MENGKAJI TEORI SOSIOLOGI MODERN: TEORI JARINGAN. Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah: Metode Penelitian Sosial. Dosen Pengampu : Drs. Prijana, M.

Transkripsi

1 MENGKAJI TEORI SOSIOLOGI MODERN: TEORI JARINGAN Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah: Metode Penelitian Sosial Dosen Pengampu : Drs. Prijana, M.Si Andri Yanti, S.Sos.M.Ikom Disusun Oleh : Santi Rizki Sopianti UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN JATINANGOR 2017

2 MENGKAJI TEORI SOSIOLOGI MODERN: TEORI JARINGAN Santi Rizki Sopianti_1 PENDAHULUAN Salah satu pendekatan penelitian kualitatif adalah pendekatan grounded theory, yaitu studi yang menekankan upaya peneliti dalam menemukan analisis abstrak terhadap suatu fenomena, dengan harapan bahwa analisis ini bisa menciptakan teori tertentu yang dapat menjelaskan fenomena tersebut secara spesifik. Grounded theory telah memperoleh popularitasnya di berbagai bidang, seperti sosiologi, keperawatan, pendidikan, dan psikologi. Berdasarkan pertimbangan tersebut saya mencoba mengkaji satu teori sosiologi medorn yang berhubungan dengan grounded theory yaitu teori jaringan. Teori jaringan adalah teori yang saling berkaitan dengan teori pertukaran, teori pertukaran jaringan dan teori pilihan rasional dan sama-sama berorientasi positivis. Ciri khas dari teori jaringan adalah memusatkan perhatiannya pada struktur mikro hingga makro. Artinya, dalam teori jaringan aktor tidak hanya terbatas pada individu tetapi mungkin juga kelompok, perusahaan dan masyarakat. PEMBAHASAN Sosiologi yang beroirientasi atomistis memusatkan perhatian pada aktor yang membuat keputusan dalam keadaan terisolasi dari aktor lain. Lebih umum lagi, atomistis memusatkan perhatian pada ciri pribadi aktor. Para analis jaringan seperti White, 1992; Wasserman dan Faust, 1994; Wellman dan Berkowitzt, 1988/1997 berupaya membedakan pendekatan mereka dari pendekatan sosiologi yang disebut Ronal Burt atomistis atau normatif (Burt, 1982; lihat juga Granovetter, 1985). Mereka menolak atomistis karena terlalu mikrokospik memperhatikan relasi individu seperti halnya dalam pandangan yang mendasari teori pertukaran Homans, Barry Wellman dengan tegas mengatakan tugas menjelaskan motif individual lebih baik diserahkan pada psikolog (1983;163).

3 Perkataan Wellman tersebut berarti secara gamblang menyatakan penolakannya terhadap teori sosiologi sangat menekankan pada motif. Pakar teori jaringan menyatakan bahwa orang harus memusatkan perhatian pada pola ikatan objektif yang menghubungkan anggota masyarakat (Mizruchi, 1994). Pandangan ini diungkapkan oleh Wellman; Analis jaringan lebih ingin mempelajari keteraturan individu atau kolektivitas berprilaku ketimbang keyakinan tentang bagaimana mereka seharusnya berprilaku. Karena itu pakar analisis jaringan mencoba menghindarkan penjelasan normatif dari perilku sosial. Mereka menolak setiap penjelaskan nonstruktural yang memperlakukan proses sosial sama dengan penjumlahan ciri peribadi aktor individual dan norma yang tertanam. (Wellman, 1983;162). Sasaran perhatian utama teori jaringan adalah pola objektif ikatan yang menghubungkan anggota masyarakat (individual dan kolektivitas). Wellman kemudian mengungkapkan sasaran perhatian utama teori jaringan sebagai berikut: Analis jaringan memulai dengan gagasan sederhana namun sangat kuat, bahwa usaha utama sosiolog adalah mempelajari struktur sosial...cara paling langsung mempelajari struktur sosial adalah menganalisis pola ikatan yang menghubungkan anggotanya. Pakar analisis jaringan menelusuri struktur bagian yang berbeda di bawah pola jaringan biasa yang sering muncul ke permukaan sebagai sistem struktur sosial ini. Jadi, sasaran perhatian analisis jaringan buka pada aktor sukarela, tetapi pada paksaan struktural (Wellman, 1983: ). Teori jaringan memusatkan perhatiaanya pada struktur mikro hingga makro. Artinya, bagi teori jaringan, aktor mungkin saja individu (Wellman dan Wortley, 1990), tetapi mungkin pula kelompok, perusahaan (Baker, 1990; Clawson, Neutstadtl, dan Bearden, 1986: Mizruchi dan Koening, 1986) dan masyarakat. Hubungan dapat terjadi di tingkat struktur sosial skala luas maupun ditingkat yang lebih mikroskopik. Hubungan ditingkat mikro dalam teori jaringan adalah seperti

