RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN"

Transkripsi

1 RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN DIREKTORAT PENILAIAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan bimbingan-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga tahun Rencana Aksi Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan arahan dan pedoman bagi seluruh pelaksana kegiatan di Lingkungan Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dengan mengacu kepada Rencana Aksi Kegiatan diharapkan kinerja dapat meningkat, tertib administrasi, transparan dan akuntabel. Dokumen Rencana Aksi Kegiatan ini tidak terlepas dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ; dokumen Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan ; dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan serta dokumen perencanaan lainnya. Dengan adanya perubahan struktur organisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan maka disusun Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga tahun yang merupakan revisi dari Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan tahun Pada Rencana Aksi Kegiatan ini telah diidentifikasi perkembangan kebijakan dan program di bidang alat kesehatan, situasi pasar dan ekonomi global dan nasional, perkembangan industri alat kesehatan dalam negeri, permasalahan yang dihadapi dan analisa SWOT. Oleh karena itu diperlukan beberapa strategi sebagai panduan dalam rangka pencapaian sasaran organisasi. Akhir kata dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyusunan Rencana Aksi Kegiatan ini. Jakarta, Januari 2016 Direktur, Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT drg. Arianti Anaya, MKM NIP

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Ganbar ii iii iv v BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang 1 B. Definisi/Pengertian 1 C. Landasan Hukum 2 D. Tujuan 3 BAB 2 ANALISA SITUASI DAN SASARAN ORGANISASI A. Situasi Pasar dan Ekonomi 6 B. Perkembangan Industri Alat Kesehatan 7 C. Perkembangan Kebijakan dan Program Alat Kesehatan dan PKRT 8 D. Permasalahan 9 E. Analisa SWOT 11 F. Visi dan Misi Organisasi 12 G. Tujuan Organisasi 13 H. Sasaran Organisasi 14 I. Indikator Kinerja Kegiatan 15 BAB 3 STRATEGI DAN RENCANA AKSI A. Strategi Pencapaian Sasaran Organisasi 16 B. Rencana Kegiatan C. Rencana Kebutuhan Sumber Daya Manusia D. Rencana Kebutuhan Sumber Daya Barang Milik Negara E. Rencana Kebutuhan Anggaran BAB 4 PENUTUP

4 BAB 1. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri kesehatan sebagai industri sektor strategis yang merupakan salah satu pilar pembangunan bangsa dan memainkan peranan strategis dalam pembentukkan sumber daya manusia yang berkualitas, sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang 1945 Pasal 34 ayat 3 yang menyatakan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Sesuai amanah UUD 45, maka salah satu upaya Kementerian Kesehatan yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) adalah kemandirian sediaan farmasi dan alat kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan Pasal 18 disebutkan bahwa, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kefarmasian dan alat kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang ditetapkan, maka Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan melakukan berbagai upaya untuk mencapai kemandirian sedian farmasi dan alat kesehatan. Sebagai pedoman dalam menuju kemandirian alat kesehatan, Kementerian Kesehatan telah menyusun Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 86 Tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengembangan Industri Alat Kesehatan. Alat kesehatan merupakan salah satu komponen penting di samping tenaga kesehatan dan obat dalam sarana pelayanan kesehatan. Teknologi alat kesehatan berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi informasi, dari teknologi sederhana sampai teknologi tinggi, dan digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di rumah tangga. Alat kesehatan juga sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), dimana peran alat kesehatan untuk mendukung pencapaian khususnya tujuan ketiga, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Guna meningkatkan akselerasi upaya pencapaian Visi Rencana Pembangunan Industri Nasional yaitu: Indonesia Menuju Negara Industri Tangguh, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) , maka Industri Alat Kesehatan Nasional perlu dikembangkan karena : 1. Faktor Demografi, Indonesia sebagai negara terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah 250 juta jiwa penduduk Indonesia sehingga permintaan alat

5 kesehatan cukup besar dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia mencapai 450 Juta jiwa. 2. Jaringan Fasilitas Kesehatan, beberapa kota besar Indonesia memiliki sistem rumah sakit yang sudah terbangun dengan baik dan penyediaan layanan kesehatan yang unggul. 3. Dukungan Pemerintah, Dukungan pemerintah pada industri alat kesehatan regulasi produksi dan distribusi program JKN akan meningkatkan kebutuhan alat kesehatan yang berkesinambungan. 4. Free Trade Area, terbukanya pasar ekspor dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 5. Harmonisasi Regulasi, kerjasama Government to Government baik bilateral maupun multilateral dalam harmonisasi standar registrasi. 6. Penyangga Ketahanan Nasional di bidang kesehatan, lebih dari 90% alat kesehatan masih di impor, sedangkan pasar alat kesehatan nasional memiliki pertumbuhan tinggi hingga 12%/ tahun. 7. Tuntutan Standar Global, adanya perkembangan standar alat kesehatan di tingkat global. 8. Sumber Daya Manusia(SDM), ketersediaan infrastruktur dan SDM yang memadai serta relatif murah, competitive advantage pengembangan industri. 9. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Peningkatan kebutuhan terhadap alat kesehatan belum diikuti dengan perkembangan industri alat kesehatan dalam negeri. Hal ini yang menyebabkan 94% alat kesehatan yang beredar adalah produk impor. Mudahnya keluar masuk barang dalam era globalisasi dan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa maka Indonesia merupakan pasar yang menarik untuk masuknya produk impor. Hal tersebut sangat tidak mendukung kemandirian nasional terhadap alat kesehatan maupun ketahanan ekonomi nasional terutama dengan nilai tukar dolar yang semakin tinggi sehingga menyebabkan tingginya harga alat kesehatan.

