KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER COLORECTAL YANG RAWAT INAP DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : Tuhozaro Zendrato NIM.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER COLORECTAL YANG RAWAT INAP DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : Tuhozaro Zendrato NIM."

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER COLORECTAL YANG RAWAT INAP DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : Tuhozaro Zendrato NIM FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER COLORECTAL YANG RAWAT INAP DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh : Tuhozaro Zendrato NIM FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

3 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER COLORECTAL YANG RAWAT INAP DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : Tuhozaro Zendrato NIM Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 25 Februari 2009 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji Ketua Penguji Penguji I Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH drh. Rasmaliah, MKes NIP NIP Penguji II Penguji III dr. Achsan Harahap, MPH Drs. Jemadi, MKes NIP NIP Medan, Maret 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dekan, dr. Ria Masniari Lubis, MSi NIP

4 ABSTRAK Kanker Colorectal merupakan salah satu jenis kanker dimana di dunia menempati urutan ke 3 dalam frekuensinya dan merupakan penyebab kematian nomor 4 karena kanker. Penderita kanker colorectal di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun meningkat, tahun 2005 sebanyak 39 kasus, tahun 2006 sebanyak 68 kasus, tahun 2007 sebanyak 103 kasus. Jenis penelitian adalah studi deskriptif dengan desain case series dan dilanjutkan dengan analisa statistik. Populasi adalah penderita kanker colorectal yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun yaitu sebanyak 210 orang. Sampel sebanyak 138 orang yang dipilih secara simple random sampling. Proporsi Penderita kanker colorectal terbanyak pada kelompok umur 40 tahun 73,2%, laki-laki 58%, suku Batak 58,7%, agama Islam 58,7%, SLTA/Sederajat 32,6%, pekerjaan IRT 25,4%, kawin 87%, lokasi kanker di rektum 60,1%, keluhan utama Sulit BAB dan keluar darah sewaktu BAB 60,9%, penatalaksanaan medis non bedah 69,6%, Lama rawatan rata-rata 16,28 hari, Pulang Berobat Jalan (PBJ) 69,6%, dengan CFR 12,3%. Hasil uji Chi-square diperoleh tidak ada perbedaan yang bermakna pada jenis kelamin berdasarkan lokasi kanker colorectal (p = 0,147). Hasil uji anova diperoleh tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan keadaan sewaktu pulang (p = 0,482) Diharapkan kepada masyarakat terutama yang mempunyai keluhan BAB berdarah hendaknya sedini mungkin memeriksakan diri ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. Diharapkan pihak RSUP H. Adam Malik Medan untuk melengkapi pencatatan rekam medik seperti pendidikan, pekerjaan, riwayat penyakit, stadium klinik. Kata Kunci : Kanker Colorectal, Karakteristik penderita

5 ABSTRACT Based on frequency of cancer in the world colorectal cancer take rangking on the 3 th and represent the 4 th cause of death number of all cancers. Total number of patients of colorectal cancer are increasing, 39 cases in 2005, 68 cases in 2006 and 103 in This study using case series design and continued with the statistical analysis. Population are in patients of colorectal cancer at RSUP H. Adam Malik Medan from year of as much as 210 patients. Sample is chosen by using simple random sampling and there was 138 patients. Proportion of patients of colorectal cancer at age group 40 year 73,2%, men 58%, Batak 58,7%, Islam 58,7%, High school / on an equal 32,6%, housewife 25,4%, married 87%, location of cancer in rectum 60,1%, obstipation and blood stool 60,9%, non surgical intervention 69,6%, average length of stay 16,28 day, discharged and becoming out patient 69,6%, and CFR 12,3%. Chi-Square test shows that there is no significant difference gender with location of colorectal cancer ( p = 0,147). Anova test shows that there is no significant difference average length of stay with condition patient are discharged ( p = 0,482) It is encouraged to those who are having difficult in defecating and having experienced with blood stool to immediately to get sigmoidoscopy and also colonoscopy. It is encouraged to RSUP H. Adam Malik Medan fill in the medicalrecord completely including education, job, disease history and clinic stadium of all patients. Key word : Colorectal cancer, The patients characteristic

6 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Tuhozaro Zendrato Tempat/Tanggal lahir : Bawodesolo/12 September 1985 Agama : Kristen Protestan Status Perkawinan : Belum Kawin Jumlah Bersaudara : 3 orang Nama Ayah : Sochiwolo o Zendrato (Alm) Nama Ibu : Yuniria Zendrato Alamat Rumah : Desa Bawodesolo Kecamatan Gunungsitoli-Nias Sumatera Utara Riwayat Pendidikan Tahun : SD N No Simanaere Bawodesolo Tahun : SLTP N 4 Gunungsitoli Tahun : SMA Swasta Pembda 1 Gunungsitoli Tahun : FKM USU Medan

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Karakteristik Penderita Penyakit Kanker Colorectal Yang Rawat Inap Di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi. selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH. selaku ketua Departemen Epidemiologi FKM USU dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 3. Ibu drh. Rasmaliah, MKes. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 4. Bapak dr. Achsan Harahap, MPH. selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberi banyak masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Jemadi, MKes. selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberi banyak masukan demi kesempurnaan skripsi ini. i

8 6. Kepada Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS selaku dosen pembimbing akademik selama perkuliahan di FKM 7. Selaku Dosen dan Staf Departemen Epidemiologi FKM USU 8. Direktur RSUP.H. Adam Malik Medan yang telah memberi izin bagi penulis untuk melakukan penelitian ini. 9. Buat keluargaku Papa( SW. Zendrato/Alm), Mama (Y. Zendrato), Kakak (Netti festiliani Zendrato), Abang (Elirama Zendrato) yang selalu sayang, setia dan sabar dalam memberikan dukungan semangat dan doa kepada penulis. 10. Buat Erna ( Na-Chy) yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 11. Buat kelompok Shine of GOD ( B Asron, Iwan, Zaro ) atas kebersamaan dan dukungan yang diberikan. 12. Rekan-rekan peminatan Epidemiologi yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala motivasi dan kebersamaannya. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai kita. Medan, Maret 2009 Tuhozaro Zendrato ii

9 DAFTAR ISI Halaman Pengesahan Abstrak Daftar Riwayat Hidup Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian... 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi kanker colorectal Anatomi Colon dan Rectum Fungsi Colon dan Rectum Epidemiologi Frekuensi dan Distribusi Determinan Penyebab Gambaran Klinis Patologi Klasifikasi Diagnosis Prosedur diagnosis pada pasien dengan gejala Laboratorium Pemeriksaan Radiologi Kolonoskopi Evaluasi Histologi Penapisan Pasien Tanpa Gejala Penatalaksanaan dan Prognosis Pencegahan Pengobatan BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep Defenisi Operasional Variabel iii

10 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel Teknik Pengambilan sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisa Data BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Sosiodemografi Penderita Kanker Colorectal Lokasi Kanker Penderita Kanker Colorectal Stadium Klinis Keluhan Utama Penderita Kanker Colorectal Kombinasi Keluhan Utama Penderita Kanker Colorectal Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Colorectal Lama rawatan rata-rata Penderita Kanker Colorectal Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Colorectal Analisa Statistik Jenis Kelamin Berdasarkan Lokasi Kanker Keadaan Sewaktu Pulang berdasarkan Penatalaksanaan Medis Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Distribusi Sosiodemografi Penderita Kanker Colorectal Umur Jenis Kelamin Suku Agama Pendidikan Pekerjaan Status Perkawinan Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Lokasi Kanker Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keluhan Utama Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Kombinasi Keluhan Utama Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Penatalaksanaan Medis iv

