MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATERIAL REQUIREMENT PLANNING"

Transkripsi

1 MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) SOMADI, SE., MM., MT

2 PERMINTAAN DEPENDEN Permintaan Dependen adalah permintaan untuk sebuah jenis barang yang berkaitan dengan permintaan jenis barang yang lain. Teknik dependen yang digunakan dalam sebuah lingkungan produksi disebut perencanaan kebutuhan bahan (material requirement planning/mrp). MRP adalah teknik permintaan dependen yang menggunakan daftar persediaan, tagihan yang diperkirakan dan jadwal produksi induk untuk menentukan kebutuhan bahan. MRP telah berkembang menjadi dasar bagi perencanaan sumber daya perusahaan (Enterprise Resource Planning/ERP) karena menyediakan struktur yang bersih untuk permintaan dependen. ERP adalah sebuah sistem informasi untuk mengidentifikasi dan merencanakan sumber daya pada skala perusahaan yang diperlukan untuk mengambil, membuat, mengirim, dan menghitung pesanan langganan.

3 PERSYARATAN MODEL PERSEDIAAN DEPENDEN Jadwal produksi induk (apa yang akan dibuat dan kapan) Spesifikasi atau daftar kebutuhan bahan (bahan dan komponen yang diperlukan untuk membuat produk) Ketersediaan persediaan (apa yang ada di persediaan) Pesanan pembelian yang belum dipenuhi (apa yang berada dalam pemesanan juga disebut tagiahn yang diperkirakan) Waktu tunggu (berapa waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan berbagai komponen)

4 JADWAL PRODUKSI INDUK Sebuah jadwal produksi induk (master production schedule-mps) adalah merinci apa yang akan dibuat. Contoh : banyaknya produk atau barang jadi dan kapan. Jadwal ini harus sesuai dengan rencana produksi. Rencana produksi menetapkan keseluruhan tingkat keluaran dalam terminologi yang luas. Contoh kelompok produk, waktu standar, atau volume dolar). Rencana ini juga meliputi berbagai masukan, termasuk rencana keuangan, permintaan pelanggan, kemampuan teknik, ketersediaan tenaga kerja, fluktuasi persediaan, kinerja pemasok, dan pertimbangan lainnya. Jadwal produksi induk diturunkan dari jadwal agregat.

5 JADWAL PRODUKSI INDUK Jadwal produk induk dapat dinyatakan dalam salah satu istilah berikut : 1. Pesanan pelanggan pada sebuah perusahaan dengan bengkel kerja (membuat berdasarkan pesanan make to order) 2. Modul pada sebuah perusahaan berulang (merakit berdasarkan pesanan atau perkiraan assemble to torder atau forecast). 3. Sebuah barang jadi pada sebuah perusahaan kontinu (membuat simpanan berdasarkan perkiraan stock to forecast)

6 DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN (BILL OF MATERIAL/BOM) Daftar kebutuhan bahan adalah daftar jumlah komponen, komposisi, dan bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah produk atau daftar komponen, penjelasannya dan jumlah masing-masing yang dibutuhkan untuk membuat satu unit produk. Contoh : Sebuah took roti mempunyai sebuah resep untuk roti isi yang menentukan jumlah bahan dan komposisinya. Salah satu cara daftar kebutuhan bahan mendefinisikan sebuah produk adalah memberikan struktur produknya. Contoh 1 menunjukkan bagaimana cara membuat struktur produk dan menguraikannya untuk menyatakan kebutuhan setiap komponen. Sebuah daftar kebutuhan bahan untuk jenis barang A pada contoh 1 terdiri atas barang B dan C, jenis barang yang berada diatas tingkat apa pun disebut induk (parent); barang yang ada dibawah tingkat apapun disebut anak (children) atau komponen (component). Untuk memudahkan, tingkat teratas pada BOM disebut tingkat 0.

7 CONTOH 1 : MENGEMBANGKAN SUATU STRUKTUR PRODUK DAN KEBUTUHAN BRUTO Speaker Kits Inc. mengemas komponen stereo berkualitas tinggi untuk pesanan melalui pos. Komponen untuk kit pengeras suara terbaik, Awesome (A), mencakup 2 kit pengeras suara 12 inci standar (B) dengan 3 kit pengeras suara dengan amp-booster (C). Setiap B terdiri atas 2 pengeras suara (D) dan 2 kotak pengiriman yang masing-masing dilengkapi dengan kit instalasi (E). Setiap tiga kit stereo 300 watt (C) memiliki 2 pengeras suara booster (F) dan 2 kit instalasi (E). Setiap pengeras suara booster (F) terdiri atas 2 pengeras suara (D) dan 1 amp-booster (G). Total untuk setiap Awesome adalah 4 pengeras suara 12 inci standar dan dua belas pengeras suara 12 inci dengan amp-booster. Sebagian besar pembeli akan memerlukan alat bantu dengar dalam waktu 3 tahun penggunaan Awesome, dan sedikitnya ada satu kasus pengadilan yang sedang ditunda karena kerusakan stuktur pada sebuah asrama laki-laki akibat Awesome. Seperti yang dapat kita lihat, permintaan untuk B, C, D, E, F, dan G sepenuhnya dependen pada jadwal produksi induk untuk A-kit pengeras suara Awesome. Pertanyaan : Buatlah struktur produknya dan uraikan kebutuhannya.