6 Untuk mengembangkan dan meningkatkan jenis/varian produk alat kesehatan dalam negeri maka harus dilakukan koordinasi lintas sektor antar Kementerian/Lembaga dengan stake holder terkait. B. DEFINISI / PENGERTIAN Alat Kesehatan : adalah instrumen, aparatus, mesin, perkakas, dan/atau implan, reagen in vitro dan kalibrator, perangkat lunak, bahan atau material yang digunakan tunggal atau kombinasi, untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh, menghalangi pembuahan, desinfeksi alat kesehatan, dan pengujian in vitro terhadap specimen dari tubuh manusia, dan dapat mengandung obat yang tidak mencapai kerja utama pada tubuh manusia melalui proses farmakologi, imunologi atau metabolisme untuk dapat membantu fungsi/kerja yang diinginkan. Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) : Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, yang selanjutnya disingkat PKRT adalah alat atau bahan atau campuran bahan untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan manusia yang ditujukan untuk penggunaan di rumah tangga dan tempat-tempat umum. Izin edar Adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk produk alat kesehatan atau PKRT, yang akan diimpor, digunakan dan/atau diedarkan di wilayah Indonesia, berdasarkan penilaian terhadap keamanan, manfaat dan mutu. Indikator kinerja Adalah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari kinerja program dan kegiatan yang telah direncanakan. C. LANDASAN HUKUM 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun ; 3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;

7 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor64 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan; 7. Peraturan Menteri Kesehatan 1190/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Ijin Edar Alat Kesehatan dan PKRT; 8. Peraturan Menteri Kesehatan 1189/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Sertifikat Produksi Alat Kesehatan dan PKRT; 9. Peraturan Menteri Kesehatan 1191/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Penyaluran Alat Kesehatan dan PKRT; 10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun ; 11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun D. TUJUAN Tujuan penyusunan rencana aksi kegiatan Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Tahun , adalah : 1. Sebagai acuan dalam penyusunan rencana kegiatan dan anggaran serta pelaksanaan tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang Penilaian alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga tahun Sebagai acuan dalam penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Penilaian alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga.

8 BAB 2. ANALISIS SITUASI DAN HAMBATAN A. ANALISIS SITUASI WHO (World Health Organization) pada tahun 2000 mendefinisikan bahwa sistem kesehatan merupakan aktifitas yang memiliki tujuan utama untuk meningkatkan, memperbaiki, atau merawat kesehatan. Konstitusi Negara Republik Indonesia menjamin hak warganya untuk sehat: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Sedangkan, pada permasalahan aspek kesehatan di Indonesia selama ini belum dapat memenuhi harapan seluruh pemangku kepentingan (stake holder), sehingga membutuhkan upaya untuk melakukan rekonstruksi pembangunan sistem kesehatan nasional dengan tetap berpedoman pada nilai-nilai kemajuan dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), estimasi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah jiwa. Dengan jumlah tersebut, maka penduduk Indonesia mencapai 40,62% dari total populasi ASEAN dan itu merupakan suatu pangsa pasar yang besar untuk produk alat kesehatan. Kesehatan saat ini belum sepenuhnya dipandang sebagai unsur utama ketahanan nasional serta modal utama kelangsungan pembangunan nasional. Walaupun jumlah belanja kesehatan setiap tahun selalu mengalami peningkatan (pada tahun 2016, total anggaran kesehatan mencapai 5% dari total APBN), namun akses terhadap pelayanan kesehatan masih menjadi masalah bagi sebagian masyarakat. Hal ini disebabkan oleh permasalahan pada pemerataan dan keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan, baik sarana pelayanan kesehatan dasar maupun pelayanan lanjutan. Demikian juga sarana pelayanan kesehatan rujukan seperti rumah sakit yang telah tersedia hampir di seluruh Kabupaten/Kota, akan tetapi ketersediaan pelayanan kesehatan masih belum optimal dalam penggunaan alat kesehatan serta biaya penggunaan alat kesehatan yang masih tinggi.

9 Gambar 2.1 Alokasi Anggaran Kesehatan Tahun Berdasarkan Data Rekapitulasi Rumah Sakit dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, pada tahun 2016jumlah rumah sakit di Indonesia sejumlah Dari total jumlah rumah sakit di Indonesia, merupakan Rumah Sakit Umum dan 559 merupakan Rumah Sakit Khusus.Dari tahun ke tahun selalu terdapat peningkatan jumlah rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus. Kondisi di atas menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah tempat tidur (ruang rawat inap), yang akan meningkatkan kebutuhan alat kesehatan terutama dalam memenuhi kebutuhan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) pada penerapan SJSN. 1. Kondisi Pasar Alat Kesehatan Indonesia Potensi pengembangan pasar alat kesehatan di Indonesia dapat terlihat dari kondisi ekspor-impor alat kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data perdagangan (ekspor-impor) Indonesia untuk HS 10 digit, terlihat bahwa pertumbuhan permintaan ekspor alat kesehatan, maupun permintaan impor cukup tinggi. Ekspor alat kesehatan Indonesia pada tahun 2015 mencapai 676 USD atau setara dengan 9 trilyun rupiah, sementara impor pada tahun 2015 mencapai 1,28 miliar USD atau setara dengan 17,2 trilyun rupiah. Terlepas dari penurunan pertumbuhan ekspor dan impor untuk tahun 2015, rata-rata pertumbuhan ekspor alat kesehatan Indonesia tahun masih mencapai 11,5% per tahun, sementara rata-rata pertumbuhan permintaan impor mencapai 20% per tahunnya. Angka tersebut diperkirakan akan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan dengan mempertimbangkan pertumbuhan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hingga tahun 2019.

10 Sumber: Badan Pusat Statistik/ Kementerian Perdagangan (diolah) Gambar 2.2 Kondisi Ekspor Impor Alat Kesehatan Indonesia Kondisi Ekspor Alat Kesehatan di Indonesia Berdasarkan data perdagangan luar negeri Indonesia tahun 2015, ekspor alat kesehatan Indonesia didominasi oleh alat kesehatan yang bersifat disposable (sekali pakai). Sarung tangan medis (gloves, mittens, and mitts) berkontribusi sebesar 36,3% dari total ekspor alat kesehatan Indonesia. Sementara itu, produk yang menyumbang porsi ekspor terbesar lainnya adalah produk lensa kontak dan sejenisnya yang berkontribusi sebesar 13,4%, serta pembalut dan sejenisnya (disposable sanitary towel, etc) sebanyak 13% dari total ekspor alat kesehatan. Berikut adalah daftar 20 jenis produk alat kesehatan dengan permintaan ekspor terbesar tahun 2015: Sumber: Badan Pusat Statistik/ Kementerian Perdagangan Tabel 2.1 Besar Produk dengan Permintaan Ekspor Tertinggi (2015)

