BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN III.1. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan dari tanggal 13 Februari 2015 sampai dengan 01 April III.2. SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit. Penentuan subjek penelitian dilakukan menurut metode sampling non random secara konsekutif. III.2.1. Populasi Sasaran Semua penderita stroke hemoragik yang ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan Head CT Scan. III.2.2. Populasi Terjangkau Semua penderita stroke hemoragik yang dirawat di ruang rawat inap terpadu (Rindu) A4 Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan. III.2.3. Besar Sampel Besar sampel dihitung menurut rumus : (Dahlan, 2009) N = Zα 2 sen (1-sen) d 2 P Dimana : N = Besar sampel Sen = Sensitivitas alat yang diinginkan, ditetapkan sebesar 72,9 % = 0,729 (Hwang dkk, 2011)

2 d = Presisi penelitian, ditetapkan oleh peneliti = 20% = 0,2 Zα = Deviat baku alpha ditetapkan sebesar 5% Zα = 1,96 P = Prevalensi penyakit stroke hemoragik (ICH spontan) dengan IVH = 51% = 0,51 (Hwang dkk, 2011) Sehingga : N = 1,96 2 x 0,729 x (1-0,729) 0,2 2 x 0,51 Dibutuhkan sampel minimal 37 pasien. III.2.4. Kriteria Inklusi 1. Semua penderita stroke hemoragik dengan perdarahan intraventrikular baik perdarahan intraventrikular primer maupun sekunder yang telah ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan neurologis, dan pemeriksaan Head CT scan. 2. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini. III.2.5. Kriteria Eksklusi 1. Semua penderita stroke hemoragik yang tidak ditemukan pendarahan intraventrikular. 2. Semua penderita perdarahan intraventrikular yang disebabkan oleh traumatik, tumor, dan infark yang transformasi ke hemoragik. III.3. BATASAN OPERASIONAL 3.1. Stroke perdarahan adalah disfungsi neurologis yang berkembang cepat, yang disebabkan oleh kumpulan darah setempat pada parenkim otak atau sistem ventrikular yang tidak disebabkan oleh trauma (Sacco dkk, 2013) Perdarahan intraventrikular hanya ditujukan adanya darah didalam sistem ventrikular, dan bertanggungjawab secara signifikan terhadap morbiditas yang

3 menyebabkan terbentuknya hidrosefalus obstruksi pada banyak pasien. Perdarahan intraventrikular dapat dibagi menjadi primer atau sekunder. Perdarahan intraventrikular primer ditujukan untuk dominan ditemukannya darah pada ventrikel, dengan sedikit darah pada beberapa parenkim. Perdarahan intraventrikular sekunder ditujukan untuk adanya perdarahan besar pada komponen ekstraventrikular (misalnya parenkim, atau subaraknoid) dengan perluasan sekunder menuju ventrikel (Gaillard dkk, 2005 ) Intraventricular Hemorrhage Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score merupakan sistem skoring yang digunakan untuk menilai keparahan IVH (Hwang dkk, 2011) (Morgan dkk, 2013) Outcome adalah keadaan penderita pada akhir pengobatan atau akhir dari proses penyakit, termasuk derajat perbaikan maupun kebutuhan akan terapi berkelanjutan, pengobatan, dukungan, dan edukasi. Outcome pada studi ini dinilai dengan Modified Rankin Scale (mrs) pada saat pulang atau keluar dari Rumah Sakit (meninggal). Bila nilai mrs 1-3, dikelompokkan sebagai outcome baik sedangkan nilai mrs 4-6, dikelompokkan sebagai outcome jelek (Painthakar & Dabhi, 2003). Pada penelitian ini menggunakan penilaian Modified Rankin Scale (mrs) yang dikategorikan dalam 2 kelompok, yaitu : nilai mrs 3 (outcome baik) dan nilai mrs > 3 (outcome buruk) Computed Tomography scan yang digunakan adalah X-ray CT system, merk Hitachi seri W 450. Pengukuran mean volume ditentukan dengan metode estimator volume dari analisa software komputer, dengan ketebalan pemotongan / slice 5-10 mm (Misbach, 2011).

4 3.6. Akurasi adalah proporsi dari hasil yang pasti, baik yang pasti positif (true positive) atau pasti negatif (true negative), dalam suatu populasi (Zhu dkk, 2010) Kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) adalah kurva yang dihasilkan dari tarik ulur antara sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai titik potong. Dari prosedur ROC ini, kita akan mendapatkan nilai Area Under Curve (AUC). Secara statistik, interprestasi nilai AUC adalah dengan mengklasifikasikan kekuatan nilai diagnostik menjadi sangat lemah, lemah, sedang, baik, dan sangat baik (Dahlan, 2009). Tabel 5. Hubungan antara AUC (Area Under Curve) pada ROC dan akurasi diagnostik AUC Diagnostic Accuracy 0,9 1,0 Excellent 0,8 0,9 Very good 0,7 0,8 Good 0,6 0,7 Sufficient 0,5 0,6 Bad < 0,5 Test not useful Dikutip dari : Simundic, A.M. Measures of diagnostic accuracy: basic definitions. Avalaible at : http// Measures of diagnostic accuracy: basic definitions/ pdf (Cited at : 29 Maret 2016) III.4. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan metode pengumpulan data secara potong lintang dengan sumber data primer diperoleh dari semua penderita stroke hemoragik yang dirawat di ruang rawat inap terpadu (Rindu) A4 Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan.

5 III.5. PELAKSANAAN PENELITIAN III Instrumen Penelitian Intraventricular Hemorrhage Score dengan skala Modified Graeb Score dengan skala LeRoux Score dengan skala Computed Tomography (CT) Scan yang digunakan adalah X - Ray CT System, merek Hitachi seri W Modified Rankin Scale dengan skala 0 6. III Pengambilan Sampel Semua penderita stroke hemoragik yang telah ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan pemeriksaan Head CT Scan yang dirawat di ruang rawat inap terpadu (Rindu) A4 Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan yang diambil secara konsekutif dan yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak ada kriteria eksklusi. Kemudian dilakukan penilaian IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score berdasarkan hasil Head CT Scan yang dilakukan pada saat pasien masuk dan dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan. Kemudian dinilai outcome dengan menggunakan Modified Rankin Scale (mrs) yang dinilai pada saat pulang / keluar dari Rumah Sakit (meninggal), selanjutnya dikumpulkan data yang diperoleh dan dilakukan analisa data. Semua pengambilan sampel dari pasien masuk sampai keluar dari RSUP Haji Adam Malik Medan dilakukan oleh peneliti sendiri. Pada penelitian ini, perhitungan volume perdarahan menggunakan perhitungan secara manual. Volume ICH dihitung dengan menggunakan metode ABC/2 dan volume perdarahan pada lokasi lain akan dinilai oleh spesialis radiologi. Volume IVH dihitung dengan menggunakan

6 sistem skoring IVH Score yang dapat memperkirakan volume IVH secara mudah dan cepat yang akan dinilai oleh peneliti. III Kerangka Operasional PENDERITA STROKE HEMORAGIK ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN NEUROLOGIS, DAN HEAD CT - SCAN KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN MODIFIED IVH SCORE LeRoux Score GRAEB SCORE Modified Rankin Scale (mrs) ANALISA DATA HASIL

7 III.5.4. Variabel yang diamati Variabel bebas = Intraventricular Hemorrhage Score (IVH Score / IVHS), Modified Graeb Score (mgs), dan LeRoux Score Variabel terikat = Outcome Stroke Hemoragik III.5.5. Analisa Statistik Data hasil penelitian akan dianalisa secara statistik dengan bantuan program komputer Windows SPSS (Statistical Product and Science Service). Analisis dan penyajian data dilakukan sebagai berikut : Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik demografi pasien stroke hemoragik Untuk mengetahui perbandingan tingkat akurasi antara IVH Score, Modified Graeb Score dan LeRoux Score untuk menilai outcome stroke hemoragik digunakan uji diagnostik Untuk mengetahui nilai sensitivitas, spesifisitas, AUC, NDP, NDN, RKP, dan RKN pada IVH Score dalam menilai outcome stroke hemoragik digunakan uji diagnostik Untuk mengetahui nilai sensitivitas, spesifisitas, AUC, NDP, NDN, RKP, dan RKN pada Modified Graeb Score dalam menilai outcome stroke hemoragik digunakan uji diagnostik Untuk mengetahui nilai sensitivitas, spesifisitas, AUC, NDP, NDN, RKP, dan RKN pada LeRoux Score dalam menilai outcome stroke hemoragik digunakan uji diagnostik Untuk nilai titik potong (cut - off point) dan AUC dari IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dengan memakai Kurva ROC (Receiver Operating Characteristic).