8 JAWABAN Struktur ini memiliki empat tingkat : 0,1,2 dan 3. Terdapat empat induk: A, B, C, dan F. Setiap barang induk palig sedikit memiliki satu tingkat dibawahnya. Barang B, C, D, E, F adan G adalah komponen sebab setiap barang ini paling sedikit memiliki satu tingkat diatasnya. Dalam struktur ini, B, C, dan F bertindak sebagai induk dan komponen. Angka yang berada dalam tanda kurung menunjukan jumlah unit barang tertentu yang diperlukan untuk membuat barang yang berada langsung pada tingkat diatasnya. Maka B (2) berarti diperlukan dua unit B untuk setiap unit A, dan F (2) berarti diperlukan dua unit F untuk setiap unit C. Tingkat Struktur produk untuk Awesome (A) 0 A 1 B(2) C(3) 2 E(2) E(2) F(2) 3 D(2) G(1) D(2)

9 JAWABAN Setelah struktur produk telah dikembangkan, kita dapat menentukan jumlah unit dari setiap jenis barang yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pesanan baru sejumlah 50 kit pengeras suara Awesome. Uraian keperluannya adalah sebagai berikut : Komponen B : 2 x jumlah A = 2 x 50 = 100 Komponen C : 3 x jumlah A = 3 x 50 = 150 Komponen D : 2 x jumlah B + 2 x jumlah F = 2 (100) + 2 (300) = 800 Komponen E : 2 x jumlah B + 2 x jumlah C = 2 (100) + 2 (150) = 500 Komponen F : 2 x jumlah C = 2 x 150 = 300 Komponen G : 1 x jumlah F = 1 x 300 = 300 Pemahaman : Sekarang, kita memiliki pandangan mengenal keperluan kit pengeras suara Awesome dan informasi mengenai jumlah yang diperlukan. Dengan demikiam, untuk 50 unit A diperlukan 100 unit B, 150 unit C, 800 unit D, 500 unit E, 300 unit F, dan 300 unit G. Jika terdapat 100 F digudang, berapakah D yang dibutuhkan? Jawaban 600.

10 ISTILAH-ISTILAH PADA DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN Daftar Moduler (modular bill) adalah daftar bahan yang diatur oleh subrakitan utama atau pilihan produk. Daftar perencanaan atau kit (palnning bill) adalah pengelompokan bahan yang dibuat untuk menugaskan induk tiruan kepada daftar bahan atau disebut juga daftar palsu. Daftar bahan sementara (phantom bill of material) adalah daftar bahan untuk komponen, biasanya bahan yang dirakit, yang hanya ada sesaat, tidak pernah dipersediaan. Pengodean tingkat rendah (level low coding) adalah angka yang mempresentasikan barang pada tingkat terendah yang ada. Catatan persediaan yang akurat adalah pengkodean tingat rendah yang memastikan suatu barang selalu berada pada tingkat kegunaan yang rendah. Pesanan pembelian yang belum terpenuhi adalah sebagai hasil sampingan dari departemen pembelian dan pengendalian persediaan yang dikelola dengan baik. Waktu tunggu (lead time) adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan (yaitu: membeli, memproduksi, atau merakit) sebuah jenis barang.

11 RENCANA KEBUTUHAN BAHAN BRUTO Rencana kebutuhan bahan bruto (gross material requirement plan) adalah jadwal yang menunjukkan permintaan total untuk sebuah barang (setelah dikurangi persediaan di tangan dan tagihan terjadwal) dan (1) kapan harus dipesan dari pemasok, atau (2) ketika produksi harus dimulai untuk memenuhi permintaan pada tanggal tertentu atau adalah sebuah jadwal, seperti yang ditunjukkan pada contoh 2. Rencana ini mengkombinasikan jadwal produksi induk (yang memerlukan satu unit A pada minggu ke-8) dan jadwal dengan fase waktu. Rencana ini menunjukkan kapan sebuah barang harus dipesan dari pemasok jika tidak memiliki persediaan atau kapan produksi dari sebuah barang harus dimulai untuk memenuhi permintaan produk jadi pada tanggal tertentu.

12 CONTOH 2 MEMBUAT RENCANA KEBUTUHAN BRUTO Setiap kit pengeras suara Awesome (barang A pada contoh 1) memerlukan semua barang pada struktur produk untuk A. Waktu tunggunya seperti yang ditujukan pada tabel dibawah ini. Pertanyaan : Dengan menggunakan informasi pada contoh sebelumnya dan tabel berikut, maka kita buat rencana kebutuhan bahan bruto dengan sebuah jadwal produksi yang akan mencukupi permintaan 50 unit A pada minggu ke 8. Komponen Utama Waktu Tunggu A 1 minggu B 2 minggu C 1 minggu D 1 minggu E 2 minggu F 3 minggu G 2 minggu

13 JAWABAN N Minggu Waktu Uraian o Tunggu ATanggal dibutuhkan 50 Tanggal pengiriman pesanan 50 1 minggu B Tanggal dibutuhkan 100 Tanggal pengiriman pesanan minggu CTanggal dibutuhkan 150 Tanggal pengiriman pesanan minggu E Tanggal dibutuhkan Tanggal pengiriman pesanan minggu F Tanggal dibutuhkan 300 Tanggal pengiriman pesanan minggu DTanggal dibutuhkan Tanggal pengiriman pesanan minggu GTanggal dibutuhkan 300 Tanggal pengiriman pesanan minggu Komponen B : 2 x jumlah A = 2 x 50 = 100 Komponen C : 3 x jumlah A = 3 x 50 = 150 Komponen D : 2 x jumlah B + 2 x jumlah F = 2 (100) + 2 (300) = 800 Komponen E : 2 x jumlah B + 2 x jumlah C = 2 (100) + 2 (150) = 500 Komponen F : 2 x jumlah C = 2 x 150 = 300 Komponen G : 1 x jumlah F = 1 x 300 = 300 Rencana kebutuhan bahan menunjukan kapan produksi dari setiap jenis barang perlu dimulai dan diakhiri untuk mendapatkan 50 unit A pada minggu ke -8. Sekarang, pihak manajemen memiliki rencana awal

14 JAWABAN Anda dapat mengartikan kebutuhan bahan bruto yang ditunjukan pada tabel sebelumnya. Jika dibutuhkan 50 unit A pada minggu ke 8, maka perakitan A harus dimulai pada minggu ke-7. Jadi pada minggu ke 7, akan diperlukan 100 unit B dan 150 unit C. Barang B dan C membutuhkan waktu produksi selama 2 minggu dan 1 minggu. Oleh karena itu produksi B perlu dimulai pada minggu ke -5, dan produksi C pada minggu ke-6 (waktu tunggu dikurangi dari tanggal barang-barang ini diperlukan). Dengan dikerjakan secara mundur, perhitungan yang sama untuk barang lain dapat dilakukan. Karena D dan E digunakan di dua tempat berbeda pada kit pengeras suara Awesome, maka terdapat dua masukan pada setiap catatan datanya.

15 LATIHAN Jika waktu tunggu untuk G berkurang dari 2 minggu menjadi 1 minggu, kapankan tanggal pemesana baru untuk G. Jawaban 300 dalam minggu 2.

16 RENCANA KEBUTUHAN NETO Rencana kebutuhan neto (net requirement plan) adalah hasil dari penyesuaian kebutuhan bruto terhadap persediaan yang telah siap dan penerimaan yang terencana. Ketika mempertimbangkan persediaan yang dimiliki, harus disadari bahwa terdapat banyak barang dalam persediaan yang berisi subrakitan atau komponen. Contoh : Jika kebutuhan bruto untuk kit pengeras suara Awesome (A) adalah 100 dan terdapat 20 pengeras suara tersebut dalam persediaan, maka kebutuhan neto untuk kit pengeras suara Awesome adalah 80 (100-20). Namun setiap kit pengeras suara Awesome dalam persediaan berisi 2 B. Akibatnya kebutuhan untuk B turun sebesar 40 B (20 kit A dalam persediaan x 2 B per A). Karena itu, jika terdapat persediaan di tangan untuk sebuah barang induk, maka kebutuhan untuk barnag ini dan semua komponennya berkurang karena setiap kit Awesome berisi komponen untuk jenis barang pada tingkat yang lebih rendah.

17 CONTOH 3 MENENTUKAN KEBUTUHAN NETO Speaker Kits Inc. mengembangkan sebuah struktur produk dari daftar bahan pada contoh pertama. Contoh ke 2 mengembangkan sebuah rencana kebutuhan bruto. Dengan persediaan di tangan berikut, sekarang, Speaker Kits. Inc ingin membangun sebuah rencana kebutuhan neto. Barang Persediaan di tangan A 10 B 15 C 20 D 10 E 10 F 5 G 0 Pendekatan : Sebuah rencana kebutuhan bahan neto (net material requirement) meliputi kebutuhan bruto, persediaan di tangan, kebutuhan neto, penerimaan dan pengiriman pesanan yang dijadwalkan untuk setiap barang. Dimulai dengan A dan bekerja mundur hingga ke tingkat komponen. Solusi : Diagram dibawah ini adalah rencana kebutuhan bahan neto untuk produk A.

18 JAWABAN Ukuran Lot Waktu tunggu (minggu) Di tangan Simpanan Aman Alokasi Kode Tingkat Rendah Idenitifkasi Barang Uraian Lot untuk lot A Kebutuhan Bruto 50 Penerimaan Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan Kebutuhan Netto 40 Penerimaan Pesanan Terencana 40 Pengiriman pesanan terencana 40 Lot untuk lot B Kebutuhan Bruto 80A Penerimaan Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan Kebutuhan Netto 65 Penerimaan Pesanan Terencana 65 Pengiriman pesanan terencana 65 Lot untuk lot C Kebutuhan Bruto 120A Penerimaan Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan Kebutuhan Netto 100 Penerimaan Pesanan Terencana 100 Pengiriman pesanan terencana 100 Minggu

