BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktor lainnya. Salah satu ciri khas teori jaringan adalah pemusatan pemikiran pada
|
|
- Siska Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Jaringan Teori yang mendukung penelitian ini adalah teori jaringan. pada teori jaringan banyak di bahas tentang hubungan antara satu aktor (individu atau kelompok) dengan aktor lainnya. Salah satu ciri khas teori jaringan adalah pemusatan pemikiran pada tingkat makro, artinya aktor atau pelaku bisa saja individu (Wellman, 1983: 162 dalam Ritzer, 2004: 382), atau mungkin juga kelompok, perusahaan dan masyarakat. Kaitannya dalam hal ini teori jaringan membahas tentang hubungan yang terjadi pada tingkat struktur sosial skala luas sampai tingkat yang lebih mikroskopik. Analisis jaringan lebih ingin mempelajari keteraturan individu atau kolektivitas berperilaku ketimbang keteraturan keyakinan tentang bagaimana mereka seharusnya berperilaku. Karena itu pakar analisis jaringan mencoba menghindarkan penjelasan normatif dari perilaku sosial. Mereka menolak penjelasan non struktural yang memperlakukan proses sosial sama dengan penjumlahan ciri pribadi aktor individual dan norma tertanan. Hubungan ini berlandaskan gagasan bahwa setiap aktor (individual atau kelompok) memiliki akses berbeda terhadap sumber daya yang menilai (kekayaan, kekuasaan, informasi). Akibatnya adalah bahwa sistem yag berstruktur cenderung tersratifikasi, komponen tertentu tergantung pada komponen lain. Teori jaringan juga memiliki beberapa prinsip logis yang merupakan tempat bersandarnya pemikiran-pemikiran teori jaringan itu sendiri. (Wellman, 1983 dalam Ritzer, 2004: 384) yaitu: 10
2 1. Ikatan antar aktor biasanya dalah simetris baik dalam kadar maupun intensitasnya. 2. Ikatan antara individu yang harus dianalisis dalam konteks struktur jaringan lebih luas. 3. Tersturturnya ikatan sosial menimbulkan berbagai jenis jaringan non acak. 4. Adanya kelompok jaringan menyebabkan terciptanya hubungan silang antara kelompok jaringan maupun antara individu. 5. Ada ikatan asimetris antara unsur-unsur didalam sebuah sistem jaringan dengan akibat bahwa sumber daya yang terbatas akan terdistribusikan secara tak merata. 6. Distribusi yang tampang dari sumber daya yang terbatas menimbulkan baik itu kerjasama maupun kompetisi. Jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, dimana ikatan yang menghubungkan satu titik ke titik lain dalam jaringan adalah hubungan sosial. Berpijak pada jenis ikatan ini, maka secara langsung atau tidak langsung yang menjadi anggota suatu jaringan sosial adalah manusia (person ). Jaringan sosial tidak hanya beranggotakan pada satu individu, namun dapat juga berupa sekumpulan orang yang mewakili titik titik seperti yang dikemukakan sebelumnya, jika tidak harus satu titik mewakili satu orang, misalnya organisasi, instansi, pemerintah atau negara. Sementara hubungan sosial atau saling keterhubungan merupakan interaksi sosial yang berkelanjutan (relatif cukup lama atau permanen) yang terakhirnya diantara mereka terikat satu sama lain dengan atau oleh seperangkat harapan yang relatif stabil (Zanden, 1990 dalam Agusyanto, 2007:14).
3 Hubungan sosial bisa dipandang sebagai sesuatu yang seolah-olah merupakan sebuah jalur atau saluran yang menghubungkan antara satu orang(titik) dengan orangorang lain dimana melalui jalur atau saluran tersebut bisa dialirkan sesuatu, misalnya barang, jasa, dan informasi. Hubungan sosial antara dua orang mencerminkan adanya pengharapan peran dari masing-masing lawan interaksinya. Tingkah laku yang diwujudkan dalam suatu interaksi sosial itu sistematik, meskipun para pelakunya belum tentu menyadarinya. Dari terwujudnya hubungan sosial yang baik maka akan memudahkan jaringan sosial berkembang. Jaringan sosial menjadi sangat penting di dalam masyarakat karena di dunia ini bisa dikatakan bahwa tidak ada manusia yang tidak menjadi bagian dari jaringanjaringan hubungan sosial dari manusia lainnya. Walaupun begitu manusia tidak selalu menggunakan semua hubungan sosial yang dimilikinya dalam mencapai tujuantujuannya, tetapi disesuaikan dengan ruang dan waktu atau konteks sosialnya (Agusyanto, 2007:30). Dari analisis beberapa pakar jaringan mengatakan bahwa sesungguhnya jaringan sosial memiliki keteraturan-keteraturan sehingga terbentuknya jaringan bukan secara acak melainkan secara teratur. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan pada paragraf diatas, manusia dapat membuat jaringan atau terlibat dalam sebuah jaringan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ruang dan waktu. Ada tiga pembagian tipe keteraturan jaringan sosial menurut Epstein (1992 dalam Agusyanto, 2007 : 30-31), yaitu:
4 1. Ketentuan Struktural, dimana perilaku orang-orang teinterpretasikan dalam term tindakan-tindakan yang sesuai dengan posisi-posisi yang mereka duduki dalam suatu perangkat tatanan posisi-posisi. 2. Keteraturan Katagorikal, dimana perilaku seseorang di dalam situasi-situasi yang tidak terstruktur bisa terinterpretasi ke dalam term steriotipe-steriotipe. 3. Keteraturan Personal, dimana perilaku orang-orang, baik di dalam situasi yang terstruktur maupun tidak, bisa diinterpretasikan ke dalam pengertianpengertian ikatan-ikatan personal yang dimiliki seseorang individu dengan orang-orang lain. Bicara mengenai jaringan sosial tidak akan habis dalam sekali pembahasan, karena begitu kompleksnya jaringan yang terbentuk dalam masyarakat bahkan saling tumpah tidih dan memotong satu sama lain sehingga Barnes merasa perlu untuk membedakan jaringan untuk kepentingan penelitiannya, menurut Barnes (1969 dalamagusyanto, 2007) jaringan dibedakan atas jaringan total digunakan untuk menyebut jaringan sosial yang kompleks, dan jaringan partial untuk menyebut jaringan yang hanya berisi satu jenis hubungan sosial. Lain hal lagi bila jaringan sosial ditinjau dari tujuan hubungan sosialyang membentuk jaringan-jaringan. Beberapa pakar antropologi maupun sosiologi dari beberapa literatur mengatakan, dari sisi ini jaringan sosial dapat di bedakan dalam tiga jenis yaitu : 1. Jaringan interest (kepentingan), terbentuk dari hubungan-hubungan sosial yanng bermuatan kepentingan. Hubungan sosial yang bermakna pada tujuantujuan tertentu atau khusus yang ingin dicapai oleh para pelaku, sehingga
5 tindakan dan interaksi juga dievaluasi berdasarkan tujuan rasionalnya tadi. Pertukaran yang terjadi dalam jaringan juga diatur oleh kepentingan kepentingan pelaku didalamnya. Kecenderungan pelaku untuk memanifulasi hubungan-hubungan sosial yang dimilikinya demi pencapaian tujuan sangat besar. 2. Jaringan power, hubungan-hubungan sosial yang membentuk jaringan bermuatan power. Power disini merupakan suatu kemampuan seseorang atau unit sosial untuk mempengaruhi perilaku dan pengambil keputusan orang atu unit sosial lainnya mellalui pengendalian (Adams: 1977 dalam Agusanto, 2007). Konfigurasi-konfigurasi saling keterhubungan antar pelaku di dalamnya sengaja atau diatur. Ketika pencapaian tujuan yang telah ditargetka dengan bantuan tindakan kolektif, dan konfigurasi saling keterhubungan permanen antar pelakunya, maka jaringan power juga telah terbentuk. Unitunit sosialnya merupakan bentukan yang direncanakan atau distrukturkan secara sengaja oleh power. Pusat power pada jaringan iniselalu mengevaluasi kinerja unit-unit sosialnya dan memola kembali strukturnya untuk meningkatkan efisiensinya. Setiap anggota yang terhubung di jaringan ini tidak terjadi secara sukarela dan kesadaran untuk memenuhi kewajiban masing-masing tanpa mengharap insentif. Sangat diperlukan adanya penghargaan bahkan ganjaran (reward and punish) yang terstruktur secara formal guna mendorong timbulnya kerelaan dengan peraturan-peraturan dan perintah-perintah oleh pusat-pusat power mereka.