8 III.5.6. Jadwal Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 13 Februari 2015 sampai dengan 01 April Persiapan : 18 Oktober 2014 s/d 11 Februari 2015 Pengumpulan data : 13 Februari 2015 s/d 01 April 2016 Analisis data : 01 April 2016 s/d 06 April 2016 Penyusunan laporan : 01 April 2016 s/d 11 April 2016 Penyajian laporan : 12 April 2016 III.5.7. Biaya Penelitian Biaya pencetakan lembaran pengumpulan data = Rp Biaya Head CT Scan (1x Head CT Scan = Rp ) = 49 x Rp = Rp Biaya penulisan laporan penelitian = Rp Jumlah = Rp III.5.8.Personalia penelitian Peneliti : dr.luwinda Avitha Sari Harahap Pembimbing I : dr.rusli Dhanu,Sp.S (K) Pembimbing II: dr. Puji Pinta O.Sinurat,Sp.S

9 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1. HASIL PENELITIAN IV.1.1 Karakteristik demografi subjek penelitian Dari keseluruhan pasien yang menderita stroke hemoragik yang dirawat di ruang rawat inap terpadu (Rindu) A4 Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan dari tanggal 13 Februari 2015 s/d 01 April 2016, terdapat 49 orang subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi sehingga diikutsertakan dalam penelitian. Dari 49 orang subjek penelitian yang dianalisa terdiri dari 23 orang laki-laki (46,9%) dan 26 orang perempuan (53,1%). Usia subjek terbanyak `pada kelompok kategori usia tahun yang berjumlah 17 orang (34,7%). Subjek berasal dari suku yang berbeda dengan suku terbanyak adalah suku batak sebanyak 21 orang (42,9%). Pekerjaan yang terbanyak adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 23 orang (46,9%). Pendidikan terbanyak pada kelompok SMA sebanyak 23 orang (46,9%). Status pernikahan yang dijumpai terbanyak adalah kelompok yang menikah sebanyak 43 orang (87,8%). Faktor risiko stroke terbanyak adalah hipertensi sebanyak 40 orang (81,6%).

10 Tabel 6. Karakteristik demografi subjek penelitian Karakteristik Sampel N (49) % Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia tahun tahun tahun tahun tahun tahun Suku Batak Karo Aceh Nias Minang Jawa Sunda Melayu Pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Wiraswasta Pekerja Lepas Petani Pensiunan Pendidikan SD SMP SMA S1 Status Pernikahan Menikah Janda Duda Faktor Risiko Stroke Diabetes Mellitus (DM) Hipertensi Dislipidemia Hiperurisemia Merokok Penyakit Jantung ,9 53,1 2 4,1 22,4 18,4 34,7 18,4 42,9 14,3 12,2 8,2 2,0 14,3 4,1 2 46,9 8,2 18,4 4,1 12,2 10,2 28,6 18,4 46,9 6,1 87,8 10,2 2 14,3 81,6 4,1 2 40,8 0 Lokasi perdarahan terbanyak pada penelitian ini adalah ICH yang disertai dengan IVH yang diderita sebanyak 29 orang (59,2%).

11 Tabel 7. Data subjek penelitian saat dirawat inap di RSUP HAM Karakteristik Sampel N (49) % Vital Sign Saat Masuk RSUP HAM : Glascow Coma Scale (GCS), mean±sd Tekanan Darah Sistolik (TDS), mean±sd Tekanan Darah Diastolik (TDD), mean±sd Lokasi Perdarahan : ICH + IVH PSA + IVH IVH ICH + IVH+ PSA ICH+IVH+ Brainstem (Pons) ICH + IVH + PSA + Brainstem (Pons) ICH+IVH+Brainstem(Mesencephalon) IVH + Cerebellum Lokasi Perdarahan IVH: Ventrikel Lateralis Kanan Ventrikel lateralis kiri Ventrikel III Ventrikel IV Hidrosefalus : Dijumpai Hidrosefalus Tidak ada Hidrosefalus Volume Perdarahan : Volume ICH, mean(ml)±sd Volume IVH, mean(ml)±sd Volume perdarahan di Brainstem (Pons), mean(ml) ±SD Volume perdarahan di Brainstem (Mesencephalon), mean(ml) ±SD Volume perdarahan di Cerebellum, mean(ml)±sd Outcome Stroke : Outcome baik (mrs 3) Outcome buruk (mrs>3) Meninggal External Ventricular Drainage (EVD) : Dilakukan EVD Tidak dilakukan EVD 10,12±3,27 170,61± 29,18 98,97±17, ,66±30,81 19,64±23,38 0,36±1,60 0,20±0,14 1,62±11, ,2 4,1 8,2 16,3 4,1 4, ,7 89,8 53,1 53,1 55,1 44,9 12,2 87,8 63,3 12,2 87,8 Perdarahan pada ventrikel otak paling banyak dijumpai pada ventrikel lateralis kanan dan kiri dibandingkan dengan ventrikel III dan IV. Angka kematian dijumpai lebih tinggi pada penelitian ini sebanyak 31 orang (63,3%) yang meninggal.

12 Gambar 11. Diagram jenis kelamin subjek penelitian Gambar 12. Diagram lokasi perdarahan yang dijumpai pada subjek penelitian Gambar 13. Diagram outcome stroke hemoragik pada subjek penelitian

13 IV.1.2 Distribusi outcome stroke hemoragik pada subjek penelitian Subjek penelitian ini dibagi atas dua kelompok berdasarkan outcome stroke hemoragik yang dinilai dengan Modified Rankin Scale (mrs). Dua kelompok subjek penelitian ini terdiri dari kelompok pertama dengan outcome baik (nilai mrs 3) dan kelompok kedua dengan outcome buruk (nilai mrs >3). Kelompok outcome buruk pada penelitian ini memiliki jumlah subjek penelitian yang paling banyak dibandingkan dengan kelompok outcome baik. Pada penelitian ini, kelompok outcome baik memiliki jumlah subjek terbanyak adalah perempuan sebanyak 5 orang (10,2%). Dan kelompok outcome buruk memiliki jumlah subjek terbanyak adalah laki laki yang berjumlah 22 orang (44,9%). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan outcome stroke hemoragik (p=0,194). Berdasarkan hasil penelitian ini, dijumpai pada kelompok outcome baik memiliki jumlah subjek yang terbanyak pada kelompok usia tahun sebanyak 3 orang (6,1%). Kelompok outcome buruk memiliki subjek terbanyak pada kelompok usia tahun sebanyak 16 orang (32,7%). Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan outcome stroke hemoragik (p = 0,325). Suku terbanyak pada kelompok outcome baik dan buruk adalah Batak dengan jumlah masing masing sebanyak 3 orang (6,1%) dan 18 orang (36,7%). Analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara suku dengan outcome stroke hemoragik (p=0,999). Pekerjaan terbanyak pada kelompok outcome baik dan outcome buruk adalah ibu rumah tangga (IRT). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan

14 menggunakan uji Kolmogorov - Smirnov menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan outcome stroke hemoragik (p = 0,632). Pendidikan pada subjek kelompok outcome baik yang terbanyak adalah SMP dengan jumlah 3 orang (6,1%). Sedangkan pada kelompok outcome buruk memiliki pendidikan terbanyak adalah SMA sebanyak 22 orang (44,9%). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan outcome stroke hemoragik (p = 0,325). Status pernikahan paling banyak pada kelompok outcome baik dan outcome buruk adalah menikah dengan jumlah masing masing sebanyak 5 orang (10,2%) dan 38 orang (77,6%). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status pernikahan dengan outcome stroke hemoragik (p=1,000). Faktor risiko stroke yang paling banyak pada kelompok outcome baik dan outcome buruk adalah hipertensi dengan jumlah masing masing sebanyak 5 orang (10,2%) dan 35 orang (71,4%). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara faktor risiko stroke dengan outcome stroke hemoragik (p>0,05). Rerata Glascow Coma Scale (GCS) pada kelompok outcome baik lebih tinggi daripada kelompok outcome buruk. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji t tidak berpasangan (Independent Sample T-Test) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata GCS yang bermakna antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik (p = 0,000). Rerata tekanan darah sistolik (TDS) pada kelompok outcome baik lebih rendah daripada kelompok outcome buruk. Berdasarkan hasil analisa statistik

15 dengan menggunakan Uji t tidak berpasangan (Independent Sample T-Test) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata tekanan darah sistolik yang bermakna antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik (p = 0,620). Rerata tekanan darah diastolik (TDD) pada kelompok outcome baik lebih tinggi daripada kelompok outcome buruk. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji t tidak berpasangan (Independent Sample T-Test) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata tekanan darah diastolik yang bermakna antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik (p = 0,363). Lokasi perdarahan yang terbanyak pada kelompok outcome baik dan outcome buruk adalah ICH yang disertai dengan IVH. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lokasi perdarahan dengan outcome stroke hemoragik (p = 0,632).

