MANUSKRIP. PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA An. A DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA
|
|
- Johan Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MANUSKRIP PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA An. A DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA Oleh: NI LUH MADE YUNIARTINI PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017
2 Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek 2
3 PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA AN. A DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG DI RUANG ANGGREK RSUD KOTA SALATIGA Ni Luh Made Yuniartini*, Trimawati**, Eka Adimayanti** Universitas Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari tiga kali sehari yang disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih cair, dengan atau tanpa disertai darah dan lendir. Penyakit diare dapat menyebabkan masalah keperawatan kekurangan volume cairan. Tujuan penulis ini untuk mengetahui pengelolaan kekurangan volume cairan pada pasien dengan Diare di Rumah sakit Salatiga. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien dalam memenuhi kebutuhan cairan. Pengelolaan kekurangan volume cairan selama 3 hari pada An. A. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan pemeriksaan penunjang. Hasil dari pengelolaan didapatkan setelah melakukan asuhan keperawatan BAB cair dengan konsistensi lembek, mata terlihat cekung, BC = -502cc pasien. Masalah teratasi sebagian, intervensi selanjutnya minum air yang banyak. Saran bagi perawat di Rumah Sakit agar meningkatkan pelaynan yang lebih maksimal terutama pada pasien diare dan lebih meningkatkan penatalaksanaan kurangnya volume cairan dan mencegah terjadinya dehidrasi. Kata Kunci : Diare, Kekurangan volume cairan Kepustakaan : 30 ( ) PENDAHULUAN Anak merupakan bagian dari keluarga dan masyarakat, asuhan kesehatan pada anak berpusat pada keluarga. Keluarga merupakan sebuah system terbuka dimana anggotaanggotanya merupakan subsistem. Anak yang sakit dapat menimbulkan suatu setres bagi anak itu sendiri maupun pada keluarga. Pada perubahan masalah kesehatan pada anak dapat mempengaruhi seluruh anggota keluarga (Rohman, 2009). Salah satu penyakit yang sering dijumpai pada anak yaitu diare. Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari tiga kali sehari yang disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih cair, dengan atau tanpa disertai darah dan lendir. Diare juga dapat menyebabkan kejadian malnutrisi pada 1
4 anak berusia di bawah lima tahun. Penyakit diare sering menyerang balita, bila tidak segera diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian (Suraatmaja, 2007). Menurut WHO, 2013 diare merupakan penyebab kematian nomer dua di dunia. Diare merupakan salah satu penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas di negara yang sedang berkembang dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, persediaan air yang tidak adekuat, kemiskinan, dan pendidikan yang terbatas. Diare dapat menyebabkan dehidrasi berat, walaupun kondisi ini dapat diatasi dengan pengobatan rehidrasi oral. Diare sering disebabkan karena penggunaan air yang terkontaminasi, kebiasaan menyiapkan makanan yang tidak higienis, higienitas perorangan dan pembuangan tinja/limbah. Diare akut adalah buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih) per hari dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7 hari (Kemenkes, 2011). Penyebab terjadinya diare yaitu dari faktor makanan, keracunan makanan, alergi makanan, makanan yang sudah basi. Faktor makanan yaitu makanan yang terkontaminasi dengan bakteri atau kuman, sehingga harus diperhatikan makanan yang bersih dan yang tidak terkontaminasi. Kesehatan lingkungan adalah pengaruh makanan terhadap kesehatan sangat besar, makanan dan minuman sebagai penyakit yang ditularkan melalui makanan. Penyakit yang muncul akibat masuk dan berkembangbiaknya mikroorganisme dalam tubuh (usus) melalui makanan yang di konsumsi (Mubarok, 2009). Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuhnya yang masih lemah, sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran bakteri penyebab diare. Jika diare disertai muntah berkelanjutan akan menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan). Akibat yang ditimbulkan dari kekurangan volume cairan yaitu dehidrasi, juga menyebabkan kelelahan dan menurunnya daya konsentrasi. Kekurangan volume cairan tubuh dapat ditandai dengan penurunan tekanan darah, penurunan tekanan nadi, penurunan turgor kulit, membrane mukosa kering, haus, peningkatan konsentrasi urin. Kasus kematian balita karena dehidrasi masih banyak ditemukan dan biasanya terjadi karena ketidakmampuan orang tua mendeteksi tandatanda bahaya ini (Cahyono, 2010). METODE Metode yang digunakan penulis yaitu deskriptif yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud untuk 2
5 mencari penjelasan, menguji hipotensis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi. Pendekatan yang dilakukan oleh penulis adalah mencoba menjelaskan metode ilmiah yang bersifat mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan data tentang Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada Anak Usia 1-3 tahun di RSUD Salatiga (Azwar, 2016). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan implementasi tindakan keperawatan. HASIL Pengkajian Dari pengkajian yang dilakukan pada hari jumat, 21 Mei 2017 jam WIB terhadap An. A didatkan data subjektif ibu pasien mengatakan anaknya BAB 7kali sehari dan pasien tampak lemas, mata terlihat cekung, mukosa bibir kering, turgor kulit jelek. Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang muncul pada An. Aberdasarkan prioritas utama adalah kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan. Intervensi Intervensi yang penulis susun untuk pada hari jumat, 12 Mei 2017 mengatasi kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kebutuhan cairan teratasi dengan kriteria hasil tanda-tanda vital normal, turgor kulit baik, asupan cairan secara oral sepenuhnya adekuat. Intervensi yang penulis susun diantaranya. Intervensi yang diperoleh dari pengkajian, untuk mengatasi masalah kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan penulis merencanakan tindakan keperawatan meliputi, manajemen syok: tanda-tanda vital, pencegahan syok, monitor pemberian makan, memonitor berat badan, manajemen diare: timbang pasien secara berkala, monitor turgor kulit secara berkala, monitor tanda dan gejala, manajemen cairan: monitor tanda-tanda vital, berikan cairan dengan tepat, berikan cairan dengan tepat, berikan terapi IV seperti yang ditemukan, monitor cairan. Implementasi Untuk mengatasi masalah di atas penulis pada hari jumat tanggal 12 Mei 2017 pada pukul WIB implementasi yang sudah penulis lakukan yaitu yang pertama mengukur tanda-tanda vital. Respon subyektif yaitu ibu klien kooperatif dan respon obyektif nadi: 132x/menit, suhu: 37,1 0 C, respiratori rate: 24x/menit. Implementasi kedua pada WIB yaitu memonitor cairan, respon subyektif ibu pasien mengatakan anaknya masih diare dan 3
6 respon obyektif balance cairan -720cc dengan fases cair, tidak ada lendir. Implementasi ketiga pada jam mengukur berat badan, respon subyektif ibu pasien mengatakan anaknya mengalami penurunan berat badan dan respon obyektif berat badan sebelum sakit 12 kg, berat bada selama sakit 12 kg. implementasi keempat pada jam memonitor pemberian makan, respon subyektif ibu pasien mengatakan anaknya susah makan dan respon obyektif pasien tampak lemas. Implementasi yang dilakukan pada hari sabtu, 13 Mei 2017 jam yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai diare, respon subyektif ibu pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakit anaknya dan respon obyektif ibu pasien bisa menjawab pertanyaan