LAPORAN PRATIKUM AGRIKLIMATOLOGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRATIKUM AGRIKLIMATOLOGI"

Transkripsi

1 LAPORAN PRATIKUM AGRIKLIMATOLOGI PENGENALAN ALAT- ALAT PENGUKUR CUACA Di Susun Oleh Kelompok 10 Nama Anggota : 1. ROUDHATUL JANNAH D1B UCA ADHITYA S D1B EBI FEBRIANSYAH D1B BURJU A SILABAN D1B PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2013

2 BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek. Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau obyek pertanian tertentu yang bersangkutan. Selain itu dalam hubungan yang luas, klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara laju pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari pengamatan jangka panjang. Untuk menentukan iklim suatu tempat atau daerah diperlukan data cuaca yang telah terkumpul lama (10-30 tahun)yang didapatkan dari hasil pengukuran cuaca dengan alat ukur yang khusus atau instrumentasi klimatologi. Alat-alat yang digunakan harus tahan lama dari pengaruh-pengaruh buruk cuaca untuk dapat setiap waktu mengukur perubahan cuaca. Alat dibuat sedemikian rupa agar hasil pengukuran tidak berubah ketelitiannya. Pemeliharaan alat yang baik membawa keuntungan pemakaian lebih lama. Berdasakan hal tersebut perlunya adanya pengetahuan mengenai alat-alat klimatologi tersebut, baik dari kegunaan atau fungsinya dan cara menggunakannya Pearalatan klimatologi haruslah dapat menghasilkan data yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian data ini dapat dibandingkan dengan data di tempat lain, sehingga kita dapat menilai cuaca dan iklim. Pengetahuan akan Agriklimatologi sangat dibutuhkan guna menunjang kemampuan praktikan dalam melakukan kegiatan pertanian. Pada praktikum ini dibahas tentang pengenalan alat pengukur cuaca. B. TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah untuk mengenal dan mengamati alat-alat yang biasa digunakan dalam pengukur cuaca. Selain itu, dapat memahami fungsi alat dan bagian-bagian alat serta cara kerja masing-masing alat tersebut.

3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Matahari terbit sampai kira-kira satu atau setelah setangah hari jumlah energi yang diterima temperature terus- menerus naik. Sebaliknya kira -kira jam sampai matahari terbenam, jumlah energi yang dilepas oleh bumi lebih besar dari pada yang diterima. Oleh karena itu, kurva temperatur harian turun. Perlu diingat temperature maksimum selama sehari tidak bertepatan dengan insolasi maksimum(pettersen, 2006 ). Suhu dinyatakan sebagai derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer. Tanah merupakan media utama dimana manusia bisa mendapatkan lahan pangan, sandang, pangan, tambang dan tempat dilaksanakannya beberapa aktifitas. Batas suhu yang layak bagi kehidupan makhluk hidup berkisar antara dan 75 0 C.akan tetapi kisaran suhu yang dikehendaki tanaman antara 15 0 C 40 0 C. pada suhu dibawah atau diatas kisaran tersebut, pertumbuhan tanaman sangat dihambat. Secara langsung, suhu mempengaruhi fotosintese, respirasi, permeabilitas dinding sel, kegiatan ensim, penyerapan air dan unsur hara, transpirasi dan koagulasi protein. Semua pengaruh ini tersimpul dalam pertumbuhan tanaman (Ma shum, 2005). Mengingat pentingnya faktor suhu terhadap kehidupan dan aktifitas manusia, menyebabkan pengamatan suhu udara yang dilakukan oleh stasiun meteorology dan klimatologi memiliki kriteria diantaranya: Suhu udara permukaan (suhu udara aktual, rata-rata, maksimum dan minimum). Suhu udara di beberapa ketinggia/ lapisan atmosfer Suhu tanah di beberapa kedalaman tanah (hingga kedalaman 1 meter) Suhu permukaan air dan suhu permukaan laut (Anonim, 2010). Suhu tanah dapat di ukur dengan menggunakan alat yang dinamakan termometer tanah selubung logam. Suhu tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinari bumi. Intensitas panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak digaris lintang utara dan selatan dan tinggi dari permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara lain intensitas warna tanah, komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan kadar legas tanah (Anonim, 2010).

4 Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer tipe Observatorium dan Ombrograf), Alat pengukur kelembaban relatif udara (Psikometer Assman, Psikometer Sangkar, Higrograf, Higrometer, Sling Psikometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-Minimum Six Bellani), alat pengukur suhu air (Termometer Maksimum- Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Jordan, Solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Permukaan Tanah, Termometer Selubung Kayu, Termometer Bengkok, Termometer Maksimum-Minimum tanah, Termometer Simons, Stick Termometer), alat pengukur intensitas penyinaran matahari (Aktinograf), alat pengukur evaporasi (Panci Evaporasi Kelas A, Piche Evaporimeter) dan alat pengukur kecepatan angin (Cup Anemometer, Hand Anemometer, Biram Anemometer) (Prawirowardoyo, 1996). Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran. Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002). BAB III METODOLOGI PRATIKUM A. Waktu Dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 25 November 2013, pukul WIB. Bertempat di Laboratorium Agriklimatologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi. B. Alat Dan Bahan Alat : 1. Higrometer 2. Termometer maksimum minimum Otomatis 3. Thermohigrometer 4. Termometer Tanah 5. Sling Psikometer 6. Termohigroraf 7. Anemometer

5 Bahan : 1. Alat Tulis C. Prosedur Kerja 1. Menyiapkan satu alat pengamatan cuaca atau datang dekat alat pengamatan cuaca dipasang. 2. Mengamati letak alat pengamatan cuaca tersebut pada stasiun cuaca dan gambar secara sekhematik letak alat pengamatan cuaca tersebut. 3. Menggambar dan memberi keterangan bagian alat pengamatan cuaca yang diamati. 4. Menjelaskan prinsip kerja alat. 5. Melakukan dengan cara yang sama untuk alat pengamatan cuaca lainnya. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengamatan mengenai alat- alat pengukur cuaca, maka didapatlah hasil dan pembahasannya. Berikut akan dipaparkan pembahasan mengenai alat-alat tersebut. 1. Hygrometer Alat ini memiliki bagian-bagian, diantaranya : - Jarum penunjuk skala suhu - Jarum penunjuk skala kelembaban - Spiral dwi logam - Spiral benda higroskopis - Cara kerja :Dengan cara menggerakan tuas sehingga terjadi peregangan pada rambut, rambut sebagai sensor dan piasnya dibuat dapat harian atau mingguan. - Alat ini menggunakan metode yang berdasarkan pada perubahan ukuran atau dimensi bahan higroskopik yaitu rambut. Panjang rambut bervariasi sebagai fungsi dari kandungan kelengasannya atau air, kelengasan ini berkaitan dengan kelembaban

6 udara diseliling. Jika terjadi kelenbaban disekeliling maka rambur akan mengembang atau mengkerut sehingga menggerakan tuas sehingga pena dapat bergerak pula membentuk grafik. Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur kelembaban relatif secara langsung dan terdapat tabel untuk mengubah pembacaan temperatur ke data kelembaban udara. Kelemahannya, hubungan kelembaban dan pemasangan tidak linear, tidak terlalu teliti (sekitar 5%), meskipun rambut kuda mempunyai sifat higroskopis yang baik. Higrometer terdiri dari 4 termometer, yaitu termometer bola baah dan bola kering, serta termometer maksimum dan minimum. 2. Termometer Bola Kering Prinsip kerja alat ini adalah termodinamika. Pada alat ini terdapat termometer bola kering (dry) dan termometer bola basah (wet). 1. Thermometer Bola Basah Pada bagian belakang alat terdapat tabung yang berisi air, tabung tersebut berguna untuk mengadaptasi udara luar untuk mengukur kelembaban dan penguapan. Untuk mengukur suhu disekitar dan kelembaban yang terjadi. Termometer Maksimum dan Minimum Alat ini memiliki bagian-bagian diantaranya : 1. Skala 2. Suhu maksimum 3. Suhu minimum 4. Jarum perak 5. Alkohol 6. Air raksa Prinsip kerja alat ini yaitu jika suhu udara

7 naik, maka air raksa dalam bola akan memuai mendorong cairan air raksa keluar melalui pipa yang menyempit, suhu udara terus naik sampai mencapai nilai maksimum. Jika suhu udara turun, cairan air raksa dalam bola akan menyusut sehingga alur air raksa dalam pipa kapiler terputus, namun ujung air raksa tetap menunjukkan nilai skala yang maksimum. Prosedur kerja alat ini adalah : Thermometer ditempatkan di dalam udara dengan mengatasi faktor-faktor yang berpengaruh antara lain yaitu faktor radiasi dan peredaran udara. Penempatan pada udara dilakukan dengan menempatkannya pada sangkar stevenson 120 cm dengan posisi pintu tidak menghadap matahari. Penempatan thermometer ini dipasang mendatar. Lihat parameter suhu pada kedua sisi untuk mengetahui suhu maksimum dan minimumnya. 2. Termometer maksimum minimum Otomatis Bagian-bagian : Skala Suhu maksimum Suhu minimum Jarum perak Alkohol Air raksa Fungsi termometer ini untuk mengukur suhu o Pemasangan alat : Thermometer ditempatkan di dalam udara dengan mengatasi faktor-faktor yang berpengaruh antara lain yaitu faktor radiasi dan peredaran udara. Penempatan pada udara dilakukan dengan menempatkannya pada sangkar stevenson 120 cm dengan posisi pintu tidak menghadap matahari. Penempatan thermometer ini dipasang mendatar. o Pemeliharaan : Thermometer disimpan dengan baik dan hati-hati jikalau tidak dipergunakan dan sesekali dilap atau dibersihkan dari debu maupun kotoran. o Cara Kerja : Bila suhu naik alkohol dalam reservoir memuai dan mendorong air raksa. Stiff pada kaki yang lain terdorong ke atas oleh air raksa. Jika suhunya turun

8 air raksa dalam kaki pertama mendorong stiff ke atas. Jadi suhu pada kaki yang satu menunjukan suhu maximum dan pada kaki yang lain menunjukan suhu minimum. 3. Thermohigrometer Bagian-bagian : Spiral Dwi Logam / Bimetal Spiral benda higrokopis Jarum penunjuk skala suhu (biru) Jarum penunjuk skala kelembaban (merah) Ventilasi - Fungsi : Mengukur suhu & kelembaban nisbi udara dalam 1 waktu. - Satuan alat : ºC dan % - Satuan pengukuran : ºC dan % - Ketelitian alat : 5ºC dan 1% - Prinsip kerja: Memuai higroskopitas dan muai logam - Cara kerja :Alat digantung dan biarkan dengan interval tertentu, lihat jarum yang menunjuk skala kelembaban itulah kelembaban serta jarum yang menunjuk skala suhu itulah suhu. - Alat ini memiliki kelebihan karena dari satu alat terdiri dua data yang didapat yaitu, suhu udara dan kelembaban nisbi udara. Kelembaban nisbi udara didasarkan pada prinsip termodinamika dan suhu udara dengan prinsip pemuaian air raksa, disamping itu alat ini sederhana dan praktis dalam pengoperasiannya.kekurangannya adalah harus terlindungi dari sinar matahari dan tetesan hujan sehingga tidak dapat diletakkan di tempat yang terbuka.

9 4. Termometer Tanah - Bagian- Bagian : Batang thermo. Kaca pelindung atau tutup. Jarum penunjuk suhu. Skala. - Pemasangan alat : Buka atau lepas penutup kaki yang tersarung pada kaki thermometer tanah. Masukan kaki thermometer tanah pada tanah yang akan diukur suhunya sampai tertanam atau berdiri tegar. - Pemeliharaan : Sebaiknya setelah melakukan pengukuran suhu, yang perlu diingat adalah untuk cepat-cepat membersihkan kaki thermometer tanah dari segala kotoran ataupun sisa-sisa tanah yang masih melekat, karena sensor pada thermometer akan terganggu apabila keadaanya kotor atau berkarat. - Cara keja : Thermometer tanah ini tergolong semi otomatis, sebab setelah kaki dari thermometer ini terbenam dalam tanah maka dengan sendirinya keadaan suhu tanah akan dapat dilihat pada layar yang ditunjukan oleh jarum penunjuk.

10 5. Sikro meter tipe sling Bagian-bagian : a. Termometer bola basah b. Termometer bola kering c. Pegangan - Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat. - Satuan Alat : ºC - Satuan Pengukuran : % - Ketelitian Alat : 0,2ºC - Prinsip kerja : Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK) - Cara kerja :Sama dengan sling psikometer namun dusini pemutaran digantikan oleh kipas, yaitu dengan cara kunei (skrup pemutar pegas) diputar kipas berputar kalor pengeringan TBB. - Alat ini memiliki mekanis yang berbeda dengan alat lain dalam mengeringkan termometer bola basah yaitu dengan memutar sling psikometer dan harus diayunkan empat putaran tiap detik untuk memenuhi laju ventilasi yang diperlukan sebesar 2,5 meter tiap detik. Kelebihan alat ini yaitu ketelitian alat hingga 0,2 C. Kelemahan dari alat ini banyak mengeluarkan tenaga untuk mengoprasikannya dan kurang praktis.

11 6. Thermohigroraf Bagian-bagian : - Lempeng dwi logam/bimetal - Rambut - Sistem tuas higrograf - Sistem tuas termohigrograf - Pena - Silinder kertas grafik Fungsi : Mengukur suhu dan kelembaban udara dalam 1 waktu. Satuan Alat : ºC dan % Satuan Pengukuran : ºC dan % Ketelitian Alat : 5ºC (termometer) dan 0,5% (higrometer) Prinsip kerja : Perbedaan muai logam putih dan hitam Cara kerja : 1) Termograf : kenaikan suhu udara menyebabkan keping dwi logam memuai dan menggerakkan sistem tuas sehingga pena pencatat suhu udara bergerak dan menggores pada kertas grafik. 2) Higrograf : kenaikan kelembaban udara menyebabkan rambut menyerap uap air sehingga rambut mengembang dan akan menggerakan sistem tuas sehingga pena kelembaban udara bergerak dan menggoreskan pada kertas grafik. Prinsip kerja alat ini dengan pengembangan dan pengkerutan rambut akibat kelembaban didalamnya.alat ini memberikan kejelasan data dengan gambar yang ada dikertas grafik berupa data kelembaban nisbi udara dan suhu udara dengan goresan yang

12 tercatat dalam kertas grafik.kelemahannya yaitu rambut yang digunakan harus benarbenar bersih untuk menjaga sifst higroskopisnya. 7. Anemometer Keterangan : - Mangkuk. - Petunjuk arah mata angin - Generator sinyal atau alat penghitung pencatatan. Pemasangan alat : Dipasang pada lapangan terbuka diketinggian 10 meter di atas tanah atau ditempatkan sedimikian rupa sehingga tidak mendapat pengaruh dari penghalang di sekitarnya. Hal yang perlu diingat adalah hasil pengukurannya dapat mewakili keadaan angin pada ketinggian sepuluh meter dari atas tanah seandainya penghalang tidak ada. Pemeliharaan : Di tempatkan pada tempat yang aman dan longgar agar komponenkomponennya terutama baling-balingnya tidak mudah putus karena sempitnya ruangan. Cara kerja : Angin yang berhembus akan memberikan tekanan pada bagian cekung, maka mangkuk akan selalu berputar ke satu arah. Bila gerakan angin makin cepat perputaran anemometer juga akan makin cepat pula begitu pula sebaliknya saat angin yang bertiup lambat maka perputaran mangkuk akan semakin lambat.

