BAB 1 PENDAHULUAN. akan berjalan dengan baik bila tidak diikuti oleh baiknya perkembangan dunia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. akan berjalan dengan baik bila tidak diikuti oleh baiknya perkembangan dunia"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan salah satu bidang linguistik terapan yang sangat menarik untuk dilakukan. Penerjemahan adalah satu ilmu yang sangat dibutuhkan dewasa ini, kekurangmampuan manusia dalam menguasai bahasa yang ada dunia ini menjadikan penerjemahan menjadi alat yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan alih informasi dalam kehidupan masyarakat. Transfer ilmu tidak akan berjalan dengan baik bila tidak diikuti oleh baiknya perkembangan dunia penerjemahan itu sendiri. Sehingga masyarakat dalam semua golongan, baik itu para ilmuan atau para pencari informasi tidak dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan apabila mereka kurang atau tidak memahami penguasaan bahasa asing. Penerjemahan adalah usaha penyampaian pesan dari satu bahasa ke dalam bahasa lain. Kegiatan penerjemahan dilakukan untuk mengalihkan pesan bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa sasaran (). Sebagaimana yang dinyatakan Catford (1965: 20) bahwa penerjemahan adalah mengganti materi tekstual suatu bahasa (bahasa sumber) menjadi materi tekstual yang sepadan dalam bahasa lain (bahasa sasaran). Kata sepadan jelaslah merupakan inti dari sebuah penerjemahan. Dengan kata lain, penerjemahan adalah mencari kesepadanan kata dalam bahasa sasaran. 1

2 2 Adanya pengaruh era globalisasi, kebudayaan pun bebas dipromosikan ke kancah internasional. Maka kebebasan dalam mempelajari budaya di berbagai negara pun tersebar. Seperti contoh budaya di Yogyakarta. Seiring dengan tumbuhnya beberapa studio tari atau sanggar tari klasik di Yogyakarta, membuat tari klasik banyak diminati, baik kalangan dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan adanya ketertarikan dari orang asing untuk mempelajari tari klasik Gaya Yogyakarta. Sebagai contoh, Jeannie Park, seorang warga berkebangsaan Amerika yang sekarang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Padepokan Seni Bagong Kusudiarjo, dimana dulu pernah belajar tari klasik Gaya Yogyakarta di sanggar tari Yayasan Pamulangan Beksa Sasmita Mardawa. Selain itu, adanya beberapa agenda kebudayaan ke luar negeri, baik dari Kementrian Pusat, Daerah, maupun institusi pendidikan (sanggar tari, sekolah, universitas) juga turut mempengaruhi perkembangan kebudayaan, khususnya di bidang tari. Seperti kita ketahui bersama bahwa sebuah tarian pasti memiliki penamaan setiap gerakannya. Istilah gerak ini pun berbagai macam namanya. Tari klasik Gaya Yogyakarta memiliki penamaan tersendiri dalam sikap tari maupun gerak tari. Istilah sikap dan gerak tari klasik Gaya Yogyakarta memiliki wujud, makna, dan pengertian tersendiri. Penamaan istilah ini diambil dari simbol-simbol kegiatan sehari-hari dan abstraksi dari wujud alam yang ada di sekitar. Tidak hanya itu, nama istilah dalam gerak tari klasik Gaya Yogyakarta menampilkan ciri khas penamaan yang unik dan bervariasi, yaitu dimana nama gerakan yang ada tidak hanya terdiri satu leksikon saja, tetapi juga terdiri atas dua leksikon bahkan

3 3 lebih. Kemudian istilah ini juga terdiri dari beberapa jenis kata diantaranya berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, frasa, maupun klausa. Data istilah sikap dan gerak dasar tari klasik Gaya Yogyakarta penulis dapatkan dari buku yang berjudul Tuntunan Pelajaran Tari Klasik Gaya Yogyakarta (1983) oleh RL. Sasmintamardawa dan SMKI Yogyakarta. Istilah tersebut berjumlah 65 istilah, diantaranya: igå kaunus, ulå-ulå ngaděg, énthongénthong wrata, jåjå mungal, wětěng nglěmpet, tlapukan melèk, manik jějěg, panděngan tajěm, toléhan, pacak gulu, ngruji, ngithîng, nyěmpurit, ngěpěl, někuk lěngkung, někuk berdiri, lurus, nglurus, někuk lěngkung nyiku, někuk melingkar nyiku, ongkèk, ngěmbat, ukěl jugag, ukěl wětah, ngusap suryan, měthentèng (malang kěrik), miwîr, njimpît udět sondhèr, nyatok udět sondhèr, kipat njimpît udět sondhèr, sěblak njimpît udět sondhèr, kipat cul, sěblak cul, ngrěgěm udět sondhèr, sampir udět sondhèr, nyangkol udět sondhèr, ridhong udět sondhèr, miwîr sondhèr, nyrampang, nyriwîng, pupu mlumah, dhěngkul měgar, dlamakan malang, haděg, měndhak, měndhak nglèyèk mapan, gědrug nglèrèg mapan, nyèpak, kapang-kapang, pěndhapan, mancat, trisîg, ngoyog, ěncot, wědhikèngsěr, kicat, ombak banyu, junjungan, ndawahakěn, ngunus, tayungan, sirîg, ěntrig, tanjak, thěklik. Dapat dilihat di atas bahwa istilah sikap dan gerak dasar tari klasik Gaya Yogyakarta adalah istilah bahasa Jawa sehingga dibutuhkan pengajar tari yang sedikitnya dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris ataupun terjemahan dari istilah tersebut. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa bahasa Inggris menjadi bahasa internasional yang digunakan secara global. Akan tetapi, masih banyak

4 4 orang yang tidak dapat berkomunikasi aktif atau pasif dalam bahasa Inggris. Di sinilah peranan penerjemahan menjadi sangat penting. Penerjemahan deskripsi ataupun padanan istilah sikap dan gerak dasar tari klasik ke dalam bahasa Inggris sangat diperlukan karena dapat membantu pengajar tari berinteraksi dengan para pembelajar asing, sehingga pembelajar asing dapat lebih memahami makna atau maksud gerak tari tersebut. Proses pencarian padanan istilah budaya ke dalam bahasa sasaran tidaklah mudah. Dibutuhkan metode penerjemahan yang dapat mengakomodir untuk mendapatkan padanan agar dapat diterima oleh pembaca bahasa sasaran. Seseorang yang menguasai bahasa sasaran (native speaker) pun dapat dijadikan sebagai sumber data untuk membantu dalam menemukan padanan kata. Sebab salah satu masalah serius yang dihadapi penerjemah dalam aktivitas penerjemahan ialah menerjemahkan kata atau ungkapan yang mengandung unsur sosial budaya yang sangat khas pada budaya bahasa sumber. Munculnya masalah kenirpadanan dalam bahasa sasaran disebabkan karena tidak ada padanan kata atau frasa yang tepat yang langsung dapat digunakan untuk mengungkapkan kembali isi pesan yang terkandung dalam kata atau frasa bahasa sumber. Kata seperti rumah dalam bahasa Indonesia memiliki padanan langsung dalam bahasa Inggris, yaitu house, tetapi kata seperti keris tidak ditemukan dalam bahasa Inggris. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan cara pandang, adat istiadat, kepercayaan, perbedaan geografis, dan berbagai faktor lain.

