiatan pemberian bantuan teknis, monitoring, dan evaluasi dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan kepada kabupaten/kota bidang industri kimia hulu dan hilir, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait agar sesuai denga target kinerja; l. melaksanakan kegiatan fasilitasi kemitraan antara IKM dan sektor ekonomi lainnya, lintas kabupaten/kota dan kerjasama luar negeri, lintas sektoral dan regional bidang industri kimia hulu dan hilir,

13 sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait, agar sesuai dengan target kinerja; m. melaksanakan kegiatan pembinaan asosiasi industri dan membantu UPT bidang industri kimia hulu dan hilir, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait, agar sesuai dengan target kinerja; n. menyusun bahan data tata ruang industri provinsi dalam rangka pengembangan pusat-pusat industri, serta koordinasi penyediaan sarana bidang industri kimia hulu dan hilir, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait agar terealisasinya pusat-pusat indutri; o. menyusun bahan pengumpulan data, analisa, dan diseminasi data bidang industri dan pelaporan kepada pemerintah pusat bidang industri kimia hulu dan hilir, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait dalam rangka usulan bantuan keuangan; p. melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas desentralisasi tingkat provinsi bidang industri kimia hulu dan hilir, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait, agar sesuai dengan rencana Pemerintah Provinsi Banten; q. melaksanakan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah provinsi bidang industri kimia hulu dan hilir, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait agar terlaksananya kegiatan dengan baik; r. melaksanakan kegiatan koordinasi dengan unit/satuan kerja terkait, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementerian terkait agar terlaksananya kegiatan dengan baik; s. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas, sesuai tugas dan t. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik Paragraf 5 Kepala Seksi Industri Kerajinan

14 Pasal 409 (1) Kepala Seksi Industri Kerajinan, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Industri Agro Kimia dan Kerajinan dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional kegiatan industri kerajinan. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Industri Kerajinan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Seksi Industri Kerajinan; d. melaksanakan kegiatan pemberian fasilitas usaha dalam rangka pengembangan IKM di provinsi bidang industri kerajinan agar IKM berkembang dengan baik; e. melaksanakan kegiatan pemberian perlindungan kepastian berusaha terhadap usaha industri lintas kabupaten/kota bidang industri kerajinan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, agar sesuai dengan f. menyusun bahan RPJ pembangunan industri, RPJM satker dan renja pemerintah daerah bidang industri kerajinan, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan, agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar; g. melaksanakan kegiatan promosi dan publikasi produk bidang industri kerajinan, sesuai dengan rencana kerja Dinas Perindustrian dan perdagangan agar produk bisa dipasarkan; h. melaksanakan kegiatan penerapan dan sosialisasi litbang bidang industri dan fasilitasi pemanfaatan hasil litbang termasuk lintas kabupaten/kota bidang industri kerajinan, sesuai dengan rencana kerja Dinas Perindustrian dan perdagangan agar kegiatan berjalan dengan baik; i. melaksanakan kegiatan pengawasan, dan penerapan standar, serta kerjasama bidang standarisasi bidang industri kerajinan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, agar pengawasan dan penerapan berjalan dengan baik; j. melaksanakan kegiatan penerapan standar kompetensi SDM industri dan aparatur pembina dan pelaksana diklat SDM di

15 provinsi lintas kabupaten/kota bidang industri kerajinan, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait agar terlaksananya kegiatan dengan baik; k. melaksanakan kegiatan pemberian bantuan teknis, monitoring, dan evaluasi dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan kepada kabupaten/kota bidang industri kerajinan, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait agar terlaksananya kegiatan dengan baik; l. melaksanakan kegiatan koordinasi dan fasilitasi kemitraan antara IKM dan sektor ekonomi lainnya, lintas kabupaten/kota dan kerjasama luar negeri, lintas sektoral, dan regional bidang industri kerajinansesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten, dan kementrian terkait agar terlaksananya kegiatan dengan baik;. m. melaksanakan kegiatan pembinaan asosiasi industri dan membantu UPT bidang industri kerajinan, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait, agar terlaksananya kegiatan dengan baik; n. menyusun bahan dan data tata ruang industri provinsi dalam rangka pengembangan pusat-pusat industri, serta koordinasi penyediaan sarana bidang industri kerajinan, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait, agar terlaksananya kegiatan dengan baik; o. menyusun bahan dan mengumpulkan data, analisa, dan diseminasi data bidang industri dan pelaporan kepada pemerintah pusat bidang industri kerajinan, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait, agar terlaksananya kegiatan dengan baik; p. melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas desentralisasi tingkat provinsi bidang industri kerajinan, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait, agar terlaksananya kegiatan dengan baik; q. melaksanakan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah provinsi bidang industri kerajinan, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait, agar terlaksananya kegiatan dengan baik; r. melaksanakan kegiatan koordinasi dengan unit kerja dan satuan kerja terkait, sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Banten dan kementrian terkait, agar terlaksananya kegiatan dengan baik;

