RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL KUANTAN SINGINGI SELATAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL KUANTAN SINGINGI SELATAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TAHUN"

Transkripsi

1 RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL KUANTAN SINGINGI SELATAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TAHUN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI DINAS KEHUTANAN UPT KPHL KUANTAN SINGINGI SELATAN TELUK KUANTAN, 2016

2 RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL KUANTAN SINGINGI SELATAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TAHUN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI DINAS KEHUTANAN UPT KPHL KUANTAN SINGINGI SELATAN TELUK KUANTAN, 2016 i

3

4 PETA SITUASI KPHL KUANTAN SINGINGI SELATAN ii

5 RINGKASAN EKSEKUTIF KPHL Kuantan Singingi Selatan memiliki luas ,94 ha dengan kondisi terkait kawasan hutan : Paduserasi TGHK dengan RTRW Propinsi Riau saat ini masih dalam proses; Maraknya okupasi dan perambahan kawasan hutan; Penggunaan kawasan hutan yang tidak sesuai dengan fungsinya masih terjadi; Penegakan hukum dibidang kehutanan dan lingkungan hidup masih relatif rendah; Akses masyarakat terhadap informasi terbuka lebar; Tuntutan kebutuhan lahan oleh masyarakat yang semakin tinggi; Kebutuhan lahan untuk pembangunan diluar bidang kehutanan yang semakin meningkat seiring dengan era otonomi daerah; Tingkat pendapatan masyarakat di sekitar kawasan hutan yang relatif masih rendah; Kebutuhan akan PAD (Pendapatan Asli Daerah) menuntut kepentingan jangka pendek daripada kepentingan jangka panjang; Tingkat penyerapan tenaga kerja lokal relatif masih rendah. Wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan dibagi ke dalam 7 Resort yaitu Resort wilayah I Sentajo, Resort Wilayah II Sumpu, Resort Wilayah III Kasang, Resort Wilayah IV Lubuk Ramo, Resort Wilayah V Pangkalan, Resort Wilayah VI Ibul dan Resort Wilayah VIII Perhentian Sungkai. Pembagian blok pada KPHL Kuantan Singingi Selatan, yaitu : 1. Blok Inti, Blok Inti berada pada HL. Bukit Batabuh, karena dalam kawasan tersebut terdapat lokasi untuk perlindungan hutan alam atau untuk kawasan rehabilitasi, luas blok inti ± 6.835,04 Ha. Kegiatan utama pada blok inti adalah pengamanan dan perlindungan hutan serta rehabilitasi. 2. Blok pemanfaatan, pertimbangan pembagian Blok Pemanfaatan di HL. Bukit Batabuh dan HL. Batang Lipai Siabu serta HL. Sentajo adalah karena di kawasan tersebut terdapat potensi jasa lingkungan, wisata alam dan hasil hutan non kayu, serta tempat tersebut dekat dengan masyarakat sekitar hutan dan mempunyai aksesibilitas yang tinggi. Objek wisata alam yang terdapat di HL Bukit Batabuh antara lain adalah Air Terjun Guruh Gemurai, Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban, Air Terjun Sei. Air Hitam, Air Terjuan Sei. Kelelawar dan Air Terjun Sei. Dangku. Potensi HHBK adalah Karet, Gaharu, Tapak Itik dan Buah Buahan serta Rotan Jernang. Luas Blok Pemanfaatan ± ,70 Ha. Kegiatan pada blok ini antara lain, penanaman (Karet, Gaharu, Tapak Itik, Buah Buahan dan Rotan Jernang), Pengembangan Potensi Wisata Alam dan lain lain. Kegiatan yang dilakukan pada blok pemanfaatan dilakukan oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan melalui kemitraan dengan masyarakat. 3. Blok Perlindungan, KPHL Kuantan Singingi Selatan menempatkan Blok Perlindungan di HPT Batang Lipai Siabu, karena di lokasi tersebut kondisi tutupan hutannya masih cukup baik dan difungsikan sebagai kawasan penyangga SM Bukit Rimbang Bukit Baling. Luas Blok iii

6 Perlindungan ± 290,53 Ha. Kegiatan yang akan dilakukan pada blok perlindungan difokuskan pada kegiatan pengamanan dan perlindungan serta rehabilitasi. 4. Blok Pemanfaatan HHK-HT, KPHL Kuantan Singingi Selatan menempatkan Blok Pemanfaatan HHK-HT di HP. Peranap Blok I karena di lokasi tersebut terdapat IUPHHK-HT PT. Riau Andalan Pulp and Paper dan PT. Rimba Lazuardi. Luas Blok Pemanfaatan HHK-HT ± ,19 Ha dan seluas 3.122,44 Ha merupakan Blok Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan). Pada Blok yang dibebani izin kegiatan yang dilakukan lebih kepada monitoring dan pengawasan serta pembinaan, sedangkan pada blok yang belum dibebani izin akan dilakukan kegiatan penanaman tanaman kayu daur pendek sebagai bagian dari unit usaha KPHL Kuantan Singingi Selatan kedepannya. 5. Blok Pemberdayaan Masyarakat, pada KPHL Kuantan Singingi Selatan blok ini menempati HP Peranap Blok I karena di lokasi tersebut memenuhi beberapa kriteria yang disebutkan di atas, antara lain : Pada beberapa lokasi memiliki hasil hutan kayu yang rendah bahkan tidak berhutan lagi, dan arealnya berada dekat dengan masyarakat sekitar hutan, sehingga direncanakan untuk lokasi pemberdayaan masyarakat. Luas Blok Pemberdayaan Masyarakat ± 4.152,86 Ha. Pada blok ini kegiatan yang akan dilakukan adalah penanaman tanaman Karet, Gaharu, Tapak Itik, Buah Buahan dan Rotan Jernang, mengingat pada blok ini dominan dengan tanaman kelapa sawit maka akan dilakukan juga kegiatan resolusi konflik melalui kegiatan pengelolaan tanaman non kehutanan selama satu daur tanam dan upaya rehabilitasi. 6. Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK, sebagian kawasan yang terdapat di HPT Batang Lipai Siabu telah dirambah masyarakat untuk perkebunan kelapa sawit dan pertanian lahan kering campur, oleh karena itu di lokasi tersebut direncanakan untuk upaya resolusi konflik melalui kegiatan pengelolaan tanaman non kehutanan selama satu daur tanam dan upaya rahabilitasi kawasan. Pada blok ini dilakukan penanaman jenis-jenis penghasil kayu dan tanaman Karet, Gaharu, Tapak Itik dan Buah Buahan serta pengembangan peternakan sapi. Luas blok ini ± 1.263,18 Ha. KPHL Kuantan Singingi Selatan dalam pengembangan industri Karet juga merencanakan akan mendirikan pabrik pengeringan karet mini yang dalam 10 tahun mendatang dapat berdiri sebanyak 8 Unit. iv

7 KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan pembangunan kehutanan nasional berkelanjutan melalui pengelolaan hutan lestari adalah dengan adanya Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), yaitu wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Kuantan Singingi Selatan merupakan salah satu KPH yang telah diusulkan melalui Surat Bupati Kuantan Singingi No.522/UM/06 tanggal 2 Januari 2014 agar dapat memberikan arahan dan acuan bagi pengelola KPH untuk menjalankan tugas, fungsi dan perannya dengan baik maka disusunlah dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHL Kuantan Singingi Selatan. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHL Kuantan Singingi Selatan ini disusun berdasar pada Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan No. P.5/VII-WP3H/2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang. Penyusunan RPHJP KPHL Kuantan Singingi Selatan ini bekerja sama dengan Tim dari Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru yang dibiayai oleh DIPA Balai Pemanfaatan Kawasan Hutan Wilayah XIX Pekanbaru Tahun Angaran RPHJP ini menyediakan rencana pengelolaan (management plan) jangka panjang kurun waktu 10 tahun ( ) untuk mengarahkan pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan pada setiap blok dan petak beserta ekologinya, pengelolaan sosial, dan pengelolaan sistem usaha dan ekonomi di wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan, memberikan arahan bagi para pihak yang berkepentingan serta memberikan acuan dalam penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek dan rencanarencana lainnya. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam segala hal sehingga Dokumen RPHJP KPHL Kuantan Singingi Selatan dapat diselesaikan. Teluk Kuantan, 2016 Kepala KPHL Unit XXXI Kuantan Singingi Selatan Haris, S. Hut NIP v

8 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... Peta Situasi... Ringkasan Eksekutif... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... i ii iii v vi ix x xi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan Pengelolaan Sasaran Ruang Lingkup Batasan Pengertian... 6 II. DESKRIPSI KAWASAN Risalah Wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan Letak dan Batas Kawasan Luas dan Fungsi Hutan KPHL Kuantan Singingi Selatan Iklim Aksesibilitas Kawasan Sejarah Wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan Pembagian Blok Potensi Wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan Penutupan Vegetasi Potensi Kayu/Non Kayu Keberadaan Flora dan Fauna Langka Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam Keadaan Sosial Budaya Masyarakat di Sekitar KPHL Kuantan Singi Selatan Pemanfaatan dan Penggunaan Lahan Pemanfaatan Kawasan Penggunaan Kawasan vi

9 2.5. Kondisi Posisi KPHL Kuantan Singingi Selatan dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah Perspektif Tata Ruang Perspektif Pembangunan Daerah Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan Aspek Ekologi Aspek Ekonomi Aspek Sosial Budaya Aspek Kelembagaan III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN Visi Misi Tujuan IV. ANALISIS DAN PROYEKSI Analisis Data dan Informasi Penataan Hutan Rehabilitasi dan Reklamasi Kawasan 51 Hutan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Analisis SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Proyeksi KPHL Kuantan Singingi Selatan di Masa yang Akan Datang (10 Tahun Ke Depan) Kondisi Ekologi Kondisi Ekonomi Kondisi Sosial Budaya V. RENCANA KEGIATAN Inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan hutan Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu Pemberdayaan masyarakat Pembinaan dan pemantauan (controlling) pada areal KPHL yang telah ada izin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan Penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar izin Pembinaan dan pemantauan (controlling) pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang sudah ada izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan vii

10 5.7. Penyelenggaraan perlindungan hutan dan korservasi alam Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM Penyediaan pendanaan Pengembangandata base Rasionalisasi wilayah kelola Review rencana pengelolaan Pengembangan investasi VI. PEMBINAAN, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN Pembinaan Pengamanan Pengendalian VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Pemantauan Evaluasi Pelaporan VIII. PENUTUP LAMPIRAN viii

11 Tabel 2.1. Tabel 2.2. DAFTAR TABEL Halaman Luas kawasan hutan di KPHL Kuantan Singingi Selatan Rata-rata curah hujan Kabupaten Kuantan Singingi tahun Tabel 2.3. Perbedaan Luas Wilayah Kelola KPHL Unit XXXI Kuantan Singingi Selatan Tabel 2.4. Pembagian Blok KPHL Kuantan Singingi Selatan 17 Tabel 2.5 Pembagian Wilayah Resort KPHL Kuantan Singingi Selatan Tabel 2.6. Luas Penutupan Lahan di KPHL Kuantan Singingi Selatan Provinsi Riau Tabel 2.7. Tabel 2.8. Tabel 2.9. Tabel Tabel Tabel Tabel 4.1. Sebaran Tutupan Lahan Pada Kawasan Hutan Di KPHL Kuantan Singingi Selatan Luas Lahan Kritis Di KPHL Kuantan Singingi Selatan Pengelompokan jenis kayu yang ditemukan di KPHL Kuantan Singingi Selatan Potensi Air Terjun Di KPHL Kuantan Singingi Selatan Data Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat Sekitar KPHL Kuantan Singingi Selatan Pemegang Ijin Pemanfaatan Hutan Kayu-Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) Di KPHL Kuantan Singingi Selatan Faktor Internal dan Eksternal Di KPHL Kuantan Singingi Selatan Tabel 5.1. Sebaran Wilayah Tertentu Berdasarkan Pembagian Blok KPHL Kuantan Singingi Selatan Tabel 5.1. Rencana Kegiatan KPHL Kuantan Singingi Selatan selama 10 tahun ( ) ix

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Letak KPHL Kuantan Singingi Selatan Gambar 2.2. Peta RTR Kab.Kuatan Singingi Gambar 2.3. Gambar 2.4. Gambar 2.5. Gambar 2.6. Peta pembagian blok KPHL Kuantan Singingi Selatan Peta Pembagian Wilyah Resort KPHL Kuantan Singingi Selatan Peta Penutupan Lahan KPHL Kuantan Singingi Selatan Peta Lahan Kritis Di KPHL Kuantan Singingi Selatan Gambar 2.7. Kawasan wisata alam di KPHL Kuansel Gambar 4.1. Gambar 5.1. Struktur organisasi KPHL Kuantan Singingi Selatan Peta Wilayah Tertentu KPHL Kuantan Singingi Selatan x

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran I. Peta Wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan Lampiran 2. Peta Penutupan Lahan Lampiran 3. Peta DAS Lampiran 4. Peta Potensi Tegakan Lampiran 5. Peta Penataan Hutan (Blok & Petak) Lampiran 6. Peta Wilayah Tertentu Lampiran 7. Peta Keberadaan Ijin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan Lampiran 8. Peta Tanah, Iklim dan Geologi Lampiran 9. Peta Lahan Kritis Di KPHL Kuantan Singingi Selatan Lampiran 10. Nomor dan Luas Petak KPHL Kuantan Singingi Selatan xi

14 2016 Pendahuluan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi hutan di Riau saat ini sangat memprihatinkan, hasil analisis citra satelit Tahun 2004 menyatakan bahwa tutupan hutan di Riau adalah sebesar ,139 Ha atau sekitar 35,74 % dari total luas daratan di Riau. Nilai persentase tutupan hutan ini semakin berkurang di tahun Diperkirakan sisa hutan alam di Riau saat ini adalah sebesar 1,7 juta Ha atau sekitar 19 % dari total luas daratan di Riau. Kerusakan hutan ini disebabkan oleh banyaknya kegiatan Illegal Logging baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun masyarakat sekitar hutan, konversi lahan hutan menjadi lahan perkebunan terutama kelapa sawit, lemahnya penegakan hukum dan pengelolaan di hampir seluruh kawasan hutan yang ada di Riau. Sampai sejauh ini, upaya untuk mengoperasionalkan KPH di Provinsi Riau telah dilakukan dengan penetapan 4 (empat) KPH Model. KPHL Kuantan Singingi Selatan sendiri bukan merupakan KPH Model dan terbentuk berdasarkan Peraturan Bupati Kuantan Singingi Nomor 20 Tahun 2014 tanggal 14 Agustus 2014 dengan wilayah kelola sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor S.632/VII- WP3H/2010 tanggal 15 September 2010 tentang Arahan Pencadangan KPHL dan KPHP di Prop. Riau dimana wilayah kelola Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Kuantan Singingi Selatan, merupakan kawasan hutan yang mewakili tipe hutan hujan tropis Bukit Barisan,yang terdiri dari HL. Bukit Batabuh, HL. Sentajo, Hutan Produksi (HP) Sungai Peranap dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Batang Lipai Siabu dengan luas seluruhnya adalah ,08 Ha. Kondisi terkait kawasan hutan KPHL Kuantan Singingi Selatan: paduserasi TGHK dengan RTRW Propinsi Riau saat ini masih dalam KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 1

15 2016 Pendahuluan proses; okupasi dan perambahan kawasan hutan untuk perkebunan Sawit; illegal logging; penegakan hukum dibidang kehutanan dan lingkungan hidup masih rendah; Pemanfaatan potensi HHBK yang rendah; tuntutan kebutuhan lahan oleh masyarakat yang semakin tinggi; kebutuhan lahan untuk pembangunan diluar bidang kehutanan yang semakin meningkat seiring dengan era otonomi daerah; tingkat pendapatan masyarakat di sekitar kawasan hutan yang relatif masih rendah; kebutuhan akan PAD (Pendapatan Asli Daerah) menuntut kepentingan jangka pendek dari pada kepentingan jangka panjang; tingkat penyerapan tenaga kerja lokal relatif masih rendah. Oleh karena itu, melalui kegiatan penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPH diharapkan informasi yang dimiliki oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan, yang meliputi kondisi kawasan baik biofisik, sosial, ekonomi, kelembagaan dilengkapi dengan isu dan permasalahan serta tantangan yang dihadapinya, dapat tersusun sebagai sebuah baseline data yang menjadi dasar dalam penentuan prioritas pengelolaan, sehingga kedepan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan rencana dan target dari dibentuknya KPHL Kuantan Singingi Selatan. Penyusunan RPHJP-KPHL Kuantan Singingi Selatan ini nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan dan acuan pembangunan kehutanan tingkat tapak. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud Maksud Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL Kuantan Singingi Selatan adalah : 1. Menyediakan rencana pengelolaan (management plan) jangka panjang kurun waktu 10 tahun ( ) untuk mengarahkan pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan pada setiap blok dan petak beserta ekologinya, pengelolaan sosial, dan pengelolaan sistem usaha dan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 2

16 2016 Pendahuluan ekonomi di wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan. 2. Memberikan arahan bagi para pemegang ijin dan para pihak yang berkepentingan dalam kegiatan pembangunan kehutanan di wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan. 3. Memberikan pedoman/acuan bagi Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek (RPHJp), Rencana Bisnis dan rencana teknis lainnya Tujuan Pengelolaan Tujuan Pengelolaan Kawasan Hutan oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan adalah : 1. Mewujudkan tata hutan yang baik untuk mendukung efektifitas dan efisiensi pengelolaan hutan di wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan 2. Meminimalisir tingkat okupasi, perambahan, dan illegal logging 3. Meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan di wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan melalui kemitraan 4. Mengoptimalkan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan yang ada di wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan 5. Meningkatkan persentase tutupan vegetasi tanaman kehutanan di wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan 1.3 Sasaran Wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan mencakup kawasan hutan lindung bukit betabuh, hutan lindung batang lipai siabu, hutan lindung sentajo, hutan produksi tetap peranap blok I dan hutan produksi terbatas batang lipai siabu dengan luas keseluruhan ,94 ha Sasaran yang hendak dicapai oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan dalam pengelolaan wilayah kerja mulai dari tahun adalah : 1. Mantapnya wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan melalui penataan hutan yang baik dengan berbasis perencanaan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 3

17 2016 Pendahuluan 2. Terbentuknya kelembagaan masyarakat dalam melakukan pemanfaatan kawasan hutan dan hasil hutan serta pengamanan hutan 3. Penanaman tanaman Karet, Gaharu, Tapak Itik, Rotan Jernang dan Buah buahan pada blok pemanfaatan di hutan lindung dan blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK dan blok pemberdayaan masyarakat pada hutan produksi 4. Penanaman tanaman kayu kayuan daur pendek pada blok pemanfaatan HHK HT (Pencadangan) di hutan produksi 5. Pengembangan potensi jasa lingkungan di blok pemanfaatan pada hutan lindung bukit betabuh dan hutan lindung sentajo 6. Meningkatnya kerja sama para pihak (masyarakat, swasta, LSM dan instansi terkait) dalam pengelolaan, perlindungan dan pengamanan hutan serta pemasaran hasil hutan 7. Terbangunnya industri kecil pengolahan hasil hutan bukan kayu (Karet, Gaharu, Tapak Itik dan Rotan Jernang) 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup penyusunan RPHJP-KPHLKuantan Singingi Selatan, meliputi : 1. Pendahuluan, terdiri atas; latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, dasar hukum, ruang lingkup, dan pengertian. 2. Deskripsi Kawasan KPHLKuantan Singingi Selatan, yang terdiri atas : a). Risalah wilayah (letak, luas, aksesibilitas kawasan, batas-batas, sejarah wilayah, dan pembagian blok), b). Potensi wilayah (penutupan vegetasi, potensi kayu dan bukan kayu, keberadaan flora dan fauna langka, potensi jasa lingkungan dan wisata alam), c). Data daninformasi sosial budaya masyarakat di dalam dan sekitar hutan termasuk keberadaan masyarakat hukum adat, d). Data dan informasi izin-izin pemanfaatan hutan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 4

18 2016 Pendahuluan danpenggunaan kawasan hutan di dalam wilayah kelola, e). Kondisi posisi KPHLKuantan Singingi Selatan dalam perspektif tata ruang wilayah dan pembangunan daerah, dan 6). Isu strategis, kendala dan permasalahan. 3. Visi dan Misi Pengelolaan Hutan, berisi ; proyeksi KPHLKuantan Singingi Selatan di masa depan serta target capaian-capaian utama yang diharapkan. 4. Analisis dan Proyeksi, meliputi : a). Analisis data dan informasi yang tersedia saat ini (baik data primer maupun data sekunder), b). Proyeksi kondisi wilayah KPHLKuantan Singingi Selatan di masa yang akan datang. 5. Rencana Kegiatan, terdiri dari : a). Inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan hutan, b). Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, c). Pemberdayaan masyarakat, d). Pembinaan dan pemantauan (controlling) pada areal KPHL yang telah ada ijin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan, e). Penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar ijin, f). Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang sudah ada ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, g). Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam, h). Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin, i). koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholderterkait, j). penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM, k). Penyediaan pendanaan, l). pengembangan database, m). Rasionalisasi wilayah kelola, n). Review rencana pengelolaan dan o). Pengembangan investasi 6. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian 7. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 8. Penutup 9. Lampiran, meliputi : a). Peta wilayah KPHLKuantan Singingi KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 5

19 2016 Pendahuluan Selatan, b). Peta penutupan lahan, c). Peta DAS, d). Peta sebaran potensi wilayah KPHLKuantan Singingi Selatan dan aksesibilitas, e). Peta penataan hutan (blok, petak), f). Peta penggunaan lahan, g). Peta keberadaan izin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, dan h). Peta tanah, iklim, serta geologi. 1.5 Batasan Pengertian 1. Kawasan Hutan adalah Wilayah tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. 2. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. 3. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. 4. Penataan Hutan (Tata Hutan) adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung didalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari. 5. Inventarisasi Hutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari penataan batas, inventarisasi hutan, pembagian hutan, pembukaan wilayah hutan, pengukuran dan pemetaan. 6. Pengurusan Hutan adalah kegiatan penyelenggaraan hutan yang meliputi perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta penyuluhan kehutanan dan pengawasan. 7. Pengelolaan Hutan adalah suatu kegiatan pengurusan hutan yang KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 6

20 2016 Pendahuluan meliputi kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, serta perlindungan hutan dan konservasi alam. 8. Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penetuan kegiatan dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari untuk memberikan pedoman dan arah guna menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-besarnya kemakmuranrakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan. 9. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. 10. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung(KPHL) adalah kesatuan pengelolaan hutan yang luas wilayahnya seluruhnya atau didominasi oleh kawasan hutan lindung. 11. Resort Pengelolaan Hutan adalah kawasan hutan dalam wilayah KPH yang merupakan bagian dari wilayah KPH yang dipimpin oleh Kepala Resort KPH dan bertanggungjawab kepada Kepala KPH. 12. Blok Pengelolaan pada wilayah KPH adalah bagian dari wilayah KPHyang dibuat relatif permanen untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan. 13. Petak adalah bagian dari Blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan silvikultur yang sama. 14. Rencana Pengelolaan Hutan KPH adalah rencana pada kesatuan pengelolaan hutanyang memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka panjang dan pendek, disusun berdasarkan hasil tata hutan dan rencana kehutanan, dan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya masyarakat serta kondisi KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 7

21 2016 Pendahuluan lingkungan dalam rangka pengelolaan kawasan hutan yang lebih intensif untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal dan lestari. 15. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang adalah rencana pengelolaan hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun atau selama jangka benah pembangunan KPH. 16. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek adalah rencana pengelolaan hutan berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan operasional berbasis petak/blok. 17. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 18. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 19. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 20. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan. 21. Penggunaan Kawasan Hutan adalah kegiatan penggunaan kawasan hutan untuk pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 22. PemanfaatanHutan adalah bentuk kegiatan pemanfaatan kawasan hutan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya. 23. Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur pencapaian suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan serta dilakukan secara sistematik dan teratur, hasilnya digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pelaksanaan perencanaan selanjutnya. 24. Pengendalian adalah suatu proses atau upaya untuk mengurangi KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 8

22 2016 Pendahuluan atau menekan penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga diperoleh suatu hasil sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui pemantauan, pengawasan dan penilaian kegiatan. 25. Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang kehutanan 26. Partisipatif adalah sebuah proses pelibatan pihak pihak penerima manfaat 27. Kolaboratif adalah kegiatan antara dua orang atau lebih yang dilakukan secara bekerja sama dalam suatu kelompok untuk memecahkan suatu masalah guna mencapai tujuan tertentu KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 9

23 2016 Deskripsi Kawasan BAB II. DESKRIPSI KAWASAN 2.1. Risalah Wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan Letak dan Batas Kawasan Wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan secara geografis terletak antara ,631 BT s/d ,300 BT dan ,459 LU s/d ,589 LU. Berdasarkan wilayah pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), KPHL Kuantan Singingi Selatan termasuk ke dalam DAS Indragiri dan Sub DAS Kuantan yang mengaliri 11 (sebelas) kecamatan, yaitu Kecamatan Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Sentajo Raya, Kecamatan Benai, Kecamatan Pangean, Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Kuantan Hilir Seberang, Kecamatan Inuman, dan Kecamatan Cerenti. Letak KPHL Kuantan Singingi Selatan seperti pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Letak KPHL Kuantan Singingi Selatan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 10

24 2016 Deskripsi Kawasan Secara administrasi pemerintahan wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi terletak di Kabupaten Kuantan Singingi yang meliputi 12 (dua belas) kecamatan, yaitu Kecamatan Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kecamatan Pucuk Rantau, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Benai, Kecamatan Pangean, Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Inuman, Kecamatan Cerenti, Kecamatan Sentajo Raya dan Kecamatan Kuantan Hilir Seberang. Letak KPHL Kuantan Singingi Selatan ini secara visual seperti yang tergambar dalam Gambar 2.2. dengan batas-batas kawasan sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Hulu Kuantan b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hulu d. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat Gambar 2.2. Peta RTR Kab.Kuatan Singingi KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 11

25 2016 Deskripsi Kawasan Luas dan Fungsi Hutan KPHL Kuantan Singingi Selatan Berdasar pada SK Menhut Nomor :SK.878/Menhut-II/2014, wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan adalah ± ,94 ha yang terdiri Kawasan Hutan Lindung Bukit Betabuh Lubuk Jambi, Kawasan Hutan Lindung Batang Lipai Siabu, Kawasan Hutan Lindung Sentajo, Kawasan Hutan Produksi Tetap Peranap Blok I dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas Batang Lipai Siabu. Masing-masing luas kawasan hutan tersebut disajikan pada Tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1. Luas kawasan hutan di KPHL Kuantan Singingi Selatan No. Kawasan Hutan Luas (Ha) 1 Hutan Lindung Bukit Betabuh 43, Hutan Lindung Batang Lipai Siabu Hutan Lindung Sentajo Hutan Produksi Tetap Peranap Blok I 33, Hutan Produksi Terbatas Batang Lipai Siabu 4, Jumlah 82, Sumber : Hasil Olahan BPKH Wil.XIX (2015) ), SK Menhut No.878 Thn 2014 Dari kelompok hutan tersebut pada tabel di atas, sampai dengan saat ini HL Sentajo sudah penetapan sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK. 3918/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 14 Mei 2014 dan HPT Batang Lipai Siabu sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK. 4094/ Menhut-VII/KUH/2014, tanggal 3 Juni Iklim Menurut data Kuantan Singingi dalam Angka (2016), Kabupaten Kuantan Singingi pada umumnya memiliki iklim tropis dengan suhu maksimum berkisar antara 32,6ºC 36,5ºC dan suhu minimum berkisar anatar 19,2 0 C 22 0 C. Secara umum tipe iklim di wilayah ini, menurut klasifikasi Scmidt Fergusson termasuk dalam tipe iklim A (tipe iklim basah) dengan sebaran curah hujan yang merata. Curah hujan pada KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 12

26 2016 Deskripsi Kawasan tahun 2015 berkisar antara mm/tahun dengan keadaan musim berkisar musim hujan jatuh pada bulan November Mei, dan musim kemarau jatuh pada bulan Juni Oktober. Banyaknya curah hujan di Kabupaten Kuantan Singingi tersaji dalam Tabel 2.2 berikut : Tabel.2.2. Rata-rata curah hujan Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2016 No Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata rata 191,25 9,25 Sumber : Kuantan Singingi dalam Angka Tahun Aksesibilitas Kawasan Aksesibilitas akan dicerminkan oleh kemudahan dalam mencapai lokasi karena ketersediaan sarana dan prasarana transportasi atau karena jarak lokasi dengan orbitasi. Kawasan KPHL Kuantan Singingi Selatan sebagian besar terletak dalam satu hamparan yang kompak, sehingga cukup mudah untuk dijangkau. Kawasan ini dapat dicapai melalui jalur darat maupun sungai. Jalur darat dapat menggunakan jalan nasional yang menghubungkan Provinsi Riau dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau dengan Provinsi Jambi, juga menggunakan jalan kabupaten yang menghubungkan antar kecamatan (15 kecamatan), jalan kecamatan yang menghubungkan antar desa. Sedangkan jalur air melalui Sungai KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 13

27 2016 Deskripsi Kawasan Kuantan dan anak-anak Sungai Kuantan, yang digunakan untuk menghubungkan desa-desa di dalam kawasan hutan. Akses ke kawasan KPHL Kuantan Singingi Selatan juga dapat dilakukan melalui jalan yang diperkeras dengan sirtu (pasir dan batu) yang dibuat oleh PT. Riau Andalan Pulp & Paper yang merupakan pemegang izin pemanfaatan hasil hutan kayu-hutan tanaman (IUPHHK-HT) Sejarah Wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan Sejarah wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan diawali dari adanya Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 173 /Kpts II/1986 tanggal 6 Juni 1986 tentang Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Propinsi Dati I Riau. Kemudian pada tahun 2007 keluar Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 jo. PP : No. 3 tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan, yang diikuti dengan keluarnya Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan dan Surat dari Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : S.632/VII-WP3H/2010 tanggal 15 September 2010 tentang Arahan Pencadangan KPHL dan KPHP Provinsi Riau, bahwa terdapat 30 KPHP dan 2 KPHL di Provinsi Riau yang salah satunya adalah KPHL Kuantan Singingi Selatan. Dengan dasar SK Menteri Kehutanan, PP dan Surat Dirjen Planologi Kehutanan yang telah disebutkan di atas, maka Bupati Kuantan Singingi mengusulkan penetapan wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) di Kabupaten Kuantan Singingi dengan luas ± ,08 ha, melalui surat Nomor : 522/um/06 tanggal 02 Januari Selanjutnya Bupati Kuantan Singingi melakukan pembentukan organisasi KPHL Kuantan Singingi Selatan melalui Peraturan Bupati Kuantan Singingi Nomor. 20 Tahun KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 14

28 2016 Deskripsi Kawasan Pemilihan lokasi KPHL Kuantan Singingi Selatan dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut : 1. Lokasi unit KPHL Kuantan Singingi Selatan termasuk dalam salah satu unit KPHL dari 2 KPHL yang tercantum dalam Rancang Bangun dan Arahan Pencadangan KPH Provinsi Riau 2. Luas areal yang direncanakan mempunyai luas yang cukup memadai untuk dikelola sebagai satu unit KPHL 3. Mewakili kondisi tapak hutan di Provinsi Riau dengan kondisi tipe hutan hujan tropis yang seragam 4. Luas areal yang direncanakan memiliki 12 (dua belas) Kecamatan, meliputi : Kecamatan Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kecamatan Pucuk Rantau, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Benai, Kecamatan Pangean, Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Inuman, Kecamatan Cerenti, Kecamatan Sentajo Raya dan Kecamatan Kuantan Hilir Seberang. 5. Terdapat pemukiman masyarakat di sekitar hutan yang berpotensi untuk dijadikan model kemitraan masyarakat dan perusahaan kayu 6. Ada peluang investasi, memproduksi barang dan jasa kehutanan dan peluang penyerapan tenaga kerja 7. Diharapkan dapat mengurangi terjadinya perambahan dan illegal logging serta peningkatan kesejahteraan masyarakat 8. Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategis merupakan langkah penting, terutama untuk membantu menyusun program. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.878/Menhut- II/2014 tanggal 29 September 2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Riau, sebagian areal KPHL seluas ± 598,97 Ha yang berada di dalam kawasan HPT. Batang Lipai Siabu I berubah fungsi menjadi kawasan SM Bukit Rimbang Bukit Baling. Perubahan tersebut tersaji di tabel 2.3. berikut : KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 15

29 2016 Deskripsi Kawasan Tabel 2.3. Perbedaan Luas Wilayah Kelola KPHL Unit XXXI Kuantan Singingi Selatan Fungsi Luas (Arahan Pencadangan) (Ha) Luas (SK.878/ Menhut-II/2014) (Ha) Hutan Lindung , ,74 Hutan Produksi Tetap , ,05 Hutan Produksi Terbatas 7.289, ,15 KSA - 598,97 *Perbedaan ,17 JUMLAH , ,08 Sumber : Hasil Analisis SIG BPKH Wilayah XIX (2015) * Keterangan : Berada di Provinsi Sumatera Barat Berdasarkan data pada tabel di atas, di dalam penyusunan RPHJP ini, data luasan areal KPHL Kuantan Singingi Selatan mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor SK. 878/Menhut-II/2014, dengan luasan keseluruhan ± ,94 Ha Pembagian Blok Pembagian blok di dalam pengelolaan wilayah KPH adalah kegiatan membagi-bagi (memilah-milah) wilayah KPH ke dalam bagianbagian yang relatif permanen untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan. Blok tersebut dapat dijadikan dasar untuk pengaturan unit kelestarian. Rencana pembagian blok di KPHL Kuantan Singingi Selatan dilakukan berdasarkan berpedoman pada Peraturan Menteri Kehutanan No. P.6/Menhut-II/2010 tentang Norma Standar Prosedur dan Kriteria Pengelolaan Hutan pada KPHL dan KPHP dan Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan No. P.5/VII-WP3H/2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada KPHL dan KPHP. Berdasarkan hasil inventarisasi hutan yang telah dilakukan oleh BPKH Wil. XIX tahun 2015, dan memperhatikan karakteristik lapangan, KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 16

30 2016 Deskripsi Kawasan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar, potensi sumberdaya alam, keberadaan hak-hak atau izin usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, serta mempertimbangkan peta arahan pemanfaatan pada Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN)/Rencana Kehutanan Tingkat Propinsi (RKTP)/Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten/Kota (RKTK) dan fungsi kawasan hutan, maka di KPHL Kuantan Singingi Selatan dilakukan pembagian blok-blok sesuai dengan peruntukannya yaitu : Pada Kawasan Hutan Lindung terdiri dari : Blok Inti, Blok Pemanfaatan, dan pada Kawasan Hutan Produksi terdiri dari : Blok Perlindungan, Blok Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman (HHK-HT), Blok Pemberdayaan Masyarakat dan Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan & HHBK. Rincian pembagian blok dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan Gambar 2.3. Tabel 2.4. Pembagian blok KPHL Kuantan Singingi Selatan No. I II Nama Blok Kawasan Hutan Lindung Jumlah Petak Luas (Ha) Luas (%) Lokasi 1 Blok Inti ,04 8,32 HL. Bukit Batabuh 2 Blok Pemanfaatan ,70 45,12 Jumlah ,74 53,44 Kawasan Hutan Produksi 1 Blok Perlindungan 3 290,53 0, Blok Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan & HHBK ,44 3, ,18 1,54 HL. Bukit Batabuh dan HL. Batang Lipai Siabu HL. Sentajo HPT Batang Lipai Siabu HPT Batang Lipai Siabu HPT Batang Lipai Siabu 4 Blok Pemanfaatan HHK-HT ,19 35,82 HP.Peranap Blok I 5 Blok Pemberdayaan Masyarakat ,86 5,05 HP.Peranap Blok I Jumlah ,20 46,56 Total , ,00 Sumber : BPKH Wilayah XIX (2015) KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 17

31 2016 Deskripsi Kawasan Gambar 2.3. Peta Pembagian Blok KPHL Kuantan Singingi Selatan. Deskripsi masing-masing blok tersebut adalah sebagai berikut : 1. Blok Inti merupakan blok yang difungsikan sebagai perlindungan tata air dan perlindungan lainnya yang sulit untuk dimanfaatkan. Kriteria blok ini antara lain ; kurang memiliki potensi jasa lingkungan, wisata alam, potensi HHBK, dan dalam RKTN/RKTP/RKTK termasuk dalam kawasan untuk perlindungan hutan alam dan lahan gambut atau untuk kawasan rehabilitasi. Penempatan Blok Inti di sebagian HL. Bukit Batabuh Lubuk Jambi karena dalam kawasan tersebut terdapat lokasi untuk perlindungan hutan alam atau untuk kawasan rehabilitasi. Kawasan yang ditetapkan sebagai blok inti adalah di HL Bukit Batabuh Lubuk Jambi adalah pada areal hutan sekunder. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 18

32 2016 Deskripsi Kawasan 2. Blok pemanfaatan adalah blok yang difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk pemanfaatan terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pemanfaatan hutan pada kawasan hutan yang berfungsi sebagai hutan lindung. Kriteria blok ini antara lain : 2.1. Mempunyai potensi jasa lingkungan, wisata alam, potensi hasil hutan non kayu,-terdapat izin pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, hasil hutan non kayu; 2.2. Arealnya dekat dengan masyarakat sekitar atau dalam kawasan hutan, -mempunyai aksesibilitas yang tinggi; 2.3. Dalam RKTN/RKTP/RKTK termasuk dalam kawasan untuk perlindungan hutan alam dan lahan gambut atau untuk kawasan rehabilitasi. Pertimbangan pembagian Blok Pemanfaatan di HL. Bukit Batabuh Lubuk Jambi, HL Batang Lipai Siabu dan HL Sentajo adalah karena di kawasan tersebut terdapat potensi jasa lingkungan, wisata alam dan hasil hutan non kayu, serta tempat tersebut dekat dengan masyarakat sekitar hutan dan mempunyai aksesibilitas yang tinggi. Objek wisata alam yang terdapat di HL Bukit Betabuh Lubuk Jambi antara lain adalah Air Terjun Guruh Gemurai yang berada Di Desa Kasang Kuantan Mudik, yang berada ± 1 km dari jalan utama. Akses menuju air terjun ini cukup baik dengan dibuatnya jalan yang bisa dilalui kendaraan roda empat oleh Pemda Kuantan Singingi. Selain itu, terdapat juga air terjun tujuh tingkat Batang Koban yang terdapat di Desa Lubuk Ambacang Hulu Kuantan. Akses untuk mencapai air terjun tersebut adalah melalui sungai dengan menggunakan perahu, dimana sepanjang perjalanan terdapat keindahan alam dengan berbagai satwa primata seperti kera kepala putih dan kera kepala kuning. Kawasan ini telah direncanakan oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 19

33 2016 Deskripsi Kawasan Pemda Kuantan Singingi di dalam RTRWK menjadi Taman Wisata Alam. 3. Blok Perlindungan merupakan blok yang difungsikan sebagai perlindungan tata air dan perlindungan lainnya serta direncanakan untuk tidak dimanfaatkan. Kriteria blok ini antara lain : termasuk dalam kriteria kawasan lindung; dalam RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk dalam kawasan untuk perlindungan hutan alam dan lahan gambut atau kawasan rehabilitasi atau kawasan hutan untuk pengusahaan hutan skala besar atau kecil. KPHL Kuantan Singingi Selatan menempatkan Blok Perlindungan di HPT Batang Lipai Siabu, karena di lokasi tersebut kondisi tutupan hutannya masih cukup baik dan difungsikan sebagai kawasan penyangga SM Bukit Rimbang Bukit Baling. 4. Blok Pemanfaatan HHK-HT merupakan blok yang telah ada izin pemanfaatan HHK-HT dan yang akan difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk pemanfaatan HHK-HT sesuai dengan potensi kawasan yang telah dihasilkan dari proses tata hutan. Kriteria blok ini antara lain : 5.1. Dalam RKTN/RKTP/RKTK diarahkan sebagai kawasan hutan untuk pengusahaan skala besar; 5.2. Mempunyai potensi hasil hutan kayu rendah, -merupakan areal yang tidak berhutan; 5.3. Terdapat izin pemanfaatan HHK-HT; 5.4. Dalam RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk dalam kawasan rehabilitasi atau kawasan hutan untuk pengusahaan hutan skala besar atau kecil. KPHL Kuantan Singingi Selatan menempatkan Blok Pemanfaatan HHK-HT di HP. Peranap Blok I karena di lokasi tersebut terdapat KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 20

34 2016 Deskripsi Kawasan IUPHHK-HT PT. Riau Andalan Pulp and Paper dan PT. Rimba Lazuardi. 5. Blok Pemberdayaan Masyarakat merupakan blok yang telah ada upaya pemberdayaan masyarakat (antara lain Hutan Kemasyarakatan/HKM, Hutan Desa/HD, Hutan Tanaman Rakyat/HTR) dan yang akan difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk upaya pemberdayaan masyarakat sesuai dengan potensi kawasan yang telah dihasilkan dari proses tata hutan. Kriteria blok ini antara lain : 6.1. Dalam RKTN/RKTP/RKTK diarahkan sebagai kawasan hutan untuk pengusahaan hutan skala kecil; 6.2. Mempunyai hasil hutan kayu rendah; 6.3. Merupakan areal yang tidak berhutan; 6.4. Terdapat izin pemanfaatan hutan untuk HKm, HD dan HTR, 6.5. Arealnya dekat masyarakat sekitar dan dalam hutan: 6.6. Dalam RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk dalam kawasan rehabilitasi atau kawasan hutan untuk pengusahaan hutan skala besar atau kecil. Pada KPHL Kuantan Singingi Selatan blok pemberdayaan masyarakat ini menempati HP Peranap Blok I karena di lokasi tersebut memenuhi beberapa kriteria yang disebutkan di atas, antara lain : pada beberapa lokasi memiliki hasil hutan kayu yang rendah bahkan tidak berhutan lagi, dan arealnya berada dekat dengan masyarakat sekitar hutan, sehingga direncanakan untuk lokasi pemberdayaan masyarakat. 6. Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK adalah blok yang telah ada izin pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK dan yang akan difungsikan sebagai areal KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 21

35 2016 Deskripsi Kawasan yang direncanakan untuk pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK sesuai dengan potensi kawasan yang telah dihasilkan dari proses inventarisasi. Dalam blok ini diupayakan berintegrasi dengan upaya solusi konflik atau upaya pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan kawasan atau jasa lingkungan atau HHBK. Kriteria blok ini adalah : 7.1. Mempunyai potensi jasa lingkungan, wisata alam, potensi hasil hutan non kayu; 7.2. Terdapat izin pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK; 7.3. Dalam RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk dalam kawasan untuk perlindungan hutan alam dan lahan gambut atau untuk kawasan rehabilitasi atau kawasan hutan untuk pengusahaan skala besar atau kecil. Sebagian kawasan yang terdapat di HPT Batang Lipai Siabu telah dirambah masyarakat untuk perkebunan kelapa sawit dan pertanian lahan kering campur, oleh karena itu di lokasi tersebut direncanakan untuk upaya solusi konflik dan upaya rahabilitasi kawasan. Pada blok ini dapat dilakukan penanaman jenis-jenis penghasil kayu dan hasil hutan bukan kayu yang berpotensi ekonomis tinggi. Untuk efisiensi pengelolaan di tingkat tapak, wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan telah dibagi menjadi 7 (tujuh) Resort dengan mempertimbangkan pembagian blok blok pengelolaan sebagaimana disajikan pada tabel 2.5 berikut ini : KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 22

36 2016 Deskripsi Kawasan Tabel 2.5 Pembagian Wilayah Resort KPHL Kuantan Singingi Selatan No Nama Resort Resort Wilayah I Sentajo Resort Wilayah II Sumpu Resort Wilayah III Kasang Resort Wilayah IV Lubuk Ramo Resort Wilayah V Pangkalan Resort Wilayah VI Ibul Resort Wilayah VII Perhentian Sungkai HL Bukit Batabuh Lubuk Jambi Kawasan Hutan (Ha) HL Batang Lipai Siabu HL Sentajo HP Peranap Blok I HPT Batang Lipai Siabu Luas Total (Ha) , , ,99 4, , , , , , , , , , , , , ,30 Jumlah ,49 4,66 359, , , ,94 Gambar 2.4 Peta Pembagian Wilayah Resort KPHL Kuantan Singingi Selatan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 23

37 2016 Deskripsi Kawasan 2.2 Potensi Wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan Penutupan Vegetasi Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit yang dilaksanakan oleh BPKH Wilayah XIX tahun 2015, diketahui luas penutupan lahan di KPHL Kuantan Singingi Selatan adalah ,94 Ha, secara rinci tersaji dalam Tabel 2.6. berikut: Tabel 2.6. Luas Penutupan Lahan di KPHL Kuantan Singingi Selatan Provinsi Riau No. Penutupan Lahan Luas (Ha) % 1 Hutan Lahan Kering Primer Hutan Lahan Kering Sekunder 17, Hutan Tanaman 23, Semak Belukar 1, Perkebunan 23, Tanah Terbuka 1, Tubuh Air Pertanian Lahan Kering Pertanian Lahan Kering Campur Semak 14, Jumlah 82, Sumber : Hasil Penafsiran Citra Satelit (BPKH XIX, 2015) KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 24

38 2016 Deskripsi Kawasan Gambar 2.5 Peta Penutupuan Lahan KPHL Kuantan Singingi Selatan. Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit dikatehui hasil penutupan lahan di KPHL Kuantan Singingi Selatan didominasi oleh Hutan Tanaman sebesar 28,22%, berupa Perkebunan sebesar 28,09%, Hutan Sekunder sebesar 21,38% dan Pertanian Lahan Kering Campur Semak sebesar 17,06%. Sebagian besar kawasan hutan ini telah digarap masyarakat dengan tanaman Karet dan Kelapa Sawit. Sebaran tutupan lahan pada kawasan hutan di KPHL Kuantan Singingi Selatan, hampir merata seperti tercantum pada Tabel 2.7. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 25

39 2016 Deskripsi Kawasan Tabel 2.7. Sebaran tutupan lahan pada kawasan hutan di KPHL Kuantan Singingi Selatan No Tutupan Lahan HL Bukit Batabuh Lubuk Jambi Kawasan Hutan (Ha) HL Batang Lipai Siabu HL Sentajo HP Peranap Blok I HPT Batang Lipai Siabu Luas Total (Ha) 1 Hutan Primer , Hutan Sekunder Hutan Tanaman ,15 4,66 233, , , , ,80 4 Semak Belukar 1.210,00-5,45 689,95 12, ,74 5 Perkebunan ,24-120, ,62 694, ,80 6 Tanah Terbuka 1.118,77-179,74 38, ,06 7 Tubuh Air 0, ,15 4, Pertanian Lahan Kering Pertanian Lahan Kering Campur Semak ,70-364, , , , ,36 Jumlah ,49 4,66 359, , , ,94 Sumber : Hasil Penafsiran Citra Satelit (BPKH XIX, 2015) Kawasan hutan yang menjadi wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan di luar perizinan adalah seluas ±52.325,17 Ha, dan berdasarkan data yang diperoleh dari BPDAS Indargiri Rokan dan diolah oleh BPKH Wilayah XIX Pekanbaru tingkat kekritisan lahan yang ada di wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan di luar areal perizinan seperti disajikan pada Tabel 2.8. berikut : KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 26

40 2016 Deskripsi Kawasan Tabel 2.8. Luas lahan kritis di KPHL. Kuantan Singingi Selatan Lokasi HL. Bukit Batabuh HPT. Batang Lipai Sangat Kritis Kritis Tingkat Kekritisan (Ha) Potensial Kritis Agak Kritis Tidak Kritis Total (Ha) 2, , , , , ,05 780, ,21 499,33 155,64 4, HL. Sentajo - 2,06 242,85 111,78 2,90 359,59 HP. Peranap Blok I HL. Batang Lipai Siabu 40,68 80, ,85 238, , , , ,66 Total 3.691, , , , , ,17 Keterangan : Untuk HP. Peranap Blok I Luasan yang dicantumkan hanya yang belum dibebani ijin Sumber : BPDAS Indragiri Rokan (2014) Gambar 2.6. Peta Lahan Kritis Di KPHL Kuantan Singingi Selatan. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 27

41 2016 Deskripsi Kawasan Potensi Kayu Pada umumnya hutan di Indonesia, terutama di bagian barat didominasi oleh tipe hutan hujan tropis dataran rendah. Demikian juga di kawasan KPHL Kuantan Singingi Selatan. Sudah diketahui bahwa dalam kondisi yang masih normal, pada tipe hutan hujan tropis dataran rendah tersebut terdapat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi. Hasil Inventarisasi yang dilakukan oleh BPKH Wil.XIX (2015), di KPHL Kuantan Singingi Selatan dari 18 plot sampling yang dilakukan untuk mendapatkan data potensi tegakan di hutan alam yang dilakukan pada HPT Batang Lipai Siabu dan HL Bukit Betabuh serta HL Sentajo diperoleh jumlah rata-rata pohon per plot sebanyak 135 pohon per plot, sedangkan volume rata-rata per plot adalah sebesar 145,50 m 3 /ha dan volume ratarata per pohon sebesar 1,08 m 3 /batang. Adapun potensi pada tingkat permudaan dari hasil inventarisasi pada tingkat tiang ditemukan 125 batang/plot, pada tingkat pancang 102 batang/plot, dan semai 103 individu/plot. Pengelompokan jenis kayu yang terdapat di KPHL Kuantan Singingi Selatan dapat dilihat pada tabel 2.9. berikut ini. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 28

42 2016 Deskripsi Kawasan Tabel 2.9. Pengelompokan jenis kayu yang ditemukan di KPHL Kuantan Singingi Selatan No. Nama Perdagangan Nama Daerah Nama Ilmiah I. Kelompok Jenis Meranti / Kelompok Komersial Satu 1 Durian Durian burung, Lahong, Layung, Apun, Begurah, Punggai, Durian hantu, Enggang (Durio carinatus Mast); (Durio spp, Coelostegia spp) 2 Keruing Tempuran, Lagan, Merkurang, Kawang, Apitong, Tempudau (Dipterocarpus spp) 3 Meranti Meranti (Shorea Spp.) 4 Mersawa Damar kunyit, Masegar, Ketimpun, Tabok, Tahan, Cengal padi (Anisoptera spp) 5 Singkawang Singkawang Pinang (Shorea singkawang (Miq).Miq.) 6 R e s a k Damar along, Resak putih (Vatica spp) II. Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran / Kelompok Komersial Dua 1 Bintangur Bunoh, Nyamplung, Penaga (Calophyllum spp) 2 Dara-dara 3 Jambu-jambu Kelat, Ki tembaga, Jambu (Eugenia spp) 4 Kedondong Hutan Coco, Kacemcem, Leuweung (Spondias spp) 5 Kelumpang Kepuh, Kalupat, Lomes (Sterculia spp) 6 Kempas Impas, Tualang ayam, Hampas (Koompassia malaccensis Maing) 7 Mahang Merkubung, Mara, Benua (Macaranga spp) 8 Medang Manggah, Huru kacang, Keleban, (Litsea firma Hook f; Wuru, Kunyit Dehaasia spp) 9 Jangkang Jangkang, Banitan, Pisang-pisang (Dactylocladus stenostachys oliv) 10 P u n a k Kayu malaka, Cerega Tetra merista glabra 11 Simpur Simpur (Dillenia spp.) 12 T e p i s Sesendok (Polyalthia glauca Boerl) 13 T e r a p Tara, Cempedak, Kulur, Teureup (Artocarpus spp) 14 Trenggayun Trenggayun Parartocarpus spp. 15 Terentang Tumbus, Pauh lebi (Campnosperma spp) III. Kelompok Jenis Kayu Eboni / Kelompok Indah Satu - IV. Kelompok Jenis Kayu Indah / Kelompok Indah II - Sumber :BPKH XIX diolah, 2015 Di KPHL Kuantan Singingi Selatan terdapat dua pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman, yaitu PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT.RAPP) seluas ,76 Ha dan PT.Rimba KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 29