19 JAWABAN-LANJUTAN 1 Ukuran Lot Waktu tunggu (minggu) Di tangan Simpanan Aman Aloka si Kode Tingkat Rendah Idenitifkasi Barang Uraian Lot untuk lot E Kebutuhan Bruto 130B 200C Penerimaan Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan Kebutuhan Netto Penerimaan Pesanan Terencana Pengiriman pesanan terencana Lot untuk lot F Kebutuhan Bruto 200C Penerimaan Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan Kebutuhan Netto 195 Penerimaan Pesanan Terencana 195 Pengiriman pesanan terencana 195 Minggu

20 JAWABAN-LANJUTAN 2 Ukuran Lot Waktu tunggu (minggu) Di tangan Simpanan Aman Aloka si Kode Tingkat Rendah Idenitifkasi Barang Uraian Lot untuk lot D Kebutuhan Bruto 390F 130B Penerimaan Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan Kebutuhan Netto Penerimaan Pesanan Terencana Pengiriman pesanan terencana Lot untuk lot G Kebutuhan Bruto 195F Penerimaan Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan - 0 Kebutuhan Netto 195 Penerimaan Pesanan Terencana 195 Pengiriman pesanan terencana 195 Minggu

21 JAWABAN Membuat sebuah rencana kebutuhan neto sama dengan membuat rencana kebutuhan bruto. Dimulai dengan barang A, dan dikerjakan secara mundur guna menentukan kebutuhan neto untuk semua jenis barang. Perhitungan ini dilakukan dengan mengacu pada struktur produk, persediaan di tangan, dan waktu tunggu. Kebutuhan bruto untuk A adalah 50 unit pada minggu ke-8. Terdapat sepuluh barang dalam persediaan, oleh karena itu kebutuhan neto dan pengiriman pesanan terencana yang dijadwalkan adalah 40 barang pada minggu ke -8. Karena terdapat waktu tunggu selama 1 minggu, pengiriman pesanan terencana adalah 40 barang pada minggu ke-7 (lihat tanda panah yang menghubungkan penerimaan dengan pengiriman pesanan). Dengan mengacu pada minggu ke-7 dan struktur produk pada contoh 1, dapat terlihat bahwa 80 (2x40) barang B dan 120 (3x40) barang C diperlukan pada minggu ke-7 untuk mendapatkan total 50 barang A pada minggu ke 8. Huruf A di sebelah kanan adalah kebutuhan bruto barang B dan C yang dimunculkan sebagai hasil dari permintaan untuk barang induk, A. Dengan melakukan analisis yang sama untuk B dan C kebutuhan neto untuk D,E,F dan G akan dihasilkan. Perlu dicatat bahwa persediaan di tangan pada baris E di minggu ke 6 adalah nol. Angka nol ini terjadi karena persediaan yang dimiliki (10 unit) digunakan untuk membuat B pada minggu ke-5. Dengan cara yang sama pula, persediaan untuk D digunakan untuk membuat F pada minggu ke 3. Ketika rencana kebutuhan neto selesai, pihak manajemen tahu jumlah yang dibutuhkan, jadwal pesanan, dan jadwal produksi untuk setiap komponen.

22 TEKNIK PENENTUAN LOT Keputusan penentuan lot adalah proses atau teknik yang diguakan dalam penentuan lot. Lot untuk lot adalah teknik penentuan ukuran lot yang menghasilkan secara tepat apa yang diperlukan untuk memenuhi rencana. Economic Order Quantity (EOQ) adalah sebuah teknik statistic yang menggunakan rata-rata (seperti permintaan rata-rata untuk satu tahun). Penyeimbang periode bagian (part period balancing/ppb) adalah teknik pengurutan persediaan yang menyeimbangkan biaya penyetelan dan biaya penyimpanan dengan mengubah ukuran lot sesuai dengan kebuuhan ukuran lot berikutnya di masa mendatang. Sebuah periode bagian ekonomis (economic part period/epp) adalah periode waktu ketika rasio biaya penyetelan terhadap biaya penyimpanan adalah sama. Prosedur Wagner-Whitin adalah teknik untuk komputasi pengukuran lot yang mengasumsikan horizon waktu terbatas di luar keadaan di mana tidak ada kebutuhan neto tambahan untuk digunakan pda strategi perekrutan.

23 CONTOH 4 PENGUKURAN LOT DENGAN LOT UNTUK LOT Speakre Kits, Inc. ingin menghitung biaya pemesanan dan pengantaran persediaan dengan kriteria lot untuk lot. Dengan lot untuk lot, kita memsan bahan hanya ketika dibutuhkan. Jika kita telah memiliki biaya pemesanan (persiapan), biaya menyimpan tiap-tiap unit untuk suatu periode waktu tertentu, dan jadwal produksi, kita dapat memasukkan pesanan ke dalam rencana kebutuhan neto kita. Speaker Kits telah menentukan bahwa untuk unit pengeras suara 12 inci, biaya penyetelannya adalah $100 dan biaya penyimpanannya adalah $1 per periode. Jadwal produksi, seperti yang digambarkan dalam kebutuhan neto untuk perakitan, adalah sebagai berikut : Penentuan Ukuran Lot: Teknik Lot untuk Lot* Kebutuhan bruto Penerimaan terjadwal Proyeksi persediaan di tangan [35] Kebutuhan neto Penerimaan pesanan terencana Pengiriman pesanan terencana Solusi penentuan ukuran lot menggunakan teknik lot untuk lot ditunjukkan pada tabel. Biaya penyimpanan nol karena tidak pernah ada persediaan, tetapi tujuh penyetelan terpisah (yang terkait dengan setiap pesanan) menghasilkan biaya total sebesar $700. Dengan demikian, ketika pasokan dapat diandalkan dan pesanan yang sering tidak mahal, tapi biaya penyimpanan atau keusangan tinggi, maka pemesanan lot untuk lot dapat menjadi sangat efisien.

24 CONTOH 5 (PENGUKURAN LOT DENGAN EOQ) Dengan biaya penyetelan $100 dan biaya penyimpanan per minggu $1, Speaker Kits ingin menguji biaya yang dikeluarkannya dengan ukuran lot berdasrakan kriteria EOQ. Dengan menggunakan kebutuhan yang sama seperti pada contoh 4, tentukan kebutuhan neto dan ukuran lot EOQ. Solusi : Pemakaian selama sepuluh minggu sama dengan kebutuhan bruto sejumlah 270 unit. Oleh karena itu, pemakaian mingguan sama dengan 27 dan 52 (pemakaian tahunan) sama dengan unit. Model EOQ nya adalah sebagai berikut : Q = 2DS H Dimana : D = pemakaian tahunan = S = biaya penyetelan= $100 H = biaya penyimpanan (pengiriman) pertahun perunit = $1 x 52 minggu = $52

25 JAWABAN Pengukuran Lot MRP : Teknik EOQ* Kebutuhan bruto Penerimaan terjadwal Proyeksi persediaan di tangan [35] Kebutuhan neto Penerimaan pesanan terencana Pengiriman pesanan terencana Biaya penyimpanan = $1/unit/minggu; biaya penyetelan = $100; kebutuhan bruto rata-rata per minggu = 27; waktu tunggu = 1 minggu. Q* = 73 unit. Penyetelan = 1.404/73 = 19 per tahun Biaya penyetelan = 19 x $100 = $1.900 Biaya penyimpanan = 73/2 x ($1 x 52 minggu) = $1.898 Biaya penyetelan + biaya penyimpanan = $ = $3.798 Solusi EOQ menghasilkan biaya 10 minggu sebesar $730 ($3.798 x (10 minggu/52 minggu) = $730

26 JAWABAN EOQ dapat menjadi teknik pengukuran lot yang efektif ketika permintaan relative tetap. Namun, perhatian bahwa biaya penyimpanan sebenarnya akan berbeda dari hasil yang dihitung $730, bergantung pada tingkat pemakaian yang sebenarnya. Dari tabel sebelumnya, dapat dilihat bahwa biaya sebenarnya pada contoh 10 minggu adalah $400 untuk empat kali penyetelan, ditambah biaya penyimpanan 318 unit sebesar $1 per minggu sehingga biaya totalnya adalah $718. Karena pemakaiannya tidak tetap, biaya sebenarnya yang terhitung adalah kurang dari EOQ teoretis ($739), tetapi lebih besar dibandingkan biaya dengan menggunakan aturan lot untuk lot ($700). Bila persediaan kosong terjadi, maka biaya-biaya ini juga perlu ditambahkan ke EOQ sebenarnya yang berjumlah $718.

27 CONTOH 6 PENGUKURAN LOT DENGAN PPB Speaker Kits, Inc. ingin menghitung biaya yang berhubungan dengan ukuran lot dengan menggunakan PPB. Biaya penyetelan $100 dan biaya penyimpanan $1 akan digunakan. Dengan menggunakan biaya dan jadwal produksi yang sama dengan contoh 3 dan 4, kita kembangkan suatu format yang membantu kita menghitung kuantitas PPB dan mengaplikasikannya pada rencana kebutuhan neto kita. Prosedur untuk menghitung pengiriman pesanan sebesar 80, 100, dan 55 ditunjukkan pada perhiutngan PPB berikut. Pada tabel kedua, kita terapkan kuantitas pesanan PPB pada rencana kebutuhan neto.

28 JAWABAN Perhitungan PPB Periode digabung Ukuran lot percobaan (kebutuhan neto kumulatif) Sebagian periode Biaya Penyetelan 40 unit dari 1 periode = $40 10 unit dari 3 periode = $30 Penyimpanan Total 2, = 40x1 2,3, ,3,4, = 40x1 + 10x ,3,4,5, = 40x1 + 10x3 + 40x4 (oleh karena itu, gabungkanlah periode 2 hingga 5; 70 adalah paling dekat dengan EPP 100 yang akan diperoleh) , = 30x1 6,7, = 30x1 + 0x2 6,7,8, = 30x1 + 30x = 220 (oleh karena itu, gabungkanlah periode 6 hingga 9; 1200 adalah paling dekat dengan EPP 100 yang akan diperoleh) =