16 Tabel 8. Distribusi outcome stroke hemoragik berdasarkan karakteristik demografik subjek penelitian Karakteristik Sampel Jumlah Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia tahun tahun tahun tahun tahun tahun Suku Batak Karo Aceh Nias Minang Jawa Sunda Melayu Pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Wiraswasta Pekerja Lepas Petani Pensiunan Pendidikan SD SMP SMA S1 Status Pernikahan Menikah Janda Duda Faktor Risiko Stroke Diabetes Mellitus (DM) Hipertensi Dislipidemia Hiperurisemia Merokok Penyakit Jantung *Uji Fisher mrs 3 6(12,2) 1(2) 5(10,2) 2(4,1) 3(6,1) 1(2) 3(6,1) 1(2) 1(2) 1(2) 5(10,2) 1(2) 2(4,1) 3(6,1) 1(2) 5(10,2) 1(2) 1(2) 5(10,2) 1(2) 1(2) mrs (%) mrs>3 43(87,8) 22(44,9) 21(42,9) 1(2) 2(4,1) 9(18,4) 6(12,2) 16(32,7) 9(18,4) 18(36,7) 6(12,2) 5(10,2) 4(8,2) 1(2) 6(12,2) 2(4,1) 1(2) 18(36,7) 4(8,2) 9(18,4) 2(4,1) 5(10,2) 5(10,2) 12(24,5) 6(12,2) 22(44,9) 3(6,1) 38(77,6) 4(8,2) 1(2) 6(12,2) 35(71,4) 1(2) 1(2) 19(38,8) p value *0,194 **0,325 **0,999 **0,632 **0,325 **1,000 *1,000 *1,000 *0,232 *1,000 *0,379 *** Uji t tidak berpasangan (Independent Sample T-Test) ** Uji Kolmogorov-Smirnov ****Uji Mann Whitney

17 Tabel 9. Distribusi outcome stroke hemoragik berdasarkan data subjek penelitian saat dirawat inap di RSUP HAM Karakteristik Sampel Vital Sign Saat Masuk : Glascow Coma Scale (GCS), mean±sd Tekanan Darah Sistolik (TDS), mean±sd Tekanan Darah Diastolik (TDD), mean±sd Lokasi Perdarahan : ICH + IVH PSA + IVH IVH ICH + IVH + PSA ICH + IVH + Brainstem(Pons) ICH + IVH + PSA + Brainstem (Pons) ICH + IVH + Brainstem (Mesencephalon) IVH + Cerebellum Lokasi Perdarahan IVH: Ventrikel Lateralis Kanan Ventrikel Lateralis Kiri Ventrikel III Ventrikel IV Hidrosefalus : Dijumpai Hidrosefalus Tidak ada Hidrosefalus Volume Perdarahan : Volume ICH, mean(ml)±sd Volume IVH, mean(ml)±sd Volume perdarahan di Brainstem (Pons), mean(ml)±sd Volume perdarahan di Brainstem (Mesencephalon), mean(ml)±sd Volume perdarahan di Cerebellum, mean(ml)±sd External Ventricular Drainage(EVD): Dilakukan EVD Tidak dilakukan EVD *Uji Fisher mrs (%) mrs 3 mrs>3 15,00±0,00 165,00±12,24 105,00±10,48 5(10,2) 1(2) 5(10,2) 3(6,1) 1(2) 3(6,1) 3(6,1) 11,00±7,66 7,48±3,00 0,00±0,00 0,00±0,00 0,00±0,00 ** Uji Kolmogorov-Smirnov ****Uji Mann Whitney 9,44±2,89 171,39±30,82 98,13±17,76 24(49) 2(4,1) 3(6,1) 8(16,3) 2(4,1) 2(4,1) 1(2) 1(2) 37(75,5) 41(83,7) 25(51) 26(53,1) 24(49) 19(38,8) 33,41±31,86 21,34±24,48 0,41±1,70 0,02±0,15 1,84±12,12 p value ***0,000 ***0,620 ***0,363 **0,632 *1,000 *0,091 *0,086 *0,219 *0,049 ****0,111 ****0,277 ****0,441 ****0,709 ****0,709 6(12,2) 6(12,2) 37(75,5) *1,000 *** Uji t tidak berpasangan (Independent Sample T-Test) Perdarahan pada ventrikel otak paling banyak dijumpai pada pada kelompok outcome baik dan outcome buruk adalah ventrikel lateralis kanan dan kiri

18 dibandingkan dengan ventrikel III dan IV. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lokasi perdarahan IVH di ventrikel lateralis kanan / kiri dan ventrikel III / IV dengan outcome stroke hemoragik (p>0,05). Hidrosefalus paling banyak dijumpai pada kelompok outcome buruk daripada kelompok outcome baik. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara hidrosefalus dengan outcome stroke hemoragik (p = 0,049) Rerata volume ICH lebih rendah pada kelompok outcome baik dibandingkan dengan kelompok outcome buruk. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Mann - Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata volume ICH yang bermakna antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik (p = 0,111). Rerata volume IVH lebih tinggi pada kelompok outcome buruk dibandingkan dengan kelompok outcome baik. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Mann -Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata volume IVH yang bermakna antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik (p = 0,277) Rerata volume perdarahan di lokasi lain (Brainstem dan Cerebellum) lebih tinggi pada kelompok outcome buruk dibandingkan dengan kelompok outcome baik. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Mann - Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata volume perdarahan di lokasi lain (Brainstem dan Cerebellum) yang bermakna antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik (p > 0,05). Jumlah subjek penelitian yang dilakukan EVD lebih sedikit dibandingkan yang tidak dilakukan EVD. Jumlah subjek penelitian pada kelompok outcome buruk lebih

19 banyak dilakukan EVD daripada kelompok outcome baik. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara External Ventricular Drainage (EVD) dengan outcome stroke hemoragik (p = 1,000) IV.1.3. Intraventricular Hemorrhage Score IV Kurva Sensitivitas dan Spesifisitas IVH Score Berdasarkan hasil uji diagnostik yang dipakai pada penelitian ini, didapatkan nilai sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai macam titik potong nilai skor pada IVH Score yang dapat digambarkan dalam bentuk kurva yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel. Gambar 14. Kurva sensitivitas dan spesifisitas IVH Score untuk menilai atau memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik IV Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas serta Titik Potong Optimal (Optimal Cut Off Point) pada IVH Score untuk Menilai atau Memprediksi Outcome Buruk pada Stroke Hemoragik Yang dimaksud titik potong optimal (optimal cut off point) adalah nilai dimana kurva sensitivitas dan kurva spesifisitas saling berpotongan. Untuk mengetahui titik potong tersebut, kita menarik garis vertikal dari titik perpotongan tersebut (Dahlan, 2009).

