FILSAFAT ILMU ( PHS 101 )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FILSAFAT ILMU ( PHS 101 )"

Transkripsi

1 FILSAFAT ILMU ( PHS 101 ) Strategic Management and the Philosophy of Science, The Case for a Constructivist Methodology oleh: Gilang Permana F. A Shantika Mutiasari Natasia Novita Octi Wilujeng Aprilia Hardianti Program Studi S1 Ilmu Administrasi Negara Departemen Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya

2 PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT Kami yang bertanda tangan dibawah ini : Gilang Permana F. A ( ) Shantika Mutiasari ( ) Natasia Novita ( ) Octi Wilujeng ( ) Aprilia Hardianti ( ) Dengan ini kami menyatakan bahwa tugas ini ialah hasil karya kami sendiri dan tidak ada unsur plagiat dari pihak manapun. Ketua Gilang Permana F. A Sekretaris Shantika Mutiasari Bendahara I Bendahara II Bendahara III 2

3 Natasia Novita Octi Wilujeng Aprilia Hardiati A. Masalah PEMBAHASAN Masalah dalam jurnal ini disampaikan dengan bahasa yang sulit dimengerti meskipun penjelasan penjelasan teori yang ada di dalam jurnal dapat dipahami akan tetapi menurut kelompok kami bahasa penulisan terlalu tinggi jadi sedikit susah dipahami bila tidak benar benar membacanya dengan detail. Meskipun begitu isi dari penelitian itu dapat kami baca dan pahami, disini menyelidiki konstruktivisme yang memberikan kita wawasan ke dalam sifat dasarnya berbasis konteks penelitian manajemen strategis. Adapun masalah- masalah yang dibahas dalam jurnal tersebut : Meninjau beberapa asumsi yang mendasari inti konstruktivisme Mendiskusikan bagaimana konstruktivisme membentuk realisme ver improvement Menggambarkan nilai dari sudut pandang penelitian konstruktivisme Mengimplikasikan penelitian untuk masa depan Penelitian di masa depan dalam manajemen stategis dilakukan mengunakan prespektif konstruktivis, dimana bisa menawarkan wawasan inovatif beberapa teori serta pelatihan untuk manajer. Pada prinsipnya itu akan memberikan efek menghubungkan teori dengan konteks, dan menjawab pertanyaan pertanyaan penting tentang penerapan teori masa lalu untuk situasi saat ini. Dalam Pembahasan masalah yang ada dalam jurnal yang berjudul Strategic Management and the Philosophy of Science, The Case for a Constructivist Methodology ini sangat detail karena disertakan pula bagaimana solusinya dan bagaimana solusi tersebut didapat jadi tidak hanya serta merta mengatakan solusinya tapi tidak ada penelitian yang nyata, seperti : Dalam analisis, situasi historis dari perspektif konstruktivis memiliki potensi untuk membawa masalah kembali konteks ke dalam gambar, dan untuk mengilhami penelitian 3

4 strategis dengan lebih efektif. Analisis historis konstruktivis dari perusahaan M-form dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Cara pertama akan mengungkap keadaan historis dan wacana tertentu di mana perusahaan M-form muncul di Amerika Serikat. Ini akan memiliki efek 'lokalisasi' fenomena dalam konteks waktu, ruang, dan sejarah. 2. Mereka akan menguji kelangsungan hidup organisasi non M-form di bagian lain dunia, dan memeriksa alasan historis mengapa mereka bertahan dan mengalahkan M-bentuk perusahaan di daerah mereka. Dalam analisis cara pertama. Dari analisis ini, mereka menyimpulkan bahwa munculnya gagasan Jeffersonian tentang administrasi fungsional atas konsepsi administrasi Hamilton lebih ideologis menyebabkan munculnya hukum perusahaan yang menekankan hubungan yang berdasarkan atas kepercayaan. Mereka berteori bahwa faktor-faktor dalam kombinasi menyiapkan kemunculan 'model dinamis dari satu set fleksibel tenaga kerja, konsumen, kreditur dan investor dikoordinasikan oleh manajer dan disesuaikan oleh lembaga-lembaga publik... menghasilkan kekayaan sistem korporat '. Seperti dapat diamati dari hal ini, perspektif konstruktivis merupakan cara melakukan penelitian ke dalam fenomena (dalam hal ini, perusahaan M-form), bukan perspektif definitif tentang fenomena itu sendiri. Dengan kata lain, kenaikan dan munculnya perusahaan M- bentuk di Amerika Serikat tidak ada hubungannya dengan realisme atau konstruktivisme. Namun, ada perbedaan besar dalam fenomena ini dapat dikaji dari perspektif realis dan konstruktivis. Hal ini menyebabkan satu set substansial berbeda dari hasil yang dilatardepankan dengan perspektif ini. Dalam analisis cara kedua, mereka sampai pada kesimpulan bahwa teori yang dipandu oleh perintah efisiensi ekonomi dapat ditumbangkan oleh pelaku seperti negara, pengusaha, dan struktur keluarga. Temuan tersebut tidak unik. Dalam analisis yang sama, Piore dan Sabel (1984) telah menemukan bahwa struktur pemerintahan kekeluargaan di 'Italia Ketiga' jauh lebih efektif sebagai mekanisme pemerintahan dari yang tradisional seperti pasar untuk mengontrol perusahaan. Peneliti menemukan, kelangsungan hubungan keluarga tidak hanya efektif di industri tradisional seperti alas, tetapi juga di industri canggih dan berteknologi tinggi di 4

5 seluruh wilayah. Hubungan ini memastikan bahwa perusahaan saling bekerja sama satu sama lain berdasarkan kepercayaan dan keterkaitan emosional, sehingga benar-benar mengubah konsep perusahaan yang perspektif dengan menunjukkan nilai transaksi. Secara keseluruhan, penelitian yang dilakukan dari perspektif konstruktivis telah mampu untuk menerangi aspek yang berbeda dari perusahaan M-form. itu menunjukkan bahwa meskipun kesuksesan fenomenal di Amerika Serikat, perusahaan M-bentuk adalah contoh untuk struktur organisasi yang kurang efisien. Dalam konteks yang berbeda, struktur yang berbeda bekerja lebih baik untuk organisasi. Ini adalah contoh yang baik tentang bagaimana masalah yang sengaja diciptakan oleh penyalahgunaan realis penelitian dapat diatasi dengan jalan lain untuk metode konstruktivis B. Pembahasan Teori Pembahasan dalam teori ini dijelaskan dengan detail dan dapat dipahami karena penjelasannya disertai dengan berbagai poin poin yang membantu memahami berbagai teori yang dijelaskan dengan lebih mudah seperti : Konstruktivisme tidak mempertanyakan keberadaan fenomena, melainkan kemampuan kita untuk memahami mereka tanpa teori tertentu. selama dua dekade terakhir, beberapa sarjana telah dikerahkan konstruktivisme, begitu banyak sehingga kita sekarang dapat memvisualisasikan spektrum tradisi konstruktivis. Sebuah diskusi yang mendalam dari para ahli yang pendapatnya berada di luar cakupan makalah ini. Namun, hal ini berguna untuk mengidentifikasi asumsi dasar yang dimiliki oleh semua konstruktivis, serta faktor-faktor yang membedakan cabang penting yang konstruktivisme. Dalam makalah ini, kami mengidentifikasi enam asumsi penting yang dimiliki oleh semua konstruktivis. Semua konstruktivis percaya bahwa: 1. Pengetahuan adalah teori yang didorong 2. Pemisahan antara peneliti (subjek) dan fenomena dalam penyelidikan (object) tidak layak 3. Pemisahan antara teori dan praktek tidak layak. 4. Para peneliti tidak pernah 'obyektif' atau netral 5

6 5. Penelitian terjadi dalam 'komunitas' kesarjanaan dimana asumsi saling diselenggarakan dikerahkan untuk menciptakan 'percakapan'. 6. Konstruktivisme merupakan 'metodologi. Untuk memperjelas kegunaan metodologi konstruktivis dalam manajemen strategis, mungkin akan mudah dengan cara membandingkan dengan metodologi lain yang signifikan untuk menentukan apakah penerapan metodologi konstruktivis membantu menambah pemahaman kita tentang isu-isu strategis yang penting. Berikut merupakan beberapa prinsip yang mendasari pentingnya realisme : Teori terbaik yang paling dekat dengan kebenaran; kebenaran teori menjelaskan (dan satu-satunya penjelasan dari) validitas prediktif; kita bergerak secara progresif menuju kisah yang benar dari fenomena; klaim yang dibuat oleh teori apa pun yang bisa benar atau salah, dan hanya melalui penyebaran 'alasan' teori bisa dibuktikan atau disangkal. Realis memperluas tempat mereka dari universalitas ke alam epistemologis. Mereka dengan demikian membuat berbagai asumsi yang jarang dibenarkan atau bahkan dibuat tegas. Sebagai contoh, banyak realis teori manajemen strategis mengasumsikan adanya identitas organisasi yang jelas. Mereka melihat organisasi sebagai entitas yang berorientasi efisiensi, memaksimalkan potensinya, dan diatur oleh suatu realitas organisasi tunggal. Pandangan demikian secara implisit menyangkal kemungkinan adanya realitas jamak dalam organisasi. Dengan demikian, ketika realis memperlakukan organisasi sebagai entitas tunggal, penelitian mereka menemui tiga masalah utama, yaitu : 1. Para peneliti memperlakukan teori sebagai ukuran 'realitas di luar sana,' daripada sebagai produk dari imajinasi mereka. 2. Titik pandang kelompok tertentu dalam organisasi bisa ditotal sebagai organisasi 'realitas'. 3. Akhirnya, peneliti benar-benar keluar dari penelitian, dalam upaya untuk memberikan karakter yang obyektif untuk akun mereka. C. Hipotesis 6

7 Dalam jurnal ini hipotesis masalah juga disertai penjelasan yang detail seperti : Dalam analisis cara pertama. Disini, mereka menyimpulkan bahwa munculnya gagasan Jeffersonian tentang administrasi fungsional atas konsepsi administrasi Hamilton lebih ideologis menyebabkan munculnya hukum perusahaan yang menekankan hubungan yang berdasarkan atas kepercayaan. Mereka berteori bahwa faktor-faktor dalam kombinasi menyiapkan kemunculan 'model dinamis dari satu set fleksibel tenaga kerja, konsumen, kreditur dan investor dikoordinasikan oleh manajer dan disesuaikan oleh lembaga-lembaga publik... menghasilkan kekayaan sistem korporat '. Seperti dapat diamati dari hal ini, perspektif konstruktivis merupakan cara melakukan penelitian ke dalam fenomena (dalam hal ini, perusahaan M-form), bukan perspektif definitif tentang fenomena itu sendiri. Dengan kata lain, kenaikan dan munculnya perusahaan M-bentuk di Amerika Serikat tidak ada hubungannya dengan realisme atau konstruktivisme. Namun, ada perbedaan besar dalam fenomena ini dapat dikaji dari perspektif realis dan konstruktivis. Hal ini menyebabkan satu set substansial berbeda dari hasil yang dilatardepankan dengan perspektif ini. Dalam analisis cara kedua, mereka sampai pada kesimpulan bahwa teori yang dipandu oleh perintah efisiensi ekonomi dapat ditumbangkan oleh pelaku seperti negara, pengusaha, dan struktur keluarga. Temuan tersebut tidak unik. Dalam analisis yang sama, Piore dan Sabel (1984) telah menemukan bahwa struktur pemerintahan kekeluargaan di 'Italia Ketiga' jauh lebih efektif sebagai mekanisme pemerintahan dari yang tradisional seperti pasar untuk mengontrol perusahaan. Peneliti menemukan, kelangsungan hubungan keluarga tidak hanya efektif di industri tradisional seperti alas, tetapi juga di industri canggih dan berteknologi tinggi di seluruh wilayah. Hubungan ini memastikan bahwa perusahaan saling bekerja sama satu sama lain berdasarkan kepercayaan dan keterkaitan emosional, sehingga benar-benar mengubah konsep perusahaan yang perspektif dengan menunjukkan nilai transaksi. Secara keseluruhan, penelitian yang dilakukan dari perspektif konstruktivis telah mampu untuk menerangi aspek yang berbeda dari perusahaan M-form. itu menunjukkan bahwa meskipun kesuksesan fenomenal di Amerika Serikat, perusahaan M-bentuk 7

8 adalah contoh untuk struktur organisasi yang kurang efisien. Dalam konteks yang berbeda, struktur yang berbeda bekerja lebih baik untuk organisasi. Ini adalah contoh yang baik tentang bagaimana masalah yang sengaja diciptakan oleh penyalahgunaan realis penelitian dapat diatasi dengan jalan lain untuk metode konstruktivis D. Metodologi Penelitian Penelitian yang dijelaskan dalam jurnal ini menurut metodenya merupakan penelitian dengan cara membandingkan satu metodologi dengan metodologi lain yang signifikan, hal itu dibuktikan dengan adanya penjelasan, yaitu : Untuk memperjelas kegunaan metodologi konstruktivis dalam manajemen strategis, mungkin akan mudah dengan cara membandingkan dengan metodologi lain yang signifikan untuk menentukan apakah penerapan metodologi konstruktivis membantu menambah pemahaman kita tentang isu-isu strategis yang penting. Berikut merupakan beberapa prinsip yang mendasari pentingnya realisme : Teori terbaik yang paling dekat dengan kebenaran; Tabel 1. Teoritis dan kebiasaan konstruktivisme Jenis konstruktivisme Poin teoritis utama Penemu teori Theorists yang mengembangkan / OT Fenomenologis Perbedaan antara relativisme epistemologis (diterima) dan relativisme ontologis (tidak dapat diterima) Berger and Luckman (1966) Gergen (1995) Elfing, Jensen, and money (1996) Astley (1985) Erlange Keuntungan Karakter Butts and Brown Scherer and Dowling teori dan praktek (1989) (1995) Diskursif Gagasan 'kebenaran' Foucault( 1983) Shrivastava, (1985) sebagai konstruksi Von Glaserfield( 8

9 kekuasaan-sarat 1995) kebenaran teori menjelaskan (dan satu-satunya penjelasan dari) validitas prediktif; kita bergerak secara progresif menuju kisah yang benar dari fenomena; klaim yang dibuat oleh teori apa pun yang bisa benar atau salah, dan hanya melalui penyebaran 'alasan' teori bisa dibuktikan atau disangkal. Perspektif Realis telah menambahkan substansial untuk pemahaman kita tentang isu-isu fundamental dalam manajemen strategis. Posisi ini secara tegas terpisah, banyak teori yang lebih baru dari perusahaan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap penelitian manajemen strategis didasarkan pada asumsi realis. Dalam tradisi konstruktivis, di mana aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang dipandang sebagai sosial dihasilkan dan diartikulasikan melalui simbol-simbol, manajer strategis dapat dilihat lebih sebagai seorang pelaku daripada sebagai pengolah atau pembuat. Manajer adalah peserta aktif dalam pembangunan lingkungannya sendiri. Para pelaku menghasilkan elemen lingkungan ini melalui rutinitas organisasi, perangkat retoris, nilai-nilai bersama dan perayaan. Kadang-kadang, mereka berhasil menciptakan berbagai organisasi-mempertahankan rutinitas dan perayaan yang mengarah pada kesuksesan (Meyer dan Rowan, 1977). Di lain waktu, mereka hanya berakhir memupuk rasa krisis dalam organisasi mereka. Bagaimana prinsip-prinsip konstruktivisme dapat diterapkan ke lapangan sebagai 'diterapkan' sebagai manajemen strategis? Untuk menjawab pertanyaan ini, pertamatama kita harus membuat diferensiasi utama antara ontologis dan epistemologis relativisme-perbedaan yang dibuat secara tegas oleh Donald Campbell. Dalam analisis mengenai tindakan bangunan teori, Campbell menyatakan bahwa 'setiap teori tentang bagaimana ilmu pengetahuan dapat menghasilkan perbaikan "kebenaran" atau kompetensi. "Pada saat yang sama, Campbell menarik batas-batas yang sangat ketat di sekitar relativismenya. Pada bagian lain dari buku ini, ia menyatakan, "sementara saya seorang relativis epistemologis menyeluruh, saya menolak relativitas ontologis... epistemologi evolusi yang di dalamnya asumsi yang belum terbukti dari (eksternal) dunia nyata '. 9

10 E. Objek Penelitian Para peneliti yang meneliti tentang Strategic Management and the Philosophy of Science, The Case for a Constructivist Methodology dan manajer pelatihan yang masih belum paham akan penelitian yang dimaksudkan untuk menunjukkan preseden dan kemungkinan untuk penelitian konstruktivis dalam manajemen strategis. Para peneliti memeriksa beberapa karya konstruktivis yang ada dalam literatur strategi, dan mengarahkannya ke teknik-teknik khusus, termasuk analisis sejarah, untuk menunjukkan bagaimana perspektif ini dapat memajukan batas-batas penelitian strategi. Sebagai contoh masalahnya digunakanlah perusahaan M-form sebagai sumbernya yaitu dengan berbagai penelitian terutama dengan pokok bahasan : Dalam analisis, situasi historis dari perspektif konstruktivis memiliki potensi untuk membawa masalah kembali konteks ke dalam gambar, dan untuk mengilhami penelitian strategis dengan lebih efektif. Analisis historis konstruktivis dari perusahaan M-form dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Cara pertama akan mengungkap keadaan historis dan wacana tertentu di mana perusahaan M-form muncul di Amerika Serikat. Ini akan memiliki efek 'lokalisasi' fenomena dalam konteks waktu, ruang, dan sejarah. 2. Mereka akan menguji kelangsungan hidup organisasi non M-form di bagian lain dunia, dan memeriksa alasan historis mengapa mereka bertahan dan mengalahkan M-bentuk perusahaan di daerah mereka. F. Relevansi dengan Ilmu Administrasi Negara Dengan adanya penelitian ini kita dapat mengetahui sifat dasar dari manajemen strategis yang bersifat konteks. Penelitian di masa depan dalam manajemen strategis, jika dilakukan dari perspektif konstruktivis, bisa menawarkan wawasan inovatif beberapa teori dalam pelatihan manajer. Apabila ini di relevansikan dengan ilmu administrasi ada hubungannya. Jika seorang administrator mengetahui hasil penelitian dan memahaminya, mereka dapat menerapkan manajemen strategis dalam proses penyelenggaraan Negara sehingga akan membentuk tata kelola pemerintahan yang baik, strategis dan maju. Karena, ada prinsipnya manajemen strategis akan memberikan efek menghubungkan teori dengan konteks, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tentang penerapan teori masa lalu untuk situasi saat ini. Dengan demikian 10

11 administrator dapat menginovasikan kebijakan-kebijakan yang lebih baik untuk di putuskan di masa depan yang lebih baik dari pada masa lalu ataupun saat ini. G. Kesimpulan Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa kita menambah wawasan tentang sifat dasar manajemen strategis yang berbasis konteks. Metodologi konstruktivis bekerja pada tingkat asumsi, bukan pada tingkat teknik. Mereka membawa mereka asumsi yang dibuat oleh peneliti ke permukaan bahwa metodologi lain yang diam. Dengan demikian mereka dapat kesimpulan hasil mereka - sehingga mengarah ke penerapan lebih fokus, serta membantu peneliti dan praktisi menghindari bahaya generalisasi yang berlebihan. Penelitian di masa depan dalam manajemen strategis, jika dilakukan dari perspektif konstruktivis, bisa menawarkan wawasan inovatif beberapa teori dalam pelatihan manajer. Pada prinsipnya, itu akan memiliki efek menghubungkan teori dengan konteks, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tentang penerapan teori masa lalu untuk situasi saat ini. Bahwa konstruktivisme adalah kerangka metodologis referensi yang berguna untuk memahami strategi. Kami membandingkan perspektif konstruktivis dengan perspektif realis, yang penting bagi bidang manajemen strategis telah ditekankan. Kami berpendapat bahwa gabungan realis dan perspektif konstruktivis akan membantu masalah dari mana asal strategi peneliti yang murni realis perspektif yang salah. Secara khusus, konstruktivisme akan membantu kita memahami sifat konteksstrategi, dan peran aktif peneliti dalam membentuk perspektif teoritis. Demikian pula, analisis konstruktivis teori firmone yang mengambil fenomena sosial yang lebih besar seperti memperhitungkan globalisasi yang dapat memberikan wawasan yang berharga bagi perusahaan yang beroperasi di beberapa negara, dan menyarankan mempertahankan batas-batas mereka dalam suasana jaringan yang tak terhitung, aliansi, dan kontradiksi lainnya. 11