16 s. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas, sesuai tugas dan t. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik Paragraf 6 Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Tekstil, Transportasi dan Telematika Pasal 410 (1) Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Tekstil, Transportasi, dan Telematika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 401 ayat (4) huruf c, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan perumusan kebijakan teknis operasional di bidang industri logam, mesin, tekstil, transportasi, dan telematika. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Tekstil, Transportasi, dan Telematika mempunyai fungsi sebagai berikut: a. perumusan kebijakan teknis operasional bidang industri mesin dan logam, industri tekstil dan aneka, industri transportasi dan telematika; b. penyusunan pedoman pengaturan standarisasi industri mesin dan logam, industri tekstil dan aneka, industri transportasi dan telematika; c. pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan kegiatan di bidang industri mesin dan logam, industri tekstil dan aneka, industri transportasi dan telematika; d. pengoordinasian dan sinkronisasi kegiatan bidang industri mesin dan logam, industri tekstil dan aneka, industri transportasi dan telematika; e. pelaksanaan program dan kegiatan bidang industri mesin dan logam, industri tekstil dan aneka, industri transportasi dan telematika; f. pelaksanaan evaluasi, supervisi, dan pelaporan kebijakan standarisasi program dan kegiatan bidang industri mesin dan logam, industri tekstil dan aneka, industry, transportasi, dan telematika; g. pelaksanaan pelaporan sesuai tugas dan fungsinya

17 (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Tekstil, Transportasi dan Telematika mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. merencanakan kegiatan operasional Bidang Industri Logam, Mesin, Tekstil, Transportasi dan Telematika; d. merencanakan bahan perumusan kebijakan teknis operasional di bidang industri mesin dan logam, industri tekstil dan aneka, industri transportasi dan telematika Rencana Program Dinas Perindustrian dan Perdagangan, agar target kerja berjalan sesuai e. merencanakan bahan pembinaan dan pengembangan di bidang industri mesin dan logam, industri tekstil dan aneka, industri transportasi dan telematika Rencana Program Dinas Perindustrian dan Perdagangan, agar target kerja berjalan sesuai f. merencanakan bahan pelaksanaan pengendalian teknis program di bidang industri mesin dan logam, industri tekstil dan aneka, industri transportasi dan telematika Rencana Program Dinas Perindustrian dan Perdagangan, agar target kerja berjalan sesuai g. merencanakan bahan perumusan kebijakan pembinaan dan pengendalian teknis program di bidang industri mesin dan logam, industri tekstil dan aneka, industri transportasi dan telematika Rencana Program Dinas Perindustrian dan Perdagangan agar target kerja berjalan sesuai h. merencanakan bahan operasional dalam melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dalam pelaksanaan tugas Rencana Program Dinas Perindustrian, dan Perdagangan agar target kerja berjalan sesuai i. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas, sesuai tugas dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik

18 Paragraf 7 Kepala Seksi Industri Mesin dan Logam Pasal 411 (1) Kepala Seksi Industri Mesin dan Logam, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Tekstil, Transportasi dan Telematika dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional kegiatan industri mesin dan logam. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Industri Mesin dan Logam mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Seksi Industri Mesin dan Logam; d. melaksanakan kegiatan penetapan bidang usaha industri prioritas provinsi bidang industri logam dan mesin, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku sehingga kegiatan terlaksana sesuai e. melaksanakan kegiatan pemberian fasilitas usaha dalam rangka pengembangan IKM di provinsi bidang industri logam dan mesin, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku sehingga kegiatan terlaksana sesuai f. melaksanakan kegiatan pemberian perlindungan kepastian berusaha terhadap usaha industri lintas kabupaten/kota bidang industri logam dan mesin, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku sehingga kegiatan terlaksana sesuai g. menyusun bahan RPJ pembangunan industri, RPJM satker dan renja pemerintah daerah bidang industri logam dan mesin, sesuai dengan rencana kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagai usulan rencana pembangunan Provinsi Banten; h. melaksanakan kegiatan promosi dan publikasi produk bidang industri logam dan mesin, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan i. melaksanakan kegiatan penerapan dan sosialisasi litbang bidang industri dan fasilitasi pemanfaatan hasil litbang termasuk lintas kabupaten/kota bidang industri logam dan mesin, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan

19 j. melaksanakan kegiatan pengawasan, dan penerapan standar dan kerjasama bidang standarisasi bidang industri logam dan mesin, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku, agar kegiatan sesuai dengan k. melaksanakan kegiatan penerapan standar kompetensi SDM industri dan aparatur pembina dan pelaksana diklat SDM di provinsi lintas kabupaten/kota bidang industri logam dan mesin, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku, agar kegiatan sesuai dengan l. melaksanakan kegiatan bantuan teknis, monitoring, dan evaluasi dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan kepada kabupaten/kota bidang industri logam dan mesin, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku, agar kegiatan sesuai dengan m. melaksanakan kegiatan koordinasi dan fasilitasi kemitraan antara IKM dan sektor ekonomi lainnya, lintas kabupaten/kota dan kerjasama luar negeri, lintas sektoral dan regional bidang industri logam dan mesin, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan n. melaksanakan kegiatan membimbing asosiasi industri dan penyiapan UPT provinsi dan membantu UPT kabupaten/kota bidang industri logam dan mesin, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan o. melaksanakan kegiatan penyusunan tata ruang industri provinsi dalam rangka pengembangan pusat-pusat industri serta koordinasi penyediaan sarana bidang industri logam dan mesin, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku, agar kegiatan sesuai dengan p. menyusun bahan dan pengumpulan data, analisa, dan diseminasi data bidang industri dan pelaporan kepada pemerintah pusat bidang industri logam dan mesin, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan q. melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas desentralisasi bidang industri logam dan mesin, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan r. melaksanakan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah provinsi bidang industri logam dan mesin, berdasarkan rencana program Dinas Perindustrian dan Perdagangan agar sesuai dengan

20 s. melaksanakan kegiatan koordinasi dengan unit kerja terkait berdasarkan rencana program Dinas Perindustrian dan Perdagangan agar sesuai dengan t. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas, sesuai tugas dan u. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik Paragraf 8 Kepala Seksi Industri Tekstil dan Aneka Pasal 412 (1) Kepala Seksi Industri Tekstil dan Aneka, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Tekstil, Transportasi, dan Telematika dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional kegiatan Industri Tekstil dan Aneka. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Industri Tekstil dan Aneka mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Seksi Industri Tekstil dan Aneka; d. menyusun bahan rumusan kebijakan teknis bidang industri tekstil dan aneka, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar; e. melaksanakan kegiatan pemberian fasilitas usaha dalam rangka pengembangan IKM di provinsi bidang Industri Tekstil dan Aneka; f. melaksanakan kegiatan pemberian perlindungan kepastian berusaha terhadap usaha industri lintas kabupaten/kota bidang Industri Tekstil dan Aneka, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku sehingga kegiatan terlaksana sesuai g. menyusun bahan RPJ pembangunan industri, RPJM satker dan renja pemerintah daerah bidang Industri Tekstil dan Aneka, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku sebagai bahan usulan rencana pembangunan provinsi Banten;

21 h. melaksanakan kegiatan promosi dan publikasi produk bidang Industri Tekstil dan Aneka, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan i. melaksanakan kegiatan penerapan dan sosialisasi litbang bidang industri dan fasilitasi pemanfaatan hasil litbang termasuk lintas kabupaten/kota bidang Industri Tekstil dan Aneka, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan j. melaksanakan kegiatan pengawasan dan penerapan standar dan kerjasama bidang standarisasi bidang Industri Tekstil dan Aneka, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan k. melaksanakan kegiatan mengontrol penerapan standar kompetensi SDM industri dan aparatur pembina dan pelaksana diklat SDM di provinsi lintas kabupaten/kota bidang Industri Tekstil dan Aneka, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan l. melaksanakan kegiatan pemberian bantuan teknis, monitoring, dan evaluasi dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan kepada kabupaten/kota bidang Industri Tekstil dan Aneka, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku, agar kegiatan sesuai dengan m. melaksanakan kegiatan koordinasi dan fasilitasi kemitraan antara IKM dan sektor ekonomi lainnya, lintas kabupaten/kota dan kerjasama luar negeri, lintas sektoral dan regional bidang Industri Tekstil dan Aneka sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan n. melaksanakan pembinaan asosiasi industri dan penyiapan UPT provinsi dan membantu UPT kabupaten/kota bidang Industri Tekstil dan Aneka, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan o. menyusun bahan dan data tata ruang industri provinsi dalam rangka pengembangan pusat-pusat industri, serta koordinasi penyediaan sarana bidang Industri Tekstil dan Aneka, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku, agar kegiatan sesuai dengan p. menyusun bahan dan pengumpulan data, analisa, dan diseminasi data bidang industri dan pelaporan kepada pemerintah pusat

