BAB III. BERDIRINYA KOPERASI CREDIT UNION DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Sejarah Dan Perkembangan Koperasi Credit Union Di Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III. BERDIRINYA KOPERASI CREDIT UNION DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Sejarah Dan Perkembangan Koperasi Credit Union Di Indonesia"

Transkripsi

1 BAB III. BERDIRINYA KOPERASI CREDIT UNION DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Sejarah Dan Perkembangan Koperasi Credit Union Di Indonesia Kredit (credit) berasal dari bahasa latin Credere atau Credo yang artinya percaya, sedangkan kata Union berarti perkumpulan. Jadi, Credit Union berarti perkumpulan orang-orang yang saling percaya. Koperasi Credit Union muncul pertama kalinya di Eropa tepatnya di Jerman. Gagasan ini dipelopori pertama kali oleh Walikota Flammersfield yang bernama Frederich Wilhelm Raiffeisen. Hal ini dilatarbelakangi oleh terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan di Eropa dan pengurangan fungsi sumber daya manusia akibat revolusi industri, sehingga tingkat pengangguran yang tinggi memaksa penduduk miskin untuk berhutang dan menjadi korban lintah darat. Langkah-langkah awal yang ditempuh oleh Frederich Wilhelm Raiffeisen untuk menanggulangi masalah ini, antara lain ialah menghimpun dana (uang) dari para dermawan dan mengumpulkan bahan makanan untuk selanjutnya dibagikan kepada penduduk miskin. Namun upaya ini tidak berhasil karena penduduk miskin menjadi terlalu bergantung dan bencana kelaparan tetap saja terjadi. Ketidakberhasilan itu mengantarkan sang walikota pada suatu kesimpulan, bahwa kesulitan kaum miskin hanya dapat diatasi dengan cara mengumpulkan uang dari mereka dan dipinjamkan kembali kepada mereka.

2 Sumbangan tidak menolong diri sendiri tetapi sebaliknya merendahkan martabat manusia yang menerimanya.. Prinsip ini pula yang kemudian dikenal dengan tiga prinsip utama Koperasi Credit Union, yaitu : 1. Tabungan (modal) diperoleh hanya dari anggota. 2. Pinjaman diberikan hanya kepada anggota. 3. Jaminan terbaik bagi peminjam adalah watak. 16 Pada tahun 1898 Alphonso Desyading, seorang jurnalis Kanada merasa tertarik dan menaruh perhatiannya terhadap Koperasi Credit Union. Ia juga mengadakan korespondensi dengan Hennry A. Walff, seorang yang ahli di bidang koperasi di Eropa. Pada tanggal 1 Desember 1900 ia berhasil mendirikan Koperasi Credit Union pertama, dengan anggota lebih dari 80 orang. Koperasi Credit Union itu diberi nama Caisse Populaire de Levis. Koperasi Credit Union ini berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat di Kanada dan menjadi badan koperasi yang paling berkembang di seluruh dunia. Kerberhasilan dan pengaruh yang sangat positif dari pembentukan Koperasi Credit Union di Kanada memicu kemunculan organisasi yang sama di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, Koperasi Credit Union didirikan oleh seorang saudagar kaya yang bernama Edward A. Fillene pada tahun Sementara itu, di Filipina Koperasi Credit Union didirikan oleh 2 orang Misionaris Protestan dari Amerika Serikat yaitu Rew Allan dan R. Huller sejak tahun Koperasi Credit Union ini berkembang pesat di Filipina dan 16 Untuk lebih jelasnya dapat diakses melalui op. cit.

3 kebanyakan dikelola lewat pelayanan gereja, dan tidak terbatas hanya di kotakota tetapi juga hingga di pedesaan. 17 Di Indonesia pembentukan koperasi telah dimulai sebelum adanya peraturan-peraturan tentang perkoperasian. Pada tahun 1895 di Purwokerto misalnya, Raden Wiriatmadja mendirikan semacam koperasi simpan-pinjam (koperasi kredit) yang sama seperti dibentuk oleh Raiffesien dan dinamakan bank pertolongan dan simpanan. Pada awalnya pembentukan koperasi kredit ini adalah untuk menolong kaum pegawai (priyayi) agar mereka terlepas dari ikatan hutang oleh para pelepas uang atau rentenir. Dengan bantuan E. Seibrugh dan de Wolf van Westerode, maka pada tahun 1898 usaha Patih Wiriatmadja dikembangkan menjadi Bank Penolong Tabungan dan Kredit Pertanian untuk selanjutnya memperluas jangkauan keanggotaannya di kalangan kaum petani. Selain itu, terdapat pula rintisan usaha yang sama diberbagai daerah pada saat itu. Di Mojowarno muncul semacam bank simpan-pinjam yang dikhususkan bagi kaum bumiputera pada tahun Berikutnya mulai bermunculan pula usaha-usaha serupa di Garut, Probolinggo dan Lamongan. Namun demikian, bentuk usaha yang dijalankan itu masih belum menetapkan cara kerja koperasi yang sesungguhnya. 17 Ibid.

4 Di awal kebangkitan nasional pada tahun 1908, para perintis kemerdekaan mulai mengembangkan koperasi yang memiliki nilai-nilai demokrasi. Pada saat itu Boedi Oetomo mulai mengembangkan pendirian koperasi kredit. Koperasi juga dimaksudkan sebagai upaya penyebarluasan semangat kebangsaan dan alat perjuangan rakyat di masa pergerakan nasional. Walaupun demikian, pada akhirnya hal ini dipandang sebagai ancaman yang dapat membahayakan kedudukan pemerintah kolonial. Dalam mengantisipasi berdirinya badan koperasi yang dapat membahayakan kedudukan pemerintah kolonial, maka dikeluarkanlah peraturan koperasi yang pertama di Hindia Belanda (Indonesia) pada tahun Keputusan tersebut selajutnya sangat membatasi pertumbuhan dan perkembangan koperasi di kalangan masyarakat bumiputera, bahkan banyak koperasi yang ditutup karena tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berbagai peraturan juga dikeluarkan pada tahun-tahun berikutnya hingga tahun 1933, akan tetapi tetap saja tidak membawa perubahan yang berarti. Pada masa pemerintahan Jepang, cara kerja dan ruang gerak koperasi semakin jauh bertentangan dengan prinsip-prinsip koperasi yang sebenarnya. Koperasi-koperasi yang ada kemudian dirubah bentuknya menjadi kumiai, yang berfungsi sebagai alat ekonomi perang atau sebagai sarana pengumpulan dan pendistribusian bahan makanan untuk keperluan perang. Akibatnya kepercayaan rakyat terhadap koperasi sebagai lembaga yang dapat memperbaiki kesejahteraan menjadi lenyap.

5 Setelah Indonesia merdeka, pemerintah mendirikan semacam jawatan koperasi pada tahun Sejak saat itu mulai timbul gagasan-gagasan untuk membentuk koperasi desa yang melaksanakan berbagai kegiatan produksi serta pemasaran hasil-hasil pertanian. Akhirnya pada tanggal Juli 1947 diselenggarkanlah Kongres Gerakan Koperasi Indonesia yang pertama di Tasikmalaya. Dalam kongres tersebut dianjurkan agar diadakan pendidikan di kalangan pengurus, pegawai, dan anggota-anggotanya. Namun belum sempat hasil keputusan itu dilaksanakan, berkobar pula Agresi Militer Belanda dan pemberontakan PKI di Madiun, yang menyebabkan terjadinya krisis dan banyak koperasi yang mengalami kerugian dan gulung tikar. Memasuki Tahun 1950 hingga pertengahan 1960, diawali dengan pembubaran Negara Indonesia Serikat menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada tanggal 17 agustus 1950 keadaan koperasi jauh lebih baik jika dibandingkan pada masa sebelumnya. Lahirnya Orde Baru kemudian menandai penataan dan penertiban kembali struktur perekonomian di Indonesia secara umum, termasuk mengaktifkan peran dan fungsi koperasi secara lebih maksimal. Pada masa ini pula, Koperasi Credit Union di Indonesia mengawali perjalanannya. Pengaruh gereja memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mengawali perkembangan Koperasi Credit Union di Indonesia. Pada tahun 1967, World Council of Credit Union (WOCCU) atau Dewan Koperasi Kredit Dunia diundang ke Indonesia yang diwakili oleh Mr. A.A. Baily untuk memperkenalkan gagasan Koperasi Credit Union. Pada tahun 1970, dibentuklah