13 BAB V PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan Pratikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat bermacam macam alat pengukur cuaca yang dapat kita ketahui melalui pratikum ini. Selain itu kita juga mengetahui bagaimana cara kerja dan kegunaan alatalat tersebut. Alat- alat ini merupakan penunjang pengukuran cuaca yang terjadi dalam suatu wilayah, dengan alat-alat ini kita bisa mengukur keadan cuaca di suatu wilayah ataupun daerah pertanian.. Kita merasakan apakah udara itu panas atau dingin, angin itu bertiup atau tidak, hujan atau tidak dan sebagainya. Kita melihat apakah langit berawan atau cerah, hujan turun daun-daunan ditiup angin. Semua komponen-komponen cuaca tersebut dirasakan dan diketahui sejak dahulu kala, akan tetapi apa yang dirasakan dan dilihat oleh masingmasing orang sangatlah berlainan. Seseorang merasakan keadaan udara pada suatu saat adalah panas sekali akan tetapi orang lain hanya merasakan panas biasa saja. Jadi apa yang dirasakan dan dilihat oleh indera adalah sangat subjektif. Untuk menghilangkan subjektivitas ini kemudian digunakan alat-alat pengamatan (instrumen). Alat-alat yang digunakan untuk mengamati perubahan cuaca atau alat pengukur cuaca yang digunakan antara lain, Higrometer, Termometer maksimum minimum Otomatis, Thermohigrometer, Termometer Tanah, Sling Psikometer, Termohigroraf, Termometer tanah, dan Anemometer. Alat-alat ini memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda-beda sesuai dengan kriteria dari masing-masing alat tersebut.

14 Daftar Pustaka Anonim, Pengukuran Lama Penyinaran Matahari, Suhu Udara dan Suhu Tanah. UNRAM.blogspot.com. Diakses pada tanggal Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013 Pettersen, Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013 Prawiroardoyo, S Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung. Diakses tanggal 30 Oktober Fontain, A Meteorology. ( Diakses tanggal 30 Oktober Anonim Otomatisasi stasiun cuaca untuk menunjang kegiatan pertanian. ( Diakses tanggal 30 Oktober 2013.

PENGENALAN ALAT DISUSUN OLEH : NAMA : NILAM TIKA NIM : G ASISTEN : VIPIN CHRISTINA CHANDRA PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

PENGENALAN ALAT DISUSUN OLEH : NAMA : NILAM TIKA NIM : G ASISTEN : VIPIN CHRISTINA CHANDRA PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN Laporan Praktikum Agroklimatologi PENGENALAN ALAT DISUSUN OLEH : NAMA : NILAM TIKA NIM : G111 13 084 KELOMPOK : 2 ASISTEN : VIPIN CHRISTINA CHANDRA PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Mengenal Nama dan Fungsi Alat alat Pemantau Cuaca dan Iklim

Mengenal Nama dan Fungsi Alat alat Pemantau Cuaca dan Iklim Mengenal Nama dan Fungsi Alat alat Pemantau Cuaca dan Iklim Menurut Organisasi Meteorologi Sedunia (World Meteorogical Organization/WMO) waktu yang ideal untuk pengumpulan data iklim dari data cuaca adalah

Lebih terperinci

LAPORAN KLIMATOLOGI KUNJUNGAN STASIUN BMKG KENTEN

LAPORAN KLIMATOLOGI KUNJUNGAN STASIUN BMKG KENTEN LAPORAN KLIMATOLOGI KUNJUNGAN STASIUN BMKG KENTEN Oleh: SYNTHA ARISKA 05021381419080 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG 2015 A.

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran 6 : Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Klimatologi

Kegiatan Pembelajaran 6 : Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Klimatologi Kegiatan Pembelajaran 6 : Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Klimatologi A. Deskripsi Ruang lingkup materi ini meliputi : pengenalan prinsip dan prosedur peralatan Klimatologi, untuk menunjang keterampilan

Lebih terperinci

DATA METEOROLOGI. 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari

DATA METEOROLOGI. 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari DATA METEOROLOGI 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari Umum Data meteorology sangat penting didalam analisa hidrologi pada suatu daerah

Lebih terperinci

ALAT UKUR KELEMBABABAN UDARA

ALAT UKUR KELEMBABABAN UDARA MAKALAH INSTRUMENTASI LINGKUNGAN ALAT UKUR KELEMBABABAN UDARA DISUSUN OLEH KELOMPOK III : Bahtiar (0710930011) Dista Aris Tamalia (0710933002) Fitri Oktafiani (0810933004) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE KARAKTERISTIK RATA-RATA SUHU MAKSIMUM DAN SUHU MINIMUM STASIUN METEOROLOGI NABIRE TAHUN 2006 2015 OLEH : 1. EUSEBIO ANDRONIKOS SAMPE, S.Tr 2. RIFKI ADIGUNA SUTOWO, S.Tr

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI PERTANIAN

PANDUAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI PERTANIAN PANDUAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI PERTANIAN Disusun Oleh : GUNAWAN BUDIYANTO LABORATORIUM ILMU TANAH DAN NUTRISI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITASMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 1 KATA PENGANTAR Panduan

Lebih terperinci

Suhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi

Suhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi Suhu Udara dan Kehidupan Meteorologi Suhu Udara dan Kehidupan Variasi Suhu Udara Harian Bagaimana Suhu Lingkungan Diatur? Data Suhu Udara Suhu Udara dan Rasa Nyaman Pengukuran Suhu Udara Variasi Suhu Udara

Lebih terperinci

SUHU UDARA DAN KEHIDUPAN

SUHU UDARA DAN KEHIDUPAN BAB 3 14 Variasi Suhu Udara Harian Pemanasan Siang Hari Pemanasan permukaan bumi pada pagi hari secara konduksi juga memanaskan udara di atasnya. Semakin siang, terjadi perbedaan suhu yang besar antara

Lebih terperinci

Stasiun Klimatologi. Semarang

Stasiun Klimatologi. Semarang Stasiun Klimatologi Semarang Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai

Lebih terperinci

awan sempurna Obeservasi cuaca permukaan merupakan suatu cara untuk mendapatkan

awan sempurna Obeservasi cuaca permukaan merupakan suatu cara untuk mendapatkan OBSERVASI CUACA A. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan observasi cuaca adalah untuk memperoleh informasi dan data cuaca harian. B. LANDASAN TEORI Cuaca merupakan keadaan atmosfer seharihari dan terjadi di daerah tertentu.