22 bidang Industri Tekstil dan Aneka, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan q. melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas desentralisasi bidang Industri Tekstil dan Aneka, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku, agar kegiatan sesuai dengan r. melaksanakan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di bidang provinsi bidang Industri Tekstil dan Aneka, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan s. melaksanakan kegiatan koordinasi dengan unit/ satuan kerja terkait berdasarkan rencana program Dinas Perindustrian dan Perdagangan, agar sesuai dengan t. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas, sesuai tugas dan u. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik Paragraf 9 Kepala Seksi Industri Transportasi dan Telematika Pasal 413 (1) Kepala Seksi Industri Transportasi dan Telematika, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Tekstil, Transportasi, dan Telematika dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional kegiatan industri transportasi dan telematika. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Industri Transportasi dan Telematika mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Seksi Industri Transportasi dan Telematika; d. melaksanakan kegiatan penyusunan bahan rumusan kebijakan teknis bidang industri tekstil dan aneka, berdasarkan rencana program dinas Perindustrian dan Perdagangan, agar sesuai dengan target kinerja;

23 e. melaksanakan kegiatan pemberian fasilitas usaha dalam rangka pengembangan IKM di provinsi bidang industri transportasi dan telematika, berdasarkan rencana program dinas Perindustrian dan Perdagangan agar sesuai dengan target kinerja; f. melaksanakan kegiatan pemberian perlindungan kepastian berusaha terhadap usaha industri lintas kabupaten/kota bidang industri transportasi dan telematika, berdasarkan rencana program dinas Perindustrian dan Perdagangan, agar sesuai dengan target kinerja; g. menyusun bahan RPJ pembangunan industri, RPJM satker dan renja pemerintah daerah bidang industri transportasi dan telematika, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku sebagai bahan usulan rencana pembangunan provinsi Banten; h. melaksanakan kegiatan fasilitasi, pengawasan, dan penerapan standar dan kerjasama bidang standarisasi bidang industri transportasi dan telematika, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan i. melaksanakan kegiatan penerapan standar kompetensi SDM industri dan aparatur pembina dan pelaksana diklat SDM di provinsi lintas kabupaten/kota bidang industri transportasi dan telematika, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan j. melaksanakan kegiatan pemberian bantuan teknis, monitoring dan evaluasi dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan kepada kabupaten/kota bidang industri transportasi dan telematika, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan k. melaksanakan kegiatan koordinasi dan fasilitasi kemitraan antara IKM dan sektor ekonomi lainnya, lintas kabupaten/kota dan kerjasama luar negeri, lintas sektoral dan regional bidang industri industri transportasi dan telematika, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan l. melaksanakan pembinaan asosiasi industri, penyiapan UPT provinsi dan membantu UPT Kabupaten/Kota bidang industri transportasi dan telematika, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan m. menyusun bahan data tata ruang industri provinsi dalam rangka pengembangan pusat-pusat industri serta koordinasi penyediaan

24 sarana bidang industri transportasi dan telematika, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan n. menyusun bahan pengumpulan data, analisa, dan diseminasi data bidang industri dan pelaporan kepada pemerintah pusat bidang industri transportasi dan telematika, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan o. melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap tugas desentralisasi bidang industri transportasi dan telematika, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan p. melaksanakan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah provinsi di bidang industri transportasi dan telematika, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan q. melaksanakan kegiatan koordinasi dengan satuan kerja terkait, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan r. melaksanakan kegiatan promosi dan publikasi produk bidang industri transportasi dan telematika, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan s. melaksanakan kegiatan penerapan dan sosialisasi litbang bidang industri dan fasilitasi pemanfaatan hasil litbang, termasuk lintas kabupaten/kota bidang industri transportasi dan telematika, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan t. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas, sesuai tugas dan u. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik Paragraf 10 Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Pasal 414 (1) Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 401 ayat (4) huruf d, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan perumusan kebijakan teknis operasional di bidang perdagangan dalam negeri

25 (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri mempunyai fungsi sebagai berikut: a. perumusan kebijakan teknis operasional bidang bina usaha dan pendaftaran, sarana dan promosi dagang, bina pasar dan distribusi; b. penyusunan pedoman pengaturan standarisasi usaha dan pendaftaran, sarana dan promosi dagang, bina pasar dan distribusi; c. penyusunan bahan dan memfasilitasi rekomendasi teknis pelayanan perizinan dan non perizinan di bidang perindustrian dan perdagangan; d. pembinaan, pengembangan, pelaksanaan usaha, pendaftaran, sarana dan promosi dagang, bina pasar dan distribusi; e. pengoordinasian dan sinkronisasi kegiatan bidang usaha dan pendaftaran, sarana dan promosi dagang, bina pasar dan distribusi; f. Pelaksanaan program dan kegiatan bidang usaha dan pendaftaran, sarana dan promosi dagang, bina pasar dan distribusi; g. pelaksanaan evaluasi, supervisi, dan pelaporan kebijakan standarisasi program dan kegiatan bidang usaha dan pendaftaran, sarana dan promosi dagang, bina pasar dan distribusi; h. pelaksanaan pelaporan sesuai tugas dan fungsinya. (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. merencanakan kegiatan operasional Bidang Perdagangan Dalam Negeri; d. merencanakan bahan rumusan kebijakan dan petunjuk teknis pengaturan, usaha dan pendaftaran, sarana dan promosi dagang, bina pasar dan distribusi, perlindungan konsumen, pengawasan barang beredar dan jasa berdasarkan rencana program Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten, agar sesuai dengan target kinerja; e. merencanakan bahan koordinasi kegiatan usaha dan pendaftaran, sarana dan promosi dagang, bina pasar dan distribusi, perlindungan konsumen, pengawasan barang beredar dan jasa

26 berdasarkan Rencana Program Dinas Perindustrian dan Perdagangan, agar target kerja berjalan sesuai f. merencanakan bahan dan memfasilitasi rekomendasi teknis pelayanan perizinan dan non perizinan di bidang perindustrian dan perdagangan; g. merencanakan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha dan pendaftaran, sarana dan promosi dagang, bina pasar dan distribusi, perlindungan konsumen, pengawasan barang beredar dan jasa berdasarkan rencana program dinas perindustrian dan perdagangan, agar target kerja berjalan sesuai h. merencanakan penyelenggaraan pembinaan, pengembangan, peningkatan, pengendalian dan pengawasan kegiatan, perdagangan dalam negeri berdasarkan rencana program dinas perindustrian dan Perdagangan, agar target kerja berjalan sesuai i. merencanakan bahan koordinasi dengan unit kerja terkait berdasarkan rencana program dinas perindustrian dan perdagangan agar target kerja berjalan sesuai j. merencanakan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dalam pelaksanaan tugas berdasarkan Rencana program dinas perindustrian dan perdagangan, agar target kerja berjalan sesuai k. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas, sesuai tugas dan l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik Paragraf 1 Kepala Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran Pasal 415 (1) Kepala Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional kegiatan bina usaha dan pendaftaran. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran;

27 c. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam d. menyusun bahan rumusan kebijakan di bidang kelembagaan usaha, perdagangan jasa usaha dagang asing, keagenan, pendaftaran perusahaan dan laporan keuangan perusahaan, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku sehingga kegiatan terlaksana sesuai e. menyusun bahan petunjuk teknis perumusan standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang kelembagaan usaha perdagangan jasa usaha dagang asing, keagenan, pendaftaran sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku sebagai bahan usulan rencana pembangunan provinsi Banten; f. menyusun bahan dan memfasilitasi rekomendasi teknis pelayanan perizinan dan non perizinan di bidang perindustrian dan perdagangan; g. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang kelembagaan usaha, perdagangan jasa, usaha dagang asing, keagenan, pendaftaran perusahaan dan laporan keuangan perusahaan, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan h. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan, sesuai dengan i. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas, sesuai tugas dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik Paragraf 2 Kepala Seksi Sarana dan Promosi Dagang Bina Pasar dan Distribusi Pasal 416 (1) Kepala Seksi Sarana dan Promosi Dagang Bina Pasar dan Distribusi, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional kegiatan sarana dan promosi dagang bina pasar dan distribusi