5 5 Setiap proses pemberian nama apapun, baik itu manusia hingga benda sakral hasil olah rasa, karya, dan karsa manusia, pada umumnya terdapat motif atau alasan yang melatarbelakangi penamaan tersebut. Sebagai contoh istilah gerak tari klasik Gaya Yogyakarta di bawah ini: (1) Kicat Kamus Bausastra Djawa menuliskan kicat adalah krasa panas bangêt (marga ndumuk ut. midak kang panasi) yaitu merasa kepanasan atau merasa sangat panas/ panas sekali. Kemudian Mardawa (1983:86) menjelaskan bahwa kicat dalam istilah tari merupakan sikap badan dan kaki berdiri tegak dengan telapak kaki membujur dan jari-jari nylêkênthîng. Jarak renggang antar telapak kaki dan lutut yaitu satu jari tangan. Kemudian mendhak dan mulai menggerakkan kaki yaitu telapak kaki kanan diangkat digerakkan maju atau ke samping menapak setengah pecak (panjang kaki). Lalu telapak kaki kiri diangkat digerakkan maju menapak setengah pecak. Gerakan kicat ini dilakukan secara bergantian. Dapat disimpulkan bahwa cara menggerakan gerakan ini yaitu dengan cara mengangkat kaki bergantian dan agak dikejutkan. Inti gerakan ini adalah pada proses mengangkat kaki atau gerak dari efek terkena panas. (2) Ngruji Ngruji berasal dari Ng + ruji. Ruji menurut Kamus Bausastra Djawa memiliki arti (1) Wêsi, kayu lsp. sing kanggo iga-iganing cêndhelå, pager, payung lsp. (2) Lar-larani rodhå (3) Lar-laraning cakran. Ruji berarti jari-jari lingkaran, sengkang roda (Prawiroatmojo, 1981:150).

6 6 Sehingga ngruji merupakan gerakan yang menyerupai jari-jari roda. Sudarsono (1978:130), menyebutkan bahwa ngruji adalah posisi tangan dengan meluruskan keempat jari-jari ke atas, sedangkan ibu jari ditekuk ke arah telapak tangan. Posisi tangan ini terdapat pada tari gaya Yogyakarta, lazimnya dipergunakan untuk tangan sebelah kiri. Oleh karena itu dalam menerapkan gerakan ini haruslah dengan sempurna dan mantap karena ngruji diibaratkan sebagai ruji (jari-jari roda). Dari data di atas jelas bahwa setiap penamaan istilah gerak tari klasik Gaya Yogyakarta mengandung arti ataupun makna. Makna tersebut muncul atas dasar latar belakang yang bisa disebabkan oleh lingkungan ataupun alam sekitar. Tidak sembarangan orang mengetahui arti dibalik penamaan tersebut. Hanya para empu tari atau maestro tari yang dapat memahami makna-makna gerakan tari klasik Gaya Yogyakarta. Namun, penulis menemukan beberapa data istilah sikap dan gerak tari klasik Gaya Yogyakarta yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh beberapa peneliti. Molina dan Albir (2002: ) mengartikan metode penerjemahan sebagai proses penerjemahan yang dilakukan dalam kaitannya dengan tujuan penerjemah. Metode penerjemahan merupakan pilihan secara makro, yang mempengaruhi keseluruhan teks. Sementara (Setia, 2010 dalam Pantas, 2011:9), teknik penerjemahan adalah prosedur pengolahan teks secara lokal maupun individual yang beroperasi pada skala kecil (pada unit terjemahan) yang lebih kecil dari daripada teks dan digunakan untuk mencapai hasil linguistik yang nyata, misalnya transposisi, parafrase, dan penghilangan. Baik metode maupun teknik

7 7 berorientasi pada tujuan, sedangkan strategi berorientasi pada masalah, yaitu digunakan ketika penerjemah menyadari bahwa prosedur yang biasa tidak cukup untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap pakar memiliki istilah tersendiri dalam menentukan suatu teknik penerjemahan, sehingga cenderung tumpang tindih antara teknik dari seorang pakar satu dengan yang lainnya. Teknik yang dimaksud sama namun memiliki istilah yang berbeda. Dalam hal keberagaman tentunya hal ini bersifat positif, namun di sisi lain terkait penelitian akan menimbulkan kesulitan dalam menentukan istilah suatu teknik tertentu. Teori yang digunakan dalam tesis ini yaitu teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir. Teknik tersebut digunakan untuk menganalisis hasil terjemahan. Penulis menggunakan teknik yang dikemukakan Molina dan Albir ini dikarenakan telah melalui penelitian kompleks dengan mengacu dan membandingkan dengan teknik-teknik penerjemahan yang telah ada dari pakar penerjemahan sebelumnya. Penulis mendapatkan data istilah dalam bahasa Inggris melalui buku Dance Traditions and Change in Java (2008) oleh Felicia Hughes-Freeland dan Classical Javanese Dance (1995) oleh Victoria M. Clara Van Groenendael. Alasan penggunaan kedua buku tersebut dikarenakan terdapat data yang diperlukan yaitu mengkaji mengenai istilah sikap dan gerak dasar tari klasik dalam bahasa Inggris. Penulis tertarik mengkaji penerjemahan istilah tari klasik Gaya Yogyakarta ke dalam bahasa Inggris ini karena belum ada yang meneliti. Selain

8 8 itu, untuk membantu pengajar atau pelatih tari klasik dalam mengajarkan tarian ke pembelajar asing sehingga dalam proses belajar mengajar akan ada suatu komunikasi bahasa yang baik. Juga penulis ingin mengetahui teknik penerjemahan yang terdapat dalam terjemahan istilah tari. Penulis berharap penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, misalnya, digunakan dalam penyusunan kamus istilah khususnya yang berkaitan dengan gerak tari klasik Gaya Yogyakarta. Kemudian berangkat dari asumsi dan keprihatinan akan minimnya segi pengetahuan bahasa para pengajar tari tentang gerak tari klasik dalam bahasa Inggris, sehingga penulis ingin mengetahui seperti apa istilah-istilah sikap dan gerak tari tersebut dalam bahasa Inggris. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diterangkan sebelumnya, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut Bagaimana penerjemahan istilah sikap dan gerak dasar tari klasik Gaya Yogyakarta dari bahasa Jawa ke bahasa Inggris? Bagaimana analisis hasil terjemahan istilah sikap dan gerak dasar tari klasik Gaya Yogyakarta dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Inggris?