12 Penelitian pada semua pertanyaan penelitian yang penting perlu dicari, menjaga masalah metodologi di garis depan. Jelas, ada banyak pekerjaan teoritis dan empiris dimasa depan yang kita perlu menjalankan dari perspektif konstruktivis. Penelitian Strategi selalu diberkati dengan tradisi konstruktivis, tapi mungkin sudah saatnya tradisi ini pindah ke penelitian utama dan dipindahkan ke tempat yang tidak berhubungan dengan sejarah. 12

FILSAFAT ILMU ( PHS 101 ) Strategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology. oleh:

FILSAFAT ILMU ( PHS 101 ) Strategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology. oleh: FILSAFAT ILMU ( PHS 101 ) Strategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology oleh: Hendrysan Krisna K. 071211131008 Fransiska Tanuwijaya 071211132014 Pratika

Lebih terperinci

Strategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology

Strategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology Strategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology DOSEN PEMBIMBING BAPAK MUHAMMAD ADIB, M.Si Nama kelompok : VII B 1. Andik Setiawan (071311333020) 2. Firman

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3. 1 Paradigma dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih paradigma konstruktivisme sebagai landasan filosofis untuk memahami realitas sosial di masyarakat.

Lebih terperinci

Incorporating Nonhuman Knowledge into The Philosophy of Science

Incorporating Nonhuman Knowledge into The Philosophy of Science TUGAS MAKALAH FILSAFAT ILMU Incorporating Nonhuman Knowledge into The Philosophy of Science ANGGOTA KELOMPOK 3B EMAS PRASASTI 071211133065 MUHAMMAD NURI SHOBRY 071211133027 INDAH DIKARANI 071211131100

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan

Lebih terperinci

Keberlangsungan Piramida Target:

Keberlangsungan Piramida Target: Keberlangsungan Piramida Target: Sebuah Sintesis Keberlanjutan dan Sistem Informasi Tabassom Hashemi Farzad Horst Junker Gaby Reveria Hellianto - 1306406820 Abstrak Lingkungan bisnis global cepat berubah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pupuk sangat penting dalam upaya pencapaian ketahanan pangan nasional. Segala cara dilakukan oleh Pemerintah sebagai regulator untuk dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia merupakan salah satu aspek pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena merupakan bukti komitmen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Sebelum membahas pengertian akuntansi biaya sebaiknya kita memahami pengertian biaya terlebih dahulu. Yang dimaksud dengan biaya

Lebih terperinci

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB Setelah mengetahui anggota dari panitia pembuat dokumen (FASB) dan berasal dari AICPA, APB dan AAA. Rangkaian dari dokumen sangatlah penting, dimana dua hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia tahun 997 maupun krisis global saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan yang pesat dalam bidang teknologi informasi. ekonomi, sosial, budaya maupun politik mempengaruhi kondisi dunia bisnis dan persaingan yang timbul

Lebih terperinci

proses sosial itulah terbangun struktur sosial yang mempengaruhi bagaimana China merumuskan politik luar negeri terhadap Zimbabwe.

proses sosial itulah terbangun struktur sosial yang mempengaruhi bagaimana China merumuskan politik luar negeri terhadap Zimbabwe. BAB V KESIMPULAN Studi ini menyimpulkan bahwa politik luar negeri Hu Jintao terhadap Zimbabwe merupakan konstruksi sosial yang dapat dipahami melalui konteks struktur sosial yang lebih luas. Khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak semakin dinamis, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya. perusahaan berjalan secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. bergerak semakin dinamis, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya. perusahaan berjalan secara efektif dan efisien. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dimana persaingan semakin ketat dan perilaku ekonomi bergerak semakin dinamis, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dampak akibat krisis multidimensi yang terjadi mulai tahun 1998 masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Dampak akibat krisis multidimensi yang terjadi mulai tahun 1998 masih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dampak akibat krisis multidimensi yang terjadi mulai tahun 1998 masih terasa akibatnya. Salah satu konsekuensi dari globalisasi (dunia tanpa batas) adalah

Lebih terperinci

MAKALAH FILSAFAT ILMU THE CONCEPT OF SOUND SCIENCE IN RISK MANAGEMENT DECISION

MAKALAH FILSAFAT ILMU THE CONCEPT OF SOUND SCIENCE IN RISK MANAGEMENT DECISION MAKALAH FILSAFAT ILMU THE CONCEPT OF SOUND SCIENCE IN RISK MANAGEMENT DECISION Nama Kelompok 9B : Karina Surya Permatasari 071211131021 Dian Indrawati 071211132011 Nailun Ni mah 071211133056 Maylina Nurwindiarti

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan

BAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menciptakan lingkungan bisnis yang lebih kompetitif, yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan mempertahankan operasi

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Hakikat tubuh menurut Merleau-Ponty: Berangkat dari tradisi fenomenologi, Maurice Merleau-Ponty mengonstruksi pandangan tubuh-subjek yang secara serius menggugat berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, serta tuntutan terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI PROGRAM PASCASARJANA PERBEDAAN BUDAYA DAN ADAPTASI ANTAR BUDAYA DALAM RELASI KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi tentang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama BAB V PENUTUP Semua analisa dan pembahasan didasarkan pada dokumen dan data yang diperoleh dari penggalian informasi dari staf tersebut mendukung hubungan antara penerapan model penilaian kinerja staf

Lebih terperinci

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan 5.1. Kesimpulan B A B V P E N U T U P Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan umum bahwa integrasi sosial dalam masyarakat Sumba di Kampung Waiwunga, merupakan konstruksi makna

Lebih terperinci

Building Theories From Case Study Research. Kathleen M. Eisenhardt Academy of Management Review Oct 1989 p

Building Theories From Case Study Research. Kathleen M. Eisenhardt Academy of Management Review Oct 1989 p Building Theories From Case Study Research Kathleen M. Eisenhardt Academy of Management Review Oct 1989 p. 532-550 Latar Belakang Paper Masih ada ketidakjelasan mengenai proses pembentukan teori dari kasus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Kualitatif Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang prosedur penemuan yang dilakukan tidak menggunakan prosedur statistik atau kuantifikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi, dan peningkatan dalam ilmu pengetahuan turut mengubah cara pandang perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN-SARAN. 1. Kondisi Awal Pembelajaran Sains Biologi di SMP

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN-SARAN. 1. Kondisi Awal Pembelajaran Sains Biologi di SMP BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan 1. Kondisi Awal Pembelajaran Sains Biologi di Pada pembukaan pembelajaran, pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui pengetahuan awal dan kaitannya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan

BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan simpulan hasil penelitian dan beberapa implikasi manajerial bagi para pembuat dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan performa melalui peningkatan profitabilitas perusahaan.

Lebih terperinci

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK A. PENDAHULUAN Salah satu agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

$ [8] [176] Lusiana Darmawan Suryamita Harindrari

$ [8] [176] Lusiana Darmawan Suryamita Harindrari Thesis: Sociological Paradigms and Organisational Analysis. Elements of the Sociology Corporate Life oleh Gibson Burrell and Gareth Morgan Diterbitkan oleh Heinemann, London, 1979, chapter 1-3. Hak Cipta:

Lebih terperinci

ESSENTIALS OF RESEARCH DESIGN AND METHODOLOGY Rintania, 09/292890/PTK/06245 Ain Sahara, 10/308643/PTK/07002 Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

ESSENTIALS OF RESEARCH DESIGN AND METHODOLOGY Rintania, 09/292890/PTK/06245 Ain Sahara, 10/308643/PTK/07002 Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta ESSENTIALS OF RESEARCH DESIGN AND METHODOLOGY Rintania, 09/292890/PTK/06245 Ain Sahara, 10/308643/PTK/07002 Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta BAB 1 1.1 Pendahuluan Didefinisikan secara luas, tujuan

Lebih terperinci

Konsep Sound Science dalam Keputusan Manajemen Resiko

Konsep Sound Science dalam Keputusan Manajemen Resiko Konsep Sound Science dalam Keputusan Manajemen Resiko Oleh : Ayu Novia H. 071211131104 Vika Jessy S. 071211131099 Ariani 071211131092 Herfina Tedjo W. 071211132025 Distianto Agung D. N. P. 071211133031

Lebih terperinci

MAKALAH FILSAFAT ILMU

MAKALAH FILSAFAT ILMU MAKALAH FILSAFAT ILMU mengapresiasi jurnal symposium analytical philosophy and philosophy or science OLEH : 1. SUSILO PUJO NUGROHO 071211133069 2. OKTA EVI WIJAYANTI 071211131103 3. ADEALIYA AMELIYA PUTRI

Lebih terperinci

BAB I PEGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi yang sukses adalah organisasi yang paling efisien menanggapi

BAB I PEGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi yang sukses adalah organisasi yang paling efisien menanggapi BAB I PEGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi yang sukses adalah organisasi yang paling efisien menanggapi lingkungannya. Lingkungan menghubungkan domain dari pemasaran dan pengembangan strategi

Lebih terperinci

Makalah Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Makalah Sistem Informasi Manajemen (SIM) Makalah Sistem Informasi Manajemen (SIM) Mahfudz Ha-eR Semarang - PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis yang semakin kompetitif menimbulkan

Lebih terperinci

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM Mata kuliah: Komunikasi Kelompok Hari/ Tanggal: Jumat/ 25 Februari 2011 KPM (212) Nama/ NRP : Lutfi Afifah/ A34070039 Praktikum ke-: 1 Asisten: Auliyaul Hafizhoh (I34070021) KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai Negara, termasuk di Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan kerugian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Kebutuhan dan selera pasar terus berkembang seiring waktu dan perkembangan jaman. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk bersaing dengan melakukan inovasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses

BAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses BAB II DASAR TEORI Bab ini akan membahas dasar teori yang melandasi penulisan tesis ini yaitu pekerjaan, proses, struktur organisasi, sistem informasi, sistem informasi yang peduli proses, teknik pemodelan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Sudut pandang teori materialisme historis dalam filsafat sejarah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Sudut pandang teori materialisme historis dalam filsafat sejarah 174 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sudut pandang teori materialisme historis dalam filsafat sejarah Marx yang mengulas arsitektural pemerintahan sebagai objek material membuahkan hasil yang menunjukkan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi saat ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi saat ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis. Adapun perubahan yang terjadi ditandai dengan pola pikir masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah adaptasi dan evolusi agar dapat bertahan hidup (Berbegal-Mirabent et