6 Credit Union Concelling Office (CUCO) di Jakarta yang dipelopori oleh seorang misionaris bernama Pastor Karl Albrecth Karim Arbie S.J.. Namun demikian, ia kemudian meninggal dunia pada tanggal 11 September 1999 akibat terbunuh dalam peristiwa Dili (Timor-Timur). Peran pemerintah juga menjadi sarana yang penting bagi perkembangan Koperasi Credit Union di Indonesia. Pada tahun 1975, BK3I (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia) menyelenggarakan kursus dasar Koperasi Credit Union pertama di Nyarumkop dan Sangau (Kalimantan). Dan pada tahun 1976, diadakan pula Konferensi Nasional Credit Union di Ambarawa (Jawa Tengah), yang dihadiri oleh Ir. Ibnu Soejono selaku Dirjen Koperasi saat itu. Tahun 1981 kembali diadakan Konferensi Nasional Kopdit yang melahirkan Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) dengan Robby Tulus sebagai ketuanya. Adapun fungsi dari BK3I diantaranya, yaitu: 1. Memberikan konsultasi 2. Menyediakan bahan dan program pelatihan 3. Menyelenggarakan kursus-kursus dan pelatihan 4. Menyebarkan informasi tentang gerakan Koperasi Credit Union 5. Merintis pembentukan Badan Koordinasi Kopdit Daerah Ibid.

7 3.2. Latar Belakang Berdirinya Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe Pada Tahun 1988 Menghindarkan diri dari jeratan rentenir atau ijon adalah tujuan utama berdirinya Koperasi Credit Union Gunanta Ras di Desa Namo Rambe. Ini diawali sejak tahun 1988, ketika banyak penduduk Desa Namo Rambe yang terlilit hutang pada rentenir. Mereka yang pada umumnya berprofesi sebagai petani sering mengalami kekurangan modal dan terpaksa meminjam uang kepada para ijon atau rentenir untuk menutupi kebutuhan akan modal tersebut. Peminjaman uang kepada rentenir dilakukan karena karena prosesnya yang cepat dan tidak melalui prosedur administrasi yang terlalu rumit, dimana para petani peminjam uang hanya melakukan perjanjian penjualan hasil panen mereka kepada rentenir dengan harga yang murah atau pengembalian pinjaman uang disertai bunga yang tinggi. Masalah yang kemudian muncul ialah apabila sang peminjam uang tidak mampu mengembalikan pinjamannya pada waktu yang telah ditentukan, bahkan dengan hasil panen yang mereka dapatkan. Untuk mengatasi masalah tersebut terkadang banyak diantara mereka yang menjual tanah persawahannya untuk melunasi hutang. Hal yang tentunya sangatlah membahayakan bagi kehidupan para petani karena pada umumnya mereka hidup dengan mengandalkan ketersediaan sumber daya alam.

8 Melihat kondisi yang semakin memprihatinkan, maka kemudian dibentuklah suatu badan koperasi kredit yang bernama Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe pada tahun Badan kopersi ini awalnya dibentuk dari sebuah Lembaga Gereja, yaitu Partisipasi Pembangunan (Parpem) GBKP Pusat di Sibolangit, yang pada saat itu pun badan koperasi ini masih berkantor di lingkungan GBKP Desa Namo Rambe karena masih mengawali kinerjanya dan belum memiliki kantor sendiri. Koperasi Credit Union ini pada awalnya dikelola oleh seorang anggota Partisipasi Pembangunan GBKP Sibolangit bernama Ibu Sarintan Br Barus. Sebelum berdirinya Koperasi Credit Union Gunanta Ras, Ibu Sarintan Br Barus sebenarnya sudah aktif dalam memotivasi penduduk Desa Namo Rambe untuk masuk menjadi anggotanya. Namun untuk mengajak masyarakat desa menjadi anggotanya bukanlah pekerjaan yang mudah. Ini dikarenakan masih kentalnya budaya Karo yang dikenal sangat selektif dalam mengadaptasi pengaruh asing. Masyarakat Desa Namo Rambe yang sebagian besar adalah orang-orang Karo mengartikan kata koperasi dengan makna disunat, sehingga hal inilah yang menyebabkan sebagian besar masyarakat desa masih takut untuk masuk menjadi anggotanya. Dengan pendekatan yang dilakukan secara bertahap dengan penuh kesabaran, Ibu Sarintan br Barus mulai menjelaskan dengan berhati-hati bahwa sistem ini juga merupakan perwujudan ajaran Gereja yang sangat penting. Sistem kredit yang diterapkan akan berfungsi maksimal sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan ekonomi secara lebih baik.

9 Setelah melalui proses yang bertahap, pembetukan Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe pada tanggal 28 Oktober 1988 akhirnya mendapatkan sebanyak 9 orang anggota awal. 19 Pada saat itu semua anggotanya adalah para perempuan atau ibu-ibu rumah tangga. Mengapa semua anggotanya perempuan? Karena perempuan dinilai lebih tekun dalam mengatur anggaran rumah tangga, terutama apabila berhadapan langsung dengan kebutuhan rumah tangga. Sebagai contoh, seorang anak akan meminta uang terlebih dahulu pada seorang ibu daripada kepada ayahnya. Ide untuk menjadikan Koperasi Credit Union sebagai sarana pemecahan masalah keuangan anggota juga menimbulkan masalah lain. Ini disebabkan karena pengelola dan para anggotanya yang seluruhnya adalah ibu-ibu rumah tangga harus berhadapan dengan tanggungjawab dan ketentuan-ketentuan khususnya sebagai seorang istri. Ini dikarenakan dalam adat-istiadat Karo, seorang perempuan telah ditukur (dibeli secara adat) oleh suaminya sehingga melahirkan suatu struktur soaial dan ketentuan adat yang kuat di dalam sebuah keluarga. Perspektif masyarakat yang seperti ini kemudian semakin menekan dan membuat perempuan kehilangan fungsi sosialnya untuk dapat dianggap mampu menjalankan suatu organisasi. Padahal, pada dasarnya semua manusia itu sama, sederajat dan mempunyai kemampuan masing-masing. Hal inilah yang menyebabkan para perempuan susah diajak untuk masuk menjadi anggota Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe. Akan tetapi dengan 19 Wawancara dengan Ibu Sarintan Br Barus pada tanggal 28 Maret 2010

10 sangat kuatnya dukungan terhadap Parpem dan fasilitas maksimal yang diberikan oleh pihak GBKP, maka semua kecurigaan dan pandangan negatif masyarakat terhadap badan koperasi ini akhirnya secara perlahan mulai menghilang dan masyarakat desa mulai menerima beroperasinya koperasi ini Mekanisme Kerja Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe A. Struktur Organisasi Kepengurusan di dalam Koperasi Credit Union lebih lengkap dan teratur jika dibandingkan dengan sistem kepengurusan pada organisasi kredit lainnya. Dalam badan koperasi terdapat empat bagian struktur yang masing-masing mempunyai fungsi, hak, dan kewajiban sendiri-sendiri. Akan tetapi bagianbagian struktur yang satu dengan yang lainnya yang saling mendukung serta mempunyai hubungan timbal-balik yang khas, sehingga di antara mereka akan selalu saling membutuhkan satu dengan yang lain. Berikut adalah bagian-bagian dari struktur kepengurusan inti dalam Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe.

11 1. Ketua Ketua koperasi merupakan pimpinan dalam Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe. Dalam menjalankan tugasnya seorang ketua koperasi dibantu oleh 2 orang wakil ketua. Tugas-tugas ketua koperasi antara lain ialah : - Wajib mengetahui segala hal dan kegiatan yang ada dalam Koperasi Credit Union tersebut. - Mengawasi tugas-tugas dan kewajiban setiap anggota kepengurusan. 2. Wakil Ketua Wakil ketua koperasi memilki tanggungjawab langsung pada ketua koperasi dalam memperlancar dan mengawasi segala hal yang berhubungan dengan kegiatan Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe. Adapun tugas-tugasnya ialah : - Mengontrol dan mengawasi seluruh catatan iuran dan pinjaman setiap anggota. - Mengetahui dan mencatat keberadaan, penambahan dan keluarnya setiap anggota.