9 9 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut Untuk mendeskripsikan penerjemahan istilah sikap dan gerak dasar tari klasik Gaya Yogyakarta dalam bahasa Inggris Untuk menganalisis hasil terjemahan istilah sikap dan gerak dasar tari klasik Gaya Yogyakarta ke dalam bahasa Inggris. 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat yang dapat disumbangkan dari hasil penulisan ini tercakup ke dalam dua hal, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dari penulisan ini yaitu untuk memberi pengetahuan dan pemahaman tentang teknik penerjemahan sikap dan gerak dasar tari klasik Gaya Yogyakarta dan hasil terjemahannya dalam bahasa Inggris. Selain itu, penulisan ini dapat memperkaya kepustakaan tentang bahasa dan budaya serta pada studi linguistik terapan yaitu pada ranah penerjemahan istilah budaya. Adapun manfaat praktis dari penulisan ini yaitu memberi perhatian pada penamaan istilah khususnya di bidang seni tari. Di samping itu, hasil temuan dari penulisan ini dapat dijadikan sebagai referensi di dunia pengajaran seni tari. Sebab, pembelajar tari tidak hanya diajarkan gerakan secara visual saja tetapi dengan adanya komunikasi yang melibatkan makna dari gerakan tersebut akan menambah kesadaran dan pemahaman akan gerakan tersebut. Terjemahan dalam

10 10 bahasa Inggris pun bermanfaat bagi mereka yang akan mengajarkan tari kepada orang asing (native speaker) dan memudahkan pembelajar asing dalam menangkap gerakan tari sebab dia mendapatkan gambaran gerakan melalui interaksi bahasa. 1.5 Tinjauan Pustaka Berdasarkan penelusuran penulisan yang serupa dengan topik ini, setidaknya terdapat beberapa penulisan yang telah dilakukan berkenaan dengan terjemahan yang dapat dijadikan kajian perbandingan maupun pendukung penulisan ini. Dalam tinjauan pustaka ini, penulis memfokuskan pada penulisan yang menyangkut terjemahan istilah budaya. Tinjauan pertama yaitu ditulis oleh M. Hisyam Maliki dengan judul Terjemahan Ungkapan Metaforis dan Istilah Budaya atas Karya Mochtar Lubis 'Senja di Jakarta' Terjemahan Claire Holt 'Twilight in Djakarta' (2016). Tesis ini bertujuan mendeskripsikan teknik, metode, dan ideologi penerjemahan teks Senja di Jakarta karya Mochtar Lubis dalam 'Twilight in Djakarta' terjemahan Claire Holt ke dalam teks bahasa Inggris. Penulisan ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data adalah teks novel Senja di Jakarta dan terjemahannya dalam bahasa Inggris. Hasil penulisan sebagai berikut. Pertama, terjemahan ungkapan metaforis berisi teknik tunggal: (a) amplifikasi, (b) deskripsi, (c) penerjemahan harfiah, (d) modulasi, (e) partikulasi, (f) reduksi, (g) transposisi, dan (h) kesepadanan lazim, dan teknik ganda sebanyak 13 pasang. Sekaligus, terdapat tiga metode: literal, semantik, komunikatif. Kedua, penerjemahan istilah budaya mengandung teknik

11 11 tunggal yang berisi: (a) amplifikasi, (b) deskripsi, (c) penerjemahan harfiah, (d) modulasi, (e) partikulasi, (f) reduksi, (g) transposisi, (h) generalisasi, (i) kesepadanan lazim, dan teknik ganda sebanyak 6 pasang. Pun, terdapat tiga metode penerjemahan: literal, semantik, dan komunikatif. Ketiga, terdapat dua idiologi penerjemahan: (a) domestikasi berorientasi pada bahasa sasaran yang cenderung menggunakan metode komunikatif, dan (b) foreignisasi berorientasi dengan bahasa sumber dengan metode literal dan semantik. Secara umum, teknik, metode, dan idiologi berorientasi pada bahasa dan budaya sumber. Dalam tinjauan pustaka selanjutnya, penulis menemukan dua penelitian yang menunjukkan hasil akhir yang hampir sama. Tinjauan tersebut adalah penelitian dari Ratna Danyati dalam jurnal Wanastra 2012, yang menulis artikel dengan judul Penerjemahan Kata-Kata Berkonsep Budaya Dalam Novel Anchee Min Empress Orchid (Suatu Analisis Terjemahan Sastra) dan penelitian dari P.A.P. Sudana M. D. S., dkk dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 2014, yang menulis artikel dengan judul Analisis Penerjemahan Istilah Budaya pada Novel Negeri 5 Menara ke dalam Bahasa Inggris: Kajian Deskriptif Berorientasi Teori Newmark. Kedua penelitian tersebut menunjukkan hasil yang hampir sama yaitu mengenai pengkategorian istilah budaya dan prosedur penerjemahan. Di dalam jurnal Ratna terdapat 14 kategori ekologi, 18 kategori kebudayaan material, 6 kategori kebudayaan sosial, 12 kategori organisasi, dan 6 kategori kebiasaan. Kemudian, dalam Sudana menemukan 2 istilah kategori ekologi, 50 istilah kategori budaya material, 5 istilah kategori sosial budaya, 16 istilah organisasi, tradisi, aktivitas dan konsep, 2 istilah gerak tubuh atau kebiasaan. Pembahasan

12 12 yang kedua yaitu tentang prosedur penerjemahan. Sudana (2014) menemukan 7 prosedur yang digunakan oleh penerjemah. Yaitu kesepadanan deskriptif sebanyak 9 kali atau 12%, transferensi sebanyak 22 kali, kata generik sebanyak 22 kali atau 29%, calque sebanyak 1 kali, penjelasan tambahan sebanyak 3 kali, couplet dengan menggunakan kata generik dan kesepadanan deskriptif sebanyak 1. Dan terdapat 5 istilah budaya yang tidak diterjemahkan dari keseluruhan istilah budaya. Sedangkan Ratna (2012) menemukan prosedur penerjemahan dengan kata pinjaman dengan penjelasan terdapat 4 istilah dan ilustrasi terdapat 1 istilah. Dari tinjauan pustaka di atas tampak adanya perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Perbedaan tersebut yaitu dari segi data, tujuan, dan hasil penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan penulis, ia nantinya menyajikan tentang terjemahan sikap dan gerak dasar tari klasik Gaya Yogyakarta dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Inggris. 1.6 Landasan Teori Hakikat Penerjemahan Menurut Hoed (2006:23) di Indonesia terdapat beberapa kaitan dengan istilah penerjemahan, terjemahan, penerjemah, dan juru bahasa. Kata dasar penerjemahan berasal dari bahasa Arab tarjammah yang maknanya adalah ihwal pengalihan dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa

13 13 (misalnya bahasa Inggris) ke dalam teks bahasa lain (misalnya bahasa Indonesia). Menurut Larson (1989:2) penerjemahan merupakan pengalihan makna dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Pengalihan ini dilakukan dari bentuk bahasa pertama ke dalam bentuk bahasa kedua melalui struktur semantik. Menerjemahkan menurut Larson berarti: 1) Mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi, dan konteks budaya dari teks bahasa sumber. 2) Menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan maknanya. 3) Mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya. Sedangkan menurut Newmark (1981:7) (translation is a craft consisting in the attempt to replace a written message and/or statement in on language by the same message and/or statement in another language). Penerjemahan sebagai suatu seni yang muncul dari usaha seseorang untuk menggantikan pesan atau pernyataan tertulis dalam satu bahasa ke dalam pesan atau pernyataan yang sama dengan bahasa yang berbeda, seperti yang ia jelaskan dalam bukunya; Approaches to Translation (1981). Ia juga menganggap penerjemahan sebagai salah satu hal yang unik yang bisa digunakan oleh seseorang dalam menyampaikan pesan kebahasaan kepada orang lain yang dituju dengan bahasa yang berbeda. Tidak hanya itu, ia juga menambahkan definisi penerjemahan dalam A Textbook of Translation

14 14 (1988:xi), ia menganggap penerjemahan itu sendiri dapat berarti menerjemahkan suatu makna teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan keinginan pengarang teks tersebut, yaitu suatu pengalihan makna yang sudah pasti, yang ada dalam suatu teks dari bahasa sumber () ke dalam bahasa sasaran (BSa). Newmark (1991:27) menganggap bahwa penerjemahan sebagai pengalihan makna, baik sebagian maupun dalam unit suatu bahasa. Keseluruhan maupun sebagian teks dari satu bahasa kedalam bahasa yang lain. Penulisan penerjemahan ini terutama akan berpegang pada teori penerjemahan berdasarkan makna yang diajukan Larson, dan akan didukung oleh teori Nida dan Taber. Nida (1974:13) berpendapat bahwa dalam penerjemahan, makna adalah hal utama yang akan dialihkan dan untuk itu sering penerjemah harus mengubah sudut pandangnya berdasarkan sudut pandang bahasa sasaran. Untuk mendapatkan makna yang paling sepadan tersebut diperlukan berbagai upaya penyesuaian gramatikal dan leksikal. Definisi-definisi mengenai penerjemahan di atas merujuk pada pentingnya pengungkapan makna atau pesan yang dimaksud dalam wacana asli. Pada penerjemahan, pesan penulis harus tetap dijaga dan dikomunikasikan kepada pembaca terjemahan, isi teks bahasa sasaran (Tsa) harus sama dengan teks bahasa sumber (Tsu) sehingga pesan yang dimaksud dalam bahasa sumber (Bsu) dapat dipahami oleh pembaca bahasa sasaran () walaupun bentuknya mungkin berbeda. Jadi, sepadan dalam hal ini bukan berarti sama, melainkan mengandung pesan yang sama.

15 15 Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa penerjemahan bukanlah sesuatu yang sederhana, bukan sebatas mengalihbahasakan dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain dan bukan pula pekerjaan yang bisa dilakukan siapa saja tanpa dipelajari. Tetapi dengan sering menerjemahkan akan membuat penerjemah menjadi lebih berpengalaman Teknik Penerjemahan Teknik penerjemahan adalah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Dengan kata lain, teknik penerjemahan adalah cara yang digunakan untuk melihat penerjemahan teks sumber ke teks sasaran secara mikro sebagai prosedur yang digunakan untuk mengklasifikasikan kesepadanan hasil terjemahan. Kaitannya dengan hal ini, penulis menggunakan pembagian teknik penerjemahan Molina dan Albir (2002), mengandung dua pembagian teknik besar cara menerjemah. Pertama, teknik tunggal. Teknik tunggal yaitu penerjemah hanya memanfaatkan satu teknik terjemahan di antara 18 teknik, yakni (1) adaptasi, (2) amplifikasi, (3) peminjaman, (4) kalke, (5) kompensasi, (6) deskripsi, (7) kreasi diskursif, (8) kesepadanan lazim, (9) generalisasi, (10) amplifikasi linguistik, (11) kompresi linguistik, (12) penerjemah harfiah, (13) modulasi, (14) partikulasi, (15) subtitusi, (16) reduksi, (17) transposisi, dan (18) variasi. Kedua, teknik ganda. Teknik ganda yaitu penerjemah memanfaatkan teknik lebih dari satu dari 18 pembagian, seperti couplet (dua teknik), triplet

16 16 (tiga teknik), dan kwartet (tiga teknik). Berikut 18 teknik penerjemahan Molina dan Albir: Adaptasi (adaptation) Teknik ini dikenal dengan teknik adaptasi budaya. Teknik ini dilakukan dengan mengganti unsur-unsur budaya yang ada pada dengan unsur budaya yang mirip dan ada pada BSa. Hal tersebut dapat dilakukan karena unsur budaya dalam tidak ditemukan dalam BSa, ataupun unsur budaya pada BSa tersebut lebih akrab bagi pembaca sasaran. Teknik ini sama dengan teknik padanan budaya. as white as snow seputih kapas Amplifikasi (amplification) Teknik penerjemahan dengan mengeksplisitkan atau memparafrase suatu informasi yang implisit dalam. Teknik ini sama dengan eksplisitasi, penambahan, parafrasa eksklifatif. Catatan kaki merupakan bagian dari amplifikasi. Teknik reduksi adalah kebalikan dari teknik ini. Ramadhan Bulan puasa kaum muslim