6 3. Jaringan sentiment (emosi), seperti judulnya jaringan ini terbentuk atas dasar hubungan-hubungan sosial yang bermuatan emosi. Hubungan sosial itu sendiri sebenarnya menjadi tujuan tindakan sosial misalnya percintaan, pertemanan atau hubungan kerabat, dan sejenisnya. Struktur sosial yang terbentuk dari hubungan-hubungan emosi pada umumnya lebih mantap atau permanen. Mengacu pada kata emosi yang didalamnya juga mengandung unsur menyukai atau tidak menyukai, sehingga dalam jaringan ini terdapat saling suka atau tidak suka antar pelaku. Kemudian muncullah norma-norma dan nilai-nilai akibat dari adanya kewajiban saling kontrol yang relatif kuat diantara para pelaku, lantas dapat menjaga stabilitas dan menjaga keberlangsungan hubungan-hubungan sosial emosional yang terdapat dalam jaringan ini. Tipe jaringan ini dengan segala kecenderungan-kecenderungan hubungan emosional didamnya dapat menghasilkan rasa solidaritas. Ketiga tipe jaringan sosial ini dalam kehidupan nyata sering kali berpotongan. Pertemuan-pertemuan tersebut membangkitkan suatu ketegangan bagi pelaku yang bersangkuatan karena logika situasional atau struktur sosial dari masing-masing tipejaringan berbeda atau belum sesuai satu sama lain. oleh karena itu, sering kali terlihat kontradiksi antara tindakan-tindakan dengan sikap yang pelaku wujudkan Jaringan Pertemanan Sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan tentang jaringan sosial, salah satu dari tiga jenis jaringan sosial bila ditinjau dari tujuan yaitu jaringan emosi yang terdapat di dalam nilai-nilai pertemanan, maka pada pembahasan selanjutnya ini
7 akan dipaparkan tentang jaringan pertemanan. Kalau dilihat dari unsur tiap kata, jaringan pertemanan terbagi atas dua kata yaitu jaringan yang berarti rangkaian dari hubungan-hubungan dalam hal ini merupakan hubungan sosial, sedangkan pertemanan adalah hasil dari interaksi dan komunikasi yang intensif antara satu dengan lainnya, dalam hal ini interaksi dan komunikasi yang intensif telah memberikan kesempatan untuk pertukaran informasi, pencocokan visi, dan akhirnya berujung pada hubungan yang lebih intim lagi bisa berupa persahabatan dan percintaan. Suatu kenyataan bahwa manusia selalu ingin behubungan antar sesama manusia yang berarti akan terjadi rasa keterkaitan antar individu. Ketertarikan merupakan proses yang dengan mudah dialami oleh setiap individu tetapi sukar diterangkan (Guy dan Edgley, 1980 dalam Ahmadi, 2007: 212). Berawal dari ketertarikan seseorang memulai berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Ada beberapa tahapan komunikasi antar individu sampai dapat dikatakan pertemanan atau persahabatan. Tahap pertama, tahap perkenalan, dalam tahap ini dikategorikan sebagai tahap perkenalan karena proses pertukaran informasi dan tingkat keterbukaan diri pada tahap ini sangat terbatas, karena pada waktu pertama kali bertemu dengan seseorang, pembicaraan yang terjadi hanya akan pada seputar informasi untuk saling mengenal saja. Dua pribadi tersebut tidak terlibat dalam pembicaraan yang bersifat pribadi apalagi bertukar informasi pribadi. Hubungan pada tahap perkenalan di bagi atas tiga tahap yaitu :
8 1) Tahap pasif, yaitu tahap yang mengutamakan perhatian terhadap komunikasi tanpa menanyakan apa-apa, seluruh situasi dan kondisi tetap sebagaimana apa adanya dan di manifulasi. 2) Tahap aktif, tahap mengajukan pertanyaan, memperhatikan dan mendengar komunikasi, komunikasi, komunikasi mulai memanifulasi situasi hubungan antar pribadi. 3) Tahap interaktif, ialah tahap memanifulasi komunikan agar komunikator bisa memperoleh informasi melalui perilaku komunikan. Tahap persahabatan, tahap ini dapat juga di sebut sebagai tahap pertemanan. Persahabatan atau pertemanan di peroleh setelah melalui tahap perkenalan. Seorang sahabat merupakan orang yang mempunyai kedudukan tertentu dalam hubungan antar pribadi. Menempatkan seorang menjadi sahabat karena telah mengenal dia dengan baik, selain itu, juga telah menaruh rasa percaya dan harapan kepada dia sebagai seorang seorang yang mempunyai perhatian. Pertemanan yang baik ditandai dengan adanya kehangatan dan kasih sayang, kejujuran, adanya komitman, dan menjalani hubungan tersebut secara alami. Dalam hubungan pertemanan, komitmen ditunjukkan dengan cara mengorbankan waktu dan energi mereka untuk menolong sahabat yang membutuhkan. Ada satu prinsip umum yang harus dijaga dalam pertemanan, yaitu keseimbangan dan kesejajaran kedudukan. Pertemanan mengkehendaki agar kedua belah pihak komunikator dan komunikan harus merasa mempunyai kedudukan yang sama, tidak ada yang lebih tinggi dari pada yang lain. pertemanan mempunyai beberapa fungsi diantaranya :
9 1) Membagi pengalaman agar dua pihak merasa sama-sama puas dan sukses. 2) Menunjukkan hubungan emosional. 3) Sukarela membantu kalau diperlukan pihak lain. 4) Berusaha membuat pihak lain menjadi senag. 5) Membantu sesama kalau dia berhalangan untuk suatu urusan. Komunikasi antar pribadi dapat menjadi efektif maupun sebaliknya. Karena apabila terjadi suatu konflik dalam hubungan persahabatan, maka karakteristik komunikasi antar pribadi menjadi tidak efektif. Dipandang dari sudut pandang humanistik beberapa hal ditekankan dalam berkomunikasi antar pribadi, yaitu: 1) Keterbukaan, yang memiliki pengertian bahwa dalam komunikasi antar pribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi, kesediaan untuk membuka diri, kesediaan untuk mengakui perasaan dan pikiran yang anda miliki dan juga mempertanggung jawabkannya. 2) Empati, kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang atau kacamata orang lain tersebut, dimana seseorang juga mampu untuk memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan, dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa depannya. 3) Sikap mendukung, dalam hal ini merupakan pelengkap daripada kedua hal sebelumnya, karena komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. 4) Sikap positif, komunikasi antarpribadi akan terbina apabila orang memiliki sikap yang positif terhadap diri mereka sendiri, karena orang yang merasa
