RANGKUMAN PERTEMUAN TIM CREDIT UNION MINAHASA dan BEBERAPA CATATAN PENDIDIKAN DASAR CREDIT UNION BAREROD GRATIA YOGYAKARTA
|
|
- Surya Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 RANGKUMAN PERTEMUAN TIM CREDIT UNION MINAHASA dan BEBERAPA CATATAN PENDIDIKAN DASAR CREDIT UNION BAREROD GRATIA YOGYAKARTA Yogyakarta, Oktober 2010 I. PENDIDIKAN DASAR CREDIT UNION Pendidikan Dasar (Diksar) CU Barerod Gracia (CUBG) Yogyakarta dilaksanakan selama sehari pada tanggal 24 Oktober 2010 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan CUBG Yogyakarta untuk angkatan ke-iv. Diksar ini merupakan persyaratan wajib bagi setiap anggota sebelum menjadi anggota penuh. Keanggotaan penuh ini ditandai dengan pelantikan dan pemberian sertifikat pada akhir acara Diksar. Beberapa sesi pokok yang diacarakan dalam Diksar ialah sejarah CU, Kecerdasan Finansial dan Anggaran Belanja Keluarga, Pola Kebijakan yakni menyangkut hak dan kewajiaban anggota, menejer, pengurus dan pengawas CU. 1. Penjelasan Pendahuluan mengenai CU oleh bapak Dr. Paul Soetopo CU pada dasarnya adalah kumpulan orang dan bukan kumpulan uang. Ia adalah lembaga pelayanan dan pemberdayaan, tidak mencari keuntungan sebagaimana lembaga-lembaga keuangan lain seperti Bank dan Koperasi. Setiap anggota dihargai sebagaimana ia adanya dan masing-masing memiliki peran, hak dan kewajiban yang sama. Jadi, penghargaan diberikan bukan berdasarkan jumlah uang tabungan Beberapa Prinsip Pokok CU a. Demokratis - Menjadi anggota dengan sukarela dengan tujuan yang sama yakni supaya sejahtera. - Dari, oleh dan untuk anggota. Dengan demikian anggotalah yang mengontrol CU, bukan menejer atau pengurus atau pun pengawas.
2 2 - Non-diskriminatif artinya tidak membedakan orang, status sosial, etnis, agama dan jumlah penghasilan. b. Hak-hak anggota: - Setiap anggota adalah pemilik/pemegang saham (one wo/man is one vote) dan masing-masing memiliki kewenangan pengawasan (internal control). - Setiap anggota berhak menentukan berapa besar suku bunga dalam rapat tahunan anggota. - Menjaga stabilitas keuangan melalui sistem pengawasan internal dan juga kedekatan pengurus dengan anggota. - Selain tabungan dan kredit anggota, ada juga produk-produk lain seperti kredit kelompok, yakni peminjaman untuk kepentingan kelompok (misalnya kelompok tani yang mau membeli lahan garapan pertanian secara bersama-sama), tapi tanggung jawab tetap pada masing-masing anggota. c. Tujuan Sosial: - CU bukan hanya merupakan lembaga keuangan dan milik orang per orang, tetapi juga merupakan lembaga sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan yakni meliputi pendidikan untuk anggota, untuk pengurus (agar mengerti menejemen personalia dan keuangan), untuk menejer dan juga untuk semua. - Networking. CU mempunyai asosiasi lokal yakni Pusat Koperasi Nasional (Puskopin) dan juga Induk Koperasi Kredit. Selain itu asosiasi CU juga sampai ke tingkat Asia dan internasional (world CU). - Untuk kepentingan masyarakat sekitar (social responsibility) Kesimpulan uraian di atas ialah bahwa CU adalah kumpulan orang untuk meningkatkan kesejahteraan hidup bersama. Dengan demikian keberhasilan CU bukan pada keuntungan CU melainkan pada kesejahteraan setiap anggota. Kunci keberhasilan ini dicapai melalui transparansi (berapa bunga, cicilan dan harus dibayar), ketaatan kepada aturan/ketentuan/disiplin (tidak ada conflict of interest) serta akuntabilitas (anggota, menejer dan pengurus). 2. Sejarah Awal CU CU berasal dari Jerman pada awal ke-19, saat Jerman dilanda krisis akibat badai salju. Ini membuat para petani tidak dapat bekerja lagi pula semua lahan pertanian tak dapat ditanami dan dengan demikian tak bisa menghasilkan pula. Akibatnya banyak orang kelaparan dan penyakit pun menyerang mereka. Dalam
3 3 situasi buruk seperti ini muncul para rentenir yakni orang-orang berduit tapi meminjamkan uang dengan bunga yang sangat tinggi. Akibatnya banyak penduduk yang tak dapat membayar hutang selain menyerahkan harta benda mereka kepada rentenir. Kesulitan ini kemudian memicu urbanisasi besarbesaran. Banyak penduduk desa pergi mencari pekerjaan di kota-kota sebagai buruh-buruh kasar dengan penghasilan yang rendah dan tak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi, tak lama berselang terjadi Revolusi Industri di Jerman. Perusahaan dan pabrik-pabrik menggantikan tenaga para pekerja dengan mesin-mesin. Akibatnya muncul pengangguran besar-besaran. Kondisi buruk inilah yang kemudian mengerakkan hati F.W. RAIFFEISEN, walikota Flammersfield untuk menolong orang-orang miskin melalui Credit Union. Ia mengundang orangorang kaya untuk membantu orang-orang miskin. Namun usaha ini gagal karena penerima bantuan hanya menunggu bantuan dan penyumbang tidak mau terus menerus menyumbang. Raiffeisen kemudian berkesimpulan bahwa derma tidak akan menolong, tetapi justru hanya merendahkan martabat manusia. Begitu pun kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri. Inilah yang selanjutnya memunculkan CU di Jerman. Dari sanalah CU berkembang dan selanjutnya di bawah ke Canada oleh Alphonso Desjardin, ke Amerika Serikat oleh Edward Filline dan pada tahun 1934 pada masa presiden F.D. Rosevelt dibuatlah Undang-Undang CU. Selanjutnya pada tahun 1971 di Medison, Wisconsin USA berdiri World Council of Credit Union (WOCCU) yakni Dewan CU sedunia yang beranggotakan 70 negara. Pada tahun 1895 CU sudah ada di Indonesia (CU merupakan cikal bakal Bank Rakyat Indonesia). Pada tahun 1967 WOCCU diundang ke Indonesia, diwakili oleh A.A. Bailey, untuk memperkenalkan gagasan CU. Selanjutnya pada tahun 1970 dibentuk Credit Union Conceling Office (CUCO) di Jakarta, dipelopori oleh seorang misionaris bernama Pastor Karl Albrecth Karim Arbie, SJ. (tertembak dan meninggal di Timor Leste tanggal 11 September 1999). Tahun 1973 Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) menyelenggarakan kursus dasar CU pertama di Nyarumkop dan Sangau, di Kalimantan. Tahun 1976 Konferensi Nasional CU di Ambarawa, Jawa Tengah, dihadiri oleh Dirjen Koperasi saat itu yakni Ir. Ibu Soejono. Pada tahun 1981 diadakan Konvensi Nasional Kopdit yang melahirkan BK3I yang diketuai oleh Robby Tulus. Pada tanggal 15 Mei 2006 didirikan CU Barerot Gratia di Jakarta. Nama Barerod berasal dari bahasa Betawi artinya beriringan dan Gratia berasal dari bahasa Latin artinya rahmat. Jadi dari nama ini diharapkan bahwa melalui CUBG para anggotanya bersama-sama memperoleh rahmat.
4 4 2.1 Tujuan CUBG - Mengembangkan kesejahteraan para anggota dalam rangka menggalang masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. - Mengembangkan sikap hidup hemat dan penggunaan uang dengan cara bijaksana dan terencana para anggota. - Membangun budaya menabung para anggota sehingga dapat terbentuk dana abadi yang dapat dinikmati pada masa tua maupun generasi berikutnya. - Menciptakan sumber kredit dari dan untuk anggota dengan bunga yang relatif murah. Informasi lain tentang CU akan diposting oleh pak Frank Tanos. II. PERTEMUAN TIM CU MINAHASA BERSAMA DENGAN PENGURUS CUBG JAKARTA/YOGYAKARTA Pertemuan TIM CU Minahasa bersama dengan para pengurus CUBG Yogyakarta berlangsung pada tanggal 23 Oktober malam hari dan dilanjutkan pada tanggal 24 Oktober sore/malam hari setelah acara Diksar. Pada pertemuan ini, selain kami mendapatkan penjelasan umum dan teknis mengenai pengembangan CU di Minahasa, juga kami membicarakan rencana kerjasama membangun afiliasi dengan CUBG Yogyakarta. Para pengurus CUBG Yogyakarta yang hadir ialah bapak Toro (Ketua CUBG Yogyakarta), bapak Haryono (Koordinator CUBG Jawa Tengah), Ibu Lies (Menejer CUBG Yogyakarta) dan juga pak Dr. Paul Soetopo (pengawas CUBG Jakarta). Seperti telah diinformasikan lebih dahulu dalam laporan kami mengenai hasil pertemuan di rumah pak Theo Toemion bahwa sebagai langkah awal pengembangan CU Minahasa adalah membangun kerjasama dengan salah satu CU di Indonesia untuk mempermudah memulaikan usaha ini terutama berkaitan dengan keterikatan perlindungan hukum dan pemberian pelatihan serta pendidikan bagi para anggota, pengurus dan menejer. Berkaitan dengan rencana afiliasi ini para pengurus CUBG Yogyakarta telah menyatakan kesediaan mereka membantu pengembangan CU Minahasa, dengan catatan mendapatkan restu dari CUBG Jakarta sebagai induk dari CUBG Yogyakarta. Kami optimis bahwa permohonan kami ini yang akan disampaikan secara resmi melalui surat dan kehadiran Tim, akan disambut dengan senang hati oleh pengurus CUBG Jakarta mengingat dalam pertemuan kami ini telah hadir pula bapak Dr. Paul Soetopo, pengawas CUBG Jakarta, yang turut pula memberikan beberapa pengarahan dalam pertemuan itu.
5 5 Kami berharap kehadiran kami mewakili Tim CU Minahasa dan juga Milis MRNC dalam kegiatan Diksar CU dan juga penjajagkan kerjasama membangun afiliasi akan segera ditindaklanjuti dalam bentuk permohonan langsung kepada pengurus CUBG Jakarta. Tentu saja keterlibatan langsung dari bapak Theo Toemion sangat diharapkan dalam rangka menyampaikan dan memuluskan permohonan afiliasi kepada pengurus CUBG Jakarta. Demikian juga kami sangat mengharapkan keterlibatan sepenuhnya dari seluruh Tim CU Minahasa serta dukungan penuh dari seluruh anggota komunitas MRNC agar CU Minahasa, yang akan berpusat di Tomohon Lokon Resort segera terwujud, dan insya Allah pada awal tahun depan sudah akan dapat dimulaikan. A/n. Tim Credit Union yang hadir Frank Fanos Roos Pontororing-Bastian Nina Nayoan Ruth Ketsia Wangkai
DASAR-DASAR KOPERASI KREDIT
DASAR-DASAR KOPERASI KREDIT Bab 2 dari Buku Dasar-Dasar Manajemen Koperasi Kredit (Credit Union) Disalin dan ditata letak oleh bagian Pendidikan dan Pelatihan Pusat Koperasi Kredit Bali Artha Guna www.puskopditbag.org
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian koperasi adalah badan usaha yang memiliki anggota orang atau badan hukum yang didirikan dengan berlandaskan asas kekeluargaan serta demokrasi ekonomi. Koperasi
Lebih terperinciBAB III. BERDIRINYA KOPERASI CREDIT UNION DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Sejarah Dan Perkembangan Koperasi Credit Union Di Indonesia
BAB III. BERDIRINYA KOPERASI CREDIT UNION DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988-1998 3.1 Sejarah Dan Perkembangan Koperasi Credit Union Di Indonesia Kredit (credit) berasal dari bahasa latin Credere atau Credo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjalankan usaha ataupun produksinya. Namun dengan suku
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam sejarahnya rentenir atau tengkulak adalah pemodal yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, atau dengan kata lain berada dalam lingkungan masyarakat. Kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Credit Union. Credit Union (CU), diambil dari bahasa Latin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perekonomian Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menganut prinsip kekeluargaan,
Lebih terperinciJURNAL KEDUDUKAN CREDIT UNION CINDELARAS TUMANGKAR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN
JURNAL KEDUDUKAN CREDIT UNION CINDELARAS TUMANGKAR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN Diajukan oleh: JOANNES TUWUH SAPUTRO NPM : 10 05 10411 Program Studi : Ilmu Hukum Program
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH SIMPANAN DAN TUNGGAKAN KREDIT TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA KOPERASI KREDIT (STUDI KASUS : CREDIT UNION LANTANG TIPO)
PENGARUH JUMLAH SIMPANAN DAN TUNGGAKAN KREDIT TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA KOPERASI KREDIT (STUDI KASUS : CREDIT UNION LANTANG TIPO) Sabinus Beni Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Shanti Bhuana Bengkayang,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukannya sebagai pemilik, simpanan sukarela), dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Partisipasi Anggota Sesuai dengan peran ganda yang ditandai oleh prinsip identitas, maka partisipasi anggota dapat dibagi menjadi dua, yaitu dapat berupa partisipasi kontributif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Koperasi Di Indonesia Credit Union atau dikenal sebagai koperasi kredit ada di Indonesia sejak tahun 1970an dan mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sejak kemerdekaan, Indonesia telah melakukan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Alasan Pemilihan Judul 1.1.1 Aktualitas Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia pun menginginkan perubahan yang salah satunya adalanya terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Credit union merupakan salah satu lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam. Dana dihimpun, dikelola, dan digunakan oleh anggotanya sendiri. Credit union
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbankan, tetapi juga dapat dilakukan melalui Credit Union atau lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilihan menabung dewasa ini semakin banyak, tidak hanya pada lembaga perbankan, tetapi juga dapat dilakukan melalui Credit Union atau lembaga keuangan yang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. khatulistiwa, yang memiliki banyak ragam budaya serta penduduk yang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara yang berbentang luas di khatulistiwa, yang memiliki banyak ragam budaya serta penduduk yang memiliki bermacam - macam tingkat pendapatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu mereka yang memiliki uang atau modal baik di pedesaan maupun di. menyebabkan ekonominya semakin melemah.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi lahir pada permulaan abad ke 19 (sembilan belas), sebagai reaksi terhadap sistem revolusi industri dan penerapan sistem kapitalis, pada saat itu ada sebagian
Lebih terperincisejarah timbulnya Koperasi, yaitu :
Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan (decision maker) dan instansi terkait lainnya dalam menyusun kebijakan untuk meningkatkan kualitas Credit Union (CU). 2. Sebagai bahan
Lebih terperinciBAB II NAMA DAN KEDUDUKAN KOPERASI
Anggaran Rumah Tangga Koperasi Agro Kencana 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga memuat peraturan pelaksanaan ketentuanketentuan yang tercantum di dalam Anggaran Dasar (AD. Pasal 45). Pasal
Lebih terperinciPENGURUS DEWAN PIMPINAN KETUA WAKIL KETUA SKRETARIS WAKIL SEKRETARIS BENDAHARA 3 ORANG ANGGOTA MENEJER KABID KEUANGAN ANGGOTA DILAYANI
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN (RAT) PENGURUS DEWAN PIMPINAN KETUA WAKIL KETUA SKRETARIS WAKIL SEKRETARIS BENDAHARA 3 ORANG ANGGOTA BADAN PENGAWAS KETUA SEKRETARIS ANGGOTA PENGURUS PARIPURNA KOMISARIS-KOMISARIS
Lebih terperinciTabungan, Investasi, dan Sistem Keuangan. Copyright 2004 South-Western
Tabungan, Investasi, dan Sistem Keuangan 26 Sistem Keuangan Sistem keuangan terdiri dari kelompok lembaga dalam perekonomian yang membantu untuk mencocokkan tabungan seseorang dengan investasi orang lain.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) Sejarah Singkat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
54 BAB IV GAMBARAN UMUM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) IV.1 Sejarah Singkat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sejarah BUMDes di Provinsi Riau tidak terlepas dari keberadaan Program Pemberdayaan Desa (PPD),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Landasan, dan Jenis Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang Koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokokpokok Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan Credit Union pertama kali dirintis oleh Friedrich
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan Credit Union pertama kali dirintis oleh Friedrich Wilhelm Raiffeisen (1818-1888) di Jerman kemudian mengalami perkembangan pesat sebagai lembaga
Lebih terperinciURAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi
URAIAN MATERI A. Pengertian Koperasi Kata Koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu co dan operation. Co berarti bersama, operation berarti usaha. Kalau kedua kata itu dirangkai, maka koperasi dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia
Lebih terperinciLEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2
LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2 Sebagian besar penduduk miskin di Indonesia adalah perempuan, dan tidak kurang dari 6 juta mereka adalah kepala rumah
Lebih terperinciAnggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH
Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat
Lebih terperinciBAB 2 Ilmu Ekonomi Makro
BAB 2 Ilmu Ekonomi Makro Satuan Acara Perkuliahan 2 Tujuan kegiatan belajar ini adalah untuk membahas : Akar Ilmu Ekonomi Makro Definisi Ekonomi Makro Perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro Permasalahan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH BANTEN
PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2013... TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa Koperasi
Lebih terperinciASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)
ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) MUKADDIMAH Keinginan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program studi dengan membentuk dan bergabung dalam suatu wadah yang dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penggunaan amplas di Indonesia sudah lama dikenal oleh. masyarakat namun pada saat itu penggunaannya masih terbatas untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan amplas di Indonesia sudah lama dikenal oleh masyarakat namun pada saat itu penggunaannya masih terbatas untuk usaha tertentu saja, yaitu untuk produk yang terbuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan keuntungan atau laba. Hal ini dikarenakan karena laba merupakan syarat perusahaan dapat terus hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan latar belakang. Perorangan, perusahaan, negara atau bangsa di dunia ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan keperluan kredit mempunyai berbagai corak ragam alasan dan latar belakang. Perorangan, perusahaan, negara atau bangsa di dunia ini mempunyai berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Nyaris tidak ada satu orang pun yang mengira kalau negara kita akan diterpa krisis ekonomi hingga separah ini. Perekonomian Indonesia yang boleh dikatakan stabil
Lebih terperinciPELAPORAN KEUANGAN CREDIT UNION. Abstrak
PELAPORAN KEUANGAN CREDIT UNION Abstrak Koperasi merupakan soko guru perekonomian. Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, dan anggota pada khususnya. Seiring dengan berkembangnya
Lebih terperinciKeuntungan Penggunaan Kredit
Pengertian Kredit Kredit adalah bagian integral dari kehidupan modern. Digunakan untuk membeli tiket bioskop, membayar makanan di restoran atau membeli mobil. Cara paling umum untuk menggunakan kredit
Lebih terperinciKOPERASI. Tujuan Pembelajaran
K-13 Kelas X ekonomi KOPERASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang konsep dasar koperasi. 2. Memahami perhitungan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 50 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBERDAYAAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR MENTERI DALAM NEGERI,
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 50 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBERDAYAAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam meningkatkan pengelolaan irigasi secara
Lebih terperinciLampiran 1: Rumusan Kebijakan Bantuan Luar Negeri dalam Ketetapan-ketetapan MPRS/MPR. (Ditetapkan di Bandung 19 November 1960)
Lampiran 1: Rumusan Kebijakan Bantuan Luar Negeri dalam Ketetapan-ketetapan MPRS/MPR I. Periode 1960 1965 1. Ketetapan MPRS No. I/MPRS 1960 tentang Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai Garis-Garis
Lebih terperinciPERANAN CREDIT UNION SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN MIKRO
PERANAN CREDIT UNION SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN MIKRO Studi Kasus: Pada Usaha UMKM Di Desa Tumbang Manggo Kecamatan Sanaman Mantikei, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013 Oleh: Monica
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nomor 7 Tahun 2009 (UU LPS) dan mulai beroperasi secara penuh sejak tanggal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan LPS dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Lebih terperinciMenimbang : a. Mengingat : 1.
1958 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TIMOR TENGAH UTARA, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1. 2. 3.
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012
Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN RUMAH SUSUN SEJAHTERA SEWA DI KAWASAN INDUSTRI KABIL BATAM
Lebih terperinciKUESIONER. Hubungan Partisipasi Anggota dengan Kesejahteraan Anggota Koperasi Karyawan Perusahaan Jasa di Semarang
KUESIONER Hubungan Partisipasi Anggota dengan Kesejahteraan Anggota Koperasi Karyawan Perusahaan Jasa di Semarang Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir pada progam strata-1 Fakultas Ekonomi UNIKA Soegijapranata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Akan tetapi penanganannya selama
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Krisis Moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 belum sepenuhnya pulih, bahkan sampai dengan akhir tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Indonesia belum pernah mencapai
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 50 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBERDAYAAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR MENTERI DALAM NEGERI,
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 50 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBERDAYAAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam meningkatkan pengelolaan irigasi secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 296/KMK.017/2000 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 296/KMK.017/2000 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan UMKM berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang dimana masih terdapat masyarakat yang masih tergolong miskin tetapi tercacat pada tahun 2012 Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciDinno Mulyono, S.Pd. MM ) Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2016
Dinno Mulyono, S.Pd. MM. (bertiup@gmail.com/ 0852 2228 1965) Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2016 Sumber : http://4.bp.blogspot.com/- lzw0bfjv1pi/tylbqusucsi/aaaaaaaaafi/gg4e3rpkxr4/s1600/pertumbuha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prioritas utama dalam pembangunan negara Indonesia yakni peningkatan kesejahteraan rakyat melalui mengembangkan perekonomian rakyat yang didukung pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah diatur
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 UMKM 2.1.1 Pengertian UMKM Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah diatur olehundang-undang No 20 tahun 2008. Pengertian UMKM adalah peluang usaha produktif milik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak kendala dalam mempertahankan kelangsungan usahanya yang. disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perkembangan ekonomi yang berjalan demikian pesat mempengaruhi keadaan masyarakat yang makin hari semakin sulit. Beberapa sektor usaha mengalami banyak kendala
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANGUNDANG NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PINJAMAN DANA TANPA BUNGA UNTUK PENGADAAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN BARITO KUALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciINDEPENDENSI BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL NEGARA
INDEPENDENSI BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL NEGARA OLEH MUSA MUJADDID IMADUDDIN 19010110 Pendahuluan Pemerintah Indonesia menganut sistem pemerintahan demokratis dalam penyelenggaraan negaranya. Kekuasaan
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 56 /Kpts/KPU-Kota /2016
SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 56 /Kpts/KPU-Kota-012.329537/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR
Lebih terperinciAIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association)
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Sadar akan kedudukan tugas kewajiban dan tanggung jawab sebagai organisasi yang bergerak di bidang pembinaan dan pengembangan
Lebih terperinciSeri Berkoperasi: MENGUBAH MINDSET PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA
Seri Berkoperasi: MENGUBAH MINDSET PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA Disarikan dari buku: [BUKAN] DOSA-DOSA ORANGTUA TERHADAP ANAK DALAM HAL FINANSIAL, oleh Agus Arijanto (2015) MENYIASATI DUIT ( UANG ) BAGAIMANA
Lebih terperinciANGGARAN DASAR FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA
ANGGARAN DASAR FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA PEMBUKAAN Kegiatan panjat tebing di Indonesia merupakan wujud nyata dari dinamika warga negara Indonesia yang dengan sadar menghimpun dirinya dalam berbagai
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1947 TENTANG MENDIRIKAN KANTOR UNTUK MENGURUS PERUSAHAAN PERKEBUNAN MILIK BANGSA ASING YANG DIKUASAI OLEH NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI JEPARA TAHUN 2017
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN JEPARA NOMOR : 110/Kpts/KPU-Kab-012.329342/ 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI JEPARA TAHUN
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PADA PERSEROAN TERBATAS (PT) BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN BARAT DALAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Pendahuluan. kemiskinan di Indonesia masih di atas rata-rata. Kondisi ini semakin parah setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Kondisi sosioal ekonomi masyarakat yang masih rendah menyebabkan tingkat kemiskinan di Indonesia masih di atas rata-rata. Kondisi ini semakin parah setelah adanya krisis
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciLampiran V Keanggotaan sukarela dan terbuka 2.50
1 Lampiran V Peraturan Deputi Bid Nomor : 02 /Pe Tanggal : 28 Ap Tentang : Pedoman No Indikator Kepatuhan Skor Bobot Total Skor I. PRINSIP KOPERASI 20.00 1. Keanggotaan sukarela dan terbuka Kepatuhan Koperasi
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI NOMOR :20/Kpts/KPU-Kota /2015
SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI NOMOR :20/Kpts/KPU-Kota-002.434908/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN WALIKOTA DAN
Lebih terperinciBLASIUS ANDJIOE, SH A
Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Anggota Penyimpan Dana Pada Koperasi Credit Union Khatulistiwa Bakti Pontianak BLASIUS ANDJIOE, SH A.21210095 1 Abstrak Penelitian Tesis ini mengangkat masalah
Lebih terperinciLAMPIRAN. Df Alpha 5%
LAMPIRAN Tabel r (TWO-TAILED TEST) Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% 1 0.997 26 0.374 51 0.271 76 0.223 2 0.95 27 0.367 52 0.268 77 0.221 3 0.878 28 0.361 53 0.266 78 0.22 4 0.811 29 0.355
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asli Dayak. Istilah Dayak tersebut digunakan untuk menyebut orang non-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nek Sawak merupakan suatu dusun yang ada di Desa Melawi Makmur, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, dengan berpenduduk asli Dayak. Istilah
Lebih terperinciTitle? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT
Title? Author Riendra Primadina Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov 2010 14:10:06 GMT Author Comment Hafizhan Lutfan Ali Comments Jawaban nya...
Lebih terperinci2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.215, 2012 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciPengorganisasian dan pengelolaan koperasi C ti
Sesi Keenam Pengorganisasian dan pengelolaan koperasi C ti Handout Data harus berdasarkan negara KEKUASAAN, TUGAS-TUGAS, DAN TANGGUNGJAWAB ANGGOTA, PEJABAT, DAN STAF KOPERASI Pada sesi ini, pelatih wajib
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 05 Tahun 2006 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN KECAMATAN DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO
Lebih terperinciANGGARAN DASAR ASOSIASI SMASH INDONESIA
ANGGARAN DASAR ASOSIASI SMASH INDONESIA BAB I NAMA DAN PENGERTIAN ORGANISASI ASOSIASI SMASH INDONESIA Pasal 1 Organisasi Ini Bernama Asosiasi Smash Indonesia Yang Selanjutnya Disingkat ASI Pasal 2 Asosiasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. krisis moneter merambah ke krisis ekonomi. Dari krisis ini berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1997 adalah awal dari krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia telah menumbuhkan berbagai krisis yang bermula dari krisis moneter merambah ke
Lebih terperinciPOLA KEBIJAKAN PENGURUS CREDIT UNION PANTURA LESTARI Alamat : Jl. Ketapang Siduk KM 33 Desa Sei. Putri Kec. Matan Hilir Utara, Kab.
POLA KEBIJAKAN PENGURUS CREDIT UNION PANTURA LESTARI 2010-2011 Alamat : Jl. Ketapang Siduk KM 33 Desa Sei. Putri Kec. Matan Hilir Utara, Kab. Ketapang VISI Persatuan Keuangan Masyarakat Pesisir Pantai
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka
BAB I PENDAHULUAN A. Later Belakang Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal dengan ASOSIASI MANAJER INVESTASI INDONESIA (AMII) 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal
Lebih terperinci(Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia)
86 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Materi Kuliah HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA (Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia) Modul 11 Oleh : Rohdearni Tetty Yulietty Munthe, SH/08124446335 86 87 1. Tujuan Pembelajaran
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Pembukaan Penas XIV Petani Nelayan, di Malang, tgl. 7 Juni 2014 Sabtu, 07 Juni 2014
Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Penas XIV Petani Nelayan, di Malang, tgl. 7 Juni 2014 Sabtu, 07 Juni 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN PEKAN NASIONAL XIV PETANI NELAYAN DI STADION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia terkenal sebagai Negara agraris dimana mayoritas penduduknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal sebagai Negara agraris dimana mayoritas penduduknya menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Sektor pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap
Lebih terperinciBANTUAN KREDIT PEMBANGUNAN DAN PEMUGARAN PASAR TAHUN 1981/1982 Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 1981 Tanggal 6 Mei 1981
BANTUAN KREDIT PEMBANGUNAN DAN PEMUGARAN PASAR TAHUN 1981/1982 Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 1981 Tanggal 6 Mei 1981 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menyediakan tempat-tempat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah yang terletak di Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir yang dibentuk pada
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1964 TENTANG BANK TABUNGAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1964 TENTANG BANK TABUNGAN NEGARA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk berhasilnya pembangunan Negara perlu dikerahkan semua modal dan potensi nasional serta digerakkan segala
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Dewasa ini banyak badan usaha yang berdiri di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi, misalnya perusahaan negara, perusahaan swasta lainnya.
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN TERHADAP PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO DI USAHA SIMPAN PINJAM KAMPOENG ILMU SURABAYA
BAB III HASIL PENELITIAN TERHADAP PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO DI USAHA SIMPAN PINJAM KAMPOENG ILMU SURABAYA A. Gambaran Umum Usaha Simpan Pinjam Kampoeng Ilmu Surabaya. 1. Sejarah Berdirinya Usaha Simpan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)
Yogyakarta, 1 Mei 1982. LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 1982 Seri C -------------------------------------------------------------- PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan pembangunan nasional adalah untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana ditentukan dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal
Lebih terperinciUndang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM I-7 BAB II ASAS, SIFAT, DAN TUJUAN I-8 BAB III PEMBENTUKAN I-10 BAB
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sejarah dan Definisi Koperasi 2.1.1 Sejarah Koperasi Menurut Amidipradja Talman (1985:22) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah : Badan usaha yang berbeda dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Credit Union (CU) Sumber Rejeki Pinang Baris adalah sebuah CU yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Credit Union (CU) Sumber Rejeki Pinang Baris adalah sebuah CU yang didirikan oleh Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN BARAT
S A L I N A N GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA PERSEROAN TERBATAS BANK
Lebih terperinci