11 6.7. Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Analisa Statistik Jenis Kelamin Berdasarkan Letak Kanker Keadaan Sewaktu Pulang berdasarkan Penatalaksanaan Medis Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1 : Master Data Penderita kanker colorectal Lampiran 2 : Hasil Pengolahan Statistik Lampiran 3 : Surat Penelitian v

12 DAFTAR TABEL Tabel 5.1. Tabel 5.2. Tabel 5.3. Tabel 5.4. Tabel 5.5. Tabel 5.6. Tabel 5.7. Tabel 5.8. Tabel 5.9. Tabel Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Sosiodemografi di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Kanker Colorectal Berdasarkan Lokasi Kanker yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Kanker Colorectal Berdasarkan Keluhan Utama yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Kanker Colorectal Berdasarkan Kombinasi Keluhan Utama yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Kanker Colorectal Berdasarkan Penatalaksanaan Medis yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Kanker Colorectal Berdasarkan Lama Rawatan rata-rata yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Kanker Colorectal Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Lokasi Kanker Penderita Penyakit Kanker Colorectal yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penderita Penyakit Kanker Colorectal yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Penyakit Kanker Colorectal yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun vi

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Anatomi Colon dan Rectum... 8 Gambar 6.1. Gambar 6.2. Gambar 6.3. Gambar 6.4. Diagram Pie Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Umur di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Diagram Pie Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Diagram Bar Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Suku di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Diagram Pie Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Agama di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar 6.5. Diagram Pie Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Pendidikan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar 6.6. Diagram Bar Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Pekerjaan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar 6.7. Gambar 6.8. Gambar 6.9. Diagram Pie Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Pekerjaan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Diagram Pie Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Lokasi Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Diagram Bar Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keluhan Utama di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Bar Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Kombinasi Keluhan Utama di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Pie Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Pie Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun vii

14 Gambar Diagram Bar Jenis Kelamin Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Lokasi Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Bar Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun viii

15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan industri dan teknologi telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat, serta situasi lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya polusi lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan meningkatnya kasus penyakit tidak menular. 1 Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular dan merupakan salah satu penyebab yang paling umum keadaan kesakitan dan kematian. WHO tahun 2002 melaporkan lebih dari 10 juta kasus baru dan lebih dari 6 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia. Kanker juga penyebab kematian dengan Proportional Mortality Rate (PMR) 20% di negara-negara industri dan Proportional Mortality Rate (PMR) 10% di negara-negara berkembang. 2 WHO memprediksikan bahwa tahun 2015 kematian karena kanker di dunia akan terus meningkat dengan estimasi 9 juta orang dari jumlah orang yang menderita kanker keseluruhan. 3 Pada tahun 2020 diperkirakan akan ada setiap tahun dengan 15 juta kasus kanker baru dan 10 juta kematian kanker. 2 Pada tahun 2030 kematian akibat kanker menjadi 11.4 juta orang dengan 8.9 juta. 3 Kanker Colorectal merupakan salah satu jenis kanker yang terjadi pada mukosa colon atau rectum, dimana di dunia menempati urutan ke 3 dalam frekuensinya dan merupakan penyebab kematian nomor 4 karena kanker. 4 1

16 2 Menurut WHO, penyakit kanker colorectal pada tahun 2007 paling banyak ditemukan di Amerika Utara, Australia, Selandia baru dan sebagian Eropa. Kanker colorectal juga penyebab kematian kedua terbanyak dari seluruh pasien kanker di Amerika Serikat, lebih dari kasus baru terdiagnosis setiap tahunnya dengan angka kematian per tahun mendekati angka orang. Berdasarkan laporan surveilans Amerika Serikat, kasus kanker colorectal pada tahun 2007 diperkirakan mencapai (10,0%) pada laki-laki dengan angka kematian (9,0%) dan (11,0 %) pada perempuan dengan angka kematian (10,0%). 4 Berdasarkan Laporan Profil Kesehatan beberapa Negara, kanker colorectal di Australia pada tahun mencapai orang dengan CFR 32,52 %. Sedangkan di Singapura kanker colorectal sebanyak orang dengan CFR 22,96 %. 5 Neoplasma/Tumor menunjukkan peningkatan peringkat pada pola penyakit penyebab kematian umum di Indonesia. Pada SKRT 1992, Neoplasma menempati urutan ke-10 dengan proporsi 4,4 %, pada SKRT 1995 menempati urutan ke-9 dengan proporsi 5,0 %. 1 Laporan data dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI tahun 2005 kasus kanker colorectal di seluruh Rumah Sakit se- Indonesia adalah kasus (8,2%), dan tahun 2006 adalah kasus (8.11%) dari seluruh penyakit kanker. 1,6 Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta pada tahun 2001 di RS Dharmais terdapat 15 (6,5%) kasus kanker colon dari 232 pada pasien yang dikolonoskopi. Sedangkan di RSCM tahun terdapat 224 kasus kanker colon. 7

17 3 Berdasarkan penelitian oleh Naibaho D.Nella di Rumah Sakit Adam Malik Medan tahun didapatkan jumlah penderita sebanyak 98 orang. Penelitian Tampubolon Alina Rosmauli di RSU Pirngadi Medan tahun terdapat kasus colorectal sebanyak 83 orang. 8,9 Berdasarkan survei pendahuluan di RSUP. H. Adam Malik diperoleh jumlah penderita kanker colorectal tahun sebanyak 210 orang, dengan perincian tahun 2005 sebanyak 39 orang, tahun 2006 sebanyak 68 orang dan tahun 2007 sebanyak 103 orang. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diketahui karakteristik penderita penyakit kanker colorectal yang rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun Perumusan Masalah Belum diketahuinya karakteristik penderita kanker colorectal yang rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun

18 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker colorectal yang rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita menurut sosio demografi (Umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan). b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita berdasarkan lokasi kanker. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita berdasarkan stadium klinis. d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita berdasarkan keluhan utama. e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita berdasarkan penatalaksanaan medis yang didapatkan penderita kanker. f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita berdasarkan lama rawatan rata-rata penderita. g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita berdasarkan keadaan sewaktu pulang. h. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan lokasi kanker. i. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan penatalaksanaan Medis. j. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

19 Manfaat Penelitian Sebagai masukan dan memberikan informasi bagi pihak RSUP. H. Adam Malik terutama pembuat keputusan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dalam perawatan dan pengobatan bagi penderita kanker colorectal Sebagai bahan masukan dan sarana bagi penulis untuk meningkatkan pengetahuan tentang kanker colorectal serta menambah pengalaman dalam menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama masa perkuliahan khususnya dalam melakukan penelitian ini Sebagai bahan masukan untuk penelitian lain terutama yang berhubungan dengan penyakit kanker colorectal.

20 2.1. Defenisi Kanker Colorectal BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kanker colorectal adalah kanker yang menyerang colon sampai ke dubur. Sebagian besar kanker colorectal berasal dari adenokarsinoma. Adenoma atau polip pada colorectal dapat diangkat dengan mudah hanya saja jarang menimbulkan gejala apapun, sehingga tidak terdeteksi dalam waktu cukup lama hingga berkembang menjadi kanker colorectal. Kanker colorectal dapat berdarah sebagai bagian dari tumor yang rapuh dan mengalami ulserasi Anatomi Colon dan Rectum Colon mempunyai panjang sekitar 1,5 meter dan terbentang dari ileum terminalis sampai anus. Diameternya terbesar (8,5 cm) dalam caecum, berkurang menjadi 2,5 cm dalam colon sigmoideum dan menjadi sedikit lebih berdilatasi dalam rectum. 12 Colon dapat dibedakan dari usus halus dengan ukurannya yang lebih besar dan adanya taenia coli dan epiploicae taenia coli. Taenia coli adalah 3 pita serat otot longitudinal pada bagian luar colon dan memendek daripada seluruh dinding usus menyebabkan gambaran berkerut, epiploicae taenia coli adalah umbai peritoneum yang mengandung lemak pada permukaan caecum. 13 Colon merupakan lanjutan dari usus halus yang tersusun seperti huruf U terbalik dan mengelilingi usus halus yang terbentang dari valvula ileoccaecalis sampai ke anus. 14 6

21 7 Struktur Colon dan Rectum : Caecum Caecum terletak di daerah iliaka kanan dan menempel pada otot iliopsoas. Caecum membentuk kantung buntu di bawah taut antara usus halus dan colon di katup ilocaecum. Tonjolan kecil mirip jari di dasar caecum adalah apendiks, jaringan limfoid yang mengandung limfosit Ascendens colon Bagian ini memanjang dari caecum ke fossa iliaka kanan sampai ke sebelah kanan abdomen. Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan, dan di bawah hati membelok ke kiri, lengkungan ini disebut flexura hepatica (flexura koli dekstra) dan dilanjutkan dengan colon transverses Tranverse colon Panjangnya lebih kurang 38 cm, membujur dari ascendens colon sampai ke descendens colon, berada di bawah abdomen sebelah kanan tepat belokan yang disebut flexura lienalis ( flexura koli sinistra ), dan mempunyai mesentrium yang melekat pada permukaan posterior tirai omentum mayus Descendens colon Panjangnya lebih kurang 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri, dari atas ke bawah, dari depan flexura linealis sampai di depan ileum kiri, bersambung dengan sigmoid, dan di belakang peritoneum (retroperitoneal) Sigmoid colon Bagian ini merupakan lanjutan dari descendens colon. Panjangnya 40 cm terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri, berbentuk huruf S.

22 Rectum Rectum 10 cm terbawah dari colon, dimulai pada colon sigmodeus dan berakhir pada saluran anal yang ± 3 cm panjangnya. Saluran ini berakhir ke dalam anus yang dijaga oleh otot internal dan eksternal. 15 Bagian ini merupakan lanjutan dari colon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus sepanjang 12 cm yang di mulai dari pertengahan sacrum dan berakhir pada kanalis anus. Rectum terletak dalam rongga pelvis di depan os sacrum dan os coccygis. 14 Gambar.1. Anatomi colon dan rectum

23 Fungsi Colon dan Rectum Colon mengabsorbsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat, colon hanya memproduksi mukus, sekresinya tidak mengandung enzim atau hormon pencernaan. 16 Mukus menghasilkan pelumasan untuk memudahkan feses lewat, - sedangkan HCO 3 menetralkan asam-asam iritan yang dihasilkan oleh penetrasi lokal bakteri. Dari 500 ml bahan yang masuk ke colon setiap harinya, colon dalam keadaan normal dapat menyerap 350 ml, meninggalkan 150 g feses untuk dikeluarkan dari tubuh setiap hari. 17 Fungsi rectum berhubungan dengan defekasi sebagai hasil reflek. Pengeluaran feses dari rectum terjadi karena gerakan peristaltik colon sehingga feses masuk ke dalam rectum. Akibat masuknya feses ke dalam rectum, terjadi peregangan rectum sehingga menimbulkan rangsangan untuk mengeluarkan feses dari rectum. 18 Bila peregangan dari rectum begitu kuat sehingga merupakan rangsangan yang cukup dalam suatu proses defekasi, maka terjadi kontraksi pada colon dan terjadi kontraksi pada colon dan terjadi relaksasi otot-otot lingkar anus (internal anal sphincter dan external anal sphincter). Feses akan dapat diekskresikan dan kedua macam otot lingkar tersebut mencegah keluarnya feses dari rectum sebelum dari regangan yang merupakan rangsangan bagi terjadinya defekasi. 18

24 Epidemiologi Frekuensi dan Distribusi Insiden kanker colorectal meningkat sejalan dengan meningkatnya usia dan secara keseluruhan telah meningkat dalam 50 tahun terakhir. 19 Usia rata-rata pada waktu diagnosis adalah 50 tahun. 20 Kanker colon pada lansia berhubungan erat dengan karsinogen diet. 21 Kanker colorectal sering terjadi di Amerika Utara dan Eropa dan jarang terjadi di Asia, Afrika dan Amerika Selatan. 22 Di Amerika Serikat menurut New England Medicine Journal tahun 2005, terdapat kasus baru dan diperkirakan meninggal sepanjang Di Amerika utara tahun 2007 kanker colorectal menempati urutan ke empat dengan proporsi kasus 11.7 %. 5 Eropa sebagai salah satu negara maju dengan angka kesakitan kanker colorectal yang tinggi. Pada tahun 2004 terdapat kasus dan kematian karena kanker, kanker colorectal menduduki peringkat kedua pada angka insiden dan mortalitas. 23 Insidens kanker colorectal di Indonesia cukup tinggi, demikian juga angka kematiannya. Pada tahun 2002 kanker colorectal menduduki peringkat kedua pada kasus kanker yang terdapat pada pria, sedangkan pada wanita kanker colorectal menduduki peringkat ketiga dari semua kasus kanker. Pada kebanyakan kasus kanker, terdapat variasi geografik pada insiden yang ditemukan, yang mencerminkan perbedaan sosial ekonomi dan kepadatan penduduk, terutama antara negara maju dan berkembang. 24

25 Determinan a. Pengaruh Lingkungan Lingkungan berperan penting pada kejadian kanker colorectal. Resiko mendapat kanker colorectal meningkat pada masyarakat yang bermigrasi dari wilayah dengan insiden kanker colorectal rendah ke wilayah yang insidennya tinggi. Hal ini menambah bukti bahwa lingkungan dengan perbedaan pola makanan berpengaruh pada karsinogenesis. 25 Pada masyarakat dengan konsumsi serat rendah disertai dengan insiden kanker colorectal yang tinggi. Keseringan minum alkohol meningkatkan 2 sampai 3 kali lipat kejadian kanker colorectal. 25 b. Pengaruh Genetik Keluarga dengan insiden kanker yang tinggi dalam tempat anatomi lain, seperti endometrium, ovarium dan payudara mempunyai resiko keganasan lebih dari normal. Disamping itu, resiko spesifik kanker colorectal dalam keluarga pasien kanker colorectal, tiga kali lebih besar daripada dalam populasi normal. Jika anggota keluarga menderita beberapa kanker colorectal dalam keluarganya muncul 5 sampai 10 tahun lebih dini dibandingkan yang diperkirakan Penyebab Penyebab kanker colorectal belum diketahui. Tingginya angka kesakitan di negara maju diperkirakan asupan makanan yang mengandung tinggi lemak hewani dan rendah serat. Makanan tersebut menghasilkan tinja yang kecil dan keras dengan

26 12 gerakan yang lambat melalui colon, memungkinkan bahan karsinogenik tetap kontak dengan mukosa untuk jangka waktu yang lebih lama. 22 Kanker colorectal timbul melalui interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan faktor lingkungan, namun beberapa kelainan di colon dapat menyebabkan terjadinya kanker misalnya : Familial poliposis Familial poliposis dilaporkan pertama kali oleh Lockhart Mummey pada tahun Penyakit ini penting mengingat bahwa gejala-gejala yang diberikan adalah berat dan sebagaimana biasanya mengalami degenerasi maligna. Poliposis sebagai proliferasi epiler granduler membrane mukosa dari colon biasanya pertama kali bersifat benigna. Bila telah berubah menjadi maligna, maka tumor tumbuh menjadi besar dan berwarna lebih gelap dan mungkin mengalami ulserasi. Bila tak diobati, maka beberapa tahun kemudian akan timbul kanker colon. Jarak antara permulaan timbul keluhan dengan degenerasi maligna ± 15 tahun. Sehingga dengan demikian maka pada penderita yang tidak diobati dengan kemungkinan timbulnya kanker di colon ialah sekitar pada permulaan umur 35 tahun Adenoma tubular (Adenoma Polipoid) Secara histologi, adenoma tubular merupakan neoplasma jinak kelenjar yang tergabung di atas otot adenoma tubular merupakan lesi praganas. Meskipun resiko terjadinya kanker kecil (1-3%), seringnya polip ini pada populasi menjadikan polip ini sebagai lesi prakanker yang penting. Perkembangan kanker didahului dengan peningkatan displasia epitel. Resiko terjadinya kanker meningkat dengan bertambahnya ukuran dan jumlah polip. 22

27 Adenoma Vilosa Adenoma vilosa jarang terjadi, berjumlah kurang dari 10% adenoma colon. Biasanya terjadi pada usia tua sebagai suatu lesi soliter besar. Lokasi tersering adalah di rectum. Secara histologis, adenoma vilosa terdiri dari proliferasi neoplastik sel epitel colon yang kemudian membentuk penonjolan papilar panjang seperti jari atau vilosa. Adenoma vilosa mempunyai insiden kanker 30-70% Kolitis Ulserativa Kolitis ulserativa adalah penyakit kronik yang ditandai oleh peradangan tunika mukosa dan tela submukosa colon. Peradangan dan panjang colon yang terlibat bervariasi luas. Kolitis ulserativa sering juga menyebabkan terjadinya kanker dari colon dan paling banyak terdapat di segmen proximal dari colon Gambaran Klinis 23 Tidak ada gambaran yang khas dari kanker colon. Gejala-gejalanya bermacam-macam berlainan pada penderita yang satu dengan yang lain bergantung kepada lokalisasinya Carsinoma caecum, biasanya tanpa keluhan untuk waktu yang lama. Mungkin ada keluhan rasa tak enak di perut kanan bawah untuk waktu lama, tetapi ternyata penderita jatuh dalam keadaan anemi Carsinoma ascendens colon, biasanya mempunyai keluhan, misalnya mengeluh karena rasa nyeri. Mula-mula timbul sindroma dispepsi: keluhankeluhan tidak menunjukkan ke daerah colon tetapi kadang-kadang gambaran klinik seperti pada penyakit vesika fellea yang kronik. Rasa tak enak di perut

28 14 kanan atas timbul, yang kemudian disertai rasa penuh di perut, anoreksia, nausea. Kadang-kadang badan menjadi lemas. Tumor makin nyata. Berat badan mulai menurun dan makin anemis yang mungkin karena adanya perdarahan. Darah biasanya bercampur dengan isi colon Carsinoma transverse colon, jarang memberi keluhan, demikian pula fungsi colon tak terganggu. Walaupun adanya melena yang periodik Kalau ada keluhan biasanya telah mengalami metastase ke paru-paru, hepar Carsinoma descendens colon, keluhan nyeri di perut sering mendahului dan sering diajukan. Selain daripada itu ada kebiasaan defekasi, dengan konstipasi atau diare atau keduanya. Biasanya tinja disertai darah. Obstruksi komplet agak sering terjadi atau adanya penyempitan Carsinoma Sigmoid colon, gejala-gejala yang sering timbul yaitu timbulnya perubahan kebiasaan defekasi, dengan konstipasi atau diare atau keduanya, dimana bentuk tinja lendir dan darah. Rasa nyeri timbul sering dengan kolitik terutama di abdomen kiri bawah sering terjadi obstruksi Carsinoma rectum dan rektosigmoid, sering terjadi gangguan defekasi, misalnya konstipasi atau diare. Sering terjadi perdarahan yang segar dan sering campur lendir,berat badan menurun. Perlu diketahui bahwa rasa nyeri tidak biasa pada kanker rectum. Kadang-kadang timbul tenesmi dan bahkan sering merupakan gejala utama.

29 Patologi Daerah rektosigmoid merupakan tempat sekitar 50% kanker colon, sisanya tersebar di seluruh colon. Terjadi kanker multiple pada 5% kasus. Kanker pada sisi kanan colon cenderung menjadi massa polipoid besar yang menonjol ke dalam lumen. Kanker sisi kiri cenderung untuk mengenai keliling usus dan sering terjadi kontriksi lumen. Kanker rectum paling sering merupakan ulkus ganas dengan tepi yang timbul dan mengalami eversi Klasifikasi 23 Berdasarkan besarnya diferensiasi sel, maka Broder 1920 membuat klasifikasi dalam empat tingkat yaitu : Grade I : Sel-sel anaplastik tak akan melebihi 25% Grade II : Sel-sel anaplastik terdapat antara 25-50% Grade III : Sel-sel anaplastik terdapat antaran 50-75% Grade IV : Sel-sel anaplastik terdapat lebih dari 75% Disamping klasifikasi yang berdasar atas diferensiasi sel, maka juga dikenal klasifikasi Dukes yang dibagi atas penyebaran sel kanker yaitu : Stadium I : kanker masih terbatas pada dinding rectum dan colon Stadium II : Terdapat penyebaran keluar dinding colon tetapi belum terjadi metastase ke kelenjar limfe Stadium III : Sudah terjadi metastase ke kelenjar limfe regional

30 16 Stadium IV : Terdapat metastase ke kelenjar limfe yang agak berjauhan atau ke pleksus limfatikus dan ke lain organ misalnya ke hepar pulmo Diagnosis Prosedur diagnosis pada pasien dengan gejala Keberadaan kanker colorectal dapat dikenali dari beberapa tanda seperti : anemia mikrositik, hematochesia (pengeluaran tinja berdarah), nyeri perut, berat badan turun atau perubahan defekasi, oleh sebab itu perlu segera dilakukan pemeriksaan endoskopi atau radiologi. Temuan darah samar di feses dapat memperkuat dugaan neoplasia Laboratorium Umumnya pemeriksaan laboratorium pada pasien adenoma colorectal memberikan hasil normal. Perdarahan intermitten dan polip yang besar dapat dideteksi melalui darah samar feses atau anemia defesiensi Fe Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan enema barium kontras ganda hanya mampu mendeteksi 50% polip colon dengan spesifitas 85%. Bagian rektosigmoid sering sulit untuk divisualisasi meskipun bila dibaca oleh ahli radiologi senior. Oleh karena itu pemeriksaan rektosigmoidoskopi masih diperlukan. Bilamana ada lesi yang mencurigakan pemeriksaan kolonoskopi diperlukan untuk biopsi. Pemeriksaan lumen barium teknik kontras ganda merupakan alternatif lain untuk kolonoskopi namun pemeriksaan ini sering tak bisa mendeteksi lesi berukuran kecil. Enema barium cukup

31 17 efektif untuk memeriksa bagian colon di balik stuktur yang tidak terjangkau dengan pemeriksaan kolonoskopi Kolonoskopi Kolonoskopi merupakan cara pemeriksaan mukosa colon yang sangat akurat dan dapat sekaligus melakukan biopsi pada lesi yang mencurigakan. Rasa tidak nyaman yang timbul sangat bergantung pada operator untuk itu sedikit obat penenang intravena akan sangat membantu meskipun ada resiko perforasi dan perdarahan, tetapi kejadian seperti ini < 0,5%. Kolonoskopi dengan enema barium, terutama untuk mendeteksi lesi kecil seperti adenoma. Kolonoskopi merupakan prosedur terbaik pada pasien yang diperkirakan ada polip colon. Kolonoskopi mempunyai sensitifitas 95% dan spesifitas 99% paling tinggi dibanding modalitas yang lain untuk mendeteksi polip adenomatosus Evaluasi Histologi Adenoma diklasifikasikan sesuai dengan gambaran histologi yang dominan. Yang paling sering adalah adenoma tubular (85%), adenoma tubulovilosum (10%) dan adenoma serrata (1%). Temuan sel atipik berat menunjukkan adanya fokus karsinomatus namun belum menyentuh membran basalis tetapi tidak melewati muskularis mukosa disebut karsinoma intra mukosa. Secara umum, resiko displasi berat atau adenokarsinoma berhubungan dengan ukuran polip dan dominasi jenis vilosum.

32 Penapisan Pasien Tanpa Gejala Sebenarnya kanker colorectal dapat diobati bilamana terdeteksi pada stadium dini. Saat ini usaha tersebut diarahkan untuk mendeteksi preneoplastik dan kanker dini. Penapisan pada masyarakat luas dilakukan dengan beberapa cara seperti : tes darah samar dari feses dan sigmoidoskopi Penatalaksanaan dan Prognosis Pembedahan Pembedahan perlu dilakukan pada sebagian besar kasus kanker colorectal. Luasnya reseksi usus tergantung pada lokasi tumor. Upaya reseksi harus dibuat setidaknya 5 cm dari usus normal ditiap sisi tumor, dan kelenjar getah bening regional juga harus direseksi Kemoterapi Kemoterapi dengan 5-fluourasil (5FU) memperbaiki angka harapan hidup pada kanker stasium II dan III Radioterapi Radioterapi preoperatif untuk menurunkan stadium Follow-up Pasien dengan riwayat kanker colorectal atau adenoma tubulovilosa colon sebelumnya harus menjalani koloskopi pemantauan Terapi Paliatif Walaupun pembedahan telah dipertimbangkan sebagai terapi tepat bagi pasien dengan kemungkinan terjadinya obstruksi colon, pemasangan stent logam yang bisa

33 mengembang sendiri pada tumor merupakan pendekatan alternatif bagi pengembangan obstruksi paliatif Pencegahan Beberapa cara pencegahan dapat yang dapat dilakukan adalah : Pencegahan Primordial 25 Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk kampanye cara makan sehat yaitu makan yang seimbang baik dalam menu maupun jumlah makanan yang dikonsumsi setiap hari sehingga mengurangi/mencegah keterpaparan terhadap bahan makanan yang bersifat karsinogenik. Beberapa jenis makanan tersebut antara lain : a. Susu Susu merupakan makanan yang kompleks dan dalam hubungannya dengan kanker colon dan rectum, susu mengandung zat-zat yang mungkin bersifat pencegah, terutama kandungan kalsium. Penelitian yang berhasil mengendalikan lemak dan energi dalam susu, menemukan susu sebagai faktor pencegah kanker colorectal. Produk susu yang difermentasikan seperti yoghurt dan penggunaan lactic bacterial dalam fermentasi susu mungkin menjadi faktor pencegah kanker colorectal. b. Sayuran dan Buah-buahan Sayuran dan buah merupakan salah satu pencegah kanker colorectal, selain kandungan seratnya, sayuran dan buah mengandung beberapa substansi yang telah diuji secara eksperimental merupakan zat anti kanker, yang meliputi karotenoid, vitamin C, vitamin E, dan lain-lain. Komponen-komponen memberikan efek

34 20 pencegahan terhadap kanker colorectal, sebagai antioksidan, penghambatan pembentukan nitrosamine, berfungsi sebagai agen diferensiasi sel Pencegahan Primer Deteksi dini kanker melalui penapisan (sebelum tanda dan gejala kanker timbul) sangat penting untuk meminimalkan ketidakmampuan penanganan kanker dengan cara mendeteksi tumor ketika masih kecil, juga dengan meningkatkan kesempatan untuk sembuh dan bertahan hidup dalam waktu yang panjang Pencegahan Sekunder Tindakan pengobatan yaitu tindakan bedah termasuk pengangkatan polip juga merupakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk kanker colorectal. Sebaiknya polip diangkat melalui polipektomi endoskopik, karena polip terutama yang adematosa, dapat menjadi kanker Pencegahan Tertier Perawatan terhadap penderita yang telah dibedah untuk mencegah kekambuhan kembali termasuk pengaturan pola makan dan cara hidup sehat Pengobatan Kemoprevensi Obat Antiinflamatori Nonsteroid (OAIN) termasuk aspirin dianggap berhubungan dengan penurunan mortalitas kanker colorectal. Beberapa OAIN seperti sulindac dan Celecoxib telah terbukti secara efektif menurunkan insiden berulangnya adenoma pada pasien dengan FAP (Familial Adenomatous polyposis). Data epidemiologi menunjukkan adanya penurunan resiko kanker di kalangan pemakai

35 21 OAIN namun bukti yang mendukung manfaat pemberian aspirin dan OAIN lainnya untuk mencegah kanker colorectal sporadik masih lemah Endoskopi dan Operasi Umumnya polip adenomentasi dapat diangkat dengan tindakan polipektomi. Bila ukuran <5 mm maka pengangkatan cukup dengan biopsi atau elektrokoagulasi bipolar. Disamping polipektomi kanker colorectal dapat diatasi dengan operasi. Indikasi untuk hemikeloktomi kanan adalah tumor di caecum, colon ascendens, colon transverse. tetapi lesi di flesura lienalis dan colon descendens diatasi dengan hemikolektomi kiri. Tumor di sigmoid dan rectum proksimal dapat diangkat dengan tindakan LAR (Low Anterior Resection). Angka mortalitas akibat operasi sekitar 5% tetapi bila operasi dikerjakan secara emergensi maka angka mortalitas menjadi lebih tinggi. reseksi terhadap metastasis di hati dapat memberikan hasil 25-35% rata-rata masa bebas tumor (disease free survival rate) Terapi Ajuvan Sepertiga pasien yang menjalani operasi kuratif akan mengalami rekurensi. Kemoterapi ajuvan dimaksudkan untuk menurunkan tingkat rekurensi kanker colorectal setelah operasi. Pasien Dukes stadium I jarang mengalami rekurensi sehingga tidak perlu terapi ajuvan. Pasien kanker colorectal Dukes stadium III yang mendapat levamisol dan 5 FU secara signifikan meningkatkan harapan hidup dan masa interval bebas tumor (disease free interval). Kemoterapi ajuvan tidak berpengaruh pada kanker colorectal Dukes stadium II. 11

36 22 Irinotecan (CPT 11) inhibitor topoisomer dapat memperpanjang masa harapan hidup. Oxaliplatin analog platinum juga memperbaiki respon setelah diberikan 5 FU dan leucovorin. 11

37 BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep Karakteristik penderita Kanker Colorectal 1. Sosio demografi ( umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan ) 2. Lokasi kanker 3. Keluhan Utama 4. Penatalaksanaan Medis 5. Lama Rawatan rata-rata 6. Keadaan Sewaktu Pulang 3.2 Defenisi Operasional Variabel Sesuai dengan masalah, tujuan, dan model penelitian maka defenisi operasionalnya adalah sebagai berikut : Penderita kanker colorectal adalah penderita yang dinyatakan menderita kanker colorectal berdasarkan diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik RSUP. H. Adam Malik Sosio Demografi dibedakan atas : a. Umur adalah usia penderita kanker colorectal seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik, yaitu : 1. < 40 tahun tahun 23

38 24 b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik, yaitu : 1. Laki-laki 2. Perempuan c. Suku adalah suku atau etnis penderita seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik, yaitu : 1. Batak 2. Jawa 3. Minang 4. Aceh 5. Melayu 6. Lain-lain d. Agama adalah keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh penderita seperti yang tercatat di kartu status rekam medik, yaitu : 1. Islam 2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik 4. Hindu 5. Budha e. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir penderita seperti yang tercatat di kartu status rekam medik, yaitu : 1. SD 2. SLTP/Sederajat 3. SLTA/Sederajat 4. Akademi/PT 5. Tidak tercatat

39 25 f. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita sehari-hari baik dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga maupun tidak seperti yang tercatat di kartu status rekam medik, yaitu : 1. PNS/TNI/POLRI 2. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 3. Wiraswasta 4. Pelajar/mahasiswa 5. Ibu Rumah tangga 6. Petani 7. Tidak tercatat g. Status perkawinan adalah riwayat perkawinan penderita seperti yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik. 1. Kawin 2. Tidak Kawin Lokasi kanker adalah lokasi dimana kanker colorectal ditemukan seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik, yaitu : 1. Colon 2. Rectum Stadium klinis adalah tingkat keparahan penyakit kanker kolorektal sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik 1. Ringan (stadium I dan II ) 2. Sedang (stadium II) 3. Berat (stadium III)

40 Keluhan utama adalah gejala utama yang diderita sebagai alasan untuk memasuki rumah sakit seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik, yaitu : 1. Sulit buang air besar (BAB) 2. BAB berdarah 3. Nyeri pada bagian perut bawah 4. Benjolan sekitar anus dan nyeri sekitar anus Penatalaksanaan medis yang diberikan adalah usaha yang dilakukan terhadap penderita sehubungan dengan tindakan penyembuhan seperti yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik, yaitu : 1. Bedah 2. Non-bedah (kemoterapi, radioterapi) 3. Bedah + Non-Bedah (menjalani penatalaksanaan medis 1 dan 2) Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penderita menjalani perawatan di rumah sakit dihitung rata-ratanya dari tanggal mulai dirawat sampai keluar seperti yang terdapat di kartu status Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita pada waktu pulang seperti yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik, yaitu : 1. Pulang berobat jalan (PBJ) 2. Pulang atas permintaan sendiri(paps) 3. Meninggal dunia

41 4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian case series. BAB 4 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan desain 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dengan pertimbangan bahwa di rumah sakit tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang kanker colorectal pada tahun serta memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian ini Waktu Penelitian Penelitian dilakukan sejak bulan Mei tahun 2008 sampai bulan Februari tahun 2008 berupa survei awal dan pencarian literatur kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data, pengolahan data serta konsultasi dan penulisan skripsi Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data penderita peyakit kanker colorectal yang rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun yaitu sebanyak 210 orang. 27

42 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian data penderita penyakit kanker colorectal yang rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun Sampel ditentukan dengan menggunakan rumus : n N = 1+ N( d 2 ) Keterangan : N : Jumlah populasi ( 210 orang ) d : Ketepatan yang diinginkan = 0,05 n : Jumlah sampel 210 n = (0,05) n = 210 1,525 n = 137,7 138 orang 4.4. Teknik pengambilan sampel Sampel diambil tiap-tiap tahun secara proporsional. Pengambilan sampel tiaptiap tahun digunakan dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling menggunakan program C-Survey.

43 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita kanker colorectal yang rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan, dan dicatat sesuai dengan variabel yang diteliti Teknik Analisa Data Data yang telah dikumpul, dicatat, diolah dengan menggunakan komputer program SPSS dan kemudian di analisa dengan uji chi-square, uji anova dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil disajikan dalam bentuk tabel, grafik bar, dan pie.

44 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Sosiodemografi Penderita Kanker Colorectal Distribusi proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan sosiodemografi yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Sosiodemografi di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun No Sosiodemografi f % 1 Umur < 40 tahun 40 tahun 2 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 3 Suku Batak Jawa Minang Aceh Melayu Lain-lain 37 26, ,2 Total , ,0 Total ,7 19,6 5,1 7,2 7,2 2,2 Total Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik ,7 37,0 4,3 Total Tingkat Pendidikan SD SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat Akademi/PT Tidak tercatat Total Pekerjaan PNS Pensiunan PNS Wiraswasta Pelajar/mahasiswa Ibu Rumah tangga Petani Tidak Tercatat ,2 2,9 23,9 5,1 25,4 15,9 19,6 Total Status Perkawinan Kawin Tidak Kawin ,8 17,4 32,6 6,5 16, , ,0 Total

45 31 Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat karakteristik penderita kanker colorectal rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan) adalah sebagai berikut : Penderita kanker colorectal berdasarkan kelompok umur adalah pada kelompok umur 40 tahun yaitu sebanyak 101 orang (73,2%), sedangkan pada kelompok umur < 40 tahun yaitu sebanyak 37 orang (26,8%). Penderita kanker colorectal berdasarkan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 80 orang (58,0%) sedangkan perempuan sebanyak 58 orang (42,0%). Penderita kanker colorectal berdasarkan suku terbanyak pada suku Batak yaitu sebanyak 81 orang (58,7%), kemudian suku Jawa 27 orang (19,6%), suku Aceh 10 orang (7,2%), suku Melayu 10 orang (7,2%), suku Minang 7 orang (5,1%) dan lain-lain sebanyak 3 orang (2,2%). Penderita kanker colorectal berdasarkan agama terbanyak agama Islam yaitu sebanyak 81 orang (58,7%), agama Kristen Protestan sebanyak 51 orang (37,0%), dan paling sedikit agama Kristen Katolik yaitu 6 orang (4,3%). Penderita kanker colorectal berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak adalah SLTA/Sederajat yaitu sebanyak 45 orang (32,6 %), kemudian SD 37 orang (26,8%), SLTP/Sederajat 24 orang (17,4%), Akademi/PT 9 orang (6,5%), dan yang tidak tercatat sebanyak 23 orang (16,7%). Penderita kanker colorectal berdasarkan pekerjaan terbanyak adalah IRT yaitu sebanyak 35 orang (25,4%), Wiraswasta 33 orang (23, 9%), Petani 22 orang (15,9%), PNS 10 orang (7,2%), Pelajar/Mahasiswa 7 orang (5,1 %), Pensiunan PNS 4 orang (2,9%), dan yang tidak tercatat sebanyak 27 orang (19,6%).

46 32 Penderita kanker colorectal berdasarkan status perkawinan, status kawin yaitu sebanyak 120 orang (87,0%), sedangkan tidak kawin sebanyak 18 orang (18,0%) Lokasi Kanker Penderita Kanker Colorectal Distribusi proporsi penderita kanker Colorectal berdasarkan lokasi kanker yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Kanker Colorectal Berdasarkan Lokasi Kanker yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun No Lokasi Kanker f Proporsi (%) 1 2 Colon Rectum ,9 60,1 Total Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat dilihat karakteristik penderita kanker colorectal rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun berdasarkan lokasi kanker adalah di rectum yaitu sebanyak 83 orang (60,1%), sedangkan di colon sebanyak 55 orang (39,9%) Stadium Klinis Penderita Kanker Colorectal Distribusi proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan stadium klinis tidak dapat disajikan karena pencatatan tentang stadium klinis penyakit kanker colorectal tidak ada.

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL SKRIPSI KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2007 2008 OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL 051000106 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh penderita kanker dan penyebab kematian keempat dari seluruh kematian pada pasien kanker di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius bagi negara, disebabkan insidennya semakin meningkat. Penyakit ini termasuk salah satu jenis penyakit tidak menular

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RSU Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN SKRIPSI OLEH : FUTRI S NASUTION

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RSU Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN SKRIPSI OLEH : FUTRI S NASUTION KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RSU Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2003-2007 SKRIPSI OLEH : FUTRI S NASUTION 041000009 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan nasional yang menimbulkan perubahan dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa kecenderungan baru dalam

Lebih terperinci

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 KARAKTERISTIK PENDERITA TB PARU RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2004-2007 SKRIPSI Oleh : EKA SR SIHOMBING NIM 041000174 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh: ARDA SARIANI MALAU

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh: ARDA SARIANI MALAU KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Oleh: ARDA SARIANI MALAU NIM 071000140 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI. KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN 2010-2011 SKRIPSI Oleh : YESSY OKTORINA NIM. 051000161 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN SKRIPSI. KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN 2004-2008 SKRIPSI Oleh : MERY K. SINAGA 051000066 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : JULIANTI AISYAH NIM

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : JULIANTI AISYAH NIM KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : JULIANTI AISYAH NIM. 061000134 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DENGAN PARASIT POSITIF YANG DIRAWAT INAP DI RSD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2009

KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DENGAN PARASIT POSITIF YANG DIRAWAT INAP DI RSD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2009 KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DENGAN PARASIT POSITIF YANG DIRAWAT INAP DI RSD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : VERARICA SILALAHI NIM. 061000152 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geriatri adalah pelayanan kesehatan untuk lanjut usia (lansia) yang mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009). Menurut UU RI No.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyakit kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini berkembang semakin cepat. Di dunia ini, diperkirakan lebih dari 1 juta orang menderita

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PADANGSIDIMPUAN TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PADANGSIDIMPUAN TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2005-2007 S K R I P S I Oleh : EFRIKA SUSANTI NASUTION NIM. 041000036 FAKULTAS

Lebih terperinci

Gambaran Radiologi Tumor Kolon

Gambaran Radiologi Tumor Kolon Gambaran Radiologi Tumor Kolon Oleh Janter Bonardo (09 61050 0770 Penguji : Dr. Pherena Amalia Rohani Sp.Rad Definisi Kanker kolon suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kanker merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya kanker di bagian colon dan rectum. Kanker kolon dan kanker rectum sering dikelompokan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti kardiovaskular, stroke, kanker, diabetes mellitus, penyakit paru kronik obstruktif di banyak negara, terutama di negara berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai dengan penduduknya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker colorectal ditujukan pada tumor ganas yang berasal dari mukosa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker colorectal ditujukan pada tumor ganas yang berasal dari mukosa 2.1. Pengertian Kanker Colorectal BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kanker colorectal ditujukan pada tumor ganas yang berasal dari mukosa colon atau rectum. Kebanyakan kanker colorectal berkembang dari polip, oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang kejadiannya cukup sering, terutama mengenai penduduk yang tinggal di negara berkembang. Kanker ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2009-2013 SKRIPSI OLEH RIRIN GULTOM NIM. 081000049 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu sendiri, keadaan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah. ABSTRAK KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGI KANKER KOLOREKTAL PADA TAHUN 2011 2015 BERDASARKAN DATA HISTOPATOLOGI DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) SANGLAH DENPASAR BALI Kanker kolorektal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari penyebab kematian) orang

I. PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari penyebab kematian) orang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Dari tahun ke tahun peringkat penyakit kanker sebagai penyebab

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR. HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusununtuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut sampai anus. Fungsi saluran pencernaan adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, mencerna makanan, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu keganasan yang terjadi karena adanya sel dalam tubuh yang berkembang secara tidak terkendali sehingga menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insiden karsinoma kolorektal masih cukup tinggi, demikian juga angka kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari kematian karena kanker

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PANGAN PENDERITA JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE TAHUN 2007 SKRIPSI OLEH

POLA KONSUMSI PANGAN PENDERITA JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE TAHUN 2007 SKRIPSI OLEH POLA KONSUMSI PANGAN PENDERITA JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE TAHUN 2007 SKRIPSI OLEH NURLAINI MIKHELENA TARIGAN NIM : 051000569 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN SKRIPSI

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN SKRIPSI KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2006-2009 SKRIPSI Oleh : ELIZABETH LOLOAN PANGGABEAN NIM. 061000033 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat maka pola penyakit pun mengalami perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kanker kolorektal adalah kanker urutan ketiga yang banyak yang menyerang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kanker kolorektal adalah kanker urutan ketiga yang banyak yang menyerang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Kolorektal 2.1.1 Epidemiologi Kanker kolorektal adalah kanker urutan ketiga yang banyak yang menyerang pria dengan persentase 10,0% dan yang kedua terbanyak pada wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rektum yang khusus menyerang bagian sekum yang terjadi akibat gangguan

BAB I PENDAHULUAN. rektum yang khusus menyerang bagian sekum yang terjadi akibat gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor sekum merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus menyerang bagian sekum yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker kolorektal adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan kanker kolorektal menyumbang 9% dari semua kejadian kanker

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : NENNY TRIPENA NIM.

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : NENNY TRIPENA NIM. KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN 2008-2010 SKRIPSI Oleh : NENNY TRIPENA NIM. 081000297 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER 2009 Oleh: RONY SIBUEA 070100171 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumor kolorektal merupakan neoplasma pada usus besar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tumor kolorektal merupakan neoplasma pada usus besar yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumor kolorektal merupakan neoplasma pada usus besar yang dapat bersifat jinak atau ganas. Neoplasma jinak sejati (lipoma, tumor karsinoid, dan leiomioma) jarang terjadi

Lebih terperinci

HASIL KOLONOSKOPI PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2012

HASIL KOLONOSKOPI PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2012 1 HASIL KOLONOSKOPI PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2012 Oleh : RAHMAT HIDAYAT 090100005 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar.

DEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar. CA. KOLON DEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar. ETIOLOGI Penyebab kanker usus besar masih

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh dijaringan payudara, yakni didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak hingga jaringan ikat pada payudara. Kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan 21 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah epidemiologi bermula dengan penanganan masalah penyakit menular yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan sosioekonomi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hati adalah organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks. Hati yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hati adalah organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks. Hati yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hati adalah organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks. Hati yang terletak di persimpangan antara saluran cerna dan bagian tubuh lainnya, mengemban tugas yang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI. KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2004-2009 SKRIPSI Oleh : NENCYATI BR GINTING NIM. 051000032 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus

BAB 1 PENDAHULUAN. priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Agus priyanto,2008). Apendisitis merupakan

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RS St. ELISABETH MEDAN TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RS St. ELISABETH MEDAN TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RS St. ELISABETH MEDAN TAHUN 2011-2013 Lestari Estaria Sinaga 1, Sori Muda 2, Rasmaliah 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2 Dosen

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J POST APPENDIKTOMY DI BANGSAL MAWAR RSUD Dr SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J POST APPENDIKTOMY DI BANGSAL MAWAR RSUD Dr SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J POST APPENDIKTOMY DI BANGSAL MAWAR RSUD Dr SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdarahan pada saluran cerna bagian bawah terjadi sekitar 20% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Perdarahan pada saluran cerna bagian bawah terjadi sekitar 20% dari semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan pada saluran cerna bagian bawah terjadi sekitar 20% dari semua kasus perdarahan gastrointestinal. Lower gastrointestinal bledding (LGIB) didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis (Simadibrata, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. di daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis (Simadibrata, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hemoroid atau wasir adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis (Simadibrata, 2009). Hemoroid adalah struktur

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi Prevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang menderita suatu penyakit atau kondisi pada waktu tertentu; pembilang dari angka ini adalah jumlah kasus yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan adanya tinja yang keras sehingga buang air besar menjadi jarang, sulit dan nyeri. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dari saluran pencernaan yang berfungsi menyerap sari makanan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dari saluran pencernaan yang berfungsi menyerap sari makanan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker kolorektal didefinisikan sebagai tumor ganas yang terjadi pada kolon dan rektum. Kolon berada di bagian proksimal usus besar dan rektum di bagian distal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia terdapat banyak kasus yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah munculnya penyakit, baik menular

Lebih terperinci

Gambaran Pasien Hirschprung Disease Pada Anak Usia 0-15 Bulan di RSUD Dr.Pirngadi Medan Pada Tahun

Gambaran Pasien Hirschprung Disease Pada Anak Usia 0-15 Bulan di RSUD Dr.Pirngadi Medan Pada Tahun Gambaran Pasien Hirschprung Disease Pada Anak Usia 0-15 Bulan di RSUD Dr.Pirngadi Medan Pada Tahun 2008-2012 Oleh : MUHAMMAD NICO DARIYANTO 100100351 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya Ilmu Bedah Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. 4. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makan, berkurangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi, dan industri telah banyak menbawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN DISPEPSIA YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN TAHUN 2008 SKRIPSI. Oleh : SUCI HERAYANI HRP NIM.

KARAKTERISTIK PASIEN DISPEPSIA YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN TAHUN 2008 SKRIPSI. Oleh : SUCI HERAYANI HRP NIM. KARAKTERISTIK PASIEN DISPEPSIA YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN TAHUN 2008 SKRIPSI Oleh : SUCI HERAYANI HRP NIM. 061000273 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia akibat kanker, baik pada pria maupun wanita di dunia. Di seluruh dunia, kematian akibat kanker paru sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : IRA MARTI AYU NIM.

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : IRA MARTI AYU NIM. KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : IRA MARTI AYU NIM. 061000126 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah epidemiologi bermula dengan penanganan masalah penyakit menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi permasalahan kesehatan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,

Lebih terperinci

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010 ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2009 31 DESEMBER 2010 Stevanus, 2011; Pembimbing I : dr. Hartini Tiono, M.Kes. Pembimbing II : dr. Sri Nadya J Saanin,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ tambahan seperti kantung yang terletak pada bagian inferior dari sekum atau biasanya disebut usus buntu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam keadaan normal, reproduksi sel adalah suatu proses yang terkontrol ketat. Rangsangan tertentu dan berbagai faktor pertumbuhan, baik fisiologis maupun patologis, dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Pada penelitian ini kerangka konsep mengenai karakteristik pasien PPOK eksaserbasi akut akan diuraikan berdasarkan variabel katagorik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur, rahim dan alat kelamin perempuan. Kanker serviks merupakan kanker yang paling banyak diderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Data Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Data Laboratorium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker nasofaring merupakan jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Data Laboratorium Patologi Anatomi FKUI melaporkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Menurut data International Agency for Research on Cancer (IARC) terdapat 14,1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas epitel nasofaring. Etiologi tumor ganas ini bersifat multifaktorial, faktor etnik dan geografi mempengaruhi risiko

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.penyakit Tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.penyakit Tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan yang dihadapi pada saat sekarang ini adalah masalah penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014 Ida Ayu Komang Trisna Bulan, 2015 Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes., PA (K). Pembimbing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembesaran kelenjar (nodul) tiroid atau struma, sering dihadapi dengan sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan yang begitu berarti

Lebih terperinci

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Hampir 60 % tumor ganas kepala dan leher merupakan karsinoma nasofaring,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus globalisasi di segala bidang berupa perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada pola hidup masyarakat.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 Oleh: VINOTH VISWASNATHAN 110100518 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Grafik 4.1. Frekuensi Pasien Berdasarkan Diagnosis. 20 Universitas Indonesia. Karakteristik pasien...,eylin, FK UI.

BAB 4 HASIL. Grafik 4.1. Frekuensi Pasien Berdasarkan Diagnosis. 20 Universitas Indonesia. Karakteristik pasien...,eylin, FK UI. BAB 4 HASIL Dalam penelitian ini digunakan 782 kasus yang diperiksa secara histopatologi dan didiagnosis sebagai apendisitis, baik akut, akut perforasi, dan kronis pada Departemen Patologi Anatomi FKUI

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS YANG DILAKUKAN TINDAKAN CRANIOTOMY DI RS UMUM MATERNA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh :

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS YANG DILAKUKAN TINDAKAN CRANIOTOMY DI RS UMUM MATERNA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS YANG DILAKUKAN TINDAKAN CRANIOTOMY DI RS UMUM MATERNA MEDAN TAHUN 2008-2009 SKRIPSI Oleh : FRIDA. M.R. SIAHAAN NIM. 081000251 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini jumlah penderita kanker di seluruh dunia semakin meningkat. Dari kasus kanker baru yang jumlahnya diperkirakan sembilan juta setiap tahun lebih dari setengahnya

Lebih terperinci