20 Titik potong optimal yang terlihat pada kurva sensitivitas dan spesifisitas IVH Score pada stroke hemoragik berada diantara daerah titik nomor 8 dan 9 (yang terlihat pada gambar no.15). Gambar 15. Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas IVH Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik Titik nomor 8 memiliki titik potong nilai skor pada IVH Score adalah 9,5 dengan nilai sensitivitas 72,1% dan spesifisitas 66,7%. Titik nomor 9 memiliki titik potong nilai skor pada IVH Score adalah 10,5 dengan nilai sensitivitas 67,4% dan spesifisitas 83,3%. Nilai sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai titik potong nilai skor untuk IVH Score dapat dilihat pada lampiran 13. Karena pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai akurasi diagnostik maka yang dipakai adalah yang memiliki nilai sensitivitas yang paling tinggi. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa titik potong optimal untuk IVH Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik adalah titik nomor 8 yang memiliki titik potong 9,5 dengan nilai sensitivitas 72,1% dan spesifisitas 66,7%. Hal ini berarti pasien stroke hemoragik yang mempunyai nilai skor pada IVH Score 9,5 dapat diprediksikan akan mengalami outcome buruk. Sedangkan pada pasien stroke hemoragik yang mempunyai nilai skor pada IVH Score < 9,5 dapat diprediksikan akan mengalami outcome baik.

21 Nilai sensitivitas dan spesifisitas IVH Score untuk memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik adalah 72,1% dan 66,7% dengan titik potong optimal berada pada nilai skor 9,5. IV Nilai AUC untuk IVH Score Berdasarkan hasil analisa uji diagnostik yang menggunakan kurva ROC didapati nilai AUC untuk IVH Score adalah 0,797 (95% CI : 0,655 0,938). IV Tingkat Akurasi Diagnostik untuk IVH Score dalam Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik Pada penelitian ini diperoleh nilai AUC untuk IVH Score sebesar 0,797 dengan nilai sensitivitas IVH Score sebesar 72,1% dan nilai spesifisitas IVH Score sebesar 66,7%. Berdasarkan nilai AUC untuk IVH Score didapati sebesar 0,797 yang berarti bahwa secara statistik ditemukan kekuatan nilai diagnostiknya tergolong baik (P value = 0,020). Tabel 10. Hasil Penelitian Diagnostik untuk IVH Score dalam Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik Outcome Stroke Hemoragik Outcome Baik Outcome Buruk Total IVH Score Skor < 9, Skor 9, Total Berdasarkan analisa uji diagnostik pada tabel 10 didapati nilai : Akurasi = (a + d ) : N = (4 + 31) : 49 = 0,71 NDP = a : (a+b) = 4 : (4+12) = 4 : 16 = 0,25 NDN = d : (c+d) = 31: (2+31) = 31: 33 = 0,94 RKP = sensitivitas : (1- spesifisitas) = 0,721: (1-0,667) = 2,1 RKN = (1- sensitivitas) : spesifisitas = (1-0,721): 0,667 = 0,42

22 IV Kurva ROC untuk IVH Score Gambar 16. Kurva ROC untuk IVH Score dalam menilai atau memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik IV.1.4. Modified Graeb Score IV Kurva Sensitivitas dan Spesifisitas Modified Graeb Score Berdasarkan hasil uji diagnostik yang dipakai pada penelitian ini, didapatkan nilai sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai macam titik potong nilai skor pada Modified Graeb Score yang dapat digambarkan dalam bentuk kurva yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel. Gambar 17. Kurva sensitivitas dan spesifisitas Modified Graeb Score dalam menilai atau memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik

23 IV Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas serta Titik Potong Optimal (Optimal Cut Off Point) pada Modified Graeb Score untuk menilai atau memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas Modified Graeb Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik berada pada titik nomor 7 dan 8 (gambar no 18). Gambar 18. Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas Modified Graeb Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik Titik nomor 7 memiliki nilai titik potong bernilai 8,5 dengan nilai sensitivitas 69,8% dan spesifisitas 50%. Titik nomor 8 memiliki nilai titik potong bernilai 9,5 dengan nilai sensitivitas 62,8% dan spesifisitas 66,7%. Nilai sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai titik potong nilai skor untuk Modified Graeb Score dapat dilihat pada lampiran 13. Karena pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai akurasi diagnostik maka yang dipakai adalah yang memiliki nilai sensitivitas yang paling tinggi. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa titik potong optimal untuk Modified Graeb Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik adalah 8,5. Hal ini berarti pasien stroke hemoragik yang mempunyai nilai Modified Graeb Score 8,5 dapat diprediksikan akan

24 mengalami outcome buruk. Sedangkan pasien stroke hemoragik yang mempunyai nilai Modified Graeb Score < 8,5 dapat diprediksikan akan mengalami outcome baik. Nilai sensitivitas dan spesifisitas Modified Graeb Score untuk memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik adalah 69,8% dan 50% dengan titik potong optimal berada pada nilai skor 8,5. IV Nilai AUC untuk Modified Graeb Score Berdasarkan hasil analisa uji diagnostik yang menggunakan kurva ROC didapati nilai AUC untuk Modified Graeb Score adalah 0,703 (95% CI : 0,550 0,857). IV Tingkat Akurasi Diagnostik untuk Modified Graeb Score dalam Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik Pada penelitian ini diperoleh nilai AUC untuk Modified Graeb Score sebesar 0,703 dengan nilai sensitivitas Modified Graeb Score sebesar 69,8% dan nilai spesifisitas Modified Graeb Score sebesar 50%. Berdasarkan nilai AUC untuk Modified Graeb Score didapati sebesar 0,703 yang berarti bahwa secara statistik ditemukan kekuatan nilai diagnostiknya tergolong sedang (P value = 0,039). Tabel 11. Hasil Penelitian Diagnostik untuk Modified Graeb Score dalam Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik Outcome Stroke Hemoragik Outcome Baik Outcome Buruk Total Mgs Skor < 8, Skor 8, Total Berdasarkan analisa uji diagnostik pada tabel 10 didapati nilai : Akurasi = (a + d ) : N = (4 + 30) : 49 = 0,694

25 NDP = a : (a+b) = 4 : (4+13) = 4 : 17 = 0,23 NDN = d : (c+d) = 30: (2+30) = 30 : 32 = 0,93 RKP = sensitivitas : (1- spesifisitas) = 0,698 : (1-0,5) = 1,39 RKN = (1- sensitivitas) : spesifisitas = (1-0,698): 0,5 = 0,60 IV Kurva ROC untuk Modified Graeb Score Gambar 19. Kurva ROC untuk Modified Graeb Score dalam menilai atau memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik IV.1.5. LeRoux Score IV Kurva Sensitivitas dan Spesifisitas LeRoux Score Berdasarkan hasil uji diagnostik yang dipakai pada penelitian ini, didapatkan nilai sensitivitas dan spesifisitas LeRoux Score pada berbagai macam titik potong nilai skor pada LeRoux Score yang dapat digambarkan dalam bentuk kurva yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel.

26 Gambar 20. Kurva sensitivitas dan spesifisitas LeRoux Score dalam menilai atau memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik IV Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas serta Titik Potong Optimal (Optimal Cut Off Point) pada LeRoux Score untuk Menilai atau Memprediksi Outcome Buruk pada Stroke Hemoragik Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas LeRoux Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik berada pada titik nomor 5 dan 6 (gambar no 21). Gambar 21. Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas LeRoux Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik Titik nomor 5 memiliki nilai titik potong bernilai 5,5 dengan nilai sensitivitas 65,1% dan spesifisitas 50%. Titik nomor 6 memiliki nilai titik potong bernilai 6,5 dengan nilai sensitivitas 51,2% dan spesifisitas 83,3%. Nilai sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai titik potong nilai skor untuk LeRoux

27 Score dapat dilihat pada lampiran 13. Karena pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai akurasi diagnostik maka yang dipakai adalah yang memiliki nilai sensitivitas yang paling tinggi. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa titik potong optimal untuk LeRoux Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik adalah 5,5. Hal ini berarti pasien stroke hemoragik yang mempunyai nilai LeRoux Score 5,5 dapat diprediksikan akan mengalami outcome buruk. Sedangkan pasien stroke hemoragik yang mempunyai nilai LeRoux Score < 5,5 dapat diprediksikan akan mengalami outcome baik. Nilai sensitivitas dan spesifisitas LeRoux Score untuk memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik adalah 65,1% dan 50% dengan titik potong optimal berada pada nilai skor 5,5. IV Nilai AUC untuk LeRoux Score Berdasarkan hasil analisa uji diagnostik yang menggunakan kurva ROC didapati nilai AUC untuk LeRoux Score adalah 0,696 (95 % CI : ). IV Tingkat Akurasi Diagnostik untuk LeRoux Score dalam Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik Pada penelitian ini diperoleh nilai AUC untuk LeRoux Score sebesar 0,696 dengan nilai sensitivitas LeRoux Score sebesar 65,1% dan nilai spesifisitas LeRoux Score sebesar 50%. Berdasarkan nilai AUC untuk LeRoux Score didapati sebesar 0,696 yang berarti bahwa secara statistik ditemukan kekuatan nilai diagnostiknya tergolong sedang (P value = 0,024).

