BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Yogi S, dan M. Ikhsan. Standar Pelayanan Publik di Daerah
|
|
- Ratna Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu infrastruktur perkotaan yang paling penting. Air bersih termasuk prasarana kota yang sangat berpengaruh bagi perkembangan kota, disamping transportasi dan saluran pembuangan (Chapin, 1995:229). Saat ini, penggunaan air bersih telah meliputi berbagai aktivitas kehidupan manusia. Air bersih tidak lagi hanya diperlukan untuk konsumsi rumah tangga (domestic use), tetapi juga untuk kegiatan-kegiatan non domestic use seperti kegiatan perdagangan, industri, perkantoran, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Air bersih sebagai salah satu infrastruktur wilayah dan kota memang menjadi kebutuhan vital masyarakat yang harus dipenuhi. Sesuai pasal 5 Undangundang No. 7 Tahun 2004 mengenai Sumber Daya Air, bahwa Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal seharihari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif. Berdasarkan undang-undang tersebut, air bersih merupakan hak setiap orang sehingga semua penduduk baik di kota metropolitan, kota besar, kota sedang, kota kecil, maupun desa seharusnya mendapatkan pelayanan air bersih. Suatu penyediaan air bersih haruslah aman dari segi higienisnya, baik dan dapat dikonsumsi, tersedia dalam jumlah cukup, dan ekonomis/cukup murah (Chatib, 1996:4). Dalam upaya memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, pemerintah juga menetapkan standar dalam pelayanan air bersih. Standar pelayanan publik, termasuk pelayanan air bersih, diperlukan sebagai tolok ukur pelayanan yang berkualitas. 1 Adanya kesenjangan antara standar pelayanan yang ditetapkan pemerintah dengan pelayanan air bersih yang dirasakan masyarakat, menunjukkan bahwa kualitas pelayanan di wilayah tersebut masih belum baik. 1 Yogi S, dan M. Ikhsan. Standar Pelayanan Publik di Daerah 1
2 2 Kota Soreang dan Banjaran merupakan kota yang berperan penting dalam konteks Kabupaten Bandung maupun Kawasan Metropolitan Bandung. Kota Soreang merupakan ibukota dari Kabupaten Bandung, dengan status sebagai pusat pertumbuhan primer Kabupaten Bandung dan wilayah selatan Metropolitan Bandung. Sementara Kota Banjaran memiliki status sebagai pusat subwilayah dan pusat pertumbuhan sekunder. Akan tetapi, di kedua kota ini terjadi kesenjangan antara standar pelayanan air bersih dengan pelayanan yang dirasakan masyarakatnya. Kesenjangan tersebut dapat dilihat pada hasil studi dan survey awal yang telah dilakukan sebelumnya. Sebelumnya telah terdapat studi yang mengidentifikasi kinerja lembaga penyedia air bersih di Kota Banjaran dan Soreang 2. Dari hasil studi tersebut, diperoleh bahwa tingkat kehilangan air PDAM di kedua kota ini besar, yakni mencapai 37,61% di Soreang dan 50,82% di Banjaran pada tahun Selain itu, cakupan pelayanan perpipaan PDAM-nya juga masih rendah, yakni hanya 24,45% di Kota Soreang dan 2,04% di Kota Banjaran. Sementara dari survey awal yang sebelumnya telah dilakukan penulis mengenai evaluasi kuantitas, kualitas, kontinuitas air PDAM di kedua kota tersebut pada bulan Agustus tahun 2007, juga diperoleh adanya kesenjangan antara standar pelayanan air bersih dengan pelayanan yang dirasakan masyarakatnya. Untuk kebutuhan air minimal misalnya, di Kota Banjaran, 80% responden berada di bawah standar 150 l/o/h. Untuk kualitas air, sekitar 70% responden di Kota Banjaran dan Soreang belum mendapatkan kualitas air PDAM yang memenuhi standar. Sementara untuk jam operasi, lebih dari 40% responden Kota Banjaran dan Soreang belum mendapatkan aliran air PDAM selama 24 jam. Akan tetapi, studi dan survei awal tersebut hanya sebatas menemukan adanya kesenjangan antara standar pelayanan air bersih dengan pelayanan yang dirasakan masyarakat. Sampai saat ini juga belum ada suatu studi lanjutan yang mengkaji mengenai peminimalan kesenjangan tersebut. Padahal dengan meminimalkan kesenjangan tersebut, kualitas pelayanan air bersih di Kota 2 Nastiti, Dyah Identifikasi Kinerja Lembaga Penyedia Air Bersih Di Kota Kecil (Studi Kasus: Kota Soreang dan Banjaran). Program Studi PWK. ITB.
3 3 Banjaran dan Soreang dapat menjadi semakin baik dan meningkat. Oleh karena itu, studi yang akan dilakukan ini merupakan studi lanjutan dari studi sebelumnya. Studi ini akan mengkaji mengenai peminimalan kesenjangan tersebut. Tidak seperti studi sebelumnya, dalam studi ini cakupannya akan diperluas, tidak hanya pelayanan PDAM tetapi juga meliputi pelayanan komunal, karena sistem komunal juga merupakan sistem penyediaan air bersih di Kota Soreang dan Banjaran. Studi ini juga akan melihat persepsi kepuasan dan harapan pengguna serta persepsi pihak penyedia terhadap pelayanan air bersih untuk kemudian menentukan upaya peminimalan yang dapat dilakukan. Upaya peminimalan kesenjangan dapat berupa peningkatan pelayanan dan/atau penurunan standar pelayanan itu sendiri, tergantung pada persepsi masyarakat pengguna dan persepsi pihak penyedia. 1.2 Rumusan Persoalan Kota Banjaran dan Soreang merupakan kota yang berperan penting dalam konteks Kabupaten Bandung dan kawasan Metropolitan Bandung. Akan tetapi, di kedua kota ini masih terdapat kesenjangan antara standar pelayanan air bersih dengan pelayanan yang dirasakan masyarakatnya. Padahal, pemerintah menetapkan standar pelayanan sebagai tolok ukur penilaian kualitas pelayanan. Adanya kesenjangan ini menunjukkan bahwa pelayanan air bersih di Kota Banjaran dan Soreang belum memiliki kualitas yang baik. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat, maka kesenjangan tersebut haruslah diminimasi. Sampai saat ini belum ada studi yang mengkaji bagaimana meminimasi kesenjangan tersebut. Oleh karena itu, dalam studi ini akan dikaji upaya-upaya untuk meminimasi kesenjangan tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka yang menjadi persoalan dalam studi ini adalah: Bagaimana upaya untuk meminimalkan kesenjangan antara standar pelayanan air bersih dengan pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat pengguna PDAM dan komunal di Kota Banjaran dan Soreang?
4 4 1.3 Tujuan dan Sasaran Tujuan dari studi ini adalah untuk meminimasi kesenjangan antara standar pelayanan air bersih dengan pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat pengguna PDAM dan komunal di Kota Banjaran dan Soreang. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam studi ini adalah: Menentukan standar pelayanan ar bersih yang akan digunakan dalam studi Mengetahui persepsi masyarakat pengguna PDAM dan komunal terhadap masing-masing aspek pelayanan air bersih Mengetahui persepsi pihak penyedia dalam memberikan pelayanan air bersih Menemukan upaya-upaya peminimalan kesenjangan antara standar pelayanan air bersih dengan pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat 1.4 Ruang Lingkup Studi Ruang lingkup dalam penelitian ini terdiri dari dua, yakni ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. Ruang lingkup wilayah akan mendeskripsikan lokasi studi dari penelitian ini. Sementara ruang lingkup materi akan menguraikan hal-hal yang menjadi pokok pembahasan studi Ruang Lingkup Wilayah Wilayah studi dalam penelitian ini terdiri dari dua wilayah, yakni Kota Soreang dan Banjaran. Kota Soreang merupakan salah satu kota kecil yang memiliki peran penting baik di wilayah Kabupaten Bandung maupun metropolitan Bandung. Sementara Kota Banjaran jika dilihat dari jumlah penduduknya, merupakan kota sedang yang juga memiliki peran yang penting. Kota Soreang sendiri merupakan ibukota dari Kabupaten Bandung, dengan status sebagai pusat subwilayah dan pusat pertumbuhan primer, serta memiliki aktivitas administrasi dan perumahan. Bahkan Kota Soreang juga diarahkan sebagai pusat pertumbuhan untuk wilayah selatan Metropolitan Bandung. Sementara Kota Banjaran memiliki status sebagai pusat subwilayah dan pusat pertumbuhan sekunder, dengan aktivitas berupa industri, perumahan, dan perdagangan.
5 5 Meskipun kedua kota ini memiliki peran yang penting, pada kenyataannya kedua kota ini belum didukung oleh pelayanan publik yang berkualitas baik, termasuk didalamnya pelayanan air bersih. Di kedua kota ini masih terdapat kesenjangan antara standar pelayanan air bersih yang telah ditetapkan pemerintah dengan pelayanan yang dirasakan masyarakatnya. Oleh karena itu, kedua kota ini menjadi wilayah studi untuk mengkaji upaya peminimasian kesenjangan dalam pelayanan air bersih. Lokasi dan batasan cakupan wilayah studi ditunjukkan pada Gambar Ruang Lingkup Materi Materi dalam studi ini adalah mengenai peminimalan kesenjangan antara standar pelayanan air bersih dengan pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat pengguna PDAM dan komunal di Kota Soreang dan Banjaran. Dalam meminimalkan kesenjangan tersebut, lingkup materi dalam studi ini adalah sebagai berikut: Penentuan standar pelayanan air bersih yang akan digunakan dalam studi. Standar pelayanan air bersih yang dgunakan dalam studi ini adalah Kriteria Perencanaan Domestik Sistem Air Bersih yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Dalam kriteria perencanaan tersebut, diatur standar-standar minimal yang harus dipenuhi dalam perencanaan sistem air bersih. Standar tersebut meliputi konsumsi unit sambungan rumah (SR), konsumsi unit hidran umum (HU), konsumsi unit non domestik, kehilangan air, faktor maximum day, faktor peak hour, jumlah jiwa per SR, jumlah jiwa per HU, sisa tekan di jaringan distribusi, jam operasi, volume reservoir, SR : HU, dan cakupan pelayanan. Akan tetapi, tidak semua variabel tersebut akan digunakan dalam studi ini. Dari variabel-variabel tersebut, dipilih beberapa variabel yang berkaitan langsung dengan pelayanan air bersih yang dirasakan masyarakat. Dalam studi ini juga akan digunakan standar lain berupa standar mutu kualitas air bersih yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan. Untuk lebih jelasnya, variabel-variabel yang akan dipergunakan dalam studi ini dapat dilihat pada Tabel I.1.
6 6 TABEL I. 1 VARIABEL STANDAR YANG DIGUNAKAN VARIABEL URAIAN TOLOK UKUR SUMBER Konsumsi Unit Variabel ini dimaksudkan untuk 150 Kriteria Sambungan mengidentifikasi seberapa besar liter/orang/hari Perencanaan Rumah (SR) jumlah pemakaian air bersih oleh untuk kota sedang Domestik Sistem l/o/h masyarakat. dan 130 l/o/h Air Bersih Dep. PU untuk kota kecil Kehilangan Air Tingkat kehilangan air merupakan % Kriteria (%) persentase perbandingan antara Perencanaan selisih jumlah air yang Domestik Sistem didistribusikan dengan jumlah air Air Bersih Dep. PU yang terjual pertahun terhadap jumlah air yg didistribusikan pertahun. Jam Operasi (jam/hari) Jam Operasi (jam/hari) merupakan suatu angka yang menunjukan waktu rata-rata pengaliran air kepada masyarakat dalam sehari sepanjang tahun. 24 jam/hari Kriteria Perencanaan Domestik Sistem Air Bersih Dep. PU Cakupan Pelayanan (%) Cakupan pelayanan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang telah dilayani air bersih terhadap jumlah penduduk di kota tersebut. 90 %, Dengan rincian 60 % perpipaan, 30 % non perpipaan Kriteria Perencanaan Domestik Sistem Air Bersih Dep. PU Kualitas fisis air Variabel ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kualitas air konsumen yang diperoleh para pelanggan. Kualitas air disini dibatasi hanya pada kualitas fisis karena kualitas fisis lah yang dapat dinilai langsung oleh masyarakat. Tidak berwarna, berbau, dan berasa Standar Kualitas Mutu Air Bersih Departemen Kesehatan Sumber: Kriteria Perencanaan Domestik Sistem Air Bersih Dep. PU dan Standar Kualitas Mutu Air Bersih Departemen Kesehatan
7 9 Persepsi masyarakat pengguna terhadap pelayanan air bersih PDAM dan sistem komunal. Persepsi yang dimaksud dalam studi ini meliputi persepsi masyarakat pengguna PDAM dan komunal mengenai pelayanan air bersih yang diterima dan dirasakan, kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diterima, dan harapan masyarakat terhadap pelayanan yang diinginkan. Persepsi masyarakat pengguna ini diperoleh berdasarkan hasil kuesioner masyarakat. Persepsi masyarakat pengguna ini kemudian akan diperbandingkan dengan standar untuk melihat sejauh mana kesenjangan yang ada. Persepsi pihak penyedia air bersih dalam memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat. Untuk mengetahui persepsi pihak penyedia air bersih, maka dilakukan wawancara dengan pihak penyedia air bersih di Kota Soreang dan Banjaran, dalam hal ini adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Badan Penyedia Air Bersih (BPAB). Dalam wawancara tersebut akan ditanyakan mengenai pelayanan yang telah diberikan pihak penyedia dan persoalanpersoalan yang dihadapi. Upaya peminimalan kesenjangan antara standar pelayanan air bersih yang ditetapkan pemerintah dengan pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat. Kesenjangan yang diperoleh dari hasil perbandingan antara persepsi masyarakat pengguna dengan standar, kemudian perlu dicari upaya peminimalannya. Berdasarkan persepsi pihak penyedia air bersih, maka selanjutnya dapat ditentukan upaya-upaya peminimalan kesenjangan yang dapat dilakukan. Rekomendasi upaya peminimalan kesenjangan yang diberikan dapat berupa peningkatan pelayanan air bersih dan/atau penurunan standar pelayanan itu sendiri.
8 Metode Penelitian Di dalam metode penelitian ini, akan diuraikan mengenai metode pengumpulan data serta metode analisis yang dilakukan dalam studi ini Metode Pengumpulan Data Sumber informasi untuk studi ini terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu: Literatur, untuk mengkaji teori mengenai pelayanan publik, penyediaan air bersih, kebutuhan dan standar kualitas air bersih, dan kriteria perencanaan domestik sistem air bersih. Pengumpulan data sekunder, yakni pengumpulan data instansional yang diperlukan bagi studi ini, berupa survey instansional ke instansi-instansi sebagai berikut: PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung PDAM Cabang Pelayanan I Soreang yang menaungi Kota Soreang dan Banjaran BAPPEDA Kabupaten Bandung Badan Pusat Statistik (BPS) Wawancara dengan pihak penyedia air bersih di wilayah studi. Oleh karena itu, yang menjadi responden wawancara adalah sebagai berikut: Kepala Produksi Distribusi Cabang Pelayanan I Soreang yang menaungi Kota Pelayanan Soreang dan Banjaran Kepala Bagian Humas PDAM Kabupaten Bandung Kepala Badan Penyedia Air Bersih (BPAB) di Kota Soreang dan Banjaran Survey data primer kepada masyarakat pengguna PDAM dan komunal di Kota Soreang dan Banjaran. Survey data primer ini dilakukan untuk mengetahui pelayanan air bersih yang dirasakan masyarakat dan sejauh mana tingkat kepuasan dan harapan pelanggan untuk pelayanan air bersih. Sementara masyarakat yang hanya menggunakan air bersih non perpipaan
9 11 sebagai satu-satunya sumber air, seperti air tanah dan mata air yang memanfaatkan sendiri secara langsung dari sumbernya, tidak termasuk ke dalam sampel. Metode pengumpulan data primer yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara menggunakan kuesioner secara langsung. Berikut ini jumlah responden yang akan disurvey: Kota Banjaran = 30 pengguna PDAM dan 30 pengguna sistem komunal Kota Soreang = 30 pengguna PDAM dan 30 pengguna sistem komunal TABEL I. 2 SAMPEL RESPONDEN PENGGUNA PDAM KOTA BANJARAN DAN SOREANG KOTA NO. KECAMATAN DESA YANG JUMLAH TERLAYANI RESPONDEN 1 Kecamatan Soreang Desa Soreang 6 Desa Keramatmulya 1 SOREANG Desa Panyirapan 1 Desa Pamekaran 3 2 Kecamatan Katapang Desa Cingcin 19 TOTAL 30 1 Kecamatan Banjaran Desa Banjaran Wetan 4 Desa Banjaran Kulon 5 Desa Kamasan 5 BANJARAN Desa Ciapus 9 Desa Tarajusari 1 2 Kecamatan Pameungpeuk Desa Bojongmanggu 2 3 Kecamatan Arjasari Desa Batukarut 5 TOTAL 30 Sumber: Hasil Perhitungan, 2007 Dalam studi ini, lebih ditekankan pada proporsi pendistribusian sampel pada masing-masing desa, bukan kepada jumlah sampel di setiap kotanya. Jumlah sampel sebanyak 30 responden pengguna PDAM pada masing-masing kota dirasakan cukup dapat mewakili karena penilaian persepsi responden di wilayah yang sama cenderung sama pula. Oleh karena itu, jumlah sampel sebanyak 30 responden tersebut akan terdistribusi dengan proporsi yang sesuai dengan proporsi sambungan langganan PDAM di masing-masing desa di setiap kota.
10 Metode Analisis Metode analisis yang akan digunakan dalam studi ini adalah metode komparatif atau perbandingan. Metode komparatif akan dilakukan untuk membandingkan pelayanan air bersih yang dirasakan masyarakat pengguna PDAM dan komunal dengan standar pelayanan air bersih. Melalui metode komparatif ini akan dilihat sejauh mana kesenjangan antara standar dengan pelayanan yang dirasakan masyarakat pengguna PDAM dan komunal. Kemudian untuk menentukan upaya peminimalan kesenjangan tersebut, akan dilihat persepsi pihak penyedia, yakni PDAM dan sistem komunal, dalam memberikan pelayanan air bersih. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan studi ini terdiri atas empat bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Berisi hal-hal yang berkaitan dengan studi secara umum, meliputi latar belakang perlunya studi dilakukan; perumusan masalah studi yang dilakukan; tujuan dan sasaran pelaksanaan studi; ruang lingkup yang terdiri dari ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah studi; metodologi penelitian yang terdiri dari metode pengumpulan data serta metode analisis; dan sistematika penulisan. Bab 2 Tinjauan Teori Bab ini memaparkan ulasan tentang kajian literatur yang berhubungan dengan studi ini, yaitu yang berkenaan dengan pelayanan publik, penyediaan air bersih sebagai salah satu pelayanan publik, sistem penyediaan air bersih, kebutuhan air bersih dan standar kualitas, standar pelayanan air bersih, hidrogeologi Cekungan Air Tanah Bandung Soreang, dan teori mengenai metode komparatif.
11 13 Bab 3 Gambaran Penyediaan Air Bersih di Kota Banjaran dan Soreang Berisi uraian tentang gambaran wilayah Kota Banjaran dan Soreang serta gambaran penyediaan air bersihnya. Di akhir bab ini juga akan diuraikan mengenai kesenjangan antara standar pelayanan air bersih dengan pelayanan yang dirasakan masyarakat di Kota Banjaran dan Soreang. Bab 4 Peminimalan Kesenjangan antara Standar Pelayanan Air Bersih dengan Pelayanan yang Dirasakan Masyarakat Pengguna PDAM dan Komunal di Kota Banjaran dan Soreang Dalam bab ini, akan dilihat persepsi masyarakat pengguna mengenai pelayanan air bersih PDAM dan komunal serta persepsi pihak penyedia air bersih dalam memberikan pelayanan, sehingga kemudian dapat ditentukan upaya untuk meminimalkan kesenjangan tersebut. Bab 5 Kesimpulan dan Rekomendasi Berisi kesimpulan dan rekomendasi selama melakukan studi yang mencakup temuan hasil studi, kesimpulan terhadap materi studi, serta rekomendasi yang berkenaan dengan hasil studi terhadap pihak-pihak yang terkait.
12 14 GAMBAR 1. 2 KERANGKA PEMIKIRAN STUDI
EVALUASI KINERJA PELAYANAN PENYEDIA AIR BERSIH SISTEM PERPIPAAN DI KOTA KECIL (STUDI KASUS: KOTA SOREANG DAN BANJARAN) TUGAS AKHIR
EVALUASI KINERJA PELAYANAN PENYEDIA AIR BERSIH SISTEM PERPIPAAN DI KOTA KECIL (STUDI KASUS: KOTA SOREANG DAN BANJARAN) TUGAS AKHIR DYAH NASTITI PROBORINI 15402049 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini akan dipaparkan temuan studi, kesimpulan, dan rekomendasi dari studi yang telah dilakukan. Di bagian akhir bab ini, juga akan dipaparkan mengenai kelemahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sumber daya yang tersebar secara luas di bumi ini walaupun dalam jumlah yang berbeda, air terdapat dimana saja dan memegang peranan penting dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sumber daya yang tersebar secara luas di bumi ini walaupun dalam jumlah yang berbeda, air terdapat dimana saja dan memegang peranan penting dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan. Manusia membutuhkan air dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan jumlah konsumen
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN)
BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN) 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian data dan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasal 33 Ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hal yang menjadi fokus perhatian di berbagai bidang saat ini adalah berkaitan dengan upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Definisi berkelanjutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air bersih adalah kebutuhan vital bagi kehidupan manusia. Air merupakan kebutuhan mendasar untuk menyokong metabolisme tubuh. Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Bab I pendahuluan akan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat penelitian, ruang lingkup yang terdiri dari lingkup wilayah dan lingkup materi,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh: RISSA NURUL HUDA
STUDI PEMINIMALAN KESENJANGAN ANTARA STANDAR PELAYANAN AIR BERSIH DENGAN PELAYANAN YANG DIRASAKAN MASYARAKAT PENGGUNA PDAM DAN KOMUNAL DI KOTA BANJARAN DAN SOREANG TUGAS AKHIR Oleh: RISSA NURUL HUDA 15403042
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih,
Lebih terperincipekerjaan yang sistematis mulai dari awal sampai selesainya pekerjaan, sehingga
BAB HI TAHAPAN PERENCANAAN 3.1 Umum Untuk melaksanakan pekerjaan evaluasi jaringan distribusi PDAM Kulon Progo wilayah Kecamatan Nanggulan memerlukan suatu tahapan perencanaan pekerjaan yang sistematis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat penting. Air pada dasarnya merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
Lebih terperinciPENGELOLAAN SISTEM PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PDAM DUA SUDARA KOTA BITUNG UNTUK MELANJUTKAN PELAYANAN
PENGELOLAAN SISTEM PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PDAM DUA SUDARA KOTA BITUNG UNTUK MELANJUTKAN PELAYANAN Ollivia Zusan Darenoh 1, Joni Hermana 2 dan I. D. A. A. Warmadewanthi 2 1 Program Studi Manajemen
Lebih terperinciSTRATEGI PDAM KOTA TOMOHON DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN AIR BERSIH
STRATEGI PDAM KOTA TOMOHON DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN AIR BERSIH Isye Darlina dan Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Lebih terperinciPEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR
PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR Oleh: DODY KURNIAWAN L2D 001 412 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
160 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian sebelumnya telah dibahas berbagai temuan yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian akhir ini selanjutnya akan dibahas mengenai kesimpulan yang didapat
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2014
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2014-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Kecamatan Baleendah merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung. Berdasarkan letak astronomisnya Kecamatan Baleendah terletak pada 107.46.35,5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air menjadi kebutuhan manusia yang sangat penting, begitu juga dengan seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut manusia melakukan berbagai
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN SERTA KARAKTERISTIK PENYEDIA PELAYANAN AIR BERSIH SISTEM PERPIPAAN
BAB 3 GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN SERTA KARAKTERISTIK PENYEDIA PELAYANAN AIR BERSIH SISTEM PERPIPAAN 3.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian Dalam kerangka Metropolitan Bandung, kedudukan Kota Soreang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia tanpa air manusia tidak mungkin dapat hidup, karena untuk berbagai macam kegunaan, manusia selalu mengkonsumsi
Lebih terperinciSTANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG
STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG LANDASAN HUKUM UndangUndang Nomor 7 Tahun 04 tentang Sumber Daya Air Peraturan Pemerintah Repbulik Indonesia Nomor : 42 Tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan tradisi yang melekat dalam dinamika masyarakat. Air merupakan sumber daya yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Selain sebagai kebutuhan dasar, air diperlukan sebagai pendukung dalam kegiatan ekonomi
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang 1
DAFTAR ISI Motto Lembar Persembahan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar ' H Hl v ix x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Latar Belakang Permasalahan 5 1.3 Perumusan Masalah 5 1.4
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Dr. ALI MASDUQI, ST. MT. oleh : TITIEK SUSIANAH
Pemanfaatan air hujan sebagai air minum di Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang Dosen Pembimbing : Dr. ALI MASDUQI, ST. MT oleh : TITIEK SUSIANAH 3309 202 705 MAGISTER TPLP TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,
BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 49 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RI SPAM) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2014-2033 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperincimeter, kesalahan pencatatan angka meter, pemakaian yang tidak tercatat misalnya untuk pengurasan dan pemadam kebakaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup untuk dapat menjalankan segala aktivitasnya. Tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Karena pentingnya kebutuhan air
Lebih terperinciTUGAS KELOMPOK PREDIKSI KEBUTUHAN DOMESTIK AIR BERSIH DI SUATU KLASTER PERUMAHAN/SUATU DAERAH BAHAN PRESENTASI DISUSUN OLEH :... NIM :...
BAHAN PRESENTASI TUGAS KELOMPOK PREDIKSI KEBUTUHAN DOMESTIK AIR BERSIH DI SUATU KLASTER PERUMAHAN/SUATU DAERAH DISUSUN OLEH :... NIM :... DOSEN PEMBIMBING: SALMANI, ST.MT.MS NIP : 196208061991031015 1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat penting. Air merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
62 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian awal dilakukan pada periode 10 September 2012 dengan menghimpun data PDAM Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar tahun
Lebih terperinciSTUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR
STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR Mary Selintung 1, Achmad Zubair 1, Dini Rakhmani 2 Abstrak Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PRT/M/2016 TENTANG PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SENDIRI OLEH BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dengan demikian pembangunan desa mempunyai peranan yang penting dan bagian yang tidak terpisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara individu maupun kelompok, sedangkan untuk sistem perpipaan. dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, air merupakan kebutuhan dasar bagi kelanjutan hidup manusia, oleh karena hal tersebut air harus tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... i ii iii vi viii x xi xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 A. Latar
Lebih terperinciBAB V ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH
BAB V ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH 5.1 TINJAUAN UMUM Analisis kebutuhan air bersih untuk masa mendatang menggunakan standart standart perhitungan yang telah ditetapkan. Kebutuhan air untuk fasilitas fasilitas
Lebih terperinciKEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG
KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG Nelya Eka Susanti, Akhmad Faruq Hamdani Universitas Kanjuruhan Malang nelyaeka@unikama.ac.id, hamdani_af@ymail.com
Lebih terperinci5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan
5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan TUJUAN SASARAN STRATEGIS TARGET KET URAIAN INDIKATOR TUJUAN TARGET TUJUAN URAIAN INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 6 7 8 9 10 13 Mendukung Ketahanan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. aktivitas mereka sehari-hari. Air memegang peranan penting bagi kehidupan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu jenis sumberdaya air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang dari penelitian ini, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup penelitian, metodologi yang digunakan, serta sistematika pembahasan
Lebih terperinciTabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk
86 BAB IV KAJIAN PEMBIAYAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH 4.1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Proyeksi kebutuhan air bersih pada wilayah pelayanan yang telah ditentukan didapat berdasarkan guna lahan rencana Kabupaten
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA Risky Yohanes Rottie Tiny Mananoma, Hanny Tangkudung Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA UNGARAN JAWA TENGAH KOTA UNGARAN ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Ungaran merupakan Ibukota Kabupaten Ungaran. Adapun batas-batas wilayah administrasinya adalah : Sebelah Utara
Lebih terperinciUnisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah, mulailah era baru dalam sistem pembangunan di daerah. Pada intinya otonomi daerah
Lebih terperinciStudi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-355 Studi Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara) Iis Puspitasari dan Alfan Purnomo Departemen Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciPENENTUAN TARIF AIR MINUM PDAM KOTA KUALA KAPUAS
PENENTUAN TARIF AIR MINUM PDAM KOTA KUALA KAPUAS Imannuah, Retno Indryani Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 31-5939925, fax 31-593951 email: labmk_its@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RI SPAM) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015-2030 DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan berbagai macam kebutuhan dasar manusia (basic human
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sebagai sumber kehidupan mahluk hidup terutama manusia yang berkembang dengan berbagai macam kebutuhan dasar manusia (basic human need). Air menjadi kebutuhan
Lebih terperinciANALISA SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DESA TUGU KECAMATAN MANTUP KABUPATEN LAMONGAN
ANALISA SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DESA TUGU KECAMATAN MANTUP KABUPATEN LAMONGAN AgungTriwijaya 1), Dwi Kartika Sari 2) 1) Jurusan Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Islam Lamongan, 2) Dosen FakultasTeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sarana yang sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup, baik itu manusia, binatang maupun tumbuhan. Seiring dengan pertambahan Jumlah penduduk, perkembangan
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
Bab I V Metodologi Penelitian IV.1 Umum Untuk penentuan perhitungan penelitian kehilangan air pada sistem jaringan perpipaan distribusi air minum Kota Bandung, perlu diketahui dahulu apakah kehilangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar. Air diperlukan untuk menunjang berbagai kegiatan manusia sehari-hari mulai dari minum, memasak,
Lebih terperinciStudi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terbitnya Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang seiring dengan makin menguatnya keprihatinan global terhadap isu pemanasan global dan pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitan ini adalah untuk mengidentifikasi pengelolaan air bersih pada instalasi pengolahan air (IPA) yang digunakan di kawasan Jababeka. 3.2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa lalu dimana daya dukung alam masih baik, manusia dapat mengkonsumsi air dari alam secara langsung. Sejalan dengan penurunan daya dukung alam menurun pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup termasuk manusia. Keberadaan air baik kualitas maupun kuantitas akan berpengaruh pada kehidupan manusia. Sistem penyediaan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK OLEH PALUPI SRI NARISYWARI SIDANG TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI
BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI A. Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi Bagaimana Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi? Berikut ini analisa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keharusan dan menyangkut hajat hidup orang banyak, maka. diperlukan suatu badan atau organisasi yang professional yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan yang sangat penting bagi manusia adalah kebutuhan atas air bersih, baik untuk konsumsi atau untuk kebutuhan sehari-hari
Lebih terperinciVII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH. air tanah dengan sumber air bersih lainnya yakni air PDAM.
VII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH 7.1 Memperoleh Sumber Air Tanah Air tanah merupakan salah satu sumber air bersih utama yang masih digunakan oleh sebagian besar
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 20
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 20 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015-2035
Lebih terperinciKAJIAN PENINGKATAN LAYANAN SISTEM PERPIPAAN AIR MINUM PERKOTAAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO
KAJIAN PENINGKATAN LAYANAN SISTEM PERPIPAAN AIR MINUM PERKOTAAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO Sutanto Kusumo 1*), Nieke Karnaningroem 2) 1) Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan perlengkapan lainnya. Sistem
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Sistem distribusi air bersih umumnya merupakan suatu jaringan pemipaan yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan perlengkapan lainnya. Sistem penyediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air minum merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk itu, sejalan dengan
Lebih terperinciAnalisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten
D150 Analisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten Ana Tri Lestari dan Hariwiko Indarjanto Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan. Dalam melaksanakan setiap aktivitasnya, manusia selalu membutuhkan ketersediaan air yang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok untuk kehidupan manusia dengan segala macam kegiatannya, dipergunakan untuk keperluan rumah tangga, keperluan umum, industri, perdagangan,
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Kendari merupakan bagian dari wilayah administrasi dari propinsi Sulawesi Tenggara. Batas-batas administratif
Lebih terperinciDESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)
DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN) Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja, Tommy Jansen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Lebih terperinciANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) DAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA PEKANBARU Nessa Riana Putri 1), Manyuk Fauzi 2), Ari Sandhyavitri 3)
ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) DAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA PEKANBARU Nessa Riana Putri 1), Manyuk Fauzi 2), Ari Sandhyavitri 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v viii x xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA RANTAU PRAPAT SUMATERA UTARA KOTA RANTAU PRAPAT ADMINISTRASI Profil Wilayah Luas wilayah Kota Rantau Prapat menurut Data Sarana dan Prasarana Kota adalah seluas 17.679 Ha.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber energi yang terpenting di dunia ini adalah air. Ketersediaan air yang cukup secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas sangat penting untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, maupun faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah telah menciptakan kebutuhan untuk menerapkan manajemen limbah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Kota Malang merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Malang merupakan salah satu daerah otonom dan merupakan kota besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Kota Malang merupakan salah satu penyebab
Lebih terperinciSTUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK
STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Ulfa Fitriati, M.Eng, Novitasari, M.Eng dan M. Robiyan Noor M Program Studi Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung Sumber :Pambdg.co.id (di akses pada tanggal 21 Agustus 2015)
BAB I PENDAHULUAN 1.1Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung Sumber :Pambdg.co.id (di akses pada tanggal 21 Agustus 2015) PDAM atau disebut juga Perusahaan Daerah Air
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM MANAJEMEN RESERVOIR PDAM TIRTAULI DI KELURUHAN TONG MARIMBUN KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN KOTA PEMATANGSIANTAR
Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 1, Juni 2013 1 EVALUASI SISTEM MANAJEMEN RESERVOIR PDAM TIRTAULI DI KELURUHAN TONG MARIMBUN KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN KOTA PEMATANGSIANTAR Novdin M Sianturi 1, 1 Dosen
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN
STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN Suryanarti Sultan, Joni Hermana, I.D. A. A. Warmadewanthi Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air merupakan sumber kehidupan manusia. Ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi adalah sangat penting dan merupakan kebutuhan dasar bagi semua manusia di bumi.
Lebih terperinciSTRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RAWAN AIR BERSIH DI KABUPATEN PONOROGO PROPINSI JAWA TIMUR
STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RAWAN AIR BERSIH DI KABUPATEN PONOROGO PROPINSI JAWA TIMUR Dwi Puspitorini 1 dan Ali Masduqi 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman,
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG
STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG Suryanarti Sultan, Joni Hermana, I.D. A. A. Warmadewanthi Jurusan Manajemen Aset, FTSP Program Pascasarjana,
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM
BAB V PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM 5.1. Umum Kegiatan perencanaan untuk sistem distribusi air minum ada dua kategori yaitu : Perencanaan pada daerah yang belum ada sistem distribusi perpipaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup untuk dapat menjalankan segala aktivitasnya.tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Karena pentingnya kebutuhan air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber informasi, Public Relations atau Humas berperan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai sumber informasi, Public Relations atau Humas berperan penting untuk perusahaan dalam memberikan informasi dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Lebih terperinciVI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK. 6.1 Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk
VI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK 6.1 Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk Pemenuhan kebutuhan air bersih oleh rumah tangga pada umumnya menggunakan dua sumber air. Kedua sumber
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH
PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH Ridwan Naway F. Halim, M. I. Jasin, L. Kawet Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: Ridwannaway@ymail.com ABSTRAK Kawasan Perumahan
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Fachruddin Mokoginta Fuad Halim, Lingkan Kawet, M. I. Jasin Fakultas
Lebih terperinciKAJIAN POLA KONSUMSI AIR BERSIH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SETIAMANAH, KOTA CIMAHI SEBAGAI MASUKAN BAGI UPAYA KONVERSI
KAJIAN POLA KONSUMSI AIR BERSIH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SETIAMANAH, KOTA CIMAHI SEBAGAI MASUKAN BAGI UPAYA KONVERSI TUGAS AKHIR Disusun oleh: Dian Mangiring Arika (NIM 154 03 047) PROGRAM STUDI PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN
99 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan pada Bab V, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pemakaian air bersih berkaitan erat dengan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan ini manusia membutuhkan air baik untuk rumah tangga maupun dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan ini air merupakan sumber daya alam yang mutlak diperlukan oleh manusia dan mahluk hidup lainnya. Dalam semua aktivitas kehidupan ini manusia
Lebih terperinciAnalisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-25 Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung Firga Yosefa dan Hariwiko Indarjanto
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SPEEDY adalah layanan akses internet dengan kecepatan tinggi menggunakan teknologi ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line), dan jaringan
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR Oleh ARI AGUNG NUGROHO H24066002 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA TEKNIS PDAM TIRTA KEPRI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
ISSN : 2460-8815 EVALUASI KINERJA TEKNIS PDAM TIRTA KEPRI Ida Munfarida Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Ampel Surabaya Email: munfarida@uinsby.ac.id ABSTRAK Penilaian
Lebih terperinci