PENULISAN PARAGRAF DEDUKTIF DALAM BENTUK AKSARA LAMPUNG

Transkripsi

1 Jurnal Pesona, Volume 4 No.1 (2018) Hlm ISSN Cetak : ISSN Online : PENULISAN PARAGRAF DEDUKTIF DALAM BENTUK AKSARA LAMPUNG Amy Sabila STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Pos-el: amysabila@stkipmpringsewu-lpg.ac.id Abstract The objective of the study is to describe writing of deductive paragraphs into Lampung script. This research used qualitative descriptive method including collecting and analysis data. The first step, researcher used written tests and notes as the main data. The data analysis in this research is Padan method. The researcher got the result data. First, inaccuracy the use of the script "a, nga, nya, and ya", letter rejunjung "ar", keleniah "ah" and tekelubang "ang", and use of fullstop. Second data cannot distinguish datas bicek "e" and datas hulan "e", the use of "a, ya, and ha" script, the use of rejunjung "ar" and redatas "an", and disappearance of word will, of and stay ". In data 3 inaccurate use of "a, nga, ha, and ya", rejunjung "ar", tekelubang ang, bitan "u" and datas hulan "e" and fullstop. For data 4 did not found error. Keywords: Writing, Deductive Paragraph, Lampung Script Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penulisan paragraf deduktif ke dalam bentuk aksara Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif mencakup pengumpulan data dan analisis data. Pada tahap pengumpulan data menggunakan teknik utama yaitu tes tertulis dan catat. Analisis data penelitian menggunakan metode padan. Berdasarkan hasil penelitian penulis peroleh pada data 1 yaitu ketidaktepatan penggunaan aksara a, nga, nya, dan ya, anak huruf rejunjung ar, keleniah ah dan tekelubang ang, serta penggunaan tanda mati. Data 2 tidak dapat membedakan anak surat datas bicek e dengan datas hulan e, penggunaan aksara a, ya, dan nya, penggunaan anak aksara rejunjung ar dan redatas an, serta penghilangan kata akan, pada, dan tinggal. Data 3 ketidaktepatan penggunaan aksara a, nga, ha, dan ya, anak aksara rejunjung ar, tekelubang ang, bitan u dan datas hulan e, serta penggunaan tanda mati. Untuk data 4 tidak ditemukan kesalahan. Kata Kunci : Penulisan, Paragraf Deduktif, Aksara Lampung Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. Diterbitkan Oleh: Pesona : Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia

2 Amy Sabila 1. PENDAHULUAN Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional bangsa Indonesia yang berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional, identitas kebangsaan, alat pemersatu berbagai suku bangsa, dan sebagai bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Hal ini dapat diamati dan dirasakan pada kegiatan belajar mengajar. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dalam segala fungsinya, yaitu sarana berkomunikasi, sarana berpikir, sarana persatuan, dan sarana kesatuan. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, meliputi empat aspek keterampilan yaitu menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Keempat aspek keterampilan tersebut saling berkaitan satu sama lain dengan cara yang beraneka ragam. Belajar berbahasa merupakan suatu kegiatan belajar untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, keempat keterampilan tersebut sangat penting untuk diketahui. Kegiatan menulis dapat dituangkan dalam berbagai bentuk tulisan. Melalui menulis, akan memberikan informasi tulisan kepada informan sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Menurut Suparno (2009:13) menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Melalui menulis kita dapat memberikan informasi terhadap media tulisan yang dapat bermanfaat dalam menuangkan ide. Salah satu kegiatan menulis tersebut yaitu dalam membuat paragraf. Pengertian paragraf terdapat dalam pemakaian bahasa secara tertulis. Sebuah paragraf terdiri atas beberapa kalimat atau lebih dari satu kalimat. Paragraf merupakan rangkaian atau himpunan kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan yang biasanya mengandung satu ide pokok atau pikiran pokok dan penulisannya dimulai dengan baris baru (Dalman, 2014:77). Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan sebagai kumpulan dari beberapa kalimat yang membentuk satu kesatuan arti. Tentunya paragraf memiliki satu ide pokok pikiran yang berada di awal, di akhir kalimat ataupun di tengah kalimat. Salah satu bentuk paragraf yang sudah banyak diketahui adalah paragraf deduktif. Tarigan (2008:27) mengatakan bahwa paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal paragraf. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi jelas. Paragraf duduktif mudah diketahui oleh pembaca karena berada di awal kalimat. Contoh perhatikan paragraf berikut: Secara fisik, kemajuan dalam bidang pembangunan tidak dapat diingkari. Gudang-gudang yang dulu berwarna kusam kelabi kini semarak dihiasi posterposter barang konsumsi. Siang dan malam sejumlah alat berat bergemuruh menyelesaikan gedung-gedung perkantoran yang banyak dibangun 78

3 dikota. Jalan-jalan raya pun mulus diaspal. Dalam paragraf tersebut diutamakannya, yakni secara fisik, kemajuan dalam bidang pembangunan tidak dapat diingkari, terletak pada awal paragraf. Kalimat berikutnya berupa kalimat penjelas yang fungsinya mengembangkan atau memperjelas kalimat utama itu. Struktur paragraf semacam itulah yang disebut paragraf deduktif (Mustakim,1994:122). Bentuk paragraf deduktif peneliti hubungkan ke dalam bentuk aksara Daerah suku Lampung memiliki aksara yang mencirikan sebuah bentuk tulisan khas dari budaya daerah Lampung yaitu aksara Aksara Lampung merupakan ciri khas dari Lampung, karena hanya sedikit suku-suku di Indonesia yang memiliki aksara sendiri. Hal ini menjadi suatu ciri khas dan kebanggaan untuk masyarakat Lampung dan tentunya keinginan yang kuat agar dapat dilestarikan oleh masyarakat Sampai sekarang belum tahu siapa pencipta aksara Pendapat para ahli mengatakan bahwa aksara Lampung termasuk Sukhat Rencong. Para ahli lainnya juga mengemukakan aksara Lampung ini berasal dari perkembangan aksara Devanagari yang lengkapnya disebut Dewdatt Deva Nagari atau aksara Pallawa dari India Selatan. Aksara tersebut berbentuk suku kata seperti halnya aksara Jawa ca-ra-ka atau bahasa Arab alif-ba-ta. Yang jelas berdasarkan fakta yang ada bahwa aksara Lampung ditulis pada zaman dahulu. Aksara tersebut ditulis oleh masyarakat sebagai sandi atau simbol yang ditulis di batang kayu yang masih hidup atau yang sudah roboh. Semakin meningkat dan semakin lama berubah, masyarakat mencoret batang kayu dengan menggunakan arang, kunyit atau getah-getah bening lainnya. Pada zaman modern seperti sekarang, aksara Lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan. Sebelumnya, aksara Lampung jauh lebih kompleks sehingga dilakukan penyempurnaan sampai yang dikenal sekarang. Aksara Lampung yang diajarkan di sekolah sekarang adalah hasil dari penyempurnaan tersebut. Kelabai sukhat atau aksara Lampung yang disebut induk huruf berjumlah 20 buah, dan anak surat terdiri atas 12 buah. Bentuk aksara Lampung: (Muntazir, 2014: 9) Bentuk-bentuk aksara Lampung terdapat 20 bentuk dimulai dari Ka, Ga, Nga, Pa, Ba, Ma, Ta, Da, Na, Ca, Ja, Nya, Ya, A, La, Ra, Sa, Wa, Ha, Gha. Bentukbentuk aksara inilah yang menjadi ciri khas aksara Lampung yang sudah dipelajari dan diketahui semasa di bangku sekolah dasar. 79

4 Bentuk anak Surat Lampung: (Muntazir, 2014: 10) Berdasarkan keterangan di atas anak surat Lampung terdapat 16 huruf yaitu datas, ulan e, ulan e, bicek, tekelubang, rejunjung, tekelungau, bitan o, bitan u, tekelingai, keleniah, nengen, tanda koma, tanda seru, tanda tanya dan tanda titik. Aksara Lampung seharusnya menjadi ciri khas dan selalu diingat masyarakat khususnya peserta didik, tetapi saat ini sangat mudah dilupakan. Hal ini terbukti saat peneliti melakukan penelitian di kelas dengan mengambil beberapa sampel, peneliti mencoba untuk mengetahui pemahaman mahasiswa melalui paragraf deduktif ke dalam bentuk aksara hasilnya, terdapat kesalahankesalahan yang peneliti ditemui. Hal ini membuat peneliti merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian penulisan paragraf deduktif dalam bentuk aksara 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penulisan paragraf deduktif ke dalam bentuk aksara Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang bersifat menggambarkan, memaparkan, dan menguraikan objek yang diteliti (Suharsimi, 2006:11). Penelitian kualitatif antara lain bersifat deskripitif, data yang dikumpulkan lebih banyak berupa katakata atau gambar daripada angka-angka. Dengan demikian, penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi atau gambaran untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain (Lexy, 2010: 6). Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup metode pengumpulan data dan metode analisis data. Metode dalam pengumpulan data menggunakan teknik utama yaitu dengan tes tertulis dan catat. (Ngalim, (2004: 37). Tes tertulis diberikan kepada seorang atau sekelompok peserta didik pada waktu dan tempat yang sama untuk soal tertentu yang sama juga. Dalam tes tertulis pertanyaan dan jawabannya disampaikan secara tertulis. (Mahsun, 2005:93) menjelaskan bahwa 80

5 teknik catat adalah mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya dari penggunaan bahasa secara tertulis. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mahasiswa tentang pemahaman penulisan paragraf deduktif dalam bentuk aksara Teknik analisis data penelitian ini menggunakan metode padan ortografis. Metode padan ortografis (ortographic [identity] method), dimana alat penentunya perekam dan pengawet bahasa atau tulisan (Sudaryanto, 1993:13-15). Dalam penelitian ini alat penentunya adalah bahasa tulis, yaitu penulisan paragraf deduktif ke dalam bentuk aksara Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menentukan jenis paragraf yang akan digunakan untuk diteliti, yaitu paragraf deduktif. b. Membuat paragraf deduktif dalam bentuk bahasa Indonesia yang akan diberikan peneliti untuk diubah ke dalam bentuk aksara c. Menganalisis dan mengindentifikasi hasil dari paragraf deduktif bentuk bahasa Indonesia ke dalam bentuk bahasa d. Mengklasifikasikan hasil penulisan paragraf deduktif bentuk aksara 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Paragraf deduktif yang disajikan kemudian peneliti diubah mahasiswa ke dalam bentuk aksara Berikut paragraf deduktif: Penebangan hutan secara liar akan berdampak pada kerusakan lingkungan. Penebangan pohon di hutan sangat marak terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh bertambahnya kebutuhan akan tempat tinggal dan segala kebutuhan manusia lainnya. Data 1 Pada data 1 terlihat sempurna dalam penulisan aksara Lampung, tetapi bila diperhatikan terdapat kesalahan dalam penggunaan aksara Berikut analisis dari paragraf deduktif dalam bentuk aksara Lampung: Pada kata liar menggunakan aksara la dibubuhi anak surat i kemudian aksara a dan ra lalu diakhiri dengan tanda mati. Seharusnya tidak demikian, dengan menggunakan aksara la dibubuhi anak surat i dan ya ditambahkan anak surat datas yaitu reujunjung ar menjadi liyar. 81

6 Pada kata lingkungan menggunakan aksara la dibubuhi anak surat datas hulan i kemudian aksara nga diakhiri tanda mati. Proses penulisan aksara tersebut keliru, seharusnya tidak demikian, dengan menggunakan aksara la dibubuhi dengan anak surat datas yaitu hulan i ditambahkan anak surat datas takalubang ang menjadi ling sesuai dengan struktur penulisan aksara Pada kata tersebut menggunakan aksara ta dibubuhi anak surat datas hulan e kemudian aksara ra dan diberi huruf tanda mati menjadi kata ter. Proses penulisan aksara Lampung tersebut keliru seharusnya, aksara ta dibubuhi anak surat datas hulan e ditambah lagi anak surat datas rejunjung ar menjadi ter yang sesuai dengan struktur penulisan aksara Pada kata oleh aksara diakhiri dengan memberi aksara ha diakhir kata dan diberi tanda mati. Seharusnya tidak demikian, diakhiri dengan aksara la dibubuhi dengan anak surat datas bicek e ditambah dengan anak surat diahdapan keleniah ah surat datas hulan i ditambahkan lagi anak surat datas takalubang ang berarti ting diakhiri dengan dengan aksara ga dan la diakhiri dengan tanda mati yang menjadi tinggal. Pada kata manusia menggunakan aksara ma, aksara na dibubuhi dengan anak surat debah bitan u, kemudian aksara sa dibubuhi anak surat datas ulan i diakhiri dengan kasara a. Seharusnya aksara yang terakhir yang digunakan adalah ya menjadi manusiya sesuai dengan struktur aksara Pada kata lainnya menggunakan aksara la, a dibubuhi anak surat datas hulan i kemudian aksara na diberi tanda mati dan diakhiri dengan aksara nya. Hal ini keliru, seharusnya menggunakan aksara la, kemudian aksara ya dibubuhi anak surat datas i ditambahkan anak surat datas redatas an diakhiri dengan aksara nya menjadi layinnya. Pada kata bertambahnya diawali dengan aksara ba kemudian aksara ta dengan aksara ma diakhiri tanda mati, aksara ba dengan ha diakhiri tanda mati, dan aksara nya di akhir kalimat. Seharusnya aksara ba dibubuhi hulan e, dan pada aksara ba diberi anak huruf keliniah ah di hadapan aksara. Pada kata tinggal menggunakan aksara ta ditambah anak surat datas hulan i kemudian aksara nga lalu diberi tanda mati. Hal ini keliru seharusnya menggunakan aksara ta dibubuhi anak 82

7 Data 2 anak surat datas yaitu reujunjung ar menjadi liyar. Pada penulisan paragraf banyak kata yang dihilangkan atau tidak ada, kata tersebut antara lain kata akan, pada, dan tinggal. Pada data 2 dari awal paragraf saja sudah terlihat bentuk kesalahan-kesalahan yang ada. Kesalahan tersebut terdapat pada penggunaan anak surat datas bicek e yang dalam ejaan adalah e pepet. Seharusnya penggunaan anak surat yang digunakan adalah anak surat datas hulan yaitu e. Hal ini bergantung ketika ketika mengucapkan anak surat tersebut. Akan terdengar janggal ketika diucapkan apabila sesuai dengan anak aksara yang digunakan. Hal ini menjadi perhatian peneliti karena maahsiswa masih keliru menggunakan anak aksara datas hulan e dan bicek e pepet. Berikut kata yang peneliti temui, pada kata penebangan, secara berdampak, kerusakan, terjadi, disebabkan, bertambahnya, kebutuhan, tempat, segala. Pada kata manusia menggunakan aksara ma, aksara na dibubuhi dengan anak surat debah bitan u, kemudian aksara sa dibubuhi anak surat datas ulan i diakhiri dengan kasara a. Seharusnya aksara yang terakhir yang digunakan adalah ya menjadi manusiya sesuai dengan struktur aksara Pada kata lainnya menggunakan aksara la, kemudian aksara a dibubuhi dengan anak surat datas hulan i ditambahkan redatas an diakhiri dengan aksara nya. Dalam hal ini keliru seharusnya menggunakan aksara la,kemudian aksara ya dibubuhi dengan anak surat datas hulan i ditambahkan redatas an diakhiri dengan aksara nya menjadi layinnya. Data 3 Pada kata liar menggunakan aksara la dibubuhi anak surat i kemudian aksara a ditambah dengan anak surat rejunjung ar. Seharusnya tidak demikian, dengan menggunakan aksara la dibubuhi anak surat i dan aksara ya ditambahkan 83

8 Pada data 3 hampir sama dengan datadata lainnya, kesalahan-kesalahan juga terdapat di paragraf deduktif yang diubah dalam bentuk penulisan aksara Pada kata liar menggunakan aksara la dibubuhi anak surat i kemudian aksara a ditambah dengan anak surat rejunjung ar. Seharusnya tidak demikian, dengan menggunakan aksara la dibubuhi anak surat i dan aksara ya ditambahkan anak surat datas yaitu rejunjung ar menjadi liyar. Pada kata lingkungan menggunakan aksara la dibubuhi anak surat datas hulan i kemudian aksara nga diakhiri tanda mati. Aksara ka juga tidak ditambahkan anak huruf u. Proses penulisan aksara tersebut keliru, seharusnya tidak demikian, dengan menggunakan aksara la dibubuhi dengan anak surat datas yaitu hulan i ditambahkan anak surat datas takalubang ang menjadi ling, aksara ka dibubuhi anak huruf debah bitan u maka lengkapnya lingkungan yang sesuai dengan struktur penulisan aksara Lampung Pada kata pohon ditulis menjadi puhun. Aksara pa dan ha dibubuhi dengan anak surat debah bitan u, yang seharusnya dibubuhi dengan anak surat debah bitan o. Pada kata terjadi terdapat aksara ta dibubuhi dengan anak aksara datas hulan e tetapi di matikan dengan aksara ra. Seharusnya kata ter dengan aksara ta dibubuhi dengan datas hulan e ditambah dengan anak huruf rejunjung ar. Pada kata tarsebut sample menghilangkan anak aksara pada awal kata. Pada aksara ta tidak dibubuhi anak surat datas bitan e sehingga berubah makna tarsebut menjadi tersebut. Pada kata oleh aksara diakhiri dengan memberi aksara ha diakhir kata dan diberi tanda mati. Seharusnya tidak demikian, diakhiri dengan aksara la dibubuhi dengan anak surat datas bicek e ditambah dengan anak surat diahdapan keleniah ah Pada kata bertambahnya diawali dengan aksara ba kemudian aksara ta dengan aksara ma diakhiri tanda mati, aksara ba dengan ha diakhiri tanda mati, dan aksara nya di akhir kalimat. Seharusnya aksara ba dibubuhi hulan e, dan pada aksara ba diberi anak huruf keliniah ah di hadapan aksara. Pada kata tinggal menggunakan aksara ta ditambah anak surat datas hulan i kemudian aksara nga lalu diberi tanda mati. Hal ini keliru seharusnya menggunakan aksara ta dibubuhi anak surat datas hulan i ditambahkan lagi anak surat datas takalubang ang berarti ting diakhiri dengan dengan aksara ga dan la diakhiri dengan tanda mati yang menjadi tinggal Pada kata manusia diawali dengan menggunakan aksara sa, aksara na dibubuhi dengan anak surat debah bitan u, kemudian aksara sa dibubuhi anak surat datas ulan i diakhiri dengan kasara a. Seharusnya aksara diawali dengan ma dan aksara terakhir yang digunakan adalah ya menjadi manusiya sesuai dengan struktur aksara 84

9 Pada kata lainnya menggunakan aksara la, kemudian aksara a dibubuhi dengan anak surat datas hulan i ditambahkan redatas an diakhiri dengan aksara nya. Dalam hal ini keliru seharusnya menggunakan aksara la,kemudian aksara ya dibubuhi dengan anak surat datas hulan i ditambahkan redatas an diakhiri dengan aksara nya menjadi layinnya. Data 4 Pada data 4 bentuk kesalahan aksra tidak ditemukan. Data 4 sudah memahami bentuk aksara serta pengaplikasiannya dengan anak surat sudah sangat baik dilaksanakan, sehingga tidak terdapat kesalahan. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data, peneliti menemukan kekeliruan yang terdapat pada data 1, data 2, dan data 3. Data 1 ketidaktepatan penggunaan aksara a, nga, nya, dan ya. Ketidaktepatan anak aksara pada anak huruf rejunjung ar, keleniah ah dan tekelubang ang. Penggunaan tanda mati juga kurang tepat digunakan. Data 2 tidak bisa membedakan anak surat datas bicek e dengan datas hulan e sehingga penggunaan ejaan tidak sesuai. Ketidaktepatan penggunaan aksara juga terdapat pada aksara a, ya, dan nya. Penggunaan anak aksara rejunjung ar dan redatas an juga kurang tepat. Terdapat kata yang dihilangkan yaitu kata akan, pada, dan tinggal. Data 3 ketidaktepatan penggunaan aksara a, nga, ha, ma, dan ya. Ketidaktepatan anak aksara rejunjung ar, tekelubang ang, bitan u dan datas hulan e. Penggunaan tanda mati juga kurang tepat digunakan. Untuk data 4 hasilnya sangat baik, karena tidak ditemukan kesalahan. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya pemahaman yang lebih mendalam tentang aksara Seharusnya bahasa dan aksara yang dimiliki daerah dipertahankan dan dikembangkan karena aksara merupakan ciri khas suatu daerah yang tidak semua Provinsi miliki. 85

10 DAFTAR PUSTAKA Dalman. (2014). Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers. Henry Guntur Tarigan. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Lexy, Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Muntazir. (2014). Bahasa Pringsewu: STKIP Muhammadiyah Pringsewu. Mustakim. (1994). Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa. Jakarta: Gramedia. Ngalim Purwanto. (2004). Prinsip Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Suparno. (2009). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. 86