PETUNJUK PELAKSANAAN Verifikasi/VALIDASI DATA RUMAH TANGGA Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PELAKSANAAN Verifikasi/VALIDASI DATA RUMAH TANGGA Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin"

Transkripsi

1 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA PETUNJUK PELAKSANAAN Verifikasi/VALIDASI DATA RUMAH TANGGA Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Februari

2 2 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA

3 PETUNJUK PELAKSANAAN Verifikasi/VALIDASI DATA RUMAH TANGGA Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin 3

4 4 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA

5 Daftar Isi Kata Pengantar 7 1. Pendahuluan Tujuan dan Cakupan Kegiatan Pelaksana Kegiatan Metode Pengumpulan Data Instrumen dan Cara Pengisian Data Blok I. Pengenalan Tempat Blok II. Keterangan Petugas dan Responden Blok III. Keterangan Perumahan Blok IV. Keterangan Sosial Ekonomi Anggota Rumah Tangga Blok V. Kepemilikan Aset dan Keikutsertaan Program Lampiran

6 6 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA

7 KATA PENGANTAR SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) Akurasi dan validitas data sasaran peserta atau penerima manfaat program menjadi faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan efektivitas program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial. Sejak lebih dari satu dekade lalu, pemerintah Indonesia telah merintis upaya pembangunan sebuah pangkalan data untuk sasaran program-program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial. Saat ini pemerintah Indonesia telah memiliki Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (Data Terpadu PPFM) yang dikelola oleh Kelompok Kerja (Pokja) Pengelola Data Terpadu PPFM. Data Terpadu PPFM memuat data terperinci rumah tangga miskin dan kurang mampu di Indonesia yang mencakup data karakteristik sosial-ekonomi rumah tangga, nama, alamat, Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan nomor Kartu Keluarga. Mengingat bahwa kondisi-sosial ekonomi masyarakat bersifat dinamis, pemerintah Indonesia saat ini mengembangkan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM), yaitu mekanisme untuk memutakhirkan Data Terpadu PPFM melalui keterlibatan aktif dan mandiri rumah tangga miskin atau kurang mampu serta pemerintah daerah. Proses pemutakhiran Data Terpadu PPFM melalui MPM terdiri atas 5 tahap utama, yaitu pendaftaran, identifikasi awal, verifikasi data rumah tangga, pemeringkatan ulang rumah tangga dalam Data Terpadu PPFM, dan pemutakhiran data sasaran program. Pelaksanaan tahap pendaftaran, identifikasi awal, dan verifikasi data rumah tangga dalam MPM menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Sementara itu, tahap pemeringkatan ulang rumah tangga dan pemutakhiran data sasaran program menjadi tanggung jawab Pokja Pengelola Data Terpadu PPFM. Standardisasi dalam pelaksanaan verifikasi/validasi data rumah tangga sangat penting untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan lengkap dan tepat. Kelengkapan dan ketepatan data rumah tangga sangat memengaruhi hasil pemeringkatan rumah tangga yang pada akhirnya akan berkontribusi besar bagi upaya untuk mengurangi exclusion error dan inclusion error dalam penetapan sasaran program. Karena itu, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan menyusun buku Petunjuk Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Data Rumah Tangga dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin sebagai panduan teknis pelaksanaan tahap 3 Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (tahap verifikasi data rumah tangga). Buku panduan ini merupakan dokumen yang diharapkan dapat terus disempurnakan. Kami sangat menghargai masukan dan saran semua pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini. Semoga buku ini benar-benar bermanfaat bagi Unit Pengelola Data Rumah Tangga Kurang Mampu di daerah serta seluruh pemangku kepentingan penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Jakarta, Februari 2017 Bambang Widianto Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)/ Penanggung Jawab Kelompok Kerja Pengelola Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin 7

8 8 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA

9 1 Pendahuluan 9

10 1.1. LATAR BELAKANG Sejak tahun 1998, pemerintah Indonesia telah melaksanakan sejumlah program perlindungan sosial dengan sasaran penduduk miskin, antara Program Raskin, Jamkesmas, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan lain-lain. Namun, berdasarkan analisis data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009, hanya sekitar 30% penduduk miskin yang menerima ketiga program tersebut (Raskin, BLT, Jamkesmas). Hal ini menunjukkan bahwa sistem penargetan program perlindungan sosial/penanganan kemiskinan masih kurang efektif dimana tingkat kesalahan inklusi dan kesalahan eksklusi masih cukup tinggi. Dalam hal ini, adanya satu basis data sasaran yang dapat digunakan oleh banyak program diketahui dapat meningkatkan akurasi dan komplementaritas program. Pembangunan satu basis data terpadu untuk penetapan sasaran program-program perlindungan sosial/penanggulangan kemiskinan di Indonesia diawali dengan pelaksanaan Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2011 (PPLS 2011). Dalam PPLS 2011, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumpulkan data rinci kondisi sosial ekonomi dari sekitar 40% rumah tangga dengan peringkat kesejahteraan terendah di Indonesia. Data yang terkumpul kemudian diperingkat menggunakan metode Proxy Means Testing (PMT) oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Sejak tahun 2012, data hasil PPLS 2011 tersebut telah dimanfaatkan untuk perencanaan dan pelaksanaan program program perlindungan sosial/penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pada tahun 2015, basis data terpadu hasil PPLS 2011 tersebut dimutakhirkan melalui proses Forum Konsultasi Publik (FKP) dan verifikasi-validasi data rumah tangga. FKP mengidentifikasi rumah tangga dalam basis data terpadu hasil PPLS 2011 yang dianggap masih miskin atau kurang mampu. Selain itu, FKP juga mengusulkan rumah tangga yang diduga miskin atau kurang mampu yang belum terdaftar di dalam basis data terpadu hasil PPLS Daftar rumah tangga miskin atau kurang mampu yang dihasilkan oleh FKP tersebut kemudian diverifikasi dan validasi oleh petugas dari BPS. Data hasil pemutakhiran basis data terpadu pada tahun 2015 tersebut kemudian ditetapkan sebagai Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (Data Terpadu PPFM) dengan Surat Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia nomor 32 tahun Data Terpadu PPFM yang bersumber dari data pemutakhiran basis data terpadu tahun 2015 dikelola oleh Kelompok Kerja Pengelola Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin dan sudah digunakan sebagai acuan data tunggal rumah tangga dan individu kurang mampu sasaran penerima bantuan program perlindungan sosial di Indonesia. Mengingat kondisi sosial ekonomi yang bersifat dinamis, Pemerintah Indonesia berupaya untuk terus meningkatkan akurasi dan validitas Data Terpadu PPFM dengan mengembangkan mekanisme pemutakhiran Data Terpadu PPFM yang bersifat lebih dinamis daripada metode pemutakhiran data sebelumnya. Sejalan dengan amanah Undang-Undang no 13 Tahun 2011, Pemerintah Indonesia mengembangkan Mekanisme Pendaftaran Mandiri Data Terpadu PPFM (MPM) yang memungkinkan rumah tangga miskin atau kurang mampu yang belum terdaftar di dalam Data Terpadu PPFM untuk mendaftarkan diri secara mandiri dan aktif. MPM juga 10

11 mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam mengidentifikasi dan mendata rumah tangga miskin dan kurang mampu di wilayahnya dengan metodologi yang terstandardisasi dan dapat dipertanggungjawabkan. Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM (MPM) terdiri dari 5 tahapan, yaitu: 1. Pendaftaran 2. Identifikasi Awal 3. Verifikasi Rumah Tangga 4. Pemutakhiran Peringkat Kesejahteraan Data Terpadu PPFM 5. Pemutakhiran Daftar Sasaran Penerima Program Gambar 1. Tahapan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM Pendaftaran DESA Pemadanan Data dan Penetapan Daftar Awal (Prelist) Pendataan (Verifikasi/Validasi Data) Rumah Tangga Pemutakhiran Data Terpadu PPFM Pemutakhiran Daftar Sasaran Penerima Program Pendaftar mendatangi Petugas Pendaftar (Aktif ) atau Petugas Pendaftar mendatangi ruta yang diduga miskin (Pasif ) Pendaftar menunjukkan KTP dan/atau KK Pencocokan Data Rumah Tangga pendaftar dengan Data Terpadu PPFM Penetapan daftar rumah tangga yang akan diverifikasi/validasi (prelist) Menggunakan indikator PBDT 2015 Data elektronik hasil pendataan dikirimkan ke Pokja Pengelola Data Terpadu PPFM Pemeringkatan ulang rumah tangga lama dan baru Menggunakan metode PMT Menggunakan Basis Data Terpadu yang sudah dimutakhirkan Kriteria sasaran penerima program ditetapkan oleh K/L Pemerintah Daerah Pokja Data Terpadu PPFM Sebagaimana diilustrasikan dalam skema Gambar 1, pelaksanaan tahap-tahap MPM memerlukan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah daerah berwenang sekaligus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan Tahap Pendaftaran, Identifikasi Awal dan Verifikasi Rumah Tangga. Panduan umum untuk pelaksanaan masing-masing tahap tersebut telah dituangkan dalam buku Pedoman Umum Pelaksanaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin. Buku Panduan Verifikasi-Validasi Data Rumah Tangga ini dimaksudkan untuk menjadi panduan yang lebih rinci bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan tahap Verifikasi Rumah Tangga dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM. 11

12 12 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA

13 2 Tujuan dan Cakupan Kegiatan 13

14 2.1. TUJUAN Tujuan kegiatan Verifikasi-Validasi Data Rumah Tangga dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (Data Terpadu PPFM) adalah untuk mengumpulkan data rinci rumah tangga dan individu anggota rumah tangga miskin dan kurang mampu sesuai dengan kondisi terkini. Data rinci rumah tangga diperlukan untuk mengetahui peringkat kesejahteraan suatu rumah tangga, sehingga dapat diketahui pula kelayakan rumah tangga tersebut sebagai penerima manfaat program perlindungan sosial/penanggulangan kemiskinan CAKUPAN Dalam konteks pelaksanaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu PPFM, rumah tangga sasaran kegiatan verifikasi/validasi data adalah rumah tangga yang terdaftar di dalam prelist (daftar awal) yang disusun oleh pemerintah daerah melalui pelaksanaan Tahap Pendaftaran dan Tahap Identifikasi Awal MPM. Sedangkan lingkup data yang dikumpulkan melalui kegiatan verifikasi/validasi data meliputi data jati diri dan keterangan sosial ekonomi rumah tangga dan individu anggota rumah tangga, yang sifatnya umum sehingga dapat digali dengan pengamatan dan wawancara (pengakuan). Tidak dilakukan pendataan yang bersifat pengujian laboratorium. Kebenaran isi data sangat tergantung pada kejujuran masyarakat serta kemampuan petugas dalam menggali keterangan. Data yang dikumpulkan meliputi: 1. Nama dan alamat kepala rumah tangga. 2. Keterangan perumahan mencakup status penguasaan bangunan, penguasaan lahan, luas lantai, jenis lantai, jenis dinding terluas, jenis atap terluas, sumber air minum, sumber penerangan utama, bahan bakar/energi utama untuk memasak, fasilitas tempat buang air besar, tempat pembuangan akhir tinja dan jumlah kamar tidur. 3. Keterangan sosial ekonomi setiap anggota rumah tangga (ART) yaitu nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, keluarga, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, status perkawinan, kepemilikan kartu identitas, kecacatan, penyakit menahun/kronis, kehamilan, pendidikan, dan kegiatan ekonomi ART. 4. Keterangan kepemilikan aset dan keikutsertaan program mencakup kepemilikan aset, usaha mikro yang dimiliki, dan keikutsertaan berbagai program. 14

15 3 Pelaksana Kegiatan 15

16 3.1. INSTANSI PELAKSANA Dalam konteks pelaksanaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM (MPM), pemerintah daerah dapat menugaskan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setempat sebagai pelaksana kegiatan verifikasi-validasi data rumah tangga sesuai dengan kapasitas dan kewenangan yang telah diatur. Sangat direkomendasikan untuk memilih SKPD dengan jaringan kerja (baik staf maupun honorer) yang mampu menjangkau sampai ke tingkat kelurahan/desa, atau struktur administrasi yang lebih rendah lagi PETUGAS PELAKSANA Petugas pelaksana kegiatan verifikasi-validasi data terdiri dari: 1. Petugas pengawas/pemeriksa (PML), dan 2. Petugas pencacah (PCL). Dalam konteks pelaksanaan MPM, sangat direkomendasikan bagi pemerintah daerah untuk mengalokasikan 1 (satu) orang PML di setiap kecamatan dan minimal 1 (satu) orang PCL di setiap kelurahan/desa. Petugas Pengawas/Pemeriksa (PML) a. Tugas dan tanggungjawab Tugas dan tanggungjawab Pengawas/Pemeriksa (PML) meliputi: 1. Berkoordinasi dengan perangkat pemerintahan di tingkat kecamatan, kelurahan/desa dan RT/RW (atau kampung/nagari/dll) untuk pelaksanaan kegiatan verifikasi/validasi data rumah tangga. 2. Mendampingi PCL pada awal pelaksanaan pendataan dan membantu memecahkan kendala yang ditemui PCL. 3. Memantau dan melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada instansi penanggungjawab kegiatan verifikasi/validasi data rumah tangga. 4. Melaksanakan pengecekan berkala terhadap kualitas pekerjaan PCL (quality assurance). Kegiatan quality assurance tersebut dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: 1) Memeriksa kelengkapan setiap formulir hasil verifikasi/validasi data rumah tangga yang disampaikan oleh masing-masing PCL. 2) Melakukan pengecekan ulang hasil pendataan yang dilakukan PCL. Bersamaan dengan pelaksanaan pendataan oleh PCL, PML mengambil sampel secara acak dari daftar rumah tangga yang telah diverifikasi/ validasi oleh setiap PCL. Kemudian, PML melakukan pendataan ulang kepada rumah tangga sampel dan membandingkan hasilnya dengan yang dilaporkan oleh PCL. Apabila terdapat perbedaan data PCL dan PML, PCL wajib melakukan pendataan ulang kepada rumah tangga tersebut dan PML mengambil sampel lain dari prelist yang menjadi bagian penugasan PCL yang bersangkutan. 16

17 3) Mengumpulkan dan merekapitulasi dokumen hasil pendataan dari PCL dan menyampaikan kepada instansi daerah yang ditunjuk sebagai penanggungjawab kegiatan verifikasi/validasi data rumah tangga. b. Persyaratan Minimal Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab secara optimal, seorang PML perlu memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut: 1. Berpendidikan SMU atau sederajat. 2. Mampu berkomunikasi dan mengelola sebuah tim. 3. Mengenal wilayah pengawasan dengan cukup baik. 4. Berpengalaman dalam kegiatan pendataan rumah tangga. 5. Telah menyelesaikan pelatihan untuk pelatih (Training of Trainers/TOT) Petugas Pencacah Lapangan (PCL). Kurikulum standar pelatihan untuk pelatih PCL dapat dilihat pada Lampiran 1. Petugas Pencacah Lapangan (PCL) a. Tugas dan Tanggungjawab Tugas dan tanggungjawab Petugas Pencacah Lapangan (PCL) meliputi: 1. Mengumpulkan data rumah tangga yang ditentukan dalam prelist menggunakan formulir pendataan dalam dalam periode yang telah ditentukan. 2. Menyampaikan dokumen hasil pendataan rumah tangga yang telah diisi kepada PML pada waktu yang telah ditentukan. b. Persyaratan Minimal Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab secara optimal, seorang PCL perlu memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut: 1. Diutamakan lulusan SMU atau sederajat. 2. Diutamakan pernah terlibat dalam PPLS 2011 dan PBDT 2015 dan berprestasi baik dalam pelatihan petugas maupun pelaksanaan sensus/survei yang dilakukan oleh BPS. 3. Jujur dan patuh terhadap semua ketentuan pendataan yang telah ditetapkan. 4. Mengenal wilayah pendataan dengan cukup baik. 5. Telah menyelesaikan pelatihan untuk Petugas Pencacah Lapangan (PCL). Kurikulum standar pelatihan untuk PCL dapat dilihat pada Lampiran 2. 17

18 18 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA

19 4 Metode Pengumpulan Data 19

20 Pengumpulan data dalam kegiatan verifikasi-validasi data rumah tangga dilakukan melalui 2 metode, yaitu: 1. Wawancara, dan 2. Observasi/pengamatan. Sebelum memulai proses wawancara maupun pengamatan, PCL wajib melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perkenalan dan Penjelasan Sebelum memulai wawancara, PCL wajib memperkenalkan diri kepada calon responden dengan jelas serta menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan. Penjelasan tentang maksud dan tujuan dari kunjungan PCL sangat diperlukan untuk memotivasi responden agar bersedia berpartisipasi dalam wawancara. Sebaiknya sebelum melakukan wawacara petugas harus memahami isi dari form Verifikasi dan Validasi tersebut dan berlatih terlebih dahulu sehingga ketika melakukan wawancara sudah siap, selain itu petugas wawancara harus dapat memberikan kenyamanan kepada responden. Perkenalan dan penjelasan cukup singkat saja, namun harus cukup dimengerti dan mendapat ijin dan kesediaan responden untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan saudara. Jangan meninggalkan keraguan pada Responden. Jika responden masih mempunyai pertanyaan lain, berikan kartu pengenal/ kartu identitas Saudara (Pewawancara). Tetapi jika responden sudah mengerti maksud kedatangan kita, mulailah lakukan wawancara. Perlu diingat dalam menanyakan setiap pertanyaan jangan terburu-buru. Pewawancara harus tahu dengan pasti apakah pertanyaan tersebut sudah cukup dimengerti sehingga responden bisa diajak kerjasama dengan memberikan jawaban yang jujur. 2. Mendapatkan Pernyataan Persetujuan Tertulis Setelah perkenalan dan penjelasan dari maksud dan tujuan kunjungan, PCL melanjutkan dengan permintaan persetujuan oleh responden mengenai kesediaan mereka untuk diwawancarai. Persetujuan ini bisa diperoleh melalui jawaban secara lisan ataupun tertulis seperti tanda tangan, cap jempol, dll. Perlu dijelaskan juga kepada responden bahwa wawancara ini bersifat rahasia dan informasi yang diperoleh dari responden tidak akan disebarluaskan sehingga mereka tidak perlu takut untuk menyetujui pelaksanaan wawancara dan bisa menjawab dengan jujur sesuai dengan keadaan mereka masing-masing. Contoh teks perkenalan sebelum memulai pendataan Selamat pagi/siang/sore perkenalkan Nama saya, saya adalah salah seorang petugas survey yang sedang bekerja sama dengan pemerintah daerah. Saat ini Pemerintah sedang melakukan verifikasi data rumah tangga tahun 2016 melalui Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM). Hasil dari pendataan ini akan digunakan untuk mendukung programprogram pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Rumah tangga sasaran yang menjadi target penerima bantuan 20

21 nantinya akan ditetapkan oleh pemerintah sesuai tujuan dan ketersediaan anggaran pemerintah. Dengan demikian tidak semua rumah tangga yang kita verifikasi akan mendapat bantuan. Untuk itu kami akan bertanya kepada bapak/ibu mengenai kondisi sosial ekonomi pada rumah tangga. Dan kami harap bapak/ibu bisa menjawab dengan jujur dan tidak perlu khawatir Karena wawancara ini bersifat rahasia. Terima kasih atas kesediaan bapak/ibu dan ijinkan saya untuk mengajukan beberapa pertanyaan ini. 3. Observasi Observasi adalah pengisian kuesioner dengan melalui pengamatan oleh petugas pencacah. Misalnya luas lantai rumah, terkadang responden kurang tepat untuk menjawab berapa luas rumahnya sehingga ada baiknya petugas pencacah bisa mengukur bersama berapa luas rumah dari responden. Diperlukan adanya pengamatan langsung oleh petugas pencacah untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam menjawab pertanyaan melalui observasi. 21

22 22 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA

23 5 Instrumen dan Cara Pengisian Data 23

24 5.1. INSTRUMEN Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan verifikasi-validasi Data Terpadu PPFM adalah Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (lihat Lampiran 3). Formulir tersebut terdiri dari 5 (lima) blok variabel data, yaitu: Blok I : Pengenalan Tempat. Blok II : Keterangan Petugas dan Responden. Blok III : Keterangan Perumahan. Blok IV : Keterangan Sosial Ekonomi Anggota Rumah Tangga, dan Blok V : Kepemilikan Aset dan Keikutsertaan Program. Satu formulir digunakan untuk mendata satu rumah tangga CARA PENGISIAN DATA Secara umum, cara pengisian data dalam Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Menuliskan nama di tempat yang tersedia dan mengisikan kode pada kotak yang tersedia; Contoh: pada Blok IV, Daftar Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin. No. urut NAMA ANGGOTA RUMAH TANGGA (Tulis siapa saja yang biasanya tinggal dan makan di rumah tangga ini BAIK DEWASA, ANAK-ANAK, MAUPUN BAYI. Tuliskan nama sesuai dengan identitas, beserta Nomor Induk Kependudukan (NIK) Hubungan dengan kepala rumah tangga (Isikan KODE) Nomor urut keluarga Hubungan dengan kepala keluarga (Isikan KODE) Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Nama: BUDIMAN NIK: Nama: LAKSIMAH NIK: Melingkari kode jawaban, kemudian menuliskan kode ke kotak yang tersedia; Contoh: pada Rincian 7 10, Blok III, Daftar Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin. 7. Sumber air minum 01. Air kemasan bermerek 02. Air isi ulang 03. Leding meteran 04. Leding eceran 05. Sumur bor/pompa 06. Sumur terlindung 07. Sumur tak terlindung 08. Mata air terlindung 09. Mata air tak terlindung 10. Air sungai/danau/waduk 11. Air hujan 12. Lainnya Cara memperoleh air minum 1. Membeli eceran 2. Langganan 3. Tidak membeli 3 9a. Sumber penerangan utama 1. Listrik PLN 2. Listrik non PLN 3. Bukan listrik a. 1 b. Jika R.9a berkode 1, daya terpasang: watt watt watt watt 5. > watt 6. Tanpa meteran b Bahan bakar/energi utama untuk memasak: 1. Listrik 2. Gas > 3 kg 3. Gas 3 kg 4. Gas kota/biogas 5. Minyak tanah 6. Briket 7. Arang 8. Kayu bakar 9. Tidak memasak di rumah 3 24

25 3. Mengisikan jawaban responden pada tempat yang disediakan dan langsung memindahkan pada kotak yang tersedia; Contoh: pada Rincian 2 dan Rincian 6, Blok III, Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin. 2. Luas lantai 200 m Jumlah kamar tidur 2 kamar 2 4. Membiarkan kotak tidak terisi apabila suatu rincian atau pertanyaan tidak perlu diisi karena aturan,misalnya harus dilewati. Contoh: pada Rincian 11.b, Blok III, Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin. 11a. Penggunaan fasilitas tempat buang air besar: 1. Sendiri 2. Bersama 3. Umum 4. Tidak ada (R.12) b. Jenis kloset: 1. Leher angsa 2. Plengsengan 3. Cemplung/cubluk 4. Tidak pakai TIDAK PERLU DIISI 12. Tempat pembuangan akhir tinja: 1. Tangki 2. SPAL 3. Lubang tanah 4. Kolam/sawah/sungai/danau/laut 5. Pantai/tanah lapang/kebun 6. Lainnya BLOK I PENGENALAN TEMPAT Rincian 1-5 Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan/Nagari, dan Nama SLS Rincian 1 sudah tercetak, sedangkan Rincian 2-5 di salin dari Daftar Awal (prelist) Penulisan nama SLS pada Rincian 5 di mulai dari SLS terkecil. Contoh RT 01 RW 04. Rincian 6 Alamat Tuliskan alamat secara jelas. Alamat ini disalin dari Daftar Awal (prelist). Apabila ditemui perbedaan antara alamat yang tercetak pada Daftar Awal (prelist) dengan kondisi di lapangan, perbaiki alamat sesuai kondisi di lapangan. Tuliskan secara lengkap dan benar dengan memakai huruf besar [HURUF BALOK]. Rincian 7 Nomor urut rumah tangga (dari Daftar Awal (prelist) Nomor urut rumah tangga ini disalin dari Daftar Awal (prelist). Rumah Tangga (Ruta) adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Makan satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama dan menjadi satu. Rumah tangga umumnya terdiri dari ibu, bapak, anak, orang tua/mertua, famili, pembantu dan lainnya. 25

26 Rincian 8: Nama Kepala Rumah Tangga (KRT) Nama KRT disalin dari Daftar Awal (prelist). Apabila terdapat perbedaan pada nama KRT antara yang disalin dengan keadaan lapangan, tuliskan nama KRT yang sesuai kondisi di lapangan di samping nama yang telah disalin dengan diberi garis miring (/). Perbaikan nama KRT hanya boleh dilakukan pada Daftar Awal (prelist). Perbedaan ini dapat terjadi bila KRT meninggal atau KRT pindah dan ada ART lain yang menggantikannya. Contoh: di dalam Daftar Awal (prelist) tertulis Agus, pada saat pendataan ternyata Agus meninggal dan yang menjadi kepala rumah tangganya adalah istrinya yang bernama Erni. Untuk penulisan Agus/Erni Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga, atau orang yang dituakan/dianggap/ ditunjuk sebagai KRT. Kepala rumah tangga yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah satu tempat tinggalnya di tempat ia berada paling lama. Khusus untuk kepala rumah tangga yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan anak-anaknya secara berkala (kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai KRT di rumah istri dan anak-anaknya. Contoh: 1. Untuk menghidupi keluarganya, Anton berjualan sate di Jakarta. Istri dan ketiga anaknya tinggal di Sukabumi yang berjarak 100 km dari Jakarta. Anton pulang ke Sukabumi setiap akhir bulan. Karena Anton adalah KRT, maka ia tetap dicatat sebagai KRT di Sukabumi. 2. Ibu Martilah tinggal bersama anaknya, yang bernama Subagyo yang masih menganggur. Karena ibunya sudah tua dan menjanda, maka segala urusan dengan lingkungan dan orang lain diurus oleh Subagyo. Dalam contoh ini, Subagyo dapat dicatat sebagai kepala rumah tangga, karena ia ditunjuk oleh ibunya untuk menjadi kepala rumah tangga. Rincian 9: Jumlah Anggota Rumah Tangga (ART) Isikan jumlah ART ke dalam kotak yang tersedia. Jumlah ART harus sama dengan jumlah baris yang terisi pada Blok IV. Rincian ini diisi setelah Blok IV selesai diisi. Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah tangga maupun yang sementara tidak ada pada waktu pencacahan (kepala ruta, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, pembantu ruta atau anggota ruta lainnya). Orang yang telah tinggal dalam rumah tangga selama 6 bulan atau lebih, atau yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetap/berencana tinggal selama 6 bulan atau lebih dianggap sebagai anggota rumah tangga. Sebaliknya anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/ akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. 26

27 Contoh: Hendro dan istrinya tinggal menumpang di rumah bapak ibunya (Seto dan Tiara). Hendro adalah pencari barang bekas dan Seto adalah tukang becak. Penghasilan Hendro dan Seto setiap hari disatukan untuk memenuhi kebutuhan makan dan kebutuhan lainnya. Dalam contoh ini, di rumah Pak Seto hanya ada 1 rumah tangga. Hendro dengan istrinya dan Tiara merupakan ART. Termasuk anggota ruta: 1. Bayi yang baru lahir. 2. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih. 3. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah datang). 4. Pembantu ruta, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya bergabung dengan ruta majikan. 5. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang. 6. Kepala ruta yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau pekerja tambang. Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi telah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih, maka orang tersebut dicatat dimana dia tinggal pada saat pencacahan, ia tidak dicatat lagi di rumah asalnya. Tidak termasuk anggota ruta: 5.3. Anak yang tinggal di tempat lain (di luar SLS) misalnya untuk sekolah atau bekerja, meskipun kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah membentuk ruta sendiri atau bergabung dengan ruta lain di tempat tinggalnya sehari-hari Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan pindah Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah Pembantu ruta yang tidak tinggal di ruta majikan Orang yang mondok tidak dengan makan Orang yang mondok dengan makan (indekos) lebih dari 10 orang. Catatan: Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di salah satu ruta istri yang lebih lama ditinggali. Bila diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi. Rincian 10 Jumlah keluarga Isikan jumlah keluarga di rumah tangga ini di kotak yang tersedia. Jumlah keluarga adalah nilai tertinggi pada Blok IV Kolom (4). Dalam satu rumah tangga minimal ada 1 keluarga. 27

28 Keluarga adalah sekelompok orang yang mempunyai pertalian darah dan atau hukum yang terdiri dari suami, istri, dan atau anak-anaknya (keluarga batih atau keluarga inti) atau terdiri dari keluarga batih ditambah dengan beberapa orang yang mempunyai hubungan kekerabatan langsung (keluarga besar/extended family) dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. BLOK II KETERANGAN PETUGAS DAN RESPONDEN Blok ini mencatat keterangan tentang petugas yang melakukan pendataan verifikasi rumah tangga. Rincian 1-2 Tanggal pencacahan, nama pencacah, kode dan tanda tangan pencacah Setelah selesai mencacah dalam satu rumah tangga maka PCL wajib menuliskan tanggal dan bulan pencacahan, nama PCL, dan tanda tangan sebagai tanda pertanggungjawaban. Kode pencacah merupakan nomor urut petugas pada setiap kabupaten/kota. Rincian 3-4 Tanggal pemeriksaan, nama pemeriksa, kode dan tanda tangan pemeriksa Setelah selesai memeriksa Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin yang telah diserahkan oleh PCL, maka PML wajib menuliskan tanggal, dan bulan pemeriksaan, nama PML, dan tanda tangan sebagai tanda pertanggungjawaban. Kode pemeriksa merupakan nomor urut petugas pada setiap kabupaten/kota. Rincian 5 Hasil pencacahan rumah tangga Rincian ini diisi apabila pencacah sudah selesai mendatangai rumah tangga yang bersangkutan. 1. Selesai dicacah: apabila pencacah berhasil mewawancarai responden 2. Rumah tangga tidak ditemukan: apabila rumah tangga tersebut tidak ditemukan di SLS ini. 3. Rumah tangga pindah atau bangunan sensus sudah tidak ada: apabila rumah tangga pada waktu pendataan sudah pindah dari lingkungan ini. Bangunan sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai pintu keluar/masuk sendiri dalam satu kesatuan fungsi/penggunaan. Nama dan tanda tangan responden Pada bagian akhir dari Blok II ini disediakan tempat untuk membubuhkan nama, tanda tangan dari responden, sebagai pernyataan dari responden bahwa data yang diberikan benar dan boleh dipergunakan untuk keperluan pemerintah. Bacakan pernyataan yang tertulis dan yakinkan bahwa responden mengerti isi dari pernyataan tersebut. Jika responden sudah mengerti, tuliskan nama yang bersangkutan, mintakan tanda tangan pada tempat yang disediakan. Responden yang diminta tanda 28

29 tangan adalah responden yang berhasil dicacah (B2R5 = 1) dan responden yang merupakan bagian dari rumah tangga di dokumen Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (B2R5 = 4). Nama dan tanda tangan responden ditulis langsung oleh responden. Jika responden tidak dapat menulis nama dan tanda tangan, nama ditulis oleh pencacah dan responden membuat tanda sendiri menggunakan pulpen. BLOK III KETERANGAN PERUMAHAN Rincian 1a Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 5 sesuai dengan jawaban, kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Status rumah yang ditempati ini harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya. Kode 1: Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri; Kode 2: Kontrak/sewa, Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/anggota rumah tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru; Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu; Kode 3: Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (baik famili/bukan famili/orang tua yang tinggal di tempat lain) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga tanpa mengeluarkan suatu pembayaran apapun; Kode 4: Dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi tempat bekerja salah satu anggota rumah tangga baik dengan membayar sewa maupun tidak; Kode 5: Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat. Contoh yang termasuk 29

30 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA kategori lainnya adalah bila seseorang yang menempati rumah adat karena statusnya di lingkungan adat misalnya keturunan bangsawan. Rincian 1b: Status lahan tempat tinggal yang ditempati Rincian 1b hanya akan terisi jika rincian 1a berkode 1. Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 4 sesuai dengan jawaban, kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Status lahan tempat tinggal yang ditempati ini harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya. Kode 1: Milik sendiri, jika status lahan tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betulbetul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga; Kode 2: Milik orang lain, jika status lahan tempat tinggal tersebut adalah milik orang lain (baik famili/bukan famili) baik dengan membayar sewa maupun tidak; Kode 3: Tanah Negara, jika status lahan tempat tinggal tersebut adalah milik negara; Kode 4: Lainnya, jika status lahan tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya status lahan milik bersama, status lahan tanah adat, dll. 30

31 Rincian 2: Luas lantai (m2) Luas lantai bangunan tempat tinggal adalah jumlah luas lantai dari setiap bagian bangunan (sebatas atap) yang ditempati (dihuni) dan digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh rumah tangga, termasuk teras, garasi, tempat mencuci, WC, gudang, lantai setiap tingkat untuk bangunan bertingkat dalam satu bangunan sensus. Luas lantai tempat tinggal rumah tangga tidak termasuk ruangan khusus untuk usaha, warung, restoran, toko, salon, kandang ternak, lantai jemur (lamporan semen), lumbung padi dan lain-lain. Untuk bangunan bertingkat, luas lantai adalah jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati. Catatan: 1. Jika satu bangunan sensus ditempati oleh beberapa rumah tangga, maka luas lantai bangunan tempat tinggal satu rumah tangga adalah luas lantai ruangan yang dipakai bersama dibagi dengan banyaknya rumah tangga yang menggunakannya, kemudian ditambah luas lantai ruangan yang dipakai sendiri. 2. Jika ada 2 bangunan terpisah yang ditempati oleh satu rumah tangga dan masih dalam satu blok sensus, maka luas lantainya dihitung seluruhnya. 3. Taman yang di dalam rumah, atau yang disamping rumah namun masih di bawah atap, semuanya ditambahkan sebagai luas lantai. 4. Jika luas lantai lebih dari 998 m 2 ditulis 998. Isikan luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga responden dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia (dalam m 2 ). Isian pada rincian ini harus lebih besar dari nol. Rincian 3: Jenis lantai terluas Yang dicatat dalam rincian ini adalah jenis lantai yang paling luas dari bangunan tempat tinggal yang dihuni rumah tangga. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis lantai yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai lantai terluas adalah lantai yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil). Lingkari salah satu kode jenis lantai terluas dari bangunan tempat tinggal yang dihuni rumah tangga responden, kemudian pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Lantai adalah bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer/keramik/granit, tegel/traso, semen, kayu, tanah, dan lainnya. Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Kode untuk pertanyaan ini ada 10 (sepuluh), yaitu: Kode 1: Marmer/granit, jika status lahan tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betulbetul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga; Marmer adalah batu gamping yang telah mengalami metamorfosis, dan dapat dipakai untuk lantai, dinding, dsb; marmer biasa juga disebut batu pualam; 31

32 Granit adalah batuan keras yang keputih-putihan, bila digunakan sebagai bahan lantai dapat bertahan lebih lama dari marmer/keramik. Kode 2: Keramik adalah tanah liat yang dibakar, dicampur dengan mineral lain; Kode 3: Parket/vinil/permadani, Parket (parquetted) berarti menyusun potongan-potongan kayu untuk dijadikan penutup lantai; Vinil adalah karpet yang berbahan dasar dari campuran karet dan plastik, yang di lapis dengan motif pada permukaannya; Permadani adalah bahan yang digunakan sebagai penutup lantai, biasanya terbuat dari benang tebal yang dirajut/dianyam. Kode 4: Ubin/tegel/teraso, Tegel adalah ubin yang dibuat dari semen. Teraso adalah jenis lantai yg dibuat dari batu alam kecil-kecil, diaduk dulu adukan kapur pasir, dituang di atas dasar batu, lalu digiling. Kode 5: Kayu/papan kualitas tinggi adalah lantai yang terbuat dari kayu/papan yang dapat bertahan lama (lebih dari 20 tahun) dan kuat. Biasanya harga kayu/papan ini lebih mahal dari kayu biasa, seperti kayu jati, kayu ulin, kayu kelapa, kayu akasia, kayu gelam, kayu merbau, kayu bangkirai/yellow balau. Kode 6: Semen/bata merah, Lantai semen adalah lantai yang terbuat dari adukan semen tambah pasir atau semen saja. Lantai bata merah adalah lantai yang tersusun dari bata merah. Kode 7: Bambu adalah lantai yang terbuat dari tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Kode 8: Kayu/papan kualitas rendah adalah lantai yang terbuat dari kayu/papan yang dapat bertahan kurang dari 10 tahun, seperti kayu meranti, kayu kamper. Kode 9: Tanah adalah lantai langsung ke permukaan bumi tanpa ada alas lain diatasnya seperti pasir, tanah atau batu. Kode 10: Lainnya adalah jenis lantai selain yang disebutkan di atas. Rincian 4a: Jenis dinding terluas Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai dinding terluas adalah dinding yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil). 32

33 Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Kode untuk pertanyaan ini ada 7 (tujuh), yaitu: Kode 1: Tembok adalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako biasanya dilapisi plesteran semen. Termasuk dalam kategori ini adalah dinding yang terbuat dari pasangan batu merah dan diplester namun dengan tiang kolom berupa kayu balok, biasanya berjarak 1-1½ m. Kode 2: Plesteran anyaman bambu/kawat adalah dinding yang terbuat dari anyaman bambu atau kawat dengan luas kurang lebih 1 m x 1 m yang dibingkai dengan balok, kemudian diplester dengan campuran semen dan pasir. Kode 3: Kayu adalah bagian dari pohon yang sudah berumur tua, biasanya berumur di atas 5 tahun. Bagian ini bisa berupa batang utama, cabang atau ranting yang merupakan batang pokok yang keras, yang biasa dipakai untuk bahan bangunan. Kode 4: Anyaman bambu adalah merupakan bambu yang di iris tipis-tipis kemudian di rajut seperti kain dan berbentuk lebar. Kode 5: Batang kayu adalah batang dari pohon langsung (masih bulat), tanpa dibelah terlebih dahulu. Kode 6: Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Kode 7: Lainnya adalah jenis dinding selain yang tersebut di atas seperti dari seng, kardus. Rincian 4b: Jika 4a berkode 1, 2 atau 3, kondisi dinding Rincian 4b akan terisi bila isian 4a adalah tembok (kode 1), plesteran anyaman bambu/kawat (kode 2) atau kayu kode3). Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut pada kotak yang tersedia. Kode 1: bagus/kualitas tinggi: adalah jika dinding terbuat dari tembok atau plesteran anyaman bambu/kawat atau kayu dan masih dalam keadaan baik dan terawat. Kode 2: jelek/berkualitas rendah: adalah dinding yang terbuat dari tembok atau plesteran anyaman bambu/kawat atau kayu dengan keadaan jelek seperti tembok yang tidak diplester/ disemen, atau diplester/disemen tetapi dalam keadaan usang dan tidak terawat, atau berlumut. Rincian 5a: Jenis atap terluas Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Lingkari salah satu kode jenis atap terluas dari bangunan fisik 33

34 tempat rumah tangga responden berada, kemudian tuliskan dalam kotak yang tersedia. Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga orang yang mendiami di bawahnya terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat, atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut. Kode untuk pertanyaan ini ada 10 (sepuluh), yaitu: Kode 01: Beton atau genteng beton adalah atap yang terbuat dari campuran semen, kerikil, dan pasir yang dicampur dengan air. Kode 02: Genteng keramik adalah genteng yang terbuat dari tanah liat, pasir, padas dan samot. Sebagai bahan pelapis genteng dapat diberi lapisan glazur atau di cat dengan cat acrylic. Kode 03: Genteng metal adalah bahan atap yang dibuat dari logam. Bentuknya berupa lembaran, menyerupai bahan seng. Genteng tersebut ditanam di balok gording dari rangka atap (kuda-kuda), menggunakan baut. Ukuran yang tersedia bervariasi, cm (lebar), dengan ketebalan 0,3 mm dan panjang antara 1,2-12 m. Kode 04: Genteng tanah liat adalah genteng tanah yang dicetak. Seperti genteng kodok, plentong, dan murando. Kode 05: Asbes adalah atap yang terbuat dari campuran serat asbes dan semen. Pada umumnya atap asbes berbentuk gelombang. Kode 06: Seng adalah atap yang terbuat dari bahan seng. Atap seng berbentuk seng rata, seng gelombang, termasuk genteng seng yang lazim disebut decrabond (seng yang dilapisi epoxy dan acrylic). Kode 07: Sirap adalah atap yang terbuat dari kayu/kepingan kayu yang tipis dan biasanya terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Kode 08: Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Kode 09: Jerami/ijuk/daun-daunan/rumbia adalah atap yang terbuat dari serat pohon aren/ enau atau sejenisnya yang umumnya berwarna hitam. Kode 10: Lainnya adalah jenis atap selain yang tersebut di atas, misalnya kardus. Rincian 5b: Jika 5a berkode 01,02, 03, 04, 05, 06 atau 07, kondisi atap Rincian 5b akan terisi bila isian rincian 5a adalah beton/genteng beton (kode 01), genteng keramik (kode 02), genteng metal (kode 03), genteng tanah liat (kode 04), asbes (kode 05), seng (kode 06), atau sirap (kode 07). Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut pada 34

35 kotak yang tersedia. Kode 1: bagus/kualitas tinggi: adalah atap yang terbuat dari beton/genteng beton/genteng keramik/genteng metal/genteng tanah liat/asbes/seng/sirap yang terawat baik dan rapi. Kode 2: jelek/kualitas rendah: adalah atap yang terbuat dari beton/genteng beton/genteng keramik/genteng metal/genteng tanah liat/asbes/seng/sirap yang tidak rapi, pecah-pecah, berupa tambalan, atau terbuat dari bahan-bahan bekas. Untuk Rincian 3-5 (jenis lantai, dinding, dan atap) petugas selain mewawancarai, juga mengamati jenisnya dan kondisi/kualitasnya, apakah dalam keadaan baik atau buruk. Rincian 6: Jumlah kamar tidur Kamar tidur adalah ruangan yang benar-benar difungsikan hanya untuk tidur. Jika suatu ruangan memiliki fungsi lebih dari 1 (satu), seperti untuk tidur dan untuk ruang tamu maka tidak dihitung sebagai kamar tidur. Ruangan adalah bagian dari suatu tempat tinggal yang memiliki luas (panjang x lebar) minimum sekitar 3 m 2, dibatasi minimal oleh 3 dinding/sekat yang tetap minimal pada 3 sisi dan tertutup dari lantai hingga langit-langit, atau tingginya dinding/sekat minimal sekitar 2 m. Isikan jumlah kamar tidur yang berada di dalam bangunan tempat tinggal yang ditempati. Rincian 7: Sumber air minum Tanyakan sumber air minum utama yang digunakan oleh rumah tangga responden. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dan tuliskan di dalam kotak yang tersedia. Perlu pula diingat bahwa yang ditanyakan di sini adalah sumbernya. Jika rumah tangga responden mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai ke rumah, maka sumber airnya adalah mata air. Bila responden menggunakan air yang berasal dari beberapa sumber air, maka pilih salah satu sumber air yang volume airnya paling banyak digunakan oleh rumah tangga tersebut. Kode untuk pertanyaan ini ada 12, yaitu: Kode 01: Air kemasan bermerek adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol (330 ml, 600 ml, 1,5 liter, 12 liter, atau 19 liter) dan kemasan gelas; misalnya air kemasan merk Aqua, 2Tang, VIT, dsb. Kode 02: Air isi ulang adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan tidak memiliki merek. 35

36 Kode 03: Leding meteran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air sampai di rumah responden. Sumber air ini diusahakan oleh PAM (Perusahaan Air Minum), PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), atau BPAM (Badan Pengelola Air Minum), baik dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Kode 04: Leding eceran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan (air PAM) namun disalurkan ke konsumen melalui pedagang air keliling/pikulan. Contoh Leding Meteran Contoh Leding Eceran Kode 05: Sumur bor/pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek). Contoh Sumur Bor/Pompa Sumur adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali. Cara pengambilan air sumur terlindung maupun tak terlindung dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan maupun tanpa katrol. Air sumur dikelompokkan menjadi air sumur terlindung dan tidak terlindung. Kode 06: Sumur terlindung adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali dan lingkar sumur tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0,8 meter di atas tanah dan 3 meter ke bawah tanah, dan ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur/perigi, serta terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya. Semen 36

37 Contoh Sumur Terlindung Kode 07: Sumur tak terlindung adalah sumur yang tidak memenuhi syarat sebagai sumur terlindung. Contoh Sumur Tidak Terlindung Kode 08: Mata air terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya dan terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya. Kode 09: Mata air tak terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya tetapi tidak terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya. Contoh Mata Air Terlindung Contoh Mata Air Tak Terlindung Kode 10: Air sungai/danau/waduk adalah air yang berasal dari sungai/danau/waduk. Kode 11: Air hujan adalah air yang berasal dari hujan, biasanya di daerah yang sulit air, sehingga pada musim penghujan mereka menampung air hujan tersebut di suatu bak/kolam, sehingga pada waktu musim kemarau air tersebut bisa dipergunakan. Kode 12: Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas, seperti air laut yang disuling. Penjelasan: a. Rumah tangga yang minum dari air leding yang diperoleh dari pedagang air keliling dianggap mempunyai sumber air minum leding eceran. b. Rumah tangga yang air minumnya berasal dari mata air atau air hujan yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa pralon/pipa leding maka sumber air minumnya tetap mata air atau air hujan. c. Rumah tangga yang menggunakan dua sumber air minum atau lebih, maka sumber air minum yang dicatat adalah yang terbanyak dimanfaatkan selama sebulan terakhir. 37

38 d. Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum, namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa listrik), maka sumber air rumah tangga tersebut tetap dikategorikan sebagai sumur terlindung. e. Untuk sumber air dari leding, sumur terlindung dan sumur tak terlindung berlaku baik yang terletak di dalam rumah, di luar rumah, maupun di tempat umum. Rincian 8: Cara memperoleh air minum Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, lalu pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Kode untuk pertanyaan ini ada 3 (tiga), yaitu: Kode 1: Membeli eceran adalah apabila membeli air untuk minum secara bukan langganan biasanya saat membeli langsung bayar. Kode 2: Langganan adalah apabila membeli air untuk minum secara periodik/bulanan. Contoh: Leding dari PAM/PDAM/BPAM, atau air kemasan yang dibeli secara berlangganan. Kode 3: Tidak membeli adalah bila diperoleh dengan usaha sendiri tanpa harus membayar. Penjelasan: Bila menyuruh tetangga untuk mengambil air dari waduk dengan memberi upah, cara memperoleh air minum dianggap membeli eceran. Rincian 9a: Sumber penerangan utama Lingkari salah satu kode sumber penerangan yang digunakan oleh rumah tangga responden, lalu tuliskan di dalam kotak yang tersedia. Apabila responden menggunakan lebih dari satu sumber penerangan, maka pilih sumber penerangan yang paling lama dipakai satu bulan terakhir. Jika waktu penggunaan sama, maka pilih kode yang terkecil. Kode untuk pertanyaan ini ada 3 (tiga), yaitu: Kode 1: Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh PLN. Ruta responden dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan maupun tidak menggunakan meteran (volumetrik). Kode 2: Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/pihak lain selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator, dan pembangkit listrik tenaga surya (yang tidak dikelola oleh PLN). Kode 3: Bukan Listrik, seperti petromak, aladin, pelita, sentir, obor, lilin, karbit, biji jarak, kemiri, dan lain-lain. 38

39 Rincian 9b. Jika R.9a berkode 1, daya terpasang Rincian ini ditanyakan jika rincian 9a berkode 1 (Listrik PLN). Lingkari salah satu kode daya terpasang listrik. Catatan: Jika ada beberapa rumah tangga yang memakai satu meteran, maka daya yang terpasang dibagi jumlah rumah tangga yang memakai. Jika hasil pembagian tersebut tidak terdapat dalam pilihan, maka pilih daya yang paling mendekati. Contoh: Daya watt digunakan oleh 3 rumah tangga, maka daya yang terpasang di setiap rumah tangga adalah watt dibagi 3 ruta, yaitu 433,33 watt. Jadi, daya yang terpasang di setiap rumah tangga dituliskan 450 watt (kode 1). Rincian 10: Bahan bakar/energi utama untuk memasak Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban responden. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai bahan bakar utama yang digunakan ruta untuk memasak. Bila menggunakan bahan bakar lebih dari satu maka dipilih bahan bakar yang paling banyak digunakan. Memasak termasuk memasak nasi, memasak air untuk membuat kopi, teh, dan sebagainya. Gambar Macam-Macam Bahan Bakar Utama untuk Memasak Listrik Bluegaz Elpiji 12 Kg Elpiji 3 Kg Gas Kota Biogas Minyak Tanah Briket/Batubara Arang Kayu Bakar Rincian 11a: Penggunaan fasilitas tempat buang air besar Fasilitas tempat buang air besar adalah ketersediaan jamban atau kakus yang digunakan oleh rumah tangga responden. Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut pada kotak yang tersedia. Kode untuk pertanyaan ini ada 4 (empat), yaitu: Kode 1: Sendiri, bila fasilitas tempat buang air besar yang digunakan khusus oleh rumah tangga responden, walaupun kadang-kadang ada yang menumpang. 39

40 Kode 2: Bersama, bila fasilitas tempat buang air besar digunakan bersama dengan beberapa rumah tangga tertentu. Tidak ada batasan berapa rumah tangga yang menggunakan secara bersama-sama, asalkan penggunaannya terbatas pada beberapa rumah tangga. Kode 3: Umum, bila fasilitas tempat buang air besar yang penggunaannya tidak terbatas pada rumah tangga tertentu, tetapi siapa saja dapat menggunakannya. Contoh MCK yang disediakan pemerintah untuk masyarakat, dan sejenisnya. Kode 4: Tidak ada, bila rumah tangga responden tidak mempunyai fasilitas tempat buang air besar, misalnya lahan terbuka yang bisa digunakan untuk buang air besar (tanah/kebun/halaman/ semak belukar), pantai, sungai, danau, kolam dan lainnya. Gambar Kepemilikan Fasilitas Tempat Buang Air Besar (TBAB) TBAB sendiri TBAB bersama TBAB umum Catatan : Jika menggunakan fasilitas tempat buang air besar yang memiliki bilik di sungai/ danau, maka dianggap ada fasilitas. Rincian 11b: Jenis kloset Kloset adalah tempat duduk/jongkok yang digunakan di WC/kakus. Kloset leher angsa adalah kloset yang di bawah dudukannya terdapat saluran berbentuk huruf U (seperti leher angsa) dengan maksud menampung air untuk menahan agar bau tinja tidak keluar. Contoh kloset leher angsa 40

41 Kloset plengsengan adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat saluran rata yang dimiringkan ke pembuangan kotoran. Contoh kloset plengsengan dengan tutup Contoh kloset plengsengan tanpa tutup Kloset cemplung/cubluk adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak ada saluran, sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/penampungan akhirnya. Contoh kloset cemplung/cubluk Petugas dipastikan untuk melihat jenis kloset yang digunakan oleh rumah tangga Rincian 12: Tempat Pembuangan Akhir Tinja (TPAT) Lingkari salah satu kode yang sesuai, lalu pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Kode untuk pertanyaan ini ada 6 (enam), yaitu: Kode 1: Tangki adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan, biasanya terbuat dari pasangan bata/batu atau beton di semua sisinya baik mempunyai bak resapan maupun tidak. Pada beberapa jenis jamban/kakus yang disediakan di tempat umum/keramaian, seperti di taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang terbuat dari logam atau kayu. Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk diangkut ke tempat pembuangan. Dalam hal demikian tempat pembuangan akhir dari jamban/kakus ini dianggap sebagai tangki. 41

42 Contoh Tangki Septik Gambar SPAL Kode 2: SPAL adalah Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpadu. Dalam sistem pembuangan limbah cair seperti ini, air limbah ruta tidak ditampung di dalam tangki atau wadah, tetapi langsung dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah cair. Di tempat pengolahan tersebut, limbah cair diolah sedemikian rupa (dengan teknologi tertentu) sehingga terpilah menjadi 2 bagian yaitu lumpur dan air. Air hasil pengolahan ini dianggap aman untuk dibuang ke tanah atau badan air (sungai, danau, laut). Termasuk disini daerah permukiman yang mempunyai SPAL terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota. Kode 3: Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lubang tanah yang tidak diberi pembatas/tembok (tidak kedap air). TPAT Lubang Tanah 42

43 Kode 4: Kolam/sawah/sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke kolam/sawah atau sungai/danau/laut. Kode 5: Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau tanah lapang, termasuk dibuang ke kebun. Kode 6: Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat selain yang telah disebutkan di atas. BLOK IV KETERANGAN SOSIAL EKONOMI ANGGOTA RUMAH TANGGA Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pokok sosial ekonomi Anggota Rumah Tangga (ART). Keterangan yang dicatat meliputi nama, hubungan dengan Kepala Rumah Tangga (KRT), nomor urut keluarga, hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, umur, status perkawinan, kepemilikan kartu identitas, jenis cacat, penyakit kronis/menahun, pendidikan, dan pekerjaan. Kolom (1): Nomor urut Nomor urut sudah tertulis dari nomor Jika banyaknya ART lebih dari 10, gunakan kuesioner tambahan dengan memberikan keterangan bersambung di sudut kanan atas pada kuesioner pertama dan keterangan sambungan pada sudut kanan atas kuesioner tambahan. Salin keterangan pengenalan tempat pada Daftar Awal (prelist) dan ganti nomor urut pada Kolom (1) Blok IV menjadi 11,...,20, dst. Kolom (2): Nama anggota rumah tangga Konsep dan definisi anggota rumah tangga sama dengan konsep di Blok I R 9.Tuliskan semua nama ART dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari ART yang tinggal di rumah tangga. Penulisan nama ART diurutkan seperti berikut: 1. Nomor urut pertama adalah kepala rumah tangga dan diikuti oleh nama istri/suami (pasangannya). 2. Nomor urut berikutnya adalah nama anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anakanak yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. 3. Nomor urut berikutnya adalah nama anak yang telah menikah yang diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak dari pasangan ini yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. Demikian seterusnya, untuk para anak dari kepala rumah tangga yang telah menikah disusun berurutan dengan pasangannya dan anak-anaknya. 4. Nomor urut berikutnya adalah anggota rumah tangga selain anak, yang sudah menikah diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. 5. Nomor urut berikutnya adalah anggota rumah tangga lainnya yang tanpa pasangan dan tanpa anak mulai dari orang tua/mertua, pembantu rumah tangga, famili lain dan lainnya. 43

44 Nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata sebutan atau gelar, misalnya: Ir, Drs, Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, dan lain-lain. Apabila KRT memiliki nama panggilan maka tulis nama panggilan di dalam kurung ( ) setelah nama aslinya. Setelah semua selesai dicatat bacakan kembali nama-nama tersebut untuk memastikan tidak ada nama ART yang terlewat. Untuk ART yang masih bersekolah, tuliskan namanya sesuai dengan yang tertulis di buku laporan sekolah (rapor). Nama ART yang masih sekolah harus sama dengan yang tertulis di Rapor. Pada kolom ini juga di tanyakan Nomor Induk Kepependudukan (NIK). Data NIK diambil dari KTP atau dari kartu keluarga, Petugas di dalam mengisi data ini harus meminjam kepada responden kartu keluarga atau KTP, agar penulisannya tidak terjadi kesalahan. Kolom (3): Hubungan dengan kepala rumah tangga Konsep dan definisi kepala rumah tangga sama dengan Blok I R 8. Tanyakan hubungan setiap ART dengan KRT dan isikan kode yang sesuai pada kotak yang tersedia. Anggota rumah tangga pertama harus kepala rumah tangga (kode 1), ikuti aturan baku susunan ART. Kode pada pertanyaan ini ada 8 (delapan), yaitu: 1. Kepala rumah tangga. 2. Istri/suami adalah istri/suami dari kepala ruta. 3. Anak mencakup anak kandung, anak tiri, dan anak angkat dari istri/suami KRT. 4. Menantu, yaitu suami/istri dari anak kandung, anak tiri atau anak angkat. 5. Cucu, yaitu anak dari anak kandung, anak tiri atau anak angkat. 6. Orang tua/mertua, yaitu bapak/ibu dari KRT atau bapak/ibu dari istri/suami KRT. 7. Pembantu ruta, yaitu orang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap di ruta tersebut dan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang. 8. Lainnya, yaitu: Famili lain adalah orang yang ada hubungan famili dengan kepala ruta atau dengan istri/ suami kepala ruta, seperti adik, kakak, bibi, paman, kakek, atau nenek. Lainnya adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala ruta atau istri/suami kepala ruta yang berada di ruta tersebut lebih dari 6 bulan, seperti tamu, teman dan orang yang mondok dengan makan (indekos), termasuk anak pembantu yang juga tinggal dan makan di ruta majikannya. Kolom (4): Nomor urut keluarga Konsep dan definisi keluarga dijelaskan pada Blok IV kolom (5). Isikan nomor urut keluarga setiap ART. Apabila di rumah tangga ini hanya ada 1 keluarga maka isian pada kolom ini semua ART berkode 1. Apabila ada 2 keluarga, maka isian pada kolom ini ada yang berkode 1 dan 2, dan minimal ada dua kode yang sama. 44

45 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA Kolom (5): Hubungan dengan kepala keluarga Tanyakan hubungan anggota keluarga (AK) dengan kepala keluarga. Tuliskan kode sesuai hubungan dengan kepala keluarga. Kode hubungan AK dengan kepala keluarga seperti hubungan ART dengan kepala rumah tangga pada Kolom (3). Keluarga adalah sekelompok orang yang mempunyai pertalian darah dan atau hukum yang terdiri dari suami, istri, dan atau anak-anaknya (keluarga batih atau keluarga inti) atau terdiri dari keluarga batih ditambah dengan beberapa orang yang mempunyai hubungan kekerabatan langsung (keluarga besar/extended family) dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Jumlah keluarga dalam suatu rumah tangga biasanya didasarkan atas banyaknya pasangan suami-istri di rumah tangga tersebut. Bisa disebut keluarga apabila ada 2 status hubungan dengan kepala keluarga yang berbeda, misalnya suami dan istri, suami dan anak atau ibu dan anak. Contoh: 1. Rumah tangga Pak Mursid terdiri dari Pak Mursid, istri, anak dan ibu mertua yang tinggal dalam satu bangunan rumah yang sama. Rumah tangga Pak Mursyid dihitung 1 keluarga. 2. Contoh kasus 1, apabila ibu mertuanya berbeda bangunan rumah, dalam PBDT 2015 dianggap ada 2 rumah tangga yaitu 1 rumah tangga Pak Mursid beserta istri dan anak-anaknya dan 1 rumah tangga ibu mertua pak Mursid. 45

46 3. Rumah tangga Pak Joko terdiri dari Pak Joko, istri, anak, Abdul (bapak mertua) beserta Wawan (famili dari mertua) yang tinggal dalam satu rumah. Pak Joko, istri, anak dan Wawan tercantum dalam satu Kartu Keluarga. Pak Abdul mempunyai Kartu Keluarga yang terpisah yang terdiri dari Pak Abdul dan Budi (anaknya) yang sudah tidak tinggal di rumah tangga tersebut. Walaupun rumah tangga tersebut mempunyai 2 Kartu Keluarga yang terpisah dihitung sebagai 1 keluarga. 4. Untuk kasus 3, apabila Budi masih tinggal di rumah Pak Joko sebagai ART maka di rumah tangga Pak Joko terdapat 2 keluarga. Catatan: pembantu rumah tangga yang tidak ada hubungan keluarga dengan majikannya dianggap keluarga tersendiri. Kolom (6): Jenis kelamin Tuliskan kode sesuai dengan jenis kelamin. Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya, untuk meyakinkan tanyakan kembali apakah ART tersebut laki-laki atau perempuan. Tanyakan dulu semua nama ART, hubungan dengan KRT, nomor urut keluarga, hubungan dengan kepala keluarga dan jenis kelamin. Setelah terisi semua, lanjutkan rincian untuk setiap ART yang dimulai dari Kolom (7) sampai dengan Kolom (21). Kolom (7): Umur Dalam pengertian demografis, umur diartikan sebagai satuan waktu (hari, bulan atau tahun) yang pernah dilalui oleh seseorang dalam kehidupannya. Karena ini umur selalu dibulatkan ke bawah atau umur menurut ulang tahun terakhir. Pengalaman menunjukkan bahwa jawaban responden mengenai umur cenderung dibulatkan ke atas. Untuk itu, perlu ditanyakan kembali apakah responden sudah mencapai umur pada jawaban tersebut. Setelah yakin dengan jawaban mengenai umur responden, isikan umur tersebut ke dalam kotak jawaban. Isian pada kolom ini antara 0 98 tahun. Contoh: 1. Bila responden mengatakan bahwa ia lahir pada tanggal 7 Agustus 1950, dan Pencacahan pada tanggal 10 Juli 2015 maka umur responden adalah 64 tahun ( ). 2. Bila responden mengatakan bahwa ia lahir pada tanggal 2 Juli 1950, dan Pencacahan pada tanggal 10 Juli 2015 maka umur responden adalah 65 tahun ( ). Untuk pengisian umur hanya disediakan dua kotak, bagi yang umurnya kurang dari 10 tahun harus ditambahkan angka 0 di kotak pertama dan yang umurnya 98 tahun atau lebih tuliskan

47 Contoh: 10 bulan tahun 01 bulan tahun 9 8 Kolom (8): Status Perkawinan Tanyakan status perkawinan seluruh ART dan isikan kodenya pada kotak yang tersedia. Kode 1: belum kawin adalah belum mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan. Kode 2: kawin/nikah adalah mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara, dsb), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami-istri. Kode 3: cerai hidup adalah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup. Kode 4: cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi. Kolom (9): Kepemilikan Akta/Buku Nikah Atau Akta Cerai Tanyakan apakah memiliki akta nikah/buku nikah untuk yang berkode 2 (kawin), atau akta cerai untuk yang berkode 3 (cerai hidup). Kode 0: tidak. Kode 1: Ya, dapat ditunjukkan. Yang disebut dengan dapat ditunjukkan adalah ketika pencacah dapat melihat langsung akta/buku nikah atau akta cerai secara fisik. Kode 2: Ya, tidak dapat ditunjukkan. 47

48 Kolom (10): Tercantum Dalam Kartu Keluarga (KK) di Rumah Tangga Ini Dalam sebuah rumah tangga dapat dijumpai anggota rumah tangga (ART) yang tidak tercantum dalam Kartu Keluarga (KK). Misalnya anggota keluarga lain (keponakan, cucu, atau pembantu rumah tangga). Tanyakan apakah ART tercantum dalam KK yang dimiliki oleh salah satu keluarga yang terdapat di rumah tangga yang didata. Lingkari Kode 1 jika Ya dan Kode 2 jika Tidak. Kolom (11): Kepemilikan Kartu Identitas Tanda pengenal pribadi diperlukan dalam berbagai hal, untuk itu perlu diketahui jenis tanda pengenal/kartu identitas yang dimiliki oleh ART. Tanyakan apakah setiap ART memiliki kartu identitas yang masih berlaku. Kode 0: Tidak memiliki tanda pengenal, jika ART tidak memiliki kartu identitas seperti KTP, SIM, Kartu Pelajar yang masih berlaku atau akta kelahiran. Kode 1: Akta Kelahiran adalah surat tanda bukti kelahiran yang dikeluarkan oleh kantor catatan sipil. Akta kelahiran bukan merupakan surat keterangan lahir dari rumah sakit/dokter/bidan/ kelurahan. Kode 2: Kartu Pelajar, jika ART memiliki kartu pelajar yang masih berlaku. Kode 4: KTP, jika ART memiliki KTP yang masih berlaku. Kode 8: SIM, jika ART memiliki SIM yang masih berlaku. Jika ART memiliki lebih dari satu kartu indentitas, jumlahkan kode dari kartu yang dimiliki. Contoh: 1. Budi memiliki akta kelahiran (kode 1) dan KTP (kode 4), maka isian pada kotak adalah = Amin memiliki akta kelahiran (kode 1), KTP (kode 4), dan SIM (kode 8), maka isian pada kotak adalah = 13. Kolom (12): Untuk Wanita Usia Tahun dan Kol (8) = 2, Status Kehamilan Tanyakan kepada wanita usia tahun dan berstatus kawin/nikah, apakah sedang hamil. Tulis Kode 1 jika Ya dan Kode 2 jika Tidak. Kolom (13): Jenis Cacat Kolom ini bisa berisikan kode 00 sampai dengan 12. Kode 00 apabila ART tidak mempunyai kecacatan. Penyandang cacat adalah setiap orang yang mengalami kecacatan sehingga terganggu atau mendapatkan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya. Kecacatan dapat terjadi akibat kecelakaan, korban kriminalitas, penyakit atau cacat lahir. Secara umum cacat dibagi menjadi dua yaitu cacat fisik dan cacat mental. 48

49 Jenis kecacatan dalam pertanyaan ini berbeda dengan disabilitas yang ditanyakan pada SUPAS. Jika seseorang memiliki kecacatan tetapi fungsinya tidak terganggu, maka tidak termasuk dalam kecacatan. Cacat fisik terdiri dari tuna daksa/cacat tubuh, cacat netra/buta, cacat rungu, dan cacat wicara. 1. Tuna daksa/cacat tubuh: adalah kelainan pada tulang, otot atau sendi anggota gerak dan tubuh, tidak ada atau tidak lengkapnya anggota gerak atas dan anggota gerak bawah sehingga menimbulkan gangguan gerak. 2. Tuna netra/buta: adalah orang yang kedua matanya tidak dapat melihat sama sekali. Tidak termasuk yang hanya salah satu matanya buta atau yang kurang awas. 3. Tuna rungu: apabila kedua telinganya tidak dapat mendengar suara atau perkataan yang disampaikan pada jarak 1 meter tanpa alat bantu dengar. 4. Tuna wicara: apabila tidak dapat bicara sama sekali atau pembicaraannya tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Cacat mental kelainan mental dan/atau tingkah laku, baik cacat bawaan maupun akibat dari penyakit. 1. Cacat mental retardasi: keadaan dengan intelegensia/kepandaian yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama adalah intelegensia/kepandaian yang terbelakang. Cacat ini dianggap sebagai orang yang tidak dapat menguasai keahlian yang sesuai dengan umurnya dan tidak bisa merawat dirinya sendiri. Misalnya anak yang terhambat perkembangan kepandaiannya (duduk, berdiri, jalan, bicara, berpakaian, makan), orang tidak bisa mempelajari dan melakukan perbuatan yang umum dilakukan orang lain seusianya (berkomunikasi dengan orang lain), orang tidak dapat mengikuti sekolah biasa. Wajah penderita terlihat seperti wajah dungu. 2. Mantan penderita gangguan jiwa: seseorang yang pernah menderita gangguan jiwa/gila. Catatan : orang yang terkena stroke tidak termasuk dalam jenis cacat. 49

50 Kolom (14): Penyakit Kronis/Menahun 1. Penyakit kronis adalah adalah gangguan atau penyakit yang berlangsung lama (berbulanbulan atau bertahun-tahun), tidak terjadi secara tiba-tiba/spontan, dan penyembuhannya pun memakan waktu yang lama. Penyakit kronis sering dikenal sebagai penyakit menahun. Misalnya, hipertensi, rematik, asma, penyakit jantung kronis/masalah jantung, diabetes/kencing manis, TBC, stroke, kanker/tumor ganas, dan lain-lain. Isikan sesuai dengan penyakit kronis yang diderita. Apabila ART menderita lebih dari satu penyakit kronis maka isikan jenis penyakit yang paling berat dirasakan oleh ART. 2. Hipertensi (tekanan darah tinggi): peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Tekanan darah yang tinggi dalam arteri menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung, penyakit ginjal, pengerasan dari arteri, kerusakan mata dan stroke. Penderita hipertensi memiliki tekanan darah di atas 140/ Rematik: penyakit yang menyerang sendi dan bagian tubuh lainnya. 4. Asma: keadaan saluran nafas yang mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan peradangan. Gejala asma adalah sesak nafas yang terjadi sewaktu-waktu, mengalami batuk dan bengek. 5. Masalah jantung: penyakit ini bisa diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah. Gejala seperti nyeri di dada, nyeri ulu hati, keringat dingin, pusing, pingsan, dan mual/muntah. 6. Diabetes (kencing manis): keadaan kadar gula dalam darah tinggi. Gejala diabet adalah sering buang air kecil, haus berlebihan, penglihatan kabur, dan penurunan berat badan secara cepat. 7. Stroke: terjadi ketika penyediaan darah ke bagian dari otak terganggu yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi/hipertensi. 8. Kanker/tumor ganas: kanker atau biasa disebut tumor ganas adalah sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal, seperti kanker payudara, kanker otak, kanker rahim, kanker darah, kanker kulit dan sebagainya. 9. Lainnya: seperti gagal ginjal dan sejenisnya. Kolom (15) (21) hanya ditanyakan untuk ART yang berusia 5 tahun ke atas. Kolom (15): Partisipasi Sekolah Seseorang dikatakan bersekolah apabila ia terdaftar dan aktif mengikuti proses belajar baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal khususnya program kesetaraan (Paket A/B/C) yang berada di bawah pengawasan Kemdikbud maupun kementerian lainnya. Dikatakan aktif 50

51 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA mengikuti paket A, paket B atau paket C apabila dalam sebulan terakhir pernah mengikuti proses belajar pada kegiatan paket. Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan salah satu kode 0 s.d 2 pada kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 1 lanjutkan pertanyaan ke anggota ruta berikutnya, jika berkode 2 atau 3, maka lanjutkan ke rincian kolom Kode untuk pertanyaan ini ada 3 (tiga), yaitu: Kode 0: Tidak/belum pernah bersekolah adalah anggota ruta berumur 5 tahun ke atas yang tidak pernah atau belum pernah terdaftar dan tidak/belum pernah aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket A/B/C), termasuk juga yang tamat/belum tamat taman kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan ke sekolah dasar. Kode 1: Masih bersekolah adalah anggota ruta berumur 5 tahun ke atas yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket A/B/C), yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian Agama (Kemenag), Instansi Negeri lain maupun Instansi Swasta. Termasuk bagi mahasiswa yang sedang cuti dianggap masih bersekolah. 51

52 Kode 3: Tidak bersekolah lagi adalah anggota ruta berumur 5 tahun ke atas yang pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket A/B/C), tetapi pada saat pencacahan tidak terdaftar atau tidak aktif mengikuti pendidikan lagi. Kolom (16): Jenjang dan jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki Jenjang pendidikan tertinggi yang sedang/pernah diduduki adalah jenjang pendidikan tertinggi yang sedang diduduki oleh seseorang yang masih bersekolah atau yang pernah diduduki oleh seseorang yang sudah tidak bersekolah lagi, baik jenjang pendidikan formal maupun non formal kesetaraan (Paket A/B/C). Kode untuk pertanyaan ini ada 10 (sepuluh), yaitu: Kode 01: SD/SDLB Sekolah Dasar (SD) adalah Sekolah Dasar atau yang sederajat (sekolah dasar kecil, sekolah dasar pamong); SDLB adalah Sekolah Dasar Luar Biasa. Kode 02: Paket A adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan jenjang pendidikan dasar (SD). Kode 03: Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 6 (enam) tingkat pada jenjang pendidikan dasar (sederajat dengan SD). Kode 04: SMP/SMPLB Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah Sekolah Menengah Pertama atau yang sederajat (MULO, HBS 3 tahun, sekolah kepandaian putri atau SKP, sekolah menengah ekonomi pertama atau SMEP, sekolah tehnik atau ST, sekolah kesejahteraan keluarga pertama atau SKKP, sekolah ketrampilan kejuruan 4 tahun, sekolah usaha tani, sekolah pertanian menengah pertama, sekolah guru bantu atau SGB, pendidikan guru agama 4 tahun atau PGA, kursus pegawai administrasi atau KPA, pendidikan pegawai urusan peradilan agama, dan lulus Paket B). SMPLB adalah Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa. Kode 05: Paket B adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kode 06: Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 3 (tiga) tingkat pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar (SD), MI, atau bentuk lain yang sederajat. 52

53 Kode 03: Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 6 (enam) tingkat pada jenjang pendidikan dasar (sederajat dengan SD). Kode 04: SMP/SMPLB Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah Sekolah Menengah Pertama atau yang sederajat (MULO, HBS 3 tahun, sekolah kepandaian putri atau SKP, sekolah menengah ekonomi pertama atau SMEP, sekolah tehnik atau ST, sekolah kesejahteraan keluarga pertama atau SKKP, sekolah ketrampilan kejuruan 4 tahun, sekolah usaha tani, sekolah pertanian menengah pertama, sekolah guru bantu atau SGB, pendidikan guru agama 4 tahun atau PGA, kursus pegawai administrasi atau KPA, pendidikan pegawai urusan peradilan agama, dan lulus Paket B). SMPLB adalah Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa. Kode 05: Paket B adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kode 06: Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 3 (tiga) tingkat pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar (SD), MI, atau bentuk lain yang sederajat. Kode 07: SMA/SMK/SMALB Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), atau yang sederajat (HBS 5 tahun, AMS, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas (KPAA); Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah kejuruan setingkat SMA misalnya Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial (SMPS), Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olah Raga (SGO), Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB), Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru (KPG), Sekolah Menengah Analis Kimia, Sekolah Asisten Apoteker (SAA), Sekolah Bidan, Sekolah Penata Rontgen. SMALB adalah Sekolah Menengah Atas Luar Biasa. Kode 08: Paket C adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Kode 09: Madrasah Aliyah (MA) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 3 (tiga) tingkat pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat. 53

54 Kode 10: Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang meliputi program diploma (D1/D2/D3), program sarjana (D4/S1/S2/S3) dan program pendidikan profesi. Kolom (17): Kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki Kelas tertinggi adalah tingkatan/kelas terakhir atau paling tinggi yang dilalui seseorang pada suatu jenjang pendidikan baik formal maupun non formal (Paket A/B/C) di sekolah negeri maupun swasta. Isikan tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki. Isikan salah satu kode 1 sampai dengan 8 ke dalam kotak yang telah disediakan. Penjelasan Tingkat/Kelas Tertinggi yang pernah/sedang diduduki: 1. Seseorang yang telah tamat sekolah, maka tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki diberi kode Seseorang yang pernah/sedang mengikuti tingkat/kelas tertinggi pada program S1 diberi kode Sarjana yang pernah/sedang kuliah pada program master/s2 diberi kode Seseorang yang pernah/sedang kuliah program doktor/s3 diberi kode Tingkat/kelas pada Paket A adalah 1 s.d Tingkat/kelas pada Paket B dan Paket C adalah 1 s.d Penulisan kelas pada tingkat SMP/sederajat dan SMA/sederajat menggunakan 1, 2 dan 3. Tamat sekolah/satuan pendidikan adalah menyelesaikan pelajaran yang ditandai dengan lulus ujian akhir pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan formal dan non formal (Paket A/B/C) di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat belajar/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi sudah mengikuti ujian akhir dan lulus, dianggap tamat sekolah/satuan pendidikan. Penjelasan: Bagi seseorang yang pernah/sedang mengikuti pendidikan pada perguruan tinggi yang memakai sistem SKS (satuan kredit semester), keterangan tentang tingkat/kelas yang diduduki dapat diperoleh dengan mengajukan rincian tambahan sebagai berikut: Berapa jumlah SKS yang sudah diselesaikan?. Jawaban responden tersebut dikonversikan dengan ketentuan sebagai berikut: 0-30 SKS ~ Tingkat SKS ~ Tingkat SKS ~ Tingkat SKS ~ Tingkat SKS ke atas ~ Tingkat 5 Contoh: 1. Seseorang yang mengikuti alih program dari akademi/program diploma III ke perguruan tinggi 54

55 dengan jumlah SKS yang dikonversikan, maka tingkatnya ditentukan berdasarkan SKS hasil konversi tersebut ditambah dengan SKS yang telah diselesaikannya di perguruan tinggi. 2. Tingkat yang pernah atau sedang diduduki oleh seseorang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dan telah menyelesaikan 30 dan 65 SKS adalah sebagai berikut: Jumlah SKS yang selesai Tingkat yang pernah diduduki Tingkat yang sedang diduduki 30 SKS SKS Paket A/B/C disetarakan dengan sekolah formal (Permen Diknas RI No.3 Tahun 2008) dengan ketentuan sebagai berikut: Paket A Paket B Paket C (IPA/IPS) Tingkatan awal Bobot SKK = 102 ~ Kelas I III (Tingkat/Kelas 1) Tingkatan dasar Bobot SKK = 102 ~ Kelas IV VI (Tingkat/Kelas 2) Tingkatan terampil 1 Bobot SKK = 68 ~ Kelas VII VIII (Tingkat/Kelas 3) Tingkatan terampil 2 Bobot SKK = 34 ~ Kelas IX (Tingkat/Kelas 4) Tingkatan mahir 1 Bobot SKK = 40 ~ Kelas X (Tingkat/Kelas 5) Tingkatan mahir 2 Bobot SKK = 82 ~ Kelas XI XII (Tingkat/Kelas 6) Beban belajar Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C dinyatakan dalam Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran. SKK merupakan ukuran kegiatan pembelajaran yang pelaksanaannya fleksibel. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan formal, informal, kursus, keahlian, dan pengalaman yang relevan. Kolom (18): Ijazah tertinggi yang dimiliki Isiannya salah satu kode 0 s.d. 6. Kode 0: Tidak punya ijazah adalah mereka yang tidak atau belum pernah menamatkan jenjang pendidikan formal atau non formal terendah. Mereka yang pernah bersekolah di sekolah dasar 5/6/7 tahun atau yang sederajat (antara lain sekolah luar biasa tingkat dasar, madrasah ibtidaiyah, sekolah dasar pamong, sekolah dasar kecil, dan Paket A) tetapi tidak/belum tamat. Termasuk juga seseorang yang tamat sekolah dasar 3 tahun atau yang sederajat bukan karena akselerasi. Kode 1: SD/sederajat adalah tamat sekolah dasar 5/6/7 tahun atau yang sederajat (sekolah luar biasa tingkat dasar, sekolah dasar kecil, sekolah dasar pamong, atau Paket A). Madrasah Ibtidaiyah (MI), adalah tamat madrasah ibtidaiyah yang sederajat dengan sekolah dasar. 55

56 Kode 2: SMP/sederajat adalah tamat sekolah menengah pertama baik umum maupun kejuruan, atau yang sederajat. Madrasah Tsanawiyah (MTs), adalah tamat madrasah tsanawiyah yang sederajat dengan sekolah menengah pertama. Kode 3: SMA/sederajat adalah tamat sekolah menengah atas (SMA), atau yang sederajat. Kode 4: D1/D2/D3 adalah tamat kuliah D1/D2/D3. Kode 5: D4/S1 adalah tamat kuliah D4/S1. Kode 6: S2/S3 adalah tamat kuliah S2/S3. Catatan: 1. Kepala ruta/anggota ruta yang duduk di kelas 5 SD, atau kelas 2 SMP (kelas VIII), atau kelas 2 SMA (kelas XI) tetapi telah mengikuti ujian SD, atau SMP, atau SMA dan lulus, maka pendidikan yang ditamatkan adalah SD atau SMP atau SMA, sesuai dengan jenjang yang dinyatakan lulus ujiannya. 2. Ada kemungkinan kepala ruta/anggota ruta yang telah menamatkan jenjang pendidikan tertentu ternyata pada saat wawancara sedang menjalani jenjang pendidikan yang lebih rendah dari yang telah ditamatkan. Pastikanlah hal tersebut dengan mengajukan pertanyaan sekali lagi. Bila keadaan ini terjadi, beri penjelasan di Blok Catatan. 3. Jika ijazah yang dimiliki hilang/terbakar dianggap memiliki ijazah. 4. Jika seseorang pernah/sedang bersekolah di jenjang formal, karena gagal UAN kemudian ikut ujian paket maka jenjang dan jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang yang diduduki adalah jenjang formalnya dan ijazah/sttb tertinggi yang dimiliki adalah ijazah paket. Kolom (19): Bekerja atau membantu bekerja selama seminggu yang lalu Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan, paling sedikit selama satu jam dalam seminggu terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja/karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa, bunga atau keuntungan, baik berupa uang atau barang termasuk bagi pengusaha. Seminggu terakhir adalah jangka waktu tujuh (7) hari berturut-turut yang berakhir sehari sebelum tanggal pencacahan. Isikan Kode 1 pada kotak pertama jika selama 1 minggu terakhir responden bekerja untuk memperoleh uang/barang, termasuk ART yang sementara sedang tidak bekerja (karena sakit, cuti, menunggu panen, atau mogok kerja) dalam seminggu yang lalu. Lanjutkan dengan mengisi jam kerjanya pada kedua kotak berikutnya. Jam kerja ditanyakan untuk seluruh pekerjaan (bukan 56

57 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA hanya pekerjaan utama) serta ditanyakan hanya untuk seminggu yang lalu. Untuk ART yang sementara sedang tidak bekerja (karena sakit, cuti, menunggu panen, atau mogok kerja) dalam seminggu yang lalu dan tidak mengerjakan apa-apa isikan 00 pada dua kotak berikutnya. Isikan Kode 2 apabila ART tidak bekerja dalam seminggu yang lalu maka pertanyaan STOP, kemudian lanjutkan pertanyaan untuk ART berikutnya. Contoh: 1. Anggota rumah tangga yang bekerja: a. Rani setiap pulang sekolah selalu membantu orang tuanya di warung selama 1 jam. Jika Rani bekerja setiap hari pulang sekolah, maka jam kerjanya 7 jam, maka isiannya kolom (19) adalah 1/07. b. Ratri berumur 14 tahun, karena tidak ada biaya untuk bersekolah, maka Ratri setiap hari setelah pulang sekolah membantu tetangganya memasang manik-manik pada kain/baju sekitar 2 jam. Ratri dibayar Rp ,- untuk setiap baju, maka isian kolom (19) adalah 1/ Anggota rumah tangga yang sementara tidak bekerja: a. Pekerja profesional seperti tukang pijat, dukun, ustadz, dan dalang yang sementara tidak bekerja karena sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya. b. Petani yang mengusahakan tanah pertanian sedang tidak bekerja karena alasan sakit atau menunggu panen atau menunggu musim hujan untuk menggarap sawah. 57

58 c. Buruh swasta yang diistirahatkan sementara karena perusahaan menghentikan kegiatannya karena kerusakan mesin, bahan baku tidak tersedia dan sebagainya. Dalam menanyakan bekerja harus dilakukan hati-hati, biasanya responden beranggapan bahwa bekerja adalah bekerja formal. Cara menanyakan bekerja adalah: 1. Apa saja kegiatan yang dilakukan sehari-hari oleh ART selama seminggu yang lalu? 2. Apakah kegiatan tersebut untuk memperoleh penghasilan/keuntungan (uang/ barang)? 3. Berapa jam waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut? Jam Kerja adalah lama waktu (dalam jam) yang digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan yang dilakukan selama seminggu yang lalu. Apabila tidak bekerja maka kolom 19 kotak pertama isikan 2 dan kotak 2 dan 3 biarkan blank. Penjelasan: 1. Bagi para buruh yang biasanya mempunyai jam kerja tetap, penghitungan jam kerja resmi dikurangi dengan jam istirahat resmi maupun jam meninggalkan kantor/bolos. Bila melakukan lembur, jam kerja harus dihitung. 2. Penghitungan jam kerja untuk pedagang keliling meliputi kegiatan belanja bahan baku ke pasar, memasak, menyiapkan makanan dagangan, berjualan keliling, dan merapikan peralatan dagangan. 3. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa. 4. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya untuk dikonsumsi sendiri dianggap tidak bekerja, kecuali budidaya tanaman bahan makanan pokok, yaitu padi, jagung, sagu, dan atau palawija (ubi kayu, ubi jalar, kentang). 5. Anggota ruta yang membantu melaksanakan pekerjaan kepala ruta atau anggota ruta yang lain, misal di sawah, ladang, warung/toko dan sebagainya dianggap bekerja walaupun tidak menerima upah/gaji (pekerja tak dibayar). 6. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan ruta sendiri dianggap bekerja. Contoh: 1. Pembantu ruta termasuk kategori bekerja, baik sebagai anggota ruta majikannya maupun bukan anggota ruta majikannya. 2. Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sektor pertanian maupun non pertanian yang sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja. Maksimum jumlah jam kerja yang dapat diisikan pada kotak adalah 98 jam. Bila jumlah kerja lebih dari 98 jam tetap tuliskan 98 pada kotak yang telah disediakan. 58

59 Kolom (20): Lapangan usaha dari pekerjaan utama Pertanyaan ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai lapangan usaha dari pekerjaan utama ART. Isikan salah satu kode lapangan usaha dari kode 01 sampai dengan 21 pada kotak yang tersedia untuk KRT dan masing-masing ART. Isikan dua digit dalam kotak. Untuk kode 1 9, ditambahkan angka nol 0 di depan. Contoh, lapangan usaha utama adalah hortikultura, maka Blok 4 Kolom (20) isikan kode 02. Lapangan usaha/bidang pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/ kantor tempat KRT/ART bekerja. Kode 01: Pertanian tanaman padi dan palawija, adalah kegiatan budidaya tanaman padi, jagung, singkong, ketela, dan palawija lainnya. Contoh pekerjaan di lapangan usaha ini misalnya buruh tanam, buruh panen, petani padi. Kode 02: Hortikultura, adalah kegiatan budidaya tanaman sayuran dan buah-buahan, contoh: petani sayuran, petani buah-buahan. Kode 03: Perkebunan, kegiatan budidaya tanaman perkebunan seperti karet, kopi, teh, sawit, misalnya buruh pemetik teh/kopi/kelapa, penderes karet, petani tebu, dsb. Kode 04: Perikanan tangkap, mencakup kegiatan penangkapan ikan, yaitu perburuan, penangkapan organisme air liar yang masih hidup (terutama ikan-ikanan, mollusca dan crustacea) termasuk tumbuhan laut, tumbuhan pesisir atau tumbuhan perairan dalam untuk konsumsi atau tujuan lain yang ditangkap baik menggunakan tangan atau berbagai jenis alat tangkap seperti jaring, dan peralatan pancing lainnya. Kode 05: Perikanan budidaya, mencakup kegiatan perikanan budidaya pembudidayaan ikan untuk menghasilkan produk ikan atau biota air seperti ikan bersirip, mollusca, crustacea, tumbuhan air, buaya, aligator dan binatang amfibi dan lainnya, termasuk budidaya berbagai biota air laut, payau dan air tawar, serta tempat penetasan telur ikan dan peternakan cacing laut. Kode 06: Peternakan, mencakup budidaya dan pembibitan hewan ternak, unggas, serangga, binatang melata/reptil, cacing, hewan peliharaan. Termasuk budidaya hewan untuk diambil hasilnya seperti bulu, telur, susu, madu dan lilin lebah, dan kepompong ulat sutera. Contoh pekerjaannya: pengangon ternak, pemelihara ternak bagi hasil. Kode 07: Kehutanan dan pertanian lainnya. Kode 08: Pertambangan/penggalian, mencakup kegiatan ekonomi atau lapangan usaha pengambilan mineral dalam bentuk alami, yaitu padat (batu bara dan bijih logam), cair (minyak bumi), atau gas (gas alam). 59

60 Pertambangan, misalnya pertambangan minyak bumi, gas alam, panas bumi, batu bara, pasir besi, bijih besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak dan sejenisnya. Penggalian, misalnya penggalian batu (batu hias, batu bangunan, batu kapur/gamping, kerikil), pasir, tanah liat dan gips. Kode 09: Industri pengolahan, industri pengolahan adalah pengubahan bahan dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, baik secara mekanis, kimiawi, dengan mesin ataupun dengan tangan. Kegiatan/usaha industri pengolahan mencakup: industri makanan; minuman; pengolahan tembakau; industri tekstil; pakaian jadi; industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki; industri kayu, barang dari kayu, gabus, barang anyaman bambu, rotan dan sejenisnya; industri kertas dan barang dari kertas; industri pencetakan dan reproduksi media rekaman; industri produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi; industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia; industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional; industri karet, barang dari karet, dan plastik; industri barang galian bukan logam; industri logam dasar; industri komputer, barang elektronik dan optik; industri peralatan listrik; industri mesin dan perlengkapan yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain (ytdl); industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer; industri alat angkut lainnya; industri furniture; industri pengolahan lainnya; dan jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan. Kode 10: Listrik dan gas, lapangan usaha ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha pengadaan tenaga listrik, gas alam, uap panas, air panas dan sejenisnya melalui jaringan, saluran atau pipa infrastruktur permanen. Yang termasuk dalam kegiatan ini antara lain: ketenagalistrikan; gas alam dan buatan; dan pengadaan uap/air panas, udara dingin, dan produksi es. Ketenagalistrikan adalah kegiatan pembangkitan, transmisi, dan pendistribusian energi listrik kepada konsumen akhir. Gas alam dan buatan, pembuatan/penyediaan gas dan pendistribusian gas alam atau buatan atau sintetis kepada konsumen melalui sistem saluran pipa, dan kegiatan penjualan gas. Pengadaan uap/air panas, udara dingin, dan produksi es mencakup kegiatan produksi, pengumpulan, dan pendistribusian uap/air panas untuk pemanas, energi dan tujuan lain; produksi dan distribusi pendinginan udara; dan produksi es untuk makanan/minuman atau tujuan lain. Kode 11: Bangunan/konstruksi, mencakup kegiatan konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan bangunan gedung dan bangunan sipil. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek, dan konstruksi yang bersifat sementara. 60

61 Konstruksi gedung, mencakup gedung tempat tinggal, perkantoran, industri, perbelanjaan, kesehatan, pendidikan, penginapan, tempat hiburan, dan lainnya. Konstruksi bangunan sipil, mencakup konstruksi jalan raya; jembatan dan jalan layang; landas pacu pesawat; jalan dan jembatan kereta api; terowongan; pelabuhan, bandara; dan bangunan sipil lainnya. Konstruksi khusus, mencakup kegiatan pembongkaran dan penyiapan lahan; instalasi sistem kelistrikan, air (pipa), dan instalasi konstruksi lainnya; penyelesaian konstruksi bangunan; dan konstruksi khusus lainnya. Kode 12: Perdagangan, meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang. Lapangan usaha perdagangan juga mencakup reparasi mobil dan sepeda motor. Penjualan tanpa perubahan teknis juga mengikutkan kegiatan yang terkait dengan perdagangan, seperti penyortiran, pemisahan kualitas dan penyusunan barang, pencampuran, pembotolan, pengepakan, pembongkaran dari ukuran besar dan pengepakan ulang menjadi ukuran yang lebih kecil, penggudangan, baik dengan pendingin maupun tidak, pembersihan dan pengeringan hasil pertanian, pemotongan lembaran kayu atau logam. Perdagangan besar, bentuk utama kegiatan ini mencakup pedagang atau saudagar perdagangan besar, yaitu pedagang perdagangan besar yang mendapatkan hak atas barangbarang yang dijualnya, seperti pedagang grosir, pemborong, distributor, eksportir, importir, asosiasi koperasi, kantor penjualan dan kantor cabang penjualan (tetapi bukan toko pengecer) yang dikelola oleh unit-unit perusahaan industri maupun pertambangan. Pedagang besar seringkali secara fisik mengumpulkan, menyortir dan memisahkan kualitas barang dalam ukuran besar, membongkar dari ukuran besar dan mengepak ulang menjadi ukuran yang lebih kecil, terlibat dalam promosi penjualan untuk pelanggannya dan perancangan label. Perdagangan eceran adalah penjualan kembali (tanpa perubahan teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko, department store, kios, mail-order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan mobil dan motor (kecuali industri dan penyewaan), termasuk lori dan truk, perawatan dan pemeliharaan mobil dan motor baru maupun bekas. Termasuk perdagangan besar dan eceran suku cadang dan aksesori mobil dan motor, juga mencakup kegiatan agen komisi yang terdapat dalam perdagangan besar dan eceran kendaraan. Kode 13 : Hotel dan rumah makan, mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera. 61

62 Penyediaan akomodasi, mencakup penyediaan akomodasi jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya. Akomodasi yang disediakan oleh hotel baik berbintang maupun melati, pondok wisata, penginapan remaja, bumi perkemahan, persinggahan caravan, vila, apartemen hotel, losmen, hostel, dan lain-lain. Rumah makan, mencakup kegiatan pelayanan makan minum yang menyediakan makanan atau minuman untuk dikonsumsi segera, baik di tempat tetap maupun sementara dengan atau tanpa tempat duduk, seperti restoran, kafe, warung makan, kedai makan, jasa pengiriman pizza, penjualan makanan/minuman kaki lima atau dengan gerobak dorong, kedai minuman, kedai obat tradisional, dan lain lain. Kegiatan ini juga termasuk usaha jasa boga/katering. Kode 14: Transportasi dan pergudangan, mencakup penyediaan angkutan penumpang atau barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat, air atau udara dan kegiatan yang berhubungan, seperti fasilitas terminal dan parkir, bongkar muat, penggudangan, jasa penunjang transportasi, dan lain-lain. Termasuk dalam kategori ini penyewaan alat angkutan dengan pengemudi atau operator, juga kegiatan pos dan kurir. Contoh pekerjaan di lapangan usaha ini: tukang ojek, kenek angkutan, dsb. Kode 15: Informasi dan komunikasi, meliputi kegiatan/usaha penerbitan buku, majalah dan sejenisnya; produksi program film, video, dan televisi, perekaman suara dan penerbitan musik; kegiatan penyiaran dan pemrograman; kegiatan/usaha telekomunikasi baik dengan kabel maupun tanpa kabel; penyedia jasa informasi, agen berita dan sejenisnya. Termasuk penerbitan yang mencakup perolehan hak cipta untuk isinya (produk informasi) dan membuat isinya tersedia ke masyarakat umum dengan cara atau melalui reproduksi dan distribusi dalam berbagai bentuk. Semua bentuk yang layak dari penerbitan (dalam bentuk cetakan, elektronik, audio, atau pada internet seperti produk multimedia seperti buku referensi CD-ROM dan lain-lain) dicakup dalam kegiatan ini. Kode 16: Keuangan dan asuransi, mencakup jasa keuangan, termasuk asuransi, reasuransi dan kegiatan dana pensiun dan jasa penunjang keuangan. Kegiatan ini juga mencakup kegiatan dari pemegang aset, seperti kegiatan perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga penjaminan atau pendanaan dan lembaga keuangan sejenis. Contoh kegiatan ini antara lain kegiatan perbankan (konvensional maupun syariah), unit usaha syariah, koperasi/unit simpan pinjam, baitul maal wantanwil (BMT), pegadaian, asuransi (konvensional maupun syariah), dana pensiun, bursa efek, money changer, dan lain-lain. Kode 17: Jasa pendidikan, mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui penyiaran radio dan televisi, internet dan surat menyurat. Kategori ini juga mencakup pendidikan yang diselenggarakan oleh institusi pemerintah atau swasta, dalam sistem sekolah umum maupun kejuruan, pada setiap jenjang pendidikan, seperti halnya 62

63 pendidikan untuk usia dini, anak-anak mapun usia dewasa, termasuk pula program literasi dan lainlain. Juga mencakup akademi dan sekolah militer, sekolah penjara, sekolah untuk siswa cacat baik fisik maupun mental, dan lain-lain sesuai dengan tingkatan masing-masing. Kode 18: Jasa kesehatan, mencakup pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga profesional terlatih di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain, sampai kegiatan perawatan di rumah yang melibatkan tingkatan kegiatan pelayanan kesehatan. Misalnya jasa rumah sakit (pemerintah maupun swasta), Puskesmas, Poliklinik, praktik dokter (umum atau spesialis), dokter gigi, pelayanan kesehatan oleh paramedis, laboratorium kesehatan, pengangkutan orang sakit (ambulan, heli, pesawat), termasuk juga unit-unit yang berkaitan dengan pelayanan pengobatan tradisional/alternatif (oleh tabib, dukun, shinse, dll). Kode 19: Jasa kemasyarakatan, pemerintahan dan perorangan. Kode 20: Pemulung, adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan cara memungut dan mengumpulkan barang-barang bekas yang berada di berbagai tempat pemukiman pendudukan, pertokoan dan/atau pasar-pasar yang bermaksud untuk didaur ulang atau dijual kembali, sehingga memiliki nilai ekonomis. Kode 21: Lainnya, meliputi lapangan usaha yang tidak tercakup dalam kategori di atas. Cara menentukan pekerjaan utama adalah sebagai berikut: 1. Jika KRT/ART selama seminggu yang lalu hanya mempunyai satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut dicatat sebagai pekerjaan utama. 2. Jika KRT/ART selama seminggu yang lalu mempunyai lebih dari satu pekerjaan, maka pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak dicatat sebagai pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama, maka pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama. 3. KRT/ART dianggap mempunyai pekerjaan lebih dari satu apabila pengelolaan pekerjaan tersebut dilakukan secara terpisah. Buruh tani, meskipun bekerja pada beberapa petani (pengelolaan terpisah) dikategorikan hanya mempunyai satu pekerjaan. Cara menentukan lapangan usaha dari pekerjaan utama dilakukan dengan cara menanyakan bekerja di mana; apa kegiatan usahanya, atau apa kegiatan perusahaan tempat bekerjanya; dan apa yang dihasilkannya atau apa yang dihasilkan perusahaan tempat bekerjanya (barang atau jasa). Diharapkan dengan cara bertanya seperti ini, diperoleh jawaban mengenai lapangan usaha/kegiatan ekonomi KRT/ART secara rinci, yang dapat diklasifikasikan secara lebih tepat. Penjelasan: 1. KRT/ART yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut ia tidak melakukan pekerjaan lain, maka pekerjaan utamanya adalah pekerjaan yang dia cutikan. Misalnya seseorang bekerja sebagai 63

64 satpam di bank, seminggu yang lalu sakit dan tidak melakukan kegiatan bekerja lain, maka lapangan pekerjaannya adalah keuangan dan asuransi yaitu kode KRT/ART yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut melakukan pekerjaan lain, maka salah satu dari pekerjaan lainnya itu merupakan pekerjaan utamanya. Misalnya seseorang bekerja di pabrik pertukangan kayu meubeler, seminggu yang lalu cuti atau libur, dan dalam masa cuti itu ia membantu istrinya berjualan pakaian di pasar, maka lapangan pekerjaannya adalah perdagangan yaitu berkode KRT/ART yang bekerja sebagai sopir pribadi lapangan usahanya adalah jasa perorangan yang melayani rumah tangga yaitu kode 19. Tetapi apabila menjadi sopir di perusahaan jamu, lapangan usahanya adalah Industri pengolahan yaitu kode 09, sedangkan untuk sopir angkot, lapangan usahanya adalah transportasi dan pergudangan yaitu kode 14. Kolom (21): Status Kedudukan Dalam Pekerjaan Utama Status kedudukan dalam pekerjaan utama adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan utamanya, terdiri dari: Kode 1: Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung risiko secara ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus. Penjelasan: Perusahaan yang didirikan oleh lebih dari satu orang dan tidak memiliki buruh/pegawai maka masing-masing orang berstatus sebagai berusaha sendiri. Contoh: Sopir lepas (tidak mendapat gaji) dengan sistem setoran, tukang becak, tukang kayu, tukang batu, tukang listrik, tukang pijat, tukang gali sumur, agen koran, tukang ojek, pedagang yang berusaha sendiri, dokter/bidan/dukun yang buka praktek sendiri, calo tiket, calo tanah/rumah dan lain sebagainya. Kode 2: Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar, adalah bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, dan menggunakan buruh/karyawan/pegawai tidak tetap atau buruh tak dibayar. Buruh karyawan/pegawai tidak tetap adalah buruh/karyawan/pegawai yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dan hanya menerima upah berdasarkan pada banyaknya waktu kerja atau volume pekerjaaan yang dikerjakan. Contoh: 1. Pengusaha warung/toko yang dibantu oleh anggota rumah tangga/pekerja tak dibayar dan atau dibantu orang lain yang diberi upah berdasarkan hari masuk kerja. 2. Pedagang keliling yang dibantu pekerja tak dibayar atau orang lain yang diberi upah pada saat membantu saja. 64

65 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA 3. Petani yang mengusahakan lahan pertaniannya dengan dibantu pekerja tak dibayar. Walaupun pada waktu panen petani tersebut memberikan hasil bagi panen (bawon), permanen tidak dianggap sebagai buruh tetap. Kode 3: Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar, adalah bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, dan menggunakan paling sedikit satu orang buruh/karyawan/pegawai tetap atau dibayar. Contoh: 1. KRT/ART sebagai pemilik toko yang mempekerjakan satu atau lebih buruh tetap. 2. KRT/ART sebagai pengusaha batu bata yang mempekerjakan buruh tetap. Kode 4: Buruh/karyawan/pegawai swasta, adalah buruh/karyawan/pegawai swasta yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dengan menerima upah/gaji secara tetap baik berupa uang maupun barang, baik ada kegiatan maupun tidak ada kegiatan. Penjelasan: 1. KRT/ART dianggap sebagai buruh jika memiliki majikan tetap, yaitu memiliki satu majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam sebulan terakhir, khusus pada sektor bangunan batasannya tiga bulan. Apabila majikannya adalah instansi/lembaga, boleh lebih dari satu. 2. KRT/ART sebagai buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai buruh/karyawan/pegawai tetapi sebagai pekerja bebas. 65

66 Kode 5: PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD/anggota legislatif adalah seseorang yang bekerja di instansi pemerintah baik pusat maupun daerah, termasuk BUMN, BUMD dan anggota legislatif. Kode 6: Pekerja bebas pertanian adalah KRT/ART yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap pada lapangan usaha pertanian, yaitu lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir di usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha pertanian meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, dan perburuan, termasuk jasa pertanian. Contoh pekerja bebas di pertanian adalah buruh panen padi, buruh cangkul sawah/ladang, buruh penyadap karet, buruh panen udang dari tambak, buruh pemetik kopi, kelapa, cengkeh, dan sebagainya. Kode 7: Pekerja bebas non pertanian adalah KRT/ART yang bekerja pada orang lain/majikan/ institusi yang tidak tetap pada lapangan usaha non pertanian, yaitu lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir di usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Contoh pekerja bebas non pertanian adalah kuli-kuli di pasar, stasiun atau tempat-tempat lainnya yang tidak mempunyai majikan tetap, calo penumpang angkutan umum, tukang cuci keliling, kuli bangunan, tukang parkir bebas, dan sebagainya. Kode 8: Pekerja keluarga/tidak dibayar, adalah ART yang membantu ART lain yang berusaha, dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang. Contoh: 1. Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri yang membantu suaminya bekerja di sawah. 2. Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti saudara/famili yang membantu melayani penjualan di warung. 3. Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya. KOLOM TAMBAHAN Apakah ada anak dari Kepala Keluarga yang masih menjadi tanggungan tetapi sedang sekolah/kuliah dan tidak tinggal dalam ruta ini? Tanyakan apakah ada anak dari kepala keluarga yang tinggal dalam rumah tangga ini yang masih menjadi tanggungan kepala rumah tangga atau kepala keluarga, tetapi sedang sekolah/kuliah dan tinggal di tempat lain seperti kos, kontrak, atau rumah saudara. Masih menjadi tanggungan dalam arti biaya pendidikan dan biaya hidup masih berasal dari kepala rumah tangga atau kepala keluarga yang tinggal dalam rumah tangga ini. 66

67 Tanyakan nama, Nomor Induk Siswa Nasional (NISN)/No Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), alamat tempat tinggal, NIK dan nama sekolah. BLOK V KEPEMILIKAN ASET DAN KEIKUTSERTAAN PROGRAM Rincian 1. Rumah tangga memiliki sendiri aset bergerak sebagai berikut: Rincian mengenai kepemilikan barang dapat dipergunakan untuk menentukan suatu ukuran kasar mengenai keadaan sosial ekonomi rumah tangga. Tanyakan apakah ruta memiliki barang-barang seperti tabung gas 5,5 kg atau lebih, lemari es/kulkas, penyejuk ruangan/ac, pemanas air (water heater), telepon rumah (PSTN/public switched telephone network), televisi, emas/perhiasan & tabungan (senilai 10 gram emas), komputer/laptop, sepeda, sepeda motor, mobil, perahu, motor tempel, perahu motor, dan kapal. Tanyakan satu per satu semua jenis barang yang dimiliki rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Lingkari kode yang sesuai kemudian pindahkan ke dalam kotak. Penjelasan: 1. Apabila aset tersebut dimiliki bersama oleh beberapa rumah tangga maka dianggap memiliki. 2. Termasuk memiliki barang apabila barang tersebut masih dalam proses kredit, sedang digadaikan atau digunakan/dikuasai oleh orang lain. 3. Aset sepeda yang dimaksud adalah sepeda yang dapat digunakan oleh orang dewasa tidak termasuk sepeda anak-anak. Rincian 2. Rumah tangga memiliki aset tidak bergerak sebagai berikut: a. Lahan 1. Lahan yang dimaksud adalah semua lahan yang dimiliki oleh rumah tangga baik lahan pertanian maupun lahan non pertanian. Termasuk juga semua lahan baik yang ada bangunan (untuk usaha atau bukan) maupun tidak. 2. Luas lahan dituliskan dalam m 2 bilangan bulat. Isikan luas lahan yang dimiliki rumah tangga pada kotak yang tersedia. Jika responden hanya dapat menjawab dalam satuan setempat, maka petugas harus mengkonversikan ke dalam m 2 sesuai dengan konversi yang berlaku di daerah setempat. Pembulatan hanya boleh dilakukan setelah dikonversikan ke satuan standar. Contoh 1: 1. Luas lahan 62,5 bata (daerah Jawa Barat), sedangkan 1 bata = 14 m 2. Jadi luas lahan yang diisikan adalah 62,5 X 14 m 2 = 875 m Luas lahan 20 rante (daerah Sumatera Utara), sedangkan 1 rante = 400 m 2. Jadi luas lahan yang diisikan adalah 20 X 400 m 2 = 8000 m Luas lahan 52 tumbak (daerah Jawa Barat), sedangkan 1 tumbak = 11 m 2. Jadi luas lahan yang diisikan adalah 52 X 11 m 2 = 572 m 2. 67

