PARENTERAL NUTRITION
|
|
- Yuliana Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PARENTERAL NUTRITION 1. DEFINISI PARENTERAL NUTRITION Nutrisi parenteral (PN) adalah suatu bentuk nutrisi yang disampaikan melalui pembulu darah. Nutrisi parenteral tidak menggunakan sistem pencernaan. Nutrisi ini dapat diberikan kepada orang yang tidak mampu menyerap nutrisi melalui saluran pencernaan karena muntah yang tidak terhenti, diare berat, atau penyakit usus. Orang menerima formula gizi yang mengandung nutrisi seperti glukosa, asam amino, lipid dan vitamin ditambahkan dan mineral diet. Hal ini disebut nutrisi parenteral total (TPN) atau total campuran nutrisi (TNA) bila tidak ada nutrisi yang signifikan diperoleh dengan rute lain. Ini dapat disebut nutrisi parenteral perifer (PPN) bila diberikan melalui akses pembuluh darah di anggota badan, bukan melalui vena sentral. 2. TUJUAN Adapun tujuan pemberian nutrisi parenteral adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan nutrisi bagi tubuh melalui intravena, karena tidak memungkinkannya saluran cerna untuk melakukan proses pencernaan makanan. 2. Total Parenteral Nutrition (TPN) digunakan pada pasien dengan luka bakar yang berat, pancreatitis,inflammatory bowel syndrome, inflammatory bowel disease,ulcerative colitis,acute renal failure,hepatic failure,cardiac disease, pembedahan dan cancer. 3. Mencegah lemak subcutan dan otot digunakan oleh tubuh untuk melakukan katabolisme energy. 4. Mempertahankan kebutuhan nutrisi 3. MANFAAT PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL 1. Manfaat dari pemberian nutrisi parenteral antara lain: a. Menyediakan nutrisi bagi tubuh melalui intravena, karena tidak memungkinkannya saluran cerna untuk melakukan proses pencernaan makanan b. Mencegah lemak subcutan dan otot digunakan oleh tubuh untuk melakukan katabolisme energi c. Mempertahankan kebutuhan 4. INDIKASI PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL a. Gangguan absorbs makanan seperti fistula enterokunateus, atresia intestinal, colitis infeksiosa, obstruksi usus halus. 1
2 b. Kondisi dimana usus harus diistirahatkan sperti pada pankrestitis berat, status preoperative dengan malnutrisi berat, angina intertinal, diare berulang. c. Gangguan motilitas usus seperti pada ileus yang berkepanjangan. d. Makan, muntah terus menerus, gangguan hemodinamik, hiperemesis gravidarum Kontraindikasi Parenteral a. Pasien-pasien kanker yang sedang menjalankan terapi radiasi dan kemoterapi. b. Pasien-pasien preoperatif yang bukan malnutrisi berat. c. Pankreatitis akuta ringan. d. Kolitis akuta. e. AIDS. f. Penyakit paru yang mengalami eksaserbasi. g. Luka bakar. h. Penyakit-penyakit berat stadium akhir (end-stage illness). 5. FASE PEMBERIAN PARENTERAL NUTRITION a. Penentuan status nutrisi (klinik, antropometrik dan laboratorik) Secara klinis dengan pemeriksaan fisik umumnya dapat dilihat proporsi tubuh, jaringan lemak subkutis, tonus dan trofi otot. Secara antropometri dapat digunakan BB/U, TB/U, BB/TB, LILA dan TLK, sedang pada neonatus atau bayi dapat ditambahkan pemeriksaan lingkar kepala dan lingkar dada. Indikator laboratorik untuk menunjang status nutrisi antara lain nilai Hb, hitung limfosit, albumin, transferin, pre-albumin, RBP dan komposisi tubuh (TBW, Bioelectrical impedance, Dual energy X-Ray absorptiometry), status nutrisi ikut menentukan kebutuhan nutrisi pasien tersebut apakah akan diberi NP-rumat atau NP-replesi. b. Perhitungan kebutuhan nutrisi (energi, cairan dan nutrien) Kebutuhan nutrisi dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain status nutrisi, umur, keadaan klinis dan penyakit yang diderita. - Energi: bermacam cara digunakan untuk menentukan besarnya kebutuhan energi.antara lain, tabel rumus kebutuhan yang dianjurkan (RDA), rumus Harris-Benedict dan modifikasinya untuk neonatus/ bayi, dan mengukur BEE atau REE (kalorimetri indirek) - Cairan: Kebutuhan cairan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu umur, ukuran tubuh, suhu tubuh dan lingkungan serta keadaan hidrasi pasien. Jumlah cairan tubuh anak lebih 2
3 banyak dari orang dewasa (75% : 60%). Jumlah cairan tersebut dapat dinaikkan bertahap untuk menambah asupan energi yang dikehendaki selama tubuh dapat mentoleransi. - Karbohidrat (KH): sebagai sumber energi di samping lemak, KH diberikan dalam jumlah 40-45% dari kalori total. Berbagai bentuk KH yang umum digunakan adalah dekstrosa/glukosa, maltosa (glukosa polimer) dan xilitol dengan berbagai konsentrasi. - Lipid: merupakan nutrien dengan densitas kalori tinggi (9kkal/g) dan pada penggunaan untuk NP sebaiknya memasok 30-50% energi non nitrogen. Selain sumber energi, lipid juga merupakan sumber asam lemak esensial (ALE, yaitu as. Linoleat dan as. Linolenat). - Mineral dan elektrolit: pada NP diperlukan kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl), asetat dan magnesium (Mg) dengan perhatian khusus pada kadar Ca dan P sehubungan dengan kemungkinan terjadinya presipitasi. - Vitamin : vitamin merupakan komponen nutrisi yang esensial dan berperan sebagai koensim pada berbagai reaksi metabolik. Pada pemberian vitamin i.v sebagian akan hilang karena diabsorbsi atau menempel pada kantong /botol dan slang infus yang digunakan atau rusak karena terpajan cahaya, sehingga tidak mudah untuk menentukan dosis vitamin pada NP. c. Pemilihan dan perhitungan cairan yang akan digunakan serta cara pemberiannya (masingmasing atau all in one/three in one ) Umumnya cairan NP, baik larutan asam amino (aa), KH ataupun lipid digunakan larutan standar. Kadar larutan tergantung pada akses NP yang akan digunakan. Pada beberapa keadaan klinis seperti penyakit hati dan ginjal seringkali dibutuhkan larutan khusus terutama yang menyangkut susunan asam aminonya. Larutan aa untuk penyakit hepar mengandung kadar aa rantai cabang tinggi. Formula all in one/ three in one adalah pemberian NP yang mengandung dekstrosa, asam amino, emulsim lipid dalam 1 wadah. Keuntungan formula ini adalah lebih nyaman, pemberian infus lipid dapat lebih lambat, di samping lebih hemat karena penggunaan pompa dan pipa makanan menjadi berkurang. Lebih lanjut emulsi lipid yang isotonus menjadikan campuran larutan lebih rendah osmolalitasnya. Tetapi formula ini juga mempunyai kelemahan yaitu sulit memantau bila terjadi presipitasi pada larutan, di samping itu penelitian menunjukkan bahwa formula ini lebih berisiko untuk terjadinya pertumbuhan bakteri dibandingkan formula biasa. d. Penentuan akses NP (sentral atau perifer) Pemberian NP dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu akses vena sentral dan vena perifer. Pemilihan akses apa yang dipakai didasarkan atas pertimbangan: 3
4 1) Lama dukungan nutrisi diberikan. Apabila dukungan nutrisi diberikan tidak lebih dari 14 hari maka dapat digunakan rute perifer, sebaliknya rute sentral digunakan bila NP direncanakan diberikan lebih dari 14 hari. 2) Konsentrasi larutan. Pada akses vena sentral dimungkinkan untuk memberikan larutan dengan konsentrasi tinggi yaitu dekstrosa 25-30% yang merupakan larutan hipersomoler karena, memberikan osmolalitas sebesar mosm/l. Sedangkan dengan akses vena perifer konsentrasi dekstrosa yang ditoleransi hanya antara 5-10% dengan osmolalitas sebesar mosm/l, walaupun beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi dekstrosa sampai 12.5% masih dapat ditoleransi. e. Pelaksanaan pemberian NP Cara menghitung/membuat NP 1) Hitung kebutuhan kalori, protein dan cairan 2) Lipid Hitung kebutuhan lipid, umumnya 30% dari jumlah kalori total Kalori dari lipid = total kalori x 0.3. Konversi kalori lipid ke dalam emulsi lipid (1.1 kkal/ml untuk emulsi 10%, 2 kkal/ml untuk emulsi 20%). Emulsi lipid (ml) = kalori lipid : 1.1 (2 untuk emulsi 20%). 3) Protein Hitung kebutuhan kalori, umumnya 15% dari total kalori (untuk kebutuhan yang tinggi dapat mencapai 20-25%). Tentukan jumlah asam amino (protein) dengan membagi kalori yang berasal dari protein yaitu 4 kkal/g. Kalori dari protein = kalori total x 0.15 Gram protein = kalori protein : 4 Apabila digunakan larutan asam amino yang mempunyai konsentrasi 5%, maka jumlah larutan asam amino yang dibutuhkan (ml) adalah: Gram protein : ) Dekstrosa Hitung kebutuhan kalori yang berasal dari KH. Kalori dekstrosa = kalori total - kalori lipid kalori protein Tentukan konsentrasi larutan dekstrosa yang akan digunakan (misalnya 40%= 40 g/l). Sehingga jumlah larutan yang dibutuhkan = kalori dekstrosa: ) Tambahkan aquades berdasarkan perhitungan kebutuhan cairan dikurangi dengan jumlah larutan lipid, protein dan KH. 6) Sehingga komposisi akhir larutan NP adalah 4
5 ... ml dekstrosa 40%... ml asam amino 5%... ml emulsi lipid 10% (atau 20%)... aquades Ditambah dengan elektrolit dan trace element. f. Pemantauan: Harus dilakukan setiap hari terhadap keadaan klinis dan komplikasi yang mungkin terjadi, serta pemeriksaan laboratorium yang dimulai pada awal pemberian NP dan selanjutnya secara berkala tergantung keperluan/keadaan dan jenis pemeriksaan. 6. KANDUNGAN NUTRISI DARI PRODUK PARENTERAL a. Nutrisi Parenteral Total 1. Clinimix N9G15E Larutan steril, non pirogenik untuk infus intravena. Dikemas dalam satu kantong dengan dua bagian: satu berisi larutan asam amino dengan elektrolit, bagian yang lain berisi glukosa dengan kalsium. Tersedia dalam ukuran 1 liter. Komposisi: Nitrogen (g) 4,6 asam amino (g) 28 glukosa 75 (g) 75 total kalori (kkal) 410 kalori glukosa (kkal) 300 natrium (mmol) 35 kalium (mmol) 30 magnesium (mmol) 2,5 kalsium (mmol) 2,3 asetat (mmol) 50 klorida (mmol) 40 fosfat dalam HPO4- (mmol)15 ph 6 osmolaritas (mosm/i) Minofusin Paed Larutan asam amino 5% bebas karbohidrat, mengandung elektrolit dan vitamin, terutama untuk anak-anak dan bayi. Bagian dari larutan nutrisi parenteral pada prematur dan bayi. Memberi protein pembangun, elektrolit, vitamin dan air pada kasus dimana pemberian peroral tidak cukup atau tidak memungkinkan, kasus di mana kebutuhan protein meningkat, defesiensi protein atau katabolisme protein. Komposisi: 5
6 Tiap 1000 ml mengandung: No Jenis kandungan gizi Satuan 1 L-Isoleusin g 2 L-Leusin g 3 L-Lisin g 4 L-Metionin g 5 L-Fenilalanin g 6 L-Treonin g 7 Magnesium acetat g 8 L-Triptofan g 9 L-Valin g 10 L-Arginin g 11 L-Histidin g 12 L-Alanin g 13 L-Aspartic acid g 14 N-Acetyl-L-cysteine g 15 L-Glutamic acid g 16 Glisin g 17 L-Prolin g 18 N-Acetyl-L-tyrosine g 19 Nicotinamide g 20 Pridikoksin hidroklorida g 21 Riboflavin-5 phospate sodium salt g 22 Kalium hidroksida g 23 Natrium hidroksida g 24 Kalsium klorida g b. Nutrisi Parenteral Parsial Adalah preparat multivitamin yang larut dalam air maupun lemak (kecuali vitamin K) dikombinasi dengan mixed micelles (glycoholic acid dan lecithin). Mengingat kebutuhan vitamin tubuh yang mungkin berkurang karena berbagai situasi stress (trauma, bedah, luka bakar, infeksi) yang dapat memperlambat proses penyembuhan. Komposisi setiap vial mengandung: 6
7 Retinol palmitat amount corresponding to retinol IU, Cholecalciferol 220 IU, DL alphatocopherol mg, Asam askorbat mg, cocarboxylase tetrahydrate mg, amount corresponding to thiamine mg, riboflavine sodium phospate dihydrate mg, amount dyhidrate mg, amount corresponding to riboflavine mg, pyridoksine hydrockorida mg, amount corresponding to pryrodxine mg, cyanocobalamine mg, asam folat 0,414 mg, dexaphentanol mg, amount corresponding to pantothenic acid mg, biotin mg, nicotinamide mg, glisin mg, glycoholic acid mg, soya lecithin mg, sodium hydroxida q.s. Ph=5,9. 7. DASAR PEMBERIAN PARENTERAL NUTRITION a. Prabedah pada pasien yang mengalami emasiasi, deplesi nutrien yang berat, atau yang kehilangan berat badan sampai lebih dari 10% berat badan semula. b. Pasca bedah pada pasien yang tidak mampu makan secara normal selama lima hari atau lebih. c. Keadan trauma seperti luka bakar atau fraktur multipel dengan komplikasi lain seperti sepsis yang kebutuhan nutriennya sangat tinggi. d. Penyakit kanker, khususnya sebagai terapi penunjangan pada terapi utama yang terdiri atas pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. e. Malnutrisi protein atau protein-kalori atau kalau berat badan tanpa edema atau sepsis turun sampai 10% lebih di bawah berat badan idealnya. f. Penolakan atau ketidak mampuan makan seperti pada keadaan koma, anoreksia nervosa, atau kelainan neurologis seperti para lisis pseudobular yang membuat pasien tidak dapat memakan makanan secara normal. 8. MACAM-MACAM PARENTERAL NUTRITION a. Nutrisi Parenteral Sentral 1) Diberikan melalui central venous,bila konsentrasi > 10% glukosa. 2) Subclavian atau internal vena jugularis digunakan dalam waktu singkat sampai < 4minggu. 3) jika > 4 minggu,diperlukan permanent cateter seperti implanted vascular access device. b. Nutrisi Parenteral Perifer 1) PPN diberikan melalui peripheral vena. 7
8 2) PPN digunakan untuk jangka waktu singkat 5-7 hari dan ketika pasien perlu konsentrasi kecil dari karbohidrat dan protein. 3) PPN digunakan untuk mengalirkan isotonic atau mild hypertonic solution.high hypertonic solution dapat menyebabkan sclerosis,phlebitis dan bengkak. 9. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBERIAN PARENTERAL NUTRITION Kelebihan : a. bisa diberikan untuk pasien yang tidak sadar, b. dapat diberikan pada pasien yang sering muntah, c. dapat menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati, bekerja cepat dan dosis ekonomis. Kekurangan : a. kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan, b. tidak disukai pasien, c. berbahaya (suntikan infeksi). 10. KOMPLIKASI YANG TIMBUL AKIBAT PEMBERIAN NUTRITION PARENTERAL a. Komplikasi teknis : yang berkaitan dengan pemasangan kateter seperti pneumotoraks, ruptura atau penetrasi arteri subklavia, emboli udara dan tromboemboli. b. Komplikasi infeksi : yang ditandai oleh demam, hipotensi, oliguria dan kemunduran keadaan umum. indikasi absolut pelepasan kateter adalah syok septik, bakteremia, infeksi pada tempat pemasangan, gejala emboli dan demam persisten tanpa ditemukan penyebab lain. c. Komplikasi metabolik : yang berkaitan dengan gangguan keseimbangan glukosa, asambasa, dan elektrolit seperti hiper atau hipoglikemia, hiper atau hipokalemia, hipo atau hipermagnesemia dan hiper atau hipofostatemia. 11. CONTOH PERHITUNGAN PENGGUNAAN PARENTERAL NUTRITION PADA KASUS Contoh kasus: Seorang laki-laki umur 30 tahun menderita pankreatitis disertai ileus paralitik. Tinggi badan 160 cm dengan taksiran gizi sedang. Suhu 38 C. Turgor kurang, amilase dan lipase meningkat. 8
9 I. Perumusan masalah dan diagnosis Dehidrasi Ileus paralitik Pankreatitis akut Rancangan Kebutuhan Terapi Holistik Rehidrasi Puasa total Nutrisi parenteral total Antibiotik Kalsium Komunikasi dan edukasi pada pasien dan keluarganya II. Rancangan Nutrisi a. Menentukan BB ideal bila tidak dapat ditimbang Berat Badan Ideal = ( )-10% ( ) x 1 Kg = 50 Kg b. Beberapa jam pertama Rehidrasi NaCl 0,9% Dekstrosa 10% atau 5% Diberikan dengan three way c. Setelah rehidrasi Kalori= 40 Kkal x 50 = 2000 Kkal Karbohidrat= 70% total kalori = 1400 Kkal Lipid 30% total kalori= 600 Kkal Asam amino 1 gr/kg BB = 50 g Cairan= 2,5 liter Natrium= 100 meq Kalium= 40 meq d. Pelaksanaan Kebutuhan tersebut dapat dicapai melalui vena perifer sebagai berikut. Dapat dilaksanakan dengan vena perifer melalui sistem three way atau dengan 2 jalur infus. Terlihat disini masih defisit, namun jika melihat konsep medium calory complete nutrition, hal ini telah memadai. 9
10 DAFTAR PUSTAKA Diakses Tanggal 12 Agustus 2014 Pukul 11 Agustus 2014 Pukul ( Diakses Tanggal 11 Agustus 2014 Pukul Nutrisi Parenteral. ( Diakses Tanggal 12 Agustus 2014 Pukul Nutrisi Enteral dan Parenteral. ( Enteral-Dan-Parietal.Html), Diakses Tanggal 12 Agustus 2014 Pukul Hendarto, Aryono, Aspek Praktis Nutrisi Parenteral Pada Anak, diakses tanggal 12 Agustus 2014 pukul Syam, Ari F. Dan Daldiyono H Merancang Nutrisi Parenteral Yang Optimal Pada Kasus Penyakit Dalam. Parenteral-Yang-Optimal-Pada-Kasus-Penyakit-Dalam/ Di Akses Tanggal 12 Agustus 2014 Jam
1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hai
ASERING JENIS-JENIS CAIRAN INFUS Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteriis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma. Komposisi:
Lebih terperinciOLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI
OLEH : KELOMPOK 5 HAPPY SAHARA BETTY MANURUNG WASLIFOUR GLORYA DAELI DEWI RAHMADANI LUBIS SRI DEWI SIREGAR 061101090 071101025 071101026 071101027 071101028 Nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana
Lebih terperinciPARENTERAL NUTRISI ( PPN & TPN ) Azwinar Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan
PARENTERAL NUTRISI ( PPN & TPN ) Azwinar Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Indikasi Parenteral Nutrisi Fungsi saluran cerna terganggu (tidak mampu mencerna atau menyerap makanan) Tidak
Lebih terperinciDIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.
DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak
Lebih terperinciKonsep Pemberian Cairan Infus
Konsep Pemberian Cairan Infus Cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan
Lebih terperinciMAKANAN FORMULA WHO. dr. Benny Soegianto, MPH KONSUMEN DARI MAKANAN FORMULA WHO. Anak Gizi Buruk
MAKANAN FORMULA WHO dr. Benny Soegianto, MPH KONSUMEN DARI MAKANAN FORMULA WHO Anak Gizi Buruk 1. Tahap Stabilisasi 2. Tahap Transisi 3. Tahap Rehabilitasi (Tumbuh Kejar) 1 KRITERIA GIZI BURUK (WHO-1998)
Lebih terperinciTERAPI CAIRAN PADA NEONATUS, BAYI DAN ANAK. By; Firdawsyi nuzula, S.Kp.,M.Kes
TERAPI CAIRAN PADA NEONATUS, BAYI DAN ANAK By; Firdawsyi nuzula, S.Kp.,M.Kes Komponen Cairan infus Aquadest Sumber energi : Dextrose 5%, 10%, 20%, 40% Elektrolit esensial : Na, K, Cl Krektor basa : -Bicarbonat,
Lebih terperinciTOTAL PARENTERAL NUTRISI DRA. NASTITI.SR. APT
TOTAL PARENTERAL NUTRISI DRA. NASTITI.SR. APT PENDAHULUAN - Nutrisi Parenteral : suatu metode pemberian nutrisi tidak melalui saluran GIT, Cairan diberikan melalui vena. - Penggunaan Nutrisi Parenteral
Lebih terperinciKEBUTUHAN ENERGI SEHARI
PENENTUAN GIZI INDIVIDU DAN KGA Muslim, MPH STIKES HANGTUAH Tanjungpinang Pertemuan Ke-2, Tgl: 10 Oktober 2009 PERHITUNGAN KEBUTUHAN GIZI 1. ENERGI Gambaran klinis, status gizi Umur, jenis kelamin, aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciTERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope
TERAPI CAIRAN MAINTENANCE RSUD ABDUL AZIS 21 April 2015 TERAPI CAIRAN TERAPI CAIRAN RESUSITASI RUMATAN Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi Mengganti Kehilangan Akut Koreksi 1. Kebutuhan normal 2. Dukungan
Lebih terperinciKETOASIDOSIS DIABETIK
KETOASIDOSIS DIABETIK Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA DIVISI ENDOKRINOLOGI FK USU/ RS.H. ADAM MALIK MEDAN DEFINISI KAD : SUATU KEDARURATAN MEDIK AKIBAT GANGGUAN METABOLISME
Lebih terperinciKETOASIDOSIS DIABETIK
KETOASIDOSIS DIABETIK Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA DIVISI ENDOKRINOLOGI FK USU/ RS.H. ADAM MALIK MEDAN DEFINISI KAD : SUATU KEDARURATAN MEDIK AKIBAT GANGGUAN METABOLISME
Lebih terperinciASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN
ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN Niken Andalasari PENGERTIAN Hipoglikemia merupakan keadaan dimana didapatkan penuruan glukosa darah yang lebih rendah dari 50 mg/dl disertai gejala autonomic dan gejala neurologic.
Lebih terperinciRESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang
RESUSITASI CAIRAN Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang SYOK Syok adalah sindroma klinis akibat kegagalan sirkulasi, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciTOTAL PARENTERAL NUTRITION
TOTAL PARENTERAL NUTRITION DEFINISI Pemberian nutrisi melalui jalur intravena, terdiri Air Asam amino Lipid karbohidrat Elektrolit Vitamin Mineral Trace element Indikasi: bayi yg tidak dpt memenuhi keb
Lebih terperinciSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang dibina oleh Bapak Rudi Hamarno, M.Kep Oleh Kelompok 11 Pradnja Paramitha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya malnutrisi pada pasien dan meningkatkan angka infeksi, atrofi otot,
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status nutrisi pasien sakit kritis merupakan faktor utama untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Rendahnya terapi nutrisi akan menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk
I. PENDAHULUAN Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan
Lebih terperinciKekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan
F. KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan Kaji TTV, catat perubahan TD (Postural), takikardia, demam. Kaji turgor kulit, pengisian kapiler dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada masa kini semakin banyak penyakit-penyakit berbahaya yang menyerang dan mengancam kehidupan manusia, salah satunya adalah penyakit sirosis hepatis. Sirosis hepatis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sirosis hati merupakan penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan,
Lebih terperinciGANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Dr. Suparyanto, M.Kes GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH Cairan tubuh adalah larutan isotonik yang tersusun atas air dan zat terlarut (mineral)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tujuan dari terapi cairan perioperatif adalah menyediakan jumlah cairan yang cukup untuk mempertahankan volume intravaskular yang adekuat agar sistem kardiovaskular
Lebih terperinciBAGAN PENILAIAN DAN TATALAKSANA AWAL HIV
BAGAN PENILAIAN DAN TATALAKSANA AWAL HIV Anak dengan pajanan HIV Penilaian kemungkinan infeksi HIV Dengan memeriksa: Status penyakit HIV pada ibu Pajanan ibu dan bayi terhadap ARV Cara kelahiran dan laktasi
Lebih terperinciSediaan Parenteral Volume Besar Sediaan Parenteral Volume Kecil. 07/10/2013 follow
Sediaan Parenteral Volume Besar Sediaan Parenteral Volume Kecil 1 Pendahuluan Pemberian cairan dalam volume besar langsung ke sirkulasi tubuh memiliki faktor risiko penyerta yang jauh lebih tinggi. Karenanya,
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN
7 2013, No.709 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN PERSYARATAN KEAMANAN, MUTU DAN GIZI FORMULA PERTUMBUHAN
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN
Lebih terperinciKeterangan : i = Insulin 1 = Proses Embden-Meyerhof (glikosis anaerorobik) 2 = Proses Hexose-Monophosphate 3 = Proses Touster
PENDAHULUAN Nutrisi seperti halnya oksigen dan cairan senantiasa dibutuhkan oleh tubuh. Penderita yang tidak dapat makan atau tidak boleh makan harus tetap mendapat masukan nutrisi melalui cara enteral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan
Lebih terperinciGIZI DAN KANKER. Triawanti Bag. Biokimia/Gizi FK UNLAM
GIZI DAN KANKER Triawanti Bag. Biokimia/Gizi FK UNLAM Pendahuluan Kanker : penyakit menakutkan, blm ada terapi baku Ciri khas sel kanker : pengendalian pertumbuhan yg menurun / tidak terbatas Invasi pada
Lebih terperinciPERSYARATAN KEAMANAN, MUTU DAN GIZI FORMULA LANJUTAN. 1.1 Ketentuan ini berlaku untuk Formula Lanjutan dalam bentuk cair atau bubuk.
7 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA LANJUTAN PERSYARATAN KEAMANAN, MUTU DAN GIZI FORMULA LANJUTAN 1. Ruang Lingkup
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar bahan yang digunakan beserta kandungannya. ph ±8 dan air untuk injeksi. b. Larutan natrium klorida 0,9% (PT.
Lampiran 1. Gambar bahan yang digunakan beserta kandungannya a. Intralipid20% Intralipid20% mengandung minyak kedelai yang dimurnikan 20%, fosfolipid yang dimurnikan 1.2%, gliserin 2.2%, natrium hidroksida
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. 1. Berat Badan Pasien Schizofrenia dengan Gizi Kurang
BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori 1. Berat Badan Pasien Schizofrenia dengan Gizi Kurang 1.1.Berat Badan Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh.
Lebih terperinciPROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA A. Rencana Asuhan Gizi NAMA PASIEN : An. Jacinda Widya USIA : 3 th 6 bl MRS : 8/5/2013 AHLI GIZI : Bu.Widyaningsih PENGKAJIAN DATA
Lebih terperinciPakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan
Pakan ternak Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan Melalui proses pencernaan, penyerapan dan metabolisme SUMBER ENERGI (JERAMI,
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciA. Asuhan nutrisi pada pasien HIV Aids
A. Asuhan nutrisi pada pasien HIV Aids Asuhan gizi merupakan komponen penting dalam perawatan individu yang terinfeksi HIV. Mereka akan mengalami penurunuan berat badan dan hal ini berkaitan erat dengan
Lebih terperinciBadraningsih Lastariwati
Badraningsih Lastariwati Makanan biasa (tidak memerlukan diet khusus) Makanan khusus (memerlukan diet khusus) Makanan khusus Perubahan konsistensi Penambahan / pengurangan energi Penambahan / pengurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (PGK) tahap akhir yang menjalani dialisis masih sangat tinggi, kira-kira 15 -
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka morbiditas dan mortalitas pasien penyakit ginjal kronik (PGK) tahap akhir yang menjalani dialisis masih sangat tinggi, kira-kira 15-20 persen per tahun, meskipun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Broiler Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan spesies Gallusdomesticus. Ayam broiler merupakan ayam tipe pedaging yang lebih muda dan
Lebih terperinciprotein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE
protein A. PENGERTIAN PROTEIN PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE ARTINYA : TERUTAMA ATAU PENTING G. MULDER MENEMUKAN BAHWA SENYAWA INI DITEMUKAN PADA SEMUA ORGANISME
Lebih terperinciRINA HASNIYATI, SKM, M.Kes
RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes PENDAHULUAN Bayi : Umur 0-12 bulan Bayi Cukup Bulan (Full term) Usia kehamilan Berat Badan Tinggi Badan : 270 290 hari : 2,7 3,2 kg : 48 50 cm 2. Bayi Prematur 3. Bayi BBLR Masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diare adalah peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi debit tinja dibandingkan dengan pola usus normal individu, merupakan gejala dari suatu penyakit sistemik
Lebih terperinciAspek Praktis Nutrisi Parenteral pada Anak
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 4, Maret 2002: 227-234 Aspek Praktis Nutrisi Parenteral pada Anak Aryono Hendarto dan Sri S Nasar Nutrisi parenteral (NP) merupakan salah satu alternatif dukungan nutrisi yang
Lebih terperinciCAIRAN DIALISAT PERITONEAL EXTRANEAL Dengan Icodextrin 7,5% Hanya untuk pemberian intraperitoneal
CAIRAN DIALISAT PERITONEAL EXTRANEAL Dengan Icodextrin 7,5% Hanya untuk pemberian intraperitoneal SELEBARAN BAGI PASIEN Kepada pasien Yth, Mohon dibaca selebaran ini dengan seksama karena berisi informasi
Lebih terperinciCRITICAL ILLNESS. Dr. Syafri Guricci, M.Sc
CRITICAL ILLNESS Dr. Syafri Guricci, M.Sc Respon Metabolik pada Penyakit Infeksi dan Luka Tiga komponen utama, Yaitu : Hipermetabolisme Proteolisis dengan kehilangan nitrogen Percepatan Utilisasi Glukosa
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Susu Kedelai Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari kedelai. Protein susu kedelai memiliki susunan asam amino yang
Lebih terperinciKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit Cairan adalah suatu kebutuhan pokok dan sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Bila tubuh kehilangan cairan dalam jumlah yang besar maka akan terjadi perubahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinciTingkat Kelangsungan Hidup
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Malaria Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. 3 Malaria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Albumin adalah protein serum yang disintesa di hepar dengan waktu paruh kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan 75% tekanan onkotik
Lebih terperinciDepartemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS H.Adam Malik Medan
GAGAL TUMBUH Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS H.Adam Malik Medan DEFINISI Gagal Tumbuh : Anak dengan BB kurang dari 2 SD dari nilai pertumbuhan standar rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih ( Pleurotus ostreatus ) atau white mushroom ini merupakan salah satu jenis jamur edibel yang paling banyak dan popular dibudidayakan serta paling sering
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udang vannamei merupakan salah satu pilihan jenis udang yang dapat dibudidayakan di Indonesia. Udang vannamei masuk ke Indonesia pada tahun 2001 dan pada bulan Mei 2002
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari atau satu bulan,dimana pada masa ini terjadi proses pematangan organ, penyesuaian
Lebih terperinciTeknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC
Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan: 1. Pakan Buatan dalam Industri Akuakultur: Pengenalan 2. Nutrisi
Lebih terperinciPENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g
ASUHAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH By. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari
Lebih terperinci2011, No BAB 9 FORMAT
5 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.11.11. TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.00.06.51.0475
Lebih terperinciKEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta
KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta NUTRISI PADA ANAK Pemenuhan kebutuhan nutrisi anak Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Protein merupakan senyawa kimia yang tidak saja mengandung atom karbon
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Fisiologi Protein dan Asam Amino Protein merupakan senyawa kimia yang tidak saja mengandung atom karbon seperti karbohidrat dan lemak yakni karbon, hidrogen, dan oksigen, namun
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data rekam medik yang sesuai
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data rekam medik yang sesuai dengan kriteria inklusi. Berdasarkan penelusuran data, diperoleh 4 pasien. Namun karena terdapat pasien
Lebih terperinciJENIS GANGGUAN ELEKTROLIT
A.HIPERKALEMIA a. pengertian JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi b. penyebab 1.pemakaian obat tertentu yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal misalnya spironolakton
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk
Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi
Lebih terperincidr.yarman Mazni, SpBKBD Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
dr.yarman Mazni, SpBKBD Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Nutrisi mempunyai peran penting dalam penatalaksanaan pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan
Lebih terperinciHIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS I. DEFINISI Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa darah puasa (true glucose) adalah 60 mg %, dengan dasar tersebut maka penurunan kadar glukosa darah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Dislipidemia 1. Definisi Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang
Lebih terperinciDosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari
Nama Obat : Lavemir Kandungan : Insulin Indikasi : Diabetes Mellitus (Darah manis) Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari Cara Kerja Obat : Insulin akan berikatan dengan gula
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisis Urinalisis merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine. Urinalisis berasal dari
Lebih terperinciSKRINING DAN PENILAIAN NUTRISI
SKRINING DAN PENILAIAN NUTRISI Skrining nutrisi adalah alat yang penting untuk mengevaluasi status nutrisi seseorang secara cepat dan singkat. - Penilaian nutrisi merupakan langkah yang peting untuk memastikan
Lebih terperinciKOMPOSISI DAN NUTRISI PADA SUSU KEDELAI
( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.net KOMPOSISI DAN NUTRISI PADA SUSU KEDELAI Oleh: C. Budimarwanti Staf Pengajar Jurdik Kimia FMIPA UNY Pendahuluan Susu adalah
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Definisi malnutrisi dan malnutrisi rumah sakit. Malnutrisi adalah suatu ketidakseimbangan (kekurangan atau kelebihan)
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi malnutrisi dan malnutrisi rumah sakit Malnutrisi adalah suatu ketidakseimbangan (kekurangan atau kelebihan) antara asupan energi, protein dan nutrisi lainnya dengan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terapi cairan Pemberian cairan bertujuan untuk memulihkan volume sirkulasi darah. 6,13 Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inap di rumah sakit. Pada penelitian Kusumayanti dkk (2004) di tiga Rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan malnutrisi masih banyak ditemukan pada pasien rawat inap di rumah sakit. Pada penelitian Kusumayanti dkk (2004) di tiga Rumah Sakit Pendidikan, yakni Perjan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total plasma protein, dengan nilai normal 3,5 5,5 g/dl. Albumin juga didapatkan pada ruang
Lebih terperinciReabsorbsi pada kapiler peritubuler
SISTEM UROPOETIKA Reabsorbsi pada kapiler peritubuler Substansi yang dieliminasikan dari tubuh melalui filtrasi dari kapiler peritubuler GANGGUAN GINJAL Menunjukkan gejala klinis jika 70% fungsinya terganggu
Lebih terperinciBAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN Nutrisi yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan dan menjaga homeostatis tubuh. Gangguan terhadap asupan nutrisi dapat menyebabkan seseorang terkena malabsorbsi dan berakibat fatal. Penyebabnya
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:HK TENTANG
NOMOR:HK.00.05.5.1142 TENTANG ACUAN PENCANTUMAN PERSENTASE ANGKA KECUKUPAN GIZI PADA LABEL PRODUK PANGAN RI, Menimbang : a. bahwa pangan yang disertai pernyataan mengandung vitamin, mineral, dan atau zat
Lebih terperinciSyok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi
Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap pasien yang berobat ke rumah sakit memiliki status gizi berbeda-beda, ada yang sangat kurus, kurus, normal hingga pasien yang berbadan gemuk. Pada umumnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udang galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang sangat potensial karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Hal ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Kehamilan pada ibu akan terjadi apabila terjadi pembuahan yaitu bertemunya sel telur (ovum) dan spermatozoa. Yang secara normal akan terjadi di tuba uterina. Selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diet Pasca-Bedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan
Lebih terperinciETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B
HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan
BAB I KONSEP DASAR A. Konsep Medis Kurang Energi Protein (KEP) 1. Pengertian Malnutrisi sebenarnya adalah gizi salah, yang mencakup gizi kurang atua lebih. Di Indonesia dengan masih tinggi angka kejadian
Lebih terperinciSISTEM PENENTU DERAJAT ETIOLOGI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLINIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS WEB DAN SMS
SISTEM PENENTU DERAJAT ETIOLOGI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLINIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS WEB DAN SMS Sri Kusumadewi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diet paska bedah merupakan makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Untuk hidup dan meingkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral) dalam jumlah yang cukup,
Lebih terperinciGANGGUAN NAPAS PADA BAYI
GANGGUAN NAPAS PADA BAYI Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi BATASAN Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014), dari 241.000.000 orang penduduk Indonesia, Prevalensi gangguan karena penggunaan alkohol adalah
Lebih terperinciOleh : Fery Lusviana Widiany
PENGARUH DUKUNGAN GIZI PUDING TEPUNG TEMPE TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PASIEN BEDAH DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Oleh : Fery Lusviana Widiany 01/12/2014 1 Latar Belakang RS SARMILLA 2,89% pasien menurun
Lebih terperinciDr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S
PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi
Lebih terperinciFungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit
P e n g e r t i a n D i e t DASAR DIETETIK M u s l i m, M P H l m u D i e t I Cabang ilmu gizi yang mengatur pemberian makan pada kelompok/perorangan dalam keadaan sehat/sakit dengan memperhatikan syarat
Lebih terperinci