28 (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Sarana dan Promosi Dagang Bina Pasar dan Distribusi mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Seksi Sarana dan Promosi Dagang Bina Pasar dan Distribusi; d. menyusun bahan perumusan kebijakan di bidang promosi dalam negeri dan pengembangan pasar hasil pertanian, industri kehutanan, pertambangan, bahan kebutuhan pokok peningkatan sarana produksi dalam negeri, sarana distribusi dan informasi pasar, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku sehingga kegiatan terlaksana sesuai e. menyusun bahan perumusan pedoman standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang promosi dalam negeri dan pengembangan pasar hasil pertanian dan kehutanan, hasil industri, dan pertambangan, bahan kebutuhan pokok, peningkatan dan penggunaan produksi dalam negeri, sarana distribusi dan informasi pasar, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku sehingga kegiatan terlaksana sesuai f. melaksanakan bimbingan teknis di bidang promosi dalam negeri dan pengembangan pasar hasil pertanian dan kehutanan, hasil industri dan pertambangan, bahan kebutuhan pokok, peningkatan dan penggunaan produksi dalam negeri, sarana distribusi dan informasi pasar, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku sehingga kegiatan terlaksana sesuai g. melaksanakan evaluasi pelaksanaan di bidang promosi dalam negeri dan pengembangan pasar hasil pertanian dan kehutanan, hasil industri dan pertambangan, bahan kebutuhan pokok, peningkatan dan penggunaan produksi dalam negeri, sarana distribusi dan informasi pasar, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku sehingga kegiatan terlaksana sesuai h. melaksanakan koordinasi dengan unit/satuan kerja terkait, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku sehingga kegiatan terlaksana sesuai

29 i. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas, sesuai tugas dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan, baik Paragraf 3 Kepala Seksi Perlindungan Konsumen, Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Pasal 417 (1) Kepala Seksi Perlindungan Konsumen, Pengawasan Barang Beredar dan Jasa, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional kegiatan perlindungan konsumen, pengawasan barang beredar dan jasa. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Perlindungan Konsumen, Pengawasan Barang Beredar dan Jasa mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Seksi Perlindungan Konsumen, Pengawasan Barang Beredar dan Jasa; d. menyusun bahan perumusan kebijakan di bidang kerjasama, informasi dan publikasi perlindungan konsumen dan pengawasan barang beredar, analisis penyelenggaraan perlindungan konsumen dan pengawasan barang beredar, bimbingan konsumen, dan pelaku usaha pelayanan pengaduan dan fasilitasi kelembagaan perlindungan konsumen, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan e. menyusun bahan perumusan standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang kerjasama dan publikasi perlindungan konsumen, serta pengawasan barang beredar dan jasa, bimbingan konsumen dan pelaku usaha pelayanan pengaduan dan fasilitasi kelembagaan perlindungan konsumen, sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar kegiatan sesuai dengan f. melaksanakan bimbingan teknis di bidang kerjasama, informasi, dan publikasi perlindungan konsumen serta pengawasan barang

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 291 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 290 huruf a, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melak

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 291 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 290 huruf a, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melak BAB XV DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 290 Susunan Organisasi Dinas Bina Marga dan Tata Ruang terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan : 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

2. Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh. g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh. g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XXXII BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 633 Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan:

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas

Bagian Kedua Kepala Dinas BAB X DINAS PENDIDIKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 180 Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2.

Lebih terperinci

(2) Dalam melaksanakan Tugas Pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) Dalam melaksanakan Tugas Pokok sebagaimana dimaksud pada ayat BAB XLII KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 776 Susunan Organisasi KORPRI Provinsi Banten, terdiri dari : a. Sekretaris KORPRI Provinsi Banten; b. Bagian Umum dan Keuangan;

Lebih terperinci

2. Sub Bidang Penataan Infrastruktur Wilayah. d. Bidang Perekonomian membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Investasi; 2. K

2. Sub Bidang Penataan Infrastruktur Wilayah. d. Bidang Perekonomian membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Investasi; 2. K BAB XXVI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 516 Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris membawahkan

Lebih terperinci

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan BAB XXVII BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 540 Susunan organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Kepala

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus BAB XII DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 224 Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian BAB XXIX BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 576 Susunan Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan: - 697 -

