KARAKTERISTIK RESPONDEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK RESPONDEN"

Transkripsi

1 18 KARAKTERISTIK RESPONDEN Bab ini menjelaskan mengenai karakteristik lansia yang menjadi responden. Adapun data karakteristik yang dimaksud meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status perkawinan, tipe keluarga, status pekerjaan, status ekonomi, status sosial, dan status kepemilikan harta benda. Lebih lengkapnya disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4 lansia muda dan lansia tua berdasarkan karakteristik Lansia, di Desa Cihideung Ilir, Tahun 2012 Lansia muda Lansia tua Karakteristik lansia Persentase Persentase Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Tingkat pendidikan Rendah Sedang Tinggi Status perkawinan Kawin Duda Janda Status ekonomi Rendah Tinggi Status sosial Rendah Tinggi Struktur keluarga Kepala keluarga Anggota keluarga Total Golongan Umur Lansia yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah lansia yang sudah berumur 60 tahun lebih, hal ini sesuai dengan penetapan umur lansia di Indonesia. Rata-rata umur lansia yang ada di desa penelitian adalah 71.4 tahun. Lansia digolongkan menjadi lansia muda yaitu lansia yang berada pada kelompok umur tahun, dan lansia tua yang berada pada kelompok umur 75 tahun lebih. Mayoritas lansia yang menjadi responden adalah lansia muda dengan proporsi 20 orang atau 67% dari total keseluruhan responden. Umur lansia yang menjadi responden dalam penelitian ini memang beragam mulai dari 60 tahun hingga 91 tahun. Mayoritas berada pada golongan umur tahun. Berdasarkan jenis

2 19 kelamin, lansia laki-laki lebih banyak berada pada golongan lansia muda, sebaliknya lansia perempuan lebih banyak pada golongan lansia tua. Pendidikan Lansia Berdasarkan hasil wawancara dengan 30 orang lansia yang menjadi responden, mayoritas tingkat pendidikan lansia yaitu sebanyak 60% adalah tidak pernah sekolah atau tidak tamat SD. Menurut penuturan responden, hal ini disebabkan oleh status ekonomi yang rendah dan juga alasan keamanan yang pada saat itu masih zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Sebagian responden mengaku hanya bersekolah agama dibandingkan sekolah formal. Lansia yang pernah mengenyam pendidikan formal walaupun tidak sampai tamat, mengaku bisa menulis dan membaca. Adapun lansia yang hanya bersekolah agama tanpa mengenyam pendidikan formal hanya bisa membaca dan menulis arab. Oleh karena itu, tingkat pendidikan lansia di RW 04 dan RW 05 Desa Cihideung Ilir masih tergolong rendah. Pendidikan juga mempengaruhi jenis pekerjaan yang pernah mereka jalani sebelum masuk usia lanjut. Lansia laki-laki lebih banyak berprofesi sebagai supir angkutan barang. Adapun lansia perempuan lebih banyak yang menjadi buruh pabrik. Hanya sebagian kecil dari mereka yang bekerja di instansi pemerintahan dan militer. Oleh karenanya, di masa tua mereka tidak memiliki uang simpanan atau uang pensiun. Status Perkawinan Status perkawinan lansia digolongan menjadi janda, duda dan kawin. Status perkawinan janda maupun duda dapat juga dikatakan cerai mati atau cerai hidup. Hasil wawancara dengan responden menunjukan bahwa 13 (43%) orang lansia adalah janda atau cerai mati, 14 (47%) orang masih kawin artinya masih punya pasangan dan 3 (10%) orang yang berstatus duda karena cerai mati. Pada umumnya lansia yang berstatus janda tinggal bersama anaknya, baik dengan anak perempuan maupun dengan anak lakilaki yang sudah menikah. Lansia muda umumnya masih berstatus kawin dengan presentase 55%. Tidak sedikit lansia muda yang berstatus janda dengan persentase 35%. Status perkawinan pada lansia tua lebih didominasi oleh lansia yang berstatus janda dengan presentase 60% dibandingkan dengan lansia berstatus kawin dan duda. Status Ekonomi Status ekonomi pada lansia dilihat dari sejumlah pertanyaan yang mengarahkan pada kondisi perekonomian secara menyeluruh. Pertanyaan yang diajukan sama dengan pertanyaan pada status sosial yakni jenis pertanyaan tertutup dengan jawaban ya atau tidak. Ada juga pertanyaan tambahan mengenai keadaan perumahan, kepemilikan barang-barang dan juga kepemilikan lahan. Pada pertanyaan tertutup terdapat tujuh pertanyaan yang diajukan. Pengukuran status ekonomi dimulai dengan pertanyaan Apakah lansia menjadi sumber pendapatan dalam keluarga?. Sebanyak 17 orang lansia menjawab tidak dan sisanya 13 orang menjawab iya. Lansia

