VII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH. air tanah dengan sumber air bersih lainnya yakni air PDAM.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH. air tanah dengan sumber air bersih lainnya yakni air PDAM."

Transkripsi

1 VII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH 7.1 Memperoleh Sumber Air Tanah Air tanah merupakan salah satu sumber air bersih utama yang masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat di Kelurahan Harapan Jaya. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 100 orang responden, sebanyak 60 orang responden menggunakan air tanah saja sebagai pemenuhan kebutuhan air bersihnya, sedangkan 36 responden memilih untuk mengombinasikan penggunaan air tanah dengan sumber air bersih lainnya yakni air PDAM. Sumber air tanah yang digunakan oleh rumah tangga responden dalam penelitian ini pada umumnya berasal dari sumur air tanah dangkal dengan kedalaman m. untuk memperoleh air tanah oleh rumah tangga responden biasanya dihitung berdasarkan konsumsi daya listrik yang digunakan saat melakukan penyedotan air tanah dengan menggunakan pompa listrik. Pada umumnya pompa listrik yang digunakan oleh rumah tangga responden memiliki daya watt dengan penggunaan rata-rata 6 jam per hari. Oleh karena itu rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga responden untuk memperoleh air tanah adalah berkisar antara Rp Rp setiap bulannya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan kepada 60 rumah tangga responden kelompok 1, total biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh sumber air tanah setiap bulannya adalah sebesar Rp yang diperoleh dari total penjumlahan biaya konsumsi listrik atas penggunaan pompa listrik setiap bulannya untuk dapat memperoleh sumber air tanah. Rata-rata biaya memperoleh air tanah per bulan diperoleh dengan membagi total biaya dengan jumlah responden pada klasifikasi rumah tangga responden kelompok 1, sehingga rata-

2 rata biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga responden kelompok 1 untuk memperoleh air tanah adalah sebesar Rp per bulan. tersebut memiliki persentase sebesar 1,06 % terhadap pendapatan rata-rata responden yang besarnya mencapai Rp per bulan. Hal ini berarti bahwa 1,06% dari pendapatan rumah tangga responden pada kelompok 1 digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka dengan sumber air tanah. Adapun hasil survei yang dilakukan kepada 36 rumah tangga responden kelompok 3, total biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh sumber air tanah setiap bulannya adalah sebesar Rp yang diperoleh dari total penjumlahan biaya konsumsi listrik atas penggunaan pompa listrik setiap bulannya untuk dapat memperoleh sumber air tanah. Rata-rata biaya memperoleh air tanah per bulan diperoleh dengan membagi total biaya dengan jumlah responden pada klasifikasi rumah tangga responden kelompok 3, sehingga rata-rata biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga responden kelompok 3 untuk memperoleh air tanah adalah sebesar Rp per bulan. tersebut memiliki persentase sebesar 0,79 % terhadap pendapatan rata-rata responden yang besarnya mencapai Rp per bulan. Hal ini berarti bahwa 0,79% dari pendapatan rumah tangga responden pada kelompok 3 digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka dengan sumber air tanah. Data mengenai biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga responden untuk memperoleh air tanah dapat dilihat pada Tabel

3 Tabel 14. Memperoleh Air Tanah Sumber Air Bersih yang Digunakan (RT) Total untuk Memperoleh Air Tanah untuk Memperoleh Air Tanah untuk Memperoleh Air Tanah (Rp/tahun) Persentase untuk Memperoleh Air Tanah terhadap (%) Air Tanah Kelompok ,06 Kelompok 3 Sumber: Data Primer Diolah, , Berlangganan Air PDAM Air PDAM atau air ledeng adalah air yang disalurkan melalui pipa-pipa ke setiap rumah tangga yang berlangganan oleh Perusahaan Air Minum (PAM). Apabila PAM berada pada pengelolaan di tingkat daerah, maka disebut Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kelurahan Harapan Jaya pada tahun 2010, disebutkan bahwa dari 29 RW yang berada di Kelurahan Harapan Jaya, 14 RW diantaranya telah memiliki sambungan air ledeng yang dikelola oleh PDAM Tirta Patriot. Sebagian besar daerah yang terjangkau oleh PDAM Tirta Patriot tersebut merupakan kawasan pemukiman baru yang telah disediakan jaringan perpipaannya oleh pengembang permukiman tersebut. Adapun 15 RW lainnya masih belum bisa terjangkau oleh layanan PDAM Tirta Patriot karena keterbatasan sarana, prasarana serta volume air yang dapat dialirkan. Adapun untuk berlangganan air PDAM, setiap rumah tangga harus membayar tagihan air setiap bulannya. Tagihan air ini terdiri dari biaya berlangganan atau biaya tetap dan biaya pemakaian air. Besarnya biaya berlangganan ditentukan oleh kategori kelompok pelanggan pengguna air PDAM. 75

4 Rumah tangga yang menjadi responden dalam penelitian ini merupakan kelompok pelanggan golongan 3B yaitu kelompok pelanggan untuk kategori rumah menengah. Besarnya biaya berlangganan bagi kelompok pelanggan golongan 3B ini adalah sebesar Rp pemakaian air ditentukan berdasarkan mekanisme blok tarif atau increasing block rates (IBR), yakni setiap pemakaian 0 10 m 3 dikenakan biaya sebesar Rp per m 3, kemudian untuk pemakaian m 3 dikenakan biaya sebesar Rp per m 3, dan pemakaian yang lebih besar dari 20 m 3 dikenakan biaya sebesar Rp per m 3. Berdasarkan hasil survei, terdapat 40 rumah tangga responden yang menggunakan air PDAM sebagai pemenuhan kebutuhan air bersih sehari-hari. Sebanyak 4 responden berasal dari klasifikasi rumah tangga responden kelompok 2 dan sebanyak 36 responden berasal dari klasifikasi rumah tangga responden kelompok 3. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 4 rumah tangga responden pada kelompok 2, total biaya yang dikeluarkan untuk berlangganan air PDAM adalah sebesar Rp per bulan yang diperoleh dari penjumlahan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh 4 responden yang menggunakan air PDAM pada klasifikasi rumah tangga responden kelompok 2. Rata-rata biaya berlangganan air PDAM per bulan diperoleh dengan membagi total biaya berlangganan dari tagihan air yang dibayarkan oleh responden setiap bulannya dengan jumlah responden yang berlangganan, sehingga rata-rata biaya berlangganan air PDAM adalah sebesar Rp per bulan. tersebut memiliki persentase sebesar 3,18 % terhadap pendapatan rata-rata responden yang besarnya mencapai Rp per bulan. Hal ini berarti bahwa 3,18% dari 76

5 pendapatan responden pada kelompok 2 digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka dengan berlangganan air PDAM. Adapun berdasarkan hasil survei terhadap 36 rumah tangga responden pada klasifikasi kelompok 3, total biaya yang dikeluarkan untuk berlangganan air PDAM adalah sebesar Rp per bulan yang diperoleh dari penjumlahan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh 36 responden yang menggunakan air PDAM pada klasifikasi rumah tangga responden kelompok 3. Rata-rata biaya berlangganan air PDAM per bulan diperoleh dengan membagi total biaya berlangganan dari tagihan air yang dibayarkan oleh responden setiap bulannya dengan jumlah responden yang berlangganan, sehingga rata-rata biaya berlangganan air PDAM adalah sebesar Rp per bulan. tersebut memiliki persentase sebesar 1,65 % terhadap pendapatan rata-rata responden yang besarnya mencapai Rp per bulan. Hal ini berarti bahwa 1,65% dari pendapatan responden pada kelompok 3 digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka dengan berlangganan air PDAM. Data mengenai biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga responden untuk berlangganan air PDAM dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Sumber Air Bersih yang Digunakan Air PDAM Kelompok 2 Kelompok 3 Berlangganan Air PDAM (RT) Total Berlangganan Air PDAM Berlangganan Air PDAM Berlangganan Air PDAM (Rp/tahun) Persentase Berlangganan Air PDAM terhadap (%) , ,65 Sumber: Data Primer Diolah,

6 7.3 Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Penduduk Berdasarkan Pendekatan Perilaku Pencegahan Pencemaran air tanah yang terjadi di Kelurahan Harapan Jaya menyebabkan sumber air tanah tidak lagi dapat dikonsumsi secara bebas. Berkurangnya jumlah air bersih akibat pencemaran pada sumber air tanah merupakan kerugian bagi penduduk setempat. Penduduk akan melakukan berbagai tindakan pencegahan untuk menjaga kualitas dan kuantitas pasokan air bersih mereka dalam upaya menghindari kemungkinan dampak negatif dari pencemaran air tanah yang terjadi. Beberapa tindakan pencegahan yang mereka lakukan akan menyebakan korbanan biaya yang harus mereka keluarkan demi memperoleh kualitas dan kuantitas air yang lebih baik. Salah satu pendekatan untuk mengukur kehilangan ekonomi akibat pencemaran adalah berdasarkan perilaku pencegahan (averting behaviour method). Perilaku pencegahan responden yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah berdasarkan upaya mereka untuk membeli alat penjernih air (water treatment devices) serta sumber air bersih pengganti air tanah yakni air galon untuk menghindari dampak negatif akibat tercemarnya sumber air tanah. Oleh karena itu untuk memperoleh nilai kerugian atas pencemaran air tanah yang terjadi digunakan teknik yang relevan dengan pendekatan averting behavior method yakni metode biaya pencegahan (preventive expenditure). Metode tersebut digunakan untuk mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan oleh penduduk atas upayanya menghindari dampak negatif dari tercemarnya sumber air tanah. -biaya tersebut akan mengestimasi kemampuan membayar maksimum dari masyarakat untuk perbaikan kualitas air tanah. Berikut ini akan dibahas mengenai upaya-upaya pencegahan yang 78

7 dilakukan oleh rumah tangga responden beserta biaya-biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga responden untuk menghindari dampak negatif atas kondisi air tanah yang tercemar tersebut Pembelian Alat Penjernih Air Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 96 rumah tangga responden yang masih menggunakan air tanah sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air bersihnya, diperoleh bahwa terdapat terdapat 45 responden yang melakukan tindakan pencegahan dengan membeli alat penjernih air, yakni 28 responden berasal dari klasifikasi rumah tangga kelompok 1 dan 17 responden berasal dari klasifikasi rumah tangga kelompok 3. Hasil survei juga menunjukan bahwa terdapat empat jenis alat penjernih air yang pada umumnya digunakan oleh sebagian besar responden untuk menjernihkan atau menyaring sumber air tanah yang akan mereka gunakan. Keempat alat penjernih tersebut yaitu filter yang dipasang pada mesin jet pump, filter yang dipasang pada air keran, penyaring air minum mineral (mineral pot) biasa, dan mineral pot bermerk Pure It. Data mengenai jenis alat penjernih air yang digunakan oleh rumah tangga responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Jenis Alat Penjernih Air yang Digunakan Oleh RT Klasifikasi Pengguna Alat Penjernih Air (RT) Filter Jet Pump Jenis Alat Penjernih Air Tanah (RT) Filter Air Keran Mineral Pot Biasa Mineral Pot Merk Pure It Kelompok Kelompok Total Sumber: Data Primer Diolah,

8 Berdasarkan data hasil survei tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang melakukan tindakan pencegahan adalah berasal dari klasifikasi rumah tangga responden kelompok 1 yaitu sebesar 28 responden, sedangkan sisanya, 17 responden, berasal dari klasifikasi rumah tangga responden kelompok 3. Jenis penjernih air yang paling banyak digunakan oleh responden adalah penjernih air jenis mineral pot bermerk Pure It yang dipilih oleh 15 orang responden. Mereka meyakini bahwa penggunaan alat penjernih air jenis ini akan lebih efektif mengurangi kontaminasi mikroorganisme ataupun zat kimia berbahaya dibandingkan dengan jenis alat penjernih lainnya meskipun memiliki harga yang relatif lebih mahal. Adapun untuk memperoleh rata-rata biaya pencegahan setiap bulannya sebagai upaya pembelian alat penjernih air untuk menghindari dampak negatif akibat air tanah yang tercemar digunakan metode biaya pencegahan (preventive expenditure). Berdasarkan metode yang digunakan maka total biaya pencegahan atas pembelian alat penyaring air adalah sebesar Rp per bulan yang diperoleh dari penjumlahan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh 45 responden yang membeli alat penyaring air. Rata-rata biaya pencegahan per bulan diperoleh dengan membagi total biaya pencegahan dari pembelian jenis alat penjernih air dengan jumlah responden yang menggunakannya, sehingga rata-rata biaya pencegahan yang harus dikeluarkan oleh setiap rumah tangga akibat pencemaran air tanah adalah sebesar Rp per bulan. pencegahan atas pembelian alat penjernih air tersebut memiliki persentase sebesar 0,70% terhadap pendapatan rata-rata responden yang besarnya mencapai Rp per bulan. Hal ini berarti bahwa 0,70% dari pendapatan rumah tangga responden digunakan untuk 80

9 melakukan tindakan pencegahan dengan membeli alat penjernih air sebagai upaya untuk menghindari dampak negatif dari sumber air tanah yang tercemar. Data mengenai biaya pencegahan atas pembelian alat penjernih air dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Pencegahan Atas Upaya Pembelian Alat Penjernih Air Upaya Pencegahan (RT) Total Pencegahan Pencegahan Pencegahan (Rp/tahun) Persentase Pencegahan terhadap (%) Pembelian Alat Penjernih Air Kelompok 1 Kelompok , ,55 Total ,70 Sumber: Data Primer Diolah, Pembelian Air Galon Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 96 rumah tangga responden yang air tanahnya mengalami pencemaran, diperoleh bahwa keseluruhan rumah tangga responden melakukan tindakan pencegahan dengan membeli air galon sebagai upaya mereka untuk menghindari dampak negatif akibat tercemarnya sumber air tanah yang digunakan. Adapun alasan lainnya adalah rumah tangga responden tersebut akan merasa lebih praktis dan mudah apabila menggunakan air galon untuk keperluan minum dan memasak. Pada umumnya terdapat dua jenis air galon yang biasa digunakan oleh penduduk di Kelurahan Harapan Jaya, yakni air galon jenis air minum isi ulang (AMIU) dan air galon jenis air minum dalam kemasan (AMDK). Hasil survei yang dilakukan terhadap rumah tangga responden menunjukan bahwa penggunaan 81

10 kedua jenis air galon ini bervariasi pada masing-masing rumah tangga responden. Bagi 60 rumah tangga responden pada klasifikasi rumah tangga responden kelompok 1, sebagian besar respondennya mengombinasikan penggunaan AMIU dan AMDK, yaitu sebanyak 29 responden, sedangkan bagi 36 rumah tangga responden pada klasifikasi rumah tangga responden kelompok 3, sebagian besar respondennya hanya menggunakan AMIU saja sebagai alternatif pengganti sumber air minum mereka untuk menghindari dampak negatif dari tercemarnya sumber air tanah. Secara keseluruhan jenis air galon yang paling banyak digunakan adalah air galon jenis AMIU yang dipilih oleh 43 responden. Adapun perilaku penggunaan air galon pada umumnya dipengaruhi oleh perbedaan harga dari kedua air galon tersebut. Air galon jenis AMIU memiliki harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan air galon jenis AMDK. Harga yang berlaku untuk galon jenis AMIU ini bervariasi yaitu berkisar antara Rp Rp per galon, sedangkan untuk galon jenis AMDK berkisar antara Rp Rp per galon. Perbedaan harga tersebut tergantung dari pihak yang memproduksi air galon tersebut. Air galon jenis AMIU diproduksi oleh depot penyulingan mandiri yang dimiliki oleh individu atau kelompok usaha tertentu, sedangkan AMDK diproduksi oleh perusahaan tertentu yang biasanya telah memiliki standar sertifikasi kualitas yang terjamin. Hal inilah yang menyebabkan harga AMDK relatif lebih mahal dibandingkan dengan AMIU. Meskipun memiliki kualitas yang relatif dibawah air galon jenis AMDK, namun penggunaan AMIU lebih disukai oleh penduduk karena harganya yang relatif lebih terjangkau. Data mengenai perilaku responden dalam penggunaan air galon dapat dilihat pada Tabel

11 Tabel 18. Perilaku dalam Penggunaan Air Galon Klasifikasi yang Membeli Air Galon (RT) AMIU Jenis Air Galon AMDK AMIU +AMDK Kelompok Kelompok Total Sumber: Data Primer Diolah, 2012 Adapun untuk memperoleh rata-rata biaya pencegahan setiap bulannya sebagai upaya pembelian air galon untuk menghindari dampak negatif akibat air tanah yang tercemar digunakan metode biaya pencegahan (preventive expenditure). Berdasarkan metode yang digunakan tersebut, maka total biaya pencegahan atas pembelian air galon adalah sebesar Rp per bulan yang diperoleh dari penjumlahan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh 96 responden yang membeli air galon. Rata-rata biaya pencegahan per bulan diperoleh dengan membagi total biaya pencegahan dari pembelian air galon dengan jumlah responden yang menggunakannya, sehingga rata-rata biaya pencegahan yang harus dikeluarkan oleh setiap rumah tangga akibat pencemaran air tanah adalah sebesar Rp per bulan. pencegahan atas pembelian air galon tersebut memiliki persentase sebesar 4,10% terhadap pendapatan rata-rata responden yang besarnya mencapai Rp per bulan. Hal ini berarti bahwa 4,10% dari pendapatan rumah tangga responden digunakan untuk melakukan tindakan pencegahan dengan membeli air galon sebagai upaya untuk menghindari dampak negatif dari sumber air tanah yang tercemar. Data mengenai biaya pencegahan atas pembelian air galon dapat dilihat pada Tabel

12 Tabel 19. Pencegahan atas Pembelian Air Galon Upaya Pencegahan Respon den (RT) Total Rata- Rata Rata- Rata (Rp/tahun) Persenta se terhadap Pendapa tan (%) Pembelian Air Galon RT Kel. 1 - AMIU ,73 - AMDK ,30 - AMIU +AMDK ,88 RT Kel. 3 - AMIU ,10 - AMDK ,90 - AMIU + AMDK ,89 Total ,10 Sumber: Data Primer Diolah, Total Pencegahan Total biaya pencegahan merupakan penjumlahan dari keseluruhan biayabiaya yang dikeluarkan atas tindakan pencegahan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk menghindari dampak negatif akibat tercemarnya sumber air tanah. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, maka diperoleh bahwa terdapat dua jenis upaya pencegahan yakni dengan membeli alat penjernih air dan air galon. total atas ketiga upaya pencegahan tersebut adalah sebesar Rp per bulan. Rata-rata biaya pencegahan per bulan diperoleh dengan membagi total biaya dari ketiga upaya pencegahan yang dilakukan dengan 96 responden yang melakukan tindakan pencegahan, sehingga rata-rata biaya 84

13 pencegahan yang harus dikeluarkan oleh setiap rumah tangga akibat pencemaran air tanah adalah sebesar Rp per bulan. pencegahan tersebut memiliki persentase sebesar 4,40% terhadap pendapatan rata-rata responden yang besarnya mencapai Rp per bulan. Hal ini berarti bahwa 4,40% dari pendapatan rumah tangga responden digunakan untuk melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan kedua upaya tersebut. Data mengenai total biaya pencegahan akibat pencemaran air tanah dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Total Pencegahan Akibat Pencemaran Air Tanah Upaya Pencegahan Pembelian Alat Penjernih Air Pembelian Air Galon (RT) Total (Rp/tahun) Persentase terhadap (%) , ,10 Total ,40 Sumber: Data Primer Diolah, Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Penduduk Berdasarkan Pendekatan Kesehatan Selain biaya pencegahan, penduduk juga mengalami kerugian berupa biaya yang harus dikeluarkan atas upayanya untuk mengobati penyakit-penyakit yang timbul akibat pencemaran pada air tanah yang mereka konsumsi, baik yang digunakan untuk konsumsi secara langsung ataupun hanya untuk keperluan MCK. Adapun metode yang digunakan untuk menghitung biaya tersebut adalah metode biaya kesehatan (cost of illness). Pengeluaran masyarakat atas biaya kesehatan yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya pada biaya-biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk memperoleh pengobatan ke rumah sakit, puskesmas, ataupun 85

14 dokter praktek atas penyakit yang dideritanya akibat mereka masih mengkonsumsi air tanah yang telah tercemar tersebut. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pencemaran air tanah diperoleh melalui studi literatur dan wawancara langsung kepada tenaga kesehatan yang berada di Puskesmas Seroja. Puskesmas Seroja merupakan salah satu tempat berobat yang paling sering dikunjungi oleh penduduk Kelurahan Harapan Jaya karena memiliki biaya yang relatif murah serta dekat dengan pemukiman penduduk. Berdasarkan wawancara yang dilakukan bahwa penyakit diare dan gatal-gatal pada kulit (dermatritis) merupakan gejala yang paling umum dirasakan oleh penduduk apabila terkena kontaminasi secara langsung ataupun tidak langsung terhadap air tanah yang tercemar. Selama tahun 2010 kedua penyakit tersebut masuk ke dalam 10 penyakit yang memiliki frekuensi kejadian tertinggi di masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat biaya-biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat atas upaya mereka untuk mengobati penyakit diare ataupun gatal-gatal pada kulit yang disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme ataupun senyawa kimia berbahaya yang terdapat pada air tanah yang tercemar tersebut. Data mengenai jumlah responden berdasarkan jenis penyakit dan pilihan berobat dapat dilihat pada Tabel 21. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 45 responden yang mengeluhkan adanya penyakit yang timbul akibat pencemaran pada air tanah yang mereka gunakan. Sebagian besar responden yang menderita penyakit terkait pencemaran air tanah adalah pada klasifikasi rumah tangga responden kelompok 1, yakni sebanyak 26 responden. Jenis penyakit yang paling sering dikeluhkan adalah diare yang dialami oleh 37 responden, sedangkan pilihan berobat yang 86

15 paling banyak diminati oleh responden adalah berobat ke puskesmas yang dipilih oleh 34 responden. Hal ini disebabkan karena biaya berobat ke puskesmas relatif lebih murah dibandingkan dengan alternatif berobat ke tempat lainnya. Selain itu puskesmas juga memiliki lokasi yang dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga diharapkan penanganan atas penyakit yang diderita oleh responden akan lebih cepat. Tabel 21. Berdasarkan Jenis Penyakit dan Pilihan Berobat Klasifikasi yang Berobat (RT) Jenis Penyakit yang diderita oleh Diare Gatalgatal Puskesm as Pikihan Berobat Dokter Umum Rumah Sakit Kelompok 1 Kelompok Total Sumber: Data Primer Diolah, 2012 Adapun biaya berobat responden untuk mengatasi penyakit yang dideritanya ini bervariasi dan tergantung pada jenis pilihan berobat serta penanganan atau tindakan yang diinginkan oleh masing-masing responden tersebut. Berdasarkan survei biaya yang dikeluarkan oleh responden, maka biaya yang dibutuhkan untuk berobat ke puskesmas berada pada kisaran Rp Rp setiap kali berobat. berobat ke puskesmas ini belum termasuk subsidi yang ditanggung oleh pemerintah yaitu sebesar Rp per orang setiap kali berobat. Adapun biaya untuk berobat ke rumah sakit berada pada kisaran Rp Rp setiap kali berobat. Bagi penduduk yang ingin berobat ke 87

16 dokter umum, maka biaya yang dibutuhkan adalah berada pada kisaran Rp Rp setiap kali berobat. Estimasi biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh 45 responden yang menderita penyakit, baik diare maupun gatal-gatal pada kulit, akibat terkontaminasi oleh mikroorganisme maupun zat kimia berbahaya yang terdapat pada sumber air tanah yang mereka gunakan akan dihitung menggunakan metode biaya kesehatan (cost of illness). Total biaya kesehatan responden diperoleh dengan mengalikan biaya yang dikeluarkan oleh setiap responden yang berobat dengan frekuensi atau banyaknya responden tersebut berobat dalam waktu satu tahun. Hasil perhitungan menunjukan bahwa total biaya yang dikeluarkan oleh responden atas upayanya untuk berobat adalah sebesar Rp per bulan. Rata-rata biaya kesehatan per bulan diperoleh dengan membagi total biaya dari ketiga pilihan berobat yang dilakukan dengan 45 responden yang mengeluarkan biaya beorbat, sehingga rata-rata biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh setiap rumah tangga akibat pencemaran air tanah adalah sebesar Rp per bulan. kesehatan tersebut memiliki persentase sebesar 0,45 % terhadap pendapatan rata-rata responden yang besarnya mencapai Rp per bulan. Hal ini berarti bahwa 0,45 % dari pendapatan rumah tangga responden digunakan untuk berobat akibat pencemaran air tanah yang terjadi. Data mengenai biaya kesehatan atas pengobatan yang dilakukan oleh penduduk akibat pencemaran air tanah dapat dilihat pada Tabel

17 Tabel 22. Kesehatan Akibat Pencemaran Air Tanah Pilihan Berobat Respond en (RT) Kelompok 1 Total Rata- Rata Rata- Rata (Rp/tahun) Persentase terhadap (%) Puskesmas ,43 Dokter Umum ,59 Rumah Sakit ,62 Kelompok 3 Puskesmas ,34 Dokter Umum ,53 Rumah Sakit ,25 Total ,45 Sumber: Data Primer Diolah, Nilai Kerugian Ekonomi Rumah Tangga Akibat Pencemaran Air Tanah Berdasarkan penjelasan sebelumnya diketahui bahwa terdapat biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga responden untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih mereka sehari-hari. -biaya tersebut diantaranya adalah biaya untuk memperoleh sumber air bersih itu sendiri beserta biaya-biaya yang muncul akibat tercemarnya sumber air tanah penduduk oleh perembesan zat pencemar dari kebocoran saluran pembuangan limbah domestik yang letaknya berdekatan dengan sumber air tanah penduduk. tersebut merupakan biaya pencegahan dengan pembelian alat penyaring air dan air galon serta biaya kesehatan yang diderita oleh akibat gangguan kesehatan seperti diare dan gatalgatal pada kulit akibat tercemarnya sumber air tanah yang mereka gunakan. Berikut ini merupakan rincian rata-rata biaya perolehan air, biaya pencegahan, 89

18 dan biaya kesehatan yang dikeluarkan setiap bulannya oleh rumah tangga responden yang dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Rincian Perolehan Air Bersih, Pencegahan, dan Kesehatan oleh Rumah Tangga Respon den Rata-rata Memperoleh Air Bersih Air Tanah Air PDAM Rata-rata Pencegahan Pembelian Alat Penjernih Air Pembelian Air Galon Rata-rata Kesehatan Kelompok Kelompok Kelompok Sumber : Data Primer Diolah, 2012 pencegahan dan biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh rumah tangga responden yang timbul akibat pencemaran air tanah yang terjadi merupakan kerugian bagi penduduk Kelurahan Harapan Jaya. Penduduk rela untuk mengeluarkan sejumlah uang untuk mengurangi rersiko dari pencemaran air tanah yang terjadi demi memperoleh kualitas dan kuantitas sumber air bersih yang lebih baik. Oleh karena itu, untuk menghitung biaya-biaya tersebut digunakan metode biaya pencegahan (preventive expenditure) dan biaya kesehatan (cost of illness). Keseluruhan biaya-biaya tersebut merupakan nilai kerugian yang dialami oleh penduduk akibat pencemaran air tanah yang terjadi di Kelurahan Harapan Jaya. Nilai kerugian rumah tangga responden dalam penelitian ini diperoleh dengan menghitung jumlah rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk setiap tindakan pencegahan yang dilakukan oleh rumah tangga responden kelompok 1 dan kelompok 3. Adapun pengeluaran rumah tangga responden kelompok 2 tidak dimasukkan ke dalam perhitungan nilai kerugian ekonomi karena diasumsikan 90

19 tindakan pencegahan yang dilakukan oleh rumah tangga responden kelompok 2 bukan disebabkan oleh sumber air tanah yang tercemar. Data mengenai nilai kerugian ekonomi rumah tangga responden akibat pencemaran air tanah yang terjadi di Kelurahan Harapan Jaya dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Nilai Kerugian Ekonomi Rumah Tangga Rata-rata Pencegahan Pembelian Pembelian Alat Air Galon Penjernih Air Rata-rata Kesehatan Nilai Kerugian Ekonomi Rumah Tangga Kelompok Kelompok Sumber : Data Primer Diolah, 2012 Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa nilai kerugian ekonomi terbesar dirasakan oleh rumah tangga responden kelompok 3 yang nilainya mencapai Rp per bulan. Nilai kerugian terbesar yang dirasakan oleh rumah tangga responden adalah kerugian yang disebabkan atas upayanya untuk melakukan tindakan pencegahan dengan membeli air galon yang nilainya mencapai Rp per bulan, sedangkan nilai kerugian terkecil yang dirasakan oleh rumah tangga responden adalah atas upayanya untuk mengobati penyakit yang timbul terkait dengan pencemaran air tanah yakni sebesar Rp per bulan. Nilai kerugian tersebut mengestimasi nilai minimum dari kerusakan sumberdaya air tanah akibat pencemaran yang terjadi di Kelurahan Harapan Jaya. 91

III. KERANGKA PEMIKIRAN. meliputi konsep dasar dari metode perilaku pencegahan (averting behavior Metode Biaya Pencegahan dan Biaya Kesehatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. meliputi konsep dasar dari metode perilaku pencegahan (averting behavior Metode Biaya Pencegahan dan Biaya Kesehatan III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi landasan teori yang menjadi dasar dalam menjawab tujuan penelitian. Teori-teori yang diuraikan

Lebih terperinci

VI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK. 6.1 Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk

VI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK. 6.1 Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk VI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK 6.1 Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk Pemenuhan kebutuhan air bersih oleh rumah tangga pada umumnya menggunakan dua sumber air. Kedua sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kawasan

Lebih terperinci

ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN. 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer

ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN. 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer VI. ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer Ada dua dampak yang diberikan akibat keberadaan industri diantara pemukiman

Lebih terperinci

perembesan zat pencemar dari limbah yang berasal dari aktivitas domestik.

perembesan zat pencemar dari limbah yang berasal dari aktivitas domestik. VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PENDUDUK UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN PENCEGAHAN AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH Pertambahan jumlah penduduk yang semakin tinggi di Kota Bekasi mengakibatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya alam dan jasa lingkungan merupakan aset yang menghasilkan arus barang dan jasa, baik yang dapat dikonsumsi langsung maupun tidak untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. lokasi dipilih secara sengaja (purposive) karena berdasarkan data, daerah ini

IV. METODE PENELITIAN. lokasi dipilih secara sengaja (purposive) karena berdasarkan data, daerah ini IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di pemukiman sekitar Situ Rawa Badung, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Kotamadya Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan manusia yang mutlak harus dipenuhi dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa yang lain. Kandungan air dalam tubuh manusia rata-rata 65 %

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin kesehatan tubuh

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR Oleh: DODY KURNIAWAN L2D 001 412 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbaikan kualitas penduduk merupakan tujuan pembangunan dan sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan kualitas penduduk berarti peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Air adalah zat yang penting bagi tubuh manusia setelah udara. Tiga per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak dapat bertahan hidup lebih dari 4-5

Lebih terperinci

V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai

V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai pembahasan hasil kajian digunakan dua aspek, yang meliputi fungsi sosial dan ekonominya. Guna memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang tangga. 3 Kecenderungan penggunaan air minum isi ulang oleh masyarakat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah zat yang sangat dibutuhkan oleh manusia, dengan terpenuhinya kebutuhan air, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 160 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian sebelumnya telah dibahas berbagai temuan yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian akhir ini selanjutnya akan dibahas mengenai kesimpulan yang didapat

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Air Minum dalam Kemasan Ketika perkembangan zaman semakin menuntut segalanya harus lebih praktis, maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden 6.1.1 Penilaian Responden terhadap Kebersihan Desa Galuga Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. aktivitas mereka sehari-hari. Air memegang peranan penting bagi kehidupan

BAB I. PENDAHULUAN. aktivitas mereka sehari-hari. Air memegang peranan penting bagi kehidupan BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu jenis sumberdaya air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan. Tanpa air, manusia tidak akan bisa bertahan hidup lama. Selain berguna untuk manusia, air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan materi essensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan materi essensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan materi essensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun makhluk hidup di bumi ini yang tidak dapat membutuhkan air. (1) Penggunaan air yang utama dan sangat

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI BAB 4 KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI Program Relokasi di Kelurahan Sewu dilatar belakangi oleh beberapa kondisi, diantaranya kondisi banjir yang tidak dapat di prediksi waktu terjadi seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan yang berada di permukaan bumi. Tanpa adanya air tidak akan terjadi kehidupan. Air juga yang mempengaruhi proses produktifitas berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1 Letak Geografis dan Jumlah Penduduk Tenggarong merupakan salah satu Kecamatan dari 15 Kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah 398,10

Lebih terperinci

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO Meiko Komendangi NIM 811409156 Program Study Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. recharge, groundwater sering dikatakan sebagai sumberdaya yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. recharge, groundwater sering dikatakan sebagai sumberdaya yang tidak II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekonomi Sumberdaya Air Air merupakan bagian penting dari sumberdaya alam yang mempunyai karakteristik unik dibandingkan dengan sumberdaya lainnya. Menurut Fauzi (2006), air dapat

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan Kapuk, Kelurahan Kamal dan Kelurahan Tegal Alur, dengan luas wilayah 1 053 Ha. Terdiri dari 4 Rukun

Lebih terperinci

ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH

ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH : Studi Kasus di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat MAEDA NIELLA DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Pengelolaan Sumberdaya Air Berdasarkan Kapasitas Produksi Instalasi

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Pengelolaan Sumberdaya Air Berdasarkan Kapasitas Produksi Instalasi VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Pengelolaan Sumberdaya Air Berdasarkan Kapasitas Produksi Instalasi PDAM Bekasi merupakan salah satu PDAM yang berada di wilayah Kota Bekasi. Pengelolaan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pelelawan dengan luas daerah km2, yang terdiri dri 6 RW dan 27 RT,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pelelawan dengan luas daerah km2, yang terdiri dri 6 RW dan 27 RT, 11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis kelurahan Langgam Langgam merupakan kelurahan yang ada di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelelawan dengan luas daerah 11.70 km2, yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan air juga meningkat. Jumlah penduduk di Indonesia tahun 2014 sebesar 2.763.632 jiwa. Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah unsur penting bagi makhluk hidup. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama 3 sampai 6 bulan namun tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air. Sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu sumber daya alam yang penting bagi manusia. Telah ratusan bahkan jutaan tahun lamanya manusia sudah mulai memanfaatkan air dalam kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air merupakan komponen utama makhluk hidup dan mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Dublin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan pelarut yang universal, hampir semua jenis zat dapat larut dalam air.air dalam tubuh manusia berkisar antara 50 70% dari seluruh berat badan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk masak, minum, mencuci dan

Lebih terperinci

SISTEM JARINGAN AIR BERSIH. Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

SISTEM JARINGAN AIR BERSIH. Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 SISTEM JARINGAN AIR BERSIH Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 UMUM Air merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan manusia, terutama digunakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 937 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 937 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 937 TAHUN 2009 TENTANG PENGATURAN PELAYANAN AIR MINUM DAN AIR LIMBAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTAWENING

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3).