Lebih terperinci

TERMOMETER MAKSIMUM. Yosik Noman Meteorology I C Akademi Meteorologi dan Geofisika. Abstrak

TERMOMETER MAKSIMUM. Yosik Noman Meteorology I C Akademi Meteorologi dan Geofisika. Abstrak TERMOMETER MAKSIMUM Yosik Noman 13.07.1710 Meteorology I C Akademi Meteorologi dan Geofisika Abstrak Termometer maksimum adalah alat untuk mengukur temperatur yang menaik atau maksimum. Alat ini menggunakan

Lebih terperinci

Mengenal Nama dan Fungsi Alat alat Pemantau Cuaca dan Iklim Oleh : Dandan Hendayana,SP*

Mengenal Nama dan Fungsi Alat alat Pemantau Cuaca dan Iklim Oleh : Dandan Hendayana,SP* Mengenal Nama dan Fungsi Alat alat Pemantau Cuaca dan Iklim Oleh : Dandan Hendayana,SP* Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat rentan terhadap perubahan iklim yang berdampak pada produktivitas

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 38 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi

Lebih terperinci

Hidrometeorologi. Pertemuan ke I

Hidrometeorologi. Pertemuan ke I Hidrometeorologi Pertemuan ke I Pengertian Pengertian HIDROMETEOROLOGI Adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara unsur unsur meteorologi dengan siklus hidrologi, tekanannya pada hubungan timbal balik

Lebih terperinci

SUHU UDARA, SUHU TANAH Dan permukaan laut

SUHU UDARA, SUHU TANAH Dan permukaan laut SUHU UDARA, SUHU TANAH Dan permukaan laut OLEH NAMA : ANA MARIYANA BR SINAGA NPM : E1B009024 HARI / TANGGAL : RABU, 03 NOVEMBER 2010 KELOMPOK : IV CO-ASS : GATRA BAYU JAGA NOVA SAMOSIR PENDAHULUAN Suhu

Lebih terperinci

BAB 2 DATA METEOROLOGI

BAB 2 DATA METEOROLOGI BAB 2 DATA METEOROLOGI CUACA DAN IKLIM Data Meteorologi sangat penting didalam analisa Hidrologi pada suatu daerah aliran, karena meteorologi erat hubungannya dengan karakteristik daerah aliran. Persoalan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI RATIH KURNIASIH DAN UMMU KALSUM UNIVERSITAS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

MODUL PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI RATIH KURNIASIH DAN UMMU KALSUM UNIVERSITAS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI MODUL PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI RATIH KURNIASIH DAN UMMU KALSUM PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 I. PENGENALAN ALAT KLIMATOLOGI... 2 a. ALAT PENGUKUR UNSUR

Lebih terperinci

PSYCROMETER WIRLING/SLING

PSYCROMETER WIRLING/SLING PSYCROMETER WIRLING/SLING Ricky Daniel Aror NPT 13.07.1698 Jurusan Meteorologi IC Akademi Meteorologi Geofisika, Jakarta ABSTRAK Wirling atau psycrometer sling adalah salah satu mengukur. Berbeda psycrometer

Lebih terperinci

1. Tekanan Udara 2. Radiasi Surya 3. Lama Penyinaran 4. Suhu Udara 5. Kelembaban Udara 6. Curah Hujan 7. Angin 8. Evapotranspirasi Potensial

1. Tekanan Udara 2. Radiasi Surya 3. Lama Penyinaran 4. Suhu Udara 5. Kelembaban Udara 6. Curah Hujan 7. Angin 8. Evapotranspirasi Potensial Unsur-unsur Iklim 1. Tekanan Udara 2. Radiasi Surya 3. Lama Penyinaran - 4. Suhu Udara 5. Kelembaban Udara 6. Curah Hujan 7. Angin 8. Evapotranspirasi Potensial Puncak Atmosfer ( 100 km ) Tekanan Udara

Lebih terperinci

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi temperatur permukaan kulit) Termografi dengan prinsip fotokonduktivitas:

Lebih terperinci

ANALISA VALIDASI PERALATAN METEOROLOGI KONVENSIONAL DAN DIGITAL DI STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI oleh

ANALISA VALIDASI PERALATAN METEOROLOGI KONVENSIONAL DAN DIGITAL DI STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI oleh ANALISA VALIDASI PERALATAN METEOROLOGI KONVENSIONAL DAN DIGITAL DI STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI oleh (1) Leonard Lalumedja, (2) Derek Missy, (3) Dinna Kartika Pasha Putri, (4) Dinna Kartika Pasha

Lebih terperinci

STASIUN KLIMATOLOGI DRAMAGA BOGOR

STASIUN KLIMATOLOGI DRAMAGA BOGOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG STASIUN KLIMATOLOGI DRAMAGA BOGOR ALAMAT : JL. RAYA DRAMAGA KM. 6.5 TELP. 0251-621192, 625882 E mail : KOTAK POS 174 BOGOR 16001 621976, 623018 Staklimbogor@indo.net.id

Lebih terperinci

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi Besarnya radiasi yang diserap atau dipantulkan, baik oleh permukaan bumi atau awan berubah-ubah tergantung pada ketebalan awan, kandungan uap air, atau jumlah partikel debu Radiasi datang (100%) Radiasi

Lebih terperinci

global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarakan perubahan setiap 30 tahun sekali.

global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarakan perubahan setiap 30 tahun sekali. 4.5. Iklim 4.5.1. Tipe Iklim Indonesia merupakan wilayah yang memiliki iklim tropis karena dilewati garis khatulistiwa. Iklim tropis tersebut bersifat panas dan menyebabkan munculnya dua musim, yaitu musim

Lebih terperinci

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar STRUKTUR BUMI 1. Skalu 1978 Jika bumi tidak mempunyai atmosfir, maka warna langit adalah A. hitam C. kuning E. putih B. biru D. merah Jawab : A Warna biru langit terjadi karena sinar matahari yang menuju

Lebih terperinci

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air. KELEMBABAN UDARA 1 Menyatakan Kandungan uap air di udara. Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI RADIASI MATAHARI NAMA NPM JURUSAN DISUSUN OLEH : Novicia Dewi Maharani : E1D009067 : Agribisnis LABORATORIUM AGROKLIMAT UNIVERSITAS BENGKULU 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

SUHU, TEKANAN, & KELEMBABAN UDARA

SUHU, TEKANAN, & KELEMBABAN UDARA SUHU, TEKANAN, & KELEMBABAN UDARA HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2016 PSD131-BA-TM11-PGSD_UEU-2016 23/07/2017 1 Tujuan Pembelajaran Mampu mendeskripsikan

Lebih terperinci

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda?

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? SUHU DAN PERUBAHAN A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? Kalian tentunya pernah mandi menggunakan air hangat, bukan? Untuk mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan air panas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perubahan Rasio Hutan Sebelum membahas hasil simulasi model REMO, dilakukan analisis perubahan rasio hutan pada masing-masing simulasi yang dibuat. Dalam model

Lebih terperinci

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR Gerakan Bumi Rotasi, perputaran bumi pada porosnya Menghasilkan perubahan waktu, siang dan malam Revolusi, gerakan bumi mengelilingi matahari Kecepatan 18,5 mil/dt Waktu:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah Ananas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah Ananas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus) Nanas merupakan tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Dalam bahasa Inggris disebut pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina.

Lebih terperinci

Minggu 1 : Daur Hidrologi Minggu 2 : Pengukuran parameter Hidrologi Minggu 3 : Pencatatan dan pengolahan data Hidroklimatologi

Minggu 1 : Daur Hidrologi Minggu 2 : Pengukuran parameter Hidrologi Minggu 3 : Pencatatan dan pengolahan data Hidroklimatologi Minggu 1 : Daur Hidrologi Minggu 2 : Pengukuran parameter Hidrologi Minggu 3 : Pencatatan dan pengolahan data Hidroklimatologi Minggu 4 ruang : Analisis statistik data terhadap Minggu 5 waktu : Analisis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada III. METODOLOGI PENELITIAN Alat pengering ini menggunakan sistem hibrida yang mempunyai dua sumber panas yaitu kolektor surya dan radiator. Saat cuaca cerah pengeringan menggunakan sumber panas dari kolektor

Lebih terperinci

Unsur Cuaca = unsur iklim. Keadaan fisik atmosfir bumi yang dapat diukur.

Unsur Cuaca = unsur iklim. Keadaan fisik atmosfir bumi yang dapat diukur. Unsur Cuaca = unsur iklim. Keadaan fisik atmosfir bumi yang dapat diukur. Biasanya keadaan atmosfer yang dipengaruhi oleh radiasi matahari (sumber utama energi pada sistem iklim) adalah (1) radiasi mthr

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur. KALOR Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan wujud-wujud zat 2. Menjelaskan susunan partikel pada masing-masing wujud zat 3. Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia zat 4. Mengklasifikasikan benda-benda

Lebih terperinci

Campuran udara uap air

Campuran udara uap air Campuran udara uap air dan hubungannya Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang campuran udara-uap air dan hubungannya membaca grafik psikrometrik

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5 KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT NAMA NIM : : KEGIATAN PRAKTIKUM A. PERCOBAAN TITIK LEBUR ES 1. Suhu es sebelum dipanaskan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH AGROKLIMATOLOGI OLEH NASRUDDIN, SP.

