The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan)
|
|
- Widyawati Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan) Tujuan utama buku ini adalah untuk menjawab tentang peran teori terkait permasalahan administrasi publik. Sebagaimana diketahui, tujuan utama dari teori adalah untuk mengumpulkan fakta menjadi gambaran dan penjelasan yang komprehensif dalam menggunakan pemahaman ini agar berguna untuk menginformasikan para pembuat kebijakan dan pedoman pelaksanaan kebijakan publik. Sebuah teori harus ekonomis dan sistematis dalam menggambarkan fenomena yang diteliti dan secara logis menghubungkan elemen-elemen menjadi sebuah pemahaman yang jelas tentang aktor, institusi yang terlibat, dan prosesnya. Terlepas dari tujuan tertentu teoritis kerangka kerja intelektual, dalam administrasi publik ujian akhir dari teori apapun adalah bagaimana teori itu bisa berguna untuk meningkatkan pemahaman umum kita tentang administrasi publik dan / atau bisa meningkatkan praktek administrasi publik yang diterapkan. Setiap penerapan teori harus dievaluasi melalui penilaian tinggi, rendah, atau campuran di enam dimensi yang berhubungan dengan tujuan inti dari teori, yakni : (1) kemampuan teori dalam menjelaskan fenomena dengan menggunakan logika internal, (2) Penjelasan kapasitas mengacu pada kemampuan sebuah teori untuk menjelaskan fenomena dunia nyata. (3) kemampuan teori untuk menggeneralisasi melampaui batas-batas satu kasus atau beberapa kasus. (4) kapasitas deskriptif mengacu pada kemampuan teori untuk menggambarkan dunia nyata secara akurat.. (5) kapasitas prediktif mengacu pada kemampuan teori untuk menghasilkan hipotesis dapat diuji dan membuat penilaian probabilistik tentang masa depan. (6) kemampuan empiris mengacu pada keberhasilan relatif dari teori dalam mendapatkan konfirmasi empiris untuk hipotesis dan penilaian probabilistik yang dihasilkannya. Political Control of Bureaucracy Dari sudut pandang teoritis murni, berpikir sistematis tentang administrasi publik sangat terkait dengan dikotomi politik-administrasi. Menurut Waldo (1947) dan Simon (1948), asumsi menghilangkan arti penting politik merupakan hal yang hampir tidak mungkin bagi siapa pun yang terlibat dalam studi serius tentang administrasi. Waldo berargumen persuasif bahwa pada tingkat administrasi yang mendasar, ada
2 bentuk politik yang kuat dan bahwa setiap upaya untuk memisahkan keduanya akan gagal. Berbagai upaya telah dibangun untuk menggambarkan dan menjelaskan unsur-unsur hubungan bervariasi antara fungsi administrasi dan politik pemerintahan. Teori mengasumsikan bahwa, meskipun secara logis pemerintah sudah memiliki banyak dukungan suara, namun teori tidak melihat adanya dukungan empiris. Sedangkan Lipsky mengatakan bahwa birokrat lebih realistis digambarkan sebagai orang-orang yang menghadapi situasi sosial yang sulit tetapi yang memiliki sumber daya yang terbatas dan dukungan yang kecil dari otoritas politik. Dalam situasi ini, Lipsky menyimpulkan, birokrat pada dasarnya dipaksa untuk membuat keputusan kebijakan. Teori kontrol politik birokrasi tujuan dasarnya adalah untuk menjelaskan dan memastikan bagaimana administrasi dapat dipertanggungjawabkan dan bawahan kepada lembaga-lembaga resmi yang ditunjuk dari pengambilan keputusan demokratis. Wood dan Terman (1994) menyatakan, bahwa birokrasi yang sangat responsif terhadap perubahan lingkungan politik dan tujuan kadang-kadang menolak kontrol para pelaku politik mereka, tetapi ketika hal ini terjadi, mungkin hanyalah perlawanan atas nama kepentingan umum bukan sebagai upaya untuk melemahkan peran pengambil kebijakan. Bureaucratic Politics Theory Politik diakui sebagai komponen fundamental administrasi, dan sebaliknya. Meskipun pengakuan ini mungkin telah membunyikan lonceng kematian hegemoni teoretis dalam administrasi publik, Menurut Waldo, kerangka kerja intelektual administrasi publik adalah sebuah filsafat politik normatif, sehingga setiap teori administrasi (1952), telah menjadi teori politik. Secara teoritis mengintegrasikan peran politik birokrasi telah terbukti sangat sulit. Pendekatan dasar untuk menyelesaikan tugas ini adalah untuk mengobati birokrasi dan birokrat sebagai aktor politik dalam hak mereka sendiri, aktor dengan agenda diidentifikasi yang terlibat dalam mendorong dan tawar-menawar serta kompromi yang dihasilkan dalam keputusan kebijakan. Menurut Waldo, gerakan politik birokrasi sejauh ini jauh lebih berhasil dalam menunjukkan kebutuhan teoriteori politik birokrasi daripada benar-benar menciptakan kerangka kerja yang
3 komprehensif untuk memenuhi kebutuhan itu. Dalam pengertian ilmiah, maka, teori perwakilan birokrasi masih belum menghasilkan. Dalam prakteknya, administrasi bukan tentang efisiensi, atau bahkan efektivitas. Tetapi tentang politik, dan faktanya, terjadi kebingungan dalam lembaga termasuk terkait peran mereka. Namun ini justru berimbas pada kejelasan hubungan antar bidang pemerintahan sehingga menjadi jauh lebih mudah dipahami. Artinya, teori-teori politik birokrasi telah melayani disiplin dengan baik dalam menyoroti peran politik birokrasi, mereka telah menjalin pemahaman yang lebih besar tentang mengapa badan publik melakukan apa yang mereka lakukan. Institutional Theory Teori kelembagaan dalam administrasi publik berkaitan dengan organisasi dan manajemen institusi publik, mencakup hubungan antara struktur organisasi, peraturan terkait serta norma-norma, dan proses organisasi, perilaku, hasil, dan akuntabilitas lembaga publik. Dalam administrasi publik, istilah "lembaga" biasanya mengacu pada sebuah organisasi publik yang dapat memanggil otoritas negara untuk menegakkan keputusannya. Dalam konteks ini, lembaga-lembaga umum didefinisikan sebagai konstruksi sosial, aturan dan norma-norma yang membatasi perilaku individu dan kelompok. Teori kelembagaan didasarkan pada asumsi bahwa hasil kolektif dan perilaku individu yang terstruktur oleh lembaga. Teori kelembagaan mencakup literatur lintas disiplin, termasuk cabang di ekonomi, sosiologi, dan ilmu politik. Teori kelembagaan dalam administrasi publik bisa dilihat dalam konsep Birokrasi klasik Wilson: Apa yang Pemerintah Lakukan dan Mengapa Mereka Melakukannya. Meskipun teori kelembagaan menyediakan konsep yang detail dan kaya dengan deskripsi perilaku organisasi, ternyata pluralisme yang sangat besar bisa menimbulkan permasalahan terkait upaya penghematan dan sehingga sulit untuk menilai kapasitas secara jelas, replikasi, dan prediktif. Karena teori kelembagaan (tunggal) tidak memiliki inti konseptual, mungkin lebih akurat untuk menggunakan, teori institusional yang jamak. Secara keseluruhan, teori kelembagaan memiliki lebih banyak tinjauan/perspektif yang beragam. Public Management Theory
4 Manajemen ilmiah adalah alat intelektual dalam administrasi publik (Taylor 1985). Dalam lima puluh tahun pertama, berbagai upaya dilakukan untuk menemukan prinsip-prinsip manajemen yang universal. Tokoh-tokoh yang paling berpengaruh diantaranya Gulick (1937), Fayol (1949), dan Barnard (1938 ). Prinsipprinsip ini oleh Simon (1948), diletakkan dalam kerangka positivis. Ironisnya, agenda positivis Simons mengalami nasib yang agak mirip dengan gerakan manajemen ilmiah Taylor. Baik agenda Taylors maupun Simon telah berupaya untuk meyakinkan dan mendukung klaim teori dalam arti positivis-aksioma universal yang diperlukan untuk ilmu administrasi, meski hal tersebut masih tampak di luar jangkauan kita. Manajemen publik cenderung memiliki kapasitas deskriptif yang kuat, namun relatif lemah ketika dianggap sebagai panduan apa pun sistematis untuk bertindak. Teori manajemen publik adalah di mana karya ilmiah dalam administrasi publik boleh dibilang telah menemukan dampak terbesar yang diterapkan. Dalam dua dekade terakhir pendekatan prinsip-prinsip tampaknya telah memasuki sesuatu dari zaman keemasan baru dengan munculnya New Public Management (NPM). NPM berhasil mendaur ulang prinsip-proyek yang paling terkenal dari Osborne dan Gaebler (1993). NPM erat terkait dengan ideologi politik konservatif dan cenderung menyamakan nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai demokrasi. Post-Modern Theory Teori Postmodern dalam banyak hal adalah puncak dari fragmentasi teoritis dalam administrasi publik yang dimulai dengan serangan terhadap dikotomi politikadministrasi. Teori postmodern menolak kemungkinan bahwa setiap paradigma tertentu mampu menghasilkan kebenaran universal mengenai fenomena sosial. Sehingga Postmodernis dengan tegas menolak dikotomi politik-administrasi sebagai ujian utama secara teoritis. Teori postmodern adalah pendekatan subyektif untuk mempelajari fenomena sosial yang sangat berfokus pada bahasa, konteks interaksi manusia, dan pembangunan sosial dari realitas. Postmodernis percaya bahwa tidak ada kebenaran mutlak, karena itu pertanyaan yang diberikan akan memiliki beberapa kemungkinan jawaban, yang semuanya mungkin berlaku sama. Farmer (1995) dan Fox dan Miller (1995) menerapkan lensa postmodern untuk mempelajari administrasi publik, yang muncul adalah tidak ada metode organisasi atau pemahaman proses administrasi yang "terbaik" atau "universal". Dengan perspektif ini, teori postmodern
5 tidak terlalu mendukung penerapan administrasi publik tradisional, terutama terkait wewenang dan legitimasi organisasi birokrasi hirarkis dan ketergantungan mereka pada ahli teknokratis. Ini telah menciptakan peluang bagi berbagai arah ilmiah baru dalam administrasi publik, feminisme dan dorongan untuk bentuk administrasi yang lebih interaktif. Decision Theory Teori Keputusan mungkin adalah teori formal paling matang dan empiris untuk menyampaikan informasi dalam administrasi publik. Hal ini mungkin akibat dari asalusulnya. Seperti yang teori pilihan rasional, jelas berlabuh dalam konsep yang dikembangkan dengan baik rasionalitas yang terkait dengan ekonomi neoklasik. Teori Keputusan, bagaimanapun, tidak sekadar kerangka ekonomi diterapkan pada sektor publik, tetapi sebuah model yang berbeda adat untuk administrasi publik. Pakar Teori Keputusan Herbert Simon, meletakkan konsep dasar dan logika dalam karya klasiknya Perilaku Administrasi (1947). Menurut Simon, tujuan dasar dari setiap organisasi adalah untuk menemukan atau menetapkan tujuan mereka dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pengambilan keputusan menggambarkan proses yang menghubungkan organisasi ke segala aspek organisasi. Simon menggambarkan pengambil keputusan administrator selalu berurusan dengan ambiguitas, batas perhatian dan waktu, kendala nilai-nilai mereka sendiri, dan sejumlah elemen lain yang memisahkan realitas perilaku manusia yang tidak beraturan dan dari perhitungan biaya yang bersih, logis dan murni untuk kepentingan/upaya memaksimalkan sumberdaya secara rasional. Sumber kinerja yang beragam ini dapat ditelusuri pada kritik utama Waldo dalam Perilaku Administrasi. Rasionalitas Terbatas mungkin digunakan untuk membuat deskripsi yang lebih realistis dan pemahaman tentang perilaku administratif, tapi daya prediksi dan kemampuannya untuk menghasilkan aksioma universal selalu akan menjadi lemah dalam menghadapi ketidakpastian manusia. Sejauh ini, teori keputusan telah berjuang untuk membuktikan Waldo salah. Rational Choice Theory Teori Pilihan Rasional juga disebut Teori Pilihan Publik yang menekankan pada 2 pokok (sentral) yaitu : (1) individu mengerti akan kebutuhannya, mengerti
6 akan pilihannya, dan mengerti pilihan yang terbaik bagi mereka dengan memilih opsi pilihan yang menggunakan biaya yang sedikit ( pengaruh dari neoclasical ekononomi), (2) mengasumsikan bahwa semua keputusan yang dihasilkan adalah perwujudan dari tindakan dan keputusan individu yang kolectif. Persepsi rasional jika dikaitkan dengan birokrasi, adalah dimana pemerintah menjadi actor utama dalam penyediaan barang-barang publik. Reformasi yang berkembang yang diberikan teori pilihan rasional adalah pemerintah tidak lagi menjadi actor utama dalam penyediaan pelayanan publik, dimana adanya keterlibatan pihak swasta dan masyarakat sebagai bagaian terciptanya demokrasi. Ketika pemerintah tidak lagi dapat memberikan sebuah pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, dalam teori ini swasta dapat mengambil alih untuk memberikannya guna mencapai pelayanan yang efektif dan efisien. Teori pilihan rasional ini pada dasarnya menekankan pada demokrasi dalam mewujudkan pemerintahan yang baik. Governance Theory Perubahan dari sebuah pemerintahan pada berbagai negara dari sebuah birokrasi yang berbasis weberian ke arah birokrasi yang kurang hierarki, kurang terpusat dan lebih bersedia untuk bekerja sama dengan sektor swasta menyebabkan administrasi publik berkembang pula. Berkembangnya administrasi publik pada fokus tentang birokrasi dan hierarki pada pelayanan publik menyebabkan berkembang menjadi sebuah studi tentang pemerintahan. Antara administrasi publik dan pemerintahan mempunyai sebuah definisi yang berbeda dalam pemahaman yang lazimnya, tetapi pemerintahan pada saat ini menggambarkan administrasi publik (secara berbeda) lebih daripada sebuah teori yang koheren, keduanya dihadapkan pada perubahan yang signifikan terhadap fokus studinya. Pada tataran ini administrasi publik perlu menciptakan sebuah kerangka pemikiran baru untuk menjelaskan dan memahami perubahan tersebut, pemerintahan adalah label yang digunakan untuk memahami perubahan dan menggambarkan kerangka teoritis yang baru. Teori pemerintahan dapat dipahami dengan jelas dari tiga identifikasi yaitu : (1) pemerintahan sebuah multidisiplin dari berbagai kegiatan pemerintah secara keseluruhan ( Lynn et al. 1999, 2000,2001,). Pemerintahan adalah arti luas dari administrasi publik dimana berbicara tentang pelaksanaan pelayanan publik yang meliputi dari publik, private dan sektor nonprofit. (2) pendekatan kedua adalah
7 melihat kesamaan antara pemerintahan dengan paradigma NPM, pada dasarnya konsep ini adalah pemerintahan mengadopsi nilai-nilai pada perusahaan kedalam sektor publik. Jelas ada beberapa prinsip (ideologis) yang berbeda anatara sektor publik dengan swasta, tetapi pemerintahan dituntut untuk mengadopsi apa yang ada dalam perusahaan. (3) pemerintahan sebagai upaya yang dapat diharapkan untuk memahami kontek hubungan yang lateral pada lembaga yang ada pada suatu negara (frederickson, 1999). Pendekatan ini dibatasi oleh pengakuan bahwa batasbatas juridiksi kurang berarti bagi kebutuhan praktis dari implementasi kebijakan yang efektif. TEORI DALAM ADMINISTRASI PUBLIK Teori dalam administrasi publik mempunyai dua tujuan dasar yaitu : (1) Untuk meletakkan fakta menjadi satu kesatuan yang koheren dan jelas. (2) Untuk memberikan perspektif tentang apa yang "harus" dilakukan dan untuk membuat pedoman dalam bertindak. Dalam dunia administrasi publik yang komplek, ada dua pandangan teori, yakni (1) Administrasi publik dianggap mengalami kegagalan dalam mendefinisikan dirinya sendiri dan menganggap kurangnya daya tarik yang diberikan (2) Administrasi publik dianggap tidak terikat dengan dogma paradigma, lebih bersifat eksperimen dengan pendekatan-pendekatan baru, dan lebih bisa bersanding dengan bidang studi lainnya. Sumber : Frederickson, H. George and Kevin B. Smith The Public Administration Theory Primer; Essentials of Public Policy and Administration, United States. Westview Press.
BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah penelitian yang menjelaskan fenomena, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika
Lebih terperinciAKUNTANSI PEMERINTAHAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB
AKUNTANSI PEMERINTAHAN Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB Penjelasan Akuntansi pemerintah memiliki kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain pemerintah yang memiliki wilayah lebih
Lebih terperinciBULETIN ORGANISASI DAN APARATUR
BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR I. Pendahuluan Banyaknya kebijakan yang tidak sinkron, tumpang tindih serta overlapping masih jadi permasalahan negara ini yang entah sampai kapan bisa diatasi. Dan ketika
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hingga saat ini, relasi antara Pemerintah Daerah, perusahaan dan masyarakat (state, capital, society) masih belum menunjukkan pemahaman yang sama tentang bagaimana program CSR
Lebih terperinciDepartemen Ilmu Adminstrasi FISIP Universitas Indonesia. di Indonesia
Eko Prasojo Departemen Ilmu Adminstrasi FISIP Universitas Indonesia Format Reformasi Birokrasi di Indonesia Mampukah Kita Bernegara? Negara Kepentingan KORUPSI MENJADI PENYAKIT Tiga Sumber Penyakit Negara
Lebih terperinciImplikasi Perubahan Lingkungan Bagi Organisasi Pemerintahan Lokal
www.raconquita.wordpress.com ristania@gmail.com Implikasi Perubahan Lingkungan Bagi Organisasi Pemerintahan Lokal Sejurus dengan perubahan iklim global menuju demokratisasi, perhatian terhadap pemerintahan
Lebih terperinciBAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang
BAB I INTRODUKSI Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan tahapan-tahapan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi di beberapa daerah kota/kabupaten di Indonesia diharapkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi di beberapa daerah kota/kabupaten di Indonesia diharapkan menghasilkan hasil yang baik dalam bidang apapun. Sehubungan dengan fungsi organisasi sektor
Lebih terperinciSejarah Perkembangan Ilmu Administrasi Publik (Negara)
Kuliah 3 Sejarah Perkembangan Ilmu Administrasi Publik (Negara) Marlan Hutahaean 1 Administrasi Publik Sebelum Wilson Pemikir Pandangan Confucius Plato, The Laws Niccolo Machiavelli, The Prince De Montesquieu,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, hingga kontribusi yang diharapkan dari penelitian. Disamping
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Tujuan utama penelitian ini telah terjawab dan perlu dijelaskan kembali secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian tersebut dalam bentuk
Lebih terperinciGood Governance. Etika Bisnis
Good Governance Etika Bisnis Good Governance Good Governance Memiliki pengertian pengaturan yang baik, hal ini sebenarnya sangat erat kaitannya dengan pelaksanaaan etika yang baik dari perusahaan Konsep
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karakteristik lingkungan bisnis yang sedang dialami saat ini dan masa yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini merupakan sebuah
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Teori Administrasi Negara Dosen : Dra. Nanik Pujiastuti, M.Si Semester : VI (genap) DESKRIPSI SINGKAT Mata kuliah ini memperkenalkan mahasiswa
Lebih terperinciPROGRAM RINTISAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN PEREKONOMIAN KAWASAN BERBASIS IPTEK (KIMBIS) DI LAMONGAN
PROGRAM RINTISAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN PEREKONOMIAN KAWASAN BERBASIS IPTEK (KIMBIS) DI LAMONGAN Oleh : Budi wardono Istiana Achmad nurul hadi Arfah elly BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Relasi Kekuasaan Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial selalu tersimpul pengertian pengertian kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan terdapat disemua bidang
Lebih terperinciTeori-teori Administrasi Publik dalam Konteks Kekinian
2 3 4 Teori-teori Administrasi Publik dalam Konteks Kekinian PENDAHULUAN Frank Marini dalam buku Defining Public Administration (2000) menguraikan bahwa administrasi publik merujuk kepada dua aktivitas
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance, pemerintah telah bertekad untuk menerapkan prinsip akuntabilitas dengan mempertanggungjawabkan amanah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keanggenan (Agency Theory) adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agent dengan principal.
Lebih terperinciILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama lebih dari dua dekade, pengukuran kinerja (performance measurement)
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjabaran dari latar belakang masalah pemilihan studi kasus berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan. Dalam bab ini juga berisi rumusan permasalahan, pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.
BAB I 1.1 Pengantar PENDAHULUAN Tuntutan mengenai pengelolaan suatu organisasi berdasarkan sistem tata kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi organisasi di sektor pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Propper dan Wilson (2003), Manajemen
BAB I PENDAHULUAN Kinerja instansi pemerintah dapat terwujud dengan baik apabila disertai dengan pengelolaan manajemen yang baik, yang dapat mendorong instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
Lebih terperinciV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta caracara
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Akuntabilitas Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pemikiran yang mendasari teori institusional (Institutional Theory) adalah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Institusional Pemikiran yang mendasari teori institusional (Institutional Theory) adalah didasarkan pada pemikiran bahwa untuk
Lebih terperinciProf. Dr. Drs. H. Budiman Rusli, M.S. Isu-isu Krusial ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
Prof. Dr. Drs. H. Budiman Rusli, M.S. Isu-isu Krusial ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER 2014 Isu-isu Krusial ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved ISBN :...
Lebih terperinciDr. Mardiyono: Kualitas Otonomi Daerah dari Perspektif Autopoiesis
Dr. Mardiyono: Kualitas Otonomi Daerah dari Perspektif Autopoiesis Dikirim oleh prasetya1 pada 05 Januari 2008 Komentar : 0 Dilihat : 4491 Dr. Mardiyono Salah satu paradigma pokok yang dianut oleh UU No
Lebih terperinciKomunikasi Organisasi
Modul ke: Komunikasi Organisasi TEORI-TEORI ORGANISASI: TEORI STRUKTURAL Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id A. Anggapan Dasar Teori Klasik
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU ( PHS 101 )
FILSAFAT ILMU ( PHS 101 ) Strategic Management and the Philosophy of Science, The Case for a Constructivist Methodology oleh: Gilang Permana F. A. 071211132010 Shantika Mutiasari 071211131003 Natasia Novita
Lebih terperincito administer juga berarti to manage atau to direct
Hendra Wijayanto Berasal dari bahasa Inggris administer adalah kombinasi bahasa Latin ad + ministrare, yang berarti to serve, melayani. to administer juga berarti to manage atau to direct Pengertian administrasi
Lebih terperinciMemahami Akar dan Ragam Teori Konflik
Memahami Akar dan Ragam Teori Konflik Sofyan Sjaf Turner dalam bukunya yang berjudul The Structure of Sociological Theory pada bab 11 13 dengan apik menjelaskan akar dan ragam teori konflik yang hingga
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kebangkitan gerakan perempuan yang mewujud dalam bentuk jaringan. Meski
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kehadiran gerakan perempuan yang ada di Yogyakarta telah dimulai sejak rejim orde baru berkuasa. Dalam tesis ini didapatkan temuan bahwa perjalanan gerakan perempuan bukanlah
Lebih terperinciPresented by: M Anang Firmansyah
Perspectives in Organizations: Resource Dependence, Efficiency, and Population Presented by: M Anang Firmansyah Ada tiga perspektif organisasi Resource dependence perspective Efisiensi Populasi Alasan
Lebih terperinciSAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH
l Edisi 048, Februari 2012 P r o j e c t SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH i t a i g k a a n D Sulfikar Amir Edisi 048, Februari 2012 1 Edisi 048, Februari 2012 Sains, Islam, dan Revolusi Ilmiah Tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, proses penelitian, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paket kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal tahun 2001 secara resmi pemerintah mengimplementasikan paket kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
Lebih terperinciKuliah 2 Luas Lingkup dan Perkembangan Studi Implementasi
Kuliah 2 Luas Lingkup dan Perkembangan Studi Implementasi What Ever Happened to Policy Implementation? An Alternative Approach By Peter and Linda deleon Journal of Public Policy Administration Research
Lebih terperinciDiterbitkan di Manajemen Pembangunan No. 58/II/Tahun XVI, 2007
Manajemen Stratejik, Instrumen Peningkatan kinerja Lembaga Pelayanan Publik di Daerah. (Oleh: Asropi ) Abstrak Kinerja lembaga pelayanan publik di daerah dipengaruhi oleh faktor kemampuan lembaga dalam
Lebih terperinciEVOLUSI TEORI MANAJEMEN
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN Presented by : M Anang Firmansyah Evolusi Teori Manajemen Tujuan : Setelah mengikuti perkuliahan ini anda diharapkan dapat : 1. menjelaskan keadaan pada saat teori manajemen pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya perjalanan peradaban manusia dari zaman ke zaman di berbagai negara mana pun di dunia menuju suatu tujuan yang ingin dicapai yaitu kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini, kita dihadapkan pada perubahan arah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dewasa ini, kita dihadapkan pada perubahan arah pembangunan yang bertumpu pada peningkatan sumber daya aparatur pemerintah sebagai kunci pokok
Lebih terperinciRio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang
Lebih terperinciPANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2012/ 2013 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WARMADEWA
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2012/ 2013 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WARMADEWA MATA UJI : METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN JURUSAN/ SEMESTER : ILMU PEMERINTAHAN/ VI HARI/ TANGGAL
Lebih terperinciSISTEM, PENDEKATAN DAN HUBUNGAN ILMU POLITIK DENGAN ILMU LAINNYA
SISTEM, PENDEKATAN DAN HUBUNGAN ILMU POLITIK DENGAN ILMU LAINNYA KELOMPOK 2 : VERONIKA S INDAH SARI HASIBUAN ROYHAN PERISTIWANI OLEH : B REGULER 2012 PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan
BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER Manusia merupakan anggota masyarakat yang akan senantiasa berusaha agar selalu bisa bergaul dengan sesama. Sehingga setiap individu akan bertindak dan berusaha untuk
Lebih terperinciPolicy Brief Launching Arsitektur Kabinet : Meretas Jalan Pemerintahan Baru
Policy Brief Launching Arsitektur Kabinet 2014-2019 : Meretas Jalan Pemerintahan Baru Konstitusi mengamanatkan Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD (Pasal 4 UUD 1945). Dalam menjalankan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan. MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi
METODE PENELITIAN Penelitian dan Ilmu Pengetahuan MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi 2 Metode Metode adalah setiap prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Cara yang teratur dan terpikir baik untuk
Lebih terperinciMenurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah
Tinjauan Buku STUDYING CHRISTIAN SPIRITUALITY Jusuf Nikolas Anamofa janamofa@yahoo.com Judul Buku : Studying Christian Spirituality Penulis : David B. Perrin Tahun Terbit : 2007 Penerbit : Routledge -
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak diberlakukannya otonomi daerah berdasarkan UU No 32 Tahun 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami perubahan yaitu reformasi penganggaran.
Lebih terperinciOleh: Tim Pengajar MPA
Metode Penelitian Administrasi: Suatu Pengantar Oleh: Tim Pengajar MPA Pengantar Secara sadar atau tidak, dalam kehidupan ini kita dikepung oleh berbagai kegiatan dan hasil penelitian. Penelitian tersebut
Lebih terperinciKEWARGANEGARAAN. Modul ke: GOOD GOVERNANCE. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.
KEWARGANEGARAAN Modul ke: GOOD GOVERNANCE by Fakultas FEB Syahlan A. Sume Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Pokok Bahasan : 1. Pengertian, Konsep dan Karakteristik Good Governance. 2. Prinsip-prinsip
Lebih terperinciRe R f e ormasi s Ad A m d inistras a i s Publ b i l k Dwi Harsono
Reformasi Administrasi Publik Dwi Harsono Pengertian Terminologi - reformasi: perubahan, perbaikan penyempurnaan - administrasi: organisasi dan manajemen pemerintahan negara Usaha sadar dan terencana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang peneliti melakukan penelitian yang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang peneliti melakukan penelitian yang dituangkan dalam pertanyaan penelitian. Bab ini juga berisikan rumusan masalah, hasil yang ingin dicapai peneliti,
Lebih terperinciBirokrasi sebagai ujung tombak pelaksana pelayanan publik mencakup berbagai program pembangunan dan kebijakan pemerintah. Birokrasi harus lebih
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik dalam negara modern adalah inti dari demokrasi. Pelayanan yang diterima publik sebagai akibat keputusan yang dibuat secara bersama (demokratis)
Lebih terperinciPARADIGMA ADMINISTRASI NEGARA Nicholas Henry
Tugas Resume PIAN PARADIGMA ADMINISTRASI NEGARA Nicholas Henry DISUSUN OLEH : 1. Annisa Fitriany Z. (114674050) 2. Hafidz Bahtiar (114674051) 3. Septyarini Dwi P. (114674052) 4. Muhammad Rizky F. (114674053)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja pemerintah dalam mengelola sumber daya publik. Perubahan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan reformasi sektor publik yang begitu dinamis saat ini tidak dapat dilepaskan dari tuntutan masyarakat yang melihat secara kritis buruknya kinerja pemerintah
Lebih terperinciKomunikasi Organisasi
Modul ke: Komunikasi Organisasi Pendekatan Budaya & Kritis Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id A. Pendekatan Budaya & Kritis Tradisional Tradisional
Lebih terperinciMATERI KULIAH MATERI SAJIAN PERKULIAHAN KE : P13 P Sebuah perjalanan abad ini untuk memahami kepemimpinan sekolah
MATERI KULIAH Mata Kuliah : Filsafat Administrasi Pendidikan Jumlah SKS : 2 ( dua ) Sks Kode MataKuliah : Ap 301 Pengampu : Prof. Dr. H. Dadang Suhardan, M.Pd. Nugraha Suharto, M. Pd. MATERI SAJIAN PERKULIAHAN
Lebih terperinciGERAKAN REFORMASI BUDGET DI NEGARA BAGIAN Willifam F. Willoughby
GERAKAN REFORMASI BUDGET DI NEGARA BAGIAN Willifam F. Willoughby Pendahuluan: Asal Gerakan Dari sekian gerakan reformasi politik, kita perlu tahu sebab munculnya gerakan tersebut atau memastikan tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang serius. Orientasi pembangunan lebih banyak diarahkan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia sebelum era reformasi dapat dinilai kurang pesat. Pada waktu itu, akuntansi sektor publik kurang mendapat perhatian
Lebih terperinciBAB II TINDAKAN SOSIAL MARX WEBER. ketuhanan). Ia dididik dengan tradisi idealisme Jerman dan perduli
BAB II TINDAKAN SOSIAL MARX WEBER Max Weber (1864-1920), ia dilahirkan di Jerman dan merupakan anak dari seorang penganut protestan Liberal berhaluan sayap kanan. Weber berpendidikan ekonomi, sejarah,
Lebih terperinciPOLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK
POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK A. PENDAHULUAN Salah satu agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BAGI WAJIB PAJAK (STUDI KASUS DI KPP PRATAMA JAKARTA PENJARINGAN) Oleh
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BAGI WAJIB PAJAK (STUDI KASUS DI KPP PRATAMA JAKARTA PENJARINGAN) Oleh Muhammad Ikbal 1100056155 Abstrak Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang ditandai dengan lahirnya paket perundang-undangan di bidang keuangan negara telah mengamanatkan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara, peranan Negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (Government) menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, puskemas, dan universitas merupakan beberapa contoh dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini akuntansi sektor publik telah sangat familiar di masyarakat. Akuntansi sektor publik telah dikenal oleh semua masyarakat melalui organisasi-organisasi
Lebih terperinciMATERI KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM MATCH DAY 25 ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KENYATAAN (BAGIAN 1)
MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM MATCH DAY 25 ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KENYATAAN (BAGIAN 1) A. SOSIOLOGI HUKUM 1. Pemahaman Dasar Sosiologi Hukum Sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
Lebih terperinciInternational IDEA, Strömsborg, Stockholm, Sweden Phone , Fax: Web:
Extracted from Democratic Accountability in Service Delivery: A practical guide to identify improvements through assessment (Bahasa Indonesia) International Institute for Democracy and Electoral Assistance
Lebih terperinciTEORI-TEORI POLITIK. P. Anthonius Sitepu. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012
TEORI-TEORI POLITIK Penulis: P. Anthonius Sitepu Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012 Hak Cipta 2012 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam perspektif ilmu-ilmu sosial terutama filsafat dan sosiologi, oposisi diantara subjektivisme dan objektivisme merupakan bagian yang selama ini tidak
Lebih terperinciKbadan, organisasi bahkan. resensi. Judul Buku Kepemimpinan Transformasional dalam Birokrasi Pemerintahan. Penulis Eko Maulana Ali
resensi Judul Buku Kepemimpinan Transformasional dalam Birokrasi Pemerintahan Penulis Eko Maulana Ali Penerbit PT. Multicerdas Publishing Cetakan September 2012 Jumlah Halaman XX, 288 823 eberhasilan suatu
Lebih terperinciMetodologi Penelitian Pertemuan 1 Disampaikan oleh: Budi Setiawan
Metodologi Penelitian Pertemuan 1 Disampaikan oleh: Budi Setiawan Metodologi: sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu Penelitian: suatu penyelidikan
Lebih terperinciAKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI LSM: Perspektif Pemerintah Daerah
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI LSM: Perspektif Pemerintah Daerah Oleh Kamalia Purbani Sumber: BUKU KRITIK & OTOKRITIK LSM: Membongkar Kejujuran Dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia (Hamid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep governance dikembangkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap konsep government yang terlalu meletakkan negara (pemerintah) dalam posisi yang terlalu dominan. Sesuai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelembagaan 2.1.1 Pengertian Kelembagaan Suatu kelembagaan merupakan suatu sistem kompleks yang sengaja dibuat manusia untuk mengatur cara, aturan, proses, dan peran masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konsep Corporate Governance muncul sebagai upaya untuk mengurangi penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak Corporate Governance
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan di lingkungan sektor publik semakin meningkat. Untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan untuk menciptakan akuntabilitas keuangan, efisiensi dan efektivitas laporan keuangan di lingkungan sektor publik semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciLatar Pengelolaan Kolaboratif Sumberdaya Alam Kuliah 1. Soeryo Adiwibowo
Latar Pengelolaan Kolaboratif Sumberdaya Alam Kuliah 1 Soeryo Adiwibowo Konteks Limits to growth (batas-batas pertumbuhan) & The Silent Spring (Musim Semi yang Sunyi) à aspek ekologi, kerusakan & pencemaran
Lebih terperinciDASAR-DASAR MIKRO BAGI SOSIOLOGI MAKRO
DASAR-DASAR MIKRO BAGI SOSIOLOGI MAKRO by Stephen K. Sanderson KETERKAITAN antara sosiologi mikro dengan sosiologi makro akhir-akhir ini banyak menarik perhatian para sosiolog dari berbagai aliran. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi dengan tekad mewujudkan pemerintah yang transparan dan akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan
BAB I Pendahuluan Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian ini dilakukan. Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian yang
Lebih terperinciBAB II DIMENSI KEBIJAKAN
BAB II DIMENSI KEBIJAKAN Untuk memproses sebuah keputusan yang benar tidak terlepas dari serangkaian prinsip yang mengacu kepada rasionilistis dan politik, maka dalam hal ini perlu adanya dimensi kebijakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi sektor publik merupakan bagian dari sistem perekonomian negara
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi sektor publik merupakan bagian dari sistem perekonomian negara yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Institusi pemerintahan, rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi baik itu organisasi swasta maupun organisasi milik pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan suatu hal yang paling penting bagi kelangsungan suatu organisasi baik itu organisasi swasta maupun organisasi milik pemerintah (lembaga pemerintahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini penting untuk diteliti, berbagai permasalahan penelitian yang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bagian ini memaparkan secara detail tentang latar belakang mengapa penelitian ini penting untuk diteliti, berbagai permasalahan penelitian yang kemudian dijabarkan ke dalam beberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. paradigma administrasi negara atas; (a) dikotomi politik administrasi, (b) paradigma
4 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan paradigma studi ilmu administrasi negara sangat cepat dan mengikuti perubahan lingkungan yang mempengaruhinya. Seperti studi yang sistematis yang dilakukan
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Terjadinya Patologi Penelitian yang dilakukan di Kota Surakarta dan Kota Magelang dalam rentang waktu 2013-2015 ini bertujuan menjelaskan fenomena di balik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dewasa ini, organisasi pemerintahan berada dalam tekanan. lingkungan yang sangat kompleks. Meningkatnya tekanan itu tidak hanya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, organisasi pemerintahan berada dalam tekanan lingkungan yang sangat kompleks. Meningkatnya tekanan itu tidak hanya disebabkan oleh meningkatnya kompetisi dan
Lebih terperinciPEMBENAHAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH
PEMBENAHAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH Oleh Wayan Gede Suacana Sampai dengan saat ini persoalan kompleks partikularisme dan maladministrasi masih membelit birokrasi kita, tidak terkecuali aparatur pemerintah
Lebih terperinciMata Kuliah Kewarganegaraan GOOD GOVERNANCE
Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke: 14Fakultas EKONOMI DAN BISNIS GOOD GOVERNANCE Panti Rahayu, SH, MH Program Studi MANAJEMEN PENGERTIAN GOOD GOVERNANCE 1. Good governance bermakna tata kepemerintahan
Lebih terperinciBab 4 PENUTUP. Semenjak berakhirnya kekuasaan Orde Baru (negara) akibat desakan arus
Bab 4 PENUTUP Semenjak berakhirnya kekuasaan Orde Baru (negara) akibat desakan arus liberalisasi, ruang-ruang publik di tanah air mulai menampakkan dirinya. Namun kuatnya arus liberalisasi tersebut, justeru
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Frankfurt. Para tokoh Mazhab Frankfurt generasi pertama terjebak dalam
BAB V BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Pemikiran-pemikiran Habermas merupakan sebuah ide pembaharuan atas kebuntuan berpikir yang dialami oleh para pendahulunya dalam Mazhab Frankfurt. Para tokoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan dua hal yang amat penting, pertama adalah
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Mada Sutapa *) Abstract In the context of public goods, education is publicly owned goods and services, which the public has a right to get education
Lebih terperinciMAKALAH. Pengembangan Praktek dan Pola Pengasuhan AKPOL Menuju Democratic Learning
WORKSHOP DAN SEMINAR TENAGA PENGASUH AKPOL Democratic Policing: Penerapan Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia Dalam Pengasuhan Taruna Hotel Santika Premiere Semarang, 16-18 Oktober 2013 MAKALAH Pengembangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. 1 Tinjauan Teoretis 2.1. 1 Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
Lebih terperinci