11 3. Kondisi Impor Alat Kesehatan Indonesia Impor alat kesehatan Indonesia didominasi oleh produk alat kesehatan berbasis teknologi tinggi. Pada tahun 2015, impor alat kesehatan Indonesia didominasi oleh alat operasional digital dan portable, mencapai 16,5% dari total impor alat kesehatan Indonesia. Kontribusi lainnya berasal dari produk alat kesehatan lain non-elektronik (7,2%), disposable sanitary towel (6,9%), peralatan kesehatan elektronik (5,7%), serta reagen dan preparat untuk laboratorium (5,3%). Untuk produk-produk impor, rata-rata pertumbuhan 5 tahunan meliputi, other portable digital automatic data (30,4%), other instrument and appliances (20,2%), other disposable sanitary towel (12,7%), other diagnostic/lab reagents and prepared (18,9%). Berikut adalah daftar 20 jenis produk alat kesehatan dengan nilai impor terbesar untuk tahun 2015: Sumber: Badan Pusat Statistik/ Kementerian Perdagangan Tabel 2.2 Besar Produk dengan Nilai Impor Tertinggi (2015) 4. Potensi Permintaan Alat Kesehatan Domestik Dari data-data diatas, dapat terlihat bahwa potensi ekspor Indonesia berada pada produksi alat kesehatan dengan teknologi rendah, diantaranya, produk sarung tangan dan sejenisnya, produk lensa kontak dan sejenisnya, produk disposable sanitary towel, instrument alat kesehatan non-elektronik, furniture alat kesehatan, cannula, dan lain sebagainya. Pada produk-produk ini, produsen Indonesia dipercaya masih dapat bersaing secara kompetitif. Sementara untuk impor, potensi pasar Indonesia meliputi produk-produk dengan teknologi tinggi. Dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekspor Compunded Annual Growth Rate (CAGR) untuk ekspor dan impor selama 4

12 tahun ke belakang, dapat terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan ekspor alat kesehatan Indonesia mencapai 7,7%, sementara pertumbuhan impor untuk alat kesehatan mencapai 12,7%. Didasarkan pada pertumbuhan tersebut, serta ditambah dengan potensi ekspansi permintaan impor akibat JKN, dihasilkan proyeksi permintaan ekspor dan impor sebagai berikut: Sumber: Badan Pusat Statistik/ Kementerian Perdagangan (diolah) Gambar 2.3 Grafik Proyeksi Ekspor Alat Kesehatan Indonesia Berdasarkan hasil proyeksi diatas, pada tahun 2030, ekspor alat kesehatan Indonesia akan mencapai angka 35 trilyun. Sementara itu, proyeksi impor alat kesehatan di Indonesia dijabarkan sebagai berikut: Sumber: Badan Pusat Statistik/ Kementerian Perdagangan (diolah) Gambar 2.4 Grafik Proyeksi Impor Alat Kesehatan Indonesia Proyeksi diatas menunjukkan bahwa, pada tahun 2030, impor alat kesehatan mencapai 131,8 trilyun. Sementara, proyeksi permintaan domestik tahun dijabarkan sebagai berikut: data diatas, menunjukkan bahwa proyeksi permintaan alat kesehatan Indonesia di tahun 2030 mencapai 153 trilyun. Sementara itu, proyeksi permintaan alat kesehatan di tahun 2017 sebesar 23 trilyun, dan pada tahun 2020 mencapai 35 trilyun.

13 5. Kemampuan Industri Alat Kesehatan dalam Memenuhi Kebutuhan Standar Alat Kesehatan di Rumah Sakit Industri alat kesehatan di Indonesia pada saat ini ada sejumlah 216 industri yang tersebar di 11 wilayah Propinsi. Izin edar alat kesehatan dalam negeri ada sejumlah izin edar dan bila dibandingkan dengan standar minimal alat kesehatan yang harus tersedia di rumah sakit sesuai dengan Permenkes No 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit maka sudah mampu memenuhi 66,1% dari standar di RS Tipe D, 57,9% dari standar di RS Tipe C, 51,3% dari standar RS Tipe B dan 48,2% dari RS Tipe A. B. Hambatan Meningkatnya kebutuhan alat kesehatan belum dapat dipenuhi oleh industri alat kesehatan dalam negeri. Berdasarkan data terakhir, 94 % alat kesehatan yang beredar adalah produk impor (sumber: ASPAKI). Kemudahan keluar masuk barang dalam era globalisasi dan dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa membuat Indonesia menjadi pasar yang menarik untuk masuknya produk impor. Hal tersebut sangat tidak sejalan dengan upaya kemandirian nasional terhadap alat kesehatan maupun ketahanan ekonomi nasional. Permasalahan yang dihadapi industri alat kesehatan meliputi : 1. Regulasi a. Kurangnya regulasi yang berpihak pada pengembangan industri. b. Kurangnya dukungan pemerintah untuk mendorong penggunaan alat kesehatan dalam negeri. 2. Produksi a. Industri alat kesehatan dalam negeri masih terbatas teknologi rendah sampai menengah.

14 b. Pemberlakuan pajak sebesar 5-20% terhadap bahan baku. c. Terbatasnya riset untuk pengembangan alat kesehatan. d. Masih belum maksimalnya kapasitas produksi industri. e. Masih banyak industri alat kesehatan yang belum memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB). 3. Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) a. Terbatasnya bahan baku dalam negeri yang memenuhi persyaratan. b. Lebih dari 90% bahan baku alat kesehatan masih impor. c. Rendahnya minat investasi bahan baku. 4. Infrastruktur a. Masih minimnya lembaga riset alat kesehatan. b. Masih terbatasnya laboratorium uji alat kesehatan. 5. Sumber Daya a. Masih terbatasnya tenaga ahli di bidang alat kesehatan. b. Masih banyak industri alat kesehatan berskala UMKM dengan modal terbatas. C. PERKEMBANGAN INDUSTRI ALAT KESEHATAN 1. Perkembangan Industri Alat Kesehatan Berdasarkan hasil penelitian International Monetary Fund, Indonesia diposisikan akan menjadi kekuatan ekonomi baru dengan urutan ke-6 terbesar di dunia pada tahun 2030, seperti yang dapat dilihat pada bagian di bawah ini. Tabel 2. Hasil Penelitian International Monetary Fund Hal yang sama diutarakan oleh Bank Dunia pada tahun 2011, bahwa apabila dilihat dalam global economic horizon bahwa Indonesia merupakan 1 dari 6 negara di dunia yang akan memberikan kontribusi 50% dari ekonomi Dunia pada tahun 2011 sampai dengan Keenam negara berpotensi besar tersebuta dalah China, India, Rusia, Brazil, Korea Selatan, dan Indonesia.