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3). VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung Situ Rawa Badung merupakan salah satu situ DKI Jakarta yang terbentuk secara alami. Semula luas Situ Rawa Badung mencapai 5 Ha, namun

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI A. Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi Bagaimana Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi? Berikut ini analisa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah materi essensial didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

Lebih terperinci

KAJIAN AIR BERSIH PERKOTAAN SEMPADAN SUNGAI WINONGO KELURAHAN KRICAK, KECAMATAN TEGALREJO. Aditya Hermawan Siregar

KAJIAN AIR BERSIH PERKOTAAN SEMPADAN SUNGAI WINONGO KELURAHAN KRICAK, KECAMATAN TEGALREJO. Aditya Hermawan Siregar KAJIAN AIR BERSIH PERKOTAAN SEMPADAN SUNGAI WINONGO KELURAHAN KRICAK, KECAMATAN TEGALREJO Aditya Hermawan Siregar aditya.hermawan013@gmail.com Estuning Tyas Wulan Mei estu.mei@geo.ugm.ac.id Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan air minum saat ini cukup mengkhawatirkan, terutama di perkotaan. Banyak air sumur sudah tidak layak minum, karena tercemar bakteri maupun zat kimia, sedangkan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum 1. Pada

I. PENDAHULUAN. pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum 1. Pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum 1. Pada era globalisasi saat

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENENTUAN NILAI PEROLEHAN AIR DARI PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DALAM PENGHITUNGAN PAJAK PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH

PEDOMAN TEKNIS PENENTUAN NILAI PEROLEHAN AIR DARI PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DALAM PENGHITUNGAN PAJAK PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH LAMPIRAN X KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1451 K/10/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000 PEDOMAN TEKNIS PENENTUAN NILAI PEROLEHAN AIR DARI PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DALAM PENGHITUNGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air memiliki peran penting bagi kehidupan makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik untuk menunjang proses metabolisme

Lebih terperinci

Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta Luas Wilayah Menurut Kabupaten / Kota Provinsi DKI Jakarta Kabupaten/Kota Luas (Km2) % Kepulauan Seribu 8,70 1,31 Jakarta Selatan 141,27 21,33 Jakarta Timur 188,03 28,39

Lebih terperinci

sedangkan untuk kategori usia tenaga kerja yang dimulai dari usia tahun

sedangkan untuk kategori usia tenaga kerja yang dimulai dari usia tahun V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Harapan Jaya merupakan salah satu dari enam kelurahan yang berada di dalam Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendatang terutama pelajar. mencapai Rp /galon (Athena, 2004).

I. PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendatang terutama pelajar. mencapai Rp /galon (Athena, 2004). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat akhir-akhir ini terutama mahasiswa yang bertempat tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai menggunakan air minum dalam kemasan (AMDK) sebagai sumber air minum.

Lebih terperinci

Air minum adalah yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Air minum adalah yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. TL 3105 Air minum adalah yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Akses masyarakat terhadap ketersediaan air minum dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber air adalah salah satu kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh makhluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya dan berguna untuk memelihara kesehatannya. Saat

Lebih terperinci

kegiatan sehari-hari air digunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan kegiatan

kegiatan sehari-hari air digunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebutuhan pokok hidup manusia adalah air. Air merupakan unsur terpentine yang dibutuhkan oleh makhluk hidup, karena sekitar 60-70 % dari berat badan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 Km atau sekitar 0,53 % dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, tingkat pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat sangat cepat, sehingga tingkat kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sektor pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang kesehatan. Adapun tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal

BAB I PENDAHULUAN. Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal kecil, seperti air minum untuk melepas dahaga hingga kincir air yang di manfaatkan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitan ini adalah untuk mengidentifikasi pengelolaan air bersih pada instalasi pengolahan air (IPA) yang digunakan di kawasan Jababeka. 3.2.

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SIDAMANIK SUMATERA UTARA KOTA SIDAMANIK ADMINISTRASI Profil Kota Kota Kisaran merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. PENDUDUK Jumlah

Lebih terperinci

Kajian Pengenaan PPN atas Penyediaan Air Bersih dan Biaya Jasa Penggelolaan SDA (BPSDA)

Kajian Pengenaan PPN atas Penyediaan Air Bersih dan Biaya Jasa Penggelolaan SDA (BPSDA) Kajian Pengenaan PPN atas Penyediaan Air Bersih dan Biaya Jasa Penggelolaan SDA (BPSDA) Oleh : Benny Gunawan Ardiansyah, Peneliti Badan Kebijakan Fiskal 1. Pendahuluan Pasal 33 Undang- undang Dasar 1945

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012). 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Air adalah salah satu kekayaan alam yang ada di bumi. Air merupakan salah satu material pembentuk kehidupan di bumi. Tidak ada satu pun planet di jagad raya ini yang

Lebih terperinci

STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR

STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR Mary Selintung 1, Achmad Zubair 1, Dini Rakhmani 2 Abstrak Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB 4 POLA KONSUMSI AIR BERSIH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SETIAMANAH

BAB 4 POLA KONSUMSI AIR BERSIH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SETIAMANAH BAB 4 POLA KONSUMSI AIR BERSIH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SETIAMANAH Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil analisis pola konsumsi air bersih rumah tangga di Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini memuat hasil temuan dan kesimpulan mengenai Karakteristik Pola Konsumsi Air Bersih Rumah Tangga di Kelurahan Setiamanah, Kota Cimahi sebagai Masukan bagi Upaya

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG Haryudi Okta Sofiyanto 1), Tri Joko 2), Nur Endah W 2) 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

UJI BAKTERIOLOGIS AIR MINUM BEBERAPA RUMAH MAKAN DI KOTA PADANG SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH ANDREW VALENTINO B.P

UJI BAKTERIOLOGIS AIR MINUM BEBERAPA RUMAH MAKAN DI KOTA PADANG SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH ANDREW VALENTINO B.P UJI BAKTERIOLOGIS AIR MINUM BEBERAPA RUMAH MAKAN DI KOTA PADANG SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH ANDREW VALENTINO B.P. 04133050 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ekonomi. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan ekonomi. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut produsen untuk lebih peka, kritis dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000 LAMPIRAN X KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000 PEDOMAN TEKNIK PENENTUAN NILAI PEROLEHAN AIR DARI PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DALAM MENENTUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan. Dalam melaksanakan setiap aktivitasnya, manusia selalu membutuhkan ketersediaan air yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sumber daya yang tersebar secara luas di bumi ini walaupun dalam jumlah yang berbeda, air terdapat dimana saja dan memegang peranan penting dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU) (Cecilia,

BAB I PENDAHULUAN. minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU) (Cecilia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum aman bagi kesehatan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO NEIKLEN RIFEN KASONGKAHE 3311202811 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. JONI HERMANA, MscES., PhD Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen pembentuk lingkungan sehingga tersedianya air yang berkualitas mengindikasikan lingkungan yang baik. Bagi manusia, air berperan dalam

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat di Indonesia memenuhi kebutuhan air minum dari berbagai sumber. Salah satu sumber air minum yang digunakan adalah air minum isi ulang (AMIU), yaitu air yang mengalami

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bekasi, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah timur Jakarta. Batas administratif Kota bekasi yaitu: sebelah barat adalah Jakarta, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok untuk kehidupan manusia dengan segala macam kegiatannya, dipergunakan untuk keperluan rumah tangga, keperluan umum, industri, perdagangan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2 dengan jumlah penduduk yang mencapai 3.890.757 jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak negatif dari pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. karantina, para penderita penyakit tersebut berangsur angsur sembuh. Mengingat banyaknya

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. karantina, para penderita penyakit tersebut berangsur angsur sembuh. Mengingat banyaknya 33 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kelurahan Bumi Waras Pada mulanya wilayah Kelurahan Bumi Waras adalah tempat untuk mengkarantina penderita penyakit menular seperti cacar, kolera,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali termasuk manusia. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan

Lebih terperinci

PENENTUAN DAERAH PRIORITAS PELAYANAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT TUGAS AKHIR

PENENTUAN DAERAH PRIORITAS PELAYANAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT TUGAS AKHIR PENENTUAN DAERAH PRIORITAS PELAYANAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT TUGAS AKHIR Oleh: WELLY DHARMA BHAKTI L2D302389 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN DESAIN SURVEY

LAMPIRAN DESAIN SURVEY LAMPIRAN DESAIN SURVEY J U R U S A N T E K N I K P L A N O L O G I F A K U L T A S T E K N I K U N I V E R S I T A S P A S U N D A N B A N D U N G Jl. Dr Setiabudhi No 193 Telp (022) 2006466 Bandung Kesioner

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat penting. Air merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur penting bagi kebutuhan semua makhluk yang ada di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana pengembangan suatu kota pada dasarnya sangat erat kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. Rencana pengembangan suatu kota pada dasarnya sangat erat kaitannya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana pengembangan suatu kota pada dasarnya sangat erat kaitannya dengan ketersediaan air bersih di wilayah tersebut, karena air bersih merupakan kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil di tengah lautan lepas merupakan daerah-daerah yang sangat miskin akan sumber air tawar, sehingga timbul masalah pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan Departemen Kesehatan pada tahun 1998 yang lalu memiliki tujuan-tujuan mulia, salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui

Lebih terperinci

Program/Kegiatan Program : Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Program/Kegiatan Program : Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program/ Program : Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan : Pemeriksaan kualitas efluen IPAL komunal secara berkala (satu IPAL @ 2 x per tahun) Latar Belakang Semakin banyak IPAL Komunal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air digunakan untuk berbagai macam kebutuhan diantaranya minum, mandi, mencuci, dan memasak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan. Manusia membutuhkan air dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan jumlah konsumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tradisi yang melekat dalam dinamika masyarakat. Air merupakan sumber daya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tradisi yang melekat dalam dinamika masyarakat. Air merupakan sumber daya yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Selain sebagai kebutuhan dasar, air diperlukan sebagai pendukung dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat Keterp aparan 1. La BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa adanya (langsung tanpa pengolahan tertentu), dengan begitu

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa adanya (langsung tanpa pengolahan tertentu), dengan begitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bagi manusia, air sangat esensial untuk proses pencernaan, absorpsi dan ekskresi, tetapi air juga rentan terhadap kontaminasi dan pencemaran. Kebanyakan manusia memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo. Kecamatan ini terletak disebelah timur

Lebih terperinci

PEMANENAN AIR HUJAN SEBAGAI PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH PENGUNGSI BENCANA BANJIR

PEMANENAN AIR HUJAN SEBAGAI PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH PENGUNGSI BENCANA BANJIR 2-011 PEMANENAN AIR HUJAN SEBAGAI PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH PENGUNGSI BENCANA BANJIR Abdul Roviq 1, Hartuti Purnaweni 2, Suharyanto 3 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Ilmu Lingkungan (MIL) Undip,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 270 sampel di wilayah usaha

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 270 sampel di wilayah usaha 69 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pemakaian Air Bersih 5.1.1 Pemakaian Air Untuk Domestik Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel di wilayah usaha PAM PT. TB, menunjukkan bahwa pemakaian air bersih

Lebih terperinci