68 b. Rumah di tempat lain Rincian ini ditanyakan untuk mengetahui kepemilikan rumah selain rumah yang ditempati sekarang. Jika Ya lingkari kode 3, jika Tidak lingkari kode 4 dan isikan pada kotak yang disediakan. Rumah yang dimaksud tanpa mempertimbangkan status kepemilikan lahan rumah tersebut. Rincian 3. Jumlah ternak yang dimiliki (ekor). Rincian ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang jumlah ternak yang dimiliki oleh rumah tangga. Tanyakan satu per satu semua jenis ternak yang dimiliki (ekor) rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Tuliskan jumlah ternak yang dimiliki sesuai dengan jawaban responden. Rincian 4a. Apakah ada ART yang memiliki usaha sendiri/bersama. Rincian ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang anggota rumah tangga yang memiliki usaha. Tanyakan apakah ada ART yang melakukan usaha. Jika ada lingkari kode 1, jika tidak, lingkari kode 2 dan isikan pada kotak yang disediakan, dan lanjutkan ke Rincian 6. Yang dimaksud usaha disini adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Rincian 4b. Jika Ya (R.4a=1), isikan. Rincian ini terisi jika rincian Rincian 4a. Berkode 1, yaitu ada ART yang memiliki usaha sendiri atau bersama. Kolom (1) tanyakan satu per satu semua anggota rumah tangga yang memiliki usaha. Tuliskan nama anggota rumah tangga yang memiliki usaha secara berurutan mulai dari nomor urut terkecil (salin dari Blok IV Kolom (1). Kolom (2) tanyakan usaha apa yang dilakukan oleh ART tersebut. Usaha ini tidak harus sama dengan isian pada Blok IV Kolom (20). Tetapi urutan kode sama dengan kode di Blok IV Kolom (20). Sebagai contoh: Indah adalah karyawan di McD. Untuk menambahkan penghasilan disela-sela waktunya Indah jualan pulsa elektrik. Untuk pengisian Indah pada Blok IV Kolom (20) adalah kode 13 (hotel dan rumah makan), sedangkan untuk Blok V R 5b kol (2) perdagangan kode 12. Kolom (3) jumlah pekerja adalah semua karyawan atau orang yang membantu dalam usaha tersebut. Pemilik usaha yang ikut bekerja tetap dihitung sebagai pekerja. Kolom (4) tempat/lokasi usaha. Tanyakan apakah ART yang memiliki usaha tersebut memiliki tempat dalam usahanya. Dianggap memiliki tempat usaha jika tempat untuk melakukan usaha tersebut ada dan milik sendiri atau bersama. Sebagai contoh pedagang keliling dianggap tidak memiliki tempat usaha, begitu juga pedagang yang mangkal yang bukan miliknya seperti di samping pos satpam, dll. 68

69 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA Kolom (5) Omset usaha perbulan. Omset adalah seluruh jumlah uang yang didapat dari hasil penjualan (usaha) dalam jangka waktu tertentu dan belum dikurangi dengan biaya pokok produksi, upah pekerja dan lain-lain. Rincian 5. Rumah tangga menjadi peserta program/memiliki kartu program berikut: Rincian mengenai kepesertaan program/kepemilikan kartu dapat dipergunakan untuk menentukan suatu ukuran kasar mengenai keadaan sosial ekonomi rumah tangga. Tanyakan satu per satu kepesertaan program/kepemilikan kartu. Lingkari kode yang sesuai kemudian pindahkan ke dalam kotak. a. Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)/Kartu Perlindungan Sosial (KPS) Kartu Perlindungan Sosial (KPS) adalah kartu yang diterbitkan oleh pemerintah dalam rangka pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) dan Bantuan Langsung Sementara Masyarkat (BLSM) di tahun Gambar Kartu Perlindungan Sosial (KPS) KPS memuat informasi nama kepala ruta, nama pasangan kepala ruta, nama anggota ruta lain, alamat ruta, nomor kartu keluarga, dilengkapi dengan kode batang (barcode) beserta nomor identitas KPS yang unik. Gambar Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) Pada tahun 2015, KPS secara bertahap berubah menjadi Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). KKS akan memiliki fungsi yang kurang lebih sama dengan KPS akan tetapi dengan berbagai perubahan format dan tambahan informasi di dalam kartu tersebut untuk memudahkan pemerintah yang baru terbentuk untuk menyalurkan bantuan sosial. 69

70 b. Kartu Indonesia Pintar (KIP)/Bantuan Siswa Miskin (BSM) Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah kartu yang ditujukan bagi keluarga miskin dan rentan miskin yang ingin menyekolahkan anaknya yang berusia 7-18 tahun secara gratis. Selain itu, Kartu Indonesia Pintar juga akan menjangkau anak-anak yang berada di luar sekolah misalnya anak jalanan, dan anak putus sekolah, yatim piatu, dan difabel. Adapun rincian besaran KIP untuk siswa SD adalah Rp 225 ribu/siswa/semester, SMP sebesar Rp 375 ribu/siswa/semester, dan SMA/SMK sebesar Rp 500 ribu/siswa/semester. Gambar Kartu Indonesia Pintar Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah bantuan tunai yang diberikan secara langsung kepada anak-anak usia sekolah/siswa dari semua jenjang pendidikan; Sekolah Dasar(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah (MA); yang berasal dari ruta miskin dan rentan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh penyelenggara Program BSM, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag). Meskipun ada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diharapkan dapat meringankan beban peserta didik, masih banyak anak dari ruta miskin dan rentan yang tidak dapat bersekolah, putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan berikutnya. Salah satu penyebabnya adalah kesulitan orangtua/ keluarga dalam memenuhi kebutuhan pendidikan lainnya seperti baju seragam, buku tulis, sepatu, biaya transportasi maupun biaya pendidikan lain yang tidak ditanggung oleh dana BOS. Hal inilah yang melatarbelakangi diluncurkannya Program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Program BSM diharapkan dapat meningkatkan akses terhadap pelayanan pendidikan yang berkualitas, mencegah putus sekolah, menarik anak usia sekolah dari ruta miskin dan rentan untuk kembali bersekolah, serta mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, bahkan hingga tingkat Pendidikan Tinggi. Program BSM juga mendukung komitmen pemerintah untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan, terutama di kabupaten/kota miskin dan terpencil. Pembiayaan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah pusat dan tidak ada kontribusi biaya dari siswa sebagai penerima manfaat, pemerintah daerah, maupun sekolah. Program BSM Tahun Pelajaran 2014/2015akan mencakup siswa dari jenjang pendidikan SD/MI hingga SMA/SMK/MA dari 25% Rumah Tangga dengan status sosial ekonomi terendah secara nasional. Cakupan tersebut meliputi 11,1 juta anak sekolah pada tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Besaran bantuan yang akan diberikan untuk tahun ajaran 2014/2015 bagi tingkat SD/MI sebesar Rp /semester, SMP/MTs Rp / semester dan SMA/SMK/MA Rp /semester. 70

71 Gambar Kartu Program Bantuan Siswa Miskin c. Kartu Indonesia Sehat (KIS)/BPJS Kesehatan/Jamkesmas Kartu Indonesia Sehat (KIS) dapat digunakan untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan, sesuai dengan kondisi penyakit yang diderita penerima KIS. Kartu Indonesia Sehat (KIS) menjamin dan memastikan masyarakat kurang mampu untuk mendapat manfaat pelayanan kesehatan seperti yang dilaksanakan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. KIS diberikan kepada anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga tidak menggeser Sistem JKN. Program KIS tidak hanya diperuntukkan pada masyarakat miskin, tetapi juga golongan rentan miskin. Anak dari keluarga miskin bisa langsung menggunakan Kartu Indonesia Sehat tanpa harus mendaftar lagi. Gambar Kartu Indonesia Sehat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. 71

72 BPJS Kesehatan yang dimaksud disini adalah mereka yang memiliki Kartu BPJS Kesehatan dimana iurannya dibayar oleh pemerintah, kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI). Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah istilah bagi masyarakat yang memiliki jaminan pembiayaan kesehatan dari Pemerintah (seperti Jamkesmas, BPJS Kesehatan) dimana iurannya di tanggung pemerintah dan diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Kartu BPJS Kesehatan Kartu Jamkesmas d. BPJS Kesehatan peserta mandiri BPJS Kesehatan peserta mandiri adalah mereka yang memiliki Kartu BPJS Kesehatan dimana iurannya dibayar secara mandiri. e. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)/BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan adalah merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pekerja seperti jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian yang layak yang diberikan kepada setiap pekerja yang telah membayar iuran. Kartu BPJS Ketenagakerjaan Kartu Jamsostek 72

73 Dalam hal ini harus memiliki kartu BPJS ketenagakerjaan seperti gambar dibawah, sedangkan jika masih menggunakan kartu Jamsostek maka termasuk Jamsostek. Jamsostek adalah salah satu program asuransi yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan, secara efektif dan efisien. Jaminan pemeliharaan kesehatan untuk tenaga kerja swasta di sektor formal ini ditandai dengan memiliki kartu kepesertaan yang dikelola PT Jamsostek. f. Asuransi kesehatan lainnya Asuransi kesehatan lainnya adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua jenis perawatan yang ditawarkan perusahaanperusahaan asuransi, yaitu rawat inap dan rawat jalan. Produk asuransi kesehatan diselenggarakan baik oleh perusahaan asuransi sosial, perusahaan asuransi jiwa, maupun perusahaan asuransi umum. Tanyakan apakah ada salah satu ART yang ikut dalam asuransi kesehatan lainnya seperti Askes, Jamkesda, Jamsoskes Semesta (Sumatera Selatan), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS), Bringin Life, dsb. g. Program Keluarga Harapan (PKH) Program Keluarga Harapan (PKH) adalah rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun (atau usia tahun namun belum menyelesaikan pendidikan dasar) dan/atau ibu hamil/nifas. PKH memberikan bantuan tunai kepada RTSM dengan mewajibkan RTSM tersebut mengikuti persyaratan yang ditetapkan program, yaitu: (i) menyekolahkan anaknya di satuan pendidikan dan menghadiri kelas minimal 85% hari sekolah/tatap muka dalam sebulan selama tahun ajaran berlangsung, dan (ii) melakukan kunjungan rutin ke fasilitas kesehatan bagi anak usia 0-6 tahun, ibu hamil dan ibu nifas. Bantuan tunai hanya akan diberikan kepada RTSM yang telah terpilih sebagai peserta PKH dan mengikuti ketentuan yang diatur dalam program. Agar pemenuhan syarat ini efektif, maka bantuan harus diterima oleh ibu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan (dapat nenek, tante/bibi, atau kakak perempuan). Hal ini karena umumnya ibu bertanggung jawab atas kesehatan, nutrisi dan pendidikan anak-anaknya. Pada kartu kepesertaan PKH akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, BUKAN kepala rumah tangga. Pengecualian dari ketentuan di atas dapat dilakukan pada kondisi tertentu dengan mengisi formulir pengecualian di UPPKH kecamatan yang harus diverifikasi oleh ketua RT setempat dan pendamping PKH. h. Beras untuk orang miskin (Raskin) Raskin adalah program bantuan dari pemerintah untuk keluarga miskin berupa pendistribusian beras khusus kepada keluarga miskin yang harganya telah disubsidi oleh pemerintah. Program Raskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui 73

74 pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras dan mencegah penurunan konsumsi energi. Selain berfungsi sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan. Catatan: Yang dicatat pada rincian ini adalah penerima manfaat beras raskin terlepas apakah dia memiliki kartu KPS atau tidak. Bagi ruta yang benar-benar mengetahui bahwa sebenarnya mereka tidak memliki kartu raskin tetapi mendapatkan raskin, maka diisikan ya. i. Kredit Usaha Rakyat (KUR) KUR merupakan salah satu sistim kredit yang diberikan perbankan kepada UMKM dan Koperasi dengan pola penjaminan yang bekerja sama dengan Lembaga Penjamin yang ditetapkan oleh pemerintah. Fasilitas kredit modal kerja atau investasi ini diberikan kepada usaha mikro, kecil, menengah dan Koperasi yang memiliki usaha produktifyang memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan dan jasa keuangan simpan pinjam. Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM dan Koperasi dapat langsung mengakses KUR di Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana. Untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada usaha mikro, maka penyaluran KUR dapat juga dilakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan KSP/USP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana. 74

75 Lampiran 75

76 Lampiran 1 Kurikulum Standar Pelatihan Untuk Pelatih Petugas Pencacah Lapangan (PCL) Waktu (Menit) Materi Keterangan Hari Ke-1 30 Registrasi Peserta 30 Arahan dan pembukaan Pengisian Formulir Pendaftaran/ Perubahan Data Terpadu PPFM Blok I-III Penjelasan Simulasi Tanya Jawab Pengisian Formulir Pendaftaran/ Perubahan Data Terpadu PPFM Blok IV Penjelasan Simulasi Tanya Jawab Pengisian Formulir Pendaftaran/ Perubahan Data Terpadu PPFM Blok V Penjelasan Simulasi Tanya Jawab Peserta-latih dibagi dalam kelompok kecil dengan jumlah maksimal 30 orang peserta per kelompok. Setiap kelompok difasilitasi oleh minimal 1 orang pelatih. 30 Koordinasi persiapan uji coba lapangan 30 Rekapitulasi materi hari ke-1 Hari Ke Uji coba lapangan Kunjungan rumah dan melaksanakan pendataan Peserta-latih dibagi dalam kelompok berjumlah 2-4 orang. Setiap kelompok melaksanakan pendataan lengkap kepada setidaknya 1 (satu) rumah tangga. 30 Diskusi dan umpan balik hasil uji coba lapangan Peserta-latih dibagi dalam kelompok kecil dengan jumlah maksimal 30 orang peserta per kelompok. Setiap kelompok difasilitasi oleh setidaknya 1 orang pelatih. 76

77 30 Praktek melatih: Pengisian Formulir Pendaftaran/ Perubahan Data Terpadu PPFM Blok I-III Praktek memaparkan materi Praktek memfasilitasi simulasi Umpan balik dari peserta lain dan pelatih Peserta-latih dibagi dalam kelompok kecil dengan jumlah maksimal 30 orang peserta per kelompok Praktek melatih: Pengisian Formulir Pendaftaran/ Perubahan Data Terpadu PPFM Blok IV Praktek memaparkan materi Praktek memfasilitasi simulasi Umpan balik dari peserta lain dan pelatih Praktek melatih: Pengisian Formulir Pendaftaran/ Perubahan Data Terpadu PPFM Blok V Praktek memaparkan materi Praktek memfasilitasi simulasi Umpan balik dari peserta lain dan pelatih Setiap kelompok difasilitasi oleh setidaknya 1 (satu) orang pelatih. Setiap peserta-latih harus mendapatkan setidaknya 1 (satu) kali kesempatan untuk praktek memaparkan materi dan atau memfasilitasi simulasi, serta mendapatkan umpan balik dari peserta-latih lainnya dan dari pelatih. 30 Penyusunan rencana tindak lanjut 30 Evaluasi dan penutupan 77

78 Lampiran 2 Kurikulum Standar Pelatihan Untuk Petugas Pencacah Lapangan (PCL) Waktu (Menit) Materi Keterangan Hari Ke-1 30 Registrasi Peserta 30 Arahan dan pembukaan Pengisian Formulir Pendaftaran/ Perubahan Data Terpadu PPFM Blok I-III Penjelasan Simulasi Tanya Jawab Pengisian Formulir Pendaftaran/ Perubahan Data Terpadu PPFM Blok IV Penjelasan Simulasi Tanya Jawab Pengisian Formulir Pendaftaran/ Perubahan Data Terpadu PPFM Blok V Penjelasan Simulasi Tanya Jawab Peserta-latih dibagi dalam kelompok kecil dengan jumlah maksimal 30 orang peserta per kelompok. Setiap kelompok difasilitasi oleh minimal 1 orang pelatih. Setiap peserta-latih harus mendapatkan setidaknya 1 (satu) kali kesempatan untuk mensimulasikan wawancara/ observasi dan pengisian formulir pendataan. 30 Koordinasi persiapan uji coba lapangan 30 Rekapitulasi materi hari ke-1 Hari Ke Uji coba lapangan Kunjungan rumah dan melaksanakan pendataan Peserta-latih dibagi dalam kelompok berjumlah 2-4 orang. Setiap kelompok melaksanakan pendataan lengkap kepada setidaknya 1 (satu) rumah tangga. 30 Diskusi dan umpan balik hasil uji coba lapangan 30 Penyusunan rencana tindak lanjut 30 Evaluasi dan penutupan Peserta-latih dibagi dalam kelompok kecil dengan jumlah maksimal 30 orang peserta per kelompok. Setiap kelompok difasilitasi oleh setidaknya 1 orang pelatih. 78

79 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA 79

80 80 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA

81 81

82 82 PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA

Sosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

Sosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Sosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat

Lebih terperinci

Indikator Kemiskinan

Indikator Kemiskinan PEMERINTAH KABUPATEN MALANG Indikator Kemiskinan berdasarkan: Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015 Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Malang, Nopember 2016 Dasar Hukum

Lebih terperinci

VERIFIKASI HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 UNTUK PENDUDUK ASAL TIMOR TIMUR 2013

VERIFIKASI HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 UNTUK PENDUDUK ASAL TIMOR TIMUR 2013 REPUBLIK INDONESIA WB-ATT RAHASIA 1 Kabupaten/Kota *) 2 Kecamatan 3 Desa/Kelurahan *) VERIFIKASI HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 UNTUK PENDUDUK ASAL TIMOR TIMUR 2013 KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

P r o f i l K e m i s k i n a n P B D T i

P r o f i l K e m i s k i n a n P B D T i P r o f i l K e m i s k i n a n P B D T 2 0 1 5 i ii P r o f i l K e m i s k i n a n P B D T 2 0 1 5 PROFIL KEMISKINAN (PBDT 2015) PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2016

Lebih terperinci

Perangkingan calon penerima manfaat dilakukan dengan metodologi ilmiah, memperhatikan keberagaman antar daerah dan terbuka untuk perbaikan.

Perangkingan calon penerima manfaat dilakukan dengan metodologi ilmiah, memperhatikan keberagaman antar daerah dan terbuka untuk perbaikan. BDT berisikan nama, alamat dan karakteristik calon penerima manfaat program. Pengumpulan data ini, dari sisi legal dan substansial, dilaksanakan oleh BPS. Perangkingan calon penerima manfaat dilakukan

Lebih terperinci

FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011

FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011 F4 PEWAWANCARA FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011 Fasilitator mengisi satu set form ini untuk setiap pendaftar. A. INFORMASI UMUM A.01. Provinsi 16. Sumatera Selatan 18. Lampung 33. Jawa Tengah

Lebih terperinci

HASIL BASIS DATA TERPADU (BDT) 2015 PROVINSI BALI

HASIL BASIS DATA TERPADU (BDT) 2015 PROVINSI BALI HASIL BASIS DATA TERPADU (BDT) 2015 PROVINSI BALI Oleh: TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (TKPKD) PROV. BALI Disampaikan Pada Acara: Verifikasi dan Validasi Basis Data Terpadu (BDT) 2015

Lebih terperinci

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2012 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT II. KUNJUNGAN PETUGAS TANGGAL BULAN

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2012 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT II. KUNJUNGAN PETUGAS TANGGAL BULAN Rahasia SDKI-RT SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 0 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT. PROVINSI. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA / KELURAHAN 5. DAERAH **) PERKOTAAN - PERDESAAN - 6.

Lebih terperinci

Layout Susenas Kor Trw _Individu

Layout Susenas Kor Trw _Individu Layout Susenas Kor Trw.3 2011_Individu Variable Position B1R1 1 Provinsi B1R2 2 Kabupaten/kota B1R3 3 Kecamatan B1R4 4 Desa/Kelurahan B1R5 5 Klasifikasi desa/kelurahan B1R7 6 Nomor kode sampel B1R8 7 Nomor

Lebih terperinci

Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Sosialisasi Mekanisme

Lebih terperinci

Layout Susenas Kor 2012 Trw 1_Rumah Tangga Variable Position Label

Layout Susenas Kor 2012 Trw 1_Rumah Tangga Variable Position Label Layout Susenas Kor 2012 Trw 1_Rumah Tangga Variable Position B1R1 1 Provinsi B1R2 2 Kabupaten/kota B1R3 3 Kecamatan B1R4 4 Desa/Kelurahan B1R5 5 Klasifikasi desa/kelurahan B1R7 6 Nomor kode sampel B1R8

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung

PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN 2015 Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung DASAR HUKUM Inpres Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia

Lebih terperinci

Pedoman Umum MEKANISME PEMUTAKHIRAN MANDIRI

Pedoman Umum MEKANISME PEMUTAKHIRAN MANDIRI Kelompok Kerja Pengelola Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Pedoman Umum MEKANISME PEMUTAKHIRAN MANDIRI Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Kelompok Kerja Pengelola Data Terpadu Program

Lebih terperinci

Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai

Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) September 2017 1

Lebih terperinci

Panduan Penggunaan Aplikasi SLRT

Panduan Penggunaan Aplikasi SLRT Panduan Penggunaan Aplikasi SLRT Modul : Variabel Pertanyaan BPS Pengguna : 1. Sekretariat Kemensos di Dinas Sosial Kabupaten/Kota 2. Puskesos di Kantor Desa Setnas SLRT Kemensos 2017 VERSI DOKUMEN i DAFTAR

Lebih terperinci

SURVEI KOMUTER MEBIDANG 2015

SURVEI KOMUTER MEBIDANG 2015 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK KOMUTER15 C RAHASIA 101. Provinsi SURVEI KOMUTER MEBIDANG 2015 PENCACAHAN RUMAH TANGGA KOMUTER I. KETERANGAN TEMPAT 102. Kabupaten/Kota *) 103. Kecamatan 104. Desa/Kelurahan

Lebih terperinci

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2007 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT 10. NAMA RESPONDEN NO. URUT ART

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2007 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT 10. NAMA RESPONDEN NO. URUT ART Rahasia SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2007 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT SDKI07-RT 1. PROVINSI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA / KELURAHAN 5. DAERAH **) PERKOTAAN -1 PERDESAAN

Lebih terperinci

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial SEKRETARIAT TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) 10 FEBRUARI 2015 Struktur Organisasi TNP2K Peraturan Presiden

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 No.53,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul. SOSIAL. KESEJAHTERAAN. Kriteria. Tata Cara. Pendataan. Warga Miskin. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

SENSUS PENDUDUK 1980

SENSUS PENDUDUK 1980 SP 80 - s TANPA RANGKAP DAFTAR RUMAH TANGGA REPUBLIK INDONESIA BIRO PUSAT STATISTIK SENSUS PENDUDUK 1980 PENCACAHAN SAMPLE RAHASIA I PENGENALAN TEMPAT KODE 1. Propinsi 1 2. Kabupaten / Kotamadya *) 3 3.

Lebih terperinci

NAME LABEL VALUE LABELS BLOK I KETERANGAN TEMPAT

NAME LABEL VALUE LABELS BLOK I KETERANGAN TEMPAT NAME LABEL VALUE LABELS BLOK I KETERANGAN TEMPAT B1R1 Propinsi B1R2 Kabupaten/kota B1R3 Kecamatan B1R4 Desa/Kelurahan B1R5 Klasifikasi desa/kelurahan 1. Perkotaan 2. Perdesaan B1R6 Letak geografis desa/kelurahan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 ST2013-SBK.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 RAHASIA Jenis tanaman kehutanan terpilih...... 6 1 I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67 RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

KATALOG BPS: STATISTIK PERUMAHAN. INDONESIA (Hasil Sensus Penduduk 2010) BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

KATALOG BPS: STATISTIK PERUMAHAN. INDONESIA (Hasil Sensus Penduduk 2010) BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA KATALOG BPS: 3303002 STATISTIK PERUMAHAN INDONESIA ht tp :// w w w.b ps.g o.id (Hasil Sensus Penduduk 2010) BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA STATISTIK PERUMAHAN INDONESIA (HASIL SENSUS PENDUDUK

Lebih terperinci

UNIFIKASI SISTEM PENETAPAN SASARAN NASIONAL

UNIFIKASI SISTEM PENETAPAN SASARAN NASIONAL UNIFIKASI SISTEM PENETAPAN SASARAN NASIONAL Bambang Widianto Deputi Setwapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris Eksekutif TNP2K JAKARTA, 31 JANUARI 2013 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

SURVEI SEKTOR INFORMAL 2014

SURVEI SEKTOR INFORMAL 2014 SSI-1 RAHASIA SURVEI SEKTOR INFORMAL 2014 I. PENGENALAN TEMPAT 1. PROVINSI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA/KELURAHAN 5. KLASIFIKASI DESA/KELURAHAN PERKOTAAN -1 PERDESAAN -2 6. NOMOR BLOK SENSUS

Lebih terperinci

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS A PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. Jarak Antar Bangunan minimal

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) merupakan perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENDATAAN WARGA MISKIN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENDATAAN WARGA MISKIN BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENDATAAN WARGA MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

KATALOG BPS: STATISTIK PERUMAHAN. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Hasil Sensus Penduduk 2010) BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

KATALOG BPS: STATISTIK PERUMAHAN. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Hasil Sensus Penduduk 2010) BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA KATALOG BPS: 3303002.64 STATISTIK PERUMAHAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ht tp :// w w w.b ps.g o.id (Hasil Sensus Penduduk 2010) BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA STATISTIK PERUMAHAN PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

KATALOG BPS: STATISTIK PERUMAHAN. PROVINSI BANTEN (Hasil Sensus Penduduk 2010) BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

KATALOG BPS: STATISTIK PERUMAHAN. PROVINSI BANTEN (Hasil Sensus Penduduk 2010) BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA KATALOG BPS: 3303002.36 STATISTIK PERUMAHAN PROVINSI BANTEN ht tp :// w w w.b ps.g o.id (Hasil Sensus Penduduk 2010) BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA STATISTIK PERUMAHAN PROVINSI BANTEN (HASIL

Lebih terperinci

STATISTIK DAN PERANAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Disampaikan oleh: BPS Provinsi Jawa Tengah

STATISTIK DAN PERANAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Disampaikan oleh: BPS Provinsi Jawa Tengah STATISTIK DAN PERANAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Disampaikan oleh: BPS Provinsi Jawa Tengah FGD PENINGKATAN KUALITAS RTLH UNTUK MENDUKUNG PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 59 TAHUN 203 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG HARGA KOMPONEN BANGUNAN DAN UPAH TENAGA KERJA SEBAGAI DASAR PENYESUAIAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BANGUNAN

Lebih terperinci

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Didukung oleh: Kata Pengantar Sanitasi Sekolah menjadi salah satu indikator dalam Sustainable Development Goals atau

Lebih terperinci

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 2) 5. No.

Lebih terperinci

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial SEKRETARIAT TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) 10 FEBRUARI 2015 Struktur Organisasi TNP2K Peraturan Presiden

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2015 KIP 1) : F BLOK I KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1 Provinsi : 2 Kabupaten / Kota 2) : 3 Kecamatan : 4 Desa / Kelurahan 2) : 5 No Blok

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Volume Pekerjaan 8.1.1 Perkerjaan Persiapan 8.1.1.1 Pembersihan Lokasi panjang bangunan (p) = 40 m lebar bangunan (l) = 40 m Luas Pembersihan Lokasi = p x l = 1600 m2 8.1.1.2

Lebih terperinci

39 Apakah menyebabkan terganggu pekerjaan,sekolah, kegiatan seh

39 Apakah menyebabkan terganggu pekerjaan,sekolah, kegiatan seh Layout Susenas Kor 2012 Trw 1_Individu Variable Position B1R1 1 Provinsi B1R2 2 Kabupaten/kota B1R3 3 Kecamatan B1R4 4 Desa/Kelurahan B1R5 5 Klasifikasi desa/kelurahan B1R7 6 Nomor kode sampel B1R8 7 Nomor

Lebih terperinci

TANYA JAWAB Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran

TANYA JAWAB Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TANYA JAWAB Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran BUKU TANYA JAWAB Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran DISUSUN OLEH: Direktorat

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS 1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 42 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 42 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 42 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENGGOLONGAN PELANGGAN AIR BERSIH PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST

Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST Cakupan pekerjaan I. Pekerjaan Awal II. Pekerjaan Galian dan urugan III. Pekerjaan Fondasi IV. Pekerjaan Beton

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No.

Lebih terperinci

BASIS DATA TERPADU 1

BASIS DATA TERPADU 1 BASIS DATA TERPADU 1 TANYA-JAWAB Tanya Jawab KUMPULAN TANYA JAWAB UMUM BASIS DATA TERPADU (BDT) 2 BASIS DATA TERPADU Pendahuluan Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial yang dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN U m u m

BAB I PENDAHULUAN U m u m BAB I PENDAHULUAN 1.1. U m u m Penyempurnaan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) dilakukan dengan melakukan Survei Biaya Hidup 2012 (SBH 2012) untuk mendapatkan diagram timbang komoditas maupun bobot

Lebih terperinci

I. KETERANGAN TEMPAT. 1 Provinsi. 2 Kabupaten/Kota *) 3 Kecamatan. 4 Desa/Kelurahan *) 5 Klasifikasi desa/kelurahan 1. Perkotaan 2.

I. KETERANGAN TEMPAT. 1 Provinsi. 2 Kabupaten/Kota *) 3 Kecamatan. 4 Desa/Kelurahan *) 5 Klasifikasi desa/kelurahan 1. Perkotaan 2. RAHASIA VSENP09.K Dibuat set untuk BPS Provinsi SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2009 KETERANGAN POKOK RUMAH TANGGA DAN ANGGOTA RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL MARET 2009 ] BADAN PUSAT STATISTIK I. KETERANGAN

Lebih terperinci

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER) BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS 2.500 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut,

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Kelurahan / Desa *) 5. Nomor

Lebih terperinci

Menuju Sistem Registrasi Tunggal Untuk Perlindungan Sosial SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menuju Sistem Registrasi Tunggal Untuk Perlindungan Sosial SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menuju Sistem Registrasi Tunggal Untuk Perlindungan Sosial SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan dan Program Perlindungan Sosial utuk Mendukung Penanggulangan Kemiskinan Kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kartu Perlindungan Sosial (KPS) adalah kartu yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dalam Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S). Rumah tangga yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN. Atas kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN. Atas kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. 73 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN Responden Yth, Saya MULIA SLAMAT SINAGA, mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Pekerjaan pondasi yang telah disetting dalam software rab meliputi pekerjaanpekerjaan sebagai berikut: 1. Galian tanah pondasi 2. Pasangan Pondasi Batu Kosong

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 - 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK LAMPIRAN 51 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK No. Formulir Selain yang diisi oleh Petugas (bagian yang diarsir), diisi oleh Wajib Pajak

Lebih terperinci

PENDATAAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL 2011

PENDATAAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL 2011 PPLS11.PCL PENDATAAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL 2011 ( Effective Targeting Anti-Poverty Programs 2 ) Pedoman Pencacah Badan Pusat Statistik - Jakarta i KATA PENGANTAR Badan Pusat Statistik telah melakukan

Lebih terperinci

PERMOHONAN BANTUAN UANG DUKA. Kepada Yth. BUPATI KUDUS Melalui Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus

PERMOHONAN BANTUAN UANG DUKA. Kepada Yth. BUPATI KUDUS Melalui Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus PERMOHONAN BANTUAN UANG DUKA Form : I Kepada Yth. BUPATI KUDUS Melalui Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus Di - K U D U S Dengan hormat, yang bertanda tangan di bawah ini,

Lebih terperinci

GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER)

GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER) GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut,

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA VKR 2011 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Kelurahan / Desa *) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA Kegiatan : 0 PEKERJAAN : PENGEMBANGAN PENETASAN LOKASI : BPTU KDI KEC. TAMBANG ULANG NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rp) I. PEKERJAAN PERSIAPAN II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

Lebih terperinci

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Rincian Produk Sesuai dengan target pasar yang di rencanakan oleh CV. Griya Indah Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota Payakumbuh. Usaha CV. Griya

Lebih terperinci

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna. DISCLAIMER Seluruh nilai/angka koefisien dan keterangan pada tabel dalam file ini didasarkan atas Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI-1.3.5.3-1987), dengan hanya mencantumkan nilai-nilai

Lebih terperinci

1. Apa yang dimaksud dengan Basis Data Terpadu? 2. Apa Kegunaan Basis Data Terpadu?

1. Apa yang dimaksud dengan Basis Data Terpadu? 2. Apa Kegunaan Basis Data Terpadu? 1. Apa yang dimaksud dengan Basis Data Terpadu? Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) adalah sebuah sistem yang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA 5.1 Kelembagaan PKH Pemilihan rumah tangga untuk menjadi peserta PKH dilakukan berdasarkan kriteria BPS. Ada 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI I. DATA UMUM : Tanggal Konseling : No. Rekam Medik : Nama : Umur : Nama orang tua/kk : Pekerjaan : Alamat RT/RW/RK : Kelurahan/Desa : II. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal 1. Pengukuran Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan

PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan dan atau unsur bangunan, termasuk segala unsur tambahan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2005 BPS mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005 (PSE 05), implementasi sebenarnya adalah pendataan

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2013 KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia 1 Subsidi Listrik Tepat Sasaran 2 Kelompok

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB

Lebih terperinci

DOKUEMENTASI SISTEM INFORMASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI LAMPUNG

DOKUEMENTASI SISTEM INFORMASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI LAMPUNG DOKUEMENTASI SISTEM INFORMASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI LAMPUNG Sistem Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Lampung bisa diakses melalui alamat http://simnangkislampungprov.info Halaman awal dari

Lebih terperinci

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Pekerjaan atap yang diseting pada software rab meliputi pekerjaan sbb: 1. Rangka atap baja ringan 2. Tutup atap genting plentong 3. Genting bubung plentong 4. Listplang

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

PADUAN WAWANCARA PENELITIAN. : Fenomena Kemiskinan Pada Masyarakat Petani Sawah. : Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung

PADUAN WAWANCARA PENELITIAN. : Fenomena Kemiskinan Pada Masyarakat Petani Sawah. : Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung PADUAN WAWANCARA PENELITIAN Judul Skripsi Lokasi Penelitian : Fenomena Kemiskinan Pada Masyarakat Petani Sawah : Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung I. Identitas Informan 1. Nama : 2. Tempat Tanggal

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lokasi Tempat Penelitian

Lampiran 1. Lokasi Tempat Penelitian Lampiran 1. Lokasi Tempat Penelitian 61 62 Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian Pantai Patra Sambolo 63 64 Lampiran 3. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN I. Identitas Responden 1. Nama :... 2. Umur

Lebih terperinci

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN 7. Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha Keberadaan pariwisata memberikan dampak postif bagi pengelola, pengunjung, pedagang,

Lebih terperinci

SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S)

SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris

Lebih terperinci

BDT. Pendahuluan BASIS DATA TERPADU

BDT. Pendahuluan BASIS DATA TERPADU BASIS DATA TERPADU TANYA-JAWAB 2013 Pendahuluan BASIS DATA TERPADU BDT Basis Data Terpadu (BDT) untuk Program Perlindungan Sosial adalah sistem data elektronik yang memuat informasi sosial, ekonomi, dan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI SPP04 - S RAHASIA 1. Propinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI I. PENGENALAN TEMPAT 5. Klasifikasi Desa/Kelurahan

Lebih terperinci

DRUM AIR CARA KERANGKA KAWAT (KAPASITAS 300 LITER)

DRUM AIR CARA KERANGKA KAWAT (KAPASITAS 300 LITER) DRUM AIR CARA KERANGKA KAWAT (KAPASITAS 300 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut, mencuci,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BANYUWANGI, a. bahwa guna

Lebih terperinci

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS Elan Satriawan Ketua Pokja, TNP2K 1 LATAR BELAKANG Berbagai indikator kemiskinan seperti P0, P1, ataupun P2

Lebih terperinci

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Identitas Pengrajin Identitas pengrajin merupakan gambaran umum tentang keadaan dan latar belakang pengrajin yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kegiatan dalam

Lebih terperinci

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia November 2016 1 Subsidi Listrik Tepat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

BERITA DAERAH KOTA CIREBON BERITA DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 51 TAHUN 2009 PERATURAN WALIKOTA CIREBON NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA KELUARGA / RUMAH TANGGA MISKIN KOTA CIREBON Menimbang : WALIKOTA CIREBON, a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana LOGO PT / CV PT / CV. Alamat :. REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA No Uraian 1 2 3 A PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG I Persiapan dan Tanah II Pondasi dan Beton III Dinding dan Plesteran IV Lantai V Pekerjaaan

Lebih terperinci

Rumah Tinggal yang terletak di Jalan Ibi Kasan No. 02, Kelurahan Langkai, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

Rumah Tinggal yang terletak di Jalan Ibi Kasan No. 02, Kelurahan Langkai, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Kepada Yth. Bapak Darno Jalan Ibi Kasan No. 02 Palangka Raya, Kalimantan Tengah Malang, 23 Juni 2016 Perihal : Penilaian Properti Sederhana Dengan hormat, KJPP Merry Appraisal telah ditunjuk oleh Bapak

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN RUMAH KOST

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN RUMAH KOST BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 9A TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 9A TAHUN 2017 TENTANG BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 9A TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS Elan Satriawan Ketua Pokja, TNP2K 1 LATAR BELAKANG Berbagai indikator kemiskinan seperti P0, P1, ataupun P2

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 37 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci