KARAKTERISTIK PENDERITA LEUKEMIA RAWAT INAP DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : IWAN SIMAMORA NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK PENDERITA LEUKEMIA RAWAT INAP DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : IWAN SIMAMORA NIM"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK PENDERITA LEUKEMIA RAWAT INAP DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : IWAN SIMAMORA NIM FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 KARAKTERISTIK PENDERITA LEUKEMIA RAWAT INAP DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh : IWAN SIMAMORA NIM FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

3 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul KARAKTERISTIK PENDERITA LEUKEMIA RAWAT INAP DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : IWAN SIMAMORA NIM Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 13 Maret 2009 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji Ketua Penguji Penguji I Prof. dr. Nerseri Barus, MPH Drs. Jemadi, M.Kes NIP NIP Penguji II Penguji III Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH drh. Rasmaliah, M.Kes NIP NIP Medan, Maret 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dekan, dr. Ria Masniari Lubis, MSi NIP

4 ABSTRAK Leukemia adalah penyakit yang ditandai oleh adanya akumulasi leukosit ganas dalam sumsum tulang dan darah. Pada tahun 2006 jumlah penderita leukemia rawat inap di Rumah Sakit di Indonesia sebanyak orang. Untuk mengetahui karakteristik penderita leukemia rawat inap di RSUP H.Adam Malik Medan tahun ,telah dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi adalah semua data penderita leukemia rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun sebanyak 162 orang. Sampel adalah data penderita leukemia rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun , dan besar sampel sama dengan populasi (total sampling). Sumber data adalah data diperoleh dari kartu status penderita yang tercatat di rekam medik,dan dianalisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dan uji Anova dan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, diagram pie, diagram garis,dan diagram bar. Proporsi terbesar penderita leukemia adalah umur <15 tahun (70,4%), jenis kelamin laki-laki (58,0%), suku Batak (45,7%), pendidikan belum sekolah (41,4%), pekerjaan tidak bekerja (42,6%), tempat tinggal di luar kota Medan (73,5%),jenis leukemia LLA (87,0%),keluhan pucat dan lemas masing-masing (92,6%), umur rata-rata 14,06 tahun, lama rawatan rata-rata 12,99 hari, kemoterapi (80,2%), pulang berobat jalan (52,5%),jenis leukemia LLA (90,0%) dengan CFR 19,51%), umur >60 tahun dengan CFR 33,3%, LGK/LMK dengan CFR 25%, 90,0% dengan lama rawatan rata-rata 1 hari,kemoterapi dan transfusi darah dengan CFR 28,13%, CFR penderita leukemia periode (18,51%) Umur rata-rata jenis leukemia LLA secara signifikan lebih muda dari jenis leukemia LGK/LMK, LGA/LMA, dan LLK. ( F =34,2 ; p =0,000;10,89 tahun vs 18,70 tahun ;10,89 tahun vs 45,50 tahun ;10,89 tahun vs 53,29 tahun), tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis leukemia (p=0,661), lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,331). Kepada pihak RSUP H.Adam Malik Medan agar menyediakan fasilitas pelayanan rumah sakit bagi penderita suku Batak yang sesuai dengan budaya Batak, misalnya membuat ruang tunggu untuk suku Batak dan kepada pihak rekam medik disarankan untuk lebih melengkapi pencatatan variabel penderita leukemia khususnya variabel pendidikan, pekerjaan dan riwayat penyakit keluarga. Kata Kunci : Leukemia, Karakteristik Penderita

5 ABSTRACT Leukemia is a disease characterized by accumulation of malignant leukocyte in bone and blood arrangement. In 2006, it is reported the number of the patient in hospital in Indonesia for persons. To know the characteristics of hospitalized patient who are suffering from leukemia in RSUP H. Adam Malik Medan during , descriptive study is done using case series design. Populations were patients who where hospitalized for leukemia at RSUP H. Adam Malik Medan for period of The sample is total sampling. The data are taken from medical record and is analyzed statistically. Chi-Square and Anova tests are then being used to calculate and present its frequency table, pie diagram, line diagram and bar diagram. The biggest proportion of the leukocyte patients are characterized by age < 15 years (70,4%), male (58,0%), Batak (45,7%), children at pre-school age (41,4%), has no work (42,6%), residing outside of Medan City (73,5%), LLA (87,0%), the main complaint found to be pale and weak (92,6%), average age 14,06 years and average length of stay 12,99 days, chemotherapy (80,2%),discharged and become outpatient (52,5%), LLA (90%) with CFR (19,51%), age > 60 years with CFR (33,3%), LGK/LMK with CFR (25%), 90% with average length of stay 1 day, chemotherapy and blood transfusion with CFR (28,13%), and CFR of the patients with leukemia during the period of (18,51%). Average age of LLA are significant difference for type LGK/LMK, LGA/LMA and LLK ( F= 34,2 ; p=0,000 ; 10,89 years vs 18,70 years; 10,89 years vs 45,50 years; 10,89 years vs 53,29 years), there is no significant difference of average length of stay among types of leukemia (p=0,661), and among health status by the time they were discharged from the hospital (p=0,331). For RSUP H. Adam Malik Medan,to make it more comfortable, it is expected to provide the facility for Batak in accordance with culture of Batak, for instance by making waiting room. for some medical staff it is suggested to provide with a more detail medical record such education, occupation, and family history. Keyword : Leukemia, the characteristics of the patients.

6 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Iwan Simamora Tempat/ Tanggal Lahir : Lumban Raja/ 11 September 1985 Jenis Kelamin Agama Status Perkawinan Jumlah Anggota Keluarga Alamat Rumah : Laki- Laki : Kristen Protestan : Belum Kawin : 6 (enam) Orang Bersaudara : Jln. Pendidikan No. 37 Bakara, Kec. Baktiraja Kab. Humbang Hasundutan RIWAYAT PENDIDIKAN Tahun Tahun Tahun Tahun : SD Negeri Simamora : SLTP Negeri 2 Muara : SMU Budi Murni 2 Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

7 KATA PENGANTAR Segala puji, syukur, hormat dan kemuliaan Penulis angkatkan kepada Bapa Sorgawi karena kasih setianya yang membimbing, menuntun dan memberi kekuatan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul KARAKTERISTIK PENDERITA LEUKEMIA RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Kepala Departemen Epidemiologi FKM USU sekaligus dosen penguji I 3. Ibu Prof. dr. Nerseri Barus, MPH selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah memberikan masukan-masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan masukan-masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

8 5. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku dosen Penguji II 6. Ibu Dra. Jumirah, Apt. M.Kes selaku dosen Wali/ Penasehat Akademik yang telah setia membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 7. Kepala Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan izin kepada penulis beserta staf Litbang yang senantiasa membantu penulis untuk melaksanakan penelitian. 8. Kepala Sub Bagian Rekam Medik serta pegawai-pegawai di bagian rekam medik yang juga turut membantu dalam pengumpulan data. 9. Seluruh Dosen serta Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 10. Kedua orang tuaku, J. Simamora dan R. Sitinjak yang selalu berdoa tak henti-hentinya dan memberi dukungan baik moril maupun materil, nasehat, cinta, kasih sayang, perhatian, dan pengorbanan serta motivasi yang tulus untuk kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Abang, kakak dan adikku, Bang Ronald, Kak Hartaty, Kak Putry dan adikku Pryatno, Jony Pranata. Kalian telah memberi arti dalam hidupku melalui dorongan semangat dan doa yang tak pernah pupus demi menyelesaikan skripsi ini. 12. Rekan-rekan Stambuk 2004 :Sohit, Vico, Nol,Jack, Bram, Bahut, Gibs, Doni, Ical, Mike dan semua teman-teman 04 yang tidak dapat saya sebut satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan kebersamaan yang sudah kita jalani bersama.

9 13. Buat KTBku ( B Asron, Tuhozaro) yang banyak mendukung dalam doa dan pikiran, juga menghibur dan menguatkan penulis. 14. Buat 1kostku (B Parlin, B Daniel, Dede, Lisda, Tina, Restu, Hanna dan Dona) yang banyak memberi dukungan dan doa. 15. Buat teman-teman peminatan Epidemiologi. Semoga kasih, karunia dan berkat dari Allah Bapa Sorgawi menyertai kita semua. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. TUHAN MEMBERKATI. Medan, Maret 2009 Penulis Iwan Simamora

10 DAFTAR ISI Hal HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian... 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Leukemia Morfologi dan Fungsi Normal Sel Darah Putih Klasifikasi Leukemia Leukemia Akut Leukemia Kronik Epidemiologi Distribusi Penyakit Leukemia Determinan Penyakit Leukemia Gejala Klinis Leukemia Limfositik Akut Leukemia Granulostik/ Mielositik Akut Leukemia Granulostik/ Mielositik Kronik Leukemia Limfositik Kronik Diagnosis Leukemia Limfositik Akut Leukemia Granulostik/ Mielositik Akut Leukemia Granulostik/ Mielositik Kronik Leukemia Limfositik Kronik Pencegahan Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier... 27

11 BAB 3 KERANGKA KONSEP Kerangka Konsep Defenisi Operasional BAB 4 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisa Data BAB 5 HASIL PENELITIAN Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Sosiodemografi Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Jenis Leukemia Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Keluhan Umur Rata-Rata Penderita Leukemia Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Leukemia Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Tipe Pengobatan Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Proportional Mortality Rate Jenis Leukemia Berdasarkan Seluruh Yang Meninggal Akibat Leukemia CFR Penderita Leukemia Yang Meninggal Berdasarkan Umur CFR Perjenis Leukemia Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Yang Meninggal Berdasarkan Lama Rawatan Rata-Rata CFR Penderita Leukemia Berdasarkan Tipe Pengobatan CFR Penderita Leukemia Pertahun Analisa Statistik Umur Rata-Rata Berdasarkan Jenis Leukemia Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Jenis Leukemia Distribusi Proporsi Tipe Pengobatan Berdasarkan Jenis Leukemia Distribusi Proporsi Tipe Pengobatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... 51

12 Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Distribusi Proporsi Jenis Leukemia Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang BAB 6 PEMBAHASAN Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Sosiodemografi Umur Jenis Kelamin Suku Pendidikan Pekerjaan Tempat Tinggal Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Jenis Leukemia Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Keluhan Umur Rata- Rata Penderita Leukemia Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Leukemia Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Tipe Pengobatan Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang CFR Perjenis Leukemia CFR Penderita Leukemia Pertahun Analisa Statistik Umur Rata-Rata Berdasarkan Jenis Leukemia Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Jenis Leukemia Proporsi Tipe Pengobatan Berdasarkan Jenis Leukemia Proporsi Tipe Pengobatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Proporsi Jenis Leukemia Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... 74

13 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Master Data 2. Tabel Frekuensi 3. Surat Izin Penelitian 4. Surat Selesai Penelitian

14 DAFTAR TABEL Hal Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Sosiodemografi Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Jenis Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Keluhan Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel 5.4. Umur Rata-Rata Penderita Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel 5.5. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Tipe Pengobatan Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel 5.8. Distribusi Proportional Mortality Rate Jenis Leukemia Berdasarkan Seluruh Yang Meninggal Akibat Leukemia Rawat Inap di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun Tabel 5.9. CFR Penderita Leukemia Yang Meninggal Berdasarkan Umur Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel 5.10.CFR Perjenis Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Lama Rawatan Rata-Rata Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel CFR Penderita Leukemia Berdasarkan Tipe Pengobatan Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

15 Tabel CFR Penderita Leukemia Pertahun Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel Umur Rata-Rata Berdasarkan Jenis Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Jenis Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel Distribusi Proporsi Tipe Pengobatan Berdasarkan Jenis Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel Distribusi Proporsi Tipe Pengobatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tabel Distribusi Proporsi Jenis Leukemia Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

16 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Leukemia Gambar 2.2. Sel Darah Putih Gambar 2.3. Neutrofil Gambar 2.4. Eosinofil Gambar 2.5. Basofil Gambar 2.6. Limfosit Gambar 2.7. Monosit Gambar 6.1. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Umur Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar 6.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Jenis Kelamin Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Suku Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Pendidikan Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar 6.5. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Pekerjaan Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar 6.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Tempat Tinggal Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Jenis Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar 6.8. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Keluhan Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

17 Gambar 6.9. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Tipe Pengobatan Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Leukemia Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Bar CFR Perjenis Leukemia Rawat Inap di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Garis CFR Penderita Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Bar Umur Rata-Rata Berdasarkan Jenis Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Jenis Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Bar Distribusi Proporsi Tipe Pengobatan Berdasarkan Jenis Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Bar Distribusi Proporsi Tipe Pengobatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Gambar Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Leukemia Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai dengan penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia..1 Untuk mencapai tujuan tersebut dilaksanakan Program Pembangunan Kesehatan sebanyak enam pokok program yaitu Program Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat, dan Pemberdayaan Masyarakat, Program Upaya Kesehatan, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, Program Sumber Daya Masyarakat, Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya, Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan yang pelaksanaanya dilakukan secara terpadu. Salah satu program tersebut yaitu Program Upaya Kesehatan mempunyai sasaran untuk menurunkan kejadian penyakit tidak menular. 2 Perkembangan pesat di bidang industri seperti penggunaan teknologi beradiasi, perubahan gaya hidup seperti pola makan dan berkurangnya kerja fisik serta perubahan lingkungan hidup menyebabkan morbiditas dan mortalitas mengalami pergeseran dari berkurangnya penyakit menular dan bertambahnya penyakit tidak menular. Oleh karena itu maka perhatian terhadap penyakit tidak menular semakin hari semakin meningkat karena meningkatnya frekuensi

19 kejadiannya pada masyarakat seperti penyakit jantung, diabetes melitus, kanker, hipertensi dan lain sebagainya. 3 Dewasa ini masalah penyakit kanker dirasakan semakin menonjol dibandingkan dengan masa tiga puluh tahun yang lalu. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya laporan bahwa penyakit kanker cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian pada usia produktif. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2000 penyakit jantung dan kanker merupakan masalah utama kesehatan baik di negara maju maupun di negara berkembang. 4 Menurut WHO setiap tahun terdapat 9 juta penderita kanker dan 5 juta orang akan meninggal dunia. Pada tahun 2005 di dunia, terdapat 7,6 juta orang meninggal akibat kanker dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan. 5 Data Departemen Kesehatan tahun 2003 menyebutkan, kanker merupakan penyebab utama kematian no 6 di Indonesia dan diperkirakan terdapat insiden kanker sebesar 100 kasus dari penduduk setiap tahunnya. Maka dengan jumlah penduduk 200 juta, diperkirakan setiap tahun ada penderita kanker baru di Indonesia. Dari jumlah tersebut, diantaranya adalah anak-anak. 6 Pada tahun 2004 di Amerika Serikat terdapat insiden leukemia sebesar kasus dan sekitar orang meninggal dunia karena leukemia (CFR 70.07%). 8 Pada tahun 2008 terdapat insiden leukemia sebesar kasus dan sekitar orang meninggal karena leukemia (CFR 44,77%). Dari seluruh jenis kanker yang diderita anak-anak adalah 33% diantaranya leukemia, LLA (Leukemia Limfositik Akut) adalah jenis leukemia yang sering terjadi pada anak-anak pada usia < 19 tahun. 9

20 Menurut penelitian The Leukemia and Lymphoma Society pada tahun 2001 terdapat orang di Amerika terkena leukemia, lympoma dan myeloma. 11 Pada tahun 2004 terdapat orang terkena leukemia, lympoma dan myeloma dan orang akan meninggal karena kasus ini atau setiap 9 menit terdapat 1 orang akan meninggal karenanya. 8 Berdasarkan Statistcs and Information Departemen of Japan pada tahun 1997 terdapat orang menderita leukemia lymphoid dan orang menderita leukemia myeloid di Jepang sedangkan tahun 1999 terdapat orang menderita leukemia lymphoid dan orang menderita leukemia myeloid. 10 Data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2001 menunjukkan bahwa pada Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992 proporsi dari kanker sebesar 4,0 %, SKRT tahun 1995 sebesar 5,0 % dan pada Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS) tahun 2001 sebesar 6,0 %. 7 Pada tahun 2006, jumlah penderita kanker Di rumah sakit di Indonesia, leukemia berada pada peringkat 5 dengan jumlah pasien rawat inap (5,93%) dari seluruh pasien dan pasien rawat jalan pada peringkat 7 dengan jumlah pasien ( 4,42 %) dari jumlah seluruh pasien Pada seminar kanker pada Anak tahun 2001 di Jakarta, Djajadiman (bagian Hematologi Anak ) mengatakan leukemia merupakan kanker yang paling banyak di jumpai pada anak-anak yaitu % dari seluruh kasus kanker pada anak. Angka kejadian tertinggi antara usia 3-6 tahun dan anak lelaki lebih banyak dari pada anak perempuan. 13

21 Pada Tahun di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) terdapat penderita kanker dan 109 menderita leukemia (5,08 %), laki-laki 76 orang dan 33 orang wanita. Dari 109 penderita leukemia terdapat 81 orang menderita LLA, 24 orang menderita LGA (Leukemia Granulostik Akut)/LMA (Leukemia Mielositik Akut),dan 4 orang menderita LGK (Leukemia Granulostik Kronik)/LMK ( Leukemia Mielositik Kronik). 14 Hasil Penelitian Pardosi di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 1997 melaporkan bahwa pada tahun tercatat 96 penderita leukemia dimana 41 orang menderita LLA, 2 orang menderita LLK (Leukemia Limfositik Kronik) dan 15 orang menderita LGK/LMK dan 38 orang menderita LGA/LMA, dengan Case Fatality Rate (CFR) 22,92 %. 15 Data yang diperoleh dari rekam medik di RSUP H. Adam Malik Medan tahun ditemukan penderita leukemia rawat inap sebanyak 162 orang. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita leukemia rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun Perumusan Masalah Belum diketahuinya karakteristik penderita leukemia rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun

22 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita leukemia rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita leukemia berdasarkan sosiodemografi antara lain umur, jenis kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal dan riwayat penyakit keluarga. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita leukemia berdasarkan jenis leukemia. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita leukemia berdasarkan keluhan d. Untuk mengetahui umur rata-rata penderita leukemia. e. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita leukemia. f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita leukemia berdasarkan tipe pengobatan. g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita leukemia berdasarkan keadaan sewaktu pulang. h. Untuk mengetahui distribusi proportional mortality rate jenis leukemia berdasarkan seluruh yang meninggal akibat leukemia. i. Untuk mengetahui CFR penderita leukemia yang meninggal berdasarkan umur. j. Untuk mengetahui CFR Perjenis Leukemia

23 k. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita leukemia yang meninggal berdasarkan lama rawatan rata-rata. l. Untuk mengetahui CFR penderita leukemia berdasarkan tipe pengobatan m. Untuk mengetahui CFR penderita leukemia pertahun. n. Untuk mengetahui umur rata-rata berdasarkan jenis leukemia. o. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis leukemia. p. Untuk mengetahui distribusi proporsi tipe pengobatan berdasarkan jenis leukemia. q. Untuk mengetahui distribusi proporsi tipe pengobatan berdasarkan keadaan sewaktu pulang. r. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang s. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis leukemia berdasarkan keadaan sewaktu pulang Manfaat Penelitian Sebagai masukan bagi pihak RSUP H.Adam Malik Medan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi penderita leukemia Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang leukemia

24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Leukemia Leukemia adalah penyakit ganas, progresif pada organ-organ pembentuk darah yang ditandai dengan ploriferasi dan perkembangan leukosit serta pendahulunya secara abnormal di dalam darah dan sumsum tulang. 16 Leukemia adalah proliferasi sel-sel pembentuk darah menjadi ganas, dan secara luas dikelompokkan berdasarkan : Apakah penyakit ini bila tidak diobati mungkin bersifat akut dan segera menjadi fatal atau perjalanannya lebih lama dan kronis Apakah lebih mengenai kelompok sel limfositik atau mieloid (terkait sumsum tulang). 17 Leukemia adalah keganasan hematologik akibat proses neoplastik yang disertai gangguan differensiasi (maturation arrest) pada berbagai tingkatan sel induk hemopoetik sehingga terjadi ekspansif progresif dari kelompok sel ganas tersebut dalam sumsum tulang. 18 Leukemia adalah penyakit yang ditandai oleh adanya akumulasi leukosit ganas dalam sumsum tulang dan darah. Sel- sel abnormal ini menyebabkan timbulnya gejala karena : Kegagalan sumsum tulang (anemia, netropenia, trombositopenia) Infiltrasi organ ( hati, limpa, kelenjar getah bening). 19

25 2.2. Morfologi dan Fungsi Normal Sel Darah Putih Leukosit berfungsi membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit lainnya. Batas normal jumlah sel darah putih berkisar dari 4000/mm /mm 3. Berdasarkan pada gambaran nukleus dan ada tidaknya granula di sitoplasma, leukosit digolongkan menjadi dua yaitu granulosit (leukosit polimorfonukleus dan agranulosit (leukosit mononukleus). 19 a. Granulosit Granulosit merupakan leukosit yang mempunyai granula sitoplasma. Terdapat 3 jenis granulosit berdasarkan reaksinya terhadap zat warna yaitu neutrofil, eosinofil, dan basofil. 19 a.1. Neutrofil Sel ini mempunyai inti padat khas yang terdiri aras dua sampai lima lobus dan sitoplasma yang pucat dengan garis-garis batas tidak beraturan mengandung banyak granula merah muda-biru (azurofilik atau kelabu biru). 19 Neutrofil tidak seperti basofil dan eosinofil yang memiliki afinitas terhadap zat warna, sel ini bersifat netral atau tidak memiliki kecendrungan warna. Neutrofil mampu bergerak aktif seperti amuba dan mampu menelan berbagai zat dengan proses yang disebut fagositosis. 21 a.2. Eosinofil Eosinofil mirip dengan netrofil, kecuali granula sitoplasmanya. Lebih kasar, lebih berwarna merah tua dan jarang dijumpai lebih dari 3 lobus inti. Mielosit eosinofil dapat dikenali, tetapi stadium yang lebih awal tidak dapat di bedakan dari prekursor netrofil 19. Eosinofil merupakan 1-3 % dari leukosit dalam darah dan

26 diperkirakan bahwa untuk setiap eosinofil dalam darah, terdapat 300 di dalam jaringan. Eosinofil berdiameter 9 µm dalam larutan, dan sekitar 12 µm dalam sediaan darah. 22 a.3. Basofil Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya yaitu kurang dari 1 % dari jumlah leukosit. Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam. Diameternya sekitar µm. 21 Nukleusnya sering berbentuk U atau J dan karenanya dapat terlihat bilobus pada sediaan. 22 b. Agranulosit Agranulosit merupakan leukosit tanpa granula sitoplasma. Agranulosit terdiri dari monosit dan limfosit. 21 b.1. Limfosit Limfosit adalah golongan leukosit yang kedua terbanyak berkisar % dari sel darah putih beredar pada sediaan darah, limfosit berupa sel bulat kecil berdiameter 7-12 µm. 22 Limfosit memiliki rentang usia sekitar hari. Selama periode ini sebagian besar dari sel-sel ini secara kontinu beredar diantara jaringan limfosit, limpa dan darah. 19 Terdapat 2 jenis limfosit, limfosit B dan limfosit T. Limfosit B menghasilkan antibodi yang beredar dalam darah. Antibodi berikatan dan memberi tanda untuk menyerang benda asing tertentu. Limfosit B tidak tergantung pada timus dan berumur panjang. Limfosit T tergantung pada timus dan berumur panjang. Limfosit T tidak menghasilkan antibodi, sel-sel ini secara langsung

27 menghancurkan sel-sel sasaran spesifik, suatu proses yang dikenal sebagai imun seluler (respon imun yang diperantai sel ). Sel yang menjadi sasaran limfosit T mencakup sel-sel tubuh yang telah dimasuki oleh virus dan sel kanker. 23 b.2. Monosit Monosit adalah leukosit terbesar. Intinya bervariasi, dari bulat atau lonjong sampai berlekuk atau berbentuk tapal kuda dan terpulas lebih pucat dari pada inti limfosit. Kromatinnya lebih halus terdispersi; sitoplasmanya banyak dan sedikit basofilik dan sering mengandung sedikit granul azofilik halus. Monosit mencakup kira- kira 3-8 % leukosit darah. 36

28 Gambar 2.1. Leukemia 40 Gambar 2.2. Sel darah putih 40 Granulosit Gambar 2.3. Neutrofil 40 Gambar 2.4. Eosinofil 40 Gambar 2.5. Basofil 40 Agranulosit Gambar 2.6. Limfosit 41 Gambar 2.7 Monosit 41

29 2.3. Klasifikasi Leukemia Secara tradisional leukemia diklasifikasikan berdasarkan tipe sel yang terlihat dan bentuk maturasi sel leukemia, yaitu : Leukemia Akut Leukemia akut merupakan suatu penyakit yang serius, berkembang dengan cepat, dan apabila tidak diterapi dapat menyebabkan kematian dalam beberapa minggu atau bulan. Leukemia akut dapat mempengaruhi jalan perkembangan sel limfoid akut atau jalur perkembangan sel mieloid akut. 24 a. Leukemia Limfositik Akut LLA adalah keganasan klonal dari sel-sel prekursor limfoid. Lebih dari 80 % kasus, sel-sel ganas berasal sari limfosit B, dan sisanya merupakan leukemia sel T. 31 LLA terjadi pada 80% kasus leukemia akut anak- anak. Insidensi puncak LLA adalah pada umur 3-7 tahun. LLA juga dapat tampak pada orang dewasa, menyebabkan sekitar 20 % leukemia akut dewasa. 25 Tanpa pengobatan rata-rata hidup penderita LLA 3-6 bulan. Dengan pengobatan rata-rata hidup penderita LLA yang berumur di bawah 2 tahun dan 50% penderita LLA yang berumur antara 2-10 tahun rata-rata hidup 2-10 tahun. 23 Menurut Djajadiman (2001) sekitar % dari 100 anak yang menderita LLA dapat disembuhkan dengan pengobatan kemoterapi. 20 b. Leukemia Granulostik/ Mielositik Akut LGA/LMA adalah suatu penyakit yang ditandai dengan transformasi neoplastik dan gangguan differensiasi sel-sel progenitor dari sel myeloid. 32 Pada LGA/LMA terjadi proliferasi dari salah satu unsur sel yang memproduksi sel darah

30 yang ganas. Sel yang ganas tersebut menginfiltrasi sumsum tulang dengan menyebabkan kegagalan fungsi tulang normal dalam proses hematopoetik normal. Dengan pengobatan angka remisi (waktu berkurangnya gejala penyakit ) penderita LGA/LMA mencapai %, tetapi angka rata-rata hidup masih 2 tahun dan yang dapat hidup lebih dari 5 tahun hanya 10 %. Pada saat ini 50 % anak-anak dan kirakira 35 % orang dewasa muda disembuhkan dengan kemoterapi intensif. Jika tidak ada pengobatan, penderita LGA/LMA meninggal kira-kira 3-6 bulan Leukemia Kronik Leukemia kronik ditandai dengan keberadaan jumlah leukosit darah tepi yang sangat tinggi. Sel-sel ini adalah sel matur. Leukemia kronis biasanya memiliki awitan samar dan lagi perkembangan yang lambat. Sebagian pasien mengalami perkembangan yang lambat dan pembesaran organ yang infiltrasi oleh sel-sel leukemia. 33 a. Leukemia Granulostik/ Mielositik Kronik LGK/LMK adalah golongan penyakit mieloproliferatif, yang ditandai oleh proliferasi dari seri granulosit tanpa gangguan diferensiasi. 31 Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leukosit lebih dari /mm 3. Pada pemeriksaan sumsum tulang didapatkan keadaan hiperseluler dengan peningkatan jumlah megakariosit dan granulokoesis. Jumlah granulosit umumnya lebih dari / mm 3. Pada 85 % kasus terhadap kelainan kromosom yang disebut kromosom philadelpia. Limfa membesar pada 90 % kasus sehingga mengakibatkan perasaan penuh pada abdomen dan mudah merasa kenyang atau perut membesar. 26

31 Sebagian besar penderita LGK/ LMK akan meninggal setelah memasuki fase akhir yang disebut krisis blastik, yaitu produksi berlebihan sel muda leukosit, biasanya berupa mieloblas atau promielosit disertai produksi neutrofil, trombosit, dan sel eritrosit yang amat kurang. Dengan pengobatan rata-rata hidup penderita LGK/LMK adalah 3-5 tahun 26. b. Leukemia Limfositik Kronik LLK adalah suatu keganasan hematologik yang ditandai oleh proliferasi klonal dan penumpukan limfosit B neoplastik dalam darah, sumsum tulang, limfonodi, limfa dan organ-organ lain. 31 LLK berbeda dari leukemia yang lain yaitu bahwa penyakit ini biasanya berjalan secara indolen ( lambat ) selama bertahuntahun. Penyakit ini hampir selalu dijumpai pada orang dewasa berusia lebih dari 40 tahun. 34 Pemeriksaan darah tepi menunjukkan limfositosis lebih dari /mm 3. Pada sumsum tulang didapatkan adanya infiltrasi merata oleh limfosit kecil, yaitu lebih dari 40 % dari total sel yang berinti. 27 Terjadi pada manula dengan limfodenopati generalisata dan peningkatan jumlah leukosit disertai limfositosis. Perjalanan penyakit biasanya jinak dan indikasi pengobatan adalah hanya jika timbul gejala. 19

32 2.4. Epidemiologi Epidemiologi penyakit leukemia ditinjau dari hal-hal sebagai berikut: Distribusi Frekuensi Penyakit Leukemia a. Umur Secara keseluruhan insiden leukemia bervariasi menurut umur. LLA sering pada anak-anak dibawah 15 tahun dengan insiden puncaknya 3-5 tahun. Pada kelompok dewasa LLA hanya 25 % dan 75 % terdapat pada anak-anak. LMA/ LGA lebih sering ditemukan pada dewasa muda ( tahun) sebanyak 85 % dan 15 % pada usia anak-anak 31. LGK/ LMK paling sering terjadi pada umur tahun dengan insiden puncaknya pada umur tahun 37. LLK terutama terjadi pada umur lebih dari 60 tahun. 31 Pada tahun 2001 terdapat kejadian leukemia sekitar 25 % pada usia < 25 tahun dari seluruh kasus kanker yang ada di Amerika Serikat. Dari 12 wilayah di Amerika Serikat terdapat orang anak-anak yang menderita leukemia dengan pengkategorian umur < 20 tahun dan adalah leukemia jenis LLA. 29 Pada tahun 2004 dijumpai jenis leukemia LLA dan sekitar (89,79%) penderita leukemia adalah anak-anak. 8 Dari penelitian Kartiningsih L, dkk Pada tahun 2001 melaporkan di RSUD Dr. Soetomo LLA menduduki rangking pertama untuk keganasan pada anak-anak selama 10 tahun terakhir ( ). Ada 524 kasus atau merupakan 50 % dari seluruh keganasan pada anak, (10%) menderita Non Limfoblastik Leukemia dan 42 kasus merupakan LGK/LMK. 25 Menurut penelitian Pardosi frekuensi LMK 15 orang, tinggi pada golongan umur tahun dan frekuensi LLA 41 orang, tinggi

33 pada golongan umur 1-10 tahun. Hal ini sama dengan kejadian leukemia di beberapa negara Barat yang juga mengatakan bahwa dimana LLA tinggi pada golongan umur di bawah 10 tahun. 27 b. Jenis Kelamin Leukemia lebih sering dijumpai pada laki-laki dibandingkan wanita dengan perbandingan : 1,2-2 :1 18. Berdasarkan penelitian L. Odom di Amerika tahun 2001 yang mengatakan bahwa kasus leukemia pada laki-laki kulit berwarna selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sedangkan secara keseluruhan perbandingan kejadian leukemia pada laki-laki dan perempuan sebesar 5,6 : 4,4 29. Hasil penelitian dari National Cancer Center of Korean menemukan bahwa kejadian leukemia lebih besar pada laki-laki dari pada perempuan dengan perbandingan 4,62 % ; 3,21 %. 35 c. Ras Berdasarkan laporan dari SEER (Surveillance Epidemiology and End Result ) di Amerika pada tahun , insiden leukemia sekitar 12,3/ penduduk dan angka kematian yang disesuaikan berdasarkan usia (Age Adjusted Death Rate ) adalah 7,4/ penduduk. Di Amerika orang kulit putih lebih tinggi resiko meninggal karena leukemia dengan yang tidak berkulit putih ( Amerika keturunan Indian atau suku Alaska ). 30 Frekuensi relatif leukemia di Negara Barat menurut Gunz adalah Leukemia akut sekitar 60 %, LLK 25 %, LGK/LMK 15 %. Frekuensi LLK di Indonesia sangat rendah dan LGK/LMK merupakan leukemia kronik yang paling dijumpai. 18

34 Berdasarkan Penelitian M.Jaffar pada tahun di Medan, LLK adalah jenis leukemia yang jarang di Medan sesuai dengan di Jepang. Hal ini berbeda dengan insiden yang tinggi di negara Barat dan Afrika. Insiden leukemia di Medan dari keturunan Cina lebih tinggi (3/ ) dari golongan pribumi (1,5/ ). 27 d. Waktu Pada tahun 2006 di Amerika terdapat kasus leukemia, leukemia sebagian besar terjadi pada anak-anak dan kasus meninggal karena leukemia. Di RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 1994 terdapat 36 penderita, tahun 1995 terdapat 38 penderita dan tahun 1996 terdapat 22 orang menderita Determinan Penyakit Leukemia Penyebab sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor risiko leukemia diantaranya. 34 a. Usia Kasus leukemia terjadi sampai 70% pada orang berusia di atas 50 tahun. Maka, usia bisa dianggap sebagai faktor risiko terbesar penyakit leukemia. Kromosom sel darah putih pada orang berusia lanjut lebih rentan dari pada dewasa muda dan lebih mudah mengalami kerusakan DNA yang menyebabkan leukemia. 32 b. Kemoterapi Kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kanker, bisa menyebabkan kerusakan DNA dan meningkatkan risiko berkembangnya beberapa jenis leukemia. Sebagai contoh, kemoterapi untuk pengobatan kanker adalah penyebab utama LGA/LMA pada remaja. 32

35 c. Sinar Radioaktif Sinar radioaktif merupakan faktor risiko yang paling jelas dapat menyebabkan leukemia. Angka kejadian LGA/LMA dan LGK/LMK jelas sekali meningkat sesudah sinar radioaktif digunakan. Ahli radiology dan ahli rontgen mempunyai risiko menderita leukemia 10 kali lebih besar dibandingkan dengan orang-orang yang tidak bekerja di bagian itu. Penduduk Hirosima dan Nagasaki yang hidup sesudah ledakan bom atom mempunyai risiko untuk menderita LGA/LMA dan LGK/LMK sebesar 20 kali lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di tempat lain. Leukemia timbul sekitar 5 sampai 7 tahun sesudah ledakan tersebut terjadi. Demikian juga penderita ancylosing spondylitis yang diobati dengan sinar X mempunyai risiko 14 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak diobati dengan sinar-x. 38 d. Virus Acute T cell leukemia berhubungan dengan infeksi oleh human T cell leukemia virus (HTLV); human lymphotrophic virus-1 penyebab leukemia pada manusia. Pada pasien yang terinfeksi, protein HTLV melekat pada protein lymphocytes yang bertanggung jawab dalam mengatur pertumbuhan sel. Jika HLTV melekat, maka dia mengganggu pertumbuhan sel normal dan mengkorup fungsinya. Leukemia ini jarang terjadi di Amerika Serikat. Umumnya terjadi di Asia dan sebagian Karibia. 32

36 e. Faktor Genetik Anak-anak dengan down s syndrome memiliki risiko kali lipat mengalami leukemia dari pada anak-anak normal. Terdapat pula penyakit turunan lainnya seperti Fanconi s anemia dan Bloom syndrome, yang ditandai dengan dengan ketidakstabilan genetik dan ketidakmampuan memperbaiki kerusakan DNA yang berhubungan dengan meningkatnya risiko leukemia. 32 f. Bahan Kimia Paparan jangka panjang terhadap benzene dapat mengakibatkan leukemia akut. Paparan jangka panjang terhadap herbisida, pestisida dan bahan kimia pertanian lain, berhubungan dengan meningkatnya risiko leukemia. Banyak pewarna rambut yang mengandung bahan kimia yang menyebabkan kanker dan berhuhungan dengan leukemia, terutama dalam jangka panjang. 32 g. Merokok Menghisap rokok dapat menyebabkan leukemia, terlebih bila mengandung senyawa penyebab leukemia seperti benzene. Merokok pada usia remaja menyebabkan peningkatan yang relative tidak terlalu besar berkembangnya leukemia. Tapi, pada orang di atas usia 60 tahun merokok meningkatkan risiko dua kali lipat berkembangnya LGA/LMA dan tiga kali lipat LLA. 32

37 2.5.Gejala Klinis Pada umumnya gejala klinis dari leukemia adalah anemia, netropenia, trombositopenia, infiltrasi ke dalam organ, hiperkatabolik Leukemia Limfositik Akut Gejala klinis yang dapat dijumpai pada LLA adalah anemia, anoreksia, demam, infeksi mulut, hepatomegali, limfadenopati, leukemia sistem saraf pusat, dan keterlibatan organ lain. 31 Pada pemeriksaan, pasien tampak pucat, didapatkan purpura, petekia, dan bebagai tanda-tanda infeksi stomatitis dan hipertrofi gusi dapat ditemui pada pasien dengan leukemia monositik. Terdapat pembesaran dengan derajat bervariasi dari hepar, lien, dan limfonodi. Nyeri tulang bisa dijumpai, terutama pada sternum, tibia, dan femur Leukemia Granulostik/ Mielositik Akut Gejala klinis yang bisa ditemukan pada LGA / LMA adalah anemia, infeksi berulang, nyeri tulang atau sendi, gangguan penglihatan, hepatomegali, epistaksis,nyeri kepala. 37 Gejala yang selalu ada adalah hipertropi gusi dengan sifat mudah berdarah Leukemia Granulostik/ Mielositik Kronik Gejala klinik yang dijumpai adalah splenomegali, lemah badan, penurunan berat badan, hepatomegali, keringat malam, cepat kenyang, perdarahan/ purpura,nyeri perut (infark limfa), demam. 31 Gejala lain seperti gejala gout, gangguan penglihatan, anemia. 18

38 Leukemia Limfositik Kronik Gejala LLK bermanifestasi dengan adanya penurunan daya tahan tubuh (imunosupresi), kegagalan sumsum tulang, dan infiltrasi organ oleh limfosit. 28 Gejala lain seperti infeksi kulit dan saluran pernafasan, kelelahan, malaise, anoreksia, anemia, splenomegali dan trombositopenia Diagnosis Leukemia Limfositik Akut Diagnosis LLA sering didasarkan atas pemeriksaan apus tepi darah dan evaluasi sumsum tulang sangat penting untuk memastikan diagnosis dan sebagai bahan pemeriksaan bagi studi untuk klasifikasi lebih lanjut. Jumlah sel darah putih dapat normal atau lebih tinggi pada kebanyakan pasien LLA. Jumlah trombosit pada seluruh pasien LLA adalah normal atau sedikit berkurang dan hanya 30 % pasien dengan jumlah trombosit kurang dari / mm 3. Kebanyakan pasien memiliki hematokrit antara 30 % sampai 35 %. Setidaknya limfoblas terdapat 50% dari seluruh sumsum tulang pada LLA Leukemia Granulostik/ Mielositik Akut Suatu LGA/LMA sangat dicurigai jika pemeriksaan apus darah tepi menunjukkan peningkatan jumlah sel-sel blas imatur yang disertai dengan anemia dan trombositopenia. Adanya Auer bodies ( rods) mengarah pada LGA/LMA sebelum hasil diagnosis lainnya di dapat. Jumlah total sel darah putih pada LGA/LMA dapat normal, berkurang atau meningkat. Jumlah trombosit yang kurang dari / mm 3 sangat sering terdapat pada LGA/LMA. 37

39 Leukemia Granulostik/ Mielositik Kronik Diagnosis LGK/LMK ditegakkan dengan evaluasi hematologis. Hasil tersebut meliputi hitung sel darah lengkap yang merupakan karakteristik LGK/LMK : sel darah putih lebih dari / mm 3, granulosit matur dan imatur, mielosit lebih banyak dari metamielosit, peningkatan eosinofil dan basofil dan peningkatan atau jumlah trombosit yang normal Leukemia Limfositik Kronik Sistem stadium klinis dari RAI (Radioactive Iodine) digunakan untuk diagnosa dan penentuan stadium : a. Stadium 0 : Hanya limfositosis, dalam darah > / mm 3 dan sumsum tulang > 40 %, rata- rata harapan hidup 12 tahun. b. Stadium I : Limfositosis dengan limfadenopati, rata- rata harapan hidup 8 tahun. c. Stadium II : Limfositosis + splenomegali ± hepatomegali, rata- rata harapan hidup = 6 tahun d. Stadium III : Limfositosis + anemia ( Hb < 11 g%), rata- rata hidup = 1,5 tahun. e. Stadium IV : Limfositosis + trombositopenia ( trombosit < / mm 3 ), harapan hidup = 1,5 tahun. 37

40 2.7. Pencegahan Pencegahan Primer Ditujukan untuk menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. 39 Pencegahan yang dilakukan adalah : a. Pengendalian Pemaparan Radiasi Ionisasi pada Manusia Pengendalian ini ditujukan terhadap orang yang bekerja di bidang Kedokteran terutama yang menggunakan radiasi. Misalnya dengan membuat kaca anti radiasi pada monitor komputer, membuat baju yang khusus anti radiasi bagi orang yang sering terpapar ( para ahli radiology dan rontgen). 27 b. Pengendalian Pemaparan dari Berbagai Lingkungan Kimia Yang memiliki potensi Leukogenik Pencegahan ini ditujukan pada tenaga kerja supaya tidak terpapar pelarut benzene dan zat aditif serta senyawa lainnya pada saat bekerja. Misalnya memberi pengetahuan tentang bahan-bahan karsinogen pada tenaga kerja dengan baik sehingga bekerja dapat semaksimal mungkin menghindarinya dan reduksi terhadap pemaparan di tempat kerja dengan cara membatasi waktu kerja dan melakukan rotasi kerja. 27 c. Konseling Pernikahan Pencegahan ini ditujukan pada pasangan yang akan menikah. Apabila masing- masing pasangan mempunyai latar belakang ada keluarga yang menderita Sindroma Down dianjurkan untuk konsultasi dengan seorang ahli hematologi sehingga mereka dapat mengambil keputusan untuk tetap menikah atau tidak. 27

41 Pencegahan Sekunder Ditujukan untuk menghentikan perkembangan penyakit atau cedera menuju suatu perkembangan ke arah kerusakan atau ketidakmampuan 39. Pencegahan yang dilakukan adalah : Kemoterapi a. Kemoterapi pada penderita LLA a.1. Terapi induksi remisi Tujuan dari terapi induksi remisi adalah mencapai remisi lengkap hematologik (hematologic complete remission/cr), yaitu eradikasi sel leukemia yang dapat di deteksi secara morfologi dalam darah dan sumsum tulang dan kembalinya hematopoiesis normal. Terapi ini biasanya terdiri dari prednison, vinkristin, dan antrasiklin dan juga L-asparaginase. Tambahan obat seperti sisklofosfamid, sitarabin dan konvensional atau tinggi, dan merkatopurin. 31 a.2. Terapi intensifikasi atau konsolidasi Setelah tercapai remisi lengkap, segera dilakukan terapi intensifikasi atau konsolidasi yang bertujuan untuk mengeliminasi sel leukemia residual untuk mencegah timbulnya sel yang resisten obat. Berbagai dosis mielosupresi dari obat yang berbeda diberikan tergantung protokol yang dipakai. 25 a.3. Pemeliharaan jangka panjang Terapi ini terdiri dari 6- merkaptopurin tiap hari dan metotreksat seminggu sekali selama 2-3 tahun. 31 Hasil pengobatan LLA sangat baik dengan terapi intensifikasi atau konsolidasi dicapai kesembuhan pada % kasus LLA pada anak- anak dan 40-

42 50% pada kasus LLA dewasa, tetapi pada umur diatas 65 tahun hanya didapat hasil kesembuhan sekitar 5 %. 19 b. Kemoterapi pada penderita LGA/LMA b.1. Terapi Induksi Cytarabine dengan antrasiklin, baik daunorubisin atau doksorubisin, merupakan agen induksi yang paling efektif dan memberikan hasil remisi sebesar 65 %. Antrasiklin yang terbaru, mitoksantron dan idarubisin memberikan hasil yang baik jika digunakan secara kombinasi dengan zat lainnya. b.2. Terapi kekambuhan penyakit Pemberian terapi ulangan dengan ara-c dan daunorobisin pada pasien yang telah diterapi dengan regimen ini sebelumnya memberikan kemungkinan didapatkannya remisi kedua sebesar 30 % sampai 50 %. Ara- C dosis tinggi dengan atau tanpa daunorubisin, L-asparaginase, amsaknin, atau mitosaktron telah digunakan dan memberikan hasil yang baik pada beberapa pasien yang resisten. Hasil pengobatan LMA tidak sebaik LLA. Remisi dicapai pada % kasus, 30 % diantaranya tetap bebas leukemia setelah 3-5 tahun, dan sebagian besar darinya akan mengalami kesembuhan. Namun pada umur diatas 65 tahun hanya didapat hasil kesembuhan sekitar 5 %. 19 c. Kemoterapi pada penderita LGK/LMK c.1. Terapi fase kronis Busulfan dan hidroksiurea digunakan sebagai terapi fase kronis. Regimen dengan bermacam obat yang intensif merupakan terapi pilihan untuk transformasi blastis pada pasien yang bukan merupakan pilihan untuk transplantasi sumsum

43 tulang. Regimen ini meliputi ara- C penggunaan antrasiklin, 6-tioguamin dan hidroksiurea. 37 c.2. Transplantasi sumsum tulang Transplantasi sumsum tulang setelah kemoterapi dosis tinggi dan radiasi merupakan terapi kuratif yang potensial untuk LGK/LMK. Hasil terbaik didapatkan jika transplantasi dilakukan pada awal fase kronis dari penyakit dan harapan hidup 5 tahun untuk pasien kronis adalah 60 %. 37 d.kemoterapi pada penderita LLK d.1. Kemoterapi tunggal yaitu : klorambusil, siklofosfamid, vinkristin, dan fludarabin. d.2. Kemoterapi kombinasi yaitu : Doksorubisin, siklofosfamid, vinkristin dan prednison Radioterapi Radioterapi menggunakan sinar benergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Radioterapi pada pasien hanya bersifat paliatif dapat berupa : a. Radiasi limfa, % pasien akan menunjukkan penurunan ukuran limfa, berkurangnya nyeri perut serta rasa tidak enak pada perut. Catersky pada tahun 1991 melaporkan 38 % pasien mengalami remisi hematologik yang lengkap. b. Terapi eksternal untuk lesi-lesi yang besar. 37

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL SKRIPSI KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2007 2008 OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL 051000106 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DENGAN PARASIT POSITIF YANG DIRAWAT INAP DI RSD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2009

KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DENGAN PARASIT POSITIF YANG DIRAWAT INAP DI RSD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2009 KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DENGAN PARASIT POSITIF YANG DIRAWAT INAP DI RSD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : VERARICA SILALAHI NIM. 061000152 FAKULTAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : JULIANTI AISYAH NIM

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : JULIANTI AISYAH NIM KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : JULIANTI AISYAH NIM. 061000134 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN Penyakit Leukimia TUGAS 1 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah Editor : LUPIYANAH G1C015041 D4 ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI. KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN 2010-2011 SKRIPSI Oleh : YESSY OKTORINA NIM. 051000161 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Leukemia Istilah leukemia pertama kali dijelaskan oleh Virchow sebagai darah putih pada tahun 1874, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan

Lebih terperinci

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54 Leukemia adalah kondisi sel-sel darah putih yang lebih banyak daripada sel darah merah tapi sel-sel darah putih ini bersifat abnormal. Leukemia terjadi karena proses pembentukan sel darahnya tidak normal.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN DISPEPSIA YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN TAHUN 2008 SKRIPSI. Oleh : SUCI HERAYANI HRP NIM.

KARAKTERISTIK PASIEN DISPEPSIA YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN TAHUN 2008 SKRIPSI. Oleh : SUCI HERAYANI HRP NIM. KARAKTERISTIK PASIEN DISPEPSIA YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN TAHUN 2008 SKRIPSI Oleh : SUCI HERAYANI HRP NIM. 061000273 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PADANGSIDIMPUAN TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PADANGSIDIMPUAN TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2005-2007 S K R I P S I Oleh : EFRIKA SUSANTI NASUTION NIM. 041000036 FAKULTAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh: ARDA SARIANI MALAU

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh: ARDA SARIANI MALAU KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Oleh: ARDA SARIANI MALAU NIM 071000140 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RSU Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN SKRIPSI OLEH : FUTRI S NASUTION

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RSU Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN SKRIPSI OLEH : FUTRI S NASUTION KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RSU Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2003-2007 SKRIPSI OLEH : FUTRI S NASUTION 041000009 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

Editor : Yayan Akhyar Israr. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.

Editor : Yayan Akhyar Israr. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed. Editor : Yayan Akhyar Israr Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2010 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik

Lebih terperinci

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 KARAKTERISTIK PENDERITA TB PARU RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2004-2007 SKRIPSI Oleh : EKA SR SIHOMBING NIM 041000174 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2009-2013 SKRIPSI OLEH RIRIN GULTOM NIM. 081000049 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN SKRIPSI. KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN 2004-2008 SKRIPSI Oleh : MERY K. SINAGA 051000066 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER 2009 Oleh: RONY SIBUEA 070100171 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Leukemia Mieloid Akut (LMA) adalah salah satu kanker darah yang ditandai dengan transformasi ganas dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari seri mieloid. Bila

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANAK YANG MENDERITA LEUKEMIA AKUT RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Abstract

KARAKTERISTIK ANAK YANG MENDERITA LEUKEMIA AKUT RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Abstract KARAKTERISTIK ANAK YANG MENDERITA LEUKEMIA AKUT RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011-2012 Sulastriana 1, Sori Muda 2, Jemadi 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2 Dosen Departemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai 30%-40% dari seluruh keganasan. Insidens leukemia mencapai 2,76/100.000 anak usia 1-4 tahun (Permono,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN SKRIPSI

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN SKRIPSI KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2006-2009 SKRIPSI Oleh : ELIZABETH LOLOAN PANGGABEAN NIM. 061000033 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius bagi negara, disebabkan insidennya semakin meningkat. Penyakit ini termasuk salah satu jenis penyakit tidak menular

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS YANG DILAKUKAN TINDAKAN CRANIOTOMY DI RS UMUM MATERNA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh :

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS YANG DILAKUKAN TINDAKAN CRANIOTOMY DI RS UMUM MATERNA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS YANG DILAKUKAN TINDAKAN CRANIOTOMY DI RS UMUM MATERNA MEDAN TAHUN 2008-2009 SKRIPSI Oleh : FRIDA. M.R. SIAHAAN NIM. 081000251 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI 1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : NENNY TRIPENA NIM.

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : NENNY TRIPENA NIM. KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN 2008-2010 SKRIPSI Oleh : NENNY TRIPENA NIM. 081000297 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka morbiditas, namun angka mortalitas leukemia juga dilaporkan di Amerika. Sampai

BAB I PENDAHULUAN. angka morbiditas, namun angka mortalitas leukemia juga dilaporkan di Amerika. Sampai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami perubahan di banyak bidang dari waktu ke waktu termasuk gaya hidup masyarakat yang ada di dalamnya. Perubahan

Lebih terperinci

Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Kemas Ya kub Rahadiyanto 1, Phey Liana 1, Baity Indriani 1 1. Bagian Patologi Klinik, Fakultas

Lebih terperinci

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Leukimia Leukemia adalah golongan penyakit yang ditandai dengan penimbunan sel darah putih abnormal dalam sumsum tulang. Sel abnormal ini dapat menyebabkan kegagalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan nasional yang menimbulkan perubahan dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa kecenderungan baru dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit, yang mana penyakit menular dan penyakit tidak menular keduanya menjadi masalah kesehatan.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT JANTUNG REMATIK PADA ANAK DI RSUP HAJI ADAM MALIK, MEDAN TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT JANTUNG REMATIK PADA ANAK DI RSUP HAJI ADAM MALIK, MEDAN TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT JANTUNG REMATIK PADA ANAK DI RSUP HAJI ADAM MALIK, MEDAN TAHUN 2007-2009 Oleh : AZIZI BIN AZIZAN 070100390 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

Kejadian Anemia Pada Penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Kejadian Anemia Pada Penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Kejadian Anemia Pada Penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Sri Ari Isnaini 1,2, Maria Tuntun 3 1 Program Studi Diploma IV Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG DI RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : SHINTA NIM.

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG DI RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : SHINTA NIM. KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG DI RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Oleh : SHINTA NIM. 061000110 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak setiap orang dan investasi untuk keberhasilan pembangunan suatu negara. 1 Oleh karena itu, dilaksanakan pembangunan kesehatan yang diarahkan

Lebih terperinci

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Nama : Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr. HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr. MOEWARDI Lilis Murtutik, Wahyuni ABSTRAK Latar belakang : Leukemia

Lebih terperinci

BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA. jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi

BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA. jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Penyakit periodontal yang paling sering

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI. KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2004-2009 SKRIPSI Oleh : NENCYATI BR GINTING NIM. 051000032 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah epidemiologi bermula dengan penanganan masalah penyakit menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi permasalahan kesehatan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan 21 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah epidemiologi bermula dengan penanganan masalah penyakit menular yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan sosioekonomi dan

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA LEUKEMIA AKUT (LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DAN LEUKEMIA MIELOBLASTIK AKUT) YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA LEUKEMIA AKUT (LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DAN LEUKEMIA MIELOBLASTIK AKUT) YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA LEUKEMIA AKUT (LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DAN LEUKEMIA MIELOBLASTIK AKUT) YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2014-2015 Minimnya data atau informasi mengenai studi

Lebih terperinci

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH : GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI 2013 - DESEMBER 2013 OLEH : LUSIA A TARIGAN 110100243 NIM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik subyek penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata usia sampel penelitian 47,2 tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Leukemia atau lebih dikenal kanker darah atau sumsum tulang merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal tidak terkontrol (sel neoplasma) yang berasal dari mutasi sel normal.

Lebih terperinci

LEUKEMIA. - pendesakan kegagalan sumsum tulang - infiltrasi ke jaringan lain

LEUKEMIA. - pendesakan kegagalan sumsum tulang - infiltrasi ke jaringan lain LEUKEMIA Keganasan sistem hemopoietik: transformasi maligna suatu progenitor/prekursor sel darah klon sel ganas proliferasi patologis (abnormal) & tidak terkendali menyebabkan: - pendesakan kegagalan sumsum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker merupakan penyakit keganasan yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar. Penyakit kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa. 1 Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia adalah sekumpulan penyakit yang ditandai oleh adanya akumulasi leukosit ganas dalam sumsum tulang dan darah (Hoffbrand, Pettit & Moss, 2005). Leukemia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang bagian paru, namun tak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 Oleh: VINOTH VISWASNATHAN 110100518 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami proses penuaan yang terjadi secara bertahap dan. merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari (Astari, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami proses penuaan yang terjadi secara bertahap dan. merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari (Astari, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Lansia (Lanjut usia) adalah sekelompok orang dengan usia lanjut yang mengalami proses penuaan yang terjadi secara bertahap dan merupakan proses alami yang tidak

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI 1 KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2012-2013 SKRIPSI OLEH: ELLYS TAMPUBOLON NIM. 111000185 FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No.32 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus globalisasi di segala bidang berupa perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada pola hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health Organization (WHO) adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti kardiovaskular, stroke, kanker, diabetes mellitus, penyakit paru kronik obstruktif di banyak negara, terutama di negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya sel myeloid (Perrotti et al., 2010). Di Asia,

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya sel myeloid (Perrotti et al., 2010). Di Asia, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Chronic myelogenous leukemia (CML) merupakan keganasan hematologi yang ditandai dengan meningkatnya sel myeloid (Perrotti et al., 2010). Di Asia, CML merupakan keganasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global. Masalah PTM pada akhirnya tidak hanya menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih menjadi masalah karena merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada bayi baru lahir. Masalah

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Oleh : YULI MARLINA 080100034 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 GAMBARAN FAKTOR RISIKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan penyakit kanker sistemik yang menyerang sel darah putih yang dapat menimbulkan berbagai masalah pada semua aspek kehidupan yaitu fisik, psikologis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Indonesia dilanda krisis moneter pada tahun 1997, kemudian dipicu dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi sehari-hari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: WULAN MELANI

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: WULAN MELANI KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011 Oleh: WULAN MELANI 090100114 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 HALAMAN PERSETUJUAN Proposal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmited Infections (STIs) adalah penyakit yang didapatkan seseorang karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kronis umumnya terjadi pada mereka yang telah cukup lama untuk mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan penyakit

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang wanita di dunia dan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI PREMATUR DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2007 SKRIPSI. Oleh : Alvonso D Paulus P Nim :

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI PREMATUR DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2007 SKRIPSI. Oleh : Alvonso D Paulus P Nim : GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI PREMATUR DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh : Alvonso D Paulus P Nim : 031000011 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan

Lebih terperinci

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH.

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH. PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH Oleh : FATHIRAH AINA BT. ZUBIR NIM : 070100405 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai upaya pembangunan di bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi dan anak. Bayi menjadi fokus dalam setiap program kesehatan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil

Lebih terperinci

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 KARAKTERISTIKK PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DR. R. M. DJOELHAM BINJAI TAHUN 2014 2015 SKRIPSI OLEH MANGARA TUA SITOHANG NIM.

Lebih terperinci

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2009 Oleh: LIEW KOK LEONG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal yang tumbuh secara terus-menerus dan tidak terkendali. Kasus kanker pada anak menjadi penyebab kematian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : IRA MARTI AYU NIM.

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : IRA MARTI AYU NIM. KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : IRA MARTI AYU NIM. 061000126 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang paling sering dijumpai pada anak. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang paling sering dijumpai pada anak. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan jenis penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada anak. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh memiliki kurang lebih 600 kelenjar getah bening, namun pada orang sehat yang normal

Lebih terperinci

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK ORANG TUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN LEUKEMIA PADA ANAK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN KARYA TULIS ILMIAH.

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK ORANG TUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN LEUKEMIA PADA ANAK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN KARYA TULIS ILMIAH. HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK ORANG TUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN LEUKEMIA PADA ANAK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh : IRSYADIL FIKRI 100100007 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI JUNI 2012 SKRIPSI OLEH: CUT MAYA SARI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia akibat kanker, baik pada pria maupun wanita di dunia. Di seluruh dunia, kematian akibat kanker paru sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BBLR DAN MENGALAMI KJDK DI RUMAH SAKIT SRI RATU MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI OLEH :

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BBLR DAN MENGALAMI KJDK DI RUMAH SAKIT SRI RATU MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI OLEH : KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BBLR DAN MENGALAMI KJDK DI RUMAH SAKIT SRI RATU MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI OLEH : JULI ASTARI PANE NIM : 051000171 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan fertilitas, gaya hidup, dan sosial ekonomi yang memacu semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2010 menjelaskan bahwa gambaran masyarakat di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara

Lebih terperinci

leukemia Kanker darah

leukemia Kanker darah leukemia Kanker darah Pendahuluan leukemia,asal kata dari bahasa yunani leukos-putih,haima-darah. leukemia terjadi ketika sel darah bersifat kanker yakni membelah tak terkontrol dan menggangu pembelahan

Lebih terperinci