15 Indonesia akan mengalami demographic bonus yang puncaknya diprediksi pada tahun 2025, menurut Bank Dunia. Kondisi ini hanya tercapai pada beberapa negara berkembang dan hanya terjadi sekali dalam satu periode kependudukan. Kondisi dimana pertumbuhan penduduk produktif tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Dengan banyaknya usia produktif masyarakat Indonesia tentu akan mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia dan juga perekonomian dunia. Permintaan akan pasar konsumsi Indonesia akan meningkat, demikian pula kemudahan ketenaga kerjaan Indonesia yang melimpah tentu akan menarik minat investasi asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Kondisi ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 5. Indonesia: Demografic Bonus 2. Data Sarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah rumah sakit di Indonesia cukup banyak, yaitu sejumlah rumah sakit. Sebagian besar rumah sakit dimiliki oleh pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah daerah tingkat II Kabupaten/Kota memiliki 444 rumah sakit. Kondisi di atas menunjukan bahwa apabila terjadi peningkatan jumlah tempat tidur (ruang rawat inap), maka akan meningkatkan kebutuhan alat kesehatan lainnya terutama dalam memenuhi kebutuhan fasyankes pada penerapan SJSN.

16 Tabel 3. Jumlah Rumah Sakit Se-Indonesia 3. Situasi Alat Kesehatan Dalam Negeri Saat Ini Tabel 4. Kebutuhan Alat Kesehatan Vs Ijin Edar Vs Jumlah Sarana

17 PT. Surveyor Indonesia (Persero) ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk melakukan pemetaan kemampuan produsen alat kesehatan nasional. Dari Hasil survey di peroleh data sebagai berikut: Tabel 5. Klasifikasi Hasil Survei Alat Kesehatan Indonesia 2013

18 D. PERKEMBANGAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM ALAT KESEHATAN DAN PKRT Sesuai dengan Permenkes 1144/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 Pasal 588 disebutkan bahwa Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi dan distribusi alat kesehatan dan PKRT, karena tugas pokok dan fungsinya yang cukup luas maka berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015, Direktorat tersebut di bagi menjadi 2 (dua) yaitu Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga. Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penilaian alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka menjamin alat kesehatan dan/atau PKRT yang memenuhi standard dan/atau persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan diselenggarakan upaya pemeliharaan mutu alat kesehaan dan/atau PKRT. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1190/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Izin Edar dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga pasal 5 ayat (1) menyebutkan sebagai berikut Alat kesehatan dan/atau PKRT yang akan diimpor, digunakan dan/atau diedarkan di wilayah Republik Indonesia harus terlebih dahulu memiliki izin edar. Semua alat kesehatan dan PKRT memiliki risiko dalam penggunaan, disamping keuntungan dari penggunaan alat kesehatan dan PKRT tersebut. Untuk Penilaian mutu, keamanan, dan kemanfaatan alat kesehatan dan PKRT dalam rangka pemberian izin edar dibentuk tim penilai dan tim ahli alat kesehatan dan PKRT. Sistem regulasi alat kesehatan bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan alat kesehatan dan meminimalkan risiko yang timbul terhadap pasien. Sistem regulasi alat kesehatan terdiri dari Premarket Control yang dilakukan sebelum alat kesehatan beredar dan Post Market Control yang dilakukan setelah alat kesehatan ada di peredaran.

19 4. PERMASALAHAN Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT maka ada beberapa masalah atau kendala yang dihadapi sebagai berikut: 1. Keterbatasan dalam jumlah SDM, kompetensi SDM, anggaran dan sarana merupakan salah satu hambatan untuk melaksanakan program Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT. 2. Industri alat kesehatan dalam negeri masih terbatas teknologirendah sampai menengah. 3. Terbatasnya riset untuk pengembangan alat kesehatan dalam negeri 4. Sistem regulasi alat kesehatan dan PKRT yang berlaku di Indonesia masih dalam proses harmonisasi dan ratifikasi dengan regulasi AMDD (Asean Medical Devices Directive). 5. Rendahnya minat investasi terhadap produk alat kesehatan dan PKRT dalam negeri.

20 5. ANALISA SWOT Hasil diagnosa alternatif strategi ini dapat dilihat pada matrik SWOT di bawah ini dan digunakan dalam penyusunan strategi.

21

22 VISI DAN MISI ORGANISASI Visi dan Misi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong- royong. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 (tujuh) misi pembangunan yaitu: Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong- royong. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 (tujuh) misi pembangunan yaitu: 1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Selanjutnya terdapat 9 (sembilan) agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara. 2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

23 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektorsektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. TUJUAN ORGANISASI Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun , yaitu: 1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan. SASARAN ORGANISASI Untuk mendukung sasaran strategis Kementerian Kesehatan dalam meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan, maka Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga menetapkan sasaran yang akan dicapai yaitu meningkatnya pengendalian pra pemasaran alat kesehatan dan PKRT. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Untuk mencapai kinerja secara terarah maka telah ditetapkan indikator kinerja kegiatan dan target sebagaimana tabel berikut : Tabel 6. Indikator Kinerja Kegiatan dan Target Tahun INDIKATOR KINERJA KEGIATAN 1. Jumlah alkes yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif) 2. Persentase penilaian premarket tepat waktu sesuai Good Review Practices TARGET % 66% 69% 72% 75%

24 Tabel 8. Rumus Perhitungan. Jumlah alkes yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif) Persentase penilaian premarket tepat waktu sesuai Good Review Practices : - D (%) = 100%