43 2016 Deskripsi Kawasan Lazuardi seluas 1.704,43 Ha. Tanaman utama di kedua pemegang izin tersebut adalah jenis Acacia mangium Keberadaan Flora dan Fauna Langka a. Flora Di dalam kawasan KPHL Kuantan Singingi Selatan terdapat flora yang tergolong langka dan terancam punah, seperti keranji, seminai, kulim, kelompok jenis meranti (keruing, medang, mersawa, balam), jelutung, kempas, mengkiring, kepinis, sapat, kawang, tapis, tembesu dan bulian. Berdasarkan hasil Inventarisasi KPHL Kuantan Singingi Selatan Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau terdapat ± 122 jenis pohon. Jenis pohon yang dicatat dalam nama lokal di konversi ke dalam nama perdagangan dan nama botani. Jenis-jenis ini kemudian dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok jenis, pengelompokan jenis pohon tersebut didasarkan pada SK. Menteri Kehutanan No. 163/Kpts-II/2003 tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai Dasar Pengenaan Iuran Kehutanan. b. Fauna Berdasar pada data WWF (2013) dan informasi dari masyarakat, jenis fauna yang terdapat di Kawasan KPHL Kuantan Singingi Selatan Provinsi Riau, yaitu : harimau dahan, harimau sumatera, gajah sumatera, kucing hutan, landak, kukus, musang, berang-berang, tapir, rusa, kijang, kancil, siamang, beruk, monyet, simpai, teringgiling, beruang madu, kambing hutan, kalong dan kukang. Terdapat berbagai jenis burung seperti : kuau, ayam hutan, habang/merah mata, punai, pergam, gagak, rangkong, kirikkirik, sri gunting, elang, pelatuk, murai batu, betet, serindit, beo dan cocak ijo/burung daun. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 30

44 2016 Deskripsi Kawasan c. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Berdasarkan Permenhut No. P.35/Menhut-II/2007 hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari hutan. Inventarisasi terhadap HHBK di KPHL Kuantan Singingi Selatan belum dilakukan secara khusus sehingga data kuantitatif terhadap jumlah dan sebaran potensi HHBK sampai saat ini belum diketahui secara rinci. Namun, berdasarkan informasi dari masyarakat, potensi HHBK yang terdapat di kawasan tersebut antara lain: Berbagai jenis rotan seperti rotan manau, rotan batu, rotan saga, rotan sabut, rotan jelaian/tabu-tabu, rotan udang, rotan semambu, rotan dahanan, rotan hitam, dan rotan keris. Terdapat juga tumbuhan yang bernilai ekonomis tinggi, nilai sosial dan budaya diantaranya jernang, pohon sialang, pohon kemenyan, pohon gaharu, pohon petai, pohon karet, pohon tapak itik dan berbagi jenis tumbuhan obat-obatan Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam a. Potensi Jasa Lingkungan KPHL Kuantan Singingi Selatan memiliki potensi jasa lingkungan yang cukup potensial antara lain : usaha wisata alam, usaha olahraga tantangan, wisata sejarah, dan lainnya. Keberadaan air terjun seperti yang telah disebutkan di atas dan panorama alam berupa hutan berbukitbukit dapat dikembangkan sebagai lokasi wisata alam dan olahraga tantangan. Di dalam kawasan HL Bukit Betabuh Lubuk Jambi terdapat situs bersejarah yaitu Situs Kerajaan Kandis, dan tidak jauh dari situs tersebut terdapat juga situs Padang Candi (± 2 Km). Keberadaan situssitus tersebut dapat dimanfaatkan sebagai daya Tarik wisata di KPHL Kuantan Singingi Selatan. Selain itu, di dalam dan di sekitar kawasan KPHL Kuantan Singingi terdapat beberapa mata air yang dapat KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 31

45 2016 Deskripsi Kawasan dimanfaatkan sebagai sumber air untuk berbagai keperluan yang salah satunya yg sudah teridentifikasi berada di Desa Lubuk Ramo. Data potensi air terjun yang terdapat di dalam wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan disajikan pada Tabel dan lokasi wisata alam pada Gambar 2.7. Tabel Potensi air terjun di KPHL Kuantan Singingi Selatan No. Nama/Lokasi Koordinat 1. Air Terjun Patisoni Air Terjun Sei. Hitam Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban Air Terjun Guruh Gemurai Ds. Seberang Cengar Kec. Kuantan Mudik Desa Kasang Kec. Kuantan Mudik Desa Lubuk Ambacang Kec. Hulu Kuantan Ds. Kasang Kec. Kuantan Mudik 5. Air Terjun Sei. Ds. Sei. Kelelawar Kelelawar Kec. Hulu Kuantan 6. Air Terjun Sei. Desa Pantai Dangku Kec. Hulu Kuantan 7. Desa Lubuk Air Terjun Batang Ambacang Ogan Kec. Hulu Kuantan 8. Desa Lubuk Air Terjun Sei. Ambacang Kec. Hulu kandis Kuantan Sumber : KPHL Kuantan Singingi Selatan (2015) Permasalah an Debit air berkurang Debit air berkurang Debit air berkurang Debit air berkurang Erosi Debit air berkurang Debit Air berkurang Debit air berkurang Debit air berkurang Upaya Konservasi Kawasan Lindung Kawasan Lindung Kawasan Lindung Kawasan Lindung Kawasan Lindung Kawasan Lindung Kawasan Lindung Kawasan Lindung KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 32

46 2016 Deskripsi Kawasan Gambar 2.7. Kawasan wisata alam di KPHL Kuantan Singingi Selatan Keadaan Sosial Budaya Masyarakat di Sekitar KPHL Kuantan Singi Selatan Data tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang berada di sekitar hutan yang akan dikelola sangat penting sebagai dasar pertimbangan dalam pengelolaan hutan. Inventarisasi sosial budaya dilakukan oleh BPKH Wil XIX tahun 2015 di 16 desa sampel yang terdiri dari 5 (lima) kecamatan, yaitu Kecamatan Sentajo Raya, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Kuantan Mudik, Kecamatan Pucuk Rantau dan Kecamatan Hulu Kuantan. Responden yang terpilih paling banyak dalam rentangan usia produktif, berjumlah 157 orang, dengan kisaran usia < 20 tahun 1 orang (0,64%), usia tahun 137 orang (87,26%), dan berusia > 56 tahun 19 orang (12,10%). Hasil rekapitulasi kegiatan inventarisasi kondisi sosial budaya KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 33

47 2016 Deskripsi Kawasan masyarakat sekitar KPHL Kuantan Singingi Selatan ditampilkan pada Tabel 2.11 berikut ini. Tabel Data inventarisasi sosial budaya mayarakat sekitar KPHL Kuantan Singingi Selatan No Uraian Hulu Kuantan Kuantan Tengah Kecamatan Pucuk Rantau Sentajo Raya Kuantan Mudik 1 Jumlah responen (orang) Lama menetap di desa: < 10 tahun tahun tahun >40 tahun Status Kependudukan responden; -Asli -Pendatang Asal Menetap : -Turun-temurun -Tugas -Mencari Nafkah -Lainnya Kegitan Ekonomi yang Dikembangkan : -Mengelola kawasan hutan -Berdagang -Lainnya Cara Memperoleh Lahan: -Jual Beli Lahan Pembagian Lainnya Sumber : Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat, BPKH Wilayah XIX (2015) Mata pencarian sebagian besar penduduk yang bermukim di sekitar KPHL Kuantan Singingi Selatan adalah sebagai petani, nelayan, pekebun, pedagang dan jasa. Selain itu juga sebagian berprofesi sebagai guru, wiraswasta dan buruh tani serta lainnya. Dari hasil survey dan pengamatan diketahui bahwa pada desadesa sampel telah mempunyai kelembagaan/organisasi masyarakat baik formal maupun non formal seperti : LPM, BPD, untuk 16 desa di kabupaten Kuansing kelembagaan BPD telah berfungsi sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang. Selain lembaga tersebut terdapat kelompok tani dan karang taruna, dimana kelompok tani tersebut berperan dalam memfasilitasi anggotanya dalam pengembangan tanaman KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 34

48 2016 Deskripsi Kawasan pangan dan kebun. Dengan adanya organisasi ini dapat membina dan mengembangkan aktifitas generasi muda yang ada di desa tersebut, namun keberadaan organisasi ini belum dapat berjalan dan berfungsi secara optimal di desa tersebut. Hasil survey terhadap persepsi responden tentang program pembangunan KPHL Kuantan Singingi Selatan menunjukkan bahwa mayoritas responden dan narasumber tidak mengetahui dan tidak/belum memahami program pembangunan KPHL tersebut, hanya sebagian aparat desa yang memahami dan mengerti tentang pembangunan KPH, setelah diberikan penjelasan mengenai KPHL, umumnya mereka berpandangan positif terhadap pembentukan KPHL tersebut. Namun perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat di sekitar KPHL Kuantan Singingi Selatan tentang pembangunan dan pembentukan KPHL tersebut. Masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan pada wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan saat ini banyak melakukan perambahan dan okupasi terhadap kawasan hutan. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.5, areal perkebunan yang berada di dalam kawasan hutan mencapai % dari luasan wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan dengan dominasi jenis tanaman karet dan kelapa sawit. Dan karenanya diperlukan solusi konflik yang sedapat mungkin meminimalisir dampak sosial nantinya bagi masyarakat dengan tetap memegang prinsip ekologis bagi kawasan hutan. Terhadap permasalahan ini, KPHL Kuantan Singingi Selatan akan melakukan kegiatan penanaman pada wilayah kelolanya dengan memperbanyak jenis tanaman MPTS (Multi Purspose Trees Species). Dan khusus untuk areal yang telah terlanjur ditanami dengan Kelapa Sawit oleh masyarakat, KPHL Kuantan Singingi Selatan akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk tetap dapat mengelolanya selama satu daur tanam dengan beberapa kewajiban (melakukan penanaman jenis tanaman kehutanan pada areal tanaman sawit, membayar PSDH KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 35

49 2016 Deskripsi Kawasan sesuai ketentuan yang ada, dll) yang harus dipenuhi oleh masyarakat serta melakukan evaluasi berkala terhadap pemenuhan kewajiban tersebut Pemanfaatan dan Penggunaan Lahan Pemanfaatan Kawasan Pemanfaatan hutan adalah bentuk kegiatan pemanfaatan kawasan hutan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayudan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adiluntuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya. Definisi tersebut mengacu pada Peraturan Direktur Jendral Planologi Kehutanan Nomor : P.5/VIIWP3H/2012 Tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan Dan Penyususnan Rencana Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP). Pada wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan terdapat 2 (dua) pemegang ijin pemanfaatan hutan, yaitu Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT), yaitu PT.Riau Andalan Pulp and Paper dan PT. Rimba Lazuardi. Luas dan lokasi masing-masing izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di KPHL Kuantan Singingi disajikan dalam Tabel 2.12 Tabel Pemegang ijin pemanfaatan hutan kayu-hutan tanaman (IUPHHK-HT) di KPHL Kuantan Singingi Selatan Nama Pemegang Ijin Lokasi Luas (Ha) Ket. PT. Riau Andalan Pulp and Paper (SK Menhut No. 180/Menhut-II/2013) PT. Rimba Lazuardi (SK Menhut No. 79/Menhut-II/2007) HP Peranap Blok I Total ,19 Sumber : Laporan Tata Hutan (2015) ,76 87,63% dari luas HP Peranap Blok I dan sisanya seluas ± 4.152,86 Ha merupakan kawasan hutan yang tidak terbebani ijin ,43 KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 36

50 2016 Deskripsi Kawasan Penggunaan Kawasan Berdasar pada Peraturan Direktur Jendral Palnologi Kehutanan Nomor : P.5/VIIWP3H/2012 Tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan Dan Penyususnan Rencana Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP), yang dimaksud dengan penggunaan kawasan hutan adalah kegiatan penggunaan kawasan hutan untuk pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. Di KPHL Kuantan Singingi Selatan tidak ada izin penggunaan kawasan hutan, namun terjadi penggunaan kawasan hutan oleh masyarakat untuk kegiatan berkebun. Luas perkebunan di Kawasan Hutan Lindung Bukit Betabuh adalah : ,24 ha; luas perkebunan di kawasan HP Peranap Blok I di areal PT. RAPP adalah : 4.532,25 ha dan di areal PT. Rimba Lazuardi adalah : 267,28 ha. Masyarakat juga menggunakan kawasan hutan untuk bertani dengan jenis pertanian lahan kering dan pertanian lahan kering campur. 2.5 Kondisi Posisi KPHL Kuantan Singingi Selatan dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah Perspektif Tata Ruang Pembangunan KPHL Kuantan Singingi Selatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional dan pembangunan daerah. KPHL Kuantan Singingi Selatan memiliki peran strategis dalam penataan ruang Provinsi Riau maupun Kabupaten Kuantan Singingi, yaitu pada upaya untuk memanfaatkan ruang berserta sumber daya hutan, baik kayu dan non kayu untuk menghasilkan hasil hutan bagi kepentingan negara, masyarakat, industri, dan ekspor dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan dan keanekaragaman hayati. Sebagian besar kawasan di dalam KPHL Kuantan Singingi Selatan berstatus hutan lindung sehingga pemanfaatannya diarahkan kepada pemanfaatan jasa lingkungan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 37

51 2016 Deskripsi Kawasan dan wisata alam. Untuk sebagian kawasan yang berfungsi sebagai hutan produksi maka pola pemanfaatannya diarahkan sebagai kawasan produksi hasil hutan kayu dan non kayu. Pemanfaatan hasil hutan kayu dapat diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku jalur (perahu/sampan tradisional untuk kegiatan lomba) sesuai dengan aturan yang dibuat oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan Perspektif Pembangunan Daerah KPHL Kuantan Singingi Selatan memiliki peran penting dalam pembangunan daerah. Dalam sektor kehutanan KPHL Kuantan Singingi Selatan diharapkan dapat menunjang pembangunan jangka panjang Provinsi Riau ( ) melalui peningkatan pemanfaatan sumber daya alam guna penyediaan sumberdaya energi dan pangan yang berkelanjutan. Selain itu keberadaan KPHL Kuantan Singingi Selatan juga diharapkan dapat mendukung pembangunan jangka menengah Provinsi Riau ( ) sebagai bagian dari upaya (i) Membangun pertanian terutama pangan dan perkebunan berskala teknis dan ekonomis dengan infrastruktur yang cukup dan penerapan teknologi tepat guna dan (ii) Membangun industri pengolahan dan manufaktur yang berdaya saing global dengan menciptakan nilai tambah potensial yang proporsional dengan memperkokoh kemitraan hulu-hilir, serta industri kecil, menengah, dan besar. Sebagai bagian dari sub-sektor kehutanan, KPHL Kuantan Singingi Selatan diharapkan dapat menunjang pembangunan Kabupaten Kuantan Singingi. Sub-sektor kehutanan di Kabupaten Kuantan Singingi merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan. Sehingga sebagai sub sektor, kehutanan di masa datang dapat berkontribusi terhadap perekonomian. Dalam rangka perlindungan dan konservasi sumberdaya alam maka pengembangannya diarahkan untuk dapat bersinergi dengan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 38

52 2016 Deskripsi Kawasan sektor industry dalam rangka pengembangan jasa lingkungan dan wisata alam. 2.6 Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ada di KPHL Kuantan Singingi Selatan dikelompokkan ke dalam beberapa aspek, yaitu aspek ekologi, aspek ekonomi, aspek sosial budaya dan aspek kelembagaan Aspek Ekologi Permasalahan a. Berdasarkan data tutupan lahan sebagaimana disajikan pada tabel 2.5 dapat dilihat bahwa kawasan hutan di KPHL Kuantan Singingi Selatan 71,19% kondisinya berupa lahan terbuka, semak belukar, hutan lahan kering sekunder dengan potensi rendah, perkebunan dan pertanian yang terjadi sebagai akibat perambahan, peladangan, dan penyerobotan kawasan hutan. b. Adanya permasalahan tenurial di dalam kawasan, misalnya adanya perkebunan kelapa sawit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi di dalam kawasan KPHL Kuantan Singingi Selatan. Permasalahan ini menjadi salah satu isu penting dalam pengelolaan KPHL Kuantan Singingi Selatan, karena kemantapan kawasan merupakan syarat bagi terjaminnya pengelolaan hutan secara berkelanjutan. c. Terjadinya gangguan keamanan hutan dalam bentuk perambahan, ilegal logging, penguasaan lahan, perladangan dan lainnya Kendala a. Belum tersedianya rencana pengelolaan yang mantap b. Belum adanya data/informasi secara detail mengenai kawasan hutan, yang meliputi potensi hutan (kayu, non kayu, jasa lingkungan dan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 39

53 2016 Deskripsi Kawasan wisata alam), kondisi dan permasalahan sosekbud masyarakat sekitar hutan Aspek Ekonomi Aspek ekonomi merupakan salah satu aspek yang penting untuk diperhitungkan dalam pembangunan KPHL Kuantan Singingi Selatan. Kesejahteraan masayarakat sekitar hutan secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi keamanan hutan. Kemiskinan dapat menjadi pendorong kegiatan illegal di dalam kawasan hutan. Selain itu, kebutuhan akan lahan untukpembangunan non kehutanan yang semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidup juga dapat mengancam keberadaan hutan. Permasalahan a. Akses pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwata alam guna memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi jasa hutan belum dikembangkan secara optimal. b. Belum dikembangkannya jenis-jenis tanaman yg bernilai ekonomis tinggi untuk mendukung pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraannya dan mendorong kemandirian pengelolaan KPH. c. Belum dikembangkannya akses pasar hasil hutan, khususnya HHBK. Kendala a. Rendahnya insentif dan bantuan modal dari pemerintah dan sektor swasta untuk mengembangkan usaha di bidang kehutanan. b. Terbatasnya infrastruktur di wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan untuk mendukung berkembangnya kegiatan ekonomi. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 40

54 2016 Deskripsi Kawasan Aspek Sosial Budaya Keberhasilan pengelolaan hutan di tingkat tapak sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya masyarakat di sekitarnya. Masyarakat di sekitar kawasan KPHL Kuantan Singingi Selatan mempunyai keterikatan yang tinggi terhadap sumberdaya hutan didekatnya. Permasalahan a. Masyarakat sekitar hutan belum mengetahui keberadaan KPHL Kuantan Singingi Selatan di sekitar mereka. b. Rendahnya pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap usahausaha konservasi, perlindungan dan pemeliharaan kawasan hutan. Selama ini masyarakat menganggap hutan hanyalah sebagai cadangan lahan baru untuk bertani dan berkebun serta sumber kayu. Kendala Pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan lahan di kawasan hutan dan peningkatan nilai tambah hasil-hasil hutan, khususnya HHBK dan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam yang masih kurang Aspek Kelembagaan Salah satu ketidakberhasilan pengelolaan sumberdaya hutan di Indonesia dikarenakan lemahnya kelembagaan pengelolaan di tingkat tapak. Permasalahan lemahnya kelembagaan yang dihadapi oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan, tidak hanya berpusat pada organisasi KPH nya tetapi juga lemahnya kelembagaan di masyarakat sekitar kawasan. Permasalahan a. Belum adanya sarana dan prasarana lengkap yang mendukung beroperasinya kelembagaan KPH sampai tingkat lapangan, seperti KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 41

55 2016 Deskripsi Kawasan halnya perkantoran, perlengkapan dan peralatan kerja dan sarana prasarana lainnya. b. Kelembagaan KPHL Kuantan Singingi Selatan berbentuk Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) dari Dinas Kehutanan Kabupaten Kuantan Singingi, sehingga secara otomatis mempunyai tugas dan fungsi pengurusan hutan. Sedangkan berdasarkan PP no 6 tahun 2007, jo. PP 3 Tahun 2008 serta Permenhut no P.6/Menhut-II/2010, menegaskan bahwa KPH mempunyai tugas dan fungsi sebagai pengelola (pemangku) kawasan hutan. Konsekuensinya adalah arah kebijakan yang dijalankan dalam lingkup pengurusan hutan, serta system penganggarannya belum mandiri karena bergantung pada bidang-bidang Dinas Kehutanan Kabupaten Kuantan Singingi. c. Belum terbangunnya sistem data dan informasi SDH. d. Belum berjalannya struktur kepengelolaan di tingkat tapak melalui resort resort yang telah terbentuk. e. Rendahnya kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya hutan sehingga berpengaruh terhadap perekrutan masyarakatan sebagai tenaga lapang dalam pengelolaan hutan di kawasan KPHL Kuantan Singingi Selatan. Kendala a. Keterbatasan tata hubungan kerja, karena tata hubungan kerja sebagai UPTD harus dilakukan melalui dinas kehutanan terkait, sehingga kurang sesuai dengan tugas dan sifat pekerjaan KPH yang menuntut kecepatan kerja dan meningkatkan intensitas kerjasama dengan lembaga lain. b. Jumlah personil KPH masih terbatas, sehingga untuk kebutuhan personil yang akan di tempatkan pada resort resort yang telah terbentuk tidak memadai. c. Masih rendahnya kapasitas SDM yang ada dalam pengelolaan hutan. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 42

56 2016 Deskripsi Kawasan d. Belum kuatnya kelembagaan ekonomi masyarakat sekitar hutan dalam rangka menopang perekonomian masyarakat. Merujuk kepada uraian yang telah diulas diatas maka yang menjadi isu strategis bagi KPHL Kuantan Singingi Selatan untuk segera ditindaklanjuti, antara lain : 1) Belum ada rencana pengelolaan hutan yang mantap 2) Adanya pengelolaan sebagian kawasan hutan di wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan yang tidak sesuai dengan fungsi hutan, yaitu untuk perkebunan kelapa sawit. 3) Belum dikembangkannya jenis jenis tanaman HHBK yang bernilai ekonomis tinggi (Rotan Jernang, Tapak Itik, Karet, Gaharu dan Buah - Buahan). 4) Rendahnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pemanfaatan kawasan hutan khususnya HHBK dan jasa lingkungan dan wisata alam. 5) Operasionalisasi KPHL Kuantan Singingi Selatan belum optimal sebagai kumulatif dari permasalahan keterbatasan sarana prasarana, personil, anggaran dan dukungan para pihak. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 43

57 2016 Visi dan Misi Pengelolaan Hutan BAB III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN 3.1. Visi Dalam rangka penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) dari KPHL Kuantan Singingi Selatan, yang dalam hal ini berjangka waktu 10 tahun, maka perlu dirumuskan visi dan misi pengelolaannya. Perumusan visi dan misi tersebut diselaraskan dengan visi dan misi pembangunan nasional dan pembangunan daerah, khususnya pada sektor kehutanan. Dalam pengelolaan hutan di KPHL Kuantan Singingi Selatan harus mempertimbangkan : 1. Tingkat kompetensi dan profesionalitas personil KPHL Kuantan Singingi Selatan yang masih kurang memadai perlu ditingkatkan 2. Tingkat pemanfataan kawasan hutan di KPHL Kuantan Singingi Selatan yang tinggi, harus diselaraskan dengan skema pemberdayaan masyarakat dalam kerangka peningkatan nilai ekonomis dan ekologis kawasan hutan 3. Kerja sama dan peran aktif para pihak adalah sebuah keharusan dalam pengelolaan KPHL Kuantan Singingi Selatan Hal tersebut di atas merupakan dasar dalam penyusunan rencana kegiatan di KPHL Kuantan Singingi Selatan, sehingga diharapkan KHPL Kuantan Singingi Selatan dapat dan mampu : 1. Mengelola kawasan hutan di KPHL Kuantan Singingi berdasarkan kompetensi dan profesionalitas personil yang mumpuni 2. Memastikan keseimbangan antara nilai ekologis dan ekonomis kawasan hutan di KPHL Kuantan Singingi Selatan dapat terjaga dan berkelestarian dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 44

58 2016 Visi dan Misi Pengelolaan Hutan 3. Menghasilkan dan memasarkan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan serta wisata alam yang ada di KHPL Kuantan Singingi Selatan secara berkelanjutan sehingga memberi nilai tambah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan daerah 4. Menciptakan kolaborasi positif dan aktif para pihak dalam pengelolaan bersama KPHL Kuantan Singingi Selatan Dengan merujuk pada visi pembangunan nasional dan daerah, juga mempertimbangkan kondisi dan isu-isu strategis serta dibangun melalui prinsip-prinsip partisipatif, akuntabilitas, transparansi dan tanggap terhadap tuntutan zaman dan masyarakat maka KPHL Kuantan Singingi Selatan merumuskan visi dan misinya. Peran KPHL Kuantan Singingi Selatan di Kabupaten Kuantan Singingi menghendaki adanya visi, misi, tujuan dan strategi pembangunan KPH yang mampu mengakomodasi semua kepentingan secara terpadu Visi KPHL Kuantan Singingi Selatan tahun adalah ; Mewujudkan KPHL Kuantan Singingi Selatan yang profesional dalam pengelolaan hutan lestari berbasis pemberdayaan masyarakat dan peran aktif para pihak pada tahun Visi ini menggambarkan dan menunjukkan bahwa KPHL Kuantan Singingi Selatan memberikan ruang yang besar kepada masyarakat dan para pihak lainnya dalam melakukan pengelolaan kawasan hutan secara bersama, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam pemanfaatan potensi sumber daya hutan dengan konsep pemberdayaan masyarakat melalui skema kemitraan yang saling menguntungkan dengan tetap mengedepankan kelestarian fungsi hutan. Hal ini sejalan dengan yang diamanatkan pada Undang Undang 41 tahun KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 45

59 2016 Visi dan Misi Pengelolaan Hutan 1999 tentang Kehutanan yaitu penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar besarnya kemakmuran masyarakat yang berkeadlian dan berkelanjutan. Visi KPHL Kuantan Singingi Selatan merupakan proyeksi atau gambaran sosok KPHL lestari di masa depan yang diharapkan dan capaian-capaian utama yang ditetapkan untuk mewujudkan proyeksi atau gambaran tersebut. Visi diharapkan mampu dalam rangka pengelolaan hutan yang lestari mencakup kelestarian secara ekologis, sosial dan ekonomis, yaitu : 1. Lestari secara ekologis berarti tetap terjaganya fungsi-fungsi utama dan alami dari hutan KPHL Kuantan Singingi Selatan sehingga dapat memberikan manfaat berupa jasa lingkungan yang berkelanjutan dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat luas. 2. Lestari secara sosial berarti mampu memberikan, menyediakan dan menyerap tenaga kerja, terutama tenaga kerja lokal sehingga akan dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. 3. Lestari secara ekonomis berarti KPHL Kuantan Singingi Selatan dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah dan nasional serta mampu memberikan pendapatan bagi masyarakat di dalam dan sekitar hutan Misi Untuk mewujudkan visi dan dengan mempertimbangkan berbagai isu strategis yang berkembang di KPHL Kuantan Singingi Selatan, maka ditetapkan misi KPHL Kuantan Singingi Selatan sebagai berikut : 1. Memantapkan wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan melalui legalitas formal dan penataan kawasan serta pengelolaan berbasis perencanaan partisipatif KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 46

60 2016 Visi dan Misi Pengelolaan Hutan 2. Memperkuat kelembagaan KPHL Kuantan Singingi Selatan melalui peningkatan kompetensi dan profesionalitas personil KPHL Kuantan Singingi Selatan 3. Memperkuat kelembagaan masyarakat penggarap melalui pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan keterlibatan aktif masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan KPHL Kuantan Singingi Selatan 4. Meningkatkan kerja sama dan peran para pihak dalam pengelolaan, perlindungan, pengamanan, rehabilitasi dan pemasaran hasil hutan di KPHL Kuantan Singingi Selatan 5. Mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi sumberdaya hutan dan meningkatkan persentase tutupan vegetasi tanaman kehutanan di wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan Misi sebagaimana tersebut di atas akan dijabarkan dalam berbagai program yang realistis dan membumi namun tetap memiliki orientasi jauh ke depan dan akuntabel Tujuan Berdasar pada visi dan misi KPHL Kuantan Singingi Selatan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan sebagai capaian-capaian utama yang diharapkan terpenuhi selama kurun waktu 10 tahun ( ) adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan yang mantap berbasis perencanaan partisipatif 2. Terlaksananya penguatan kelembagaan, melalui ketersediaan perangkat peraturan dan prosedur operational standar (SOP), serta peningkatan kapasitas SDM dalam kelembagaan KPHL Kuantan Singingi Selatan yang profesional dan berkompetensi yang baik serta berdaya saing KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 47

61 2016 Visi dan Misi Pengelolaan Hutan 3. Terwujudnya kelembagaan masyarakat yang kuat dan berdaya saing serta berperan aktif dalam upaya-upaya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan di KPHL Kuantan Singingi Selatan 4. Terselenggaranya kerja sama dan peran aktif para pihak dalam kegiatan pengelolaan yang meliputi perlindungan, pengamanan, rehabilitasi, reklamasi dan pemasaran hasil hutan di wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan 5. Terselenggaranya pemanfaatan seluruh potensi sumberdaya hutan (kayu, non kayu, jasa lingkungan dan wisata alam) secara optimal. 6. Terlaksananya upaya-upaya resolusi konflik tenurial di wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan. 7. Terwujudnya peningkatan fungsi hutan dan daya dukung DAS KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 48

62 2016 Analisis dan Proyeksi BAB IV. ANALISIS DAN PROYEKSI 4.1. Analisis Data dan Informasi Data dan informasi dalam penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) untuk KPHL. Kuantan Singingi Selatan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil inventarisasi hutan dan penataan hutan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai s4.1.3 umber, di antaranya dari WWF, dari BPS dan sebagainya. Selanjutnya data dan informasi tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Data dan informasi yang telah diperoleh kemudian disajikan secara rinci dalam bagian-bagian berikut ini Penataan Hutan Kegiatan penataan hutan di KPHL. Kuantan Singingi Selatan mencakup kegiatan pengelompokan sumberdaya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyrakat secara lestari. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan yang efektif dan efisien. Seperti yang telah disebutkan pada Bab II bahwa untuk untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan, maka wilayah KPH dibagi ke dalam bagian-bagian yang relatif permanen yang disebut sebagai blok. Wilayah KPHL. Kuantan Singingi Selatan dibagi ke dalam 6 blok, yaitu Blok Inti, Blok Pemanfaatan, Blok Perlindungan, Blok Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman (HHK-HT), Blok Pemberdayaan Masyarakat, dan Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan & HHBK. Di dalam masing-masing blok tersebut dibagi lagi ke dalam petak-petak. KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 49

63 2016 Analisis dan Proyeksi Pembagian petak-petak di dalam setiap blok bertujuan untuk mempermudah KPHL. Kuantan Singingi dalam melaksanakan setiap kegiatan dalam RPHJP tahun Pembagian petak-petak tersebut dilakukan dengan memperhatikan produktivitas dan potensi areal/lahan, keberadaan kawasan lindung, dan rancangan areal yang akan direncanakan antara lain untuk pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, serta pemberdayaan masyarakat. Luas keseluruhan kawasan KPHL Kuantan Singingi Selatan adalah ,94 Ha. Luas kawasan tersebut dikurangi dengan Blok Inti, Blok Perlindungan, kawasan konservasi dan luas kawasan yang telah dibebani izin (Blok Pemanfaatan HHK-HT), yaitu seluas ,18 Ha dialokasikan oleh KPHL. Kuantan Singingi Selatan sebagai wilayah tertentu. Dengan mengacu kepada Permenhut P.47/Menhut-II/2013, wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum manarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan pemanfaatannya berada di luar areal ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan. Kriteria lahan pemanfaatan hutan di wilayah tertentu adalah pada kawasan tersebut tidak ada rencana investasi lain dan layak diusahakan. Dengan berpedoman pada Permenhut tersebut, maka KPHL. Kuantan Singingi Selatan akan mempublikasikan rencana pengelolaan hutan termasuk pada wilayah tertentu kepada pihak ketiga. Apabila ada pihak ketiga yang tertarik, maka dapat mengajukan kemitraan/kerjasama kepada pihak KPHL. Kuantan Singingi Selatan. Pihak ketiga dapat berupa masyarakat setempat, BUMN, BUMD, BUMS, Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Kemitraan dengan pihak ketiga tersebut dalam pengelolaan hutan merupakan peluang usaha bagi KPHL. Kuantan Singingi Selatan. Penyelenggaraan pemanfaatan hutan di wilayah tertentu pada kawasan hutan lindung dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, dan pemungutan hasil hutan bukan kayu. Sedangkan pada kawasan hutan produksi, penyelenggaraan pemanfaatan hutan di KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 50

64 2016 Analisis dan Proyeksi wilayah tertentu dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu Rehabilitasi dan Reklamasi Kawasan Hutan Berdasarkan Permenhut Nomor P.70/Menhut-II/2008 yang dimaksud dengan rehabilitasi hutan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi kawasan hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung system penyangga kehidupan tetap terjaga. Pelaksanaan kegiatan rehabilitasi ini dapat dilakukan secara bertahap. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam rehabilitasi hutan meliputi reboisasi, pemeliharaan tanaman, pengayaan tanaman, dan penerapan teknik konservasi tanah. Sedangkan reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya. Kegiatan ini dilakukan pada lahan dan vegetasi hutan pada kawasan hutan yang telah mengalami perubahan permukaan tanah dan perubahan penutupan tanah. Kegiatan rehabilitasi hutan di KPHL. Kuantan Singingi Selatan dalam 10 tahun yang akan datang diprioritaskan pada kawasan hutan yang dalam kondisi kritis dan sangat kritis pada wilayah yang tidak dibebani izin. Sedangkan pada wilayah yang telah dibebani izin, pelaksanaan rehabilitasi hutan menjadi kewajiban pemegang izin. Kegiatan rehabilitasi pada lahan kritis dan sangat kritis di KPHL. Kuantan Singingi Selatan akan dilakukan secara bertahap pada lahanlahan yang tidak berhutan lagi, bekas perambahan, illegal logging dan perambahan hutan melalui bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Teknis pelaksanaan dan sumber pembiayaannya akan mengacu kepada peraturan yang terkait. KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 51

65 2016 Analisis dan Proyeksi Pada sebagian kawasan HL. Bukit Batabuh telah direncanakan kegiatan penanaman yang dilakukan oleh PT. Nusa Riau Kencana Coal seluas 682,39 Ha dan PT. Manunggal Inti Artamas seluas 166,94 Ha yang merupakan pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan di Kabupaten Kuantan Singingi, Kegiatan penanaman tersebut dilakukan dalam rangka rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS ) Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Salah satu tugas organisasi KPH dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan adalah menyelenggarakan kegiatan perlindungan hutan dan konservasi alam. Pengertian perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran dan daya-daya alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak Negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan (permenhut P.06/2010). Berdasarkan hasil survey oleh KPHL. Kuantan Singingi Selatan, BPKH Wilayah XIX, dan paparan RTR KSN Bukit Betabuh (2012), Kondisi saat ini di kawasan KPHL. Kuantan Singingi Selatan adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan akan lahan perkebunan semakin meningkat, padahal ketersediaan lahan terbatas, sehingga masih banyak kegiatan perambahan lahan untuk perkebunan dan pertanian di kawasan hutan lindung. 2. Masih ada kegiatan illegal loging 3. Pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap usaha-usaha konservasi, perlindungan dan pemeliharaan kawasan hutan masih rendah 4. Pendidikan dan taraf hidup masyarakat sekitar hutan masih relatif rendah. KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 52

66 2016 Analisis dan Proyeksi 5. Aksesibilitas relatif baik, yaitu adanya jalan Negara antara Lubuk Jambi Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau dan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung Propinsi Sumatera Barat dengan jarak sekitar 10 Km memotong kawasan HL. Bukit Batabuh Lubuk Jambi. Ada juga jalan tembus berupa jalan Provinsi yang menghubungkan Lubuk Jambi-Perhentian Sungkai (Kab.Kuansing) dengan Koto Baru (Kabupaten Darmasraya Propinsi Sumbar). 6. Di sepanjang akses jalan terdapat perkebunan rakyat 7. Perkebunan menjadi basis ekonomi; Share PDRB Kabupaten Kuantan Singingi 60% (2010). Dengan kondisi-kondisi seperti di atas, potensi ancaman dan gangguan terhadap kawasan hutan dalam wilayah kelola KPHL. Kuantan Singingi cukup besar. Oleh karena itu optimalisasi peranan KPHL. dalam perlindungan hutan sangat diperlukan. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan oleh KPHL. Kuantan Singingi Selatan dalam kegiatan perlindungan Hutan : 1. Mengamankan areal kerjanya yang menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil hutan termasuk tumbuhan dan satwa 2. Mencegah kerusakan hutan dari perbuatan manusia dan ternak, kebakaran hutan, hama dan penyakit serta daya-daya alam 3. Mengambil tindakan pertama yang diperlukan terhadap adanya gangguan keamanan hutan di areal kerjanya. 4. Melaporkan setiap adanya kejadian pelanggaran hokum di areal kerjanya kepada instansi kehutanan yang terdekat. 5. Menyediakan sarana dan prasarana serta tenaga pengamanan hutan yang sesuai dengan kebutuan. Kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan dari kegiatan perambahan, KPHL. Kuantan Singingi Selatan akan lebih fokus pada upaya penyelesaian masalah status lahan di dalam kawasan dengan pola KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 53

67 2016 Analisis dan Proyeksi pelibatan masyarakat dan kemitraan untuk pemanfaatan kawasan hutan, sehingga tujuan untuk melakukan pengelolaan hutan secara lestari dan masyarakat sekitar hutan hidup sejahtera dengan konflik seminimal mungkin diharapkan dapat terlaksana. Kegiatan pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan, perburuan satwa dan illegal logging akan dilakukan dengan tindakan persuasif melalui kegiatan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan di dalam kawasan hutan, pemasangan tanda peringatan dan pelarangan, melakukan patroli rutin serta mengoptimalkan peran masyarakat melalui pembentukan masyarakat mitra polhut dan masyarakat peduli api. Apabila dengan tidakan-tindakan tersebut belum berhasil maka akan dilakukan penegakan hukum dengan melibatkan pihak-pihak terkait dan berwenang. Untuk mengoptimalkan peranan perlindungan dan konservasi alam, KPHL. Kuantan Singingi Selatan juga akan meningkatkan kapasitas personil melalui kegiatan pelatihan dan pendidikan, serta penambahan jumlah personil Analisis SWOT Berdasarkan isu strategis dan permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab II, maka dapat dilakukan analisis terhadap data dan informasi tersebut dari 4 (empat) sisi yang berbeda, yaitu kekuatan (strengths), peluang (opportunities), kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Kekuatan dan kelemahan merupakan factor internal dari KPHL. Kuantan Singingi Selatan sendiri. Sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor di luar/eksternal dari KPHL. Kuantan Singingi Selatan. Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut secara ringkas disajikan pada Tabel 4.3. berikut ini: KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 54

68 2016 Analisis dan Proyeksi Tabel 4.1. Faktor Internal dan eksternal di KPHL. Kuantan Singingi Selatan Faktor Internal Faktor Eksternal Strengths (Kekuatan) 1. Telah terbentuk organisasi KPHL. Kuantan Singingi Selatan 2. Adanya potensi jasa lingkungan dan wisata alam serta sejarah untuk menjadi sumber masukan bagi KPHL. Kuantan Singingi Selatan maupun PAD 3. Masih adanya lahan hutan yang belum dimanfaatkan (masih bervegetasi) 4. Adanya sikap yang kooperatif dari masyarakat penggarap lahan hutan 5. Merupakan catchment area DAS Indragiri 6. Merupakan Kawasan Strategis Nasional dan Koridor Rimba Weakness (Kelemahan) 1. Belum tersedianya rencana pengelolaan yang mantap 2. Belum adanya data yang detail tentang potensi sumberdaya hutan 3. Banyak areal hutan yang kondisinya kritis 4. Pendanaan untuk kegiatan operasional belum memadai 5. Masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung operasional Opportunities (Peluang) 1. Adanya kebijakan pemerintah bahwa pembangunan KPH merupakan salah satu prioritas nasional 2. Adanya potensi kerjasama dengan berbagai pihak dalam pengelolaan hutan untuk mencapai tujuan KPHL. 3. Adanya dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi untuk beroperasinya KPHL. Kuantan Singingi Selatan 4. Adanya partisipasi masyarakat dalam mendukung keberadaan KPHL. Kuantan Singingi Selatan Threats (Ancaman) 1. Masih banyaknya kegiatan perambahan lahan untuk perkebunan dan pertanian 2. Masih adanya illegal logging 3. Masih rendahnya pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap usaha-usaha konservasi, perlindungan dan pemeliharaan kawasan hutan 4. Masyarakat sekitar hutan belum banyak mengetahui tentang keberadaan KPHL. Kuantan Singingi Selatan di sekitar mereka 5. Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat di sekitar hutan 6. Masih rendahnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan potensi kawasan hutan KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 55

69 2016 Analisis dan Proyeksi Faktor Internal Strength (Kekuatan) 1. Telah Terbentuk Organisasi KPHL. Kuantan Singingi Selatan Organisasi KPHL. Kuantan Singingi Selatan telah dibentuk melalui Peraturan Bupati Kuantan Singingi Nomor. 20 Tahun 2014, dengan struktur organisasi sebagai berikut : Kepala UPT KPHL. Kuantan Singingi Selatan Jabatan Fungsional Sub Bagian Tata Usaha Resort Staf Gambar 4.1. Struktur organisasi KPHL. Kuantan Singingi Selatan Dengan adanya organisasi tersebut maka kegiatan operasional di KPHL. Kuantan Singingi Selatan dapat berjalan dengan segala fungsi dan tanggungjawab yang melekat padanya. KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 56

70 2016 Analisis dan Proyeksi 2. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam KPHL. Kuantan Sengingi Selatan memiliki potensi jasa lingkungan yang cukup potensial antara lain : usaha wisata alam, usaha olahraga tantangan, wisata sejarah, dan lainnya (usaha perdagangan karbon dan usaha penyelamatan hutan & lingkungan). Objek wisata alam yang terdapat di HL. Bukit Batabuh antara lain adalah Air Terjun Guruh Gemurai yang berada Di Desa Kasang Kuantan Mudik, yang berada ± 1 km dari jalan utama. Akses menuju air terjun ini cukup baik dengan dibuatnya jalan yang bisa dilalui kendaraan roda empat oleh Pemda Kuantan Singingi. Selain itu, terdapat juga air terjun tujuh tingkat Batang Koban yang terdapat di Desa Lubuk Ambacang Hulu Kuantan. Akses untuk mencapai air terjun tersebut adalah melalui sungai dengan menggunakan perahu, dimana sepanjang perjalanan terdapat keindahan alam dengan berbagai satwa primata seperti kera kepala putih dan kera kepala kuning. Kawasan ini telah direncanakan oleh Pemda Kuantan Singingi di dalam RTRWK menjadi Taman Wisata Alam. Adanya potensi jasa lingkungan dan wisata alam ini merupakan modal bagi KPHL. Kuantan Singingi Selatan untuk mendapatkan pemasukan dana yang dapat digunakan untuk kegiatan operasional. 3. Luas Lahan Yang Masih Berhutan Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit yang dilaksanakan oleh BPKH Wilayah XIX tahun 2015, diketahui bahwa bahwa luas KPHL. Kuantan Singingi Selatan yang masih berhutan adalah ,11 ha atau 50,12%, yang terdiri dari hutan primer 304,25 ha, hutan sekunder ,06 ha dan hutan tanaman seluas ,80 ha. KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 57

71 2016 Analisis dan Proyeksi Dari kawasan yang masih berhutan tersebut terdapat potensi pohon sebesar 145,5 m 3 /ha dan potensi per pohon sebesar 1,08 m 3 /batang, sedangkan potensi pada tingkat permudaan dari hasil inventarisasi pada tingkat tiang ditemukan 125 batang/plot, pada tingkat pancang 102 batang/plot, dan semai 103 individu/plot. Potensi hutan alam yang masih tersisa, terutama yang berada di dalam Kawasan Hutan Lindung merupakan lokasi yang akan menjadi prioritas dalam melakukan penanaman rotan jernang, sebagai upaya peningkatan potensi HHBK dan mencegah penebangan ilegal yang di lakukan oleh masyarakat. Hal ini menjadi solusi bagi KPHL Kuantan Singingi Selatan, dikarenakan saat ini komoditi rotan jernang mulai menarik minat masyarakat tempatan mengingat nilai ekonomisnya yang tinggi, di samping itu rotan jernang yang memerlukan pohon sebagai tempat merambat akan mendorong masyarakat untuk tidak lagi melakukan kegiatan penebangan di lokasi tersebut. 4. Sikap Masyarakat Penggarap Lahan Hutan Yang Kooperatif Masyarakat penggarap lahan hutan di kawasan KPHL. Kuantan Singingi Selatan menyadari bahwa lahan yang mereka garap untuk perkebunan kelapa sawit atau untuk bertani merupakan lahan milik negara, sehingga mereka bersikap kooperatif untuk upaya rehabilitasi hutan dan bersedia dilibatkan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Sikap masyarakat yang demikian akan memudahkan organisasi KPHL. Kuantan Singingi Selatan dalam menjalankan program rehabilitasi lahan. KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 58

72 2016 Analisis dan Proyeksi 5. Catchment Area DAS Indragiri Berdasarkan wilayah pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), KPHL. Kuantan Sengingi Selatan termasuk ke dalam DAS Indragiri dan Sub DAS Kuantan yang mengaliri 11 (sebelas) kecamatan, yaitu Kecamatan Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Benai, Kecamatan Sentajo Raya, Kecamatan Pangean, Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Kuantan Hilir Seberang, Kecamatan Inuman, dan Kecamatan Cerenti. Keberadaan tegakan hutan di KPHL. Kuantan Singi Selatan menjadi sangat penting sebagai penyangga sistem tata air, sehingga harus dijaga dan dipertahankan sebagai hutan. 6. Termasuk dalam Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan Koridor Rimba Masuknya KPHL Kuantan Singingi Selatan di dalam KSN dan koridor rimba merupakan modal kekuatan dalam pengelolaan hutan, karena akan banyak pihak-pihak yang berkepentingan dengan eksistensi kawasan hutan tersebut. Weakness (Kelemahan) 1. Belum Tersedianya Rencana Pengelolaan Yang Mantap Saat ini wilayah KPHL. Kuantan Singingi Selatan belum ditetapkan oleh Menteri Kehutanan dan masih dalam tahap pengusulan oleh Bupati Kuantan Singingi. Dengan kondisi demikian maka perencanaan pengelolaan baik jangka panjang maupun jangka pendek yang mantap belum tersedia. Dengan belum adanya penetapan kawasan tersebut juga menyebabkan penataan batas wilayah belum juga dilakukan. Belum tersedianya perencanaan yang mantap dapat menyebabkan pencapaian visi, misi dan tujuan KPHL. Kauntan Singingi Selatan menjadi terhambat. KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 59

73 2016 Analisis dan Proyeksi 2. Belum Ada Data Detail Tentang Potensi Sumberdaya Hutan Ketersediaan data tentang potensi sumberdaya hutan di wilayah kelola KPHL. Kuantan Singingi Selatan secara detail akan mempengaruhi penyusunan rencana dan pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan. Saat ini potensi sumberdaya hutan di KPHL. Kuantan Singingi Selatan yang belum tersedia antara lain adalah potensi HHBK, potensi fauna, potensi flora dan fauna yang bernilai ekonomi tinggi untuk dikembangkan. Data yang ada selama ini baru berasal dari hasil inventarisasi oleh BPKH Wil.XIX. Belum tersedianya data-data tersebut menyebabkan rencana pengembangan dan pengelolaannya untuk meningkatkan nilai tambah bagi KPHL. Kuantan Singingi Selatan maupun bagi masyarakat sekitar hutan belum dapat dibuat. 3. Banyak Areal Hutan yang Kondisinya Kritis Bila dilihat dari data pada Tabel 4.2, luas areal yang sangat kritis, kritis dan potensial kritis masih cukup banyak. Kondisi demikian menuntut pihak KPHL. Kuantan Singingi Selatan untuk bekerja keras dengan segala daya dan upaya yang ada untuk melakukan kegiatan rehabilitasi. 4. Pendanaan untuk Kegiatan Operasional Belum Memadai Saat ini operasional KPHL Kuantan Singingi Selatan masih bergantung kepada anggaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dan APBD Kabupaten Kuantan Singingi melalui DPA Dinas Kehutanan. Masih belum ada kegiatan yang mendatangkan pemasukan maupun lembaga donor yang akan membantu membiayai kegiatan operasional sehingga pelaksanaan pengelolaan kawasan belum maksimal dan menyeluruh baik pada KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 60

74 2016 Analisis dan Proyeksi kawasan maupun pada kegiatan di sekitar kawasan termasuk pemberdayaan masyarakat. 5. Terbatasnya Sarana dan Prasarana untuk Kegiatan Operasional Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan operasional sangat dibutuhkan oleh KPHL. Kuantan Singingi Selatan, di antaranya adalah kantor dengan peralatannya, kendaraan, alat komunikasi, dan sebagainya. Saat ini sarana dan prasarana yang dimiliki oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan masih terbatas pada gedung kantor, namun belum memiliki kendaraan operasional yang memadai untuk menjalankan segala kegiatan di lapangan, juga belum memiliki pondok kerja di dalam kawasan hutan Faktor Eksternal Peluang (Oppottunities) 1. Kebijakan Pemerintah Bahwa Pembangunan KPH Merupakan Salah Satu Prioritas Nasional Berbagai pihak menyadari dan meyakini bahwa pengelolaan hutan sampai ke tingkat tapak atau yang disebut KPH merupakan system yang dapat lebih menjamin terwujudnya kelestarian fungsi dan manfaat hutan, baik dari aspek ekonomi, ekologi, maupun social. Oleh karena itu pemerintah menetapkan bahwa pembangunan KPH merupakan salah satu prioritas nasional. Dengan adanya kebijakan tersebut, maka Pemerintah tentu akan mendukung keberadaan KPH, termasuk KPHL. Kuantan Singingi Selatan. 2. Potensi Kerjasama dengan Berbagai Pihak dalam Pengelolaan Hutan Peluang kerjasama dengan berbagai pihak dalam pengelolaah hutan di dalam kawasan KPH telah didukung dan diatur oleh KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 61

75 2016 Analisis dan Proyeksi pemerintah melalui seperangkat peraturan dan kebijakan, misalnya dalam pengelolaan wilayah tertentu. Dengan adanya peluang tersebut, ke depannya KPHL. Kuantan Singingi Selatan dapat menjalankan kegiatan pengelolaan hutan dengan bantuan dan kerjasama dengan berbagai pihak, sehingga pencapaian visi, misi, dan tujuan dapat lebih mudah untuk dicapai. 3. Dukungan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi untuk Beroperasinya KPHL. Kuantan Singingi Selatan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi sangat diuntungkan dengan adanya KPHL. Kuantan Singingi selatan, sehingga pemerintah daerah sangat mendukung keberadaan KPH yang berada pada wilayah administratifnya. Dukungan Pemda Kuansing berupa kebijakan maupun penyediaan dana serta sarana dan prasarana. Kebijakan yang dibuat oleh Pemda Kuansing berupa Peraturan Bupati No. 20 tahun 2014 tentang Struktur Organisasi KPHL. Kuantan Singingi Selatan. Dukungan dana diberikan untuk kegiatan operasional. Sedangkan sarana dan prasarana yang diberikan mulai dari gedung kantor dengan peralatannya. Adanya dungungan tersebut merupakan peluang bagi KPHL. Kuantan Singingi Selatan untuk mejalankan kegiatan operasionalnya secara berkelanjutan. Ancaman (threats). 1. Banyak Kegiatan Perambahan Lahan untuk Perkebunan dan Pertanian Pada Bab II telah diuraikan luas kawasan KPHL. Kuantang Singingi Selatan yang telah dirambah masyarakat untuk perkebunan dan pertanian. Kegiatan perambahan ini diakibatkan oleh semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan areal untuk perkebunan dan pertanian, sementara itu luas lahan yang tersedia tidak KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 62

76 2016 Analisis dan Proyeksi bertambah. Dengan kondisi demikian masyarakat merambah kawasan hutan termasuk hutan lindung maupun hutan produksi yang berada dalam wilayah kelola KPHL. Kuantan Singingi Selatan. Perambahan lahan untuk perkebunan dan pertanian ini merupakan salah satu ancaman terhadap kelestarian kawasan KPHL. Kuantan Singingi Selatan. 2. Masih adanya Illegal Logging Sampai saat ini di kawasan KPHL. Kuantan Singingi Selatan masih ditemukan kegiatan illegal logging. Kegiatan illegal logging ini menjadi ancaman dalam pengelolaan hutan secara lestari. Dengan aktivitas tersebut dapat menimbulkan kerugian baik secara ekonomi maupun social dan ekologi. Illegal loging dapat menyebabkan vegetasi pohon penutup tanah menjadi hilang sehingga saat terjadi hutan, tanah dapat tergerus dan masuk ke sungai sehingga menimbulkan pendangkalan terhadap sungai. Secara ekonomi kegiatan illegal logging ini merugikan karena potensi ekonomi, misalnya untuk perdagangan karbon menjadi hilang. 3. Pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap usahausaha konservasi, perlindungan dan pemeliharaan kawasan hutan yang Rendah Selama ini masyarakat masih banyak yang menganggap bahwa hutan hanyalah sebagai cadangan lahan baru untuk bertani dan berkebun, sumber kayu untuk bahan bangunan dan kayu bakar, pangan dan obat-obatan. Anggapan demikian merupakan ancaman bagi KPHL. Kuantan Singingi Selatan dalam upaya perlindungan hutan dan konservasi alam. KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 63

77 2016 Analisis dan Proyeksi 4. Rendahnya pendidikan, Ketrampilan dan Taraf Hidup Masyarakat Sekitar Hutan Rendahnya taraf pendidikan masyarakat sekitar hutan ikut menyumbang dan sangat berpengaruh kepada pemahaman dan persepsi masyarakat terhadap hutan, termasuk terhadap KPHL. Kuantan Singingi Selatan. Selanjutnya rendahnya tingkat pendidikan berkolerasi kepada taraf hidup masyarakat sekitar kawasan, sehingga dapat menjadi ancaman terhadap kelestarian dan upayaupaya pelestarian KPHL.. Taraf hidup dan tingkat pendapatan rendah berakibat pada tingkat ketergantungan dan ancaman terhadap hutan menjadi tinggi Proyeksi KPHL Kuantan Singingi Selatan di Masa yang Akan Datang (10 Tahun Ke Depan) Kondisi Ekologi Dari data kondisi penutupan lahan yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa luas KPHL. Kuantan Singingi Selatan yang masih berhutan adalah ,11 ha atau 50,12%, yang terdiri dari hutan primer 304,25 ha, hutan sekunder ,06 ha dan hutan tanaman seluas ,80 ha. Berarti sisa lahan tersebut sebanyak ,83 ha telah dialihfungsikan untuk penggunaan lain, berupa perambahan kawasan untuk perkebunan dan pertanian. Dengan keberadaan KPHL Kuantan Singingi Selatan di kawasan tersebut diharapkan dapat meminimalisir terjadinya perubahan fungsi hutan dan meningkatkan kemantapan kawasan di masa yang akan datang. Peran tersebut tentu saja dapat dijalankan dengan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, yaitu masyarakat sekitar, pemegang izin, dan pemerintah. Keberadaan KPHL Kuantan Singingi Selatan bukan hanya untuk menjaga kemantapan kawasan, tetapi juga untuk memulihkan fungsi KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 64

78 2016 Analisis dan Proyeksi hutan sebagaimana mestinya, yaitu sebagai pendukung sistem penyangga kehidupan, yang akan tercapai apabila kawasan hutan ditumbuhi oleh tegakan hutan. Peningkatan tutupan hutan dilakukan melalui penanaman pada wilayah tertentu dengan tanaman karet, gaharu, tapak itik dan buah buahan dan pada blok inti dan perlindungan dengan tanaman kayu kayuan. KPHL Kuantan Singingi Selatan menargetkan dalam 10 tahun ke depan minimal dapat melakukan kegiatan penanaman seluas Ha pada lokasi lahan sangat kritis dan kritis di hutan lindung bukit betabuh. Hal ini akan akan mengurangi jumlah lahan sangat krtis dan kritis saat ini yang ada sebesar 9.298,72 ha turun menjadi 4.298,72 ha pada tahun Berdasarkan data pada Tabel 2.12 di Bab II, luas izin hutan tanaman adalah ,19 ha dan berdasarkan penafsiran citra satelit yang dilakukan BPKH Wialayah XIX tahun 2015, penutupan hutan tanaman adalah seluas ,80 ha, berarti masih ada sisa lahan yang belum ditanami atau ditanami dengan jenis tanaman non kehutanan seluas 6.074,39 ha. Pada Peta Penutupan Lahan (Lampiran 2), terlihat bahwa di kawasan berizin sebagai Hutan Tanaman di HP. Sungai Peranap Blok I terdapat pertanian lahan kering campur. Pihak pemegang izin memiliki kewajiban untuk menanami kawasan yang belum ditanami tersebut. KPHL Kuantan Singingi Selatan akan mendorong dan mengawasi dalam 10 tahun ke depan para pemegang izin harus dapat menuntaskan penanaman pada areal yang belum tertanam dan areal yang saat ini ditanami dengan jenis tanaman non kehutanan, sehingga diproyeksikan pada tahun 2025 tidak ada lagi areal yang belum ditanami atau ditanami dengan tanaman non kehutanan pada lokasi yang dibebani izin. Di dalam wilayah KPHL. Kuantan Singingi Selatan terdapat kawasan perkebunan seluas ,80 Ha, kawasan pertanian lahan KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 65

79 2016 Analisis dan Proyeksi kering seluas 364,70 Ha, kawasan pertanian lahan kering campur seluas ,36 Ha. Lahan perkebunan paling banyak justru terdapat di Hutan Lindung Bukit Batabuh, sedangkan pertanian lahan kering campur menyebar di HL. Bukit Batabuh, HP. Sungai Peranap, dan HPT. Batang Lipai. Kenyataan tersebut memerlukan pengambilan kebijakan yang tepat dan dapat diterima oleh semua pihak, dengan model penanganan konflik secara kolaboratif dengan pihak-pihak terkait. Bila penyelesaian masalah status lahan dibiarkan berlarut-larut atau kebijakan yang diambil tidak tepat, maka diperkirakan ke depannya potensi konflik terhadap masyarakat di dalam kawasan KPHL. Kuantan Singingi Selatan akan semakin meningkat. Potensi sumber daya alam yang terdapat di KPHL. Kuantan Singingi Selatan saat ini berupa flora dan fauna. Dari hasil kegiatan inventarisasi yang dilakukan oleh BPKH Wilayah XIX, di kawasan HL Bukit Betabuh masih terdapat potensi kayu alam. Dari 18 plot sampling yang dilakukan untuk mendapatkan data potensi tegakan diperoleh 122 jenis pohon dengan jumlah rata-rata pohon per plot sebanyak 135 pohon per plot, sedangkan volume rata-rata adalah sebesar 1,08 m 3 /pohon. Potensi pohon tersebut tergolong sedang, terutama dari sisi volumenya. Oleh karena itu di masa yang akan datang kegiatan rehabilitasi melalui penanaman tanaman kayu kayuan pada blok inti merupakan prioritas bagi KPHL Kuantan Singingi Selatan, sehingga dapat meningkatkan keanekaragaman dan daya dukung ekosistem Hutan Lindung Bukit Betabuh dalam perdagangan karbon ke depannya. Sedangkan potensi kayu dari hutan tanaman adalah dari jenis akasia, yang merupakan tanaman pokok dari HTI. Kayu yang dihasilkan oleh hutan tanaman ini diperkirakan 10 tahun ke depan akan semakin meningkat, mengingat kayu jenis ini merupakan kayu cepat tumbuh dan lahan semak belukar dan lahan terbuka yang ada di kawasan konsesi HTI tersebut akan terus ditanami untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri kertas. KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 66

80 2016 Analisis dan Proyeksi Hasil hutan non kayu yang ada di KPHL. Kuantan Singingi Selatan saat ini belum diinventarisasi, sehingga belum diketahui jenis dan volumenya. Akan tetapi, dengan pencadangan blok pemanfaatan, blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan hasil hutan non kayu di KPHL Kuantan Singingi Selatan, yang direncanakan akan dilakukan penanaman tanaman Karet, Gaharu, Tapak Itik, Buah buahan dan Rotan Jernang, serta di blok pemberdayaan masyarakat akan dilakukan pelatihanpelatihan untuk pengeloaan hasil hutan non kayu, maka di masa yang akan datang hasil hutan non kayu di KPHL. Kuantan Singingi Selatan akan semakin meningkat baik jumlahnya maupun kualitasnya Kondisi Ekonomi Dengan berjalannya pengelolaan KPHL. Kuantan Singingi Selatan dengan baik di masa yang akan datang, maka pendapatan Negara dan daerah dari hasil hutan kayu dan hasil hutan non dapat meningkat. Pendapatan tersebut berupa pajak dari kayu hasil hutan tanaman industry maupun dari kayu yang ditanam di hutan desa, hutan kemasayarakatan, atau hutan tanaman rakyat. Nilai ekonomi dari dari KPHL. Kuantan Singingi Selatan di masa yang akan datang (kurun waktu 10 tahun yang akan datang) dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan jasa lingkungan, seperti kawasan wisata alam, pengatur tata air, dan penjualan karbon. Pengembangan jasa wisata alam dari KPHL Kuantan Singingi Selatan cukup potensial. Potensi kayu di kawasan Hutan lindung di KPHL. Kuantan Singingi Selatan saat ini memang sudah relatif sedikit, namun dengan kegiatan rehabilitasi diharapkan di masa yang akan datang potensinya akan meningkat, sehingga berpotensi sebagai penyimpan karbon dan dengan proyek penjualan karbon akan menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi bagi KPHL Kuantan Singingi Selatan. Kegiatan penjualan karbon ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan LSM dan KPH lain yang telah menjajaki KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 67

81 2016 Analisis dan Proyeksi pelaksanaannya serta lembaga lembaga pemerintahan yang berkepentingan terhadap terwujudnya hal ini Kondisi Sosial Budaya Kawasan KPHL. Kuantan Singingi Selatan di sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi. Sedangkan di sebelah timur dan barat berbatasan dengan Kabupaten Inderagiri Hulu dan Kabupaten Kampar. Saat ini berdasarkan hasil survey terhadap 16 desa sampel yang berada di sekitar kawasan KPHL. Kuantan Singingi Selatan, hanya di 8 desa yang ada penduduk pendatang dari daerah lain, dengan kisaran antara 10 60%, sedangkan di 8 desa lainnya 100% adalah penduduk asli. Namun di masa yang akan datang, ada kemungkinan terjadi penambahan jumlah penduduk pendatang, mengingat di sebelah selatan berbatasan langsung dengan Propinsi Sumatera Barat yang masyarakatnya terkenal suka merantau. Mata pencaharian penduduk sebagian besar dari bidang pertanian, perkebunan dan buruh tani, sebagian kecil adalah pegawai dan pedagang. Penduduk asli dari Suku Melayu masih memegang adat istiadat dengan kuat dalam kehidupannya. Saat ini kecenderungan pertambahan penduduk dari luar daerah ke kawasan dalam hutan dan sekitar hutan cukup tinggi. Kedatangan pendatang dari luar daerah ini bertujuan mencari penghidupan baru di daerah tersebut. Sebagian penduduk lokal menjual lahannya dengan harga yang murah untuk lahan perkebunan kepada pendatang. Sebagian lahan yang dijual tersebut adalah lahan hutan. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan akan lahan, baik untuk tempat tinggal maupun untuk lahan pertanian dan perkebunan juga akan semakin meningkat. KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 68

82 2016 Analisis dan Proyeksi Kondisi-kondisi seperti yang disebutkan di atas berpotensi menimbulkan konflik sosial terkait dengan kebutuhan lahan. Oleh karena itu, KPHL. Kuantan Singingi Selatan ke depannya perlu mencari solusi yang tepat untuk penyelesaian masalah tersebut. Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan pendekatan budaya dan agama, mengingat masyarakat di dalam kawasan KPHL Kuantan Singingi Selatan sebagian besar merupakan Suku Melayu yang masih menjunjung nilai-nilai agama dan adat istiadat, selain itu dengan menjadikan masyarakat sebagai prioritas dalam melakukan kegiatan kepengelolaan di wilayah tertentu KPHL Kuantan Singingi Selatan melalui kemitraan menjadi jalan tengah dalam menjawab meningkatnya kebutuhan lahan di masyarakat. Hal tersebut dapat meminimalisir potensi konflik dan menjamin keberlangsungan pengelolaan hutan secara lestari, serta tujuan akhirnya adalah kesejahteraan masyarakatpun akan tercapai. KPHL. Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 69

83 2016 Rencana Kegiatan BAB V. RENCANA KEGIATAN Rencana kegiatan jangka panjang selama 10 tahun ini disusun dalam rangka mencapai visi dan misi Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Kuantan Singingi Selatan di Kabupaten Kuatan Singingi, Provinsi Riau. Kegiatan ini terdiri atas 15 (lima belas) rencana kegiatan pokok/strategis dengan anggaran sebesar Rp ,- antara lain : 1. Inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan hutan 2. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu 3. Pemberdayaan masyarakat 4. Pembinaan dan pemantauan (controlling) pada areal kphl yang telah ada izin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan 5. Penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar izin 6. Pembinaan dan pemantauan (controlling) pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang sudah ada izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan 7. Penyelenggaraan perlindungan hutan dan korservasi alam 8. Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin 9. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait 10. Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM 11. Penyediaan pendanaan 12. Pengembangandata base 13. Rasionalisasi wilayah kelola 14. Review rencana pengelolaan 15. Pengembangan investasi KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 70

84 2016 Rencana Kegiatan Kegiatan tersebut di atas secara rinci yang memuat : waktu, lokasi, volume, biaya, pihak-pihak yang terlibat dan sumber dana disajikan pada Tabel Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan Kegiatan inventarisasi hutan adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk mengetahui keadaan dan potensi sumber daya hutan serta lingkungannya (sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar) secara lengkap. Kegiatan inventarisasi hutan ini perlu diulang dengan periode tertentu/berkala, bukan merupakan kegiatan yang sekali dilakukan dan diberlakukan untuk selamanya. Hasil dari kegiatan inventarisasi hutan ini dapat digunakan sebagai bahan untuk penataan hutan. Kegiatan inventarisasi hutan secara berkala diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut : a. Identifikasi kondisi KPHL Identifikasi ini dilaksanakan pada seluruh wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi KPHL Kuantan Singingi Selatan secara menyeluruh, kegiatan ini direncanakan dilakukan pada tahun 2016 dengan sumber dana APBN dan APBD, dana yang dibutuhkan sebesar ,94 ha x Rp ,- = Rp ,- b. Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek Bertujuan agar tersedianya perencanaan tahunan yang mantap bagi pengelolaan KPHL Kuantan Singingi Selatan, dilakukan setiap tahun ( ) dengan sumber dana APBN, APBD, dana yang dibutuhkan sebesar 1 buku x Rp ,- x 10 tahun = Rp ,- KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 71

85 2016 Rencana Kegiatan c. Pengadaan peralatan inventarisasi Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya peralatan inventarisasi yang memadai dan dapat menunjang pelaksanaan kegiatan inventarisasi itu sendiri, kegiatan ini direncanakan pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD, dana yang di butuh kan sebesar 1 paket x Rp ,- = Rp ,- d. Inventarisasi potensi kayu Inventarisasi potensi kayu dilakukan pada Blok Inti di HL Bukit Betabuh dan Blok Pemanfaatan di HL Sentajo dengan tujuan untuk mengetahui secara rinci besaran potensi kayu alam yang ada, sehingga nantinya dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi terutama berkaitan dengan jumlah dan jenis yang akan ditanam, pada Hutan Produksi dilakukan pada blok perlindungan dengan tujuan yang sama seperti pada Hutan Lindung dan blok pemanfaatan HHK HT (Pencadangan) di HPT Batang Lipai Siabu dengan tujuan mengetahui besaran potensi kayu yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan. Pelaksanaan kegiatan ini direncanakan pada tahun 2017, 2021 dan 2025 dengan sumber dana APBN dan APBD, dana yang dibutuhkan sebesar ,6 ha x Rp ,- x 3 tahun = Rp ,- e. Inventarisasi potensi hasil hutan non kayu Inventarisasi ini bertujuan untuk mengetahui besaran potensi hasil hutan non kayu terutama karet, rotan jernang, madu sialang, gaharu dan tapak itik serta buah buahan, dimana kegiatan ini dilakukan pada blok pemanfaatan di Hutan Lindung Bukit Betabuh dan HL Batang Lipai Siabu serta HL Sentajo dan blok pemberdayaan masyarakat dan pemanfataan HHK HT (perizinan) di Hutan Produksi Peranap Blok I, yang direncanakan dilaksanakan pada tahun 2017, 2021 dan 2025 dengan sumber dana APBN dan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 72

86 2016 Rencana Kegiatan APBD, dana yang dibutuhkan sebesar ,93 ha x Rp ,- x 3 tahun = Rp ,- f. Inventarisasi satwa Wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan merupakan koridor rimba (HL Bukit Betabuh, HL Btanga Lipai Siabu dan HPT Batang Lipai Siabu) bagi satwa langka Harimau Sumatera dan Gajah Sumatera sehingga perlu dilakukan inventarisasi terhadap keberadaan satwa tersebut dan lainnya, kegiatan ini direncanakan dilaksanakan dari tahun 2017 s.d 2025 dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra, dana yang dibutuhkan ,30 ha X Rp ,- x 9 tahun = Rp ,- g. Inventarisasi potensi jasa lingkungan Inventarisasi jasa lingkungan bertujuan untuk mengetahui sebaran potensi jasa lingkungan secara detil yang dititik beratkan pada blok pemanfaatan di Hutan Lindung Bukit Betabuh, HL Batang Lipai Siabu dan HL Sentajo, dan Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK sehingga kedepannya dapat diketahui potensi jasa lingkungan yang paling memungkinkan untuk dikembangkan, kegiatan ini dilakukan dengan sumber dana APBN dan APBD dan direncanakan pelaksanaannya pada tahun 2017 dan 2018 dengan biaya sebesar Rp ,- x ,88 ha x 2 tahun = Rp ,- h. Inventarisasi kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat Inventarisasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lengkap tentang kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang berada di sekitar wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan. Kegiatan ini dilakukan pada 20 desa yang berada di sekitar wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra direncanakan pada tahun 2017, 2021 dan 2025 KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 73

87 2016 Rencana Kegiatan dengan biaya sebesar Rp. 20 Desa x Rp ,- x 3 kali = Rp ,-. i. Orientasi batas luar kawasan hutan Kegiatan ini bertujuan untuk menjamin kemantapan batas luar kawasan hutan di wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi yang direncanakan dilaksanakan pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 melalui sumber dana APBN dan APBD dengan dana sebesar 290 Km x ,-= Rp ,-. j. Pembuatan dan pemasangan pal batas kawasan hutan Kegiatan ini bertujuan untuk menjamin kejelasan batas luar kawasan hutan di wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan, kegiatan ini direncanakan dilaksanakan di wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan yang tidak terbebani izin dengan pelaksanaan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 melalui sumber dana APBN dan APBD dengan dana sebesar 290 Km x Rp = Rp ,-. k. Pemeliharaan batas kawasan hutan Kegiatan ini bertujuan agar batas luar kawasan hutan KPHL Kuantan Singingi Selatan yang tidak terbebani izin tetap terjaga dan terpelihara, kegiatan ini direncanakan dilaksanakan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2025 dengan sumber dana APBN dan APBD difokuskan pada HL Bukit Betabuh, HL Sentajo, HL Batang Lipai Siabu dan HPT Batang Lipai Siabu, dengan dana sebesar 290 Km x ,- x Rp. 10 tahun = Rp ,-. l. Penataan blok Kegiatan ini bertujuan agar mantapnya tata hutan di wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan yang direncakan dilaksanakan pada Blok Inti dan Blok Pemanfaatan (HL Bukit Betabuh, HL Sentajo dan HL Batang Lipai Siabu) dan blok perlindungan (HPT Batang Lipai Siabu) dan di blok pemberdayaan masyarakat (HP Peranap blok I) KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 74

88 2016 Rencana Kegiatan dan blok pemanfatan kawasan,jasa lingkungan dan HHBK (HPT Batang Lipai Siabu) dan blok pemanfaatan HHK HT (Pencadangan) di HPT Batang Lipai Siabu pada tahun Kegiatan ini direncanakan dilaksanakan dengan sumber dana dari APBN dan APBD dengan dana sebesar ,75 ha x Rp ,- x 3 tahun = Rp ,-. m. Penataan petak Penataan petak bertujuan agar pelaksanaan kegiatan di wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan dapat lebih terorganisir dan tergambar jelas ke dalam petak petak di lapangan. Kegiatan ini di prioritaskan pada blok pemanfaatan (HL Bukit Betabuh dan HL Batang Lipai Siabu) dan blok pemberdayaan masyarakat, blok pemanfaatan HHK HT (pencadangan) dan blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK (HPT Batang Lipai Siabu dan HP Peranap Blok I) yang direncanakan dilaksanakan pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 dengan sumber dana APBN dan APBD, dengan dana sebesar ,75 ha x Rp ,- x 4 tahun = Rp , Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah Tertentu Berdasarkan Surat Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : S.632/VII-WP3H/2010 tanggal 15 September 2010 tentang Arahan Pencadangan KPHL dan KPHP Provinsi Riau yang disesuaikan dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.878/Menhut-II/2014 tanggal 29 September 2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Riau, luas wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan adalah ,94 ha. Pada wilayah kelola tersebut terdiri atas areal yang dibebani izin pemanfaatan dan penggunaan hutan pada HP. Sungai Peranap Blok I seluas ,19 ha, blok inti pada HL Bukit Betabuh seluas 6.835,04 ha dan blok perlindungan pada HPT Batang Lipai Siabu seluas 290,53 ha, areal sisa seluas ,15 KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 75

89 2016 Rencana Kegiatan ha dijadikan wilayah tertentu dengan rincian seperti pada tabel 5.1. dan gambar 5.1. Tabel 5.1. No. I II Nama Blok Sebaran Wilayah Tertentu Berdasarkan Pembagian blok KPHL Kuantan Singingi Selatan Jumlah Luas Luas (Ha) Lokasi Petak (%) Kawasan Hutan Lindung 1 Blok Pemanfaatan ,70 81, Jumlah ,70 81,28 HL. Bukit Batabuh dan HL. Batang Lipai Siabu HL. Sentajo Kawasan Hutan Produksi Blok Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,44 6,85 HPT Batang Lipai Siabu Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan ,18 2,77 HPT Batang Lipai Siabu & HHBK Blok Pemberdayaan Masyarakat ,86 9,10 HP.Peranap Blok I Jumlah ,48 18,72 Total , Sumber : BPKH Wilayah XIX (2015) Gambar 5.1. Peta Wilayah Tertentu KPHL Kuantan Singingi Selatan. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 76

90 2016 Rencana Kegiatan Pemanfaatan wilayah tertentu tersebut sesuai dengan visi dan Misi KPHL Kuantan Singingi Selatan akan memprioritaskan pengelolaannya melalui kemitraan bersama masyarakat dan pihak lain sebagai bagian dari pendukung terlaksananya kemitraan bersama masyarakat, dengan mempertimbangkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan pemanfaatan wilayah tertentu ini akan difokuskan pada : a. Pembangunan sarana prasarana penunjang pengembangan potensi wisata alam Kegiatan ini bertujuan agar potensi wisata alam yang ada memiliki sarana prasana yang memadai sehingga dapat lebih menarik minat masyarakat untuk mengunjunginya, kegiatan ini direncanakan dilaksanakan pada air terjun guruh gemurai, air terjun batang koban, air terjun dangku, air terjun sungai kelelawar, air terjun pati soni, air terjun sungai air hitam dan air terjun sungai kandis yang direncanakan dilaksanakan pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2023 dengan sumber dana berasal dari APBN, APBD dan Mitra dengan sebesar 7 Lokasi x Rp ,- = Rp ,-. Pembangunan sarana prasarana ini dengan memanfaatkan areal di masing masing objek seluas 10 ha. b. Pembangunan sarana prasarana penunjang wisata alam pendidikan Kegiatan ini bertujuan agar tersedia sarana prasarana penunjang yang memadai dalam pengembangan potensi wisata alam pendidikan di HL Sentajo yang meliputi pembangunan jungle track, camping ground, outbond, canopy bridge dan rumah pohon (rumah pantau satwa), kegiatan ini direncanakan pada tahun 2017 sampai dengan 2019 melalui sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan besar dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,-. c. Pengelolaan potensi wisata alam Kegiatan ini dilakukan bersama masyarakat melalui lembaga BUMDes dan kelompok masyarakat yang diakui oleh lembaga desa, kegiatan ini KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 77

91 2016 Rencana Kegiatan direncanakan pada tahun 2017 sampai dengan 2025 melalui sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,- x 8 Lokasi x 9 tahun = Rp ,- d. Penanaman tanaman rotan jernang Kegiatan ini bertujuan menjaga kelestarian hutan primer dan sekunder yang masih ada dan diprioritaskan pada blok pemanfaatan (HL Bukit Betabuh dan HL Batang Lipai Siabu serta HL Sentajo) yang direncanakan dilakukan mulai tahun 2017 sampai dengan tahun 2025 melalui sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan besar dana yang dibutuhkan ha x ,- = Rp ,- e. Penanaman Karet, Gaharu, Tapak Itik dan Buah Buahan Kegiatan ini bertujuan agar tutupan vegetasi hutan dapat meningkat melalui penanaman tanaman Karet, Gaharu, Tapak Itik dan Buah Buahan disamping dapat memberikan nilai ekonomis pada masyarakat, kegiatan ini direncanakan dilakukan pada blok pemanfaatan di hutan lindung Bukit Betabuh, Batang Lipai Siabu dan Sentajo dan pada blok pemberdayaan masyarakat di hutan produksi sungai peranap blok I dan blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK di hutan produksi terbatas batang lipai siabu. Kegiatan ini direncanakan melalui sumber dana APBN, APBD, Mitra yang dimulai pada tahun 2016 sampai dengan 2025 dengan besar biaya ha x Rp ,- = Rp ,-. f. Penanaman tanaman kehutanan daur pendek Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan penutupan vegetasi hutan dan menjadi sumber pemenuhan bahan baku industri, kegiatan ini direncanakan dilakukan pada blok pemanfaatan HHK HT (Pencadangan) di hutan produksi terbatas batang lipai siabu yang dimulai pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2025 dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan besar dana Rp ,- x 1.263,18 ha = Rp ,-. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 78

92 2016 Rencana Kegiatan g. Penyusunan business plan pemanfaatan kawasan hutan, jasa lingkungan dan hasil hutan kayu/ bukan kayu (HHK/HHBK) melalui pola kemitraan dengan masyarakat Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun business plan yang jelas dan mantap dalam mewujudkan kemitraan bersama masyarakat. Kegiatan ini direncanakan pada tahun 2017, 2021 dan 2025 melalui sumber dana APBN dan APBD dengan dana sebesar Rp ,- x 3 kali = Rp , Pemberdayaan Masyarakat Dalam rangka pemanfaatan sumber daya hutan secara optimal dan berkeadilan perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat setempat, baik melalui pengembangan kapasitas, maupun pemberian akses pemanfaatan sumber daya hutan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. KPHL Kuantan Singingi Selatan terletak di 11 (sebelas) kecamatan dengan sekitar 20 desa yang berada di dalam dan sekitar kawasan hutan. Kondisi demikian membuat pihak pengelola KPHL Kuantan Singingi Selatan mempunyai kewajiban untuk membina dan memberdayakan masyarakat sekitarnya. Bentuk-bentuk pelibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan dilakukan melalui pola kemitraan dengan KPHL Kuantan Singingi Selatan Kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan KPHL Kuantan Singingi Selatan diarahkan pada : a. Pembentukan lembaga masyarakat dalam pengelolaan hutan dengan skema kemitraan. Kegiatan ini bertujuan membentuk kelembagaan masyarakat desa sekitar hutan yang kuat dan mantap dalam melakukan pengelolaan hutan melalui pola kemitraan bersama KPHL Kuantan Singingi Selatan dengan sasaran 20 desa yang ada di sekitar KPHL Kuantan Singingi Selatan, kegiatan ini direncanakan pada tahun 2017 KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 79

93 2016 Rencana Kegiatan sampai dengan tahun 2019 melalui dana APBN, APBD dan Mitra dana yang dibutuhkan sebesar 30 kelembagaan masyarakat x Rp ,- = Rp ,-. b. Peningkatan Kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya hutan Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat sekitar wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan dalam melakukan pemanfaatan potensi sumber daya hutan yang ada sampai dengan pemasarannya, kegiatan ini direncanakan dilakukan pada tahun pada 20 Desa di sekitar wilayah KPHL kuantan Singingi Selatan melalui sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan besar dana yang dibutuhkan 20 Desa x Rp ,- = Rp ,-. c. Pembuatan peternakan sapi di dalam wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan memanfaatkan lahan pada blok pemanfaatan di hutan lindung bukit betabuh dan blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK pada hutan produksi terbatas batang lipai siabu, kegiatan ini direncanakan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana yang dibutuhkan sebesar 2 Paket (50 ekor sapi dan sarpras) x Rp ,- = Rp ,- d. Pembuatan penangkaran rusa Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan direncanakan dilakukan pada blok pemanfaatan hutan lindung sentajo pada tahun melalui dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana sebesar 1 Paket (20 ekor rusa + Sarpras) x Rp ,- = Rp ,-. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 80

94 2016 Rencana Kegiatan e. Pembangunan usaha wisata di dalam wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan bagi masyarakat Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pembangunan usaha wisata pada objek objek wisata alam yang ada di wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan yang direncanakan pad tahun 2017 sampai dengan 2020 melalui sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan besar dana Rp ,-. f. Pelatihan budidaya Karet, Gaharu, Rotan Jernang, Tapak Itik dan tanaman buah buahan Kegiatan ini bertujuan agar kegiatan budidaya tanaman karet, rotan jernang, gaharu, tapak itik dan buah buahan dapat lebih baik dan meningkatkan nilai tambah hasil produksi, kegiatan ini direncanakan di seluruh wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan pada tahun 2017 sampai dengan 2019 dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana sebesar 3 kali x Rp ,- = Rp ,-. g. Pembuatan budidaya lebah Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat mendapatkan nilai tambah ekonomis dari hasil budidaya lebah, kegiatan ini direncanakan pada tahun di desa yang ada di sekitar wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra, dengan dana sebesar 20 Desa x Rp ,- = Rp ,- h. Pengelolaan areal tanaman non kehutanan (sawit) Kegiatan ini bertujuan agar areal yang telah ditanami dengan tanaman non kehutanan (sawit) oleh masyarakat dapat tetap dilakukan melalui kemitraan bersama KPHL Kuantan Singingi Selatan selama satu daur tanam dengan kewajiban bagi masyarakt pengelola untuk membayar PSDH, penanaman pada areal tersebut KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 81

95 2016 Rencana Kegiatan dengan tanaman kehutanan, bagi hasil dengan KPHL Kuantan Singingi Selatan dan bagi hasil bagi desa yang ada di sekitar areal tersebut, kegiatan ini dilakuan dengan kesepakatan selama satu daur tanam. Kegiatan ini akan dilakukan pada blok pemanfaatan di hutan lindung bukit betabuh dan batang lipai siabu dan sentajo, di blok pemberdayaan masyarakat di hutan produksi sungai peranap blok I, blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK dan blok pemanfaatan HHK HT di hutan produksi batang lipai siabu. Kegiatan ini dimulai pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana sebesar ha x Rp ,- = Rp ,-. i. Pelatihan pengolahan karet, gaharu, tapak itik dan rotan jernang serta buah buahan Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah karet, gaharu, tapak itik, rotan jernang dan buah buahan yang ada di dalam wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan bagi masyarakat sekitar wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan pada tahun 2017 sampai dengan 2020 dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan besar dana 4 kali x Rp ,- = Rp ,-. j. Pemanfaatan areal tanaman kehidupan di wilayah pemegang izin oleh masyarakat melalui kemitraan Kegiatan ini bertujuan agar pemegang izin dapat melakukan kemitraan dalam pemanfaatan areal tanaman kehidupan, kegiatan ini di lakukan di PT. RAPP dan PT. Rimba Lazuardi yang dilakukan pada tahun dengan sumber dana dari Mitra dengan besar dana Rp ,- x ha = Rp ,-. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 82

96 2016 Rencana Kegiatan k. Pelatihan peternakan sapi dan rusa Kegiatan ini bertujuan agar menghasilkan sapi dan rusa yang baik dan bernilai ekonomis tinggi bagi masyarakat dan dilakukan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan besar dana 4 kali x Rp ,- = Rp , Pembinaan dan Pemantauan (controlling) pada Areal KPHL yang telah ada Izin Pemanfaatan maupun Penggunaan Kawasan Hutan Kegiatan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi terhadap kegiatan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan pada areal yang telah dibebani izin adalah merupakan tugas dari Kepala KPH. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan agar tujuan dari penyelenggaraan pengelolaan hutan dapat tercapai, yaitu memperoleh manfaat hasil dan jasa hutan secara optimal, adil dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat. Kegiatan pembinaan dan pemantauan pada areal yang telah ada izin diarahkan pada : a. Pelaksanaan pembinaan dan pemantauan terhadap pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan Kegiatan ini bertujuan agar kegiatan pemegang izin dapat berjalan sesuai dengan aturan yang ada, kegiatan ini dilakukan pada PT. RAPP dan PT. Rimba Lazuardi pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD dengan dana sebesar ,19 ha x Rp ,- = Rp ,-. b. Pelaksanaan pembinaan dan pemantauan terhadap pelaksanaan tata batas luar areal pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan Kegiatan ini bertujuan agar pelaksanaan kegiatan tata batas luar pemegang izin sesuai dengan aturan yang ada, kegiatan ini dilakukan pada PT. RAPP dan PT. Rimba Lazuardi pada tahun 2016 KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 83

97 2016 Rencana Kegiatan 2025 dengan sumber dana APBN dan APBD dengan dana sebesar ,19 ha x Rp ,- = Rp ,-. c. Pembinaan dan pemantauan kegiatan perlindungan hutan berbasis pemberdayaan masyarakat Kegiatan ini bertujuan agar adanya keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan perlindungan hutan di wilayah pemegang izin tetap berjalan baik, kegiatan ini dilakukan pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD dengan dana sebesar ,19 ha x Rp ,- = Rp ,-. d. Pembinaan dan pemantauan penggunaan dana Coorporate Social Responsibility (CSR) dari pemegang izin Kegiatan ini bertujuan agar penggunaan dana CSR pemegang izin dapat tepat sasaran dan tepat guna, kegiatan ini dilakukan pada PT. RAPP dan PT. Rimba Lazuardi pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD dengan dana sebesar ,19 ha x Rp ,- = Rp ,-. e. Pembinaan dan pemantauan kewajiban pemegang izin dalam melalukan rehabilitasi areal yang ditanami dengan tanaman non kehutanan Kegiatan ini bertujuan agar kewajiban pemegang izin dalam melalukan rehabilitasi areal yang ditanami dengan tanaman non kehutanan dapat terlaksana, dilakukan pada pemegang izin dalam melalukan rehabilitasi areal yang ditanami dengan tanaman non kehutanan PT. RAPP dan PT. Rimba Lazuardi dar pemegang izin dalam melalukan rehabilitasi areal yang ditanami dengan tanaman non kehutanani tahun dengan sumber dana APBN dan APBD dengan dana sebesar ,19 ha x Rp ,- = Rp ,-. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 84

98 2016 Rencana Kegiatan f. Pembinaan dan pemantauan kemitraan pemegang izin dan masyarakat Kegiatan ini bertujuan agar kemitraan pemegang izin dan masyarakat dapat terwujud dan berjalan baik, kegiatan ini dilakukan pada PT. RAPP dan PT. Rimba Lazuardi pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD dengan dana sebesar ,19 ha x Rp ,- = Rp , Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Izin Kegiatan rehabilitasi hutan pada areal di luar izin menjadi tanggung jawab pihak KPHL Kuantan Singingi Selatan untuk melaksanakannya. Sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranan dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Kegiatan rehabilitasi ini lebih difokuskan pada kawasan yang mengalami kerusakan dalam kondisi kritis dan sangat kritis. Kegiatan-kegiatan rehabilitasi hutan mencakup; reboisasi, pemeliharaan tanaman, pengayaan tanaman, dan penerapan teknik konservasi tanah. Kegiatan rehabilitasi pada areal di luar izin diarahkan pada : a. Pembuatan kebun Bibit KPHL Kuantan Singingi Selatan Kegiatan ini bertujuan agar tersedia bibit tanaman karet, gaharu, tapak itik, rotan jernang dan buah buahan yang baik yang akan ditanam di dalam wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan yang nantinya akan dikelola oleh masyarakat melalui kemitaraan. Kegiatan ini dilakukan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan besar dana 7 Lokasi x Rp ,- = Rp ,-, direncanakan akan disebar pada 7 resort yang ada di KPHL Kuantan Singingi Selatan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 85

99 2016 Rencana Kegiatan b. Penanaman tanaman kayu kayuan Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya tutupan hutan pada blok inti di hutan lindung bukit betabuh dan blok perlindungan di hutan produksi batang lipai siabu, dilakukan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana sebesar Rp ,- x Ha = Rp ,-. c. Pelaksanaan pemantauan (monitoring) dan evaluasi kegiatan rehabilitasi pada areal di luar izin pemanfaatan atau penggunaan kawasan Kegiatan ini bertujuan agar kegiatan rehabilitasi dapat berjalan terarah dan terevaluasi dengan baik, dilakukan pada lokasi lokasi penanaman dari tahun dengan sumber dana APBN dan APBD serta mitra dengan dana sebesar Rp x 10 tahun = Rp , Pembinaan dan Pemantauan (controlling) Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi pada areal yang sudah ada Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan Pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi hutan pada areal yang telah dibebani izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan merupakan tanggung jawab pemegang izin. Namun demikian, Kepala KPHL Kuantan Singingi Selatan mempunyai kewajiban untuk melakukan pembinaan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan tersebut di wilayahnya. Kegiatan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang telah berizin diarahkan pada : a. Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi terhadap pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan hutan, kegiatan ini dilakukan di PT. RAPP dan PT. Rimba Lazuardi dari tahun dengan sumber dana APBN dan APBD dengan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 86

100 2016 Rencana Kegiatan dana yang dibutuhkan sebesar ,19 ha x Rp ,- = Rp , Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Korservasi Alam Di dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan, salah satu tugas organisasi KPH adalah menyelenggarakan kegiatan perlindungan dan konsrvasi alam (PP 6/2007). Perlindungan didefinisikan sebagai usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi, serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan (Permenhut P.06/2010). Sesuai dengan ketentuan dalam PP 38/2007 penyelenggaraan perlindungan hutan di wilayah Kabupaten/Kota menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Namun, pada daerah yang telah terbentuk KPH, maka tanggungg jawab tersebut dialihkan kepada KPH. Jadi pada KPHL Kuantan Singingi Selatan juga melekat tanggung jawab untuk menyelenggarakan perlindungan dan konservasi alam pada wilayah kelolanya. Hal tersebut berlaku untuk kawasan yang tidak dibebani izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan serta pada kawasan yang masa izinnya telah berakhir. Untuk wilayah yang telah dibebani izin, maka pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam menjadi tanggung jawab pemegang izin. Kegiatan perlindungan hutan di wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan meliputi : a. Pembentukan Kelompok Masyarakat Peduli Api dan Kelompok Masyarakat Mitra Polhut Kegiatan ini bertujuan meningkatkan peran dan kesadaran masyarakat dalam perlindungan hutan, dilakukan di desa desa sekitar wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 87

101 2016 Rencana Kegiatan kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD serta Mitra dengan besar dana Rp. 20 kelompok x ,- = Rp ,- b. Pelatihan Kelompok Masyarakat Masyarakat Peduli Api dan Kelompok Masyarakat Mitra Polhut Kegiatan ini bertujuan agar terciptanya kelompok masyarakat peduli api dan kelompok masyarakat mitra polhut yang terlatih, dilakukaan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan besar dana Rp. 4 kali x Rp ,- = Rp ,- dengan besar dana Rp. 20 kelompok x ,- = Rp ,-. c. Pengadaan Sarana Prasarana bagi Kelompok Masyarakat Masyarakat Peduli Api dan Kelompok Masyarakat Mitra Polhut Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya sarana prasarana yang memadai bagi kelompok masyarakat peduli api dan kelompok masyarakat mitra polhut, dilakuan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana yang dibutuhkan sebesar 20 Paket x Rp ,- = Rp ,- d. Patroli Rutin pada Wilayah Kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan Kegiatan ini bertujuan agar kemantapan wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan tetap terjaga, dilakukan dari tahun di seluruh wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan dengan sumber dana APBN dan APBD dengan besar dana Rp ,- x ,94 ha = Rp ,-. e. Pembuatan papan larangan di kawasan hutan Kegiatan ini bertujuan agar wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan tetap mantap, dilaksanakan di kawasan hutan lindung bukit betabuh, hutan lindung batang lipai siabu dan hutan lindung sentajo, pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan besar dana 300 unit x Rp ,- = Rp ,-. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 88

102 2016 Rencana Kegiatan f. Pengadaan sarana prasarana penanggulangan kebakaran hutan dan pengamanan hutan Kegiatan ini bertujuan agar kebakaran hutan dapat tertanggulangi secara cepat dan pengamanan hutan dapat berjalan dengan baik, kegiatan ini direncanakan pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD serta Mitra dengan besar dana Rp ,-. g. Penertiban Perambah dan Illegal logging Kegiatan ini bertujuan agar perambahan dan illegal logging dapat berkurang, dilakukan diseluruh wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan dengan sumber dana APBN dan APBD pada tahun dengan dana sebesar Rp ,- x 10 tahun = Rp ,-. h. Pemetaan Areal Rawan Kebakaran, Perambahan dan Illegal Logging Kegiatan ini bertujuan agar terpetakannya wilayah rawan kebakaran, perambahan dan illegal logging di wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan, dilakukan pada tahun 2017, 2019, 2021, 2023 dan 2025 melalui sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan yang dibutuhkan sebesar Rp ,- x 5 kali = Rp ,-. i. Pengadaan peralatan pemantauan satwa liar Kegiatan ini bertujuan agar tersedia peralatn yang memadai dalam melakukan pemantauan satwa liar di wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan, dilakukan pada tahun 2017 dan 2018 dengan sumber dana APBn, APBD dan Mitra dengan dana sebesar Rp ,-. j. Pemantauan harimau sumatera dan gajah sumatera Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat populasi harimau sumatera dan gajah sumatera, dilakukan di hutan lindung bukit betabuh dan hutan produksi batang lipai siabu dari tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana sebesar Rp ,- x 10 tahun = Rp ,-. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 89

103 2016 Rencana Kegiatan k. Pembangunan shelter dan pos pengamatan satwa liar Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya shelter dan pos pengamatan satwa liar yang memadai sebanyak 6 unit di hutan lindung bukit betabuh dan hutan produksi batang lipai siabu sebagai pendukung program koridor rimba, dilakukan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana yang dibutuhkan Rp ,- x 6 unit = Rp ,-. l. Operasi Pengamanan Hutan dan Penyidikan Kasus Kegiatan ini bertujuan agar kondusifitas kegiatan pengelolaan kawasan hutan di KPHL Kuantan Singingi Selatan dapat terjaga, dilakukan dari tahun dengan sumber dana APBN dan APBD dengan dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,- x 10 tahun = Rp ,-. m. Penyuluhan tentang peraturan kehutanan dan penegakan hukum Kegiatan ini bertujuan agar terciptanya kesadaran hukum di masyarakat, dilakukan dari tahun 2017, 2019, 2021, 2023 dan 2025 dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dana yang dibutuhkan sebesar Rp x 5 kali = Rp ,-. n. Pembangunan kantor resort Kegiatan ini dilakukan pada 7 (tujuh) resort yang telah terbentuk pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD dengan dana sebesar Rp ,- x 7 Unit = , Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang Izin Koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin di dalam wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan sangat diperlukan, agar pengelolaan hutan dapat berjalan lancar dan efektif. Koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin ini merupakan tanggung jawab KPHL Kuantan Singingi Selatan sebagai pengelola hutan di tingkat tapak. Pihak KPHL Kuantan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 90

104 2016 Rencana Kegiatan Singingi Selatan harus melakukan koordinasi dan sinkronisasi agar perencanaan yang dibuat oleh pemegang izin yang mempunyai misi komersial tetap dapat dikendalikan oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan sehingga pihak pemegang izin tetap berfungsi dan berperan dalam mewujudkan tujuan KPHL Kuantan Singingi Selatan dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Koordinasi dan sinkronisasi ditujukan untuk menyelaraskan dan mengintegrasikan semua kegiatan di dalam kawasan yang dikelola oleh masing-masing pemegang izin agar lebih efisien dan efektif. Kegiatan koordinasi dan sinkronisasi diarahkan pada : a. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan : Membuka Komunikasi Sosialisasi dan konsultasi RPHJP Penyusunan tata hubungan kerja Membuka kerjasama untuk pemberdayaan masyarakat Membuka kerjasama untuk penanggulangan perambahan Membuka kerjasama untuk kebakaran lahan dan hutan Menyelenggarakan pelayanan integrasi dan legalisasi rencana karya Menyelenggarakan pelayanan penyelesaian masalah-masalah administrasi dan kepemerintahan yang dihadapi oleh pemegang ijin Menyelenggarakan sistem pelaporan bersama Kegiatan ini dilakukan dari dengan sumber dana APBN, APBD dengan dana sebesar Rp ,- x 10 tahun = Rp ,- b. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan masyarakat : Membuka dan memelihara komunikasi Sosialisasi dan konsultasi RPHJP Penyusunan sistem kemitraan Membangun kemitraan usaha KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 91

105 2016 Rencana Kegiatan Membuka kerjasama untuk kebakaran lahan dan hutan Menyelenggarakan pelayanan penyelesaian masalah-masalah administrasi dan kepemerintahan yang dihadapi oleh masyarakat Menyelenggarakan sistem pelaporan bersama Kegiatan ini dilakukan dari dengan sumber dana APBN, APBD dengan dana sebesar Rp ,- x 10 tahun = Rp , Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait Pelaksanaan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait diarahkan pada : a. Koordinasi dengan aparat penegak hukum Kegiatan ini bertujuan agar terjalinnya sinergitas dengan para penegak hukum dalam penegakan hukum di bidang kehutanan, direncanakan dilakukan dari tahun dengan sumber dana APBN dan APBD dengan besar dana Rp ,- x Rp. 10 tahun = Rp ,- b. Fasilitasi para pihak dalam kegiatan rehabilitasi dan pemasaran hasil hutan kayu dan non kayu (Karet, Gaharu, Tapak Itik, Rotan Jernang dan Buah buahan) serta jasa lingkungan Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya percepatan kegiatan rehabilitasi dan terbukanya peluang pasar yang luas bagi pemasaran hasil hutan kayu dan non kayu (Karet, Gaharu, Tapak Itik, Rotan Jernang dan Buah buahan) serta jasa lingkungan di wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan, dilakukan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dan dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,- x 4 tahun = Rp ,-. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 92

106 2016 Rencana Kegiatan c. Fasilitasi pengembangan potensi wisata alam dengan instansi lain dan sektor swasta Kegiatan ini bertujuan agar pengembangan wisata di KPHL Kuantan Singingi Selatan dapat berjalan cepat dan lebih baik, dilakukan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana yang dibutuhkan sebesar Rp x 3 tahun = Rp , Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM Untuk dapat menyelenggarakan pengelolaan hutan secara efisien dan lestari, organisasi KPHL Kuantan Singingi Selatan seyogyanya dikelola oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kemampuan/ kapasitas yang memadai juga dalam jumlah yang cukup. Kecukupan jumlah meliputi berbagai level, mulai dari level manajerial, teknis, maupun non teknis. Untuk itu perlu penyediaan SDM yang memenuhi persyaratan administrasi dan kompetensi jabatan sesuai dengan Norma Standard Prosedur dan Kriteria (NSPK) SDM KPH. Selain itu, juga diperlukan upaya peningkatan kualitas dan kapasitas SDM dalam organisasi KPHL Kuantan Singingi Selatan. Kegiatan penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM di KPHL Kuantan Singingi Selatan diarahkan pada : a. Penambahan Penyuluh Kehutanan dan Polisi Kehutanan KPHL Kuantan Singingi Selatan dengan luas wilayah kelola ,94 ha diharapkan memiliki tenaga penyuluh kehutanan dan Polisi Kehutanan masing masing sebanyak 14 orang yang akan disebar ke 7 (tujuh) Resort yang ada, penambahan ini diharapkan dapat terlaksana pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD dengan dana yang dibutuhkan untuk proses penambahan diperkirakan sebesar Rp. 14 orang x Rp ,- = Rp ,-. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 93

107 2016 Rencana Kegiatan b. Penambahan Tenaga Administrasi dan Akuntansi KPHL Kuantan Singingi Selatan membutuhkan untuk tenaga administrasi dan akuntansi minimal 10 orang dimana nantinya 3 orang pada Kantor KPHL dan 7 orang disebar pada kantor Resort, dilaksanakan pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD dengan dana yang dibutuhkan untuk proses penambahan diperkirakan sebesar Rp. 10 orang x Rp ,- = Rp ,-. c. Penambahan Tenaga Teknis Kehutanan Lainnya KPHL Kuantan Singingi Selatan membutuhkan untuk tenaga teknis kehutanan lainnya minimal 18 orang, dimana 4 orang berada di kantor KPHL dan 14 orang disebar pada 7 Resort yang ada, diharapkan terpenuhi pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD dengan dana yang dibutuhkan untuk proses penambahan diperkirakan sebesar Rp. 18 orang x Rp ,- = Rp ,-. d. Diklat Bidang Teknis Kehutanan Bertujuan untuk meningkatkan kapasitas personil berkaitan dengan teknis kehutanan, dilakukan pada tahun 2017,2019, 2021, 2023 dan 2025 dengan sumber dana APBN dan APBD serta Mitra dengan dana diperkirakan sebesar Rp ,- x 5 kali = Rp ,-. e. Diklat Penyidik PNS Bertujuan tersedianya tenaga penyidik tindak pindana kehutanan yang memadai, diharapkan dapat terlaksana pada tahun 2017,2019, 2021, 2023 dan 2025 dengan sumber dana APBN dan APBD serta Mitra dengan dana diperkirakan sebesar Rp ,- x 5 kali = Rp ,-. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 94

108 2016 Rencana Kegiatan f. Pelatihan GIS Bertujuan agar tersedianya tenaga GIS yang memadai di KPHL Kuantan Singingi Selatan, direncanakan pada tahun 2017, 2019, 2021, 2023 dan 2025 dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan besar biaya 10 orang x Rp ,- = Rp ,-. g. Diklat Bidang Manajemen Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manajeman personil KPHL Kuantan Singingi Selatan dalam pelaksanaan kegiatan kepengelolaan, dilakukan pada tahun 2017, 2019, 2021, 2023 dan 2025 dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan besar biaya 10 orang x Rp ,- = Rp , Penyediaan Pendanaan KPHL Kuantan Singingi Selatan dalam melakukan program kegiatan yang ditujukan untuk pencapaian visi, misi dan tujuannya memerlukan pendanaan yang memadai. Sumber pendanaan dimungkinkan berasal dari dalam KPHL sendiri, seperti penjualan tegakan dari wilayah tertentu, atau penjualan kayu dari hasil kegiatan rehabilitasi, pemanfaatan jasa lingkungan dan hasil hutan non kayu. Sumber pendanaan lain juga bisa dicari oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan melalui kerjasama dengan berbagai pihak, seperti Pemerintah Pusat dan Daerah, pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, LSM dan lembaga donor lain. Kegiatan penyediaan dana ini diarahkan pada : a. Penyediaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kegiatan ini bertujuan agar KPHL Kuantan Singingi Selatan mendapatkan alokasi anggaran yang memadai melelui sumber dana APBN, pelaksanaan kegiatan ini berupa penyampaian rencana KPHL baik rencana kerja maupun rencana bisnis, anggaran pelaksanaan kegiatan ini berasal dari APBN dan APBD dengan pelaksanaan dari KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 95

109 2016 Rencana Kegiatan tahun dengan besar dana yang dibutuhkan Rp , x 10 tahun = Rp ,-. b. Penyediaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kegiatan ini bertujuan agar KPHL Kuantan Singingi Selatan mendapatkan alokasi anggaran yang memadai melelui sumber dana APBD, pelaksanaan kegiatan ini berupa penyampaian rencana KPHL baik rencana kerja maupun rencana bisnis, anggaran pelaksanaan kegiatan ini berasal dari APBN dan APBD dengan pelaksanaan dari tahun dengan besar dana yang dibutuhkan Rp , x 10 tahun = Rp ,-. c. Penyediaan dana dari sumber dana lain (Mitra) Kegiatan ini bertujuan agar KPHL Kuantan Singingi Selatan mendapatkan alokasi anggaran yang memadai melelui sumber dana dari mitra, pelaksanaan kegiatan ini berupa penyampaian rencana KPHL baik rencana kerja maupun rencana bisnis, anggaran pelaksanaan kegiatan ini berasal dari APBN dan APBD dengan pelaksanaan dari tahun dengan besar dana yang dibutuhkan Rp , x 10 tahun = Rp , Pengembangan Data Base Data base (data-data dasar) menyangkut kawasan, ijin pemegang usaha, kegiatan-kegiatan dari KPHL Kuantan Singingi Selatan dari awal terbentuknya KPHL hingga rencana pengembangan ke depan dari KPHL Kuantan Singingi Selatan ini sangat diperlukan dalam rangka kelangsungan kegiatan KPH dalam jangka waktu yang cukup lama. Data base ini mutlak diperlukan untuk dapat merencanakan kegiatan selanjutnya berdasarkan kondisi dan kejadian sebelumnya, sehingga diharapkan tujuan kegiatan dapat tercapai. Bentuk pengembangan data base diarahkan pada: KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 96

110 2016 Rencana Kegiatan a. Pembuatan data base Tentang KPHL Kuantan Singingi Selatan Kegiatan ini bertujuan teredianya data base KPHL Kuantan Singingi Selatan yang memadai sebagai dasar dalam penyusunan program kerja, dilakuan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra, besar dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,-. b. Pengadaan Peralatan GIS Bertujuan agar tersedianya sarana prasarana GIS yang memadai, dilakukan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,-. c. Penyediaan citra satelit Resolusi Tinggi Bertujuan agar keadaan wilayah KPHL Kuantan Singingi Selatan dapat terpantau lebih mudah, dilaksanakan pada tahun 2017, 2019, 2021, 2023 dan 2025 melalui sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan biaya yang dibutuhkan sebesar ,94 Ha x Rp ,- = Rp ,-. d. Pembuatan/Pengelolaan Website KPHL Kuantan Singingi Selatan Bertujuan agar informasi tentang KPHL Kuantan Singingi Selatan mudah di akses oleh masyarakat luas, direncanakan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dana yang dibutuhkan sebesar Rp , Rasionalisasi Wilayah Kelola Dalam rangka pengelolaan kawasan secara optimal, KPHL Kuantan Singingi Selatan menginginkan kepastian kawasan, yang dapat diwujudkan melalui kegiatan tata batas kawasan, penataan ruang yang efisien dan efektif melalui penataan blok dan petak, dan inventarisasi di wilayah kelola. Penataan batas kawasan dapat dilakukan dengan serangkaian kegiatan, antara lain sosialisasi batas kawasan KPHL Kuantan Singingi KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 97

111 2016 Rencana Kegiatan Selatan, pemeliharaan jalur batas, penanaman sepanjang jalur batas dan rekonstruksi batas. Inventarisasi hutan di wilayah kelola dilakukan untuk memperbaiki strategi pengembangan wilayah kelola yang sesuai dengan kondisi terbaru. Pelaksanaan rasionalisasi wilayah kelola di dalam kawasan yang sudah ada izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan dapat dilakukan dengan pemegang izin. Kegiatan rasionalisasi wilayah kelola di KPHL Kuantan Singingi Selatan diarahkan pada : a. Penataan tata batas kawasan pada areal di dalam ijin konsesi dan diluar ijin konsesi Kegiatan ini dilakukan dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,- pada tahun 2016, 2020 dan b. Penataan blok dan petak Kegiatan ini dilakukan dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,- pada tahun 2016, 2020 dan c. Penyelesaian legalitas areal kerja kelapa sawit Kegiatan ini dilakukan dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,- pada tahun d. Penyelesaian legalitas perubahan kawasan lainnya Kegiatan ini dilakukan dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,- pada tahun Review Rencana Pengelolaan Peninjauan atau review rencana pengelolaan jangka panjang (10 tahun) dilakukan dengan tujuan menyesuaikan rencana pengelolaan yang telah dibuat dengan kondisi existing terbaru. Kegiatan ini dilakukan setiap KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 98

112 2016 Rencana Kegiatan 5 tahun sekali. Peninjauan tersebut diperlukan agar pelaksanaan dari perencanaan tersebut di tingkat tapak dapat dilakukan dengan mudah dan efektif. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan berdasarkan data dan kondisi lapangan yang diperoleh dari hasil inventarisasi secara berkala. Agar kegiatan review rencana pengelolaan ini mencapai sasaran yang diinginkan, maka perlu dilakukan penjaringan pendapat dari para pihak yang berkepentingan melalui konsultasi publik. Pelaksanaan kegiatan review rencana pengelolaan ini diarahkan pada : a. Review deskripsi wilayah Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi wilayah sesuai dengan kondisi kekinian pada KPHL Kuantan Singingi Selatan, direncanakan pada tahun 2020 dan 2025 dengan sumber dana APBN, APBD dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,-. b. Review rencana kegiatan Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kegiatan dengan kondisi kekinian pada KPHL Kuantan Singingi Selatan, direncanakan pada tahun 2020 dan 2025 melalui dana APBN dan APBD dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,-. c. Review peta-peta Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya peta yang sesuai dengan kondisi kekinian pada KPHL Kuantan Singingi Selatan, direncanakan pada tahun 2020 dan 2025 dengan sumber dana APBN dan APBD dana yang dibutuhkan sebesar Rp , Pengembangan Investasi Dalam rangka pengembangan pengelolaan KPHL Kuantan Singingi Selatan, sebagaimana KPH yang lain, tentu memerlukan pendanaan yang cukup besar. Oleh karena, itu sebagai suatu unit kelola yang diberi kewenangan untuk untuk mengembangkan investasi, bentuk pengembangan investasi diarahkan pada : KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 99

113 2016 Rencana Kegiatan a. Mengundang Investor Dalam Pengembangan Potensi Wisata Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya pendanaan dari para investor dalam pengembangan potensi wisata yang ada di KPHL Kuantan Singingi Selatan, direncanakan pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD serta Mitra dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,-. b. Pengembangan Usaha Madu Kegiatan ini bertujuan agar budidaya lebah madu yang diusahakan menjadi lebih bernilai ekonomis, direncanakan pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD serta Mitra dengan dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,-. c. Kerja sama Pemasaran Hasil Produksi Karet, Gaharu, Tapak Itik, Rotan Jernang dan Buah Buahan dengan pihak Ketiga Kegiatan ini bertujuan agar hasil produksi Karet, Gaharu, Tapak Itik, Rotan Jernang dan Buah Buahan lebih terjamin ketersediaan pasarnya, kegiatan ini direncanakan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dengan dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,-. d. Pengembangan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu Kegiatan ini bertujuan agar usaha pemanfaatan kayu pada blok pemanfaatan HHK HT (Pencadangan) dapat lebih terjaga dan berjalan baik, direncanakan pada tahun dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra dana yang dibutuhkan sebesar Rp ,-. e. Penyusunan Nota Kesepahaman Kerja Sama Antara, Pengusaha, Kelompok Masyarakat Binaan dan KPHL Kuantan Singingi Selatan tentang pemasaran hasil hutan bukan kayu, kegiatan ini direncanakan pada tahun dengan sumber dana APBN dan APBD dengan dana sebesar Rp ,-. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 100

114 2016 Rencana Kegiatan f. Pembuatan pabrik pengasapan karet mini Kegiatan ini bertujuan agar nilai jual karet masyarakat yang ada di dalam wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan lebih tinggi, kegiatan ini direncanakan pada tahun di blok pemanfaatan pada hutan lindung bukit betabuh, blok pemberdayaan masyarakat di hutan produksi sungai peranap blok I dan blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK di hutan produksi batang lipai siabu dengan sumber dana APBN, APBD dan Mitra, sebanyak 8 Unit dengan dana sebesar 8 Unit x Rp ,- = Rp ,-. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 101

115 2016 Rencana Kehutanan Tabel 5.2. Rencana Kegiatan KPHL Kuantan Singingi Selatan selama 10 tahun ( ) No. Rencana Kegiatan Lokasi Volume Biaya ( x Rp ) Pihak yang Terlibat Sumber Dana Tahun Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan 1) Indentifikasi Kondisi KPH KPHL Kuansel ,94 ha ,2 2) Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek KPHL Kuansel 10 buku ) Pengadaan Peralatan Inventarisasi KPHL Kuansel 1 paket ) Inventarisasi potensi kayu 5) Inventarisasi potensi hasil hutan non-kayu Blok Inti, Blok Perlindungan, Blok Pemanfaatan (HL Sentajo) dan Blok Pemanfaatan HHK- HT(Pencadang an) Blok Pemanfaatan, Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK, Blok Pemanfaatan HHK HT (Perizinan) dan Blok Pemberdayaan Masyarakat , Pemprov Riau, KPHL KSS dan KemenLHK, Mitra APBN dan APBD , ,7 KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 102

116 2016 Rencana Kehutanan No. Rencana Kegiatan Lokasi Volume Biaya ( x Rp ) Pihak yang Terlibat Sumber Dana Tahun ) Inventarisasi satwa 5) 6) Inventarisasi potensi jasa lingkungan berkala Inventarisasi potensi sosial budaya berkala 7) Orientasi Batas Luar Kawasan Hutan 8) Pembuatan dan Pemasangan Pal Batas Kawasan Hutan HL Bukit Betabuh, HL Batang Lipai Siabu dan HL Sentajo dan HPT batang Lipai Siabu Blok Pemanfaatan (HL Bukit Betabuh, HL Batang Lipai Siabu dan HL Sentajo) dan Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK (HPT batang Lipai Siabu) , , , ,8 KPHL Kuansel 20 Desa HL Bukit Betabuh, HL Sentajo dan HL Batang Lipai Siabu serta HPT Batang Lipai Siabu HL Bukit Betabuh, HL Sentajo dan HL Batang Lipai Siabu serta HPT Batang Lipai Siabu 290 Km Km Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK, Mitra APBN, APBD dan Mitra APBN dan APBD APBN, APBD dan Mitra APBN dan APBD APBN dan APBD KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 103

117 2016 Rencana Kehutanan No. Rencana Kegiatan Lokasi Volume Biaya ( x Rp ) Pihak yang Terlibat Sumber Dana Tahun ) Pemeliharaan Batas Kawasan Hutan HL Bukit Betabuh, HL Sentajo, HL Batang Lipai Siabu dan HPT Batang Lipai Siabu 290 Km ) Penataan blok Blok Inti dan Blok ,5 Pemanfaatan (HL Bukit Betabuh, HL Sentajo dan HL Batang Lipai Siabu) dan blok perlindungan (HPT Batang Lipai Siabu) dan di blok pemberdayaan masyarakat (HP Peranap ,75 blok I) dan 11) Penataan petak blok pemanfatan kawasan,jasa lingkungan dan HHBK (HPT Batang Lipai Siabu) dan blok pemanfaatan HHK HT (Pencadangan ) di HPT Batang Lipai Siabu Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK, Mitra APBN dan APBD APBN dan APBD APBN dan APBD KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 104

118 2016 Rencana Kehutanan No. Rencana Kegiatan Lokasi Volume Biaya ( x Rp ) Pihak yang Terlibat Sumber Dana Tahun Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah Tertentu 1) 2) Pembangunan sarana prasarana penunjang pengembangan potensi wisata alam Pembangunan sarana prasarana penunjang wisata alam pendidikan 3) Pengelolaan Potensi Wisata Alam air terjun guruh gemurai, air terjun batang koban, air terjun dangku, air terjun sungai kelelawar, air terjun pati soni, air terjun sungai air hitam dan air terjun sungai kandis 7 Lokasi Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK, Mitra HL Sentajo 1 Lokasi air terjun guruh gemurai, air terjun batang koban, air terjun dangku, air terjun sungai kelelawar, air terjun pati soni, air terjun sungai air hitam dan air terjun sungai kandis dan HL Sentajo APBN, APBD dan Mitra 8 Lokasi KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 105

119 2016 Rencana Kehutanan No. Rencana Kegiatan Lokasi Volume Biaya ( x Rp ) Pihak yang Terlibat Sumber Dana Tahun ) Penanaman Tanaman Rotan Jernang 5) Penanaman Karet, Gaharu, Tapak Itik dan Buah Buahan 6) Penanaman Tanaman Daur Pendek 7) Penyusunan business plan pemanfaatan kawasan hutan, jasa lingkungan dan hasil hutan kayu/ bukan kayu (HHK/HHBK) melalui pola kemitraan dengan masyarakat Blok pemanfaatan (HL Bukit Betabuh, Batang Lipai Siabu dan Sentajo) blok pemanfaatan (HL Bukit Betabuh, Batang Lipai Siabu dan Sentajo) dan blok pemberdayaan masyarakat (HP sungai peranap blok I) dan blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK ( hutan produksi terbatas batang lipai siabu) blok pemanfaatan HHK HT (Pencdangan) HPT batang lipai siabu ha Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK, Mitra APBN, APBD dan Mitra ha ,18 ha KPHL Kuansel 3 Paket APBN, APBD dan Mitra APBN, APBD dan Mitra KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 106

120 2016 Rencana Kehutanan No. Rencana Kegiatan Lokasi Volume Biaya ( x Rp ) Pihak yang Terlibat Sumber Dana Tahun Pemberdayaan Masyarakat 1) 2) Pembentukan lembaga masyarakat dalam pengelolaan hutan dengan skema kemitraan Peningkatan Kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya hutan Desa Sekitar HL Bukit Betabuh, Sentajo dan HL Batang Lipai Siabu dan HPT Batang Lipai Siabu dan HP Peranap Blok I 30 Kelembagaan Masyarakat desa ) Pembuatan peternakan sapi di dalam wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan 4) Pembuatan Penangkaran Rusa 5) 6) Pembangunan usaha wisata di dalam wilayah kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan bagi masyarakat Pelatihan budidaya Karet, Gaharu, Rotan Jernang, Tapak Itik dan tanaman buah buahan 7) Pembuatan Budidaya Lebah 8) Pengelolaan areal tanaman non kehutanan (sawit) Blok Pemanfaatan (HL Bukit Betabuh) dan blok Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK (HPT Btg Lipai Siabu) Blok Pemanfaatan (HL Sentajo) HL Bukit Betabuh dan HL Sentajo HL Bukit Betabuh dan HL Sentajo Desa Sekitar KPHL Kuansel Hutan Lindung (Kecuali blok Inti), HPT Batang Lipai Siabu (Kecuali 2 Paket (50 ekor sapi dan Sarpras) 1 Paket (20 ekor rusa + Sarpras) Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK, Mitra APBN, APBD dan Mitra Paket Kali desa ha KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 107

121 2016 Rencana Kehutanan No. Rencana Kegiatan Lokasi Volume Biaya ( x Rp ) Pihak yang Terlibat Sumber Dana Tahun ) 10) Pelatihan pengolahan karet, gaharu, tapak itik dan rotan jernang serta buah buahan Pemanfaatan areal tanaman kehidupan di wilayah pemegang izin oleh masyarakat melalui kemitraan 11) Pelatihan peternakan sapi dan rusa blok perlindungan) dan HP Peranap Blok I (Kecuali areal izin) Hutan Lindung dan Hutan Produksi HP Peranap Blok I (areal izin) Hutan Lindung dan Hutan Produksi 4 Kali Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK, Mitra APBN, APBD, Mitra ha Mitra 4 Kali APBN, APBD, Mitra 4. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pada Areal KPHL yang Telah Ada Izin 1) 2) 3) 4) 5) 6) Pelaksanaan pembinaan dan pemantauan terhadap pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan Pelaksanaan pembinaan dan pemantauan terhadap pelaksanaan tata batas luar areal pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan Pembinaan dan pemantauan kegiatan perlindungan hutan berbasis pemberdayaan masyarakat Pembinaan dan pemantauan penggunaan dana Coorporate Social Responsibility (CSR) dari pemegang izin Pembinaan dan pemantauan kewajiban pemegang izin dalam melalukan rehabilitasi areal yang ditanami dengan tanaman non kehutanan Pembinaan dan pemantauan kemitraan pemegang izin dan IUPHHK-HT (PT. RAPP dan PT. Rimba Lazuardi) ,19 ha ,7 Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK, Mitra APBN dan APBD , , , , ,7 KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 108

122 2016 Rencana Kehutanan No. Rencana Kegiatan Lokasi Volume Biaya ( x Rp ) Pihak yang Terlibat Sumber Dana Tahun masyarakat 5. Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Izin 1) Pembuatan kebun Bibit KPHL Kuantan Singingi Selatan 2) Penanaman tanaman kayu kayuan 3) Pelaksanaan pemantauan (monitoring) dan evaluasi kegiatan rehabilitasi pada areal di luar izin pemanfaatan atau penggunaan kawasan Resort KPHL Kuansel Blok Inti, dan blok perlindungan 7 Lokasi Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK dan Mitra ABPN, dan APBD, Mitra ha KPHL Kuansel 10 tahun Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Berizin 1) Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi terhadap pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan hutan IUPHHK-HT (PT. RAPP da PT. Rimba Lazuardi) ,19 ha ,7 Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK dan Mitra APBN dan APBD 7. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Korservasi Alam 1) 2) 3) 4) Pembentukan Kelompok Masyarakat Peduli Api dan Kelompok Masyarakat Mitra Polhut Pelatihan Kelompok Masyarakat Masyarakat Peduli Api dan Kelompok Masyarakat Mitra Polhut Pengadaan Sarana Prasarana bagi Kelompok Masyarakat Masyarakat Peduli Api dan Kelompok Masyarakat Mitra Polhut Patroli Rutin pada Wilayah Kelola KPHL Kuantan Singingi Selatan Desa sekitar KPHL Kuansel 20 Kelompok KPHL Kuansel ,94 ha ,2 Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK dan Mitra APBN dan APBD APBN, APBD dan Mitra APBN, APBD dan Mitra APBN, APBD Mitra KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 109

123 2016 Rencana Kehutanan No. Rencana Kegiatan Lokasi Volume Biaya ( x Rp ) Pihak yang Terlibat Sumber Dana Tahun ) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) Pembuatan papan larangan di kawasan hutan Pengadaan sarana prasarana penanggulangan kebakaran hutan dan pengamanan hutan Penertiban Perambah dan Illegal logging Pemetaan Areal Rawan Kebakaran, Perambahan dan Illegal Logging Pengadaan peralatan pemantauan satwa liar Pemantauan harimau sumatera dan gajah sumatera Pembangunan shelter dan pos pengamatan satwa liar Operasi Pengamanan Hutan dan Penyidikan Kasus Penyuluhan tentang peraturan kehutanan dan penegakan hukum 14) Pembangunan Kantor Resort KPHL Kuansel HL Bukit Betabuh dan HPT Batang Lipai Siabu 300 unit Paket Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK dan Mitra APBN, APBD Mitra 10 tahun kali paket tahun Unit KPHL Kuansel 10 tahun KPHL Kuansel 5 kali resort KPHL Kuansel 7 Unit APBN dan ABPD APBN, APBD Mitra APBN dan APBD 8. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang Izin 1) 2) Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan : Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan masyarakat KPHL Kuansel ha Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK dan Mitra APBN dan APBD KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 110

124 2016 Rencana Kehutanan No. Rencana Kegiatan Lokasi Volume Biaya ( x Rp ) Pihak yang Terlibat Sumber Dana Tahun Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait 1) 2) 3) Koordinasi dengan aparat penegak hukum Fasilitasi para pihak dalam kegiatan rehabilitasi dan pemasaran hasil hutan kayu dan non kayu (Karet, Gaharu, Tapak Itik, Rotan Jernang dan Buah buahan) serta jasa lingkungan Fasilitasi pengembangan potensi wisata alam dengan instansi lain dan sektor swasta KPHL Kuansel 10 tahun Tahun Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK dan Mitra APBN dan APBD APBN dan APBD dan Mitra 3 Tahun Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM 1) 2) 3) Penambahan Penyuluh Kehutanan dan Polisi Kehutanan Penambahan Tenaga Administrasi dan Akuntansi Peningkatan kapasitas / Training SDM dan Masyarakat 4) Diklat Bidang Teknis Kehutanan 5) Diklat Penyidik PNS 6) Diklat GIS 7) Diklat Bidang Manajemen 11. Penyediaan Pendanaan Pemda & KLHK KPHL Kuansel & luar KPHL kuansel Luar KPHL Kuansel KPHL Kuansel & luar KPHL kuansel KPHL Kuansel & luar KPHL kuansel 2 kali Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK dan Mitra APBN dan APBD 2 kali kali APBN dan APBD dan Mitra 5 kali kali Kali APBN dan APBD APBN dan APBD dan Mitra 5 Kali ) Penyediaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) KPHL Kuansel dan Luar KPHL Kuansel 10 tahun Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK APBN dan APBD KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 111

125 2016 Rencana Kehutanan No. Rencana Kegiatan Lokasi Volume Biaya ( x Rp ) Pihak yang Terlibat Sumber Dana Tahun ) 3) Penyediaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Penyediaan dana dari sumber dana lain (Mitra) KPHL Kuansel dan Luar KPHL Kuansel 10 tahun Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK dan Mitra APBN dan APBD 12. Pengembangan Data Base 1) Pembuatan data base Tentang KPHL Kuantan Singingi Selatan KPHL Kuansel 1 Paket Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK dan Mitra APBN dan APBD dan Mitra 2) Pengadaan Peralatan GIS ) 10) Penyediaan Citra Satelit Resolusi Tinggi Pembuatan/pengelolaan Website KPHL Kuantan Sengingi Selatan 13. Rasionalisasi Wilayah Kelola 5 Kali 1,000,000 1 Paket ) Penataan tata batas kawasan pada areal di dalam ijin konsesi dan diluar ijin konsesi 2) Penataan blok dan petak 3) 4) Penyelesaian legalitas areal kerja kelapa sawit Penyelesaian legalitas perubahan kawasan lainnya KPHL Kuansel ,94 ha KPHL Kuansel, di luar Ijin Konsesi Areal Konflik Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK dan Mitra APBN dan APBD dan Mitra ,75 ha paket Review Rencana Pengelolaan 1) Review deskripsi wilayah KPHL Kuansel 2 kali Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK dan Mitra APBN dan APBD dan Mitra 2) Review rencana kegiatan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 112

126 2016 Rencana Kehutanan No. Rencana Kegiatan Lokasi Volume Biaya ( x Rp ) Pihak yang Terlibat Sumber Dana Tahun ) Review peta-peta KPHL Kuansel 2 kali Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK dan Mitra APBN dan APBD dan Mitra 15. Pengembangan Investasi 1) Mengundang Investor Dalam Pengembangan Potensi Wisata ) Pengembangan Usaha Madu ) 4) 5) 6) Kerja sama Pemasaran Hasil Produksi Karet, Gaharu, Tapak Itik, Rotan Jernang dan Buah Buahan dengan pihak Ketiga Pengembangan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu Penyusunan Nota Kesepahaman Kerja Sama Antara, Pengusaha, Kelompok Masyarakat Binaan dan KPHL Kuantan Singingi Selatan tentang pemasaran hasil hutan bukan kayu Pembuatan Pabrik Pengasapan Karet Mini KPHL Kuansel Blok blok pemanfaatan pada hutan lindung bukit betabuh, blok pemberdayaan masyarakat di hutan produksi sungai peranap blok I dan blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK di hutan produksi batang lipai siabu 1 paket Pemprov. Riau, KPHL KSS, KemenLHK dan Mitra APBN dan APBD dan Mitra 8 Unit KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 113

127 2016 Pembinaan, Pengawasan & Pengendalian BAB VI PEMBINAAN, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN 6.1. Pembinaan Pembinaan merupakan usaha atau kegiatan memberikan pedoman, bimbingan, pelatihan dan supervisi. Kegiatan pembinaan ini dilakukan agar tujuan pengelolaan yang dilakukan oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan dapat terwujud. Pembinaan terhadap KPHL Kuantan Singingi Selatan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Kehutanan Propinsi Riau dan Dinas Kehutanan Kabupaten Kuantan Singingi. Pembinaan tersebut meliputi : 1. Koordinasi yang intensif dan berkesinambungan antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kehutanan, Dinas Kehutanan Propinsi Riau dan Dinas Kehutanan Kabupaten Kuantan Singingi serta KPHL Kuantan Singingi Selatan, baik secara formal maupun informal. 2. Pemberian norma, standar, prosedur dan kriteria penyelenggaraan pengelolaan oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan. 3. Pemberian pendidikan dan pelatihan baik teknis kehutanan maupun non teknis kehutanan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kompetensi personil KPHL Kuantan Singingi Selatan. 4. Pelaksanaan bimbingan, supervisi dan membuka ruang konsultasi bagi KPHL Kuantan Singingi Selatan dalam pelaksanaan kegiatan kepengelolaan yang dilakukan secara periodik. 5. Pelaksanaan evaluasi terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan KPHL Kuantan Singingi Selatan Pengawasan Pengawasan terhadap KPHL Kuantan Singingi Selatan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Kehutanan provinsi KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 114

128 2016 Pembinaan, Pengawasan & Pengendalian Riau dan Dinas Kehutanan Kabupaten Kuantan Singingi. Pengawasan ini meliputi : 1. Efektifitas pelaksanaan kegiatan kepengelolaan yang dilakukan oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan. 2. Pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan dalam kegiatan kepengelolaan oleh KPHL Kuantan Singingi Selatan Pengawasan secara formal dilakukan secara berkala setiap setahun sekali. Namun dalam keadaan tertentu dapat dilakukan pengawasan secara khusus. Hasil pengawasan digunakan sebagai bahan perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan, dan/atau perbaikan terhadap pengelolaan KPHL Kuantan Singingi Selatan ke depan. Di samping itu KPHL Kuantan Singingi Selatan berkewajiban menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan kepengelolaan secara periodik kepada Kementerian LHK, Dinas kehutanan Provinsi Riau dan Dinas Kehutanan Kabupaten Kuantan Singingi Pengendalian Pengendalian meliputi kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan KPHL Kuantan Singingi Selatan. Kegiatan monitoring dilakukan agar hasil yang dicapai dapat memenuhi atau sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Monitoring dan evaluasi secara formal dilakukan secara berkala setiap setahun sekali. Namun dalam keadaan tertentu dapat dilakukan monitoring dan evaluasi secara khusus. Hasil pengendalian digunakan sebagai bahan evaluasi perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan, dan/atau perbaikan terhadap pengelolaan KPHL Kuantan Singingi Selatan ke depan. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 115

129 2016 Pemantauan, Evaluasi & Pelaporan BAB VII PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Pemantauan, evaluasi dan pelaporan merupakan alat pengelolaan untuk menyesuaikan kembali kegiatan-kegiatan KPHL Kuantan Singingi Selatan akibat perubahan-perubahan temporal yang terjadi Pemantauan Pemantauan pengelolaan KPHL Kuantan Singingi Selatan dimulai dari tingkat pusat hingga daerah. Di tingkat pusat, pemantauan dapat dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Di tingkat daerah, pemantauan dapat dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Riau melalui Gubernur dan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melalui Bupati. Sedangkan di tingkat tapak dapat dilakukan oleh Pengelola KPHL Kuantan Singingi Selatan sendiri. Pemantauan dilakukan secara berkala setiap setahun sekali. Namun dalam keadaan tertentu dapat dilakukan pemantauan secara khusus. Hasil pemantauan dapat dijadikan alat untuk perbaikan dan penyesuaian kembali terhadap kegiatan-kegiatan pengelolaan KPHL Kuantan Singingi Selatan agar tetap sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi Evaluasi Evaluasi dapat diberikan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk tingkat pusat. Pada tingkatan daerah, Pemerintah Provinsi Riau melalui Gubernur dan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melalui Bupati dapat memberikan penilaian atau evaluasi terhadap kegiatan KPHL Kuantan Singingi Selatan. Adapun KPHL Kuantan SIngongi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 116

130 2016 Pemantauan, Evaluasi & Pelaporan evaluasi secara internal dilakukan dilakukan oleh Pengelola KPHL Kuantan Singingi Selatan sendiri untuk tingkat tapak. Evaluasi dilakukan secara berkala setiap setahun sekali. Namun dalam keadaan tertentu dapat dilakukan evaluasi secara khusus. Hasil evaluasi dapat dijadikan bahan rujukan untuk perbaikan dan penyesuaian kembali terhadap kegiatan-kegiatan pengelolaan KPHL Kuantan Singingi Selatan agar tetap berjalan sesuai dengan target dan tingkat pencapaian yang telah ditentukan Pelaporan Pelaporan dilakukan kepada instansi vertikal yang memiliki keterkaitan secara kewenangan teknis dan politis (kebijakan). Di tingkat Pusat, pelaporan disampaikan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Di tingkat Provinsi, pelaporan disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Riau melalui Gubernur dan Kepala Dinas. Sedangkan di tingkat Kabupaten, pelaporan disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melalui Bupati. Pelaporan dilakukan secara berkala setiap setahun sekali. Namun untuk kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan tertentu, pelaporan dapat diberikan sesuai waktu yang dibutuhkan. KPHL Kuantan SIngongi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 117

131 2016 Penutup BAB VIII PENUTUP Rencana pengelolaan KPHL Kuantan Singingi Selatan ini merupakan pedoman dan arahan pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan di tingkat tapak dalam jangka panjang. Oleh karena itu dokumen perencanaan ini masih bersifat makro dan indikatif. Dengan demikian masih diperlukan penjabaran lebih lanjut ke dalam rencana-rencana yang lebih rinci dan dengan cakupan masa perencanaan yang lebih pendek (Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek) Rencana pengelolaan yang telah disusun ini diharapkan dapat dipedomani oleh semua pihak yang memiliki kepentingan dan keterkaitan dengan KPHL Kuantan Singingi Selatan. Pelaksanaan dan penjabaran lebih lanjut dari rencana pengelolaan ini perlu dimonitor pencapaian pelaksanaannya agar tetap konsisten sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Namun disadari pula bahwa masa perencanaan ini cukup panjang sehingga seringkali sulit untuk dapat memprediksi dinamika yang terjadi baik dari sisi teknis, kebijakan, maupun politis. Dalam kerangka ini maka rencana pengelolaan KPHL Kuantan Singingi Selatan jangka panjang ini terbuka untuk dapat direview agar dapat sinkron dan tetap bersinergi terhadap kebijakan maupun kepentingan banyak pihak, selama dapat memberikan dampak yang lebih baik ke depannya. Kesepahaman para pihak pemangku kepentingan pengelolaan sumberdaya alam di Kawasan KPHL Kuantan Singingi Selatan dan pengawasan yang intensif oleh institusi yang berwenang menjadi hal strategis dalam upaya mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari sehingga memberikan manfaat bagi para pihak. Konsep pengelolaan sumberdaya alam kawasan KPHL Kuantan Singingi Selatan ini diharapkan KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 118

132 2016 Penutup mampu menjadi alas justifikasi untuk diterbitkannya sebuah legalitas yang menjadi acuan dalam pengelolaan kawasan KPHL Kuantan Sengingi Selatan. KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 119

133 2016 LAMPIRAN KPHL Kuantan Singingi Selatan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang

134 Lampiran 10. Nomor dan Luas Petak KPHL Kuantan Singingi Selatan No Jenis Blok Nomor Petak Luas Petak (Ha) No Jenis Blok Nomor Petak Luas Petak (Ha) 1 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 1 77,86 41 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 41 95,54 2 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 2 85,96 42 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 42 85,94 3 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 3 85,77 43 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 43 98,2 4 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 4 77,77 44 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 44 93,38 5 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 5 93,63 45 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,9 6 HPT - Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK 6 76,88 46 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,26 7 HPT - Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK 7 82,6 47 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 47 98,95 8 HPT Perlindungan 8 87,68 48 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,31 9 HPT Perlindungan 9 96,52 49 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,95 10 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) , HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,83 51 HL- Pemanfaatan ,9 12 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 12 90,22 52 HL -Inti ,15 13 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 13 92,84 53 HL -Inti ,71 14 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,13 54 HL -Inti ,11 15 HPT - Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK ,36 55 HL- Pemanfaatan ,15 16 HPT - Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK 16 82,57 56 HL- Pemanfaatan HPT - Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK 17 95,81 57 HL- Pemanfaatan ,66 18 HPT Perlindungan ,33 58 HL -Inti ,39 19 HPT - Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK ,93 59 HL- Pemanfaatan ,98 20 HPT - Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK 20 91,23 60 HL- Pemanfaatan ,91 21 HPT - Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK 21 87,34 61 HL- Pemanfaatan ,46 22 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,46 62 HL- Pemanfaatan ,44 23 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 23 98,55 63 HL- Pemanfaatan ,31 24 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,83 64 HL- Pemanfaatan ,48 25 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 25 93,32 65 HL -Inti ,12 26 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,17 66 HL- Pemanfaatan ,03 27 HPT - Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK 27 77,91 67 HL- Pemanfaatan ,53 28 HPT - Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK 28 78,59 68 HL- Pemanfaatan ,54 29 HPT - Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK 29 99,16 69 HL- Pemanfaatan ,87 30 HPT - Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK 30 80,8 70 HL -Inti ,14 31 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 31 79,2 71 HL -Inti ,49 32 HPT - Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK 32 80,11 72 HL -Inti ,17 33 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 33 76,99 73 HL -Inti ,49 34 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 34 82,64 74 HL- Pemanfaatan ,05 35 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,87 75 HL- Pemanfaatan ,46 36 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,93 76 HL- Pemanfaatan ,13 37 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,09 77 HL- Pemanfaatan ,48 38 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) ,62 78 HL- Pemanfaatan ,46 39 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 39 78,29 79 HL- Pemanfaatan ,07 40 HPT - Pemanfaatan HHK-HT (Pencadangan) 40 87,06 80 HL -Inti ,12 Jumlah 3.720,75 Jumlah 7.653,23 129

135 No Jenis Blok Nomor Petak Luas Petak (Ha) No Jenis Blok Nomor Petak Luas Petak (Ha) 81 HL - Inti , HL - Pemanfaatan ,74 82 HL - Pemanfaatan , HL - Inti ,36 83 HL - Pemanfaatan , HL - Inti ,63 84 HL - Pemanfaatan , HL - Inti ,86 85 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,33 86 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,7 87 HL - Pemanfaatan , HL - Inti ,67 88 HL - Pemanfaatan , HL - Inti ,55 89 HL - Pemanfaatan ,2 129 HL - Inti ,97 90 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,66 91 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,36 92 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,73 93 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,5 94 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,72 95 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,08 96 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,94 97 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,02 98 HL - Pemanfaatan ,1 138 HL - Pemanfaatan ,23 99 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Inti , HL - Pemanfaatan , HL - Inti , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Inti , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Inti , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,5 112 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Inti , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Inti , HL - Pemanfaatan , HL - Inti , HL - Inti , HL - Inti , HL - Inti , HL - Inti , HL - Pemanfaatan , HL - Inti ,26 Jumlah 9.511,52 Jumlah 9.698,79 130

136 No Jenis Blok Nomor Petak Luas Petak (Ha) No Jenis Blok Nomor Petak Luas Petak (Ha) 161 HL - Inti , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,1 177 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Inti , HL - Pemanfaatan , HL - Inti , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,6 233 HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan , HL - Pemanfaatan ,5 199 HL - Pemanfaatan , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HL - Pemanfaatan , HP - Pemberdayaan Masyarakat ,51 Jumlah 8.597,10 Jumlah 9.319,76 131

137 No Jenis Blok Nomor Petak Luas Petak (Ha) No Jenis Blok Nomor Petak Luas Petak (Ha) 241 HP - Pemberdayaan Masyarakat ,2 263 HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat ,8 251 HP - Pemberdayaan Masyarakat ,2 273 HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HP - Pemanfaatan HHK - HT (Izin) , HP - Pemberdayaan Masyarakat , HL - Pemanfaatan , HP - Pemberdayaan Masyarakat ,2 282 HL - Pemanfaatan ,1 261 HP - Pemberdayaan Masyarakat ,61 Jumlah , HP - Pemberdayaan Masyarakat Jumlah , ,17 TOTAL LUAS (HA) ,94 132

138 Lampiran I 120

139 Lampiran II 121

140 Lampiran III 122

141 Lampiran IV 123

142 Lampiran V 124

143 Lampiran VI 125

144 Lampiran VII 126

145 Lampiran VIII 127

146 Lampiran IX 128

147

148

149

150

151

152

153

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGELOLAAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN KESATUAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.46/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.46/Menhut-II/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.46/Menhut-II/2013 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DAN KESATUAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA 9 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.46/Menhut-II/2013 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DAN KESATUAN

Lebih terperinci

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang PENDAHULUAN BAB A. Latar Belakang Pemerintah telah menetapkan bahwa pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) menjadi salah satu prioritas nasional, hal tersebut tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG, 1 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG NOMOR P.7/PDASHL/SET/KUM.1/11/2016 TENTANG STANDAR OPERASIONALISASI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KPH

PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KPH KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DITJEN PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KPH (Memperkuat KPH dalam Pengelolaan Hutan Lestari untuk Pembangunan Nasional / daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO P E T I K A N PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Penghitungan Deforestasi Indonesia Periode Tahun 2009-2011

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH DINAS KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2016, No. -2- Kehutanan, diperlukan penyempurnaan Peraturan Menteri Kehutanan sebagaimana dimaksud dalam huruf b; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

2016, No. -2- Kehutanan, diperlukan penyempurnaan Peraturan Menteri Kehutanan sebagaimana dimaksud dalam huruf b; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 336, 2016 KEMEN-LHK. Pengelolaan Hutan. Rencana. Pengesahan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.64/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN

BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR V TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESATUAN

Lebih terperinci

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN UPT. KPHL BALI TENGAH RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN 2014-2023 UPT. KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) BALI TENGAH MATRIKS RENCANA KEGIATAN UPT.KPH BALI TIMUR 2013-2022 Denpasar,

Lebih terperinci

PENATAAN KORIDOR RIMBA

PENATAAN KORIDOR RIMBA PENATAAN KORIDOR RIMBA Disampaikan Oleh: Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Dalam acara Peluncuran Sustainable Rural and Regional Development-Forum Indonesia DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.36/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXV TAPANULI TENGAH SIBOLGA PERIODE

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXV TAPANULI TENGAH SIBOLGA PERIODE RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXV TAPANULI TENGAH SIBOLGA PERIODE 2016-2025 i LEMBAR PENGESAHAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (RPHJP) KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BATULANTEH KABUPATEN SUMBAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN HUTAN

OPTIMALISASI PEMANFAATAN HUTAN OPTIMALISASI PEMANFAATAN HUTAN Direktur Wilayah Pengelolaan dan Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan Disampaikan pada Acara Gelar Teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 12 Mei 2014

Lebih terperinci

(KPH) Peraturan terkait Kesatuan Pengelolaan Hutan

(KPH) Peraturan terkait Kesatuan Pengelolaan Hutan KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DIREKTORAT WILAYAH PENGELOLAAN DAN PENYIAPAN AREAL PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN Peraturan terkait Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) COOPERATION

Lebih terperinci

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXVI TAPANULI SELATAN-PADANG LAWAS UTARA. PERIODE

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXVI TAPANULI SELATAN-PADANG LAWAS UTARA. PERIODE RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXVI TAPANULI SELATAN-PADANG LAWAS UTARA. PERIODE 2016-2025 Daftar Isi Halaman Pengesahan Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar BAB I. Pendahuluan A.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DIREKTORAT WILAYAH PENGELOLAAN DAN PENYIAPAN AREAL PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DIREKTORAT WILAYAH PENGELOLAAN DAN PENYIAPAN AREAL PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DIREKTORAT WILAYAH PENGELOLAAN DAN PENYIAPAN AREAL PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN Petunjuk Teknis TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.36/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.36/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.36/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Bab IV Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI MODEL KOTAWARINGIN

Lebih terperinci

PERAN STRATEGIS KPH. Oleh : M.Rizon, S.Hut, M.Si (KPHP Model Mukomuko) Presentasi Pada BAPPEDA Mukomuko September 2014

PERAN STRATEGIS KPH. Oleh : M.Rizon, S.Hut, M.Si (KPHP Model Mukomuko) Presentasi Pada BAPPEDA Mukomuko September 2014 PERAN STRATEGIS KPH Oleh : M.Rizon, S.Hut, M.Si (KPHP Model Mukomuko) Presentasi Pada BAPPEDA Mukomuko September 2014 KONDISI KPHP MODEL MUKOMUKO KPHP MODEL MUKOMUKO KPHP Model Mukomuko ditetapkan dengan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Jakarta, Juni 2012 KATA PENGANTAR Buku ini merupakan penerbitan lanjutan dari Buku Statistik Bidang Planologi Kehutanan tahun sebelumnya yang

Lebih terperinci

REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003

REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003 REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003 KATA PENGANTAR Assalaamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku

Lebih terperinci

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai ekonomi, ekologi dan sosial yang tinggi. Hutan alam tropika

Lebih terperinci

2 tentang Fasilitasi Biaya Operasional Kesatuan Pengelolaan Hutan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara

2 tentang Fasilitasi Biaya Operasional Kesatuan Pengelolaan Hutan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.811, 2015 KEMEN-LHK. Biaya Operasional. Kesatuan Pengelolaan Hutan. Fasilitasi. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.20/MenLHK-II/2015

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WILAYAH KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

PEMBENTUKAN WILAYAH KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 6/Menhut-II/2009 TENTANG PEMBENTUKAN WILAYAH KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. EXECUTIVE SUMMARY KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI.. EXECUTIVE SUMMARY KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI EXECUTIVE SUMMARY KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. i iii iv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang 2 B. Maksud dan Tujuan 5 C. Sasaran... 5 D. Dasar Hukum. 7 E. Ruang Lingkup.. 11 F. Batasan Pengertian.

Lebih terperinci

PEMERINTAH DINAS KEHUTANAN PROVINSI RIAU RIAU

PEMERINTAH DINAS KEHUTANAN PROVINSI RIAU RIAU 1. Semangat pembangunan kehutanan adalah memperbaiki kondisi tapak hutan menjadi lebih baik. Masalah di tingkat tapak, perlu diberikan intervensi (regulasi dan anggaran) sehingga perbaikan kinerja senantiasa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.41 /Menhut-II/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.20/MenLHK-II/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.20/MenLHK-II/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA 013 NOMOR : P.20/MenLHK-II/2015 TENTANG FASILITASI BIAYA OPERASIONAL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN (RPH) JANGKA PANJANG KPHL RINJANI BARAT PERIODE

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN (RPH) JANGKA PANJANG KPHL RINJANI BARAT PERIODE RENCANA PENGELOLAAN HUTAN (RPH) JANGKA PANJANG KPHL RINJANI BARAT PERIODE 2012-2021 BALAI KPHL RINJANI BARAT DESEMBER 2012 ii LEMBAR PENGESAHAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG PERIODE 2012 S/D

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Ampang Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Ampang Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun KPHL Model Ampang 215-224 Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Ampang Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 215-224 Disusun oleh Kepala Kesatuan Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Ratah Timber merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang memperoleh kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MOR : P.25/Menhut-II/2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2013 KEPADA 33 GUBERNUR PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Keberadaan hutan yang tumbuh subur dan lestari merupakan keinginan semua pihak. Hutan mempunyai fungsi sangat vital bagi kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Kebutuhan

Lebih terperinci

disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011

disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011 disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011 Hutan : suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

2017, No Pengolahan Air Limbah Usaha Skala Kecil Bidang Sanitasi dan Perlindungan Daerah Hulu Sumber Air Irigasi Bidang Irigasi; Mengingat : 1.

2017, No Pengolahan Air Limbah Usaha Skala Kecil Bidang Sanitasi dan Perlindungan Daerah Hulu Sumber Air Irigasi Bidang Irigasi; Mengingat : 1. No.247, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Penggunaan DAK. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Usaha Skala Kecil Bidang Sanitasi dan Perlindungan Daerah Hulu Sumber Air Irigasi bidang

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 1 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) MODEL LALAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia Tahun 2012 yang

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA OPERASIONALISASI KPH

KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA OPERASIONALISASI KPH KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA OPERASIONALISASI KPH Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan Disampaikan pada Sosialisasi DAK Bidang Kehutanan Tahun 2014 Jakarta, 6 Februari 2014 Mandat Perundang-undangan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA KEMITRAAN PEMANFAATAN HUTAN DI WILAYAH TERTENTU PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DAN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DI

Lebih terperinci

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan Iman Santosa T. (isantosa@dephut.go.id) Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan

Lebih terperinci

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Jakarta, 22

Lebih terperinci

PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016

PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016 DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016 Disampaikan dalam : Rapat Koordinasi Teknis Bidang Kehutanan

Lebih terperinci

DIGANDAKAN DAN SEBARLUASKAN OLEH PUSAT KETEKNIKAN KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN

DIGANDAKAN DAN SEBARLUASKAN OLEH PUSAT KETEKNIKAN KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN DIGANDAKAN DAN SEBARLUASKAN OLEH PUSAT KETEKNIKAN KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR : P.7/SETJEN/ROKUM/KUM.1/12/2017 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LIMAU UNIT VII-HULU SAROLANGUN UPT - DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PENDEK

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LIMAU UNIT VII-HULU SAROLANGUN UPT - DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PENDEK KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LIMAU UNIT VII-HULU SAROLANGUN UPT - DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PENDEK TAHUN 2017 SAROLANGUN, JANUARI 2017 LEMBAR PENGESAHAN RENCANA

Lebih terperinci

B U K U: REKALKULASI PENUTUPAN LAHAN INDONESIA TAHUN 2005

B U K U: REKALKULASI PENUTUPAN LAHAN INDONESIA TAHUN 2005 B U K U: REKALKULASI PENUTUPAN LAHAN INDONESIA TAHUN 2005 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan

Lebih terperinci

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sedang Membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Provinsi Jambi Tahun /10/2014 2

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sedang Membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Provinsi Jambi Tahun /10/2014 2 Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sedang Membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Provinsi Jambi Tahun 2015 3/10/2014 2 Peserta Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan

Lebih terperinci

KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI

KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI Disampaikan : Direktur Bina Rencana Pemanfaatan dan Usaha Kawasan Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan pada FGD II KRITERIA

Lebih terperinci

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL UNIT III LAKOMPA

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL UNIT III LAKOMPA PEMERINTAH KABUPATEN BUTON KANTOR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI KPHP LAKOMPA Jalan Poros Sampolawa-Mambulu Kode Pos 93753 RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL UNIT III LAKOMPA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM

REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM Provinsi Jambi mempunyai Luas Wilayah daratan 4.882.857 ha. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Lebih terperinci

KELOLA KAWASAN AREAL PERHUTANAN SOSIAL Oleh : Edi Priyatno

KELOLA KAWASAN AREAL PERHUTANAN SOSIAL Oleh : Edi Priyatno KELOLA KAWASAN AREAL PERHUTANAN SOSIAL Oleh : Edi Priyatno I. PENDAHULUAN Hutan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia merupakan kekayaan alam yang tak ternilaikan

Lebih terperinci

Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar

Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar Oleh : Ir. HENDRI OCTAVIA, M.Si KEPALA DINAS KEHUTANAN PROPINSI SUMATERA BARAT OUTLINE Latar Belakang kondisi kekinian kawasan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Gedong Wani

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Gedong Wani IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Gedong Wani 4.1.1. Luas Letak Wilayah Lokasi dari areal kerja dari UPTD KPHP Gedong Wani terletak pada empat register Kawasan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG NOMOR

Lebih terperinci

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN TANAMAN

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN TANAMAN Lampiran : II Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor : 51/KPTS/VI-PHP/2003 Tanggal : 28 Oktober 2003 FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.42/Menhut-II/2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.42/Menhut-II/2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.42/Menhut-II/2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN RENCANA KELOLA DI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) DAMPELAS TINOMBO

ANALISIS KESESUAIAN RENCANA KELOLA DI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) DAMPELAS TINOMBO ANALISIS KESESUAIAN RENCANA KELOLA DI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) DAMPELAS TINOMBO Virginia Christina Possumah 1), Akhbar 2), Golar 2) Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN - 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA 4.1. Landasan Berfikir Pengembangan SRAP REDD+ Provinsi Papua Landasan berpikir untuk pengembangan Strategi dan Rencana Aksi (SRAP) REDD+ di Provinsi

Lebih terperinci

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan. BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Organisasi Penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Sumatera Selatan telah mengalami perubahan paradigma, yaitu dari pengelolaan yang berorientasi pada

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.67/Menhut-II/2006 TENTANG KRITERIA DAN STANDAR INVENTARISASI HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.67/Menhut-II/2006 TENTANG KRITERIA DAN STANDAR INVENTARISASI HUTAN MENTERI KEHUTANAN, MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.67/Menhut-II/2006 TENTANG KRITERIA DAN STANDAR INVENTARISASI HUTAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa untuk terselenggaranya

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DAN HUTAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN

KONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN KONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN oleh: Ruhyat Hardansyah (Kasubbid Hutan dan Hasil Hutan pada Bidang Inventarisasi DDDT SDA dan LH) Kawasan Hutan Hutan setidaknya memiliki

Lebih terperinci

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

BAB II. PERENCANAAN KINERJA BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Organisasi Penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Sumatera Selatan telah mengalami perubahan paradigma, yaitu dari pengelolaan yang berorientasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir separuh wilayah daratnya berupa hutan. Untuk itu pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Hampir separuh wilayah daratnya berupa hutan. Untuk itu pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan hutan. Hampir separuh wilayah daratnya berupa hutan. Untuk itu pemerintah berupaya memaksimalkan fungsi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pemanfaatan lahan antara masyarakat adat dan pemerintah merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Salah satu kasus yang terjadi yakni penolakan Rancangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman merupakan wilayah sistem penyangga kehidupan terutama dalam pengaturan tata air, menjaga kesuburan tanah, mencegah erosi, menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.63/Menhut-II/2011

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.63/Menhut-II/2011 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.63/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN PENANAMAN BAGI PEMEGANG IZIN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN DALAM RANGKA REHABILITASI DAERAH ALIRAN SUNGAI Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RESTORASI EKOSISTEM

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RESTORASI EKOSISTEM KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RESTORASI EKOSISTEM (Target, Progres, dan Tantangan) Seminar Restorasi Ekosistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Urgensi Rencana Makro Pemantapan Kawasan Hutan.

I. PENDAHULUAN A. Urgensi Rencana Makro Pemantapan Kawasan Hutan. 7 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 32/Menhut-II/2013 TENTANG RENCANA MAKRO PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN I. PENDAHULUAN A. Urgensi Rencana Makro Pemantapan Kawasan Hutan. Hutan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2015 KEHUTANAN. Hutan. Kawasan. Tata Cara. Pencabutan (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5794). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PROYEKSI

ANALISIS DAN PROYEKSI ANALISIS DAN PROYEKSI BAB A. Analisis Data dan Informasi KPHP Model Pogogul Identifikasi Kendala dan Permasalahan dalam Pengelolaan KPHP Bab-bab terdahulu telah mengurai tentang kondisi biogeofisik, sosial

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.429, 2016 KEMEN-LHK. Jaringan Informasi Geospasial. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.28/Menlhk/Setjen/KUM.1/2/2016

Lebih terperinci

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN ALAM

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN ALAM Lampiran : I Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor : 51/KPTS/VI-PHP/2003 Tanggal : 28 Oktober 2003 BENTUK DAN ISI A. Bentuk FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA

Lebih terperinci

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo Hutan Kemasyarakatan (HKm) menjadi salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan untuk menekan laju deforestasi di Indonesia dengan

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG MODEL ALOR PANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2012 KEPADA 33 GUBERNUR PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P.12/MENLHK-II/2015

Lebih terperinci

Disampaikan Pada Acara :

Disampaikan Pada Acara : Disampaikan Pada Acara : Balancing Spatial Planning, Sustainable Biomass Production, Climate Change and Conservation (Menyeimbangkan Penataan Ruang, Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan, Perubahan Iklim

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DAN KESATUAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Edisi 1 No. 1, Jan Mar 2014, p Resensi Buku

Edisi 1 No. 1, Jan Mar 2014, p Resensi Buku Resensi Buku Edisi 1 No. 1, Jan Mar 2014, p.33-38 Judul Buku: : Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) Tahun 2011-2030 Penyunting Akhir : Ir. Basoeki Karyaatmadja, M.Sc., Ir. Kustanta Budi Prihatno,

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.407, 2011 KEMENTERIAN KEHUTANAN. IUPHHK. Hutan Tanaman Rakyat. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/Menhut-II/2011 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN

KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN SOLUSI PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN UNTUK KEGIATAN NON KEHUTANAN Disampaikan oleh : Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah hujan sekitar 2000-4000

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program Konsep Perencanaan Pengelolaan DAS Terpadu, dengan ciri-ciri sebagai berikut (1) hutan masih dominant, (2) satwa masih baik, (3) lahan pertanian masih kecil, (4) belum ada pencatat hidrometri, dan (5)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 34/Menhut -II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN

Lebih terperinci