3 20 yang menjadi sumber pendapatan dalam keluarga berada dalam kategori lansia muda. Rata-rata pekerjaan mereka adalah pekerjaan yang berpenghasilan rendah seperti buruh bangunan, buruh pabrik, pedagang dan sopir angkutan. Ada juga yang merupakan pensiunan TNI. Alasan masih bekerja dikarenakan ada anaknya yang sakit, ada pula lansia yang menjadi tumpuan dalam keluarga. Lansia yang menjadi tumpuan keluarga adalah lansia yang hanya tinggal dengan pasangan atau hidup sendiri. Berdasarkan sejumlah lansia yang masih bekerja, hanya ada 3 orang yang pendapatannya diatas Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Bogor tahun UMR Kabupaten Bogor adalah sebesar Rp Seperti yang telah yang disebutkan sebelumnya, mayoritas lansia berada di sektor pekerjaan dengan penghasilan rendah dan tidak menentu. Hasil uang yang diperoleh, mereka gunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, bayar listrik dan belanja bahan makanan. Ada juga yang menggunakan uangnya untuk membeli barang-barang kreditan seperti setrika dan magic com. Lansia yang tidak bekerja hanya mengandalkan pemberian dari anak dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Semua kebutuhan makan, pakaian dan kebutuhan lainnya ditanggung oleh anak. Sumber pendapatan mereka peroleh dari berbagai sektor. Mayoritas pendapatan diperoleh dari gaji atau upah. Gaji atau upah yang diperoleh berasal dari lansia itu sendiri maupun dari anak yang orang tuanya sudah tidak bekerja. Adapun yang menggantungkan penghasilannya dari sektor pertanian berjumlah tiga responden. Di mana ketiga responden tersebut adalah lansia yang menjadi sumber pendapatan dalam keluarga. Pekerjaan mereka hanyalah sebatas petani penggarap. Lansia yang menghidupi kebutuhannya dari uang gaji atau upah adalah lansia yang sudah tidak bekerja dan menggantungkan dari penghasilan anaknya. Anak-anak mereka bekerja di sektor industri, pegawai atau karyawan swasta, pedagang, dan ada pula yang menjadi PNS. Tidak ada lansia yang memperoleh penghasilan dari remitan. Artinya tidak ada anggota keluarga yang bekerja sebagai TKI atau TKW. Mengingat penghasilan mereka yang tergolong rendah, sehingga hanya sedikit lansia yang memiliki tabungan di bank atau koperasi. Ada dua orang lansia yang memiliki tabungan di bank. Ketika ditanya apakah mereka memiliki tabungan di bank atau koperasi jawaban mereka boro-boro buat nabung yang ada uangnya dipake buat makan aja (Smh, 65 tahun, tenaga kebersihan). Adapun lansia yang memiliki tabungan adalah mereka yang merupakan pensiunan sehingga uang gaji diambil dari bank. Artinya uang yang ada di bank hanya sebagai tempat mengambil gaji dan disimpan apabila ada sisanya. Kepemilikan barang berharga seperti emas atau barang berharga lainnya menjadi salah satu pertanyaan untuk mengukur status ekonomi lansia. Sebelas orang lansia memiliki emas dalam bentuk cincin dan anting. Tentu lansia tersebut adalah lansia perempuan. Emas yang mereka miliki adalah emas yang mereka peroleh dari mas kawin. Lansia yang tidak memiliki emas bukan berarti tidak pernah punya sama sekali. Dari pengakuan mereka, emas yang mereka miliki sudah dijual untuk kebutuhan

4 sehari-hari, membayar utang, membiayai sekolah dan juga untuk modal usaha. Pengukuran status ekonomi juga dilihat dari keadaan perumahan secara fisik. Adapun yang menjadi pertanyaan adalah seputar bahan dinding dominan, ada tidaknya kamar mandi dan WC, tempat tidur, sambungan listrik, bahan lantai dominan dan juga jumlah ruangan. Semua responden memiliki kamar mandi dan WC sendiri yang menyatu dengan rumah. Ada juga lansia yang masih menggunakan pemandian umum hanya untuk mencuci. Kondisi kamar mandi dan WC mereka masih tergolong baik dengan saluran buang air tidak tersumbat. Bahan dinding dominan rumah yang mereka miliki adalah tembok. Tidak ada lansia yang memiliki rumah dengan dinding dari bilik atau bahan lainnya selain tembok. Begitupun dengan bahan lantai dominan, ada beragam bahan lantai yang mereka gunakan yaitu semen, ubin dan juga keramik. Penggunaan bahan lantai disesuaikan dengan bahan dinding dominan. Pada umumnya lantai keramik digunakan dengan bahan dinding tembok secara keseluruhan. Ada pula bahan lantai semen digunakan pada rumah yang sebagian masih menggunakan dinding dari bilik. Penggunaan bahan lantai ubin sama halnya dengan penggunaan bahan lantai keramik. Semua lansia memiliki tempat tidur sendiri dan kamar sendiri. Namun ada dua orang yang tidak memiliki ruang tidur. Mereka adalah lansia yang tidak selalu tinggal dirumah karena bekerja di luar kota. Lansia lainnya tidur dimana saja dikarenakan jumlah ruangan yang terbatas dengan jumlah anggota keuarga yang cukup banyak. Mereka yang tidak memiliki kamar tidur sendiri biasanya tidur di ruang tamu atau ruang televisi dengan menggelar karpet atau kasur. ruang yang dimiliki bervariasi bergantung dari jumlah kamar tidur yang ada. Pada umumnya ruang yang mereka miliki adalah ruang tamu, kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Perbedaan jumlah ruangan bergantung pada jumlah kamar tidur yang dimiliki. Hal ini juga bergantung pada jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam rumah tersebut. Apabila dalam rumah tersebut tinggal anak dan juga cucu maka jumlah kamarnya lebih banyak dibandingkan dengan keluarga yang hanya tinggal berdua atau dengan anak tanpa cucu. Semua lansia memiliki sambungan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Besarnya listrik yang mereka gunakan rata-rata 450 watt. Ada juga yang menggunakan 900 watt. Mereka yang menggunakan 900 watt adalah lansia yang memiliki barang elektronik dalam jumlah banyak seperti TV, setrika, kulkas dan magic com. Selain itu juga penggunaan listrik yang banyak dipengaruhi oleh jumlah ruangan dan jumlah anggota keluarga yang tinggal. Semakin banyak ruangan dan banyak anggota keluarga yang tinggal semakin tinggi pula pemakaian listriknya. Kepemilikan perabotan rumah adalah indikator lainnya dalam mengukur status ekonomi lansia. Hampir semua lansia yang menjadi responden memiliki televisi. Adapun perabotan tambahan yang dimiliki adalah kulkas, setrika, VCD player, dan dispenser. Semua lansia memiliki kompor gas yang digunakan untuk memasak. Kompor gas yang digunakan adalah kompor gas satu tungku bantuan pemerintah. Alat transportasi yang ada adalah motor dan ada juga yang memiliki mobil. Kepemilikan alat 21

5 22 transportasi tersebut adalah milik anak atau cucu mereka. Motor yang ada digunakan sebagai alat usaha maupun digunakan untuk pergi ke tempat bekerja. Berdasarkan sejumlah indikator yang digunakan, lansia yang ada di RW 04 dan RW 05 Desa Cihideung Ilir tergolong status ekonomi rendah. Masa tua merupakan waktunya untuk beristirahat dari rutinitas pekerjaan. Pada umumnya menginjak usia 60 atau 65 tahun orang akan berhenti bekerja karena sudah tidak produktif lagi. Apa yang terjadi di desa penelitian tidak selalu demikian. Masih ada lansia yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga atau kebutuhan pribadinya. Dari 30 responden yang diambil, sebanyak 14 lansia masih bekerja dan sisanya sudah tidak bekerja lagi namun ada satu lansia yang merupakan pensiunan TNI. Pekerjaan yang ditekuni oleh lansia sangat beragam seperti pedagang, buruh bangunan, petani penggarap, wiraswasta, petugas KUA, pramuwisma bahkan ada yang bekerja sebagai karyawan swasta di Jakarta. Alasan mereka masih bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga karena masih ada diantara mereka yang menjadi tumpuan keluarga. Seperti halnya responden yang bernama Smh (65 tahun), beliau bekerja sebagai tenaga kebersihan di rektorat IPB. Beliau sudah bekerja sejak IPB berdiri di Dramaga. Smh bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena suaminya tidak bekerja. Smh sudah tidak memiliki tanggunan anak lagi karena semua anaknya sudah menikah dan memiliki pekerjaan. Masih ada satu anaknya yang tinggal bersama dengan Smh, dan ia pun sudah menikah dan bekerja bahkan menantunya pun turut bekerja. Uang yang diperolehnya biasa digunakan untuk belanja kebutuhan sehari-hari, membayar listrik yang dibayar secara bergantian dengan anaknya, dan juga kadang memberi uang jajan untuk cucunya. Sama halnya dengan lansia lain yang masih bekerja, alasan mereka adalah selain untuk memenuhi kebutuhan keluarga juga karena merasa bosan tidak ada kegiatan apabila tidak bekerja. Pada umumnya lansia yang berpikiran seperti itu adalah lansia yang bekerja sebagai buruh serabutan atau petani penggarap. Dari sejumlah pekerjaan yang ditekuni oleh lansia yang ada di desa penelitian, pendapatan mereka berada di bawah UMR Kabupaten Bogor tahun 2012 yakni dibawah Rp Berikut ini disajikan Tabel 5 tentang status pekerjaan lansia. 2 seperti yang dilansir oleh Ikhwan pada 27 November 2012 dalam artikelnya yang berjudul Daftar UMR/UMK pulau Jawa tahun 2013 di

6 23 Tabel 5 dan presentasi lansia muda dan lansia tua berdasarkan status pekerjaan, di Desa Cihideung Ilir, tahun 2012 Status Lansia muda Lansia tua pekerjaan Bekerja Sektor primer (A) Sektor sekunder (M) Sektor Persentase Persentase tersier (S) Tidak bekerja Total Kepemilikan harta benda merupakan sesuatu hal yang cukup berharga namun tidak terukur oleh besarnya uang. Seperti halnya dalam penelitian Leopold (2012) transfer dukungan bisa berupa rumah, tanah maupun barang lainnya yang bisa diwariskan. Begitupun dengan lansia yang ada di desa penelitian memiliki beberapa harta benda seperti perabotan rumah tangga, rumah dan juga tanah. Kepemilikan harta benda ini bisa saja diwariskan atau dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga membantu anak. Pada penelitian ini penulis membagi kepemilikan harta benda menjadi tiga bagian, yaitu kepemilikan rumah, kepemilikan barang-barang, dan tanah. Penulis memberikan pertanyaan kepada responden mengenai kepemilikan barang-barang seperti peralatan elektronik, perabotan rumah tangga, dan alat transportasi pribadi. Penulis menanyakan pemilikan peralatan elektronik seperti komputer, televisi, radio, VCD player, radio kaset, lemari es, mesin cuci, seterika dan dispenser. Selain itu ditanyakan pula mengenai pemilikan perabotan rumah tangga seperti kursi tamu, meja belajar, kompor gas dan tempat tidur. Alat transportasi juga turut ditanyakan kepada responden. Penulis menanyakan pemilikan alat transportasi pribadi seperti sepeda, motor dan mobil. Umumnya lansia yang ada di desa penelitian memiliki peralatan elektronik seperti televisi. Dari 30 responden yang ditanya mengenai pemilikan peralatan elektronik sebanyak 27 responden memiliki televisi, disusul dengan pemilikan lemari es, setrika, VCD player dan dispenser. Tidak semua lansia yang ada di desa penelitian memiliki peralatan elektronik, ada lansia yang hanya memiliki seterika bahkan tidak memiliki sama sekali. Lansia tersebut semuanya adalah lansia yang berstatus janda, baik yang tinggal sendiri maupun masih tinggal dengan anaknya. Perabotan rumah tangga yang dimiliki lansia di desa penelitian adalah tempat tidur, kompor gas dan kursi tamu. Kompor gas yang mereka miliki pada umumnya adalah kompor gas satu tungku bantuan pemerintah. Ketika penulis berkunjung ke setiap rumah responden, terdapat kursi yang disediakan untuk tamu yang berkunjung. Ada juga lansia yang tidak memiliki kuris tamu sehingga ketika ada tamu datang, hanya duduk di atas

7 24 lantai dengan alas tikar. Setiap lansia baik laki-laki maupun perempuan memiliki tempat tidur sendiri. Adapun tempat tidur untuk anggota keluarga lainnya tergantung dari jumlah anggota keluarga. Ketika dalam satu rumah terdapat banyak orang, satu tempat tidur bisa digunakan untuk tiga hingga empat orang. Ada pula yang tidur di atas lantai dengan menggelar tikar ditambah dengan alas sejenis kasur busa. Alat transportasi yang dimiliki pada umumnya bukanlah milik lansia, namun milik anak atau cucunya. Jenis transportasi yang umum dimiliki oleh mereka adalah motor. Biasanya motor tersebut digunakan untuk pergi ke tempat bekerja dan ada pula yang dijadikan sebagai alat usaha tukang ojek. Motor tersebut dibeli secara kredit dan dibantu oleh orang tua dengan membayar down payment. Pembayaran angsuran ditanggung oleh anak atau cucunya hingga pelunasan. Ada juga lansia yang memiliki mobil namun lebih sering digunakan oleh anaknya. Mobil tersebut biasa digunakan untuk acara keluarga ke tempat yang cukup jauh jaraknya dari rumah yang bersangkutan. Tabel 6 dan presentase lansia muda dan lansia tua berdasarkan ada tidaknya pemilikan harta benda, di Desa Cihideung Ilir, tahun 2012 Pemilikan harta benda Lansia muda Presentase Lansia tua Presentase Peralatan elektronik Ada Tidak ada Perabotan rumah Ada Tidak ada Alat transportasi pribadi Ada Tidak ada Lahan Ada Tidak ada Total 20` Status Sosial Status sosial lansia diperoleh melalui beberapa pertanyaan yang mengarahkan strata sosial lansia di dalam masyarakat. Adapun pertanyaan yang diajukan lebih mengarah pada kedudukan atau jabatan yang dimiliki di lingkup mesjid, desa, kantor atau instansi tempat bekerja atau tempat

8 25 lainnya. Selain itu pertanyaan juga mengarahkan pada strata sosial di lingkup tempat tinggal misalnya dalam kegiatan rapat desa, RW atau RT. Aktivitas sosial seperti diskusi dan dimintai pendapat dalam pengambilan keputusan masalah yang ada di sekitar tempat tinggal. Sejumlah pertanyaan yang diajukan dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan jawaban ya atau tidak. Status sosial tinggi dan rendah ditentukan oleh skor yang diperoleh responden berdasarkan pertanyaan pada kuesioner. Status sosial tinggi adalah responden yang memperoleh skor >=16, dan status sosial rendah adalah responden yang memperoleh skor <16. Hasil wawancara dengan 30 responden yang ada di RW 04 dan RW 05 menunjukkan lansia memiliki status sosial yang rendah. Lansia tidak memiliki jabatan apapun di organisasi desa, mesjid atau lembaga manapun. Lansia tersebut memiliki kecenderungan jauh dari aktivitas politik atau organisasi di desa. Ada pun lansia yang memiliki status sosial tinggi adalah lansia yang berperan sebagai imam masjid atau ketua pengajian ibu-ibu. Lansia yang memiliki peran sebagai tokoh agama selalu dimintai pendapatnya untuk segala urusan yang berhubungan dengan keagamaan seperti pernikahan, sunatan dan syukuran. Adapun lansia yang berperan sebagai ketua pengajian memiliki tugas untuk mengkoordinir jadwal pelaksanaan pengajian, penceramah dan juga logistik yang diperlukan saat pengajian. Namun mereka tidak memiliki bawahan ataupun orang lain yang membantu dalam mengurusi tugas mereka. Oleh karenanya status sosial lansia yang ada di desa penelitian mayoritas tergolong rendah. Struktur Keluarga Tipe keluarga yang ada di RW 04 dan RW 05 Desa Cihideung Ilir mayoritas merupakan keluarga besar atau luas (extended family) dengan persentase 50%. Tipe keluarga yang paling sedikit adalah tipe single parent dengan persentase 7%. Hal ini karena sebagian besar lansia masih tinggal dengan anak-anak, cucu dan juga menantu dalam satu rumah. Apabila dilihat dari status perkawinan lansia, tipe keluarga besar ini didominasi oleh lansia yang berstatus kawin. Keluarga lansia yang memiliki tipe single parent hanya ada dua keluarga. Lansia tersebut berstatus janda dan memilih untuk tinggal satu rumah dengan anak beserta cucunya dengan alasan agar ada yang merawat dan juga menemaninya. Kepala keluarga dalam kedua keluarga tersebut adalah perempuan dengan satu anak laki-laki. Mereka hanya tinggal berdua sementara anak yang lainnya sudah tinggal dengan suami/istri masing-masing. Apabila melihat dari peran mereka sebagai kepala keluarga atau anggota keluarga, lansia laki-laki lebih banyak yang berperan sebagai kepala keluarga dibandingkan dengan lansia perempuan. Begitupun sebaliknya lansia laki-laki lebih sedikit yang berperan sebagai anggota keluarga. Data di lapangan menunjukkan terdapat 22 orang lansia yang berperan sebagai kepala keluarga dengan rincian 14 lansia laki-laki dan delapan lansia perempuan. Lansia yang berperan sebagai anggota keluarga sebanyak delapan orang dengan satu orang lansia laki-laki dan tujuh orang lansia perempuan. lansia muda yang berperan sebagai kepala keluarga

9 26 memiliki angka yang tinggi dengan persentase 95%. Adapun lansia tua yang berperan sebagai kepala keluarga maupun anggota keluarga memili jumlah yang sama.

HUBUNGAN ANTAR GENERASI

HUBUNGAN ANTAR GENERASI 27 HUBUNGAN ANTAR GENERASI Bab ini menjelaskan tentang analisis hubungan karakteristik lansia dengan hubungan. Bentuk dukungan atau ada kemungkinan dipengaruhi oleh karakteristik responden atau lansia.

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k 13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut

Lebih terperinci

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran Distribusi Variabel Berdasarkan, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran No 1. Individu Umur Umur dihitung berdasarkan ulang tahun Demografi yang terakhir (berdasarkan konsep demografi). Pencatatan

Lebih terperinci

BAB VI PROFIL RUMAHTANGGA PESERTA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DI DESA KEMANG

BAB VI PROFIL RUMAHTANGGA PESERTA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DI DESA KEMANG BAB VI PROFIL RUMAHTANGGA PESERTA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DI DESA KEMANG Bab ini mendeskripsikan profil rumahtangga peserta PNPM MP di Desa Kemang yang di survei

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah

Lebih terperinci

NO RESPONDEN : PEWAWANCARA :

NO RESPONDEN : PEWAWANCARA : KUISIONER KULIAH LAPANGAN SOSIOLOGI PEDESAAN TAHUN 2011/2012 Kata Pengantar NO RESPONDEN : PEWAWANCARA : Kami adalah mahasiswa jurusan sosiologi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN HUBUNGAN ANTAR GENERASI DI DESA CIHIDEUNG ILIR KABUPATEN BOGOR JAJANG SOMANTRI

ANALISIS KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN HUBUNGAN ANTAR GENERASI DI DESA CIHIDEUNG ILIR KABUPATEN BOGOR JAJANG SOMANTRI ANALISIS KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN HUBUNGAN ANTAR GENERASI DI DESA CIHIDEUNG ILIR KABUPATEN BOGOR JAJANG SOMANTRI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN. Atas kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN. Atas kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. 73 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN Responden Yth, Saya MULIA SLAMAT SINAGA, mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA SURVEY

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA SURVEY BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA SURVEY 4.1 GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANDARHARJO Kelurahan Bandarharjo termasuk dalam Kecamatan Semarang Utara yang batas-batas kelurahannya adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI BAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI 6.1 Peran (Pembagian Kerja) dalam Rumahtangga Peserta Peran atau pembagian kerja tidak hanya terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. 1 Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. 1 Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Deskriptif 4.1.1. Data Karakteristik Rumah Tangga 1). Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden Tabel 4. 1 Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden Pekerjaan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI 46 REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI Kesejahteraan Petani Reforma agraria merupakan suatu alat untuk menyejahterakan rakyat. Akan tetapi, tidak serta merta begitu saja kesejahteraan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN 55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Identitas Subjek Penelitian Nama Subjek S (p) S.R E.N N S (l) J Usia 72 Tahun 76 Tahun 84 Tahun 63 Tahun 68 Tahun 60 Tahun Jenis Perempuan Perempuan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL

BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL 31 BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL Lee (1984) dalam teorinya Dorong-Tarik (Push-Pull Theory) berpendapat bahwa migrasi dari desa ke kota disebabkan oleh faktor pendorong

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

Formulir Isian Data Pelamar Mahasiswa Baru Universitas Udayana Tahun 2013 Untuk Penentuan Uang Kuliah Tunggal (UKT)

Formulir Isian Data Pelamar Mahasiswa Baru Universitas Udayana Tahun 2013 Untuk Penentuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS UDAYANA Kampus Bukit-Jimbaran Telepon : (0361) 701812, 701954, 701797 Fax. : (0361) 701907 Laman : www.unud.ac.id Formulir Isian Data Pelamar Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Penarikan kesimpulan yang mencakup verifikasi atas kesimpulan terhadap data yang dianalisis agar menjadi lebih rinci. Data kuantitatif diolah dengan proses editing, coding, scoring, entry, dan analisis

Lebih terperinci

TABEL FREKUENSI DAN HASIL UJI CROSSTABS

TABEL FREKUENSI DAN HASIL UJI CROSSTABS LAMPIRAN 89 TABEL FREKUENSI DAN HASIL UJI CROSSTABS Tabel Frekuensi Distribusi Penguasaan Lahan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 24 60.0 60.0 60.0 Sedang 11 27.5 27.5 87.5

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Keripik Buah Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar menjadi kelompokkelompok pembeli yang berbeda sesuai dengan kebutuhan karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak dan Luas Desa Curug Desa Curug merupakan sebuah desa dengan luas 1.265 Ha yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN RISIKO JATUH PADA LANSIA TERHADAP KEJADIAN JATUH DI RW.06

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN RISIKO JATUH PADA LANSIA TERHADAP KEJADIAN JATUH DI RW.06 Lampiran 2 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN RISIKO JATUH PADA LANSIA TERHADAP KEJADIAN JATUH DI RW.06 KELURAHAN DADAP KECAMATAN KOSAMBI TANGERANG BANTEN 2016 No.Responden PETUNJUK:

Lebih terperinci

D AT A PEMETAAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT)

D AT A PEMETAAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) Form-2 D AT A PEMETAAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) BAGI M AHASISW A ISI DENPASAR I. IDENTITAS CALON MAHASISWA/MAHASISWA NAMA LENGKAP TEMPAT TGL. LAHIR No. PENDAFTARAN NIM : II. SUMBER BIAYA PENDIDIKAN Biaya

Lebih terperinci

MIGRASI INTERNASIONAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI KELUARGA MIGRAN DI DESA SERAH, KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR PENDAHULUAN

MIGRASI INTERNASIONAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI KELUARGA MIGRAN DI DESA SERAH, KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR PENDAHULUAN P R O S I D I N G 429 MIGRASI INTERNASIONAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI KELUARGA MIGRAN DI DESA SERAH, KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR 1) Dian Retno Intan, 2) Yayuk Yuliati 1) Mahasiswa Program Pasca Sarjana,

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum responden beras organik SAE diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga

Lebih terperinci

BAB V MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM INDUSTRIALISASI PEDESAAN

BAB V MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM INDUSTRIALISASI PEDESAAN 34 BAB V MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM INDUSTRIALISASI PEDESAAN Marginalisasi perempuan dalam dunia kerja merupakan hal yang sangat sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, adanya industrialisasi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG Pada bab ini akan dipaparkan mengenai responden pelaku pergerakan Cimahi-Bandung yang berpotensial untuk menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 24 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Kelurahan Empang merupakan kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Secara administratif, batas-batas

Lebih terperinci

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 39 Peluang Bekerja dan Berusaha Wanita Kepala Rumah Tangga (WKRT) Peluang bekerja dan berusaha adalah

Lebih terperinci

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG YANG DAPAT DIDUDUKI OLEH TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI UNTUK PEKERJAAN DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Keadaan Umum Kecamatan Cicurug Kecamatan Cicurug berada di bagian Sukabumi Utara. Kecamatan Cicurug memiliki luas sebesar 4.637 hektar.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR A. Letak Geografis Kecamatan Banjar adalah salah satu bagian dari wilayah Kota Banjar selain Kecamatan Purwaharja, Kecamatan Pataruman, dan Kecamatan Langensari yang berdiri

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang II. KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN Kabupaten Brebes terletak di sepanjang pantai utara Laut Jawa, merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah, memanjang keselatan berbatasan dengan wilayah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Rumah Tangga Responden

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Rumah Tangga Responden BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Analisisis Deskriptif 4.1.1. Data Karakteristik Rumah Tangga Responden Dari hasil penyebaran kuisioner didapat data

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung

PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN 2015 Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung DASAR HUKUM Inpres Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 64/11/73/Th. IV, 5 November 2014 INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI SELATAN TRIWULAN III-2014 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan

Lebih terperinci

BAB VI PEMANFAATAN REMITAN

BAB VI PEMANFAATAN REMITAN 49 BAB VI PEMANFAATAN REMITAN 6.1 Jumlah dan Alokasi Penggunaan Remitan Migrasi Internasional Remitan merupakan pengiriman uang ke daerah asal, seperti diungkapkan Connel (1979) dalam Effendi (2004), menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA 87 BAB IV DATA DAN ANALISA DATA 4.1 METODE PENGUMPULAN DATA Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG DITELITI

BAB II KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG DITELITI 30 BAB II KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG DITELITI Pada bab ini, peneliti menguraikan karakteristik-karakteristik responden penelitian. Dimana, karakteristik- karakteristik ini tidak hanya memberi gambaran

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan Tlanakan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Pamekasan yang memiliki luas wilayah 48,10 Km 2 dan terletak

Lebih terperinci

KUESIONER (UNTUK BURUH/PEKERJA)

KUESIONER (UNTUK BURUH/PEKERJA) 120 Lampiran -1 KUESIONER (UNTUK BURUH/PEKERJA) Pekerja merupakan salah satu komponen penting yang mendukung proses industrialisasi. Tanpa pekerja industri tidak akan berjalan. Penyediaan perumahan atau

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 7 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Kesempatan Kerja Penduduk terbagi menjadi penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Penduduk usia kerja terdiri atas angkatan kerja(15-64 tahun) dan bukan angkatan kerja(

Lebih terperinci

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian LAMPIRAN 143 144 Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian 145 146 Lampiran 3 Pengukuran Variabel Penelitian untuk Jawaban Pengetahuan No. Pernyataan Betul Salah Pengetahuan tentang keluarga sistem matrilineal

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN 39 HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN Pembagian peran/aktivitas yang dilakukan dalam rumah tangga perikanan berkaitan dengan

Lebih terperinci

SENSUS PENDUDUK 1980

SENSUS PENDUDUK 1980 SP 80 - s TANPA RANGKAP DAFTAR RUMAH TANGGA REPUBLIK INDONESIA BIRO PUSAT STATISTIK SENSUS PENDUDUK 1980 PENCACAHAN SAMPLE RAHASIA I PENGENALAN TEMPAT KODE 1. Propinsi 1 2. Kabupaten / Kotamadya *) 3 3.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Sebelum membahas pola pembagian peran dalam keluarga responden, terlebih dahulu akan di jelaskan mengenai karakteristik responden yang akan dirinci

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Lokasi Letak dan Keadaan Fisik

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Lokasi Letak dan Keadaan Fisik 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Letak dan Keadaan Fisik BAB IV GAMBARAN UMUM Desa Gunung Menyan merupakan desa pemekaran dari Desa Cimayang pada tahun 1983 yang terletak di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten

Lebih terperinci

SURVEY KETENAGAKERJAAN

SURVEY KETENAGAKERJAAN SURVEY KETENAGAKERJAAN Description INDONESIA SURVEY KETENAGAKERJAAN Survey code 360-140 - 1003.01 IDNR. INFORMASI WAWANCARA Pewawancara (inisial/singkatan dari nama) Tanggal wawancara Lokasi wawancara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO A. Gambaran Umum Wilayah Desa Kramat Jegu Keadaan umum wilayah di suatu daerah sangat

Lebih terperinci

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENERAPAN POLA KEMITRAAN DENGAN SISTEM GADUHAN TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI/PETERNAK DI

KUESIONER PENELITIAN PENERAPAN POLA KEMITRAAN DENGAN SISTEM GADUHAN TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI/PETERNAK DI Lampiran 1. KUESIONER PENELITIAN PENERAPAN POLA KEMITRAAN DENGAN SISTEM GADUHAN TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI/PETERNAK DI KECAMATAN PANTAI CERMIN, KAB. SERDANG BEDAGAI I. DATA RESPONDEN (PETERNAK) (Lingkari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan BAB 4 METODOLOGI 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan untuk melihat suatu gambaran fenomena kesehatan masyarakat pada satu titik point waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1) Usahatani Karet Usahatani karet yang ada di Desa Retok merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh orang-orang dalam keluarga tersebut. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum Hasil Penelitian a. Profil Desa 1) Demografi Desa Caruban mempunyai jumlah penduduk 4.927 Jiwa. Tabel 4.1 Statistik penduduk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan 18 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi antara ibu dengan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011

FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011 F4 PEWAWANCARA FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011 Fasilitator mengisi satu set form ini untuk setiap pendaftar. A. INFORMASI UMUM A.01. Provinsi 16. Sumatera Selatan 18. Lampung 33. Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Desa Handil

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Desa Handil BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Gambaran Geografis Desa Handil Gayam Desa Handil Gayam adalah sebuah desa yang berkecamatan di Bumi Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan

Lebih terperinci

BAB VI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT YANG TERGABUNG DALAM OTL PASAWAHAN II PASCA RECLAIMING

BAB VI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT YANG TERGABUNG DALAM OTL PASAWAHAN II PASCA RECLAIMING BAB VI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT YANG TERGABUNG DALAM OTL PASAWAHAN II PASCA RECLAIMING Menurut Sadiwak (1985) dalam Munir (2008) bahwa kesejahteraan merupakan kepuasan yang diperoleh seseorang

Lebih terperinci

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET)

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET) Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET) Petunjuk pengisian: 1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh pilihan

Lebih terperinci

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR Alamat : Jalan Nusa Indah, Telp. 0361-227316, Fax. 0361-236100 Denpasar 80235 E-mail: rektor@isi-dps.ac.id, Website:

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud melaksanankan penelitian dengan

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud melaksanankan penelitian dengan Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada, Yth. Calon Responden penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud melaksanankan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Riwayat Contoh Sebagai Pekerja Buruh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Riwayat Contoh Sebagai Pekerja Buruh 29 HASIL DAN PEMBAHASAN Tempat Bekerja Contoh Riwayat Contoh Sebagai Pekerja Buruh Pada periode 2006-2008 jumlah angkatan kerja perempuan mengalami peningkatan sebesar 4,2 juta orang (Survei Angkatan Kerja

Lebih terperinci

Jumlah Dis Insentif yang Dikumpulkan / bulan (Rp.) 228,341,251,012 Jumlah Dis Insentif yang Dikumpulkan / tahun (Rp.) 2,740,095,012,143

Jumlah Dis Insentif yang Dikumpulkan / bulan (Rp.) 228,341,251,012 Jumlah Dis Insentif yang Dikumpulkan / tahun (Rp.) 2,740,095,012,143 Oleh : Nanda Avianto Wicaksono Deputy Director ReforMiner Institute Hp. 0818 971655 Jakarta, 25 Maret 2006 Ekivalen Dis Insentif R1 450 VA R1 900 VA R1 1300 VA R1 2200 VA R2 R3 Luar JAMALI 15,243,450,

Lebih terperinci

SURVEY PEKERJA MANDIRI

SURVEY PEKERJA MANDIRI SURVEY PEKERJA MANDIRI Description INDONESIA SURVEY PEKERJA MANDIRI Survey code 360-202 - 1003.02 IDNR. INFORMASI WAWANCARA Pewawancara (inisial/singkatan dari nama) Tanggal wawancara Lokasi wawancara

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR

KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR 31 KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR Pengertian kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG I. PENDAHULUAN LAMPIRAN : NOMOR : 38 TAHUN 2011 TANGGAL : 23 DESEMBER 2011 a. Latar Belakang Salah satu program pembangunan Kabupaten Karawang adalah Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni merupakan Program

Lebih terperinci

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial SEKRETARIAT TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) 10 FEBRUARI 2015 Struktur Organisasi TNP2K Peraturan Presiden

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional karena data yang diambil berkenaan dengan pengalaman masa lalu yaitu saat keluarga

Lebih terperinci

Utomo, M., Eddy Rifai dan Abdulmutalib Thahir Pembangunan dan Alih Fungsi Lahan. Lampung: Universitas Lampung.

Utomo, M., Eddy Rifai dan Abdulmutalib Thahir Pembangunan dan Alih Fungsi Lahan. Lampung: Universitas Lampung. Utomo, M., Eddy Rifai dan Abdulmutalib Thahir. 1992. Pembangunan dan Alih Fungsi Lahan. Lampung: Universitas Lampung. Wiradi, Gunawan. 2000. Reforma Agraria: Perjalanan Yang Belum Berakhir. Yogyakarta:

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN 7. Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha Keberadaan pariwisata memberikan dampak postif bagi pengelola, pengunjung, pedagang,

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk per Kecamatan

Jumlah Penduduk per Kecamatan Jumlah Penduduk per Kecamatan Kecamatan Pria Wanita Jumlah Kode Nama n % n % n % 1 33.72.01 LAWEYAN 48.879 17.93% 50.923 18,16% 99.802 18,05% 2 33.72.02 SERENGAN 26.320 9.66% 27.453 9,79% 53.773 9,73%

Lebih terperinci

PERILAKU KOMUNIKASI, PERSEPSI DAN ADOPSI PROGRAM PENGGUNAAN KOMPOR DAN TABUNG GAS TIGA KILOGRAM IBU RUMAH TANGGA DI JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN

PERILAKU KOMUNIKASI, PERSEPSI DAN ADOPSI PROGRAM PENGGUNAAN KOMPOR DAN TABUNG GAS TIGA KILOGRAM IBU RUMAH TANGGA DI JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN 62 L A M P I R A N 63 Lampiran 1. Kuesioner penelitian PERILAKU KOMUNIKASI, PERSEPSI DAN ADOPSI PROGRAM PENGGUNAAN KOMPOR DAN TABUNG GAS TIGA KILOGRAM IBU RUMAH TANGGA DI JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN KUESIONER

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA 5.1 Kelembagaan PKH Pemilihan rumah tangga untuk menjadi peserta PKH dilakukan berdasarkan kriteria BPS. Ada 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin

Lebih terperinci