BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pengembangan (Research and Development) yaitu penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk dan menguji kelayakan produk tersebut. Pada Bab ini memuat gambaran tentang temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian pada tiap tahap meliputi: (1) Hasil studi pendahuluan tentang program kemitraan sekolah dan orang tua yang selama ini dilaksanakan di SMA Kristen 1 Salatiga; (2) Pengembangan model kemitraan sekolah dan orang tua di sekolah menengah swasta. Dalam model tersebut terdapat panduan pelaksanaan program yang dapat diikuti oleh beberapa pihak sekolah dan orang tua para peserta didik Profil SMA Kristen 1 Salatiga SMA Kristen 1 Salatiga terletak di Jalan Osamaliki 32 Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.Sekolah ini berada dibawah naungan Yayasan Perguruan Kristen Pusat.Sekolah ini memiliki 21 rombongan belajar dari kelas 11 sampai 12. Setiap tingkat memiliki 1 kelas Bahasa, 3 kelas IPA dan 3 kelas IPS dengan jumlah seluruh siswa adalah 584. Programprogram serta kegiatan-kegiatan yang disusun oleh SMA Kristen 1 Salatiga selalu bersandar pada Visi 85

2 dan Misi SMA Kristen 1 Salatiga dengan memperhatikan juga tujuan sekolah. Visi SMA Kristen 1 Salatiga yaitu berkarakter, berprestasi serta peduli lingkungan atas kesadaran diri berdasarkan firman Tuhan, sedangkan misinya meliputi: (1) meningkatkan pembinaan kerohanian secara intensi melalui pembiasaan maupun kegiatan kerohanian di sekolah; (2) menumbuh kembangkan karakter Kristiani melalui berbagai kegiatan dan pelayanan; (3) meningkatkan budi pekerti yang berakar pada nilai-nilai karakter dan budaya bangsa serta kasih Kristus; (4) Memadukan unsur pendidikan yang mencakup segi-segi religiusitas, humanitas, sosialitas, dan intelektualitas melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sebagai upaya untuk menghantarkan peserta didik menjadi insan yang bermartabat; (5) menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, bagi seluruh warga sekolah melalui berbagai kegiatankegiatan pembiasaan di sekolah; (6) menerapkan strategi strategi untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata; (7) menumbuhkan disiplin dan semangat kerja yang tinggi dalam rangka mewujudkan sikap hidup yang mandiri; (8) menumbuhan sikap mandiri dan percaya diri dengan memberikan bekal kecakapan hidup (life skill); (9) menfasilitasi peserta didik agar dapat menumbuh kembangkan bakat dan minat sesuai dengan potensi yang dimiliki; (10) 86

3 menerapkan berbagai strategi positif dalam pencapaian prestasi bidang akademik maupun non akademik; (11) meningkatkan pelayanan belajar yang efektif, kreatif dan menyenangkan (joyfull learning) dengan dukungan sumber belajar yang memadai sesuai tuntutan kurikulum Setiap tahun SMA Kristen 1 Salatiga selalu berusaha mengembangkan program-program yang dimiliki. Beberapa program SMA Kristen 1 Salatiga dapat dikatakan berhasil. Hal ini dibuktikan dengan beberapa program misalnya program pendidikan keluarga, program kewirausahaan dan program wawasan kebangsaan telah dipilih pemerintah menjadi program-program percontohan. Program sekolah adiwiyata yang dilaksanakan oleh sekolah juga akan maju di tingkat nasional Hasil Penelitian Potensi dan Masalah Pada tahap ini, peneliti melakukan survey lapangan dan studi pustaka.survey lapangan dilakukan mulai bulan Juni 2016 untuk mengumpulkan data tentang fakta yang berkaitan dengan program pendidikan keluarga yang berlangsung di SMA Kristen 1 Salatiga. Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi saat survey lapangan disimpulkan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga sudah cukup menjalankan program pendidikan 87

4 keluarga dengan baik. Bahkan beberapa kegiatan dalam program pendidikan keluarga di sekolah tersebut sudah dilaksanakan sebelum sekolah mendapatkan bantuan dana program kemitraan dari pemerintah. Selain itu sekolah juga telah mulai mengusahakan penggunaan media sosial sebagai media penguat komunikasi antara sekolah dengan orang tua serta stakeholder lainnya, namun demikian dalam pengembangannya di bidang manajemen belum maksimal. Permasalahan lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah belum adanya model yang dibuat sekolah terkait dengan program pendidikan keluarga ini karena sekolah baru memprogramkan kegiatan kemitraan menjadi program pendidikan keluarga dalam satu tahun ini. Sehingga dari hasil wawancara kepada kepala sekolah, wakasek humas, guru BK serta tim pengelola sistem informasi sekolah dirumuskanlah model faktual program kemitraan sekolah dengan orang tua di SMA Kristen 1 Salatiga yang akan dipaparkan sebagai berikut. Model faktual kemitraan ini juga menjadi acuan dalam pengembangan model kemitraan Sekolah dengan Orang Tua melalui Media Sosial. Deskripsi pemaparan akan tersusun dalam unsur manajemen berikut: (1) Perencanaan Program Kemitraan Sekolah dengan Orang tua; (2) Pengorganisasian Program Kemitraan Sekolah 88

5 dengan Orang tua; (3) Pelaksanaan Program Kemitraan Sekolah dengan Orang tua; (4) Evaluasi Program Kemitraan Sekolah dengan Orang tua. Data mengenai program pendidikan keluarga ini diperoleh melalui studi dokumentasi dan wawancara dengan kepala sekolah, Ibu Dra.Kriswinarti, Ibu Penta Karunia Hapsari, S.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang humas dan ketua program pendidikan keluarga, Ibu Rina Purwanti, S.Pd selaku guru BK dan koordinator kegiatan kemitraan dan Bapak Ari Susilo Handoko, S.S selaku pengelola sistem informasi sekolah. Pengumpulan data tersebut dilakukan antara bulan Juni sampai bulan November Secara aktif SMA Kristen 1 Salatiga telah memprakarsai beberapa program sesuai analisis kebutuhan yang dilakukan sekolah. Beberapa kegiatan dalam program pendidikan keluarga sesungguhnya telah mulai dilaksanakan SMA Kristen 1 Salatiga sebelum pemerintah mencanangkan program tersebut menjadi program resmi. Program pendidikan keluarga yang dilaksanakan oleh sekolah saat ini terdiri dari 2 bagian yaitu program penguatan kemitraan keluarga dan program penguatan ekosistem pendidikan. Selanjutnya akan dipaparkan perencanaan, peng-organisasian, pelaksanaan dan evaluasi program penguatan 89

6 kemitraan keluarga yang didalamnya terkait dengan keterlibatan orang tua. 1) Perencanaan 90 Program kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat telah diwujudkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga pada penyelenggaraan pendidikan keluarga dalam 2 bentuk program sekolah. Seperti yang sudah dipaparkan diatas, kedua program kemitraan tersebut yaitu program penguatan kemitraan keluarga dan program penguatan ekosistem pendidikan. Program penguatan kemitraan keluarga merupakan program yang bertujuan untuk menguatkan jalinan kemitraan antara orang tua maupun masyarakat. Sedangkan program penguatan ekosistem pendidikan menjadi sarana agar terciptanya penguatan dari dalam sekolah itu sendiri, baik dari guru, staff, karyawan maupun kepala sekolah untuk mewujudkan jalinan kemitraan yang harmonis dengan keluarga. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Sekolah SMA Kristen 1 Salatiga: Program pendidikan keluarga ada dua program. Penguatan kemitraan berarti bagaimana hubungan anatara orang tua dan sekolah, yang kedua penguatan ekosistem yaitu penguatan yang ada didalam jadi anatara guru dengan siswa. (Kepala Sekolah, 15 Juni 2016) Jadi karena ini sebenarnya dibagi menjadi dua program karena bantuannya ada dua,

7 penguatan ekosistem dan program pendidikan keluarga. (Ketua program pendidikan keluarga, 7 Oktober 2016) Pernyataan tersebut dbuktikan dengan adanya dokumen perjanjian kerjasama nomor 55/ C3.2/ KU/ 2015 antara pejabat pembuat komitmen subdit pendidikan orang tua direktorat pembinaan pendidikan keluarga direktorat jenderal pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat dengan SMA Kristen 1 Salatiga tentang penyelenggaraan program penguatan kemitraan keluarga di satuan pendidikan tahun 2015 serta perjanjian kerjasama nomor PK-57/ C3.3 /KU / 2015 antara pejabat pembuat komitmen subdit pendidikan anak dan remaja direktorat jenderal pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat dengan SMA Kristen 1 Salatiga tentang penyelenggaraan program pe-nguatan ekosistem pendidikan tahun Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pendidikan keluarga tersebut sekolah sudah menjalin kemitraan dengan pihak lain untuk mendukung pendidikan peserta didik. Pihak sekolah telah menjalin kemitraan diantaranya dengan orang tua/ wali murid, universitas-universitas, Puskesmas/ DKK, PMI, Polsek, Polres, Kodim, Praktisi, Psikologi, Lembaga kursus Bahasa Mandarin Sha Hua, Dinas 91

8 Pendidikan dan Komite Sekolah. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan sekolah dalam penyelenggaraan pendidkan keluarga ini yaitu meliputi pembinaan terhadap siswa dengan narasumber dari masyarakat luar, pendampingan pada guru dan orang tua, pembibing olimpiade/ mata pelajaran, pemeriksaan kesehatan siswa, pemberian beasiswa studi lanjt dan pengelolaan program/ kegiatan sekolah yang tentunya semua itu melibatkan keluarga maupun masyarakat. Berdasarkan studi dokumentasi dan hasil wawancara dengan kepala sekolah, perencanaan yang dilakukan oleh sekolah terkait dengan program kemitraan dengan keluarga dan masyarakat yaitu; (1) Koordinasi dengan tim program kemitraan; (2) sosialisasi program kemitraan kepada orang tua untuk mendapatkan masukan dan saran, serta usulan program dari orang tua dan masyarakat, mengidentifikasi kebutuhan orang tua dan mendapatkan dukungan orang tua. Sekolah juga telah melakukan analisis kebutuhan dalam melakukan perencanaan program kemitraan yaitu yang terkait tentang kebutuhan orang tua, kondisi siswa, kebutuhan dan kondisi sekolah serta potensi partisipasi orang tua/ lembaga. Hal ini juga diutarakan oleh ketua program sebagai berikut: 92

9 Action plan yang awal kan kita susun disini bersama tim, tapi kalo yang terakhir saya susun disana pada saat bimtek. (Kepala Sekolah, 6 Oktober 2016) Sejak orangtua memasukan anaknya disini ada sosialisasi program sekolah termasuk didalamnya bahwa ada website dan sekolah yang bisa dipakai orang tua sementara, kemudian nomor hp, wali kelas itu sudah kita sosialisasikan diawal selalu.(ketua program pendidikan keluarga, 24 Oktober 2016) sosialisasi misi, sosialisasi program sekolah itu selalu ada dan setiap tahun ada. sehingga pada saat sosialisasi kita sampaikan dan menyepakati komunikasi yang mana yang paling banyak dan yang akan digunakan selanjutnya ya menggunakan sms, telepon dan whatsapp begitu.jadi saat sosialisasi, mekanisme penyampaian keluhan atau mekanisme komunikasi disampaikan juga, sehingga didalam materi itu ada nomor HP, Whatssapp wali kelas, guru BK, Kepala Sekolah, dan itu website sekolah, dan kita menyerahkan orang tua mereka mau pakai yang mana. (Kepala Sekolah, 26 Oktober 2016) Hasil studi dokumentasi yang ditemukan untuk mendukung pernyataan diatas meliputi adanya dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB) bantuan penguatan pendidikan keluarga SMA Kristen 1 Salatiga yang ditandatangani oleh pejabat pembuat komitmen kegiatan dan kepala sekolah SMA Kristen 1 salatiga, foto-foto kegiatan sosialisasi program serta angket untuk orang tua. Pada tahun 2016 ini SMA Kristen 1 Salatiga mendapatkan bantuan dana dari pemerintah 93

10 melalui program kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat. Program itu telah diresmikan pemerintah pada tahun 2015.Berdasarkan laporan awal yang dibuat oleh SMA Kristen 1 Salatiga bulan Mei dan Juni 2016 terkait dengan bantuan penguatan ekosistem pendidikan dan pendidikan kemitraan keluarga dengan bukti transfernya, diketahui bahwa melalui program tersebut SMA Kristen 1 Salatiga mendapatkan sejumlah 25 juta sebagai bantuan penguatan pendidikan kemitraan keluarga pada bulan Mei 2016 dan 35 juta untuk bantuan penguatan ekosistem pendidikan pada bulan Juni Dana tersebut sebagai dana bantuan penyelenggaraan program kemitraan dari pemerintah. Setelah melalui tahap evaluasi dan program kemitraan SMA Kristen 1 Salatiga lolos maka terdapat dana tambahan sebesar 35 juta rupiah pada bulan September 2016 sebagai dana penguatan program kemitraan tersebut. Dana ini lah yang digunakan juga untuk melaksanakan program pendidikan keluarga di SMA Kristen 1 Salatiga tahun Banyak kegiatan dalam program pendidikan keluarga sebenarnya telah dilaksanakan sebelum pemerintah mencanangkan program pendidikan keluarga secara resmi.program pendidikan keluarga yang telah diresmikan oleh pemerintah 94

11 menjadi penguatan bagi SMA Kristen 1 Salatiga untuk melanjutkan program tersebut. Dana yang dipercayakan pemerintah kepada SMA Kristen 1 Salatiga sebagai dana bantuan untuk melaksanakan program kemitraan diakui sekolah sebagai sarana yang dapat menguatkan atau meningkatkan program pendidikan keluarga yang telah dilaksanakan oleh sekolah. Hal ini dinyatakan langsung oleh kepala sekolah, demikian: Kalau pemerintah itu sifatnya penguatan karena bagi saya program itu sudah jalan, dengan adanya dana dari pemerintah itu sekolah itu diringankan untuk merealisaikan programnya jadi pemerintah mendukung memberi kekuatan itu. (Kepala Sekolah, 26 Oktober 2016) Sebelum dana bantuan dari pemerintah diturunkan, sekolah sendiri telah mempersiapkan dan mengalokasikan dana untuk kegiatankegiatan dalam program kemitraan tersebut melalui dana operasional sekolah yang disusun saat pembuatan RKAS (Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah)/ RAB (Rencana Anggaran Biaya). Informasi ini didapatkan berdasarkan studi domunetasi dan hasil wawancara kepada kepala sekolah, dan diperkuat dengan pernyataan Ibu Rina selaku guru BK dan koordinator penguatan kemitraan: Sekolah menganggarkan kegiatan kemitraan ini melalui RKAS, Rencana Kegiatan 95

12 96 Anggaran Sekolah.RAB sekolah. (Kepala Sekolah, 26 Oktober 2016) Secara dana kami juga menaganggarkan itu dari operasional karena kalau BOS tidak boleh untuk itu. (Koordinator program kemitraan, 13 Oktober 2016) Program kemitraan ini tidak hanya menghabiskan dana operasional sekolah namun justru sekolah memanfaatkan peluang dalam program ini untuk menggali dana. Contohnya pada kegiatan expo pendidikan, pihak universitas yang hendak promosi dan membuka stand di sekolah ditarik sejumlah biaya yang nantinya akan dialokasikan untuk kegiatan kemitraan sekolah yang lain. Penggalian dana oleh pihak sekolah tidak hanya dilakukan pada program kemitraan ini saja namun terdapat program kewirausahaan yang digunakan untuk menggali dana tambahan bagi dana operasional sekolah. Hal tersebut diakui oleh kepala sekolah yang mengatakan sebagai berikut: Kalau SPP, uang sumbangan pendidikan itu kan konvensional tapi yang non konvensional kita menggali dana dari kegiata kewirausahaan, expo pendidikan sponsorship seperti itu. Itu nanti sebagai uang masuk, kemudian diposkan lagi untuk kegiatan kegiatan seperti itu termasuk kegiatan kesiswaan. (Kepala Sekolah, 26 Oktober 2016) Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa SMA Kristen 1 Salatiga memang sudah siap menjalankan program kemitraan yang

13 dicanagkan oleh pemerintah. Sekolah ini juga berhak menjadi salah satu sekolah yang mendapatkan dana bantuan dari pemerintah. Namun begitu sekolah tetap mengharapkan peningkatan yang bermutu bagi kelangsungan program pendidikan keluarga ini. 2) Pengorganisasian Seperti apa yang sudah dipaparkan diatas bahwa banyak kegiatan dalam program pendidikan keluarga ini yang sudah lama dilaksanakan oleh sekolah, namun belum terdokumentasi menjadi satu kesatuan program. Kegiatan-kegiatan tersebut sebelumnya masuk dalam kegiatan-kegiatan bidang Humas dan bidang Bimbingan Konseling. Setelah kepala sekolah mengikuti bimtek mengenai program kemitraan pada bulan Oktober 2015, serta sekolah resmi diberikan MOU terkait dengan terpilihnya SMA Kristen 1 Salatiga sebagai salah satu sekolah yang mendapatkan bantuan dana untuk program penguatan kemitraan keluarga dan penguatan ekosistem pendidikan, maka kepala sekolah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) sususan panitia pelaksana program penguatan kemitraan keluarga dan penguatan ekosistem pendidikan. SK awal yang terhitung dari tanggal 1 November

14 Program ini kan sudah ada selama ini jadi sebetulnya tinngal penguatan saja. Jadi mau tidak ada program atau tidak ada bantuan dari pemerintah program memang sudah dan akan terus berjalan melalui bidang humas dan bimbingan konseling, sehingga itu tinggal penguatan saja. (Kepala Sekolah, 26 Oktober 2016) Ada surat kerjasamanya, jadi ada undangan untuk mengikuti bimtek kemudian ada surat kerjasamanya dari kemendikbud. Ini kerjasama sekolah dan kementrian ada dua program yaitu penguatan ekosistem dan program pendikan keluarga atau kemitraan.jadi dari kementrian meminta salatiga, yang dipilih itu sekolah mana, nah kemudian diberikan dipilihlah kita dan diberikan MOU ini. (Kepala Sekolah, 6 Oktober 2016) Iya ada, saya ketua programnya semuanya, nanti ada sekretaris ada bendahara, jadi selama ini sebenarnya dibagi menjadi dua bantuannya, penguatan ekosistem dan program pendidikan keluarga.jadi ketua kemitraan ada dua yaitu koordinator ekosistem ada dua, koordinator kemitraan itu dari BK. Ada SKnya tapi ini SK lama, SK sedang kami perbaharui. (Ketua program pendidikan keluarga, 7 Oktober 2016) Dalam rangka mewujudkan kemitraan keluarga yang harmonis maka pihak-pihak orang tua juga hendaknya berperan aktif dalam program ini. Oleh sebab itu diperlukan media organisasi dan media komunikasi yang dapat menjalin kemitraan lebih harmonis dan intensif. Media organisasi yang sedang dikembangkan oleh sekolah yaitu komite sekolah, ikatan alumi dan paguyuban orang tua. Sedangkan media komunikasi yang sedang dikembangkan adalah 98

15 pertemuan/ forum orang tua dengan guru dan karyawan. Media yang digunakan sekolah dalam kemitraan ini juga menggunakan media sosial e- mail, website sekolah, facebook, telepon, sms, WA (whatssapp) dan BBM (Blackberry Massenger). Melalui website biasanya, untuk kunjungan ada buku kunjungan, lewat , telepon, yang banyak sekarang whatssapp, dibuat group, yang banyak komunikasi melalui WA atau sms. (Kepala Sekolah, 15 Juni 2016) Ada, tetapi justru kami menggunakan jejaring kami menggunakan profil melalui ke pihak-pihak pemerintah. (Kepala Sekolah, 7 Desember 2016) Kalau itu pengelola dan kepala sekolah yang menggunakan jadi tidak untuk bersama. Jadi kalau itu lebih banyak ditujukan kepada kepala sekolah. Baik pertanyaan, masukan, saran. ya tapi kepala sekolah kami terbuka kalau ada masuk yang itu sifatnya untuk guru pasti diinformasikan. (Ketua program pendidikan keluarga, 2 Agustus 2016) resmi sekolah itu, tapi masing-masing guru punya si tapi cuma kan kalau untuk pemberitahuan secara resmi untuk menampung aspirasi memang di sarankan kan untuk sekolah supaya jadi satu, jadi kita membukanya kan enak. (Pengelola sistem informasi, 5 Desember 2016) Tapi kalau facebook semua guru bisa ngeposting sesuatu, misalnya yang berhubungan dengan share foto kegiatan sekolah atau lomba, ya nanti beliau yang akan memposting difacebook, atau informasi seperti kurikulum yang ingin share di facebook begitu, nah itu siapa saja. Kalau website melalui pengelola webitenya dulu. Tapi memang aktif facebooknya dulu si daripada websitenya, kalau website lebih formal. (Ketua program pendidikan keluarga, 2 Agustus 2016) 99

16 Maka ini kita buat paguyuban orang tua, group whatssapp orang tua nah demikian kalau ada sesuatu bisa langsung ke sekolah melalui wali kelas, melalui guru BK nah itu kan kalau ada permasalahan atau informasi atau hal-hal yang harus sampai ke orang tua itu kan menjadi tidak miss. (Ketua program pendidikan keluarga, 7 Oktober 2016) Blog ya itu masuknya, website sekolah si tapi kayaknya kurang aktif juga karena kan sibuk sekali, sekolah si sebetulnya. Kita kan punya paguyuban orang tua per kelas kemudian guru BK itu membuat group orangtua tidak terbatas kelas mana begitu kan. Guru BK kelas 10 kan membuat group kelas 10 seperti itu, BBM juga seperti itu ada juga kelas yang menggunakan sms. (Ketua program pendidikan keluarga, 24 Oktober 2016) Bu Kris itu dari Dinas Pendidikan suratsuratnya itu melalui whatssapp lho betul, seperti itu jadi nampaknya arahnya memang sudah kesitu ya jadi lewat whatssapp. Kalau dulu lewat sekarang lewat whatssap. Saya juga pemberitahuan rapat itu juga lewat whatssapp, sebenarnya tidak enak ya tapi ya memang sudah begitu. Jadi kalau kemitraan dsekolah melalui whatssapp ini ya sudah sering sekali karena memang sudah media nya seperti itu nampaknya sekarang. (Ketua program pendidikan keluarga, 24 Oktober 2016) Ya selama ini kalau ada kalender akademik saya foto saya share lewat whatssapp terus jadwal ekskul saya share lewat whatssapp begitu (Koordinator program kemitraan, 13 Oktober 2016) Melalui media sosial itu disharekan melalui whayssapp sambil ya kami sampaikan setiap foto kan ada keterangannya begitu jadi mohon dicermati bapak ibu yang diluar provinsi dipalangkaraya dan sebagainya supaya tidak luput memantau. Jadi ini saatnya UTS atau saatnya TAS, banyak 100

17 libur itu bagaimana itu kami sampaikan (Koordinator program kemitraan, 28 Oktober 2016) Media sosial yang digunakan oleh sekolah juga memiliki fungsinya masingmasing.komunikasi dua arah yang dilakukan kepala sekolah dan para guru biasanya menggunakan sms, telepon, whatsapp, atau BBM. Sedangkan untuk komunikasi khusus kepada kepala sekolah beberapa orang tua menggunakan . Sedangkan website dan facebook digunakan untuk menginformasikan kegiatankegiatan sekolah yang berkenaan dengan siswa dan membagikan foto-foto kegiatan sekolah.akun facebook sekolah lebih sering diakses oleh para alumni. Menurut ketua program pendidikan keluarga sekolah, para alumni yang ada di facebook sebagian merupakan orangtua dari para siswa saat ini. Kebetulan alumni itu juga sebagian orang tua sekarang, sehingga itu juga termasuk orang tua, sehingga kalau yang orang tua mau ini, tampaknya tidak terlalu banyak ya tapi artinya kita tidak bisa tahu ya tapi kalau yang komen-komen itu yang jelas kebanyakan itu alumni dan murid-murid tapi kan orang tua masa si orang tua mau komen-komen mungkin begitu pemikirannya. Paling tidak dengan itu kita sudah menginformasikan kepada orang tua bahwa kita punya kegiatan foto-foto juga ada kemudian info-info yang lain juga kita share lewat facebook itu jadi kalau yang orang tua murni member komentar itu kayaknya memang tidak terlalu banyak ya, ada tapi mungkin tidak banyak. (Ketua 101

18 3) Pelaksanaaan program pendidikan keluarga, 24 Oktober 2016) Dalam melaksanakan program pendidikan keluarga ini sekolah sudah berusaha melaksanakan beberapa kegiatan seperti Tea time : penyambutan orang peserta didik dan orang tua pada hari pertama masuk sekolah, sarasehan dan sambung rasa orang tua-komiteguru dan karyawan, sosialisasi program sekolah kepada orang tua peserta didik kelas X, parenting day, forum komunikasi orang tua- sekolah (wali kelas, guru BK), pelibatan orang tua sebagai Pembina upacara hari senin, expo pendidikan, career day, Pembentukan Paguyuban Orang tua Siswa, kelas inspirasi, pentas seni dan budaya dalam program pendidikan keluarga. Beberapa program berikutnya yaitu kelas orang tua dengan tema pengasuhan positif, Kelas orang tua dengan tema Mendidikanak di era digital, penyusunan dan/ atau pembelian bahan bacaan parenting, pembuatan dan/ atau pembelian alat penunjang yang relevan. Kelas 10 paguyuban orang tua resmi sudah terbentuk, sudah ada group nya juga. Yang kelas 12 belum terbentuk resminya tapi jika ada undangan parenting dan kegiatan yang lain juga bisa datang. Jadi paguyubannya baru dibentuk resmi kelas 10 karena peta kerawananya. Sasarannya banyak dikelas 10 karena kelas 10 itu basicnya.kalau kelas 102

19 10 sudah terbentuk kemudian kelas 11 dan 12 sudah mengalir. Tapi memang sudah dihimbau dan rata-rata masing-masing wali kelas sudah ada kontak mereka hanya belum diresmikan sebagai paguyuban. Yang resmi baru kelas 10, yang kelas 11 baru akan terbentu nanti tengah semester. (Kepala Sekolah, 6 Oktober 2016) SMA Kristen 1 Salatiga juga telah berusaha mengembangkan kapasitas warga sekolah terkait dengan pendidikan keluarga. Pengembangan kapasitas warga sekolah tersebut dilakukan dengan cara mengadakan pelatihan dan motivasi bagi warga sekolah, guru Dan karyawan terkait dengan pendidikan keluarga mengenai custumer statisfication dan pola pendampingan pada siswa dan pembentukan budaya sekolah, sekolah juga telah melakukan sosialisasi kebijakan atau halhal baru tentang pendidikan keluarga kepada para orang tua atau wali murid dalam kegiatan sosialisasi program sekolah kepada orang tua peserta didk kelas X pada awal tahun ajaran, memberi dorongan dan kesempatan kepada warga sekolah untuk berperan aktif dalam program pendidikan keluarga juga tidak dilupakan untuk dilaksanakan. Hal itu dilakukan melalui forum komunikasi orang tua dan pihak sekolah (wali kelas dan guru BK) baik dengan membentuk paguyuban orang tua dan sekolah maupun saat pertemuan-pertemuan pihak sekolah dan orang tua/wali murid.pertemuan wali kelas dengan 103

20 orang tua/ wali tersebut diadakan setiap penerimaan laporan hasil belajar, program bulanan dan pertemuan yang diadakan sesuai kebutuhan yang artinya jika ada hal-hal yang perlu dikomunikasikan pihak sekolah kepada orang tua/ wali murid. Agenda pertemuan pihak sekolah dan orang tua tidak hanya dilakukan terbatas oleh wali kelas dan orang tua namun pertemuan antara pihak sekolah (para guru dan kepala sekolah) dan para orang tua/ wali murid, contohnya saat penyambutan orang tua peserta didik dan orang tua pada hari pertama masuk kerja yang dikemas dalam kegiatan Tea Time oleh pihak SMA Kristen 1 Salatiga. Agenda pertemuan tersebut berisi perkenalan dengan kepala sekolah, wali kelas dan guru-guru, saling berkenalan antar orang tua peserta didik, penjelasan program, agenda dan kegiatan sekolah, kesepakatan dan penjelasan mengenai teknik dan media komunikasi antara sekolah dan orang tua, serta pengenalan lingkungan sekolah kepada orang tua dengan member kesmepatan orang tua melihat langsung kegiatan siswa dihari pertama dan meninjau fasilitas-fasilitas dan sarana prasarana yang ada disekolah. SMA Kristen 1 Salatiga juga mengadakan parenting atau kelas orang tua setiap tahunnya.pada tahun ajaran 2015/

21 ini diadakan dua kali kelas orang tua yang bertema Pengasuhan Positif yaitu mengenai pendampingan terhadap remaja dan Mendidik anak di Era Digital. Yang terkait dengan cara mengatasi penggunaan/ pengaruh HP dan media sosial pada remaja/ siswa. Selama ini orang tua sudah cukup terlibat dalam berbagai kegiatan sekolah, baik memberikan dukungan dana, pemikiran dan tenaga. Salah satu bentuk keterlibatan orang tua pada program pendidikan keluarga ini adalah keterlibatan mereka sebagai motivator/ inspirator bagi peserta didik yang dikemas sekolah dalam kegiatan kelas inspirasi.sma Kristen 1 Salatiga sudah melibatkan orang tua yang bekerja sebagai rohaniawan (pendeta), birokrat (Ketua DPRD), akademisi (dosen dan psikologi) serta praktisi di berbagai bidang ilmu. Pihak orang tua juga pernah membantu penggalian dana untuk suatu kegiatan lomba siswa seperti yang disampaikan ketua program pendidikan keluarga berikut: Usulan masukan juga selalu ada dan bahkan lomba pramuka itu juga orangtua menjadi panitia (Ketua program pendidikan keluarga. 7 Oktober 2016) Orang tua kalau diminta untuk berpacu saya kira mereka mau bahkan kemarin itu ada yang sampe usaha dana buat anakanak ini mau mengadakan lomba panduan pramuka, itu ada orang tua yang ikut dalam penggalian usaha dana itu juga ada yang meminjamkan barang dagangannya itu jadi 105

22 istilahnya tidak usah kulaan, pinjam barang (dipinjami fasilitas) mereka tinggal menerima untungnya kalau barang itu tidak laku ya gapapa, jadi sebenarnya potensi besar yaitu orang tua mau terlibat bahkan ada yang kemarin kelas 10 menawarkan diri, anggota komite si itu, itu kami menangkap bahwa dia juga ingin terlibat, kekuatan kekuatan itu kami himpun kemudian kami sampaikan kepala sekolah sebagai perhatian untuk selanjutnya. (Koordinator program kemitraan, 13 Oktober 2016) Itu nanti setiap kelas menghadirkan satu figur orang tua dipilih dosen, pendeta atau pengusaha terus hadir untuk memberikan motivasi. (Kepala Sekolah, 6 Oktober 2016) Selain mendapatkan dana bantuan, sekolah juga menilai bahwa dengan adanya program kemitraan yang resmi dari pemerintah program tersebut sekarang lebih terdokumentasikan. Walau sebelumnya sudah dilaksanakan namun hal tersebut masih dianggap sebagai kegiatan biasa atau rutinitas dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan, dalam hal ini orang tua dan masyarakat. Dukungan dari pemerintah dalam hal ini menjadi cukup penting karena secara tidak langusng menjadi hal yang menguatkan atau meyakinkan sekolah bahwa program kemitraan tersebut merupakan hal yang penting sehingga perlu diprogramkan secara lebih serius. 106 Sebenarnya sebelum ada program ini sudah ada tapi kan tidak terdokumentasi artinya kita tidak terlalu ngeh begitu ya, tapi artinya masukan kritik sudah ada lewat

23 4) Evaluasi kepala sekolah, biasanya lewat kepala sekolah langsung atau . Tapi diluar itu sebetulnya orang tua sudah sering memberi masukan saat penerimaan raport, dll dan sudah diresmikan lama. ya mungkin karena itu sekolah kita dipercaya medapatkan bantuan itu. Jadi sebenarnya orang tua sudah terlibat namun hanya memang kurang terdokumentasi karena hal itu sudah menjadi hal yang biasakan. (Ketua program pendidikan keluarga, 7 Oktober 2016) Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi bahwa kepala sekolah sudah melakukan supervisi pelaksanaan program pendidikan keluarga tersebut dan telah secara jujur melakukan evaluasi diri terkait dengan pelaksanaan kemitraan dengan keluarga dan masyarakat dengan kondisi yang sebenarnya. Bedasarkan hasil studi dokumentasi yang dilakukan, hasil supervisi dan evaluasi tersebut masuk dalam file laporan penyelenggaraan pendidikan keluarga untuk diberikan ke kementrian pendidikan dan kebuyaan pada bulan Oktober Dalam laporan evaluasi diri penyelenggaraan pendidikan keluarga di SMA Kristen 1 Salatiga, selama ini program tersebut telah menghasilkan beberapa manfaat bagi pihak sekolah maupun keluarga, berikut manfaat yang telah dirasakan: a. Program Kemitraan 107

24 1. Terjalinnya komunikasi yang lebih baik antara sekolah dengan orang tua siswa sehingga kepercayaan orang tua terhadap sekolah semakin meningkat. Permasalahan yang timbul di sekolah dapat diselesaikan secara kekeluargaan, orang tua siswa tidak mudah komplain terhadap kebijakan ataupun pola pendampingan maupun pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah. 2. Meningkatnya dukungan orangtua maupun masyarakat kepada program-program yang diselenggarakan oleh sekolah baik secara moral maupun material. Hal ini nampak dalam berbagai kegiatan di sekolah khususnya kegiatan pengembangan diri. Misalnya sekolah memerlukan sarana transportasi untuk siswa yang akan mengikuti lomba di luar kota, serta pendampingan bagi siswa yang mengikuti lomba, dengan sukarela orang tua menawarkan bantuan. Demikian juga dalam kegiatan yang lain seperti usaha dana untuk berbagai kegiatan sekolah. 3. Meningkatnya kinerja dari warga sekolah karena merasakan adanya dukungan positif dari orangtua. 108

25 4. Meningkatnya daya juang dan antusiasme siswa dalam mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri yang diselenggarakan di sekolah maupun di luar sekolah. b. Program Penguatan Ekosistem 1. Meningkatnya kinerja sekolah dalam mewujudkan customer satisfaction yang bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan. 2. Meningkatnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa serta budaya prestasi pada warga sekolah 3. Terciptanya lingkungan belajar yang nyaman serta kondusif. 4. Meningkatnya kedisiplinan dari siswa serta menurunnya pelanggaran tata tertib sekolah. Supervisi dan evaluasi terkait dengan pelaksanaan kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat juga telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota serta pengawas sekolah. Pihak sekolah memberikan laporan awa kepada Dinas Pendidikan dan pengawas, sedangkan Dinas Pendidikan mengadakan kunjungan kesekolah serta memberikan instrument uji coba petunjuk teknis kemitraan sekolah degan keluarga dan masyarakat untuk 109

26 110 diisi oleh kepala sekolah. Setelah diadakan supervisi dan evaluasi pada bulan Juli 2016 dan program kemitraan tersebut berjalan dengan baik maka pemerintah memberikan dana bantuan tambahan yang dimaksudkan untuk dana bantuan penguatan pada program pendidikan keluarga di SMA Kristen 1 Salatiga. Ini bantuan yang kemarin 25 dan 35 juta, dan ini turun lagi. Ini beda, sekarang kan penguatan kemarin penyelenggaraan, kemarin kan kita dievaluasi, karena kita jalan maka diberi lagi untuk semakin menguatkan logikanya. Jadi 25 untuk kemitraan 35 untuk ekosistem,karena kemarin dirasa dievaluasi berjalan dengan baik diberi lagi untuk penguatan namnaya, ini baru turun di 21 september kemarin dananya. (Kepala Sekolah, 6 Oktober 2016) Sejak diberi bantuan dana pada program pendidikan keluarga ini, sekolah secara rutin melaporkan pengeluaran anggaran dan pelaksanaan kegiatan kemitraan tersebut kepada pusat. Laporan akhir program kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat selama satu tahun juga sedang dipersiapkan untuk diberikan pada bulan Desember Pada tahap ini, peneliti melakukan survey lapangan dan studi pustaka. Survey lapangan dilakukan mulai bulan Juni 2016 untuk mengumpulkan data tentang fakta yang berkaitan dengan program pendidikan keluarga yang berlangsung di SMA Kristen 1 Salatiga.Setelah

27 melakukan wawancara dan studi dokumentasi, validasi data selanjutnya dilakukan dengan mengadakan FGD pada tanggal 7 Desember 2016 yang dihadiri oleh Bapak Bambang Ismanto selaku Moderator, peneliti, Kepala Sekolah, Wakasek bidang Humas, perwakilan Guru BK dan perwakilan Komite Sekolah. Melalui hasil FGD tersebut maka model faktual program pendidikan keluarga yang dipaparkan diatas dinyatakan sudah terbukti validitasnya, yaitu sesuai fakta kenyataan yang ada dilapangan. Apa yang ditulis peneliti disini, karena saya juga terlibat didalam penelitian, menurut saya sudah obyektif yang saat itu sudah saya sampaikan sudah tersampaikan disini tidak ditambahi tidak dikurangi seperti itu saya menilai ini obyektif. (Guru BK, 7 Desember 2016) Berdasarkan dari data yang diperoleh yang telah dilakukan maka dirumuskanlah bagan model kemitraan sekolah dan orang tua di SMA Kristen 1 Salatiga seperti gambar dibawah ini. Penyusunan Tim Program Pendidikan Keluarga Tim Penguatan Kemitraan Tim Penguatan Ekosistem Program penguatan kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat 1. Orangtua - Tea Time Penyambutan hari pertama - Sosialisasi program - Sarasehan dan sambung rasa - Parenting day - Kelas Inspirasi - Pelibatan sebagai Pembina upacara - Expo pendidikan - Forum Media Sosial 111

28 Tujuan Program Action Plan dan Penyusunan RKAS Gambar 4.1 Model Faktual Kemitraan Sekolah dengan Orang di SMA Kristen 1 Salatiga Pengumpulan Data Berdasarkan data model faktual terkait dengan kemitraan sekolah dengan orang tua di SMA Kristen 1 Salatiga, maka disusunlah data untuk mengembangkan suatu model tersebut. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan analisis kebutuhan model. Analisis kebutuhan model yang digunakan dalam penelitian ini adalah SWOT dan MAS. Analisis data ini dilakukan dengan FGD dengan beberapa pihak yaitu 112

29 kepala sekolah, ketua program pendidikan keluarga, koordinator program kemitraan dan perwakilan komite. Analisis kebutuhan merupakan kegiatan menganalisis data dengan tujuan memperoleh informasi yang dibutuhkan pengguna dalam menjalankan suatu program. Judul model disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Tujuan analisis kebutuhan model adalah untuk menentukan judul dan isi model. Melalui hasil diskusi dengan beberapa pihak sekolah yaitu kepala sekolah, ketua program pendidikan keluarga, koordinator program kemitraan serta guru pengelola sistem informasi sekolah diperoleh data tentang penyelenggaraan program pendidikan keluarga di SMA Kristen 1 Salatiga yang diturunkan ke dalam faktor IFAS dan EFAS pada table 4.1 berikut. 113

30 Tabel 4.1 Hasil Analisis Faktor Kekuatan dan Kelemahan Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) Faktor-faktor Internal Total No Bobot Bobot Skor Kekuatan (Strength) x Skor 1 Teamwork yang solid 0,07 4 0,28 2 Komitmen dari warga sekolah untuk mewujudkan program. 0,07 4 0,28 3 Kemampuan sumber daya manusia yang cukup baik dan kreatif dalam 0,1 4 0,4 mengembangkan program. 4 Sekolah juga mengadakan penguatan ekosistem untuk 0,06 4 0,24 meningkatkan kinerja sekolah. 5 Sekolah memiliki moto custumor staisfication. 0,06 3 0,18 6 Pemimpin yang humanis. 0,07 3 0,21 7 Pemimpin yang cukup aktif menjalin hubungan kerjasama 0,09 4 0,32 dengan pihak masyarakat. 8 Sekolah telah memiliki kesadaran untuk melaksanakan beberapa kegiatan dalam program 0,07 4 0,28 pendidikan keluarga sebelum mendapatkan bantuan pemerintah. 9 Sekolah telah mengikuti pembinaan dan bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan 0,06 3 0,18 keluarga dari dinas pendidikan. 10 Sekolah telah menganggarkan untuk penyelenggaran program 0,09 4 0,32 pendidikan keluarga melalui RKAS. 11 Sekolah memiliki program unggulan lainnya yang dapat mendukung kegiatan-kegiatan dan pendanaan pada program 0,08 3 0,24 kemitraan sekolah. 12 Sekolah telah memiliki tim pengelola sistem informasi 0,05 4 0,20 manajemen. 13 Daya dukung sarana prasarana yang cukup memadai ,18 14 Menggunakan media sosial untuk menjalin komunikasi dengan stakeholder ,28 114

31 Total Skor 1 3,59 Kelemahan (Weaknesses) Waktu pelaksanaan kegiatan program yang melibatkan orang tua terbatas karena mayoritas 0,14 1 0,14 orang tua bekerja. Waktu pelaksanaan kegiatan program kadang bersamaan 0,13 2 0,26 dengan kegiatan program lain. Banyaknya program sekolah dapat mengurangi jam pelajaran siswa. 0, Beberapa media komunikasi tersedia yang masih kurang 0,12 2 0,24 accessible. Masih ada beberapa media komunikasi sekolah yang masih kurang maksimal penggunaanya 0,13 2 0,26 misalnya web dan blog. Sekolah masih kurang melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran anak di bidang 0,12 1 0,12 akademik. Beberapa guru masih kurang memiliki motivasi untuk menggunakan dan mengembangkan media 0,12 2 0,24 pembelajaran seperti Edmodo dan blog. Kegiatan kolaborasi anak dan orang tua dalam bidang akademik 0,11 1 0,11 dan non akademik masih kurang. Total Skor 1 1,5 Total SkorAkhir (Kekuatan Kelemahan) 2.09 Dari data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa total bobot dikalikan skor pada faktor kekuatan adalah 3,59 sedangkan total bobot dikalikan skor pada faktor kelemahan adalah 1,5 sehingga skor akhir IFAS yaitu faktor kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 2,09. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan adalah faktor yang lebih dominan 115

32 dibandingkan dengan faktor kelemahan. Oleh karena itu sekolah dapat mengoptimalkan kekuatan yang dominan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahankelemahan yang ada. Berdasarkan hasil data wawancara dan FGD dan studi dokumentasi yang didapat telihat bahwa SMA Kristen 1 Salatiga memiliki cukup banyak kekuatan dalam menjalankan program kemitraan antara sekolah dan orang tua yang dikemas dalam program pendidikan keluarga. Kekuatan yang dimiliki bahkan lebih banyak dari kelemahan yang ditemukan. Dalam hal ini sekolah dapat memaksimalkan kekuatan berdasarkan tingkat kepentingannya yang dapat dilihat pada skor SWOT yang dibuat untuk mengurangi atau meminimalisasi kelemahan yang ada. Kekuatan yang memiliki bobot tertinggi dalam analisis SWOT tersebut ada dua, yaitu terkait dengan kepala sekolah sebagai pemimpin yang cukup aktif menjalin hubungan kerjasama dengan pihak masyarakat yang juga meliputi orang tua dan alumni dan pengalokasian anggaran khusus sekolah untuk penyelenggaran program pendidikan keluarga melalui RKAS.Hal ini dirasa menjadi kekuatan yang tertinggi karena dalam suatu kemitraan, relasi atau hubungan menjadi sesuatu yang sangat penting.kepala sekolah sebagai pihak yang memiliki fungsi paling strategis disekolah merupakan salah satu faktor penentu dalam 116

33 jalinan kemitraan sekolah dengan masyarakat. Terjalinnya hubungan baik secara personal maupun kelembagaan antar pemimpin dapat mendatangkan kepercayaan yang tinggi dan kemudahan terhadap instansi yang dipimpinnya. Meskipun tidak diberikan bobot yang terlalu tinggi namun faktor pemimpin yang humanis yang dimiliki oleh sekolah ini menjadi daya dukung yang memberi dampak baik secara tidak langsung bagi program kemitraan disekolah ini. Pola berpikir kepala sekolah yang menganggap bahwa tugas sekolah tidak hanya mengembangkan prestasi namun juga membangun karakter para peserta didiknya merupakan suatu dasar pemikiran yang menjadikan program kemitraan sekolah dengan orang tua serta masyarakat menjadi salah satu prioritas sekolah. Hal ini berdampak pada suatu keputusan dan pendanaan yang terkait dengan kegiatan-kegiatan pada program kemitraan. Meskipun baru setahun program kemitraaan ini mendapatkan dana bantuan dari pemerintah namun sudah cukup banyak kegiatankegiatan kemitraan dan jalinan kemitraan yang sudah dilakukan baik sebelum maupun sesudah bantuan diberikan. Kegiatan-kegiatan dalam program kemitraan tersebut hendaknya tetap dilanjutkan dengan tidak melupakan segi manajemen pelaksanaan program dari 117

34 perencanaan, peng-organisasian, pelaksanaan dan pengawasan secara berkesinambungan. Jalinan kemitraan sekolah dengan orang tua serta masyarakat juga didukung dengan usaha sekolah untuk melakukan penguatan ekosistem dari dalam. Penguatan ekosistem tersebut meliputi pemberian motivasi dan pelatihan tentang pola asuh. Pemberian motivasi ini sangat penting melihat padatnya program sekolah yang harus dilaksanakan sehingga tidak menutup kemungkinan rasa lelah dan hambatanhambatan yang dirasakan warga sekolah dapat menurunkan kinerja mereka. Dalam hal ini peran moto sekolah custumor statisfication dapat berguna menjadi pengingat warga sekolah untuk memberikan yang terbaik kepada para pelanggan termasuk orang tua atau wali murid. Dari segi pendanaan, sebelum dana bantuan dicairkan sekolah terlebih dahulu telah mengalokasikan anggaran melalui RKAS dalam mewujudkan program kemitraan tersebut. Hal ini dikarenakan kegiatan-kegiatan dalam program kemitraan telah dijalankan oleh sekolah sebelum bantuan dana dari pemerintah diberikan. Komiten dari warga sekolah serta kesadaran akan pentingnya program inilah yang menjadikan sekolah ini sebagai salah satu sekolah percontohan program pendidikan keluarga sehingga juga diberi dana bantuan. Dana bantuan pemerintah 118

35 dianggap sekolah sebagai sarana penguatan bagi program kemitraan yang telah dilaksanakan sekolah sebelumnya. Dana yang digunakan sekolah sebelumnya berasal dari dana konvensional seperti SPP dan sumbangan pendidikan serta dana non konvensional yang didapatkan dari program keiwrausahaan serta program kemitraan itu sendiri seperti pada kegiatan expo pendidikan. Program-program unggulan sekolah ini digunakan sekolah untuk menggali danamelalui jalinan kemitraan yang telah terbentuk seperti kerjasama dengan orang tua, alumni serta pihak masyarakat lainnya yang disalurkan untuk kegiatan dalam program selanjutnya. Dalam hal ini sekolah berusaha memanfaatkan social capital yang dapat berimplikasi menjadi economy capital. Meskipun banyak kekuatan yang dimiliki sekolah namun masih terdapat beberapa kelemahan yang dimiliki sekolah yang dapat menjadi faktor penghambah internal dalam mewujudkan tujuan program pendidikan keluarga. Banyaknya program unggulan yang dimiliki oleh sekolah justru juga dapat menjadi kelemahan atau hambatan bagi sekolah. Padatnya program-program yang harus dilaknsanakan oleh sekolah dan kendala waktu pelaksanaan mengakibatkan guru-guru terkadang harus meninggalkan kelas untuk mempersiapkan program-program tersebut. Jika hambatan ini tidak dapat segera diatasi 119

36 maka hal tersebut dapat menyebabkan turunya pencapaian akademik siswa. Kendala mengenai waktu juga mengakibatkan kegiatan-kegiatan beberapa program diadakan secara bersamaan sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya ketercapaian tujuan program tersebut. Saat ini sekolah telah menggunakan media sosial untuk menjalin komunikasi dengan stakeholder. Hal ini menjadi kekuatan sekolah dalam mewujudkan program kemitraan sekolah dengan orang tua dan masyarakat lainnya. Media sosial telah memberikan kemudahan sekolah dalam menyampaikan informasi kepada pihakpihak terkait. Penggunaan media sosial yang telah digunakan oleh sekolah dalam usaha untuk selalu menjaga komunikasi dengan orang tua dan masyarakat yaitu diantaranya melalui , website, facebook, youtube, blog, whatsapp, BBM, sms/ telepon. Pentingnya komunikasi dalam suatu kemitraan telah disadari oleh sekolah sehingga sekolah senantiasa membuka diri dengan hal-hal yang dapat membantu dalam menjaga komunikasi tersebut. Meskipun begitu, masih ada beberapa media komunikais yang kurang dimaksimalkan fungsinya oleh sekolah sehingga media komunikasi tersebut dianggap masih kurang accessible bagi orang tua terutama pada media komunikasi melalui website dan blog. Hal ini masih dapat dikembangkan lagi 120

37 melalui tim pengelola sistem informasi agar orang tua lebih merasakan manfaat berkomunikasi dengan sekolah melalui media tersebut. Dalam bidang non akademik sekolah telah banyak memiliki program, seperti 20 program pengembangan bakat minat serta program lainnya seperti kemitraan dan kewirausahaan. Hal ini juga mesti diimbangi dengan kegiatan akademik agar potensi akademik siswa dapat lebih dimaksimalkan dan mencapai prestasi yang dapat menambah kekuatan sekolah. Keterlibatan orang tua dalam bidang akademik dapat dilakukan melalui pembelajaran menggunakan media Edmodo dan blog sebagai media pengawasan orang tua terhadap pembelajaran yang sedang diberikan terhadap anaknya. Namun belum banyak guru yang menggunakan media ini sebagai media pembelajaran, meskipun sekolah sudah pernah diberikan pelatihan tentang media pembelajaran ini. Pemberian pelatihan kepada sekolah yang terkait dengan media pembelajaran ini menunjukan bahwa media ini sebenarnya dapat bermanfaat jika digunakan dengan tepat. Tidak hanya di bidang akademik namun dalam bidang non akademik kegiatan yang mendorong kolaborasi orang tua dan anak juga masih dapat dikembangkan agar dapat meningkatkan keharmonisan hubungan antara orang tua/ wali murid dengan peserta didik dan sekolah. 121

38 Selanjutnya hasil analisis faktor eksternal sekolah meliputi peluang dan ancaman, pemberian bobot dan skor masing-masing faktor dan dilakukan perhitungan skor akhirnya hingga diperoleh matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Hasil Analisis Faktor Peluang dan Ancaman Matrik EFAS (External Factors Analysis Summary) No Faktor-faktor Eksternal Peluang (Opportunity) Sekolah telah dipilih menjadi salah satu sekolah percontohan program pendidikan keluarga. Dukungan dana dari pemerintah berupa bantuan dana program Kemitraan Sekolah dengan Keluarga dan Msayarakat serta monitoring. Mendapatkan dukungan dari beberapa alumni yang cukup berpotensi. Kepercayaan masyarakat masih cukup tinggi. Mendapat dukungan orang tua baik dari dana maupun fasilitas. Beberapa komite bersedia terjun langsung membantu dan mendukung kegiatan atau program sekolah. Sudah terbentuknya paguyuban orang tua wali murid Bobot Skor Total Bobot x Skor 0,13 3 0,39 0,17 3 0,51 0,14 4 0,56 0,14 4 0,56 0,15 4 0,6 0,12 3 0,36 0,15 4 0,6 Total Skor 1 3,58 Ancaman (Threat) Sebagian orang tua yang masih berprinsip pasrah bongkoan 0,23 1 0,23 Belum ada rapat rutin komite karena terhalang oleh kesibukan masingmasing 0,18 2 0,36 komite. Kesibukan orang tua sehingga sulit menemukan waktu yang tepat untuk mengadakan pertemuan bersama. 0,25 1 0,25

39 4 5 Pengetahuan media komunikasipada orang tua yang masih perlu ditingkatkan 0,18 2 0,36 Beberapa orang tua yang masih berada di kalangan ekonomi 0,16 3 0,48 menengah kebawah. Total Skor 1 1,68 Total SkorAkhir (Peluang Ancaman) 2,9 Dari data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa total bobot dikalikan skor pada faktor peluang adalah 3,58 sedangkan total bobot dikalikan skor pada faktor ancaman adalah 1,68 sehingga skor akhir EFAS yaitu faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 2,9. Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa sekolah memiliki beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan kemitraan sekolah dengan orangtua dan masyarakat. Kekuatan dari dalam yang dimiliki oleh sekolah dapat menghasilkan peluang eksternal yang dapat digunakan untuk memperkuat program-program yang ada disekolah. Hal ini dirasakan sungguh oleh SMA Kristen 1 Salatiga.Sebagai buah yang baik akan adanya komitmen yang kuat dari warga sekolah dalam usaha menjalin hubungan yang harmonis dengan berbagai pihak dengan diwujudkannya kegiatan-kegiatan yang bersifat kemitraan maka SMA Kristen 1 Salatiga mendapat beberapa bantuan dari pemerintah baik dalam pendanaan maupun dukungan lainnya seperti 123

40 keikutsertaan dalam bimtek penyelenggaraan program pendidikan serta monitoring dan supervisi oleh dinas pendidikan. Disamping program pendidikan keluarga, sekolah juga mendapatkan bantuan dalam penyelenggaraan program kewirausahaan dan program wawasan kebangsaan. Dukungan dana, tenaga dan pemikiran tidak hanya mengalir dari pemerintah namun juga para orang tua, para alumni yang sebagian juga orang tua siswa dan komite sekolah. Hal tersebut merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan program kemitraan sekolah dengan orang tua dan masyarakat yaitu untuk menjalin kerjasama dan keselarasan dalam menjalankan program pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat demi membangun ekosistem pendidikan yang kondusif untuk menumbuh kembangkan karakter dan budaya berprestasi pada peserta didik. Tujuan program kemitraan tersebut selaras dengan visi sekolah yaitu berkarakter dan berprestasi. Berdasarkan pengakuan hampir semua pihak sekolah yang telah diwawancari salah satu faktor penghambat dalam mewujudkan program kemitraan ini yaitu waktu pelaksanaan kegiatan yang melibatkan orang tua. Kesibukan orang tua yang mayoritas bekerja dirasa masih menjadi kendala. Kendala inilah yang sebaiknya masih perlu dipkirkan jalan keluarnya dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki oleh 124

PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA

PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PENGERTIAN Pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan dibahas hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sesuai denngan masalah dan persoalan penelitian seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Bagian pertama

Lebih terperinci

Instrumen Pemantauan dan Evaluasi 2017

Instrumen Pemantauan dan Evaluasi 2017 Jenis Satuan Pendidikan : PAUD/ SD/ SMP/ SMA/K/ PNF Nama Satuan Pendidikan : Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) : Alamat : DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN Kab/Kota KELUARGA : PAUD SD SMP SMA SMK PNF SLB

Lebih terperinci

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan Anak

Lebih terperinci

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 1. WAKASEK URUSAN KURIKULUM A. PROGRAM UMUM 1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 2. Membantu kepala sekolah mengurus kegiatan kurikulum intrakurikuler dan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS IMPLEMENTASI PELIBATAN KELUARGA PADA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PETUNJUK TEKNIS IMPLEMENTASI PELIBATAN KELUARGA PADA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PETUNJUK TEKNIS IMPLEMENTASI PELIBATAN KELUARGA PADA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan

BAB V PENUTUP Simpulan BAB V PENUTUP 2.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan studi dokumentasi saat survey lapangan dapat disimpulkan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga sudah cukup menjalankan program pendidikan keluarga dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan. 1. Membantu guru. pembimbing dalam. mengembangkan profesinya.

PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan. 1. Membantu guru. pembimbing dalam. mengembangkan profesinya. 46 Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan 1. Fungsi Supervisi 1. Membantu guru pembimbing dalam mengembangkan profesinya. 2. Membantu sekolah termasuk guru pembimbing dalam

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Umum SMA Negeri 14 Surabaya SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 8 Oktober 1981. Pada saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

Lebih terperinci

KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASIPROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN

KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASIPROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASIPROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Tahun

Lebih terperinci

PROGRAM DAN EVALUASI. Pendidikan Keluarga. Warisno, S.Sos., MPd. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga

PROGRAM DAN EVALUASI. Pendidikan Keluarga. Warisno, S.Sos., MPd. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PROGRAM DAN EVALUASI Pendidikan Keluarga OLEH : Warisno, S.Sos., MPd. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PELIBATAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN

PELIBATAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN PELIBATAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAN PENDIDIKAN KELUARGA 2016 Refleksi

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata

Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Lampiran 1 Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata No Tujuan A. Menemukan gambaran model pembinaan yang selama ini digunakan untuk B. membina sekolah Adiwiyata, yaitu mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara.

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. L1 LAMPIRAN Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. Wawancara ini diikuti oleh kepala sekolah serta kelompok

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERENCANAAN

PELAKSANAAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PERENCANAAN KEMITRAAN KELUARGA DENGAN SATUAN PENDIDIKAN NON FORMAL Kemitraan Keluarga Dengan Satuan Pendidikan Nonformal KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah diuraikan pada Bab Pendahuluan, bahwa yang dimaksud dengan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan salah satu kebijakan pemerintah

Lebih terperinci

Sumber : Data Primer yang Diolah Tahun 2013 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sumber : Data Primer yang Diolah Tahun 2013 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Empathy Empathy 1. Guru harus menjaga relasi yang baik (kedekatan) dan komunikasi antara guru dan siswa, dimana guru menempatkan diri sebagai orang tua dan teman bagi siswa, sehingga siswa merasa nyaman

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dipaparkan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Perencanaan pendidikan Life Skill di Sekolah Dasar Lebah Putih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo 179 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo maka pembahasannya dilakukan terhadap 6 (enam) fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil SMA SHAFTA Surabaya SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh yang diambil dari empat sifat Rosul yang artinya: SHIDIQ : Membentuk

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci

Jenis Satuan Pendidikan : PAUD/ SD/ SMP/ SMA/K/ PNF. Kab/Kota DIREKTORAT PEMBINAAN : PENDIDIKAN

Jenis Satuan Pendidikan : PAUD/ SD/ SMP/ SMA/K/ PNF. Kab/Kota DIREKTORAT PEMBINAAN : PENDIDIKAN Jenis Satuan Pendidikan : PAUD/ SD/ SMP/ SMA/K/ PNF Nama Satuan Pendidikan : Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) : Alamat : Kab/Kota DIREKTORAT PEMBINAAN : PENDIDIKAN Provinsi KELUARGA : Instrumen Pemantauan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga Komite Sekolah dibentuk melalui musyawarah yang terdiri dari : perwakilan orang tua murid tiap

Lebih terperinci

KERJA PRAKTIK. 2. ACUAN NORMATIF Panduan ini disusun dengan mengacu pada : 1. Kurikulum Program Studi Fakultas MIPA Unlam tahun 2007.

KERJA PRAKTIK. 2. ACUAN NORMATIF Panduan ini disusun dengan mengacu pada : 1. Kurikulum Program Studi Fakultas MIPA Unlam tahun 2007. PENDAHULUAN Untuk memenuhi dan menjawab tantangan pasar kerja serta menyiapkan mahasiswa akrab dan mengetahui seluk beluk dunia kerja, maka Fakultas MIPA UNLAM melakukan pembinaan terhadap mahasiswa melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum MTs Negeri Kendal MTs Negeri Kendal merupakan salah satu lembaga pendidikan formal setingkat pendidikan menengah yang berada di Kendal. Berdirinya MTs

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA

KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN

PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN OLEH : RAMANG PADAMULYAA PAMONG BELAJAR MUDA BP PAUD DAN DIKMAS SUMATERA SELATAN 1 Dalam pembukaan Undang Undang Dasar (UUD) tahun 1945 pada

Lebih terperinci

WORKSHOP EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA

WORKSHOP EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA WORKSHOP EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT Di Hotel Indoluxe Yogyakarta 9-12

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN. Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN. Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI LAMPIRAN 2 DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Kepala Sekolah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP DIREKTORAT PEMBINAAN SMP DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 205 KATA PENGANTAR Dana BOS yang diterima oleh sekolah

Lebih terperinci

Tugas Administrasi Pendidikan. Tugas Pokok Administrasi Pendidikan di SMK NEGERI 1 TENGARAN :

Tugas Administrasi Pendidikan. Tugas Pokok Administrasi Pendidikan di SMK NEGERI 1 TENGARAN : Tugas Administrasi Pendidikan Nama Kelompok : 1. Dhana Eriyana/702010033 2. Munari/702010049 3. Rian Kustito/702010141 4. Elisa Kristiani/702010157 Tugas Pokok Administrasi Pendidikan di SMK NEGERI 1 TENGARAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 KEGIATAN RAPAT BERSAMA WALI MURID. Lampiran 2 KEGIATAN BANTUAN SISWA MISKIN

Lampiran 1 KEGIATAN RAPAT BERSAMA WALI MURID. Lampiran 2 KEGIATAN BANTUAN SISWA MISKIN Lampiran 1 KEGIATAN RAPAT BERSAMA WALI MURID Lampiran 2 KEGIATAN BANTUAN SISWA MISKIN 90 Lampiran 3 KEGIATAN KERJASAMA DENGAN POLSEK NGALIYAN Lampiran 4 PAPAN INFORMASI 91 Lampiran 5 SURAT MOHON IZIN RISET

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Rabu, 08 Desember :38 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 29 Januari :19

Ditulis oleh Administrator Rabu, 08 Desember :38 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 29 Januari :19 Program Kesiswaan SMP Negeri 5 Amlapura 1. 1. Latar belakang Mengingat sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang bertujuan untuk memberi mengembangkan potensi, meningkatkan pengetahuan, ketrampilan,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan mengalami banyak sekali perkembangan. Banyak sekolah yang mulai berdiri dan menyatakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pengelolaan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong sudah menggunakan pendekatan-pendekatan model madrasah efektif mulai dari input, proses, dan outputnya.

Lebih terperinci

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik 1 PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK KURSUS i ii PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

Program Kewirausahaan Mahasiswa. Indonesia (PKMI) 2017

Program Kewirausahaan Mahasiswa. Indonesia (PKMI) 2017 Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (PKMI) 2017 TUJUAN PKMI Pertama membentuk karakter wirausaha mahasiswa berupa proses pengintegrasian antara hardskill dan softskill (knowledge, skill, personal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian terdiri dari 25 orang yang diambil dari pengurus komite sekolah dari 3 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Musuk, Kabupaten

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) A. Tentang MPK 1. MPK berasal dari perwakilan resmi dari masing masing kelas yang dipilih berdasarkan musyawarah kelas dan disetujui oleh wali kelas 2. Anggota MPK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Salatiga yang berada di Jalan Pemuda 7-9 Salatiga. Penelitian berlangsung pada tanggal 18 Mei 2012

Lebih terperinci

Bantuan Penguatan Pendidikan Keluarga, dan Bantuan Penyelenggaraan PendidikanKeluarga dan Peningkatan Ekosistem 2016

Bantuan Penguatan Pendidikan Keluarga, dan Bantuan Penyelenggaraan PendidikanKeluarga dan Peningkatan Ekosistem 2016 Bantuan Penguatan Pendidikan Keluarga, dan Bantuan Penyelenggaraan PendidikanKeluarga dan Peningkatan Ekosistem 2016 Disampaikan oleh: Eko Budi Hartono Kepala Subdit Kemitraan Direktorat Pembinaan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Partisipasi Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite 110 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro dapat diambil

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Tentang Sekolah 3.1.1 Sejarah Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Malaka berdiri sejak Tahun 1985 yang berada di bawah naungan Yayasan Budi Utomo. Sekolah ini

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 15 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 10 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada Periode 2017-2022 I. Pengantar Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) merupakan salah satu program Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi 1 i ii SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

PANDUAN UMUM LOMBA BUDAYA MUTU SEKOLAH DASAR TAHUN 2017

PANDUAN UMUM LOMBA BUDAYA MUTU SEKOLAH DASAR TAHUN 2017 PANDUAN UMUM LOMBA BUDAYA MUTU SEKOLAH DASAR TAHUN 207 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR JAKARTA PANDUAN UMUM LOMBA

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PPI JEPANG KOMISARIAT HIROSHIMA NOMOR: 09/PPIHIRO/V/2013

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PPI JEPANG KOMISARIAT HIROSHIMA NOMOR: 09/PPIHIRO/V/2013 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PPI JEPANG KOMISARIAT HIROSHIMA NOMOR: 09/PPIHIRO/V/2013 TENTANG PEDOMAN BEASISWA PPI HIROSHIMA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR KETUA PPI JEPANG KOMISARIAT HIROSHIMA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG Jl. Terusan Rancagoong II No. 1 Gumuruh, Bandung-Jawa Barat Telp. 022-7313774 e-mail : absbandung@gmail.com Website : www.absbandung.sch.id Profil Aisyiyah Boarding

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN. Pendampingan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan

PANDUAN PELAKSANAAN. Pendampingan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 2016 PANDUAN PELAKSANAAN Pendampingan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan 2016 Panduan Pelaksanaan Pendampingan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan LAMPIRAN 60 61 Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan Surat Ijin Penelitian Dari Universitas Kristen Satya Wacana 62 Lembar Instrumen Wawancara Studi Dokumentasi No. Model evaluasi Indikator Item

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 1.1 Kesimpulan 1.1.1 Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi SMP N 3 kota bumi pada proses pembelajaran sudah berjalan meskipun terdapat kendala

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency) BAB VI PENUTUP Bagian ini merupakan bagian terakhir dari bagian isi tesis. Pada bagian ini memuat tiga sub bab, yaitu: kesimpulan, implikasi, dan saran. Ketiga sub bab tersebut akan disajikan secara rinci

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 121 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang Implementasi manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya. Tuhan turut campur tangan memberkati program ini.

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya. Tuhan turut campur tangan memberkati program ini. BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya Kristus adalah Kepala Jemaat, Tuhan adalah Gembala Yang Agung. Untuk menanggapi Amanat Agung Gerejawi, jemaat

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TAHUN 2017 BAB I VISI DAN MISI PASAL 1 VISI BERSATU, BERSINERGI, MEMBANGUN PASAL 2 MISI 1. MENINGKATKAN PERAN AKTIF SERTA KESOLIDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh

I. PENDAHULUAN. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh beberapa orang yang berfungsi secara relatif untuk mencapai tujuan bersama secara terus-menerus.

Lebih terperinci

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negar

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1378, 2017 KEMENDIKBUD. Penyelenggaraan Pendidikan. Pelibatan Keluarga. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PELIBATAN

Lebih terperinci

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia PPL BLOK WAKTU Oleh: 1. Pendahuluan a) Latar Belakang Program Pengalaman Lapangan Kependidikan bagi mahasiswa LPTK merupakan salah satu mata kuliah wajib dari kelompok MKPBM dengan bobot 4 SKS. Dalam pelaksanaannya,

Lebih terperinci

Pengembangan Model Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua Melalui Media Sosial Dalam Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di Sekolah Menengah Swasta

Pengembangan Model Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua Melalui Media Sosial Dalam Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di Sekolah Menengah Swasta Magister Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Kristen Satya Wacana jurnalkelola@gmail.com e-issn 2549-9661 Volume: 4, No. 2, Juli-Desember 2017 Halaman: 146-160 Pengembangan Model Kemitraan Sekolah Dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMA Ar-Risalah SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, merupakan salah satu instansi yang membutuhkan sistem informasi sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2013

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2013 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2013 DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013 PENGANTAR Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SEKOLAH. Danar Dana (YDD) Bank BNI. Yayasan Danar Dana (YDD) BNI adalah tempat. Perumahan Karyawan BNI, Pesing Jakarta Barat.

BAB II DESKRIPSI SEKOLAH. Danar Dana (YDD) Bank BNI. Yayasan Danar Dana (YDD) BNI adalah tempat. Perumahan Karyawan BNI, Pesing Jakarta Barat. 11 BAB II DESKRIPSI SEKOLAH 2.1 Sejarah Singkat Sekolah SMA Tunas Harapan dan SMK Tunas Harapan adalah sekolah yang berada di bawah pengelolaan Yayasan Perguruan Tunas Harapan. SMA Tunas Harapan berdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV MANASIK HAJI ANAK-ANAK USIA DINI DI KB-TK UMMUL QURO GUNUNGPATI SEMARANG

BAB IV MANASIK HAJI ANAK-ANAK USIA DINI DI KB-TK UMMUL QURO GUNUNGPATI SEMARANG BAB IV MANASIK HAJI ANAK-ANAK USIA DINI DI KB-TK UMMUL QURO GUNUNGPATI SEMARANG Sebuah lembaga atau organisasi tentunya mempunyai sasaran atau tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam sebuah kegiatan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN LOMBA SEKOLAH BERKARAKTER KEBANGSAAN TINGKAT TK, SD, SMP DAN SMA/SMK

INSTRUMEN PENILAIAN LOMBA SEKOLAH BERKARAKTER KEBANGSAAN TINGKAT TK, SD, SMP DAN SMA/SMK INSTRUMEN PENILAIAN LOMBA SEKOLAH BERKARAKTER KEBANGSAAN TINGKAT TK, SD, SMP DAN SMA/SMK PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA DINAS PEDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA JL.Ratu Kalinyamatan No 1 Demaan, Jepara TAHUN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS PELIBATAN KELUARGA DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN (PERMENDIKBUD NO. 30/2017)

KEBIJAKAN TEKNIS PELIBATAN KELUARGA DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN (PERMENDIKBUD NO. 30/2017) KEBIJAKAN TEKNIS PELIBATAN KELUARGA DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN (PERMENDIKBUD NO. 30/2017) Oleh: Dr. Sukiman, M.Pd. Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Ditjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kementerian

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MBS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER UKS DI MIS SAPUGARUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MBS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER UKS DI MIS SAPUGARUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 61 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MBS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER UKS DI MIS SAPUGARUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Sekolah Manajemen pendidikan di tingkat sekolah merupakan suatu sistem yang setiap komponen didalamnya mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1. Upaya-Upaya yang Sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam Rangka Peningkatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari

Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari BSNP, dalam menyusun tesis. Data selanjutnya digunakan

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto, SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga Pada 1 Juli yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga

Lebih terperinci