10 positif dengan diri sendiri akan mengisyaratkan perasaan ini kepada orang lain, yang selanjutnya juga akan merefleksikan perasaan positif ini kepada lawan bicaranya, kemudian sikap positif juga dapat diwujudkan dengan memberikan suatu sikap dorongan dengan menunjukkan sikap menghargai keberadaan, pendapat, dan pentingnya orang lain, dimana perilaku ini sangat bertentangan dengan sikap ketidak acuhan. 5) Kesetaraan, memiliki pengertian bahwa kita menerima pihak lain atau mengakui dan menyadari bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga. Karena pada kesetaraan, suatu konflik akan lebih dapat dilihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuh pihak lain. Sedangkan dari sudut pandang pergaulan sosial, komunikasi berdasarkan model ekonomi imbalan (rewards) dan biaya (cost). Suatu hubungan diasumsikan sebagai kemitraan dimana imbalan dan biaya saling dipertukarkan. Ketiga sudut pandang tersebut tidak terpisah satu dengan yang lain melainkan saling melangkapi, karena setiap sudut pandang tersebut membantu kita untuk dapat memahami komunikasi sebagai solusi yang efektif untuk mengatasi masalah dalam suatu hubungan. Pertemanan yang baik ditandai dengan adanya kehangatan dan kasih sayang, kejujuran, adanya komitmen, dan menjalani hubungan tersebut secara alami. Dalam hubungan pertemanan, komitmen ditunjukkan dengan cara mengorbankan waktu dan energi mereka untuk menolong teman yang membutuhkan. Namun seringkali individu dalam menjalankan suatu hubungan tidak menyadari harapan mereka pada
11 temannya sampai terjadi sesuatu yang dirasakannya mengganggu. Hubungan tersebut mengalami konflik dan milai mengalami kemunduran dan proses negosiasi tidak berjalan yang mengakibatkan pola komunikasi diantara mereka berubah. Padahal komunikasi mempengaruhi hubungan, karena komunikasi dan hubungan senantiasa berkaitan Jaringan Online Jaringan online memiliki prinsip yang hampir sama dengan jaringan yang ada di dunia nyata jaringan yang terbentuk dalam suatu ikatan (dengan menafikkan kuat lemahnya) antara individu dengan individu, individu dengan kelompok. Kelompok yang dimaksud disini adalah kelompok yang terbentuk dalam suatu hubungan sosial tatap muka. Sebuah hubungan yang menggunakan ruang maya, namun tetap memiliki hubungan nyata didalamnya jaringan internet juga telah memberikan ruangan untuk jaringan sosial. Putnam salah seorang pakar modal sosial telah memaparkan tentang persoalan ini dalam satu bab penuh Bowling Alone yang memberikan tiga dasar pemikirannya dalam membahas jejaring online ini: Internet melenyapkan batas-batas dalam komunikasi dan memfasilitasi jaringan-jaringan baru. Komunikasi-komunikasi online dapat terjadi tiba-tiba dan kekurangan umpan balik yang cepat dalam pertemuan tatap muka, hal itu mendorong resiproksitas dan memfasilitasi penipuan.
12 Orang yang melakukan komunikasi online cenderung berbaur hanya dengan kelompok-kelompok kecil yang mempunyai kepentingan dan pandangan yang sama dengan mereka sendiri dan tidak toleran dengan siapapun yang berpikir lain. Internet menawarkan banyak kesempatan untuk hiburan pasif dan pribadi. Seraya mengingatkan supaya hati-hati terhadap penilaian suatu teknologi yang masih baru, Putnam mengingatkan percaya bahwa cita-cita dari kewarganegaraan online menghadapi tantangan-tantangan serius (Putnam, 2000: 172-7). Internet menjadi komplemen terhadap jaringan sosial itu sendiri dan memberi ruang baginya untuk memperluas jaringan-jaringan yang ada dengan cara memperkaya dan membangun hubungan-hubungan tatap muka mereka (Field, 2001: 155). Era dimana dunia penuh dengan hingar bingar internet dan teknologi komunikasi yang memang agak samar. Sehingga pengertian komunitas yang dibahas dalam diskusi soal jaringan sosial meleburkan pedikotomian komunitas riil dan maya. Keduanya tetap membutuhkan jaringan sosial yang cukup sekedar bertahan dan berlanjut serta membutuhkan jaringan sosial yang lebih untuk sukses menghasikan sesuatu. Berbagai keanekaragaman bentuk interaksi dalam sebuah dunia maya menjadikan dunia terasa benar-benar selebar daun kelor. Banyak hal yang dapat dilakukan internet menjadikan realitas tidak cukup lagi. Realitas virtual yang
13 membawa bola dunia masuk ke dalam sebuah ruangan yang kendalinya dibawah jari kita, dan dikendalikan dimana saja Paradigma Fakta Sosial Paradigma fakta sosial diambil dari karya Durkheim the rules of sociological method (1895) dan Suicide (1897). Fakta sosial bersifat eksternal, umum (general), dan memaksa (coercion). Paradigma fakta sosial memiliki kajian struktur sosial dan pranata sosial. Struktur sosial adalah jaringan hubungan sosial dimana interaksi terjadi dan terorganisir serta melalui mana posisi sosial individu dan sub-kelompok dibedakan. Sedangkan pranata sosial adalah norma atau pola nilai yang mendukung kelompok. Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunity). Masyarakat nyata adalah sebuah masyarakat yang secara inderawi dapat dirasakan sebagai sebuah kehidupan nyata, dimana hubungan-hubungan sosial sesama anggota masyarakat dibangun melalui penginderaan. Secara nyata kehidupan masyarakat manusia dapat disaksikan sebagaimana adanya. Sedangkan kehidupan masyarakat maya adalah sebuah kehidupan masyarakat manusia yang tidak dapat secara langsung diindera melalui penginderaan manusia, namun dapat dirasakan dan disaksikan sebagai sebuah realitas.
14 2.5. Paradigma Perilaku Sosial Paradigma perilaku sosial memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara individu dan lingkungannya yang terdiri dari atas bermacam-macam obyek sosial dan non sosial. Ada dua teori yang termasuk kedalam paradigma perilaku sosial yaitu teori behavior dan teori exchange. Pokok persoalan sosiologi dalam teori behavior (perilaku) ini adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan yang menghasilkan perubahan terhadap tingkah laku. B.F. Skinner (1953, 1957, 1974) membantu fokus perilaku (behavior) melalui percobaan yang dinamakan operant behavior dan reinforcement. Yang dimaksud dengan operant condition adalah setiap perilaku yang beroperasi dalam suatu lingkungan dengan cara tertentu, lalu memunculkan perubahan dalam lingkungan kehidupan tersebut Pilihan Rasional Teori yang dikemukakan oleh James Coleman, seorang Sosiolog yang menerangkan dan menganalisa masalah tingkat mikro dan makro maupun peran yang dimainkan oleh faktor tingkat mikro dalam pembentukan fenomena tingkat makro dipengaruhi oleh faktor individual sedangkan tingkat mikro dipengaruhi oleh perilaku kolektif. Perilaku kolektif sering tidak stabil dan kacau sehingga sukar dianalisis berdasarkan perspektif pilihan rasional. Akan tetapi berdasarkan pandangan Coleman,
15 teori pilihan rasional dapat menjelaskan semua fenomena makro tidak hanya yang teratur dan stabil saja. Norma merupakan tingkat makro lain yang menjadi sasaran Coleman. Menurut Coleman, norma, prakarsai dan dipertahankan oleh beberapa peran yang melihat keuntungan yang dihasilkan dari pengalaman tahap norma dan kerugian yang berasal dari pelanggaran norma itu. Aktor koporat menurut Coleman, perubahan sosial yang munculnya aktor korporat sebagai pelengkap aktor perubahan natural. Tahun 1989 Coleman mendirikan jurnal Rationality and Society yang bertujuan menyebarkan pemikiran yang berasal dari perspektif rasional. Coleman menerbitkan buku yang berpengaruh foundationals of society theory, dimana buku tersebut berdasarkan perspektif purasional. Teori pilikhan rasional Coleman adalah tindakan perseorangan mengarah kepada suatu tujuan dan tujuan itu (juga tindakan) ditentukan oleh nilai atau pilihan. Coleman sangat dipengaruhi Robert K. Merton (teori struktural fungsional modren) dan dipengaruhi juga oleh Durkheim (teori struktural fungsional klasik) dalam faktor sosial sebagai penentu pelaku individu. Coleman dalam teori rasionalnya menerangkan dan menganalisa masalah tingkat mikro dan makro maupun peran yang dimainkan oleh faktor tingkat mikro dalam pembentukan fenomena tingkat makro dipengaruhi oleh faktor individual sedangkan tingkat mikro dipengaruhi oleh perilaku kolektif. Coleman menyatakan teori pilihan rasional dapat menjelaskan semua fenomena makro, tidak hanya yang teratur dan stabil saja. Coleman dalam teorinya memusatkan pada sistem sosial yaitu fenomena makro yang dipengaruhi oleh faktor individual
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gerakan Sosial Baru The Blackwell Companion to Social Movements (van Klinken, 2007: 11) mendefinisikan dengan komprehensif bahwa gerakan sosial sebagai:...kolektivitas-kolektivitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. semua warga menikmati kebebasan untuk berbicara, kebebasan berserikat,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Demokrasi di Indonesia Definisi demokrasi menurut Murod (1999:59), sebagai suatu policy di mana semua warga menikmati kebebasan untuk berbicara, kebebasan berserikat, mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai
Lebih terperinciMENGKAJI TEORI SOSIOLOGI MODERN: TEORI JARINGAN. Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah: Metode Penelitian Sosial. Dosen Pengampu : Drs. Prijana, M.