29 JAWABAN Pengukuran Lot MRP: Teknik PPB Kebutuhan bruto Penerimaan terjadwal Proyeksi persediaan di tangan [35] Kebutuhan neto Penerimaan pesanan terencana Pengiriman pesanan terencana EPP adalah 100 (biaya penyetelan dibagi dengan biaya penyimpanan = $100/$1). Lot pertama adalah untuk menutupi periode 1, 2, 3, 4 dan 5 dan berukuran 80. Biaya total adalah $490, dengan biaya penyetelan total $300 dan biaya penyimpanan total $190. Dengan demikian, baik EOQ maupun PPB mendekati biaya penyimpanan dan biaya pemasanan keseimbangan pengukuran lot. Akan tetapi, sistem PPB akan melakukan pemesanan setiap kali biaya penyimpanan sama dengan biaya pemesanan, sementara EOQ mengambil pendekatan rata-rata yang lebih panjang.

30 CARA-CARA MENGURANGI WAKTU TUNGGU 1. Tumpang tindih yang mengurangi waktu tunggu, mengirimkan bagian-bagian barang ke operasi kedua sebelum keseluruhan lot diselesaikan pada operasi pertama. 2. Pemilahan operasi mengirimkan lot kedua mesin berbeda untuk operasi yang sama. Hal ini membutuhkan suatu penyetelan tambahan, tetapi mengakibatkan waktu produksi yang lebih pendek sebab hanya sebagian lot yang diproses pada setiap mesin. 3. Pemilahan lot untuk pesanan yaitu memecah pesanan dan menjalankan sebagian pesanan sebelum waktunya.

31 CONTOH 7 PEMILAHAN PESANAN Kevin Watson, perencana produksi di Wiz Products perlu mengembangkan sebuah rencana kapasitas untuk sel kerja direct numeric control (DNC, kontol numeris langsung). Ia telah memiliki permintaan produksi seperti yang diperlihatkan dibawah untuk 5 hari kedepan dan tersedia 440 menit di pusat kerja setiap harinya. Bagian yang diproduksi membutuhkan waktu masing-masing 20 menit. Hari Pesanan Pertanyaan : Hitung waktu yang tersedia di pusat kerja dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kebutuhan produksi.

32 JAWABAN Kapasitas yang Kapasitas yang Utilisasi : Lebih/ Tindakan perencana Jadwal Hari Unit Dipesan dibutuhkan (menit) tersedia (menit) (dibawah) menit produksi produksi baru Pesanan dipisah : pindahkan 2 unit ke hari 1 22 Pesanan dipisah : pindahkan 1 unit ke hari Pesanan dipisah : pindahkan 1 unit ke hari 4 dan 1 unit ke hari 6 atau minta lembur Dengan memilah pesanan, perencana produksi mampu mengutilisasi kapasitas dengan lebih efektif dan masih dapat memenuhi persyaratan pesanan.

33 PERENCANAAN SUMBERDAYA PERUSAHAAN / ENTERPRISE RESOURCE PLANNING/ERP ERP adalah sebuah sistem informasi untuk mengidentifikasi dan merencanakan sumber daya sebesar perusahaan yang diperlukan untuk diambil, dibuat, dikirim, dan diperhitungkan pada pesanan pelangan. Tujuan ERP adalah mengkoordinasikan bisnis perusahan secara menyeluruh, ulai dari mengevaluasi pemasok hingga menagih ke pelanggan.

34 CAKUPAN ERP 1. Peranti lunak manajemen rantai pasokan (SCM) untuk mendukung komunikasi antarvendor yang canggih, aktivitas e-commerce, dan aktivitas yang penting bagi logistic dan pergudangan yang efisien. Gagasannya adalah menyatukan operasi (MRP) dengan bagian pengadaan, manajemen bahan, dan para pemasok, serta menyajikan perangkat yang diperlukan untuk mengevaluasi keempat bagian tadi. 2. Peranti lunak manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management) untuk masukan bagi bisnis. CRM dirancang untuk membantu menganalisis penjualan, membidik kelompok pelanggan yang paling menguntungkan, dan mengelola petugas penjualan.

35 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM ERP Kelebihan Kekurangan Menyediakan integrasi antara proses rantai pasokan, produksi dan administrasi. Menciptakan basis data yang umum dan sama. Dapat meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara berbagai unit dan lokasi bisnis Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara berbagai unti dan lokasi bisnis. Memiliki sebuah basis data peranti lunak dengan pengodean yang dapat diperoleh dengan mudah, tanpa pemesanan khusus. Sangat mahal untuk dibeli, bahkan lebih mahal untuk melakukan kustomisasi. Penerapan mungkin mengharuskan dilakukannya perombakan besar pada perusahaan dan proses-proses yang dimilikinya. Sangat rumit dan banyak perusahaan tidak dapat menyesuaikan diri. Melibatkan proses berkelanjutan jika ingin diterapkan, yang mungkin tidak akan pernah berhenti. Keahlian dalam ERP terbatas sehingga menimbulkan masalah berkelanjutan dalam ketenagakerjaan. Dapat memberikan suatu keuntungan strategis dibandingkan dengan pesaing.

36 TERIMA KASIH

MRP(MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ) OLEH YULIATI, SE, MM

MRP(MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ) OLEH YULIATI, SE, MM MRP(MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ) OLEH YULIATI, SE, MM PENDAHULUAN Salah satu cara untuk mengendalikan persediaan adalah dengan metode Material Requierment Planning (MRP) / Perencanaan Kebutuhan Bahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ Fakultas FEB Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Proses dalam MRP Bill of material (BOM)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Matrikstama Andalan Mitra, sebuah perusahaan perdagangan, yang beralamatkan di Jl. Daan Mogot KM.12 No.9 Jakarta

Lebih terperinci

Ekonomi & Bisnis Manajemen

Ekonomi & Bisnis Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: 12Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) PPB Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 Sebelum penggunaan MRP, perencanaan pengendalian persediaan biasanya dilakukan melalui pendekatan reaktif sbb : a. Reorder

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Perencanaan Kebutuhan Material Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Teknik Part Period Balancing Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen Perencanaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis . Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 13 Pokok Bahasan Dosen : Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi MRP didasarkan pada permintaan dependen.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah: 10 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam perusahaan setiap manajer operasional dituntut untuk dapat mengelola dan mengadakan persediaan agar terciptanya efektifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Material Requirement Planning (MRP) Menurut Heryanto (1997, p193), persediaan adalah bahan baku atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

Material Requirements Planning (MRP) & ERP

Material Requirements Planning (MRP) & ERP Chapter 14 Material Requirements Planning (MRP) & ERP Dependent demand: permintaan dari suatu barang berhubungan dan dipengaruhi oleh permintaan terhadap barang lain. MRP: sebuah tehnik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan BAB 3 METODOLOGI Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan beberapa metode yang masuk dalam kategori praktek terbaik untuk melakukan pengurangan jumlah persediaan barang

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2015,p:3) manajemen operasi adalah sekumpulan kegiatan yang mewujudkan nilai baik dalam bentuk barang maupun jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP MODUL 11 MRP adalah suatu teknik yang menggunakan BOM (bill of materials), inventory dan master schedule untuk mengetahui kebutuhan suatu part pada suatu waktu. Struktur MRP MRP membutuhkan data dari Bill

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pt. Anugraha Wening Caranadwaya, diperusahaan Manufacturing yang bergerak di bidang Garment (pakaian, celana, rompi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada

ABSTRAK. Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada ABSTRAK Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Pada saat perusahaan semakin besar dan berkembang, kemampuan manajemen untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Studi Pendahuluan Dalam memulai penelitian ini, mula-mula dilakukan studi pendahuluan yang terdiri dari studi lapangan dan studi kepustakaan

Lebih terperinci

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N K E L O M P O K S O Y A : A H M A D M U K T I A L M A N S U R B A T A R A M A N U R U N G I K A N O V I I N D R I A T I I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N S A L I S U B A K T I T R I W U L A N D

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk merencanakan pembuatan/pembelian komponen/bahan baku yang diperlukan untuk melaksanakan MPS. MRP ini merupakan hal

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

Material Requirements Planning (MRP)

Material Requirements Planning (MRP) Material Requirements Planning (MRP) Pokok Bahasan: I. Tujuan MRP II. Input & Output MRP III. Contoh Logika MRP & Struktur Produk IV. Contoh MRP Kereta Dorong V. Sistem Informasi MR Kuliah ke-4: Rabu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disepakati dengan pelanggan dan akan berakibat menurunnya customer

BAB I PENDAHULUAN. disepakati dengan pelanggan dan akan berakibat menurunnya customer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan, pengendalian, dan pemeliharaan persediaan barang-barang fisik merupakan suatu masalah yang lazim di semua perusahaan. Untuk kebanyakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, maka penulis menggunakan metode penyelesaian masalah yang dapat digambarkan sebagai berikut: Penelitian Pendahuluan Identifikasi

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) ABC Amber Text Converter Trial version, http://www.processtext.com/abctxt.html MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan berhasil apabila penelitian tersebut dilakukan berdasarkan langkah langkah yang sudah ditetapkan. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disampaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Sistem Informasi, teori

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak CV Belief Shoes merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu. Sepatu yang diproduksi terdiri dari 2 jenis, yaitu sepatu sandal dan sepatu pantofel. Dalam penelitian ini penulis

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Yogyakarta PART 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram pemecahan masalah dapat dilihat pada diagram 3.1 Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - Data Produksi - Data Kebutuhan bahan baku - Inventory Master

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Pemecahan 62 3.2 Penjelasan Flow Chart Metodologi Pemecahan Masalah Dari flow chart metodologi pemcahan

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1. Pengertian Material Requirements Planning (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Economic Order Quantity Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen PERSEDIAAN Pengertian

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT REKABAJA MANDIRI memproduksi ratusan item produk yang berasal dari puluhan group produk. Mengingat begitu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum.

