IDENTIFIKASI ABNORMAL RETURN PADA PERISTIWA PENGUMUMAN KABINET KERJA TANGGAL 26 OKTOBER 2014 ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDENTIFIKASI ABNORMAL RETURN PADA PERISTIWA PENGUMUMAN KABINET KERJA TANGGAL 26 OKTOBER 2014 ABSTRACT"

Transkripsi

1 IDENTIFIKASI ABNORMAL RETURN PADA PERISTIWA PENGUMUMAN KABINET KERJA TANGGAL 26 OKTOBER 2014 Putri Cahyaningtyas dan Yanuar Rachmansyah ABSTRACT Kabinet Kerja announcement event on 26 October 2014 is one of the events that make the LQ 45 index increased from Rp 868,05 to Rp 892,81. Increased stock index LQ 45 shows how susceptible the Indonesian Stock Exchange. Research purpose is to analyze the content of the information seen from avarage abnormal return arising as a reaction of Kabinet Kerja announcement event and analyze differences in average abnormal return before and after of the event. Data analysis technique used is the One Sample t-test and Paired Sample t-test. With test One Sample t-test result that on average there are significant abnormal return around the event periode, is exactly happened in the days after the event. Furthermore by using Paired Sample t-test result that there is no difference in the average abnormal return before and after the Kabinet Kerja announcement event. Keywords : Kabinet Kerja announcement event, average abnormal return, market efficiency, event study, index LQ Pendahuluan Investasi merupakan hal yang sangat menarik untuk dilakukan. Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh keuntungan dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan tersimpan dengan aman dan dapat mengambil kembali dengan mudah apabila sedang diperlukan. Namun keuntungan yang diperoleh tersebut tentunya juga akan sebanding dengan resiko yang dihadapi oleh para investor dimana keuntungan (return) yang tinggi akan memunculkan risiko (risk) yang tinggi pula. Beberapa hal yang harus dianalisa oleh para investor adalah bentuk produk, kelebihan dan kelemahan di masingmasing produk investasi. Investasi ini dilakukan di pasar keuangan yang pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu pasar uang dan pasar modal. Pada sektor pasar modal, risiko yang ditawarkan cenderung lebh tinggi dibandingkan dengan sektor yang lain. Namun pada sektor pasar mdal keuntungan (return) yang ditawarkan juga lebih tinggi. Pada prinsipnya, investor yang rasional ialah investor yang mengharapkan keuntungan (return) semaksimal mungkin dengan risiko (risk) tertentu atau keuntungan tertentu dengan risiko seminimal mungkin. Return dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukannya. Para investor tentunya termotivasi untuk melakukan investasi pada instrumen yang diinginkan dengan harapan untuk mendapatkan pengembalian investasi yang sesuai. Tanpa adanya keuntungan yang 12

2 dapat dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor tidak akan mau melakukan investasi. Jadi setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut return baik secara langsung maupun tidak langsung. Return berupa return ekspektasi dan return realisasi. Return ekspektasi adalah return yang yang diharapkan oleh para investor di masa yang akan datang. Sedangkan return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Sehingga secara mudah return realisasi sifatnya sudah terjadi sedangkan return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa datang. Sedangkan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return tidak normal (abnormal return) merupakan return diluar normal. Return yang normal adalah return yang diperoleh dari investasi untuk kondisi yang normal. Sedangkan abnormal return terjadi karena ada informasi baru atau peristiwa baru yang merubah nilai perusahaan dan direaksi oleh investor dalam bentuk kenaikan atau penurunan harga saham. Efisiensi pasar diuji dengan melihat return tidak normal yang terjadi. Pasar dikatakan tidak efisien apabila satu atau beberapa investor dapat menikmati return tidak normal dalam jangka waktu yang cukup lama. Peristiwa yang terjadi dapat dipelajari pengaruhnya harga saham di pasar, baik pada saat peristiwa itu terjadi maupun beberapa saat setelah peristiwa itu terjadi melalui studi peristiwa (event studies). Studi peristiwa dapat digolongkan menjadi pasar efisien semi kuat karena pengujiannya menggunakan informasi masa lalu dan masa kini (Trisnawati, 2011). Informasi dalam pasar modal datangnya tidak dapat diprediksi, sehingga reaksi yang terjadi dalam pasar modal juga mengalami pola yang sama, karena pasar akan bergerak ketika informasi datang. Menurut pengaruhnya informasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu pengaruh dari lingkungan ekonomi maupun lingkungan non ekonomi. Informasi ekonomi yang dimaksud seperti inflasi, masuknya perusahaan pesaing ke dalam ingkungan bisnis, suku bunga tabungan, suku bunga deposito, kurs valuta asing, corporate action seperti stock split, pembagian deviden, pengembangan produk baru, kesulitan keuangan, dan lain-lainnya (Permana et al., 2013) Peristiwa-peristiwa politik merupakan salah satu bagian dari lingkungan non ekonomi. Peristiwa politik memang tidak mengintervensi bursa saham secara langsung, namun peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang diserap oleh pelaku pasar modal dan digunakan untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang (Trisnawati, 2011). Dengan adanya persitiwa politik, maka saham-saham yang diperdagangkan dalam pasar modal akan melihatkan reaksinya. Apabila di suatu peristiwa politik mengandung sebuah informasi maka akan terjadi abnormal return. Sedangkan apabila suatu peristiwa tidak mengandung informasi maka tidak akan terjadi abnormal return (Kabela dan Hidayat, 2009). Informasi yang muncul akan mempengaruhi investor dalam 13

3 Identifikasi Abnormal Return Pada Peristiwa...(Cahyaningtyas & Rachmansyah:12-23) pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pasar akan bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru. Peristiwa pengumuman kabinet pada tanggal 26 Oktober 2014 merupakan salah satu peristiwa yang membuat Indeks saham LQ 45 meningkat dari Rp 868,05 sampai dengan Rp 892,81. Meningkatnya Indek Saham LQ 45 menunjukan begitu rentannya Bursa Efek Indonesia, akan tetapi seberapa jauh reaksi yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut perlu Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa diantaranya, Trisnawati (2011) telah melakukan penelitian tentang reaksi pasar modal terhadap peristiwa politik. Dalam jurnal yang diterbitkan Pekbis Jurnal Vol 3 No 3 yang berjudul Pengaruh Peristiwa Politik Terhadap Perubahan Harga Saham menggunakan data indeks saham LQ45. Peristiwa politik yang diuji adalah peristiwa Pemilihan Presiden pada tahun 2004 dan 2009, alat uji yang digunakan adalah One sample t-test. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa. Kabela dan Hidayat (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Peristiwa Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 8 Juli 2009 di Indonesia Terhadap Abnormal return di BEI menggunakan sampel indeks saham LQ45. Alat uji yang digunakan untuk menganalisis data adalah one sample t-test dan paired sampl t- test. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan terdapat rata-rata abnormal return disekitar peristiwa dan tidak terdapat perbedaan ratarata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa. Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti akan mengkaji lebih lanjut tentang pengaruh peristiwa politik terhadap abnormal return saham. Meningkatnya Indek Saham LQ 45 menunjukan begitu rentannya Bursa Efek Indonesia, akan tetapi seberapa jauh reaksi yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut perlu pembuktian yang lebih mendalam baik dari segi harga atau abnormal return, sehingga dengan demikian pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut : Apakah peristiwa Pengumuman Kabinet di Indonesia mempunyai kandungan informasi yang dilihat dari signifikansi rata-rata abnormal return pada periode diseputar tanggal Pengumuman Kabinet yaitu tanggal 26 Oktober 2014? dan Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum peristiwa Pengumuman Kabinet dengan setelah peristiwa Pengumuman Kabinet tersebut? 2. Materi dan Metode Populasi dalam penelitian ini adalah semua saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai pada tahun 2014, dan dibatasi pada saham-saham yang termasuk indeks saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode Agustus 2014 sampai dengan Januari Alasan digunakannya indeks saham LQ 45 adalah karena penelitian yang berbasis event study terutama untuk periode harian, memerlukan emiten-emiten yang bersifat liquid dengan kapitalisasi terbesar sehingga pengaruh suatu event dapat diukur dengan segera dan relatif lebih akurat (Indarti, 2003). Selain itu, saham LQ 45 merupakan saham-saham yang aktif diperdagangkan di bursa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan salah satu cara pengambilan sampel tidak acak 14

4 (non-random sampling) yaitu metode purposive sampling. Sesuai dengan namanya pemilihan sampel dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sehingga beberapa kriteria tertentu perlu ditentkan. Dalam metode pemilihan sampel ini, informasi mengenai kondisi populasi telah benar-benar diketahui dengan baik dan tidak perlu diragukan lagi (Hamdani, 2003). Kriteria yang dimaksudkan adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan yang dijadikan sampel merupakan perusahaan aktif yang tercatat di Bursa Efek Indonesia 2. Perusahaan yang dijadikan sampel bersifat liquid 3. Perusahaan yang dijadikan sampel tergabung dalam indeks saham LQ 45 dalam periode Agustus 2014 sampai dengan Januari Sampel yang terpilih ini benar-benar menunjukan bahwa nantinya return saham tersbut benar-benar bersih dari confounding effect yang ditimbulkan oleh perusahaan. Kriteria-kriteria ini diambil supaya penelitian ini bisa lebih terfokus kepada kemungkinan pengaruh yang timbul akibat adanya peristiwa Pengumuman Kabinet. Penelitian ini menggunakan metode analisis event study yang banyak dipakai dalam penelitan-penelitian event study, antara lain oleh Chandra et al. (2014), Trisnawati (2011) dan Permana et al. (2013). Pertama kali yang dilakukan adalah menentukan periode penelitian. Untuk periode pengamatan yang digunakan dibagi menjadi periode estimasi yang ditetapkan sepanjang 30 hari. Sedangkan periode jendela atau periode peristiwa ditetapkan selama 11 hari yaitu lima hari sebelum tanggal peristiwa (t-5) sampai dengan lima hari setelah tanggal peristiwa (t+5). Event Window (periode jendela) sebagai periode pengamatan merupakan periode yang akan dihitung pada hari -5,-4,-3,-2,-1 (untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran informasi), hari 0 (reaksi pasar pada tanggal pengumuman) dan hari +1,+2,+3,+4,+5 (untuk mengetahui kecepatan reaksi pasar). Karena peristiwa Pengumuman Kabinet yang terjadi pada tanggal 26 Oktober 2014 jatuh pada hari minggu, maka hari Senin tanggal 27 Oktober 2014 diasumsikan sebagai event day. Penggunaan periode jendela (event period) pada lima hari sebelum dan lima hari sesudah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengamatan 1 minggu sebelum peristiwa dan 1 minggu setelah peristiwa di dalam hari perdagangan saham, yaitu aktif selama 5 hari dalam satu minggunya. Hal ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa abnormal return yang terjadi benar-benar karena peristiwa Pengumuman Kabinet bukan karena peristiwa lainnya. Sedangkan 30 hari yaitu periode estimasi untuk menghindari bias yang dapat timbul dari fluktuasi nilai beta. Menurut Indarti (2003) menyatakan untuk menghindari bias sebaiknya dipilih beta dengan periode estimasi yang mendekati event period, yaitu selama 41 hari pengamatan. Yang tentunya akan dilakukan koreksi atas nilai beta untuk menghindari bias penelitian. 3. Hasil dan Pembahasan Setelah diperoleh data-data dan hasil perhitungan seperti pada tabel-tabel diatas, langkah berikutnya adalah melakukan pengujian secara statistik terhadap 15

5 Identifikasi Abnormal Return Pada Peristiwa...(Cahyaningtyas & Rachmansyah:12-23) data-data dan hasil perhitungan tersebut untuk menjawab hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut akan dilakukan uji normalitas terlebih dahulu agar tidak melanggar asumsi dasar dari alat statistik yang digunakan Tabel 1 Pengujian Normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov AAR N 11 Normal Mean - Parametersa,b,0029 Std. Deviation, Most Extreme Absolute Positive,333,222 Differences Negative -,333 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 1,105,174 Test distribution is Normal. Sumber : data sekunder diolah, 2015 Pengujian normalitas dilakukan pada rata-rata abnormal return ke 45 sampel saham selama 11 periode penelitian. Sehingga diketahui N sebanyak 11, mean (rata-rata) adalah -0,0029 dengan standar deviasi sebesar 0, Nilai asympton signifikansi secara 2 arah abnormal return pada peristiwa adalah sebesar 0,174. Menurut Ghozali (2009) data telah terdistribusi normal jika nilai signifikansi dari hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari α 5% (> 0,05) dan tidak terdistribusi secara tidak normal apabila lebih kecil dari α 5% (< 0,05). Dengan demikian peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja mempunyai nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,050, hal ini berarti bahwa semua data rata-rata abnormal return pada peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja tersebut terdistribusi secara normal. Hipotesis pertama akan menguji apakah terdapat abnormal return yang signifikan selama peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja. Untuk melihat ada atau tidaknya abnormal return selama periode penelitian pada Pengumuman Kabinet Kerja akan dicari dengan menggunakan uji One Sampel t Test. Tabel 2 Uji beda abnormal return selama periode peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja 26 Oktober 2014 One-Sample t-test t Df Sig. (2tailed) AR_ AR_ AR_

6 One-Sample t-test t Df Sig. (2tailed) AR_ AR_ AR AR1* AR AR AR AR Sumber : data sekunder diolah, 2015 Berdasarkan one sample t-test dilakukan dengan tingkat sgnifikansi 5 % diperoleh data seperti yang dilihat pada Tabel 4.5. Pada periode AR_5 yaitu tanggal 20 Oktober 2014 diperoleh signifikansi sebesar 0,165. Hal ini berarti pada hari kelima sebelum peristiwa, tidak terdapat abnormal return yang signifikan. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat abnormal return yang signifikan ditolak. Reaksi investor pada periode AR_5 menunjukan reaksi yang negatif, yang belom terindikasi pasar bereaksi. Hal ini diduga disebabkan karena adanya peristiwa Pelantikan Presiden pada tanggal ini, selain itu para pelaku pasar modal masih fokus kepada harapan mereka terhadap Presiden terpilih. Periode AR_4 yaitu tanggal 21 Oktober 2014 diperoleh signifikansi sebesar 0,396. Hal ini berarti pada hari keempat sebelum peristiwa, tidak terdapat abnormal return yang signifikan. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat abnormal return yang signifikan ditolak. Reaksi investor pada periode AR_4 menunjukan reaksi yang positif. Hal ini diduga disebabkan adanya isu bahwa Pengumuman Kabinet akan dilakukan dua hari setelah Pelantikan Presiden sehingga para pelaku pasar modal menaruh harapan besar terhadap peristiwa tersebut, Periode AR_3 yaitu tanggal 22 Oktober 2014 diperoleh signifikansi sebesar 0,770. Hal ini berarti hari ketiga sebelum peristiwa, tidak terdapat abnormal return yang signifikan. Reaksi investor pada periode AR_3 menunjukan reaksi positif. Hal ini diduga disebabkan adanya isu bahwa Pengumuman Kabinet akan dilakukan pada waktu ini yaitu tanggal 22 Oktober 2014, sehingga para pelaku pasar modal memberikan tanggapan yang berlebihan dengan adanya informasi tersebut. Periode AR_2 yaitu tanggal 23 Oktober 2014 diperoleh signifikansi sebesar 0,557. Hal ini berarti hari kedua sebelum peristiwa, tidak terdapat abnormal return yang signifikan. Reaksi investor pada periode AR_2 menunjukan reaksi negatif. Hal ini diduga disebabkan adanya kekecewaan dari para pelaku pasar modal karena mundurnya jadwal Pengumuman Kabinet, sehingga ekspektasi dari investor lebih besar daripada kenyataan yang ada di pasar. Periode AR_1 yaitu tanggal 24 Oktober 2014 diperoleh signifikansi sebesar 0,383. Hal ini berarti satu hari sebelum peristiwa, tidak terdapat abnormal return yang signifikan. Reaksi investor pada periode AR_1 menunjukan reaksi negatif. Hal ini diduga disebabkan adanya kebocoran informasi tentang menteri-menteri 17

7 Identifikasi Abnormal Return Pada Peristiwa...(Cahyaningtyas & Rachmansyah:12-23) yang akan dilantik. Salah satunya bocornya nama Ignasius Jonan yang telah didengar oleh para investor. Periode AR0 yaitu tanggal 27 Oktober 2014 diperoleh signifikansi sebesar 0,904. Hal ini berarti pada saat peristiwa berlangsung tidak terdapat abnormal return yang signifikan. Reaksi investor pada saat peristiwa menunjukan reaksi positif. Investor menaruh harapan besar terhadap menteri-menteri yang terpilih, sehingga terlihat ada tanggapan berlebihan. Tanggapan yang berlebihan inilah yang membuat investor bereaksi secara positif. Periode AR1 yaitu tanggal 28 Oktober 2014 diperoleh signifikansi sebesar 0,027. Hipotesis yang menyatakan adanya abnormal return yang signifikan diterima. Pada periode ini para investor menerima tingkat pengembalian yang tidak biasa. Adanya abnormal return yang signifikan maka dapat disimpulkan bahwa peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja mempunyai kandungan informasi. Reaksi yang ditunjukan investor adalah reaksi negatif. Hal ini berarti investor mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih kecil daripada tingkat pengembalian yang diharapkan. Periode AR2 yaitu tanggal 29 Oktober 2014 diperoleh signifikansi sebesar 0,723. Hal ini berarti hari kedua setelah peristiwa tidak terdapat abnormal return. Reaksi investor pada periode AR2 menunjukan reaksi negatif. Sama seperti hari sebelumnya investor masih mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih kecil daripada tingkat pengembalian yang diharapkan. Periode AR3 yaitu tanggal 30 Oktober 2014 diperoleh signifikansi sebesar 0,111. Hal ini berarti hari ketiga setelah peristiwa tidak terdapat abnormal return. Reaksi investor pada periode AR3 menunjukan reaksi positif. Hal ini diduga disebabkan adanya gebrakangebrakan baru yang dilakukan oleh menterimenteri sehingga investor mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih besar daripada yang diharapkan. Periode AR4 yaitu tanggal 31 Oktober 2014 diperoleh signifikansi sebesar 0,087. Hal ini berarti hari keempat setelah peristiwa tidak terdapat abnormal return. Reaksi investor pada periode AR4 menunjukan reaksi positif. Sama seperti hari sebelumnya investor masih mendapatkan tingkat pengembalian yang leih besar daripada tingkat pengembalian yang diharapkan. Hal ini berarti investor membuat tanggapan yang berlebihan atas gebrakangebrakan yang dilakukan menteri-menteri terpilih. Periode AR5 yaitu tanggal 3 November 2014 diperoleh signifikansi sebesar 0,230. Hal ini berarti pada hari terakhir pengamatan tidak terdapat abnormal return. Reaksi investor pada periode AR5 menunjukan reaksi negatif. Investor mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih kecil daripada tingkat pengembalian yang diharapkan. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya berita yang beredar di masyarakat tentang latar belakang salah satu menteri terpilih kurang memenuhi syarat sebagai menteri. Hasil penelitian sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Kabela dan Hidayat (2009) yang menyebutkan bahwa terdapat rata-rata abnormal return disekitar peristiwa. Dalam konsep pasar efisien maka akan dilihat seberapa cepat suatu informasi akan mengubah kondisi pasar saham. Pada tabel 4.5 dapat dilihat abnormal return secara signifikan hanya terjadi pada AR1 ( satu hari setelah peristiwa ), sedangkan pada periode lainnya yaitu AR_5, AR_4, AR_3, AR_2, AR_1, AR0, AR2, AR3, AR4, AR5 tidak terjadi abnormal return secara signifikan 18

