BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering"

Transkripsi

1 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering Sebuah penelitian dilakukan oleh Pearlmutter dkk (1996) untuk mengembangkan model pendinginan evaporatif dengan kabut air. Penelitian dilakukan di iklim kering dataran tinggi Negev, Israel selatan, simulasi dilakukan pada waktu siang hari di musim panas. Sistem pengabut air yang digunakan bekerja sebagai sebuah menara pendingin untuk pendinginan halaman seluas 500 m². Kabut air disemprotkan dari inlet yang berada di ketinggian 10 m kemudian udara dingin yang dihasilkan keluar melalui outlet yang terletak di sisi bawah dan menurunkan suhu udara di halaman seluas 500 m². Penurunan suhu udara terjadi secara konvektif di dalam menara pendingin. Menara pendingin merupakan sebuah ruang persegi empat yang luas alasnya 10 m² dan tingginya 10 m. Simulasi yang dilakukan menguji berbagai model pasokan air dan udara untuk menghasilkan pendinginan maksimal. Penurunan suhu maksimal tercapai dengan menggunakan mekanisme angin buatan. Penurunan suhu mencapai 10 ºC, kelembaban udara meningkat hingga mencapai % dan suplai air mencapai 1-2 m³/hari. Hasil penelitian menyarankan penggunaan penangkap angin yang konfigurasinya lebih sederhana dan yang hasilnya lebih baik.

2 Tinjauan pustaka tentang waktu penguapan butir berdasarkan variasi diameter butir Sebuah penelitian dilakukan oleh Yamada dkk (2007) untuk mengetahui rentang waktu penguapan butir kabut pada beberapa variasi diameter butir. Simulasi dilakukan dengan menggunakan metode simulasi numerik. Penelitian yang dilakukan menyimulasikan kondisi iklim musim panas Jepang yaitu suhu udara 33,4 ºC, kelembaban 58 %. Diameter butir yang diuji berada dalam rentang antara µm. Penelitian juga menyimulasikan variasi jumlah penggunaan kepala semprot untuk mengetahui rentang waktu penguapan butir kabut. Penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa tidak ada selisih signifikan elevasi minimum butir kabut air meskipun diameter butir yang diterapkan bervariasi elevasi minimum butir kabut air menjadi lebih rendah dengan menambah jumlah kepala semprot. Butir kabut air berdiameter 32 µm menguap sempurna pada jarak 2 m Tinjauan pustaka tentang hasil penurunan suhu menurut variasi ketinggian penyemprotan Sebuah penelitian dilakukan oleh Farnham dkk (2010) untuk menguji hasil penurunan suhu oleh kabut air menurut variasi ketinggian penyemprotan. Simulasi dilakukan dengan menggunakan skenario iklim Jepang. Simulasi dilakukan di sebuah atrium dan variasi ketinggian penyemprotannya berada dalam rentang antara 6-25 m. Simulasi dilakukan dengan menggunakan sistem pengabutan tekanan tinggi, bobot tekanan pompa 800 psi, kapasitas alir 250 l/jam dan kapasitas daya 750 Watt. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebuah kepala semprot yang menghasilkan butir kabut-

3 17 berdiameter antara µm dapat menghasilkan pendinginan sebesar 0,7 K tanpa menyebabkan basah. Perhitungan suhu efektif menunjukkan bahwa peningkatan kelembaban akibat penguapan kabut tidak mempengaruhi peningkatan kenyamanan oleh penurunan suhu Tinjauan pustaka tentang sensasi thermal yang ditimbulkan oleh kabut air pada kulit manusia Sebuah penelitian dilakukan oleh Farnham (2009) untuk mengetahui sensasi thermal yang ditimbulkan oleh kabut air pada kulit manusia. Sebuah model analog lengan manusia dikembangkan sebagai alat bantu pengukuran kenyamanan thermal dinilai dari dampaknya terhadap suhu kulit. Simulasi menggunakan parafin sebagai bahan pembuat lengan analog dan kamera thermal sebagai alat ukur untuk mengamati dampak pengabutan air terhadap perubahan suhu kulit. Penelitian yang dilakukan mencapai kesimpulan bahwa penurunan suhu kulit mencapai dua sampai tiga kali lebih rendah dibanding penurunan suhu udara Tinjauan pustaka tentang aplikasi sistem pengabutan air tekanan tinggi di iklim tropis Sebuah penelitian dilakukan oleh Ishii dkk (2009) untuk menguji kualitas sistem pengabutan air sebagai mitigasi fenomena UHI. Simulasi dilakukan pada saat musim panas 2007 di Jepang dengan menggunakan metode simulasi nyata. Simulasi dilakukan di ruang semi tertutup sebuah stasiun kereta api dan suhu panas bersumber dari suhu mesin kereta dan radiasi matahari. Simulasi dilakukan dengan menggunakan pengabut air bertekanan 870 psi dan 30 kepala semprot.

4 18 Simulasi dilakukan dengan menggunakan dua titik penyemprotan. Pengabut air yang digunakan dilengkapi dengan pengatur waktu untuk menghidupkan dan mematikan sistem. Pertimbangan posisi dilakukan untuk menghindari efek basah. Pengendalian tekanan pompa dan kepadatan butir kabut juga dilakukan untuk menghindari efek basah. Nilai suhu, kelembaban, kecepatan angin dan hujan juga menjadi kriteria pengendalian. Sistem diaktifkan secara otomatis dan hanya akan aktif pada saat kondisi suhu lebih tinggi dari 28 ºC, kelembaban lebih rendah dari 70 % dan kecepatan angin kurang dari 3 m/dtk. Simulasi sejak pukul WIB menghasilkan pendinginan 1,7 K sedangkan simulasi sejak pukul menghasilkan pendinginan 1,9 K. pada awal pengujian sistem pengabut air diaktifkan dengan menggunakan pengatur waktu yaitu 2.0 mnt on dan 2.0 mnt off, namun waktu 2.0 mnt tidak cukup untuk menghasilkan pendinginan yang berarti. Aktivasi sistem dengan menggunakan sensor kelembaban dilakukan untuk menyediakan rentang waktu yang lebih lama, tujuannya untuk menghasilkan pendinginan rata-rata harian 2 K. Penelitian ini juga menyimpulkan untuk aplikasi rumah tinggal pengabutan versi mini lebih efisien dibanding penggunaan AC Landasan Teori Teori pendinginan konvektif Perpindahan panas konvektif adalah perpindahan panas yang terjadi dari permukaan media padat atau fluida yang diam menuju fluida yang mengalir (bergerak) atau sebaliknya ketika terdapat perbedaan temperatur diantara keduanya. Perpindahan-

5 19 suhu terjadi secara berantai pada skala molekul, molekul yang lebih panas akan menjadi lebih ringan dan bergerak ke atas. Perpindahan panas konvektif dapat terjadi secara alami ataupun paksa. Pergerakan fluida oleh adanya buoyancy dari perubahan densitas fluida akibat perbedaan temperatur disebut konveksi alami sedangkan pergerakan fluida akibat gaya dari luar disebut konveksi paksa. Konveksi paksa terjadi ketika benda panas dipaksakan untuk menjadi dingin dengan cara menambahkan faktor buatan ke dalam proses konveksi. Contoh konveksi paksa terjadi ketika segelas kopi panas ditiup. Konveksi secara paksa dapat terjadi ketika aliran pergerakan udara ditingkatkan, misalnya dengan bantuan kipas angin. Angin menyebabkan laju transfer panas menjadi lebih cepat dan pendinginan berlangsung lebih cepat Hubungan antara suhu lingkungan dan suhu ruangan Suhu lingkungan merupakan hasil konveksi suhu udara dan suhu radiasi permukaan. Perambatan panas terjadi melalui media penghantar, radiasi panas meningkatkan suhu media penghantar dan menjadikan media penghantar sebagai sumber panas baru bagi elemen penghantar panas lain di sekitarnya. Suhu udara luar ruangan yang lebih tinggi meningkatkan suhu dinding bangunan. Suhu dinding bangunan selanjutnya menjadi sumber panas baru yang meningkatkan suhu ruangan Teori panas dan perubahan wujud benda Panas dibedakan menjadi dua macam menurut dampaknya terhadap perubahan suhu dan wujud zat yaitu panas sensible dan panas laten. Panas laten adalah panas yang diserap atau dibuang oleh suatu benda sehingga merubah wujud-

6 20 benda tersebut, perubahan wujud tidak disertai dengan perubahan suhunya. Panas sensible adalah panas yang diserap atau dibuang oleh suatu benda sehingga menyebabkan benda tersebut berubah temperaturnya. Suatu benda padat akan mengalami dua perubahan wujud apabila suhunya terus bertambah. Benda padat akan mencair bila dipanaskan dan apabila suhunya terus bertambah wujud cair akan berubah lagi menjadi gas. Perubahan panas yang mempengaruhi perubahan wujud dari padat menjadi cair disebut panas dengan laten pencairan, sedangkan perubahan panas yang mempengaruhi perubahan wujud dari cair menjadi gas disebut dengan panas laten penguapan. Suhu suatu senyawa merupakan wujud eksistensi energi senyawa tersebut, eksistensi energi molekul mempengaruhi stabilitas ikatan antar atom molekul. Setiap jenis ikatan partikel memiliki batasan penerimaan energi. Penerimaan energi melebihi batas akan memutuskan ikatan antar partikel. Penerimaan energi panas dapat menaikkan suhu cairan dan sampai batas tertentu dapat merubah wujud cair menjadi gas. Semua benda pada kondisi tekanan dan suhu yang tepat akan berbentuk padat, cair dan gas. Eksistensi energi pada molekul suatu benda dapat ditunjukkan dengan suhu benda dan juga dapat ditunjukkan dengan wujud benda. Penambahan atau pengurangan panas dapat merubah bentuk dan suhu benda tersebut, sebagai contoh logam akan mencair jika diberi panas yang cukup untuk mencairkannya. Fenomena yang umum kita kenal misalnya mencairnya es dan mendidihnya air, kedua kondisi-

7 21 tersebut merupakan contoh penambahan dan pengurangan panas terhadap suatu benda Kapasitas panas air dan kapasitas panas udara Suhu air selalu lebih rendah dari suhu udara, hal ini erat kaitannya dengan kapasitas panas. Kapasitas panas adalah nilai panas yang dibutuhkan suatu senyawa untuk menaikkan suhunya per satu satuan massa. Kapasitas panas (Cp) udara yaitu 1,0035 J/g C, sedangkan Cp air (25 C) 4,1813 J/g C. Satu gram air membutuhkan 4,1813 J energi panas untuk dapat menaikkan suhunya sebesar 1 C sedangkan 1 g udara membutuhkan 1,0035 J energi panas untuk menaikkan suhunya sebesar 1 C. Energi panas sebesar 4,1813 J hanya menaikkan suhu 1 g air hingga 1 C, sedangkan jumlah energi yang sama dapat menaikkan suhu 1 g udara hingga 4,2 C. Kapasitas panas air empat kali lebih tinggi dibanding kapasitas panas udara sehingga air membutuhkan panas empat kali lebih besar untuk mengalami peningkatan suhu dibanding udara. Perbandingan Cp air dan Cp udara juga menyatakan bahwa udara empat kali lebih mudah kehilangan panas dibanding air sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan jumlah panas (Q) yang sama (dalam hal ini panas yang diterima dari lingkungan/matahari) air akan selalu memiliki suhu (T) yang lebih rendah daripada udara. Suhu air akan selalu lebih rendah dibanding suhu udara meskipun suhu radiasi permukaan sama. Perbandingan antara suhu akhir air dan suhu akhir udara pada perbandingan suhu radiasi permukaan yang sama dapat dijelaskan dengan menggunakan persamaan berikut :

8 22 Cp=Q/m.ΔT Q=Banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (J) m=massa benda yang menerima atau melepas kalor (g) Cp=Kalor jenis zat (J/g ⁰C) ΔT=Perubahan suhu (⁰C) Vegetasi dapat secara alami menekan peningkatan suhu lingkungan pada perbandingan radiasi permukaan yang sama. Suhu permukaan yang tertutup vegetasi cenderung lebih rendah dibanding suhu permukaan yang tertutup beton dan infrastruktur kota lainnya. Tumbuhan terbentuk oleh 90 % air, struktur tumbuhan yang bercabang menyebabkan penampang permukaan air menjadi lebih luas dibanding penampang permukaan air di kolam pada perbandingan volume air yang sama. Newton law of cooling menjelaskan hubungan antara luas bidang permukaan dan kecepatan rambat panas dengan menggunakan persamaan berikut ini. Q=hAΔT h=koefisien pindah panas (W/m² C) Q=Energi dalam satuan Watt (W) A=Luas permukaan butir (m²) ΔT=Selisih suhu zat ( C) Asas Black Asas Black menyatakan hukum kekekalan kalor, jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepas. Jumlah kalor yang diterima butir kabut air-

9 23 sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan oleh udara lingkungan. Air dapat mempertahankan panas empat kali lebih lama dibanding udara. Perbandingan Cp air dan Cp udara menyatakan bahwa udara empat kali lebih mudah kehilangan panas dibanding air dan menjelaskan bahwa suhu udara basah lebih stabil dibanding suhu udara kering karena. Suhu akhir percampuran dua fluida berbeda suhu dijelaskan dengan menggunakan persamaan berikut. (M1)(C1)(T1-Tf)=(M2)(C2)(Tf-T2) M1=Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi (g) C1=Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi (J/g C) T1=Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi ( C) Tf=Temperatur akhir pencampuran kedua benda ( C) M2=Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah (g) C2=Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah (J/g C) T2=Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah ( C) Teori suhu dan kelembaban Suhu udara merupakan ukuran energi kinetik rata rata dari pergerakan molekul-molekul udara. Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya karena jika kelembaban udara berubah maka suhunya juga akan berubah. Peningkatan panas laten akibat penguapan tidak menyebabkan kenaikan suhu udara tetapi penguapan justru menurunkan suhu udara karena proporsi panas terasa (yang menyebabkan kenaikan suhu udara) menjadi berkurang, (Handoko, 2003).

10 24 Suhu udara permukaan bumi relatif terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya, sebagai contoh lamanya penyinaran matahari berpengaruh terhadap perubahan suhu udara. Suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi, menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertikal dan horisontal, menurut waktu dari jam ke jam dalam sehari dan menurut bulanan dalam setahun (Wisnubroto, dkk. 1982). Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi, maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak menyatakan nilai kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) persatuan volume. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas maksimal udara menyarap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara sedangkan defisit tekanan uap air menyatakan selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual (Handoko, 1994) Hipotesis Perpindahan panas konvektif dua fluida berbeda suhu pada air dan udara Metode pendinginan menggunakan kabut air bekerja seperti pendinginan oleh vegetasi. Sebagian besar unsur pembentuk tumbuhan berupa air. Semakin rimbun vegetasi pada perbandingan volume air yang sama maka semakin luas bidang permukaan air yang terpapar suhu lingkungan sehingga semakin besar peluang penguapan dan konveksi suhu lingkungan. Semakin kecil diameter butir kabut air-

11 25 yang disebarkan ke udara pada perbandingan volume yang sama maka semakin besar luas bidang permukaan air yang terpapar suhu lingkungan sehingga semakin besar juga peluang terjadinya penguapan dan konveksi suhu lingkungan. Tabel 2.1. Spesifikasi Butir Kabut Air Menurut Diameter Butir Sumber : Dokumen Pribadi November 2016 Asas Black menyatakan hukum kekekalan kalor. Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepas. Jumlah kalor yang diterima butir kabut air sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan oleh udara lingkungan. Jumlah kalor yang diterima (Q) butir kabut air menyatakan nilai pergeseran suhu yang dihasilkan sistem pengabut air. Banyaknya kalor yang dapat diterima atau dilepas (Q) setiap butir kabut air berbeda tergantung diameter butir. Penurunan suhu dengan kabut air erat kaitannya dengan luas bidang permukaan butir kabut yang terpapar suhu lingkungan. Hubungan antara luas bidang permukaan dan kecepatan rambat panas dapat dijelaskan dengan menggunakan Newton law of cooling. Gambar 2.1 juga menjelaskan tentang hubungan antara luas permukaan terhadap koefisien transfer panas. Kecepatan rambat panas dipengaruhi-

12 26 oleh luas penampang permukaan. Tabel 2.1 memaparkan variasi spesifikasi butir kabut air menurut diameter butir. Butir kabut air berdiameter 10 µm memiliki luas permukaan 314 µm² dan volumenya 524 µm³. Satu liter air akan menghasilkan butir kabut air berdiameter 10 µm yang luas total permukaannya m². Air dan udara merupakan zat yang bersifat fluida karena zat-zat ini dapat mengalir. Setiap zat baik itu zat padat, zat cair, maupun zat gas merupakan kumpulan partikel dan partikel memiliki massa. Perambatan panas antar partikel terjadi secara konduksi sedangkan konveksi dapat dipahami sebagai konduksi panas yang terjadi pada fluida. Meskipun perhitungan transfer panas konvektif sulit dilakukan karena fluida bersifat mengalir namun pada skala partikel transfer panas konvektif terjadi antar partikel dan partikel selalu bersifat padat karena memiliki massa. Luas bidang permukaan dalam ilmu termodinamika digunakan untuk menghitung laju perpindahan panas konvektif. Berdasarkan teori Newton law of cooling memperkecil diameter butir untuk mendapatkan bidang permukaan yang lebih besar berdampak pada nilai koefisien transfer panas. Menurut asas Black nilai penurunan suhu yang dihasilkan dipengaruhi oleh massa air yang menyerap panas dari udara. Luas bidang permukaan menentukan kecepatan transfer panas sedangkan jumlah kalor yang dapat diserap tergantung perbandingan massa zat yang mengalami percampuran suhu.

13 27 Gambar 2.1. Hubungan Antara Luas Permukaan Terhadap Koefisien Transfer Panas Sumber : Dokumen Pribadi, November 2016 Gambar 2.2. Jumlah Kalor yang Dapat Diserap Tergantung Perbandingan Massa Fluida yang Mengalami Percampuran Suhu Sumber : Dokumen Pribadi, November 2016 Jumlah butir kabut air yang dapat dihasilkan oleh 1 L air berbeda tergantung diameter butir namun jumlah kalor yang diterima dan dilepas (Q) tergantung jumlah massa butir kabut air yang dilepaskan ke udara. Massa setiap butir kabut air berbeda tergantung diameter butir yang dihasilkan namun massa total butiran yang dihasilkan oleh 1 L air sama meskipun jumlah butir berbeda. Jumlah butir kabut air berdiameter 20 µm dari total 1 L air lebih banyak dibanding dengan jumlah butir kabut air 40 µm-

14 28 dari 1 L air, meskipun demikian jumlah kalor yang diterima dan dilepaskan sama karena massa kedua-duanya sama. Butir kabut air yang berdiameter lebih besar pada pengabutan tekanan rendah tidak mengurangi dampak penurunan suhu yang dapat dihasilkan. Memperbesar massa air akan memperbesar selisih antara suhu awal dan suhu akhir percampuran. Besarnya massa kabut air yang diproduksi untuk menaikkan nilai Q dalam satu satuan waktu dipengaruhi oleh kapasitas alir. Kapasitas alir menyatakan volume air yang dilepaskan ke udara dalam satu satuan waktu. Kapasitas alir yang besar akan menghasilkan massa kabut air yang besar. Kapasitas alir berbanding lurus terhadap waktu penurunan suhu. Kapasitas alir menyatakan massa kabut air yang dilepaskan ke udara per satu satuan waktu. Kapasitas alir yang lebih besar menghasilkan penurunan suhu yang lebih cepat hingga berakhir pada batas kemampuan udara menyerap uap air. Kapasitas alir sistem pengabut air dipengaruhi oleh kapasitas alir pompa dan jumlah kepala semprot yang digunakan. Kapasitas alir pompa tidak menyatakan bobot tekanan namun dapat dipengaruhi oleh bobot tekanan, meskipun demikian bobot tekanan yang dibutuhkan untuk menghasilkan kabut air memiliki batas minimal. Bobot tekanan minimal yang dibutuhkan untuk menghasilkan kabut air yaitu 35 psi. Mulut kepala semprot berdiameter lebih kecil menghasilkan butir kabut air berdiameter lebih kecil dan memproduksi jumlah butir kabut yang lebih banyak dibanding mulut kepala semprot berdiameter lebih besar, meskipun demikian namun volume air yang dialirkan sama.

15 Sistem pengabutan air tekanan rendah Berbagai usaha pengkondisian suhu ruangan dapat dilakukan dengan memahami teori konveksi suhu. Usaha yang dapat dilakukan misalnya dengan cara menurunkan suhu luar ruangan. Suhu ruangan dapat dipertahankan dengan cara menurunkan suhu di sekitar bangunan, penurunan suhu luar ruangan dapat mengurangi laju rambatan panas ke dalam ruangan. Suhu luar ruangan bersifat merata dalam zona iklim regional. Zona iklim regional merupakan sebuah cakupan kawasan yang sangat luas sehingga sulit didinginkan dengan menggunakan sistem pengkondisian udara buatan. Angin akan membawa pergi udara yang telah didinginkan dan menjadi kendala bagi pengkondisian udara luar ruangan dengan menggunakan sistem pengabutan air skala kecil. Sistem pendinginan luar ruangan akan menghasilkan penurunan suhu yang lebih baik di lingkungan semi tertutup karena ruang semi tertutup menghambat pergerakan angin. Ruang semi tertutup menghambat pergerakan angin sehingga udara yang telah didinginkan tidak terbawa pergi. Aplikasi sistem pengabut air untuk penurunan suhu lingkungan perkotaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan pola ruang perkotaan. Lingkungan fisik kota seringkali membentuk jalan lurus yang panjang disertai dengan barisan gedung tinggi di kiri dan kanan jalan. Barisan gedung tinggi membentuk ruang tertutup bagi pergerakan udara sehingga udara hanya dapat bergerak menurut ruang linear yang tersedia. Kecepatan angin di lingkungan kota Yogyakarta berkisar 0,5 m/dtk. Kecepatan 0,5 m/dtk mencapai jarak 500 m dalam waktu mnt.

16 30 Sistem pengabutan air dapat menjadi solusi pengkondisian udara hemat energi dan ramah lingkungan dalam menanggapi fenomena pemanasan lingkungan perkotaan. Penghematan energi dapat ditingkatkan dengan menggunakan sistem pengabutan air tekanan rendah. Butir kabut air yang berdiameter lebih besar pada pengabutan tekanan rendah tidak mengurangi dampak penurunan suhu yang dapat dihasilkan. Pengujian terhadap butir kabut air berdiameter 16 µm dan 32 µm tidak menghasilkan selisih rentang waktu penguapan yang signifikan. Efek basah pada pengabutan tekanan rendah dapat dikendalikan dengan pengaturan ketinggian penyemprotan menurut jarak efektif penguapan kabut air. Penelitian mengenai efektifitas sistem pengabutan air tekanan rendah di iklim tropis lembab perlu dilakukan sehubungan dengan efisiensi biaya instalasi dan biaya energi operasional. Hasil penelitian dapat berupa nilai penurunan suhu dan nilai peningkatan kelembaban dalam batas tekanan pompa 110 psi dan penggunaan energi 12 volt. Penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan simulasi nyata, penelitian yang akan dilakukan juga mempelajari sejauh mana keterlibatan angin pada aplikasi pengabutan air

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengabutan air merupakan suatu sistem pendinginan udara luar

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengabutan air merupakan suatu sistem pendinginan udara luar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pengabutan air merupakan suatu sistem pendinginan udara luar ruangan yang ramah lingkungan. Sistem pengabut air yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1 didominasi oleh dinding

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1 didominasi oleh dinding 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Simulasi 3.1.1. Lokasi Ke-1 Lokasi Ke-1 merupakan ruang semi tertutup yang terletak di Jalan Tambak Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air. KELEMBABAN UDARA 1 Menyatakan Kandungan uap air di udara. Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan

Lebih terperinci

9/17/ KALOR 1

9/17/ KALOR 1 9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering

Lebih terperinci

STUDI PENGABUTAN AIR TEKANAN RENDAH UNTUK PENURUNAN SUHU UDARA DI IKLIM TROPIS LEMBAB

STUDI PENGABUTAN AIR TEKANAN RENDAH UNTUK PENURUNAN SUHU UDARA DI IKLIM TROPIS LEMBAB TESIS STUDI PENGABUTAN AIR TEKANAN RENDAH UNTUK PENURUNAN SUHU UDARA DI IKLIM TROPIS LEMBAB ANDREAS LUIS No. Mhs. 135402038 PROGRAM STUDI MAGISTER DIGITAL ARSITEKTUR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ATMA

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak didapati penggunaan energi dalambentukkalor: Memasak makanan Ruang pemanas/pendingin Dll. TUJUAN INSTRUKSIONAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang

Lebih terperinci

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K. KALOR Dosen : Syafa at Ariful Huda, M.Pd MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pemenuhan nilai tugas OLEH : MARDIANA 20148300573 LADAYNA TAWALANI M.K. 20148300575 Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal 64 LAMPIRAN I Tes Hasil Belajar Observasi Awal 65 LAMPIRAN II Hasil Observasi Keaktifan Awal 66 LAMPIRAN III Satuan Pembelajaran Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Pokok bahasan : Kalor Kelas/Semester

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan Xpedia Fisika Kapita Selekta Set 07 Doc. Name: XPFIS0107 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan... (A) Panas (B) Suhu

Lebih terperinci

3. Pernyataan yang benar untuk jumlah kalor yang diserap menyebabkan perubahan suhu suatu benda adalah... a. b. c. d.

3. Pernyataan yang benar untuk jumlah kalor yang diserap menyebabkan perubahan suhu suatu benda adalah... a. b. c. d. ULANGAN UMUM SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SMPK KOLESE SANTO YUSUP 2 MALANG Mata pelajaran : Fisika Hari/tanggal : Rabu, 16 Mei 2012 Kelas : VII Waktu : 07.00 08.30 Pilihlah jawaban yang paling

Lebih terperinci

Iklim, karakternya dan Energi. Dian P.E. Laksmiyanti, S.T, M.T

Iklim, karakternya dan Energi. Dian P.E. Laksmiyanti, S.T, M.T Iklim, karakternya dan Energi Dian P.E. Laksmiyanti, S.T, M.T Cuaca Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer atau planet lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9 1. Perhatikan grafik pemanasan 500 gram es berikut ini! http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/fis9-9.1.png Jika kalor

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR I. TUJUAN PERCOBAAN Menyelidiki peristiwa konveksi di dalam zat cair. II. ALAT DAN BAHAN Pembakar Spritus Statif 4 buah Korek api Tabung konveksi Serbuk teh Air

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran

Lebih terperinci

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada

Lebih terperinci

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan

Lebih terperinci

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK 112 MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK Dalam bidang pertanian dan perkebunan selain persiapan lahan dan

Lebih terperinci

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan TINJAUAN PUSTAKA A. Pengeringan Tipe Efek Rumah Kaca (ERK) Pengeringan merupakan salah satu proses pasca panen yang umum dilakukan pada berbagai produk pertanian yang ditujukan untuk menurunkan kadar air

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan MEKANISME By : Dewi Maya Maharani Pengeringan Prinsip Dasar Pengeringan Proses pemakaian panas dan pemindahan air dari bahan yang dikeringkan yang berlangsung secara serentak bersamaan Konduksi media Steam

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR A. Pengertian Suhu Suhu atau temperature adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Pengukuran suhu didasarkan pada keadaan fisis zat (

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Coba Lapang Paremeter suhu yang diukur pada penelitian ini meliputi suhu lingkungan, kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi produktivitas

Lebih terperinci

KALOR. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan

KALOR. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan KALOR A. Pengertian Kalor Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda

Lebih terperinci

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B Kalor sebagai Energi 143 B A B B A B 7 KALOR SEBAGAI ENERGI Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Seseorang sedang memasak air dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik itu

Lebih terperinci

Heat and the Second Law of Thermodynamics

Heat and the Second Law of Thermodynamics Heat and the Second Law of Thermodynamics 1 KU1101 Konsep Pengembangan Ilmu Pengetahuan Bab 04 Great Idea: Kalor (heat) adalah bentuk energi yang mengalir dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih

Lebih terperinci

KALOR. Kelas 7 SMP. Nama : NIS : PILIHAN GANDA. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

KALOR. Kelas 7 SMP. Nama : NIS : PILIHAN GANDA. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! KALOR Kelas 7 SMP Nama : NIS : PILIHAN GANDA Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Suatu bentuk energi yang berpindah karena adanya perbedaan suhu disebut... a. Kalorimeter b. Kalor c. Kalori

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perubahan Rasio Hutan Sebelum membahas hasil simulasi model REMO, dilakukan analisis perubahan rasio hutan pada masing-masing simulasi yang dibuat. Dalam model

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =

Lebih terperinci

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK TUNTAS 5 Siswa 5 40 TIDAK TUNTAS 6 Siswa 6 40 TIDAK

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan

Lebih terperinci

pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi

pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi Standar kompetensi : memahami wujud zat dan perubahannya Kompetensi dasar : Mendiskripsikan peran dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya

Lebih terperinci

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. KALOR A. Pengertian Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan

Lebih terperinci

SUHU UDARA DAN KEHIDUPAN

SUHU UDARA DAN KEHIDUPAN BAB 3 14 Variasi Suhu Udara Harian Pemanasan Siang Hari Pemanasan permukaan bumi pada pagi hari secara konduksi juga memanaskan udara di atasnya. Semakin siang, terjadi perbedaan suhu yang besar antara

Lebih terperinci

Suhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi

Suhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi Suhu Udara dan Kehidupan Meteorologi Suhu Udara dan Kehidupan Variasi Suhu Udara Harian Bagaimana Suhu Lingkungan Diatur? Data Suhu Udara Suhu Udara dan Rasa Nyaman Pengukuran Suhu Udara Variasi Suhu Udara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Radiator

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Radiator BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Radiator Radiator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk memindahkan energi panas dari satu medium ke medium lainnya yang tujuannya untuk mendinginkan maupun memanaskan.radiator

Lebih terperinci

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5 Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5 PENGERTIAN KALOR Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda

Lebih terperinci

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C.

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C. LATIHAN SOAL PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS BAB 1 ELASTISITAS A. Soal Konsep 1. Sifat benda yan dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja pada benda dihilangkan merupakan penjelasan dari...

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan

Lebih terperinci

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

PENDINGIN TERMOELEKTRIK BAB II DASAR TEORI 2.1 PENDINGIN TERMOELEKTRIK Dua logam yang berbeda disambungkan dan kedua ujung logam tersebut dijaga pada temperatur yang berbeda, maka akan ada lima fenomena yang terjadi, yaitu fenomena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah

Lebih terperinci

LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal

LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal No No Induk Jenis Kelamin Skor Ketuntasan > 75 1 8710 P 91 Tuntas 2 8712 L 83 Tuntas 3 8716 L 68 Tidak Tuntas 4 8720 P 59 Tidak Tuntas 5 8721

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1] BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( https://ferotec.com. (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( https://ferotec.com. (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric) BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Modul termoelektrik adalah sebuah pendingin termoelektrik atau sebagai sebuah pompa panas tanpa menggunakan komponen bergerak (Ge dkk, 2015, Kaushik dkk, 2016). Sistem pendingin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN PENGARUH KECEPATAN UDARA. PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN A. Walujodjati * Abstrak Penelitian menggunakan Unit Aliran Udara (duct yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERINGAN Pengeringan adalah proses pengurangan kelebihan air yang (kelembaban) sederhana untuk mencapai standar spesifikasi kandungan kelembaban dari suatu bahan. Pengeringan

Lebih terperinci

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu KALOR Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor Xpedia Fisika Soal Zat dan Kalor Doc. Name: XPPHY0399 Version: 2013-04 halaman 1 01. Jika 400 g air pada suhu 40 C dicampur dengan 100 g air pada 30 C, suhu akhir adalah... (A) 13 C (B) 26 C (C) 36 C (D)

Lebih terperinci

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur. KALOR Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan wujud-wujud zat 2. Menjelaskan susunan partikel pada masing-masing wujud zat 3. Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia zat 4. Mengklasifikasikan benda-benda

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. RADIASI MATAHARI DAN SH DARA DI DALAM RMAH TANAMAN Radiasi matahari mempunyai nilai fluktuatif setiap waktu, tetapi akan meningkat dan mencapai nilai maksimumnya pada siang

Lebih terperinci

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat

Lebih terperinci

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR Gerakan Bumi Rotasi, perputaran bumi pada porosnya Menghasilkan perubahan waktu, siang dan malam Revolusi, gerakan bumi mengelilingi matahari Kecepatan 18,5 mil/dt Waktu:

Lebih terperinci

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Pengertian Sifat Termal Zat. Sifat termal zat ialah bahwa setiap zat yang menerima ataupun melepaskan kalor, maka zat tersebut akan mengalami : - Perubahan suhu / temperatur

Lebih terperinci

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA)

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA) HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT 1. Perbedaan Suhu dan Panas Panas umumnya diukur dalam satuan joule (J) atau dalam satuan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 15) Temperatur Skala Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor dan Energi Internal Kalor Jenis Transfer Kalor Termodinamika Temperatur? Sifat Termometrik?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa, maka

Lebih terperinci

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 i KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI 100308066 I LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 ii KONDUKTIVITAS

Lebih terperinci

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara

Lebih terperinci

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi Pengeringan Shinta Rosalia Dewi SILABUS Evaporasi Pengeringan Pendinginan Kristalisasi Presentasi (Tugas Kelompok) UAS Aplikasi Pengeringan merupakan proses pemindahan uap air karena transfer panas dan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Karakteristik Air Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Fakta Tentang Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan volume sekitar 1.368 juta km

Lebih terperinci

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila. - - KALOR - - KALOR Definisi Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama

Lebih terperinci

Unsur Cuaca = unsur iklim. Keadaan fisik atmosfir bumi yang dapat diukur.

Unsur Cuaca = unsur iklim. Keadaan fisik atmosfir bumi yang dapat diukur. Unsur Cuaca = unsur iklim. Keadaan fisik atmosfir bumi yang dapat diukur. Biasanya keadaan atmosfer yang dipengaruhi oleh radiasi matahari (sumber utama energi pada sistem iklim) adalah (1) radiasi mthr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena konveksi merupakan fenomena akibat adanya perpindahan panas yang banyak teramati di alam. Sebagai contohnya adalah fenomena konveksi yang terjadi di

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Suhu dan Kalor

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Suhu dan Kalor Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Suhu dan Kalor RIVIEW Keadaan/Wujud Zat ES (H 2 O Padat) AIR (H 2 O Cair) UAP (H 2 O Gas) Secara mikroskopis, apa perbedaan ketiga jenis keadaan/wujud zat tersebut?

Lebih terperinci

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744 A. Suhu dan Pemuaian B. Kalor dan Perubahan Wujud C. Perpindahan Kalor A. Suhu Kata suhu sering diartikan sebagai suatu besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Seperti besaran

Lebih terperinci

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SOAL-SOAL KONSEP: 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! Temperatur adalah ukuran gerakan molekuler. Panas/kalor adalah

Lebih terperinci

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR A. Kalor Sebagai Bentuk Energi Kalor adalah suatu jenis energy yang dapat menimbulkan perubahan suhu pada suatu benda. Secara alami kalor berpindah dari benda yang bersuhu

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI TERMOKIMIA I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Menjelaskan hukum kekekalan energi, membedakan sistem dan

Lebih terperinci

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi Standar Kompetensi 7. Menerapkan konsep suhu dan kalor 8. Menerapkan konsep fluida 9. Menerapkan hukum Termodinamika 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi 11. Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet

Lebih terperinci

KALOR DAN KALOR REAKSI

KALOR DAN KALOR REAKSI KALOR DAN KALOR REAKSI PENGERTIAN KALOR Kalor Adalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda bersentuhan. Satuan kalor adalah Joule (J)

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI II DSR TEORI 2. Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 82 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua

Lebih terperinci

Luas Luas. Luas (Ha) (Ha) Luas. (Ha) (Ha) Kalimantan Barat

Luas Luas. Luas (Ha) (Ha) Luas. (Ha) (Ha) Kalimantan Barat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Hujan Tropis Hujan hujan tropis adalah daerah yang ditandai oleh tumbuh-tumbuhan subur dan rimbun serta curah hujan dan suhu yang tinggi sepanjang tahun. Hutan hujan tropis

Lebih terperinci

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian 1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Simulasi Distribusi Suhu Kolektor Surya 1. Domain 3 Dimensi Kolektor Surya Bentuk geometri 3 dimensi kolektor surya diperoleh dari proses pembentukan ruang kolektor menggunakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING Bambang Setyoko, Seno Darmanto, Rahmat Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik UNDIP Jl. Prof H. Sudharto, SH, Tembalang,

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat BAB II DASAR TEORI 2.. Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah proses berpindahnya energi dari suatu tempat ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat tersebut. Perpindahan

Lebih terperinci

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi temperatur permukaan kulit) Termografi dengan prinsip fotokonduktivitas:

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal

Lebih terperinci

Radiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam

Radiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam Pendekatan Perhitungan untuk intensitas radiasi langsung (beam) Sudut deklinasi Pada 4 januari, n = 4 δ = 22.74 Solar time Solar time = Standard time + 4 ( L st L loc ) + E Sudut jam Radiasi ekstraterestrial

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Termal Kayu Meranti (Shorea Leprosula Miq.) Karakteristik termal menunjukkan pengaruh perlakuan suhu pada bahan (Welty,1950). Dengan mengetahui karakteristik termal

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012

ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012 ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN 2011 2012 Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012 Waktu : 120 Menit Petunjuk: I. Pilihlah satu jawaban yang benar

Lebih terperinci

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam dunia industri terdapat bermacam-macam alat ataupun proses kimiawi yang terjadi. Dan begitu pula pada hasil produk yang keluar yang berada di sela-sela kebutuhan

Lebih terperinci

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN Penghawaan adalah aliran udara di dalam rumah, yaitu proses pertukaran udara kotor dan udara bersih Diagram

Lebih terperinci

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penggunaan Kolektor Terhadap Suhu Ruang Pengering Energi surya untuk proses pengeringan didasarkan atas curahan iradisai yang diterima rumah kaca dari matahari. Iradiasi

Lebih terperinci

Fisika Dasar 13:11:24

Fisika Dasar 13:11:24 13:11:24 Coba anda gosok-gosok tangan anda, apa yang anda rasakan? 13:11:24 Apakah tangan anda menghangat? Kenapa bisa terjadi seperti itu? Mempelajari pengaruhdarikerja, aliranpanas, dan energi di dalam

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s) SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit A. SOAL PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping.

Lebih terperinci