BAB III LEMBAR UDARA ( = HUMIDITY)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III LEMBAR UDARA ( = HUMIDITY)"

Transkripsi

1 BAB III LEMBAR UDARA ( = HUMIDITY) Udara mengandung uap air, banyak uap air yang terkandung didalam udara itu tidak merata melainkan berbeda-beda dan tempat dan berubah-ubah dalam waktu, kemampuan maximum udara untuk mengandung uap air adalah tergantung pada temperaturnya makin tinggi temperaturnya maka makin besarlah kemampuan maximumnya udara yang bersangkutan untuk mengandung uap air, udara yang bertemperatur 18 C misalnya, paling banyak dapat mengandung uap air sampai sebanyak 20,7 milibar, sedangkan udara yang temperaturnya 19 C dapat mengandung uap air sampai sebanyak 22,0 milibar (milibar adalah satuan tekanan uap) nilai-nilai kemampuan maximum udara untuk mengandung uap air pada berbagai temperature-temperatur dapat dijumpai dalam TABLE REGNAULT. T E T E T E 35 c c 56,3 MB 53,2 50,3 47,6 44,9 42,4 40,0 37,7 35,6 33,6 31,7 29,9 23 c C 28,1 MB 26,4 24,8 23,3 22,0 20,7 19,3 18,1 17,1 16,0 14,9 14,0 MB ,1 MB 12,3 11,5 10,7 10,0 9,5 8,7 8,1 7,6 7,1 6,5 6,1 MB Dalam TABLE REGNAULT tercantum diatas, maka: T = Temperatur udra yang bersangkutan E = Nilai kemampuan maximum udara yang bersangkutan untuk mengandung uap air pada temperatur yang sama 14

2 LEMBAB UDARA RELATIF Lembab udara relatif adalah nilai PERBANDINGAN antara banyaknya uap air yang betul-betul terkandung didalam udara (=e) dengan nilai kemampuan maximum udara yang bersangkutan untuk mengandung uap air pada temperatur yang sama rumus lembab udara relatif adalah sebagai berikut : L.U.R = c x 100%, dimana E C = Banyak uap air yang betui-betul terkandung didalam udara dan E = Nilai kemampuan maximum udara yang bersangkutan untuk mengandung uap air pada temperatur yang sama. Contoh : Suatu udara bertemperatur 32 C dan mengandung uap air sebanyak 35.6 milibar Pertanyaan-pertanyaan: 1. Berapa produsenkah nilai lembab udara relatif udara tersebut? 2. Kalau udara tersebut didinginkan, maka pada temperatur berapa derajatkah udara tersebut akan mulai menghasilkan kondensasi? Temperatur tersebut mendaki sebuah gunung, maka pada ketinggian berapa ratus meterkah udara tersebut akan mulai menghasilkan awan? Catatan-catatan: a) Awan tidak terdiri dari uap air, melainkan awan terdiri dari butir-butir air cair dengan demikian, maka awan merupakan hasil dari suatu proses KONDENSASI b) Udara yang belum KENYANG dengan uap air, apabila terangkat ke atas akan menjadi dingin dengan 1 C tiap naik 100 meter Jawaban: 1. Nilai lembab udara Relatif udara tersebut adalah sebagai berikut: L.U.R = c x 100%; L.U.R = 35,6 x 100% = I.k 75% E 47,6 2. Kalau suatu udara didinginkan, maka nilal E nya akan mengecil, dan kalau udara tersebut diatas didinginkan sampai 27 C maka nilai F udara tersebut akan turun 15

3 Menjadi sebesar 35,6 mb, sama dengan nilai c nya; hal ini berarti bahwa udara tersebut mencapai titik KENYANG nya karena nilai L.U.R nya menjadi: 35,6 x 100% = 100% 35,6 Dengan demikian, maka kalau udara tersebut didingkan lebih jauh lagi, maka udara tersebut akan kelebihan uap air, dan uap air yang Iebih itu akan keluar dan udara sebagai air cair, jadi kalau udara tersebut didinginkan, maka udara tersebut akan mulai menghaisilkan kondensasi (pengembunan) pada temperatur 27 C. Temperatur dimana suatu udara mulai menghasilkan pengembunan. apabila didingmnkan itu disebut temperatur titik embun (Dew point temperature). 3. Untuk menghasilkan awan. maka udara tersebut harus naik sedemikian tinggi, sehingga udara tersebut mencapai temperatur 270; untuk itu maka udara ini harus naik setinggi (32-27) x 100 meter = 500 meter. Dengan demikian, maka udara tersebut, apabila mendaki sebuah gunung akan mulai membentuk awan pada ketinggian 500 meter (lihat lukisan dibawah). Cara untuk menyatakan tingkat kelembaban udara Kita kenal beberapa macam cara untuk menyatakan tingkat kelembaban udara sebagai berikut 1. Lembab udara relatif menyatakan Kelembaban udara dalam satuan prosen 2. Lembab udara absolute menyatkan banyak gram uap air yang terkandung dalam tiap satu meter kubik udara 3. Lembab udara spesifik menyatakan banyak gram uap air yang terkandung didalam tiap satu kilogram udara. 4. Maxing ratio (=perbandingan campuran) menyataan banyak gram uap air yang bercampur dengan tiap 1 kg udang Kering 16

4 5. Dew point temperature (= temperatur titik embun) ialah temperatur dimana suatu udara mulai menghasilkan kondensasi apabila didinginkan dalam contoh soal tersebut diatas maka dew point temperatur udara yang bersangkutan adalah 27 0 c. Alat-alat pengukur kelembaban udara antara lain adalah : 1. Hydrometer rambut 2. Hygrograf = hygrometer rambut yang dapat mencapat sendiri 3. Psychrometer Cara bekerja hygrometer rambut adalah didasarkan atas sifat rambut manusia yang telah dibersihkan dari lemaknya, rambut tersebut akan menjadi panjang kalau nilai lembab udara bertambah besar, dan akan menjadi pendek kalau nilai lembab udara berkurang gerakan memanjang memendek rambut tersebut disalurkan kepada sebuah jarum penunjuk yang berputar diatas segala lembab udara relatif. Pada lukisan dibawah maka: A = Sekrup-sekrup pemegang yang berkedudukan tetap B = Sekelompok rambut manusia yang telah dibersihkan dari lemaknya C = tangkai bergerigih, D = pegas (per) E = roda bergerigih D = jarui menunjuk G = skala lembab udara relatif Kalau nilai lembab udara naik, maka rambut-rambut B akan memanjang sehingga D mendapat kesempatan untuk menarik tangkai C kekiri, dengan akibat roda E + jarum F berputar kekanan untuk menunjukkan nilai lembab udara yang lebih tinggi. Kala nilai lembab udara berkurang, maka rambut-rambut B akan menjadi pendek sehingga menarik tangkai C ke kanan, dengan akibat, roda E + jarum F berputar kekiri untuk menunjukkan nilai lembab udara yang Iebih rendah. 17

5 Hygrogra pada prinsipnya adalah sama dengan hygrometer, rambut h anya pada hygrograf jarum penunjuknya diganti dengan sebuah selinder yang dapat beruptar sendiri yang diselubungi dengan selebaran kertas grafik lembab udara relatif. Dan garis grafi yang ditinggalkan pada kertas grafik lembab udara relatif itu dapat di baca nilai lembab udara relatif untuk setiap saat dan hari yang Iampau. Jalan harian lembab udara relatif dapat pula dibaca pada garis grafik L.U.R tersebut, jalan harian lembab udara relatif merupakan kebaikan jalan tempenatur udara ini mudah dimengerti mengingat bahwa rumus lembab udara relatif adalah seperti berikut: SYCHROMETER terdiri dari dua buah yaitu : Lukisan dibawah maka : A = Termometer yang terbalut dan berada dalam keadaan basah secara terus menerus dan oleh sebab itu maka termometer A disebut WET BULB (=bola basah) 18

6 B = Termometer yang tidak, terbalut yang lazimnya disebut DRY BELB (= bola kering) C = kain pembalut (musim) yang terus menerus berada dalam keadaan basah D = kain Hygrosiofis E = tabung yang berisikan air bersih F = nilai perbedaan penunjukkan temperatur antara termometer A dan termometer B Termograf 19

7 a) = termogram mingguan b) = hygrogram mingguan untuk minggu yang sama Disini nampak bahwa JALAN HARIAN Lembab udara relatif merupakan kebalikannya JALAN HARIAN Temperatur udara. Setiap akan melaksanakan harus berada dalam keadaan tidak KENYANG (dengan uap air) maka pada kain pembalut akan terjadi penguapan air yang dikandungnya, untuk penguapan dibutuhkan PANAS dan PANAS yang dibutuhkan itu di ambil dari termometer A, sehingga penunjukkan temperatur oleh termometer A akan menurun : makin kering keadaan disekitarnya, maka makin lancarlah berlangsungnya penguapan pada kain C dan makin jauhlah turun temperatur pada termometer A. 20

8 Dari nilai temperatur yang ditujukan oleh DRY BULB B dan nilai perbedaan temperatur F antara Dry Bulb B dan Wet Bulb A dapat dihitung nilai lembab udara relatifnya. Kalau udara disekitar tersebut berada dalam keadaan KENYANG maka pada Wet Bulb tidak akan terjadi penguapan, sehingga menunjukan tempratur oleh Wet Bulb dan oleh Dry Bulb tidak akan terjadi penguapan, sehingga menunjukan temperatur oleh Wet Bulb dan oleh Dry Bulb akan sama nilainya, hal mana brarti bahwa lembab udara relatifnya = 100% Didalam praktek, maka telah tersedia suatu TABLE (=daftar) dari mana langsung dapat diperoleh nilai lembab udara relatifnya dapat menggunakan nilai perbedaan temperatur F antara Dry Bulb dan Wet Bulb, dan nilai temperatur yang ditunjukkan oleh Dry Bulb (lihat daftar dibawah). DAFTAR PSYCHROMETER F = NIlai perbedaan temperatur antara dry bulb dengan wet bulb. Td = Temperatur titik embun (=dry point temperatur) = Lembab Udara Relatif Ringkasan Banyak uap air yang terkandung dalam udara disebut lembab udara : Tingkat kelembutan udara dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara : lembab udara relatif, lembab udara absolut lembab udara spesifik, mixing ratio (perbandingan campuran) dan Dew Point temperatur (temperatur titik embun). Kemmapuan 21

9 maximum suatu udara untuk mengandung uap air terkandung pada temperatur udara. Kelembaban udara diukur dengan menggunakan bermacam-macam alat ukur termasuk Hygrometer rambut, Hygrograf dan Psychmeter. Pertanyaan-pertanyaan 1. Apakah lembab udara itu? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kemampuan maximum udara untuk mengandung udara air? 3. Sebutkan macam-macam, serata penjelasan untuk setiap macam cara menyatakan tingkat kelembaban udara? 4. Apabila temperatur dan suatu udara menurun apakah kemampuan maximum udara tersebt untuk mengandung uap air bertambah atau berkurang? 5. Dalam table apakah kita dapat melihat hubungan antara nilai maximum kemampuan mengandung uap air dengan temperatur udara? 6. Sebutkan komponen-komponen dasar dan cara kerja dari: a. Hygrometer rambut b. Hygrograf c. Psychrometer 7. Apakah hubungan antara lembab lembab udara relatif dengan temperatur titik embun (dew point temperature)? 8. Suatu udara mempunyai temperatur 25 C dan mengandung uap air sebanyak 23,0 mb! a. Berapakah nilai lembab udara relatif udara tersebut? b. Kalau udara tersebut didinginkan pada temperatur berapakah udara tersebut mulai menghasilkan konsensasi? c. Kalau udara tersebut mendaki sebuah gunung pada ketinggian beberapa ratus meterkah udara tersebut mulai menghasilkan awan? 22

BAB II TEMPERATUR UDARA

BAB II TEMPERATUR UDARA BAB II TEMPERATUR UDARA Temperatur udara menyatakan tingkat panas atau dinginnya udara; temperatur udara dinyatakan dengan satuan DERAJAT CELCIUS, Fahrenheit, reamur, ataukelvin. Persamaannya antara skala-skala

Lebih terperinci

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab PSIKROMETRI Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab 1 1. Atmospheric air Udara yang ada di atmosfir merupakan campuran dari udara kering dan uap air. Psikrometri

Lebih terperinci

Campuran udara uap air

Campuran udara uap air Campuran udara uap air dan hubungannya Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang campuran udara-uap air dan hubungannya membaca grafik psikrometrik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

KU = kutub utara bumi KS = kutub selatan bumi

KU = kutub utara bumi KS = kutub selatan bumi BABV TEKANAN UDARA Pada prinsipnya, maka tekanan udara adalah sama dengan berat udara yang berada tegak lurus diatas tempat penilik yang bersangkutan, dengan demikian, maka dapatlah dimengerti bahwa, jika

Lebih terperinci

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA)

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA) HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST. MT. js1 1. Kelembaban Mutlak dan Relatif Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.

Lebih terperinci

A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs

A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian

Lebih terperinci

SUHU, TEKANAN, & KELEMBABAN UDARA

SUHU, TEKANAN, & KELEMBABAN UDARA SUHU, TEKANAN, & KELEMBABAN UDARA HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2016 PSD131-BA-TM11-PGSD_UEU-2016 23/07/2017 1 Tujuan Pembelajaran Mampu mendeskripsikan

Lebih terperinci

MODUL 8 PSIKROMETRIK CHART

MODUL 8 PSIKROMETRIK CHART MODUL 8 PSIKROMETRIK CHART Psychrometric Chart atau Chart psikrometrik merupakan hasil karya jenius peninggalan kakek moyang kita yang berhubungan dengan karakteristik udara. Dengan adanya chart ini maka

Lebih terperinci

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8 Faris Razanah Zharfan 1106005225 / Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8 19.6 Air at 27 o C (80.6 o F) and 60 percent relative humidity is circulated past 1.5 cm-od tubes through which water

Lebih terperinci

ALAT UKUR KELEMBABABAN UDARA

ALAT UKUR KELEMBABABAN UDARA MAKALAH INSTRUMENTASI LINGKUNGAN ALAT UKUR KELEMBABABAN UDARA DISUSUN OLEH KELOMPOK III : Bahtiar (0710930011) Dista Aris Tamalia (0710933002) Fitri Oktafiani (0810933004) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

HUMIDIFIKASI DEHUMIDIFIKASI

HUMIDIFIKASI DEHUMIDIFIKASI HUMIDIFIKASI DEHUMIDIFIKASI HUMIDITY (SPECIFIC HUMIDITY) Humidity (specific humidity) : perbandingan antara massa uap air (lb atau kg) dengan massa (lb atau kg) = m H 2 O 18p H2 O 18n H2 O = = m dry air

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengering Udara Pengering udara adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan air pada udara terkompresi (compressed air). Sistem ini menjadi satu kesatuan proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Split Air Conditioner (AC) split merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondikan udara didalam ruangan sesuai dengan yang diinginkan oleh penghuni.

Lebih terperinci

Kelembaban Udara. Klimatologi. Meteorology for better life

Kelembaban Udara. Klimatologi. Meteorology for better life Kelembaban Udara Departemen Geofisika dan Meteotologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Klimatologi Meteorology for better life Kerapatan Uap Air ( ) Pernyataan Kelembaban

Lebih terperinci

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8 Faris Razanah Zharfan 06005225 / Teknik Kimia TUGAS. MENJAWAB SOAL 9.6 DAN 9.8 9.6 Air at 27 o C (80.6 o F) and 60 percent relative humidity is circulated past.5 cm-od tubes through which water is flowing

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Program Studi Mata Kuliah SKS Semester Waktu Dosen Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok/Penggalan Materi : Pendidikan Geografi : Praktikum Meteorologi : 1 SKS : I /

Lebih terperinci

UNIT 4 SIKLUS REFRIGERASI

UNIT 4 SIKLUS REFRIGERASI UNIT 4 SIKLUS REFRIGERASI Unit lalu menguraikan komponen atau bagian-bagian dari siklus udara pada sistem pengkondisian udara. Pada satu titik/point dalam suatu sistem, udara mengalir melawati permukaan

Lebih terperinci

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB Pendahuluan Pengeringan merupakan salah satu metode pengawetan pangan paling kuno yang dikenal oleh manusia. Pengawetan daging, ikan, dan makanan lain dengan pengeringan

Lebih terperinci

BAB 9. Kurva Kelembaban (Psychrometric) dan Penggunaannya

BAB 9. Kurva Kelembaban (Psychrometric) dan Penggunaannya BAB 9 Kurva Kelembaban (Psychrometric) dan Penggunaannya a. Terminologi Kelembaban Ҥ (specific humidity) merupakan massa uap air (dalam lb atau kg) per unit massa udara kering (dalam lb atau kg) (beberapa

Lebih terperinci

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi Pengeringan Shinta Rosalia Dewi SILABUS Evaporasi Pengeringan Pendinginan Kristalisasi Presentasi (Tugas Kelompok) UAS Aplikasi Pengeringan merupakan proses pemindahan uap air karena transfer panas dan

Lebih terperinci

GEJALA-GEJALA YANG TERJADI DI ATMOSFER

GEJALA-GEJALA YANG TERJADI DI ATMOSFER GEJALA-GEJALA YANG TERJADI DI ATMOSFER GEJALA-GEJALA YANG TERJADI DI ATMOSFER GEJALA OPTIK GEJALA KLIMATIK Gejala-gejala Optik Pelangi, yaitu spektrum matahari yang dibiaskan oleh air hujan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

DATA METEOROLOGI. 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari

DATA METEOROLOGI. 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari DATA METEOROLOGI 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari Umum Data meteorology sangat penting didalam analisa hidrologi pada suatu daerah

Lebih terperinci

ENGE DA D L A IAN IA RH S ELAM A A A PENY

ENGE DA D L A IAN IA RH S ELAM A A A PENY PENGENDALIAN RH SELAMA PENYIMPANAN Tujuan Instruksional Khusus : - Mahasiswa mampu menerapkan cara-cara pengendalian kelembaban udara dalam penyimpanan produk pascapanen. Kelembaban (Humidity) adalah jumlah

Lebih terperinci

AIR CONDITIONING SYSTEM. Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 28 July 2009

AIR CONDITIONING SYSTEM. Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 28 July 2009 AIR CONDITIONING SYSTEM Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 28 July 2009 Fungsi dan Klasifikasi Air Conditioning System Fungsi : sistim yang dibuat untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM AGRIKLIMATOLOGI

LAPORAN PRATIKUM AGRIKLIMATOLOGI LAPORAN PRATIKUM AGRIKLIMATOLOGI PENGENALAN ALAT- ALAT PENGUKUR CUACA Di Susun Oleh Kelompok 10 Nama Anggota : 1. ROUDHATUL JANNAH D1B012035 2. UCA ADHITYA S D1B012036 3. EBI FEBRIANSYAH D1B012039 4. BURJU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 4. Bagaimana cara menampilkan hasil suhu dan kelembaban yang terbaca dengan menggunakan LCD dan komputer?

BAB 1 PENDAHULUAN. 4. Bagaimana cara menampilkan hasil suhu dan kelembaban yang terbaca dengan menggunakan LCD dan komputer? BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Alat pengukur kelembaban dan suhu sangat banyak diperlukan dalam hal-hal tertentu. Contohnya, pada suatu gudang penyimpanan sangat penting diperhatikan suhu dan kelembaban

Lebih terperinci

Epoxy Floor Coating :

Epoxy Floor Coating : PT PUTRA MATARAM COATING INTERNATONAL Epoxy Floor Coating : Aplikasi dan masalahnya Volume 2 Desember 2015 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi polimer epoksi sebagai

Lebih terperinci

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Ozon (O 3 ) mempunyai fungsi melindungi bumi dari radiasi sinar Ultraviolet Ozon sekarang ini

Lebih terperinci

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. KAJIAN EKSPERIMEN ENERGI KALOR, LAJU KONVEKSI, dan PENGURANGAN KADAR AIR PADA ALAT PENGERING KERIPIK SINGKONG Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A413749 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Analisa Kinerja Cooling Tower Induced Tipe Induced Draft Cross Flow Sebelum menganalisa kinerja cooling tower akan dibahas mengenai data sfesifikasi desain cooling tower tipe

Lebih terperinci

1. Bengkuang yang digunakan diperoleh dari pasar pakem 2. Udara panas sebagai media pengering

1. Bengkuang yang digunakan diperoleh dari pasar pakem 2. Udara panas sebagai media pengering I Menentukan koefisien transfer massa optimum BAB III METODE PENELITIAN 3.1. BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN 1. Bengkuang yang digunakan diperoleh dari pasar pakem 2. Udara panas sebagai media pengering 3.2.

Lebih terperinci

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN BERBASIS PID Ultrasonic Cavitation Rate Settings to Adjust Indoor Humidity Based On PID Pembimbing: 1. Dr. Muhammad Rivai S.T., M.T.

Lebih terperinci

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) KEPMENAKER NO.51 TAHUN 1999 TENTANG NAB FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA 1. Iklim kerja : hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan

Lebih terperinci

Menurut Brennan (1978), pengeringan atau dehidrasi didefinisikan sebagai pengurangan kandungan air oleh panas buatan dengan kondisi temperatur, RH, da

Menurut Brennan (1978), pengeringan atau dehidrasi didefinisikan sebagai pengurangan kandungan air oleh panas buatan dengan kondisi temperatur, RH, da BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dehumidifier Dehumidifier adalah perangkat yang menurunkan kelembaban dari udara. Alat ini menggunakan kipas untuk menyedot udara lembab, yang berhembus menyeberangi serangkaian

Lebih terperinci

Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola

Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola Standar Nasional Indonesia Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola ICS 17.200.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

Minggu 1 : Daur Hidrologi Minggu 2 : Pengukuran parameter Hidrologi Minggu 3 : Pencatatan dan pengolahan data Hidroklimatologi

Minggu 1 : Daur Hidrologi Minggu 2 : Pengukuran parameter Hidrologi Minggu 3 : Pencatatan dan pengolahan data Hidroklimatologi Minggu 1 : Daur Hidrologi Minggu 2 : Pengukuran parameter Hidrologi Minggu 3 : Pencatatan dan pengolahan data Hidroklimatologi Minggu 4 ruang : Analisis statistik data terhadap Minggu 5 waktu : Analisis

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI COOLING PAD BERBAHAN SUMBU KOMPOR DENGAN PENAMBAHAN VARIASI DUCTING BERBENTUK SILINDER DAN BALOK ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI COOLING PAD BERBAHAN SUMBU KOMPOR DENGAN PENAMBAHAN VARIASI DUCTING BERBENTUK SILINDER DAN BALOK ABSTRAK STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI COOLING PAD BERBAHAN SUMBU KOMPOR DENGAN PENAMBAHAN VARIASI DUCTING BERBENTUK SILINDER DAN BALOK Oleh Dosen Pembimbing : I Made Yudha Permata : Ir. Hendra Wijaksana, MSc

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA

Lebih terperinci

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air. KELEMBABAN UDARA 1 Menyatakan Kandungan uap air di udara. Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Prosedur Pengujian Pengujian ini di lakukan untuk mengetahui kemampuan dari cooling tower dalam menurunkan suhu panas dari mesin yang beroperasi atau bekerja.

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran 6 : Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Klimatologi

Kegiatan Pembelajaran 6 : Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Klimatologi Kegiatan Pembelajaran 6 : Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Klimatologi A. Deskripsi Ruang lingkup materi ini meliputi : pengenalan prinsip dan prosedur peralatan Klimatologi, untuk menunjang keterampilan

Lebih terperinci

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract ANALISIS EVAPORATIVE AIR COOLER DENGAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA Hendra Listiono 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau

Lebih terperinci

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan alahan yang diteliti, sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.3 Tujuan Instruksional Khusus I.4 Manfaat Percobaan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.3 Tujuan Instruksional Khusus I.4 Manfaat Percobaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perpindahan massa antar fase hampir dijumpai disetiap proses dalam teknik kimia, sebagai contoh : ekstraksi cair-cair, leaching, distilasi, absorbsi, pengeringan, dan

Lebih terperinci

awan sempurna Obeservasi cuaca permukaan merupakan suatu cara untuk mendapatkan

awan sempurna Obeservasi cuaca permukaan merupakan suatu cara untuk mendapatkan OBSERVASI CUACA A. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan observasi cuaca adalah untuk memperoleh informasi dan data cuaca harian. B. LANDASAN TEORI Cuaca merupakan keadaan atmosfer seharihari dan terjadi di daerah tertentu.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA I. TUJUAN

Lebih terperinci

BAB 2 DATA METEOROLOGI

BAB 2 DATA METEOROLOGI BAB 2 DATA METEOROLOGI CUACA DAN IKLIM Data Meteorologi sangat penting didalam analisa Hidrologi pada suatu daerah aliran, karena meteorologi erat hubungannya dengan karakteristik daerah aliran. Persoalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pendingin Sistem pendingin merupakan sebuah sistem yang bekerja dan digunakan untuk pengkondisian udara di dalam ruangan, salah satunya berada di mobil yaitu

Lebih terperinci

Salah satu jenis pengering udara adalah regenerative desiccant air dryer. Gambar 2.2 merupakan salah satu contoh dari alat pengering udara jenis

Salah satu jenis pengering udara adalah regenerative desiccant air dryer. Gambar 2.2 merupakan salah satu contoh dari alat pengering udara jenis BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Alat Pengering Udara Pengering udara adalah suatu alat yang digunakan untuk mengurangi bahkan menghilangkan kandungan uap air dalam udara. Pengering udara yang banyak

Lebih terperinci

5/16/2013 SUHU / TEMPERATUR. This page was created using Nitro PDF SDK trial software. To purchase, go to

5/16/2013 SUHU / TEMPERATUR. This page was created using Nitro PDF SDK trial software. To purchase, go to IV. Suhu dan Kelembaban Udara - Pengertian Suhu - Variasi suhu - Pengaruh Suhu terhadap pertanian - Pengertian Kelembaban - Variasi Kelembaban - Pengaruh Kelembaban terhadap pertanian SUHU / TEMPERATUR

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI Oleh IRFAN DJUNAEDI 04 04 02 040 1 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

AWAN DAN KELEMBABAN BAB. Siklus Air di Atmosfir. Penguapan, Kondensasi, dan Titik Jenuh

AWAN DAN KELEMBABAN BAB. Siklus Air di Atmosfir. Penguapan, Kondensasi, dan Titik Jenuh BAB 5 AWAN DAN KELEMBABAN Siklus Air di Atmosfir Siklus hidrologi: uap air dari benda mati (evaporasi) dan benda hidup (transpirasi), berkondensasi menjadi awan, dan turun sebagai hujan (presipitasi).

Lebih terperinci

TERMOMETER MAKSIMUM. Yosik Noman Meteorology I C Akademi Meteorologi dan Geofisika. Abstrak

TERMOMETER MAKSIMUM. Yosik Noman Meteorology I C Akademi Meteorologi dan Geofisika. Abstrak TERMOMETER MAKSIMUM Yosik Noman 13.07.1710 Meteorology I C Akademi Meteorologi dan Geofisika Abstrak Termometer maksimum adalah alat untuk mengukur temperatur yang menaik atau maksimum. Alat ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Menara pendingin didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang fluida kerjanya adalah udara dan air yangberfungsi mendinginkan air dengan mengontakannya keudara

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K3 Revisi Antiremed Kelas Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK3ARFIS0PAS Version: 206- halaman 0. Perhatikan gambar! 5kg F Berapakah besar gaya F agar papan tersebut setimbang?

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Airconditioning Engineers, 1989), kenyamanan termal merupakan perasaan dimana seseorang merasa nyaman dengan keadaan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian 17 MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada 11 Maret hingga 5 Juni 011. Waktu penelitan dibagi menjadi enam periode, setiap periode perlakuan dilaksanakan selama 14 hari. Penelitian

Lebih terperinci

Analisa performansi cooling pad dengan penambahan saluran berbentuk silinder dan balok

Analisa performansi cooling pad dengan penambahan saluran berbentuk silinder dan balok Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. No. 31, Januari 17 (1 6) Analisa performansi cooling pad dengan penambahan saluran berbentuk silinder dan balok I Made Yudha Permata 1), Hendra Wijaksana ) dan

Lebih terperinci

UNIT 7 PROSES-PROSES PSYCHROMETRICS

UNIT 7 PROSES-PROSES PSYCHROMETRICS UNIT 7 PROSES-PROSES PSYCHROMETRICS Pada bagian ini akan dijelaskan proses-proses psychrometrics yang sederhana secara grafik. Hubungan term-term dengan segala perubahan yang terjadi pada suatu kondisi

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PROTOTYPE DAN PENGUJIAN PROTOTYPE

BAB IV EVALUASI PROTOTYPE DAN PENGUJIAN PROTOTYPE BAB IV EVALUASI PROTOTYPE DAN PENGUJIAN PROTOTYPE 4.1 EVALUASI PROTOTYPE Setelah selesai pembuatan prototype, maka dilakukan evaluasi prototipe untuk mengetahui apakah prototipe tersebut telah memenuhi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem refrigerasi kompresi uap merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil sejumlah panas dari suatu barang atau benda lainnya dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DASAR TEORI 2.1.1 Metode Metode Pengeringan Metode dalam pengeringan pakaian saat ini di pasaran ada beberapa macam, diantaranya (a) Pengeringan menggunakan cahaya matahari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 4cm. 5 spasi (single)

BAB I PENDAHULUAN. 4cm. 5 spasi (single) BAB I PENDAHULUAN Bold dan Kapital Times new roman Menjorok 1 cm 1.1. Latar Belakang Dalam teknologi penambangan bawah tanah ada dua masalah pokok yang menjadi kendala pada saat pelaksanaan, yaitu : Segi

Lebih terperinci

Antiremed Fisika. Persiapan UAS 1 Fisika Kelas Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini?

Antiremed Fisika. Persiapan UAS 1 Fisika Kelas Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini? Antiremed Fisika Persiapan UAS 1 Fisika Kelas 7 Doc. Name: AR07FIS01UAS Version: 2015-04 halaman 1 01. Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini? (A) 20 ml (B) 40 ml (C) 40 ml (D)

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN PENGARUH KECEPATAN UDARA. PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN A. Walujodjati * Abstrak Penelitian menggunakan Unit Aliran Udara (duct yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PERHITUNGAN DARI BEBERAPA ALAT. V.1 Hasil perhitungan beban pendingin dengan memakai TRACE 700

BAB V ANALISA PERHITUNGAN DARI BEBERAPA ALAT. V.1 Hasil perhitungan beban pendingin dengan memakai TRACE 700 BAB V ANALISA PERHITUNGAN DARI BEBERAPA ALAT V.1 Hasil perhitungan beban pendingin dengan memakai TRACE 700 Tabel 5.1. Hasil perhitungan beban pendingin metode TETD-TA1 No. Parameter 1. Cooling Coil Selection

Lebih terperinci

PEMODELAN TLCL DAN TcCL UNTUK KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODA SKEW-T PLOTTING Toni Samiaji Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim, LAPAN

PEMODELAN TLCL DAN TcCL UNTUK KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODA SKEW-T PLOTTING Toni Samiaji Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim, LAPAN PEMODELAN TLCL DAN TcCL UNTUK KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODA SKEW-T PLOTTING Toni Samiaji Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim, LAPAN ABSTRACT Simple model has been made to predict temperature

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SIFAT UDARA PADA TEKANAN ATMOSFER

LAMPIRAN I SIFAT UDARA PADA TEKANAN ATMOSFER LAMPIRAN I SIFAT UDARA PADA TEKANAN ATMOSFER LAMPIRAN II SPESIFIKASI AC 4 35 3 LAMPIRAN III RELATIF HUMIDITY IN EVAPORATOR 9 8 7 25 15 5 6 5 4 3 rh 23/1/14 12:43 23/1/14 12:44 23/1/14 12:46 23/1/14 12:47

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem refrigerasi dan tata udara semakin berkembang dan merata di segala bidang, tidak terkecuali di bidang industri. Banyak aplikasi-aplikasi baru dalam bidang refrigerasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING

RANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 1 Januari 2016; 24-29 RANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING Sunarwo Program Studi Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang Jl.Prof Soedarto,

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR

Laporan Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR BAB II TEORI DASAR 2.1 Sistem Tata Udara Secara umum pengkondisian udara adalah suatu proses untuk mengkondisikan udara pada suatu tempat sehingga tercapai kenyamanan bagi penghuninya. Tata udara meliputi

Lebih terperinci

LAPORAN KLIMATOLOGI KUNJUNGAN STASIUN BMKG KENTEN

LAPORAN KLIMATOLOGI KUNJUNGAN STASIUN BMKG KENTEN LAPORAN KLIMATOLOGI KUNJUNGAN STASIUN BMKG KENTEN Oleh: SYNTHA ARISKA 05021381419080 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG 2015 A.

Lebih terperinci

Pengaruh Jenis Sprayer Terhadap Efektivitas Pendinginan Evaporasi Kontak Langsung

Pengaruh Jenis Sprayer Terhadap Efektivitas Pendinginan Evaporasi Kontak Langsung Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Pengaruh Jenis Sprayer Terhadap Efektivitas Pendinginan Evaporasi Kontak Langsung *Bambang Yunianto a, Nugroho Epri Isnandi b a

Lebih terperinci

Termometri dan Kalorimetri

Termometri dan Kalorimetri Termometri dan Kalorimetri 1 Termometri adalah cara penentuan temperatur/suhu Kalorimetri/Kalorimeter cara penentuan jumlah panas Hygrometri/Hygrometer cara penentuan kelembaban udara Suhu adalah ukuran

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999 T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999 T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA KEPUTUSAN T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA Menimbang: a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 3 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, perlu

Lebih terperinci

TUGAS PERPINDAHAN PANAS

TUGAS PERPINDAHAN PANAS TUGAS PERPINDAHAN PANAS Cooling Tower Performance Basic Theory and Practice Pengampu: Inayati S.T. M.T. Ph.D Disusun Oleh: 1 Danan Jaya Risantono (I0512014) 2 Fransisca Anita S. (I0512022) 3 Saifuddin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Arduino Uno R3 Pengujian sistem arduino uno r3 dilakukan dengan memprogram sistem arduino uno r3 untuk membuat Pin.4 menjadi nilai positif negative 0 dan 1 yang

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI COOLING PAD BERBAHAN SUMBU KOMPOR TANPA DUCTING DAN DENGAN DUCTING ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI COOLING PAD BERBAHAN SUMBU KOMPOR TANPA DUCTING DAN DENGAN DUCTING ABSTRAK STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI COOLING PAD BERBAHAN SUMBU KOMPOR TANPA DUCTING DAN DENGAN DUCTING Oleh Dosen Pembimbing : A A Dwi Swantika : Ir. Hendra Wijaksana, MSc : Ketut Astawa,ST.MT ABSTRAK Pendinginan

Lebih terperinci

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Karakteristik Air Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Fakta Tentang Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan volume sekitar 1.368 juta km

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FASA LANDING

BAB IV ANALISIS FASA LANDING BAB IV ANALISIS FASA LANDING 4.1. Analisis Penentuan Maximum Landing Weight Seperti yang telah dijelaskan pada Bab II, penentuan Maximum Landing Weight (MLW) dilakukan dengan mengacu kepada flight manual

Lebih terperinci

FISIKA TERMAL Bagian I

FISIKA TERMAL Bagian I FISIKA TERMAL Bagian I Temperatur Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer.

Lebih terperinci

MESIN PENGERING SEPATU DENGAN UDARA BUANG YANG DIMANFAATKAN UNTUK PENGERING SEPATU SKRIPSI

MESIN PENGERING SEPATU DENGAN UDARA BUANG YANG DIMANFAATKAN UNTUK PENGERING SEPATU SKRIPSI MESIN PENGERING SEPATU DENGAN UDARA BUANG YANG DIMANFAATKAN UNTUK PENGERING SEPATU SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin S-1 Disusun Oleh : WILLIAM INDRA KUSUSMA

Lebih terperinci

Proses Pengeringan. Rosdaneli Hasibuan. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Proses Pengeringan. Rosdaneli Hasibuan. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Proses Pengeringan Rosdaneli Hasibuan Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara l. PENDAHULUAN Apakah pengeringan? Bagaimana pengeringan terjadi? Berapa lamakah pengeringan

Lebih terperinci

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN SIKLUS KOMPRESI UAP DIBANTU DUA BUAH PENUKAR KALOR DAN SEPULUH LAMPU 25 WATT SKRIPSI

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN SIKLUS KOMPRESI UAP DIBANTU DUA BUAH PENUKAR KALOR DAN SEPULUH LAMPU 25 WATT SKRIPSI MESIN PENGERING HANDUK DENGAN SIKLUS KOMPRESI UAP DIBANTU DUA BUAH PENUKAR KALOR DAN SEPULUH LAMPU 25 WATT SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

Analisa performansi cooling pad tanpa saluran udara dan dengan saluran udara

Analisa performansi cooling pad tanpa saluran udara dan dengan saluran udara Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol 6 No 1 Februari 17 (1-6) Analisa performansi cooling pad tanpa saluran udara dan dengan saluran udara A A Dwi Swantika 1), Hendra Wijaksana ) dan Ketut Astawa 3)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Data Pengumpulan data di maksudkan untuk mendapatkan gambaran dalam proses perhitungan beban pendingin pada ruang kerja lantai 2, data-data yang di perlukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto MENU HARI INI TEMPERATUR KALOR DAN ENERGI DALAM PERUBAHAN FASE Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat

Lebih terperinci

Analisa Performansi Cooling Pad Tanpa Saluran Udara dan dengan Saluran Udara

Analisa Performansi Cooling Pad Tanpa Saluran Udara dan dengan Saluran Udara Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol.6 No.1, Januari 217 (41-46) Analisa Performansi Cooling Pad Saluran Udara dan dengan Saluran Udara A A Dwi Swantika, Hendra Wijaksana, Ketut Astawa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air conditioner atau yang biasa di sebut AC merupakan sebuah alat yang mampu mengondisikan udara. Dengan kata lain, AC berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD Kalor dan Perpindahannya BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI KELEMBABAN UDARA DENGAN METODE PEMANAS 60, 70, 80, 90 WATT TERHADAP VARIASI KECEPATAN UDARA

DISTRIBUSI KELEMBABAN UDARA DENGAN METODE PEMANAS 60, 70, 80, 90 WATT TERHADAP VARIASI KECEPATAN UDARA DISTRIBUSI KELEMBABAN UDARA DENGAN METODE PEMANAS 60, 70,, WATT TERHADAP VARIASI KECEPATAN UDARA Munadi 1) Abstract At this century, growth of cooler machine very go forward, Along with growth of technology

Lebih terperinci

FISIKA BANGUNAN 1 DESIGN STRATEGIES COOLING FOR BUILDING (SISTEM PENDINGIN BANGUNAN) TOPIK:

FISIKA BANGUNAN 1 DESIGN STRATEGIES COOLING FOR BUILDING (SISTEM PENDINGIN BANGUNAN) TOPIK: FISIKA BANGUNAN 1 TOPIK: PERENCANAAN BANGUNAN YANG MENYANGKUT STRATEGI PENDINGINAN DALAM ASPEK RENCANA DENAH, POTONGAN, BENTUK, ZONING TERMAL, PEMANASAN DAN PENDINGINAN. PEMBAHASAN : DESIGN STRATEGIES

Lebih terperinci

SMK NEGERI I CIREBON 2011 Visit us on : ptu.smkn1-cirebon.sch.id

SMK NEGERI I CIREBON 2011 Visit us on : ptu.smkn1-cirebon.sch.id Oleh Rd. INDHAYATI HERLINA, ST., MM. MOH. ARIS AS ARI, S.Pd PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENDINGINAN DAN TATA UDARA SMK NEGERI I CIREBON 2011 Visit us on : ptu.smkn1-cirebon.sch.id CHAPTER I VENTILATION, INFILTRATION

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan untuk perubahan suhu benda? 4. Apa yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

SISTEM AC (AIR CONDITIONING)

SISTEM AC (AIR CONDITIONING) SISTEM AC (AIR CONDITIONING) Pengetesan Sistem AC Bermacam cara dapat dilaksanakan untuk pengetesan sistem AC, antara lain : 1. Tes tekanan 2. Tes temperatur Tes kebocoran A. Bagian tekanan rendah B. Bagian

Lebih terperinci