28 Tabel 12. Hasil Penelitian Diagnostik untuk LeRoux Score dalam Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik Outcome Stroke Hemoragik Outcome Baik Outcome Buruk Total LeRoux Skor < 5, Score Skor 5, Total Berdasarkan analisa uji diagnostik pada tabel 10 didapati nilai : Akurasi = (a + d ) : N = (3 + 26) : 49 = 0,592 NDP = a : (a+b) = 3 : (3+17) = 3 : 20 = 0,15 NDN = d : (c+d) = 26: (3+26) = 26 : 29 = 0,89 RKP = sensitivitas : (1- spesifisitas) = 0,651 : (1-0,5) = 1,302 RKN = (1- sensitivitas) : spesifisitas = (1-0,651): 0,5 = 0,69 IV Kurva ROC untuk LeRoux Score Gambar 22. Kurva ROC untuk LeRoux Score dalam menilai atau memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik

29 IV.1.6. Perbandingan Akurasi Diagnostik antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score untuk Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik Dari hasil analisa uji diagnostik pada penelitian ini, didapatkan nilai akurasi diagnostik untuk memprediksi outcome stroke hemoragik pada IVH Score sebesar 0,71, Modified Graeb Score sebesar 0,694 ; dan LeRoux Score sebesar 0,592. Dari hasil nilai akurasi diagnostik ketiga skor tersebut, ditemukan bahwa akurasi diagnostik untuk IVH Score lebih tinggi dan lebih baik daripada Modified Graeb Score dan LeRoux Score. Hasil penelitian ini mendapati nilai AUC untuk IVH Score sebesar 0,797, Modified Graeb Score sebesar 0,703, dan LeRoux Score sebesar 0,592. Dari hasil nilai AUC pada ketiga skor tersebut didapati bahwa nilai AUC pada IVH Score lebih tinggi daripada Modified Graeb Score dan LeRoux Score, yang berarti kekuatan nilai diagnostik untuk IVH Score tergolong paling baik dibandingkan dengan Modified Graeb Score dan LeRoux Score. Nilai sensitivitas IVH Score didapati sebesar 72,1% dengan nilai spesifisitas sebesar 66,7%. Nilai sensitivitas Modified Graeb Score didapati sebesar 69,8% dengan nilai spesifisitas sebesar 50%. Sedangkan nilai sensitivitas LeRoux Score diperoleh sebesar 65,1% dengan nilai spesifisitas sebesar 50%. Berdasarkan nilai sensitivitas dan spesifisitas dari ketiga skor tersebut, ditemukan bahwa nilai sensitivitas dan spesifisitas IVH Score paling tinggi dibandingkan Modified Graeb Score dan LeRoux Score, yang berarti nilai sensitivitas dan spesifisitas IVH Score paling terbaik dibandingkan kedua skor yang lainnya untuk memprediksi outcome stroke hemoragik.

30 Tabel 13. Akurasi Diagnostik untuk IVH Score, Modified Graeb Score dan LeRoux Score dalam Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik IVH Score Modified Graeb Score LeRoux Score Sensitivitas 72,1 69,8 65,1 Spesifisitas 66, AUC 0,797 0,703 0,696 Akurasi 0,71 0,694 0,592 NDP 0,25 0,23 0,15 NDN 0,94 0,93 0,89 RKP 2,1 1,39 1,302 RKN 0,42 0,604 0,698 IV.1.7. Hubungan antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dengan outcome stroke hemoragik Rerata IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score pada kelompok outcome buruk lebih tinggi nilainya dibandingkan pada kelompok outcome baik. Semakin tinggi nilai dari IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score yang ditemukan pada subjek penelitian, maka semakin buruk outcome stroke hemoragiknya. Tabel 14. Distribusi sistem skoring berdasarkan outcome stroke hemoragik Jenis Skor a) Intraventricular Hemorrhage Score Rerata ± SD mrs 3 mrs>3 7,50 ± 3,78 13 ± 5,43 b) Modified Graeb Score c) LeRoux Score 8,17 ± 2,63 5,17 ±1,94 13,33 ±17,61 7,67± 3,81 Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan Uji Korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dengan outcome stroke hemoragik (P value < 0,05) dan terdapat korelasi yang positif antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dengan outcome stroke hemoragik (Modified Rankin

31 Scale), dengan kekuatan korelasi yang lemah (nilai r berada pada kisaran 0,2 - < 0,4) (tabel 15). Tabel 15. Hubungan antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dengan outcome stroke hemoragik yang dinilai menggunakan Modified Rankin Scale Modified Rankin Scale IVH Score r 0,350 P n 0, Modified Graeb Score r 0,297 P n 0, LeRoux Score r 0,308 P n 0, * Uji Korelasi Pearson (signifikan jika P value < 0,05) IV.2. PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan metode pengumpulan data secara potong lintang dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat akurasi diagnostik antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score untuk menilai outcome stroke hemoragik. IV.2.1. Karakteristik demografi subjek penelitian Pada penelitian ini, jenis kelamin subjek penelitian yang terbanyak adalah perempuan sebanyak 26 orang (53,1%). Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011), pada 142 subjek penelitian didapatkan jumlah perempuan sebanyak 31 orang (42,5%). Studi dari Morgan dkk tahun 2014 didapati jumlah subjek penelitian yang

32 berjenis kelamin laki laki adalah 25 orang (69,4%) pada studi pertama dan 247 orang (61,9%) pada studi kedua. Kategori usia subjek pada penelitian ini yang terbanyak adalah tahun (34,7%). Rerata usia pada studi Hwang dkk (2011) adalah 62,6±16,6 tahun. Rerata usia subjek pada studi dari Morgan dkk (2014) adalah 57,0±10,2 tahun pada studi pertama dan 69,2±10,9 tahun pada studi kedua. Studi dari Hallevi dkk tahun 2009 dengan rerata usia subjek adalah 59±15 tahun. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Stein dkk 2011, rerata usia subjek berada pada 62,8±11,2 tahun. Pada penelitian ini diperoleh faktor risiko stroke yang terbanyak adalah hipertensi sebanyak 40 orang (81,6 %). Pada studi Hwang dkk tahun 2011 didapati jumlah subjek penelitian yang menderita hipertensi adalah 58 orang (79,5%). Sedangkan studi yang dilakukan oleh Morgan dkk (2014) didapati jumlah subjek yang menderita hipertensi adalah 29 orang (80,6%) pada studi pertama dan 293 orang (73,4%) pada studi kedua. Pada penelitian ini dijumpai nilai rerata GCS adalah 10,12±3,27. Studi dari Hwang dkk (2011) dijumpai median skor GCS adalah 7 dengan nilai interquartile range Penelitian yang dilakukan oleh Stein dkk tahun 2011 mendapatkan nilai rerata GCS adalah 8,7 ± 3,3 dengan nilai minimum - maksimum adalah Lokasi perdarahan terbanyak pada penelitian ini adalah ICH + IVH sebanyak 29 orang (59,2%). Berbeda dengan hasil penelitian ini, studi Hwang dkk (2011) mendapati lokasi perdarahan yang dijumpai pada subjek penelitiannya adalah ICH + IVH sebanyak 142 orang. Sedangkan penelitian dari Hallevi dkk (2009) mendapati lokasi perdarahan yang dijumpai pada subjek penelitiannya adalah ICH + IVH sebanyak 175 orang. Pada studi Morgan dkk (2014), jumlah subjek yang ditemukan dengan lokasi perdarahan ICH + IVH sebanyak 36 orang. Studi dari Stein dkk (2011)

33 dijumpai subjek penelitian sebanyak 171 orang yang lokasi perdarahannya adalah ICH + IVH. Pada penelitian ini dijumpai lokasi perdarahan pada ventrikel lateralis kanan sebanyak 42 orang (85,7%),ventrikel lateralis kiri sebanyak 44 orang (89,8%), ventrikel III sebanyak 26 orang (53,1%),dan ventrikel IV sebanyak 26 orang (53,1%). Sedangkan pada studi Hwang dkk tahun 2011 diperoleh perdarahan pada ventrikel lateralis kanan sebanyak 59 orang (80,8%), ventrikel lateralis kiri sebanyak 61 orang (83,6%), ventrikel III sebanyak 53 orang (72,6%), dan ventrikel IV sebanyak 44 orang (60,3%). Penelitian ini didapati nilai rerata volume ICH yaitu 30,66±30,81 ml. Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011) diperoleh nilai rerata volume ICH adalah 27,35± 32,96 ml. Berbeda dengan studi dari Morgan dkk (2014), dimana nilai rerata volume ICH sekitar 3,7 cm 3. Rerata volume IVH pada penelitian ini adalah 19,64±23,38 ml. Berdasarkan studi dari Hwang dkk (2011) dijumpai rerata volume IVH yaitu 16,92 ± 21,84 ml. Hidrosefalus yang ditemukan pada penelitian ini sebanyak 27 orang (55,1%). Berdasarkan studi Hwang dkk tahun 2011 ditemukan hidrosefalus pada subjek penelitian sebanyak 49 orang (67,1%). Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Stein dkk (2011) didapati hidrosefalus sebanyak 93 orang (89,4%). Subjek penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok outcome baik berjumlah 6 orang (12,2%) dan kelompok outcome buruk berjumlah 43 orang (87,8%). Sedangkan pada studi yang dilakukan oleh Hwang dkk tahun 2011, dijumpai kelompok outcome baik berjumlah 18 orang subjek dan kelompok outcome buruk berjumlah 55 orang. Subjek penelitian ini yang meninggal sebanyak 31 orang (63,3%). Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011) diperoleh subjek penelitian yang

34 meninggal sebanyak 25 orang (40%). Subjek penelitian dari studi Hallevi dkk (2009) yang meninggal sebanyak 29 orang (31,5%). Pada penelitian ini, subjek penelitian yang dilakukan EVD sebanyak 6 orang (12,2%) dan yang tidak dilakukan EVD sebanyak 43 orang (87,8%). Studi dari Hwang dkk tahun 2011 dijumpai subjek yang dilakukan EVD berjumlah 39 orang (53,4%) dan yang tidak dilakukan EVD sebanyak 34 orang (46,6%). Studi dari Hallevi dkk (2009), jumlah subjek yang dilakukan EVD sebanyak 30 orang (33%). IV.2.2. Distribusi outcome stroke hemoragik pada subjek penelitian Pada penelitian ini, kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk memiliki jumlah subjek yang berjenis kelamin perempuan masing - masing sebanyak 5 orang (10,2%) dan 21 orang (42,9%). Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011), kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk memiliki jumlah subjek yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang (33,3%) dan 28 orang (50,9%). Hasil penelitian ini sesuai dengan studi yang dilakukan Hwang dkk (tahun 2011) yang juga mendapati hubungan yang tidak bermakna antara jenis kelamin dengan outcome stroke hemoragik (p= 0,756). Pada penelitian ini, kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk memiliki jumlah subjek yang menderita hipertensi sebanyak 5 orang (10,2%) dan 35 orang (71,4%). Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011), kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk memiliki jumlah subjek yang menderita hipertensi sebanyak 10 orang (55,6%) dan 48 orang (87,3%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hwang dkk (2011), dimana pada studi Hwang dkk (2011) juga mendapatkan hubungan yang tidak signifikan antara hipertensi dengan outcome stroke hemoragik (p= 0,467)

35 Pada penelitian ini, diperoleh kategori usia subjek yang terbanyak pada kelompok outcome baik adalah tahun dengan jumlah 3 orang (6,1%), sedangkan pada kelompok outcome buruk memiliki kategori usia subjek terbanyak adalah tahun dengan jumlah 16 orang (32,7%). Berbeda dengan kelompok outcome baik pada studi Hwang dkk (2011) yang memiliki rerata usia subjek adalah 50,6±16,4 tahun. Dan kelompok outcome buruk pada studi Hwang dkk (2011) memiliki rerata usia subjek adalah 65,4±15,4 tahun. Pada penelitian ini, dijumpai hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan outcome stroke hemoragik (p=0,325). Berbeda dengan hasil penelitian Hwang dkk (2011), yang didapati adanya perbedaan rerata usia yang signifikan antara kelompok outcome baik dan outcome buruk pada stroke hemoragik (p=0,002) Pada penelitian ini, dijumpai kelompok outcome baik didapati nilai rerata GCS adalah 15,00 ± 0,00 dan kelompok outcome buruk didapati nilai rerata GCS adalah 9,44 ± 2,89. Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011), nilai median GCS pada kelompok outcome baik adalah 15 dengan nilai interquartile range adalah dan pada kelompok outcome buruk memiliki nilai median GCS adalah 6 dengan nilai interquartile range adalah Sesuai dengan hasil penelitian ini, studi Hwang dkk (2011) juga memperoleh hubungan yang signifikan antara nilai GCS dengan outcome stroke hemoragik (p=0,001). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hwang dkk (2011) yang mendapati jumlah subjek yang mengalami perdarahan di ventrikel lateralis lebih banyak dibandingkan dengan ventrikel III dan IV. Studi Hwang dkk tahun 2011 juga

36 memperoleh hubungan yang tidak signifikan antara semua lokasi perdarahan IVH dengan outcome stroke hemoragik (p>0,05). Pada penelitian ini, didapati hidrosefalus paling banyak diderita pada kelompok outcome buruk. Studi Hwang dkk (2011) juga mendapati jumlah subjek penelitian yang menderita hidrosefalus paling banyak pada kelompok outcome buruk. Sesuai dengan hasil penelitian ini, studi Hwang dkk (2011) juga menemukan adanya hubungan yang signifikan antara hidrosefalus dengan outcome stroke hemoragik (p=0,005) Rerata volume ICH pada penelitian ini adalah 11,00±7,66 ml pada kelompok outcome baik dan 33,41±31,86 ml pada kelompok outcome buruk. Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011), rerata volume ICH adalah 13,37±23,79 ml pada kelompok outcome baik dan 30,67±34,10ml pada kelompok outcome buruk. Sesuai dengan hasil penelitian ini, studi yang dilakukan Hwang dkk (2011) juga mendapati adanya perbedaan rerata volume ICH yang bermakna antara kelompok outcome baik dan outcome buruk pada stroke hemoragik (p=0,077) Rerata volume IVH pada penelitian ini adalah 7,48±3,00 ml pada kelompok outcome baik dan 21,34±24,48 ml pada kelompok outcome buruk. Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011), rerata volume IVH adalah 4,41 ± 5,15 ml pada kelompok outcome baik dan 19,94 ± 23,25 ml pada kelompok outcome buruk. Berbeda dengan hasil penelitian ini, studi Hwang dkk (2011) memperoleh perbedaan rerata volume IVH yang bermakna antara kelompok outcome baik dan outcome buruk pada stroke hemoragik (p=0,001). Subjek penelitian ini yang dilakukan EVD sebanyak 0 orang (0%) pada kelompok outcome baik dan 6 orang (12,2%) pada kelompok outcome buruk. Penelitian dari Hwang dkk (2011) didapati jumlah subjek penelitian yang dilakukan

37 EVD sebanyak 4 orang (22,2%) pada kelompok outcome baik dan 35 orang (63,6%) pada kelompok outcome buruk. Hasil penelitian ini sesuai dengan studi Hwang dkk (2011), dimana studi Hwang dkk (2011) yang juga mendapatkan hubungan yang tidak signifikan antara EVD dengan outcome stroke hemoragik (p=0,071). Tabel 16. Insidensi stroke berdasarkan jenis kelamin Penelitian ini 2016 Jenis kelamin subjek penelitian yang terbanyak adalah perempuan sebanyak 26 orang (53,1%). Hwang dkk 2011 Pada 142 subjek didapatkan jumlah perempuan sebanyak 31 orang (42,5%). Morgan dkk 2014 Didapati jumlah subjek penelitian yang berjenis kelamin laki laki adalah 25 orang (69,4%) pada studi pertama dan 247 orang (61,9%) pada studi kedua. IV.2.3. Perbandingan Sensitivitas dan Spesifisitas IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dalam Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik Pada penelitian ini, diperoleh nilai sensitivitas IVH Score (72,1%) lebih tinggi dibandingkan dengan Modified Graeb Score (69,8%) dan LeRoux Score (65,1%). Didapati juga nilai spesifisitas IVH Score (66,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan Modified Graeb Score (50%) dan LeRoux Score (50%). Hal ini berarti IVH Score terlihat lebih baik dalam memprediksi outcome stroke hemoragik daripada Modified Graeb Score dan LeRoux Score meskipun nilai sensitivitas IVH Score < 80%. Sedangkan pada penelitian Hwang dkk tahun 2011 dalam memprediksi outcome buruk (mrs 3) pada kelompok subjek penelitian yang mengalami ICH yang disertai IVH diperoleh nilai sensitivitas IVH Score pada saat datang (admission) sebesar 72,9% dan 6 hari setelah perdarahan sebesar 72,9%. Nilai spesifisitas IVH Score pada saat datang (admission) sebesar 78,6% dan 6 hari setelah perdarahan sebesar 78,6%.