Lebih terperinci

(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Inspektur mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. merumuskan rencana operasional

(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Inspektur mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. merumuskan rencana operasional BAB XXV INSPEKTORAT Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 506 Susunan Organisasi Inspektorat Provinsi, terdiri dari: a. Inspektur; b. Sekretaris membawahkan: 1. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016 SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

(1), Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Sub Bagian Keuangan;

(1), Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Sub Bagian Keuangan; BAB XXVIII BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 558 Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Banten, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/M-IND/PER/11/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013 GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN KOPERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUKAMARA

Lebih terperinci

RANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (DLHK) PROVINSI BANTEN TAHUN 2017

RANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (DLHK) PROVINSI BANTEN TAHUN 2017 RANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (DLHK) PROVINSI BANTEN TAHUN 2017 1.1. Kepala Dinas 1) Merumuskan kebijakan teknis dalam lingkup pengelolaan lingkungan hidup Provinsi Banten 2) Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN WONOSOBO

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A.

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI NTB

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI NTB GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI NTB 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2008

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. c. Bidang Layanan Perpustakaan, membawahkan: 1. Sub Bidang Layanan Sirkulasi da

2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. c. Bidang Layanan Perpustakaan, membawahkan: 1. Sub Bidang Layanan Sirkulasi da BAB XXX BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 594 Susunan Organisasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, sebagai berikut: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan:

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 114 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

GUBERNUR SUMATERA BARAT, GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN ENERGI SUMBER DAYA

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PASAR KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

EE. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERINDUSTRIAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

EE. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERINDUSTRIAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA - 847 - EE. PEMBAGIAN URUSAN AN PERINDUSTRIAN 1. Perizinan 1. Penetapan kebijakan Izin Usaha (IUI) dan kawasan 2. Penerbitan IUI bagi industri yang mengolah dan menghasilkan Bahan Beracun Berbahaya (B3),

Lebih terperinci

EE. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERINDUSTRIAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

EE. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERINDUSTRIAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA - 638 - EE. PEMBAGIAN URUSAN AN PERINDUSTRIAN 1. Perizinan 1. Penetapan kebijakan Izin Usaha (IUI) dan kawasan industri. 2. Penerbitan IUI bagi industri yang mengolah dan menghasilkan Bahan Beracun Berbahaya

Lebih terperinci

DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG PROVINSI BANTEN

DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG PROVINSI BANTEN DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG PROVINSI BANTEN Kepala Dinas (1) Kepala Dinas, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN

Lebih terperinci

1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdir

1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdir BAB XXXVIII BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 732 Susunan Organisasi Unsur Pelaksana BPBD Terdiri Atas: a. Kepala Pelaksana; b. Sekretariat, terdiri atas: - 867

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 7 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Dinas Perindustrian Kota Semarang Dinas Perindustrian Kota Semarang terletak di Jalan Pemuda No. 175 Gedung Pandanaran lantai 4 Semarang, sebelum menempati

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SRAGEN SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 121 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN KABUPATEN BANTUL DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS,FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja

TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja (1) Kepala Dinas Tenaga Kerja mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan otonomi daerah di bidang Tenaga Kerja

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Biro Perlengkapan, dan Aset mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. merum

(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Biro Perlengkapan, dan Aset mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. merum Bagian Ketiga Kepala Biro Perlengkapan dan Aset Pasal 106 (1) Kepala Biro Perlengkapan dan Aset mempunyai tugas pokok membantu Asisten Daerah Administrasi Umum melaksanakan pembinaan, koordinasi, evaluasi,

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT

Lebih terperinci

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN - 1 - REVISI - 1 Tgl. 25-11-2008 Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI DAN TUGAS, SERTA TATA KERJA PADA DINAS PERDAGANGAN DENGAN

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA A. Kepala Dinas. Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pariwisata dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah. Kepala Dinas menyelenggarakan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

Bagian Kesatu Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Pasal 57. (1), Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan mempunyai

Bagian Kesatu Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Pasal 57. (1), Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan mempunyai Bagian Kesatu Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Pasal 57 (1) Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan mempunyai tugas membantu Asisten Daerah Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL,

Lebih terperinci

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BHINNEKA TU L NGGA IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 27 OKT 2008

DRAFT PER TGL 27 OKT 2008 DRAFT PER TGL 27 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 44 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 86 TAHUN 2016 TETANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI SERTA

Lebih terperinci

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DPRD DAN DINAS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci