BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga Komite Sekolah dibentuk melalui musyawarah yang terdiri dari : perwakilan orang tua murid tiap kelas, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah setempat (lurah dan camat), serta perwakilan dinas pendidikan. Pada awalnya musyawarah pembentukan Komite Sekolah dibuka oleh kepala sekolah, dilanjutkan pengarahan dari dinas pendidikan. Selanjutnya musyawarah dipandu oleh dinas. Hasil wawancara dengan guru terungkap : Keberadaan komite sekolah di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga sangat penting, Komite sekolah berperan sebagai jembatan antara pihak sekolah dan masyarakat/orang tua murid, sehingga program sekolah dapat berjalan dengan baik dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah. Beberapa program sekolah memerlukan persetujuan komite sekolah, sehingga tanpa persetujuan komite sekolah program-program sekolah tidak dapat berjalan dengan baik, dan pada akhirnya tujuan sekolah tidak dapat tercapai secara optimal. (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 23 November 2016) Tujuan didirikannya Komite Sekolah SD Mangunsari 01 adalah sbb; 37

2 1. Meningkatkan peran serta dan tanggung jawab pemerintah daerah beserta seluruh komponen masyarakat termasuk alumni dalam penyelenggaraan pendidikan di SD Mangunsari 01 Salatiga; 2. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa orang tua peserta didik dan masyarakat dalam melahirkan program serta kebijakan pendidikan di SD Mangunsari 01 Salatiga; 3. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta orang tua peserta didik dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan; 4. Menciptakan suasana dan kondisi yang transparan, akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu; 5. Sebagai mitra kerja sekolah untuk membangun pendidikan yang berkualitas. Terkait dengan program kerja, Komite Sekolah secara khusus tidak memiliki program kerja sendiri. Program kerja Komite Sekolah mengalir mengacu pada program sekolah. Di awal tahun pelajaran Komite Sekolah diundang dalam rapat penyusunan program sekolah, dan di akhir tahun pelajaran mengadakan evaluasi atas pelaksanaan program sekolah. 38

3 Sedangkan dalam pelaksanaan program kerja tahunan, Komite Sekolah tidak melaksanakan program kerjanya sendiri tetapi mendukung dan ikut melaksanakan program kerja sekolah sejauh itu memang menjadi ranah Komite Sekolah. Meskipun demikian dalam hal tertentu Komite Sekolah menyampaikan saran dan gagasan yang mungkin dapat dilaksanakan oleh sekolah. Dalam kegiatannya, Komite Sekolah melaksanakan evaluasi terhadap program kerja sekolah. Hasil wawancara dengan Komite Sekolah disebutkan : Komite Sekolah tidak secara khusus melaksanakan evaluasi terhadap program kerjanya, tetapi secara bersama-sama dengan pihak sekolah mengadakan evaluasi terhadap program kerja sekolah. Evaluasi ini tidak dilakukan secara kaku, tetapi lebih sebagai saran dan masukan demi terwujudnya pendidikan yang lebih berkualitas. Selama berjalannya kegiatan sekolah komite sekolah bisa saja memberikan evaluasi kepada sekolah yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan, baik itu masalah sarpras, lingkungan sekolah, tenaga pendidik maupun karyawan non pendidik. baru pada akhir tahun pelajaran sekolah bersama dengan Komite Sekolah mengadakan evaluasi yang lebih menyeluruh atas semua program sekolah, baik yang sudah maupun yang belum dapat dilaksanakan oleh sekolah. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016) Senada dengan pernyataan di atas, Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah terungkapkan : Komite sekolah tidak memiliki program kerja tersendiri. Dalam setiap awal tahun pelajaran, sekolah menyusun program kerja sekolah dalam rapat bersama antara sekolah dan komite sekolah. Dalam rapat tersebut komite sekolah memberikan masukan dan pertimbangan. Dan apabila sudah ditetapkan menjadi program kerja sekolah, 39

4 komite sekolah membubuhkan tanda tangan sebagai tanda persetujuan dan pengesahan. Masukan dan pertimbangan komite sekolah tidak sebatas pada saat rapat awal tahun pelajaran, tetapi juga pada saat rapatrapat tertentu yang dipandang perlu mengundang komite sekolah. Jadi dalam beberapa hal program kerja komite juga sama dengan program kerja sekolah. (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016) Berkaitan dengan pernyataan di atas, hasil wawancara dengan salah satu diungkapkan : Secara organisasi peran itu sudah dijalankan dengan cukup baik, meskipun belum maksimal. Hal ini disebabkan karena faktor kesibukan dan terbatasnya waktu yang dimiliki oleh Komite Sekolah. Beberapa pengurus kunci dari komite sekolah sibuk dalam pekerjaan dan profesinya masing-masing. Meskipun demikian faktor ketua sangat berperan. Ketua komite sangat aktif berperan dan memiliki kepedulian yang besar untuk memajukan sekolah. Dalam setiap pertemuan ketua komite selalu hadir, misalnya dalam rapat penyusunan RKAS, pelepasan siswa kelas VI, dan musyawarah dengan orang tua murid. (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016) Terkait dengan peran Komite Sekolah selama ini, hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dinyatakan : Komite sekolah memiliki empat peran, yaitu sebagai badan pertimbangan, pendukung, pengontrol, dan mediator. Sejauh ini keempat peran tersebut sudah dijalankan dengan baik. Bahkan dalam hal tertentu, misalnya dalam waktu terakhir ini sekolah memperoleh dana alokasi khusus dari pemerintah untuk penambahan prasarana sekolah. Dana tersebut belum cair tetapi sekolah dituntut untuk segera melaksanakan pembangunan dikaitkan dengan SPJ. Dalam situasi demikian, komite sekolah menyediakan diri untuk mencarikan dana talangan tanpa ikatan apapun. (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016) 40

5 Terkait dengan kegiatan pemberdayaan Komite Sekolah, narasumber guru mengungkapkan : Anggota komite sekolah sangat beragam, ada PNS, wiraswasta, profesional, dan juga ibu rumah tangga. Mereka memiliki pemahaman dan wawasan yang beragam tentang pendidikan. Tingkat kesibukan dan aktivitasnya pun beragam. Sehingga sekolah memaklumi apabila mereka tidak dapat secara penuh terlibat dalam aktivitas komite sekolah. Meskipun demikian sekolah selalu melibatkan komite dalam rapat-rapat sekolah ataupun pertemuan dengan orang tua murid yang memerlukan persetujuan komite sekolah. Misalnya dalam rapat penyusunan program sekolah, rapat penyusunan KTSP, rapat pertemuan awal dan akhir tahun pelajaran. Apabila mengantar lomba siswa atau antar sekolah yang jumlah siswanya cukup banyak dan jaraknya cukup jauh maka ada komite sekolah atau orang tua murid yang menyediakan diri menyediakan sarana transportasi. Sekolah juga pernah mengikutkan komite sekolah dalam diklat komite sekolah, baik yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan ataupun Dewan Pendidikan Salatiga. Selain itu juga mengikutsertakan komite sekolah dalam musyawarah komite sekolah se Kota salatiga. (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016) Peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisor) Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar ada suatu organisasi masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan kualitas sekolah. Komite Sekolah dibentuk dan dikembangkan secara khas dan bermula dari budaya, demografis, ekologis, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai dengan potensi masyarakat setempat. Oleh karena itu, Komite Sekolah yang dibangun harus merupakan 41

6 pengembangan kekayaan filosofis masyarakat secara kolektif. Artinya, Komite Sekolah mengembangkan konsep yang berorientasi kepada pengguna (client model), berbagai kewenangan (power sharing and advocacy model) dan kemitraan (partnership model) yang difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara peran Komite Sekolah dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) disebutkan : Draf RKAS disiapkan oleh sekolah dan pengurus komite yang berasal dari unsur tenaga pendidik. Setelah itu sekolah mengundang komite sekolah untuk membahas draf tersebut. Setelah terjadi kesepakatan maka draf itu dijadikan rancangan RKAS yang nantinya akan disampaikan kepada orang tua murid melalui perwakilannya. Penyampaian rancangan RKAS dilaksanakan Oleh Komite Sekolah. Setelah disetujui makan rancangan itu dijadikan RKAS untuk tahun pelajaran berjalan. Rapat pembahasan RKAS diinisiasi dan dipimpin oleh kepala sekolah dengan mengundang komite sekolah. Dalam rapat itu semua yang hadir bebas menyampaikan pendapatnya. sangat demokratis dan tidak ada kesan pemaksaan suatu kehendak. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Senada dengan hal di atas, Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah diungkapkan : Bagi sekolah, keberadaan komite sekolah sangat diperlukan. Komite sekolah dibentuk secara demokratis melalui musyawarah seluruh komponen sekolah, baik itu orang tua murid, tokoh masyarakat, perwakilan dinas pendidikan, dan perwakilan sekolah. Komite sekolah sangat membantu dalam hal penyelenggaraan pendidikan di sekolah, baik dalam hal memotivasi maupun monitoring pelaksanaan pendidikan di sekolah. Lebih-lebih dalam hal pemenuhan kebutuhan sekolah, baik berupa dana ataupun sarana prasarana. Komite selalu memberikan 42

7 masukan berupa saran dan kritik yang membangun bagi kemajuan sekolah. (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016) Terkait dengan peran Komite Sekolah sebagai badan pertimbangan dalam perencanaan sekolah, khususnya RKAS, hasil wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan : Sekolah menyusun draf rencana sekolah termasuk RKAS. Draf tersebut dibahas dalam rapat bersama di awal tahun pelajaran antara pihak sekolah dan komite sekolah. Dalam rapat ini komite sekolah memberikan saran masukan dan pertimbangan. Setelah diterima bersama maka disampaikan dalam rapat pleno dengan orang tua murid. Kepala sekolah dan komite sekolah secara bergantian memberikan penjelasan tentang rencana sekolah tersebut kepada orang tua murid. Setelah diterima maka ditetapkan menjadi rencana sekolah tahun pelajaran tersebut. (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016) Berdasarkan dari hasil wawancara, peran komite sekolah dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga dikategorikan baik. Dalam hal menyampaikan masukan atau pertimbangan dalam penyusunan RKAS hasil wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan : Pertimbangan komite sekolah didasarkan pada visi, misi, dan tujuan sekolah yang kemudian mengerucut menjadi kebutuhan sekolah. Kebutuhan sekolah didasarkan pada hasil evaluasi diri yang dilakukan oleh sekolah. Kebutuhan sekolah itu juga didasarkan pada analisis yang dilakukan oleh sekolah. Kebutuhan ini tentu didasarkan juga pada faktor urgensi dan prioritas. Hal-hal tersebut yang menjadi pertimbangan komite dalam penyusunan RKAS. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016). 43

8 Berdasarkan hasil wawancara, peran Komite Sekolah pada setiap penyusunan RKAS adalah pihak sekolah selalu meminta pengesahan ketua Komite Sekolah. Selain RKAS, Komite Sekolah memberikan masukan atau usulan terhadap pengelolaan pendidikan. Hasil wawancara mengugkapkan : Komite tidak mau terlalu dalam mencampuri urusan teknis edukatif yang lebih menjadi urusan sekolah. Meskipun demikian tetap memberikan masukan baik diminta ataupun tidak diminta oleh sekolah, demi kemajuan sekolah. Masukan lebih banyak disampaikaikan secara lisan, baik melalui forum resmi rapat maupun forum tidak resmi, misalnya secara spontan komite datang ke sekolah (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016). Lanjutan : Contohnya, dalam rangka meningkatkan kualitas akademik siswa kelas 4 dan 5 komite mengusulkan agar diadakan tambahan jam pelajaran (les). Usulan ini berangkat dari aspirasi beberapa orang tua siswa kelas 4 dan 5. Mereka juga menginginkan agar yang diberi tambahan jam belajar tidak hanya siswa kelas 6 yang akan menghadapi ujian akhir. Contoh lain, dalam hal ketertiban dan kedisiplinan guru, khususnya jam datang dan jam pulang bagi guru. Dari pengamatan selama ini, terkadang ada guru yang datangnya terlambat dan pulangnya sebelum jam dinas. Komite memberi masukan agar kepala sekolah mengadakan pembinaan terhadap guru yang kurang disiplin tersebut, karena akan membawa citra yang kurang baik bagi korp guru di sekolah. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016). Berdasarkan pernyataan di atas, Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan : Dalam rapat dengan pihak sekolah, Komite Sekolah selalu memberikan masukan agar kualitas pendidikan di sekolah ini meningkat. Menjelang ulangan akhir semester atau ujian, komite mengusulkan agar dilakukan tambahan jam pelajaran. Atas usulan ini, orang tua juga 44

9 siap untuk mengusahakan dana tambahan. Komite juga menawarkan reward bagi siswa yang berprestasi di tingkat kecamatan dan kota dengan memberikan dana pembinaan. (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 16 November 2016) Pemberian pertimbangan yang dilakukan oleh Komite Sekolah sangat penting karena Komite Sekolah adalah wakil dari masyarakat yang menjadi partner sekolah dalam meniti masa depan sekolah tersebut. Pemberian pertimbangan oleh Komite Sekolah ini dimaksudkan agar apapun yang ditentukan oleh sekolah tidak menyimpang dari apa yang dikehendaki oleh masyarakat, yaitu sekolah yang didukungnya mampu merealisasikan aspirasi masyarakat dan berusaha untuk menciptakan generasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, Komite Sekolah juga memberikan masukan atau usulan kepada kepala sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran. Hasil wawancara : Diakui bahwa komite sekolah tidak banyak memberikan masukan dalam hal teknis pembelajaran, karena jujur diakui komite sekolah kurang memahami seluk-beluk teknisnya. Hal tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah dalam hal ini guru. Masukan lebih pada hal bersifat umum, misalnya guru dapat hadir di kelas tepat waktu, tidak membebani siswa dengan banyak pekerjaan rumah dan tugas. Masukan biasanya disampaikan dalam forum tidak resmi. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016). memberikan masukan atau usulan kepada kepala sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran, Komite Sekolah juga memberikan masukan atau 45

10 usulan kepada guru dalam proses pembelajaran. Hasil wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan : Dalam hal teknis edukatif pembelajaran komite menyerahkan kepercayaan kepada guru, karena guru lebih paham dan kompeten dalam hal tersebut. Masukan kalaupun ada biasanya disampaiakan pada saat penerimaan rapor di akhir semester ataupun akhir tahun pelajaran. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016). Senada dengan pernyataan di atas, Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan : Komite sekolah mempercayakan kepada sekolah untuk melaksanakan program kurikulum, karena menganggap pihak sekolah lebih menguasai. Hanya dalam hal tertentu komite sekolah memberikan masukan, misalnya upaya meningkatkan prestasi siswa dengan memberikan tambahan pelajaran/les kepada siswa kelas IV dan V, kecuali kelas VI yang sudah berjalan rutin. Dalam pelaksanaan program ekstra kurikuler komite juga memberikan masukan, misalnya melengkapi kostum drumband. (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 16 November 2016) Terkait dengan penyusunan visi, misi, tujuan, dan program sekolah Komite Sekolah juga berperan dalam memberikan masukan. Hasil wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan : Masukan pada awalnya diberikan oleh pengurus komite yang berasal dari unsur guru. Setelah itu baru dibahas dalam forum rapat sekolah dan komite. Dalam rapat ini baru komite yang bukan berasal dari unsur guru akan memberikan masukan dan pertimbangan. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Selain itu terkait dengan kondisi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, hasil wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan : 46

11 Komite akan memberi pertimbangan jika sekolah menyampaikan keluhan dan kesulitan, karena pihak sekolah lebih paham tentang hal itu. Jika sekolah menyampaikan keluhan, terutama kebutuhan kekurangan tenaga guru atau karyawan, komite tentu akan memberikan masukan dan solusi, termasuk menyampaikan usulan kepada pemerintah melalui dinas pendidikan. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Komite Sekolah juga berperan dalam memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk melengkapi sarana dan prasarana di sekolah. Hasil wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan : Kebutuhan sarana prasarana dimasukkan dalam RKAS di awal tahun pelajaran, baik sarpras untuk PBM maupun non PBM. Namun demikian skala prioritas tetap diarahkan pada kebutuhan PBM, misalnya kursi dan meja murid, alat bantu mengajar, buku teks pokok, kelengkapan alat praktikum, kelengkapan buku perpustakaan. setelah itu baru sarpras pendukung, misalnya penataan lingkungan sekolah, kelengkapan ruang kepala sekolah dan guru. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016) Dalam penggalian sumber dana di luar pemerintah Komite Sekolah juga memiliki peranan penting dalam memberikan pertimbangan. Hasil wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan : Sejauh ini baru penggalian dana dari orang tua murid. Itu saja perlu pertimbangan matang, hati-hati, disampaikan secara jelas kebutuhan dan kegunaannya. Dan yang lebih penting didasarkan pada musyawarah. Kalaupun ada orang tua yang tidak memberikan dana juga tidak jadi masalah. Penggalian sumber dana di luar pemerintah dan orang tua siswa sampai sejauh ini belum dilakukan. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016). 47

12 Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa Komite Sekolah memiliki peran yang baik sebagai badan pemberi pertimbangan (Advisory Agency) di SD Mangunsari 01 Salatiga Peran Komite Sekolah sebagai Pendukung Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga, Komite Sekolah telah berusaha sebagai pendukung (supporting agency) baik yang berwujud finansial, material, pemikiran, maupun tenaga. Dalam kegiatan ekstra kurikuler, hasil wawancara dengan Komite Sekolah menunjukkan bahwa Komite Sekolah telah memberikan dukungan kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler tersebut. Kegiatan ekstra kurikuler diprogramkan oleh sekolah. Komite selalu mendukung setiap program sekolah yang bertujuan untuk peningkatan kualitas sekolah. Dukungan itu juga termasuk dalam hal bantuan kelengkapan alat kegiatan, misalnya instrumen dan kostum drumband. Demikian juga misalnya beberapa orang tua murid ada yang menyediakan sarana transportasi untuk lomba kegiatan ekstra kurikuler. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016). Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dan upaya peningkatan prestasi akademik siswa, hasil wawancara dengan salah satu guru mengungkapkan : Komite mendukung kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas anak didik. Dukungan itu misalnya menyetujui pengalokasian 48

13 anggaran untuk melengkapi sarana prasarana pembelajaran serta menandatangani dokumen KTSP. Kecuali itu komite juga berkeinginan besar agar pembelajaran membuahkan hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan motivasi yang diberikan oleh ketua komite sekolah kepada siswa kelas VI yang berprestasi dalam ujian sekolah. Apabila menduduki peringkat I tingkat kecamatan diberi reward satu juta rupiah, dan peringkat I tingkat kota diberi reward lima juta rupiah. (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016) Komite Sekolah juga berperan memantau kondisi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, Hasil wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan : Komite sekolah tidak memantau secara langsung kondisi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. Komite sekolah mendengar dan menerima laporan tentang kondisi itu dari sekolah. Komite sekolah akan memberikan masukan dan pertimbangan kepada pihak sekolah. Kalau perlu komite sekolah akan memberikan rekomendasi atau usulan kepada pihak pemerintah kota melalui dinas pendidikan. Kalau kekurangan itu belum dipenuhi oleh pemerintah, komite menyarankan kepada sekolah untuk mencukupi melalui rekrutmen tenaga honorer GTT dan PTT. Sejauh ini peran tersebut sudah dilaksanakan oleh komite. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Komite Sekolah juga berperan memantau kondisi sarana dan prasarana di sekolah. Hasil wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan : Komite tidak secara khusus mengadakan pemantauan secara berkala terhadap kondisi sarpras di sekolah, tetapi memperoleh laporan dari sekolah. Laporan itu disampaikan dalam rapat ataupun forum non formal. Jika sekolah menyampaikan kebutuhan, maka komite akan membantu mencari solusinya. Solusi itu yang utama mengajukan permohonan kebutuhan kepada dinas, misalnya kebutuhan LCD, laptop, dan kamar mandi/ WC untuk murid. Sedangkan yang lainnya disampaikan 49

14 kepada orang tua murid melalui musyawarah. Urusan kepada dinas diserahkan kepada sekolah dengan diketahui komite sekolah, sedangkan penyampaian kepada orang tua siswa dilakukan oleh komite sekolah melalui pertemuan dengan orang tua siswa. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Senada dengan pernyataan di atas, hasil wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan : Pengelolaan sarana prasarana sekolah, dari perencanaan, pengajuan, dan perawatannya lebih banyak dilakukan oleh pihak sekolah. Sedangkan pengadaannya lebih banyak dilakukan oleh pemerintah. Peran Komite sekolah memberikan masukan. Tetapi dalam kesempatan tertentu, misalnya pada waktu terakhir ini, sekolah memperoleh DAK untuk penambahan dan rehab jamban. Pelaksanaannya secara swakelola antara sekolah dan komite sekolah. Pada awalnya dana belum cair dan komite sekolah mengupayakan dana talangan. Komite juga pernah mengadakan pintu dan korden ruang guru dan kepala sekolah. (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016) Komite Sekolah juga berperan dalam mendukung anggaran pendidikan di sekolah dengan cara memobilisasi dukungan dana penyelenggaraan pendidikan di luar sumber pemerintah. Hasil wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan : Secara khusus komite tidak memantau anggaran sekolah. Komite memberikan kepercayaan penuh kepada sekolah dalam mengelola anggaran pendidikan di sekolah. Jika ada laporan dari sekolah, baru komite akan memberikan masukan dan pertimbangan. Laporan dari sekolah biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Selama ini mobilisasi dana di luar sumber dari pemerintah terbatas pada orang tua siswa. Komite senantiasa berusaha agar orang tua siswa berperan serta dalam penggalangan dana untuk pendidikan di sekolah. Tetapi upaya ini tidak mudah, sebab orang tua siswa sebagian besar berpendirian bahwa dana penyelenggaraan pendidikan sudah dicukupi oleh pemerintah melalui Bantuan Operasional Sekolah atau 50

15 BOS. Terlebih pemerintah sendiri juga mencanangkan slogan Sekolah Gratis. Slogan ini jelas berpengaruh besar pada upaya penggalangan dukungan dana dari masyarakat khususnya orang tua siswa. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Senada pernyataan di atas, Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan : Komite sekolah menyerahkan pengelolaan anggaran pendidikan kepada sekolah. Dalam rapat bersama awal tahun pelajaran komite sekolah memberikan masukan. Komite percaya kepada sekolah, dan sejauh ini tidak ada penyimpangan. Apalagi supervisi dan pemeriksaan dari pihak internal dinas pendidikan maupun eksternal, misalnya inspektorat dan BPKP, dilaksanakan secara rutin. Meskipun demikian minimal satu tahun sekali pada akhir tahun pelajaran komite mengesahkan laporan anggaran dan di dalamnya dilaksanakan pemeriksaan. wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016) Terkait dengan evaluasi pelaksanaan dukungan pendanaan di sekolah, hasil wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan : Evaluasi dilakukan bersama setiap ada rapat bersama antara sekolah dan komite sekolah. Sekolah menyampaikan evaluasi dukungan dana di sekolah, baik yang bersumber dari pemerintah maupun yang bersumber dari orang tua siswa. Komite menanggapi dengan memberikan saran masukan. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Dari hasil uraian di atas menunjukkan bahwa Komite Sekolah memiliki peran sebagai badan pendukung (Supporting Agency) di SD Mangunsari 01 Salatiga dengan cukup baik. 51

16 4.1.4 Peran Komite Sekolah sebagai Mediator Dalam kaitannya dengan fungsi manajemen pendidikan kegiatan koordinasi, keterlibatan, dan partisipasi merupakan kegiatan yang penting dalam perencanaan. Sebagai mediator Komite Sekolah SD Negeri Mangunsari 01 berperan sebagai penghubung antara sekolah dengan masyarakat, atau antara sekolah dengan pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan. Komite Sekolah juga berperan sebagai penghubung dalam sosialisasi program sekolah, sehingga berbagai kebijakan dan program yang telah ditetapkan sekolah dapat diketahui dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat begitu besar, namun pemanfaatannya kurang optimal. Hal ini disadari oleh Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga. Terkait dengan sumber daya pendidikan, hasil wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan : Peran ini terutama dalam hal penggalangan sumber daya material dan dana dari orang tua tua murid, meskipun dirasakan masih sangat terbatas. Keterbatasan ini dikarenakan sudah melekat image bahwa sekolah tidak boleh menarik dana dari masyarakat, khususnya orang tua siswa karena kebutuhan sekolah sudah dicukupi oleh pemerintah melalui dana BOS. wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016) 52

17 Hasil wawancara Komite Sekolah terkait dengan peranannya sebagai badan penghubung antara Komite Sekolah dengan masyarakat mengungkapkan : Sampai saat ini peranan Komite Sekolah sebagai badan penghubung antara komite sekolah dan masyarakat masih terbatas pada orang tua murid, belum menjangkau masyarakat dalam arti luas misalnya masyarakat lingkungan sekolah, dunia usaha dan industri, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Lagi pula komite sekolah di sini masih sangat bergantung pada figur ketua komite sekolah. Selama ini hubungan antara komite sekolah dan masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, berlangsung dengan baik. Yang pernah dilakukan, antara orang tua murid dan komite sekolah memiliki rencana membuat taman di halaman sekolah agar lingkungan sekolah bertambah asri. Rencana ini tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Setelah disepakati, baru dikomunikasikan dengan pihak sekolah dan selanjutnya setelah pihak sekolah menyetujui maka komite sekolah merealisasikan rencana tersebut. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Selain itu, Komite Sekolah juga memiliki peranannya sebagai badan penghubung antara komite sekolah dengan sekolah, Hasil wawancara Komite sekolah mengungkapkan : Komite sekolah senantiasa terbuka untuk menjalin kerja sama dan komunikasi dengan pihak sekolah, baik diminta ataupun tidak. Faktor figur ketua komite sekolah sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hubungan antara komite sekolah dan sekolah. Kebetulan rumah tempat tinggal ketua komite sekolah berada tepat di depan lokasi sekolah, sehingga hal ini lebih memungkinkan terjadinya hubungan yang lebih baik. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Selain sebagai penghubung dengan masyarakat atau sekolah, Komite Sekolah juga memiliki peran sebagai badan penghubung antara sekolah dengan 53

18 lembaga atau instansi lain dalam rangka kemajuan sekolah. Meskipun dalam hal ini peran itu belum dapat dijalankan dengan baik. Hasil wawancara mengungkapkan : Sampai saat ini peran ini belum dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Selain masalah ini lebih dipercayakan kepada pihak sekolah, karena dianggap pihak sekolah lebih memahami, juga karena faktor kesibukan dan kepentingan pekerjaan masing-masing pengurus komite sekolah. Meskipun demikian, komite sekolah siap membantu apabila sekolah memerlukan, tetapi tidak dalam pihak yang mengambil inisiatif. Pernah terjadi, karena ada rencana mutasi kepala sekolah, komite sekolah mendatangi dinas pendidikan untuk mengadakan percakapan tentang figur yang tepat untuk menggantikan kepala sekolah yang akan dimutasi.. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016) Peran lain sebagai penghubung, Komite Sekolah juga memiliki peran dalam menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat untuk kemajuan pendidikan di sekolah. Hasil wawancara mengungkapkan: Aspirasi dari orang tua murid, baik yang berupa aduan, saran, maupun usulan ditampung oleh komite sekolah dan selanjutnya disampaikan kepada pihak sekolah. Penyampaian aspirasi kepada pihak sekolah dapat dilakukan pada saat diadakan rapat bersama antara pihak sekolah, orang tua murid, dan komite sekolah. Dapat juga dilakukan di luar rapat. Hal ini bergantung pada faktor urgensinya. Apabila aspirasi itu bersifat mendesak, maka cukup disampaikan kepada kepala sekolah tanpa harus melalui rapat. Aspirasi dari masyarakat bisa menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam penyusunan program sekolah. Sampai sejauh ini peran ini dapat berjalan dengan baik. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016) 54

19 Terkait dengan kegiatan Komite Sekolah dalam mensosialisasikan kebijakan dan program sekolah kepada masyarakat, hasil wawancara mengungkapkan : Sosialisasi dilakukan dalam rapat bersama antara pihak sekolah, orang tua murid, dan komite sekolah. Selama ini yang lebih berperan dalam sosialisasi itu memang pihak sekolah, sedangkan komite sekolah bersifat menegaskan dan menguatkannya. Selain melalui rapat, sosialisasi dilakukan dalam bentuk edaran yang dibuat oleh pihak sekolah dan diketahui oleh komite sekolah. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Selain sosialisasi kebijakan dan program sekolah kepada masyarakat, Komite Sekolah juga mengadakan rapat atau pertemuan rutin dengan sekolah. Hasil wawancara mengungkapkan : Selama ini inisiatif untuk mengadakan rapat rutin dilakukan oleh pihak sekolah, sedangkan komite sekolah diundang. Tetapi dalam hal tertentu pernah komite sekolah mengusulkan untuk mengadakan rapat khusus untuk membahas hal tertentu yang dipandang mendesak. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Senada dengan pernyataan di atas, Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan : Peran ini sudah dijalankan dengan baik. Komite sekolah sangat dirasakan perannya dalam menjembatani komunikasi antara pihak sekolah dan masyarakat, khususnya orang tua murid. Komite menampung dan meneruskan semua aspirasi masyarakat kepada sekolah dan dijadikan bahan masukan dan pertimbangan bagi penyusunan program sekolah. Dalam hal tertentu komite juga berperan sebagai penghubung antara sekolah dan dinas pendidikan. wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016) 55

20 Dari uraian di atas ditunjukkan bahwa Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga sudah menjalankan peran sebagai badan penghubung (Mediator) di SD Negeri Mangunsari 01 dengan cukup baik, namun diharapkan dapat ditingkatkan di waktu yang akan datang Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga telah berusaha untuk menjalankan peran sebagai badan pengontrol terhadap pelaksanaan program pendidikan maupun penyelenggaraan pendidikan pada umumnya. Berdasarkan hasil wawancara, peran Komite Sekolah dalam mengontrol proses pengambilan keputusan di sekolah dinyatakan : Dalam beberapa kesempatan komite sekolah dilibatkan oleh sekolah dalam rapat sekolah. Dalam rapat tersebut komite dapat melihat bagaimana mekanisme pengambilan keputusan dalam rapat di sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah. Tidak setiap pengambilan keputusan di sekolah harus sepengetahuan dan memperoleh pertimbangan komite sekolah. Komite sekolah menyerahkan kepada sekolah untuk mengambil keputusan yang memang dipandang tidak memerlukan pertimbangan komite sekolah. Tetapi pada kesempatan berikutnya kepala sekolah memberitahukan kepada komite sekolah beberapa hal yang sudah diputuskan oleh kepala sekolah. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Selain itu, Komite Sekolah juga berperan sebagai badan yang mengontrol perencanaan pendidikan di sekolah. Hasil wawancara mengungkapkan : 56

21 Komite sekolah dilibatkan dalam penyusunan perencanaan pendidikan di sekolah. Perencanaan itu disusun bersama antara sekolah dan komite sekolah, meskipun dalam hal ini pihak sekolah sudah menyiapkan draf materinya. Dalam perjalanannya, komite sekolah baik secara formal maupun tidak formal juga memantau sejauh mana perencanaan itu dapat direalisasikan. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Selain sebagai pengontrol perencanaan pendidikan di sekolah, Komite Sekolah juga berperan sebagai pengontrol proses penyusunan program di sekolah, Hasil wawancara mengungkapkan : Sama dengan pada saat menyusun perencanaan, Komite Sekolah juga dilibatkan dalam penyusunan program sekolah. Penyusunan program dilaksanakan bersamaan dengan penyusunan perencanaan. Penyusunan program dilakukan oleh sekolah dan Komite Sekolah, meskipun dalam hal ini materi program sekolah sudah disiapkan oleh pihak sekolah. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Sejalan dengan pernyataan di atas peran pengawasan dari komite sekolah terhadap program kerja sekolah, ditunjukkan dengan hasil wawancara dengan salah satu guru yang menyatakan : Peran itu dijalankan mulai dari rapat bersama penyusunan program kerja sekolah. Selanjutnya dalam perjalanannnya pengawasan itu tetap dijalankan, baik melalui pengamatan dan kunjungan ke sekolah maupun melalui forum rapat yang diadakan oleh sekolah. (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016) Terkait dengan organisasi sekolah, Komite Sekolah juga memiliki peran dalam memantau organisasi sekolah yang ada di ada di SD Mangunsari 01. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil wawancara : 57