MENGKAJI TEORI SOSIOLOGI MODERN: TEORI JARINGAN Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah: Metode Penelitian Sosial Dosen Pengampu : Drs. Prijana, M.Si Andri Yanti, S.Sos.M.Ikom Disusun Oleh : Santi Rizki Sopianti
Lebih terperinciGagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial
Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Filsafat Ilmu Sosial 1 Positivistik (Value free) Fenomenologi (Value Bound) Perbedaan Paradigma dalam Sosiologi 2 3 Ilmu-ilmu sosial (seperti Sosiologi) telah
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI
SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Teori Teori Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Yuliawati, S.Sos, M.IKom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT http://www.mercubuana.ac.id SOSIOLOGI = SOCIOLOGY= Socius
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR. tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran
BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Bank Plecit Bank plecit merupakan koperasi simpan pinjam yang memberikan tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Konsumsi Semenjak Revolusi Industri kebutuhan energi untuk menjalankan mesin terus meningkat. Beberapa jenis energi, seperti energi yang dibutuhkan untuk membuat makanan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,
Lebih terperinciBAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN
BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN A. Rasonalitas Manusia Modern Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan Weber dalam klasifikasinya sampai mengenai tipe tipe tindakan
Lebih terperinciRingkasan Materi Teori-Teori Sosial Budaya
Ringkasan Materi Teori-Teori Sosial Budaya BAB 8 Teori Pertukaran, Teori Jaringan, dan Teori Pilihan Rasional Pada bab 8 dalam buku Teori Sosiologi Modern ini perhatiannya lebih dipusatkan pada tiga teori
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. disekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Kelompok Sosial Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri namun di dalam proses kehidupan selanjutnya, manusia membutuhkan manusia
Lebih terperinciPengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak
Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak P A R A D I G M A (Penelitian Sosial) I Paradigma Merton universalisme, komunalisme, pasang jarak/ tanpa keterlibatan emosional, skeptisisme
Lebih terperinciKuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi
Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana. Ph.D a.wardana@uny.ac.id Overview Perkuliahan Konstruksi Teori Sosiologi Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Pengetahun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Jaringan Sosial Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubunganhubungan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja
Lebih terperinci4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer
Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D a.wardana@uny.ac.id Teori Sosiologi Kontemporer Fungsionalisme Versus Konflik Teori Konflik Analitis (Non-Marxist) Perbedaan Teori Konflik Marxist dan Non- Marxist Warisan
Lebih terperinciBAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik
BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik Pokok Bahasan Pada umumnya, dalam dunia ilmu pengetahuan orang mencoba untuk melihat dan menjelaskan suatu fenomena sosial menggunakan alur dan logika
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Sarasehan Nasional Pendidikan Budaya Politik Nasional Berlandaskan Pekanbaru,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Multi Level Marketing (MLM) Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing (pemasaran berjenjang) atau direct selling yang merupakan salah satu bisnis yang berhubungan
Lebih terperinciBAB II TEORI PILIHAN RASIONAL JAMES S. COLEMAN DAN TEORI. KEBUTUHAN PRESTASI DAVID McCLELLAND. dianggap relevan untuk mengkaji permasalahan tersebut.
BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL JAMES S. COLEMAN DAN TEORI KEBUTUHAN PRESTASI DAVID McCLELLAND A. Konsep Rasional Untuk menjelaskan permasalahan yang diangkat oleh peneliti, yaitu strategi bertahan hidup
Lebih terperinciKONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN
KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau
Lebih terperinciMYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR
MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pola Asuh Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari kata pola dan asuh. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (dalam Isni Agustiawati, 2014), kata pola berarti model,
Lebih terperinci5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)
Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.
BAB III ANALISIS Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada Tugas Akhir ini, maka dilakukan analisis pada beberapa hal sebagai berikut: 1. Analisis komunitas belajar. 2. Analisis penerapan prinsip psikologis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan
13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Pernikahan 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Namun kalau ditanyakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Struktural Fungsional Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang fungsionalisme struktural dalam sosiologi (Sztompka, 2000;Tiryakin, 1991). Merton menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial 2.1.1 Pengertian Modal Sosial Modal sosial adalah suatu keadaan yang membuat masyarakat atau sekelompok orang bergerak untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial
Lebih terperinciBAB 10 KELOMPOK DAN TIM
BAB 10 KELOMPOK DAN TIM PENGERTIAN KELOMPOK Robbins & Judge,1 (2008:356) kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi,dan saling bergantung utk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Lebih terperinciBAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti
BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS A. Teori Fungsionalisme Struktural AGIL Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahanperubahan. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Intelektual Dalam proses belajar mengajar yang menekankan konstruksi pengetahuan, kegiatan utama yang berlangsung adalah berpikir atau mengembangkan keterampilan intelektual.
Lebih terperinciMASALAH SOSIAL BUDAYA DITINJAU DALAM BERBAGAI NUR ENDAH JANUARTI, MA
MASALAH SOSIAL BUDAYA DITINJAU DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF NUR ENDAH JANUARTI, MA TUJUAN PEMBELAJARAN : Mahasiswa mampu memahami masalah sosial budaya dalam berbagai perspektif Mahasiswa mampu menganalisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1
HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : NURUL KUSUMA WARDHANI F 100 030 219
Lebih terperinciPengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi
Modul ke: 11Fakultas FIKOM Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM KAP Definisi komunikasi antarpribadi dapat dijelaskan dari 3 perspektif,
Lebih terperinciPERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK
PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK Pengertian Kelompok Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan dibentuk bersama berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. paradigma yang ada yakni Fakta Sosial (Emile Durkheim) dan Perilaku
BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL A. Tindakan Sosial Max Weber Teori tindakan sosial merupakan salah satu teori yang dikemukakan oleh Max Weber, dan terdapat pada paradigma Definisi Sosial
Lebih terperinciREALITAS SOSIAL TINGKAT MIKRO
REALITAS SOSIAL TINGKAT MIKRO Pertemuan adalah episode interaksi tatap muka. Hampir semua pertemuan dibatasi oleh struktur tingkat meso dan budaya terkait dari unit gabungan dan kategorik dan, dengan perluasan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara
Lebih terperinciDaftar Isi ANALISA DIRI PENDAHULUAN MINAT KARIR KESIMPULAN
Daftar Isi PENDAHULUAN ANALISA DIRI MINAT KARIR KESIMPULAN Proses Dukungan Karir RIASEC DPT Jendela Johari 8 Kemampuan Suka-Tidak Suka, Bisa- Belum Bisa Grafik Garis Kehidupan Gaya Bekerja Lokasi Bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan organisasi saat ini sangat dipengaruhi oleh berbagai tantangan dan peluang yang hadir setiap saat, yang mendorong setiap organisasi untuk berjalan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai bentuk hubungan sosial. Salah satunya adalah hubungan intim lawan jenis atau hubungan romantis. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Sebagai mahluk sosial manusia memiliki dorongan keinginan untuk saling berhubungan dengan individu lainnya. Dorongan sosial tersebut mengharuskan setiap individu untuk
Lebih terperinciBAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD. interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan
33 BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD Kehidupan social itu sendiri tidak pernah terlepas dari adanya sebuah interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat
BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini penulis ataupun peneliti akan menjabarkan maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat dengan judul, tema, dan fokus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.
BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Bab ini adalah bagian dari sebuah tahapan penelitian kualitatif yang akan memberikan pemaparan mengenai beberapa temuan dari semua data yang ada. Data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial; mereka tidak dapat hidup sendiri dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial; mereka tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain. Sejak manusia dilahirkan, manusia sudah membutuhkan kasih sayang,
Lebih terperinciBAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini
BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM Melihat kondisi solidaritas dan berdasarkan observasi, serta wawancara dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. lambang yang formal, sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural
7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Penguasaan Matematika Menurut Mazhab (dalam Uno, 2011 : 126) matematika adalah sebagai sistem lambang yang formal, sebab matematika bersangkut
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIK. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai
37 BAB II KERANGKA TEORITIK A. Teori Tindakan sosial Max Weber Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai mana Paradigma definisi sosial tidak berangkat dari sudut pandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu kehidupan, dengan membangun suatu hubungan yang nyaman dengan orang lain. Seringnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola 1. Pengertian Motivasi Berprestasi Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu usaha pada tiap individu dalam
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA. menentukan. Strategi utama yang harus dilakukan oleh pedagang waralaba Tela-Tela
BAB II. KAJIAN PUSTAKA Umumnya bertumbuhnya ekonomi selalu dijelaskan lebih karena faktor eksternal seperti struktur dan sistem ekonomi. Namun, pengaruh internal juga sangat menentukan. Strategi utama
Lebih terperinciPersoalan Ekonomi dan Sosiologi
SOSIOLOGI EKONOMI Persoalan Ekonomi dan Sosiologi Economics and sociology; Redefining their boundaries: Conversations with economists and sociology (Swedberg:1994) Tiga pembagian kerja ekonomi dengan sosiologi:
Lebih terperinciOleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
PRINSIP PEMBELAJARAN Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia A. Kompetensi yang diharapkan: Mahasiswa diharapkan dapat
Lebih terperinciKomunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki
Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang
Lebih terperinciKomunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si
Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si Seseorang yang menggeluti komunikasi politik, akan berhadapan dengan masalah yang rumit, karena komunikasi dan politik merupakan dua paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar mengenali kemampuan diri dan lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat merupakan salah satu karya manusia sebagai pemimpin di bumi ini. Memecahkan misteri alam, menemukan sumber energi baru, dan
Lebih terperinciKELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM
Mata kuliah: Komunikasi Kelompok Hari/ Tanggal: Jumat/ 25 Februari 2011 KPM (212) Nama/ NRP : Lutfi Afifah/ A34070039 Praktikum ke-: 1 Asisten: Auliyaul Hafizhoh (I34070021) KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA,
Lebih terperinciKOMUNKASI DOSEN PENASEHAT AKADEMIK DALAM PENINGKATAN MUTU DAN KUALITAS MAHASISWA DI STAIN PONTIANAK
KOMUNKASI DOSEN PENASEHAT AKADEMIK DALAM PENINGKATAN MUTU DAN KUALITAS MAHASISWA DI STAIN PONTIANAK Amalia Irfani Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana komunikasi-interaksi dosen STAIN
Lebih terperinciMEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
MEMIMPIN TIM Nama Kelompok Nuriza Bania 041013081 Bagas Koro Samudra 041013121 Pratidina Eka Putri 041013142 Ivana Cristine Tarigan 041013151 Ranni Hayunda 041013283 Elvanisha 041113050 Okky Dwi Setiawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelegensi atau akademiknya saja, tapi juga ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode wawancara dan
BAB V PENUTUP Bab ini akan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian strategi komunikasi antarpribadi untuk mempertahankan hubungan pacaran pasca konflik serta saran yang diharapkan dapat memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua masalah pokok, yakni 1) bagaimana mengadaptasikan dengan benar kurikulum dan metode pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, Terdapat pengaruh langsung persepsi
Lebih terperinciBAB IV TEMUAN TENTANG POLA KOMUNIKASI VIRTUAL PENGGUNA GAME ONLINE TOWNSHIP. menghasilkan temuan-temuan penelitian yang sudah dilakukan.