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum. ANALISIS PERBANDINGAN PENYEDIAAN BAHAN MATERIAL STRUKTUR LANTAI 2 DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) (STUDI KASUS: PROYEK GEDUNG GUEST HOUSE V HOTEL) Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2 1,2

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan digunakan untuk mendukung pengolahan data yang dilakukan ataupun sebagai input dari setiap metode-metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, dunia manufakturpun ikut berkembang dengan pesatnya. Persaingan menjadi hal yang sangat mempengaruhi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia 46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Permintaan mengalami penurunan pada periode tertentu dan kenaikan pada periode setelahnya sehingga pola yang dimiliki selalu berubah-ubah (lumpy)

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1. Manajemen Operasional Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010:4), manajemen operasi adalah serangkaian aktifitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Yang Dihasilkan PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah perusahaan yang memproduksi pipa berdasarkan pesanan (make to order), tetapi ada pula beberapa produk yang diproduksi

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan sebuah perusahaan penghasil kertas yang dalam kegiatan produksinya, perusahaan tersebut menerapkan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Persediaan Persediaan merupakan salah satu pos modal dalam perusahaan yang melibatkan investasi yang besar. Kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien,

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Olahan Mangga Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) ABSTRAK

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Olahan Mangga Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) ABSTRAK Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Olahan Mangga Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) Ardaneswari DPC *) *) Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Arti dan Peran Persediaan Persediaan sesungguhnya memiliki arti yang penting bagi perusahaan, baik yang berorintasi perdagangan, industri jasa maupun industri

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi... ABSTRAK Perusahaan Biskuit X merupakan perusahaan swasta yang berdiri pada tahun 1995 dan memproduksi biskuit marie yang dipasarkan ke beberapa kota di Pulau Jawa. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah

Lebih terperinci

PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1

PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1 PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1 Materi #6 Perencanaan Produksi 2 Perencana produksi adalah karyawan yang berinteraksi dengan sistem persediaan dan sales forecast untuk menentukan berapa banyak yang akan

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisikan mengenai analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan MRP Dolly pada satu tahun yang akan datang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 5.1 Analisa Peramalan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MATERIAL YANG DIBUTUHKAN (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING)

PERENCANAAN MATERIAL YANG DIBUTUHKAN (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) BAB PERENCANAAN MATERIAL YANG DIBUTUHKAN (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) TUJUAN: Setelah memahami materi ini Mahasiswa diharapkan dapat:. Memahami perencanaan terhadap dependent demand.. Mengetahui manfaat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN Oleh : Arinda Yudhit Bandripta 3107.100.551 Dosen Pembimbing : Ir. Retno Indryani, Ms LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Peramalan Permintaan Pada umumnya setiap metode peramalan hanya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki penyimpangan

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN

SILABUS MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN Kode Formulir : FM-STMIK MDP-KUL-04.02/R3 SILABUS MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Manajemen (S1) Mata Kuliah : Manajemen Operasional Lanjutan Kode :

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) E-BUSSINES Enterprise Resource Planning (ERP) Disusun oleh : Mohammad Nidhom 08.11.2180 S1 TI 6E SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen

Lebih terperinci

SIKLUS PRODUKSI. A. Definisi Siklus Produksi

SIKLUS PRODUKSI. A. Definisi Siklus Produksi SIKLUS PRODUKSI A. Definisi Produksi produksi adalah serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan proses pembuatan produk dan terjadi secara terus-menerus. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan bahan baku (Bhattacharyya, 2011). target penjualan (made to stock) dan pesanan pelanggan (made to order) untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan bahan baku (Bhattacharyya, 2011). target penjualan (made to stock) dan pesanan pelanggan (made to order) untuk BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang UD Eka adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi kebutuhan alas kaki, produk yang dihasilkan antara lain sandal, sol dan sepatu. Perusahaan yang berdiri sejak tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Defenisi dari manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) sampai selesainya proyek

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini sangat pesat. Hal itu ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis yang ada di perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wolsey dan Pochet (2006) menyatakan bahwa perencanaan produksi dapat dilihat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wolsey dan Pochet (2006) menyatakan bahwa perencanaan produksi dapat dilihat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Produksi Wolsey dan Pochet (2006) menyatakan bahwa perencanaan produksi dapat dilihat sebagai perencanaan sumber daya dan bahan baku (komponen), serta perencanaan

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM)

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM) Petunjuk Sitasi: Eunike, A., Herdianto, B., & Setyanto, N. W. (2017). Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM).

Lebih terperinci

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha A B S T R A K Negara Indonesia saat ini masih menyandang status sebagai negara berkembang dan masih terus melakukan pembangunan besar-besaran di berbagai bidang. Termasuk pembangunan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisis Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) Perencanaann Kebutuhan Material atau MRP dimulai setelah inputnya yaitu Jadwal Induk Produksi, Struktur Produk dan Catatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan sebagai kekayaan perusahaan, memiliki peranan penting dalam operasi bisnis. Dalam pabrik (manufacturing), persediaan dapat terdiri dari: persediaan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Persediaan Modul ke: 01 KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id AGENDA 1. Pengenalan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur, manajemen persediaan merupakan kegiatan untuk merencanakan, mengelompokkan dan mengontrol aktivitas-aktivitas selama proses terbentuknya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii PERUNTUKAN... iii AYAT AL-QURAN... iv PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1 Landasan Teori Perencanaan kebutuhan material (material requirements planning) merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan inventori untuk item-item

Lebih terperinci