17 Peminjaman (borrowing) Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan meminjam kata atau ungkapan dari. Peminjaman itu bisa bersifat murni (pure borrowing) tanpa penyesuaian atau peminjaman yang sudah dinaturalisasi (naturalized borrowing) dengan penyesuaian pada ejaan ataupun pelafalan. Kamus resmi pada BSa menjadi tolok ukur apakah kata atau ungkapan tersebut merupakan suatu pinjaman atau bukan. Peminjaman Mixer Mixer murni Mixer Mikser alamiah Kalke (calque) Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menerjemahkan frasa atau kata secara literal. Teknik ini serupa dengan teknik penerimaan (acceptation). Directorate General assistant manager Direktorat Jendral asisten manajer Kompensasi (compensation) Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menyampaikan pesan pada bagian lain dari teks terjemahan. Hal ini dilakukan karena pengaruh

18 18 stilistik (gaya) pada tidak bisa di terapkan pada BSa. Teknik ini sama dengan teknik konsepsi. A pair of scissors Deskripsi (description) Sebuah gunting Teknik penerjemahan yang dilterapkan dengan menggantikan sebuah istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk dan fungsinya. panettone kue tradisional Italia yang dimakan pada saat Tahun Baru Kreasi diskursif (discursive creation) Teknik penerjemahan dengan penggunaan padanan yang keluar konteks. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian calon pembaca. Teknik ini serupa dengan teknik proposal. The Godfather Sang Godfather Padanan lazim (establish equivalence) Teknik dengan penggunaan istilah atau ungkapan yang sudah lazim (berdasarkan kamus atau penggunaan sehari-hari). Teknik ini mirip dengan penerjemahan harfiah.

19 19 Ambiguity ambigu Generalisasi (generalization) Teknik ini menggunakan istilah yang lebih umum pada BSa untuk yang lebih spesifik. Hal tersebut dilakukan karena BSa tidak memiliki padanan yang spesifik. Teknik ini serupa dengan teknik penerimaan (acceptation). Penthouse, mansion Tempat tinggal Amplifikasi linguistik (linguistic amplification) Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menambahkan unsur-unsur linguistik dalam BSa. Teknik ini lazim diterapkan pada pengalihbahasaan konsekutif dan sulih suara. No way De ninguna de las maneras (Spain) Kompresi linguistik (linguistic compression) Teknik yang dilakukan dengan mensintesa unsur-unsur linguistik pada BSa. Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik amplifikasi linguistik.

20 20 Teknik ini lazim digunakan pada pengalihbahasaan simultan dan penerjemahan teks film. Yes so what? Y? (Spain) Penerjemahan harfiah (literal translation) Teknik yang dilakukan dengan cara menerjemahkan kata demi kata dan penerjemah tidak mengaitkan dengan konteks. Killing two birds with one stone. Membunuh dua burung dengan satu batu Modulasi (modulation) Teknik penerjemahan yang diterapkan dengan mengubah sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan. Perubahan sudut pandang tersebut dapat bersifat leksikal atau struktural. Nobody doesn t like it Semua orang menyukainya Partikularisasi (particularizaton),

21 21 Teknik penerjemahan dimana penerjemah menggunakan istilah yang lebih konkrit, presisi atau spesifik, dari superordinat ke subordinat. Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik generalisasi. air transportation pesawat Reduksi (reduction), Teknik yang diterapkan dengan penghilangan secara parsial, karena penghilangan tersebut dianggap tidak menimbulkan distorsi makna. Dengan kata lain, mengimplisitkan informasi yang eksplisit. Teknik ini kebalikan dari teknik amplifikasi. SBY the president of republic of Indonesia SBY Subsitusi (subsitution) Teknik ini dilakukan dengan mengubah unsur-unsur linguistik dan paralinguistik (intonasi atau isyarat). Bahasa isyarat dalam bahasa Arab, yaitu dengan menaruh tangan di dada diterjemahkan menjadi Terima kasih.

22 Transposisi (transposition) Transposisi merupakan teknik penerjemahkan dengan mengubah kategori gramatikal. Teknik ini sama dengan teknik pergeseran kategori, struktur dan unit. Kata kerja dalam teks bahasa sumber, misal, diubah menjadi kata benda dalam teks bahasa sasaran. Teknik pergeseran struktur lazim diterapkan jika struktur bahasa sumber dan bahasa sasaran berbeda satu sama lain. Oleh sebab itu, pergeseran struktur bersifat wajib. Sifat wajib dari pergeseran struktur tersebut berlaku pada penerjemahan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia untuk menghindari interferensi gramatikal yang dapat menimbulkan terjemahan tidak berterima dan sulit dipahami. Pergeseran kategori merujuk pada perubahan kelas kata bahasa sumber dalam bahasa sasaran, dan dalam banyak kasus, pergeseran kelas kata dapat bersifat wajib (obligatory) dan bebas (optional). Pergeseran kategori yang bersifat wajib dilakukan sebagai upaya untuk menghindari distorsi makna, sedangkan pergeseran kategori yang bersifat bebas pada umumnya diterapkan untuk memberikan penekanan topik pembicaraan dan untuk menunjukkan preferensi stilistik penerjemah. Pergeseran unit merujuk perubahan satuan lingual bahasa sumber dalam bahasa sasaran. Pergeseran unit yang dimaksudkan dapat berbentuk pergeseran dari unit yang rendah ke unit yang lebih tinggi dan dari unit yang tinggi ke unit yang lebih rendah. Bahkan pergeseran tersebut dapat pula berupa pergeseran dari konstruksi yang kompleks ke

23 23 konstruksi yang sederhana, dan dari konstruksi yang sederhana ke konstruksi yang kompleks. Penerapan dari teknik pergeseran ini dilandasi oleh suatu konsepsi atau pemahaman berikut ini. Pertama, penerjemahan selalu ditandai oleh pelibatan dua bahasa, yaitu bahasa sumber dan bahasa sasaran. Bahasa sumber dan bahasa sasaran tersebut pada umumnya berbeda satu sama lain baik dalam hal struktur maupun budayanya. Dalam kaitan itu, perubahan struktur sangat diperlukan. Kedua, dalam konteks pemadanan, korespondensi satu lawan satu tidak selalu bisa dicapai sebagai akibat dari adanya perbedaan dalam mengungkapkan makna atau pesan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Dalam kondisi yang demikian diperlukan pergeseran unit. Ketiga, penerjemahan dipahami sebagai proses pengambilan keputusan dan suatu keputusan yang diambil oleh penerjemah dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti kompetensi yang dimilikinya, kreativitasnya, preferensi stilistiknya dan pembacanya. Teknik transposisi dalam bentuk pergeseran struktur merupakan teknik yang paling lazim diterapkan apabila struktur bahasa sasaran berbeda dari struktur bahasa sumber. Karena struktur bahasa Inggris dan struktur bahasa Indonesia berbeda, pergeseran struktur menjadi bersifat wajib (obligatory) agar terjemahan yang dihasilkan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.