22 Organisasi sekolah sepenuhnya diserahkan kepada sekolah karena pihak sekolah yang lebih memahami hal tersebut. Kalau ada fungsi atau personal yang tidak lengkap atau kosong dalam organisasi tersebut, misalnya ada guru yang purna tugas atau mutasi, maka pihak sekolah akan memberitahukan kepada komite sekolah. Di sini kemudian baru komite memberikan masukan dan pertimbangan. Yang jelas bagaimana agar organisasi sekolah tetap lengkap dan dapat berjalan dengan baik, sehingga jalannya pelayanan pendidikan di sekolah tidak terganggu. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Komite Sekolah juga sudah menjalankan perannya dalam mengontrol penjadwalan program sekolah. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang mengungkapkan : Melalui dokumen RKAS komite sekolah dapat mengontrol penjadwalan program sekolah, mana program yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan. Terkadang komite sekolah dengan tidak memberi tahu terlebih dahulu datang ke sekolah untuk menanyakan dan melihat secara langsung pelaksanakan program pendidikan di sekolah. Kecuali dengan cara seperti tersebut, komite sekolah melaksanakan kontrol penjadwalan program sekolah itu dalam forum rapat dengan pihak sekolah. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Sedangkan dalam memantau anggaran untuk pelaksanaan program sekolah dan sumber daya sekolah dalam pelaksanaan program sekolah, hasil wawancara mengungkapkan : Untuk anggaran pelaksanaan program sekolah, komite Sekolah dilibatkan dalam penyusunan anggaran sekolah yang tertuang dalam RKAS dalam rapat bersama antara sekolah dan komite sekolah. Rapat ini sudah merupakan salah satu pemantauan komite sekolah terhadap alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah. Dalam perjalanannya komite sekolah juga mengadakan pemantauan, baik secara formal dalam rapat bersama dengan pihak sekolah ataupun secara tidak formal komite sekolah berkunjung ke sekolah untuk menanyakan perkembangan dan kemajuan sekolah pada umumnya. 58

23 Sedangkan untuk sumber daya sekolah Pemantauan komite sekolah terhadap sumber daya sekolah non anggaran sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah. Baik itu dalam hal rekrutmen tenaga, pembinaan, dan evaluasinya. Komite sekolah siap membantu memberikan saran pertimbangan dan solusi apabila pihak sekolah mengalami kesulitan. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Senada dengan pernyataan di atas, hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan : Peran ini dijalankan pada saat rapat bersama antara komite dan sekolah. Komite akan memeriksa, mengontrol, dan sekaligus memberikan masukan pertimbangan atas bahan perencanaan pendidikan yang dibuat oleh sekolah. Sedangkan untuk pelaksanaan program sekolah Setidaknya tiga kali dalam satu tahun komite mengadakan rapat dengan sekolah. Dalam rapat itu juga dilakukan pantauan terhadap program sekolah, baik sudah, sedang, dan akan dilaksanakan. Apabila tidak dapat dilaksanakan ditanyakan penyebabnya dan dicarikan solusinya. Pantauan itu juga dilakukan tidak melalui forum rapat, tetapi dengan cara komite sekolah mengadakan kunjungan ke sekolah, menanyakan kegiatan sekolah yang sedang berlangsung serta perkembangan sekolah sampai saat ini. (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016) Terkait dengan partisipasi stakeholder sekolah dalam pelaksanaan program sekolah, Komite Sekolah juga melakukan kegiatan pemantauan. Hasil wawancara mengungkapkan : Secara khusus komite sekolah tidak mengadakan pemantauan. Komite sekolah biasanya memperoleh laporan dari pihak sekolah tentang partisipasi stakeholder, terutama stakeholder dari luar sekolah, dalam program sekolah. Misalnya instansi pemerintah terkait (Puskesmas, kelurahan), lembaga pendidikan formal ( PPL PGSD UKSW, PPL STAIN). (wawancara: Ketua Komite Sekolah 9 November 2016) 59

24 Senada dengan pernyataan di atas, hasil wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan : Setelah selesai kegiatan ulangan akhir semester atau ujian untuk siswa kelas VI, komite selalu menanyakan hasil yang diperoleh para siswa. Di pihak lain, sekolah selalu memberikan informasi tentang hasil penilaian akhir siswa, baik soal kenaikan kelas, kelulusan, sampai dengan lulusan yang diterima di SMP. Komite sekolah juga selalu hadir dalam setiap penyerahan kembali siswa kelas VI kepada orang tua murid. wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016) Sedangkan untuk kegiatan pemantauan hasil ujian sekolah, hasil wawancara mengungkapkan : Secara rutin sehabis penilaian ujian sekolah dan sudah diperoleh nilainya, pihak sekolah menyampaikan nilai hasil ujian sekolah itu kepada komite sekolah. Penyampaian nilai hasil ujian itu dilaksanakan dalam rapat sekolah. Di sini komite sekolah akan memberikan saran dan masukan, apabila nilainya baik agar dipertahankan dan diusahakan terus meningkat di tahun berikutnya. Apabila hasilnya ada yang kurang baik, ditanyakan apa sebabnya dan dicarikan solusi pemecahannya demi peningkatan di tahun mendatang. Secara khusus ketua komite sekolah memberikan reward kepada siswa yang berprestasi dalam ujian sekolah. Apabila menduduki peringkat pertama tingkat kecamatan diberi hadiah pembinaan sebesar satu juta rupiah, dan peringkat pertama tingkat kota sebesar lima juta rupiah. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016) Dari uraian di atas ditunjukkan bahwa Komite Sekolah SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga telah menjalankan peran sebagai badan pengontrol (Controlling Agency) dengan baik. 60

25 4.2 Pembahasan Peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisor) Peran serta masyarakat dalam pendidikan telah dikemukakan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 54. Secara lebih spesifik, pada pasal 56 disebutkan bahwa masyarakat dalam dewan pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah yang berperan sebagai berikut: (a) Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan seperti perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program sekolah melalui dewan pendidikan dan Komite Sekolah/ Madrasah, (b) Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan, serta dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan di tingkat nasional, propinsi, dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hirarkis, (c) Komite Sekolah/Madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan, dukungan tenaga serta sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. 61

26 Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat satuan pendidikan, setidaknya memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan. Berdasarkan dari hasil penelitian, peran Komite Sekolah SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga dikategorikan baik dan cukup banyak memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam penyelenggaraan sekolah. Hal tersebut tampak misalnya dalam penyampaian RKAS. Draf RKAS setelah disetujui bersama antara sekolah dan Komite Sekolah dijadikan RKAS untuk tahun pelajaran berjalan. Rapat pembahasan RKAS diinisiasi dan dipimpin oleh kepala sekolah dengan mengundang Komite Sekolah. Dalam rapat itu semua yang hadir bebas menyampaikan pendapatnya. sangat demokratis dan tidak ada kesan pemaksaan suatu kehendak Peran Komite Sekolah sebagai Pendukung Komite Sekolah adalah badan mandiri yang dibentuk guna mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002). 62

27 Peran Komite Sekolah SD Mangunsarin 01 sebagai pendukung diwujudkan dalam hal perencanaan. Perencanaan dalam hal ini sebagai pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran, ataupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, mendorong perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelengaraan pendidikan yang bermutu, seperti; pengelolaan sarana prasarana sekolah. Dalam hal dukungan terhadap sarana prasarana sekolah, dari perencanaan, pengajuan, dan perawatannya lebih banyak dilakukan oleh pihak sekolah. Sedangkan pengadaannya lebih banyak dilakukan oleh pemerintah. Peran Komite sekolah memberikan masukan. Tetapi dalam kesempatan tertentu, misalnya pada waktu terakhir ini, sekolah memperoleh DAK untuk penambahan dan rehab jamban. Pelaksanaan rehab itu dilakukan secara swakelola antara sekolah dan komite sekolah Peran Komite Sekolah sebagai Mediator Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi antara seluruh komponen yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan, termasuk di dalamnya adalah Komite Sekolah. 63

28 Komite Sekolah SD Mangunsari 01 dalam perannya sebagai penghubung antara sekolah dan instansti lain yang terkait, masih dirasa belum maksimal. Namun dalam hal peran penghubung antara sekolah dan masyarakat, dalam hal ini orang tua siswa, sudah cukup baik. Peran tersebut antara lain dalam hal gagasan orang tua siswa akan membuat taman di halaman sekolah agar lingkungan sekolah bertambah asri. Rencana ini tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Setelah disepakati oleh orang tua siswa dan Komite Sekolah, baru dikomunikasikan dengan pihak sekolah dan setelah pihak sekolah menyetujui maka Komite Sekolah merealisasikan rencana tersebut Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol Salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Hal ini mengartikan bahwa peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya sekadar memberikan bantuan berwujud material saja, namun juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan sekolah. Namun peran itu menuntut tanggung jawab agar segala gagasan dan implementasinya berjalan sesuai 64

29 dengan yang diharapkan. Di sinilah arti pentingnya peran pengontrol dari Komite Sekolah. Komite Sekolah SD Mangunsari 01 telah berperan sebagai pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan sekolah. Komite Sekolah dilibatkan dalam penyusunan anggaran sekolah yang tertuang dalam RKAS dalam rapat bersama antara sekolah dan Komite Sekolah. Rapat ini merupakan salah satu bentuk pemantauan Komite Sekolah terhadap alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah. Dalam perjalanannya Komite Sekolah juga mengadakan pemantauan, baik secara formal dalam rapat bersama dengan pihak sekolah ataupun secara tidak formal Komite Sekolah berkunjung ke sekolah untuk menanyakan perkembangan dan kemajuan sekolah. 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang peran komite sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung ini dibagi menjadi lima bagian. Lima bagian tersebut antara lain gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite 110 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro dapat diambil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian terdiri dari 25 orang yang diambil dari pengurus komite sekolah dari 3 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Musuk, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Partisipasi Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Peran dan fungsi komite sekolah dalam peningkatan mutu sekolah merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (PROPENAS) Tahun Dalam BAB VII PROPENAS. ini memuat tentang Pembangunan Pendidikan, dimana salah satu arah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (PROPENAS) Tahun Dalam BAB VII PROPENAS. ini memuat tentang Pembangunan Pendidikan, dimana salah satu arah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hubungan kemitraan antara pihak Sekolah dengan Orang Tua peserta didik, mula-mula tergabung dalam wadah yang diberi nama Persatuan Orang Tua Murid dan Guru

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 berdampak ke hampir seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu dampak dari adanya reformasi adalah perubahan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency) BAB VI PENUTUP Bagian ini merupakan bagian terakhir dari bagian isi tesis. Pada bagian ini memuat tiga sub bab, yaitu: kesimpulan, implikasi, dan saran. Ketiga sub bab tersebut akan disajikan secara rinci

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia, berkarakter, dan memiliki kepedulian sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara detail latar belakang dan alasan pemilihan judul tesis, rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoritik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses reformasi yang sedang bergulir, membawa perubahan yang sangat mendasar pada tatanan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dikeluarkannya UU No 22 tahun

Lebih terperinci

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Bapak/Ibu/Sdr Kepala Sekolah yang terhormat, RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Dengan ini pekenankanlah saya Wisnu Subagyo mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Pedidikan UKSW mohon kebaikan hati Bapak/Ibu

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak

Lebih terperinci

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Cicih Sutarsih, M.Pd

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Cicih Sutarsih, M.Pd MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Bahan Diklat Teknis Manajemen Kepala Sekolah SMP di Lingkungan Provinsi Jawa Barat Oleh: Cicih Sutarsih, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Desember 2006 KONSEP DASAR MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komite sekolah adalah nama badan yang berkedudukan pada satu satuan pendidikan, baik jalur sekolah maupun di luar sekolah atau beberapa satuan pendididkan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan

Lebih terperinci

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF Oleh: Ahmad Nawawi JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FIP UPI BANDUNG 2010 Latar Belakang l Lahirnya pendidikan inklusif sejalan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Yang menjadi simpulan dalam penelitian ini adalah: 1. Tugas kepala sekolah dalam manajemen berbasis adalah dalam pelaksanaan kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG 54 BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG A. Analisis Pengelolaan Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SD Islam Al

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otonomi daerah harus diartikan sebagai upaya pemberdayaan daerah dan masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otonomi daerah harus diartikan sebagai upaya pemberdayaan daerah dan masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otonomi daerah harus diartikan sebagai upaya pemberdayaan daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam segala bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pentingnya peningkatan kualitas pendidikan sebagai prasyarat mempercepat terwujudnya suatu masyarakat yang demokratis, pendidikan yang berkualitas tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan berkenaan dengan peningkatan kualitas manusia, pengembangan potensi, kecakapan dan karakteristik generasi muda kearah yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan penyempurnaan pendidikan di Indonesia terus diupayakan. Pendidikan pada umumnya merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peran komite sekolah dalam pengelolaan pendidikan di tingkat sekolah sangat dibutuhkan. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam pengelolaan pendidikan

Lebih terperinci

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I T A S M U H A M M A D I V E R S U N I YA H S U R A K A R T A NASKAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik kepala sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada umumnya dimulai dari tahapan perencanaan, proses pelaksanaan sampai dengan evaluasi pelaksanaan, partisipasi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terwujud dengan baik apabila didukung secara optimal oleh pola. upaya peningkatan pola manajerial sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. akan terwujud dengan baik apabila didukung secara optimal oleh pola. upaya peningkatan pola manajerial sekolah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia akan terwujud dengan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis 1. Tinjauan Tentang Kualitas Pendidikan Setiap negara diseluruh dunia begitu menekankan pentingnya kualitas pendidikan. Salah satu langkah konkret untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 106 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan, dan pembahasan peran komite sekolah dalam peningkatan mutu

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Berbasis Sekolah Suparlan, dkk (2012) Manajemen Berbasis Sekolah sebagai terjemahan dari School Based Management, dapat diartikan sebagai pengalihan dalam pengambilan

Lebih terperinci

5.2. Implikasi penelitian Implikasi teori Implikasi terapan

5.2. Implikasi penelitian Implikasi teori Implikasi terapan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kinerja Komite Sekolah antara SD Negeri

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar (SD) yang tergabung dalam Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Di Gugus Maju terdapat 7

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA PENDAMPINGAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Pertanyaan untuk Komite Sekolah

PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Pertanyaan untuk Komite Sekolah LAMPIRAN LAMPIRAN I. Konteks PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Pertanyaan untuk Sekolah 1. Apakah membutuhkan partisipasi masyarakat? seberapa pentingkah partisipasi yang diharapkan oleh SD Negeri Pilangrejo 1

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : 1. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi kewenangan ke tingkat sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi kewenangan ke tingkat sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pendidikan dalam otonomi daerah mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini tercermin dalam pola pengelolaan sekolah yang dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd Pendahuluan Govinda (2000) dalam laporan penelitiannya School Autonomy and Efficiency Some Critical

Lebih terperinci

RINGKASAN PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS PENDIDIKAN DASAR DI SULAWESI SELATAN

RINGKASAN PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS PENDIDIKAN DASAR DI SULAWESI SELATAN RINGKASAN PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS PENDIDIKAN DASAR DI SULAWESI SELATAN Oleh: Darwing Paduppai, Suradi, & Sabri I. PERMASALAHAN PENELITIAN Komite sekolah

Lebih terperinci

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN THE PARTICIPATION OF SCHOOL BOARD IN CONDUCTING EXTRA CURRICULAR ACTIVITIES IN MOST OF STATE

Lebih terperinci

MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF PERAN SERTA Click to edit Master subtitle style MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF Oleh: Ahmad Nawawi JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FIP UPI BANDUNG 2010 Latar Belakang Lahirnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 89 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 89 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 89 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 93 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG HUBUNGAN DAN MEKANISME KERJA DEWAN PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 90 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 90 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 90 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 93 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara formal, hampir semua sekolah telah memiliki Komite Sekolah sebagai wakil masyarakat dalam membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Komite sekolah

Lebih terperinci

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi 2017 June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari Sunardi Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Galuh. Jl. R.E Martadinata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas SDM. Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

Lebih terperinci

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia PPL BLOK WAKTU Oleh: 1. Pendahuluan a) Latar Belakang Program Pengalaman Lapangan Kependidikan bagi mahasiswa LPTK merupakan salah satu mata kuliah wajib dari kelompok MKPBM dengan bobot 4 SKS. Dalam pelaksanaannya,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat ditarik kesimpulan tentang gambaran peran Komite Sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung sebagai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen

KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DINAS PENDIDIKAN SLTP NEGERI 6 SRAGEN Jl. Mayor Suharto No. 1 Telp. (0271) 891913 SRAGEN 57213 KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH NOMOR 044/U/2002 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

AD ART Komite Sekolah

AD ART Komite Sekolah AD ART Komite Sekolah Contoh ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE... (NAMA SEKOLAH)... TAHUN... MUKADIMAH Dengan nama Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa Untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah adanya partisipasi masyarakat di dalam penyelenggaraan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era desentralisasi, pendidikan ini ditekankan pada kebijakan setiap sekolah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Hal ini dapat dikatakan sebagai implementasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan Program MBS di Jawa Barat Pendidikan merupakan hal penting bagi perkembangan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG JL. KS TUBUN NO. 21 SUBANG JAWA BARAT

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG JL. KS TUBUN NO. 21 SUBANG JAWA BARAT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG JL. KS TUBUN NO. 21 SUBANG 41213 JAWA BARAT ANGGARAN DASAR DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA), MADRASAH ALIYAH (MA) DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI/SWASTA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2010 I. KETENTUAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perkembangan Dana BOS di Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perkembangan Dana BOS di Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perkembangan Dana BOS di Bandar Lampung tahun 2011-2012 BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH Di SD Muhammadiyah Condong Catur Oleh: Dr. Qurratul Aini, M. Kes PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah Staf Tata laksana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan semata-mata bukan hanya tanggungjawab pemerintah pusat tetapi pemerintah daerah dan masyarakat, begitu juga dalam hal pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor yang secara signifikan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu pembangunan pendidikan memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasca amandemen Pasal 31 ayat satu, dua, tiga dan empat. Ayat 1 berbunyi Setiap warga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah Lampiran a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah 1. Bagaimana cara anda selaku Kepala Sekolah dalam memberikan pelimpahan dan distribusi kewenangan terhadap rekan kerja anda? 2. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah, masyarakat, orang tua dan stake holder yang lain. Pemerintah telah memberikan otonomi

Lebih terperinci

PEMBUKAAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PEMBUKAAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan ANGGARAN DASAR KOMITE... PEMBUKAAN Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN 2015 2016 OLEH: KEPALA SEKOLAH SMPN 05 BATU DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 05 BATU (STATE JUNIOR HIGH SCHOOL) Jl. Lapangan Lemah

Lebih terperinci

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 LAMONGAN

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 LAMONGAN MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 LAMONGAN ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KOMITE MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 LAMONGAN KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN PEMBUKAAN Dengan Rahmat Tuhan

Lebih terperinci

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN SKRIPSI

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN SKRIPSI PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MINAHASA. Oleh : RENALDO DELEON PAULUS

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MINAHASA. Oleh : RENALDO DELEON PAULUS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MINAHASA Oleh : RENALDO DELEON PAULUS Salah satu urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom adalah bidang pendidikan. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terus menjadi topik yang diperbincangkan oleh banyak pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai dimensi dalam

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR ASISTENSI RENCANA KERJA SEKOLAH (RKS), RENCANA KERJA TAHUNAN SEKOLAH (RKTS) DAN RENCANA KERJA ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci