BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Berdirinya Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Berdirinya Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Hasil Penelitian Sejarah Berdirinya Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto Koperasi Ttani Sari Ngaglik sebagai pusat pelayanan perekonomian untuk menyalurkan barang dan jasa bagi kebutuhan anggota, sehingga dituntut harus adanya kerja sama dalam lingkungan koperasi. Dimana kemajuan koperasi oleh partisipasi anggotanya secara aktif dan organisasinya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Faktor utama yang menentukan keberhasilan koperasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggotanya adalah kerja sama yang baik, modal serta manajemen yang merupakan sarana yang amat penting. Usaha dan pelaksanaannya secara terbuka dan setiap anggota paling tidak harus mengetahui seluruh kegiatan yang ada pada koperasi tersebut. Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomertodidirikan pada tanggal 08 Oktober 2009 yang bertempat di Dusun Ngaglik Rukun Tetangga 03 Rukun Warga 02 Desa Bonomerto Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Perkumpulan koperasi ini bernama Koperasi Kelompok Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto. Koperasi ini mempunyai akte notaris dengan tanggal 20 November 2013 dengan nomor 912/KEP-17.3/XI/ Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan Koperasi Tani Sari Ngaglik yaitu menjadi organisasi yang memberikan kemanfaatan kepada anggotanya serta berperan aktif dalam 55

2 gerakan koperasi dengan berpegang teguh pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi. Maksud dan Tujuan Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto : 1. Perlindungan teradap para anggota baik secara ekonomi, sosial dan hukum dari segala sesuatu yang merugikan para anggota 2. Meningkatkan rasa persaudaraan, kerjasam dan sikap gotong royong serta kekeluargaan antar sesama 3. Mensejahterakan harkat dan martabat kehidupan para anggota secara moril maupun secara material 4. Sebagai wadah untuk menghimpun petani di bidang pertanian guna menyatukan tekad dan menyelaraskan langkah dalam melaksanakan kegiatan sekaligus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan 5. Membantu pemerintah dalam meningkatkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup petani dan peternak khususnya petani dan peternak usia produktif yang menjadi anggota Bidang Usaha Mencapai maksud dan tujuan, maka Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto menyelenggarakan bidang usaha antara lain : 1. Usaha Simpan Pinjam Usaha ini diadakan sejak koperasi ini berdiri. Permodalan suatu usaha simpan pinjam berasal dari simpanan anggota dan ditambah dari pihak lainnya. Dimana dalam usaha ini, untuk membangun kesejahteraan dan 56

3 membina rasa kebersamaan maka diprioritaskan yang tidak punya hutang 2. Usaha pertokoan Usaha ini meningkatkan kesejahteraan anggota Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto, maka koperasi mengembangkan usaha pertokoan yaitu melayani keperluan penjualan pupuk, obat obatan hama, dan lain lainnya Keanggotan Koperasi Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa, keanggotaan juga tidak dapat dipindah tangankan, dan yang dapat diterima menjadi anggota koperasi ini adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang mempunyai syarat sebagai berikut : 1. Mematuhi peraturan yang berlaku di dalam koperasi serta peraturan pemerintah Republik Indonesia 2. Bertempat tinggal di daerah Desa Bonomerto 3. Menyetujui dan menerima serta mengamalkan asas, ciri, sifat dan tujuan dari koperasi Selain syarat keanggotan, setiap anggota koperasi juga memiliki kewajiban dan hak sebagai berikut : 1. Memilih dan dipilih menjadi anggota pengurus koperasi 2. Mengeluarkan suara dalam rapat anggota 3. Berhak mendapatkan berbagai jenis bantuan maupun hasil lain yang diperoleh koperasi 57

4 4. Anggota koperasi wajib mematuhi semua ketentuan dan melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan oleh rapat anggota koperasi 5. Tiap tiap anggota perkumpulan diwajibkan membayar Iuran Wajib Tahunan yang besarnya akan ditentukan oleh Rapat Anggota dan akan dipergunakan untuk kepentingan perkumpulan dan setiap pembayaran iuran wajib tersebut, anggota akan menerima Surat Bukti Pembayaran atau Kwitansinya Struktur Organisasi Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto Setiap koperasi dalam menjalankan aktivitas selalu mempunyai suatu tujuan, yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi ( sosial). Tujuan dari suatu koperasi hanya dapat dicapai apabila ada suatu kerja sama yang baik dari para anggotanya. Kerja sama yang baik hanya dapat tercapai bila ada pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada setiap anggota koperasi. Maka perlu ditentukan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada setiap anggota koperasi sesuai dengan keahlian dan kemampuan mereka masing masing melalui struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan salah satu alat bagi suatu koperasi dalam mencapai tujuannya karena dengan adanya struktur organisasi yang baik dan teratur dalam suatu koperasi maka akan dapat dilihat dengan jelas pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam melaksanakan aktivitas koperasi dari masing masing anggota. 58

5 Stuktur organisasi Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto disusun berdasarkan struktur lini ( garis), dimana pembagian tugas bersifat operasional dan setiap bagian harus bertanggung jawab pada atasannya dan harus terdapat kerjasama antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Keterangan Struktur Organisasi : 1. Anggota menyelenggarakan rapat anggota antara lain untuk memilih pengurus dan badan pemeriksa 2. Rapat anggota mendelegasikan kepada pengurus untuk menyelenggarakan organisasi dan usaha koperasi 3. Rapat anggota mendelegasikan kepada badan pengawas untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kegiatan organisasi dan usaha koperasi 4. Pengurus membina pembinaan dari badan penasehat dan pembimbing 5. Pengurus menyerahkan dan mengangkat anggota untuk melaksanakan kegiatan usaha koperasi A. Rapat Anggota Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat ini diadakan sekurang kurangnya satu kali dalam setahun. Rapat anggota dihadiri oleh anggota pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar koperasi. Setiap anggota koperasi berhak untuk menghadiri rapat anggota dan setiap anggotta mempunyai hak satu suara dalam rapat. Pada dasarnya rapat anggota dinyatakan syah apabila anggota yang hadir lebih dari anggota yang ada. 59

6 B. Pengurus Dalam menjalankan kegiatan usaha koperasi maka sangat dibutuhkan pengurus yang benar benar dapat mengolah dan bertanggung jawab pada organisasi koperasi. C. Badan Pengawasan Menghindari dari hal hal yang bersifat negatif maka dibentuk suatu badan pengawas untuk melaksanakan kontrol dengan audit secara periodik dengan frekuensi kegiatan sekurang kurangnya sekali dalam tiga bulan. 60

7 Gambar 4.1 Kepengurusan Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto Rapat Anggota Pengurus Ketua : Sumadi Sekr : Ahmad Budiyono Bend : Kasimin Badan Pengawas : Sumardi Unit Simpan Pinjam Unit Pertokoan Anggota Sumber : Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto, 2011 Pengurus Koperasi Tani Sari terdiri dari : a) Ketua, mempunyai tugas diantaranya : 1. Menyusun program kerja bersama pengurus pengurus lain 2. Membuat rencana rapat kerja dan rencana anggaran belanja 3. Memimpin rapat anggota tahunan dan rapat anggota lainnya 61

8 b) Sekretaris, mempunyai tuga diantaranya : 1. Mengatur penerimaan dan administrasi pengurus dan anggota serta administrasi kantor 2. Menyusun, menghimpun, mengarsipkan dan menerima surat masuk yang telah dideposisikan serta surat lainnya 3. Melakukan pengawasan terhadap unit usaha yang terutama rencana pengembangan c) Bendahara, mempunyai tugas diantaranya : 1. Menghimpun dana yang masuk dan yang keluar serta mengelolah simpanan wajib, simpanan pokok, dan simpanan sukarela dari anggota koperasi sedangkan dalam pembukuan transaksi mulai dari jurnal umum sampai laporan keuangannya diatur oleh bagian staf pembukuan d) Badan Pengawas, mempunyai tugas diantaranya : 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi sekurang kurangnya tiga bulan sekali, lalu membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya dan disampaikan kepada ppengurus dengan tembusan kepada pemerintah Pada struktur tersebut menjelaskan bahwa adanya seorang Manajer dalam suatu koperasi dimana manajer diangkat oleh pengurus dan mendapat pelimpahan wewenang dan kewajiban, dan bertanggung jawab kepada pengurus. 62

9 4.2 Partisipasi Anggota Dalam Pengembangan Koperasi Tani Sari Ngaglik Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui partisipasi anggota dalam pengembangan Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto serta mengetahui ada atau tidaknya partisipasi anggota dalam pengembangan koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto yang mencakup : Partisipasi Anggota dalam Pengambilan Keputusan Partisipasi dalam pengambilan keputusan koperasi diukur dari kehadiran anggota dalam rapat anggota koperasi dan keaktifan anggota dalam memberikan saran, usul, ataupun kritikan ketika rapat anggota dan diluar rapat anggota Koperasi Tani Sari Ngaglik. Anggota yang memberikan saran seperti sebaiknya koperasi harus ditingkatkan lagi sehingga koperasi bisa lebih maju untuk kedepannya dan koperasi mau menambah unit / cadangannya, adapula anggota yang memberikan usulan berupa menaikkan SHU, ditambah perlengkapan yang ada di koperasi dan RAT pengurus koperasi harus bisa menambah pertemuannya yang awalnya 1x menjadi 2x agar anggota bisa meningakat. Untuk kritikannya tetap menjaga prinsip prinsip koperasi yaitu bekerja dengan azaz kekeluargaan. Rapat anggota memegang kekuasan tinggi dalam koperasi. Dalam rapat tersebut, anggota yang tidak hadir tanpa ada keterangan selama 3x berturut turut bisa dikeluarkan. Anggota Koperasi Tani Sari Ngaglik hanya beberapayang berpartisipasi kepada koperasi, hanya beberapa anggota dimana yang memiliki aktifnya anggota koperasi menyampaikan pendapat yang dituangkan dalam suatu ide ide kreatif, disamping itu juga sedikitnya anggota koperasi sangat berpartisipasi dalam 63

10 menyumbangkan tenaganya seperti membangun kerjasama koperasi dengan pengurus maupun pengawas untuk mengembangkan koperasi. Keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat, apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak. Dalam pemungutan suara untuk menghindari dominasi dari pihak tertentu maka setiap anggota mempunyai hak satu suara. Hak suara dalam koperasi diatur dalam anggaran dasar dengan mempertimbangkan jumlah anggota dan jasa koperasi secara berimbang Partisipasi Anggota dalam Kontribusi Modal Partisipasi dalam permodalan dapat diketahui melalui pembayaran simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Pembayaran simpanan wajib dan pokok tidak tepat waktu karena banyaknya anggota dalam pembayaran dengan cicilan secara penuh, kebanyakan membayar seadanya yang dimiliki, padahal di Koperasi Tani Sari Ngaglik juga sudah membuat ketentuan setiap anggota harus menyetor simpanan wajib dan simpanan pokok. Jumlah simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggotasudah diwajibkan yang harus dibayar anggota yaitu sebesar Rp ,- diangsur selama 3x, sedangkan simpanan wajib yaitu jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, setiap bulannya harus dibayar sebesar Rp.5.000,-. Jenis simpanan lain yang digunakan oleh anggota adalah simpanan sukarela yaitu simpanan biasa atau sukarela anggota ingin menyimpan dengan jumlah yang anggota inginkan dan boleh diambil kapan 64

11 saja. Peminjaman yang non anggota tidak bisa meminjam pinjaman yang ada di Koperasi Tani Sari Ngaglik,kecuali peralatan yang ada seperti penyemprot air, perontok padi dan seleb yang merupakan alat penggiling padi Partisipasi Anggota dalam Pemanfaatan Pelayanan Partisipasi anggota dalam kegiatan usaha Koperasi Tani Sari Ngaglik dari pembelian anggota dan anggota yang memanfaatkan pelayanan Koperasi Tani Sari Ngaglik anggota yang berpartisipasi aktif di koperasi, pasti akan menggunakan semua fasilitas pelayanan yang disediakan oleh Koperasi. Seperti, membeli di Koperasi dan memanfaatkan semua pelayanan dari Koperasi. Namun sangat disayangkan kegiatan usaha yang ada di Koperasi Tani Sari Ngaglik lebih banyak ditujukan untuk non anggota bukan untuk anggota. Sehingga Koperasi Tani Sari Ngaglik tidak memiliki data mengenai jumlah transaksi usaha atau pembelian di setiap unit usaha yang dilakukan oleh anggotanya.sehingga tingkat partisipasi anggota dalam segi partisipasi usaha sangat rendah, karena anggota tidak bisa memanfaatkan unit usaha yang disediakan oleh Koperasi Tani Sari Ngaglik. Anggota tidak dapat memanfaatkan setiap unit usaha yang disediakan oleh Koperasi Tani Sari Ngaglik dikarenakan setiap unit usaha yang berada di Koperasi Tani Sari Ngaglik tidak ditujukan langsung untuk anggota, sehingga anggota tidak dapat merasakan manfaat pelayanan usaha secara langsung. Setiap unit usaha yang ada di Koperasi Tani Sari Ngaglik tidak langsungberdasarkan pada kebutuhan anggota, misalnya saja pada unit usaha pertokoan belum lengkap tersedianya pupuk, obat obatan hama, dan bibit padi selain itu sangat tidak 65

12 memungkinkan anggota melakukan transaksi usaha secara langsung. Seharusnya transaksi ada uang ada barang karena adanya barang tidak ada uang sehingga terhambat dan modal dikoperasi tidak bisa kembali. Pelayanan anggota simpan pinjam setiap sebulan sekali pembelian pupuk, obat obat hama dan bibit padi yang bersedia membeli bisa dilayani kapan saja Partisipasi Anggota dalam Pengawasan Partisipasi dalam pengawasan diukur dari keaktifan anggota dalam mengawasi seluruh kegiatan atau program yang dikerjakan oleh pengurus Koperasi Tani Sari Ngaglik. Namun kenyataan yang terjadi dilapangan, anggota hanya melakukan kegiatan pengawasan pada saat rapat anggota berlangsung saja, dan selebihnya lebih mempercayakan pengawasan tersebut kepada pengawas Koperasi Tani Sari Ngaglik yang merupakan wujud wakil anggota. Partisipasi pengawasan di Koperasi Tani Sari Ngaglik dalam hal permodalan, usaha dan pengambilan keputusan masih belum memberikan partisipasi aktifnya terhadap Koperasi Tani Sari Ngaglik, karena pengawas kurang bisa melaporkan setiap pertemuan dalam mengembangkan Koperasi Tani Sari Ngaglik dan semua anggota belum bisa melaksanakan apa yang disampaikan oleh pengawas tersebut dalam jalannya organisasi. 4.3 Pembahasan Partisipasi Anggota dalam Pengambilan Keputusan Partisipasi dalam pengambilan keputusan koperasi diukur dari kehadiran anggota dalam rapat anggota koperasi dan keaktifan anggota memberikan saran, usul, ataupun kritikan ketika rapat anggota dan diluar rapat anggota Koperasi Tani 66

13 Sari Ngaglik dalam organisasi sendiri maupun dari luar organisasi yaitu dukungan dari anggota. Kerjasama dalam organisasi dapat terwujud bila ada kesadaran untuk berperan aktif. Partisipasi atau kelibatan seseorang sangat diperlukan baik dalam wujud gagasan maupun tingkah laku. Hal itu sesuai dengan pengertian partisipasi yang dikemukakan oleh Keith Davis dalam Arsad Matdon, (2011 : 29) Partisipasi dapat didefinisikan sebagai individu keterlibatan mental dan emosional dalam situasi kelompok yang mendorong dia untuk berkontribusi tujuan dan berbagai tanggung jawab untuk mereka. Partisipasi merupakan keterlibatan seseorang baik mental maupun emosional dan mengarahkan orang - orang agar turut mendukung situasi organisasinya, dalam arti mengembangakan inisiatif dan kreativitasnya dalam mencapai sasaran kelompok, agar manusia bertanggung jawab atas kelompoknya. Anggota yang berpartisipasi dalam Koperasi Tani Sari Ngaglik akan mendukung keberadaan Koperasi Tani Sari ngaglik serta melindungi dari segala ancaman. Dukungan tersebut dapat berupa ijin untuk berdiri, pinjaman modal, dan keleluasaan berkoperasi. Semua itu merupakan energi bagi Koperasi Tani Sari Ngaglik untuk tumbuh dan berkembang Partisipasi Anggota dalam Kontribusi Modal Partisipasi merupakan kesadaran anggota sehingga Koperasi harus dapat memberikan rangsangan khusus agar anggota dapat berpartisipasi secara efektif. Partisipasi anggota dalam Koperasi dapat dinyatakan melalui penyertaan modal yaitu peran aktif anggota membayar simpanan yang telah ditentukan, dan peran 67

14 aktif anggota dalam pemanfatan pelayanan barang dan jasa yang disediakan Koperasi. Koperasi bukanlah kumpulan modal, namun modal merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan keberhasilan koperasi. Menurut Undang Undang No. 25 Tahun 1992 pada pasal 41, bahwa Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal peminjaman. Menurut Anoraga dan Nanik ( 2003 : 112) ciri ciri anggota yang berpartisipasi baik yaitu : 1. Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib dan teratur 2. Membantu modal koperasi disamping simpanan pokok dan wajib sesuai dengan kemampuan masing masing 3. Menjadi pelangan koperasi yang setia Dalam peningkatan permodalan Koperasi Tani Sari Ngaglik, upaya yang dilakukan pengurus Koperasi dalam meningkatkan ketertiban pembayaran angsuran peminjaman yaitu dengan penertiban penarikan angsuran pembayaran oleh pengurus Koperasi Tani Sari Ngaglik pertanggung jawaban anggota. Kebanyakan anggota koperasi dalam pembayaran angsuran ketika ditagih oleh pertanggung jawaban anggota belum bisa membayaran dengan cicilan secra penuh, kebanyakan membayar seadanya yang dipunyai, padahal di Koperasi Tani Sari Ngaglik juga sudah membuat ketentuan setiap anggota harus menyetor simpanan wajib dan simpanan pokok. 68

15 4.3.4 Partisipasi Anggota dalam Pemanfaatan Pelayanan Partisipasi anggota dalam pemanfaatan pelayanan koperasi dengan tujuan utama Koperasi Tani Sari Ngaglik yaitu adanya kemanfaatan yang dirasakan oleh anggota dalam memenuhi kebutuhan kebutuhannya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, maka Koperasi Tani Sari Ngaglikharus memberikan pelayanan yang baik pada anggota sehingga diharapkan anggota akan merasakan manfaat yang diberikan oleh Koperasi Tani Sari Ngaglik tersebut. Semakin baik atau semakin banyak pelayanan itu, maka semakin tinggi peran serta anggota Koperasi Tani Sari Ngaglik tersebut. Dengan adanya pelayanan yang baik oleh Koperasi Tani Sari Ngalik kepada anggotanya maka secara langsung akan meningkatkan kontribusi para anggotanya. Hal ini karena pelayanan merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan partisipasi anggota Koperasi seperti yang diungkapkan Ropke, ( 2003 : 104) bahwa partisipasi dalam organisasi yang ditandai oleh hubungan identitas, dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberikan oleh perusahaan Koperasi sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan daripada anggotanya. Namun kondisi yang ada di Koperasi Tani Sari Ngaglik saat ini, pelayanan yang diberikan kepada anggota belum sesuai dengan kebutuhan anggota. Misalnya saja, jenis usaha yang ada di Koperasi Tani Sari Ngaglik lebih ditujukan kepada non anggota bukan kepada anggota terlebih dahulu, oleh karenanya tidak heran apabila Koperasi Tani Sari Ngaglik tidak memiliki data laporan mengenai jumlah transaksi pembelian 69

16 dari anggota. Pelayanan yang diberikan oleh Koperasi Tani Sari Ngaglik lebih banyak kepada aspek non usaha. Padahal kehidupan sebuah Koperasi Tani Sari Ngaglik sangat ditunjang oleh aspek usaha, karena Koperasi merupakan badan usaha yang berorientasi mencari laba. Hanya saja laba yang tersebut akan dikembalikan lagi pada anggota, dan digunakan untuk menunjang kebutuhan anggota sehingga anggota merasakan manfaatnya berada di Koperasi Tani Sari Ngaglik tersebut.oleh karena itu Koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya, maka semua kegiatan pelayanan baik usaha maupun non usaha harus bertujuan kepada anggota terlebih dahulu sebelum kepada non anggota Partisipasi Anggota dalam Pengawasan Partisipasi pengawasan adalah bentuk partisipasi anggota dalam hal mengawasi jalannya roda organisasi.partisipasi pengawasan ini sangat penting di dalam Koperasi karena dengan adanya partisipasi ini, segala bentuk penyelewengan dapat diketahui dengan mudah dan upaya penanggulangannya juga dapat dengan mudah dilaksanakan. Kriteria untuk mengukur partisipasi pengawasan di Koperasi meliputi : a. Sikap anggota bila melihat penyimpangan b. Sikap anggota bila merasakan adanya diskriminasi pelayanan c. Sikapa anggota bila melihat anggota lain memperoleh pelayanan lebih banyak d. Pengawasan kerja 70

17 Namun kenyataan yang terjadi dilapangan, anggota hanya melakukan kegiatan pengawasan pada saat rapat anggota berlangsung saja, dan selebihnya lebih mempercayakan pengawasan tersebut kepada pengawas Koperasi Tani Sari Ngaglik yang merupakan wujud wakil anggota. Partisipasi pengawasan di Koperasi Tani Sari Ngaglik dalam hal permodalan, usaha dan pengambilan keputusan masih belum memberikan partisipasi aktifnya terhadap Koperasi Tani Sari Ngaglik, karena pengawas kurang bisa melaporkan setiap pertemuan dalam mengembangkan Koperasi Tani Sari Ngaglik dan semua anggota belum bisa melaksanakan apa yang disampaikan oleh pengawas tersebut dalam jalannya organisasi, padahal pengawas yang berasal dari anggota akan melaksanakan tugas pengawasan lebih mempunyai keterikatan emosional yang kuat untuk mengarahkan pengelolaan Koperasi Tani Sari Ngaglik yang sangat baik pada akhirnya akan mensejahterakan anggota. Maka tidak akan bisa terlepas dalam rapat anggota tahunan, seringkali keliru pengertian rapat anggota sehingga fungsi rapat anggota atau rapat anggota tahunan sebagai forum tertinggi koperasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks koperasi apapun bentuknya koperasi simpan pinjam, keberadaan rapat anggota tahunan dalam koperasi memegang peranan sangat penting. Rapat anggota koperasi dilakukan minimal 1 tahun sekali yang disebut dengan sebagai rapat anggota tahunan, dalam setiap rapat peran pengawasan harus melaporkan dalam bentuk evaluasi akhir tahun dan laporan setiap bulannya, sesungguhnya rapat anggota dapat dilakukan sewaktu waktu jika memang terdapat masalah koperasi yang kewenangannya ada pada rapat anggota 71

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas dan persaudaraan diantara para anggota.

Lebih terperinci

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas). KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:.

AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:. AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:. Pada hari ini Tanggal ( ) Pukul - ( )Waktu Indonesia Bagian ------ Berhadapan dengan saya,, Sarjana Hukum, Notaris,--- dengan dihadiri oleh saksi yang saya kenal

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:.

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:. AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:. Pada hari ini Tanggal ( ) Pukul ( )Waktu Indonesia Bagian. Berhadapan dengan saya,, Sarjana Hukum, Notaris, dengan dihadiri oleh saksi yang saya kenal dan akan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA ANGGARAN DASAR Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 (1) Badan Usaha ini adalah koperasi Pekerja dan Pengusaha Media dengan nama Koperasi

Lebih terperinci

BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN. menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya.

BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN. menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya. BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Badan Usaha ini bernama Kelompok Simpan Pinjam Warga Sejahtera dengan nama singkatan KSPWS KSPWS berkedudukan hukum di Rt 2/11 Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA K O P E R A S I IKBA (Ikatan Keluarga Besar Alumni) SMP N V Padang Angkatan Tahun 1983 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI Alumni SMPN V Padang Angkatan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama Koperasi Usaha Bersama Alumni STMN Ciamis dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 116, 1992 (PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warganegara. Kesejahteraan. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut KOPERASI.

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional Indonesia, yang kemudian disingkat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I ANGGOTA BUMDES Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I ANGGOTA BUMDES Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN BAB I ANGGOTA BUMDES Pasal 1 1. Anggota BUMDES adalah warga masyarakat desa Banjaran Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka 2.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut: Overview Koperasi 1 Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) menyatakan perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal 33 ayat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY

ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY DAFTAR ISI PEMBUKAAN 3 BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU DIDIRIKAN 4 PASAL 1 NAMA 4 PASAL 2 TEMPAT KEDUDUKAN 4

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk membantu kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDIRIAN

BAB I PENDIRIAN ------------------------------BAB I----------------------------- ----------------------------PENDIRIAN--------------------------- --------------------------Bagian Kesatu------------------------- --------------------

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. AD/ART KOPERASI: MENGENAL KOPERASI DI INDONESIA Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. UU No. 12 tahun 1967 tentang Pokok - Pokok Perkoperasian, Koperasi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI Masjid Darussalam Jl. Boulevard Utama No. 1 Kota Wisata Cibubur Gunung Putri - Bogor BAB I NAMA TEMPAT DAN KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Koperasi ini bernama Koperasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang Mengingat : : bahwa

Lebih terperinci

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA GUNUNGREJO, Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN (IKA MTM-UP) UNIVERSITAS PANCASIA

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN (IKA MTM-UP) UNIVERSITAS PANCASIA ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN (IKA MTM-UP) UNIVERSITAS PANCASIA ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PANCASILA MUKADIMAH Alumni Magister Teknik Universitas

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT KELURAHAN,

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN. KOPERASI SIMPAN PINJAM... Nomor:.

AKTA PENDIRIAN. KOPERASI SIMPAN PINJAM... Nomor:. AKTA PENDIRIAN KOPERASI SIMPAN PINJAM... Nomor:. Pada hari ini Tanggal ( )------- Pukul ( )Waktu Indonesia Bagian ------ Berhadapan dengan saya,, Sarjana Hukum,------- Notaris, dengan dihadiri oleh saksi

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang Mengingat : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

DESA TEGALREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA TEGALREJO NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DESA TEGALREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA TEGALREJO NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DESA TEGALREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA TEGALREJO NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA TEGALREJO, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN RT DAN RW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN RT DAN RW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN RT DAN RW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SUKARAJA Menimbang: 1. bahwa Rukun Tetangga

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. untuk mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. untuk mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asa kekeluargaan yang anggotanya terdiri dari orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO Menimbang : bahwa untuk memantapkan penyelenggaraan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 24 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI 7 Lampiran : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor : 10/Per/M.KUKM/XII/2011 Tentang : Pedoman Penyelenggaraan Rapat Anggota Koperasi PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA

Lebih terperinci

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan KeluaRga Anak Riau Telkom University

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan KeluaRga Anak Riau Telkom University Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan KeluaRga Anak Riau Telkom University Patah Tumbuh Hilang Berganti, Tak Kan IKRAR hilang Dihati ANGGARAN DASAR BAB I NAMA, KEDUDUKAN, IDENTITAS, DAN WAKTU

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH Bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana amanat UUD 1945 tiada lain adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Basic.NET 2003 dan Microsoft SQL Server Menurut Anoraga (1995:8), koperasi berasal dari kata co dan operation,

BAB III LANDASAN TEORI. Basic.NET 2003 dan Microsoft SQL Server Menurut Anoraga (1995:8), koperasi berasal dari kata co dan operation, BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan yaitu

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN WARGA SUMBA DI SALATIGA P E R W A S U S ANGGARAN DASAR

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN WARGA SUMBA DI SALATIGA P E R W A S U S ANGGARAN DASAR ANGGARAN DASAR Pembukaan Persatuan Warga Sumba di Salatiga adalah organisasi kekeluargaan etnis warga Sumba yang yang memilki fungsi dan peran. Persatuan Warga Sumba di Salatiga sebagai organisasi etnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koperasi agar lebih sejahtera dengan berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. koperasi agar lebih sejahtera dengan berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Reuni tersebut memberikan makna positif dari semua alumni yang telah lama terpisah dengan kesibukannya masing masing.

Reuni tersebut memberikan makna positif dari semua alumni yang telah lama terpisah dengan kesibukannya masing masing. 0 LATAR BELAKANG ILUNI 80 (Ikatan Alumni STMN 80/SMKN 4) Tangerang berdiri pada saat acara Reuni Akbar tanggal 12-02 - 2012 yang digagas oleh angkatan ke 1 sampai ke 30 semua disiplin ilmu dari Mesin,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi merupakan wadah usaha bersama yang

Lebih terperinci

Anggaran Dasar Koperasi Swamedia Mitra Bangsa ANGGARAN DASAR

Anggaran Dasar Koperasi Swamedia Mitra Bangsa ANGGARAN DASAR ANGGARAN DASAR 2017 1 ANGGARAN DASAR KOPERASI SWAMEDIA MITRA BANGSA BAB I PENDIRIAN Bagian Kesatu - NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 1. Koperasi ini bernama : KOPERASI SWAMEDIA MITRA BANGSA disingkat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA, Menimbang : Mengingat : a. b. 1. 2. 3. 4. 5. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274) LAMPIRAN KEPUTUSAN NOMOR:005 RUA I/IKADIKTIRA/XII/2012 TENTANG BIDANG ORGANISASI ANGGARAN DASAR IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN BAB I IDENTITAS ORGANISASI Pasal 1 Nama, bentuk dan lambang 1. Organisasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KAMPUNG DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan

Lebih terperinci

PERATURAN DESA MALASARI NOMOR : 02 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA MALASARI NOMOR : 02 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DESA MALASARI NOMOR : 02 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA MALASARI, Menimbang : a. bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

for discussion only rapin mudiardjo ANGGARAN DASAR KOPERASI NAMA DOMAIN INTERNET INDONESIA (INDONESIAN INTERNET DOMAIN NAME COOPERATION)

for discussion only rapin mudiardjo ANGGARAN DASAR KOPERASI NAMA DOMAIN INTERNET INDONESIA (INDONESIAN INTERNET DOMAIN NAME COOPERATION) ANGGARAN DASAR KOPERASI NAMA DOMAIN INTERNET INDONESIA (INDONESIAN INTERNET DOMAIN NAME COOPERATION) 1 DAFTAR ISI BAB I : NAMA TEMPAT KEDUDUKAN BAB II : LANDASAN ASAS DAN PRINSIP KOPERASI BAB III : FUNGSI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI JASA LION GROUP (KKLG)

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI JASA LION GROUP (KKLG) ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI JASA LION GROUP (KKLG) BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Koperasi ini bernama Koperasi Karyawan Lion Group yang disingkat dengan "KKLG.", dan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI. A. Sejarah berdirinya Koperasi Dharma Bhakti Samudra. Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran (BPLP) Semarang pada

BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI. A. Sejarah berdirinya Koperasi Dharma Bhakti Samudra. Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran (BPLP) Semarang pada BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI A. Sejarah berdirinya Koperasi Dharma Bhakti Samudra Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran (BPLP) Semarang pada tanggal 8 juli 1982 telah mendirikan suatu organisasi yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. Koperasi Karya Mandiri Air Molek merupakan koperasi serba usaha (KSU) yang didirikan

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. Koperasi Karya Mandiri Air Molek merupakan koperasi serba usaha (KSU) yang didirikan BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN A. Sejarah berdirinya Koperasi Karya Mandiri Air Molek Koperasi Karya Mandiri Air Molek merupakan koperasi serba usaha (KSU) yang didirikan untuk membangun dunia usaha melalui

Lebih terperinci

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

TAHUN : 2005 NOMOR : 06 LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2005 NOMOR : 06 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM) KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. belum mendapatkan izin perkoperasian maka pada tahun 1999 barulah berdirinya

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. belum mendapatkan izin perkoperasian maka pada tahun 1999 barulah berdirinya 52 BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI 4.1 Sejarah Singkat Koperasi Koperasi Balam Jaya Desa Balam Merah didirikan pada tahun 1988 yang pada mula berdirinya dinamakan dengan Koperasi Usaha Bersama (KUB) yang

Lebih terperinci

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ---------------------------- BAB I ---------------------------- ------------------ NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ------------------ --------------------------- Pasal 1 --------------------------- (1) Koperasi

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA, LEMBAGA KEMASYARAKATAN LAINNYA DAN DUSUN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 4 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 4 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 4 SERI D KEPUTUSAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DI KELURAHAN BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO, BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA MAKARTI MULYA DESA WONOSARI, KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU, Menimbang : a. bahwa Rancangan Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa dengan dicabutnya Peraturan Menteri Dalam

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang WALIKOTA BANJAR, : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kualitas

Lebih terperinci

AIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association)

AIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Sadar akan kedudukan tugas kewajiban dan tanggung jawab sebagai organisasi yang bergerak di bidang pembinaan dan pengembangan

Lebih terperinci

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN PERDA KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 3 TAHUN 2015 Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Pemerintah Desa adalah kepala Desa yang dibantu oleh perangkat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Undang-undang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA ANGGARAN RUMAH TANGGA Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I U S A H A Pasal 1 (1) Dalam bidang ideal Koperasi memberikan tuntunan bimbingan penerangan dan pendidikan kepada anggotanya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah yang terletak di Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir yang dibentuk pada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO MUKADIMAH Kemajuan Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang cerdas, jujur, dan bermartabat dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Badan Usaha ini disebut Badan Usaha Milik Desa dengan nama BUMDes Banjaran 2. BUMDes Banjaran

Lebih terperinci

PERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA NANGGUNG

PERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA NANGGUNG PERATURAN DESA NANGGUNG KECAMATAN NANGGUNG KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA NANGGUNG Lembaran Desa Nanggung Nomor 2 Tahun 2001 PERATURAN DESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. usaha ).Di Indonesia pengertian koperasi menurut UU Koperasi tahun 1967 No.12

BAB II LANDASAN TEORI. usaha ).Di Indonesia pengertian koperasi menurut UU Koperasi tahun 1967 No.12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian koperasi Koperasi berasal dari bahasa asing co- operation (co: bersama, operation: usaha ).Di Indonesia pengertian koperasi menurut UU Koperasi tahun 1967 No.12 tentang

Lebih terperinci

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DESA MADU SARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang

Lebih terperinci