Panduan Penggunaan Aplikasi SLRT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Panduan Penggunaan Aplikasi SLRT"

Transkripsi

1 Panduan Penggunaan Aplikasi SLRT Modul : Variabel Pertanyaan BPS Pengguna : 1. Sekretariat Kemensos di Dinas Sosial Kabupaten/Kota 2. Puskesos di Kantor Desa Setnas SLRT Kemensos 2017

2 VERSI DOKUMEN i

3 DAFTAR ISI VERSI DOKUMEN... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... vii 1. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Maksud dan Tujuan... 1 Pengguna Aplikasi I - PENGENALAN TEMPAT III - KETERANGAN PERUMAHAN IV - KETERANGAN SOSIAL EKONOMI ANGGOTA RUMAH TANGGA V - KEPEMILIKAN ASET DAN KEIKUTSERTAAN PROGRAM ii

4 DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar iii

5 Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar iv

6 Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar v

7 Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar vi

8 DAFTAR TABEL Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel vii

9 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel viii

10 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel ix

11 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel x

12 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Maksud dari Panduan ini adalah: Pengguna Aplikasi Pengguna aplikasi ini adalah 1

13 2. I - PENGENALAN TEMPAT Gambar 2.1 PENGENALAN TEMPAT Gambar 2.2 Tabel 2.1 Pengenalan tempat 1-5 Rincian 1 sudah tercetak, sedangkan Rincian 2-5 di salin dari Daftar PBDT2015.FKP. Penulisan nama SLS pada Rincian 5 di mulai dari SLS terkecil. Contoh RT 01 RW 04. Gambar 2.3 2

14 Tabel 2.2 Alamat Tuliskan alamat secara jelas. Alamat ini disalin dari Daftar PBDT2015.FKP Blok II Kolom (4). Apabila ditemui perbedaan antara alamat yang tercetak pada Daftar PBDT2015.FKP Blok II Kolom (4) dengan kondisi di lapangan, perbaiki alamat sesuai kondisi di lapangan. Tuliskan secara lengkap dan benar dengan memakai huruf besar [HURUF BALOK]. Gambar 2.4 Tabel 2.3 Nomor urut rumah tangga Nomor urut rumah tangga ini disalin dari Daftar PBDT2015.FKP Kolom (1). Rumah Tangga (Ruta) adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Makan satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama dan menjadi satu. Rumah tangga umumnya terdiri dari ibu, bapak, anak, orang tua/mertua, famili, pembantu dan lainnya. Gambar 2.5 3

15 Tabel 2.4 Nama KRT Nama KRT disalin dari Daftar PBDT2015.FKP Blok II Kolom (2). Apabila terdapat perbedaan pada nama KRT antara yang disalin dengan keadaan lapangan, tuliskan nama KRT yang sesuai kondisi di lapangan di samping nama yang telah disalin dengan diberi garis miring (/). Perbaikan nama KRT hanya boleh dilakukan pada Daftar PBDT2015.RT. Perbedaan ini dapat terjadi bila KRT meninggal atau KRT pindah dan ada ART lain yang menggantikannya. Gambar 2.6 Tabel 2.5 Jumlah ART Jumlah ART harus sama dengan jumlah baris yang terisi pada Blok IV. Rincian ini diisi setelah Blok IV selesai diisi. Gambar 2.7 4

16 Tabel 2.6 Jumlah Keluarga Jumlah keluarga adalah nilai tertinggi pada Blok 4 Kolom (4). Dalam satu rumah tangga minimal ada 1 keluarga. Keluarga adalah sekelompok orang yang mempunyai pertalian darah dan atau hukum yang terdiri dari suami, istri, dan atau anakanaknya (keluarga batih atau keluarga inti) atau terdiri dari keluarga batih ditambah dengan beberapa orang yang mempunyai hubungan kekerabatan langsung (keluarga besar/extended family) dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Gambar 2.8 Tabel 2.7 Kode Kode PCL dan PML dapat diminta dari BPS Kabupaten/Kota 5

17 Gambar 2.9. Hasil Pencaahan Tabel 2.8. Hasil Pencaahan No. Kolom Keterangan Hasil pencacahan Pilhan: Rincian ini diisi apabila pencacah sudah selesai mendatangai rumah tangga yang bersangkutan. 1. Selesai dicacah: apabila pencacah berhasil mewawancarai responden 2. Rumah tangga tidak ditemukan: apabila rumah tangga tersebut tidak ditemukan di SLS ini. 3. Rumah tangga pindah atau bangunan sensus sudah tidak ada: apabila rumah tangga pada waktu pendataan sudah pindah dari SLS ini. 4. Bagian dari rumah tangga di dokumen PBDT2015.FKP: apabila rumah tangga ini merupakan art dari ruta yang ada di daftar PBDT2015.FKP. Jika rumah tangga yang didata merupakan anggota/bagian dari rumah tangga lain yang tercatat di dokumen PBDT2015.FKP, maka ditulis nomor urut dari rumah tangga induknya. Isikan nomor urut rumah tangga induk berdasarkan daftar PBDT2015.FKP di sebelah kanan rincian jawaban kode 4 6

18 3. III - KETERANGAN PERUMAHAN Gambar 3.1 7

19 Gambar 3.2 Tabel a. Status Penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati: Kode 1: Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri; Kode 2: Kontrak/sewa, Kontrak jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/anggota rumah tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru; Sewa jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu; Kode 3: Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (baik famili/bukan famili/orang tua yang tinggal di tempat lain) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga tanpa mengeluarkan suatu pembayaran apapun; Kode 4: Dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi tempat bekerja salah satu anggota rumah tangga baik dengan membayar sewa maupun tidak; Kode 5: Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu 8

20 kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat. Gambar 3.3 9

21 2 b. Status lahan tempat tinggal yang ditempati: Tabel 3.2 Status lahan tempat tinggal yang ditempati ini harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya Kode 1: Milik sendiri, jika status lahan tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri; Kode 2: Milik orang lain, jika status lahan tempat tinggal tersebut adalah milik orang lain (baik famili/bukan famili); Kode 3: Tanah Negara, jika status lahan tempat tinggal tersebut adalah milik negara; Kode 4: Lainnya, jika status lahan tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya status lahan milik bersama, status lahan tanah adat, dll. Gambar 3.4 Tabel Luas Lantai 1. Jika satu bangunan sensus ditempati oleh beberapa rumah tangga, maka luas lantai bangunan tempat tinggal satu rumah tangga adalah luas lantai ruangan yang dipakai bersama dibagi dengan banyaknya rumah tangga yang menggunakannya, kemudian ditambah luas lantai ruangan yang dipakai sendiri. 2. Jika ada 2 bangunan terpisah yang ditempati oleh satu rumah tangga dan masih dalam satu blok sensus, maka luas lantainya dihitung seluruhnya. 10

22 3. Taman yang di dalam rumah, atau yang disamping rumah namun masih di bawah atap, semuanya ditambahkan sebagai luas lantai. 4. Jika luas lantai lebih dari 998 m 2 ditulis 998. Isikan luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga responden dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia (dalam m 2 ). Isian pada rincian ini harus lebih besar dari nol. Gambar 3.5 Tabel Jenis Lantai Terluas Yang dicatat dalam rincian ini adalah jenis lantai yang paling luas dari bangunan tempat tinggal yang dihuni rumah tangga. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis lantai yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai lantai terluas adalah lantai yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil). Gambar 3.6 Tabel 3.5 Jenis dinding terluas Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai dinding terluas adalah dinding yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil). 11

23 Gambar 3.7 Tabel 3.6 Jenis dinding terluas Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden Gambar 3.8 Tabel 3.7 Jenis atap terluas Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Lingkari salah satu kode jenis atap terluas dari bangunan fisik tempat rumah tangga responden berada Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga orang yang mendiami di bawahnya terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat, atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut Gambar 3.9 Tabel 3.8 Jenis atap terleluas Untuk Rincian 3-5 (jenis lantai, dinding, dan atap) petugas selain mewawancarai, juga mengamati jenisnya dan kondisi/kualitasnya, apakah dalam keadaan baik atau buruk. 12

24 Gambar 3.10 Tabel 3.9 Jumlah kamar tidur Kamar tidur adalah ruangan yang benar-benar difungsikan hanya untuk tidur. Jika suatu ruangan memiliki fungsi lebih dari 1 (satu), seperti untuk tidur dan untuk ruang tamu maka tidak dihitung sebagai kamar tidur. Ruangan adalah bagian dari suatu tempat tinggal yang memiliki luas (panjang x lebar) minimum sekitar 3 m 2, dibatasi minimal oleh 3 dinding/sekat yang tetap minimal pada 3 sisi dan tertutup dari lantai hingga langit-langit, atau tingginya dinding/sekat minimal sekitar 2 m. Gambar 3.11 Tabel 3.10 Sumber Air Minum Penjelasan: Rumah tangga yang minum dari air leding yang diperoleh dari pedagang air keliling dianggap mempunyai sumber air minum leding eceran. Rumah tangga yang air minumnya berasal dari mata air atau air hujan yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa pralon/pipa leding maka sumber air minumnya tetap mata air atau air hujan. Rumah tangga yang menggunakan dua sumber air minum atau lebih, maka sumber air minum yang dicatat adalah yang terbanyak dimanfaatkan selama sebulan terakhir. 13

25 Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum, namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa listrik), maka sumber air rumah tangga tersebut tetap dikategorikan sebagai sumur terlindung. Untuk sumber air dari leding, sumur terlindung dan sumur tak terlindung berlaku baik yang terletak di dalam rumah, di luar rumah, maupun di tempat umum. Gambar 3.12 Tabel 3.11 Cara memperoleh air minum Kode 1: Membeli eceran adalah apabila membeli air untuk minum secara bukan langganan biasanya saat membeli langsung bayar. Kode 2: Langganan adalah apabila membeli air untuk minum secara periodik/bulanan. Contoh: Leding dari PAM/PDAM/BPAM, atau air kemasan yang dibeli secara berlangganan. Kode 3: Tidak membeli adalah bila diperoleh dengan usaha sendiri tanpa harus membayar. Penjelasan: Bila menyuruh tetangga untuk mengambil air dari waduk dengan memberi upah, cara memperoleh air minum dianggap membeli eceran. Gambar 3.13 Tabel 3.12 Sumber penerangan utama Apabila responden menggunakan lebih dari satu sumber penerangan, maka pilih sumber penerangan yang paling lama dipakai satu bulan terakhir. Jika waktu penggunaan sama, maka pilih kode yang terkecil. 14

26 Kode 1: Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh PLN. Ruta responden dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan maupun tidak menggunakan meteran (volumetrik). Kode 2: Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/pihak lain selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator, dan pembangkit listrik tenaga surya (yang tidak dikelola oleh PLN). Kode 3: Bukan Listrik, seperti petromak, aladin, pelita, sentir, obor, lilin, karbit, biji jarak, kemiri, dan lain-lain. Gambar 3.14 Tabel 3.13 Sumber penerangan Rincian ini ditanyakan jika Rincian 9a berkode 1 (Listrik PLN). Lingkari salah satu kode daya terpasang listrik. Catatan : Jika ada beberapa rumah tangga yang memakai satu meteran, maka daya yang terpasang dibagi jumlah rumah tangga yang memakai. Jika hasil pembagian tersebut tidak terdapat dalam pilihan, maka pilih daya yang paling mendekati. Contoh : Daya watt digunakan oleh 3 rumah tangga, maka daya yang terpasang di setiap rumah tangga adalah watt dibagi 3 ruta, yaitu 433,33 watt. Jadi, daya yang terpasang di setiap rumah tangga dituliskan 450 watt (kode 1). Gambar

27 Tabel 3.14 Bahan bakar utama untuk memasak Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai bahan bakar utama yang digunakan ruta untuk memasak. Bila menggunakan bahan bakar lebih dari satu maka dipilih bahan bakar yang paling banyak digunakan. Memasak termasuk memasak nasi, memasak air untuk membuat kopi, teh, dan sebagainya. Gambar 3.16 Tabel 3.15 Penggunaan fasilitas tempat buang air besar Kode 1: Sendiri, bila fasilitas tempat buang air besar yang digunakan khusus oleh rumah tangga responden, walaupun kadang-kadang ada yang menumpang. Kode 2: Bersama, bila fasilitas tempat buang air besar digunakan bersama dengan beberapa rumah tangga tertentu. Tidak ada batasan berapa rumah tangga yang menggunakan secara bersama-sama, asalkan penggunaannya terbatas pada beberapa rumah tangga. Kode 3: Umum, bila fasilitas tempat buang air besar yang penggunaannya tidak terbatas pada rumah tangga tertentu, tetapi siapa saja dapat menggunakannya. Contoh MCK yang disediakan pemerintah untuk masyarakat, dan sejenisnya. Kode 4: Tidak ada, bila rumah tangga responden tidak mempunyai fasilitas tempat buang air besar, misalnya lahan terbuka yang bisa digunakan untuk buang air besar (tanah/kebun/halaman/semak belukar), pantai, sungai, danau, kolam dan lainnya 16

28 Gambar 3.17 Tabel 3.16 Jenis kloset Kloset adalah tempat duduk/jongkok yang digunakan di WC/kakus. 1. Kloset leher angsa adalah kloset yang di bawah dudukannya terdapat saluran berbentuk huruf "U" (seperti leher angsa) dengan maksud menampung air untuk menahan agar bau tinja tidak keluar. 2. Kloset plengsengan adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat saluran rata yang dimiringkan ke pembuangan kotoran. 3. Kloset cemplung/cubluk adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak ada saluran, sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/penampungan akhirnya. Gambar 3.18 Tabel 3.17 Tempat pembuangan akhir tinja Kode 1: Tangki adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan, biasanya terbuat dari pasangan bata/batu atau beton di semua sisinya baik mempunyai bak resapan maupun tidak. Kode 2: SPAL adalah Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpadu. Kode 3: Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lubang tanah yang tidak diberi pembatas/tembok (tidak kedap air). Kode 4: Kolam/sawah/sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke kolam/sawah atau sungai/danau/laut. Kode 5: Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau tanah lapang, termasuk dibuang ke kebun. 17

29 Kode 6: Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat selain yang telah disebutkan di atas. 18

30 4. IV - KETERANGAN SOSIAL EKONOMI ANGGOTA RUMAH TANGGA Gambar 4.1 Gambar

31 Tabel No. Urut Jika banyaknya ART lebih dari 10, gunakan kuesioner tambahan dgn memberikan keterangan bersambung di sudut kanan atas pada kuesioner pertama dan keterangan sambungan pada sudut kanan atas kuesioner tambahan. Salin keterangan pengenalan tempat pada Daftar PBDT2015.RT tambahan dan ganti nomor urut pada Kolom (1) Blok IV menjadi 11,...,20, dst. Gambar 4.3 Tabel Nama Anggota Rumah tangga Tuliskan semua nama ART dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) ART yang tinggal di rumah tangga. Data NIK diambil dari KTP atau dari kartu keluarga. Petugas di dalam mengisi data ini harus meminjam kepada responden kartu keluarga atau KTP, agar penulisannya tidak terjadi kesalahan. Penulisan nama ART diurutkan seperti berikut: 1. No urut pertama adalah KRT dan diikuti oleh nama istri/suami (pasangannya) 2. No urut berikutnya adalah nama anakanaknya yang belum menikah. Susunan nama 20

32 anak-anak yang blm menikah diurutkan mulai dari yang tertua. 3. No urut berikutnya adalah nama anak yang telah menikah yang diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah,. Susunan diurutkan mulai dari yang tertua. seterusnya, untuk para anak dari KRT yang telah menikah disusun berurutan dengan pasangannya dan anak-anaknya. 4. No urut berikutnya adalah ART selain anak, yang sudah menikah diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. 5. No urut berikutnya adalah ART lainnya yang tanpa pasangan dan tanpa anak mulai dari orang tua/mertua, pembantu rumah tangga, famili lain dan lainnya. Nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata sebutan atau gelar, misalnya: Ir, Drs, Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, dll Apabila KRT memiliki nama panggilan maka tulis nama panggilan di dalam kurung (...) setelah nama aslinya. Gambar 4.4 Tabel Hubungan dengan kepala rumah tangga Kode hubungan dgn KRT: 1. Kepala rumah tangga 2. Istri/suami 3. Anak, mencakup anak kandung, anak tiri, dan anak angkat dari istri/suami KRT 21

33 4. Menantu 5. Cucu 6. Orang tua/mertua 7. Pembantu ruta 8. Lainnya Gambar 4.5 Tabel Nomor Urut keluarga Konsep dan definisi keluarga dijelaskan pada Blok IV Kolom (5) Isikan nomor urut keluarga setiap ART. Apabila di rumah tangga ini hanya ada 1 keluarga maka isian pada kolom ini semua ART berkode 1. Apabila ada 2 keluarga, maka isian pada kolom ini ada yang berkode 1 dan 2, dan minimal ada dua kode yang sama 22

34 Gambar 4.6 Tabel Hubungan dengan kepala keluarga Jumlah keluarga dalam suatu rumah tangga biasanya didasarkan atas banyaknya pasangan suami-istri di rumah tangga tersebut. Bisa disebut keluarga apabila ada 2 status hubungan dengan kepala keluarga yang berbeda, misalnya suami dan istri, suami dan anak atau ibu dan anak. 23

35 Gambar 4.7 Tabel Jenis Kelamin Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya, untuk meyakinkan tanyakan kembali apakah ART tersebut laki-laki atau perempuan. Gambar

36 Tabel Umur Umur dibulatkan ke bawah atau umur menurut ulang tahun terakhir. Untuk pengisian umur hanya disediakan dua kotak, bagi yang umurnya kurang dari 10 tahun harus ditambahkan angka 0 di kotak pertama dan yang umurnya 98 tahun atau lebih tuliskan 98 Gambar 4.9 Tabel Status Perkawinan Kode 1: belum kawin adalah belum mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan. Kode 2: kawin/nikah adalah mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah Kode 3: cerai hidup adalah berpisah sebagai suamiistri karena bercerai dan belum kawin lagi. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup. Kode 4: cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi. 9. Kepemilikan akta/buku nikah atau akta cerai Kode 0: Tidak Kode 1: Ya, dapat ditunjukkan. Yang disebut dengan dapat ditunjukkan adalah ketika pcl melihat langsung secara fisik. Kode 2: Ya, tidak dapat ditunjukkan. 25

37 Gambar 4.10 Tabel Tercantum dalam kartu keluarga (KK) di rumah tangga ini Dalam sebuah rumah tangga bisa saja dijumpai anggota rumah tangga (ART) yang tidak tercantum dalam KK, misalnya anggota keluarga lain seperti keponakan, cucu, atau pembantu rumah tangga. Tanyakan apakah ART tercantum dalam Kartu Keluarga (KK) yang dimiliki oleh salah satu keluarga yang terdapat di rumah tangga ini Gambar

38 Tabel Kepemilikan kartu identitas Jika ART memiliki lebih dari satu kartu indentitas, jumlahkan kode dari kartu yang dimiliki. Contoh: 1. Budi memiliki akta kelahiran (kode 1) dan KTP (kode 4), maka isian pada kotak adalah = Amin memiliki akta kelahiran (kode 1), KTP (kode 4), dan SIM (kode 8), maka isian pada kotak adalah = 13 Gambar 4.12 Tabel Untuk wanita usia tahun Tanyakan kepada wanita usia tahun dan berstatus kawin/nikah, cerai hidup, atau cerai mati apakah sedang hamil (Kolom (8) = 2, 3, atau 4) Gambar

39 Tabel Jenis cacat Penyandang cacat adalah setiap orang yang mengalami kecacatan sehingga terganggu atau mendapatkan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya. Kecacatan dapat terjadi akibat kecelakaan, korban kriminalitas, penyakit atau cacat lahir. Secara umum cacat dibagi menjadi dua yaitu cacat fisik dan cacat mental. Catatan : Orang yang terkena stroke tidak termasuk dalam jenis cacat. Cacat permanen akibat kecelakaan termasuk cacat 14. Penyakit kronis/menahun Penyakit kronis adalah gangguan atau penyakit yang berlangsung lama (berbulan-bulan atau bertahun-tahun), tidak terjadi secara tibatiba/spontan, dan penyembuhannya pun memakan waktu yang lama. Penyakit kronis sering dikenal sebagai penyakit menahun Apabila ART menderita lebih dari satu penyakit kronis maka isikan jenis penyakit yang paling berat dirasakan oleh ART Gambar

40 Tabel Partisipasi sekolah Seseorang dikatakan bersekolah apabila ia terdaftar dan aktif mengikuti proses belajar baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal khususnya program kesetaraan (Paket A/B/C) yang berada di bawah pengawasan Kemdikbud maupun kementerian lainnya. Dikatakan aktif mengikuti paket A, paket B atau paket C apabila dalam sebulan terakhir pernah mengikuti proses belajar pada kegiatan paket. Gambar 4.15 Tabel Jenjang dan jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki Jenjang pendidikan tertinggi yang sedang/pernah diduduki adalah jenjang pendidikan tertinggi yang sedang diduduki oleh seseorang yang masih bersekolah atau yang pernah diduduki oleh seseorang yang sudah tidak bersekolah lagi, baik jenjang pendidikan formal maupun non formal kesetaraan (Paket A/B/C). 29

41 Gambar 4.16 Tabel Kelas tertinggi yang pernah / sedang diduduki Penjelasan Tingkat/Kelas Tertinggi yang pernah/sedang diduduki : Seseorang yang telah tamat sekolah, maka tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki diberi kode 8. Seseorang yang pernah/sedang mengikuti tingkat/kelas tertinggi pada program S1 diberi kode 5. Sarjana yang pernah/sedang kuliah pada program master/s2 diberi kode 6. Seseorang yang pernah/sedang kuliah program doktor/s3 diberi kode 7. Tingkat/kelas pada Paket A adalah 1 s.d 6. Tingkat/kelas pada Paket B dan Paket C adalah 1 s.d 3. Penulisan kelas pada tingkat SMP/sederajat dan SMA/sederajat menggunakan 1, 2 dan 3. 30

42 Gambar 4.17 Tabel Ijazah tertinggi yang dimiliki Catatan: 1. Kepala ruta/anggota ruta yang duduk di kelas 5 SD, atau kelas 2 SMP (kelas VIII), atau kelas 2 SMA (kelas XI) tetapi telah mengikuti ujian SD, atau SMP, atau SMA dan lulus, maka pendidikan yang ditamatkan adalah SD atau SMP atau SMA, sesuai dengan jenjang yang dinyatakan lulus ujiannya. 2. Ada kemungkinan kepala ruta/anggota ruta yang telah menamatkan jenjang pendidikan tertentu ternyata pada saat wawancara sedang menjalani jenjang pendidikan yang lebih rendah dari yang telah ditamatkan. Pastikanlah hal tersebut dengan mengajukan pertanyaan sekali lagi. Bila keadaan ini terjadi, beri penjelasan di Blok Catatan. 3. Jika ijazah yang dimiliki hilang/terbakar dianggap memiliki ijazah. 4. Jika seseorang pernah/sedang bersekolah di jenjang formal, karena gagal UAN kemudian ikut ujian paket maka jenjang dan jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang yang diduduki adalah jenjang formalnya dan ijazah/sttb tertinggi yang dimiliki adalah ijazah paket. 31

43 Gambar 4.18 Tabel Bekerja/ membantu bekerja selama seminggu yang lalu Dalam menanyakan bekerja harus dilakukan hati-hati, biasanya responden beranggapan bahwa bekerja adalah bekerja formal. Cara menanyakan bekerja adalah: 1. Apa saja kegiatan yang dilakukan sehari-hari oleh ART selama seminggu yang lalu? 2. Apakah kegiatan tersebut untuk memperoleh penghasilan/keuntungan (uang/barang)? Berapa jam waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut? Jam Kerja adalah lama waktu (dalam jam) yang digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan yang dilakukan selama seminggu yang lalu. Maksimum jumlah jam kerja yang dapat diisikan pada kotak adalah 98 jam. Bila jumlah kerja lebih dari 98 jam tetap tuliskan 98 pada kotak yang telah disediakan 32

44 Gambar 4.19 Tabel Lapangan usaha dari pekerjaan utama Lapangan usaha/bidang pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/ perusahaan/kantor tempat KRT/ART bekerja. Gambar

45 Tabel Status kependudukan dalam pekerjaan utama Perusahaan yang didirikan oleh lebih dari satu orang dan tidak memiliki buruh/pegawai maka masing-masing orang berstatus sebagai berusaha sendiri. KRT/ART dianggap sebagai buruh jika memiliki majikan tetap jika memiliki satu majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam sebulan terakhir, khusus pada sektor bangunan batasannya tiga bulan. Apabila majikan-nya adalah instansi/lembaga, boleh lebih dari satu. KRT/ART sebagai buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai buruh/karyawan/ pegawai tetapi sebagai pekerja bebas. Gambar 4.21 Tabel Anak dari kepala keluarga yang menjadi tanggungan tetapi sedang bersekolah / kuliah dan tidak tinggal di ruta Tanyakan apakah ada anak dari kepala keluarga yang tinggal dalam rumah tangga ini yang masih menjadi tanggungan kepala rumah tangga atau kepala keluarga, tetapi sedang sekolah/kuliah dan tinggal di tempat lain seperti kos, kontrak, atau rumah saudara. Masih menjadi tanggungan dalam arti biaya pendidikan dan biaya hidup masih berasal dari kepala rumah tangga atau kepala keluarga yang tinggal dalam rumah tangga ini. Tanyakan nama, Nomor Induk Siswa Nasional (NISN)/No Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), alamat tempat tinggal, NIK, dan nama sekolah 34

46 35

47 5. V - KEPEMILIKAN ASET DAN KEIKUTSERTAAN PROGRAM Gambar

48 Gambar 5.2 Tabel 5.1 Rumah tangga memiliki sendiri aset bergerak Rincian mengenai kepemilikan barang dapat dipergunakan untuk menentukan suatu ukuran kasar mengenai keadaan sosial ekonomi rumah tangga. Penjelasan: 1. Apabila aset tersebut dimiliki bersama oleh beberapa rumah tangga maka dianggap memiliki 2. Termasuk memiliki barang apabila barang tersebut masih dalam proses kredit, sedang digadaikan atau digunakan/dikuasai oleh orang lain. 3. Jika responden mengatakan memiliki barang, misalnya lemari es/kulkas atau perahu, namun dalam keadaan rusak, tanyakan berapa lama barang tersebut rusak dan apakah masih bisa diperbaiki. Jika barang tersebut hanya sementara tidak dapat dipakai, maka tetap dianggap memiliki. Bila tidak dapat diperbaiki lagi maka dianggap tidak memiliki. 4. Aset sepeda yang dimaksud adalah sepeda yang dapat digunakan oleh orang dewasa tidak termasuk sepeda anak-anak. Gambar

49 Rincian 2a dan 2b untuk Tipe P0Q0 Tabel 5.2 Kepemilikan nomor HP dan TV Rincian 2a Isikan berapa jumlah nomor HP aktif (masih berfungsi pada saat pencacahan) yang dimiliki seluruh anggota rumah tangga. Rincian 2b Tanyakan jumlah televisi (TV) layar LED/LCD (bukan televisi tabung) dengan diagonal layar minimal 30 inci yang dimiliki oleh rumah tangga Rincian 2a dan 2b untuk Tipe P0Q1 Tabel 5.3 Kepemilikan nomor HP dan TV Rincian 2a Isikan berapa jumlah nomor HP aktif (masih berfungsi pada saat pencacahan) yang dimiliki seluruh anggota rumah tangga. Rincian 2b : Tanyakan jumlah ruangan yang dikuasai rumah tangga dan isikan pada kotak yang tersedia. Ruangan adalah bagian dari suatu tempat tinggal yang memiliki luas (panjang x lebar) minimum sekitar 3 m 2, dibatasi minimal oleh 3 dinding/sekat yang tetap minimal pada 3 sisi dan tertutup dari lantai hingga langit-langit, atau tingginya dinding/sekat minimal sekitar 2 m.. Pastikan konsistensi dengan jawaban pada Blok 3 Rincian 6. Contoh : Rumah tangga Budi dan rumah tangga Agus menempati satu rumah, masing-masing memiliki 1 ruang tidur dan 1 ruang tamu yanng dipakai bersama-sama. Apabila Rumah tangga Budi menjadi responden makan jumlah ruangan rumah yang ditempati ada 2 ruangan. Rincian 2a dan 2b untuk Tipe P1Q0 38

50 Tabel 5.4 Kepemilikan nomor HP dan TV Rincian 2a : Konsep dan definisi kloset leher angsa sama dengan Blok III. Rincian 11.b. Pencacah memastikan keakuratan jawaban responden dan pastikan konsistensi dengan jawaban pada Blok III Rincian 11b. Jika jawaban Blok 3 Rincian 11b berkode 3 atau 4, maka jawaban rincian ini adalah 00. Bila dalam satu rumah yang ditempati lebih dari satu rumah tangga hanya memiliki kloset yang digunakan secara bersama maka setiap rumah tangga di rumah tersebut dicatat memiliki satu kloset. Rincian 2b Tanyakan jumlah televisi (TV) layar LED/LCD (bukan televisi tabung) dengan diagonal layar minimal 30 inci yang dimiliki oleh rumah tangga Tabel 5.5 Kepemilikan nomor HP dan TV Rincian 2a : Konsep dan definisi kloset leher angsa sama dengan Blok III. Rincian 11.b. Pencacah memastikan keakuratan jawaban responden dan pastikan konsistensi dengan jawaban pada Blok III Rincian 11b. Jika jawaban Blok 3 Rincian 11b berkode 3 atau 4, maka jawaban rincian ini adalah 00. Bila dalam satu rumah yang ditempati lebih dari satu rumah tangga hanya memiliki kloset yang digunakan secara bersama maka setiap rumah tangga di rumah tersebut dicatat memiliki satu kloset. Rincian 2b : Tanyakan jumlah ruangan yang dikuasai rumah tangga dan isikan pada kotak yang tersedia. Ruangan adalah bagian dari suatu tempat tinggal yang memiliki luas (panjang x lebar) minimum sekitar 3 m 2, dibatasi minimal oleh 3 dinding/sekat yang tetap minimal 39

51 pada 3 sisi dan tertutup dari lantai hingga langit-langit, atau tingginya dinding/sekat minimal sekitar 2 m.. Pastikan konsistensi dengan jawaban pada Blok 3 Rincian 6. Contoh : Rumah tangga Budi dan rumah tangga Agus menempati satu rumah, masing-masing memiliki 1 ruang tidur dan 1 ruang tamu yanng dipakai bersama-sama. Apabila Rumah tangga Budi menjadi responden makan jumlah ruangan rumah yang ditempati ada 2 ruangan. Rincian 2a dan 2b untuk Tipe P1Q1 Gambar 5.4 Tabel 5.6 Rumah tangga memiliki aset tidak bergerak Rincian 3a: Lahan yang dimaksud adalah semua lahan yang dimiliki oleh rumah tangga baik lahan pertanian maupun lahan non pertanian. Termasuk juga semua lahan baik yang ada bangunan (untuk usaha atau bukan) maupun tidak Jika responden hanya dapat menjawab dalam satuan setempat, maka petugas harus mengkonversikan ke dalam m 2 sesuai dengan konversi yang berlaku di daerah setempat. Pembulatan hanya boleh dilakukan setelah dikonversikan ke satuan standar. (Lihat Contoh di Buku Pedoman Halaman 44) Rincian 3b: Rincian ini ditanyakan untuk mengetahui kepemilikan rumah selain rumah yang ditempati sekarang. Rumah yang dimaksud tanpa mempertimbangkan status kepemilikan lahan rumah tersebut. 40

52 Gambar 5.5 Tabel 5.7 Jumlah ternak yang dimiliki Rincian ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang jumlah ternak yang dimiliki oleh rumah tangga. Tanyakan satu per satu semua jenis ternak yang dimiliki (ekor) rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Gambar 5.6 Tabel 5.8 Nama ART Yang dimaksud usaha disini adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Tanyakan satu per satu semua anggota rumah tangga yang memiliki usaha. Tuliskan nama anggota rumah tangga yang memiliki usaha secara berurutan mulai dari no urut terkecil (salin dari Blok IV Kolom (1). 41

53 Gambar 5.7 Tabel 5.9 Lapangan usaha Usaha ini tidak harus sama dengan isian pada Blok IV Kolom (20). Tetapi urutan kode sama dengan kode isi Blok IV Kolom (20). Sebagai contoh: Indah adalah karyawan di McD. Untuk menambahkan penghasilan disela-sela waktunya Indah jualan pulsa elektrik. Untuk pengisian Indah pada Blok IV Kolom (20) adalah kode 13 (Hotel dan rumah makan), sedangkan untuk Blok V R 5b kol (2) perdagangan kode 12. Gambar 5.8 Tabel 5.10 Jumlah pekerja (Orang) Jumlah pekerja adalah semua karyawan atau orang yang,membantu dalam usaha tersebut. Pemilik usaha yang ikut bekerja tetap dihitung sebagai pekerja 42

54 Gambar 5.9 Tabel 5.11 Tempat lokasi usaha Tanyakan apakah art yang memiliki usaha tersebut memiliki tempat dalam usahanya. Dianggap memiliki tempat usaha jika tempat untuk melakukan usaha tersebut ada dan tidak harus dimiliki oleh ruta tapi tersedia tempat/lokasi untuk usaha. Sebagai contoh pedagang keliling dianggap tidak memiliki tempat usaha. Gambar 5.10 Tabel 5.12 Omzet usaha perbulan Omzet adalah seluruh jumlah uang yang didapat dari hasil penjualan (usaha) dalam jangka waktu tertentu dan belum dikurangi dengan biaya pokok produksi, upah pekerja dan lain-lain. 43

55 Gambar 5.11 Tabel 5.13 Kartu keluarga sejahtera (KKS) Kartu Perlindungan Sosial (KPS) adalah kartu yang diterbitkan oleh pemerintah dalam rangka pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) dan Bantuan Langsung Sementara Masyarkat (BLSM) di tahun 2013 Pada tahun 2015 KPS secara bertahap berubah menjadi Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) Gambar 5.12 Tabel 5.14 Kartu Indonesia Pinter (KIP) Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah bantuan tunai yang diberikan secara langsung kepada anak-anak usia sekolah/siswa dari semua jenjang pendidikan; SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA; yang berasal dari ruta miskin dan rentan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh penyelenggara Program BSM, yaitu 44

56 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag). Gambar 5.13 Tabel 5.15 BPJS Kesehatan yang dimaksud disini adalah mereka yang memiliki Kartu BPJS Kesehatan dimana iurannya dibayar oleh pemerintah, kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI). Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Gambar 5.14 Tabel 5.16 BPJS Kesehatan peserta mandiri adalah mereka yang memiliki Kartu BPJS Kesehatan dimana iurannya dibayar secara mandiri 45

57 Gambar 5.15 Tabel 5.17 BPJS Ketenagakerjaan adalah merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pekerja seperti jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian yang layak yang diberikan kepada setiap pekerja yang telah membayar iuran Jamsostek adalah salah satu program asuransi yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi masalah kesehatan Gambar

58 Tabel 5.18 Asuransi kesehatan lainnya adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Tanyakan apakah ada salah satu ART yang ikut dalam asuransi kesehatan lainnya seperti askes, jamkesda, jamsoskes semesta (Sumatera Selatan), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS), Bringin Life dsb. Gambar 5.17 Tabel 5.19 Program Keluarga Harapan (PKH) adalah rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun (atau usia tahun namun belum menyelesaikan pendidikan dasar) dan/atau ibu hamil/nifas. Pada kartu kepesertaan PKH akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, BUKAN kepala rumah tangga. Pengecualian dari ketentuan di atas dapat dilakukan pada kondisi tertentu dengan mengisi formulir pengecualian di UPPKH kecamatan yang harus diverifikasi oleh ketua RT setempat dan pendamping PKH. 47

59 Gambar 5.18 Tabel 5.20 Raskin adalah program bantuan dari pemerintah untuk keluarga miskin berupa pendistribusian beras khusus kepada keluarga miskin yang harganya telah disubsidi oleh pemerintah. Catatan: Yang dicatat pada rincian ini adalah penerima manfaat beras raskin terlepas apakah dia memiliki kartu KPS atau tidak. Bagi ruta yang benarbenar mengetahui bahwa sebenarnya mereka tidak memliki kartu raskin tetapi mendapatkan raskin, maka diisikan ya (Kode 3). Gambar 5.19 Tabel 5.21 KUR merupakan salah satu sistim kredit yang diberikan perbankan kepada UMKM dan Koperasi dengan pola penjaminan yang bekerja sama dengan Lembaga Penjamin yang ditetapkan oleh pemerintah. UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan 48

60 dan kelautan, perindustrian, kehutanan dan jasa keuangan simpan pinjam. Gambar 5.20 Tabel 5.22 Responden pada Rincian 7 14 adalah KRT/pasangan KRT yang berjenis kelamin perempuan berusia tahun dan berstatus kawin/nikah. Jika KRT/pasangan KRT tidak memenuhi syarat tersebut, maka pilih salah satu WUS yang terdapat dalam rumah tangga responden. Rincian 7: No urut ART Salinlah no urut ART Wanita Usia Subur (WUS) usia tahun yang berstatus kawin/nikah sesuai dengan nomor urut yang tertulis di Blok IV Kolom 1. Perlu diperhatikan konsistensi pengisian dengan jawaban pada Blok 4 Kolom (8). 49

61 Gambar 5.21 Tabel 5.23 Rincian 8: Usia Kawin Pertama Usia kawin pertama adalah usia ketika responden mulai hidup bersama dengan suami/pasangannya Jika responden menikah hanya satu kali, ajukan pertanyaan berikut: Berapa umur ibu ketika menikah dengan suami/pasangan ibu?. Jika responden menikah lebih dari satu kali, ajukan pertanyaan berikut: Berapa umur ibu ketika menikah dengan suami/pasangan ibu yang pertama?. Gambar

62 Tabel 5.24 Rincian 9: Kepesertaan KB Kode 1: Ya, jika sedang menggunakan alat KB atau cara tradisional untuk menunda atau mencegah kehamilan. Kode 2: Tidak Termasuk yang pernah menggunakan alat KB atau cara tradisional tetapi pada saat pencacahan tidak menggunakan lagi Gambar 5.23 Tabel 5.25 Rincian 10: Metode kontrasepsi yang sedang digunakan Kode 1: IUD (Intra Uterus Device)/AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)/spiral Kode 2: MOW (medis operasi wanita)/tubektomi/sterilisasi wanita Kode 3: MOP (medis operasi pria)/vasektomi/sterilisasi pria Kode 4: Implant /Susuk KB Kode 5: Suntik Kode 6: Pil Kode 7: Kondom Kode 8: Tradisional adalah KB dengan cara tradisional, seperti pantang berkala/sistem kalender, senggama terputus, menyusui dengan sengaja untuk KB, 51

63 Gambar 5.24 Tabel 5.26 Rincian 11: Sudah berapa lama menggunakan metode tersebut Jika responden sedang ber-kb, tanyakan sudah berapa lama menggunakan metode KB yang sedang digunakan sampai dengan pada saat pencacahan. Penghitungan dibulatkan kebawah. Jika penggunaannya sudah lebih dari satu tahun, maka isikan jawabannya pada kedua Rincian 11a dan 11b. Misal: responden sudah menggukanan metode KB selama 25 bulan maka tuliskan 02 Tahun dan 01 Bulan. Jika penggunaannya belum genap sebulan, maka tuliskan 00 Bulan pada Rincian 11b. Gambar

64 Tabel 5.27 Rincian 12: Tempat pelayanan KB Kode 1: RS Pemerintah Kode 2 : RS swasta Kode 3: Klinik Utama/Pratama Kode 4: Praktek Dokter Kode 5: Praktek Bidan Kode 6: Puskesmas/Poskesdes/Polindes Kode 7: Pustu/Pusling/Bidan Desa Kode 8: Lainnya, misalnya diberi gratis oleh saudara. Gambar 5.26 Tabel 5.28 Rincian 13: Apakah ingin punya anak lagi Lingkari dan tuliskan kode 1 jika segera ingin punya anak kurang dari 2 tahun, atau kode 2 jika ingin punya anak tetapi lebih dari 2 tahun lagi, atau kode 3 jika tidak ingin punya anak/anak lagi. 53

65 Gambar 5.27 Tabel 5.29 Rincian 14: Jika tidak ber-kb (R.9 = 2), apa alasan utamanya Kode 1: Sedang hamil Kode 2 : Alasan fertilitas Kode 3: Tidak menyetujui KB Kode 4: Tidak tahu tentang KB Kode 5: Takut efek samping Kode 6: Pelayanan KB jauh Kode 7: Tidak mampu/mahal Kode 8: Ingin punya anak Kode 9: Lainnya 54

FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011

FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011 F4 PEWAWANCARA FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011 Fasilitator mengisi satu set form ini untuk setiap pendaftar. A. INFORMASI UMUM A.01. Provinsi 16. Sumatera Selatan 18. Lampung 33. Jawa Tengah

Lebih terperinci

Indikator Kemiskinan

Indikator Kemiskinan PEMERINTAH KABUPATEN MALANG Indikator Kemiskinan berdasarkan: Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015 Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Malang, Nopember 2016 Dasar Hukum

Lebih terperinci

VERIFIKASI HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 UNTUK PENDUDUK ASAL TIMOR TIMUR 2013

VERIFIKASI HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 UNTUK PENDUDUK ASAL TIMOR TIMUR 2013 REPUBLIK INDONESIA WB-ATT RAHASIA 1 Kabupaten/Kota *) 2 Kecamatan 3 Desa/Kelurahan *) VERIFIKASI HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 UNTUK PENDUDUK ASAL TIMOR TIMUR 2013 KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

HASIL BASIS DATA TERPADU (BDT) 2015 PROVINSI BALI

HASIL BASIS DATA TERPADU (BDT) 2015 PROVINSI BALI HASIL BASIS DATA TERPADU (BDT) 2015 PROVINSI BALI Oleh: TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (TKPKD) PROV. BALI Disampaikan Pada Acara: Verifikasi dan Validasi Basis Data Terpadu (BDT) 2015

Lebih terperinci

Sosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

Sosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Sosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung

PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN 2015 Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung DASAR HUKUM Inpres Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia

Lebih terperinci

Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai

Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) September 2017 1

Lebih terperinci

Layout Susenas Kor Trw _Individu

Layout Susenas Kor Trw _Individu Layout Susenas Kor Trw.3 2011_Individu Variable Position B1R1 1 Provinsi B1R2 2 Kabupaten/kota B1R3 3 Kecamatan B1R4 4 Desa/Kelurahan B1R5 5 Klasifikasi desa/kelurahan B1R7 6 Nomor kode sampel B1R8 7 Nomor

Lebih terperinci

Layout Susenas Kor 2012 Trw 1_Rumah Tangga Variable Position Label

Layout Susenas Kor 2012 Trw 1_Rumah Tangga Variable Position Label Layout Susenas Kor 2012 Trw 1_Rumah Tangga Variable Position B1R1 1 Provinsi B1R2 2 Kabupaten/kota B1R3 3 Kecamatan B1R4 4 Desa/Kelurahan B1R5 5 Klasifikasi desa/kelurahan B1R7 6 Nomor kode sampel B1R8

Lebih terperinci

SURVEI KOMUTER MEBIDANG 2015

SURVEI KOMUTER MEBIDANG 2015 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK KOMUTER15 C RAHASIA 101. Provinsi SURVEI KOMUTER MEBIDANG 2015 PENCACAHAN RUMAH TANGGA KOMUTER I. KETERANGAN TEMPAT 102. Kabupaten/Kota *) 103. Kecamatan 104. Desa/Kelurahan

Lebih terperinci

I. KETERANGAN TEMPAT. 1 Provinsi. 2 Kabupaten/Kota *) 3 Kecamatan. 4 Desa/Kelurahan *) 5 Klasifikasi desa/kelurahan 1. Perkotaan 2.

I. KETERANGAN TEMPAT. 1 Provinsi. 2 Kabupaten/Kota *) 3 Kecamatan. 4 Desa/Kelurahan *) 5 Klasifikasi desa/kelurahan 1. Perkotaan 2. RAHASIA VSENP09.K Dibuat set untuk BPS Provinsi SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2009 KETERANGAN POKOK RUMAH TANGGA DAN ANGGOTA RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL MARET 2009 ] BADAN PUSAT STATISTIK I. KETERANGAN

Lebih terperinci

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia 1 Subsidi Listrik Tepat Sasaran 2 Kelompok

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67 RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2012 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT II. KUNJUNGAN PETUGAS TANGGAL BULAN

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2012 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT II. KUNJUNGAN PETUGAS TANGGAL BULAN Rahasia SDKI-RT SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 0 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT. PROVINSI. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA / KELURAHAN 5. DAERAH **) PERKOTAAN - PERDESAAN - 6.

Lebih terperinci

SENSUS PENDUDUK 1980

SENSUS PENDUDUK 1980 SP 80 - s TANPA RANGKAP DAFTAR RUMAH TANGGA REPUBLIK INDONESIA BIRO PUSAT STATISTIK SENSUS PENDUDUK 1980 PENCACAHAN SAMPLE RAHASIA I PENGENALAN TEMPAT KODE 1. Propinsi 1 2. Kabupaten / Kotamadya *) 3 3.

Lebih terperinci

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2007 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT 10. NAMA RESPONDEN NO. URUT ART

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2007 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT 10. NAMA RESPONDEN NO. URUT ART Rahasia SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2007 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT SDKI07-RT 1. PROVINSI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA / KELURAHAN 5. DAERAH **) PERKOTAAN -1 PERDESAAN

Lebih terperinci

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial SEKRETARIAT TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) 10 FEBRUARI 2015 Struktur Organisasi TNP2K Peraturan Presiden

Lebih terperinci

SURVEI SEKTOR INFORMAL 2014

SURVEI SEKTOR INFORMAL 2014 SSI-1 RAHASIA SURVEI SEKTOR INFORMAL 2014 I. PENGENALAN TEMPAT 1. PROVINSI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA/KELURAHAN 5. KLASIFIKASI DESA/KELURAHAN PERKOTAAN -1 PERDESAAN -2 6. NOMOR BLOK SENSUS

Lebih terperinci

NAME LABEL VALUE LABELS BLOK I KETERANGAN TEMPAT

NAME LABEL VALUE LABELS BLOK I KETERANGAN TEMPAT NAME LABEL VALUE LABELS BLOK I KETERANGAN TEMPAT B1R1 Propinsi B1R2 Kabupaten/kota B1R3 Kecamatan B1R4 Desa/Kelurahan B1R5 Klasifikasi desa/kelurahan 1. Perkotaan 2. Perdesaan B1R6 Letak geografis desa/kelurahan

Lebih terperinci

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia November 2016 1 Subsidi Listrik Tepat

Lebih terperinci

SURVEI PERLINDUNGAN SOSIAL 2013

SURVEI PERLINDUNGAN SOSIAL 2013 SURVEI PERLINDUNGAN SOSIAL 2013 [ INTEGRASI SUSENAS 2013 TW I] PEDOMAN PENCACAHAN (Untuk Pencacah) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Jadwal Pelaksanaan Survei Perlindungan

Lebih terperinci

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN 2013

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN 2013 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SPTK2013.RT Rahasia 101 102 103 104 STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN 2013 I. PENGENALAN TEMPAT Provinsi Kabupaten/Kota *) Kecamatan Desa/Kelurahan *) 105 Klasifikasi

Lebih terperinci

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA A. DATA DASAR KELUARGA 1. Nama Kepala Keluarga :... 2. Umur :... 3. Agama :... 4. Pendidikan :... 5. Pekerjaaan :... 6. Suku :...

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN RESERTIFIKASI PKH: RESERTIFIKASI PKH KOHOR 2007 DAN KOHOR 2008 SERTA SINERGI ANTAR PROGRAM

PERKEMBANGAN RESERTIFIKASI PKH: RESERTIFIKASI PKH KOHOR 2007 DAN KOHOR 2008 SERTA SINERGI ANTAR PROGRAM PERKEMBANGAN RESERTIFIKASI PKH: RESERTIFIKASI PKH KOHOR 2007 DAN KOHOR 2008 SERTA SINERGI ANTAR PROGRAM BAMBANG WIDIANTO SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NATIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN RAPAT SINERGI

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2008 KETERANGAN POKOK RUMAH TANGGA DAN ANGGOTA RUMAH TANGGA [ SUSENAS JULI 2008 ]

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2008 KETERANGAN POKOK RUMAH TANGGA DAN ANGGOTA RUMAH TANGGA [ SUSENAS JULI 2008 ] BADAN PUSAT STATISTIK VSEN008.K Dibuat set untuk BPS Kab/Kota RAHASIA SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 008 KETERANGAN POKOK RUMAH TANGGA DAN ANGGOTA RUMAH TANGGA [ SUSENAS JULI 008 ] I. KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015

PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015 PENDATAAN TAHUN 2015 Disampaikan oleh: Direktur Pelaporan dan Statistik Drs. Sjafrul, MBA PENDATAAN TAHUN 2015 GAMBARAN UMUM HASIL PK2015 NO SUMBER DATA JUMLAH KK % 1. PROYEKSI KK 2015 70.148.171 2. TERDATA

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN Verifikasi/VALIDASI DATA RUMAH TANGGA Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

PETUNJUK PELAKSANAAN Verifikasi/VALIDASI DATA RUMAH TANGGA Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA PETUNJUK PELAKSANAAN Verifikasi/VALIDASI DATA RUMAH TANGGA Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 ST2013-SBK.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 RAHASIA Jenis tanaman kehutanan terpilih...... 6 1 I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi

Lebih terperinci

39 Apakah menyebabkan terganggu pekerjaan,sekolah, kegiatan seh

39 Apakah menyebabkan terganggu pekerjaan,sekolah, kegiatan seh Layout Susenas Kor 2012 Trw 1_Individu Variable Position B1R1 1 Provinsi B1R2 2 Kabupaten/kota B1R3 3 Kecamatan B1R4 4 Desa/Kelurahan B1R5 5 Klasifikasi desa/kelurahan B1R7 6 Nomor kode sampel B1R8 7 Nomor

Lebih terperinci

Perangkingan calon penerima manfaat dilakukan dengan metodologi ilmiah, memperhatikan keberagaman antar daerah dan terbuka untuk perbaikan.

Perangkingan calon penerima manfaat dilakukan dengan metodologi ilmiah, memperhatikan keberagaman antar daerah dan terbuka untuk perbaikan. BDT berisikan nama, alamat dan karakteristik calon penerima manfaat program. Pengumpulan data ini, dari sisi legal dan substansial, dilaksanakan oleh BPS. Perangkingan calon penerima manfaat dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Demografis Desa Petir merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jumlah penduduk Desa

Lebih terperinci

BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL

BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIIK INDONESIA PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL SEKRETARIAT TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K)

Lebih terperinci

Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA

Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum 1 1.2

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

pareparekota.bps.go.id

pareparekota.bps.go.id INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE TAHUN 2015 ISSN : 2460-2450 Nomor Publikasi : 73720.1503 Katalog BPS : 4102004.7372 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 87 Naskah : Seksi Statistik Sosial BPS Kota

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN DAERAH BINAAN

FORMAT PENGKAJIAN DAERAH BINAAN FORMAT PENGKAJIAN DAERAH BINAAN KABUPATEN : KECAMATAN : DATA DEMOGRAFI DAERAH BINAAN Kelurahan/ Desa : Rw / Rt : Luas Wilayah : Batas Wilayah : Sebelah Utara. Sebelah Selatan... Sebelah Timur... Sebelah

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI SPP04 - S RAHASIA 1. Propinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI I. PENGENALAN TEMPAT 5. Klasifikasi Desa/Kelurahan

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat :

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : Menyatakan bersedia mengisi kuesioner untuk kepentingan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul Gambaran Pengetahuan,

Lebih terperinci

Katalog :

Katalog : Katalog : 4102004.7372 KATA PENGANTAR Penyusunan buku Indikator Sosial Kota Parepare 2013 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tingkat kesejahteraan yang telah dicapai di Kota Parepare, dan sebagai

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2005 PENCACAHAN SAMPEL I. PENGENALAN TEMPAT

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2005 PENCACAHAN SAMPEL I. PENGENALAN TEMPAT SUPAS05-S RAHASIA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2005 PENCACAHAN SAMPEL I PENGENALAN TEMPAT 101 PROPINSI 102 KABUPATEN/KOTA *) 103 KECAMATAN 104 DESA/KELURAHAN *)

Lebih terperinci

madiunkota.bps.go.id

madiunkota.bps.go.id Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Madiun Tahun 2015 Nomor Publikasi : 35770.1610 Katalog BPS : 3101001.3577 Naskah oleh : Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit oleh : Seksi Statistik Sosial Diterbitkan

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

Indonesia - Sensus Penduduk 1980

Indonesia - Sensus Penduduk 1980 Katalog Mikrodata - Badan Pusat Statistik Indonesia - Sensus Penduduk 1980 Laporan ditulis pada: October 2, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php 1 Identifikasi

Lebih terperinci

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial SEKRETARIAT TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) 10 FEBRUARI 2015 Struktur Organisasi TNP2K Peraturan Presiden

Lebih terperinci

RALAT BUKU PEDOMAN PEWAWANCARA RUMAH TANGGA DAN WANITA USIA SUBUR (WUS)

RALAT BUKU PEDOMAN PEWAWANCARA RUMAH TANGGA DAN WANITA USIA SUBUR (WUS) RALAT BUKU PEDOMAN PEWAWANCARA RUMAH TANGGA DAN WANITA USIA SUBUR (WUS) No Halaman/Lokasi Tertulis Seharusnya 1. Halaman 3, poin Ada 6 buku pedoman terakhir Jenis 2. Buku Pedoman Ditambahkan: Dokumen Yang

Lebih terperinci

TENTANG BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN

TENTANG BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN TENTANG BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN A. PEMILIHAN PENERIMA BANTUAN DAN SYARAT PROGRAM Penerima bantuan PKH adalah rumahtangga sangat miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 No.53,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul. SOSIAL. KESEJAHTERAAN. Kriteria. Tata Cara. Pendataan. Warga Miskin. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN Jumlah penduduk wajib KTP Orang

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN Jumlah penduduk wajib KTP Orang DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : DATA UMUM : Demografi DATA SATUAN TAHUN 2015 SEMESTER I TAHUN 2016 I. Kependudukan

Lebih terperinci

STATISTIK DAN PERANAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Disampaikan oleh: BPS Provinsi Jawa Tengah

STATISTIK DAN PERANAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Disampaikan oleh: BPS Provinsi Jawa Tengah STATISTIK DAN PERANAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Disampaikan oleh: BPS Provinsi Jawa Tengah FGD PENINGKATAN KUALITAS RTLH UNTUK MENDUKUNG PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

PANDUAN REGISTRASI ONLINE JALUR SNMPTN 2017

PANDUAN REGISTRASI ONLINE JALUR SNMPTN 2017 PANDUAN REGISTRASI ONLINE JALUR SNMPTN 2017 1. Setiap calon mahasiswa wajib melihat pengumuman final Uang Kuliah Tunggal di laman http://sidakma.unila.ac.id 2. Setiap calon mahasiswa WAJIB membayar Uang

Lebih terperinci

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat

Lebih terperinci

PANDUAN REGISTRASI ONLINE JALUR PMPAP 2017

PANDUAN REGISTRASI ONLINE JALUR PMPAP 2017 PANDUAN REGISTRASI ONLINE JALUR PMPAP 2017 1. Setiap calon mahasiswa mengakses laman http://registrasi.unila.ac.id Peserta PMPAP wajib membuat password terlebih dahulu pada link bagian bawah seperti berikut

Lebih terperinci

Penduduk: Usia: Status Perkawinan: Anak Lahir Hidup:

Penduduk: Usia: Status Perkawinan: Anak Lahir Hidup: Penduduk: Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga berencana (KB) adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan keluarga,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN

Lebih terperinci

IDENTITAS PKBM. 6) Lainnya, sebutkan. Tanggal / / Tanggal / / Tanggal / /

IDENTITAS PKBM. 6) Lainnya, sebutkan. Tanggal / / Tanggal / / Tanggal / / KABUPATEN/KOTA : FORM PKBM PROVINSI : Tanggal : / / IDENTITAS PKBM a Nama PKBM : b NILEM : (bagi yang sudah punya NILEM) c Alamat Lembaga : Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : Negara

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN WANITA 2014 ISSN : No. Publikasi : 5314.1420 Katalog BPS : 2104003.5314 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah Halaman : xiv + 31 halaman Naskah : BPS Kabupaten Rote Ndao Penyunting :

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

1. Laki - Laki ; 2. Perempuan 1. Islam ; 2. Protestan ; 3. Katolik ; 4. Hindu ; 5. Buddha ; 6. Konghucu. - - Tanggal - Bulan - Tahun

1. Laki - Laki ; 2. Perempuan 1. Islam ; 2. Protestan ; 3. Katolik ; 4. Hindu ; 5. Buddha ; 6. Konghucu. - - Tanggal - Bulan - Tahun 7 1. Laki - Laki ; 2. Perempuan 1. Islam ; 2. Protestan ; 3. Katolik ; 4. Hindu ; 5. Buddha ; 6. Konghucu - - Tanggal - Bulan - Tahun - (Kode wilayah-no telepon) 1. PNS ; 2. Peg. Swasta ; 3. Wirausaha

Lebih terperinci

DATA KELUARGA DAN ANGGOTA KELUARGA

DATA KELUARGA DAN ANGGOTA KELUARGA 1 DATA KELUARGA DAN ANGGOTA KELUARGA KS I. PENGENALAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten/Kota*) : 3. Kecamatan : 4. Nama Puskesmas Kode Puskesmas : 4. Desa/Kelurahan*) : 5. RT / RW : 7. No. Urut Bangunan/Rumah

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN PROGRAM BIDIKMISI KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 (formulir diisi dengan huruf kapital)

FORMULIR PENDAFTARAN PROGRAM BIDIKMISI KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 (formulir diisi dengan huruf kapital) I. DATA DIRI 1. NAMA LENGKAP : FORMULIR PENDAFTARAN PASFOTO TERBARU 3 x 4 2. JENIS KELAMIN : 1. Laki Laki; 2. Perempuan 3. AGAMA : 1. Islam; 2. Protestan; 3. Katolik; 4. Hindu; 5. Buddha; 6. Konghucu 4.

Lebih terperinci

SURVEI RUMAH TANGGA PERDESAAN R A H A S I A BUKU 4

SURVEI RUMAH TANGGA PERDESAAN R A H A S I A BUKU 4 PEWAWANCARA : EDITOR : PENGAWAS : SURVEI RUMAH TANGGA PERDESAAN R A H A S I A ID ANGGOTA RUMAH TANGGA BUKU 4 ANGGOTA RUMAH TANGGA DEWASA (>15 TAHUN) BAGIAN A : COV, IR, TK, BD, CP Responden adalah anggota

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN PROGRAM BIDIKMISI KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 2018 (formulir diisi dengan huruf kapital)

FORMULIR PENDAFTARAN PROGRAM BIDIKMISI KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 2018 (formulir diisi dengan huruf kapital) I. DATA DIRI 1. NAMA LENGKAP : FORMULIR PENDAFTARAN PROGRAM BIDIKMISI KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 2018 (formulir diisi dengan huruf kapital) PASFOTO TERBARU 3 x 4 2. JENIS KELAMIN

Lebih terperinci

DATA KELUARGA DAN ANGGOTA KELUARGA

DATA KELUARGA DAN ANGGOTA KELUARGA 1 DATA KELUARGA DAN ANGGOTA KELUARGA KS I. PENGENALAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten/Kota*) : 3. Kecamatan : 4. Nama Puskesmas Kode Puskesmas : 4. Desa/Kelurahan*) : 5. RT / RW : 7. No. Urut Bangunan/Rumah

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA 5.1 Kelembagaan PKH Pemilihan rumah tangga untuk menjadi peserta PKH dilakukan berdasarkan kriteria BPS. Ada 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN. Atas kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN. Atas kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. 73 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN Responden Yth, Saya MULIA SLAMAT SINAGA, mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Konvensional

Lebih terperinci

Mengapa PKH Diperlukan? PKH dimaksudkan untuk merunkan jumlah masyarakat miskin melalui bantuan dana tunai bersyarat.

Mengapa PKH Diperlukan? PKH dimaksudkan untuk merunkan jumlah masyarakat miskin melalui bantuan dana tunai bersyarat. Mengapa PKH Diperlukan? PKH dimaksudkan untuk merunkan jumlah masyarakat miskin melalui bantuan dana tunai bersyarat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk yang berada di bawah

Lebih terperinci

Katalog BPS: Katalog BPS:

Katalog BPS: Katalog BPS: Katalog BPS: 2204009 Katalog BPS: 2204009 PROFIL MIGRAN HASIL SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2011 2012 ISBN : 978-979-064-620-9 Katalog BPS : 2204009 No. Publikasi : 04140.1301 Ukuran Buku : 17,6 cm

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN PROGRAM BEASISWA BINA LINGKUNGAN (formulir diisi dengan huruf kapital)

FORMULIR PENDAFTARAN PROGRAM BEASISWA BINA LINGKUNGAN (formulir diisi dengan huruf kapital) PROGRAM BEASISWA BINA LINGKUNGAN PASFOTO TERBARU I. DATA DIRI 3 x 4 1. NAMA LENGKAP : 2. JENIS KELAMIN : 1. Laki Laki; 2. Perempuan 3. AGAMA : 1. Islam; 2. Protestan; 3. Katolik; 4. Hindu; 5. Buddha; 6.

Lebih terperinci

Konsep dan Definisi. Buku. Survei Sosial Ekonomi Nasional [Susenas September 2017] BADAN PUSAT STATISTIK. Katalog BPS: Katalog BPS:

Konsep dan Definisi. Buku. Survei Sosial Ekonomi Nasional [Susenas September 2017] BADAN PUSAT STATISTIK. Katalog BPS: Katalog BPS: Katalog BPS: 1404021 Buku Katalog BPS: 1404021 4 Buku Konsep dan Definisi Survei Sosial Ekonomi Nasional [Susenas September 2017] 1 BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN KONSEP DAN DEFINISI SUSENAS SEPTEMBER 2017

Lebih terperinci

SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S)

SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) Sri Kusumastuti Rahayu (TNP2K) Juli 2013 PERSEPSI/KOMENTAR SOAL KEBIJAKAN BLSM Kebijakan BLSM menimbulkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RESPONDEN

KARAKTERISTIK RESPONDEN 18 KARAKTERISTIK RESPONDEN Bab ini menjelaskan mengenai karakteristik lansia yang menjadi responden. Adapun data karakteristik yang dimaksud meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status perkawinan,

Lebih terperinci

Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Cirebon 2012 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cirebon Dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Cirebon

Lebih terperinci

PERMOHONAN BANTUAN UANG DUKA. Kepada Yth. BUPATI KUDUS Melalui Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus

PERMOHONAN BANTUAN UANG DUKA. Kepada Yth. BUPATI KUDUS Melalui Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus PERMOHONAN BANTUAN UANG DUKA Form : I Kepada Yth. BUPATI KUDUS Melalui Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus Di - K U D U S Dengan hormat, yang bertanda tangan di bawah ini,

Lebih terperinci

P r o f i l K e m i s k i n a n P B D T i

P r o f i l K e m i s k i n a n P B D T i P r o f i l K e m i s k i n a n P B D T 2 0 1 5 i ii P r o f i l K e m i s k i n a n P B D T 2 0 1 5 PROFIL KEMISKINAN (PBDT 2015) PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2016

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam tesis ini merupakan data sekunder gabungan yang berasal dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 (Susenas 2007) dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Hormat, Pusdatin Kesos

KATA PENGANTAR. Salam Hormat, Pusdatin Kesos KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya "Petunjuk Teknis Aplikasi SIKS-NG Berbasis Offline" dapat diselesaikan. Petunjuk Teknis ini memuat pengenalan dan panduan

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Syariah Tahun

Lebih terperinci

NO RESPONDEN : PEWAWANCARA :

NO RESPONDEN : PEWAWANCARA : KUISIONER KULIAH LAPANGAN SOSIOLOGI PEDESAAN TAHUN 2011/2012 Kata Pengantar NO RESPONDEN : PEWAWANCARA : Kami adalah mahasiswa jurusan sosiologi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) Universitas

Lebih terperinci

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran Distribusi Variabel Berdasarkan, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran No 1. Individu Umur Umur dihitung berdasarkan ulang tahun Demografi yang terakhir (berdasarkan konsep demografi). Pencatatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket

No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.salah

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS 1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2015 KIP 1) : F BLOK I KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1 Provinsi : 2 Kabupaten / Kota 2) : 3 Kecamatan : 4 Desa / Kelurahan 2) : 5 No Blok

Lebih terperinci

Perilaku Merokok Penerima Jamkesmas/Penerima Bantuan Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (PBI BPJS)

Perilaku Merokok Penerima Jamkesmas/Penerima Bantuan Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (PBI BPJS) Perilaku Merokok Penerima Jamkesmas/Penerima Bantuan Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (PBI BPJS) Dr. H. Sandu Siyoto, S.Sos., SKM., M.Kes (Ketua Stikes Surya Mitra Husada Kediri Jawa Timur) Latar

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.634, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPJS Kesehatan. Iuran Peserta. Pekerja Bukan Penerima Upah. Bukan Pekerja. Pendaftaran. Pembayaran. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN FORM UNTUK ENUMERATOR WAWANCARA Effective Targeting of Anti Poverty Programs II

PEDOMAN PENGISIAN FORM UNTUK ENUMERATOR WAWANCARA Effective Targeting of Anti Poverty Programs II PEDOMAN PENGISIAN FORM UNTUK ENUMERATOR WAWANCARA Effective Targeting of Anti Poverty Programs II I. PENGANTAR Pedoman ini ditujukan untuk memberikan petunjuk pengisian form pada studi Effective Targeting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b.

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2016 KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2016 KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA SAK16.AK BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2016 KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA RAHASIA 1. PROVINSI I. PENGENALAN TEMPAT FEBRUARI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA/KELURAHAN

Lebih terperinci