BAB I PENDAHULUAN. sebuah adaptasi dan evolusi agar dapat bertahan hidup (Berbegal-Mirabent et 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam globalisasi ekonomi dinamis, perusahaan harus terlibat dalam sebuah adaptasi dan evolusi agar dapat bertahan hidup (Berbegal-Mirabent et al., 2015). Ketatnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Deli dan rekan-rekan sejawatnya. Teori konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian/Pengkajian Akademis Objek penelitian adalah para konsultan pajak aktif pada organisasi KKP XYZ, dari pimpinan dengan segenap jajaran tim kerjanya, penugasanpenugasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan ilmiah merupakan pengantar bagi pembaca untuk mengetahui apa yang diteliti. Bab ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO Deni Eko Setiawan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Email: Denny_r.madrid@yahoo.com Kian Amboro Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. afektif, dan nilai tukar pada niat pembelian ulang Viva Cosmetics di komunitas Make Up and

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. afektif, dan nilai tukar pada niat pembelian ulang Viva Cosmetics di komunitas Make Up and 120 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa nilai simbolis, nilai afektif, dan nilai tukar pada niat pembelian ulang Viva

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam pembentukan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal yang akan memperburuk keadaan. Kesenjangan ekonomi pun akan terjadi, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

BAB 1 PENDAHULUAN. hal yang akan memperburuk keadaan. Kesenjangan ekonomi pun akan terjadi, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perkembangan perekonomian saat ini sangatlah kompleks. Perusahaan bersaing kuat untuk mempertahankan eksistensinya. Perusahaan asing pun tak luput dari persaingan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga fisika

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam pemodelan Customer Relationship Management. Adapun teori yang akan dijelaskan antara lain adalah Customer

Lebih terperinci

Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D

Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D Evaluasi merupakan alat dari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaku bisnis saat ini dituntut selalu inovatif untuk dapat bersaing dengan kompetitor. Bisnis retail seperti Apotek merupakan bisnis dengan persaingan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bertahan atau bahkan lebih berkembang. Perusahaan yang. perusahaan dapat melakukan pengembangan perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bertahan atau bahkan lebih berkembang. Perusahaan yang. perusahaan dapat melakukan pengembangan perusahaan maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi dan pasar bebas, persaingan usaha diantara perusahaan yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan agar dapat bertahan

Lebih terperinci

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. 4/23/2013 Paradigma/ Perspektif/ Cara Pandang/ World view Mempengaruhi persepsi Mempengaruhi tindakan Paradigma

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Persaingan ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah agensi timbul dari adanya pemisahan antara kepemilikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah agensi timbul dari adanya pemisahan antara kepemilikan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah agensi timbul dari adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Ada dua sumber permasalahan agensi. Pertama adalah jika prinsipal dan agen

Lebih terperinci

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan)

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan) The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan) Tujuan utama buku ini adalah untuk menjawab tentang peran teori terkait permasalahan administrasi publik. Sebagaimana diketahui, tujuan utama

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang bagus dipercaya dapat mempengaruhi nilai dan kepuasan nasabah sehingga

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang bagus dipercaya dapat mempengaruhi nilai dan kepuasan nasabah sehingga BAB I PENDAHULUAN Selama beberapa dekade terakhir, studi empiris mengenai kualitas layanan menjadi hal yang menarik dalam dunia industri terutama industri jasa. Kunci sukses meraih kemenangan dalam persaingan

Lebih terperinci

TUGAS REVIEW FILSAFAT ILMU. Ilmu pengetahuan bagaikan cahaya dan nyawa kehidupan

TUGAS REVIEW FILSAFAT ILMU. Ilmu pengetahuan bagaikan cahaya dan nyawa kehidupan TUGAS REVIEW FILSAFAT ILMU Ilmu pengetahuan bagaikan cahaya dan nyawa kehidupan ANGGOTA KELOMPOK 4A PUJI RAHAYU 071211133062 DELLA MEKAWATI S 071211132004 ANASTASYA MUSTIKA RANI 071211133043 FARIDAH FITRIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan SMAN 1 Padalarang adalah salah satu SMA negeri di wilayah Kabupaten Bandung Barat yang telah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, intensitas persaingan yang semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, intensitas persaingan yang semakin tinggi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, intensitas persaingan yang semakin tinggi memaksa sebagian besar perusahaan untuk meningkatkan aset yang dimilikinya untuk bisa mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan iklim kompetisi antar perusahaan semakin tajam dan ketat, juga ditambah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangantantangan yang harus dijawab

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT

BAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT BAB I. PENDAHULUAN Dalam setiap perkuliahan, membaca buku yang menjadi bacaan wajib atau buku yang menjadi bahan rujukan yang direkomendasikan oleh dosen merupakan hal yang penting bagi setiap mahasiswa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya merupakan suatu indikasi bahwa terdapat faktor lain di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya merupakan suatu indikasi bahwa terdapat faktor lain di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterbatasan kemampuan laporan keuangan dalam menjelaskan nilai perusahaan yang sebenarnya merupakan suatu indikasi bahwa terdapat faktor lain di dalam perusahaan yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma ialah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigm

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibanding jasa lainnya dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional. Jasa ini

BAB I PENDAHULUAN. dibanding jasa lainnya dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional. Jasa ini BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Jasa audit terhadap laporan keuangan merupakan jasa yang paling dikenal dibanding jasa lainnya dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional. Jasa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nining Priyani Gailea, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nining Priyani Gailea, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Mata pelajaran matematika telah diperkenalkan kepada siswa sejak tingkat dasar sampai ke jenjang yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIK Formulasi, Implementasi dan Pengendalian

MANAJEMEN STRATEGIK Formulasi, Implementasi dan Pengendalian MANAJEMEN STRATEGIK Formulasi, Implementasi dan Pengendalian DAFTAR ISI halaman Kata Pengantar... v Daftar Isi... vii Daftar Gambar... xi Daftar Tabel... xii BAB 1 KONSEP DASAR MANAJEMEN STRATEGIK...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa

BAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat turbulensi di hampir setiap industri ditandai oleh banyaknya perusahaan baru yang bermunculan dan bahkan menggeser perusahaan lama (Caves, 1998; Li

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memelihara kesinambungan pembangunan nasional guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan unit yang diteliti, yaitu berusaha menggambarkan, menganalisis masalahmasalah

BAB III METODE PENELITIAN. dan unit yang diteliti, yaitu berusaha menggambarkan, menganalisis masalahmasalah BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian dan Pendekatan Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriftif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi penting dalam kemajuan peradaban modern (Sesen, 2013; Shane dan Venkataraman, 2000).

Lebih terperinci

3 METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Paradigma Penelitian

3 METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Paradigma Penelitian 3 METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu: 1. Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang terletak di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak.

Lebih terperinci

Teori Komunikasi. Pendekatan-pendekatan Keilmuan. Martina Shalaty Putri, M.Si. Modul ke: 01Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi

Teori Komunikasi. Pendekatan-pendekatan Keilmuan. Martina Shalaty Putri, M.Si. Modul ke: 01Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Modul ke: 01Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Teori Komunikasi Pendekatan-pendekatan Keilmuan Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication Pendekatan dalam keilmuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal perusahaan mengindikasikan pentingnya pengajaran etika bisnis kepada para mahasiswa fakultas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan - permasalahan atau prosedur - prosedur yang

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan - permasalahan atau prosedur - prosedur yang BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan - permasalahan

Lebih terperinci

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran.

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran. Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran. Penelitian pada umumnya dilakukan oleh pakar pendidikan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

Penelitian di Bidang Manajemen

Penelitian di Bidang Manajemen Penelitian di Bidang Manajemen Frans Mardi Hartanto Fmhartanto@gmail.com Bandung Manajemen - Ilmu Hibrida yang Multidisipliner 1 Ilmu manajemen adalah hasil perpaduan dari berbagai ilmu yang berbeda namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan jaman, mampu berkomunikasi dengan baik, dan mempunyai networking

BAB I PENDAHULUAN. perubahan jaman, mampu berkomunikasi dengan baik, dan mempunyai networking BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi-strategi yang diberikan seorang Public Relations tentunya sangat berpengaruh pada nama baik dari hotel. Maka di era globalisasi ini persaingan untuk mengikat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil

BAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil BAB V SIMPULAN Bab ini berisi tentang simpulan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil pengujian diperoleh dari partisipan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlihat dari peningkatan jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlihat dari peningkatan jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri pasar modal mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. akan adanya perspektif penyeimbang di tengah dominasi teori-teori liberal. Kedua

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. akan adanya perspektif penyeimbang di tengah dominasi teori-teori liberal. Kedua BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini berangkat dari sikap afirmasi penulis terhadap kebutuhan akan adanya perspektif penyeimbang di tengah dominasi teori-teori liberal. Kedua model pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang sesuai demi tercapainya going concern perusahaan serta sustainable

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang sesuai demi tercapainya going concern perusahaan serta sustainable BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti saat ini, permasalahan lingkungan hidup (pencemaran, polusi, limbah,dll) sampai saat ini menjadi isu global yang sering diperdebatkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi pemaparan simpulan, keterbatasan, saran dan implikasi

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi pemaparan simpulan, keterbatasan, saran dan implikasi BAB V PENUTUP Bab ini berisi pemaparan simpulan, keterbatasan, saran dan implikasi penelitian yang terdapat dalam penelitian ini. Pemaparan simpulan bertujuan menjelaskan ringkasan hasil penelitian guna

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. serta merta membuat sosiologi ilmu menggunakan metode-metode filsafat.pada

BAB V PENUTUP. serta merta membuat sosiologi ilmu menggunakan metode-metode filsafat.pada BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sejarah sosiologi ilmu tidak lain adalah sejarah dari pelimpahan warisan metafisika perkemabangan filsafat ilmunya. Terbentang dari tradisi keilmuan China, Yunani, dan kemudian

Lebih terperinci

Presented by: M Anang Firmansyah

Presented by: M Anang Firmansyah Perspectives in Organizations: Resource Dependence, Efficiency, and Population Presented by: M Anang Firmansyah Ada tiga perspektif organisasi Resource dependence perspective Efisiensi Populasi Alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci