Perbaikan Sistem Kelistrikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perbaikan Sistem Kelistrikan"

Transkripsi

1 SPEKTRUM KEJURUAN TEKNIK SEPEDA MOTOR MODUL GURU MATA PELAJARAN MUHAMMAD IFWANDI, S.PD NIP: N JANUARI-JUNI 2011 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK YPTN BANGKINANG Jl. A. Rahman Saleh Bangkinang 1

2 KEGIATAN BELAJAR 1 Perbaikan Sistem penerangan A. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN Diberikan lembaran informasi ini dan bahan sumber, pada akhir kegiatan belajar siswa dapat : 1. Memeriksa baterai 2. Memeriksa sekering 3. Memeriksa soket-soket 4. Memeriksa kabel-kabel 5. Memeriksa lampu-lampu 6. Perbaikan / penggantian komponen kelistrikan rusak 7. Memeriksa lilitan/spul penerangan 2

3 B. MATERI PEMBELAJARAN (TEORI) 1. MEMERIKSA BATERAI 1. TINGGI ELECTROLIT Pastikantinggielectrolit beradaantaraupper Level danlower Level 2. TERMINAL BATTERY Bila terjadi endapan putih (karatan), bukalah konektor siram dengan air hangat. Pasanglah kembali konektor,dan lapisi dengangrease (gemuk ) 3. BERAT JENIS : Muatan penuh : 1,270 1,290 pada 20 C Muatan kurang : Di bawah 1,260 pada 20 C Hidrometer Berfungsi untuk melakukan pengukuran berat jenis battery Cara Penggunaan : 1. Membuka tutup pengisian air battery 2. Masukkan ujung pengisap alat ke dalam battery 3. Tekan dan lepaskan balon pengisap air battery pada alat, sehingga air battery naik ke dalam wadah alat ukur 4. Membaca hasil pengukuran berat jenis (Bj) air battery 3

4 2. MEMERIKSA SEKERING Sekering adalah konduktor logam khusus yang dirancang untuk meleleh ketika arus listrik dalam sirkuit melebihi angka aman. Hal ini berguna untuk melindungi komponen dan kerusakan serius dan mengurangi kemungkinan kebakaran, satu atau beberapa sekering dapat digunakan dalam tiap rangkaian atau sirkuit listrik. Tipe atau jenis sekering ditentukan oleh keistimewaan konstruksinya. TIpe-tipe sekering secara umum, antara lain sebagai berikut. a. Kaca: Konduktor sekering dibungkus dengan pipa kaca kecil, mempunyai dua tutup logam yang ditekan dalam pipa penghubung pada konduktor. b. Keramik: Tutup akhir dan konduktor sekering dibuat dalam satu bagian, dasar yang terbungkus keramik dimasukkan antara tutup akhir untuk menahan koñduktor. Gambar 4.1. Tipe Kaca dan Keramik Kotak Sekering Kotak sekering menyimpan sekering tunggal untuk sirkuit dan sistem kelistrikan kendaraan bermotor. Salah satu ujung dan semua sekering dihubungkan pada baterai oleh kabel berdiameter besar dan kabel sekering. Ujung yang lain tiap sekering dihubungkan pada masing-masing rangkaiannya. 4

5 Gambar 4.2. Kotak sekring Ciri-ciri kotak Sekring ini adalah sebagai berikut. 1. Plastik tebal atau kotak bakelit sebagai dasar/basis: 2. Sebagai penyangga tempat sekering. 3. Menjadikan kotak sekering menjadi tertempel pada bodi logam tanpa terjadi hubungan pendek. 4. Plastik tipis atau cover (tutup) bakelit melindungi sekering dan kerusakan fisik. 5. Pemegang sekering logam ada dua untuk tiap sekering, yang satu menghubungkan ke dashboard dan yang lain ke terminal, sebagai basis tempat kotak sekering. 6. Dashboard/busbar atau papan panel, strip timah dihubungkan pada salah satu ujung sekering, kemungkinan dihubungkan pada baterai atau sakiar penyalaan, memungkinkan digunakan dua atau tiga buah. 7. Terminal, satu atau dalam beberapa rangka untuk tiap sekering, keduanya bertipe tombol tekan ON, atau jenis sekering yang diputar. MEMASANG SEKRING Hal yang harus diperhatikan di dalam pemasangan pengaman sistem kelistrikan adalah penggunaan ampere sekring harus lebih kecil atau sama dengan sumber arus (aki). Adapun tahapan pemasangan sistem pengaman secara umum adalah : 1. Ambil sekring yang telah dipastikan kondisinya dalam keadaan baik 2. Tempatkan sekring pada kotak atau dudukan sekring 3. Setelah sekring berada pada dudukannya, sambungkan kabel pada ujung-ujung dudukan sekring 4. Periksa dan kencangkan baut atau klep penjepit kabelnya. PEMERIKSAAN SEKRING Sekring sebagai pengaman dalam kelistrikan sepeda motor harus benar-benar dipastikan dalam kondisi sempurna. Hal ini untuk menunjang keamanan dan keselamatan komponen kelistrikan serta pengguna sepeda motor. Pemeriksaan sekring ini ada dua yaitu : 1. Pemeriksaan Visual, yang dilakukan dengan melihat langsung pada bagian konduktor atau kawat lebur di dalam 5

6 sekring, apakah putus atau ada cacat. Bila putus atau ada cacat maka sekring tidak layak untuk digunakan. 2. Pemeriksaan dengan menggunakan Ohm meter.cara ini dilakukan dengan menghubungkan sekring dengan Ohm meter, apabila jarum bergerak maka kondisi sekring sudah dapat digunakan. ANALISA KERUSAKAN SEKRING Hal yang umumnya terjadi pada sekring adalah seringnya sekring putus. Bila bagian dan kabel yang isolasinya terbuka mengenai chassis, suatu hubungan pendek terjadi bila switch dinyalakan. Hal ini mengakibatkan arus naik dengan tiba-tiba, sehingga membuat sekering putus. Janganlah pernah memakai kawat sebagai pengganti sekering. Kawat tersebut dapat mengalirkan arus yang besar, sehingga membakar kabel-kabel dan dapat menyebabkan kebakaran. Dianjurkan agar senantiasa membawa bersama sekering tambahan. Bila sekering (fuse) terasa panas, sekering tersebut mungkin mempunyai kontak yang buruk dengan pemegangnya. Periksalah apakah kontaknya longgar dan bila perlu kencangkanlah. Adalah suatu praktek yang baik untuk menggosok ujung-ujung metalik dan sekering dan terminal-terminal pemegang sebelum memasang sekering. Kemungkinan sebab-sebab dan kerusakan 1) Switch yang rusak. 2) Sistim aliran listrik (wiring) mempunyai hubungan pendek (shorted). Diagnosa kerusakan (1) Sekering putus segera setelah switch dinyalakan. Switch tersebut mungkin rusak atau aliran listrik mempunyai hubungan pendek. Lepaskanlah kabel masuk dan switch dan periksalah kontinuitas switch dengan memakai tester tangan. Bila ada kontinuitas, terminal-terminal di dalam switch box mungkin rusak atau kabel aliran putus. (2) Sekering putus bila sepeda motor bounce ke atas. Mungkin, beberapa bagian dan kabel-kabel terluka dan menempel pada chasis Periksalah kabel kabel yang kemungkinan besar bergetar atau mempunyai kontak dengan chassis, dan bila ada bagian dan isolasinya putus, lindungilah dengan tape vinyl atau tape isolasi lainnya. Periksalah juga konektor-konektor yang longgar dan bila perlu kencangkanlah. Akhirnya, pastikanlah bahwa konektor tidak memperlihatkan tanda akan lepas segera. (3) Sekering putus segera setelah rem dipakai. Kabila sepeda motor bergetar, sehingga menyebabkan hubungan pendek. Perbel aliran dan switch lampu rem ke lampu remnya dianggap mempunyai hubungan pendek. 6

7 Tentukan tempat hubungan pendek tersebut dan lindungilah daerah yang tanpa isolasi dengan tape vinyl atau tape isolasi lainnya. (4)Bila lampu utama (headlight) diubah arahnya, sekering putus. Lepaskanlah kabel masuk dimmer switch, dan periksalah kontinuitas dan switch CIRCUIT PROTECTING PARTS 3. MEMERIKSA SOKET-SOKET Komponen penghubung bisa dikategorikan menjadi tiga model, yaitu 1. junction block dan relay block, Junction block (J/B) adalah suatu kotak (block) dengan connector yang dikelompokkan bersama-sama untuk sirkuit kelistrikan. Pada umumnya terdiri dari bus bars dalam bentuk cetakan papan sirkuit (PCB) dengan sekring, relay, circuit breaker, dan alat lain yang terpasang di dalamnya. Sedangkan relay block sama dengan junction block, tetapi tidak memiliki bus bars. 2. Connector, Komponen connector digunakan untuk menghubungkan kelistrikan antara dua jaringan kabel dengan jaringan kabel ke komponen. Connector diklasifikasikan dalam connector "jantan" dan "betina", karena bentuk terminalnya berbeda. Semua connector memiliki bentuk yang umumnya berujung terbuka dengan pengunci di bagian atas. 7

8 3. Dan baut massa. Baut massa atau ground bolt adalah baut khusus untuk menjamin arus massa tetap mengalir dari jaringan kabel dan komponen listrik lainnya. Permukaan baut massa ditandai dengan crom hijau dan hitam. Dalam pemeriksaan Semua soket/ sambungan diperiksa dengan benar dan teliti 4. MEMERIKSA KABEL-KABEL Jaringan kabel (wiring harness) adalah sekelompok kabel-kabel atau kawat yang masing-masing terisolasi. Fungsi dari jaringan kabel ini adalah untuk menghubungkan dan melindungi komponen-komponen sirkuit. Semuanya disatukan dalam satu unit untuk mempermudah hubungan antara komponen kelistrikan kendaraan. Jaringan kabel terdiri kawat dan kabel, komponen penghubung, dan komponen yang melindungi sirkuit. Ada tiga macam kawat dan kabel yang digunakan pada kendaraan, yaitu: 1. kawat tegangan rendah, 2. kawat tegangan tinggi, 8

9 3. dan kabel-kabel yang diisolasi. Sebagian besar kawat dan kabel yang terdapat dalam kendaraan adalah bertegangan rendah (low voltage wire). Jaringan kabel dibagi dalam beberapa bagian, untuk lebih memudahkan dalam pemasangan dan perawatan pada kendaraan. Bagian jaringan kabel dihubungkan ke salah satu bagian oleh komponen penghubung, sehingga komponen listrik dan elektronik sepeda motor dapat berfungsi. 1. Memperbaharui Terminal Kabel Baterai Untuk pemasangan terminal baru pada kabel baterai, langkahnya sebagai berikut: a. Potonglah terminal yang lama dan bagian yang rusak dan kabel. b. Ketika kabel dalam kondisi yang baik, bukalah terminal dengan menggunakan nyala api brander las asitelin dengan panas sedang. c. Kupas karet pelapis dan inti dan pasanglah dengan jarak kedalaman yang sama dan terminal ditambah 10 mm. d. Kutub terminal baterai, nyalakan oksi asetelin, pegang kawat solder pada bagian atas dan inti kabel ke dalam selubung terminal dan solder pada bagian sampingnya. e. Jauhkan nyala api dan peganglah kabel hingga terpasang, biarkan terminal menjadi dingin oleh udara sekitar selama mungkin atau dibalut dengan kain yang telah dibasahi. f. Dinginkan terminal dan kabel dengan dipegangi di bawah aliran air dingin yang mengalir. g. Bersihkan terminal dan kabel dengan kain yang bersih. h. Tutuplah sambungan dan selubung dengan beberapa lapis isolasi. Gambar Pemasangan terminal Batere baru 2. Memperbaharui Kabel Tegangan Rendah pada Terminal Untuk penggantian kabel tegangan rendah pada terminal, langkah langkah yang harus diikuti adalah sebagai berikut : a. Potonglah sedikit mungkin dan bagian kabel yang rusak 9

