PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN
|
|
- Indra Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 DENNY ACHSANUL HAK DESI SIAGIAN DESY SELVIA RAHMAWATI DEWA AYU RAHMA W.S. DWI NOVITA SARI ERFANDY HABIBI LENI DAWATI PAULINA I.D RIDHO PANASEA ( TINGKAT II NON REGULER II ) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN 2013
2 KATA PENGANTAR Puji syukurpun sekali lagi kami haturkan kehadirat Tuhan ALLAH SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Proposal yang berjudul TERAPI BERMAIN ANAK USIA ( 1-3 TAHUN ) disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan Anak I dijurusan keperawatan Tanjung Karang.Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Nurhayati HK,S.Pd.,M.Pd. selaku koordinator mata kuliah Keperawatan Anak I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini. 2. Ibu Purwati,S.Pd,MAP. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini. 3. Rekan- rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca. Bandar Lampung, Mei 2013 Penyusun
3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak. B. Tujuan Terapi Bermain 1. Tujuan Umum Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak b. Meningkatkan keterampilan anak c. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu d. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak C. Manfaat Terapi Bermain 1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah sakit. 2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
4 BAB II TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN A. Definisi Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anakanak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak. B. Fungsi Bermain Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi. 1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan. 2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. 3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit. 4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri. 5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain. 6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.
5 7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain. C. Tujuan Bermain 1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah sakit. 2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya. 3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. 4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain 1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak 2. Jenis kelamin anak 3. Lingkungan yang tidak mendukung 4. Status kesehatan anak 5. Tahap perkembangan E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain 1. Alat permainan 2. Pengetahuan cara bermain 3. Perlu energi ekstra 4. Ruang untuk bermain 5. Teman bermain 6. Waktu yang cukup
6 F. Klasifikasi Bermain 1. Berdasarkan isi permainan a. Sosial Affective Play Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya atau orang lain. b. Sense of Pleasure Play Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak. Misalnya, bermain dengan pasir. c. Skill Play Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang benda-benda kecil, anak akan terampil bermain sepeda. d. Games atau Permainan Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor. Misalnya, ular tangga, puzzle,. e. Unoccupied Behaviour Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau obyek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak tampak senang dan asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut. f. Dramatic Play Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau ibunya.
7 2. Ditinjau dari karakter a. Social anlooker play Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan. b. Solitary play Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang berbeda dengan teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi dengan teman sepermainannya. c. Paralel play Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak satu dengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini dilakukan pada usia toddler. d. Associative play pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak yang lain tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan permainan tidak jelas.misalnya, bermain boneka atau masak-masakan. e. Cooperative play Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak bola.
8 BAB III PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN A.Pelaksanaan Kegiatan 1. Pembukaan (15 menit) a. Penyuluh memberi salam dan mengingatkan kontrak yang telah disepakati. b. Penyuluhan menjelaskan pokok bahasan yang akan diberikan. 2. Kegiatan inti (30 menit) a. Penyuluh menjelaskan tentang tata cara terapi bermain. b. Mengajak anak untuk bermain. c. Menfasilitasi anak untuk bermain 3. Penutup (15menit ) a. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengan kegiatan ini. b. Membuat keilmuan bersama tentang terapi bermain yang telah dilaksanakan. B. Tata Cara Bermain 1. Leader Tugas : a. Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis b. Menjelaskan tujuan terapi bermain c. Menjelaskan aturan terapi permainan d. Memperkenalkan nama-nama anak yang ikut terapi bermain 2. Co Leader Tugas :
9 a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan b. Menyampaikan jalannya kegiatan c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya 3. Observer Tugas: a. Mengamati, mengobservasi, dan melporkan jalannya kegiatan serta perilaku yang diharapkan. b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan. 4. Fasilitator Tugas : a. Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan b. Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan baik c. Sebagai role model selama kegiatan C. Permainan 1. Membedakan warna berdasarkan gambar Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus. Cara bermain : a. Letakkan potongan-potongan disamping papan secara acak b. Ajaklah si anak untuk mengambil gambar dengan meletakkan potongan yang telah disediakan c. Lalu minta anak untuk menyebutkan warna dan membedakannya d. Beri reinforcement positif 2. Melempar Bola Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus. Cara bermain : a. Leader membagikan bola kepada masing-masing anak b. Minta anak untuk mengambil bola c. Lalu minta anak untuk melempar bola tersebut d. Beri reinforcement positif
10 D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Hari, tanggal : Jumat, 31 Mei 2013 Waktu : WIB s/d selesai Tempat Poltekkes Tanjung Karang : Ruang Demonstrasi (Demonstration Room) Jurusan Keperawatan E. Pengorganisasian 1. Leader : Erfandy Habibi 2. Co. Leader : Denny Achsanul Hak 3. Observer : a. Desi Siagian b. Dwi Novita Sari 4. Fasilitator : a. Ridho Panasea b. Leni Dawati Paulina I.D c. Dewa Ayu Rahma W.S d. Desy Selvia Rahmawati F. Sasaran Anak usia 1-3 tahun sejumlah 4-8 orang anak G. Media 1. Potongan-potongan gambar berwarna 2.Bola H. Metode Demonstrasi atau peragaan
11 I. Kriteria Hasil 1. Evaluasi Struktur a. Peralatan bermain seperti puzzle, buku gambar dan pensil warna sudah tersedia b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu d. Jumlah terapis 10 orang 2. Evaluasi Proses a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir 3. Evaluasi Hasil a. 100 % anak merasa senang dan puas. b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
12 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit. Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah Sakit. B. Saran 1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit. 2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
13 DAFTAR PUSTAKA Nursalam, dkk Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta :Salemba Medika Depkes RI. Pedoman Hidup Sehat Seri Anak Balita. Jakarta Wong. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC Soetningsih Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Konsep Bermain 1.1. Defenisi Bermain Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat
Lebih terperinciFUNGSI BERMAIN 03/02/2016
Pengertian Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka rela untuk memperolehkesenangan dan bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan social. (Depdikbud, 1983) 1 FUNGSI
Lebih terperinciPERAN BERMAIN DALAM PERKEMBANGAN ANAK
PERAN BERMAIN DALAM PERKEMBANGAN ANAK Defenisi Bermain adalah : Cara ilmiah bagi anak untuk Cara ilmiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari (Miller.P.F.& Klane,1989)
Lebih terperinciBUKU AJAR KEPERAWATAN ANAK I
BUKU AJAR KEPERAWATAN ANAK I OLEH : Maryatun, A.,M.Kes Wahyu Purwaningsih, S.Kep.,M.Sc SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH SURAKARTA Jl. Kihajar dewantoro no. 10 kentingan, jebres, surakarta KATA PENGANTAR
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN TOILET TRAINING PADA ANAK
SATUAN ACARA PENYULUHAN TOILET TRAINING PADA ANAK Disusun oleh kelompok 3 1. I Putu Endra Setyawan 2. K. Rani Ardinanthi 3. Lanang Galih Kriswianto 4. Maya Rosita 5. Mei Ratna Sari 6. Muhammad Reza 7.
Lebih terperinciPROPOSAL TERAPI BERMAIN SENI MELIPAT KERTAS ORIGAMI POP UP CARD PADA PASIEN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG HERBRA RSU DR.