24 24 adept Sangat terampil Variasi (variation) Teknik dengan mengganti elemen linguistik atau paralinguistik (intonasi, isyarat) yang berdampak pada variasi linguistik yaitu misalnya perubahan tekstual, gaya bahasa, dialek sosial, dialek geografis. Teknik ini lazim diterapkan dalam menerjemahkan naskah drama. 1.7 Metode Penulisan Berdasarkan tujuan penelitian, maka penulisan ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Kajian pustaka menjadi perhatian utama pada terjemahan istilah dan prosedur penerjemahan. Dalam pelaksanaannya, metode penulisan yang digunakan dalam penulisan ini terdiri dari empat bagian, yaitu sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan metode penyajian hasil analisis data. Berikut tahapan dalam penulisan ini Sumber Data Sumber data penulisan ini adalah buku yang berjudul Tuntunan Pelajaran Tari Klasik Gaya Yogyakarta yang disusun oleh SMKI Yogyakarta dan RL. Sasmintamardawa (1983). Sumber data ini menyediakan data istilah sikap dn gerak tari klasik Gaya Yogyakarta. Kemudian, sumber data untuk mendapatkan terjemahan bahasa Inggris yaitu menggunakan buku berjudul Dance Traditions

25 25 and Change in Java oleh Felicia Hughes-Freeland (2008) dan Classical Javanese dance oleh Clara Brakel-Papenhuyzen (1995).\ Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah simak atau observasi dengan memanfaatkan teknik bebas libat cakap. Menurut Kesuma, (2007: 44) teknik penjaringan data ini terbagi atas teknik dasar dan teknik lanjutan. Pertama, menyimak penggunaan bahasa baik lisan ataupun tulis. Kedua, sebagai teknik lanjutan, yakni teknik catat yang digunakan sebagai hasil pengamatan setelah menjaring data tertulis. Berlandaskan definisi Kesuma, langkah-langkah pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Membaca buku Tuntunan Pelajaran Tari Klasik Gaya Yogyakarta dengan seksama dan mengkhususkannya pada istilah sikap dan gerak tari. Selanjutnya mencari terjemahan dalam Dance Traditions and Change in Java, Classical Javanese dance, dan Jaranan: The Horse Dance and Trance in East Java. 2) Setelah itu, data akan dipilih berdasarkan pengamatan dengan cara mengaplikasikan metode observasi beserta teknik bebas libat cakap. 3) Hasil data pengamatan diklasifikasikan pada lampiran tersendiri. 4) Hasil data yang telah dipilih akan dianalisa sebagai tahap lanjutan, yakni tahap analisis data penelitian.

26 Metode Analisis Data Dalam tesis ini, penulis menampilkan penerjemahan bahasa Inggris dari istilah tari dan analisis teknik penerjemahan yang terlibat dalam menerjemahkannya. Sehingga dalam analisis data, penulis menggunakan metode padan translasional dan penerjemahan. Metode padan translasional ini memiliki karakteristik alat penentu berada diluar bahasa (langue) yang diteliti (Kesuma, 2007: 49). Dari penjelasan ini, penentuan klasifikasi data terpilih akan diklasifikasikan berdasarkan istilah dari bahasa sumber, bahasa Jawa, dalam buku Tuntunan Pelajaran Tari Klasik Gaya Yogyakarta dan bahasa sasaran, bahasa Inggris, pada buku Dance Traditions and Change in Java, Classical Javanese dance, dan Jaranan: The Horse Dance and Trance in East Java. Kemudian, untuk analisis metode penerjemahannya, penulis menggunakan teknik penerjemahan Molina dan Albir. Dari penjelasan tersebut di atas, berikut adalah langkah-langkah melakukan analisisnya: 1) Mengelompokkan istilah tari dalam dan mencari padanannya dalam BSa. 2) Mendata hasil terjemahan istilah tari pada BSa. 3) Menarik kesimpulan atas terjemahan istilah sikap dan gerak tari. 4) Mengadakan verifikasi data kepada penutur Inggris atau penutur asing dengan budaya barat.

27 27 5) Menganalisis hasil terjemahan istilah tari dari ke BSa berdasarkan teknik usulan Molina dan Albir (2002). 6) Dari hasil analisis dilanjutkan pencarian teknik penerjemahan dari ke BSa Metode Penyajian Hasil Analisis Data Kesuma (2007:71) juga menyatakan bahwa ada dua cara untuk menyajikan hasil analisis data, yaitu secara formal dan informal. Penyajian data secara informal dilakukan dengan menggunakan kata-kata biasa yang dapat langsung dipahami, sedangkan penyajian data secara formal dilakukan dengan sebuah kaidah. Adapun hasil dari analisis penulisan ini akan disajikan dalam bentuk informal, yaitu berupa deskripsi. Kemudian gambar atau foto hanya sebagai pendukung saja dalam mendeskripsikan. 1.8 Sistematika Penulisan Laporan penulisan akan disajikan dengan sistematika berikut. BAB I : Menyajikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penulisan dan sistematika laporan penulisan. BAB II : Menjawab rumusan masalah pertama dengan mendeskripsikan hasil penerjemahan sikap dan gerak tari klasik Gaya Yogyakarta dari bahasa Jawa ke bahasa Inggris.

28 28 BAB III : Menjawab rumusan masalah kedua dengan mendeskripsikan teknik penerjemahan istilah sikap dan gerak tari klasik Gaya Yogyakarta dari bahasa Jawa ke bahasa Inggris. BAB IV : Menyajikan kesimpulan dan saran.