10 b. Lepaskan isolasi dan bagian tengah sejauh dua kali dan diameter kabel, pengisolasian dapat dilakukan dengan menggunakan alat sebagai berikut: pisau, tang pemotong yang bisa diatur dan klem penjpeit c. Periksalah inti kawat setelah dilakukan pengisolasian : inti kawat haruslah bersih, inti kawat tidak boleh mengalami kerusakan yang disebabkan oleh pengisolasian, ketika inti kawat mengalami kerusakan, potonglah ujungnya tepat dibawah daerah yang rusak dan lakukan pengisolasian ulang d. Pasanglah tali pada inti kawat dengan menggunakan klem penjepit e. Gunakan salah satu dan dua metode, sambungkan terminal dengan inti kabel Gambar Penyolderan Inti Melakukan penyolderan Inti kabel terminal, langkahnya sebagai berikut. a. Dengan melapisi anti karat pada daerah sekeliling dan terminal. b. Lapisi anti karat pada bagian tengah. c. Panaskan inti kabel dengan memegang ujung besi penyolder pada bagian bawah ujung. d. Tempelkan ujung dan kawat solder pada bagian atas sejauh separuh dan jarak- ujungnya dan isolasi. e. Ketika solder sudah panas, pindahkan penyolder. f. Letakkan kabel di antara sayap sehingga isolasi sejajar dengan posisi bagian luar sayap. g. Potonglah ujung inti kawat jika lebih panjang dan bagian sayap. h. Gunakan sepasang kiem penjepit, tekuklah sayap di sekitar isolasi dan Inti kawat. i. Solderlah sambungan antara terminal dan inti kawat. j. Tempatkan solder di bawah terminal dekat ujung Inti kawat k. Letakkan kawat solder pada ujung bagian tengah. l. Lepaskan penyolder ketika solder mengeluarkan asap. m. Aturlah solder sebelum menggerakkan ujung penyolder atau terminal. n. Perbaikilah isolasi jika perlu. 10

11 Gambar Menyolder dan menjepit terminal ke kabel Cara penjepitan terminal pada inti sebagai berikut: a. Masukkan inti ke dalam ujung selubung terminal. b. Potonglah ujung dan inti jika terdapat kelebihan. c. Gunakan alat penekan, tekan dan goyangkan selubung terminal terhadap inti. d. Jangan gunakan penjepit yang mempuyai sisi potong, karena akan merusak terminal. e. Pengujian pada hasil penekanan. f. Tahan dan tekan pada bagian terminal, terminal tidak boleh bergerak. g. Tekanlah kembali jika terminal bergerak terhadap intinya. Gambar Mempersiapkan kabel tegangan rendah 3. Memperbaiki Kabel Tegangan Rendah yang Rusak Rangkaian kabel tegangan rendah akan mengalami kerusakan, jika: a. Terletak pada bagian luar dan sebuah jaringan. b. Sebelum rangkaian kabel masuk atau sesudah berada di luar rangkaian. c. Terdapat pada bagian dalam dan sebuah rangkaian. d. Terletak di antara titik masuk dan keluar dan sebuah rangkaian kabel. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk rangkalan kabel tegangan rendah yang rusak: memperbaiki 11

12 a. Perhatikan bahwa kabel masih cukup panjang setelah dilakukan perbaikan. b. Pastikan bahwa terminal sudah aman dan komponen. c. Berilah selisih panjang kabel sedikitnya sebesar 5 kali dan diameter bagian luarnya. d. Bagian ujung harus dapat menutupi tanpa melakukan penekanan pada kabel. e. Ketika kabel ditekan maka perbaikilah bagian yang rusak. f. Potonglah beberapa bagian yang rusak dan kabel untuk mengupas Inti kawat. g. Bukalah isolasi dan ujung kabel sejauh sekitar 5 kali dan diameter kabel, membuka isolasi dapat dilakukan dengan alat sebagai benikut: pisau, alat pemotong kabel yang dapat diatur dan tang. h. Periksalah Inti kawat setelah membuka isolasi, kondisi harus bersib dan tidak boleh terjadi kerusakan yang disebabkan dan alat pemotong kabel. i. Inti di pilin secara bersamaan untuk menghasilkan sambungan yang balk. j. Silangkan bagian tengahnya pada titik pusatnya. k. Peganglah dua Inti kawat pada satu sisinya dengan menggunakan tang. l. Putarlah ujungnya mengelilingi Inti kawat lainnya. m. Pastikan bahwa semua hasil pilihan sudah aman. n. Sambunglah atau solder pada bagian sambungannya. o. Solder pada bagian bawah dan ujung sambungan yang terbuka. p. Peganglah kawat solder di bagian atas dan sambungan yang terbuka. q. Ketika solder mulal panas pindahkan penyolder. r. Gunakan kikir kecil atau tang, buanglah sisa yang tajam dan sambungan tersebut. s. Berilah isolasi pada daerah sambungan tersebut. t. Mulailah pemberian Isolasi dan salah satu sisi dan sambungan hlngga ke sisi lainnya. Memperbaiki rangkaian kabel tegangan rendah yang terletak pada bagian dalam, sebagai berikut: a. Carilah bagian sambungannya, hal ini akan melepas beberapa komponen atau melepas pada sebgaian jaringan. b. Bukalah isolasi sambungan dan jaringan, buka isolasi dengan jarak sedikitnya 40 mm dan tiap sisi sambungan. c. Potonglah bagian ujung untuk menghilangkan bagian tengah yang rusak. d. Lepaskan isolasi pada ujung untuk menghilangkan bagian tengah yang rusak. e. Lepaskan isolasi pada ujung inti kawat dengan jarak sedikitnya 5 kali dan diameter kabel, pembukaan isolasi Inti dapat dilakukan dengan alat sebagal beirkut pisau, alat pembuka isoasi yang dapat diatur dan tang. Periksalah bagian tengahnya setelah dilakukan pembukaan isolasi: kondisi harus bersih, tidak boleh terjadi kerusakan yang disebabkan oleh alat pembuka isolasi. Gantilah kabel sepanjang 100 mm dengan isolasi kabel 12

13 yang sama dengan kabel tegangan rendah yang rusak sebelumnya. f. Bukalah isolasi pada ujung kabel yang baru. Putarlah salah satu ujung dan inti kawat kabel terhadap salah satu ujung kabel baru. g. Solder pada bagian sambungan. h. Gunakan kikir kecil atau tang, buanglah sisi tajam pada sambungan tersebut. i. Berilah isolasi pada sambungannya, gunakan metodu overlapping atau pembungkusan yang dimulal dengan pengisolasian pada salah satu sisi sambungan dan ke sisi lainnya. j. Ulangilah prosedur di atas terhadap bagian tengah lainnya k. Buatlah lubang dan kabel tersebut dan lakukan penekanan hingga sejajar dengan kabel lainnya. l. lsolasi kembali jaringan gunakan metode pembungkusan benlapis dan isolasi yang ash, isolasi kembali pada semua janingan, gunakan metode pembungkusan berlapis dan memakal isolasi yang baru, pastikan bahwa lubang tersebut sudah diisolasi dan tidak menimbulkan bagian yang lebih atau menonjol dan jaringan tertsebut. m. Gantilah nangkaian atau komponen. 4. Menyambung Dua Buah Kabel a. Ketika akan dilakukan penyambungan antara kabel yang baru dengan kabel yang lama, maka ikutilah petunjuk di bawah ml: b. Canilah rangkaiannya dalam jaringan. c. Periksalah kabel pada jaringan, lepaskan isolasi dan daerah jaringan, paling tidak berjarak 80 mm pada sekehiling titik sambungan. d. Bentuklah mellngkar pada isolasi sehingga nantinya dapat digunakan kembali. e. Identifikasi kabel dan warna dan pisahkan kabel satu dan yang lainnya f. Lepaskan isolasi dan kabel, lakukanlah dan Inti kawat, potonglah kabel berjarak paling sedikit lima kali dan diameternya. g. Potonglah kabel pada tiap ujungnya, berhati-hatilah untuk tidak memotong dengan melewati Inti kawat. h. Lepaskan isolasi dan Inti kawat. i. Sambunglah dan solder kabel yang baru ke inti kawat dengan menggunakan metode yang sudah dijelaskan sebelumnya. j. Lilitlah kabel yang baru terhadap janingan. k. lsolasilah pada bagian sambungan dengan menggunakan isolasi baru. l. Isolasi kembali jaringan seperti yang sudah diterangkan m. Gantilah rangkaian jaringan 13

14 Gambar 4.25 Menyambung dua kabel Untuk melakukan proses pembuatan rangkaian ikutilah langkah-langkah sebagai berikut : kabel, a. Pilihlah bermacam-macam gulungan kawat kabel yang baru. b. Usahakan agar warna dapat disesuaikan dengan kabel yang terdapat pada jaringan. c. Pastikan bahwa kabel yang baru mempunyai ampere yang sama. d. Potongan pembalut atau isolasi sesual panjang yang diinginkan. e. Ketika jaringan bekerja, gunakan hal ini untuk mengukur panjang dan kabel yang baru. f. Kalau pada jaringan sudah terdapat kerusakan, lilitlah dengan menggunakan benang sepanjang jarak antara komponen dengan titik sambungan. g. Dengan menggunakan tali, sambunglah kabel menjadi beberapa titik pada jaringan. h. Periksalah posisi atau letak jaringan terhadap bodi. i. Pastikan bahwa jaringan terletak pada posisi yang benar pada bodi atau klip. j. Pastikan bahwa bagian mi bebas dan bagian yang tajam atau bagian yang bergerak. k. lsolasilah rangkaian atau jaringan kabel. l. Gunakan metode isolasi berlapis dengan isolasi yang baru, mulailah dengan ujung kabel yang kecil ke kabel yang ujung besar. m. Berilah isolasi ganda pada bagian jaringan yang akan digunakan sebagai tempat bodi atau penjepit. n. Pakailah grommet pada jaringan untuk penempatan yang benar. o. Pasanglah terminal baru, soket dan plug. 14

15 ARTI WARNA KABEL KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Warna kabel tiap merek motor berbeda-beda. Pada dasarnya warna kabel itu hanya mewakili muatan positif(+) dan negatif (-). Berikut penjelasannya arti warna kabel kelistrikan sepeda motor : 1. HONDA Hijau : (-) masa, berlaku untuk semua negatif Merah : (+) aki Hitam : (+) kunci kontak Putih : (+) alternator pengisian (+) lampu dekat Kuning : (+) arus beban ke saklar lampu Biru : (+) lampu jauh Abu-abu : (+) flasher Biru Laut : (+) sein/reting kanan Oranye : (+) sein/reting kiri Coklat : (+) lampu kota Hitam-Merah : (+) spul CDI Hitam-Putih : (+) kunci kontsk Hitam-Kuning: (+) koil Biru-Kuning : (+) pulser CDI Hijau-Kuning: (+) lampu rem 2. YAMAHA Hitam : (-) masa, berlaku untuk semua negatif Hijau : (+) arus beban penerangan Merah : (+) arus positif dari aki Kuning : (+) lampu jauh Coklat : (+) sein/reting kiri Hijau : (+) arus beban (penerangan, dll) Putih-Merah : (+) pulser CDI Hijau-Hitam : (+) rem 3. SUZUKI Hitam-Putih : (-) masa, berlaku untuk semua negatif 15

16 Putih-Merah : (+) pengisian dari magnet Putih-Biru : (+) koil ke CDI Putih-Hitam : (+) lampu rem Kuning-Putih: (+) penerangan/lampu Biru-Kuning : (+) pulser ke CDI Merah : (+) aki Oranye : (+) kunci kontak Abu-abu : (+) lampu belakang Hijau Muda : (+) Sein/reting kanan Hitam : (+) sein/reting kiri 4. KAWASAKI Hitam-Kuning: (-) masa, berlaku untuk semua negatif Putih-Merah : (+) aki Merah-Hitam : (+) lampu jauh Merah-Kuning: (+) lampu dekat Abu-abu : (+) Sein/reting kanan Hijau : (+) sein/reting kiri Biru : (+) lampu rem Merah : (+) lampu belakang Coklat : (+) klakson 16

17 Rangkaian Sistem kelistrikan Sepeda Motor 5. MEMERIKSA LAMPU-LAMPU Lampulampu merupakan kelengkapan kendaran yang bersangkutan sesuai dengan peraturan lalu lintas yang telah ditetapkan, dengan tujuan untuk keselamatan pengendara ataupun orang lain. Kelengkapan-kelengkapan pada instalasi penerangan termasuk: Lampu besar/lampu kepala/lampu duplo/head Lamp. Mempunvai penyinaran jarak jauh dan dekat yang diatur melalui saklar dan berfungsi untuk memberi penerangan jalan bagian depan pada saat malam hari. Pemakaian arusnya ada yang mempergunakan arus DC dari battery dan ada yang memepergunakan arus AC dari spoel. Penyinaran jarak jauh lampu besar diberi tanda dengan lampu kontrol/lampu indicator yang terletak pada sepeda motor dengan warna lampunya biru yang berfungsi sebagai pengontrol tanda-tanda bahwa lampu besar dalam keadaan menyala. Penyinaran lampu indicator arus DC dari battery. Lampu Pilot/Lampu Senja. Biasanya terdapat pada sepeda motor jenis bebek dan digunakan pada siang hari, pengambilan arusnya biasanya dari battery. Lampu Ekor/Belakang/Tail Lamp. Berguna untuk menerangi bagian belakang atau motor plat kendaraan, sehingga kendaraan lain yang berada di belakangnya dapat melihat dengan jelas. Penggunaan arusnya ada yang menggunakan arus DC dari battery dan ada yang menggunakan arus AC dari dinamo. Lampu Sein. Digunakan untuk memberikan petunjuk mengenai arah pada waktu akan berbelok Periksa kerja lampu-lampu Jika diperlukan lakukan penyetelan : a. Arah penyinaran lampu Kepala b. Lampu Sain c. Lampu Rem 17

18 Gambar: Periksa lampu-lampu 6. PERBAIKAN / PENGGANTIAN KOMPONEN KELISTRIKAN RUSAK Melepas dan Memasang Bola Lampu Depan a. Buka tutup kaca bagian depan. b. Buka tutup debu. c. Periksa dudukan lampu (socket lampu). d. Bola lampu halogen sangat panas saat dipakai, dinginkan dulu bola lampunya sebelum dilepas. e. Lepas bola lampu dari kedudukannya. f. Bola lampu jenis halogen tidak boleh tersentuh oleh tangan jari tetapi harus dipegang pada socketnya. g. Periksa kondisi bola lampu. h. Pasang kembali bola lampu pada dudukannya. i. Periksa sambungan dudukan bola lampu, jika kurang 1 diperbaiki dahulu. j. Coba kondisi lampu setelah terpasang dengan cara menghidup dan mematikan lampu. k. Tutup kaca depan lampu kepala, kontrol dan pastikan bahwa dudukan lampu kaca dalam keadaan baik dan aman. Gambar 4.1 Melepas bola lampu depan Adapun instrument/kelengkapan yang ada yaitu : 1. Unit lastrumen 4. Baut 2. Bolam lampu 5. Ring 3. Soket dan kabel 18

19 6. Ragian atas unit 16. Pegas lampu kepala 17. Baut 7. Mur 18. Bout 8. Mur 19. Sekering 9. Mur 20. Unit lampu kepala 10. Ring 21. Lensa 11. Bout 22. Ring lampu 12. Socket 23. Rumah lampu 13. Bola lampu kepala 24. Ring/cincin 14. Pegas 25. Rumah Lampu 15. Lensa Melepas dan Memasang Bola Lampu Belakang a. Lepaskan sekerup-sekerup pema sangan lensa lampu belakang. b. Tekan bola lanipu ke dalarn dan putar dalarn tu berlawanan arah jarum jam üntuk melepaskannya. c. Gantikan bola lampujika diperlukan. d. Pasang dalam urutan terbalik dan pelepasan. e. Tempatkan kembali paking karet dengan baik. Gambar 4.2 Melepas Bola Lampu Belakang Adapun instrument/kelengkapan yang ada yaitu : 1. Baut pen gikat 2. Baut dan ring 3. Baut dan ring 4. Baut dan ring 5. Pengikatpelat nomer 6. L.andasan 7. Ring 8. Mur 9. Kabel 10. Dudukan 11. Paking 12. Lensa lampu belakang 13. Bautpengikat 14. Bolam lampu be! akang 15. Paking 16. Sekerup dan ring 17. Sekerup dan ring 18. Unit soket 19. Breketpelatnomer 20. Pelaipemegang unit lampu 21. Murdan ring 22. Mur dan ring 23. Bola lampu 24. Baurpengikat 25. Bautpengikat Penggantian bola lampu sein a. Lepaskan sekerup pemasangan lensa lampu sein b. Tekan bola lampu ke dalam dan putar berlawanan arah jarum jam untuk melepaskannya. c. Ganti bola lampu jika diperlukan. d. Pasang dalam urutan terbalik dan pelepasan. e. Tempatkan kembali paking karet dengan baik. 19

20 Penyetelan Saklar lampu rem a. Periksa fungsi lampu rem saat handel atau pedal rem ditekan b. Pastikan tidak ada gangguan pada cahayaan memancar c. Reflektor lampu rem oleh kotoran maupun karatan pada reflektor d. Lakukan penyetelan lampu rem pada saat pedal rem atau /handle rem mulai ditekan, lampu harus menyala. e. Saklar lampu rem depan tidak dapat disetel jika fungsi saklar tidak bekerja, maka gantilah dengan yang baru. f. Lakukan penyetelan saklar lampu rem belakang, setelah penyetelan gerak bebas (free play) pedal rem telah dikerjakan. g. Lampu rem harus menyala ketika pedal rem ditekan 20mm dalam posisi posisi bebas. h. Setel dengan memutar mur penyetel saklar lampu rem. i. Jangan memutar badan saklar lampu rem. 7. MEMERIKSA LILITAN/SPUL PENERANGAN ALTERNATOR Fungsi Alternator : Alat pembangkit arus listrik AC Bekerja berdasarkan prinsip elektro magnetik. 20

21 Prinsip kerja : Magnet yang melintasi kumparan, maka akan timbul garis gaya magnet di sekitar kumparan. Saat magnet melintasi kumparan, maka garis gaya medan magnet di sekitar kumparan hilang. Akibat berubah-ubahnya garis gaya medan magnet, maka akan dihasilkan tegangan induksi pada kumparan. Besarnya induksi tergantung : Kecepatan gerakan magnet Besarnya medan magnet Jumlah gulungan GENERATOR PEMBANGKIT PULSA Fungsi : Menghasilkan tegangan pulsa untuk mengatur kerja SCR. Konstruksi : Generator Pulsa terdiri dari sebuah magnet permanen yang dililiti kumparan. Cara Kerja : Signal rotor mendekati atau meninggalkan generator pulsa, akan terjadi perubahan garis-garis gaya magnet. Perubahan garis-garis gaya magnet akan menghasilkan tegangan pulsa. Signal rotor mendekati kumparan à Tegangan pulsa positif Signal rotor meninggalkan kumparan àtegangan pulsa negatif PEMERIKSAAN KUMPARAN PEMBANGKIT ALTERNATOR Ukur tahanan kumparan pembangkit alternator antara terminal Hitam/Merah dan Massa. 21

22 STANDAR: Ω (NF100) PEMERIKSAAN KUMPARAN PULSA PENGAPIAN Ukur tahanan generator pulsa pengapian antara terminal Biru/Kuning dan Hijau. STANDAR: Ω (NF100) PEMERIKSAAN TEGANGAN PUNCAK KUMPARAN PENGAPIAN Ukur tegangan puncak dengan Voltmeter AC pada kabel Hitam/Merah dengan Hijau. STANDAR: 100 V (NF100) PEMERIKSAAN TEGANGAN PUNCAK KUMPARAN PEMBANGKIT Ukur tegangan puncak dengan Voltmeter AC pada kabel Biru/Kuning dengan Hijau. STANDAR: 0,7 V (NF100) 22

23 KEGIATAN BELAJAR 2 Pemeriksaan CDI dan Busi A. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN Diberikan lembaran informasi ini dan bahan sumber, pada akhir kegiatan belajar siswa dapat : 1. Memeriksa CDI 2. Memeriksa BUSI B. MATERI PEMBELAJARAN (TEORI) 1. Memeriksa CDI CDI = CAPASITIVE DISCHARGE IGNITION Pengganti platina è Mengontrol arus listrik ke Ignition Coil 23

24 Keunggulan CDI >< Platina : Tidak memerlukan penyetelan. Menghasilkan tegangan listrik lebih besar dan stabil. Saat pengapian lebih tepat, sesuai putaran mesin. Berdasarkan sumber arus CDI : CDI AC : Astrea Series, GL Series, Tiger, NSR 150R CDI DC : GL Neotech, Karisma, Kirana, NSR 150RR, Sonic PEMERIKSAAN CDI UNIT ASTREA GRAND PEMERIKSAAN CDI UNIT GL SERIES 24

25 2. Memeriksa BUSI Fungsi : Menghasilkan percikan bunga api listrik Tingkat panas (Heating Range) = Kemampuan busi melepaskan panas Busi Panas (Nomor Kecil) Pelepasan panas lambat Busi Dingin (Nomor Besar) Pelepasan panas cepat, cocok untuk kecepatan tinggi. Contoh : BUSI NSR STD = W24 ES, Kecep Tinggi = W 27 ES Pemakaian busi yang salah : Busi tipe dingin è susah start, pembakaran tidak sempurna, timbul kerak Busi tipe panas è Over heating, pre ignition, electrode meleleh. LAKUKAN PEMERIKSAAN BUSI TERHADAP: 1. Kerusakan dan keretakan isolator busi. 2. Perapat/Ring Busi 3. Keausan Elektroda busi 4. Jarak kerenggangan elektroda 5. Kotoran/arang yang menempel pada busi PEMERIKSAAN LONCATAN API BUSI 1. Pasang busi pada tutup busi 2. Putar kunci kontak pada posisi ON 25

26 3. 3.Putar Poros engkol menggunakan Kick Stater atau menggunakan motor stater, 4. Perhatikan letikan api yang keluar 5. Buat catatan hasil pemeriksaan busi. PEMERIKSAAN ELECTRODA BUSI Ukur dan setel renggang busi, sesuai dengan ketentuan pada tipe sepeda motor yang dikerjakan Celah STD electrode busi 0.8 s/d 0.9 mm LATIHAN Tuliskanlah latihan berikut dibuku catatan! Tuliskanlah langkah-langkah pemeriksaan komponen berikut ini berdasarkan modul: 1. Memeriksa baterai 2. Memeriksa sekering 3. Memeriksa soket-soket 4. Memeriksa kabel-kabel 5. Memeriksa lampu-lampu 26

27 6. Perbaikan / penggantian komponen kelistrikan rusak 7. Memeriksa lilitan/spul penerangan 8. Memeriksa CDI 9. Memeriksa BUSI 27

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi BAB II DASAR TEORI Pendekatan pemecahan masalah dapat digunakan untuk merekondisi sepeda motor Honda C86 tahun 1986. Salah satu hal yang menyangkut pendekatan pemecahan masalah adalah dasar teori. Dasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio No. Hasil / Kondisi Standar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 tahanan sekering voltase battery Tegangan pada

Lebih terperinci

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY KELISTRIKAN BODI Komponen-komponen kelistrikan bodi adalah komponen kelistrikan yang dilengkapi dalam bodi kendaraan termasuk komponen sistem penerangan, meter kombinasi, sistem wiper dan washer dan komponen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio 4.1.1 Sistem Pengapian Yamaha Mio ( DC ) 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah BAB III METODE PELAKSANAAN 1.1 Tempat Pelaksanaan Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian dan pengisian sepeda motor Yamaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Sistem Kelistrikan Bodi 1. Lampu kepala Jika lampu kepala memiliki spesifikasi 12V-25/25W maka tahananya adalah sebagai berikut : a. Tahanan lampu dekat 25 = 7

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016. BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat Dan Waktu 1. Tempat Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem kelistrikan bodi penerangan dan motor

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN 1997 Indra Joko Sumarjo 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 Kusnadi D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Sistem pengapian merupakan sistem yang menghasilkan tegangan

Lebih terperinci

Gambar Konstruksi Kontaktor Magnit Merk HKE HRM1-5-DC12V

Gambar Konstruksi Kontaktor Magnit Merk HKE HRM1-5-DC12V MEMBUAT LAMPU HAZARD SEPADA MOTOR Lampu Hazard sering dikaitkan dengan lampu sein karena berada pada tempat yang sama. Bedanya ketika lampu hazard dihidupkan maka lampu sein kanan kiri akan hidup secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor NAMA : MUHAMMAD ABID ALBAR KELAS : IX E Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor Sistem pengapian pada sepeda motor berfungsi untuk mengatur proses terjadinya pembakaran campuran udara dan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor Sistem pengisian adalah gabungan dari beberapa komponen pengisian seperti generator (alternator), regulator dan baterai

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT 3.1 Tujuan Perancangan Adapun tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk menghasilkan suatu model electrical trainer yang diharapkan dapat mempermudah dalam proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Perancangan Proses perancangan adalah proses pembuatan sketsa atau gambar awal bentuk stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode perancangan

Lebih terperinci

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 - Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Zuvitronic ZN01 sebagai pengaman sepeda motor Anda. Keunggulan Alarm ini adalah: 1. Password 3 digit. Motor tidak akan bisa dihidupkan tanpa

Lebih terperinci

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket Pemecahan Auto Light Mari kita asumsikan mobil atau truk ringan terkendala dengan lampu atau dua yang tidak bekerja. Di mana tepatnya Anda mulai? Mari kita mulai dari awal dan meneliti bagaimana pencahayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN LEMBAR PERSOALAN...... ii HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN MOTTO..v KATA PENGANTAR.vi ABSTRACT viii DAFTAR ISI ix DAFTAR NAMA SIMBOL..

Lebih terperinci

SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN

SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN Periksa komponen-komponen system berikut: 1. Penyimpangan (defleksi) tali kipas: Defleksi tali kipas: 7 11 mm dengan gaya tekan 10 kg.

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan

Lebih terperinci

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER PENGETESAN KERJA TANPA BEBAN Jepitlah starter dengan catok untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 1. Hubungkan starter

Lebih terperinci

Lampiran. Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060

Lampiran. Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060 Lampiran Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060 A0010 B0010 C0010 C0020 C0030 C0040 C0050 C0060 K0010 K0020 K0030 K0040 K0050 K0060 Mesin motor mati Tidak ada api pada busi Ujung elektroda rata dengan keramik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut: Tabel 3.1Spesifikasi Lampu

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut: Tabel 3.1Spesifikasi Lampu BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Spesifikasi Bola Lampu Pada setiap kendaraan mempunyai spesifikasi masing-masing pada setiap sistemnya, salah satu diantaranya pada sistem penerangan pada Toyota

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO..

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN..... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...... i ii iii SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. KATA PENGANTAR. v vi vii INTISARI... ix ABSTRACT..

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalah Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering ditemukan sistem

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup.

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup. BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K 3.1 Pengertian Kelistrikan mesin ialah sistem kelistrikan otomatisasi dipergunakan untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur

Lebih terperinci

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 Suprihadi Agus Teknik Mesin D3. Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Suatu mesin tidak dapat hidup dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN NOMOR PERSOALAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR

Lebih terperinci

Fakultas Teknik UNY. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM PENGAPIAN. Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T.

Fakultas Teknik UNY. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM PENGAPIAN. Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. KODE MODUL SPD. OTO 225-01 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM PENGAPIAN Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran (SP4) Jurusan

Lebih terperinci

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan BAB 7 SISTEM STARTER (STARTING SYSTEM) 7.1. Pendahuluan Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang dihasilkannya. Karena itu mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan dihidupkan.

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam BAB III ANALISIS KASUS A. Temuan Masalah Bab ini mengemukakan tentang gangguan dan perbaikan tentang windshield wiper dimulai dari pembongkaran, pemeriksaan, penggantian dan pemasangan. Table 3.1 Gangguan

Lebih terperinci

MAX GUARD.

MAX GUARD. MAX GUARD ALARM MOTOR DENGAN PASSWORD ZN-P204 DIPRODUKSI OLEH ZUVITRON DIGITAL http://zuvitronic.tripod.com Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Max Guard ZN-P204 sebagai pengaman

Lebih terperinci

CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K

CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K Laporan Tugas Akhir Disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Diploma 3 Untuk memperoleh gelar Ahli

Lebih terperinci

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu :

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu : ULANGAN MID SEMESTER GENAP Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika Kelas : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu : Soal : Utama PETUNJUK UMUM. 1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum kamu mengerjakan soal. 2.

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

DM-RAPD (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000

DM-RAPD (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000 (Indonesian) DM-RAPD001-01 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000 SM-PD63 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran. kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran. kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut : 1. Tempat pembuatan alat :

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Diagnosa Ignition Control Sistem Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI

PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI TIPE : GENERAL CEILING FANS TEGANGAN : 220~20V, FREKUENSI : 50Hz BACA DAN SIMPAN BUKU PETUNJUK INI Terima kasih atas kepercayaan anda membeli kipas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. commit to user 3

BAB II DASAR TEORI. commit to user 3 BAB II DASAR TEORI Rekondisi sepeda motor Honda C86 tahun 1986 bertujuan untuk mengembalikan performa mesin dan memperbaiki semua komponen. Dasar teori yang membantu dalam melakukan rekondisi didapat dari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Alur proses reparasi mesin cuci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Alur proses reparasi mesin cuci BAB IV PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERBAIKAN/PENGGANTIAN KOMPONEN YANG RUSAK PENGECEKAN CAPASITOR, DINAMO, SAKLAR TIMER PENGECEKAN INSTALASI POWER INPUT UNIT Gambar 4.1 Alur proses reparasi mesin cuci Alur

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning

Lebih terperinci

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN 1. Pengertian Listrik adalah salah satu bentuk energi yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tetapi dapat dirasakan akibat dan manfaatnya. Listrik berasal dari kata electric

Lebih terperinci

(Indonesian) DM-TRPD Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal DEORE XT PD-T8000

(Indonesian) DM-TRPD Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal DEORE XT PD-T8000 (Indonesian) DM-TRPD001-02 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Pedal DEORE XT PD-T8000 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3 UNTUK MENJAGA KESELAMATAN... 4

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Pengesetan mesin las dan elektroda Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, siswa dapat : Memahami cara mengeset mesin dan peralatan lainnya.

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK LEMBAR TUGAS PRAKTIK TUGAS : Pemasangan Instalasi tenaga Motor 3 Fase dan Instalasi penerangan dengan Smart relay WAKTU : 840 menit SPESIALISASI : Electrical Installation A. Prinsip kerja Instalasi tenaga

Lebih terperinci

Galvanometer. 1. Cara / Prinsip Kerja, Fungsi dan Komponen

Galvanometer. 1. Cara / Prinsip Kerja, Fungsi dan Komponen Penerapan Aplikasi Gaya Magnet, Gaya Lorentz dalam Kehidupan Sehari-hari, Kegunaan Galvanometer, Motor Listrik, Relai, Kereta Maglev, Video Recorder - Berikut ini adalah materi lengkapnya: 1. Cara / Prinsip

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda bermuatan

Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda bermuatan MODUL 8 KEGIATAN PRAKTIKUM 1 KELISTRIKAN A.PERCOBAAN MUATAN LISTRIK 1. Tujuan Menunjukkan adanya muatan listrik pada suatu benda akibat yang timbul dari sifat muatan Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika

Lebih terperinci

Sekring Mobil Meleleh atau Putus Mengganti

Sekring Mobil Meleleh atau Putus Mengganti Sekring Mobil Meleleh atau Putus Mengganti www.mobilku.org -Sekring mobil sangat penting fungsinya dalam mengendalikan besarnya arus listrik yang mengalir pada komponen-komponen mobil yang membutuhkan

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa terampil membuat perencanaan instalasi penerangan rumah bertingkat. 2. Mahasiswa terampil melakukan pemasangan instalasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Alat Dan Bahan Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota maka alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi. 3.1.1. Alat Alat-alat yang dibutuhkan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR Bibid Sarifudin, Agung Nugroho Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Nurdianto dan Ansori, (2015), meneliti pengaruh variasi tingkat panas busi terhadap performa mesin dan emisi gas buang sepeda motor 4 tak.

Lebih terperinci

PERINGATAN PERINGATAN PERHATIAN PERHATIAN PERINGATAN. Bahasa Indonesia Panduan awal cepat. Tindakan Pencegahan Saat Pemasangan

PERINGATAN PERINGATAN PERHATIAN PERHATIAN PERINGATAN. Bahasa Indonesia Panduan awal cepat. Tindakan Pencegahan Saat Pemasangan Identifikasi Simbol Panduan ini menggunakan simbol dan ikon untuk menunjukkan tindakan pencegahan keselamatan dan kekhawatiran selama prosedur pemasangan. Pastikan untuk membaca dan memahami dengan saksama

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat Pelaksanaaan Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulisan melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian AC dan pengisian sepeda motor

Lebih terperinci

INJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint

INJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan INJ 24 x Three Core Heatshrinkable Cable Joint Karakteristik dan Aplikasi Produk : TEGANGAN LISTRIK UKURAN KONDUKTOR ISOLASI KABEL JENIS KONDUKTOR JUMLAH

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 Ari Meicipto 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

DM-ST (Bahasa Indonesia) Panduan Dealer. Tuas kontrol ganda ST-9001 ST-9000 ST-6800 ST-5800 ST-4700 ST-4703

DM-ST (Bahasa Indonesia) Panduan Dealer. Tuas kontrol ganda ST-9001 ST-9000 ST-6800 ST-5800 ST-4700 ST-4703 (Bahasa Indonesia) DM-ST0002-04 Panduan Dealer Tuas kontrol ganda ST-9001 ST-9000 ST-6800 ST-5800 ST-4700 ST-4703 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3 UNTUK MENJAGA KESELAMATAN... 4 PEMASANGAN... 6 Daftar

Lebih terperinci

MEKANISME LAMPU KEPALA PADA ISUZU PANTHER HI-GRADE

MEKANISME LAMPU KEPALA PADA ISUZU PANTHER HI-GRADE MEKANISME LAMPU KEPALA PADA ISUZU PANTHER HI-GRADE TUGAS AKHIR Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh Achmad Fanani 5250307012 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Aliran Pengujian Proses pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukan pada gambar gambar dibawah ini : A. Diagram

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja BAB III ANALISIS MASALAH 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova Setelah melakukan pengamatan di pada objek cara kerja sistem starter yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih

Lebih terperinci

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK 117 Berdasarkan kondisinya : 1. Mentah, merupakan bahan dasar yang masih perlu diolah untuk dijadikan bahan setengah jadi atau bahan jadi (siap pakai).

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

BAB I LAS BUSUR LISTRIK BAB I LAS BUSUR LISTRIK A. Prinsip Kerja Las Busur Listrik Mengelas secara umum adalah suatu cara menyambung logam dengan menggunakan panas, tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan untuk memanaskan

Lebih terperinci

Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni :

Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni : II. PERAKITAN KOMPONEN SISTEM Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni : 1. Gas Analyser GA2000Plus yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

Pengetahuan Produk Baterai

Pengetahuan Produk Baterai Pengetahuan Produk Baterai A. Ikhtisar Baterai sepeda motor dapat digolongkan ke dalam dua jenis. Yaitu baterai yang memerlukan penambahan air suling dan yang tidak memerlukannya. Pada umumnya, yang pertama

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR Komponen sistem pengapian dan fungsinya

BAB II TEORI DASAR Komponen sistem pengapian dan fungsinya BAB II TEORI DASAR 2.1 Teori Dasar Pengapian Sistem pengapian pada kendaraan Honda Supra X 125 (NF-125 SD) menggunakan sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition) yang merupakan penyempurnaan dari

Lebih terperinci

Pemindah Gigi Belakang JALANAN

Pemindah Gigi Belakang JALANAN (Indonesian) DM-RD0003-09 Panduan Dealer Pemindah Gigi Belakang JALANAN RD-9000 RD-6800 RD-5800 RD-4700 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING...3 UNTUK MENJAGA KESELAMATAN...4 DAFTAR ALAT YANG AKAN DIGUNAKAN...6

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI)

BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI) BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI) 5.1. Pendahuluan Baterai merupakan suatu komponen elektrokimia yang menghasilkan tegangan dan menyalurkannya ke rangkaian listrik. Dewasa ini baterai merupakan sumber utama

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 Muhammad Hafidz Anshori 1 dan Misbachudin 1 1) Program Studi D3 Teknik Otomotif Politeknik Hasnur Banjarmasin ABSTRAK Tingkat pencurian mobil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI NOMOR : P.20.INDO3.00201.0212 DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI HAL. Kata Pengantar Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6 Bagian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN LEMBAR PERSOALAN...... ii HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR. vi ABSTRACT viii DAFTAR ISI ix DAFTAR NAMA SIMBOL..

Lebih terperinci

PENGERING RAMBUT. Gambar 1. Pengering Rambut

PENGERING RAMBUT. Gambar 1. Pengering Rambut PENGERING RAMBUT I. Tujuan Praktek : Dapat memahami cara kerja dari pengering rambut Dapat mengatasi permasalahan seputar pengering rambut Dapat merawat pengering rambut dengan baik II. Dasar Teori Hair

Lebih terperinci

DM-MBST (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Tuas pemindah. EZ-FIRE Plus ST-EF500 ST-EF510

DM-MBST (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Tuas pemindah. EZ-FIRE Plus ST-EF500 ST-EF510 (Indonesian) DM-MBST001-00 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Tuas pemindah EZ-FIRE Plus ST-EF500 ST-EF510 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3 UNTUK MENJAGA

Lebih terperinci

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder JOB SHEET DASAR TEKNOLOGI A. TUJUAN : Setelah menyelesaikan praktek ini diharapkan siswa dapat : 1. Dapat menjelaskan prosedur tune up 2. Dapat melakukan prosedur tune up dengan benar 3. Dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER Laporan Kerja Praktek 34 BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER 4.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Sebelum mobil diberikan perawatan, mobil tersebut terlebih dahulu harus diperiksa di WO ( Working

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 82 F/7.5.1.P/T/WKS4/17 12 Juli 2010 SMK NEGERI 2 PENGASIH PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH Jalan

Lebih terperinci

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN TUNE UP MOTOR BENSIN 1 Membersihkan Saringan Udara Ganti bila sudah kotor belebihan Semprot dengan udara tekan dari arah berlawanan dengan arah aliran udara masuk 2 Periksa Oli Mesin Periksa : Jumlah Oli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Ludfianto (2013), meneliti penggunaan twin spark ignition dengan konfigurasi berhadapan secara Horizontal pada Motor Yamaha F1ZR dua langkah

Lebih terperinci

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM)

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) 44 BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) a. Uraian Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen-kompenen listrik pada mobil tersebut seperti motor starte, lampu-lampu

Lebih terperinci