4 tindakan yang melekat dalam hubungan pribadi konkret dan dalam struktur (jaringan) hubungan itu (Granoveter, 1985:490). Hubungan ini berlandaskan gagasan bahwa setiap aktor memiliki akses yang berbeda terhadap sumber daya yang bernilai, yang pada gilirannya menciptakan sistem yang terstruktur cenderung terstratifikasi. Analisis jaringan mengarahkan sosiolog untuk mempelajari ikatan di kalangan dan antaraktor yang tak terikat secara kuat dan tak sepenuhnya memenuhi persyaratan kelompok tetapi menjauhkannya dari studi tentang kelompok dan kategori sosial (Wellman, 1983:169). Granoveter (1973:1983) dalam karyanya memberikan contoh yang baik tentang ikatan seperti ini ikatan yang kuat dan lemah. Granoveter mencontohkan ikatan yang kuat misalnya hubungan antara seseorang dan teman karibnya, sedangkan contoh ikatan lemah misalnya adalah hubungan antara seseorang dan kenalannya. Ikatan lemah cenderung dianggap tidak penting, para sosiolog lebih tertarik untuk melakukan studi ikatan kuat. Teori jaringan bisa dikatakan masih baru dan belum berkembang. Sebagimana dikatakan Burt pada tahun 1982, kini ada semacam federasi longgar dari berbagai pendekatan yang dapat digolongkan sebagai analisis jaringan. Tetapi seiring berjalannya waktu pendekatan ini terus mengalami perkembangan, dibuktikan dengan sejumlah artikel dan buku yang diterbitkan berdasarkan perspektif jaringan ini, misalkan mengkaji musik indie dalam memperkuat jaringan untuk bertahan, kajian dibidang ilmu komunikasi, bahkan dalam mengkaji bidang pertanian khususnya agribisnis hal ini tentunya kajian agribisnis dalam ranah sosial. Meskipun merupakan gabungan longgar dari berbagai pemikiran, namun jaringan teori ini bersandar pada sekumpulan prinsip yang berkaitan logis (Wellman, 1983). Prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1) Ikatan anatara aktor biasanya simetris baik dalam kadar maupun intensitasnya. Aktor saling memasok dengan sesuatu yang berbeda dan

5 mereka berbuat demikian dengan intensitas yang semakin besar atau semakin kecil 2) Ikatan antara individu harus dianalisis dalam konteks struktur jaringan lebih luas 3) Terstrukturnya ikatan sosial menimbulkan berabagai jenis jaringan nonacak. Di satu pihak, jaringan adalah transitif: bila ada ikatan antara A dan B dan B, ada kemungkinan ada ikatan antara A dan C. Akibatnya adalah bahwa lebih besar kemungkinan adanya jaringan yang meliputi A, B, dan C. Dilain pihak, ada keterbatasan tentang berapa banyak hubungan yang dapat muncul dan seberapa kuatnya hubungan itu dapat terjadi. Akibatnya dapat pula muncul kemungkinan terbentuknya kelompok-kelompok jaringan dengan batas tertentu, yang saling berpisah satu sama lain. 4) Adanya kelompok jaringan menyebabkan terciptanya hubungan silang antara kelompok jaringan maupun antara individu 5) Ada ikatan simetris antara unsur-unsur di dalam sebuah sistem jaringan dengan akibat bahwa sumber daya yang terbatas akan terdistribusikan secara tak merata 6) Distribusi yang timpang dari sumber daya yang terbatas menimbulkan baik itu kerja sama maupun kompetisi. Beberapa kelompok akan bergabung untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas itu dengan bekerja sama, sedangkan kelompok lain bersaing dan memperebutkannya. Jadi, teori jaringan berkualitas dinamis (Rosenthal et.al.,1985), dengan struktur sistem akan berubah bersamaan dengan terjadinya pergeseran pola koalisi dan konflik.

6 PENUTUP Teori jaringan adalah teori sosiologi modern yang berikatan erat dengan teori pertukaran, teori pertukaran jaringan dan teori pilihan rasional, semuanya samasama berorientasi positivistis. Pakar teori jaringan menolak pandangan sosiologi sangat menekankan pada motif, bahkan Wellman dengan tegas mengatakan tugas menjelaskan motif individual lebih baik diserahkan pada psikolog (1983;163). Teori jaringan memusatkan perhatiaanya pada struktur mikro hingga makro. Artinya, bagi teori jaringan, aktor mungkin saja individu (Wellman dan Wortley, 1990), tetapi mungkin pula kelompok, perusahaan (Baker, 1990; Clawson, Neutstadtl, dan Bearden, 1986: Mizruchi dan Koening, 1986) dan masyarakat. Hubungan dapat terjadi di tingkat struktur sosial skala luas maupun ditingkat yang lebih mikroskopik. Teori jaringan bisa dikatakan masih baru dan belum berkembang dan merupakan gabungan longgar dari berbagai pemikiran, namun jaringan teori ini bersandar pada sekumpulan prinsip yang berkaitan logis (Wellman, 1983).

7 DAFTAR PUSTAKA Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mudiarta, K. G. (2009). Jaringan Sosial (Network) Dalam Pengembangan Sistem dan Usaha Agribisnis: Perspektif Teori dan Dinamika Studi Kapital Sosia. FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2004). Teori Sosiologi Modern: Edisi Keenam. Jakarta: Kencana. Ritzer, G., & Man, D. G. (2003). Modern Sociological Theory. Mc. Graw-Hill. Ritzer, G. (2003). Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Rizki, D. (2016). BAND INDIE DI KOTA PADANG : MEMPERKUAT JARINGAN UNTUK BERTAHAN. Universitas Andalas: Diploma Thesis.