38 Didapati juga nilai sensitivitas Original Graeb Score (ogs) pada saat datang (admission) sebesar 76,3% dan 6 hari setelah perdarahan sebesar 33,9%. Nilai spesifisitas Original Graeb Score pada saat datang (admission) sebesar 64,3% dan 6 hari setelah perdarahan sebesar 100%. Nilai sensitivitas LeRoux Score pada saat datang (admission) sebesar 79,7% dan 6 hari setelah perdarahan sebesar 50,8%. Nilai spesifisitas LeRoux Score pada saat datang (admission) sebesar 71,4% dan 6 hari setelah perdarahan sebesar 85,7%. Berdasarkan nilai sensitivitas dan spesifisitas pada ketiga skor tersebut, disimpulkan bahwa nilai sensitivitas dan spesifisitas IVH Score pada saat datang (admission) dan 6 hari setelah perdarahan terlihat lebih baik dibandingkan dengan Original Graeb Score dan LeRoux Score dalam memprediksi outcome pada pasien yang menderita ICH spontan dan IVH sekunder. Menurut penelitian Hwang dkk (tahun 2011) bahwa Intraventricular Hemorrhage Score mungkin lebih sensitif untuk membedakan keparahan misalnya besar perdarahan sepertiga dengan setengah. Skor tersebut juga mempertimbangkan hidrosefalus, suatu prediktor independen untuk outcome setelah ICH, terpisah dari volume IVH pada tiap - tiap ventrikel. Adanya kemungkinan IVH Score untuk mengevaluasi keparahan IVH didapati dengan akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan skala lainnya karena parahnya perdarahan dan perluasan ke ventrikel tidak perlu selalu bersamaan terjadinya. Hasil penelitian dari Hallevi dkk tahun 2009 mendapati bahwa sensitivitas dan spesifisitas IVH Score dalam memprediksi mortalitas setelah terjadi ICH dan IVH adalah 67% dan 70%. Sedangkan sensitivitas dan spesifisitas Graeb Score dalam memprediksi mortalitas setelah terjadi ICH dan IVH adalah 67% dan 65%.

39 Tabel 17. Perbandingan nilai sensitivitas dan spesifisitas IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score Penelitian ini 2016 Nilai sensitivitas IVH Score (72,1%) lebih tinggi dibandingkan dengan Modified Graeb Score (69,8%) dan LeRoux Score (65,1%) nilai spesifisitas IVH Score (66,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan Modified Graeb Score (50%) dan LeRoux Score (50%) IVH Score terlihat lebih baik dalam memprediksi outcome stroke hemoragik daripada Modified Graeb Score dan LeRoux Score meskipun nilai sensitivitas IVH Score < 80%. Hwang dkk 2011 Nilai sensitivitas IVH Score pada saat datang (admission) 72,9% dan 6 hari setelah perdarahan 72,9%. Nilai spesifisitas IVH Score pada saat datang (admission) 78,6% dan 6 hari setelah perdarahan 78,6%. Nilai sensitivitas Original Graeb Score (ogs) pada saat datang (admission) 76,3% dan 6 hari setelah perdarahan 33,9%. Nilai spesifisitas Original Graeb Score pada saat datang (admission) 64,3% dan 6 hari setelah perdarahan 100%. Nilai sensitivitas LeRoux Score pada saat datang (admission) 79,7% dan 6 hari setelah perdarahan 50,8%. Nilai spesifisitas LeRoux Score pada saat datang (admission) 71,4% dan 6 hari setelah perdarahan 85,7% nilai sensitivitas dan spesifisitas IVH Score pada saat datang (admission) dan 6 hari setelah perdarahan terlihat lebih baik dibandingkan dengan Original Graeb Score dan LeRoux Score dalam memprediksi outcome pada pasien yang menderita ICH spontan dan IVH sekunder. Hallevi dkk 2009 Sensitivitas dan spesifisitas IVH Score dalam memprediksi mortalitas setelah terjadi ICH dan IVH 67% dan 70%. Sensitivitas dan spesifisitas Graeb Score 67% dan 65%. IV.2.4. Perbandingan Nilai AUC antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dalam Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik Hasil penelitian ini mendapati nilai AUC untuk IVH Score sebesar 0,797; Modified Graeb Score sebesar 0,703, dan LeRoux Score sebesar 0,696. Dari hasil nilai AUC pada ketiga skor tersebut didapati bahwa nilai AUC pada IVH Score lebih tinggi daripada Modified Graeb Score dan LeRoux Score, yang berarti kekuatan nilai diagnostik pada IVH Score untuk memprediksi outcome stroke hemoragik tergolong lebih baik dibandingkan dengan Modified Graeb Score dan LeRoux Score.

BAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011). BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan ancaman terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011). Stroke merupakan penyebab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Bagian Penyakit Saraf RSUP Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain uji diagnostik untuk membandingkan sensitivitas dan spesifisitas antara serum NGAL dan serum cystatin C dalam mendiagnosa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr. 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007 50 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di Bangsal Rawat Inap UPF Penyakit

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat 46 BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan study prognostik dengan desain kohort. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat yang dirawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga terbanyak di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker, demikian juga diberbagai negara di dunia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya tentang appendisitis. A.2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur 56 BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini dijumpai 52 penderita cedera kepala tertutup derajat sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur penderita adalah 31,1 (SD 12,76)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian mengenai Identifikasi Permasalahan Dosis dan Terapi Obat pada Pasien Anak Demam Berdarah Dengue (DBD) Rawat Inap Pengguna Askes

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi

Lebih terperinci

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Desember 2011 di instalasi rawat jalan Ilmu Penyakit Saraf RSUP Dr.Kariadi Semarang. Pengambilan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

Lebih terperinci

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. saraf di FK USU dan saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul: AKUT.

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. saraf di FK USU dan saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul: AKUT. LAMPIRAN 1 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi Bapak/Ibu Yth, Saya dr. Rita Sibarani, saat ini sedang menjalani pendidikan spesialis saraf di FK USU dan saat ini sedang melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut 44 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut nondiabetik yang menjalani rawat inap di bangsal Penyakit Saraf RS Dr.Kariadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengenai teritori MCA yang dirawat di RSU Kariadi. akut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengenai teritori MCA yang dirawat di RSU Kariadi. akut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. BAB III METODE PENELITIAN 4.1. Bahan dan Materi penelitian 4.1.2 Populasi Penelitian Populasi target pada penelitian ini adalah pasien stroke iskemik fase akut yang mengenai teritori MCA yang dirawat di

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Subyek penelitian adalah 48 neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis kelamin

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Subyek penelitian adalah 48 neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis kelamin BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Karakteristik subyek penelitian Subyek penelitian adalah 48 neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis kelamin subyek terdiri atas 26 bayi (54,2%) laki-laki dan 22 bayi (45,8%)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba disebabkan oleh adanya gangguan perfusi ke otak. Manifestasi klinis dari stroke merupakan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling serius dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling sering dijumpai setelah penyakit

Lebih terperinci

TES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST)

TES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST) TES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST) Oleh: Risanto Siswosudarmo Departemen Obstetrika dan Ginekologi FK UGM Yogyakarta Pendahuluan. Test diagnostik adalah sebuah cara (alat) untuk menentukan apakah seseorang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 38 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu penyakit saraf dan genetika 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di RSUP Dr.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan desain penelitian Cross Sectional (belah lintang) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Instalasi Rawat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP). 47 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini mendapatkan 34 subyek penderita pasca stroke iskemik yang memenuhi kriteria. Karakteristik subyek penelitian dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian.

BAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian. 59 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 34 subyek penderita pasca stroke iskemik yang datang kontrol di poliklinik saraf RSUP Dr. Kariadi selama periode bulan April sampai Juni 2012 dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2. Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( bersamaan. ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang 3.2. H0A0 H0A1 H1A0 N H1A1 H2A0 H2A1 H3A0 H3A1 Keterangan

Lebih terperinci

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan pendekatan potong lintang

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan pendekatan potong lintang BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan pendekatan potong lintang untuk mengetahui nilai diagnostik rasio tekanan darah terhadap tinggi badan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pengukuran data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan dan pengambilan

Lebih terperinci

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Azwita Effrina Hasibuan, saat ini sedang menjalani Program

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Azwita Effrina Hasibuan, saat ini sedang menjalani Program LAMPIRAN 1 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi Bapak/Ibu Yth, Saya dr. Azwita Effrina Hasibuan, saat ini sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis Saraf di FK USU

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trauma merupakan penyebab kematian utama pada kelompok umur dibawah 45 tahun di negara maju dan di negara berkembang. Kepala juga merupakan bagian yang paling sering

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi 51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian R0 K1 R0 K2 R1 K1 R1 K2

Lebih terperinci

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Selamat pagi Bapak/Ibu Yth, Universitas Sumatera Utara

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Selamat pagi Bapak/Ibu Yth, Universitas Sumatera Utara LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi Bapak/Ibu Yth, 92 Saya dr. Nova Lolika Silitonga,saat ini menjalani pendidikan spesialis saraf di FK USU dan sedang melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data

Lebih terperinci

KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA

KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA PERBANDINGAN KADAR SOLUBLE fms-like TYROSINE KINASE 1 (sflt1) SERUM KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA Amillia Siddiq, Johanes C.Mose,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. 35 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. III.2. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan 79 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan September 2010 sampai dengan bulan Februari 2011 di Poli Rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Misbach, 2011). Stroke merupakan salah satu sumber penyebab. gangguan otak pada usia puncak produktif dan menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. (Misbach, 2011). Stroke merupakan salah satu sumber penyebab. gangguan otak pada usia puncak produktif dan menempati urutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan ancaman terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011). Stroke merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya usia harapan hidup akibat meningkatnya pelayanan kesehatan dapat diperkirakan bahwa pada masa depan akan terjadi perubahan pola penyakit. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). BAB IV MEDOTE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). 4.2 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMF Neurologi RSUP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat menjadi penyebab kematian peringkat ketiga dan penyebab utama kecacatan

Lebih terperinci

Umur kelompok. Valid < 45 tahun tahun >65 tahun Total

Umur kelompok. Valid < 45 tahun tahun >65 tahun Total 80 Frequency Table Umur kelompok Valid < 45 tahun 9 7.7 7.7 7.7 45-65 tahun 77 65.8 65.8 73.5 >65 tahun 31 26.5 26.5 100.0 Jenis Kelamin Valid laki-laki 67 57.3 57.3 57.3 perempuan 50 42.7 42.7 100.0 Agama

Lebih terperinci

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang) BAB. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Rancang Bangun Penelitian N K+ K- R+ R- R+ R- N : Penderita

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan 62 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi yang kontrol ke Instalasi Rawat Jalan Ilmu Penyakit Saraf

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik 74 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik dengan hipertensi terhadap retinopati hipertensi dan gangguan kognitif yang datang berobat ke poli penyakit

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak berpasangan yang menggambarkan perbedaan kadar kreatinin serum pasien diabetes melitus tipe

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu observasional, analitik, studi kasus kontrol untuk melihat perbandingan akurasi skor wells dengan skor padua dalam memprediksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan suatu sindrom yang ditandai gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak yang berkembang dengan sangat cepat berlangsung lebih

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 12 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Umur Jenis kelamin Suku Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam

BAB 4 HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April 2009 sampai Januari 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

Lebih terperinci

Analisa Kecenderungan dengan Metode Kuadrat Terkecil (least squares)

Analisa Kecenderungan dengan Metode Kuadrat Terkecil (least squares) Analisa Kecenderungan dengan Metode Kuadrat Terkecil (least squares) Memakai Rumus : Y=a+bX Jumlah Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006 Tahun (N) Y X YX X 2 2002 173 1 173 1 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Intensive Cardiovascular Care Unit dan bangsal perawatan departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler RSUD Dr. Moewardi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia 43 BAB IV HASIL PENELITIAN IV. 1. Karakteristik subyek penelitian Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia yang dirawat di instalasi rawat inap bagian penyakit saraf, unit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri. 3.2 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Efusi pleura merupakan suatu keadaan yang cukup sering dijumpai. Angka kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 oktober- 12 november 2012. Data merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1.STROKE HEMORAGIK II.1.1. Definisi Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh iskemia atau perdarahan, berlangsung selama 24 jam atau meninggal,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Medan, 2013 Yang membuat pernyataan persetujuan. penjelasan. dr... Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Medan, 2013 Yang membuat pernyataan persetujuan. penjelasan. dr... Universitas Sumatera Utara Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :.. Umur : tahun L / P Alamat :.... Hubungan dengan pasien : Bapak/Ibu/anak/hubungan kerabat lainnya Dengan ini menyatakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang) untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang) untuk 3127 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang) untuk membandingkan pemeriksaan mikroskopis dengan metode direct slide dan metode

Lebih terperinci

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Tentang Mammografi Sikap Terhadap Mammografi Wanita 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep PGK dengan HD Etiologi Compliance (Kepatuhan Pasien, kualitas HD) Asupan cairan Asupan Garam dan nutrisi IDWG BIA Komposisi cairan Status

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20 70 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 41 penderita stroke iskemik. Subyek penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20 (48,8%). Rerata (SD) umur penderita stroke

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan landasan teori, dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Edukasi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal 66 BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal Radioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RS dr. Kariadi Semarang sejak bulan Juli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross-sectional, variabel bebas dan variabel terikat diobservasi hanya

Lebih terperinci

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep DIABETES MELITUS TIPE 2 KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL Indeks CPITN Kadar Gula Darah Oral Higiene Lama menderita diabetes melitus tipe 2 3.2 Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan penyakit dengan defisit neurologis permanen akibat perfusi yang tidak adekuat pada area tertentu di otak atau batang otak. Stroke dibagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data pasien

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.1.2 Ruang lingkup tempat Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan perubahan tanda klinis secara cepat baik fokal maupun global yang mengganggu fungsi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul pada pasien penderita diabetes mellitus (DM). Komplikasi ini terjadi pada 50% pasien dengan DM tipe

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian mengenai hubungan lama hemodialisis dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossectional ( potong lintang) yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram et al., 2012). World Health Organization (WHO) memperkirakan

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Pada penelitian ini kerangka konsep mengenai karakteristik pasien PPOK eksaserbasi akut akan diuraikan berdasarkan variabel katagorik

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) menyebutkan bila stroke merupakan penyebab kematian nomer satu

Lebih terperinci

DIAGNOSTIK C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS AKUT SKOR ALVARADO 5-6

DIAGNOSTIK C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS AKUT SKOR ALVARADO 5-6 TESIS VALIDITAS DIAGNOSTIK C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS AKUT SKOR ALVARADO 5-6 JIMMY NIM 0914028203 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Sidik Jari Jenis Kelamin Suku 3. Defenisi Operasional No. Defenisi Cara Penilaian Alat Ukur Hasil Ukur 1. Kepadatan alur Menghitung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Traumatic Brain Injury (TBI) merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas di kalangan anak muda di seluruh dunia, prediksi hasil saat masuk RS sangat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medis RSUP Dr. Kariadi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medis RSUP Dr. Kariadi BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak khususnya pulmonologi anak. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di instalasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik observasional yaitu penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Ruang lingkup tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional yang menghubungkan antara perbedaan jenis kelamin dengan derajat

Lebih terperinci