25 BAB 3. SASARAN ORGANISASI DAN RENCANA AKSI A. STRATEGI Dalam rangka pencapaian kinerja kegiatan , ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam rangka mencapai sasaran organisasi adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Alat Kesehatan. 2. Track & trace sistem e-regalkes adalah sistem perizinan registrasi alat kesehatan dan PKRT secara online yang dapat dilacak dan ditelusuri di setiap tahapan proses evaluasi perizinan atau sertifikasi. Dengan sistem ini maka stake holder (pelaku usaha) dapat memantau proses perizinannya sesuai janji layanan. Sistem ini juga terkoneksi dengan fortal INSW milik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan. 3. Penerapan e-payment, yaitu aplikasi yang menghubungkan antara sistem registrasi online alkes dan PKRT dengan sistem informasi PNBP online (SIMPONI) milik Kementerian Keuangan. Dengan aplikasi ini pemohon dapat melakukan pembayaran 24 jam realtime online melalui ATM atau Internet banking bank persepsi di seluruh Indonesia. Pembayaran PNBP dengan metode ini dapat lebih terpercaya kebenarannya, efektif dan efisien dibandingkan pembayaran dengan formulir Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) atau pembayaran manual. Selain itu dapat meningkatkan akuntabilitas pencatatan dan pelaporan keuangan. 4. Penerapan e-suka yaitu pelayanan surat keterangan secara online sebagai terobosan banyaknya permohonan surat keterangan yang dibutuhkan masyarakat untuk informasi produk, baik untuk kebutuhan pribadi, pengadaan, ekspor-impor, dan untuk melakukan proses registrasi alat kesehatan dan PKRT. E-sistem surat keterangan alat kesehatan yang dinamakan e-suka yang dapat diakses melalui 5. Mengajukan usulan penambahan jumlah SDM, memberikan pelatihan/ mengirimkan SDM untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan kompetensi, mengajukan anggaran dan penambahan sarana dalam rangka meningkatkan pengembangan produk alat kesehatan dalam negeri dan evaluasi permohonan izin edar alat kesehatan dan PKRT. 6. Memanfaatkan investasi luar negeri untuk transfer ilmu dan teknologi untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan bagi pengembangan produk alat kesehatan dalam negeri.

26 7. Melakukan koordinasi dan memfasilitasi antara peneliti, perusahaan dan pemerintah dalam rangka hilirisasi hasil penelitian dan pengembangan produk alat kesehatan dalam negeri 8. Mengikuti berbagai pertemuan tingkat regional maupun internasional dalam rangka harmonisasi regulasi 9. Meningkatkan pemahaman terhadap standar alat kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap produk dalam negeri. B. KEGIATAN PRIORITAS Beberapa kegiatan prioritas Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT, antara lain : a. Pengembangan sistem e-penatausahaan anggaran. b. Penyediaan dashboard aplikasi registrasi alkes dan PKRT. c. Sistem online pengukuran kepuasan pelanggan dalam perizinan pelayanan publik alat kesehatan. d. Integrasi sistem elektronik dan business Intelegence di lingkungan Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT. e. Pameran produksi alat Kesehatan dan PKRT. f. Workshop pembinaan industri dan pengendalian alat kesehatan. g. Peningkatan kemampuan SDM dalam tata cara permohonan pendaftaran izin edar alat kesehatan dan PKRT. h. Pertemuan Tingkat International untuk penerapan harmonisasi peraturan alat kesehan dalam rangka antisipasi globalisasi. i. Penilaian alat kesehatan dan PKRT dalam rangka pemberian izin edar. j. Sosialisasi dan koordinasi teknis perizinan alkes dan PKRT. C. RENCANA KEBUTUHAN SUMBER DAYA Sumber Daya Manusia Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, bahwa Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Penilaian alat kesehatan dan PKRT sesuai dengan peraturan perundangundangan.

27 Dalam rangka melaksanakan tugas Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi: 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian alat kesehatan kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk radiologi, produk diagnostik, alat kesehatan khusus, produk perbekalan kesehatan rumah tangga, dan produk mandiri. 2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian alat kesehatan kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk radiologi, produk diagnostik, alat kesehatan khusus, produk perbekalan kesehatan rumah tangga, dan produk mandiri; 3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian alat kesehatan kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk radiologi, produk diagnostik, alat kesehatan khusus, produk perbekalan kesehatan rumah tangga, dan produk mandiri; 4) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penilaian alat kesehatan kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk radiologi, produk diagnostik, alat kesehatan khusus, produk perbekalan kesehatan rumah tangga, dan produk mandiri 5) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penilaian alat kesehatan kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk radiologi, produk diagnostik, alat kesehatan khusus, produk perbekalan kesehatan rumah tangga, dan produk mandiri. 6) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga terdiri dari 4 (empat) Subdit dan 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha serta Kelompok Jabatan Fungsional yaitu: a. Subdirektorat Alat Kesehatan Kelas A dan B mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penilaian alat kesehatan kelas A dan B. b. Subdirektorat Alat Kesehatan Kelas C dan D mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penilaian alat kesehatan kelas C, kelas D, dan produk radiologi.

28 g. Subdirektorat Produk Diagnostik dan Alat Kesehatan Khusus mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penilaian produk diagnostik dan alat kesehatan khusus. h. Subdirektorat Produk Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Produk Mandiri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penilaian produk perbekalan kesehatan rumah tangga dan produk mandiri. i. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik negara, evaluasi dan pelaporan, urusan kepegawaian, tata laksana, kearsipan, dan tata persuratan, serta kerumahtanggaan Direktorat. Dalam pencapaian kinerja Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT didukung oleh sumber daya manusia dan sumber daya anggaran. Sumber daya manusia adalah salah satu asset organisasi yang mempengaruhi efesensi dan efektifitas kinerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kondisi Pengawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT awal tahun 2016 berjumlah 44 orang terdiri dari jabatan struktrual sebanyak 14 orang dan Jabatan Fungsional Umum (JFU) 30 orang dengan rincian sebagai berikut:

