KAJIAN PENINGKATAN LAYANAN SISTEM PERPIPAAN AIR MINUM PERKOTAAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO
|
|
- Bambang Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN PENINGKATAN LAYANAN SISTEM PERPIPAAN AIR MINUM PERKOTAAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO Sutanto Kusumo 1*), Nieke Karnaningroem 2) 1) Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman Jurusan Teknik Lingkungan ITS, 2) Jurusan Teknik Lingkungan ITS, ABSTRAK Perkotaan Mojosari sebagai ibukota Kabupaten Mojokerto memiliki 74,1% penduduk dengan akses air minum dengan penggunaan ledeng sebanyak 10,35%. Untuk mencapai sasaran MDGs (sistem perpipaan sebesar 57,4%) dan sasaran nasional bidang air minum (sistem perpipaan sebesar 32%) terdapat beberapa kendala. Masyarakat merupakan pihak yang berpotensi meningkatkan pembangunan bidang air minum tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi masyarakat perkotaan Mojosari dalam upaya peningkatan cakupan layanan sistem perpipaan dari aspek teknis, sosial dan finansial. Penelitian dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data sekunder pada dinas/intansi terkait, observasi lapangan, pembagian kuesioner dan wawancara. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan stratified random sampling berdasarkan tingkat ekonominya. Sasaran penelitian adalah penduduk dan pejabat di 14 desa/kelurahan dalam wilayah perkotaan Mojosari. Pengolahan data hasil penelitian dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif. Sebanyak 74,6% responden mengelola sumber airnya secara individual dan sisanya berlangganan PDAM. Dilihat dari kondisi masyarakat secara umum, pengelolaan air secara komunal merupakan satu pilihan yang dapat dipertimbangkan. Model lembaga semacam koperasi air minum yang menawarkan sistem bagi hasil dapat dikembangkan sebagai bentuk kelembagaan pengelolaan air komunal. Kata kunci: Perkotaan Mojosari Kabupaten Mojokerto, penyediaan air minum, potensi masyarakat. PENDAHULUAN Perkotaan Mojosari yang terletak di wilayah Kecamatan Mojosari dan Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto, memiliki air permukaan maupun air tanah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air (Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang (DPU CKTR) Kab. Mojokerto, 2010). Dengan potensi tersebut, akses air penduduk perkotaan Mojosari Kabupaten Mojokerto pada tahun 2010 dengan akses air minum dari ledeng sebanyak 10,35% ( Dinas Kesehatan Kab. Mojokerto, 2010). Untuk tingkat pelayanan air dengan jaringan perpipaan, perkotaan Mojosari belum mencapai sasaran bidang air minum MDGs untuk akses air minum perpipaan pada 2015 sebesar 57,4%. Dari aspek lingkungan, peningkatan jumlah dan aktivitas penduduk di perkotaan Mojosari akan berpengaruh terhadap kualitas sumber air yang ada. Semakin padat jumlah penduduk semakin besar pula resiko pencemaran terhadap lingkungan. Kendala pembiayaan merupakan satu masalah yang paling pokok. Hasil perhitungan kemampuan keuangan di Kabupaten Mojokerto untuk bidang Cipta Karya masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dana untuk pembangunan infrastruktur hingga tahun 2014 (DPU CKTR Kab. Mojokerto, 2010). Pihak yang berpotensi untuk meningkatkan pembiayaan bidang air minum D-4-1
2 tersebut adalah masyarakat. Penerimaan retribusi dari masyarakat mencapai 64,4% (28,7 milyar rupiah) dari total PAD atau 3,52% dari total penerimaan pendapatan Kab. Mojokerto pada tahun 2009 dengan proyeksi pertumbuhan 11% per tahunnya (DPU CKTR Kab. Mojokerto, 2010). Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Melakukan identifikasi potensi/peranan penduduk perkotaan Mojosari dalam upaya peningkatan cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan; b. Merumuskan alternatif upaya untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum perpipaan di perkotaan Mojosari dilihat dari aspek sosial, teknis dan finansial/pembiayaan Potensi Masyarakat dalam Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor: 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Penyelenggara pengembangan SPAM dapat berbentuk badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Potensi masyarakat dalam SPAM dapat diidentifikasi dengan 2 (dua) indikator yaitu: a. ATP (Ability To Pay) Untuk menghitung ATP masyarakat, Metode Household Budget dapat digunakan. Metode ini menggunakan perbandingan antara pendapatan/alokasi dana untuk air terhadap total pendapatan dari objek ATP =...(1) Keterangan: ATP = Kemampuan membayar I = Pendapatan responden (Rp./bulan) P = Persentase pendapatan untuk air per bulan T = Total kebutuhan air setiap bulan (m 3 /bulan) b. WTP (Willingness To Pay) Dalam menghitung kemauan membayar (WTP), dilakukan pengelompokan dalam jumlah angka terhadap kesediaan/partisipasi untuk membiayai sesuatu. Jumlah angka tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam kelas sehingga diperoleh jumlah kelas dengan persamaan berikut: K = 1 + 3,322 log n...(2) Keterangan: K = Jumlah kelas n = Jumlah angka yang terdapat dalam data (sampel) Pendekatan untuk mengetahui besarnya interval kelas, didapatkan dengan persamaan berikut: i = 1 +3,322 log atau i =...(3) Keterangan: i = Interval kelas jarak = Selisih antara kesediaan membayar tertinggi dan kesediaan membayar terendah Perhitungan WTP adalah sebagai berikut: D-4-2
3 WTP =...(2.4) Keterangan: WTP = Kemauan membayar AWPi = Kemauan membayar rata-rata ni = Banyaknya responden yang bersedia membayar AWPi N = Banyaknya orang yang diwawancarai sebagai sampel k = Jumlah kelas Peran serta didefinisikan sebagai kesediaan membantu keberhasilan program sesuai kemampuannya tanpa mengorbankan kepentingan dirinya sendiri. Peran serta masyarakat dalam bidang air minum merupakan keterlibatan masyarakat/ikut serta bertanggungjawab baik secara pasif atau aktif, secara individu, kelompok dan/atau masyarakat (Depkimpraswil, 2002). Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) merupakan salah satu bentuk sistem penyediaan air minum yang diprakarsai dan dikelola secara berkelanjutan oleh masyarakat sendiri. Masyarakat bertindak sebagai pemrakarsa, pemilik, pengelola sekaligus pengguna prasarana air minum (Departemen PU, 2005a). Dalam PAM BM terdapat lembaga penentu kebijakan dan kegiatan yang akan dilaksanakan secara bersama berdasarkan kesepakatan. Di dalam PAM BM terdapat 2 (dua) bentuk kelembagaan yaitu (Departemen PU, 2005b): a. Badan Musyawarah Air Minum (Bamus AM), terbentuk sebagai lembaga pengelola awal hasil kesepakatan bersama masyarakat pengguna air minum. Badan ini memiliki fungsi pengambilan keputusan dan pengawasan semua pelaksanaan kegiatan PAM BM. Struktur organisasi Bamus AM adalah sebagaimana pada Gambar 2.1. Gambar 1 Struktur Organisasi Bamus AM b. Badan Pengelola Air Minum (Bapel AM), merupakan badan bentukan Bamus AM yang berfungsi sebaga badan pelaksana harian PAM BM sehingga Bapel AM bertanggungjawab kepada Bapel AM. Penyelenggaraan PAM BM ini dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu: 1. Tahap persiapan, meliputi kegiatan penjajagan awal, mobilisasi masyarakat, pembentukan kelembagaan serta penyusunan dan pengusulan proposal. 2. Tahap Perencanaan Kegiatan pada tahap ini antara lain: persiapan perijinan, perencanaan fisik berupa lokasi dan teknologi yang akan digunakan, pengadaan barang dan perencanaan pembiayaan. 3. Tahap pembangunan Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan pembangunan fisik prasarana PAM BM. 4. Tahap pengelolaan dan pengembangan D-4-3
4 METODE Penelitian dilakukan di 14 desa/kelurahan di wilayah perkotaan Mojosari. Metode observasi, kuesioner dan indepth interview digunakan dalam penelitian ini terhadap 63 responden masyarakat dan 9 responden perangkat desa/kelurahan. Hasil yang didapat selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif-kuantitatif. Kerangka penelitian yang digunakan sebagaimana pada Gambar 1. Ide Penelitian Eksisting Gap Kondisi Ideal Perumusan Masalah Target bidang air minum: - MDGs Tahun Target Kabupaten Perumusan Tujuan Studi Pustaka Penyusunan Metode Penelitian Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Analisis Data Pembahasan Potensi Masyarakat Perumusan Upaya Kesimpulan & Saran Gambar 2 Kerangka Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagian besar responden (74,6%) menggunakan sumur sebagai sumber air dan 25,4%menggunakan PDAM. Responden yang tertarik melakukan penyambungan sebanyak 22,2%. Responden yang tidak tertarik melakukan penyambungan disebabkan karena memiliki sumber air yang masih baik (42,9%) dan alasan biaya yang mahal (23,8%). Sebagian besar responden memiliki penghasilan rata-rata diatas Rp. 2 juta perbulan dengan pengeluaran untuk kebutuhan air sebesar Rp ,- sampai Rp ,-. Sebanyak 44,4% kepala desa/kelurahan menyatakan bahwa lembaga pengelola air perlu dibentuk di wilayahnya untuk mengelola penyediaan air bagi masyarakat di wilayahnya sedangkan 55,6% kepala desa/kelurahan menyatakan tidak perlu. Sebanyak 44,4% responden menyatakan sebaiknya lembaga pengelola air tersebut berada di tingkat desa/kelurahan. Bentuk lembaga berupa paguyuban lebih disukai (33,3%). Kepemilikan lembaga tersebut berupa saham (55,6%) dan iuran (33,3%). D-4-4
5 30 27% 31,7% 30,2% Penghasilan 19% 15,9% 15,9% > Rp. 2 juta Rp. 1,5 juta- 2 juta Pengeluaran 22% 22% Rp. 1 juta - Rp. 1,5 juta Rp. 500 ribu - Rp. 1 juta 10% 6,3% < Rp. 500 ribu Gambar 3 Distribusi Pendapatan dan Pengeluaran Responden (Sumber: Hasil Pengolahan Data Survey, 2011) ,6% ,9% PDAM 14,3% PDAM+Sumur 3,2% PDAM+Galon Sumur 27,0% Sumur+Galon Gambar 4 Sistem Penyediaan Air Responden (Sumber: Hasil Pengolahan Data Survey, 2011) Peluang untuk meningkatkan cakupan layanan perpipaan di perkotaan Mojosari terletak pada pihak masyarakat baik yang belum memiliki prasarana maupun yang memiliki prasarana air minum non perpipaan. Potensi peningkatan cakupan layanan mencapai 25,9% untuk masyarakat yang belum terlayani prasarana air minum dan masyarakat pengguna sumber air non perpipaan sebesar 53,1%. Gambar 5 Kondisi Cakupan Layanan Sistem Perpipaan Perkotaan Mojosari D-4-5
6 Aspek Sosial Rata-rata penghasilan responden (I) sebesar Rp , - dengan persentase pengeluaran untuk kebutuhan air (P) sebesar 0,070 dan rata-rata kebutuhan air responden (T) sebanyak 57,81 m 3 /bulan didapatkan nilai ATP sebagai berikut: ATP = =...,, / = Rp ,97,-/m 3 Perhitungan WTP rekening air dapat dilihat pada Tabel 1. No. Kesediaan membayar (Rp.) Tabel 1 Perhitungan WTP Biaya rekening Air Responden (orang) WTPi (Rp.) WTP a b c d e = (c*d)/i f = e*iii 1 10rb - 25rb , rb - 50rb , rb - 75rb , rb -150rb , Total Sumber: Hasil perhitungan, 2011 PDAM memiliki anggapan bahwa cakupan pelayanannya di perkotaan Mojosari sebesar 19,83% tersebut telah jenuh/telah maksimal sehingga kawasan perkotaan Mojosari belum menjadi daerah sasaran usaha pengembangan PDAM. Saat ini PDAM lebih fokus pada usaha perbaikan pelayanan. Di sisi lain, potensi pencemaran lebih tinggi terjadi pada sumur/sumur pompa masyarakat yang dibangun di daerah perkotaan Mojosari yang memiliki kepadatan penduduk sebesar 33 jiwa/ha. Sebagian besar responden (49,2%) memiliki tangki septik yang tidak layak dari segi jarak tangki septik dari sumber airnya (kurang dari 10 meter). Hal ini menyebabkan potensi tingkat penyebaran mikroorganisme dari tangki septik ke sumber air menjadi lebih tinggi. Berdasarkan semua hal diatas, terlihat bahwa responden memiliki kemampuan secara finansial dan memiliki potensi sumber air tanah yang masih baik dari segi kualitas, kuantitas dan kontinyuitasnya, namun responden kurang memiliki kemauan untuk terlibat dalam pembiayaan SPAM. Potensi masyarakat ini dapat dikembangkan menjadi pembiayaan pengelolaan air minum berbasis masyarakat (PAM BM). Gambar 6 Struktur Organisasi PAM BM D-4-6
7 Di dalam PAM BM, ada 2 (dua) jenis lembaga yang dibe ntuk masyarakat yaitu Badan Musyawarah Air Minum (Bamus AM) sebagai pemegang fungsi legislatif dan Badan Pengelola Air Minum (Bapel AM) sebagai eksekutif dan bertanggun gjawab kepada Bamus AM. Gambar 6 Tahapan Penyelenggaraan PAM BM Sumber dana utama berasal dari swadaya masyarakat, sumber dana lain dapat berasal dari pemerintah/dana stimulan dan pihak ketiga sebagai investor/penyandang dana yang telah mendapatkan persetujuan Bamus AM. Investasi masyarakat selain dana dapat berupa tenaga, hasil bumi, lahan dan lainnya yang dapat dikonversikan sebagai uang (Departemen PU, 2005c). Aspek Teknis Sumber air di perkotaan Mojosari berupa air tanah baik air tanah dalam maupun air tanah dangkal secara kualitas berpotensi menerima cemaran dari limbah industri dan limbah rumah tangga. Namun secara kuantitas, kontinyuitas dan keterjangkauan relatif tidak ada masalah. Dalam implementasi PAM BM, diusulkan sistem modul penyediaan air minum bagi 40 KK yang terdiri atas: a. Sumur gali, diameter minimum 80 cm dilengkapi dengan struktur dinding atas dan dinding bawah serta lantai sumur minimum 100 cm b. Reservoir, 2 kompartemen dengan dimensi: Tinggi 2 meter, panjang 4 meter dan lebar 2 meter c. Perpipaan, terdiri atas pipa transmisi diameter 3 sepanjang 110 meter dan pipa distribusi dengan diameter 1,5 sepanjang 700 meter dan 2 sepanjang 900 meter d. Pompa, diperlukan 1 unit pompa degan head 20,59 m dan daya 0,059 KW D-4-7
8 Aspek Finansial Sistem modul diatas memerlukan biaya mulai dari tahap persiapan, perencanaan pembangunan hingga operasi dan pemeliharaan sebesar Rp ,- dengan harga pokok air sebesar Rp. 9,27,-. Sumber dana pelaksanaan PAM BM tersebut dapat berasal dari simpanan sukarela anggota koperasi air minum PAM BM, dari pemerintah daerah melalui kegiatan pembangunan prasarana air minum dan/atau dari pihak ketiga selaku investor yang telah disetujui Bamus AM. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini antara lain: 1. Masyarakat perkotaan Mojosari memiliki potensi dalam aspek pembiayaan/finansial namun kurang memiliki kemauan untuk memberikan dananya dalam bidang penyediaan air minum. Nilai ATP masyarakat sebesar Rp ,97 dan WTP iuran bulanan rekening air sebesar Rp ,-. Alasan utama masyarakat perkotaan Mojosari untuk tidak memiliki sistem perpipaan air minum adalah karena sumber airnya masih baik dan tidak bersedia menambah beban pengeluaran tambahan. 2. Pengembangan Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PA M BM) yang terwujud dalam bentuk koperasi air minum merupakan salah satu upaya peningkatan cakupan pelayanan air minum di perkotaan Mojosari. Untuk mengembangkan PAM BM diperlukan kerjasama yang baik antara masyarakat konsumen dan pemerintah/pihak ketiga. Saran 1. Perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai potensi integrasi sistem perpipaan masyarakat dan PDAM; 2. Perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk merumuskan strategi pengembangan sistem perpipaan air minum di perkotaan Mojosari; 3. Perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai keterpaduan pembangunan air minum dan sanitasi Perkotaan Mojosari. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. (2005a). Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM). Volume 1. Pedoman Umum. Pd T C. Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. (2005b). Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM). Volume 3. Kelembagaan. Pd T C. Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. (2005c). Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM). Volume 4. Pembiayaan. Pd T C. Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. (2010). Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun Kabupaten Mojokerto. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Mojokerto. (2010). Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Mojokerto Tahun Kabupaten Mojokerto. Trijoko, (2010a). Unit Air Baku Dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Graha Ilmu. D-4-8
9 Trijoko, (2010b). Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Graha Ilmu. World Health Organization, UNICEF. (2006). Meeting the MDG Drinking Water And Sanitation Target : The Urban And Rural Challenge of The Decade. WHO Press. Switzerland. D-4-9
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air minum merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk itu, sejalan dengan
Lebih terperinciEVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO
EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO NEIKLEN RIFEN KASONGKAHE 3311202811 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. JONI HERMANA, MscES., PhD Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Institut Teknologi
Lebih terperinciT E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI
T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI Oleh: MADE YATI WIDHASWARI NRP. 3310 202 712 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. NIEKE KARNANINGROEM,
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI KECAMATAN TANGGULANGIN, KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMUR
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI KECAMATAN TANGGULANGIN, KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMUR Easter Debora 3310 100 095 Dosen Pembimbing Ir. Eddy S. Soedjono, M.Sc., Ph.D. Desa Putat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasal 33 Ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 20
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 20 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015-2035
Lebih terperinciEVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN GUGUK PANJANG KOTA BUKITTINGGI
EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN GUGUK PANJANG KOTA BUKITTINGGI Oleh: WIDYA LAILANY 3310202707 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. JONI HERMANA, MScES,PhD Program Magister Teknik Prasarana
Lebih terperinciSTRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RAWAN AIR BERSIH DI KABUPATEN PONOROGO PROPINSI JAWA TIMUR
STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RAWAN AIR BERSIH DI KABUPATEN PONOROGO PROPINSI JAWA TIMUR Dwi Puspitorini 1 dan Ali Masduqi 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman,
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:
KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Definisi Air Minum menurut MDG s adalah air minum perpipaan dan air minum non perpipaan terlindung yang berasal
Lebih terperinciPenyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum
Pd T-05-2005-C Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (P BM) 1. Pedoman umum 1 Ruang lingkup Pedoman ini meliputi ketentuan umum dalam penyelenggaraan, kelembagaan, pembiayaan, pembangunan prasarana
Lebih terperinciPerencanaan pengembangan SPAM
Perencanaan pengembangan SPAM Dasar Hukum PP No. 16/2005: Pengembangan SPAM Peraturan Menteri PU No. 18/PRT/M/2007: Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Ruang Lingkup Perencanaan pengembangan SPAM terdiri
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAERAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2014
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2014-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciSTRATEGI PENURUNAN KEBOCORAN DI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA MATARAM
STRATEGI PENURUNAN KEBOCORAN DI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA MATARAM Oleh: Indah Eka Febriany (3312202812) Dosen Pembimbing Alia Damayanti ST, MT, PhD PROGRAM MAGISTER TEKNIK SANITASI LINGKUNGAN JUR.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Ali Masduqi Penyediaan Air Minum Aspek Teknis Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan Unit Pengelolaan Aspek Keuangan Aspek Sosial Tanggap Kebutuhan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan suatu kebutuhan vital bagi setiap orang. Arti penting air
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan suatu kebutuhan vital bagi setiap orang. Arti penting air diatur oleh pemerintah dalam aturan utama negara yang berbentuk undang-undang dasar. Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi
Lebih terperinciMODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI
MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI SUMUR GALI Cetakan 1-2014 Modul disusun oleh : Ir. Sri Darwati,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 76 Tahun : 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 76 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SISTEM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1
BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RI SPAM) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015-2030 DENGAN
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,
BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 49 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RI SPAM) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2014-2033 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciANALISA KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT BERLANGGANAN AIR BERSIH (Studi Kasus: SPAM Brondong-Paciran Kabupaten Lamongan )
ANALISA KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT BERLANGGANAN AIR BERSIH (Studi Kasus: SPAM Brondong-Paciran Kabupaten Lamongan ) Ayu Metalia 1) dan Nadjaji Anwar 2) 1) Manajemen Proyek, Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1 Letak Geografis dan Jumlah Penduduk Tenggarong merupakan salah satu Kecamatan dari 15 Kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah 398,10
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan pada suatu daerah sering membawa dampak, baik dari nilai positif maupun nilai negatif. Semakin berkembangnya suatu daerah tersebut akan meningkatkan
Lebih terperinciLAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciKEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG
KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG Nelya Eka Susanti, Akhmad Faruq Hamdani Universitas Kanjuruhan Malang nelyaeka@unikama.ac.id, hamdani_af@ymail.com
Lebih terperinciBab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA
Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA 6.1 Sintesa Hasil Simulasi 6.1.1 Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan Hasil analisis terhadap keberadaan prasarana dan sarana kota menunjukkan
Lebih terperinciRingkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016
Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota
Lebih terperinciPENENTUAN TARIF AIR MINUM PDAM KOTA KUALA KAPUAS
PENENTUAN TARIF AIR MINUM PDAM KOTA KUALA KAPUAS Imannuah, Retno Indryani Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 31-5939925, fax 31-593951 email: labmk_its@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAMBI JAMBI KOTA JAMBI ADMINISTRASI Profil Wilayah Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA JAMBI No. Kecamatan Luas (Km²) 1. Kota Baru 77,78 2. Jambi Selatan 34,07 3. Jelutung 7,92 4. Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut :
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Konsep Kepuasan Pelanggan Konsep Pengukuran Kepuasan Masyarakat atau Pelanggan Menurut Kotler yang dikutip Prasetyani dalam penelitiannya terdapat 4
Lebih terperinciAB/I-1/2013 MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM
AB/I-1/2013 MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT PUSAT
Lebih terperinciDAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017
DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017 3. BIDANG INFRASTRUKTUR PERUMAHAN, AIR MINUM DAN SANITASI NO. KEGIATAN TARGET DANA LOKASI
Lebih terperinciTPAM SLIDE 9 MASTER PLAN SISTEM PENYEDIAAN. Prepared by Yuniati, PhD AIR BERSIH KOTA
TPAM SLIDE 9 MASTER PLAN SISTEM PENYEDIAAN Prepared by Yuniati, PhD AIR BERSIH KOTA PASAL 26 PP 16 THN 2005 (1) Perencanaan pengembangan SPAM meliputi penyusunan rencana induk, studi kelayakan, dan/atau
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,
Lebih terperinciTugas Akhir RE
Tugas Akhir RE-091324 PERENCANAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH KOMUNAL BERBASIS MASYARAKAT PERMUKIMAN PADAT DI KELURAHAN WONOKROMO Mahasiswa: Tania Ratnasari 3310 100006 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono.
Lebih terperinciOleh: Desi Farida Nrp
Tesis STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN WOHA KABUPATEN BIMA Oleh: Desi Farida Nrp. 3310 202 710 PROGRAM MAGISTER TEKNIK PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS
Lebih terperinciSeminar Tugas Akhir. Mahasiswa: Monica Dewi Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono, Dipl.SE., MSc., PhD. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN (JTL)
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM KOMUNAL BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS KELURAHAN PUTAT, KECAMATAN TANGGULANGIN-SIDOARJO) Mahasiswa: Monica Dewi 3310 100 053 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy
Lebih terperinciAB/I-3/2013 MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM
AB/I-3/2013 MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM PEDOMAN KELEMBAGAAN PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM PEDOMAN KELEMBAGAAN PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sumber daya yang tersebar secara luas di bumi ini walaupun dalam jumlah yang berbeda, air terdapat dimana saja dan memegang peranan penting dalam kehidupan
Lebih terperinciLuas Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta Luas Wilayah Menurut Kabupaten / Kota Provinsi DKI Jakarta Kabupaten/Kota Luas (Km2) % Kepulauan Seribu 8,70 1,31 Jakarta Selatan 141,27 21,33 Jakarta Timur 188,03 28,39
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPENGELOLAAN SISTEM PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PDAM DUA SUDARA KOTA BITUNG UNTUK MELANJUTKAN PELAYANAN
PENGELOLAAN SISTEM PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PDAM DUA SUDARA KOTA BITUNG UNTUK MELANJUTKAN PELAYANAN Ollivia Zusan Darenoh 1, Joni Hermana 2 dan I. D. A. A. Warmadewanthi 2 1 Program Studi Manajemen
Lebih terperinci2.1 Visi Misi Sanitasi
Penyiapan kerangka pembangunan sanitasi adalah merupakan milestone kedua dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dimana didalamnya terdapat sebuah tahapan yaitu formulasi visi misi. Berdasarkan Permendagri
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA MOJOKERTO JAWA TIMUR KOTA MOJOKERTO ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota yang terkenal dengan makanan khas ondeondenya ini menyandang predikat kawasan pemerintahan dengan luas
Lebih terperinciEVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI KASUS : RUSUNAWA URIP SUMOHARJO)
TESIS II - RE092325 Dosen Pembimbing : I.D.A.A. Warmadewanthi, ST., MT., Ph.D Disampaikan Oleh : Diah Kusumaningrum NRP. 3308 202 011 EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
160 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian sebelumnya telah dibahas berbagai temuan yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian akhir ini selanjutnya akan dibahas mengenai kesimpulan yang didapat
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 33, 2005 Lingkungan Hidup. Sumber Daya Alam. Pengadaan. Konsumen. Air Minum (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran
Lebih terperinciBADAN PEMERIKSA KEUANGAN TEMUKAN PEMBOROSAN AIR BERSIH SENILAI Rp791 MILIAR
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TEMUKAN PEMBOROSAN AIR BERSIH SENILAI Rp791 MILIAR http://www.republika.co.id Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap 102 pemerintah kabupaten, kota dan Perusahaan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. WAHYONO HADI, MSc. Ph.D.
Strategi Peningkatan Kinerja PDAM Tirta Lematang Kabupaten Lahat MARDIANSAH DEMPO ANOM 3309 202 713 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. WAHYONO HADI, MSc. Ph.D. PROGRAM MAGISTER TEKNIK PRASARANA LINGKUNGAN
Lebih terperinci4.1. PENGUMPULAN DATA
Metodologi adalah acuan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang perlu diambil dalam suatu analisa permasalahan. Penerapan secara sistematis perlu digunakan untuk menentukan akurat atau tidaknya
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran
RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH DALAM PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PINANG SUMATERA UTARA KOTA KOTA PINANG ADMINISTRASI Profil Kota Pinang merupakan ibukota kecamatan (IKK) dari Kecamatan Kota Pinang dan merupakan bagian dari kabupaten Labuhan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat tiap tahun sehingga banyak daerah baru yang dimekarkan menjadi provinsi, kabupaten,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif
Lebih terperinciBUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RI-SPAM) KABUPATEN BERAU TAHUN 2014 2028 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN RINGKASAN EKSEKUTIF
KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN a. Pada akhir Repelita V tahun 1994, 36% dari penduduk perkotaan Indonesia yang berjumlah 67 juta, jiwa atau 24 juta jiwa, telah mendapatkan sambungan air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sumber daya yang tersebar secara luas di bumi ini walaupun dalam jumlah yang berbeda, air terdapat dimana saja dan memegang peranan penting dalam kehidupan
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BALIGE SUMATERA UTARA KOTA BALIGE ADMINISTRASI Profil Kota Kota Balige merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari kabupaten Toba Samosir yang terletak di propinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Yogi S, dan M. Ikhsan. Standar Pelayanan Publik di Daerah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu infrastruktur perkotaan yang paling penting. Air bersih termasuk prasarana kota yang sangat berpengaruh bagi perkembangan kota, disamping
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang S anitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Dr. ALI MASDUQI, ST. MT. oleh : TITIEK SUSIANAH
Pemanfaatan air hujan sebagai air minum di Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang Dosen Pembimbing : Dr. ALI MASDUQI, ST. MT oleh : TITIEK SUSIANAH 3309 202 705 MAGISTER TPLP TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM disampaikan oleh Direktur Pengembangan SPAM pada: Sosialisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Air Minum TA 2019 Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat menyebabkan kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat menyebabkan kebutuhan infrastruktur juga meningkat. Perkiraan pemerintah pada 5 (lima) tahun yaitu pada tahun 2010-2014
Lebih terperinciCHECKLIST DOKUMEN PRASTUDI KELAYAKAN KPBU SEKTOR AIR MINUM
CHECKLIST DOKUMEN PRASTUDI KELAYAKAN KPBU SEKTOR AIR MINUM Checklist Dokumen Prastudi Kelayakan KPBU (Dokumen) ini bukan merupakan template yang bersifat WAJIB melainkan lebih kepada arahan mengenai hal-hal
Lebih terperinciInfrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat
Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN INVESTASI
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN INVESTASI PAM.MM02.013.01 BUKU PENILAIAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sektor pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang kesehatan. Adapun tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup
Lebih terperinciPOTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT MENUJU PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DALAM RANGKA UNIVERSAL COVERAGE DI KOTA BANDUNG
POTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT MENUJU PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DALAM RANGKA UNIVERSAL COVERAGE DI KOTA BANDUNG Henni Djuhaeni Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unpad LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok untuk kehidupan manusia dengan segala macam kegiatannya, dipergunakan untuk keperluan rumah tangga, keperluan umum, industri, perdagangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung terus berkembang dengan melakukan pembangunan di segala bidang yang diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk yang cukup signifikan, sehingga menuntut
Lebih terperinciKAJIAN KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT KOTA LUBUK BASUNG DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN AIR BERSIH
KAJIAN KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT KOTA LUBUK BASUNG DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN AIR BERSIH TUGAS AKHIR OLEH : Hendra Thamrin L2D 302 383 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SIDAMANIK SUMATERA UTARA KOTA SIDAMANIK ADMINISTRASI Profil Kota Kota Kisaran merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. PENDUDUK Jumlah
Lebih terperinciL a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1
Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12 / PRT / M / 2010 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
MENTERI PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12 / PRT / M / 2010 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciSTRATEGI PDAM KOTA TOMOHON DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN AIR BERSIH
STRATEGI PDAM KOTA TOMOHON DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN AIR BERSIH Isye Darlina dan Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciBAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI
BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3. RENCANA KEGIATAN AIR LIMBAH Salah satu tujuan utama pembangunan air limbah domestik Kabupaten Bombana yaitu Meningkatkan akses Layanan Air limbah Domestik
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Beberapa hal yang mendasari perlunya pembaruan kebijakan pembangunan air minum dan penyehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat terutama di wilayah perkotaan menimbulkan dampak yang sangat serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan. Dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian
Lebih terperinciMatriks Program Strategis AMPL Kabupaten Banyuasin Tahun
Matriks Program Strategis AMPL Kabupaten Banyuasin Tahun 2014-2018 SKPD 1 Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong - Setiap kawasan strategis di Ibukota Kabupaten dan Kecamatan telah memiliki infrastruktur
Lebih terperinciVII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH. air tanah dengan sumber air bersih lainnya yakni air PDAM.
VII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH 7.1 Memperoleh Sumber Air Tanah Air tanah merupakan salah satu sumber air bersih utama yang masih digunakan oleh sebagian besar
Lebih terperinciBUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 01 TAHUN 2018 TENTANG
SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 01 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM OLEH KELOMPOK MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciRANCANAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN DAN
RANCANAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN DAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAERAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN
Lebih terperinciSISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DI KOTA PALU
JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 e-issn : 2443-3977 Volume 15 Nomor 1 Juni 2017 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN
Lebih terperinciSeluruh masyarakat Kota Tebing Tinggi. Hasil yang diharapkan 1 unit IPLT dibangun dan dapat beroperasi mulai tahun 2018 Rincian Kegiatan
LAMPIRAN5. DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN A. AIR LIMBAH DOMESTIK Program/Kegiatan Pembangunan IPLT Kota Tebing Tinggi Agar tersedia sarana pengolahan lumpur tinja warga kota yang ramah lingkungan sehingga
Lebih terperinci