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa TEKNIK PENERJEMAHAN Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari ke, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik penerjemahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu karya sastra. Dengan membaca karya sastra termasuk melakukan proses komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Pengarang komik ingin menyampaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. pemasalahan yang diteliti, teori yang digunakan dalam menganalisis permasalahan tersebut,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. pemasalahan yang diteliti, teori yang digunakan dalam menganalisis permasalahan tersebut, BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam sebuah penelitian, diperlukan sebuah konsep yang terdiri atas latar belakang pemasalahan yang diteliti, teori yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini bertujuan untuk memberikan gambaran serta batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan teori, yang menjabarkan beberapa hal yang menjadi rujukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN KERANGKA TEORI. 1) Roswita Silalahi (2009) dalam disertasinya berjudul Dampak Teknik, Metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN KERANGKA TEORI. 1) Roswita Silalahi (2009) dalam disertasinya berjudul Dampak Teknik, Metode 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2. 1. 1 Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan mengenai terjemahan yang berkaitan dengan budaya telah dilakukan

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pendahuluam Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Verba Aksi Verba aksi adalah kata kerja yang menyatakan perbuatan atau tindakan, atau yang menyatakan perbuatan, tindakan, gerak, keadaan dan terjadinya sesuatu (Keraf,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang dikumpulkan baik berupa skripsi dan jurnal penelitian, ditemukan penelitian yang menganalisis mengenai penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi antar manusia dibutuhkan bahasa yang disepakati oleh pengguna bahasa itu sendiri. Bahasa mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan 282 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan menyajikan keseluruhan hasil penelitian ini, yakni maksim prinsip kerjasama (cooperative principles) dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. maupun jurnal-jurnal ilmiah, ditemukan data-data yang memiliki keterkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. maupun jurnal-jurnal ilmiah, ditemukan data-data yang memiliki keterkaitan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan baik itu berupa skripsi, tesis, maupun jurnal-jurnal ilmiah, ditemukan data-data yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Definisi Penerjemahan Sesungguhnya penerjemahan sudah cukup lama dikenal dalam komunikasi antarmanusia. Ada berbagai definisi penerjemahan sebagaimana telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dikemukakan beberapa kajian teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan serta penilaian kualitas terjemahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 109 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dipaparkan tentang simpulan dan saran yang didapat setelah melakukan analisis data berupa majas ironi dan sarkasme dalam novel The Return of Sherlock Holmes dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI Tinjauan pustaka bertujuan untuk menggambarkan batasan yang digunakan untuk dijadikan pembahasan. Adapun yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah:

Lebih terperinci

PEMILIHAN IDEOLOGI PELOKALAN DALAM TERJEMAHAN (EKSISTENSI IDENTITAS BUDAYA INDONESIA) Afriani, S.S., M.Hum (Universitas Terbuka)

PEMILIHAN IDEOLOGI PELOKALAN DALAM TERJEMAHAN (EKSISTENSI IDENTITAS BUDAYA INDONESIA) Afriani, S.S., M.Hum (Universitas Terbuka) PEMILIHAN IDEOLOGI PELOKALAN DALAM TERJEMAHAN (EKSISTENSI IDENTITAS BUDAYA INDONESIA) Afriani, S.S., M.Hum (Universitas Terbuka) afriani@ut.ac.id Abstrak Artikel ini bertujuan untuk memaparkan pengaruh

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA NOVEL SANG GODFATHER KARYA MARIO PUZO

ANALISIS TERJEMAHAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA NOVEL SANG GODFATHER KARYA MARIO PUZO ANALISIS TERJEMAHAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA NOVEL SANG GODFATHER KARYA MARIO PUZO TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik Penerjemahan Oleh:

Lebih terperinci

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa menurut Koentjaraningrat merapakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Unsur-unsur yang lainnya adalah sistem pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prancis jika dia tidak mempelajari bahasa Prancis, sehingga untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Prancis jika dia tidak mempelajari bahasa Prancis, sehingga untuk mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi bahasa dalam komunikasi verbal maupun tertulis adalah untuk menyampaikan pesan. Pesan ini tersampaikan dengan baik jika penerima pesan/pembaca mampu menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki potensi pariwisata yang besar untuk dikembangkan. Potensi ini mencakup keindahan alamnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini ada empat bagian yang akan dijelaskan. Pertama, konsep dasar yang meliputi teori penerjemahan dan bilingual.kedua, landasan teori yang berhubungan dengan teori-teori

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris telah dilakukan oleh praktisi atau pakar-pakar terjemahan untuk penyebaran informasi dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY Desi Zauhana Arifin, Djatmika, Tri Wiratno Magister Linguistik Penerjemahan Program PASCASARJANA UNS dezauhana@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan pertukaran informasi. Akan tetapi, masih ada beberapa kendala

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan pertukaran informasi. Akan tetapi, masih ada beberapa kendala 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi dan informasi sangatlah pesat. Banyak sarana dan media yang mendukung terjadinya proses komunikasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan memahami teks dalam satu bahasa, yang lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman tentang bacaan tersebut ke

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN NASKAH PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DARI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS ABSTRACT

TEKNIK PENERJEMAHAN NASKAH PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DARI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS ABSTRACT Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan... (Anam Sutopo) TEKNIK PENERJEMAHAN NASKAH PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DARI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS Anam Sutopo Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

Mengenal Tari Golek Asmarandhana Bawaraga Gaya Yogyakarta

Mengenal Tari Golek Asmarandhana Bawaraga Gaya Yogyakarta Mengenal Tari Golek Asmarandhana Bawaraga Gaya Yogyakarta Abstrak Tari klasik gaya Yogyakarta, atau yang disebut juga Joged Mataram merupakan warisan dari kesenian tari zaman Mataram yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Era modern ini penggunaan bahasa merupakan kunci terpenting untuk menjalin suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan. Menurut

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS. Oleh

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS. Oleh TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS Oleh NASIR BINTANG 127009030/LNG 117009008/LN TESIS FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

DIKTAT TEKNIK TARI. Oleh : Dra. Wenti nuryani. Jurusan Seni Drama Tari dan Musik Program Studi Pendidikan Seni Tari FBS Universitas Negeri Yogyakarta

DIKTAT TEKNIK TARI. Oleh : Dra. Wenti nuryani. Jurusan Seni Drama Tari dan Musik Program Studi Pendidikan Seni Tari FBS Universitas Negeri Yogyakarta DIKTAT TEKNIK TARI Oleh : Dra. Wenti nuryani Jurusan Seni Drama Tari dan Musik Program Studi Pendidikan Seni Tari FBS Universitas Negeri Yogyakarta UNIVERSITAS Negeri Yogyakarta Nomor kontrak : 52a/ku/2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerjemahan adalah satu ilmu yang sangat dibutuhkan dewasa ini, kekurangmampuan manusia dalammenguasaibahasa yang ada dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. penerjemahan adalah satu ilmu yang sangat dibutuhkan dewasa ini, kekurangmampuan manusia dalammenguasaibahasa yang ada dunia ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan memegang peranan yang sangat penting hampir diseluruh aspek kehidupan manusia. Dalam kaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, penerjemahan adalah