8 atau harga dalam keadaan normal. Hal ini menunjukan bahwa informasi secara cepat dapat mempengaruhi harga sekuritas. Menurut Fama (1991) apabila abnormal return yang terjadi dapat secara cepat kembali ke posisi normal maka pasar dapat dikatakan efisien setengah kuat. Sehingga pada periode penelitian pasar dapat dikatakan ke dalam bentuk pasar efisien setengah kuat. Informasi yang ada pada peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja telah menjadi informasi publik (umum) yang artinya informasi telah tersebar dipasar. Informasi inilah yang menyebabkan investor bereaksi secara berlebihan (overreaction hypothesis ). Ditunjukkan pada periode AR1 tabel 4.5 yang dapat diterjemahkan semua investor pada periode tersebut bereaksi dengan cepat dan mendorong investor menerima tingkat pengembalian yang tidak biasa. Hal ini diduga investor sangat menaruh harapan terhadap menteri-menteri yang dipilih sehingga terjadi overreaction pada investor. Kembalinya harga pasar dalam keadaan normal setelah periode AR1 diduga disebabkan investor telah menyadari kesalahannya, maka pada periode AR2, AR3, AR4 dan AR5 terjadi perbaikan keadaan saham kembali setelah munculnya. Hipotesis kedua akan menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji paired sample t test. Hasil pengujian perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman kabinet kerja disajikan pada tabel 3 berikut: Tabel 3 Uji beda abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman Kabinet Kerja 26 Oktober 2014 Paired Differe nces T Df Sig. (2tailed) Pair 1 Sebelum Sesudah Mean Sumber : data sekunder diolah, 2015, ,357 44,182 Pengujian Paired Sampel t-test dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5 % ( 0,05 ). Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh taraf signifkansi sebesar 0,182. Hal tersebut menunjukan bahwa hasil t tabel lebih besar daripada taraf signifikansi, yaitu 0,182 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja ditolak, sedangkan Ha yang menyatakan tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja diterima. Rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja, yaitu terdapat perbedaan sebesar 0,0065. Tetapi perbedaan tersebut sangat tipis sehingga tetap dianggap tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja. Pada tabel 4 juga menginformasikan bahwa rata-rata abnormal return sebelum peristiwa 19

9 Identifikasi Abnormal Return Pada Peristiwa...(Cahyaningtyas & Rachmansyah:12-23) Pengumuman Kabinet Kerja lebih tinggi daripada sesudah peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja. Diduga para pelaku pasar modal menaruh harapan besar terhadap Presiden terpilih tetapi sebaliknya investor tidak menaruh harapan yang besar terhadap menteri-menteri yang diumumkan. Hal ini terlihat pada rata-rata abnormal return sebelum peristiwa adalah 0,0001 sedangkan rata-rata abnormal return sesudah peristiwa adalah -0,0065. Tabel 4 Rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Sebelum Sesudah Sumber : data sekunder diolah, , , , , , ,00447 Hasil pengujian hipotesis kedua ini sama dengan hasil penelitian Trisnawati (2011) yang menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa. Karena nampaknya peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja dianggap oleh pasar sebagai peristiwa politik yang dapat mengancam kestabilan ekonomi dalam negeri, dimana pasar menganggap sebagai bad news yang mengakibatkan pelaku pasar menanggapi kejadian tersebut secara negatif ( terlihat pada rata-rata abnormal return yang negatif ). Adanya kebocoran informasi juga diduga menjadi penyebab tidak adanya perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah. Kebocoran informasi inilah yang dijadikan sinyal oleh para pelaku pasar modal, sehingga investor telah melakukan antisipasi. Indonesia termasuk negara yang memiliki country risk/ political risk yang tinggi (Trisnawati, 2011). Selain itu pasar modal juga dipengaruhi oleh sentimen para pelaku investor pada kualitas masing-masing menteri terpilih. Pada saat menteri-menteri Kabinet Kerja diumumkan pasar bereaksi secara positif, tapi sentimen pasar berubah pada saat informasi tentang jenjang pendidikan salah satu menteri yang dirasa kurang memenuhi kualifikasi muncul. Hal ini juga menunjukan bahwa investor bereaksi secara berlebihan terhadap suatu informasi baru yang muncul. Penganjur perilaku keuangan telah mampu menerangkan sejumlah kecenderungan yang secara negatif mempengaruhi kinerja investasi para investor berdasarkan karakteristik psikologi. Salah satunya adalah investor cenderung bertahan pada posisi kalah terlalu lama dan menjual kemenangan terlalu cepat. Artinya investor lebih takut akan kerugian daripada nilai keuntungan sesuai yang di jelaskan pada teori prospek. Para investor lebih bersifat menunggu dan melihat dengan teliti atas peristiwa yang sedang berlangsung, hal tersebut yang diduga menjadi salah satu penyebab tidak adanya perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja. Dalam behavioral finance berpendapat bahwa harga-harga saham akan menyesuaikan diri terhadap informasi dengan lambat, sehingga harus melihat tingkat pengembalan dalam jangka yang panjang untuk mendapatkan gamabaran 20