yang di berikan. Serta pada jam implementasi yang dilakukan yaitu memberikan injeksi cefotaxime, respon obyektif obat masuk melalui selang infus. Pada jam implementasi yang dilakukan yaitu mengkaji respon terhadap pemberian makan, respon obyektif pasien enggan makan. Implementasi yang terakhir pada hari minggu 14 Mei 2017 jam yaitu menyarankan pasien untuk banyak minum air, respon suyektif ibu pasien mengatakan anaknya susah minum air dan respon obyektif pasien tampak lemas. Implementasi pada jam memonitor pemberian makan, respon obyektif pasien hanya makan ¼ porsi. PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan membahas tentang pengelolaan kekurangan volume cairan pada An. A umur 3 tahun dengan diagnosa medis Diare Akut Dehidrasi Sedang, di ruang Anggrek RSUD Salatiga pada tanggal 26 April Dapat diuraikan satu persatu sebagai berikut: 1. Pengkajian Dari hasil pengkajian pada pasien ditemukan data subyektif yaitu BAB cair 7kali. Sedangkan data obyektifnya pasien tampak lemas, turgor kulit tidak anemis. Menurut penulis dari hasil pengkajian yang didapat pasien mengalami masalah keperawatan kekurangan volume cairan. Menurut James, Nelson & Ashwill dalam hasil penelitian Purnamiasih, Nurhaeni, & Chodidjah (2013), pada kondisi sakit, kehilangan cairan tubuh manusia diakibatkan oleh: kehilangan cairan melalui saluran cerna (muntah, diare, perdarahan), kehilangan cairan melalui kulit (luka bakar dan diaforesi), dari data yang saya dapat dengan penyakit saluran cerna yaitu diare dengan masalah kekurangan volume cairan, dimana cairan berfungsi dalam membantu penyerapan nutrisi dan metabolisme dalam tubuh, elektrolit sangat penting untuk 4
7 fungsi dari sel-sel dan organ tubuh karena sifatnya sebagai ion tubuh. 2. Diagnosa Dari hasil data yang dilakukan yaitu untuk menegakkan diagnosa keperawatan. Menurut Setyawan (2014), Diagnosa keperawatan anak adalah suatu pernyatan yang menggambarkan respon anak terhadap masalah kesehatan sebagai dasar penentuan intervensi keperawatan hingga mencapai tumbuh kembang yang normal. Dari data pengkajian penulis menemukan prioritas utama masalah keperawatan yaitu: kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan. Kekurangan volume cairan adalah penurunan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraselular ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium (Herdman, 2015). Alasan penulis memprioritaskan masalah ini sebagai masalah pertama karena kebutuhan cairan yang mutlak yang harus terpenuhi (Mubarok & Chayatin, 2008). Akibat yang ditimbulkan dari kekurangan volume cairan yaitu dehidrasi, juga menyebabkan kelelahan dan menurunkan daya konsentrasi (Sjamsunidajat dkk, 2010). Kekurangan volume cairan tubuh dapat ditandai dengan penurunan tekanan darah, penurunan tekanan nadi, penurunan turgor kulit, membrane mukosa kering, haus, peningkatan konsentrasin urin (Black & Hawks, 2014). Apabila masalah tersebut tidak ditangani, maka akan menyebabkan kemasalahan actual yaitu kekurangan volume cairan dan apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan kematian. Kurangnya volume cairan, terjadi saat air dan elrktrolit yang hilang berada dalam proporsi istonik. 3. Rencana Tindakan Penulis merencanakan tindakan keperawatan pada hari jumat, 12 Mei 2017 pukul WIB. Untuk diagnose kekurangan volume cairan, selama melakukan tindakan keperawatan 3x24 jam penulis menentukan tujuan yaitu pasien memperlihatkan dan mempertahankan hidrasi yang adekuat dan kriteria hasil TTV normal, turgor kulit membaik, pengetahuan terpenuhi, asupan cairan secara oral sepenuhnya adekuat. Dengan penulis merencanakan tindakan keperawatan yaitu manajemen syok, dari hasil penelitian menurut Daryani (2016) manajemen syok merupakan suatu tindkan untuk menangani gangguan sirkulasi yang diartikan sebagai kondisi tidak adekuatnya transport oksigen ke jaringan atau perfusi yang diakibatkan oleh gangguan hemodinamik, dimana penulis memberikan tindakan yaitu 1) 5
8 monitor tanda-tanda vital: bertujuan untuk mengetahui kondisi pasien, 2) pencegahan syok: tujuannya untuk mencegar terjadinya gangguan sirkulasi pada pasien, 3) monitor pemberian makanan: bertujuan untuk memenuhi nutrisi dalam tubuh, 4) memonitor berat badan: untuk mengetahui kenaikan dan penurunan berat badan pada pasien. Tindakan selanjutnya manajemen diare, dari hasil penelitian Wardani (2016) upaya dalam menangani masalah diare tidak dilakukan dengan cepat dan berkelanjutan, maka dimungkinkan akurat. Selain itu, dokumentasi yang dilakukan perawat terdapat dalam pom pengkajian keperawatan tersendoiri, yang tidak menjadi dengan dokumentasi dokter, sehingga dokter tidak melihat dan mengetahui apa saja yang dilakukan oleh perawat dengan memberikan tindakan 1) timbang pasien sacara berkala: tujuannya untuk mengetahui perkembangan berat badan pasien, 2) monitor turgor kulit secara berkala: tujuan dari tindakan ini untuk mengetahui kondisi pasien. Amati turgor kulit secara berkala tujuan yaitu untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi. Menurut penulis dengan melakukan penilaian kulit dapat mengetahui apakah pasien mengalami dehidrasi atau tidak dengan nilai normal <2 detik. Dan yang terakhir yaitu manajemen cairan,dari hasil penelitian Posangi (2012) terapi cairan merupakan kunci dari resusitasi. Pada pasien diare umumnya terjadi perubahan berupa berkurangnya ciran pada tubuh. Resiko yang dapat terjadi dengan berkurangnya volume cairan dapat mengalami gangguan keseimbangan cairan maupun elektrolit pada tubuh. Dimana penulis memberikan suatu tindakan yaitu 1) berikan cairan dengan tepat: tujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan pada pasien, 2) berikan terapi IV seperti yang ditentukan: untuk memenuhi kebutuhan pengobatan pasien. 4. Implementasi Keperawatan Implementasi yang dilakukan oleh perawat pertama adalah monitor cairan, di dapatkan data: balance cairan -720cc dan dilakukannya tindakan monitor cairan. Hal ini didukung olen osmotik cairan tubuh dan volume cairan tubuh total (ektrasel dan intrasel) yang harus selalu dalam keadaan seimbang yang diatur oleh arginin fasopressin, ginjal, dan rasa haus. Dari hasil penelitian Kurniawati (2016), menyatakan dengan melakukan monitor cairan pada pasien yang mengalama dehidrasi terutama pada penderita diare yang paling rentan mengalami hal tersebut dan bahwa dehidrasi merupakan kondisi ketidakseimbangan yang ditandai dengan 6
9 defisiensi cairan dan elektrolit. Dehidrasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kekurangan cairan dan kelebihan asupan zat terlarut (misalnya protein dan klorida atau natrium). Kelebihan asupan zat terlarut dapat menyebabkan ekskresi atau pengeluaran urine secara berlebih serta pengeluaran keringat yang banyak dan dalam waktu yang lama. Tindakan kedua yaitu mengukur berat badan, dilakukannya pengukuran berat badan untuk mengetahui kenaikan dan penurunan berat badan pasien. Hal ini didukung oleh penelitian Afdali, Daud, dan Putri (2017), mengukur berat badab ideal merupakan cara yang paling banyak atau paling umum yang dilakukan orang. Caranya, berat badan yang terukur dalam satuan kilo gram. Tindakan yang ketiga memberikan antibiotik (cefotaxime) kegunaannya untuk menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan dengan satu atau lebih ikatan protein-penisilin yang selanjutnya akan menghambat tahap transpeptidasi sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri sehingga menghambat biosintesis dinding sel (Nasif, Yuned, dan Muchtar 2013) SIMPULAN Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari penulis melakukan evaluasi terakhir pada tanggal 14 Mei 2017 didapatkan data subyektif: ibu pasien mengatakan BAB anaknya sudah berkurang dengan frekuensi 4 kali. Diare dapat berkurang dari 7kali berkurang menjadi 4kali, diare bisa membaik karena implementasi yang dilakukan perawat baik tindakan mandiri perawat dan dibantu dengan obat. Hasil yang diperoleh tersebut tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dan penghambat yang ditemui dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ini. Adapun faktor pendukung dari pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan yakni faktor pendukung adalah perawat mendukung dalam melakukan proses keperawatan. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ini. Terdapat beberapa faktor penghambat yakni perawat kurang teliti dalam melakukan asuhan keperawatan alternative. Pasien kurang kooperatif pada saat dilakukan tindakan keperawatan sehingga pemecahnya adalah lebih membina hubungan saling percaya terhadap pasien. DAFTAR PUSTAKA Afdali,Muhammad, Muhammad Daud, dan Raihan Putri. (2017). Perancangan Alat Ukur Digital untuk Tinggi dan Berat Badan dengan Output Suara Berbasis Arduino UNO. mika/article/dpwnload/1171/pdf diakses pada 13 Juli 2017 pukul WIB Azwar. (2016). Metode Penelitian Yogyakarta: Pustaka Pelajar 7
10 Cahyono. (2010). Hubungan Sanitasi Lingkungan Dan Personal Hygiene Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Daryani, Shinta Intan Desky. (2016). Upaya Pencegahan Terjadinya Perdarahan Dan Syok Pada Pasien Dhf Di Rsud Pandan Arang Boyolali. H%20PUBLIKASI%20UPLOAD.pdf, diakses pada 10 Juli 2017 pukul Herdman, T. Heather dan, Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi Jakarta: EGC Kemenkes. (2011). Perilaku Mencuci Tangan Dan Kejadia Diare Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Paud Desa Kalikotes Klaten. AH%20PUBLIKASI.pdf diakses pada 18 februari pukul WIB. Kurniawati. (2016). Upaya Penanganan Dehidrasi Pada Pasien Diare Anak Di Rsud Panda Arang Boyolali, H%20PUBLIKASI%20UPLOAD.pdf, diakses pada 14 Juni 2017 pukul Mubarok. (2009). Personal Hygiene Ibu Yang Kurang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Ruang Anak, &q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja &uact=8&ved=0ahukewiavlvsrqbsahujj ZQKHZpkBjYQFgghMAE&url=http%3A%2F %2Fdownload.portalgaruda.org%2Farticl e.php%3farticle%3d128815%26val%3d3 60&usg=AFQjCNHRr8pOzkwAZk7nB2tYIVj XHVQXKg&sig2=_NK3AngX0yIt8EqIggU8o w&bvm=bv ,d.dgo diakses pada kamis 23 februari 2017 jam Obat Intravena Di Smf Penyakit Dalam Rsud Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. p/pharmacy/article/view/593/586 diakses pada 17 Juli 2017 pukul21.29 WIB Posangi, Iddo. (2012). Penatalaksanaan Cairan Perioperatif Pada Kasus Trauma. iomedik/article/viewfile/743/12179 diakses pada 21 Juli 2017 pukul WIB. Purnamiasih, Desak Putu Kristian, Nani Nurhaeni, dan Siti Chodidjah. (2013). Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan. oy/article/viewfile/10/10, pada 18 Juni 2017 pukul Setiawan, dkk. (2014). Keperawatan Anak & Tumbuh Kembang. Yogyakarta: Nuha Medika. Suraatmaja. (2007). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Asupan Makanan Dan Status Gizi Dengan Frekuensi Diare Balita Di Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, AH%20PUBLIKASI.pdf, diakses pada senin 20 f3bruari 2017 jam Wardani, Septi. (2016). Manajemen Diare Pada Anak Oleh Perawat Di Rumah Sakit. wnload/360/301 diakses pada 21 Juli 2017 pukul Nasif, Hansen, Monalisa Yuned, dan Husni Muchtar. (2013). Kajian Penggunaan 8
LAPORAN KASUS / RESUME DIARE
LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair, dengan atau tanpa
Lebih terperinci2) Perasat (minimal 10 buah) Sop infus Sop injeksi Sop kateter Dll
TUGAS KELOMPOK Tugas kelompok: Bagilah kelompok menjadi beberapa bagian yaitu : 1. penyakit dalam 2. bedah 3. Anak 4. Maternitas 5. jiwa dan buatlah perangkat manajemen sebagai berikut: tugas harus selesai
Lebih terperinciPola buang air besar pada anak
Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk
Lebih terperinciDIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.
DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN
Lebih terperinciGrafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare hingga saat ini, masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Semua kelompok usia bisa terserang
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Devi Pediatri J500040023 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi
Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur
Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 5 Diare Catatan untuk instruktur Fabian adalah anak usia 2 tahun yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari desa terpencil dengan diare dan tanda dehidrasi berat. Selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat Indonesia ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana prasarana kesehatan saja,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab. Sementara menurut United Nations Childrens Foundation (UNICEF)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini, diare masih merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di
Lebih terperinciKekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan
F. KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan Kaji TTV, catat perubahan TD (Postural), takikardia, demam. Kaji turgor kulit, pengisian kapiler dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gastroentritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang terjadi akibat salah makan, biasanya di sebabkan oleh penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita merupakan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan di suatu negara. Masa perkembangan tercepat dalam kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diare adalah peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi debit tinja dibandingkan dengan pola usus normal individu, merupakan gejala dari suatu penyakit sistemik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliyar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya dapat bertahan selama beberapa hari tanpa air. Air merupakan komponen utama dari semua
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GANGGUAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GANGGUAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan titipan illahi dan merupakan suatu investasi bangsa
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan titipan illahi dan merupakan suatu investasi bangsa karena mereka adalah sebagai salah satu penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan sangat tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan
Lebih terperinciA. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:
A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama
Lebih terperinciOLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314
LAPORAN PENDAHULUAN Prosedur Tindakan Pengkajian Sistem Integumen, Prosedur Tindakan Wound Care, dan Penatalaksanaan Klien Luka Bakar Laporan pendahuluan ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) (2009) diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dengan frekuensi lebih dari tiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah cairan yang lebih sedikit. Perbedaan ini karena laki-laki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan dalam tubuh mencakup 50% - 60% dari total berat badan (Ignatavicius & Workman, 2006). Jumlah tersebut sangat bervariasi tergantung dari umur, jenis kelamin dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas periode pertumbuhan (Golden Age Periode) dimana pada usia ini sangat baik untuk pertumbuhan otak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciPENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat
Yusi Meilia, S.ST, M.Kes Halaman : 1 / 5 NIP A. Pengertian Buang air besar yang frekuensi, lebih sering dari biasnya pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair berlangsung < 7 hari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Gastroenteritis adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair (Suharyono: 2008). Gastroenteritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan sakit pada anak usia prasekolah dan anak usia sekolah banyak ditemui di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan selama dirawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi virus selain oleh bakteri, parasit, toksin dan obat- obatan. Penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan penyebab kematian ke-5 di dunia dengan jumlah 5-10 juta anak per tahun, penyebab utama diare pada anak usia dini adalah infeksi virus selain oleh bakteri,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit diare 1. Definisi Diare merupakan buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek dan dapat berupa air saja dengan frekuensi buang air besar lebih dari normalnya
Lebih terperinciFarmakoterapi I Diar dan konstipasi. Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt
Farmakoterapi I Diar dan konstipasi Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt DEFINISI Diare Peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi tinja dibandingkan dengan kondisi normal. BAB (defekasi) dengan jumlah tinja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit pada penderita diare sering disebabkan oleh diare itu sendiri dan
Lebih terperincihaluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :
E. Analisa data NO DATA MASALAH PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. DO : Kelebihan volume Penurunan Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan - Terlihat edema derajat I pada kedua kaki cairan haluaran
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Perawatan Anak Dengan Diare Hari/Tanggal : Rabu/ 23 Januari 2008 Pukul : 11.00-11.45 Sasaran: Seluruh orang tua bayi/anak di RT 02 / RW 04 Kel. Andalas Timur Tempat
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji
Lebih terperinciDI SUSUN OLEH : TYAS INDRIATI NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA An. N DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH : TYAS INDRIATI NIM. P.10064
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea
38 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny. A post operasi sectio caesarea dengan indikasi fetal distres di bangsal Annisa RS PKU Muhammadyah Surakarta, maka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal tersebut dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: lingkungan, genetic, perilaku, pelayanan kesehatan. Apabila
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk
Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan Hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita Indonesia adalah tertinggi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS Ny. Sunia 45 tahun masuk Rs.A dengan keluhan banyak kencing malam hari (nokturia), banyak minum 4-5 liter/hari. Keluarga mengatakan keluhan ini terjadi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Suku bangsa Agama Alamat : An. B : 6 tahun : lakilaki : Jawa/Indonesia : Islam : Gunung Pati, Semarang No. Register : 5526221
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis. Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita
Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita (WHO, 2013 & 2016). Sebanyak 760 ribu balita meninggal karena diare di tiap tahunnya (WHO, 2013).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit infeksi pencernaan yang merupakan masalah masyarakat di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diet paska bedah merupakan makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan
Lebih terperinciserangan diare dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare Akut dan Tata Laksananya Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi 3x/hari disertai perubahan konsistensi tinja (lembek atau cair) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.
Lebih terperinciBAB III ANALISA KASUS
BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi (Notoatmodjo S, 2004). Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor ibu berperan sangat penting dalam kejadian diare pada balita. Ibu adalah sosok yang paling dekat dengan balita. Jika balita terserang diare maka tindakan-tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK
ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA Nur Hasanah* dan Heti Latifah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan
Lebih terperinciDr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S
PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi Diare Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang
27 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang ditemukan pada pasien An.T adapun permasalahan tersebut sebagai berikut: A. Diagnosa 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal tersebut dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: lingkungan, genetic, perilaku, pelayanan kesehatan. Apalagi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DEMAM TIFOID DI BANGSAL ANGGREK RSUD SUKOHARJO
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DEMAM TIFOID DI BANGSAL ANGGREK RSUD SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Oleh : Dewi Rahmawati 201420461011056 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, sebagai sumber energi vital manusia agar dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan baik. Kandungan dalam makanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya industri merupakan penyebab berubahnya pola perilaku kehidupan dalam masyarakat. Dengan meningkatnya kesibukan
Lebih terperinciManfaat Minum Air Putih
Manfaat Minum Air Putih "Teman-teman, mungkin banyak dari kita yang malas minum air putih...padahal manfaatnya banyak banget...yuks kita kupas manfaatnya!" Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak
Lebih terperinciAndi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu
PENGARUH PEMBERIAN SUSU BEBAS LAKTOSA TERHADAP KARAKTERISTIK BUANG AIR BESAR PASIEN ANAK 1 24 BULAN DENGAN DIARE AKUT DI RUANG PERAWATAN ANAK RSU ANUTAPURA PALU 2013 Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA AN. Z DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG BAKUNG RS PANTI WALUYO SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA AN. Z DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG BAKUNG RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : LUSI HARTANTI NIM. P.09028 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari), dan perubahan dalam jumlah serta konsistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa dimasa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Anak yang sehat merupakan dambaan dari semua orang tua,
Lebih terperinciaureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus
Analisis Data No Data Etiologi Masalah 1. Data Subjektif : Gangguan sekresi saliva Nyeri Penghentian/Penurunan aliran Nyeri menelan pada rahang saliva bawah (kelenjar submandibula) Nyeri muncul saat mengunyah
Lebih terperinciBAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or
BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Penyebabnya adalah pengeluaran air/cairan lebih banyak daripada pemasukan
Lebih terperinci2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1
105 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU IBU TENTANG PENANGANAN AWAL DIARE DALAM MENCEGAH TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DI KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2012 I. Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan
Lebih terperinciKELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih
PERTUSIS KELOMPOK III Amalia Putri Azizah Ayu Nila Sari Asri Nurul Falah Euis Oktaviani P Fitrah Rahmah Mariyatul Qibtiyah Rizqa A. M Selly M.P Susan Eka Putri Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia
Lebih terperinciTERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope
TERAPI CAIRAN MAINTENANCE RSUD ABDUL AZIS 21 April 2015 TERAPI CAIRAN TERAPI CAIRAN RESUSITASI RUMATAN Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi Mengganti Kehilangan Akut Koreksi 1. Kebutuhan normal 2. Dukungan
Lebih terperinciMENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL
MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL Pendahuluan Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang
Lebih terperinciPERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE
PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN
PENELITIAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN OLEH PERAWAT SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN Ratna Dewi*, Endang Purwaningsih** Menurut WHO angka infeksi nosokomial (INOS) tidak boleh lebih dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1 sampai 4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir,sedangkan diare akut adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. variabel tertentu, atau perwujudan dari Nutriture dalam bentuk variabel
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari Nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi merupakan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG DI RUANG MELATI 2 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG DI RUANG MELATI 2 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.MOEWARDI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun
Lebih terperinci