Lebih terperinci

TransLing Journal: Translation and Linguistics Vol 1, No 1 (January 2013) pp

TransLing Journal: Translation and Linguistics Vol 1, No 1 (January 2013) pp Kajian Terjemahan Metafora yang Menunjukkan Sikap dalam Buku Motivasi The Secret Retno Hendrastuti 1, M. R. Nababan 2, Tri Wiratno 2 1 Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah 2 Program Linguistik Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi antara sesamanya, manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi, gagasan, pendapat serta untuk mengekspresikan diri dan perasaan. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya festival film yang memberikan penghargaan untuk kategori film bahasa asing terbaik dapat menambah manfaat pemakaian lebih dari satu bahasa dalam sebuah

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan kembali isi suatu teks ke bahasa lain. Mengalihkan dan memindahkan makna serta memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menerjemahkan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menerjemahkan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menerjemahkan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan yang berupa pengetahuan ataupun informasi dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa),

Lebih terperinci

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 Samsul Hadi, Ismani STKIP PGRI Pacitan samsulhadi.mr@gmail.com, ismanipjkr@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Karya sastra terjemahan merupakan peluang yang menjanjikan di abad ke- ini. Varietas karya sastra terjemahan yang diminati oleh masyarakat Indonesia terdiri atas empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara semantik atau pragmatik. Kajian makna bahasa seharusnya tidak terlepas dari konteks mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif dengan studi kasus terpancang. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari dompet merupakan benda yang sangat penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap penting dan dapat diletakkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Clay dalam arti yang sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Buku Hukum The Concept of Law karya H.L.A Hart dan terjemahannya Konsep Hukum merupakan buku teori hukum atau jurisprudence, bukan merupakan hukum secara praktek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu media bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan memperdalam bahasa Jepang.

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN TINDAK TUTUR KELUHAN DALAM FILM A MAN APART TAYANGAN TELEVISI DAN CD TESIS IDAWATI SITUMORANG /LNG

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN TINDAK TUTUR KELUHAN DALAM FILM A MAN APART TAYANGAN TELEVISI DAN CD TESIS IDAWATI SITUMORANG /LNG TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN TINDAK TUTUR KELUHAN DALAM FILM A MAN APART TAYANGAN TELEVISI DAN CD TESIS Oleh IDAWATI SITUMORANG 127009036/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. penelitian ini adalah Yugasmara (2010) dalam tesisnya yang berjudul Analisis

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. penelitian ini adalah Yugasmara (2010) dalam tesisnya yang berjudul Analisis BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian yang relevan dengan penelitian yang dapat menjadi acuan dalam penelitian ini adalah Yugasmara (2010) dalam tesisnya yang berjudul

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN DALAM SUBTITLE FILM JANE EYRE VERSI SERIAL TV BBC TESIS

ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN DALAM SUBTITLE FILM JANE EYRE VERSI SERIAL TV BBC TESIS digilib.uns.ac.id ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN DALAM SUBTITLE FILM JANE EYRE VERSI SERIAL TV BBC TESIS Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya pada level yang berbeda-beda. Peristiwa pengeboman Hiroshima pada

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya pada level yang berbeda-beda. Peristiwa pengeboman Hiroshima pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesalahan dalam pemilihan arti ketika menerjemahkan akan sangat fatal akibatnya pada level yang berbeda-beda. Peristiwa pengeboman Hiroshima pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa adalah ciptaan manusia dan mempunyai muatan budaya dan linguistik dari kelompok pemakai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana dalam berkomunikasi antara individu yang satu dengan lainnya. Dewasa ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan, hal-hal yang dibahas adalah mengenai latar belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang ada, pertanyaan penelitian dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Etika adalah suatu hal yang wajib diperhatikan oleh seorang yang sedang melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari oleh para penuturnya. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses berpikir maupun dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan minat baca paling rendah di dunia, setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. Selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autobiografi atau otobiografi adalah sebuah biografi atau riwayat hidup yang ditulis oleh pemiliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia otobiografi adalah riwayat

Lebih terperinci

TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA PADA NOVEL THE GOOD EARTH DALAM BAHASA INDONESIA TESIS. Oleh MERRY NOVITA /LNG

TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA PADA NOVEL THE GOOD EARTH DALAM BAHASA INDONESIA TESIS. Oleh MERRY NOVITA /LNG TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA PADA NOVEL THE GOOD EARTH DALAM BAHASA INDONESIA TESIS Oleh MERRY NOVITA 137009030/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA PADA

Lebih terperinci

ISTILAH KHAS DALAM SENI TARI KLASIK YOGYAKARTA

ISTILAH KHAS DALAM SENI TARI KLASIK YOGYAKARTA ISTILAH KHAS DALAM SENI TARI KLASIK YOGYAKARTA Tri Ana Ratnasari dan Nusarini Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta pos-el: ratnatralala92@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Bahasa adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Adapun definisinya secara umum, adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

Lebih terperinci

KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS

KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat mendukung terjalinnya komunikasi di antara semua orang dari berbagai belahan dunia yang berbeda. Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa verbal/lisan atau berbicara. Manusia bisa berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

Analisis Teknik Dan Kualitas Terjemahan Kalimat Tanya pada Subtitle Film Sherlock Holmes

Analisis Teknik Dan Kualitas Terjemahan Kalimat Tanya pada Subtitle Film Sherlock Holmes digilib.uns.ac.id Analisis Teknik Dan Kualitas Terjemahan Kalimat Tanya pada Subtitle Film Sherlock Holmes TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Linguistik Minat Utama

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Moeflich (2011) mengatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan salah satu cara untuk mengenalkan bahasa Indonesia ke negera-negara lain,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerjemahan merupakan suatu proses komunikasi antar dua bahasa. Maksudnya adalah menyampaikan kembali maksud atau isi pesan dalam teks sumber sehingga dapat dimengerti

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2014 KEMENSESNEG. Penerjemah. Fungsional. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam sebuah penelitian yang bersifat ilmiah, diperlukan sebuah metode tertentu untuk memudahkan penulis. Metode tersebut harus tepat dan sesuai dengan objek

Lebih terperinci