12 3. Bendahara Bendahara memiliki fungsi yang sangat penting di dalam Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe. Sebagai pemegang keuangan yang utama, seorang bendahara koperasi bertugas untuk : - Melakukan transaksi keuangan yang dibutuhkan oleh koperasi maupun anggotanya kepada Bank. - Mencatat mengetahui segala transaksi keuangan koperasi secara keseluruhan. 4. Sekretaris Sekretaris merupakan orang yang harus menguasai masalah administrasi dalam Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe. Tugastugasnya antara lain : - Mengerjakan semua keperluan administrasi keuangan setiap anggota. - Melakukan rekapitulasi terhadap data-data pembukuan koperasi dan transasksi keuangan. - Melakukan koordinasi dengan bendahara koperasi apabila akan dilakukannya proses transaksi keuangan dengan anggota.

13 5. Panitia Pendidikan Panitia pendidikan adalah orang-orang yang memliki wawasan yang luas tentang masalah perkoperasian dan masalah-masalah sosial-ekonomi, terutama untuk menjawab dan memberikan solusi-solusi penting dalam mengatasi keluhan-keluhan ekonomi anggota maupun calon anggotanya. Tugas utamanya ialah memberikan pengarahan kepada setiap anggota baru tentang hak dan kewajiban mereka. 6. Badan Pemeriksa Dalam memberikan pinjaman kredit dan kegiatan transaksi keuangan lainnya, maka diperlukan suatu perhitungan terhadap kelayakan keuangan koperasi untuk pinjaman dan kemampuan ekonomi anggotanya. Untuk itu, diperlukanlah suatu badan pemeriksa keuangan koperasi, yang bertugas untuk : - Memeriksa kelayakan saham Koperasi Credit Union apabila terdapat anggota yang hendak melakukan transaksi peminjaman. - Memperhitungkan dan menentukan pemberian dan pembatalan pinjaman kepada anggota. 7. Panitia Kredit Panitia kredit merupakan bagian dari staf administrasi Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe, dengan tugas utamanya ialah melayani permohonan pinjaman dan angsuran setiap anggota koperasi.

14 Adapun para pejabat koperasi yang menjadi bagian dari struktur kepengurusan Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini. Bagan 2. Struktur Kepengurusan Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe Dewan Penasehat Dewan Pimpinan Panitia Kredit Panitia Pendidikan Badan Pengawas Anggota Sumber ; Kantor Koperasi Credit Union Gunanta Ras

15 Dengan perincian, I. Dewan Penasehat, terdiri dari : - Kepala GBKP Namo Rambe - Kepala Desa Namo Rambe II. Dewan Pimpinan, terdiri dari : - Ketua - Wakil ketua - Sekretaris - Bendahara - Anggota III. Panitia Kredit - Ketua - Sekretaris IV. Panitia Pendidikan - Ketua - Sekretaris V. Badan Pengawas - Ketua - Sekretaris - Anggota Kantor Koperasi Gunanta Ras Desa Namo Rambe

16 B. Sistem Keanggotaan Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe bersifat terbuka untuk masyarakat umum, khususnya yang bertempat tinggal di Desa Namo Rambe. Setiap calon anggota harus mengikuti bimbingan dan pendidikan tentang sistem Koperasi Credit Union yang diberikan oleh panitia pendidikan. Kegiatan tersebut hanya berlangsung dalam kurun waktu satu bulan dan akan langsung mendapatkan kartu anggota. Calon anggota baru akan diajarkan tentang hak-hal dasar tentang Koperasi Credit Union, seperti maksud dan tujuan koperasi, hal-hal yang menjadi hak dan kewajiban anggota, prosedur penabungan dan peminjaman uang, serta hal-hal lain yang dianggap perlu untuk menambah pengetahuan dan solusi keuangan yang berguna bagi setiap anggotanya. Selain itu, para anggotanya juga dibina dan diajarkan mengenai sistem manajemen keuangan yang efektif dan terbiasa untuk menabung. Peranan seorang anggota sangatlah berpengaruh penting dalam mendukung berkembangnya Koperasi Credit Union. Namun dalam peraturan Koperasi Credit Union Gunanta Ras seseorang yang telah menjadi anggota harus rajin mengikuti pendidikan. Apabila calon anggota dan anggota tidak memperdulikan pentingnya kegiatan pendidikan koperasi dan kebiasaan untuk menabung, maka pengurus koperasi akan langsung mendatangi mereka ke rumahnya masing-masing untuk selanjutnya diberikan pengarahan dan masukanmasukan, serta ditanyakan kembali mengenai kesediaan mereka sebagai anggota yang aktif. Selain itu juga, selama calon anggota masih mengikuti kegiatan

17 pendidikan koperasi maka mereka tidak diperkenankan untuk melakukan peminjaman uang. Adapun beberapa syarat khusus yang harus dipenuhi oleh calon anggota baru Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe, antara lain : 1. Membayar uang pangkal. 2. Membayar uang simpanan pokok. 3. Membayar uang simpanan wajib. 4. Membayar uang simpanan sukarela minimal. 5. Membayar uang peralatan pesta. 6. Maksimal berusia 50 tahun. 7. Bertempat tinggal di Desa Namo Rambe. 8. Disetujui oleh suami atau kepala keluarga sebagai penanggungjawab. 21 Walaupun prosedur untuk menjadi anggota Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe cukup ketat, namun hal ini tidaklah menjadi penghalang untuk meningkatkan jumlah anggotanya. Pertambahan jumlah anggota koperasi ini merupakan salah satu indikator bahwa keberadaan Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe sangat efektif dalam memberikan solusi ekonomi yang bermanfaat bagi setiap anggotanya. Tabel 21 Laporan Pertanggunajawaban Pengurus dan Pengawas CU Gunanta Ras Namo Rambe tahun 1997, hal.5

18 dibawah ini memperlihatkan perkembangan anggota Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe selama periode tahun Tabel 7. Perkembangan Jumlah Anggota Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe pada tahun No. Tahun Jumlah orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang Sumber : Diolah dari Data Kantor Koperasi Credit Union Gunanta Ras, tahun Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah anggota setiap tahunnya terus meningkat, dan pada tahun 1998 menunjukan jumlah anggota Kooperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe mengalami peningkatan yang cukup drastis sekitar 25% jika dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya, bahkan dengan periode setelahnya.

19 Dalam sistem keanggotaan Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe, anggota koperasi terdiri atas 2 jenis : 1. Anggota biasa, yaitu anggota yang sudah berkeluarga termasuk di dalamnya anggota yang sudah dewasa tetapi belum berkeluarga atau anggota yang sudah mandiri atau tidak tergantung lagi kepada orang tua karena sudah mempunyai pekerjaan atau usaha sendiri. 2. Anggota luar biasa, yaitu anggota yang masih sekolah atau yang masih bergantung pada orang tua namun belum mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum, dimana setiap anggota luar biasa ini hanya bisa menabung dan menarik sahamnya tetapi tidak diperkenankan untuk meminjam. Tabel berikut ini dapat dilihat pertambahan jumlah anggota biasa dan anggota luar biasa Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe. Dapat dilihat juga, bahwa anggota luar biasa baru terdaftar sejak tahun 1998.

20 Tabel 8. Jumlah Anggota Koperasi Credit Union Desa Namo Rambe pada tahun , menurut Sistem Keanggotaannya No. Tahun Anggota biasa Anggota luar biasa orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang 5 orang Sumber : Diolah dari Data Kantor Koperasi Credit Union Gunanta Ras, tahun Walaupun Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe berada dibawah naungan Gereja GBKP yang mengkhususkan anggotanya berasal dari masyarat Karo Desa Namo Rambe yang beragama Kristen Protestan, namun tidak tertutup kemungkinan bagi masyarakat lain yang berbeda suku maupun agama untuk dapat masuk menjadi anggota koperasi ini. Berikut ini adalah tabel mengenai jumlah anggota yang berasal dari suku-suku lain di luar suku Karo.

21 Tabel 9. Anggota Koperasi Credit Union Gunanta Ras pada tahun , di Luar Suku Karo No. Tahun Batak Toba Simalungun orang orang orang 1 orang orang Sumber : Diolah dari Data Kantor Koperasi Credit Union Gunanta Ras, tahun Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun , terdapat 3 orang anggota yang berasal dari suku Batak Toba dan pada tahun terdapat pula 2 orang anggota dari suku Simalungun. Keadaan ini cukup membuktikan bahwa Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe sudah membuka diri kepada suku-suku bangsa lain selain suku Karo.

22 C. Prosedur Perkreditan 1. Sistem Penabungan Simpanan dalam Koperasi Credit Credit Union terbagi atas beberapa jenis, yaitu: - Simpanan pokok, yaitu simpanan yang menjadi modal awal anggota ketika baru masuk menjadi anggota baru dan dilakukan hanya sekali saja. - Simpanan wajib, yaitu simpanan yang wajib disetorkan oleh setiap anggota yang besarnya telah ditentukan melalui kesepakatan bersama. - Simpanan sukarela yaitu simpanan yang bersifat sukarela dimana anggota tidak diberi patokan untuk menyetorkan kepada pihak koperasi. 22 Simpanan dalam Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe diatur dalam bentuk saham dan setiap anggota harus menabungkan sahamnya setiap bulannya. Setiap anggota yang akan menabung juga diwajibkan membawa buku anggota dan mengantarkannya langsung tanpa melalui perantara kepada komisaris. Apabila seorang anggota secara berturutturut dalam kurun waktu 3 bulan tidak melakukan penabungan atau memberikan simpanan wajib, maka anggota tersebut akan dikunjungi oleh pengurus koperasi untuk diberikan pengarahan agar ia mau kembali aktif dalam melakukan penabungan. Apabila seorang anggota ingin berhenti dan menarik 22 Ibid., hal.7

23 semua sahamnya, maka ia harus melunasi seluruh tunggakannya terlebih dahulu dan meninggalkan simpanan pokoknya. Simpanan dalam Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe tidak memberikan bunga setiap bulannya, melainkan akan menghasilkan keuntungan di akhir tahun dalam bentuk deviden atau yang disebut sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU). Jumlah SHU ini setiap tahunnya juga akan mengalami peningkatan. Berikut adalah tabel mengenai jumlah SHU Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe selama tahun Tabel 10. Sisa Hasil Usaha Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe pada tahun No. Tahun Sisa Hasil Usaha (SHU) Rp , Rp , Rp , Rp , Rp , Rp , Rp , Rp , Rp , Rp ,- Sumber : Diolah dari Data Kantor Koperasi Credit Union Gunanta Ras, tahun

24 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah SHU Credit Union Gunanta Ras dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, kecuali pada tahun Hal ini di sebabkan kebanyakan anggota yang meminjam kepada Credit Union Gunanta Ras melunasi pinjamannya sebelum batas pengembalian pinjaman yang telah ditentukan. Semua SHU ini akan dikembalikan kepada setiap anggota menurut banyaknya serta lamanya saham yang tersimpan dalam Credit Union Gunanta Ras. Tabel 11. Jumlah Kekayaan Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe pada tahun No. Tahun Jumlah Kekayaan (Rp) Sumber : Diolah dari Data Kantor Koperasi Credit Union Gunanta Ras, tahun

25 Bertambahnya jumlah SHU tidak terlepas dari jumlah kekayaan Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe yang terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah anggota. Berikut adalah tabel kekayaan Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe selama tahun Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa peningkatan jumlah kekayaan Credit Union Gunanta Ras dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Terutama sejak awal terbentuknya Koperasi Credit Union Gunanta Ras pada tahun 1988 hingga tahun Hal ini disebabkan mulai munculnya rasa kepercayaaan para anggota terhadap koperasi ini, sehingga para anggotanya tidak ragu-ragu lagi untuk menyimpan uangnya. 3. Sistem Peminjaman Prosedur peminjaman uang dalam Koperasi Credit Union Gunanta Ras dilakukan dengan terlebih dahulu mengisi formulir pinjaman yang disertai dengan jaminan. Adapun jaminan yang paling utama adalah kepribadian dan watak si peminjam, serta partisipasi aktif dalam setiap pertemuan. Selain itu, masih ada syarat-syarat yang lain, diantaranya : 1. Sudah menjadi anggota koperasi minimal selama 1 tahun. Bagi anggota koperasi yang belum menjadi anggota selama 1 tahun tidak diperbolehkan untuk melakukan peminjaman uang.

26 2. Besar pinjaman ditentukan oleh usia keanggotaannya. Untuk anggota koperasi yang baru, besar pinjaman adalah 2 kali saham yang ia miliki. Apabila ia memiliki saham sebesar Rp ,- maka ia dapat meminjam uang sebesar Rp ,-. Sementara itu, untuk anggota lama dengan usia keanggotaannya lebih dari 5 tahun, besar pinjamannya bisa mencapai 4 kali besar saham yang mereka miliki. 3. Jangka waktu peminjaman di sesuaikan dengan besar pinjaman. Dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 12. Penyesuaian Besar dengan Jangka Waktu Pinjaman pada Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe hingga tahun 1998 No. Besar Pinjaman (Rp) Jangka Waktu Peminjaman bulan bulan bulan bulan bulan bulan Sumber : Kantor Koperasi Credit Union Gunanta Ras Dengan angsuran yang tergolong lama maka para anggota yang umumnya bermatapencaharian sebagai petani tidak mengalami kesulitan untuk mengembalikan uang yang mereka pinjam. Akan tetapi, pinjaman dapat dibayarkan sekaligus apabila si pemijam telah mempunyai cukup uang.

27 4. Tingkat bunga pinjaman sebesar 2,5 % yang dihitung menurun dari sisa pinjaman. Apabila anggota koperasi meminjam uang sebesar Rp ,-, maka bunga pinjaman yang kita miliki sebesar Rp , kemudian cicilan hutang dapat terbayarkan sebesar Rp ,-, dan hutang yang kita miliki tersisa Rp ,-, maka bunga pinjaman yang kita miliki akan menurun hanya sebesar Rp.7.500,-, dan seterusnya. 5. Denda akan diberlakukan atas ketelambatan angsuran pinjaman sebesar 25% dari besar bunga pinjaman yang tertunggak. 6. Peminjaman di atas Rp harus dengan sepengetahuan suami dan ditanda tangani oleh suami. 7. Orang yang berhak atas fasilitas ini adalah orang yang telah menjadi anggota penuh selama 1 bulan dan bagi anggota-anggota biasa, sedangkan anggota-anggota luar biasa tidak dibenarkan meminjam uang, tetapi mereka hanya diperbolehkan menarik sahamnya, dengan syarat meninggalkan simpanan pokoknya. Anggota luar biasa tidak dibenarkan meminjam karena mereka masih bergantung pada orang tuanya Keputusan Rapat Anggota Tahunan, tahun 1998, hal.6

28 Pengambilan kredit oleh anggota harus disertai dengan alasan dan tujuan yang jelas untuk apa kredit diambil. Dalam hal ini, Koperasi Credit Union Gunanta Ras juga menetapkan bahwa anggota akan diijinkan meminjam uang untuk alasan peningkatan usaha produktif, Dengan demikian, pinjaman akan dijadikan sebagai modal usaha demi meningkatkan hasil-hasil produksi untuk kesejahteraan anggotanya. Selain itu, anggota koperasi juga dapat meminjam uang untuk keperluan primer yang lain misalnya untuk pembangunan rumah dan juga pendidikan anggota keluarga. Koperasi Credit Union Gunanta Ras juga memberikan pinjaman darurat kepada anggotanya yang mengalami hal-hal yang tidak diinginkan atau mendadak misalnya terkena penyakit parah dan bencana alam.

29 BAB IV. DAMPAK BERDIRINYA CREDIT UNION GUNANTA RAS DESA NAMO RAMBE, PADA TAHUN Salah satu ciri umum yang melekat dalam masyarakat pedesaan di Indonesia adalah pemodalan yang lemah. Hal ini disebabkan oleh aktifitas ekonomi yang cenderung statis karena gambaran pedesaan di Indonesia pada umumnya ditentukan oleh pola agraris yang ada. Padahal permodalan adalah unsur utama dalam mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat pedesaan itu sendiri. Kekurangan modal seperti ini sangat membatasi ruang gerak dan aktifitas usaha masyarakat pedesaan. Ketersediaan dan penggunaan modal usaha ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan kepemilikan dana yang terbatas. Di sisi lain, tambahan modal potensial sangat sulit diperoleh dengan cepat, sehingga aktifitas ekonomi pedesaan akan selalu dalam kondisi yang statis. Walaupun demikian, di daerah pedesaaan banyak pihak yang telah beroperasi menawarkan permodalan atau dana melalui sitstem kredit. Sistem kredit menjadi metode pengembangan ekonomi yang paling efektif di wilayah pedesaan. Karena proses pengembalian peminjaman dilakukan secara bertahap, sehingga paling cocok diterapkan di daerah pedesaan dengan kemampuan ekonomi yang rendah. Lembaga perkeditan bukan hanya sebagai lembaga ikatan antara orang yang tidak memiliki dan yang memiliki, tetapi merupakan suatu bentuk tenggang rasa antar sesama umat manusia.

30 4.1. Dalam Bidang Ekonomi A. Memajukan Produksi Pertanian Jenis pertanian utama yang diusahakan oleh masyarakat Desa Namo Rambe adalah persawahan dan perladangan. Tidak dapat dipungkiri hampir semua masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian. Dalam usaha perladangan, masyarakat Desa Namo Rambe melakukan penanaman tanaman keras seperti tanaman kelapa, cokelat, rambutan, durian dan langsat. Dari produksi pertanian inilah masyarakat Namo Rambe menggantungkan kehidupan ekonomi mereka. Apabila hasil produksi pertanian sangat minim dan tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk usaha pertanian maka jalan terakhir yang mereka lakukan adalah meminjam uang kepada rentenir atau pengijon yang disebut juga bank gelap. Pada dasarnya, usaha para rentenir tumbuh subur di daerah-daerah pedesaan. Persyaratan yang diberikan sangatlah mudah dan tidak harus melalui prosedur administrasi yang berbelit-belit. Kreditor biasanya dikenakan bunga pinjaman yang sangat tinggi, yaitu sekitar % perbulannya sehingga syarat ini sangatlah mencekik bagi mereka. Munculnya Koperasi Credit Union Gunanta Ras memberikan jalan keluar yang sangat membantu bagi para masyarakat Desa Namo Rambe yang menjadi anggotanya. Proses peminjaman uang kepada Koperasi Credit Union ini dilakukan dengan persyaratan yang relatif lebih mudah dengan suku bunga yang relatif rendah. Ketika anggotanya ingin melakukan peminjaman dengan

31 tujuan untuk meningkatkan produksi pertaniannya, maka Koperasi Credit Union Gunanta Ras memberikan modal sesuai dengan yang dibutuhkan anggotanya, dengan terlebih dahulu meninjau lahan usaha si peminjam. Ini ditujukan untuk meninjau kelayakan pemberian pinjaman dan mengukur kemampuan pengembalian pinjaman oleh anggotanya. Koperasi Credit Union Gunata Ras juga memberikan kelonggarankelonggaran kepada anggotanya yang akan meminjam dengan tujuan menutupi kerugian akibat gagal panen dan sekaligus sebagai pengadaan modal usaha selanjutnya. Koperasi Credit Union akan terus memberikan pinjaman sampai anggotanya berhasil melunasi pinjamannya hingga batas pinjaman 75% dari pinjaman yang semula. Selain itu, apabila tanaman si peminjam terserang suatu penyakit atau hama yang mengakibatkan gagal panen maka Koperasi Credit Union Gunanta Ras bersedia menjadi sarana pendideikan pertanian yang efektif. Pengurus koperasi selanjutnya akan mengundang para ahli pertanian untuk memberikan pengarahan kepada anggotanya yang mengalami gagal panen, sehingga ketika panennya berhasil maka mereka akan dapat melunasi pinjamanpinjaman yang mereka ambil. Selain meminjam untuk meningkatkan produksi pertanian, anggotanya juga meminjam uang untuk meningkatkan produksi-produksi yang lainnya, misalnya menambah permodalan bagi mereka yang melakukan usaha di bidang perdagangan, membeli kendaraan untuk mengangkut hasil produksi pertanian, maupun untuk kendaraan penumpang, serta hal-hal lain yang dapat menunjang

32 hasil produksi pertanian secara maksimal. Dengan begitu mereka tidak lagi mengalami kesulitan untuk memenuhi modal selanjutnya. B. Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Setiap anggota Koperasi Credit Union Gunanta Ras meminjam uang bukan hanya untuk meningkatkan produksi pertanian saja, tetapi mereka juga meminjam untuk keperluan meningkatkan kesejahterannya. Pada dasarnya, peminjaman yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan ini dilakukan setelah mereka mampu untuk memenuhi kebutuhan produksi pertaniannya. Peminjaman kesejahteraan ini dilakukan untuk mendukung berbagai aspek kehidupan anggota-anggotanya yang berupa sarana hiburan. Setiap anggota yang melakukan peminjaman untuk kesejahteraan pada umumnya di lakukan untuk membeli televisi, tape, handphone, sepeda motor, pemasangan instalasi listrik, air minum dan lain sebagainya.

33 4.2. Dalam Bidang Sosial A. Kemalangan Selain untuk meningkatkan Kemampuan ekonomi anggota-anggotanya, Koperasi Credit Union Gunanta Ras selalu berusaha untuk meningkatkan kehidupan sosial dan persatuan yang kuat di antara anggota-anggotanya. Oleh sebab itu, Koperasi Credit Union Gunanta Ras juga berusaha untuk meningkatkan kehidupan sosial para anggotanya, baik secara material maupun secara moril. Apabila terdapat anggota yang mengalami kemalangan seperti meninggal dunia, maka Pengurus Koperasi Credit Union Gunanta Ras akan meresponnya dengan memberikan santunan. Namun apabila anggota yang meninggal tersebut memiliki hutang kepada Koperasi Credit Union Gunanta Ras maka pihak keluarga wajib melunasi pinjaman tersebut. Bantuan lain yang diberikan oleh pihak Koperasi Credit Union Gunanta Ras adalah pemakaian alat-alat pesta. Bantuan ini tidak dikenakan biaya hanya khusus, tetapi hanya diwajibkan membayar biaya perawatan saja. Selain itu, apabila terdapat anggota yang menderita suatu penyakit dan harus dirawat di rumah sakit maka pengurus Koperasi Credit Union Gunanta Ras juga akan memberikan santunan sepantasnya. Selain kemalangan, Koperasi Credit Union Gunanta Ras juga memberikan santunan kepada anggota yang anggoata keluarganya hendak menikah atau ingin melahirkan.

34 B. Pendidikan Masyarakat Desa Namo Rambe merasa bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Mereka berusaha untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya dan berlomba-lomba untuk menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan lebih baik. Akan tetapi, menuntut ilmu dalam lembaga pendidikan formal membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga sering kali mereka lebih memilih efektifitas penggunaan uang untuk menutupi kebutuhan hidup sekaligus sebagai modal untuk kelanjutan usaha pertaniannya. Setelah berdirinya Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe pada tahun 1988, para anggotanya mayoritas kaum petani menjadi dapat membiayai pendidikan anak-anaknya secara maksimal, bahkan hingga berlanjut ke perguruan tinggi. Dapat dibandingkan bahwa sebelum berdirinya Koperasi Credit Union Gunanta Ras, jenjang pendidikan anak-anak di Desa Namo Rambe dapat dikatakan cukup rendah akibat keterbatasan kemampuan keuangan. Namun dengan adanya sistem peminjaman uang melalui Koperasi Credit Union Gunanta Ras ini, para petani tidak ragu lagi untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi.

35 BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis utarakan tentang peranan Koperasi Credit Union Gunanta Ras terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Namo Rambe maka dapat disimpulkan bahwa, sebelum adanya Koperasi Credit Union Gunanta Ras, penduduk Desa Namo Rambe khususnya petani sering mengalami kekurangan modal untuk memenuhi modal dalam meningkatkan produksi pertaniannya. Pada awalnya, untuk menanggulangi masalah ini para petani sering sekali meminjam uang kepada rentenir atau pengijon yang pada umumnya tumbuh subur dan berkembang di daerah pedesaan. Mereka lebih suka untuk meminjam uang kepada rentenir daripada ke bank karena meminjam kepada rentenir jauh lebih cepat dan tidak melalui prosedur administrasi yang rumit. Meminjam kepada rentenir tidaklah sepenuhnya mengatasi permasalahan mereka, bahkan makin menimbulkan masalah-masalah baru yang semakin membuat mereka menderita. Dengan didirikanya Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe sejak tahun 1988, maka masyarakat akan dapat memperoleh modal pinjaman dengan terlebih dahulu harus menjadi anggotanya. Peminjaman modal pada lembaga koperasi ini tidaklah terlalu sulit dan tidak harus melalui prosedur administrasi yang merepotkan, bahkan suku bunga pinjamannya juga relatif terjangkau bagi kemampuan ekonomi petani. Dengan suku bunga

36 pinjaman yang relatif rendah ini menyebabkan banyak masyarakat yang berminat untuk masuk dan menjadi anggotanya. Dengan timbulnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga koperasi ini dan mulai banyaknya masyarakat yang masuk menjadi anggota mengakibatkan Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe semakin maju dan berkembang. Dengan demikian, masyarakat desa yang menjadi anggotanya dapat mengatasi masalah permodalannya demi meningkatkan hasil serta mutu produksi pertanian mereka. Selain bermanfaat sebagai modal dalam peningkatan produksi pertanian, pinjaman modal dari Koperasi Credit Union Gunanta Ras juga berusaha untuk membantu dan memajukan kehidupan sosial-ekonomi anggota-anggotanya. Ini menunjukan bahwa Koperasi Credit Union Gunata Ras memberikan kelonggaran-kelonggaran bagi anggotanya yang meminjam uang untuk keperluan-keperluan mereka, baik dalam menyediakan keperluan ekonomi maupun untuk keperluan-kperluan yang sifatnya mendesak. Koperasi Credit Union Gunanta Ras juga sangat berpengaruh terhadap meningkatnya mutu pendidikan para anggotanya, karena dengan adanya pinjaman modal ini maka msyarakat dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya, terutama pada saat datangnya masa-masa sulit akibat musim pencelik atau tidak stabilnya harga-harga hasil pertanian.

37 Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe ternyata adalah suatu lembaga usaha yang sangat membantu anggota-anggotanya dalam menjalani kehidupan sosial-ekonomi mereka dengan lancar, serta dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya sistem manajemen keuangan yang efektif dan efisien pada saat ini. Keadaan ini membuat masyarakat Desa Namo Rambe semakin memaknai pola hidup sederhana yang berazaskan atas kekeluargaan, sehingga timbul rasa persaudaraan dengan sesamanya, dan mengajarkan kedisiplinan dalam mengatur keuangan keluarga SARAN A. Kepada petani : 1. Petani harus lebih dapat memaksimalkan pemanfaatan pinjaman modal untuk kebutuhan usaha taninya sehingga berdaya guna dan memberikan pendapatan bagi para petani itu sendiri. 2. Diharapkan agar petani juga mengikuti pendidikan yang diberikan oleh koperasi karena sangat bermanfaat bagi pengembangan kualitas dan kemampuan petani.

38 B. Kepada Koperasi Credit Union Gunanta Ras : 1. Lebih meningkatkan pelayanan berupa konsultasi sehingga akan benarbenar menjadi lembaga pemberdayaan manusia dalam mendukung peningkatan mutu sumber daya manusia. 2. Diharapkan agar dapat memberikan kemudahan dan fasilitas-fasilitas keuangan secara lebih demi menjaga eksistensi para anggotanya.

RANGKUMAN PERTEMUAN TIM CREDIT UNION MINAHASA dan BEBERAPA CATATAN PENDIDIKAN DASAR CREDIT UNION BAREROD GRATIA YOGYAKARTA

RANGKUMAN PERTEMUAN TIM CREDIT UNION MINAHASA dan BEBERAPA CATATAN PENDIDIKAN DASAR CREDIT UNION BAREROD GRATIA YOGYAKARTA 1 RANGKUMAN PERTEMUAN TIM CREDIT UNION MINAHASA dan BEBERAPA CATATAN PENDIDIKAN DASAR CREDIT UNION BAREROD GRATIA YOGYAKARTA Yogyakarta, 23-24 Oktober 2010 I. PENDIDIKAN DASAR CREDIT UNION Pendidikan Dasar

Lebih terperinci

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT A. Sejarah Ringkas Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan perekonomian masyarakat pedesaan pada umumnya ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan perekonomian masyarakat pedesaan pada umumnya ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan perekonomian masyarakat pedesaan pada umumnya ditandai dengan permodalan yang lemah. 1 Hal ini disebabkan oleh aktivitas ekonomi yang cenderung monoton,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Credit Union. Credit Union (CU), diambil dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Credit Union. Credit Union (CU), diambil dari bahasa Latin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perekonomian Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menganut prinsip kekeluargaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan sebuah pinjaman dengan bunga yang ringan maupun menjual

BAB I PENDAHULUAN. memberikan sebuah pinjaman dengan bunga yang ringan maupun menjual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang berkembang dengan pertumbuhan penduduk yang pesat namun kemampuan ekonomi penduduk yang tidak mendukung membuat roda perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjalankan usaha ataupun produksinya. Namun dengan suku

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjalankan usaha ataupun produksinya. Namun dengan suku BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam sejarahnya rentenir atau tengkulak adalah pemodal yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, atau dengan kata lain berada dalam lingkungan masyarakat. Kelompok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Badan Usaha Koperasi 1. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal 1 Ayat 1, pengertian koperasi adalah badan

Lebih terperinci

POLA KEBIJAKAN PENGURUS CREDIT UNION PANTURA LESTARI Alamat : Jl. Ketapang Siduk KM 33 Desa Sei. Putri Kec. Matan Hilir Utara, Kab.

POLA KEBIJAKAN PENGURUS CREDIT UNION PANTURA LESTARI Alamat : Jl. Ketapang Siduk KM 33 Desa Sei. Putri Kec. Matan Hilir Utara, Kab. POLA KEBIJAKAN PENGURUS CREDIT UNION PANTURA LESTARI 2010-2011 Alamat : Jl. Ketapang Siduk KM 33 Desa Sei. Putri Kec. Matan Hilir Utara, Kab. Ketapang VISI Persatuan Keuangan Masyarakat Pesisir Pantai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prioritas utama dalam pembangunan negara Indonesia yakni peningkatan kesejahteraan rakyat melalui mengembangkan perekonomian rakyat yang didukung pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian koperasi adalah badan usaha yang memiliki anggota orang atau badan hukum yang didirikan dengan berlandaskan asas kekeluargaan serta demokrasi ekonomi. Koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan latar belakang. Perorangan, perusahaan, negara atau bangsa di dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. dan latar belakang. Perorangan, perusahaan, negara atau bangsa di dunia ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan keperluan kredit mempunyai berbagai corak ragam alasan dan latar belakang. Perorangan, perusahaan, negara atau bangsa di dunia ini mempunyai berbagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA. Judul : Pola Ketergantungan Petani Penyewa terhadap Pemilik Tanah

LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA. Judul : Pola Ketergantungan Petani Penyewa terhadap Pemilik Tanah LAMPIRAN 1. Pedoman Wawancara untuk Petani Penyewa PEDOMAN WAWANCARA Nama : Sebastian R.S. Saragih NIM : 030901012 Judul : Pola Ketergantungan Petani Penyewa terhadap Pemilik Tanah (Studi Kasus di Desa

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS Oleh : IBNU SURYO WIBOWO 10.12.4559 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Tugas karya ilmiah ekonomi koperasi ABSTRAK Karya Tulis mengenai Koperasi di Indonesia.. Karya Tulis mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan UMKM berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan, tetapi juga dapat dilakukan melalui Credit Union atau lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perbankan, tetapi juga dapat dilakukan melalui Credit Union atau lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilihan menabung dewasa ini semakin banyak, tidak hanya pada lembaga perbankan, tetapi juga dapat dilakukan melalui Credit Union atau lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sejarah dan Definisi Koperasi 2.1.1 Sejarah Koperasi Menurut Amidipradja Talman (1985:22) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah : Badan usaha yang berbeda dengan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR KOPERASI KREDIT

DASAR-DASAR KOPERASI KREDIT DASAR-DASAR KOPERASI KREDIT Bab 2 dari Buku Dasar-Dasar Manajemen Koperasi Kredit (Credit Union) Disalin dan ditata letak oleh bagian Pendidikan dan Pelatihan Pusat Koperasi Kredit Bali Artha Guna www.puskopditbag.org

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung) 1.

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung) 1. BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Simpan Pinjam 1. Pengertian Koperasi, Simpanan dan Pinjaman Dalam kamus besar bahasa indonesia Koperasi adalah perserikatan yang bertujuan

Lebih terperinci

POLA KEBIJAKAN KOPDIT BERCA HARAPAN PERSADA ( CU B H P ) GEDUNG BERCA Jl. Abdul Muis No. 62 Jakarta 10160

POLA KEBIJAKAN KOPDIT BERCA HARAPAN PERSADA ( CU B H P ) GEDUNG BERCA Jl. Abdul Muis No. 62 Jakarta 10160 POLA KEBIJAKAN KOPDIT BERCA HARAPAN PERSADA ( CU B H P ) GEDUNG BERCA Jl. Abdul Muis No. 62 Jakarta 10160 Berikut ini kami sampaikan Pola Kebijakan Kopdit BHP tahun 2012 untuk panduan operasional manajemen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG A. Analisis Pembiayaan Bermasalah di Kospin Jasa Layanan Syariah Pemalang Keluarnya Keputusan Menteri Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini bank memiliki peranan yang strategis dalam menunjang roda perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan, merupakan wadah yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN Gambaran Umum KSP Kasih Sentosa Kota Surakarta. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kasih Sentosa kota Surakarta di

BAB III PEMBAHASAN Gambaran Umum KSP Kasih Sentosa Kota Surakarta. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kasih Sentosa kota Surakarta di BAB III PEMBAHASAN 3.1. Gambaran Umum KSP Kasih Sentosa Kota Surakarta Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kasih Sentosa kota Surakarta di dirikan pada 11 Desember 2006. KSP memiliki badan hukum 188.4/360/BH/112006.

Lebih terperinci

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu: Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.LatarBelakang. Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan sifat kekeluargaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.LatarBelakang. Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan sifat kekeluargaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan sifat kekeluargaan dan kegotongroyongan, sifat tersebut dijadikan dasar atau pedoman pelaksanaan koperasi di Indonesia.

Lebih terperinci

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT A. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat atau BPR memiliki sejarah yang panjang didalam timeline industri perbankan di Indonesia. Awalnya BPR dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbagai upaya telah dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode tahun 1974-1988,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu,

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu, terutama di negara-negara Eropa yang menerapkan sistem perekonomian kapitalis, kaum buruh sedang

Lebih terperinci

Dinno Mulyono, S.Pd. MM ) Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2016

Dinno Mulyono, S.Pd. MM ) Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2016 Dinno Mulyono, S.Pd. MM. (bertiup@gmail.com/ 0852 2228 1965) Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2016 Sumber : http://4.bp.blogspot.com/- lzw0bfjv1pi/tylbqusucsi/aaaaaaaaafi/gg4e3rpkxr4/s1600/pertumbuha

Lebih terperinci

sejarah timbulnya Koperasi, yaitu :

sejarah timbulnya Koperasi, yaitu : Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan (decision maker) dan instansi terkait lainnya dalam menyusun kebijakan untuk meningkatkan kualitas Credit Union (CU). 2. Sebagai bahan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 56 5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 5.1 Bentuk Keterlibatan Tengkulak Bentuk-bentuk keterlibatan tengkulak merupakan cara atau metode yang dilakukan oleh tengkulak untuk melibatkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA

KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka mencapai Tujuan pendirian

Lebih terperinci

(Damanik dan Sasongko. 2003). dimana TR adalah total penerimaan dan C adalah total biaya. TR didapat dari P x Q

(Damanik dan Sasongko. 2003). dimana TR adalah total penerimaan dan C adalah total biaya. TR didapat dari P x Q II. TINJAUAN PUSTAKA Setiap pedagang berusaha untuk memaksimalkan laba usaha dagangnya. Untuk mencapai hal tersebut maka pedagang perlu menambah modal untuk memperbanyak jenis maupun jumlah dagangannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pembangunan nasional yang dicita-citakan maka

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pembangunan nasional yang dicita-citakan maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan tujuan pembangunan nasional yang dicita-citakan maka pembangunan dilaksanakan secara menyeluruh di berbagai sektor kehidupan oleh pemerintah dan masyarakat.masyarakat

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH BERDIRINYA BANK RAKYAT INDONESIA BAB II SEJARAH BANK RAKYAT INDONESIA. A. Latar Belakang Berdirinya BRI

BAB II SEJARAH BERDIRINYA BANK RAKYAT INDONESIA BAB II SEJARAH BANK RAKYAT INDONESIA. A. Latar Belakang Berdirinya BRI 16 BAB II SEJARAH BERDIRINYA BANK RAKYAT INDONESIA BAB II SEJARAH BANK RAKYAT INDONESIA A. Latar Belakang Berdirinya BRI Lembaga perbankan yang menjadi cikal bakal BRI dirintis oleh seorang Patih di Wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan

Lebih terperinci

PELAPORAN KEUANGAN CREDIT UNION. Abstrak

PELAPORAN KEUANGAN CREDIT UNION. Abstrak PELAPORAN KEUANGAN CREDIT UNION Abstrak Koperasi merupakan soko guru perekonomian. Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, dan anggota pada khususnya. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2 LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2 Sebagian besar penduduk miskin di Indonesia adalah perempuan, dan tidak kurang dari 6 juta mereka adalah kepala rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. produksi hanya diterima petani setiap musim sedangkan pengeluaran harus

I. PENDAHULUAN. produksi hanya diterima petani setiap musim sedangkan pengeluaran harus I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Keterbatasan modal merupakan permasalahan yang paling umum terjadi dalam usaha, terutama bagi usaha kecil seperti usahatani. Ciri khas dari kehidupan petani adalah perbedaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Landasan, dan Jenis Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang Koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokokpokok Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5618 EKONOMI. Asuransi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 337). PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

JURNAL KEDUDUKAN CREDIT UNION CINDELARAS TUMANGKAR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

JURNAL KEDUDUKAN CREDIT UNION CINDELARAS TUMANGKAR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN JURNAL KEDUDUKAN CREDIT UNION CINDELARAS TUMANGKAR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN Diajukan oleh: JOANNES TUWUH SAPUTRO NPM : 10 05 10411 Program Studi : Ilmu Hukum Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asli Dayak. Istilah Dayak tersebut digunakan untuk menyebut orang non-

BAB I PENDAHULUAN. asli Dayak. Istilah Dayak tersebut digunakan untuk menyebut orang non- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nek Sawak merupakan suatu dusun yang ada di Desa Melawi Makmur, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, dengan berpenduduk asli Dayak. Istilah

Lebih terperinci

KOPERASI.

KOPERASI. KOPERASI TUJUAN Mampu mendefinisikan koperasi Mampu menyebutkan peran koperasi PENGERTIAN Koperasi berasal dari bahasa Latin: Cum (dengan) + operasi (bekerja)bekerja dengan orangorang lain. Istilah Ekonomi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 melaksanakan pembangunan nasional dengan tujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kredit dan Pengertiannya Kata kredit berasal dari bahasa Yunani credere artinya kepercayaan atau credo berarti saya percaya (Shintawati, 2010; Triandaru dan Budisantoso, 2009;

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG SALINAN PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEGIATAN UNIT USAHA JASA KEUANGAN MIKRO BADAN USAHA MILIK

Lebih terperinci

UPAYA PEMANFAATAN KREDIT PEDAGANG BUAH DI PUSAT NIAGA PALOPO KELURAHAN DANGERAKKO KECAMATAN WARA KOTA PALOPO

UPAYA PEMANFAATAN KREDIT PEDAGANG BUAH DI PUSAT NIAGA PALOPO KELURAHAN DANGERAKKO KECAMATAN WARA KOTA PALOPO Jurnal Dinamika, April 2012, halaman 1-11 ISSN 2087-7889 Vol. 03. No. 1 UPAYA PEMANFAATAN KREDIT PEDAGANG BUAH DI PUSAT NIAGA PALOPO KELURAHAN DANGERAKKO KECAMATAN WARA KOTA PALOPO Rahmat Masri Bandaso

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini tingkat persaingan bisnis di Indonesia semakin meningkat ditandai dengan adanya globalisasi bisnis yang menyebabkan perusahaan banyak membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN 46 BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Profil Desa Tawangrejo 1. Letak geografis Secara geografis Desa Tawangrejo

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA digilib.uns.ac.id BAB III DESKRIPSI LEMBAGA A. Sejarah PD. Bank Perkreditan Rakyat BKK Boyolali Perusahaan Daerah BPR BKK Boyolali Kota Kabupaten Boyolali merupakan hasil dari merger 18 PD.BPR BKK se Kabupaten

Lebih terperinci

PENGURUS DEWAN PIMPINAN KETUA WAKIL KETUA SKRETARIS WAKIL SEKRETARIS BENDAHARA 3 ORANG ANGGOTA MENEJER KABID KEUANGAN ANGGOTA DILAYANI

PENGURUS DEWAN PIMPINAN KETUA WAKIL KETUA SKRETARIS WAKIL SEKRETARIS BENDAHARA 3 ORANG ANGGOTA MENEJER KABID KEUANGAN ANGGOTA DILAYANI RAPAT ANGGOTA TAHUNAN (RAT) PENGURUS DEWAN PIMPINAN KETUA WAKIL KETUA SKRETARIS WAKIL SEKRETARIS BENDAHARA 3 ORANG ANGGOTA BADAN PENGAWAS KETUA SEKRETARIS ANGGOTA PENGURUS PARIPURNA KOMISARIS-KOMISARIS

Lebih terperinci

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala. di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Mardana. 2013).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala. di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Mardana. 2013). I. PENDAHULUAN Latar belakang masalah Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya, setiap manusia memiliki hasrat untuk memperoleh kehidupan yang layak dan berkecukupan. Dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan perekonomian, setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pendahuluan. kemiskinan di Indonesia masih di atas rata-rata. Kondisi ini semakin parah setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Pendahuluan. kemiskinan di Indonesia masih di atas rata-rata. Kondisi ini semakin parah setelah BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Kondisi sosioal ekonomi masyarakat yang masih rendah menyebabkan tingkat kemiskinan di Indonesia masih di atas rata-rata. Kondisi ini semakin parah setelah adanya krisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BENGKAYANG, bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Akuntansi Informasi merupakan suatu kebutuhan bagi suatu perusahaan, terutama informasi keuangan, sangat dibutuhkan oleh bermacam pihak yang berkepentingan. Informasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG. BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG. BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN Pada tulisan sebelumnya telah disinggung bahwa sejarah koperasi di Indonesia berawal dari R.A. Wirjaatmadja, Patih Purwokerto, untuk menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah

Lebih terperinci

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas). KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN Pasal 1 Landasan Penyusunan 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia konstitusi negara memberikan landasan bagi penyusunan dan pengelolaan ekonomi nasional dalam rangka memberikan kesejahteraan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA PINJAMAN BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah

Lebih terperinci

POLA KEBIJAKAN TAHUN 2012

POLA KEBIJAKAN TAHUN 2012 POLA KEBIJAKAN TAHUN 2012 A. PROGRAM ORGANISASI 1. Dalam rangka perayaan Tiga Dasa Warsa Koperasi Karyawan Puspita Kencana, Rapat Anggota Tahunan ke-30 tahun buku 2012 dilaksanakan dengan ketentuan: 1.1.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.337, 2014 EKONOMI. Asuransi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5618). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka BAB I PENDAHULUAN A. Later Belakang Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEUANGAN. Swiss Confederation. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

PERENCANAAN KEUANGAN. Swiss Confederation. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia PERENCANAAN KEUANGAN ASET Aktiva/Harta/Kekayaan yang dimiliki, misalnya : uang tunai, tanah, sepeda motor, pohon kakao. LIABILITAS hutang yang dimiliki, misalnya tagihan untuk membayar pinjaman. PENDAPATAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten 36 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan KPRI Guyub Rukun Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang-seorang demi kepentingan bersama. Sejak lahirnya koperasi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. orang-seorang demi kepentingan bersama. Sejak lahirnya koperasi pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimilik dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Sejak lahirnya koperasi pada tahun 1844 di kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Koperasi Pegawai RI RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang diperkuat dengan SK Direktur No: 1177/D/PERS/1976 tanggal

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5355 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 212) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA K O P E R A S I IKBA (Ikatan Keluarga Besar Alumni) SMP N V Padang Angkatan Tahun 1983 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI Alumni SMPN V Padang Angkatan

Lebih terperinci

Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan

Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan 1 Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan 1. Bagaimana perkembangan KSP Anugerah? 2. Apakah koperasi mengadakan rapat/pertemuan selain Rapat Anggota Tahunan? Jika ya, dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Seperti yang telah diketahui bukan hanya lembaga perbankan syariah saja, bahkan lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling membantu membangun kesejahteraan hidup telah berabad-abad dikenal

BAB I PENDAHULUAN. saling membantu membangun kesejahteraan hidup telah berabad-abad dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Bekerjasama (ko-operasi) atau usaha bersama di bidang ekonomi untuk saling membantu membangun kesejahteraan hidup telah berabad-abad dikenal orang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Berdirinya Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Berdirinya Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Sejarah Berdirinya Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto Koperasi Ttani Sari Ngaglik sebagai pusat pelayanan perekonomian untuk menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 12 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 12 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 12 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak kendala dalam mempertahankan kelangsungan usahanya yang. disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak kendala dalam mempertahankan kelangsungan usahanya yang. disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perkembangan ekonomi yang berjalan demikian pesat mempengaruhi keadaan masyarakat yang makin hari semakin sulit. Beberapa sektor usaha mengalami banyak kendala

Lebih terperinci

POLA KEBIJAKAN TAHUN BUKU 2017 KOPDIT PADAT ASIH

POLA KEBIJAKAN TAHUN BUKU 2017 KOPDIT PADAT ASIH POLA KEBIJAKAN TAHUN BUKU 2017 KOPDIT PADAT ASIH I. ORGANISASI 1. Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi. 2. Rapat Anggota Tahunan dilaksanakan satu kali dalam setahun. 3. Rapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dengan harta gerak dengan jaminan sistem gadai sehingga bank ini pada

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dengan harta gerak dengan jaminan sistem gadai sehingga bank ini pada BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perum Pegadaian Sejarah Pegadaian di Indonesia berawal dari berdirinya Bank Van Leening di zaman VOC yang bertugas memberikan pinjaman uang tunai kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BABADAN LOR DAN PRAKTEK UTANG PIUTANG PADA KELOMPOK TANI DI DESA BABADAN LOR. A. Letak Geografis Desa dan Kecamatan

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BABADAN LOR DAN PRAKTEK UTANG PIUTANG PADA KELOMPOK TANI DI DESA BABADAN LOR. A. Letak Geografis Desa dan Kecamatan BAB III GAMBARAN UMUM DESA BABADAN LOR DAN PRAKTEK UTANG PIUTANG PADA KELOMPOK TANI DI DESA BABADAN LOR A. Letak Geografis Desa dan Kecamatan 1. Letak Geografis Lokasi yang dipilih adalah Kecamatan Balerejo.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menandakan Koperasi di Indonesia sudah berkembang dan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menandakan Koperasi di Indonesia sudah berkembang dan mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan koperasi di Indonesia sejak pertama kali didirikan sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sekarang ini sudah banyak kalangan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Seiring dengan era globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Salah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki hak asal usul

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA ANGGARAN RUMAH TANGGA Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I U S A H A Pasal 1 (1) Dalam bidang ideal Koperasi memberikan tuntunan bimbingan penerangan dan pendidikan kepada anggotanya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG. PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG. PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN DPRD KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN DPRD KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG Salinan PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN DPRD KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROOGAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan praktek-praktek yang telah dilakukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 08 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN MODAL KERJA BERGULIR KEPADA KOPERASI, USAHA MENENGAH KECIL DAN MIKRO DALAM WILAYAH KOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH DESA BATUJAJAR BARAT KECAMATAN BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT JL. Desa NO : 11 DESA BATUJAJAR BARAT KECAMATAN BATUJAJAR

PEMERINTAH DESA BATUJAJAR BARAT KECAMATAN BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT JL. Desa NO : 11 DESA BATUJAJAR BARAT KECAMATAN BATUJAJAR PERATURAN DESA BATUJAJAR BARAT NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) TAHUN 2017 PEMERINTAH DESA BATUJAJAR BARAT KECAMATAN BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT

Lebih terperinci