29 Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Tabel 18. Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRTTahun 2016 NO. UNIT KERJA STRUKTURAL FUNGSIONAL UMUM FUNGSIONAL TERTENTU JUMLAH 1 Direktur Sub Direktorat Alat Kesehatan Kelas A dan B Sub Direktorat Alat Kesehatan Kelas C dan D Sub Direktorat Produk Diagnostik dan Alkes Khusus 3 Sub Direktorat Produk Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Produk Mandiri Subbag TU Jumlah Tabel 21. Distribusi Pegawai Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRTmenurut Jenjang Pendidikan Tahun 2016 NO. PENDIDIKAN PNS 1 S2 6 2 Apoteker / Profesi 25

30 3 S1 8 4 D3 1 5 SLTA 4 Jumlah 44 Tabel 22. Distribusi Pegawai Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2016 NO. GOLONGAN JUMLAH 1 Golongan IV 7 2 Golongan III 35 3 Golongan II 2 Jumlah 44 Untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT maka diperlukan perencanaan kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja yang ada, oleh karena itu dibuatlah Analisa Beban Kerja (ABK) Direktorat. Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT sesuai Permenkes 1144 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan merupakan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan yang berdasarkan beban kerja yang cukup luas maka sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015, Direktorat tersebut di bagi menjadi 2 (dua) yaitu Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga. Berikut adalah ABK Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan dari Sub Direktorat Penilaian Alat Kesehatan, Sub Direktorat Penilaian Diagnostik in Vitro dan PKRT dan tata usaha yang merupakan bagian dari ABK Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, sebagai berikut: PENGHITUNGAN KEBUTUHAN PEGAWAI/PEJABAT, TINGKAT EFISIENSI & EFEKTIVITAS KERJA JABATAN (EJ) DAN PRESTASI KERJA JABATAN (PJ) UNIT ORGANISASI :: SUBDIT PENILAIAN ALAT KESEHATAN SATUAN KERJA : : DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALKES LOKASI : J : JAKARTA No. Nama Jabatan Jml. Beban (Bobot) Kerja Jab Penghitungan Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai Jml.Pej/ Peg Yg ada +/- EJ PJ Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Kasubdit Penilaian Alat kesehatan 1.473, : 1200 = 1,23 = 1 Orang 1 0 1,23 A OVERLOAD 2 Kasie Elektromedik 1.254, : 1200 = 1,05 = 1 Orang 1 0 1,05 A OVERLOAD 3 Kasie Non Elektromedik 2.360, : 1200 = 1,97 = 2 Orang 1-1 1,97 A OVERLOAD 4 adminkes pertama , : 1200 = 8,52 = 9 Orang 8-1 1,06 A OVERLOAD 5 adminkes muda 2.359, : 1200 = 1,97 = 2 Orang 0-2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 6 adminkes madya 740, : 1200 = 0,62 = 1 Orang 0-1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7 pengola data 4.075, : 1200 = 3,40 = 3 Orang 2-1 1,70 A OVERLOAD 8 Penata laporan keuangan 79,00 79 : 1200 = 0,07 = 0 Orang 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 9 arsip pemula 3.022, : 1200 = 2,52 = 3 Orang 0-3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 10 caraka 3,77 4 : 1200 = 0,00 = 0 Orang 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 11 Jumlah : ,89 21, ,00 (8,32) 1,55 A OVERLOAD

31 Tabel... Analisa Beban Kerja Subdit. Penilaian Alat Kesehatan PENGHITUNGAN KEBUTUHAN PEGAWAI/PEJABAT, TINGKAT EFISIENSI & EFEKTIVITAS KERJA JABATAN (EJ) DAN PRESTASI KERJA JABATAN (PJ) UNIT ORGANISASI : SUBDIT PENILAIAN DIAGNOSTIK IN VITRO DAN PKRT SATUAN KERJA :: DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALKES LOKASI : J : JAKARTA No. Nama Jabatan Jml. Beban (Bobot) Kerja Jab Penghitungan Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai Jml.Pej/ Peg Yg ada +/- EJ PJ Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Kasubdit Diagnostik In Vitro & PKRT 1.062, : 1200 = 0,89 = 1 Orang 1 0 0,89 C Cukup 2 Kasie Diagnostik In Vitro 1.162, : 1200 = 0,97 = 1 Orang 1 0 0,97 B Baik 3 Kasie PKRT 1.157, : 1200 = 0,96 = 1 Orang 1 0 0,96 B Baik 4 adminkes pertama 5.911, : 1200 = 4,93 = 5 Orang 6 1 0,82 C Cukup 5 adminkes muda 2.383, : 1200 = 1,99 = 2 Orang 0-2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 6 adminkes madya 956, : 1200 = 0,80 = 1 Orang 0-1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7 Pengolah data 3.251, : 1200 = 2,71 = 3 Orang 1-2 2,71 A Sangat Baik 8 Penata laporan keuangan 27,00 27 : 1200 = 0,02 = 0 Orang 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 9 Arsiparis pemula 942, : 1200 = 0,79 = 4 Orang 0-4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 10 Sekertaris 4,30 4 : 1200 = 0,00 = 0 Orang 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 11 Caraka 3,17 3 : 1200 = 0,00 = 0 Orang 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! Jumlah : ,37 14, ,00 (7,27) 1,32 A Sangat Baik Tabel... Analisa Beban Kerja Subdit. Penilaian Diagnostik in Vitro dan PKRT PENGHITUNGAN KEBUTUHAN PEGAWAI/PEJABAT, TINGKAT EFISIENSI & EFEKTIVITAS KERJA JABATAN (EJ) DAN PRESTASI KERJA JABATAN (PJ) UNIT ORGANISASI :: BAGIAN SUBBAG. HUKUM,ORGANISASI TATA USAHA DAN HUMAS SATUAN KERJA : : SETDITJEN DIREKTORAT BINFAR BINA DAN PRODUKSI ALKES DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN LOKASI : : JAKARTA No. Nama Jabatan Jml. Beban (Bobot) Kerja Jab Penghitungan Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai Jml.Pej/ Peg Yg ada +/- EJ PJ Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Direktur : 1200 = 0,58 = 1 Orang 1 0 0,58 D Sedang 2 Kasubag TU 778, : 1200 = 0,65 = 1 Orang 1 0 0,65 D Sedang 3 Sekertaris 2.150, : 1200 = 1,79 = 2 Orang 0-2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4 Perencana 2.808, : 1200 = 2,34 = 2 Orang 2 0 1,17 A Sangat Baik 5 Adminkes 4.693, : 1200 = 3,91 = 4 Orang 0-4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 6 Pengolah data 9.288, : 1200 = 7,74 = 8 Orang 2-6 3,87 A Sangat Baik 7 Bendahara 2.227, : 1200 = 1,86 = 2 Orang 2 0 0,93 B Baik 8 Penata laporan keuangan 980, : 1200 = 0,82 = 1 Orang 0-1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 9 Arsiparis pemula 8.047, : 1200 = 6,71 = 7 Orang 0-7 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 10 Pengelola BMN 697, : 1200 = 0,58 = 1 Orang 0-1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 11 Analis Data 1.200, : 1200 = 1,00 = 1 Orang 1 0 1,00 A Sangat Baik 12 Caraka 1.317, : 1200 = 1,10 = 1 Orang 0-1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! Jumlah : ,13 28, ,00 (20,49) 0,06 E Kurang Tabel... Analisa Beban Kerja Subbag. Tata Usaha

32 a. Sumber Daya Anggaran Anggaran DIPA Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT tahun adalah sebagai berikut : Kebutuhan anggaran Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga tahun (dalam ribuan rupiah): Kegiatan Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT TAHUN Penilaian Rencana Aksi Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya tahun ditujukan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan serta keberhasilan upaya dukungan terhadap Program Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga. Penilaian terhadap rencana aksi ini dilakukan sebagai berikut : a. Penilaian tahunan dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran yang dituangkan ke dalam Laporan Kinerja Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga. b. Penilaian periodik menggunakan aplikasi pemantauan dan evaluasi yang tersedia, baik triwulan, semester, maupun per tahun. c. Penilaian pada pertengahan periode yang dilakukan pada tahun d. Penilaian akhir yang dilakukan pada akhir tahun 2019 atau pada awal tahun Penilaian Rencana Aksi Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya tahun dilakukan dengan menilai capaian target yang telah ditetapkan baik terhadap Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun , Rencana Aksi Program Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT, maupun terhadap sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Aksi ini. Penilaian juga dilakukan setiap tahun terhadap pencapaian hasil luaran dari setiap kegiatan dan realisasi anggaran terhadap anggaran yang ditetapkan. Dalam rangka penilaian tersebut diperlukan upaya penguatan pelaporan terhadap pelaksanaan kegiatan. Hasil dari penilaian yang dilakukan harus terdokumentasi dengan baik, sebagai bahan penyiapan strategi dari implementasi Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT di masa yang akan datang.

33 BAB 4. PENUTUP Perumusan Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Rumah Tangga memerlukan pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta mutlak membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Dengan adanya Rencana Aksi Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi petunjuk dalam berkontribusi dari setiap pemangku kepentingan dalam melaksanakan kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran organisasi dan target indikator kinerja kegiatan yang telah ditetapkan. Rencana Aksi Kegiatan yang dibuat diharapkan mampu menjadi arahan dalam mengembangkan produk alat kesehatan dalam negeri dan meningkatkan kualitas pelayanan publik registrasi alat kesehatan dan PKRT. Hal ini dapat mendorong kemajuan perekonomian Indonesia dan yang lebih utama lagi bagi peningkatan derajat kesehatan manusia Indonesia. Dalam upaya pelaksanaan Rencana Aksi Kegiatan maka harus melibatkan berbagai sektor, baik internal antar subdirektorat dan subbagian TU maupun pihak eksternal dari bidang akademik, laboratorium, asosiasi maupun stake holder lain yang terkait. Dalam rangka menghadapi perkembangan internal maupun eksternal, tidak tertutup kemungkinan untuk dilakukan penyesuaian terhadap substansi maupun editorial Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga tahun sesuai dengan dinamika pemerintahan dan pembangunan kesehatan.

Oleh : drg. Arianti Anaya, MKM Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT Bali, 4 Mei 2018

Oleh : drg. Arianti Anaya, MKM Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT Bali, 4 Mei 2018 1 Oleh : drg. Arianti Anaya, MKM Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT Bali, 4 Mei 2018 DEFINISI 2 ALAT KESEHATAN instrumen, apparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA Tahun 2016

LAPORAN KINERJA Tahun 2016 LAPORAN KINERJA Tahun 2016 DIREKTORAT PENILAIAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2017 Direktorat

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2015 2019 DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2015 KATA PENGANTAR Rencana

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014 DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2015 DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Da

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1563, 2014 KEMENKES. Alat Kesehatan. Perbekalan Kesehatan. Rumah Tangga. Perusahaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNDANG-UNDANG KESEHATAN Pasal 106 NO. 36 TAHUN 2009 Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabaenan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabaenan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.475, 2016 KEMENKES. Impor. Barang Komplementer. Rekomendasi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG REKOMENDASI UNTUK MENDAPATKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG PENGAWASAN TATA NIAGA IMPOR ALAT KESEHATAN, ALAT KESEHATAN DIAGNOSTIK IN VITRO, DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DI BIDANG ALAT KESEHATAN DALAM ANTISIPASI GLOBALISASI

KEBIJAKAN DI BIDANG ALAT KESEHATAN DALAM ANTISIPASI GLOBALISASI KEBIJAKAN DI BIDANG ALAT KESEHATAN DALAM ANTISIPASI GLOBALISASI POKOK BAHASAN 1. Dasar Hukum 2. Strategi Pembinaan Alat Kesehatan 3. Harmonisasi Regulasi Alat Kesehatan 4. Pengawasan di Bidang Alat Kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TAHUN 2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TAHUN 2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TAHUN 2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2015 2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.793, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Laksana. Penataan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TATALAKSANA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS GIZI: Magnitude dalam Membanguan Manusia dan Masyarakat Permasalahan gizi merupakan permasalahan sangat mendasar bagi manusia Bagi Indonesia, permasalahan ini sangat

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan Tahun

Rencana Aksi Kegiatan Tahun Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019 DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhaanahu Wa Ta ala, Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2017

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR KEP.56/M.PPN/HK/03/2015 TENTANG RENCANA PEMANFAATAN HIBAH TAHUN 2015-2019 MENTERI PERENCANAAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG REKOMENDASI UNTUK MENDAPATKAN PERSETUJUAN IMPOR BARANG KOMPLEMENTER, BARANG UNTUK KEPERLUAN TES PASAR, DAN PELAYANAN PURNA JUAL

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Lampiran : I 1. Nama Organisasi : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN WONOSOBO

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN Jakarta, 12 Mei 2015 1 OUTLINE A. DASAR HUKUM B. PEMBAGIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN NEGARA C. SIKLUS PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2010 BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-015.12-0/2015 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN p PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 DENGAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR

Lebih terperinci

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019 UIKA Bogor, 15 Maret 2016 Departemen Perbankan Syariah AGENDA I. Pendahuluan II. Dasar Pemikiran Ekonomi dan Perbankan Syariah III. Kondisi dan Isu Strategis

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAN ARAH KEBIJAKAN BUMD, BLUD DAN BMD DALAM PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2019

GAMBARAN UMUM DAN ARAH KEBIJAKAN BUMD, BLUD DAN BMD DALAM PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2019 GAMBARAN UMUM DAN ARAH KEBIJAKAN BUMD, BLUD DAN BMD DALAM PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2019 Disampaikan Oleh : DR. HARI NUR CAHYA MURNI, M.Si Direktur BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah, Ditjen

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun 2015-2019 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 PENDAHULUAN... 4 Latar Belakang... 4 Landasan Hukum. 5 Tugas Pokok dan Fungsi. 6 SASARAN KEGIATAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon ARAH DAN SASARAN PEMBINAAN PENGELOLAAN APBN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

1. Dasar Hukum 2. Tugas Pokok dan Fungsi 3. Restruktur Organisasi 4. Strategi Pengamanan Alat Kes dan PKRT 5. Sertifikat Produksi 6. Ijin Edar 7.

1. Dasar Hukum 2. Tugas Pokok dan Fungsi 3. Restruktur Organisasi 4. Strategi Pengamanan Alat Kes dan PKRT 5. Sertifikat Produksi 6. Ijin Edar 7. Dra Nasirah Bahaudin Apt MM Dra Nasirah Bahaudin Apt MM Direktur Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Bogor, 1 Maret 2011 1. Dasar Hukum 2. Tugas Pokok dan Fungsi 3. Restruktur Organisasi 4. Strategi

Lebih terperinci

Roadmap Keuangan Syariah Indonesia

Roadmap Keuangan Syariah Indonesia Roadmap Keuangan Syariah Indonesia 2015-2019 Keselarasan Nilai Ekonomi Syariah Nilai-nilai ekonomi syariah memiliki kesamaan dengan nilai-nilai luhur dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia 7 Keselarasan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN DITJEN BINFAR DAN ALKES KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JL. H.R. RASUNA SAID

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TATA CARA REGISTRASI DAN IZIN EDAR PRODUK DIAGNOSTIK INVITRO KATEGORI HEMATOLOGI KLINIK

UNIVERSITAS INDONESIA TATA CARA REGISTRASI DAN IZIN EDAR PRODUK DIAGNOSTIK INVITRO KATEGORI HEMATOLOGI KLINIK UNIVERSITAS INDONESIA TATA CARA REGISTRASI DAN IZIN EDAR PRODUK DIAGNOSTIK INVITRO KATEGORI HEMATOLOGI KLINIK TUGAS KHUSUSS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER TRI SETIAWAN, S. Farm. 1006754075 ANGKATAN LXXIII

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 63, 2016 KEMENHUB. Badan Penelola Transportasi JABODETABEK. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 3 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

LOGO. Dasar Penyelenggaraan SIKN dan JIKN

LOGO. Dasar Penyelenggaraan SIKN dan JIKN 1 1 Dasar Penyelenggaraan SIKN dan JIKN 2 Undang-Undang No. 43 Th. 2009 TUJUAN PENYELENGGGARAAN KEARSIPAN NASIONAL (UU No. 43 Th. 2009 Psl. 3) 1.Menjamin terciptanya arsip pada pencipta arsip yaitu dari

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017 REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017 Dalam APBN TA 2017, anggaran Kementerian Kesehatan sebesar Rp58,27 triliun atau menurun sebesar 8,07 persen dibandingkan dengan alokasi anggaran

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA LAKSANA UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI LATIHAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU Oleh : Kasubbag Renkeu Kanwil Kemenag

KEBIJAKAN PENGANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU Oleh : Kasubbag Renkeu Kanwil Kemenag KEBIJAKAN PENGANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU 2016 Oleh : Kasubbag Renkeu Kanwil Kemenag VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG Keamanan nasional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Evaluasi Permohonan Persetujuan Denah/RIP Sarana Produksi Kosmetik dan Obat Tradisional

Evaluasi Permohonan Persetujuan Denah/RIP Sarana Produksi Kosmetik dan Obat Tradisional Evaluasi Permohonan Persetujuan Denah/RIP Sarana Produksi Kosmetik dan Obat Tradisional Dra. Indriaty Tubagus, Apt., M.Kes. Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Provinsi Kepulauan Bangka

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2018 Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT, Ir. Sodikin Sadek, M.Kes NIP

Jakarta, Januari 2018 Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT, Ir. Sodikin Sadek, M.Kes NIP LAPORAN AKUNTABI LI TAS KI NERJ A TA. KEMENTERI AN KESEHATAN RI DI REKTORAT J ENDERALKEFARMASI AN DAN ALAT KESEHATAN DI REKTORAT PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA TAHUN KATA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 4029-0066-4219-0429 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RANCANGAN REVISI PP 38/2007 DAN NSPK DI LINGKUNGAN DITJEN BINFAR DAN ALKES Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan DISAMPAIKAN PADA SEMILOKA REVISI PP38/2007 DAN NSPK : IMPLIKASINYA TERHADAP

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 Bandung, 11 Januari 2018 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 A. Program Kerja 2018 2 Visi-Misi Pembangunan 2015-2019 VISI : Terwujudnya

Lebih terperinci

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73 C. Pengelolaan Keuangan... 67 BAB IV PENUTUP... 73 Kesimpulan... 73 LAMPIRAN : - Pernyataan Telah Direviu - Formulir Checklist Reviu - Reviu Matrik Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2010-

Lebih terperinci