BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1.STROKE HEMORAGIK II.1.1. Definisi Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh iskemia atau perdarahan, berlangsung selama 24 jam atau meninggal, tetapi tidak mempunyai bukti yang cukup untuk disklasifikasikan (Sacco dkk, 2013). Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis yang berkembang cepat, yang disebabkan oleh kumpulan darah setempat pada parenkim otak atau sistem ventrikular yang tidak disebabkan oleh trauma (Sacco dkk, 2013). Defenisi perdarahan intraserebral adalah kumpulan darah setempat pada parenkim otak atau sistem ventrikel yang tidak disebabkan oleh trauma (Sacco dkk, 2013). Berdasarkan penyebab, perdarahan intraserebral dibagi atas perdarahan intraserebral primer dan sekunder. Perdarahan intraserebral primer (perdarahan intraserebral hipertensif) disebabkan oleh hipertensif kronik yang menyebabkan vaskulopati serebral dengan akibat pecahnya pembuluh darah otak. Sedangkan perdarahan sekunder (bukan hipertensif) terjadi antara lain akibat anomali vaskuler kongenital, koagulopati, tumor otak, vaskulopati non hipertensif (amiloid serebral), vaskulitis, moya - moya, post stroke iskemik, obat anti koagulan (fibrinolitik atau simpatomimetik) (Misbach, 2011). Defenisi perdarahan subarakhnoid adalah perdarahan yang menuju ruangan subarakhnoid (ruangan antara membran arakhnoid dan piameter pada otak atau medulla spinalis) (Sacco dkk, 2013).

2 Perdarahan intraventrikular hanya ditujukan adanya darah didalam sistem ventrikular, dan bertanggungjawab secara signifikan terhadap morbiditas yang menyebabkan terbentuknya hidrosefalus obstruksi pada banyak pasien. Perdarahan intraventrikular dapat dibagi menjadi primer atau sekunder, perdarahan primer lebih sedikit daripada yang sekunder. Perdarahan intraventrikular primer ditujukan untuk dominan ditemukannya darah pada ventrikel, dengan sedikit darah pada beberapa parenkim. Perdarahan intraventrikular sekunder ditujukan untuk adanya perdarahan besar pada komponen ekstraventrikular (misalnya parenkim, atau subaraknoid) dengan perluasan sekunder menuju ventrikel. Perdarahan intraventrikular sekunder pada orang dewasa biasanya hasil dari perdarahan intraserebral (khususnya perdarahan basal ganglia akibat hipertensi) atau perdarahan subaraknoid yang meluas ke ventrikel (Gaillard dkk, 2005). Perdarahan intraventrikular adalah komplikasi dari perdarahan pada parenkim intraserebral dan subaraknoid yang sering terjadi (Arboix dkk, 2012). Perdarahan intraventrikular primer yang pertama kali didefenisikan oleh Sanders dan diartikan sebagai perdarahan pada sistem ventrikular tanpa melibatkan komponen parenkim atau timbul di dalam sekitar 15 mm dari dinding ventrikel (Srivastava dkk, 2014). II.1.2. Epidemiologi Perdarahan otak merupakan penyebab stroke kedua terbanyak setelah infark otak, yaitu 20-30% dari semua stroke di Jepang dan Cina. Sedangkan di Asia Tenggara (ASEAN), pada penelitian stroke oleh Misbach (1997) menunjukkan stroke perdarahan 26%, terdiri dari lobus 10%, ganglionik 9%, serebellar 1%, batang otak 2% dan perdarahan subaraknoid 4% (Misbach, 2011).

3 Tiap tahun di Amerika Serikat, sekitar orang yang baru mengalami stroke atau stroke rekuren. Dari jumlah tersebut, sekitar yang mengalami serangan pertama kali, dan yang mengalami stroke rekuren. Pada studi epidemiologik menemukan bahwa sekitar 87% stroke di Amerika Serikat adalah iskemik, 10% adalah akibat perdarahan intraserebral, dan 3% lainnya adalah akibat perdarahan subaraknoid (Liebeskind, 2014). Menurut the World Health Organization (WHO), 15 juta orang menderita stroke di seluruh dunia tiap tahun. Dari jumlah tersebut, 5 juta meninggal dan yang 5 juta lainnya menderita cacat permanen. Insiden global stroke sedikitnya mempunyai variasi dari bangsa ke bangsa, memberi kesan bahwa pentingnya faktor genetik dan lingkungan, misalnya perbedaan dalam memperoleh pelayanan kesehatan pada negara berkembang. Insiden stroke berdasarkan usia berjumlah per 1000 orang pertahun untuk orang yang berusia 55 tahun atau lebih telah dilaporkan berada dikisaran 4,2 sampai 6,5. Insiden tertinggi dilaporkan pada Rusia, Ukraina dan Jepang (Liebeskind, 2014). Tekanan darah merupakan faktor yang berkontribusi terjadinya lebih dari 12,7 juta stroke setiap tahun di seluruh dunia. Insidennya terbesar diantara orang tua dan orang Afrika dan lumayan pada orang Asia. Seluruh insiden pada stroke hemoragik yang baru atau rekuren pada Amerika Serikat adalah orang pertahun. Paling banyak terjadi adalah stroke yang baru (sekitar ). Pada tahun 2000, stroke berjumlah 7% dari seluruh kematian di Kanada. Umumnya, ICH berjumlah sekitar 10% dari seluruh stroke dan berkaitan dengan 50% dari sejumlah kasus fatal. Sejak 1980, insiden hipertensi pada ICH telah turun, menunjukkan peningkatan kontrol tekanan darah pada populasi (Magistris dkk, 2013).

4 Setiap tahun, perdarahan intraserebral di Amerika Serikat mengenai sekitar per individu, perdarahan akibat hipertensi per individu usia lanjut. Di negara Asia memiliki insiden perdarahan intraserebral tertinggi dibandingkan wilayah lain didunia. Setiap tahun, lebih dari individu di Amerika Serikat yang meninggal akibat perdarahan intaserebral. Perdarahan intraserebral memiliki mortalitas hari ke - 30 berjumlah 44%. Perdarahan intraserebral pada pons atau daerah brainstem lainnya memiliki mortalitas berjumlah 75% pada 24 jam. Insiden perdarahan intraserebral meningkat pada individu usia lebih tua dari 55 tahun dan berlipat setiap dekade sampai usia 80 tahun (Liebeskind, 2013). Perdarahan intraventrikular timbul pada 12% sampai 45% pasien dengan ICH. Juga dapat timbul independen dengan ICH tanpa signifikan keterlibatan komponen parenkim. Mortalitas untuk IVH berkisar antara 45% sampai 80%. Penyebab tersering dari IVH adalah ICH spontan. Sekitar 40% pasien dengan ICH primer mengalami IVH. Total insiden pertahun dari IVH pada Amerika Serikat berkisar orang dewasa pertahun. Perdarahan intraventrikular terkait dengan sekitar 15% dari stroke yang timbul di Amerika Serikat setiap tahun (Nyquist, 2010). Perdarahan intraventrikular primer sangat jarang terjadi, yang pertama kali ditemukan oleh Sanders pada tahun Insiden perdarahan intraventrikular primer pada pasien dengan ICH tercatat sekitar 3-7%. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hameed dkk tahun 2005, didapati perdarahan intraventrikular berjumlah sekitar 2% kasusnya pada perdarahan intraserebral spontan (Hameed dkk, 2005). Perdarahan intraventrikular (IVH) sekunder akibat perdarahan

5 intraserebral spontan menghasilkan kematian 32% pada 43% kasus dan outcome fungsionalnya buruk pada kebanyakan yang bertahan hidup (Morgan dkk, 2014). Perdarahan subaraknoid (PSA) relatif kecil jumlahnya (< 0,01% dari populasi di USA) sedangkan di ASEAN 4% (hospital based) dan di Indonesia 4,2% (hospital based). Meskipun demikian angka mortalitas dan disabilitas sangat tinggi, yaitu hingga 80% (USA) (Misbach, 2011). Perdarahan subaraknoid berjumlah hanya sekitar 5% dari stroke, tetapi lumayan timbul pada usia muda. Insiden perdarahan subaraknoid dinilai terlalu tinggi hingga pencitraan otak disetujui untuk membedakan antara perdarahan subaraknoid dan intraserebral. Pada kebanyakan populasi insidennya adalah 6-7 per orang pertahun (setelah jumlahnya disesuaikan dengan standar usia), tetapi sekitar 20 per ditemukan pada Finlandia dan Jepang. Namun, pada praktek dokter umum yang full - time dengan 2000 pasien yang dijumpai, rata - rata, satu pasien yang berusia lebih muda dari 55 tahun akan mengalami perdarahan subaraknoid. Pecahnya aneurisma adalah penyebab pada 85% pasien (Gijn dkk, 2007). II.1.3. Faktor Risiko Faktor - faktor risiko untuk terjadinya stroke dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (Sjahrir, 2003) 1. Non modifiable risk factors: a. Usia b. Jenis kelamin c. Keturunan / genetik 2. Modifiable risk factors: a. Behavioral risk factors:

6 Merokok Unhealthy diet: lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, low fruit diet. Alkoholik Obat-obatan: narkoba (kokain), antikoagulansia, anti platelet, dan obat kontrasepsi. b. Physiological risk factors: Penyakit hipertensi Penyakit jantung Diabetes mellitus Infeksi / lues Arthritis, traumatik, AIDS, Lupus Gangguan ginjal Kegemukan (obesitas) Polisitemia Viskositas darah meninggi dan penyakit perdarahan Kelainan anatomi pembuluh darah Dan lain-lain II.1.4. Klasifikasi Pecahnya pembuluh darah di otak dibedakan menurut anatominya atas : perdarahan intraserebral dan perdarahan subaraknoid. Sedangkan berdasarkan penyebab, perdarahan intraserebral dibagi atas perdarahan intraserebral primer dan sekunder (Misbach, 2011).

7 II.1.5. Etiologi Perdarahan intraserebral primer (perdarahan intraserebral hipertensif) disebabkan oleh hipertensif kronik yang menyebabkan vaskulopati serebral dengan akibat pecahnya pembuluh darah otak. Sedangkan perdarahan sekunder (bukan hipertensif) terjadi antara lain akibat anomali vaskuler kongenital, koagulopati, tumor otak, vaskulopati non hipertensif (amiloid serebral), vaskulitis, moya - moya, post stroke iskemik, obat anti koagulan (fibrinolitik atau simpatomimetik). Diperkirakan hampir 50% penyebab perdarahan intraserebral adalah hipertensif kronik, 25% karena anomali kongenital dan sisanya penyebab lain (Misbach, 2011). Pada perdarahan intraserebral, pembuluh darah yang pecah terdapat didalam otak atau pada massa otak, sedangkan pada perdarahan subaraknoid, pembuluh darah yang pecah terdapat pada subaraknoid, disekitar sirkulus arteriosus Willisi. Pecahnya pembuluh darah disebabkan oleh kerusakan dinding arteri (arteriosklerosis), atau karena kelainan kongenital misalnya malformasi arteri - vena, infeksi (sifilis), dan trauma (Misbach, 2011). Perdarahan subaraknoid terjadi karena pecahnya aneurisme sakuler pada 80% kasus non traumatik. Aneurisma sakuler ini merupakan proses degenerasi vaskuler yang didapat (acquired) akibat proses hemodinamika pada bifurkasio pembuluh darah arteri otak. Terutama di daerah sirkulus Willisi, yang sering di arteri komunikans anterior, arteri serebri media (dekat pangkalnya), arteri serebri anterior, dan arteri komunikans posterior. Penyebab lain adalah aneurisma fusiform / aterosklerosis pembuluh arteri basilaris, aneurisma mikotik dan traumatik selain AVM. Perdarahan ini dapat juga disebabkan oleh trauma (tanpa aneurisma), arteritis, neoplasma dan penggunaan kokain berlebihan (Misbach, 2011).

8 Perdarahan intraventrikular primer jarang terjadi dan berjumlah sekitar 3% dari seluruh perdarahan intrakranial spontan. Hipertensi yang umumnya berkaitan dengan faktor resiko, tetapi dapat juga timbul akibat arteriovenous malformation (AVM), aneurysms, moyamoya disease (MMD), koagulopati, dan arteriovenous fistula (Srivastava dkk, 2014). Tabel 1. Penyebab lain ICH dan cara diagnosisnya Dikutip dari : Nyquist, P Management of acute intracranial and intraventricular hemorrhage. Critical Care Medicine. 38 (3) : 1-8 Etiologi lain yang mendasari perdarahan intraventrikular diantaranya adalah anomali pembuluh darah serebral, malformasi pembuluh darah termasuk angioma kavernosa dan aneurisma serebri yang merupakan penyebab tersering pada usia muda. Pada orang dewasa, perdarahan intraventrikular disebabkan karena adanya penyebaran perdarahan akibat hipertensi primer dari struktur periventrikel. Perdarahan intraventrikular juga dapat terjadi pada trauma dan tumor yang biasanya melibatkan pleksus koroideus (Hinson dkk, 2010).

9 Penyebab perdarahan intraventrikular sekunder adalah perdarahan intraserebral (misalnya akibat hipertensive hemorrhage, yang khususnya dijumpai pada basal ganglia hemorrhage [tersering] dan lobar hemorrhage) dan perdarahan subaraknoid (Gaillard dkk, 2005). II.1.6. Patofisiologi Perdarahan intraserebral biasanya timbul karena pecahnya mikroaneurisma (Berry aneurysm) akibat hipertensi maligna. Hal ini paling sering terjadi didaerah subkortikal, serebellum, pons, dan batang otak. Perdarahan di daerah korteks lebih sering disebabkan oleh sebab lain misalnya tumor otak yang berdarah, malformasi pembuluh darah otak yang pecah, atau penyakit pada dinding pembuluh darah otak primer, tetapi dapat juga akibat hipertensi maligna dengan frekuensi yang lebih kecil daripada perdarahan subkortikal (Misbach, 2011). Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola berdiameter mikrometer mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Jika pembuluh darah tersebut pecah, maka perdarahan dapat berlanjut sampai dengan 6 jam dan jika volumenya besar akan merusak struktur anatomi otak dan menimbulkan gejala klinik. Sedangkan pada perdarahan yang luas terjadi dekstruksi massa otak, peninggian tekanan intrakranial dan lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falks serebri atau lewat foramen magnum (Misbach, 2011). Kematian dapat disebabkan karena kompresi batang otak, hemisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada 1/3 kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus, dan pons. Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif banyak akan mengakibatkan peninggian tekanan

10 intrakranial yang menyebabkan menurunnya perfusi otak serta terganggunya drainase otak (Misbach, 2011). Jumlah darah yang keluar dapat menentukan prognosis. Apabila volume darah lebih dari 60 cc maka risiko kematian sebesar 93% pada perdarahan dalam dan 71% pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebellar dengan volume antara cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75%, tetapi volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal (Misbach, 2011). Perdarahan subaraknoid paling sering disebabkan karena trauma dan khususnya timbul berdekatan dengan area tulang yang menonjol, misalnya pada ujung temporal dan frontal. Perdarahan subaraknoid dapat juga diakibatkan ruptur aneurisma serebral. Aneurisma biasanya berlokasi pada daerah cabang yang mudah pecah pada sirkulus Willisi yang disebabkan karena dinding pembuluh darah yang lemah. Kebanyakan lokasi pembentukan dan rupturnya aneurisma adalah berlokasi pada arteri communicating anterior dan posterior. Hipertensi kronis yang tidak terkontrol, merokok, dan riwayat keluarga menderita aneurisma merupakan faktor risiko untuk pembentukan dan rupturnya aneurisma. Pada 10% sampai 20% kasus perdarahan subaraknoid timbul spontan, non traumatik, yang tidak ada penyebabnya ditemukan berdasarkan serial angiography. Prognosis pada pasien tersebut secara spesifik baik (Moheet dkk, 2014). Perdarahan intraventrikular primer terbatas pada sistem ventrikular, yang timbul dari sumbernya di intraventrikuler atau suatu lesi yang dekat dengan ventrikel. Misalnya termasuk trauma intraventrikular, aneurisma, malformasi vaskular, dan tumor, biasanya melibatkan pleksus koroideus. Sekitar 70% perdarahan intraventrikular adalah sekunder, perdarahan intraventrikular sekunder mungkin

11 timbul akibat perluasan dari perdarahan intraparenkim atau subaraknoid yang menuju sistem ventrikel. Faktor resiko untuk perdarahan intraventrikel termasuk usia tua, volume dasar ICH yang tinggi, nilai mean arterial pressure lebih besar dari 120 mmhg, dan lokasi perdarahan intraserebral primer. Dalam struktur subkortikal cenderung lebih beresiko untuk terjadinya perdarahan intraventrikel; lokasi yang sering terjadi termasuk putamen (35% - 50%), lobus (30%), thalamus (10%-15%), pons (5% - 12%), dan serebellum (5%) (Hinson dkk, 2010). Sistem ventrikular serebral menyediakan low pressure pathway yang berfungsi untuk pergerakan cairan serebrospinal. Sistem ini sering rusak akibat darah masuk pada saat mendekati tekanan sistolik melalui dinding arteri yang rusak, membentuk perdarahan spontan intraserebral yang dapat merusak jaringan otak. Perdarahan otak dapat timbul akibat defek pada pembuluh darah, misalnya aneurisma, malformasi arteri - vena atau mikroaneurisma pembuluh darah kecil, profil koagulasi, atau terjadinya peningkatan tekanan darah yang menyebabkan timbulnya perdarahan. Jadi, banyak penyakit yang berbeda, misalnya trauma, tumor, dan peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan penumpukan darah dan memungkinkan timbulnya penyumbatan atau obstruksi pada ruangan intraventrikular. Perdarahan pada daerah intrakranial dalam yang dekat dengan ventrikel memudahkan rupturnya intraventrikular secara dini dan merusak regulasi normal tekanan didalam ruangan kranial, ketika lokasi perdarahan lebih jauh dari ventrikel memungkinkan terjadinya akumulasi gumpalan darah sebelum tekanan mekanik dan ukuran perdarahan mengakibatkan terjadinya ruptur yang kemudian menuju ke ventrikel. Ruptur sering berkaitan dengan timbulnya penurunan kesadaran yang dapat diketahui secara klinis dan sering berkaitan dengan timbulnya kematian (Hanley, 2009).

12 II.1.7. Gambaran Klinis Onset ICH dan IVH dapat bersamaan terjadinya. Gejala awalnya termasuk sakit kepala, hemiparese, gangguan status kesadaran, dan koma. Gejala lain yang jarang termasuk mual dan muntah, gangguan penglihatan, dan diplopia. Awalnya, pasien mungkin secara klinis stabil dengan hanya dijumpai gejala ringan sampai sedang. Namun, setelah fase awal tersebut, pasien sering mengalami kondisi yang kritis yang berakhir dengan koma dan kematian. Ditemukan peningkatan tekanan intrakranial yang cepat yang berkaitan dengan edema serebral yang dapat menyebabkan herniasi. Tekanan darah biasanya meningkat karena dijumpai hipertensi essensial yang tidak terkontrol. Pasien dengan lesi supratentorial akan dijumpai hemiparese kontralateral terhadap lesi perdarahan. Pasien tersebut dengan lesi infratentorial lebih berbahaya kondisinya yang berlanjut menuju kematian otak secara klinis yang cepat (Nyquist, 2010). Gejala perdarahan subaraknoid sangat khas dengan nyeri kepala yang sangat hebat dan mendadak pada saat awitan (onset) penyakit, dan muntah - muntah. Darah yang masuk ke ruang subaraknoid dapat menyebabkan komplikasi hidrosefalus karena gangguan absorbsi cairan otak di granulatio Pacchioni. Perdarahan subaraknoid sering bersifat residif selama jam pertama, dan dapat menimbulkan vasospasme serebral hebat disertai infark otak (Misbach, 2011). Gambaran klinis dari perdarahan intraventrikular (dilihat dari penyebabnya) mirip dengan perdarahan subaraknoid. Pasien mengalami nyeri kepala hebat yang onsetnya tiba - tiba. Perdarahan besar dapat menyebabkan kehilangan kesadaran, kejang, dan kompresi batang otak dengan kegagalan fungsi kardiorespirasi (Gaillard dkk, 2005).

13 II.1.8. Pemeriksaan Diagnostik Pencitraan Pemeriksaan pencitraan yang cepat dengan CT atau MRI direkomendasikan untuk membedakan stroke iskemik dengan perdarahan intrakranial (AHA / ASA Class I, Level of evidence A). Pemeriksaan CT scan merupakan strategi utama yang efektif pada pencitraan pasien stroke akut tetapi tidak sensitif untuk perdarahan lama. Secara umum, CT kurang sensitif dibandingkan MRI, tetapi keduanya sama - sama spesifik untuk mendeteksi adanya perdarahan atau tidak. Kriteria diagnostik pada pencitraan CT kepala pada stroke akut yang menunjukkan perdarahan dijumpai adanya gambaran hiperdens pada substansia alba atau grisea, dengan atau tanpa terkenanya permukaan kortikal (Misbach dkk, 2011). Gambar 1. Head CT Scan pada pasien perdarahan intraserebral Dikutip dari : Rincon, F., Mayer, S.A Clinical review : Critical care management of spontaneous intracerebral hemorrhage. Critical care.12(6): 1-15 Tabel 2. Gambaran ICH pada MRI Dikutip dari : Nyquist, P Management of acute intracranial and intraventricular hemorrhage. Critical Care Medicine. 38 (3) : 1-8

14 Gambar 2. Perdarahan intraventrikular pada Head CT scan Dikutip dari : Arboix, A., Eroles, L.G., Vicens, A., Oliveres, M., Masson, J Spontaneous Primary Intraventricular Hemorrhage : Clinical Features and Early Outcome. ISRN Neurology. 2012: 1-7 Gambar 3. Perdarahan intraparenkim dan intraventrikular pada Head CT Scan Dikutip dari : Perron, A.D How to Read a Head CT Scan.Chapter 69. Avalaible from : chapters / /Chapter%2069.pdf (Cited at : 10 Mei 2015) II.1.9. Anatomi Sistem Ventrikel Sistem ventrikel terdiri dari dua buah ventrikel lateral, sebuah ventrikel III dan sebuah ventrikel IV. Masing - masing ventrikel lateral terdiri dari 5 bagian yaitu frontal horn (anterior horn), temporal horn (inferior horn), oksipital horn (posterior horn), badan (body) dan atrium. Kedua ventrikel lateralis ini dihubungkan dengan ventrikel III melalui foramen Monroe (foramen intervertebrale), ventrikel III

15 berhubungan dengan ventrikel IV melalui aquaductus sylvii. Ventrikel IV berhubungan dengan ruang subarakhnoid melalui 3 buah lubang, yaitu 2 buah foramen luschka (berada disekitar pontomedullary angle) dan sebuah foramen Magendi. (Waxman, 2010) (Japardi, 2002) Gambar 4. Sistem Ventrikular Dikutip dari : Waxman, S.G Clinical Neuroanatomy Twenty Sixth Edition. McGraw Hill Medical. England. II Prognosis Perdarahan intraserebral spontan, non traumatik ditemukan sekitar 8-15 % dari seluruh kasus stroke. Mortalitas 30 hari pada kasus perdarahan intraserebral antara %, setengah dari kematian yang timbul pada 48 jam pertama. Prognosisnya tergantung lokasi ICH (supratentorial versus infratentorial), ukuran hematom, ditemukan dan volume perdarahan intraventrikular, tingkat kesadaran pasien pada waktu datang (diukur dengan skala GCS), umur pasien dan berkaitan dengan patologi (Ghelmez dkk, 2013). Perdarahan intraventrikular adalah komplikasi yang sering akibat perdarahan intraserebral spontan. Perluasan akibat perdarahan intraserebral yang menuju ventrikel yang konsisten menunjukkan prediktor independen pada outcome yang buruk (Dey dkk, 2013). Perdarahan intraventrikel spontan atau sekunder merupakan penanda prognosis yang buruk untuk stroke hemoragik. Dapat

16 menyebabkan hidrosefalus yang memerlukan penempatan ventricular shunt, dan yang dapat menghasilkan defisit neurologis yang permanen atau kematian (Bhattathiri dkk, 2006). Prognosis perdarahan intraventrikular dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa studi sebelumnya menemukan bahwa dilatasi ventrikel, volume perdarahan intraventrikular dan peningkatan tekanan intrakranial adalah indikator outcome buruk pada pasien dengan IVH (Idris dkk, 2014). II Komplikasi Hidrosefalus adalah komplikasi dari perdarahan intraventrikuler yang tersering dan kemungkinan disebabkan obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal atau gangguan absorbsinya di meningeal. Obstruksi cairan serebrospinal dapat menyebabkan obstruksi hidrosefalus, yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial, menghasilkan gangguan global. Akhirnya, adanya darah pada cairan serebrospinal mungkin menyebabkan kerusakan global pada otak, dimana perdarahan intraventrikular mungkin juga hanya menyebabkan defisit fokal (Ahn dkk, 2010). Kejang merupakan komplikasi tersering akibat perdarahan intraserebral dan dapat menjadi gejala. Sekitar 50-70% kejang yang timbul dalam 24 jam pertama, dan 90% pada tiga hari pertama (Balami dkk, 2012). II.2. SISTEM SKORING UNTUK MENILAI PERDARAHAN INTRAVENTRIKULAR Perdarahan intraventrikular dapat diklasifikasikan menjadi primer dan sekunder. Perdarahan intraventrikular primer ditujukan untuk sistem ventrikel dan dekat dengan parenkim yang mengandung sel ependimal. Darahnya berasal dari sumber pada intraventrikular atau dari lesi yang mendekati proksimal pada sistem ventrikular. Perdarahan intraventrikular sekunder berasal dari perluasan dari

17 perdarahan intraparenkim atau subaraknoid yang menuju sistem ventrikel (Idris dkk, 2014). Perdarahan intraserebral yang menyebar ke intraventrikular merupakan prediktor independen untuk outcome buruk. Volume IVH kemungkinan penting untuk prediksi outcome dan penanganan, bagaimanapun, volume IVH sangat sulit diukur secara rutin. Kebanyakan penelitian menginvestigasi volume IVH dengan menggunakan alat analisa volumetrik yang canggih dan banyak memakan waktu yang tidak praktis untuk penggunaan klinis sehari hari dan para klinisi masih kekurangan metode untuk menghitung volume IVH yang mudah (Hallevi dkk, 2009). Beberapa sistem skoring dikembangkan untuk menghitung banyaknya IVH dan juga menilai keparahan IVH (Hinson dkk, 2010). Untuk menghitung volume IVH dan menilai keparahan IVH dapat dipergunakan beberapa sistem skoring, yaitu : II.2.1. Intraventricular Hemorrhage Score (IVH Score / IVHS) Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hallevi dkk tahun 2009 yang bertujuan untuk mengembangkan grading sistem sederhana yang berguna untuk menghitung volume IVH. Sistem ini sebagian berdasarkan skor sebelumnya yang dikembangkan untuk grading sistem IVH. Hallevi dkk (tahun 2009) memilih untuk mengembangkan skor baru karena tidak ada skor sebelumnya yang ditujukan untuk menghitung volume IVH. Penelitian Hallevi dkk tahun 2009 juga bertujuan untuk membuat suatu alat yang berguna untuk menghitung volume IVH secara cepat dan kemudian mengeksplorasi lebih lanjut terhadap signifikan prognostik untuk volume IVH (Hallevi dkk, 2009). Hallevi dkk beranggapan bahwa prioritas yang mendasari grading sistem mereka adalah sebagai berikut : 1) ventrikel ketiga dan keempat sedikit banyak

18 berkontribusi untuk volume ventrikular daripada ventrikel lateralis dan 2) dijumpainya hidrosefalus, volume ventrikel meningkat melalui perluasan (Hallevi dkk, 2009). Gambar 5. Intraventricular Hemorrhage Score Dikutip dari : Hwang, B.Y., Bruce, S.S., Appelboom, G., Piazza, M., Carpenter, A.M., Gigante, P.R., et al Evaluation of intraventricular hemorrhage assessment methods for predicting outcome following intracerebral hemorrhage. J Neurosurg. 116(1): Penilaian untuk Intraventricular Hemorrhage Score, yaitu : (Ghelmez dkk, 2013) (Hallevi dkk, 2009) 1. Komponen : a. Ventrikel lateralis kanan : Skor 0 = tidak ada darah (jumlahnya kecil pada lapisan) Skor 1 = bertambah sampai satu pertiga dipenuhi darah Skor 2 = satu pertiga sampai dua pertiga dipenuhi darah Skor 3 = banyak atau total dipenuhi darah b. Ventrikel lateralis kiri : Skor 0 = tidak ada darah (jumlahnya kecil pada lapisan) Skor 1 = bertambah sampai satu pertiga dipenuhi darah

19 Skor 2 = satu pertiga sampai dua pertiga dipenuhi darah Skor 3 = banyak atau total dipenuhi darah c. Ventrikel ketiga : Skor 0 = Apabila tidak ada darah Skor 1 = Apabila sebagian atau total dipenuhi darah d. Ventrikel keempat : Skor 0 = Apabila tidak ada darah Skor 1 = Apabila sebagian atau total dipenuhi darah e. Hidrosefalus : Skor 0 = Apabila tidak ditemukan hidrosefalus Skor 1 = Jika hidrosefalus dijumpai 2. Perhitungan : IVHS = 3 (RV + LV) + III + IV + 3 H, atau : IVH Score = 3 (Right lateral ventricle score + Left lateral ventricle score) + Third ventricle score + Fourth ventricle score + 3 x Hidrocephalus score Keterangan : RV = Right lateral ventricle : diberikan skor 0 3 LV = Left lateral ventricle : diberikan skor 0 3 III = Third ventricle : diberikan skor 0 1 IV = Fourth ventricle : diberikan skor 0 1 H = Hidrocephalus : diberikan skor 0 1 Range IVH Score = 0 23 Volume darah intraventrikular dapat diukur menggunakan IVH Score. Untuk mengubah IVH Score menjadi volume IVH menggunakan perhitungan : IVH

20 volume (ml) = e IVHS/5 (Ghelmez dkk, 2013) (Hallevi dkk, 2009) (Hwang dkk, 2011). Volume IVH mempengaruhi morbiditas dan mortalitas pada 30 hari. Sebuah review tentang 47 pasien dengan ICH oleh Young dkk mengidentifikasi 20 ml sebagai volume mematikan, lebih dari volume tersebut pasien mempunyai outcome yang buruk. Sama dengan, perluasan dini IVH memperburuk outcome klinis dan meningkatnya mortalitas 50-75% (Balami dkk, 2012). Studi lainnya mengidentifikasi 40 ml volume total sebagai nilai cutoff, diatas nilai tersebut pasien memiliki 41 kali lebih beresiko mempunyai prognosis yang buruk, dan 50 ml sebagai ambang batas outcome yang buruk, diatas nilai tersebut dimana 100% pasien akan mempunyai outcome yang tidak baik (Balami dkk, 2012). Untuk mengubah IVHS menjadi volume IVH paling cepat menggunakan tabel 3, sebagai berikut : Tabel 3. Referensi tercepat untuk pengubahan IVHS menjadi volume IVH Dikutip dari : Hallevi, H., Dar, N.S., Barreto, A.D.,Morales, M.M., Schild, S.M., Abraham, A.T., et al The IVH Score : A novel tool for estimating intraventricular hemorrhage volume : Clinical and research implications. Crit Care Med. 37(3): 1-15

21 II.2.2. Modified Graeb Score (mgs) a. Perkembangan Modified Graeb Score (mgs) : Graeb Score digunakan untuk menilai keparahan IVH. Penelitian yang dilakukan oleh Morgan dkk (2013) bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu modifikasi dari Graeb Score yang lama (original Graeb Score atau ogs), yang dikenal dengan Modified Graeb Score (mgs) untuk mendapatkan penilaian IVH yang cepat. Original Graeb Score (ogs) dinilai hanya berdasarkan ventrikel ketiga, ventrikel keempat, ventrikel lateralis kiri dan kanan. Skor maksimum 4 diberikan pada tiap ventrikel lateralis, jika ventrikelnya dijumpai melebar dan terisi penuh dengan darah dan skor maksimum 2 diberikan untuk ventrikel ketiga dan keempat jika ventrikel ketiga dan keempat tersebut sama sama terisi penuh darah. Maksimal skor yang mungkin adalah 12 (Morgan dkk, 2013). Penilaian untuk original Graeb Score, yaitu : (Hwang dkk, 2011) (Idris dkk, 2014) a. Ventrikel lateralis kanan : Skor 0 = tidak ada darah Skor 1 = sedikit darah atau perdarahan ringan Skor 2 = kurang dari setengah ventrikel (< 50%) dipenuhi darah Skor 3 = lebih dari setengah ventrikel (> 50%) dipenuhi darah Skor 4 = ventrikel dipenuhi darah dan melebar b. Ventrikel lateralis kiri : Skor 0 = tidak ada darah Skor 1 = sedikit darah atau perdarahan ringan Skor 2 = kurang dari setengah ventrikel (< 50%) dipenuhi darah Skor 3 = lebih dari setengah ventrikel (> 50%) dipenuhi darah

22 Skor 4 = ventrikel dipenuhi darah dan melebar c. Ventrikel ketiga : Skor 0 = tidak ada darah Skor 1 = ada darah, ukuran ventrikel normal Skor 2 = ventrikel terisi darah sampai penuh dan melebar d. Ventrikel keempat : Skor 0 = tidak ada darah Skor 1 = ada darah, ukuran ventrikel normal Skor 2 = ventrikel terisi darah sampai penuh dan melebar Dimana : Range original Graeb Score = 0-12 Perdarahan intraventrikular dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yang berdasarkan nilai original Graeb Score (ogs), yaitu : Ringan : nilai original Graeb Score (ogs) = 0-5 Sedang : nilai original Graeb Score (ogs) = 6 8 Berat : nilai original Graeb Score (ogs) = 9-12 (Avila dkk, 2011) Gambar 6. Original Graeb Score Dikutip dari : Hwang, B.Y., Bruce, S.S., Appelboom, G., Piazza, M., Carpenter, A.M., Gigante, P.R., et al Evaluation of intraventricular hemorrhage assessment methods for predicting outcome following intracerebral hemorrhage.j Neurosurg. 116(1):

23 Untuk Modified Graeb Score (mgs), skornya ditujukan untuk kompartemen ventrikular yang terpisah untuk menggambarkan volume total IVH yang lebih baik dan akumulasi regional yang selektif atau pengeluaran darah. Pada Modified Graeb Score (mgs), dinilai berdasarkan ventrikel keempat (skor maksimum 4), ventrikel ketiga (skor maksimum 4), ventrikel lateralis kanan dan kiri (skor maksimum 4 untuk setiap ventrikel lateralis), right and left occipital horns (skor maksimum 2 untuk masing - masing occipital horn), right and left temporal horns (skor maksimum untuk masing masing temporal horn) (Morgan dkk,2013). Gambar 7. Komponen ventrikel yang dinilai pada Modified Graeb Score Dikutip dari : Morgan, T.C., Dawson, J., Spengler, D., Lees, K.R., Aldrich, C., Mishra, N.K., et al The Modified Graeb Score An Enhanced Tool for Intraventricular Hemorrhage Measurement and Prediction of Functional Outcome. Stroke. 44: Penambahan skor +1 diberikan untuk tiap tiap kompartemen jika dijumpai melebar melebihi batas normal anatomi yang diakibatkan karena bekuan darah.

24 Batas antara ventrikel lateralis, occipital horn, dan temporal horn terdiri dari 3 bidang yang memotong didalam (dan memproyeksikan keluar dari) trigonum, atau daerah sentral dimana 3 kompartemen bertemu. Maksimal skor yang mungkin adalah 32, dimana setiap kompartemen terisi penuh oleh darah dan melebar. Skor 0 diberikan jika tidak ada ditemukan darah pada intraventrikular (Morgan dkk, 2013). Gambar 8. Penilaian untuk Modified Graeb Score Dikutip dari : Morgan, T.C., Dawson, J., Spengler, D., Lees, K.R., Aldrich, C., Mishra, N.K., et al The Modified Graeb Score An Enhanced Tool for Intraventricular Hemorrhage Measurement and Prediction of Functional Outcome. Stroke. 44:

25 Gambar 9. Penilaian skor untuk Modified Graeb Score pada tiap tiap ventrikel Dikutip dari : Morgan, T.C., Dawson, J., Spengler, D., Lees, K.R., Aldrich, C., Mishra, N.K., et al The Modified Graeb Score An Enhanced Tool for Intraventricular Hemorrhage Measurement and Prediction of Functional Outcome. Stroke. 44: II.2.3. LeRoux Score Penilaian untuk LeRoux Score, yaitu : setiap ventrikel diberikan nilai skor yang terpisah, dan kemudian ditambahkan jumlah setiap nilai skor tersebut : (Hwang dkk, 2011) (Idris dkk, 2014) Skor 0 = tidak ada darah Skor 1 = sedikit darah Skor 2 = kurang dari setengah (< 50%) dipenuhi darah Skor 3 = lebih dari setengah (> 50%) dipenuhi darah Skor 4 = ventrikel terisi darah sampai penuh dan melebar Range LeRoux Score = 0-16

26 Gambar 10. LeRoux Score Dikutip dari : Hwang, B.Y., Bruce, S.S., Appelboom, G., Piazza, M., Carpenter, A.M., Gigante, P.R., et al Evaluation of intraventricular hemorrhage assessment methods for predicting outcome following intracerebral hemorrhage.j Neurosurg. 116(1): II.3. PENILAIAN OUTCOME STROKE HEMORAGIK Kehilangan fungsi yang terjadi setelah stroke sering digambarkan sebagai impairments, disabilitas dan handicaps. Oleh WHO membuat batasan sebagai berikut (Caplan, 2009) (Misbach, 2011) : 1. Impairments: menggambarkan hilangnya fungsi fisiologis, psikologis dan anatomis yang disebabkan stroke. Tindakan psikoterapi, fisioterapi, terapi okupasional ditujukan untuk menetapkan kelainan ini. 2. Disabilitas adalah setiap hambatan, kehilangan kemampuan untuk berbuat sesuatu yang seharusnya mampu dilakukan orang yang sehat seperti: tidak bisa berjalan, menelan dan melihat akibat pengaruh stroke.

27 3. Handicaps adalah halangan atau gangguan pada seseorang penderita stroke berperan sebagai manusia normal akibat impairment atau disability tersebut. Pada studi ini menggunakan Modified Rankin Scale (mrs) atau skala Rankin yang dimodifikasi untuk menilai outcome stroke hemoragik. Skala Rankin merupakan suatu alat pengukuran keterbatasan fungsional pasca stroke. Alat ukur ini lebih global dibandingkan dengan indeks Barthel dan mempunyai reliabilitas dan validitas yang cukup baik. Hasil penilaiannya adalah secara umum terdiri dari 5 angka, yaitu: keterbatasan berat, keterbatasan berat sedang, keterbatasan sedang, keterbatasan ringan dan keterbatasan tak bermakna. Penilaian meliputi aspek kehidupan pribadi sehari - hari yaitu : eating, toilet, daily hygiene, walking, prepare meal, household expenses, local travel, local shopping dan kehidupan sosial yaitu bekerja, tanggung jawab keluarga, aktivitas sosial, hiburan (Misbach, 2011). Modified Rankin Scale (mrs) merupakan skala rating outcome global dengan nilai dari 0 (tidak ada gangguan) hingga 5 (hanya terbaring ditempat tidur, inkontinensia, membutuhkan perawatan dan perhatian menetap) dan 6 (outcome fatal) (Weimar dkk, 2002). Bila mrs 1-3, dikelompokkan sebagai outcome baik sedangkan mrs 4-6 dikelompokkan sebagai outcome buruk (Painthakar & Dabhi, 2003).

28 Tabel 4. Dekskripsi Skor Modified Rankin Scale (mrs) SKOR Dekskripsi 0 Tidak ada keluhan sama sekali. 1 Tidak ada disabilitas yang signifikan walaupun ada keluhan, namun dapat membawa semua kebutuhannya untuk aktivitas hariannya. 2 Disabilitas ringan; tidak dapat membawa beberapa benda untuk kebutuhan aktivitas hariannya, tetapi dapat menolong diri sendiri tanpa bantuan orang lain. 3 Disabilitas sedang, membutuhkan bantuan orang lain untuk semua aktivitasnya tetapi masih mampu berjalan tanpa pendamping. 4 Disabilitas sedang berat, tidak mampu berjalan dan tidak mampu melakukan aktivitas harian untuk kebutuhan dasar kehidupannya tanpa bantuan orang lain. 5 Disabilitas berat, tidak ada aktivitas, hanya ditempat tidur, mengompol, dan membutuhkan perhatian dan perawatan teratur. 6 Meninggal. Total (0-6):... Dikutip dari : Modified Rankin Scale available from : Rankin Scale - NeuroDSS.com.htm (Cited at : 12 Desember 2014) dan Misbach, J Stroke. Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Balai Penerbit FK UI. Jakarta.

29 II.4. KERANGKA TEORI Hwang dkk (2011) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menentukan skala grading IVH yang terbaik dengan menilai prediksi akurasi antara IVH Score, Graeb Score, dan LeRoux Score yang diperoleh kesimpulan yaitu sama - sama memiliki akurasi yang baik untuk prediksi outcome pada pasien ICH yang disertai IVH. STROKE HEMORAGIK IVH SCORE Hwang dkk (2011) menyimpulkan bahwa : kemungkinan IVH Score untuk evaluasi keparahan IVH lebih baik akurasinya dibandingkan dengan skala lainnya. Hwang dkk (2011) => Intraventricular Hemorrhage Score mungkin lebih sensitif untuk menilai perbedaan keparahan IVH. Hwang dkk (2011) => Sensitivitas (admission) pada IVH Score = 0,729, Graeb Score= 0,763, LeRoux Score =0,797.Spesifisitas (admission) pada IVH Score =0,786, Graeb Score = 0,643, LeRoux Score = 0,714. Hwang dkk (2011) menyatakan bahwa perkembangan IVH Score berbeda dengan Graeb Score dan LeRoux Score dari beberapa aspek. Morgan dkk (2013)=> melakukan evaluasi dan validasi suatu modifikasi dari original Graeb Score (ogs), yang disebut dengan Modified Graeb Score (mgs). Morgan dkk,2013=> menunjukkan bahwa Modified Graeb Score (mgs) merupakan alat yang sesuai untuk menilai perluasan IVH, yang dapat dipercaya dan valid, dan lebih dekat kaitannya dengan perubahan volume IVH dan outcome dibandingkan dengan original Graeb Score(oGS). MODIFIED GRAEB SCORE LeRoux Score Hallevi dkk (2009) membandingkan antara Intraventricular Hemorrhage Score (IVH Score) dan Intracerebral Hemorrhage Score (ICH Score) yang didapatkan kesimpulan bahwa pengukuran volume IVH menggunakan IVH Score lebih berkorelasi kuat terhadap outcome. Morgan dkk, 2013 : mengeksplorasi hubungan antara Modified Graeb Score (mgs), original Graeb Score (ogs), pengukuran volume IVH, dan outcome menggunakan data dari CLEAR B study. Morgan dkk, 2013 =>mendapatkan kesimpulan bahwa Modified Graeb Score adalah suatu skala semikuantitatif untuk pengukuran volume IVH, yang dapat dipercaya dengan prognostik yang cocok dan tercepat penggunaannya pada praktek klinis dan penelitian. Morgan dkk,2013 => Modified Graeb Score dapat digunakan untuk menilai outcome pada percobaan klinis ICH dan IVH dan untuk memantau kemajuan dari terapi trombolitik untuk IVH. OUTCOME

30 II.5. KERANGKA KONSEP STROKE HEMORAGIK MODIFIED GRAEB SCORE IVH SCORE LeRoux Score VOLUME PERDARAHAN OUTCOME MODIFIED RANKIN SCALE

BAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011). BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan ancaman terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011). Stroke merupakan penyebab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam BAB III METODE PENELITIAN III.1. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan dari tanggal 13 Februari 2015 sampai dengan 01 April 2016. III.2. SUBJEK

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan penyakit dengan defisit neurologis permanen akibat perfusi yang tidak adekuat pada area tertentu di otak atau batang otak. Stroke dibagi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan HEAD INJURY Pendahuluan Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan peralatan keselamatan sabuk pengaman, airbag, penggunaan helm batas kadar alkohol dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan suatu sindrom yang ditandai gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak yang berkembang dengan sangat cepat berlangsung lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur 45-54 tahun, yakni mencapai 15,9% dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok umur 55-64 tahun. Prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat stroke. Pada keadaan tidak adanya pertambahan

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat stroke. Pada keadaan tidak adanya pertambahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan disabilitas di dunia (Carlo, 2009). Setiap tahunnya terdapat 16.000.000 kasus baru dan 5.700.000 kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

MELAPORKAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PASIEN STROKE. DR. PAGAN PAMBUDI, Sp.S

MELAPORKAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PASIEN STROKE. DR. PAGAN PAMBUDI, Sp.S MELAPORKAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PASIEN STROKE DR. PAGAN PAMBUDI, Sp.S PERAN CT SCAN Gold standard dalam diagnosis stroke Dapat dijumpai gambaran Stroke iskemik Infark emboli Stroke hemorragik Intraserebral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba disebabkan oleh adanya gangguan perfusi ke otak. Manifestasi klinis dari stroke merupakan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. STROKE PERDARAHAN INTRAVENTRIKULAR. adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (Sacco dkk, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. STROKE PERDARAHAN INTRAVENTRIKULAR. adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (Sacco dkk, 2013). 29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. STROKE PERDARAHAN INTRAVENTRIKULAR 2.1.1. Definisi Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga terbanyak di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker, demikian juga diberbagai negara di dunia

Lebih terperinci

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002).

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu penyakit serebrovaskuler yang paling sering terjadi sekarang ini adalah stroke. Stroke dapat didefinisikan sebagai tanda-tanda klinis yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah suatu disfungsi neurologis akut (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala - gejala dan tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke memiliki serangan akut yang dapat dengan cepat menyebabkan kematian. Penderita stroke mengalami defisit neurologis fokal mendadak dan terjadi melebihi dari 24

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dari sistem saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk infark

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dari sistem saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk infark BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah defisit neurologis yang disebabkan oleh cedera akut dari sistem saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk infark serebral, perdarahan intraserebral

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan perubahan tanda klinis secara cepat baik fokal maupun global yang mengganggu fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkonsumsi jumlah besar dari volume darah yang beredar. Seperenam dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkonsumsi jumlah besar dari volume darah yang beredar. Seperenam dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Fisiologi Otak Rata-rata otak manusia dewasa terdiri dari 2% berat badan tubuh, dengan kisaran 1,2-1,4 kg. Otak merupakan organ yang sangat vital, dan sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total kematian di dunia. Pada tahun 2010, prevalensi stroke secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya usia harapan hidup akibat meningkatnya pelayanan kesehatan dapat diperkirakan bahwa pada masa depan akan terjadi perubahan pola penyakit. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA Dibuat oleh: Indah Widyasmara,Modifikasi terakhir pada Mon 23 of Aug, 2010 [00:17 UTC] ABSTRAK stroke adalah gangguan fungsional otak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan salah satu kasus penyebab kecacatan dan kematian yang cukup tinggi dalam bidang neurologi dan menjadi masalah kesehatan oleh karena penderitanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke dan penyakit jantung adalah penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, stroke

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke telah menjadi penyebab utama kedua terhadap kejadian disabilitas

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke telah menjadi penyebab utama kedua terhadap kejadian disabilitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke telah menjadi penyebab utama kedua terhadap kejadian disabilitas setelah demensia. Setiap tahun, lima belas juta orang di dunia terkena serangan stroke. Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL II.1.1 Definisi Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala

Lebih terperinci

BAB I dekade berada pada peringkat ke-3 (Minino et al., 2011). Menurut American

BAB I dekade berada pada peringkat ke-3 (Minino et al., 2011). Menurut American BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah penyakit serebrovaskular yang memiliki gejala onset mendadak. Definisi stroke secara klinis meliputi empat komponen yakni, kerusakan atau defisit neurologis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Stroke membunuh lebih dari 137.000 orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun BAB II Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Pustaka 1.1. Definisi Stroke Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak,

Lebih terperinci

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sehat secara jasmani dan rohani adalah keinginan setiap manusia moderen, di era pembangunan di segala bidang yang kini sedang digalakkan pemerintah dituntut sosok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh survei ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit (RS) di seluruh Indonesia, pada penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan hidup sehat kita dapat melakukan segala hal, sehat tidak hanya sehat jasmani saja namun juga sehat

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional) BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional) terhadap 46 orang responden pasca stroke iskemik dengan diabetes mellitus terhadap retinopati diabetika dan gangguan

Lebih terperinci

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. saraf di FK USU dan saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul: AKUT.

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. saraf di FK USU dan saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul: AKUT. LAMPIRAN 1 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi Bapak/Ibu Yth, Saya dr. Rita Sibarani, saat ini sedang menjalani pendidikan spesialis saraf di FK USU dan saat ini sedang melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit yang disebabkan karena terhambatnya aliran darah ke otak, biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta merupakan penyakit penyebab kecacatan tertinggi di dunia. Menurut American Heart

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram et al., 2012). World Health Organization (WHO) memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,

Lebih terperinci

Jenis Tekanan Darah Menurut Gunawan (2001), tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, sebagai berikut.

Jenis Tekanan Darah Menurut Gunawan (2001), tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tekanan Darah 2.1.1. Definisi Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya (atau dorongan) darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh (Palmer,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian stroke menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian stroke menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stroke Pengertian stroke menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara

Lebih terperinci

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Gejala Awal Stroke Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Bermula dari musibah yang menimpa sahabat saya ketika masih SMA di Yogyakarta, namanya Susiana umur 52 tahun. Dia sudah 4 hari ini dirawat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini stroke semakin menakutkan karena frekuensi kejadian yang semakin meninggi serta menjadi momok bagi masyarakat karena tingkat kesembuhannya yang rendah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Traumatic Brain Injury (TBI) merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas di kalangan anak muda di seluruh dunia, prediksi hasil saat masuk RS sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke otak disebut sebagai arteri. Otak membutuhkan. suplai darah yang konstan, dimana pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. ke otak disebut sebagai arteri. Otak membutuhkan. suplai darah yang konstan, dimana pembuluh darah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke otak disebut sebagai arteri. Otak membutuhkan suplai darah yang konstan, dimana pembuluh darah tersebut membawa oksigen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke dapat didefinisikan sebagai defisit neurologi yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari gangguan neurologi yang sering terjadi

Lebih terperinci

DECOMPRESSIVE HEMICRANIECTOMY FOR SPONTANEOUS INTRACEREBRAL HEMORRHAGE

DECOMPRESSIVE HEMICRANIECTOMY FOR SPONTANEOUS INTRACEREBRAL HEMORRHAGE DECOMPRESSIVE HEMICRANIECTOMY FOR SPONTANEOUS INTRACEREBRAL HEMORRHAGE Satoru Takeuchi, M.D., Kojiro Wada, M.D.,Kimihiro Nagatani, M.D., Naoki Otani, M.D., and Kentaro Mori, M.D. Department of Neurosurgery,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Stroke menurut World Health Organization (WHO) 1995 adalah suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, lxxiii BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, setelah dialokasikan secara acak 50 penderita masuk kedalam kelompok perlakuan dan 50 penderita lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan, fungsi otak secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), stroke. merupakan tanda-tanda klinis akibat gangguan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), stroke. merupakan tanda-tanda klinis akibat gangguan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke merupakan tanda-tanda klinis akibat gangguan fungsi serebral baik fokal maupun global yang berkembang cepat dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian atau

Lebih terperinci

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke.

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke. Background: Dysphagia is a commonly morbidity after stroke, the presence of dysphagia has been associated with increased risk for pulmonary complication and even mortality.there is is emerging evidence

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 5% meninggal (Lamsudin, 1998) dan penyebab kematian yang ketiga setelah

BAB I PENDAHULUAN. 5% meninggal (Lamsudin, 1998) dan penyebab kematian yang ketiga setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Stroke (sesuai definisi WHO) adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan/atau global

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

Primary Cerebellar Haemorrhage : Complications, Treatment and Outcome

Primary Cerebellar Haemorrhage : Complications, Treatment and Outcome Jurnal Bedah Saraf Primary Cerebellar Haemorrhage : Complications, Treatment and Outcome (Clinical Neurology and Neurosurgery Journal, Elsevier 2013) Oleh: Fadhilah Pembimbing: dr. Hanis Setyono, SpBS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara fokal maupun global, yang berlangsung cepat, lebih dari 24 jam, atau berakhir kematian, tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang terjadi akibat penyakit kardiovaskular. Kelainan terjadi pada pembuluh darah di otak dan bersifat fokal. Stroke merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran darah otak. Terdapat dua macam stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan stroke, dimana didapatkan data 6 juta orang meninggal dunia, dan 5 juta lainnya mengalami cacat permanen.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Defenisi Stroke Stroke adalah suatu sindrom klinis dengan karakteristik kehilangan fungsi otak dengan gejala lebih dari 24 jam, dapat menyebabkan kematian dan dihubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh sebab vaskular (WHO, 2004). Insiden stroke di Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh sebab vaskular (WHO, 2004). Insiden stroke di Amerika Serikat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan neurologis tiba-tiba yang bersifat fokal atau global dan berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian dan disebabkan oleh sebab vaskular

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan hidup semakin meningkat dan sebagai konsekuensinya maka masalah kesehatan berupa penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi

NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi Neuroimaging merupakan salah satu peranan radiodiagnostik di bidang ilmu penyakit saraf.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Diperkirakan insidensinya lebih dari 500 per 100.000 populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang berlangsung selama (minimal) 24 jam atau lebih, ada keterlibatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat menjadi penyebab kematian peringkat ketiga dan penyebab utama kecacatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang terjadi minimal 24 jam melibatkan sistem saraf pusat dan disebabkan oleh gangguan aliran darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trauma merupakan penyebab kematian utama pada kelompok umur dibawah 45 tahun di negara maju dan di negara berkembang. Kepala juga merupakan bagian yang paling sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah hilangnya fungsi otak secara cepat akibat gangguan pada pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh adanya iskemi karena

Lebih terperinci

Tekanan normal hidrosefalus (NPH) - lansia. Trias : gangguan gaya berjalan, penurunan kognitif dan inkontinensia urin.

Tekanan normal hidrosefalus (NPH) - lansia. Trias : gangguan gaya berjalan, penurunan kognitif dan inkontinensia urin. HIDROSEFALUS PENDAHULUAN Hidro air ; Cephalus kepala Medis - Penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma neurologis yang terjadi. tiba-tiba karena cerebrovascular disease (CVD).

BAB I PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma neurologis yang terjadi. tiba-tiba karena cerebrovascular disease (CVD). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah sindroma neurologis yang terjadi tiba-tiba karena cerebrovascular disease (CVD). Cerebrovascular disease menunjukan kelainan otak yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan stroke iskemik sebagai kasus utamanya (Fenny et al., 2014). Penderita penyakit

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan stroke iskemik sebagai kasus utamanya (Fenny et al., 2014). Penderita penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembunuh kedua dari daftar penyebab kematian di dunia setelah penyakit jantung iskemik adalah stroke. Stroke telah bertanggung jawab atas kematian 6.7 juta manusia

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian.

BAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian. 59 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 34 subyek penderita pasca stroke iskemik yang datang kontrol di poliklinik saraf RSUP Dr. Kariadi selama periode bulan April sampai Juni 2012 dan memenuhi

Lebih terperinci

MEAN ARTERIAL PRESSURE (MAP) BERHUBUNGAN DENGAN

MEAN ARTERIAL PRESSURE (MAP) BERHUBUNGAN DENGAN 123 MEAN ARTERIAL PRESSURE (MAP) BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MORTALITAS PADA PASIEN STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL Sri Haryuni Program Studi Ners FIK Universitas Kadiri e-mail: sisri_83@yahoo.co.id ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama anak-anak, lebih suka mengkonsumsi junk food yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. terutama anak-anak, lebih suka mengkonsumsi junk food yang penuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia (Syamsuddin,2012).

Lebih terperinci

BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI

BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI 1 BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI Judul mata Kuliah : Neuropsikiatri Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi dasar : Menerapkan ilmu Kedokteran klinik pada sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN` gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung. stroke hemoragik (American Heart Association, 2013).

BAB I PENDAHULUAN` gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung. stroke hemoragik (American Heart Association, 2013). BAB I PENDAHULUAN` A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan salah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau usia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah serius di dunia kesehatan. Stroke merupakan penyakit pembunuh nomor dua di dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem

BAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh gangguan kenormalan aliran darah ke otak. Stroke

Lebih terperinci

TANDA-TANDA RADIOLOGIK

TANDA-TANDA RADIOLOGIK Peranan Radiologik Pada Kelainan Otak dr. Susworo Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM, Jakarta PENDAHULUAN Pemeriksaan radiologi pada kelainan otak dapat dibagi atas : 1. Konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau

Lebih terperinci