BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI)"

Transkripsi

1 BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI) 5.1. Pendahuluan Baterai merupakan suatu komponen elektrokimia yang menghasilkan tegangan dan menyalurkannya ke rangkaian listrik. Dewasa ini baterai merupakan sumber utama energi listrik yang digunakan pada kendaraan. Sebagai catatan bahwa baterai tidak menyimpan listrik, tetapi menampung zat kimia yang dapat menghasilkan energi listrik. Dua bahan timah yang berbeda berada di dalam asam yang bereaksi untuk menghasilkan tekanan listrik yang disebut tegangan. Reaksi elektrokimia ini mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Gambar 5.1. Baterai Hal-hal yang disyaratkan untuk baterai adalah ukurannya harus kecil, ringan dan tahan lama, tahan terhadap gunjangan dan mudah dikontrol, mempunyai kapasitas yang besar dan harganya cukup murah. baterai harus bisa mensuplai arus listrik ke seluruh peralatan listrik yang ada pada kendaraan. Apabila alternator mengalamai kerusakan, baterai harus bisa dipakai sebagai sumber listrik pada saat kendaraan melaju. Baterai harus dapat mengatur kesimbangan antara output dari alternator dan beban pemakaian. Namun begitu, baterai bukanlah merupakan sumber utama untuk peralatan listrik yang ada pada kendaraan Fungsi, Tipe, dan Konstruksi Baterai (Accu) Fungsi Baterai Pada kendaraan, baterai berfungsi sebagai sumber arus untuk semua sistem kelistrikan pada kendaraan. Pada saat mesin belum hidup, baterai memberikan energi listrik untuk sistem penerangan atau sistem lampu-lampu dan aksesoris. Pada saat start, baterai berfungsi memberikan energi listrik untuk memutarkan motor starter dan sistem pengapian selama start. Setelah mesin hidup, baterai berfungsi untuk menerima dan menyimpan energi listrik yang diberikan oleh sistem pengisian baterai. 97

2 Pada kondisi mesin hidup, hampir semua kebutuhan energi listrik pada sistem kelistrikan kendaraan dipenuhi oleh sistem pengisian Tipe Baterai Beberapa tipe baterai yang ada yaitu baterai tipe timah-asam (lead acid), baterai perawanan ringan atau baterai bebas perawatan, baterai berventilasi, dan baterai rapat (sealed baterai). Penjelasan mengenai baterai tersebut adalah sebagai berikut. 1. Baterai tipe timah-asam (lead acid). Pada baterai tipe ini suatu logam (timah) direndam dalam suatu larutan elektrolit. Tegangan atau energi listrik dihasilkan dari reaksi kimia antara logam dan larutan elektrolitnya. 2. Baterai berventilasi. Pada baterai ini, terdapat tutup ventilasi yang dapat dibuka untuk mengecek elektrolit atau untuk menambahkan air suling jika diperlukan untuk mengembalikan kondisinya. Tutup ini juga berfungsi untuk mengeluarkan gas hidrogen yang dihasilkan selama proses pengisian. 3. Baterai rapat (sealed baterai). Baterai ini menggunakan juga timah-asam tetapi tidak mempunyai tutup yang dapat dilepas untuk mengecek elektrolit atau menambah elektrolit. Pada beberapa tipe baterai ini, mempunyai mata kecil untuk menunjukkan tingkat isi dari baterai. 4. Baterai bebas perawatan. Pada baterai jenis ini larutan elektrolit tidak dapat ditambahkan sehingga tidak diperlukan perawatan baterai secara khusus Konstruksi Baterai Konstruksi baterai digambarkan dengan iliustrasi pada gambar 5.2. Berikut adalah penjelasan dari tiap-tiap bagian baterai. Gambar 5.2. Bagian-bagian baterai 98

3 1. Kotak baterai. Bagian ini berfungsi sebagai penampung dan pelindung bagi semua komponen baterai yang ada di dalamnya, dan memberikan ruang untuk endapan-endapan baterai pada bagian bawah. Bahan kotak baterai ini biasanya transparan untuk mempermudah pengecekan ketinggian larutan elektrolit pada baterai. Gambar 5.3. Kotak dan tutup baterai 2. Tutup baterai. Bagian ini secara permanen menutup bagian atas baterai (gambar 5.3), tempat dudukan terminal-terminal baterai, lubang ventilasi, dan untuk perawatan baterai seperti pengecekan larutan elektrolit atau penambahan air. 3. Plat baterai. Plat positif dan plat negatif mempunyai grid yang terbuat dari antimoni dan paduan timah. Plat positif terbuat dari bahan antimoni yang dilapisi dengan lapisan aktif oksida timah (lead dioxide, P b O 2 ) yang berwarna coklat dan plat negatif terbuat dari sponge lead (P b ) yang berwarna abu-abu. Jumlah dan ukuran plat mempengaruhi kemampuan baterai mengalirkan arus. Baterai yang mempunyai plat yang besar atau banyak dapat menghasilkan arus yang lebih besar dibanding baterai dengan ukuran plat yang kecil atau jumlahnya lebih sedikit. Gambar 5.4. Plat positif dan negatif baterai dalam satu sel 99

4 Beberapa macam bahan yang banyak digunakan untuk plat baterai di antaranya adalah antimoni timah (lead antimony), kalsium timah (lead calcium), rekombinasi (gel cell). Macam-macam bahan plat baterai dan elektrolit yang digunakan akan menghasilkan karakteristik baterai yang berbeda. Bahan plat antimoni timah banyak digunakan pada baterai asam timah (lead acid) pada umumnya. Keuntungan baterai ini adalah 1) umur servis yang lebih panjang dibanding baterai kalsium, 2) lebih mudah di-charge atau diisi ulang pada saat baterai benar-benar sudah kosong, dan 3) harganya lebih murah. Baterai yang menggunakan plat berbahan kalsium timah adalah baterai asam timah bebas perawatan (maintanance free lead acid battery). Keuntungan baterai tipe ini adalah 1) tempat cadangan elektrolit di atas plat baterai lebih besar, 2) kemampuan menghasilkan arus untuk starter dingin (cold cranking amper rating) lebih tinggi, dan 3) hanya sedikit atau bebas perawatan. Baterai dengan gel cell merupakan baterai asam timah yang rapat yang bahan elektrolitnya berupa gel yang lebih padat dibanding cairan baterai lainnya. Keuntungan tipe ini adalah 1) tidak ada cairan elektrolit yang dapat menyebabkan kebocoran, 2) dapat bertahan beberapa lama dalam keadaan baterai kosong (habis sama sekali = discharged) tanpa mengalami kerusakan (deep cycled), 3) bebas karat dan perawatan, 4) umur pakai tiga kali atau empat kali lebih panjang dibanding baterai biasa, dan 5) jumlah plat yang lebih banyak dengan jarak yang rapat (berdekatan) sehingga ukuran baterai lebih kecil atau kompak. Gambar 5.5. Baterai gel cell 4. Separator atau penyekat. Penyekat yang berpori ini ditempatkan di antara plat positif dan plat negatif. Pori-pori yang terdapat pada penyekat tersebut memungkinkan larutan elektrolit melewatinya. Bagian ini juga berfungsi mencegah hubungan singkat antar plat. 100

5 Gambar 5.6. Penyekat atau sparator di antara plat baterai Separator disisipkan diantara pelat positif dan negatif untuk mencegah agar tidak terjadi hubungan singkat antara kedua plat tersebut. Apabila pelat mengalami hubung singkat karena kerusakan separator, maka energi yang dihasilkan akan bocor. Bahan yang dipakai untuk separator adalah resin fiber yang diperkuat, karet atau plastik. Permukaan separator yang berpori menghadap ke plat positif untuk melindungi karat dari plat positif agar tidak berhamburan. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh separator adalah bukan konduktor, harus cukup kuat, tidak mudah berkarat oleh elektrolit, dan tidak menimbulkan bahaya terhadap elektroda. 5. Sel. Satu unit plat positif dan plat negatif yang dibatasi oleh penyekat di antara kedua plat posotif dan negatif disebut dengan sel atau elemen. Sel-sel baterai dihubungkan secara seri satu dengan lainnya, sehingga jumlah sel baterai akan menentukan besarnya tegangan baterai yang dihasilkan. Satu buah sel di dalam baterai menghasilkan tegangan kira-kira sebesar 2,1 volt, sehingga untuk baterai 12 V akan mempunyai 6 sel. Gambar 5.7. Sel baterai 101

6 6. Penghubung sel (cell connector) merupakan plat logam yang dihubungkan dengan plat-plat baterai. Plat penghubung ini untuk setiap sel ada dua buah (lihat gambar 5.7), yaitu untuk plat positif dan plat negatif. Penghubung sel pada plat positif dan negatif disambungkan secara seri untuk semua sel. 7. Pemisah sel (cell partition). Ini merupakan bagian dari kotak baterai yang memisahkan tiap sel (lihat gambar 5.3). 8. Terminal baterai. Ada dua terminal pada baterai, yaitu terminal positif dan terminal negatif yang terdapat pada bagian atas baterai. Saat terpasang pada kendaraan, terminal-terminal ini dihubungkan dengan kabel besar positif (ke terminal positif baterai) dan kabel massa (ke terminal negatif baterai). Gambar 5.8. Terminal baterai 9. Tutup ventilasi. Komponen ini terdapat pada baterai basah untuk menambah atau memeriksa air baterai. Lubang ventilasi berfungsi untuk membuang gas hidrogen yang dihasilkan saat terjadi proses pengisian. Gambar 5.9. Tutup ventilasi 102

7 10. Larutan elektrolit, yaitu cairan pada baterai merupakan campuran antara asam sulfat (H 2 SO 4 ) dan air (H 2 O). Secara kimia, campuran tersebut bereaksi dengan bahan aktif pada plat baterai untuk menghasilkan listrik. Baterai yang terisi penuh mempunyai kadar 36% asam sulfat dan 64% air. Larutan elektrolit mempunyai berat jenis (specific gravity) 1,270 pada 20 0 C (68 0 F) saat baterai terisi penuh. Berat jenis merupakan perbandingan antara massa cairan pada volume tertentu dengan massa air pada volume yang sama. Makin tinggi berat jenis, makin kental zat cair tersebut. Berat jenis air adalah 1 dan berat jenis asam sulfat adalah 1,835. Dengan campuran 36% asam dan 64% air, maka berat jenis larutan elektrolit pada baterai sekitar 1,270. Gambar Campuran asam dan air pada larutan elektrolit 5.3. Kapasitas baterai Sebuah baterai harus mempunyai kapasitas yang cukup agar mampu memberikan energi listrik yang cukup untuk memutarkan motor starter saat mesin dihidupkan. Kapasitas baterai merupakan besarnya energi listrik yang dapat diberikan oleh baterai saat baterai tersebut dalam kondisi terisi penuh. Kapasitas baterai dipengaruhi oleh kualitas dan volume larutan elektrolit, jumlah sel dalam baterai, ukuran dan jumlah plat dalam baterai. Istilah yang umum digunakan untuk menyatakan kapasitas baterai adalah CCA (cold cranking ampere), RC (reserve capacity), AH (amper hour), dan daya (power, Watt) CCA (cold cranking ampere, arus starter dingin) Fungsi utama baterai adalah memberikan energi listrik pada motor starter saat mesin dihidupkan dan memberikan energi listrik ke sistem kelistrikan lainnya. Saat mesin di-start, pengeluaran energi listrik sangat besar dan singkat. CCA secara khusus menyatakan kemampuan baterai (masih penuh terisi) untuk mengeluarkan arus (dalam Amper) beban penuh pada temperatur 0 0 F (-17,8 0 C) selama 30 detik. Tegangan dipertahankan pada 1,2 V pada tiap sel atau 7,2 V untuk enam sel pada baterai 12 V. Harga CCA baterai sekitar 350 sampai 560 A tergantung tipe dan jenis baterai RC (reserve capacity, kapasitas cadangan) Selain menyediakan energi listrik yang besar saat mesin di-start, baterai juga harus dapat menyediakan energi cadangan untuk sistem pengapian, sistem lampulampu, dan asesoris jika sistem pengisian baterai (charging system) tidak bekerja. RC 103

8 menyatakan waktu (dalam menit) suatu baterai yang terisi penuh untuk mengalirkan arus sebesar 25 A dan tegangan pada tiap sel dipertahankan 1,75 V atau 10,5 V untuk enam sel pada baterai 12 V. Besarnya nilai RC berkisar antara 55 sampai 115 menit AH (amper-hour, amper-jam) Bahan aktif pada plat baterai harus tahan terhadap kondisi penerapan beban lampu-lampu yang membutuhkan daya tertentu saat menyala. Metode pengujian ini disebut juga metode pemakaian baterai 20 jam. Baterai pada umumnya menyatakan kapasitasnya dalam satuan amper-jam. AH menyatakan besarnya arus yang dapat mengalir dalam waktu 20 jam pada temperatur 27 0 C (80 0 F) sementara selama pengujian tegangan dipertahankan pada 1,75 V pada tiap sel atau 10,5 V untuk enam sel pada baterai 12 V. Misalnya, sebuah baterai dapat mengalirkan arus sebesar 3 A dalam waktu 20 jam, maka kapasitas baterai tersebut adalah 3 A x 20 jam = 60 amper-jam Power atau daya (Watt) Besarnya energi listrik yang dikeluarkan oleh baterai pada saat mesin di-start juga dapat dinyatakan dalam Watt. Daya baterai ditentukan dengan menentukan arus dan tegangan baterai pada 0 0 F (17,8 0 C). Kedua besaran tersebut kemudian dikalikan sehingga didapat daya. Daya pada baterai berkisar antara 2000 sampai 4000 W Cara Kerja Baterai (Reaksi Elektrokimia) Baterai dan bagian-bagiannya saling bekerja sama untuk menghasilkan energi listrik. Dasar kerja baterai adalah mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana kerja baterai, mulai dari teori sel sampai dengan reaksi elektrokimia Teori Sel Gambar Dasar kerja sel Dasar sel dari sebuah baterai terdiri dari beberapa komponen, yaitu plat positif, plat negatif, elektrolit, dan kotak sel. Kedua plat terendam dalam larutan elektrolit campuran antara asam sulfat dan air. Plat positif terbuat dari bahan yang berwarna merah kecoklatan yang disebut dioksida timah (lead dioksida, P b O 2 ) sedangkan plat negatif terbuat dari timah (P b ) yang berwarna abu-abu. Apabila sebuah penghantar 104

9 dan sebuah beban (gambar 5.11) dihubungkan dengan kedua plat tersebut, maka akan terjadi aliran arus dari plat positif ke plat negatif dan menyebabkan lampu menyala. Proses pengeluaran isi (discharging) ini akan terus berlangsung sampai kedua logam itu menjadi sama (P b SO 4 ) dan seluruh asam sudah termanfaatkan sehingga cairan yang ada hanya berupa air (H 2 O). Dalam kondisi seperti ini maka sel (baterai) tersebut dikatakan kosong (discharged) dan tidak dapat menghasilkan arus listrik lagi. Kondisi sel yang sudah kosong ini dapat dikembalikan seperti keadaan semula (terisi penuh, charged) dengan memberikan arus listrik ke kedua plat pada sel tersebut dan secara berangsur-angsur akan terisi kembali Reaksi Elektrokimia Baterai dapat dipakai dan diisi kembali secara berulang-ulang. Kerja baterai dalam menghasilkan arus listrik adalah berdasarkan reaksi elektrokimia. Cara kerja baterai dijelaskan dalam tahapan yaitu dalam keadaan penuh (charged), pengeluaran arus (discharging), baterai kosong (discharged), dan pengisian (charging) Baterai Terisi Penuh Gambar Baterai dalam kondisi terisi penuh (charged) Baterai yang berada dalam kondisi terisi penuh, plat positif baterai tersebut adalah P b SO 4 sedangkan plat negatifnya adalah P b. Larutan elektrolit yang ada pada baterai tersebut merupakan campuran dari asam sulfat (H 2 SO 4 ) dan air (H 2 O) Baterai Mengeluarkan Arus Gambar Pengeluaran arus (discharging) 105

10 Apabila sebuah beban, misalnya lampu, dihubungkan dengan terminal positif dan negatif baterai, larutan elektrolit akan bereaksi dengan plat-plat baterai sehingga menghasilkan arus listrik dan lampu akan menyala. Elektrolit terbagi menjadi hidrogen (H 2 ) dan sulfat (SO 4 ). Hidrogen (H 2 ) bereaksi dengan oksigen (O) dari plat positif baterai dan menghasilkan air (H 2 O). Sulfat (SO 4 ) bereaksi dengan P b pada plat negatif dan plat positif dan menghasilkan P b SO 4. Tabel 5.1. Reaksi Kimia saat Pengeluaran Arus (discharging) Plat Plat Plat Plat Elektrolit Elektrolit Positif Negatif Positif Negatif P b O 2 + 2H 2 SO 4 + P b P b SO 4 + 2H 2 O + P b SO Baterai dalam Keadaan Kosong (Discharged) Gambar Baterai kosong Proses pengeluaran arus seperti dijelaskan pada gambar 5.13, dalam jangka yang lama akan menyebabkan plat positif dan negatif menjadi P b SO 4 dan larutan elektrolit hanya berupa air saja (menjadi H 2 O). Dalam kondisi seperti ini maka tidak akan terjadi reaksi kimia antara plat baterai dan cairan di dalam baterai. Jika pada kedua terminal baterai diberi sebuah lampu, maka lampu tidak akan menyala karena tidak ada arus listrik yang dihasilkan Pengisian Baterai (Charging) Gambar Pengisian baterai 106

11 Pengisian baterai bertujuan untuk mengembalikan kondisi baterai supaya kembali terisi penuh. Pada proses ini aksi kimia akan dikembalikan seperti semula. Dengan memberikan arus listrik pada baterai tersebut, maka sulfat (SO 4 ) akan lepas dari plat positif dan plat negatif dan bereaksi kembali dengan hidrogen (H 2 ) dan membentuk asam sulfat (H 2 SO 4 ). Oksigen (O 2 ) bereaksi dengan timah (P b ) pada plat positif dan membentuk P b O 2. Pada proses ini terjadi gas pada saat baterai mendekati terisi penuh, dan gelembung hidrogen keluar dari plat negatif sedangkan pada plat positif terbentuk oksigen. Tabel 5.2. Reaksi Kimia saat Pengisian Baterai (Charging) Plat Plat Plat Plat Elektrolit Elektrolit Positif Negatif Positif Negatif P b SO 4 + 2H 2 O + P b SO 4 P b O 2 + 2H 2 SO 4 + P b Karakteristik Elektrolit Baterai Seiring dengan penggunaan listrik dari baterai untuk berbagai macam keperluan rangkaian listrik, maka kondisi baterai akan menurun. Berat jenis (specific gravity) elektrolit berkurang secara proporsional sesuai dengan besarnya pemakaian listrik pada baterai. Gambar 5.16 memperlihatkan hubungan antara perubahan berat jenis dengan jumlah pengeluaran baterai (tingkat kekosongan baterai). Berat jenis adalah berat jenis dengan kondisi baterai terisi penuh, dan adalah berat jenis untuk kondisi baterai kosong. Dengan mengukur berat jenis elektrolit, bersarnya tingkat kekosongan baterai (discharged) dapat diketahui. Gambar Hubungan berat jenis elektrolit dengan tingkat kekosongan baterai Jika baterai yang sudah kosong tidak dipakai dalam jangka waktu yang lama, maka elektroda bisa menjadi lead sulfate (P b SO 4 ) secara permanen atau timbul kerusakan pada plat baterai, sehingga baterai tidak dapat digunakan lagi. Jika berat jenisnya adalah (20 0 Celcius), baterai harus diisi ulang. Jika baterai disimpan dalam jangka waktu yang lama, maka baterai tersebut harus diisi kembali sedikitnya satu kali untuk 15 hari. Perubahan temperatur akan mempengaruhi berat jenis elektrolit. Hal ini disebabkan karena volume asam sulfat (elektrolit) bisa menyusut atau 107

12 mengembang karena temperatur, sehingga berat per satuan volume berubah. Oleh sebab itu, jika temperatur naik, berat jenis elektrolit akan turun, dan jika temperatur turun, maka berat jenis elektrolit akan naik. Gambar berikut ini memperlihatkan pengaruh temperatur elektrolit terhadap berat jenis elektrolit. Gambar Hubungan berat jenis elektrolit dengan temperatur elektrolit 5.5. Penanganan Baterai Baterai memerlukan perawatan dan penanganan khusus agar umur baterai bisa panjang. Beberapa hal yang penting dilakukan terhadap baterai untuk merawat, memeriksa dan menguji baterai. Hal-hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi baterai, dan mengembalikan kondisi baterai Melepas dan Memasang Baterai Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melepas baterai adalah sebagai berikut. 1. Pastikan kunci kontak berada dalam posisi Off dan semua aksesori atau sistem kelistrikan dalam keadaan Off. 2. Lepas kabel baterai dengan terlebih dahulu melepas kabel negatif. 3. Lepas baterai dari kendaraan. Harap diperhatikan: hati-hati dalam melepas baterai karena kemungkinan rumah baterai retak atau bocor sehingga cairan elektrolit dapat mengenai kulit anda. Gunakan sarung tangan saat mengeluarkan baterai agar lebih aman. 4. Periksa dudukan baterai dari kemungkinan rusak yang disebabkan oleh larutan elektrolit baterai. Jika memang ada kerusakan akibat elektrolit, maka daerah itu perlu dibersihkan dengan air hangat dan baking soda. Gosok daerah tersebut dengan sikat kaku kemudian lap dengan kain yang direndam dengan air dan baking soda. 5. Bersihkan bagian atas baterai. 6. Lakukan pemeriksaan baterai secara visual (jika terdapat hal-hal yang memerlukan pemeriksaan dan pengujian lanjut, lihat pada bagian khusus pemeriksaan dan pengujian baterai dalam bab ini juga). 7. Periksa kotak baterai dan tutupnya dari kemungkinan retak. Jika ada yang retak, baterai harus diganti. 8. Bersihkan area tempat baterai dengan pembersih yang sesuai. 108

13 9. Bersihkan permukaan klem terminal dengan alat pembersih yang sesuai. Ganti kabel dan klem terminal yang rusak (Bila terjadi masalah pada baterai, lakukan pemeriksaan-pemeriksaan baterai seperti dijelaskan pada bagian pemerisaan baterai). 10. Pasang kembali baterai ke dalam mobil. 11. Hubungkan kabel terminal baterai, pastikan kabel terminal masuk ke dalam dengan aman. 12. Kencangkan baut terminal dengan benar. 13. Setelah dikencangakan, lapisi semua sambungan dengan gemuk (light mineral grease). PERHATIAN: saat baterai sedang diisi, maka akan keluar gas yang mudah terbakar di antara tutup selnya. Jangan merokok di area tempat baterai sedang atau baru saja diisi. Jangan melepas penjepit chager dari terminal baterai yang sedang diisi karena akan menimbukan percikan api yang dapat menyebabkan terbakarnya gas hidrogen yang dihasilkan pada proses pengisian Pemeriksaan visual Baterai yang dilepas dari kendaraan perlu diperiksa untuk mengetahui adanya kerusakan pada baterai. Pemeriksaan baterai secara visual dilakukan dengan langkah-langkah berikut. 1. Periksa keretakan pada kotak baterai, kerusakan pada terminal baterai, dan kebocoran elektrolit. Jika ada keretakan yang menyebabkan bocornya elektrolit, ganti baterai. 2. Periksa keretakan atau kerusakan kabel baterai dan klem kabel, ganti jika diperlukan. Gambar Bagian-bagian baterai yang diperiksa secara visual 3. Periksa karat pada terminal, kotoran, atau elektrolit pada permukaan baterai. Bersihkan terminal dan tutup bagian atas dengan campuran air dan baking soda. Sikat kawat khusus untuk baterai dapat digunakan jika terdapat banyak karat pada terminal-terminal baterai. 109

14 Gambar Membersihkan terminal dan kabel baterai 4. Periksa pemegang baterai yang kendor, atau klem baterai yang kendor. Bersihkan dan kencangkan jika diperlukan Pengujian Kondisi Baterai Kondisi baterai diketahui dengan melakukan pengujian pada baterai. Pengujian isi baterai dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pengujian berat jenis elektrolit, dan dengan pengujian tegangan rangkaian terbuka Pengujian Berat Jenis Elektrolit Pengujian dengan hidrometer Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk memeriksa berat jenis larutan elektrolit menggunakan hidrometer dijelaskan sebagai berikut. 1. Gunakan pelindung mata saat melakukan pengujian. 2. Lepas tutup ventilasi pada tiap sel baterai. 3. Tekan bola karet pada hidrometer dan masukan ujung hidrometer ke dalam lubang sel ke yang paling dekat dengan terminal positif baterai. Gambar Penggunaan hidrometer untuk mengukur berat jenis elektrolit 4. Lepaskan penekanan bola karet secara perlahan-lahan agar elektrolit dapat terisap ke dalam hidrometer dengan jumlah yang cukup sehingga pelampung di dalam hidrometer dapat mengambang. Saat pengujian ini hidrometer tetap berada di dalam lubang, jangan diangkat. 110

15 5. Baca angka pada skala yang ditunjukkan oleh pelampung. Yakinkan bahwa pelampung terapung dengan bebas, tidak bergesekan dengan bagian samping dan atas tabung hidrometer. Bungkukkan badan agar saat membaca hasil pengukuran posisi mata dan hidrometer dalam keadaan lurus. Gambar Membaca hasil pengukuran elektrolit menggunakan hidrometer 6. Catat hasil pembacaannya dan lanjutkan untuk sel-sel lainnya. Berdasarkan hasil pengukuran berat jenis elektrolit, dapat ditentukan apakah baterai dalam kondisi penuh, harus diisi ulang, atau harus diganti. Dari hasil ini juga dapat ditentukan apakah baterai ini mempunyai energi yang cukup untuk melakukan suatu tes kapasitas atau tes beban berat. Baterai harus dalam kondisi minimal 75% terisi untuk melakukan tes beban berat. Dengan kata lain, tiap sel harus memiliki berat jenis 1,230 atau lebih. Tabel 5.3. Berat jenis Elektrolit dan kondisi Isi baterai No Berat jenis Elektrolit Isi baterai (%) 1 1, , , , ,000 0 Jika isi baterai kurang dari 75%, maka perlu dilakukan pengisian ulang sebelum melaksanakan tes beban berat. Jika dalam kondisi kurang dari 75% dilakukan pengujian, maka pengujian akan gagal karena baterai akan segera habis atau kosong. Variasi hasil pembacaan berat jenis antara tiap sel tidak boleh lebih dari 0,050. Variasi dalam hal ini adalah perbedaan antara berat jenis sel yang terendah dan yang tertinggi. Jika perbedaan tersebut melebihi 0,050 baterai sebaiknya tidak digunakan lagi. Tabel di bawah ini menunjukkan contoh hasil pembacaan berat jenis elektrolit. Pembacaan berat jenis yang paling tinggi adalah sel 1 sebesar 1,260 dan terendah adalah sel 5 sebesar 1,190. Perbedaan harga antara keduanya adalah 0,070. Berdasarkan hasil tersebut maka sel 5 sudah tidak bagus sehingga sebaiknya baterai diganti. 111

16 Tabel 5.4. Contoh Harga Hasil Pembacaan Berat jenis Elektrolit Sel 1 Sel 2 Sel 3 Sel 4 Sel 5 Sel 6 1,260 1,230 1,240 1,220 1,190 1,250 Perbedaan harga pada tiap sel ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kualitas air yang ditambahkan ke dalam sel, elektrolit sudah menjadi air sehingga pembacaan berat jenis rendah. Pengisian baterai dengan laju pengisian lambat (5A) dapat mengurangi variasi harga berat jenis elektrolit dan dilakukan untuk memulihkan kondisi baterai dan memperpanjang umur baterai. Pengujian dengan refraktometer Pengukuran berat jenis elektrolit juga dapat dilakukan dengan alat refraktometer. Pada pengukuran ini, temperatur elektrolit tidak akan mempengaruhi hasil pembacaan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Gunakan pelindung mata saat melakukan pengujian 2. Lepas tutup ventilasi pada bagian atas baterai. 3. Ambil satu tetes elektrolit pada sel yang terdekat dengan terminal positif baterai dan letakan pada lensa kemudian tutup. Gambar Memeriksa berat jenis elektrolit dengan refraktometer 4. Pegang refraktometer dan arahkan ke cahaya kemudian baca hasil pengukurannya dengan melihat pada bagian pembacaan. 5. Catat hasil pembacaan dan lanjutkan dengan sel lainnya. Koreksi untuk hasil pembacaan karena dipengaruhi suhu Temperatur yang tinggi akan menyebabkan viskositas (kekentalan) elektrolit menurun dan menyebabkan berat jenisnya turun dan temperatur yang rendah akan menyebabkan viskositas elektrolit naik sehingga berat jenisnya juga naik. Efek temperatur ini akan mempengaruhi hasil pembacaan saat mengukur berat jenis elektrolit. Untuk itu perlu dilakukan koreksi terhadap hasil pembacaan tersebut. Temperatur elektrolit di atas atau di bawah 80 0 F perlu dikoreksi. Untuk setiap penurunan 10 0 F dari 80 0 F, kurangi hasil pembacaan dengan 0,004 dari pembacaan hidrometer, dan untuk setiap kenaikan 10 0 F di atas 80 0 F hasil pembacaan hidrometer harus ditambah 0,

17 Gambar Koreksi harga berat jenis akibat perbedaan temperatur Contoh 1 : dalam melakukan koreksi hasil pembacaan hidrometer. Hasil pembacaan hidrometer : 1,250 Temperatur elektrolit : 40 0 F Pengurangan berat jenis : - 0,016 Berat jenis elektrolit yang dikoreksi : 1,250 0,016 = 1,234 Contoh 2: dalam melakukan koreksi hasil pembacaan hidrometer. Hasil pembacaan hidrometer : 1,240 Temperatur elektrolit : F Pengurangan berat jenis : + 0,008 Berat jenis elektrolit yang dikoreksi : 1, ,008 = 1,248 Pemeriksaan elektrolit pada baterai jenis built-in hydrometer Baterai jenis built-in hydrometer, sudah mempunyai hidrometer yang terpasang di dalam baterai tersebut. Pemeriksaannya dilakukan dengan melihat indikator atau penunjuk yang terdapat pada baterai. Beberapa langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. Gambar Hidrometer yang terpasang di dalam baterai 113

18 1. Gunakan pelindung mata saat melakukan pemeriksaan. 2. Amati hidrometer yang terdapat pada baterai tersebut. 3. Hasil pembacaannya adalah sebagai berikut. Jika titik berwarna hijau nampak pada hidrometer, maka baterai dalam kondisi terisi penuh dan dapat digunakan untuk mengujian selanjutnya (tes beban berat). Jika yang terlihat adalah titik berwarna hijau gelap, maka baterai perlu diisi sebelum melakukan pengujian lanjutan. Jika titik berwarna kuning terlihat, maka kondisi baterai sudah jelek dan perlu diganti Pengujian Tegangan Rangkaian Terbuka (Open Circuit Voltage Test) Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pengukur tegangan (volt meter) digital untuk mengukur tegangan rangkaian terbuka. Jika pengujian menggunakan volt meter analog, pembacaannya kurang akurat. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Hidupkan lampu kepala (lampu jauh) selama beberapa menit untuk menghilangkan muatan permukaan (surface charge). 2. Matikan lampu kepala, kemudian hubungkan voltmeter digital pada terminalterminal baterai. 3. Baca voltmeter. Baterai yang masih baik dan terisi penuh, harga yang ditunjukkan pada pengujian tegangan rangkaian terbuka ini adalah 12,6 V. Sebaliknya, jika tegangan yang terukur kurang dari 12,0 V maka baterai sudah jelek. Gambar Pengujian tegangan rangkaian terbuka Apabila, tegangan baterai hasil pengujian tegangan rangkaian terbuka adalah 12,4 V atau lebih, pengujian beban berat dapat dilakukan. Jika kurang dari 12,4 V maka baterai harus diisi sampai penuh untuk dapat melakukan pengujian beban berat. Yakinkan bahwa muatan permukaan (surface charge) sudah tidak ada. Jika diperlukan, pasang penguji beban pada baterai dan bebani baterai selama 10 detik kira-kira 200 Amper. Biarkan beberapa menit agar baterai dalam kondisi normal lagi (setelah dibebani tadi), setelah itu lakukan pengujian tegangan rangkaian terbuka. Berdasarkan dari yang sudah dijelaskan di atas, beberapa hal yang dilakukan dalam pengujian dan pemeriksaan baterai secara singkat dituliskan dalam tabel pemeriksaan baterai seperti terlihat pada tabel

19 Permeriksaan Visual Tabel 5.5. Lembar Pemeriksaan Baterai Item Trouble Penyebab Tindakan Pengambil Perbaikan Keputusan Kurang perawatan Pemilik Bengkel Terminal baterai Kabel baterai dan rusak terminal kurang Ganti v Pemeriksaan jumlah elektrolit Pemeriksaan tegangan Tutup bocor Elektrolit bocor Tutup rusak Perapat tutup rusak Tinggi elektrolit antar sel lebih dari 10 mm Elektrolit habis Tegangan baterai > 13,2 Tegangan baterai antara 12,5 12,9 V Tegangan baterai antara 12,0 12,4 V Tegangan < 11,0 V Tegangan baterai 11,0 V kencang Kurang penanganan Kurang penanganan Ganti v Perapat rusak Ganti v Sel hubung singkat Penguapan yang disebabkan ganti v v temperatur luar Kehilangan elektrolit karena Ganti v over-charge Periksa Overcharge sistem v pengisian Normal Under-charge Kerusakan dalam baterai Gangguan pengisian Baterai dibiarkan terlalu lama tidak dipakai Lakukan tes beban v v v v v Pengujian Tegangan antara Terminal Baterai dan Klem Tahanan antara terminal-terminal baterai dengan klem kabel baterai dapat menyebabkan pengisian baterai menjadi tidak optimum dan hal ini bisa menjadi masalah. Meskipun kelihatannya klem menempel dengan baik terhadap terminal, ketidak-kencangan hubungan antara klem dan terminal baterai dapat menyebabkan terjadinya oksidasi pada logam dan sedikit timbul karat yang dapat menyebabkan tahanan antara klem dan terminal baterai menjadi besar sehingga terjadi penurunan tegangan (voltage drop) dan menurunkan arus yang mengalir ke motor starter. 115

20 Gambar Pengukuran penurunan tegangan pada terminal baterai dan klem Terminal-terminal baterai dan klemnya harus selalu dibersihkan saat melakukan pemeriksaan baterai. Untuk menguji kelebihan tahanan antara kedua komponen tersebut, dapat dilakukan dengan mengukur penurunan tegangan antara kedua komponen tersebut pada saat mesin di-start. Pembacaan alat ukur saat mengetes penurunan tegangan harus 0,0 V. Bila hasil pengukuran menunjukkan lebih besar dari 0,0 V, terminal baterai dan klemnya perlu diperiksa, dibersihkan dan dilakukan pengecekan penurunan tegangannya lagi Pengujian Beban Berat (Pengujian Kapasitas Baterai) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas baterai saat dibebani dengan beban yang besar. Langkah-langkah pengujian ini adalah sebagai berikut. 1. Pasang alat uji beban (load tester) seperti gambar berikut. Gambar Pengujian beban berat 2. Bebani baterai dengan memutar pengontrol kenaikan beban sampai amper meter membaca tiga kalinya nilai AH baterai tersebut atau satu setengah kali CCA-nya 3. Tahan beban selama tidak lebih dari 15 detik, dan baca penunjukkan harga volt meternya. 4. Jika volt meter menunjukkan harga 9,6 V atau lebih berarti baterai dalam keadaan baik. Jika pembacaan alat ukur menunjukkan 9,5 V atau kurang, maka baterai rusak dan perlu diganti. 116

21 Catatan: hasil pengukuran bisa bervariasi, tergantung temperatur. Temperatur yang rendah akan menurunkan pembacaan tegangan, sehingga larutan elektrolit harus dipertahankan pada 70 0 F atau lebih. Jika tidak dapat melakukan pengaturan tegangan tersebut, tabel berikut dapat digunakan sebagai pengkonversi. Tabel 5.6. Tabel Konversi Temperatur-Tegangan pada Pengujian Beban No Tegangan (volt) Temperatur ( 0 F) 1 9,6 70 atau lebih 2 9, , , , , , , Pengisian Baterai Berkaitan dengan pengisian baterai, hal yang sangat penting diketahui adalah alat pengisi baterai (charger) dan prosedur atau cara mengisi baterai. Berikut ini dijelaskan tentang alat pengisi baterai dan cara mengisi baterai Alat Pengisi Baterai (Charger) Gambar Charger Charger baterai secara umum terbagi menjadi dua, yaitu charger otomatis dan charger manual. Charger saat melakukan pengisian, charger akan mengalirkan arus ke baterai untuk mengisi kembali baterai, aksi kimia akan dikembalikan seperti semula. Dengan memberikan arus listrik pada baterai tersebut, maka sulfat (SO 4 ) akan lepas dari plat positif dan plat negatif dan beraksi kembali dengan hidrogen (H 2 ) dan membentuk asam sulfat (H 2 SO 4 ). Oksigen (O 2 ) bereaksi dengan timah (P b ) pada plat positif dan membentuk P b O 2. Pada proses ini terjadi gas pada saat baterai mendekati terisi penuh, dan gelembung hidrogen keluar dari plat negatif sedangkan pada plat positif terbentuk oksigen. 117

22 Prosedur Pengisian Baterai Pengisian baterai bertujuan untuk mengembalikan kondisi baterai agar siap untuk digunakan lagi. Pengisian baterai dilakukan dengan mengalirkan arus listrik dari pengisi baterai (charger) ke terminal-terminal baterai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pengisian baterai adalah sebagai berikut. 1. Selama pengisian, tutup ventilasi harus dilepas. 2. Ikuti selalu petunjuk pengisian sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan pembuat charger. Gambar Pengisian baterai 3. Lakukan pengisian baterai di ruangan yang ventilasinya baik, dan gunakan pakaian kerja dan kaca mata. 4. Hindari api dan jangan merokok dekat baterai yang sedang diisi. 5. Isi baterai sesuai dengan laju pengeluaran arus yang biasanya terjadi pada baterai tersebut. Jika pemakaian arus saat baterai digunakan kecil, maka lakukan pengisian dengan laju pengisian lambat. Jika sering digunakan untuk pengeluaran arus yang besar, maka laju pengisian menggunakan yang lebih besar. Jika ragu dengan penggunaan baterainya, lakukan pengisian dengan laju pengisian lambat. 6. Jangan mengisi baterai yang masih terpasang pada kendaraan. Lepas baterai dan lakukan pengisian. Kelebihan tegangan akan dapat merusak rangkaian kelistrikan kendaraan. 7. Periksa berat jenis elektrolit secara periodik, tentukan apakah pengisian masih diperlukan. 8. Secara berkala, periksa kelebihan panas pada baterai. Jika temperaturnya lebih dari F, hentikan dulu pengisian dan biarkan baterai dingin dan lakukan pengisian dengan laju yang lambat Pengisian Cepat (Fast Charging) Pengisian cepat digunakan untuk mengisi kembali baterai dengan waktu pengisian yang pendek dengan laju aliran arus yang tinggi. Pengisian jenis ini dapat memperpendek umur baterai. Jika tidak mendesak, sebaiknya menggunakan cara pengisian lambat. Beberapa baterai low maintanance tidak bisa dilakukan pengisian cepat. Langkah-langkah untuk melaksanakan pengisian cepat dijelaskan sebagai berikut. 1. Persiapan pengisian: a. Bersihkan kotoran dan karat pada baterai, dan jika perlu bersihkan terminalterminal baterai. b. Periksa tinggi elektrolit dan tambahkan air suling jika diperlukan. 118

23 c. Jika baterai diisi dalam keadaan masih terpasang pada kendaraan, lepas kedua kabel positif dan negatif baterai. 2. Tentukan arus pengisian dan waktu untuk pengisian cepat: beberapa charger mempunyai alat penguji untuk menentukan arus pengisian dan waktu yang diperlukan. Jika tidak ada alat tersebut pada charger, lihat tabel untuk menentukan arus dan waktu pengisian. Tabel 5.7. Besarnya Arus dan Lamanya Waktu Pengisian Besarnya RC 75 menit atau lebih menit menit menit Besarnya AH Laju Pengisian untuk Baterai Kosong 5 Amper 10 Amper 20 Amper 30 Amper 40 Amper 50 AH 10 jam 5 jam 2,5 jam 2 jam AH 15 jam 7,5 jam 3,25 jam 2,5 jam 2 jam AH AH 20 jam 10 jam 5 jam 3 jam 2,5 jam 30 jam 15 jam 7,5 jam 5 jam 3,5 jam 3. Menggunakan charger: a. yakinkan saklar utama dan timer berada pada posisi OFF dan diatur pada posisi minimum. b. Hubungkan kabel positif charger ke terminal positif baterai dan kabel negatif charger ke terminal negatif baterai. c. Hubungkan kabel power charger ke sumber listrik. d. Set saklar pengatur tegangan ke besarnya tegangan baterai yang benar. e. Geser saklar utama ke posisi ON. f. Setel timer ke waktu yang diinginkan dan setel arus pengisian sesuai dengan yang telah ditentukan. 4. Setelah timer OFF, periksa hasil pengisian dengan voltmeter. Pembacaan voltmeter harus 12,6 V atau lebih. Jika tegangan tidak naik atau jika tidak muncul gelembung-gelembung gas berapa lamapun diisi, kemungkinan ada masalah pada baterai, misalnya hubungan singkat di bagian dalam baterai. 5. Apabila tegangan sudah mencapai tegangan yang disyaratkan, a. Posisikan saklar arus ke posisi minimum b. Matikan saklar charger. c. Lepas kabel-kabel baterai dari terminal-terminal baterai. d. Bersihkan kotak baterai jika ada asam yang tercecer Pengisian Lambat Pengisian yang cepat sebenarnya tidak disarankan untuk dilakukan karena memperpendek umur pakai baterai. Untuk menghasilkan pengisian yang sempurna, diperlukan pengisian dengan arus yang rendah. Prosedur pengisian lambat sama dengan prosedur pengisian cepat, kecuali beberapa hal berikut. 1. Arus pengisian maksimum harus kurang dari 1/10 dari kapasitas baterai. Misalnya baterai 40 H harus diisi dengan lambat pada arus pengisian 4 amper atau kurang. 2. Set saklar charger ke posisi pengisian lambat (jika ada saklar khusus tersebut). 119

24 3. Atur ulang pengontrol arus jika diperlukan selama pengisian. 4. Saat baterai hampir penuh, gas hidrogen dihasilkan pada proses ini. Jika tidak ada lagi kenaikan tegangan baterai selama satu jam, berarti baterai sudah terisi penuh. Tegangan baterai 12,6 V atau lebih Start dengan Baterai Bantuan Gambar Menjamper baterai Baterai yang sudah habis atau kosong tidak dapat digunakan untuk menghidupkan mesin melalui sistem starter. Untuk membantu mengaktifkan sistem starter diperlukan baterai lain untuk membantu memberikan arus listrik. Penambahan baterai ini harus dihubungkan secara paralel sehingga tegangan yang ada tetap sama namun arus yang dikeluarkan baterai dapat lebih besar. Untuk melakukan jamper diperlukan kabel baterai warna merah dan hitam. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Siapkan baterai bantuan dan kabel baterai warna merah dan hitam yang ujungnya mempunyai penjepit. 2. Sambungkan kabel warna merah ke terminal positif baterai kosong dan ujung kabel lainnya ke terminal positif baterai bantuan. 3. Sambungkan kabel baterai berpenjepit warna hitam ke terminal negatif baterai bantuan dan ujung kabel lainnya ke bodi mesin atau rangka yang terhubung baik dengan massa. Hindari kabel negatif ini langsung ke terminal negatif baterai kosong untuk mengurangi resiko percikan api yang dapat menimbulkan ledakan. 4. Jika dijumper dari baterai mobil yang lain, hidupkan dulu mesin mobil tersebut dan set di putaran 1500 rpm selama beberapa menit. Saat mesin hidup, start mobil yang baterainya kosong tersebut 120

25 Gambar Menjumper baterai pada kendaraan 5.8. Hubungan Seri pada baterai Sistem kelistrikan pada kendaraan, terutama pada kendaraan besar, biasanya menggunakan sistem yang bertegangan 24 volt. Jika tidak tersedia baterai dengan tegangan 24 volt, maka untuk memenuhinya dapat dilakukan dengan menggunakan dua buah baterai 12 volt yang dihubungkan secara seri. Gambar di bawah mengilustrasikan dua buah baterai yang dihubungkan secara seri, yaitu menghubungkan terminal positif baterai 1 dengan terminal negatif baterai 2. Terminal negatif baterai 1 dihubungkan dengan massa dan terminal positif baterai 2 dihubungkan ke rangkaian. Gambar Baterai dirangkai secara seri 5.9. Ringkasan Baterai berfungsi sebagai sumber arus untuk semua sistem kelistrikan pada kendaraan. Pada saat mesin belum hidup, baterai memberikan energi listrik untuk sistem penerangan atau sistem lampu-lampu dan aksesoris. Pada baterai tipe timahasam (lead acid), suatu logam (timah) direndam dalam suatu larutan elektrolit. Tegangan atau energi listrik dihasilkan dari reaksi kimia antara logam dan larutan elektrolitnya. Baterai terdiri dari beberapa, yaitu tipe berventilasi, baterai tipe rapat (sealed baterai) yang menggunakan juga timah-asam tetapi tidak mempunyai tutup yang dapat dilepas untuk mengecek elektrolit atau menambah elektrolit, dan baterai bebas perawatan. Pada baterai jenis ini larutan elektrolit tidak dapat ditambahkan sehingga tidak diperlukan perawatan baterai secara khusus. Kapasitas baterai dinyatakan dalam beberapa macam, yaitu CCA (cold cranking ampere, arus starter dingin), RC (reserve capacity, kapasitas cadangan), AH (amper-hour, amper-jam), dan Power atau daya (Watt). Apabila sebuah baterai diberi 121

26 beban, misalnya lampu, dihubungkan dengan terminal positif dan negatif baterai, larutan elektrolit akan bereaksi dengan plat-plat baterai sehingga menghasilkan arus listrik dan lampu akan menyala. Elektrolit terbagi menjadi hidrogen (H 2 ) dan sulfat (SO 4 ). Hidrogen (H 2 ) bereaksi dengan oksigen (O) dari plat positif baterai dan menghasilkan air (H 2 O). Sulfat (SO 4 ) bereaksi dengan P b pada plat negatif dan plat positif dan menghasilkan P b SO 4. Pengisian baterai bertujuan untuk mengembalikan kondisi baterai supaya kembali terisi penuh. Pada proses ini aksi kimia akan dikembalikan seperti semula. Dengan memberikan arus listrik pada baterai tersebut, maka sulfat (SO 4 ) akan lepas dari plat positif dan plat negatif dan beraksi kembali dengan hidrogen (H 2 ) dan membentuk asam sulfat (H 2 SO 4 ). Oksigen (O 2 ) bereaksi dengan timah (P b ) pada plat positif dan membentuk P b O 2. Pada proses ini terjadi gas pada saat baterai mendekati terisi penuh, dan gelembung hidrogen keluar dari plat negatif sedangkan pada plat positif terbentuk oksigen. Pemeriksaan baterai terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pemeriksaan secara visual, pemeriksaan berat jenis elektrolit dengan hidrometer atau refraktometer (jika temperatur bervariasi, maka hasil pembacaan hidrometer harus dikoreksi), pengujian tegangan rangkaian terbuka (open circuit voltage test), pengujian penurunan tegangan pada terminal dan klem kabel baterai, dan pengujian beban berat. Pengisian baterai ada dua macam, yaitu pengisian cepat dan pengisian lambat. Jika ada cukup banyak waktu, sebaiknya pengisian baterai dilakukan secara lambat. Dalam pengisian baterai ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar proses pengisian aman, dan selalu baca petunjuk pengisian pada alat atau berdasarkan manual penggunaan alat pengisi (charger). Jika dalam keadaan darurat suatu baterai tidak mampu memberikan arus yang cukup untuk menghidupkan sistem starter, dapat dilakukan jumper dengan bantuan baterai yang bagus yang dihubungkan secara paralel Soal-soal Latihan Jawablah soal-soal berikut dengan singkat dan jelas. 1. Sebutkan nama dan fungsi bagian-bagian baterai (accu). 2. Jelaskan cara kerja baterai saat pengeluaran arus, dan saat pengisian. 3. Uraikan secara rinci prosedur perawatan baterai. 4. Sebut dan jelaskan prosedur pengujian baterai. 5. Uraikan langkah-langkah dalam memelihara baterai. 6. Jika kita sudah membeli sebuah baterai yang baru apa langkah-langah yang perlu dilakukan agar baterai tersebut dapat terpasang pada kendaraan secara aman? 7. Bagaimana cara membantu start pada baterai yang sudah kosong? 122

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

Pengetahuan Produk Baterai

Pengetahuan Produk Baterai Pengetahuan Produk Baterai A. Ikhtisar Baterai sepeda motor dapat digolongkan ke dalam dua jenis. Yaitu baterai yang memerlukan penambahan air suling dan yang tidak memerlukannya. Pada umumnya, yang pertama

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN BATERAI. Teknik Kendaraan Ringan ( TKR ) Kelas : XI

PEMELIHARAAN BATERAI. Teknik Kendaraan Ringan ( TKR ) Kelas : XI PEMELIHARAAN BATERAI Teknik Kendaraan Ringan ( TKR ) Kelas : XI KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan Rahmat dan Karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan menguji/memeriksa baterai. 2. Siswa dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan visual baterai.

A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan menguji/memeriksa baterai. 2. Siswa dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan visual baterai. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : Memelihara Baterai : Menguji Baterai Indikator : Dapat menjelaskan prosedur pengujian baterai. A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan menguji/memeriksa

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Memelihara Baterai. Kompetensi Dasar : Merawat Baterai

Standar Kompetensi : Memelihara Baterai. Kompetensi Dasar : Merawat Baterai Standar Kompetensi : Memelihara Baterai Kompetensi Dasar : Merawat Baterai Indikator : Mampu menjelaskan prosedur perawatan baterai A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan tujuan/fungsi perawatan

Lebih terperinci

JOB SHEET 1 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR BATERAI. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd.

JOB SHEET 1 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR BATERAI. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd. JOB SHEET 1 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR BATERAI OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes (m.sol@uny.ac.id) IBNU SISWANTO, M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id) PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK No. JST/OTO/OTO 311/01

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB VI BATTERY. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan jenis dan bahan Battery Memahami fungsi dan cara perawatan Battery

BAB VI BATTERY. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan jenis dan bahan Battery Memahami fungsi dan cara perawatan Battery BAB VI BATTERY Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan jenis dan bahan Battery Memahami fungsi dan cara perawatan Battery Battery adalah Alat yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik melalui sel listrik.

Lebih terperinci

Memelihara baterai. Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai

Memelihara baterai. Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai Memelihara baterai Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai Batere berfungsi untuk penyimpan daya listrik sementara. Batere mengalirkan arus searah (DC) dan memiliki banyak tipe. Batere

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

MENGUJI, MEMELIHARA/ SERVIS DAN MENGGANTI BATTERY OTO.KR

MENGUJI, MEMELIHARA/ SERVIS DAN MENGGANTI BATTERY OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MENGUJI, MEMELIHARA/ SERVIS DAN MENGGANTI BATTERY BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Defenisi Umum Solar Cell Photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. Photovoltaic

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio No. Hasil / Kondisi Standar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 tahanan sekering voltase battery Tegangan pada

Lebih terperinci

3. PEMELIHARAAN BATERAI

3. PEMELIHARAAN BATERAI 3. PEMELIHARAAN BATERAI Ada beberapa jenis baterai / aki di pasaran yaitu jenis aki basah/konvensional, hybrid dan MF ( Maintenance Free ). Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Solar Cell Solar Cell atau panel surya adalah suatu komponen pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik atas dasar efek fotovoltaik. untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR.

BAB II TEORI DASAR. BAB II TEORI DASAR 2.1 Defenisi Umum Sering kita mendengar istilah turbin angin, turbin air, turbin gas,dll yang penggeraknya menggunakan metode energi kinetik. Metode kinetik adalah sistem pengeraknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio 4.1.1 Sistem Pengapian Yamaha Mio ( DC ) 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio Pada

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

AKUMULATOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

AKUMULATOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA AKUMULATOR ELK-DAS.22 20 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES Mengenal fisik lemari es sangat diperlukan baik oleh pemilik atau calon tukang servis. Pada saat melakukan pemeliharaan terkadang kita dituntut untuk bisa membuka bagian-bagian

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalah Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering ditemukan sistem

Lebih terperinci

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN 1. Pengertian Listrik adalah salah satu bentuk energi yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tetapi dapat dirasakan akibat dan manfaatnya. Listrik berasal dari kata electric

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR

PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR A. Yudi Eka Risano Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, UNILA Jl. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145 Telp. (0721)

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah BAB III METODE PELAKSANAAN 1.1 Tempat Pelaksanaan Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian dan pengisian sepeda motor Yamaha

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER

PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER Zainal Abidin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Dalam penelitian ini di buat rancang pengganti cadangan sumber

Lebih terperinci

TANKI PADA MOTOR DIESEL OLEH : 1. GILANG YUDA PERDANA 2. ARIF RACHMAN SAPUTRA 3. TRI NAHLIAS DARUSSALAM

TANKI PADA MOTOR DIESEL OLEH : 1. GILANG YUDA PERDANA 2. ARIF RACHMAN SAPUTRA 3. TRI NAHLIAS DARUSSALAM TANKI PADA MOTOR DIESEL OLEH : 1. GILANG YUDA PERDANA 2. ARIF RACHMAN SAPUTRA 3. TRI NAHLIAS DARUSSALAM PENEMPATAN TANKI PADA KENDARAAN BAGIAN-BAGIAN TANKI DAN NAMA KOMPONEN ALUR LAJU BAHAN BAKAR MOTOR

Lebih terperinci

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Retno Kusumawati Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL

BAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL BAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL Tujuan dari penyusuan tugas akhir ini merancang baterai untuk memenuhi kebutuhan yang dipakai pada mobil listrik

Lebih terperinci

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) 1. Syarat mengalirnya arus listrik adalah adanya selisih.... waktu B. Hambatan C. Tegangan D. kuat arus 2. Sekering (pengaman) dalam rangkaian listrik berfungsi

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUNGKU PEMANGGANG (TOASTER OVEN) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY KELISTRIKAN BODI Komponen-komponen kelistrikan bodi adalah komponen kelistrikan yang dilengkapi dalam bodi kendaraan termasuk komponen sistem penerangan, meter kombinasi, sistem wiper dan washer dan komponen

Lebih terperinci

SMK SWASTA PANCA BUDI 1 MEDAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN MEMELIHARA BATERAI. By : Cheppy Permana Darmila S.Pd

SMK SWASTA PANCA BUDI 1 MEDAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN MEMELIHARA BATERAI. By : Cheppy Permana Darmila S.Pd SMK SWASTA PANCA BUDI 1 MEDAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN MEMELIHARA BATERAI By : Cheppy Permana Darmila S.Pd 1 BAB I PEMELAJARAN A. KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar 1 : Konstruksi Baterai dan Menguji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peralatan uji yang digunakan antara lain : volume akhir setelah terkompresi ( t = 0,173 m 0,170 m

BAB III METODE PENELITIAN. Peralatan uji yang digunakan antara lain : volume akhir setelah terkompresi ( t = 0,173 m 0,170 m BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan membahas berbagai hal yang berhubungan dengan rancangan penelitian yang akan dilakukan, alat dan dan bahan yang dibutuhkan, dan prosedur kerja yang dilakukan

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 30 BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 4.1 UPAL-REK Hasil Rancangan Unit Pengolahan Air Limbah Reaktor Elektrokimia Aliran Kontinyu (UPAL - REK) adalah alat pengolah air limbah batik yang bekerja menggunakan proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. Setelah melakukan Proses Analisis dilakukan dengan membongkar komponen-komponen dari sistem EFI, mengindentifikasi kerusakan,

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

SISTEM PENGISIAN BATTERAY LEAD ACID SECARA ADAPTIVE

SISTEM PENGISIAN BATTERAY LEAD ACID SECARA ADAPTIVE SISTEM PENGISIAN BATTERAY LEAD ACID SECARA ADAPTIVE Aurino P Adityawan #1, Dedid Cahya H #2, Legowo Sulistijono #2, Madyono #2 1 Penulis, Mahasiswa 2 Dosen Pembimbing, Staf Pengajar # Jurusan Teknik Elektronika,

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER DASAR DASAR KELISTRIKAN Dasar dasar kelistrikan Komposisi benda Substance Suatu benda bila kita bagi, kita akan mendapatkan suatu partikel yang disebut Molekul, Molekul bila kita bagi lagi kita kan mendapatkan

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut. BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.

Lebih terperinci

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,

Lebih terperinci

Deskripsi LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM YANG DITINGKATKAN

Deskripsi LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM YANG DITINGKATKAN 1 Deskripsi LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM YANG DITINGKATKAN Bidang Teknik Invensi Invensi ini berkenaan dengan suatu lampu penerangan jalan umum atau dikenal dengan lampu PJU, khususnya lampu PJU yang dilengkapi

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK ALAT BERAT

SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK ALAT BERAT KODE MODUL ABMR.011-18-1A SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK ALAT BERAT MERAWAT BATERAI BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENEGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam BAB III ANALISIS KASUS A. Temuan Masalah Bab ini mengemukakan tentang gangguan dan perbaikan tentang windshield wiper dimulai dari pembongkaran, pemeriksaan, penggantian dan pemasangan. Table 3.1 Gangguan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Las dan Tempa Disusun Oleh: FAJAR RIZKI SAPUTRA K2513021 PTM A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI NOMOR : P.20.INDO3.00201.0212 DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI HAL. Kata Pengantar Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6 Bagian

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Kontributor: Dr. Isdiriayani Nurdin,

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA 1 BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Jika arus 4 ampere mengalir dalam kawat yang ujung-ujungnya berselisih potensial 12 volt maka besar muatan per menit yang mengalir melalui kawat yang sama..

Lebih terperinci

PETUNJUK PERAWATAN TENSIMETER RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) dan STETOSKOP

PETUNJUK PERAWATAN TENSIMETER RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) dan STETOSKOP Halaman : 1 dari 5 PETUNJUK PERAWATAN TENSIMETER RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) dan 1. Ruang Lingkup Petunjuk ini berisi prosedur perawatan yang berlaku pada alat Tensimeter Raksa RIESTER (Mercurial Sphygmomanometers

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT)

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Disusun oleh: Jeffrey Pradipta Wijana Robby Sukma Dharmawan Dr. Isdiriayani Nurdin Hary Devianto, Ph.D Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI

PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI NOMOR : P.45.INDO5.00401.0212 DG Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI 1 1 2 Nama-nama bagian 1 3 4 3 5 5 11 6 11 7 12 8 13 14 02/14 2.A Pemasangan / Instalasi

Lebih terperinci

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket Pemecahan Auto Light Mari kita asumsikan mobil atau truk ringan terkendala dengan lampu atau dua yang tidak bekerja. Di mana tepatnya Anda mulai? Mari kita mulai dari awal dan meneliti bagaimana pencahayaan

Lebih terperinci

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder JOB SHEET DASAR TEKNOLOGI A. TUJUAN : Setelah menyelesaikan praktek ini diharapkan siswa dapat : 1. Dapat menjelaskan prosedur tune up 2. Dapat melakukan prosedur tune up dengan benar 3. Dapat melakukan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-602

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-602 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-602 Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk HS- 91W ini telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan terkait lainnya

Lebih terperinci

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2) 15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL M O D U L PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

I. Tujuan. Dasar Teori

I. Tujuan. Dasar Teori I. Tujuan 1. Merangkai rangkaian listrik yang digunakan dalam proses pewarnaan alumunium dalam proses anodizing dengan benar. 2. Dapat menghitung konsentrasi asam sulfat yang digunakan dalam proses pewarnaan

Lebih terperinci

Nokia Extra Power DC-11

Nokia Extra Power DC-11 Nokia Extra Power DC-11 5 2 4 3 2008 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Pendahuluan Dengan Nokia Extra Power DC-11, Anda dapat secara bersamaan mengisi daya baterai di dua perangkat yang kompatibel

Lebih terperinci

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. BUKU PANDUAN SOLAR WATER HEATER Pemanas Air Dengan Tenaga Matahari S o l a r W a t e r H e a t e r Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. Pengenalan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI : D3 TEKNIK ALAT BERAT RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH KODE SEMESTER SKS DOSEN PENGAMPU DESKRIPSI MATA KULIAH CAPAIAN PEMBELAJARAN MK CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS (PERTEMUAN)

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium

Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium Ruang lingkup materi ini meliputi : pengenalan prinsip dan prosedur peralatan laboratorium, untuk menunjang keterampilan siswa

Lebih terperinci

2.2.3 Persentil Konsep Perancangan dan Pengukuran Concept Scoring Hidrogen Karbon Monoksida 2-25

2.2.3 Persentil Konsep Perancangan dan Pengukuran Concept Scoring Hidrogen Karbon Monoksida 2-25 ABSTRAK Sepeda motor menjadi kendaraan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Selain mudah dan praktis dalam penggunaannya, konsumsi bahan bakar yang lebih rendah daripada mobil membuat

Lebih terperinci

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 Suprihadi Agus Teknik Mesin D3. Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Suatu mesin tidak dapat hidup dengan

Lebih terperinci

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK.... 2 III. KETERANGAN ALAT.. 3 IV. PEMASANGAN UPS 3 V. PROSES PENGETESAN UPS.. 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN

Lebih terperinci

C3: Teknologi Kompak untuk aki anda

C3: Teknologi Kompak untuk aki anda C3: Teknologi Kompak untuk aki anda Mudah dibawa, Praktis dan Ringan Mode Charging Setelah mengkoneksi Bosch aki charger C3 ke aki, perangkat akan secara otomatis tidak menyertakan mode aki yang tidak

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A Rangkaian Listrik Kerjakan Sesuai Petunjuk A 1. UMPTN 1990. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. Jika untuk penerangan, keluarga itu menggunakan lampu 100 W, 220 V,

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER Petunjuk Lembar Kerja Siswa Ikuti prosedur Tune Up seperti pada video yang anda saksikan Tayangan dan petunjuk di video adalah terbatas, tetapi prosedur

Lebih terperinci

Panduan penggunamu. ZANKER TD4213

Panduan penggunamu. ZANKER TD4213 Anda dapat membaca rekomendasi di buku petunjuk, panduan teknis atau panduan instalasi untuk ZANKER TD4213. Anda akan menemukan jawaban atas semua pertanyaan Anda pada ZANKER TD4213 di manual user (informasi,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW. yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan

BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW. yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan 40 BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW A. Kronologi masalah Pada penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis mendapat suatu masalah yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) adalah sistem pengaman pada Tiang Portal di Pelanggan Tegangan Menengah 20 kv yang dipasang

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor Sistem pengisian adalah gabungan dari beberapa komponen pengisian seperti generator (alternator), regulator dan baterai

Lebih terperinci