10 penuh ketidakefisienan pasar (Trisnawati, 2011). Adanya investor dengan reaksi berlebihan pada peristiwa tertentu dan kurangnya reaksi pada kasus lain disebabkan karena adanya investor yang memiliki infomasi dan investor yang tidak memiliki informasi. Investor yang memiliki informasi seringkali terlalu overconfident (keyakinan yang tinggi) atas pertimbangan pribadi yang mereka miliki dan mengabaikan kenyataan/ tanda-tanda di ranah publik, terutama jika kenyataan tersebut berlawanan dengan pertimbangan yang mereka miliki 5. Kesimpulan Peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja pada tanggal 26 Oktober 2014 menyebabkan adanya fluktuasi harga saham di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat rata-rata abnormal return yang signifikan disekitar peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja, lebih tepatnya terjadi pada H+1 yaitu satu hari setelah peristiwa terjadi. Hal ini menunjukan adanya kandungan informasi sehingga pada peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja berdampak terhadap pasar. Kandungan informasi direspon secara cepat oleh pasar, hal ini dapat dilihat dengan adanya abnormal return hanya selama satu hari setelah adanya peristiwa. Reaksi pasar yang cepat menandakan bahwa pasar modal Indonesia dikategorikan bentuk setengah kuat. Selanjutnya dengan menggunakan uji Paired Sample t-test diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa Pengumuman Kabinet Kerja. Hal ini menunjukan prediksi serta informasi yang diterima pelaku pasar modal relatif sama, sehingga tidak adanya overreaction yang timbul dari investor. Selain itu adanya beberapa informasi yang bocor mengenai menterimenteri yang akan dilantik diduga juga turut memperkuat prediksi para pelaku pasar modal. Daftar Pustaka Anwar, Chairul. (2004) Studi Peristiwa Reaksi Pasar Terhadap Pemilihan Umum Tanggal 5 April 2004 Pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi & Bisnis 2. Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R. (2010) Behavioral Finance: Kolb Series in Finance. Chandra, Chan Hengky, Anastasia, Njo dan Memarista, Gesti. (2014) Perbedaan Average Abnormal Return, Average Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pemilu di Indonesia. Finesta 2: Dewi, Ni Putu Sentia dan Putra, I Nyoman Wijana Asmara (2013) Pengaruh Pengumuman Right Issue Pada Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham. E-journal Akuntansi Universitas Udayana 3: Fama, Eugene F. (1970) Efficient Capital Markets : A Review of Theory and Empirical Work. The Journal of Finance 25. Fama, Eugene F. (1991) Efficient Capital Markets: II. The Journal of Finance XLVI. 21

11 Identifikasi Abnormal Return Pada Peristiwa...(Cahyaningtyas & Rachmansyah:12-23) Fitriyani, Indah dan Sari, Maria M Ratna. (2013) Analisis January Effect Pada Kelompok Saham Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Tahun E-journal Akuntansi Universitas Udayana 4: Ghozali, Imam. (2009) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gumanti, Tatang Ary dan Utami, Elok Sri. (2002) Bentuk Pasar Efisien dan Pengujiannya. Jurnal Akuntansi & Keuangan 4: Hamdani, Muliawan. (2003) Metode Penelitian Dalam Bidang Ekonomi, Beberapa Pokok Pemikiran Mendasar, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bank BPD Jateng. Hartono, Jogiyanto. (2014) Teori Portofolio dengan Excel: Salemba Empat. Hidayat, Taufik dan Istiadah, Nina. (2011) Panduan Lengkap Menguasai SPSS 19 untuk Mengolah Data Statistik Penelitian, Jakarta Selatan: PT TransMedia. IDX. Sekolah Pasar Modal Level 1: Bursa Efek Indonesia. Indarti, Johana. (2003) Analisis Perilaku Return dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham di Bursa Efek Jakarta. Universitas Diponegoro. Tesis. Kabela, Krisdumar dan Hidayat, Taufik. (2009) Pengaruh Peristiwa Pemilihan Umum Presien 8 Juli 2009 Di Indonesia Terhadap Abnormal Return Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Prestasi 5. Miller dan Modigliani. (1961) Signaling And "The Information Content Of Dividend" Hypothesis. Mulatsih, Listiana Sri, Maskie, Ghozali dan Susanto, M Harry. (2009) Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Right Issue di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Wacana 12. Ningsih, Ervina Ratna dan Cahyaningdyah, Dwi. (2014) Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Pengumuman Kenaikan Harga BBM 22 Juni Management Analysis Journal 1. Permana, Henry Tirta, Dr. Putu Anom Mahadwartha, S.E., M.M dan Bertha Silvia Sutejo, S.E., M.Si. (2013) Perbedaan Abnormal Return Pada Sektor Keuangan Sebelum Dan Sesudah Peristiwa Pilkada Gubernur DKI Jakarta 20 September Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya 2. Tecualu, Melitina dan Megge, Rianny. (2010) Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Bom Kuningan Tahun Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis 10: Trisnawati, Fenny. (2011) Pengaruh Peristiwa Politik Terhadap Perubahan Harga Saham. Pekbis Jurnal 3: Wijaya, Adityadharma. (2014) Pengujian Abnormal Return Pada Peristiwa Redenominasi Mata Uang di Turki. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya 22

Management Analysis Journal

Management Analysis Journal MAJ 1 (3) (2014) Management Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj REAKSI PASAR MODAL INDONESIA TERHADAP PENGUMUMAN KENAIKAN HARGA BBM 22 JUNI 2013 Ervina Ratna Ningsih, Dwi Cahyaningdyah

Lebih terperinci

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA Siti Murtopingah Rina Mudjiyanti Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT This study is to analysis

Lebih terperinci

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT Oleh: Yogo Heru Prayitno 1) E-mail: yogo.heru@widyatama.ac.id 1) Universitas Widyatama Bandung ABSTRACT The researcher observed the announcement

Lebih terperinci

REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA

REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA Vini Sundari E-mail: vinisundari@yahoo.com Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu abnormal return dan trading

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu abnormal return dan trading BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Pada bab ini akan disajikan mengenai data yang berhasil dikumpulkan. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu abnormal return

Lebih terperinci

Pengaruh Peristiwa Politik (Pemilu Presiden dan Pengumuman Susunan Kabinet) Terhadap Saham Sektor Industri Di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh Peristiwa Politik (Pemilu Presiden dan Pengumuman Susunan Kabinet) Terhadap Saham Sektor Industri Di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Peristiwa Politik (Pemilu Presiden dan Pengumuman Susunan Kabinet) Terhadap Saham Sektor Industri Di Bursa Efek Indonesia Siti Wardani Bakri Katti 1 Fakultas Ekonomi, Universitas Merdeka Madiun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang

Lebih terperinci

Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia

Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia Ni Putu Desy Ratna Dewi 1 I Made Sukartha 2 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: niputudesy47@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dalam anggota Jakarta Islamic Index (JII). variabel harga saham dan volume perdagangan saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dalam anggota Jakarta Islamic Index (JII). variabel harga saham dan volume perdagangan saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris adanya perbedaan rata-rata abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham (trading volume

Lebih terperinci

DAMPAK PERGANTIAN MENTERI KEUANGAN RI TAHUN 2010 TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

DAMPAK PERGANTIAN MENTERI KEUANGAN RI TAHUN 2010 TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI e-jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1 No. 1, September 2012 ISSN 2303-1522 DAMPAK PERGANTIAN MENTERI KEUANGAN RI TAHUN 2010 TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI Rica Syafitri Sirait,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return (AR) dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return (AR) dan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return (AR) dan Trading Volume Activity (TVA) yang terjadi dalam perusahan perusahaan yang sudah melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF SAHAM LQ45 SEBELUM DAN SESUDAH PILPRES AMERIKA SERIKAT 2016

ANALISIS KOMPARATIF SAHAM LQ45 SEBELUM DAN SESUDAH PILPRES AMERIKA SERIKAT 2016 ANALISIS KOMPARATIF SAHAM LQ45 SEBELUM DAN SESUDAH PILPRES AMERIKA SERIKAT 2016 1 Ni Putu Tila Permata Sari 2 I Gusti Ayu Purnamawati, 3 Nyoman Trisna Herawati Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pratama (2011), peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan berupa return dan abnormal return pada sampel saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

I Made Widi Hartawan, 1 I Made Pradana Adiputra, 2 Nyoman Ari Surya Darmawan

I Made Widi Hartawan, 1 I Made Pradana Adiputra, 2 Nyoman Ari Surya Darmawan ANALISIS PERUBAHAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PEMILU LEGISLATIF 9 APRIL 2014 (EVENT STUDY PADA SEKTOR-SEKTOR INDUSTRI DI BURSA EFEK INDONESIA) 1 I Made Widi Hartawan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah atau mengurangi jumlah saham yang beredar menjadi n

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan data historis tentang harga saham, jumlah lembar saham dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan kriteria pengambilan sampel penelitian, yakni perusahaan yang terdaftar di LQ45 selama 2 tahun berturut-turut dari tahun 2014-2015

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hipotesis pada bab sebelumnya, maka

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hipotesis pada bab sebelumnya, maka BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hipotesis pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1) Berdasarkan uji terdapat atau tidaknya Abnormal Return

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Selama periode pengamatan yaitu dari tahun 2011 sampai dengan 2012, jumlah perusahaan yang mengumumkan pembagian dividen adalah sebanyak 231 perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. return sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan umum presiden dan wakil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. return sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan umum presiden dan wakil BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan umum presiden dan wakil presiden di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. kelancaran sistem pembayaran, dan sebagai pengatur dan pengawas perbankan.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. kelancaran sistem pembayaran, dan sebagai pengatur dan pengawas perbankan. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bank Indonesia (BI) dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai bank sentral memiliki peran sebagai penjaga stabilitas moneter,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Studi Penelitian ini menggunakan metode event study, yaitu metode yang digunakan untuk mengukur reaksi harga saham terhadap suatu peristiwa yang ditandai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS LIKUIDITAS DAN PENDAPATAN (RETURN) INVESTOR TERHADAP DAMPAK PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

ANALISIS LIKUIDITAS DAN PENDAPATAN (RETURN) INVESTOR TERHADAP DAMPAK PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK ANALISIS LIKUIDITAS DAN PENDAPATAN (RETURN) INVESTOR TERHADAP DAMPAK PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Latar Belakang Pada dasarnya para investor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN SAHAM TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM DI BEI

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN SAHAM TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM DI BEI Pengaruh Pengumuman Dividen... (Ekaliya JTS) 298 PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN SAHAM TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM DI BEI THE ANNOUNCEMENT EFFECT OF STOCK DIVIDEND ON ABNORMAL

Lebih terperinci

STUDI PERISTIWA REAKSI PASAR TERHADAP PEMILIHAN UMUM TANGGAL 5 APRIL 2004 PADA BURSA EFEK JAKARTA

STUDI PERISTIWA REAKSI PASAR TERHADAP PEMILIHAN UMUM TANGGAL 5 APRIL 2004 PADA BURSA EFEK JAKARTA STUDI PERISTIWA REAKSI PASAR TERHADAP PEMILIHAN UMUM TANGGAL 5 APRIL 2004 PADA BURSA EFEK JAKARTA Chairul Anwar Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 60 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-ekperimental, dengan jenis deskriptif, dan komparatif. Dilihat dari pengendalian variabel, penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN EKONOMI JOKOWI JILID 1, JILID 2, JILID 3, JILID 4 TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KEBIJAKAN EKONOMI JOKOWI JILID 1, JILID 2, JILID 3, JILID 4 TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH KEBIJAKAN EKONOMI JOKOWI JILID 1, JILID 2, JILID 3, JILID 4 TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel 57 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data Dengan data historis yang telah tersedia pada instrumen investasi saham LQ 45 dan deposito dalam periode tahun 2013 sampai dengan 2015 kemudian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang datanya diperoleh melalui www.idx.co.id. Perusahaan yang

Lebih terperinci

Kata Kunci : Abnormal return, Volume Perdagangan Saham, Event Study, Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II

Kata Kunci : Abnormal return, Volume Perdagangan Saham, Event Study, Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN PAKET KEBIJAKAN EKONOMI JILID II (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ45 di BEI Tahun 2015) ANALYSIS STUDY OF

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2015 Cindy Hadiwijaya Program Studi Magister

Lebih terperinci

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar 1BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Objek yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah efektifitas aksi korporasi. Sebuah aksi korporasi yang efektif akan memberikan sinyal kandungan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan rujukan dari beberapa penelitian terdahulu sebagai berikut: 1. Krisdumar Kabela dan Taufik Hidayat (2009) telah melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional sebagai wahana investasi bagi masyarakat dan sebagai wahana pembiayaan bagi perusahaan dengan menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, pasar modal mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, pasar modal mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, pasar modal mempunyai peranan penting dalam kehidupan ekonomi yang dijadikan sebagai alternatif sumber pendanaan. Untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan penting sebagai salah satu sumber pembiayaan dana usaha di Indonesia, sedangkan disisi lain, pasar modal merupakan wahana investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman peristiwa bencana banjir yang melanda daerah khusus