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH AGROKLIMATOLOGI OLEH NASRUDDIN, SP. Untuk Kalangan Sendiri MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH AGROKLIMATOLOGI OLEH NASRUDDIN, SP. M.Si ` FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH REULEUT ACEH UTARA 2015 KATA SAMBUTAN Assalamualaikum warahmatullahi

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 6. SUHU & PEMUAIANLATIHAN SOAL BAB 6

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 6. SUHU & PEMUAIANLATIHAN SOAL BAB 6 SMP kelas 7 - FISIKA BAB 6. SUHU & PEMUAIANLATIHAN SOAL BAB 6 1. Sebuah kamar bersuhu 30 Suhu kamar tersebut jika dinyatakan dalam skala derajat Fahrenheit adalah... 54F 86F 99,5F 303F http://latex.codecogs.com/gif.latex?^{0}f=\leftspace;(space;\frac{9}{5}.30space;\rightspace;)+32=54+32=86^{0}f

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Program Studi Mata Kuliah SKS Semester Waktu Dosen Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok/Penggalan Materi : Pendidikan Geografi : Praktikum Meteorologi : 1 SKS : I /

Lebih terperinci

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimantan Selatan sebagai salah satu wilayah Indonesia yang memiliki letak geografis di daerah ekuator memiliki pola cuaca yang sangat dipengaruhi oleh aktifitas monsoon,

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 4. Keputusan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Nomor KEP. 03 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika; Memperhatikan : 1. WMO-N0.8/2010,

Lebih terperinci

TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PENGAMATAN DAN PELAPORAN DATA IKLIM DAN AGROKLIMAT

TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PENGAMATAN DAN PELAPORAN DATA IKLIM DAN AGROKLIMAT BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Jl. Angkasa I No. 2. Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. : (021) 4246321, Fax : (021) 4246703 P.O. Box 3540 JKT, Website: http: //www.bmg.go.id BMG PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR A. Pengertian Suhu Suhu atau temperature adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Pengukuran suhu didasarkan pada keadaan fisis zat (

Lebih terperinci

ALAT ALAT PENGUKUR HUJAN

ALAT ALAT PENGUKUR HUJAN ALAT ALAT PENGUKUR HUJAN Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, alat pengukur hujan ada 2 macam yaitu alat pengukur hujan manual dan alat pengukur hujan otomatis. 1. MANUAL (non-recording) Penakar

Lebih terperinci

Oleh : Irman Sonjaya, Ah.MG

Oleh : Irman Sonjaya, Ah.MG Oleh : Irman Sonjaya, Ah.MG KONSEP DASAR Cuaca adalah kondisi dinamis atmosfer dalam skala ruang, waktu yang sempit. Iklim merupakan rata-rata kumpulan kondisi cuaca pada skala ruang/ tempat yang lebih

Lebih terperinci

BAB III LEMBAR UDARA ( = HUMIDITY)

BAB III LEMBAR UDARA ( = HUMIDITY) BAB III LEMBAR UDARA ( = HUMIDITY) Udara mengandung uap air, banyak uap air yang terkandung didalam udara itu tidak merata melainkan berbeda-beda dan tempat dan berubah-ubah dalam waktu, kemampuan maximum

Lebih terperinci

STAF LAB. ILMU TANAMAN

STAF LAB. ILMU TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN Suhu Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari Suhu: tanah maupun udara disekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1 didominasi oleh dinding

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1 didominasi oleh dinding 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Simulasi 3.1.1. Lokasi Ke-1 Lokasi Ke-1 merupakan ruang semi tertutup yang terletak di Jalan Tambak Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jagung Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, menurut Purwono dan Hartanto (2007), klasifikasi dan sistimatika tanaman

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab DAMP) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan September 2013 serta Prakiraan Hujan Bulan November, Desember 2013 dan Januari 2014 disusun berdasarkan hasil pengamatan data hujan dari 60 stasiun

Lebih terperinci

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian dan kandungan gas atmosfer. 2. Memahami fungsi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perbandingan Evapotranspirasi Tanaman Acuan Persyaratan air tanaman bervariasi selama masa pertumbuhan tanaman, terutama variasi tanaman dan iklim yang terkait dalam metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

BAB II TEMPERATUR UDARA

BAB II TEMPERATUR UDARA BAB II TEMPERATUR UDARA Temperatur udara menyatakan tingkat panas atau dinginnya udara; temperatur udara dinyatakan dengan satuan DERAJAT CELCIUS, Fahrenheit, reamur, ataukelvin. Persamaannya antara skala-skala

Lebih terperinci

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan MEKANISME By : Dewi Maya Maharani Pengeringan Prinsip Dasar Pengeringan Proses pemakaian panas dan pemindahan air dari bahan yang dikeringkan yang berlangsung secara serentak bersamaan Konduksi media Steam

Lebih terperinci

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Ruang Pengering dan Sebarannya A.1. Suhu Lingkungan, Suhu Ruang, dan Suhu Outlet Udara pengering berasal dari udara lingkungan yang dihisap oleh kipas pembuang, kemudian

Lebih terperinci

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Lebih terperinci

MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL SMKP1D01-02DBK

MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL SMKP1D01-02DBK MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL 02DBK PENGANTAR KLIMATOLOGI PERTANIAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering Sebuah penelitian dilakukan oleh Pearlmutter dkk (1996) untuk mengembangkan model

Lebih terperinci

BAB IV KELAYAKAN PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI SEBAGAI TEMPAT RUKYAH DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

BAB IV KELAYAKAN PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI SEBAGAI TEMPAT RUKYAH DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH BAB IV KELAYAKAN PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI SEBAGAI TEMPAT RUKYAH DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH A. Analisis Latar Belakang Perekomendasian Pantai Pancur Alas Purwo Banyuwangi sebagai Tempat

Lebih terperinci

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. BAB 5 PEMUAIAN Kompetensi Dasar: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. minyak air Standar Kompetensi: Memahami wujud zat dan perubahannya. Peta Konsep: Pemuaian

Lebih terperinci

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5 Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5 PENGERTIAN KALOR Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda

Lebih terperinci

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP RANCANG BANGUN ALAT PENGERING IKAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA PLAT GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN CYCLONE UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS ALIRAN UDARA PENGERINGAN Lingga Ruhmanto Asmoro NRP. 2109030047 Dosen

Lebih terperinci

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Ozon (O 3 ) mempunyai fungsi melindungi bumi dari radiasi sinar Ultraviolet Ozon sekarang ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air TINJAUAN PUSTAKA Neraca Air Neraca air adalah model hubungan kuantitatif antara jumlah air yang tersedia di atas dan di dalam tanah dengan jumlah curah hujan yang jatuh pada luasan dan kurun waktu tertentu.

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur Disusun oleh : Yudi Leo Kristianto (0951010014) Dosen : JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

A. Definisi (pengertian)

A. Definisi (pengertian) II. CUACA DAN IKLIM A. Definisi (pengertian) Cuaca adalah keadaan fisis atmosfer pada suatu saat di suatu tempat. Keadaan fisik atmosfer ini dinyatakan dengan hasil pengukuran berbagai unsur-unsurnya,

Lebih terperinci

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan April 2013 serta Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. RADIASI MATAHARI DAN SH DARA DI DALAM RMAH TANAMAN Radiasi matahari mempunyai nilai fluktuatif setiap waktu, tetapi akan meningkat dan mencapai nilai maksimumnya pada siang

Lebih terperinci

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi Daur Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume

Lebih terperinci

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Keenam (SUHU UDARA II)

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Keenam (SUHU UDARA II) HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Keenam (SUHU UDARA II) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST. MT 5. Penyebaran Suhu Menurut Ruang dan Waktu A. Penyebaran Suhu Vertikal Pada lapisan troposfer,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Tanpa Beban Untuk mengetahui profil sebaran suhu dalam mesin pengering ERK hibrid tipe bak yang diuji dilakukan dua kali percobaan tanpa beban yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BUKU SISWA (BS-01) SUHU DAN PEMUAIAN Pengertian Suhu. Pemuaian

BUKU SISWA (BS-01) SUHU DAN PEMUAIAN Pengertian Suhu. Pemuaian BUKU SISWA (BS-01) SUHU DAN PEMUAIAN Pengertian Suhu Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda. Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi, sedangkan

Lebih terperinci

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. KAJIAN EKSPERIMEN ENERGI KALOR, LAJU KONVEKSI, dan PENGURANGAN KADAR AIR PADA ALAT PENGERING KERIPIK SINGKONG Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A413749 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode penelitian ada dua macam yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL SMKP1D03-04DBK

MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL SMKP1D03-04DBK MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL 04DBK PENGENDALIAN IKLIM MIKRO DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan bejana berjungkit sebagai alat pengukuran memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan pengggunaan alat pengkuran konvensional. Kelebihan alat ini memberikan kemudahan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah timbangan analitik, tabung reaksi, higrometer, altimeter, pipet berskala, labu ukur, oven, spektrofotometer, gunting, plastik, alat

Lebih terperinci

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. KALOR A. Pengertian Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Karakteristik Lokasi Penelitian Luas areal tanam padi adalah seluas 6 m 2 yang terletak di Desa Langgeng. Secara administrasi pemerintahan Desa Langgeng Sari termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Hasil Pengolahan Band VNIR dan SWIR

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Hasil Pengolahan Band VNIR dan SWIR BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Hasil Pengolahan Band VNIR dan SWIR Hasil pengolahan dari nilai piksel band VNIR dan SWIR yang dibahas pada bab ini yaitu citra albedo, NDVI dan emisivitas. Ketiganya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PHPT, Muara Angke, Jakarta Utara. Waktu penelitian berlangsung dari bulan April sampai September 2007. B. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

Antiremed Fisika. Persiapan UAS 1 Fisika Kelas Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini?

Antiremed Fisika. Persiapan UAS 1 Fisika Kelas Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini? Antiremed Fisika Persiapan UAS 1 Fisika Kelas 7 Doc. Name: AR07FIS01UAS Version: 2015-04 halaman 1 01. Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini? (A) 20 ml (B) 40 ml (C) 40 ml (D)

Lebih terperinci

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter Penyehatan Udara Penyehatan udara merupakan upaya yang dilakukan agar udara yang ada disekeliling kita sebagai makhluk hidup tidak mengalami cemaran yang dapat berdampak pada kesehatan. Penyehatan udara

Lebih terperinci

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan TINJAUAN PUSTAKA A. Pengeringan Tipe Efek Rumah Kaca (ERK) Pengeringan merupakan salah satu proses pasca panen yang umum dilakukan pada berbagai produk pertanian yang ditujukan untuk menurunkan kadar air

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL Website:

Lebih terperinci

-3 - BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Kepala Badan adalah Kepala Badan Meteorologi,

-3 - BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Kepala Badan adalah Kepala Badan Meteorologi, -2-2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengamatan dan Pengelolaan Data Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 88, Tambahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun Sekotong Lombok Barat, NTB. Pelaksanaan penelitian selama ± 65 hari dari bulan Februari hingga

Lebih terperinci

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C) Pengaruh Kadar Gas Co 2 Pada Fotosintesis Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat mengalami proses fotosintesis yaitu proses pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia dengan terbentuknya senyawa

Lebih terperinci