PROPOSAL TERAPI BERMAIN SENI MELIPAT KERTAS ORIGAMI POP UP CARD PADA PASIEN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG HERBRA RSU DR. SOETOMO SURABAYA OLEH : 1. Frida Indriani (131131022) 2. Firdy Afry L (131131023)
Lebih terperinciPROPOSAL Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita
PROPOSAL Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita A. Latar Belakang Manusia sebagai mahluk social yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI
BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI Asep Ardiyanto PGSD FIP Universitas PGRI Semarang ardiyanto.hernanda@gmail.com Abstrak Bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat
Lebih terperinciPRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA SESI I: PENGENALAN ORANG
PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA SESI I: PENGENALAN ORANG Topik Sesi ke Terapis Sasaran Tempat : TAK Orientasi Realita : I (Pengenalan Orang) : 5 orang mahasiswa Fak. Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat beresiko terkena kanker. Kanker
Lebih terperinciPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN A. DEFINISI TAK Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak dan Cara Deteksi Dini menggunakan KPSP Sasaran : Keluarga Bapak S Hari/Tanggal : Senin, 01 Agustus 2016 Tempat : Rumah Bapak S Waktu : Pukul
Lebih terperinciDisusun oleh : Kelompok 1. Kelas : IIIB KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA PADA LANSIA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik Dosen Pengampu : Rahayu Wijayanti, S Kep, Ns, M Kep, Sp Kom Disusun oleh :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Bermain 2.1.1 Definisi Bermain Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui kegiatan bermain, anak belajar berbagai hal. Bermain merupakan bagian yang amat penting dalam
Lebih terperinciMila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PEMBERIAN APE PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK SRIRANDE 02 KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.
PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN Ika Indrawati *) Abstrak Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-eksperimen
Lebih terperinciPEDIATRIC NURSING PERMAINAN PADA ANAK USIA PRESCHOOL
PEDIATRIC NURSING PERMAINAN PADA ANAK USIA PRESCHOOL UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 ANGGOTA KELOMPOK : ARDIYAD MYRNANITA (105070209111030) DWI ARI SHANDY W.P (105070209111032) FRANSISKUS SARE (105070209111051)
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek
Lebih terperinciTERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ORIENTASI REALITA
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ORIENTASI REALITA Disusun Oleh : Kelompok 3 1. Afnur Rafli (14.401.15.002) 2. Amelia Ferdina Widodo (14.401.15.004) 3. Angga Rofyanzah (14.401.15.008) 4. Arik Ismail Wahyudi
Lebih terperinciPROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI A. Latar belakang Pada pasien gangguan jiwa dengan dengan kasus skizofrenia selalu diikuti dengan gangguan persepsi sensori, halusinasi. Terjadinya
Lebih terperinciSTIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL Oleh: dr. Nia Kania, SpA., MKes PENDAHULUAN Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. 1
Lebih terperinciLampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Terapi Bermain di Ruang Rawat Inap Anak RSUD dr. Pirngadi Medan Saya adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan
Lebih terperinciPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI Oleh Kelompok : 1 1. Joko Sutrisno (14.401.15.047) 2. Khoiru Oktavia W (14.401.15.048) 3. Ratih Lutvi G (14.401.15.067) 4. Ratna Agustin M (14.401.15.068)
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG Erwani. Renidayati (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRAK Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciPERSEPSI PERAWAT TENTANG TERAPI BERMAIN DIRUANG ANAK RSUP DOKTER KARIADI SEMARANG
PERSEPSI PERAWAT TENTANG TERAPI BERMAIN DIRUANG ANAK RSUP DOKTER KARIADI SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Mencapai gelar sarjana Keperawatan Oleh : SARWI PUJIATI NIM : G2A208032 FAKULTAS
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN FAKTOR POSTNATAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI WILAYAH LAMPUNG UTARA Ricca Dini Lestari*, Nora Isa Tri Novadela* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang e-mail
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI BERMAIN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI PAUD PELANGI PURWOKERTO
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI BERMAIN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI PAUD PELANGI PURWOKERTO Di Susun Oleh : Yatimah Ratna Pertiwi Sri Setia Yuliawati Kiki Andriyani Ika Wahyu V. S
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu perhatian yang serius yaitu mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang memadahi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1995). Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah Anak adalah individu yang mengalami tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan biologis, psikologis dan spiritual yang harus dipenuhi (Suherman, 1995). Anak memiliki
Lebih terperinciTERAPI AKTIVITAS KELOMPOK Stimulasi Persepsi Halusinasi
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK Stimulasi Persepsi Halusinasi DI SUSUN OLEH: 1. Ana Setyani Hadi (14.401.15.005) 2. Anggi Setyawan (14.401.15.009) 3. Bayu Dahroni (14.401.15.015) 4. Dhidin Hartiningsih (14.401.15.028)
Lebih terperinciPELATIHAN PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN UNTUK MENSTIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA 0 3 TAHUN
Prosiding SNaPP2016 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 PELATIHAN PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN UNTUK MENSTIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA 0 3 TAHUN 1 Retno Dwiyanti, 2 Citra Hadi Kurniati
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan dipengaruhi dengan segala macam hal yang baru. Anak prasekolah sering menunjukan perilaku yang aktif,
Lebih terperinciOPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah
OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen Kopertis Wilayah I dpk FKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan merawat diri merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu kebutuhan yang ditujukan pada
Lebih terperinciUPAYA MENGATASI MASALAH PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH MELALUI TERAPI BERMAIN PUZZLE DI TK MUSLIMAT NU IX KOTA MALANG
UPAYA MENGATASI MASALAH PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH MELALUI TERAPI BERMAIN PUZZLE DI TK MUSLIMAT NU IX KOTA MALANG (Studi Kasus Observasi Partisipasif) Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah
Lebih terperinciTERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI
TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI Disusun oleh: Kelompok 4 1. Intan Cahya P (14.401.15.046) 2. Khusnul Hotimah (14.401.15.050) 3. Muhamad Gimnastyar (14.401.15.056) 4. Novia Panca A (14.401.15.059)
Lebih terperinciTERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI Disusun oleh : Kelompok 2 1. Andi Perdana S (14.401.15.006) 2. Aprillya Dyah Saputri (14.401.15.010) 3. Catur Oktaviani (14.401.15.018) 4. Dewi Fitri (14.401.15.026)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENGGUNAAN GAMES PUZZLE UNTUK MELATIH DAYA INGAT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut.
BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN GAMES PUZZLE UNTUK MELATIH DAYA INGAT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Setelah data hasil penelitian lapangan terkumpul yaitu tentang penggunaan games puzzle untuk melatih daya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain merupakan suatu aktivitas
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK PENGABDIAN MASYARAKAT MAHASISWA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA T.A. 2007/2008 P E R T UMB UH AN Pertumbuhan PERTAMBAHAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan a. Tujuan Umum b. Tujuan Khusus
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya kemajuan ilmu dan teknologi serta perubahan sosial dan ekonomi menimbulkan efek positif terhadap perkembangan dunia, tetapi juga membawa dampak negatif bagi individu
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia berdampak pada peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi meningkatnya masalah kesehatan anak,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Bermain 1. Pengertian Bermain Aktivitas bermain yang dilakukan anak-anak merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial. Bermain juga merupakan
Lebih terperinciLAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG KEGIATAN DEMONSTRASI CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR DI SDN 16 DAN SDN 19
LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG KEGIATAN DEMONSTRASI CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR DI SDN 16 DAN SDN 19 KETUA: TIM PENGABMAS Ns. Neila Sulug, S.Pd, M.Kes Ns. Silviani, S.Kep
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa-masa yang rentan dari kehidupan seseorang berada pada lima tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan pondasi bagi perkembangan selanjutnya. Lingkungan keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar
8 II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar ditaman kanak-kanak adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah anak selalu aktif bergerak, dan cenderung menyumbang pada perkembangan, baik terhadap fisik
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF DESCRIPTION OF KNOWLEDGE LEVEL KINDERGARTEN TEACHER OF THE EQUIPMENT GAME EDUCATIVE STIKES RS. Baptis Kediri Jl. Mayjend.
Lebih terperinciMASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th
MASA KANAK-KANAK AWAL By FH Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.
Lebih terperinciLilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI DUSUN KAKAT DESA KAKAT PENJALIN KECAMATAN NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tanpa pertimbangan hasil akhir. Kegaitan tersebut dilakukan dengan sukarela
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Bermain Bermain dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa pertimbangan hasil akhir. Kegaitan tersebut dilakukan dengan sukarela tanpa
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TUMBUH KEMBANG ANAK. OLEH: Rinkaning Nurul Wati.E
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TUMBUH KEMBANG ANAK OLEH: Rinkaning Nurul Wati.E. 1211011066 PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2015 RENCANA PROSES PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal 1. Profil TK Dharma Wanita Tawangrejo TK Dharma Wanita Tawangrejo adalah Taman Kanakkanak dibawah Yayasan Dharma Wanita Desa Tawangrejo
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai macam upaya, antara lain diselenggarakan
Lebih terperinciTUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswanya sehingga menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir
Lebih terperinciMODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan
LAMPIRAN 1. Informed Consent 152 153 154 LAMPIRAN 2. Modul Psikoedukasi 155 MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI Sesi 1 Tema Tujuan : ice breaking : Menjalin rapport
Lebih terperinciUPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN SAINS TINTA TRANSPARAN
UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN SAINS TINTA TRANSPARAN (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di Play Group Aisyiyah 20 Pajang Surakarta) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciMAKALAH. 7 Permainan Untuk Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak Pada Golden Period. Untuk memenuhi tugas matakuliah. Teknologi Informasi dalam Kebidanan
MAKALAH 7 Permainan Untuk Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak Pada Golden Period Untuk memenuhi tugas matakuliah Teknologi Informasi dalam Kebidanan Yang dibina oleh : Bapak Nuruddin Santoso ST,.MT Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sosialisasi merupakan suatu proses di dalam kehidupan seseorang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sosialisasi merupakan suatu proses di dalam kehidupan seseorang yang berlangsung seumur hidup untuk belajar menerima dan menyesuaikan diri dengan kebiasaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah tumbuh kembang mencangkup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth)
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN Lilis Maghfuroh.......ABSTRAK....... Stimulasi merupakan kegiatan merangsang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga.
Lebih terperinciLAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG LOMBA BAYI SEHAT
LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG LOMBA BAYI SEHAT TIM PENGABMAS KETUA: Ns. Neila Sulung, S. Pd, M.kes Ns. Nurul Fauziah, S.kep Ns. Silviani, S.kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan. Pada masa ini mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menanggapi dan belajar dari segala
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA MENARIK DIRI
STUN CR PENYULUHN PRE KLINIK KEPERWTN JIW MENRIK DIRI Kelompok III NGG PUTRI 03121008 LILI RHMI 03121015 DEWI KURNIWTI 03121016 FIRMNENI 03121017 UTMI FETLIN.S 03121018 FI WHYUNI 03121019 PROGRM STUDI
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN METODE KANGURU DI RUANG NEONATUS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA Oleh: Kelompok C Program Profesi B13 1. Jehan Eka Prana S 131131174 2. Devi Hairina L 131131175 3. Silvia Risti
Lebih terperinciTerapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori Oleh Kelompok : 2 1. Indra Kurniawan (14.401.15.044) 2. Indri Istiani (14.401.15.045) 3. Marfuah (14.401.15.054) 4. Putri Intan Sari (14.401.15.064) 5. Qonita
Lebih terperinciTERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENYALURAN ENERGI
TERAI AKTIVITAS KELOMOK (TAK) ENYALURAN ENERGI Disusun oleh : 1. Muhibatul munawaroh (14.401.15.057) 2. Munawaro (14.401.15.058) 3. Nur indana zulfa (14.401.15.061) 4. andu hadi (14.401.15.063) 5. Richa
Lebih terperinciSAP Nutrisi Pada Bayi dan Balita
SAP Nutrisi Pada Bayi dan Balita SAP (Satuan Acara Penyuluhan) - Pokok Bahasan : Nutrisi Pada Bayi dan Balita - Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian Gizi 2. Penyebab Gizi Kurang 3.Tanda Gejala Gizi Kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus wajib mengikuti jenjang pendidikan baik jenjang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa usia prasekolah merupakan masa emas, dimana anak mulai merasa peka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia prasekolah merupakan masa emas, dimana anak mulai merasa peka atau sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masingmasing anak berbeda,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan mengancam bagi setiap orang, terutama bagi anak yang masih
Lebih terperinciEFEKTIVITAS BERMAIN TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA ANAK PRA SEKOLAH YANG SEDANG DIRAWAT DI RRI ANAK RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2012
EFEKTIVITAS BERMAIN TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA ANAK PRA SEKOLAH YANG SEDANG DIRAWAT DI RRI ANAK RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2012 Lisdahayati Dosen Prodi keperawatan Baturaja Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami perubahan dari fase kehidupan sebelumnya. Masa anak prasekolah sering disebut dengan golden age atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelompok A di TK Pertiwi Banaran 5 Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 yang dapat diidentifikasi adanya masalah yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam bertingkah laku dan berinteraksi dengan orang lain sesuai dengan norma, nilai atau harapan sosial. Pada usia 2-3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat
BAB V PEMBAHASAN Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara baby spa dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah salah satu bentuk kegiatan dibidang kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup keperawatan adalah keperawatan anak.
Lebih terperinciPENTINGNYA BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd Staf Pengajar Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY
PENTINGNYA BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd Staf Pengajar Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY A.PENGERTIAN ANAK USIA DINI Dalam Wikipedia Indonesia, Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan pendidikan yang sangat fundamental dan sangat menentukan perkembangan
Lebih terperinciPROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI A. Latar Belakang Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain (Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi
Lebih terperinciINOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG
INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG A. Pengertian Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang
Lebih terperinciTUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty Kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang ASUH ; gizi, perawatan dasar imunisasi, ASIpengobatan bila sakit, kebersihan diri dan lingkungan, sandang, olah tubuh,
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG
HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Andria Yuliawati 201110104178
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stimulasi perkembangan sangat dibutuhkan oleh anak. Stimulasi perkembangan pada anak harus sesuai dengan tugas perkembangannya. Sesuai denganpetunjuk yang terdapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS BERMAIN TERHADAP PERKEMBANGAN KEMAMPUAN DASAR PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK TUNAS HARAPAN DESA TUNGGUN JAGIR MANTUP LAMONGAN
Vol 4. No. 1, Maret 212 PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN TERHADAP PERKEMBANGAN KEMAMPUAN DASAR PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK TUNAS HARAPAN DESA TUNGGUN JAGIR MANTUP LAMONGAN Yeti Novita Santi *) Abstract Growth
Lebih terperinciMETODE BIMBINGAN KLINIK
METODE BIMBINGAN KLINIK I. PENDAHULUAN. Pengalaman belajar bimbingan klinik pada pendidikan tinggi keperawatan maupun kebidanan adalah merupakan proses transformasi dari mahasiswa menjadi seorang perawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Hakikat Sains 2.1.1 Pengertian Sains Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan bakat untuk menjadi ilmuwan, ia dilahirkan dengan membawa sesuatu keajaiban
Lebih terperinciLilis Maghfuroh Dosen S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI DUSUN KAKAT DESA KAKAT PENJALIN KECAMATAN NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN Lilis Maghfuroh Dosen S1 Keperawatan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I
1 108 109 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I Satuan Pendidikan : SD Lentera Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV (Lima) / II (Dua) Materi Pokok : Bangun Ruang Alokasi Waktu :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini adalah sosok individu yang sedang dalam proses perkembangan.perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat
Lebih terperinci