Lebih terperinci

Karisma Tejo Widaghdo

Karisma Tejo Widaghdo ANALISIS KOMPARATIF REAKSI PASAR SEBELUM DAN SETELAH PENGUMUMAN OPINI AUDIT PADA ENTITAS PUBLIK (Studi Kasus Pada Saham yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2013-2014) Karisma Tejo Widaghdo 23211906 LATAR

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah volume perdagangan, jumlah saham yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah volume perdagangan, jumlah saham yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Sacara spesifik data

Lebih terperinci

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2011 Komang Ayu Setia Dewi 1 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud),

Lebih terperinci

REAKSI PASAR TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN DENGAN INDIKATOR ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY

REAKSI PASAR TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN DENGAN INDIKATOR ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY REAKSI PASAR TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN DENGAN INDIKATOR ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY Adhe Raka Setiawan & Bandi Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia Email: adhe.raka@gmail.com

Lebih terperinci

I Putu Gede Brahmaputra Waisnawa Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

I Putu Gede Brahmaputra Waisnawa Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS REAKSI PASAR ATAS PENGUMUMAN STOCK SPLIT OLEH PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK. TAHUN 2013 (Studi Pada Perusahaan di Sektor Peternakan Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2013) I Putu Gede Brahmaputra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memiliki gambaran mengenai resiko-resiko yang akan terjadi di pasar modal atau pasar

BAB I PENDAHULUAN. dapat memiliki gambaran mengenai resiko-resiko yang akan terjadi di pasar modal atau pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Informasi pada dasarnya adalah suatu unsur penting dalam sebuah kehidupan khususnya untuk para investor di pasar modal, dengan adanya suatu informasi yang relevan maka

Lebih terperinci

Kata Kunci : Buyback; Abnormal Return; Trading Volume Activity; BUMN; Return Realisasi

Kata Kunci : Buyback; Abnormal Return; Trading Volume Activity; BUMN; Return Realisasi ANALISIS RESPON PASAR DAN KINERJA SAHAM ATAS PENGUMUMAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM (BUYBACK) PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2010-2104 ANALYSIS OF MARKET RESPONSE AND STOCK PERFORMANCE

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP HARGA SAHAM DAN AKTIVITAS VOLUME PERDAGANGAN SAHAM

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP HARGA SAHAM DAN AKTIVITAS VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP HARGA SAHAM DAN AKTIVITAS VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (Studi kasus pada Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2014) SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.3, No.3 December 2016 Page 2808

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.3, No.3 December 2016 Page 2808 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.3, No.3 December 2016 Page 2808 ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN PAKET KEBIJAKAN EKONOMI

Lebih terperinci

Pengujian Pasar Efisien dan Single Index Model pada Peristiwa Pengumuman Kenaikkan Harga BBM di Bursa Efek Indonesia

Pengujian Pasar Efisien dan Single Index Model pada Peristiwa Pengumuman Kenaikkan Harga BBM di Bursa Efek Indonesia engujian asar Efisien dan Single Index Model pada eristiwa engumuman Kenaikkan Harga BBM di Bursa Efek Indonesia iskin Hidayat* Abstract This study aimed to test the efficiency of capal markets and the

Lebih terperinci

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK Peristiwa pengumuman penerbitan sukuk dan obligasi adalah informasi menarik bagi investor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PENGUMUMAN SENGKETA HASIL PEMILIHAN PRESIDEN 2014

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PENGUMUMAN SENGKETA HASIL PEMILIHAN PRESIDEN 2014 JSAI: Vol. 1 No. 1 Desember 2014 Hal 12-20 REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PENGUMUMAN SENGKETA HASIL PEMILIHAN PRESIDEN 2014 Novita WeningTyas Respati Universitas Lambung Mangkurat ABSTRACT This research is

Lebih terperinci

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL ATAS PENGUMUMAN KENAIKAN BI RATE TANGGAL 12 NOVEMBER 2013

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL ATAS PENGUMUMAN KENAIKAN BI RATE TANGGAL 12 NOVEMBER 2013 JURNAL MAKSIPRENEUR, Vol. VI, No. 2, Juni 2017, hal. 56 65 ANALISIS REAKSI PASAR MODAL ATAS PENGUMUMAN KENAIKAN BI RATE TANGGAL 12 NOVEMBER 2013 Dwi Cahyaningdyah Nidya Arum Cahyasani Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

PENGUJIAN ABNORMAL RETURN PELUNCURAN INDEKS MNC36 SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH. Siti Barokah, Rini Setyo Witiastuti. Abstrak. Info Artikel.

PENGUJIAN ABNORMAL RETURN PELUNCURAN INDEKS MNC36 SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH. Siti Barokah, Rini Setyo Witiastuti. Abstrak. Info Artikel. Management Analysis Journal 5 (2) (2016) http://maj.unnes.ac.id PENGUJIAN ABNORMAL RETURN PELUNCURAN INDEKS MNC36 SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH Siti Barokah, Rini Setyo Witiastuti Jurusan Manajemen, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini karena pasar modal merupakan sarana yang dapat menggalang perolehan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data sekunder, data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan studi peritiwa (event study). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa (event) yang

Lebih terperinci

ABSTRACT. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This research is an event study that aims to discover the reaction of Indonesian capital market to the announcement of rising fuel and oil price on 22nd June 2013 which presumed has information

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GAJAYANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS M A L A N G

UNIVERSITAS GAJAYANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS M A L A N G REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS PERISTIWA POLITIK TERPILIHNYA DONALD TRUMP SEBAGAI PRESIDEN AMERIKA SERIKAT (Studi pada Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia) RINGKASAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

RISET BERKENAAN PASAR MODAL

RISET BERKENAAN PASAR MODAL RISET BERKENAAN PASAR MODAL REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ISU/FENOMENA MASALAH Jadwal Pemilu tahun 2014 merupakan pemilu

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata kunci: Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Kata kunci:  Universitas Kristen Maranatha vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengembalian (return) saham dan volume aktivitas perdagangan saham (trading volume activity) TVA sebelum dan sesudah pengumuman dividen

Lebih terperinci

Judul : Pengujian Efisiensi Pasar di Bursa Efek Indonesia Nama : I Gusti Ngurah Agung Putra Dwipayana NIM : Abstrak

Judul : Pengujian Efisiensi Pasar di Bursa Efek Indonesia Nama : I Gusti Ngurah Agung Putra Dwipayana NIM : Abstrak Judul : Pengujian Efisiensi Pasar di Bursa Efek Indonesia Nama : I Gusti Ngurah Agung Putra Dwipayana NIM : 1315251038 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pasar di Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN No. 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam pemilihan sampel untuk menghindari counfounding factors. Perusahaan sampel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer yang diperjual

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer yang diperjual BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer yang diperjual belikan di pasar modal. Saham adalah surat berharga yang bersifat kepemilikan dimana

Lebih terperinci

FENOMENA LONG WEEKEND DALAM MEMPENGARUHI ABNORMAL RETURN : CASE STUDY HARI LIBUR NASIONAL WAFAT ISA ALMASIH TAHUN 2013.

FENOMENA LONG WEEKEND DALAM MEMPENGARUHI ABNORMAL RETURN : CASE STUDY HARI LIBUR NASIONAL WAFAT ISA ALMASIH TAHUN 2013. FENOMENA LONG WEEKEND DALAM MEMPENGARUHI ABNORMAL RETURN : CASE STUDY HARI LIBUR NASIONAL WAFAT ISA ALMASIH TAHUN 2013 Sheilla Annisa Universitas Paramadina Program Studi Manajemen 2014 (Sheilla Annisa/210000254)

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Idul Fitri, event study, abnormal return, capital market. xii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Idul Fitri, event study, abnormal return, capital market. xii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This research attempts to analyze Idul Fitri day event to The Indonesian Capital Market. The Idul Fitri day event on October 13, 2007 is the focus of the research. Capital market reaction to that

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satu tahun (Tandellin 2013). Menurut Suad Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. satu tahun (Tandellin 2013). Menurut Suad Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pasar modal Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya anatara permintaan dan penawaran atas instrument keuangan jangka panjang yang umumnya lebih

Lebih terperinci

Oleh : INDAH NOOR KHOIRIA DEWI B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

Oleh : INDAH NOOR KHOIRIA DEWI B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN BERTUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH (Studi Kasus Pada Bursa Efek Indonesia 2010-2014) Oleh : INDAH NOOR KHOIRIA DEWI

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY DAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN BUY BACK SAHAM (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI yang Melakukan Buy Back Tahun 2012-2014) Rizka

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Stock split, event study, abnormal return, LQ45.

ABSTRACT. Keywords: Stock split, event study, abnormal return, LQ45. ABSTRACT Stock split is one of the common events which can be happened in the capital market. The aim of this study is to analyze the impact of stock split announcements on stock prices and trading volume

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi. Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi. Teknik BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembagian dividen terhadap harga saham dan volume perdagangan di pasar modal Indonesia. Pasar modal yang bereaksi terhadap suatu peristiwa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktifitas.

BAB I PENDAHULUAN. dimasa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktifitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Istilah

Lebih terperinci

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (Pengamatan Terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity) SKRIPSI Oleh: Arief Dharmawan NIM. 090810301062 Program

Lebih terperinci

PENGARUH ISU POLITIK TERHADAP REAKSI PASAR MODAL INDONESIA

PENGARUH ISU POLITIK TERHADAP REAKSI PASAR MODAL INDONESIA PENGARUH ISU POLITIK TERHADAP REAKSI PASAR MODAL INDONESIA Mellina Nur Azizah mellinanurazizah@gmail.com Fidiana ABSTRACT This research is aimed to find out the influence of politic issues to the market

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Event Study. Studi peristiwa (event study)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Event Study. Studi peristiwa (event study) III. METODE PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Event Study. Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (Jogiyanto,

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang 1 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, ada banyak cara yang dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya. Salah satunya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan go public

III. METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan go public III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan go public di BEI selama periode tahun pengamatan dari tanggal 1 Januari 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana diperdagangkan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal yang beroperasi di Indonesia adalah Bursa

Lebih terperinci

Pengaruh Pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XIV Terhadap Abnormal Return Seluruh Saham di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh Pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XIV Terhadap Abnormal Return Seluruh Saham di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XIV Terhadap Abnormal Return Seluruh Saham di Bursa Efek Indonesia. Juandy Gerry Edam Joanne V. Mangindaan Henny S. Tarore ABSTRACT The purpose of this

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: return saham, abnormal return, stock split, volume perdagangan saham, trading volume activity

ABSTRAK. Kata-kata kunci: return saham, abnormal return, stock split, volume perdagangan saham, trading volume activity ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan return saham dan volume perdagangan saham berdasarkan sebelum stock split dan sesudah terjadinya stock split pada perusahaan yang terdaftar di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berdasarkan data empiris dan melakukan uji hipotesis atas perbedaan abnormal return dan

Lebih terperinci

PERBEDAAN ABNORMAL RETURN PADA SEKTOR KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA 20 SEPTEMBER 2012

PERBEDAAN ABNORMAL RETURN PADA SEKTOR KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA 20 SEPTEMBER 2012 PERBEDAAN ABNORMAL RETURN PADA SEKTOR KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA 20 SEPTEMBER 2012 Henry Tirta Permana Manajemen/Fakultas Bisnis dan Ekonomika henry_permana@hotmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mempunyai surplus dana dalam masyarakat (penabung atau investor)

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mempunyai surplus dana dalam masyarakat (penabung atau investor) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyaarakat. Pasar modal memberikan kepada pihak yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bidang keuangan, event study digunakan untuk meneliti dampak suatu peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KANDUNGAN INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KANDUNGAN INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA Dea Oktariani Putri Titin Hartini Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Tujuan penelitian adalah

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN III.METODE PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan event study yaitu salah satu desain statistik yang popular di bidang keuangan yang menggambarkan sebuah teknik riset yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus mulai mengkikis cara berpikir bahwa perusahaan berdiri semata-mata hanya

BAB I PENDAHULUAN. harus mulai mengkikis cara berpikir bahwa perusahaan berdiri semata-mata hanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi gejolak ekonomi yang terjadi pada saat ini perusahaan harus mulai mengkikis cara berpikir bahwa perusahaan berdiri semata-mata hanya untuk mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Teknik pemilihan sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya membutuhkan pembiayaan untuk kegiatan operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah satunya dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal A. Landasan Teori 1.Pasar Modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan transaksi. Pasar modal (capital market) merupakan sarana pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan transaksi. Pasar modal (capital market) merupakan sarana pendanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara sebagai sarana bagi perusahaan dan para investor melakukan kegiatan transaksi. Pasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemecahan saham (stock split) Menurut Jogiyanto (2000 : 415), stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

Lebih terperinci