BAB IV TEMUAN TENTANG POLA KOMUNIKASI VIRTUAL PENGGUNA GAME ONLINE TOWNSHIP A. Temuan Data Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data tahap paling penting dalam untuk menelaah data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Perkawinan 1. Pengertian Kualitas Perkawinan Menurut Gullota (Aqmalia, 2009) kepuasan pernikahan merupakan perasaan pasangan terhadap pasangannya mengenai hubungan pernikahannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia, sebagai mahluk sosial yang selalu mencoba berinteraksi, akan selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam berinteraksi, baik antar individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan bagi kehidupan seseorang dikarenakan intensitas dan frekuensinya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya manusia sudah melakukan komunikasi sejak ia dilahirkan. Manusia melakukan proses komunikasi dengan lawan bicaranya baik dilingkungan masyarakat,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini akan dibahas mengenai kesimpulan, implikasi dan saran dari penelitian. 5.1 Kesimpulan Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian kesimpulan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era global dewasa ini terutama dalam bidang teknologi informasi menjadikan internet tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era global dewasa ini terutama dalam bidang teknologi informasi menjadikan internet tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi seperti mengirim
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI. Dra. Indriati Susilo, M.Si
SOSIOLOGI KOMUNIKASI Dra. Indriati Susilo, M.Si Pokok Bahasan : I. Ruang Lingkup dan Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi II. III. IV. Teori-teori Sosiologi dan Komunikasi Sosial A. Tiga Teori Besar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah proses bertukar pikiran, opini, atau informasi secara lisan, tulisan, atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah proses bertukar pikiran, opini, atau informasi secara lisan, tulisan, atau pun isyarat (Harapan dan Syarwani, 2014 : 1). Edward mengatakan bahwa komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat
Lebih terperinci2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat mendasar untuk saling berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui komunikasi, manusia menunjukkan kodratnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Modal Sosial Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membagun suatu hubungan satu sama lain, dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP Pada bab terakhir ini peneliti akan memaparkan mengenai kesimpulan dan saran yang terkait dengan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Peneliti akan menjelaskan
Lebih terperinciPenelitian di Bidang Manajemen
Penelitian di Bidang Manajemen Frans Mardi Hartanto Fmhartanto@gmail.com Bandung Manajemen - Ilmu Hibrida yang Multidisipliner 1 Ilmu manajemen adalah hasil perpaduan dari berbagai ilmu yang berbeda namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam kehidupanya selalu berkeinginan untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan
BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER A.Kajian Teori Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan dengan temapembahasan dalam penelitian ini dengan menggunakan teori tindakan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan
Lebih terperinciteguhfp.wordpress.com HP : Flexi:
teguhfp.wordpress.com email: kismantoroadji@gmail.com HP : 081-328089202 Flexi: 0274-7801029 A. PENDAHULUAN Dalam setiap membicarakan ORGANISASI, perlu pemahaman adanya TEORI ORGANISASI yang selalu membahas
Lebih terperinciSosiologi Komunikasi Eko Hartanto
Sosiologi Komunikasi Eko Hartanto Masyarakat memiliki struktur dan lapisan (layer) yang bermacam-macam, ragam struktur dan lapisan masyarakat tergantung pada kompleksitas masyarakat itu sendiri. Semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama pada mahasiswa, semakin berkembangnya social media maka banyak yang membuka usaha di social media contohnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Perkawinan adalah hubungan yang permanen antara laki-laki dan perempuan
BAB V KESIMPULAN A. Proses Pengambilan Keputusan Mahasiswa Menikah Perkawinan adalah hubungan yang permanen antara laki-laki dan perempuan yang diakui sah oleh masyarakat berdasarkan atas peraturan perkawinan
Lebih terperinciPENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI
MODUL PERKULIAHAN PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia akan berkembang apabila manusia itu sendiri dapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia akan berkembang apabila manusia itu sendiri dapat berhubungan baik dengan manusia lainnya di dalam lingkungan sosial, tidak hanya secara pasif
Lebih terperinci